Oleh
1. Hijrawati (1596140007)
2. Indah Sari (1796140002)
3. Maulida Ulfah (1796141008)
4. Hasmiati A (1796141015)
5. Muh. Agung Hidayatullah (1796142005)
Oleh
1. Hijrawati (1596140007)............................
Citra Ayni Kamaruddin, S.P., M.Si. Muhammad Imam Ma’ruf S.P., M.Sc.
NIP. 19720107200032005 NIP. 19860530 201504 1 002
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Ekonomi Pembangunan
angkatan 2017, yang telah ikut aktif memberikan dukungan dalam tahapan
Penulis
DAFTAR ISI
Sampul Dalam...........................................................................................................................i
Persetujuan Pembimbing.................................................................................................ii
Kata Pengantar.......................................................................................................................iii
Daftar Isi.......................................................................................................................................v
Daftar Tabel...............................................................................................................................vi
Daftar Gambar.......................................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
Daftar Pustaka
Lampiran
DAFTAR TABEL
siapa saja barang dan jasa diproduksi. Dalam hal ini, pemahaman ekonomika
bangsa. Salah satu industri yang tak kalah penting dalam mendorong
penguasaan dan pengelolaan tenaga listrik sepenuhnya dalam hal ini, PT.PLN
dalam pasal 33 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 yang menyatakan bahwa “cabang-cabang produksi yang penting bagi negara
Tujuan utama dari tulisan pada bagian ini menekankan pada pentingnya
“Ekonomika Industri” sebagai sebuah studi dasar dalam masalah-masalah
ekonomi yang terkait dengan perusahaan dan industri, serta keterkaitan antara
perusahaan, industri, dan masyarakat. Selain itu, tulisan pada bagian ini juga
akan mendiskusikan ruang lingkup Industri pada umumnya dan Industri
Pengadaan Listrik di Indonesia pada khususnya mencakup definisi dan konsep
industri, penggolongan industri sampai kepada kinerja industri tersebut.
BAB II
INDUSTRI PENGADAAN LISTRIK DI INDONESIA
klasifikasi baku yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) untuk
aktivitas ekonomi. Sejalan dengan perkembangan aktivitas ekonomi yang
semakin beragam dan rinci, perlu dilakukan penyempurnaan KBLI. Pada
tahun 2017, BPS melakukan penyempurnaan KBLI melalui pembahasan
bersama unit kerja dan instansi terkait, serta mengintensifkan sosialisasi
KBLI di lingkup internal maupun ekternal BPS.
Sejarah perkembangan klasifikasi lapangan usaha dimulai dari
Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI) 1977 (ISIC Rev.2, 1968),
yang kemudian direvisi menjadi KLUI 1983 (ISIC, Rev.2, 1968), KLUI 1997
(ISIC, Rev.3, 1990), KBLI 2000, KBLI 2005, selanjutnya menjadi KBLI
2009 Cetakan I, KBLI 2009 Cetakan II, kemudian KBLI 2009 Cetakan III
(ISIC, Rev.4, 2008). Selanjutnya, KBLI 2015 merupakan pembaruan dari
KBLI 2009 Cetakan III yang telah diterbitkan sebelumnya. Selanjutnya,
adalah KBLI 2017 yang merupakan pembaruan dari KBLI 2015.
Struktur pengkodean KBLI mengadaptasi dari struktur
pengkodean pada ISIC. Struktur pengkodean dan penamaan struktur
kode dalam KBLI 2017 masih sama dengan KBLI 2015 sebagai
berikut: a) Kategori
Menunjukkan garis pokok penggolongan ekonomi. Penggolongan ini
diberi kode satu digit kode alfabet. Dalam KBLI, seluruh kegiatan ekonomi di
Indonesia digolongkan menjadi 21 kategori. Kategori-kategori tersebut diberi
dari tiga digit angka, yaitu dua digit angka pertama menunjukkan golongan pokok
yang berkaitan, dan satu digit angka terakhir menunjukkan kegiatan ekonomi dari
faktor, seperti potensi penggunaan klasifikasi dan ketersediaan data. Kriteria ini
juga akan berubah tergantung pada tingkat agregasi. Dengan adanya
penyesuaian-penyesuaian dari pengelompokan, maka klasifikasi
industri menurut KBLI disajikan pada tabel-tabel berikut.
