Tujuan yang mendasar dari lari estafet sebenarnya adalah setiap pelari harus menyerahkan
tongkat ke pelari berikutnya dalam zona tertentu, biasanya ditandai dengan segitiga di dalam
trek. Dalam lari jarak pendek, pelari biasanya menggunakan “blind handoff”, di mana pelari
kedua berdiri di tempat yang telah ditentukan sebelumnya di dalam latihan dan mulai berjalan
saat pelari pertama menyentuh tanda visual di trek (umumnya berbentuk segitiga yang lebih
kecil). Pelari kedua kemudian akan membuka tangan mereka di belakang setelah mencapai
beberapa langkah, saat di mana pelari pertama harus mengangkat dan melepaskan
tongkatnya. Biasanya pelari pertama akan memberikan teriakan, seperti “Tongkat!” atau
“Yak!!” yang diulang beberapa kali hingga pelari kedua mengulurkan tangannya untuk
menerima tongkat. Dalam lari jarak menengah atau lebih, pelari kedua akan memulai dengan
joging sambil melihat ke arah pelari pertama yang masuk dan mengulurkan tangan
memberikan tongkatnya.
B. Sejarah lari Estafet
asal mula dari olahraga ini terinspirasi dari sebuah kisah tiga suku bangsa. Jadi, ada tiga
bangsa yang disebut dengan bangsa Aztek. Bangsa Inka dan juga bangsa Maya.
Ketiga bangsa ini zaman dahulu pernah mengadakan suatu misi yang di dalamnya
menggunakan teknik lari secara bersambung untuk menyelesaikan misi tersebut. Adapun
tujuan dari misi ini adalah untuk menyampaikan kabar penting yang telah lama diketahui.
Selain terinspirasi dari misi ini, lari estafet juga sebelumnya pernah dilakukan oleh bangsa
Yunani Kuno.
Hanya saja, bangsa Yunani Kuno menggunakan obor yang diberikan secara sambung-
menyambung. Adapun bangsa Yunani Kuno sendiri menggunakan lari estafet dalam rangka
pemujaan spiritual.
Dalam pelaksanaannya, bangsa Yunani Kuno menggunakan api obor yang harus diberikan
secara berturut-turut dalam rangka pemujaan roh leluhur.
Dengan adanya tradisi spiritual ini, maka lari estafet mulai dikenal sebagai salah satu
olahraga. Bahkan jenis olahraga ini juga pernah di olimpiadekan yang nama olimpiadenya
adalah api olimpiade.
Pada tahun 1992 tepatnya di Stockholmm, olimpiade lari estafet pertama kali dilaksanakan,
dalam olimpiade ini menggunakan kategori 4 x 100 meter dan juga 4 x 100 meter yang hanya
diikuti oleh para pria dengan teknik lari yang sama seperti saat ini.
C. Teknik lari estafet
Secara khusus, memberi atau menerima tongkat terdapat teknik yang perlu diaplikasikan, di
antaranya :
Downsweep – teknik ini digunakan apabila telapa tangan pelari penerima tongkat
estafet menghadap ke bawah. Ditempuh dengan tangan pelari penerima yang terletak di
belakang mereka pada tingkat pinggul, telapak tangan ke bawah dan ibu jari terentang
untuk membentuk bentuk V. Pelari pemberi mentransfer dengan memasukkan tongkat ke
atas di antara jempol dan jari.
Upsweep – teknik ini mirip dengan downsweep, namun kondisi telapak tangan pelari
penerima tongkat estafet menghadap ke atas dan menerima tongkat dalam keadaan di atas.
Push pass – pelari penerima keluar memegang lengan mereka tinggi di belakang
mereka, dengan telapak ke samping dan ibu jari menunjuk ke bawah. Pelari pemberi
mentransfer tongkat dengan memegangnya secara vertikal dan mendorongnya ke telapak
tangan.
Masalah lain yang perlu dipertimbangkan dalam proses transfer tongkat antara lain adalah :
Perbedaan ukuran tinggi pelari – jika satu pelari jauh lebih tinggi daripada yang lain,
mereka mungkin mengalami kesulitan untuk bertukar tongkat dengan lancar. Usahakan
untuk mengurutkan ketinggian mereka sesuai urutan trek yang harus mereka jalani,
sehingga mereka tidak perlu kesulitan melakukan pertukaran tongkat.
Jika sepasang atlet tidak berlatih dengan baik untuk alasan temperamental, dan pelatih
tidak dapat mengatasi masalah ini, pertimbangkan untuk mengatur ulang agar tidak
memiliki handoff sama.
