Anda di halaman 1dari 6

Jawaban Bahan Diskusi: (MPDR 5204 Difusi Inovasi Pendidikan)

Izin menanggapi, saya setuju dengan komedian Abdur. Memang teknologi memegang
peranan penting pada proses pendidikan dewasa ini. Guru yang sudah tua menjelang pensiun
memang sulit untuk berkembang dan mengikuti perkembangan teknologi. Kalaupun ada, hanya
sepersekian persen. Sebenarnya teknologi bukan hanya di dunia pendidikan. Teknologi di dunia
pendidikan merupakan bagian dari keseluruhan penggunaan teknologi dalam berbagai bidang.
Pada hakikatnya, tunjangan sertifikasi guru diberikan kepada guru agar lebih inovatif dan
semangat dalam proses pendidikan. Namun kenyataannya, harapan tersebut belum sepenuhnya
terealisiasi. Masih banyak guru yang “mugen” alias jalan di tempat tanpa banyak inovasi. Akan
tetapi banyak juga guru yang sudah mencoba inovasi dan bergerak menuju transfromasi proses
pembelajaran kea rah yang lebih baik.
Pada hakikatnya, inovasi merupakan suatu bentuk atau usaha pencapaian tujuan
pembelajaran melalui cara baru. Inovasi dilakukan karena berbagai faktor yang memicunya
(trigger). Berikut beberapa faktor pemicunya:
1. Perkembangan teknologi
Tekologi yang berkembang saat ini sangat dinamis dan cepat. Teknologi menjadi sangat
melekat dengan kehidupan sehari-hari manusia. Adanya teknologi memudahkan guru untuk
melakukan inovasi. Sebagai contoh teknologi memudahkan guru dalam mencari sumber
belajar, media belajar, melakukan penilaian, melakukan pengolahan penilaian, dan proses
pembelajaran secara online. Pada saat adanya pandemik Covid-19, pembelajaran dapat
dilaksanakan meskipun tidak tatap muka langsung. Hal tersebut tentu berkat adanya
teknologi, meskipun dari hasil berbagai penelitian dirasakan tidak sebaik pembelajaran tatap
muka langsung. Teknologi juga berperan penting dalam penunjang program pendidikan yang
lain misalnya, Pendidikan Profesi Guru (PPG), laporan BOS, SIPLAH, evaluasi dan
pengawasa dan lainnya.
2. Tantangan dan persaingan
Setiap sekolah tentu menginginkan menjadi sekolah yang baik dan berprestasi. Untuk
mewujudkan keinginan tersebut perlu sebuah terobosan dan program yang banyak, berbeda,
dan unggul dibandingkan sekolah lain. Persaingan antar sekolah baik negeri dan swasta
memang terlihat nyata. Sekolah berlomba-lomba menciptakan program, proses, dan hasil
pembelajaran yang unggul. Dahulu ada sekolah RSBI (Rintisan, Sekolah Berstandar
Internasional), ada sekolah rujukan, ada sekolah berbudaya mutu, da sekolah model dan
banyak lagi. Setiap sekolah terus melakukan inovasi dan menciptakan brandimage melalui
kekhasan atau keunggulan masing-masing.
3. Perubahan lingkungan eksternal
Tuntutan orang tua, masyarakat, dan pengguna lulusan menjadi kian masif dan terbuka.
Tidak hanya pengetahuan yang diutamakan, tetapi keterampilan dalam pemecahan masalah
juga diperlukan. Selain itu, sikap-sikap dan perilaku yang jujur dan positif menjadi aspek
utama proses pembelajaran.
Selain faktor-faktor tersebut ada juga faktor internal dari guru itu sendiri, misalnya ingin
memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan dengan berkarya, prihatin dengan keadaan
sehingga bergerak memberikan karya, serta diberikan kemampuan dalam berinovasi yang lebih
baik dari guru lain.
Intinya, guru sebagai motor penggerak pendidikan harus selalu it’s oke dalam
memberikan pelayanan pendidikan; kapanpun, dimanapun, dengan siapapun, dan dalam situasi
apapun.
Jawaban Bahan Diskusi: (MPDR 5203 Desain dan Model Pembelajaran Inovatif dan Interaktif )
Izin menanggapi:

1. Saya setuju dengan teori tersebut bahwasannya, pencobaan sebuah teori yang sudah ada
dalam pembelajaran tentu bagus daripada mencoba hal yang belum jelas. Selain itu,
perenungan atau refleksi dari teori yang digunakan menjadi suatu keniscayaan. Refleksi
menjadi hal “pembeda” dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. Refleksi atau
perenungan tentu diharapkan menjadi tolakan baru guru dalam menentukan langkah
pembelajaran ke depan.
Selanjutnya, saya juga setuju bahwa konstruktivisme dilakukan melalui keterikatan antara
konsep-konsep baru dengan pengetahuan awal siswa. Siswa tidak diberikan konsep yang
di luar nalarnya. Tetapi dituntun dengan pengetahuan yang sudah terbentuk serta
dikaitkan dengan pengalamannya (alam takambang). Pengetahuan dan pengalaman
tersebut akan membantu siswa mengikuti proses pembentukan pengetahuan.
2. Pembelajaran konstruktivisme berbeda dengan pembelajaran tradisional. Pembelajaran
tradisional cenderung berpusat pada guru, sementara konstruktivisme berpusat pada
siswa. Selain itu, pembelajaran konstruktivisme lebih banyak aktivitas yang membentuk
pengetahuan, keterampilan dan sikap secara mandiri dibandingkan pembelajaran
tradisional. Sumber dan media pembelajaran yang digunakan dalam konstruktivisme
lebih bervariasi dibandingkan tradisional. Pengelolaan pembelajaran pada
konstruktivisme melibatkan kelompok siswa tidak hanya klasikal. Guru memandu,
memfasilitasi, dan berkeliling memberikan bantuan kepada setiap siswa/kelompok jika
diperlukan.
3. Siswa akan belajar proses berpikir, membuat kerjasama, aktif mencoba dan
berkomunikasi, memahami materi melalui pengalaman, meningkatkan percaya diri,
merasa dihargai karena mendapatkan apresiasi, umpan balik dan konfrimasi dari guru.
4. Contoh topik pada video adalah tentang “Gravitasi.”
Sintak yang digunakan adalah Problem Based Learning (PBL) yang meliputi orientasi
masalah melalui kalimat pemantik, pengorganisasian belajar siswa melalui panduan
pembelajaran, membimbing percobaan/pengamatan/penyelidikan yang di dalamnya ada
feedback/ konfirmasi, pengembangan dan penyajian hasil, menganalisi dan mengevaluasi
dari pemecahan masalah.

Izin menanggapi
1. Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran di kelas harus melalui proses
identifikasi dan analisis terlebuh dahulu. Pendekatan behavioristik dan
konstruktivisme dapat digunakan pada situasi yang sama maupun berbeda.
Pendekatan behavioristik digunakan untuk hal-hal yang bersifat perilaku atau
penanaman sikap. Misalnya dalam pembelajaran pendidikan Pancasila, maka
behavioristic dapat digunakan. Siswa ditekankan kepada aspek penenaman moral dan
sikap-sikap sesuai Pancasila.
Untuk pendekatan konstruktivisme digunakan dalam upaya membentuk pengetahuan
konsep dan kemampuan daya kritis serta pemecahan masalah. Misalnya dalam materi
IPA, siswa dikenalkan daur air. Maka dapat dilakukan pendekatan konstruktivisme
melalui percobaan, penyelidikan dan pertanyaan pemantik serta pembuktian.
2. a. Keuntungan bagi guru diantaranya; selalu berpikir inovatif karena harus membuat
skenario, guru tidak terlalu “cape” karena bertugas sebagai fasilitator dan motivator,
memudahkan guru karena skenario pembelajaran dan kelas dikondisikan, melakukan
pembelajaran lebih mudah karena siswa terlibat aktif tidak pasif, guru terus
berpikir bagaimana mengelola siswa, memudahkan guru memberikan penilaian
karena dilakukan secara kerja kelompok, guru akan mendapatkan gambaran siswa
dalam memberikan penilaian.
b. keuntungan bagi siswa diantaranya; siswa didiik untuk mandiri karena diberikan
lembar kegiatan dan pemecahan masalah, siswa terlibat aktif dalam pembelajaran
melalui proses berpikir, siswa memperoleh kesempatan menyampaikan ide
dengan terbuka, memberikan pengalaman belajar sesuai usianya, siswa dapat
mencoba hal baru, menghasilkna gagasan baru sesuai materi, antar siswa saling
bekerjasama, menanggapi dan apresiasi, siswa merasa nyaman karena kelas
dikondisikan, merasa dihargai karena mendapatkan apresiasi, umpan balik dan
konfrimasi dari guru.
Jawaban Bahan Diskusi: (MPDR 5202 Statistika Pendidikan )