Tabel 11. Klasifikasi Industri menurut Kategori dalam Klasifikasi Baku
Lapangan Indonesia (KBLI)
2. Penggolongan Industri
1. Berdasarkan SK Menteri Perindustrian No.19/M/SK/1986
a) Industri Kimia Dasar(IKD), yaitu industri yang memerlukan: modal
yang besar, keahlian yang tinggi, dan menerapkan teknologi maju.
b) Industri Mesin Logam Dasar dan Elektronika (IMELDE), yaitu
industri yang mengolah bahan mentah logam menjadi mesin-
mesin berat atau rekayasa mesin dan perakitan.
c) Aneka Industri (AI), Yaitu industri yang tujuannya menghasilkan
berbagai macam barang kebutuhan hidup sehari-hari.
d) Industri Kecil (IK), yaitu industri yang bergerak dengan jumlah
pekerja sedikit dan teknologi sederhana.
e) Industri Pariwisata, yaitu industri yang menghasilkan nilai ekonomis dari
kegiatan wisata.
Berdasarkan SK Menteri Perindutrian No. 19/M/SK/1986,
industri pengadaan listrik termasuk dalam kategori aneka industri
dimana dalam hal ini, PT. PLN menyediakan tenaga listrik bagi
masyarakat umum untuk penggunaan sehari-hari.
2. Berdasarkan Tempat Bahan Baku
a) Industri Ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh
langsung dari alam.
b) Industri Non-ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya berasal
dari hasil industri lain.
c) Industri Fasilitatif, yaitu industri yang menjual jasa layanan untuk keperluan
orang lain
Berdasarkan tempat bahan baku, industri pengadaan listrik
termasuk dalam kategori industri non-ekstraktif dan industri fasilitatif
dimana dalam hal ini, PT. PLN sebagai sebuah perusahaan yang
berusaha di bidang tenaga listrik meliputi usaha-usaha seperti:
a. Produksi, transmisi dan distribusi tenaga listrik.
b. Perencanaan dan pembangunan tenaga listrik.
c. Pengembangan tenaga listrik.
d. Jasa-jasa di bidang tenaga listrik.
a) Industri Padat karya, yaitu industri yang memerlukan banyak tenaga manusia.
b) Industri Padat Modal, yaitu industri dengan modal besar dan banyak
yaitu industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat syarat lain.
Berdasarkan lokasi unit usaha, industri pengadaan listrik termasuk dalam
kategori industri yang tidak terikat oleh persyaratan lain. Lokasi unit usaha dalam
Kuasa Ketenagalistrikan (PKUK) namun sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
kategori manapun.
12. Berdasarkan Pemasarannya
a) Industri lokal, industri dengan hasil produksi yang dipasarkan dalam negeri.
b) Industri dasar, industri dengan hasil produksi yang dipasarkan dalam negeri
B. Perusahaan
usaha yang memiliki tujuan atau kepentingan tertentu sesuai dengan jenis
usahanya, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum.
Tujuan Perusahaan
Tujuan perusahaan secara menyeluruh disusun untuk memotivasi
para manajer dan karyawan agar perusahaan dapat menjadi nomor satu
dalam industrinya dan dapat menarik modal dari para investor yang
diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan.
Berikut ini tujuan dari sebuah perusahaan (Martono dan Harjito, 2010:2)
a) Ada pendapat yang menyatakan bahwa tujuan perusahaan adalah untuk
Stakeholder Perusahaan
Keberlangsungan dan kesuksesan dalam suatu organisasi sangat
tergantung dengan para pihak-pihak yang terkait yaitu stakeholder. Pada saat
hubungan dengan stakeholder pada saat krisis akan berakibat buruk pada suatu
Relation, stakeholder adalah setiap kelompok yang berada di dalam maupun di luar
a) Stakeholder internal
Stakeholder internal adalah publik yang berada di dalam ruang lingkup
perusahaan/organisasi. Stakeholder internal relatif mudah untuk dikendalikan
dan pekerjaan untuk komunikasi internal bisa diserahkan kepada bagian lain
seperti bagian kepegawaian, atau dirangkap langsung oleh eksekutif puncak.
Unsur-unsur stakeholder internal dalam sebuah perusahaan terdiri dari :
b) Stakeholder Eksternal
Stakeholder eksternal adalah mereka yang berkepentingan
terhadap perusahaan, dan berada di luar perusahaan. Unsur-unsur
stakeholder eksternal dalam sebuah perusahaan terdiri dari :
1. Konsumen, raja yang mempunyai hak untuk memilih barangnya
sendiri konsumen sangat diperebutkan oleh banyak produsen.
2. Pemerintah sebagai penentu kebijakan.
3. Penyalur.
4. Pers, media yang mana sangat berpengaruh pada masyarakat.
5. Komunitas yaitu masyarakat yang tinggal, hidup, dan berusaha di
sekitar lokasi suatu perusahaan.
Pada dasarnya setiap stakeholder memiliki kebutuhan yang
berbeda, kecuali dalam hal pelayanan, dimana semua stakeholder
memiliki kebutuhan yang sama yaitu mengharapkan pelayanan secara
jujur, terbuka, penuh tanggung jawab, wajar, berkualitas, dan adil. Para
pengelola perusahaan harus bisa bersikap profesional untuk
memberikan yang terbaik untuk kepentingan para stakeholdernya.
Kendala Perusahaan
Setiap perusahaan menghadapi sumber daya yang terbatas
dan permintaaan yang terbatas atas setiap produk. Keterbatasan-
keterbatasn ini disebut “Kendala” (constraint).
Kendala dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang
menghambat suatu sistem untuk mencapai kinerja yang lebih tinggi. Ada
dua tipe pokok kendala, yaitu batasan fisik dan batasan non fisik. Batasan
fisik adalah batasan yang berhubungan dengan kapasitas mesin,
sedangkan batasan non fisik berupa permintaan terhadap produk dan
prosedur kerja (Fogarty, 1991). Menurut Hansen dan Mowen, jenis kendala
dapat dikelompokkan sebagai berikut: a) Berdasarkan asalnya
1) Kendala internal (internal constraint) adalah faktor-faktor yang membatasi
perusahaan yang berasal dari luar perusahaan, misalnya permintaan pasar atau
kuantitas bahan baku yang tersedia dari pemasok. Kendala eksternal yang
berupa volume produk yang dapat dijual, dapat diatasi dengan menemukan
produk baru.
b) Berdasarkan sifatnya
1) Kendala mengikat (binding constraint) adalah kendala yang
terdapat pada sumber daya yang telah dimanfaatkan sepenuhnya.
2) Kendala tidak mengikat atau kendur (loose constraint) adalah
kendala yang terdapat pada sumber daya yang terbatas yang
tidak dimanfaatkan sepenuhnya.
Awalnya didirikan sebagai jawatan listrik dan gas di bawah departemen pekerjaan
umum dan energi oleh Presiden Soekarno pada 27 Oktober 1945 telah membuat
kemajuan yang cepat dan pada tahun 2015 telah diakui sebagai salah satu
dari 500 perusahaan yang paling besar di dunia (rank 480, fortune 500)
Sesuai Undang-Undang No. 30 Tahun 2009 tentang ketenagalistrikan
serta Anggaran Dasar Perusahaan, bidang usaha PLN adalah
menyelenggarakan penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum.
a) Kegiatan Usaha yang Dijalankan
Sesuai Undang-Undang No. 30 Tahun 2009 tentang ketenagalistrikan serta
Anggaran Dasar Perusahaan, bidang usaha PLN, adalah:
1. Menjalankan usaha penyediaan tenaga listrik yang
mencakup: a. Pembangkitan tenaga listrik
b. Penyaluran tenaga listrik
Usaha penyediaan tenaga listrik pada dasarnya dilakukan oleh negara yang
usaha penunjang tenaga listrik, dalam hal ini PT. PLN (Persero). Tenaga listrik yang
disediakan untuk kepentingan umum harus diberikan dengan standar mutu dan
keandalan yang baik, yang ditetapkan oleh Menteri Pertambangan dan Energi
Indonesia karena tenaga listrik mempunyai resiko bahaya yang cukup tinggi.
Untuk dapat terselenggaranya penyediaan dan pemanfaatan tenaga
listrik secara efektif dan efisien, Menteri melakukan pembinaan dan
pengawasan yang meliputi antara lain pelaksanaan keselamatan
kerja dan keselamatan umum, pemeriksaan atas perencanaan kerja,
instalasi ketenagalistrikan, dan pengusahaannya.
2) Maksimisasi Laba perusahaan
Tujuan PT.PLN (Persero) selanjutnya adalah untuk memperoleh laba
maksimal yang dimaksudkan agar perusahaan ini dapat hidup terus. Didirikannya
perusahaan tidak dibatasi untuk waktu tertentu, tetapi diharapkan hidup terus
tanpa batas waktu. Oleh karena itu, kelangsungan hidup perusahaan akan terus
(Sumber: PLN)
& Komisaris
2. Oegroseno Komisaris Independen
(Sumber: PLN)
Manajer (manager)
Karyawan (employees)
Annual report 2015 PT. PLN (Persero) menuliskan bahwa pada
tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, jumlah karyawan perusahaan dan
entitas anak masing-masing 47.594 karyawan (tidak diaudit) dan 48.068
karyawan (tidak diaudit). Jumlah karyawan tidak termasuk jumlah karyawan
dari PT. Haleyora Powerindo yang bergerak di bidang jasa tenaga kerja. PT.
Haleyora Powerindo adalah entitas anak dari PT. Haleyora Power.
2) Unsur-unsur stakeholder eksternal dalam PT. PLN (Persero) terdiri dari
(rumah tangga, industri, publik, dan , usaha). Selain itu, Lembaga Pemerintah
dan Presiden beserta Wakil Presiden sebagai penentu kebijakan
terhadap kendala-kendala eksternal yang selama ini dihadapi Perseroan
dalam menjalankan tugas pemenuhan kebutuhan listrik untuk seluruh
lapisan masyarakat Indonesia. Kemudian, stakeholder lainnya yaitu
pers (media) dan komunitas merupakan para pemangku kepentingan
yang ikut berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup perusahaan.
3) Kendala PT. PLN (Persero)
Sebagai perusahaan negara yang menguasai hajat hidup orang
banyak, PT PLN (Persero) menghadapi berbagai kendala dalam
kegiatan operasionalnya. (a) Kendala Internal
Dalam kaitan PLN dan kondisi ketenagalistrikan di Indonesia, Dewan
Komisaris berpendapat sudah seharusnya Direksi beserta jajarannya
semakin serius berupaya meningkatkan kualitas layanan dalam rangka
memenuhi harapan pelanggan, khususnya pelanggan industri. Undang-
undang Ketenagalistrikan No. 30 Tahun 2009 telah mengisyaratkan bahwa
PLN bukan lagi pemegang kuasa tunggal di bidang ketenagalistrikan,
kalangan swasta yang memiliki dan mengelola kawasan industri
dimungkinkan untuk membangun dan mengoperasikan pembangkit listrik
lengkap dengan jaringan transmisi di kawasan tersebut.
Hal tersebut berarti, PLN menghadapi adanya potensi persaingan di
masa mendatang, terutama di kawasan-kawasan industri dan kawasan mixed,
komersial dan industri, padahal pendapatan penjualan listrik dari pelanggan
industri telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap seluruh
pendapatan penjualan listrik. Untuk itu, PLN dituntut untuk memiliki kondisi
keuangan yang sehat, efisien, dapat memenuhi tingkat keandalan dan
pelayanan sesuai ekspektasi pelanggan. Dan oleh karenanya membutuhkan
dukungan SDM yang memiliki kompetensi tinggi, berperilaku sesuai GCG dan
CoC (Code of Conduct) dalam menjalankan usahanya.
Setiap tahun PLN merealisasikan rencana investasi bernilai puluhan triliun
penjualan listrik sebagai hasil dari naiknya jumlah pelanggan dan jumlah daya
mencatatkan kinerja lebih optimal berupa hasil laba bersih yang lebih baik atau
dalam bentuk tingkat pengembalian investasi, ROA dan ROE yang lebih baik.