Jika satu atlet sangat minim keahliannya dalam menerima tongkat, maka
pertimbangkan untuk menempatkan mereka di leg keempat. Sebaliknya, jika mereka tidak
terlalu mampu untuk memberikan tongkat, maka pertimbangkan untuk menempatkan
mereka di trek pertama (posisi start).
6. . Pelari pertama
Tempatkan starter terbaik Anda terlebih dahulu. Pelari pertama yang ideal memiliki titik
metode lepas landas yang baik dan tidak pernah didiskualifikasi karena melakukan kesalahan.
Posisi ini juga membutuhkan pelari yang mampu berlari cepat di tikungan lintasan oval.
7. Pelari kedua
Pelari kedua harus memiliki kemampuan untuk menyempurnakan keterampilan penerimaan
tongkat, karena leg kedua melibatkan penerimaan dan pemindahan tongkat. Leg kedua adalah
trek yang lurus dan trek ini adalah tempat yang bagus untuk pelari cepat yang tidak terlalu
bagus jika lari di tingkungan.
Trek kedua adalah tempat yang bagus untuk pelari tercepat di dalam tim bila dibandingkan
dengan tiga pelari lainnya. Hal ini terutama berlaku juga jika pelari kedua tersebut juga hebat
dalam perpindahan tongkat.
8. Pelari ketiga
umum, pelari dengan tinggi badan yang lebih pendek paling baik berada di sekitar lintasan
yang menikung karena mereka bisa melaju lebih cepat daripada pelari yang lebih tinggi.
Posisi ini juga menguntungkan bagi pelari dengan kemampuan perpindahan tongkat yang
bagus dan dari kemampuan bersaing di bawah tekanan. Meski tidak umum dilakukan, bisa
menjadi strategi yang baik jika Anda menempatkan pelari tercepat Anda trek ketiga ini jika
mereka juga bagus di tikungan. Pelari spesialis 200 meter dapat melakukan lari estafet
dengan baik di leg ketiga ini.
9. Pelari keempat
Banyak tim yang menempatkan pelari tercepat mereka di bagian akhir leg untuk
mendapatkan finish terlebih dahulu daripada tim lain. Pada kenyataannya, tidak hanya skill
yang cepat namun juga kondisi psikologi mungkin berpengaruh besar. Pelari di trek ini tidak
boleh berkecil hati jika ketika bagian mereka memulai pertandingan leg keempat berada di
belakang tim lainnya. Oleh karena itu penting juga memilih pelari keempat yang bersemangat
dan mampu berlari di bawah tekanan.
Jika terdapat dua pelari yang lebih cepat dari pada dua lainnya di tim, maka letakkan kedua
pelari cepat tersebut di urutan kedua dan keempat. Hal ini memungkinkan Anda
memaksimalkan jarak yang mereka tempuh.
Pada tingkat persaingan yang tinggi, pilih pelari keempat dengan teknik finishing yang baik.
Ini termasuk “lifting”, sebuah bentuk lari ringan (minimal kontak dengan permukaan tanah)
dan kemampuan untuk mengangkat lutut yang cepat, menerjang jatuh ke depan dengan hati-
hati sehingga bagian depan tubuh mereka dapat melintasi garis finish lebih cepat.
Pelari pertama memegang tongkat di kanan dan berjalan di tepi bagian dalam jalur.
Pelari kedua memegang tongkat di tangan kiri dan tetap berada di luar.
Pelari ketiga memegang tongkat di tangan kanan dan tetap berada di dalam.
Pelari keempat memegang tongkat di tangan kiri dan menerima di luar.
Idealnya, Anda bisa menukar tongkat itu sekitar 5 meter dari ujung zona. Ini memberi
pelari penerima lebih banyak waktu untuk mempercepat sebelum menerima.
Jika para atlet memiliki masalah dengan transfer tongkat yang cepat, atau jika mereka
merasa gugup dan melambat saat menunggu, tukar tongkatnya saat berada di tengah
zona.
Jika satu atlet secara signifikan lebih cepat daripada yang lain, mereka dapat
menerima lebih awal di zona tersebut dan membawa tongkat itu lebih dari 100 meter.
Beberapa contoh kesalahan yang umum terjadi pada estafet tongkat antara lain adalah :
Pelari pertama melakukan start lari terlambat, dan menyebabkan pelari lain lebih dulu
mencapai kecepatan maksimum.