Izin menanggapi:

Masalah 2

Contoh penyajian tabel 2.3 tabel distribusi yang ada pada modul halaman 2.7
disajikan dalam ienterval yang berbeda.
Menurut saya, penyajian tabel distribusi frekuensi ini tidak ada yang baku. Jadi
tabel yang distribusi frekuensi yang lebih tentu harus dilihat datanya. Jika datanya
lebih banyak dapat dibuat interval yang lebih panjang. Sebaliknya, datanya sedikit
makan interval dapat dibuat lebih pendek. Jadi tabel disesuaikan dengan samoel
dan jangkauan datanya. Akan tetapi menurut Minium, dkk, 1993 menyatakan
bahwa kelas interval yang sedikit akan kehilangan banyak informasi data.
Berdasarkan pendapat Minium dkk tersebut tentu penyajian tabel data A lebih baik
dibadndingkan tabel data B dan C.
Jawaban Bahan Diskusi: (MPDR 5201 Perencanaan dan Pembiayaan Pendidikan )

Manajemen pendidikan memang sering didengar, cukup familiar. Bahkan, terus


dipelajari pada mata kuliah manajemen pendidikan di perguruan tinggi. Di sekolah dikenal juga
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai segala
upaya atau cara dalam rangka mengelola sumber daya yang ada di lembaga untuk kemajuan
lembaga ke arah yang lebih baik. Secara umum manajemen pendidikan terbagi menjadi 4
langkah strategis, yaitu; perencanaa, pengorganisasina, pelaksanaan, dan evaluasi). Pelaksanaan
manajemen pendidikan diawali dari teori dasar yaitu manajemen ilmiah. Manajemen ilmiah lebih
fokus kepada langkah nyata untuk mencapai tujuan. Sedangkan manajemen administrasi lebih
kepada penjelasan cara-cara lembaga mencapai tujuan. Menurut Taylor (1911), ada lima prinsip
dan konsep penting dalam menjalankan manajemen ilimiah, yaitu; penekanan kepada aturan
praktis yang efektif, ilmiah dan dapat diukur, menciptakan harmonisasi antar warga lembaga,
kinerja target individu dapat diselesaikan dengan baik, ouput lembaga yang jelas harus tercapai
maksimal, semua warga lembaga harus meningkatkan kemampuan dalam mencapai target
maksimal, membuat divisi atau pembagian kerja yang jelas, memberikan perhatian dari
pimpinan kepada seluruh warga lembaga, pemberian hak atau income atau apresiasi sesuai
kinerja atau produktivitasnya.

Persiapan menjelang revolusi industry 4.0 bahkan bersiap memasuki revolusi society
5.0 diantaranya; melakukan kesepahaman dari tujuan awal, komitmen dan membuat perencanaan
atau starategi baru untuk pemulihan dan bangkit dari pandemic Covid-19. Perencanaan yang
jelas harus benar-benar dibuat. Perencanaan tersebut disesuaikan dengan visi misi lembaga yang
direvisi akibat pandemi. Apalagi semua serba digital dan teknologi terus berkembang. Kita
sebagai guru yang berkecimpung di dunia pendidikan perlu duduk bersama kembali, merenung,
membuat kesepahaman, komitmen bersama untuk merencanakan langkah ke depan. Mau dibawa
kemana sekolah? Mau dengan apa membawa sekolah? Bagaimana melihat perkembangan
sekolah? Itu semua dirumuskan bersama yang ujung-ujungnya peningkatan kualitas pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai