Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENELITIAN BIOLOGI

“PENGARUH CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG TANAH”

GURU PEMBIMBING : Ibu Salma Sjamsudin , S.Pd

DI SUSUN OLEH :

ALEXANDER J LOLOLUAN

KELAS : XII MIA 1

SMA NEGERI 1 HALMAHERA BARAT

TAHUN AJARAN 2017/2018


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
khususnya pada saya dimana telah menyelesaikan makalah laporan metode ilmiah yang berjudul
“Pengaruh cahaya terhadap perkembangan dan pertumbuhan kacang tanah”

Dalam menulis karya ilmiah ini,Puji Tuhan saya tidak mendapatkan kendala yang begitu berarti,
sehingga semua tahapan-tahapan metode ilmiah ini dapat dikerjakan dengan baik. Selain itu saya juga
mengucapkan terima kasih kepada guru bidang studi dalam hal ini mata pelajaran biologi sebagai
pembimbing, serta orang tua dan semua orang yang terlibat dalam memberikan dorongan dan motivasi
sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Disini saya selaku penulis juga ingin menyampaikan, jika seandainya dalam penulisan karya ilmiah
ini terdapat hal – hal yang tidak sesuai dengan harapan, untuk itu saya dengan senang hati menerima
masukan, kritikan dan saran dari teman-teman, guru, sebagai pembaca yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan karya ilmiah ini. Semoga apa yang di harapkan dapat di capai dengan sempurna. Amin.
Akhir kata saya selaku penulis karya ilmiah ini mengucapkan terimah kasih.

JAILOLO, 26 juli 2017

penulis

Alexander J Lololuan

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................................................................i


Daftar Isi ......................................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1 - 2

A. Latar Belakang ........................................................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian ................................................................................................................................. 2
E. Rumusan Hipotesis ................................................................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................................... 3 - 7

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................................................. 8 - 9

A. Jenis penelitian ....................................................................................................................................... 8


B. Variabel Penelitian ................................................................................................................................. 8
C. Alat dan Bahan ........................................................................................................................................ 9
D. Waktu dan Tempat ................................................................................................................................. 9
E. Cara Kerja ............................................................................................................................................... 9

BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 10 - 11

A. Hasil Pengamatan ..................................................................................................................................10


B. Analisis Data hasil penelitian ................................................................................................................ 11

BAB V PENUTUP.........................................................................................................................................12

A. Kesimpulan ........................................................................................................................................... 12
B. Saran ..................................................................................................................................................... 12

Lampiran ................................................................................................................................................... 13

Daftar Pustaka ........................................................................................................................................... 14

ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara agraris yang sangat kaya akan hasil pertanian, salah satunya adalah kacang-
kacangan. Kacang-kacangan sebagai bahan pangan sumber energi dan protein sudah lama dimanfaatkan
oleh penduduk Asia, Afrika, Amerika Latin, dan negara lainnya.

Di Indonesia terdapat lebih dari 12.000 jenis kacang-kacangan, di antaranya adalah kacang tanah,
kacang hijau, kacang merah, kapri, koro, dan kedelai. Kacang merah memiliki kandungan protein yang
tinggi dan memberikan manfaat besar untuk kehidupan kita sehari-hari. Protein yang dikandung kacang
merah sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh kita terutama untuk kesehatan jantung. Kacang merah
ini dipercayai berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan.

Penyebarluasan tanaman kacang merah dari Amerika ke Eropa dilakukan sejak abad ke-16. Daerah
pusat penyebaran dimulai di Inggris pada tahun 1594, kemudian menyebar ke negaranegara Eropa,
Afrika, sampai ke Indonesia. Kacang merah mempunyai nama ilmiah Phaseolus vulgaris L. Kacang merah
berbentuk biji. Apabila biji tersebut jatuh ke tanah, lama-kelamaan dari biji itu akan mengeluarkan
tunas. Proses itulah yang dinamakan perkecambahan. Perkecambahan meningkatkan daya cerna karena
berkecambah merupakan proses katabolis yang menyediakan zat gizi penting untuk pertumbuhan
tanaman melalui reaksi hidrolisis dari zat gizi cadangan yang terdapat di dalam biji. Melalui germinasi,
nilai daya cerna kacang-kacangan akan meningkat, sehingga waktu pemasakan atau pengolahan pun
menjadi lebih singkat. Pada saat berkecambah terjadi hidrolisis karbohidrat, protein dan lemak menjadi
senyawa yang lebih sederhana, sehingga mudah dicerna. Selama proses itu pula terjadi peningkatan
jumlah protein dan vitamin, sedangkan kadar lemaknya mengalami penurunan.

