Nim : 23403038
Mata Kuliah : Design Thinking
Tanggal : 6 Maret 2024
Waktu :13.20-15.00 WIB
a. Bagaimana intensitas dan dinamika proses yang Anda rasakan pada fase empati?
b. Apa hal baru yang Anda dapatkan setelah menggunakan teknik empati pada Design
Thinking?
c. Adakah hal yang membuat Anda bersemangat selama proses perkuliahan?
d. Adakah suasana yang membuat Anda malas ketika berproses?
e. Apakah materi pada topik ini mengubah pandangan Anda terhadap diri sendiri, teman,
dan lingkungan khususnya lingkungan pendidikan?
f. Adakah pembelajaran pada topik ini yang dapat membantu Anda ketika mengajar di
sekolah nanti?
g. Apa harapan yang muncul setelah menjalani proses perkuliahan ini?
2. Tuliskan hasil rumusan kerja kelompok Anda, yaitu satu pemahaman/insight terpilih
dengan kalimat yang benar terkait kebutuhan belajar peserta didik sesuai jenjang dan
bidang studi yang diampu kelompok.
a. Bagaimana intensitas dan dinamika proses yang Anda rasakan selama merumuskan
tujuan perancangan?
b. Adakah hal baru yang mempengaruhi perspektif Anda dalam memandang perumusan
tujuan?
c. Adakah ekspektasi Anda yang belum terpenuhi selama berproses pada topik
perkuliahan kali ini? Apa tindakan yang sekiranya dapat Anda lakukan untuk
memenuhi ekspektasi tersebut?
2. Kemukakan design challenge yang telah kelompok Anda rumuskan sesuai dengan format
design challenge yang benar.
Jawaban
I. SEL.08.2-T2-8 Aksi Nyata
1)
a. Pada fase empati, saya merasa bahwa menggali lebih dalam dan memahami perasaan
peserta didik merupakan hal yang sangat penting untuk diterapkan dalam proses
pembelajaran. Hal ini dikarenakan pemahaman mengenai peserta didik berpengaruh
kepada cara pendekatan pembelajaran. Saya merasa sangat tertantang untuk menggali
latar belakang, karakter dan permasalahan peserta didik. Saya juga menyimpulkan
pemahaman saya untuk bisa dicari tahu solusi jalan keluarnya sehingga proses
pembelajaran peserta didik menjadi semakin berkembang.
b. Setelah menggunakan teknik empati dalam Design Thinking, saya mendapatkan
pemahaman yang lebih dalam tentang kebutuhan dan pengalaman peserta didik, yang
memungkinkan saya untuk merancang solusi yang lebih relevan dan bermanfaat bagi
peserta didik.
c. Ya tentu saja ada, karena belenggu yang selama ini saya rasakan untuk mengatasi cara
menyelesaikan masalah-masalah bagi peserta didik dengan adanya mata kuliah
Design Thingking membuat saya mampu berfikir lebih terukur dan terarah guna
mengetahui permasalahan dari peserta didik
d. Tidak, karena proses yang saya lakukan tidak membosankan bagi saya sendiri,
kemudian rasa penasaran terhadap masalah peserta didik timbul di diri saya sehingga
proses tersebut tidak membosankan
e. Ya tentu saja, dengan belenggu yang selama ini saya rasakan untuk mengatasi cara
menyelesaikan masalah-masalah bagi peserta didik dengan adanya mata kuliah
Design Thingking membuat saya mampu berfikir lebih terukur dan terarah guna
mengetahui permasalahan dari peserta didik, tidak hanya itu, saya juga mampu untuk
mengetahui dengan baik permasalahan yang ada di sekitar saya dan teman-teman saya
f. Tentu ada, topik yang dibahas sekarang cukup merubah cara saya berpikir yang
awalnya saya cepat mengambil keputusan menjadi berpikir kembali untuk mengambil
keputusan tentu saja dengan takaran dan terukur dalam menangani setiap masalah
yang ada.
g. Harapan saya yaitu saya harus mampu mengimplementasikan materi yang saya dapat
saat ini di kehidupan nyata. Besar harapan saya untuk membantu peserta didik agar
mereka dapat belajar sesuai dengan apa yang mereka butuhkan sehingga muncul
motivasi peserta didik dalam proses belajar. Saya berharap, ketika saya mengajar
disekolah nanti saya dapat menerapkan ilmu yang saya dapatkan dengan baik.
a. Proses perumusan tujuan perancangan dapat sangat berbeda dalam intensitas dan
dinamika tergantung pada beberapa faktor, seperti proyek yang lebih kompleks
biasanya membutuhkan lebih banyak waktu dan usaha untuk merumuskan tujuan
perancangan yang jelas dan dapat diukur. Kemudian menentukan tujuan perancangan
dapat menjadi lebih sulit dan memakan waktu jika informasi tentang kebutuhan
pengguna, pasar, dan teknologi yang relevan tidak tersedia. Dengan memiliki banyak
pengalaman dalam perancangan dan memahami prosesnya biasanya dapat membuat
tujuan perancangan dengan lebih cepat dan efisien. Pemahaman pada titik ini, tim
perancangan harus memahami konteks proyek dan kebutuhan pengguna atau peserta
didik. Kemudian mengidentifikasi, tim perancangan harus menemukan peluang dan
masalah yang dapat diselesaikan dengan perancangan. Kemudian tim perancangan
harus memprioritaskan peluang dan masalah tersebut. Tim perancangan harus
merumuskan tujuan perancangan yang jelas, dapat diukur, dan dapat dicapai dan yang
terakhir validasi, tim perancangan harus memvalidasi tujuan dengan pemangku
kepentingan untuk memastikan bahwa tujuan tersebut sesuai dengan kebutuhan
mereka
b. Perkembangan teknologi dan perubahan sosial telah mempengaruhi cara siswa
melihat pembentukan tujuan. Sebagai contoh, kemajuan teknologi informasi telah
membuka mata peserta didik pada berbagai peluang karir. Mereka dapat melihat
contoh keberhasilan dalam berbagai bidang pekerjaan dan memperoleh pemahaman
yang lebih baik tentang apa yang harus mereka lakukan untuk mencapai tujuan
mereka. Sebaliknya, perubahan sosial seperti kesadaran akan masalah lingkungan
telah mendorong siswa untuk membuat tujuan yang lebih ramah lingkungan dan
berkelanjutan. Hal ini dapat dilihat dari keinginan mereka untuk mempelajari energi
terbarukan atau membangun kota yang lebih berkelanjutan, agar mereka dapat
membantu siswa mereka membuat tujuan yang realistis, ambisius, dan sesuai dengan
kebutuhan dan minat mereka, guru harus memperhatikan aspek-aspek ini. Terdapat
banyak hal baru yang dapat mempengaruhi perspektif saya dalam memandang
perumusan tujuan pada peserta didik, seperti perkembangan teknologi, perubahan
sosial, dan penemuan-penemuan baru dalam ilmu pendidikan. Semua ini dapat
membantu saya memahami lebih baik kebutuhan dan minat peserta didik dalam
merumuskan tujuan yang realistis dan ambisius.
c. Selama berproses pada topik merumuskan tujuan perancangan terutama pada peserta
didik, ada beberapa ekspektasi yang belum terpenuhi. Salah satunya adalah ekspektasi
akan kemampuan peserta didik dalam merumuskan tujuan yang realistis dan ambisius.
Terkadang, peserta didik mungkin mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi
tujuan mereka karena kurangnya pemahaman tentang minat dan kebutuhan mereka
sendiri. Hal ini bisa menjadi tantangan bagi pendidik dalam membantu mereka
merumuskan tujuan yang sesuai. Selain itu, ada juga ekspektasi akan adanya
dukungan dari lingkungan sekitar, termasuk keluarga dan masyarakat. Dukungan ini
penting dalam membantu peserta didik merumuskan tujuan yang dapat direalisasikan,
namun tidak selalu terpenuhi karena berbagai faktor seperti kurangnya pemahaman
tentang pentingnya pendidikan atau kurangnya sumber daya untuk mendukung tujuan
tersebut. Untuk memenuhi ekspektasi tersebut, pendidik dapat mengambil beberapa
langkah. Pertama, mereka dapat melakukan pendekatan yang lebih personal dengan
peserta didik untuk memahami minat, kebutuhan, dan potensi mereka secara lebih
baik. Dengan cara ini, pendidik dapat memberikan bimbingan yang lebih terarah dan
relevan dalam merumuskan tujuan. Kedua, pendidik juga dapat bekerja sama dengan
orang tua dan masyarakat untuk memberikan dukungan yang lebih besar kepada
peserta didik dalam meraih tujuan mereka. Ini dapat dilakukan melalui program-
program komunitas atau seminar pendidikan yang melibatkan orang tua dan
masyarakat secara aktif. Selain itu, pendidik juga dapat memanfaatkan teknologi
untuk membantu peserta didik merumuskan tujuan mereka. Misalnya, dengan
menggunakan aplikasi atau platform online yang dapat membantu peserta didik
mengidentifikasi minat dan kebutuhan mereka serta menyusun langkah-langkah untuk
mencapai tujuan tersebut. Dengan mengambil langkah-langkah ini, diharapkan
ekspektasi akan kemampuan peserta didik dalam merumuskan tujuan yang realistis
dan ambisius dapat lebih terpenuhi, serta dukungan dari lingkungan sekitar dapat lebih
optimal dalam mendukung tujuan pendidikan peserta didik
2)