sumber energi, terutama energi primer pada harga yang bersaing, dan ketentuan
tenaga listrik, yang tidak memungkinkan PLN menentukan tarif listrik sesuai harga
selisih harga pokok produksi listrik dengan tarif listrik ditambah margin tertentu,
membutuhkan waktu cukup lama membuat PLN tidak memiliki ruang yang
kehidupan sehari-hari maupun untuk kebutuhan industri. Hal ini disebabkan karena
tenaga yang lain. Penyediaan tenaga listrik yang stabil dan berkelanjutan
merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam memenuhi kebutuhan tenaga
listrik. Dalam usahanya menyediakan tenaga listrik agar dapat diakses oleh seluruh
PLN yang besar akan sulit tertutupi dengan pendanaan yang terbatas. Apalagi
(Sumber: Wikipedia)
c) Sejarah Perusahaan
Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika
keperluan umum, diawali dengan perusahaan swasta Belanda yaitu NV. NIGM yang
memperluas usahanya dari hanya bidang gas ke bidang tenaga listrik. Selama
September 1945 dan Diserahkan kepada Negara Republik Indonesia. Pada tanggal
27 oktober 1945 Presiden Soekarno membentuk jawatan listrik dan gas dengan
kapasitas pembangkit tenaga listrik hanya sebesar 157,5 MW. Tanggal 1 Januari
d) Logo Perusahaan
sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir juga
mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam memberikan
gerak laju perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta keberanian dalam
3. Tiga Gelombang memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oleh
tiga bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan,
penyaluran dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan
PT PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi
warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti
halnya listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu
biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan
dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.
Tumbuh Kembang :
1. Mampu mengantisipasi berbagai peluang dan tantangan dunia.
2. Konsisten dalam pengembangan standar kinerja.
Unggul :
1. Terbaik, terkemuka dan mutakhir dalam bisnis kelistrikan.
2. Fokus dalam usaha mengoptimalkan potensi insani.
3. Peningkatan kualitas input, proses dan output produk dan jasa
pelayanan secara berkesinambungan.
Terpercaya :
1. Memegang teguh etika bisnis.
2. Konsisten memenuhi standar layanan yang dijanjikan.
3. Menjadi perusahaan favorit para pihak yang berkepentingan.
Potensi Insani :
1. Beriorientasi pada pemenuhan standar etika dan kualitas
2. Kompeten, profesional dan berpengalaman
f) Nilai-Nilai Perusahaan
a. Saling percaya, integrasi, peduli dan pembelajar
b. Peka-tanggap terhadap kebutuhan pelanggan
Senantiasa untuk tetap memberikan pelayanan yang dapat
memuaskan kebutuhan pelanggan secara cepat, tepat da sesuai
penghargaan pada harkat dan martabat manusia.
c. Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dengan segala
kelebihan dan kekurangannya serta mengakui dan melindungi hak-
hak asasi dalam menjalankan bisnis.
d. Integritas
Menjunjung tinggi nilai kejujuran, integritas, dan objektivitas
dalam pengelolaan bisnis.
e. Kualitas produk
Meningkatkan kualitas dan keandalan produksecara terus-
menerus dan terukur serta menjaga kualitas lingkungan dalam
menjalankan perusahaan. f. Peluang untuk maju
Memberikan peluang yang sama dan seluas-luasnya kepada
setiap anggota perusahaan untuk berprestasi dan menduduki posisi
sesuai dengan kriteria dan kompetensi jabatan yang ditentukan. g.
Inovatif
Bersedia bebagi pengetahuan dan pengalaman dengan
sesama anggota perusahaan, menumbuhkan rasa ingin tahu serta
menghargai ide dan karya.
h. Mengutamakankepentingan perusahaan,konsisten untuk mencegah
h) Struktur Organisasi
Struktur PLN berdasarkan Peraturan Direksi No.
0051.P/DIR/2018 disajikan pada Gambar 3.
i) Afiliiasi Perusahaan
PLN sebagai BUMN yang bergerak di bidang energi memiliki 11 anak
usaha lain yang terkait. Berdiri tanggal 3 Oktober 1995 dengan nama PT PJB II
dan pada tanggal 1 September 2000 berubah menjadi PT PJB. Anak
perusahaan PT PJB yang bergerak di bidang operasi dan pemeliharaan,
yaitu PT Pembangkitan Jawa Bali Services yang berdomisili di Surabaya.
