A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka,
dan demokratis. Namun, fakta menunjukkan bahwa hasil pendidikan kita belum
nasional. Salah satunya adalah penyempurnaan kurikulum. Saat ini pemerintah sedang
analitis, sistematis, kritis, kreatif, dan bekerja sama. Selain itu dimaksudkan pula untuk
dan mengomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram,
dan media lain. Dalam K-13, pembelajaran berpusat pada siswa di mana siswa
fasilitator, dengan demikian kompetensi siswa akan berkembang melalui proses belajar
mengajar. Tetapi yang masih terjadi dalam dunia pendidikan kita, dalam proses
informasi; otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa
1
2
kehidupan sehari-hari. Akibatnya, ketika anak didik kita lulus dari sekolah, mereka
pintar secara toritis, tetapi mereka miskin aplikasi (Wina Sanjaya, 2006:1).
2. Identifikasi Masalah
sekolah dengan cara siswa mengunduh bahan ajar dan tugas-tugasnya melalui web
sekolah tersebut tanpa panduan dan bimbingan langsung dari guru. Sehingga siswa
mengatur dan memantau aktivitas belajarnya sendiri tanpa adanya penerapan model
pembelajaran yang tepat. Akibatnya, prestasi belajar mereka belakangan ini menurun
dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka. Sampai saat ini belum juga diterapkan
pada siswa karena beberapa pertimbangan yaitu jumlah siswa yang mengikuti daring
hanya sedikit karena siswa yang mengikuti daring hanya siswa dari luar jawa yang
belum bisa kembali ke pondok karena masa pandemi corona, serta kesulitan mengatur
jadwal pembelajaran karena guru yang bersangkutan harus mengajar secara luring di
sekolah
3. Analisis Masalah
metode pembelajaran daring yang mampu melibatkan siswa secara aktif dalam
menemukan konsep dari suatu materi. Belajar bukan hanya dihadapkan pada teori atau
konsep saja, tetapi hendaknya juga mampu melakukan sesuatu, mengetahui dan
memecahkan masalah yang berkaitan dengan suatu materi yang dipelajari tersebut.
adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk
3
akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi bila individu terlibat
process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilating
4. Rumusan Masalah
5. Tujuan
Tujuan penelitian dalam hal ini adalah peneliti ingin mendiskripsikan peningkatan
prestasi belajar siswa dengan model pembelajaran Discovery Learning pada materi
6. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru/sekolah
matematika.
2. Bagi siswa
Dapat menarik siswa agar lebih giat belajar matematika yang kemudian
ruang lingkup yang lebih luas dan dapat menambah wawasan tentang metode
7. Definisi Operasional
proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi
disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process
3. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2001:895), prestasi belajar diartikan sebagai
pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau skor yang diberikan guru.
5
4. Ketuntasan Belajar adalah tingkat penguasaan minimal yang harus dicapai siswa
minimal sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan
oleh pihak sekolah masing-masing. Dalam hal ini di SMA NURUL JADID
menetapkan KKM untuk materi matriks skor rata-rata setiap siswa adalah 75
B. KAJIAN PUSTAKA
adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya
sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi bila individu terlibat terutama
process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilating
5) Pembuktian (verification)
dari pembelajar.
mendalam.
Merupakan cara belajar kebanyakan orang dewasa pada pekerjaan dan situasi
kehidupan nyata
yang telah terjadi, dan suatu cara untuk mencatat atau merekam temuan yang luar
biasa.
Menemukan hal-hal baru yang menarik yang belum terbayang sebelumnya setelah
terbentuknya miskonsepsi
yang diinginkan, dan guru seringkali gagal mendeteksi pembelajar semacam ini
Materi matriks merupakan materi yang diajarkan di SMA kelas XI. Materi
matriks ini terdiri dari dua kompetensi pengetahuan dan dua kompetensi keterampilan
yaitu
3.4 Menganalisis sifat-sifat determinan dan invers matriks berordo 2×2 dan 3×3
4.3 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan matriks dan operasinya
4.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan determinan dan invers matriks
5. Prestasi Belajar
Beberapa pendapat tentang prestasi belajar akan diuraikan berikut ini yaitu
yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Prayitno (dalam Anita,
2007:15) mengartikan bahwa prestasi belajar sama dengan hasil belajar yaitu sebagai
sesuatu yang diperoleh, dikuasai atau merupakan hasil dari adanya proses belajar.
9
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2001:895), prestasi belajar diartikan sebagai
lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau skor yang diberikan guru. Sedangkan
menurut Hakim (dalam Anita, 2007:15) prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor
yang dapat diklasifikasikan menjadi dua faktor yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri. Faktor
ini meliputi segala hal yang berhubungan dengan keadaan fisik individu itu sendiri,
kondisi mental yang mantap dan stabil, kemauan, bakat, daya ingat, dan lain-lain.
Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal atau bersumber dari luar atau
lingkungan siswa yang meliputi faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah
menerima pengalaman belajar yang ditunjukkan melalui skor atau nilai yang
didapatnya setelah pembelajaran selesai. Dari sini nantinya diharapkan bahwa prestasi
belajar siswa akan mengalami peningkatan setelah pengalaman belajar yang dibuat
C. METODE PENELITIAN
kalimat dan bukan angka-angka sehingga bersifat deskriptif. Data yang terkumpul
kemudian dianalisis secara induktif. Proses yang diamati meliputi aktivitas siswa dan
10
guru selama proses pembelajaran berlangsung. Pada penelitian ini penulis sebagai
instrument utama yaitu peneliti sebagai perencana dan pelaksana pewawancara, dan
pengumpul data. Oleh karena itu, pada penelitian ini tindakan pendekatan yang
( PTK ), karena dari analisis dan refleksi setiap akhir kegiatan dilakukan tindakan
berdasarkan hasil analisis dan refleksi yang dibuat sebelumnya. Penelitian tindakan
kelas (PTK) merupakan salah satu upaya peneliti dalam kegiatan yang dilakukan
bab matriks.
2. Kehadiran Peneliti
karena dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrumen, perancang dan
pembelajaran.
2. Hasil jawaban siswa yang telah dikoreksi dan berupa skor dari penyelesaian soal
yang diberikan oleh penulis tentang pokok bahasan matriks yang meliputi hasil
lembar kerja pada saat pelaksanaan pembelajaran, dan tes akhir setelah tindakan.
11
Skor yang diperoleh dipergunakan untuk melihat pemahaman siswa terhadap pokok
2. Hasil jawaban siswa yang telah dikoreksi dan berupa skor dari penyelesaian soal
yang diberikan oleh penulis tentang pokok bahasan matriks yang meliputi hasil
lembar kerja pada saat pelaksanaan pembelajaran, dan tes akhir setelah tindakan.
Skor yang diperoleh dipergunakan untuk melihat pemahaman siswa terhadap pokok
4. Analisa Data
Setiap akhir pemberian tindakan, data yang terkumpul dianalisis berdasarkan hasil
observasi, hasil kerja siswa, hasil terakhir dan hasil wawancara. Teknik analisis data
yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif yang dikembangkan oleh Miles
dan Huberman (Sugiono, 2005:91) yaitu cara reduksi penyajian data pemberian
kesimpulan dan verifikasi data. Secara garis besar 3 tahap analisis adalah sebagai
berikut:
1. Reduksi data
12
Reduksi data dilakukan untuk penyederhanaan dan abstraksi terhadap data yang
terkumpul, meliputi hasil tes, hasil observasi dan hasil kerja kelompok. Kegiatan
2. Paparan data
Data yang telah direduksi kemudian dideskripsikan secara naratif, sehingga dapat
Pada tahap ini dilakukan kegiatan yang meliputi menentukan arti atau makna
Untuk menjamin keabsahan data dalam penelitian ini digunakan teknik kriteria
derajat kepercayaan (Maleong, 2005:326), yaitu: (1) ketekunan pengamatan, dan (2)
triangulasi
dengan cara berpartisipasi aktif dalam setiap proses pembelajaran dan melakukan
pengamatan secara teliti, rinci dan terus menerus selama proses penelitian. Kegiatan ini
dapat diikuti dengan pelaksanaan wawancara secara intensif dan aktif dalam proses
Triangulasi, yaitu teknik pengecekan yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar
data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Pada
pemahaman siswa terhadap konsep matriks yang diperoleh melalui tes dengan beberapa
teknik pengumpulan data yaitu dari hasil wawancara, observasi dan catatan lapangan.
13
6. Tahap-tahap Penelitian
tahap penelitian tindakan kelas berupa suatu siklus spiral yang meliputi kegiatan (1)
perencanaan, (2) pemberian tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi, yang membentuk
siklus demi siklus sampai tuntas penelitian sehingga diperoleh data yang dapat
PBL yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi belajar
matematika siswa.
Siklus 1
a. Perencanaan Tindakan 1
Pada siklus 1 akan dibahas tentang mengenalkan konsep dasar matriks. Pembahasan
akan dilaksanakan dalam dua jam pelajaran. Hasil perencanaan ini berupa RPP,
b. Pelaksanaan Tindakan 1
14
Pelaksanaan tindakan dalam siklus 1 akan dibagi dalam 6 tahap sesuai dengan
5) Pembuktian (verification)
c. Observasi Tindakan 1
pembelajaran yang terjadi. Dalam hal ini dilakukan oleh satu orang observer yaitu
guru bidang studi matematika SMA NURUL JADID atau guru teman sejawat
d. Refleksi Tindakan 1
Refleksi dilakukan setelah pembelajaran dan akan dilakukan perbaikan pada siklus
Siklus 2
a. Perencanaan Tindakan 2
Pada siklus 2 akan dibahas tentang operasi hitung matriks. Pembahasan akan
dilaksanakan dalam dua jam pelajaran. Hasil perencanaan ini berupa RPP, format
b. Pelaksanaan Tindakan 2
15
Pelaksanaan tindakan dalam siklus 1 akan dibagi dalam 6 tahap sesuai dengan
5) Pembuktian (verification)
c. Observasi Tindakan 2
pembelajaran yang terjadi. Dalam hal ini dilakukan oleh satu orang observer yaitu
guru bidang studi matematika SMA NURUL JADID atau guru teman sejawat
d. Refleksi Tindakan 2
Refleksi dilakukan setelah pembelajaran dan akan dilakukan perbaikan pada siklus