Dalam proses perkacambahan terjadi beberapa perubahan biologis yakni pecahnya berbagai
komponen dari biji menjadi berbagai bentuk senyawa yang lebih sederhana, yang telah siap cerna bagi
embrio atau kecambah yang tumbuh lebih lanjut (Winarno, 1985). Proses berkecambah dipengaruhi
oleh kondisi dan tempat. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh adalah air, gas, suhu, dan cahaya.

Cahaya sangat berperan penting bagi tumbuhan. Dengan bantuan cahaya, tumbuhan dapat hidup
dengan baik. Selain itu, cahaya juga sangat membantu dalam proses pertumbuhan, perkecambahan,
fotosintesis dan lain-lain. Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses fotosintesis dan
pertumbuhan, meskipun cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu kekurangan cahaya saat
perkembangan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang kecambah akan tumbuh
lebih cepat namun lemah dan daunya berukuran kecil, tipis, dan berwarna pucat (tidak hijau). Semua ini
terjadi karena tidak adanya cahaya yang memaksimalkan fungsi auksin. Namun dalam konteks ini, kami
memakai cahaya lampu sebagai pembanding untuk mengetahui efektivitas antara cahaya matahari dan
cahaya lampu terhadap pertumbuhan kacang merah.

Untuk itu, penelitian kali ini penulis memilih topik yang berjudul “Pengaruh Jenis Cahaya Terhadap
Pertumbuhan Kacang Tanah“.

1
B. Rumusan Masalah
Dengan melihat uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam
laporan penelitian ini adalah :

1. Adakah pengaruh jenis cahaya terhadap pertumbuhan kacang tanah?

2. Bagaimana perbedaan keadaan tanaman pada ruang bercahaya dan gelap?

C. Tujuan Penelitian
Penulisan Laporan penelitian ini ditulis untuk memenuhi tujuan-tujuan yang diharapkan dapat
bermanfaat bagi masyarakat. Secara terperinci tujuan dari penulisan laporan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui ada tidaknya pengaruh jenis cahaya terhadap pertumbuhan kacang tanah.

2. Mengetahui perbedaan keadaan tanaman pada ruangan dengan cahaya dan tanpa cahaya.

D. Manfaat Penelitian
Pada laporan penelitian ini, penulis mengharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca yang
diantaranya :

1. Sebagai sumber informasi yang bermanfaat bagi masyarakat

2. Sebagai dasar pembelajaran bagi guru dan siswa mengenai pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan
kacang tanah.

3. Sebagai sumber referensi dalam pembuatan laporan penelitian selanjutnya.

E. Rumusan Hipotesis
Dalam penelitian ini, kami mengambil hipotesis bahwa :

1. Ada pengaruh jenis cahaya terhadap pertumbuhan kacang tanah.

2. Pertumbuhan kacang tanah akan lebih efektif apabila diletakkan di bawah cahaya matahari
(perbedaanya terletak pada tinggi tanaman, jumlah daun, maupun warna daun)

2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan adalah pertumbuhan ukuran (massa, panjang) secara kuantitatif yang dihasilkan dari
pertumbuhan jumlah sel & bersifat irreversibel (tidak dapat kembali) karena adanya pembelahan
mitosis. Perkembangan adalah proses maju kedewasaan secara kuantitatif terhadap pengembangan
tubuh organisme.

Proses pertumbuhan dan perkembangan ditentukaolehinteraksi antara faktor internal (gen dan
hormon) dan faktorlingkungan, misalnya suhu, oksigen, cahaya, dan kelembapan. Pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan dimulai dengan perkecambahan biji. Kemudian, kecambah berkembang
menjadi tumbuhan kecil yang sempurna yang kemudian tumbuh membesar. Setelah mencapai masa
tertentu, tumbuhan akan berbunga dan menghasilkan biji.

Perkembangan pada tumbuhan diawali dengan fertilisasi. Pada awal perkembangannya, embrio
mendapatkan makanan dari kotiledon. Kotiledon terdapat pada biji tumbuhan tingkat tinggi. Tumbuhan
dikotil memiliki dua kotiledon, sedangkan monokotil memiliki satu kotiledon. Pertumbuhan awal
tumbuhan dari biji menjadi tanaman baru disebut perkecambahan. Berdasarkan letak kotiledonnya,
perkecambahan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu epigeal dan hipogeal. Pada perkecambahan
epigeal, kotiledon terdapat di permukaan tanah karena terdorong oleh pertumbuhan hipokotil yang
memanjang ke atas. Pada perkecambahan hipogeal, kotiledon tetap berada di bawah tanah, sedangkan
plumula keluar dari permukaan tanah disebabkan pertumbuhan epikotil yang memanjang ke arah atas.

Struktur yang pertama muncul, yang menyobek selaput biji adalah radikula yang merupakan calon
akar primer. Radikula adalah bagian dari hipokotil. Pada bagian ujung sebelah atas terdapat epikotil
(calon batang). Berdasar letak kotiledonnya, ada dua jenis perkecambahan yaitu tipe epigeal, dan tipe
hipogeal.

Pertumbuhan pada tumbuhan terjadi di meristem (titik tumbuh) yang terdapat pada ujung akar dan
batang. Meristem akan mengalami pembelahan mitosis.Oleh karena itu, ujung batang dan ujung batang
akan bertambah panjang dan besar.

Pertumbuhan disebabkan oleh pertambahan besar dan panjang sel-sel itu sendiri. Pada batang
terdapat dua jenis tunas, yaitu tunas yang letaknya di ujung batang yang disebut tunas terminal dan
mengandung meristem apikal, serta tunas samping yang nantinya membentuk cabang batang, daun,
dan bunga.

Batang tumbuhan selain bertambah panjang juga dapat bertambah besar. Hal ini dikarenakan
adanya aktivitas kambium, yang termasuk jaringan meristem yang sel-selnya aktif membelah. Letak
kambium di antara jaringan xilem dan floem. Kambium akan terus membentuk jaringan xilem dan floem
baru sehingga batang makin lama akan menjadi besar. Aktivitas kambium meninggalkan batas yang jelas
pada batang. Batas ini disebut lingkaran tahun.

3
B. Tanaman Kacang Tanah

1. Klasifikasi Kacang Tanah

Gambar 2.1 Kacang Tanah

Klasifikasi ilmiah

Kingdom: Plantae

Divisi: Tracheophyta

Subdivisi: Angiospermae

Kelas: Magnoliophyta

Ordo: Leguminales

Famili: Fabaceae

Subfamili: Faboideae

Genus: Arachis

Spesies: Arachis hypogaea

Nama binomial

Arachis hypogaea
L.

4
2. Definisi Kacang Tanah

Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan jenis tanaman polong-polongan yang banyak
mengandung protein nabati dan dapat dikonsumsi dalam berbagai bentuk, antara lain sebagai bahan
sayur, saus, dan di goreng atau di rebus. Sebagai bahan industri dapat dibuat keju, mentega, sabun, dan
minyak. Daun kacang tanah juga dapat digunakan untuk pakan ternak dan pupuk. Sebagai bahan pangan
dan pakan ternak yang bergizi tinggi, kacang tanah mengandung lemak (40—50%), protein (27%),
karbohidrat, serta vitamin (A, B, C, D, E, dan K). Disamping itu, juga mengandung bahan-bahan mineral,
antara lain Ca, Cl, Fe, Mg, P, K, dan S (Suprapto, 1993).

Kacang tanah diyakini berasal dari bagian selatan Bolivia di Argentina Utara karena karakter
primitifnya mirip dengan plasma nutfah dari daerah ini. Berdasarkan taksonomi tumbuhan, tanaman ini
digolongkan dalam tanaman Angiospermae, kelas Dicotyledoneae, ordo Rosales, Famili Papilionaceae,
dan Genus Arachis. Di Indonesia, kacang tanah sebagian besar ditanam di lahan kering dan sebagian
kecilnya di lahan sawah. 11 Adisarwanto (2000), mengelompokkan kacang tanah menjadi tiga tipe, yaitu
Valensia, Spanish, dan Virginia. Varietas kacang tanah, baik varietas lokal maupun varietas unggul, yang
umum ditanam adalah tipe Spanish yang bercirikan polong berbiji 1—2. Walaupun demikian, masih ada
kacang tanah yang ditanam dengan tipe Valensia yang dicirikan dari polong berbiji 3—4. Sedangkan di
daerah subtropis kebanyakan termasuk tipe Virginia.

Secara garis besar, kacang tanah dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe tegak (buch type) dan tipe
menjalar (runner type). Kacang tanah tipe tegak lebih banyak dibudidayakan karena umurnya pendek,
100—120 hari, sehingga lebih cepat panen dan buahnya terdapat pada ruas-ruas yang dekat rumpun
sehingga masaknya bisa bersamaan. Sedangkan kacang tanah tipe menjalar sebagian besar hanya
merupakan koleksi plasma nutfah di balai-balai penelitian dan biologi di Indonesia. Berbeda dengan
kacang tanah tipe tegak, kacang tanah tipe menjalar mempunyai percabangan yang tumbuh kesamping
tetapi ujung-ujungnya mengarah ke atas. Tipe ini umumnya berumur antara 6—7 bulan, kira-kira 180—
210 hari dan tiap ruas yang berdekatan dengan tanah akan menghasilkan buah sehingga masaknya tidak
bersamaan (Suprapto, 1993). Batang kacang tanah berukuran pendek, berbuku-buku dengan tipe
pertumbuhan tegak. Buku-buku atau ruas yang terletak di dalam tanah merupakan tempat melekatnya
akar, bunga dan buah (Rukmana, 1995). Setiap buku yang berdekatan dengan tanah akan mengeluarkan
ginofor yang akan membentuk polong di dalam tanah, namun hanya sebagian kecil yang dapat
membuat polong beruas pada saat matang sempurna (Sutarto et al., 1988).

Daun kacang tanah merupakan daun majemuk bersirip genap, terdiri atas empat anak daun dengan
tangkai daun agak panjang dan mulai gugur pada akhir masa pertumbuhan. Kacang tanah berakar
tunggang dengan akar cabang yang tumbuh tegak lurus pada akar tunggang tersebut (Suprapto, 1993).
Pertumbuhan akar menyebar ke semua arah sedalam ± 30 cm dari permukaan tanah, sehingga dapat
bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium radicicola, pada bintil-bintil akar dalam menambat N2 bebas di
udara (Rukmana, 1995). Kacang tanah berbunga kira-kira pada umur 4—5 minggu, bunga keluar dari
ketiak daun berbentuk kupu-kupu, bertangkai panjang dan berwarna kuning. Bunga kacang tanah dapat
melakukan penyerbukan sendiri, penyerbukannya terjadi sebelum bunganya mekar (Suprapto, 1993).
Bakal buah tumbuh memanjang ke bawah menuju tanah yang disebut ginofor. Setelah masuk kedalam
tanah dan proses pemanjangan selesai, ujung ginofor akan membengkak membentuk polong kacang
tanah (rolist).

5
Proses pematangan polong atau buah kacang tanah berlangsung terus hingga matang fisiologis
selama 90 hari setelah tanam (Sutarto et al., 1988). Varietas unggul kacang tanah ditandai dengan
karakteristik yaitu: daya hasil tinggi, umur pendek (genjah) antara 85-90 hari, hasilnya stabil, tahan
terhadap penyakit utama (karat dan bercak daun), toleran terhadap kekeringan atau tanah becek
(Anonim, 2008).

Keunggulan suatu varietas unggul ditandai dengan sifat-sifat baik yang diwariskan kepada generasi
selanjutnya, salah satu syarat terpenting dari varietas kacang tanah adalah ketahanan terhadap penyakit
layu, disamping produksi tinggi dan berumur genjah (Sutarto et al., 1988). 13 Sumber genetik (plasma
nutfah) tanaman kacang tanah berasal dari Brazilia cocok untuk ditanam pada dataran rendah dengan
ketinggian 500 dpl, kondisi iklim bersuhu tinggi (panas) antara 28—32o C, dan kondisi kelembaban yang
sedikit lembab antara 65—75%. Curah hujan berkisar antara 800 mm—1300 mm/th, pada tempat
terbuka dan musim kering dengan struktur tanah ringan yaitu jenis regosol, andosol, latosol, dan alluvial
(Rukmana, 1995).

Gambar 2.2 Contoh gambaran Kacang Tanah

Gambar 2.3 Contoh Kacang Tanah

6
C. Cahaya Matahari

Cahaya matahari merupakan faktor utama dalam fotosintesis, untuk memproduksi glukosa
(karbohidrat). Kekurangan cahaya akan mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun
kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Kekurangan cahaya pada saat perkecambahan
berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat
namun lebih lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat tidak hijau. Berbeda dengan
perkecambahan yang berlangsung ditempat terang akan tumbuh lebih lambat, namun daunnya tampak
lebih lebar, tebal, hijau tampak segar dan batang kecambah yang tampak lebih kukuh. Namun berbeda
lagi apabila tanaman diletakkan di bawah cahaya lampu, karena cahaya lampu memiliki panjang
gelombang yang berbeda dan menghasilkan jenis cahaya yang berbeda pula jika dibandingkan dengan
cahaya matahari.

Selain itu, cahaya akan mempengaruhi arah pertumbuhan dari kecambah, fenomena ini disebut
fototropisme. Pengaruh cahaya bukan hanya tergantung pada intensitasnya saja, namun ada faktor lain
yang terdapat dalam cahaya, yaitu berkaitan dengan panjang gelombangnya. Penelitian yang dilakukan
oleh Hendrick dan Borthwick pada tahun 1954, menunjukan bahwa cahaya yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan adalah pada spectrum merah dengan panjang gelombang 600 nm. Percobaan dengan
menggunakan spektrum inframerah dengan panjang 730 nm memberikan pengaruh yang berlawanan.
Selain intensitas dan panjang gelombang, durasi juga berpengaruh terhadap pertumbuhan, terutama
pada masa perbuangan. Fenomena ini tampak jelas pada tumbuhan di daerah sub tropis memiliki empat
musim, peristiwa semacam ini disebut fotoperiodism

Cahaya matahari merupakan sumber energi yang amat penting untuk melaksanakan fotosintesis.
Proses ini menghasilkan zat makanan berpengaruh untuk melaksanakan fotosintesis. Proses ini
menghasilkan zat makanan yang berpengaruh besar terhadap pembalahan sel. Namun kenyataannya
adalah bahwa pertumbuhan tanaman yang cukup cahaya matahari lebih lambat dari pada pertumbuhan
tanaman yang kekurangan cahaya matahari. Begitu juga dengan tanaman yang diletakkan pada sumber
cahaya yang berbeda,seperti cahaya lampu,maka akan memberikan respon yang berbeda pula.

Gambar 2.4 Cahaya Matahari

7
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen.Sebab dalam memperoleh data penelitian, kami
melakukan percobaan langsung untuk membandingkan laju pertumbuhan tanaman kacang merah yang
diletakkan di bawah cahaya matahari, serta pertumbuhan tanaman kacang tanah yang diletakkan di
bawah cahaya lampu.

Penelitian dengan pendekatan eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh
variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat (Tuckman
dalam Cahyadi, 2006).

Kami memutuskan untuk menggunakan jenis penelitian eksperimen karena cocok untuk
memecahkan masalah yang dihadapi sehingga nantinya dapat memperoleh kesimpulan yang benar dan
tidak menyimpang dari teori.

B. Variabel Penelitian

Variabel Bebas Variabel Terikat Variabel Kontrol


Jenis ruang : Pertumbuhan kacang tanah : suhu, kelembapan, media
tanam, kuantitas air,
nutrisi,:
1. Ruang dengan cahaya 1. jumlah daun, tinggi batang, 1. varietas biji kacang
matahari warna daun) tanah
2. Ruang gelap tanpa cahaya
Penjelasan : variabel penjelasan : variabel akibat atau Penjelasan : Variabel yang
penyebab atau faktor yang faktor yang nilainya bergantung dikontrol atau dibuat sama.
memberi pengaruh pada nilai variabel bebas
Ket : Ket : Ket :

1. Polibag 1 diletakkan di 1. Masing-masing polibag (berisi 1. Kuantitas air dibuat sama


bawah cahaya matahari 5 buah kacang merah). Dihitung yaitu air ledeng sebanyak
ketinggianyakemudian dirata- 100 ml.
2. Polibag 2 diletakkan di rata. Berlaku untuk pot yang 2. Suhu lingkungansama
bawah karton. ditaruh di bawah cahaya yaitu 23 derajat Celsius
matahari dan di bawah karton. 3. Varietas biji kacang
merah dibuat sama
2. Masing-masing polibag 4. Jenis tanah dibuat sama
dihitung jumlah daun, keadaan, yaitu tanah kompos
serta warna daun. dengan takaran 3/4

8
C. Alat dan Bahan

1. Alat
a) 2 buah polybag berukuran sedang
b) Kertas hvs
c) Alat tulis
d) Penggaris
e) Kardus
2. Bahan
a) Biji Kacang Tanah
b) Tanah hitam
c) Air

D. Waktu dan Tempat

1. Waktu
a) tanggal : 27 Juli sampai 8 Agustus 2019 2 Agustus sampai 14 Agustus 2019
2. Tempat
a) Tempat : kelas XII MIPA 1 gedung sekolah SMA Negeri 1 HALMAHERA
BARAT

E. Cara kerja

1. siapkan dua polybag yang didalamnya diberi tanah denga takaran 3/4.
2. berilah label kedua polybag dengan kode A dan B.
3. letakkan 5 biji kacang tanah Salam kedua polibag.
4. letakkan polibag A di tempat gelap dan polibag B di tempat terang.
5. selama 13 hari, lakukan pengukuran mengenai panjang batang tanaman kacang tanah
menggunakan penggaris.
6. selanjutnya, hitunglah rata-rata panjang batang tanaman dari tanaman kacang tanah
pada polybag A dan polibag B.
7. selain itu, amati pula warna daun tanaman kacang tanah pada kedua polibag
tersebut.

9
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Hasil Pengamatan
1. Tempat Terang (luar ruangan)
HARI KE Pertumbuhan (cm) Keterangn tanggal
Ke 0 Belum berkecambah 2 Agustus 2019
Ke 1 Belum berkecambah 3 Agustus 2019
Ke 2 Belum berkecambah 4 Agustus 2019
Ke 3 Belum berkecambah 5 Agustus 2019
Ke 4 1,3 cm 6 Agustus 2019
Ke 5 2,1 cm 7 Agustus 2019
Ke 6 4,8 cm 8 Agustus 2019
Ke 7 9 cm 9 Agustus 2019
Ke 8 12,3 cm 10 Agustus 2019
Ke 9 15 cm 11 Agustus 2019
Ke 10 18,5 cm 12 Agustus 2019
Ke 11 22,4 cm 13 Agustus 2019
Ke 12 27 cm 14 Agustus 2019
Hasil pertumbuhan tanaman diukur dalam jangka
Hasil 27 cm waktu 13 hari. Yaitu, dari tanggal 2 Agustus sampai
pada tanggal 14 Agustus 2019
Dari lima tanaman dalam satu polybag, hanya satu tanaman yg di ukur sebagai
Ket
contoh.

2. Tempat Gelap (dalam karton)


HARI KE Pertumbuhan (cm) Keterangan tanggal
Ke 0 Belum berkecambah 27 Juli 2019
Ke 1 Belum berkecambah 28 Juli 2019
Ke 2 Belum berkecambah 29 Juli 2019
Ke 3 Belum berkecambah 30 Juli 2019
Ke 4 Belum berkecambah 31 Juli 2019
Ke 5 1,1 cm 2 Agustus 2019
Ke 6 2,4 cm 3 Agustus 2019
Ke 7 3,7 cm 4 Agustus 2019
Ke 8 6 cm 5 Agustus 2019
Ke 9 12,8 cm 6 Agustus 2019
Ke 10 15,6 cm 7 Agustus 2019
Ke 11 18 cm 8 Agustus 2019
Ke 12 20,5 cm 2 Agustus 2019
Ke 13 22 cm 3 Agustus 2019
Hasil pertumbuhan tanaman diukur dalam jangka
Hasil 22 cm waktu 14 hari. Yaitu, dari tanggal 27 Juli sampai pada
tanggal 8 Agustus 2019
Dari lima tanaman dalam satu polibag, hanya satu tanaman yg di ukur sebagai
Ket
contoh.