Pada saat berlari, perlari penerima tongkat terlalu mengarah ke tengah sehingga
mengganggu lari pelari yang memberi tongkat.
Pada waktu pelari penerima mengulurkan tangan ke belakang, tangan dalam keadaan
goyang, sehingga sukar menerima tongkat dari pelari pembawa tongkat.
Kurang berhati-hati dalam memberikan tongkat, sehingga gagal dalam pemberian
karena tongkat jauh.
Saat memberikan tongkat, pelari pemberi berada di belakang penerima, tidak di sisi
sampingnya, sehingga dapat menginjak kaki penerima dan mengganggu irama lari.
Pelari pemberi tongkat tidak memberi isyarat (seperti mengeluarkan suara atau
berteriak) kepada pelari penerima tongkat, sehingga penerima tidak mengetahui.
Pelari pemberi tongkat mengurangi kecepatan larinya pada saat akan mengayun
memberikan tongkat.
1. Cara visual, ini adalah cara menerima tongkat dengan cara melihat ataupun menoleh
ke arah belakang. Teknik lari yang satu ini hanya digunakan untuk jenis lari estafet
yang memiliki jarak 4 x 400 meter.
2. Cara non visual, ini adalah sebuah cara yang digunakan untuk menerima tongkat
estafet tanpa melihat atau menoleh ke bagian belakang. Untuk teknik ini digunakan
pada lari estafet jarak pendek yakni 4x 100 meter.
G. Area Pergantian Tongkat dan Cara Menempatkan antara Pelari
Adapun area pergantian tongkat dan juga cara menempatkan antara pelari adalah sebagai
berikut:
1. Pelari pertama berlari di area start pertama yang mana menggunakan lintasan
tikungan.
2. Pelari kedua berlari di area di start kedua yang mana menggunakan lintasan lurus.
3. Pelari ketiga berlari di area ketiga dengan menggunakan lintasan tikungan
4. Sedangkan pelari keempat berlari pada start keempat menggunakan lintasan yang
lurus dan lari diakhiri pada garis finish.
H. Hal Penting yang Harus Diperhatikan
Dalam pelaksanaannya, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam lari estafet.
Apa saja hal tersebut, yuk simak selengkapnya di bawah ini.
1. Dalam hal pemberian tongkat, ada baiknya dilakukan secara bersilang. Untuk pelari
pertama dan ketiga ada baiknya menggunakan tangan kanan pada saat memegang
tingkat. Sedangkan untuk pelari kedua dan keempat ada baiknya pada saat memegang
atau menerima tongkat dengan menggunakan tangan kiri.
2. Dalam hal penempatan pelari harus disesuaikan dengan kelebihan masing-masing dari
setiap pelari. Misalnya untuk pelari pertama dan ketiga dicari yang unggul dalam hal
lari tikungan. Sedangkan untuk pelari kedua dan keempat dicari pelari yang memiliki
daya tahan tubuh yang baik.
3. Jarak menanti bagi para pelari harus diukur secara tepat pada saat proses latihan
sebelum bertanding.
4. Hal terakhir yang harus diperhatikan adalah ketika sudah memberikan tingkat, maka
pastikan pelari segera pergi dari lintasannya masing-masing.
I. Peraturan Lari Estafet
Dalam perlombaan lari estafet, tentunya ada beberapa aturan yang harus dipatuhi oleh setiap
peserta lari. Perlu diketahui bahwa lari estafet ini proses pergantian tongkat dilakukan dengan
jarak 20 meter dan lebar 1,2 meter khusus untuk pelari 4 x 100 m.
Adapun untuk sar yang digunakan oleh pelari pertama adalah start jongkok dan untuk pelari
kedua, ketiga dan keempat menggunakan start berdiri. Lantas, bagaimana ketentuan atau
peraturan lari estafet? Untuk lebih jelasnya langsung saja simak selengkapnya di bawah ini.
1. Para pelari diperbolehkan untuk mengambil tongkat estafet yang jatuh pada saat
pergantian untuk lari yang berjarak 4 x 400 meter. Namun, hal ini memiliki risiko
yang mana akan membuat tim kalah dalam perlombaan.
2. Para pelari diperbolehkan untuk mengambil tongkat estafet yang jatuh saat pergantian
untuk lari yang berjarak 4 x 400 meter. Namun, hal ini memiliki risiko yang mana tim
tersebut akan langsung di diskualifikasi.
Makalah
Lari estafet/lari sambung