PEMBELAJARAN IPS
Pertemuan ke-8
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa dapat
memamahi:
1. Tradisi Pengajaran dalam IPS
2. Prinsip-prinsip pembelajaran IPS
3. Perbedaan pendekatan pembelajaran tradisional dan
pembelajaran inovatif
4. Beberapa model dan pendekatan pembelajaran
inovatif
PETA KONSEP
TRADISI PENGAJARAN
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (SOCIAL STUDIES)
Sebagai Citizenship Transmission
meneruskan nilai-nilai lama yang dianggap penting oleh masyarakat kepada
generasi muda (siswa).
Sebagai Personal Development
membantu setiap siswa untuk mengembangkan secara penuh potensi sosial,
emosional, fisik dan kognitif.
Sebagai Reflective Inquiry
(1) mendorong dan melatih siswa mengembangkan dan menggunakan
keterampilan berfikir reflektif; (2) mendidik siswa untuk belajar berfikir untuk
mengkaji masalah-masalah sosial secara kritis
Sebagai Social Studies (Social Sciences) Education
membuat siswa mampu memahami ilmu-ilmu sosial.
Sebagai Rational Decision Making and Social Action
mengajari siswa membuat keputusan yang rasional dan bertindak sesuai
keputusannya tersebut.
PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN IPS
Bermakna (Meaningful)
Terpadu (Integrative)
Berbasis nilai (Value-based)
Menantang (Challenging)
Aktif (Active)
Mengundang kemampuan berfikir tingkat tinggi
Demokratis
Menyenangkan (joyful)
Efective
Kreatif
Melalui belajar dengan bekerja sama (cooperative learning)
Mengundang aktivitas sosial.
Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik;
Beberapa prinsip utama pembelajaran yang digunakan untuk
memfasilitasi peserta didik:
dari diberi tahu menuju mencari tahu;
pendekatan tekstual proses penguatan penggunaan
pendekatan ilmiah
pembelajaran berbasis konten pembelajaran
berbasis kompetensi;
pembelajaran parsial pembelajaran terpadu
Pendekatan Pembelajaran Tradisional
Guru dalam menyampaikan informasi lebih bersifat faktual dan
kurang memberikan permasalahan dalam pembelajaran;
Interaksi dan komunikasi dalam belajar mengajar antara guru
dan siswa bersifat “one way traffic”;
Dalam proses pembelajaran guru sering memberikan
indoktrinasi, hal ini akan berakibat kurang memberikan
kesempatan berpikir pada siswa dalam memecahkan suatu
permasalahan;
Informasi yang disampaikan guru dalam pembelajaran lebih
cenderung bersifat kognitif, kuran g memberikan materi yang
bersifat afektif, dan psikomotorik;
Strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang digunakan guru
bersifat tunggal;
BEBERAPA CIRI-CIRI
PEMBAHARUAN DALAM IPS
Bahan pelajaran lebih banyak memperhatikan kebutuhan dan minat
belajar;
Bahan pelajaran lebih banyak memperhatikan masalah-masalah sosial;
Bahan pelajaran lebih banyak memeprhatikan keterampilan berpikir;
Bahan pelajaran lebih memberikan perhatian terhadap pemeliharaan dan
pemanfaatan lingkungan alam sekitar;
Kegiatan-kegiatan dasar manusia dapat dicerminkan dalam program studi;
Organisasi kurikulum bervariasi, mulai dari pengorganisasian yang
integrated, correlated, dan separated
Susunan bahan pelajaran bervariasi
Kelas pelajaran IPS dikembangkan menjadi laboratorium demokrasi;
Evaluasinya bukan hanya memperhatikan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik, melainkan mencoba mengembangkan democratic quotient
dan citizenship quotient;
Pendekatan Langsung (transfer pengetahuan)
Kebaikan:
Cepat memperoleh kesimpulan;
Pesan cepat tersampaikan;
Apa yang akan ditanamkan lebih kongkrit/ada
kejelasan pesan
Kelemahan:
Kurang bermakna;
Guru mendominasi dan siswa pasif;
Anak diposisikan sebagai objek pembelajaran
Pendekatan Tidak Langsung
Kebaikan:
Anak menjadi aktif dan guru sebagai fasilitator;
Pembelajaran berbasis pengalaman;
Melatih berpikir alternatif dan solutif;
Kelemahan:
Memerlukan waktu dan proses yang lama;
Dapat salah dipersepsikan oleh anak/anak salah
mangambil kesimpulan
Model Problem Solving
Karakterisitik:
(1) Belajar dimulai dengan suatu masalah, (2) Masalah yang diberikan
berhubungan dengan dunia nyata siswa, (3) Mengorganisasikan pelajaran
diseputar masalah, bukan diseputar disiplin ilmu, (4) Memberikan
tanggung jawab yang besar kepada siswa dalam membentuk dan
menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri, (5)
Menggunakan kelompok kecil, (6) Menuntut siswa untuk
mendemontrasikan apa yang telah mereka pelajari dalam bentuk suatu
produk atau kinerja.
Langkah-langkah:
1) mengidentifikasi masalah, 2) mengumpulkan data, 3) menganalisis data,
4) memecahkan masalah berdasarkan pada data yang ada dan analisisnya, 5)
memilih cara untuk memecahkan masalah, 6) merencanakan penerapan
pemecahan masalah, 7) melakukan ujicoba terhadap rencana yang
ditetapkan, 8) melakukan tindakan (action) untuk memecahkan masalah.
Model Penemuan
Karakteristik:
Anak memperoleh pengetahuan tidak melalui pemberitahuan; sebagian atau
seluruhnya ditemukan sendiri
Siswa didorong untuk berpikir sendiri, menganalisis sendiri, sehingga dapat
‘menemukan’ prinsip umum berdasarkan bahan atau data yang ada
Siswa dihadapkan pada situasi di mana ia bebas menyelidiki dan menarik kesimpulan
Konsep, dalil, prosedur, algoritma yang dipelajari oleh siswa merupakan hal yang baru,
tetapi guru sudah mengetahui apa yang akan ditemukan
Pada umumnya metode penemuan, anak bekerja dalam kelompok
Langkah-langkah:
Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data secukupnya
Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses, mengorganisir, dan
menganalisis data tersebut
Siswa menyusun dugaan dari hasil yang diperlukan
Dugaan yang disusun oleh siswa, diperiksa oleh guru (bila perlu)
Apabila kepastian tentang dugaan telah diperoleh, siswa diminta untuk melakukan
verbalisasi dugaan
Sesudah memperoleh hasil yang dicari, guru memberikan soal latihan apakah hasil
penemuan itu benar
Kelebihan dan Kekurangan Metode Penemuan
Kelebihan:
Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang
disajikan
Mendukung kemampuan pemecahan masalah siswa
Memberikan wahana interaksi antar siswa
Materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang
tinggi dan lebih lama membekas di siswa
Kekurangan:
Waktu yang tersita lebih lama
Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini
Tidak semua topik cocok disampaikan dengan model ini
Proses Pengambilan Keputusan
1. Problem Awareness
2. Problem Definitions
3. Developing Alternatives
4. Evaluating Alternatives
6. Evaluating Results