10
B. Analisis Data hasil penelitian
Kacang tanah pada ruangan yang terkena cahaya matahari mulai ditanam pada hari sabtu 2 Agustus
2019, hari pertama pertumbuhan kacang merah terhitung pada hari selasa tanggal 6 Agustus 2019.
Sedangkan kacang tanah yang berada pada ruangan gelap ditanam mulai pada hari sabtu tanggal 27 Juli
2019, hari pertama terhitung pada hari jumat 2 Agustus 2019 .Tiap data diambil setiap hari saat pulang
sekolah. Dilihat dari pertumbuhannya Kacang tanah termasuk Perkecambahan Epigeal

Ciri Perkecambahan ini : Terangkatnya kotiledon dan plamula ke permukaan tanah. Pemanjangan
terjadi pada bagian hipokotil (ruas batang dibawah kotiledon). Perkecambahan ini umumnya terjadi
pada biji tanaman Dicotyledoneae (kecuali kacang kapri). Pada dasarnya tumbuhan membutuhkan
cahaya. Banyak sedikitnya cahaya yang dibutuhkan tiap tumbuhan berbeda-beda. Dari penelitian yang
telah dilakukan terhadap pertumbuhan dan perkembangan biji kacang merah dengan meletakan 5 biji
kacang merah ke dalam 2 polybag lalu meletakkan polibag A di tempat terang dan polybag B ditempat
gelap.

Pada hari ke-1 sampai ke-2 terhitung pengukuran terlihat biji mengalami pertumbuhan yang masih
tebilang lambat, pada polybag tumbuhan kacang tanah di tempat gelap bentuk daun sudah mulai
terlihat. Pada pengamatan yang kami lakukan tiap-tiap biji kacang merah memiliki tingkat petumbuhan
yang berbeda ini di karenakan pengaruh factor internal Gen, gen mengandung factor-faktor sifat
keturunan yang dapat diturunkan pada keturunnanya. Gen juga berfungsi untuk mengkontrol reaksi
kimia didalam sel. Pembentukan yang merupakan dasar penyusun tubuh tumbuhan, yang dikendalikan
oleh gen secara langsung. Maka gen dapat mengatur pertumbuhan melalui sifat yang diturunkan dan
sintesis-sintesis yang dikendalikan

Pada hari ke-3 terhitung pengukuran tumbuhan kacang tanah semakin tinggi dan mengalami
pertumbuhan yang terbilang mulai cepat batang tumbuhan mulai membesar dan memanjang daun
sudah membuka. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan telah menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan pertumbuhan di tempat yang terkena cahaya dan yang tidak terkena cahaya (gelap). Hal ini
menunjukkan bahwa cahaya mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kacang tanah.

Apabila ditanam di tempat gelap, maka tanaman kacang merah akan tumbuh lebih panjang daripada
normalnya. Peristiwa itu terjadi karena pengaruh fitohormon, terutama hormon auksin. Fungsi utama
hormon auksin adalah sebagai pengatur pembesaran sel dan memacu pemanjangan sel di daerah
belakang meristem ujung. Hormon auksin ini sangat peka terhadap cahaya matahari. Bila terkena
cahaya matahari, hormon ini akan terurai dan rusak. Pada keadaan yang gelap, hormon auksin ini tidak
terurai sehingga akan terus mengalami pemanjangan batang. Akibatnya, batang tanaman akan lebih
panjang jika ditanam di tempat yang gelap, memiliki sedikit klorofil sehingga warna daun pada
tumbuhan kacang tanah yang diletakkan ditempat gelap berwarna hijau kekuningan dan batang yang
berwarna putih. Jika ditanam di tempat terang, maka kacang merah akan tumbuh lebih pendek daripada
yang ditanam di tempat gelap. Peristiwa itu juga terjadi karena pengaruh fitohormon, terutama hormon
auksin. Seperti yang telah dijelaskan di atas, hormon auksin ini akan terurai dan rusak sehingga laju
pertambahan tinggi tanaman tidak terlalu cepat. Akibatnya, batang tanaman akan lebih pendek, tetapi
dengan kondisi fisik tanaman yang sehat, subur, batang terlihat gemuk, daun terlihat segar dan
berwarna hijau serta memiliki cukup klorofil.

11
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian pengaruh faktor cahaya terhadap pertumbuhan biji kacang tanah, dapat
disimpulkan bahwa cahaya dapat mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan membutuhkan cahaya. Namun, banyak sedikitnya
cahaya yang dibutuhkan tiap tumbuhan berbeda-beda, begitu pula dengan tumbuhan kacang tanah.

Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap pertumbuhan dan perkecambahan biji kacang tanah.,
biji kacang tanah.yang diletakan ditempat gelap dan terang akan mempunyai perbedaan. Biji kacang
tanah. yang terkena cahaya matahari secara langsung (terang) pertumbuhannya lebih lambat, daunnya
lebar & tebal, berwarna hijau, batang tegak, kokoh. Sedangkan, kacang tanah.yang tidak terkena cahaya
matahari (gelap) pertumbuhannya lebih cepat tinggi (etiolasi) dan daunnya tipis, berwarna pucat,
batang melengkung tidak kokoh. Hal ini terjadi karena cahaya memperlambat/menghambat kerja
hormone auksin dalam pertumbuhan meninggi (primer). Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis
yang telah dibuat sebelumnya telah benar.

B. Saran
Sebaiknya, percobaan dilakukan dalam waktu yang lebih lama agar terlihat lebih jelas dan lebih
detail dalam menyimpulkan perbedaan antara tumbuhan yang berada ditempat terang dan berada
ditempat gelap. Juga peralatan yang lebih komplit dan modern, seperti bukan menggunakan mistar
tetapi menggunakan auksanometer agar hasil lebih akurat.

Sebaiknya medium tempat tumbuh kacang tanah tersebut lebih besar, agar pertumbuannya
maksimal.

12
LAMPIRAN

GAMBAR
Tanaman dibawah sinar matahari

Tanaman dibawah karton(tempat gelap)

GRAFIK

GRAFIK PERTUMBUHAN TANAMAN


30

25
pertumbuhan (cm)

20

15 Tanaman di dalam ruangan


(tempat gelap)
Tanaman di luar ruangan
10
(tempat terang)

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
hari ke

13
DAFTAR ISI
Primagama http://karedok.net/modul-buku/bab-i-pertumbuhan-
danperkembangan-tumbuhan
http://alfiyanfaqih.blogspot.com/2011/08/pengaruh-cahaya-matahari-
terhadap.html http://ilovebiologymsrita.blogspot.com/2012/11/perkembangan-
dan-pertumbuhan-

Buku biologi/XII /intan.paliwara. /pertumbuhan-dan-perkembangan

http://pendidikan.id/main/forum/diskusi-pendidikan/mata-pelajaran/1906-
metodepenelitian-jenis-penelitian-macam-macam-data-penelitian

http://namirart.blogspot.co.id/2013/09/perkecambahan.html

Syaida, Mirna F., dkk. 2008. Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap


Perkecambahan Biji Kacang Hijau.Karya Tulis Ilmiah

Sumber Lain

http://sustainablemovement.wordpress.com/2012/03/08/pengaruh-cahaya-
terhadap-pertumbuhan-tanaman/#comment-29

http://www.plantamor.com/index.php?plant=1385

http://erni-uswana.blogspot.com/2011_11_01_archive.html

http://www.scribd.com/doc/70071923/Efektivitas-Pengaruh-Cahaya-Matahari-
Dan-Cahaya-Lampu-Terhadap-Pertumbuhan-Kacang-Merah

http://nurulsolikha.blogspot.com/2011/03/laporan-penelitian-biologi.html

14

Anda mungkin juga menyukai