Perusahaan ini berdiri tanggal 3 Oktober 2000 dan bergerak dalam usaha
utama dalam tata kelola perusahaan adalah pemegang saham, manajemen, dan
pelanggan, bank dan kreditor lain, regulator, lingkungan, serta masyarakat luas.
pula dalam Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada
Badan Usaha Milik Negara. Lima prinsip dasar GCG tersebut meliputi:
1. Transparency (transparansi/keterbukaan informasi), yaitu keterbukaan dalam
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diberi prioritas pertama (first right of
ketenagalistrikan, dalam hal ini PT. PLN (Persero) mendapat prioritas utama
sebuah hak tunggal bagi PT. PLN (Persero) sebagaimana UU Ketegalistrikan 2009
menyatakan bahwa badan usaha selain PLN bisa berbisnis listrik. Badan usaha
Mineral (ESDM), total kebutuhan listrik nasional pada tahun 2025 mencapai
450.101 GWh dan kapasitas total pembangkit di Indonesia saat ini yang sebesar
25.218 MW terdiri dari 21.768 MW (86,3%) milik PLN dan 3.450 MW (13,7°rG) milik
listrik swasta. Dengan pertumbuhan listrik selama kurun waktu 10 tahun terakhir
perilaku dan kinerja industri. Dalam struktur pasar terdapat tiga elemen pokok
suatu tingkat konsentrasi dalam pasar (Wihana Kirana, 2001). Berikut gambar
a) Pasar Monopoli
penjual yang memproduksi suatu barang dan jasa yang tidak memiliki barang
subtitusi. Produsen dalam pasar monopoli umumnya mempunyai
kendali yang sangat besar terhadap harga jual produknya.
Menurut Hasibuan, beberapa penyebab yang mendorong hadirnya
struktur pasar monopoli, terutama dalam sektor industri pengolahan,
adalah terjadinya merjer, skala ekonomi yang besar dan ditunjang efisiensi,
efisiensi dan inovasi, fasilitas pemerintah, terjadi persaingan yang tidak
sehat, serta erusahaan memperoleh hak-hak yang istimewa dalam
mengelola input yang sukar diperoleh perusahaan lain.(Kuncoro,2007)
b) Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli merupakan struktur pasar dimana hanya ada
beberapa perusahaan atau produsen yang terdapat di pasar. Menurut
Carl Keysan dan Dobald F. Turner (1959) yang merupakan tokoh yang
membuat batasan tentang metode andil perusahaan ada tiga
kelompok oligopoli, yaitu (Hasibuan,dalam Kuncoro 2007):
(a) Oligopoli yang didalamnya terdapat 8 perusahaan terbesar yang
setidak-tidaknya menguasai pasar satu jenis industri atau 20
perusahaan menguasai pasar sebesar 70%.
(b) Oligopoli dengan 8 perusahaan yang menguasai sekurang-kurangnya
33% suatu pasar industri atau sejumlah perusahaan yang memegang
andil setidak-tidaknya 75% pasar dari suatu industri
(c) Oligopoli dengan 8 perusahaan terbesar menguasai pasar kurang
dari 33% yang biasanya disebut industri tidak terkonsentrasi.
Menurut McAfee, dalam Kuncoro, pasar oligopoli terbagi menjadi dua, yaitu
oligopoli ketat (tight oligopoly) dan oligopoli longgar (loose oligopoly) dimana
dalam pasar oligopoli ketat yaitu kemiripan antara perusahaan yang terdapat di
pasar sangatlah kecil, sehingga dalam struktur tersebut perusahaan yang terlibat
Sedangkan oligopoli longgar yaitu dalam struktur pasar tersebut 20 ada dua
2. Dominasi
Dominasi pasar adalah ukuran kekuatan suatu merek, produk, layanan,
atau pun perusahaan dalam menghadapi tuntutan persaingan pasar. Dominasi
pasar menurut Kotler (1999) dilakukan oleh perusahaan yang mampu
mengendalikan pesaing-pesaing yang lain serta memiliki banyak pilihan dalam
menentukan strategi pemasaran. Meskipun belum ada kriteria pasti dalam
menentukan pembagian pasar atau market share, kriteria berikut ini menjadi
acuan dalam menentukan perusahaan yang mendominasi pasar.
a) Sebuah perusahaan/merk/produk/layanan yang memiliki bagian pasar diatas
60% kemungkinan besar memiliki dominasi dan kekuatan terhadap pasar.
dari 35% dikategorikan sebagai lemah dan tidak akan membahayakan pesaing.
Dalam pasar industri modern, bagian pasar bisa saja hanya dikuasai
oleh dua sampai empat perusahaan besar yang saling berbagi pasar.
Perusahaan tersebut umumnya merupakan perusahaan perintis yang memiliki
keunggulan absolut dalam segi harga, kualitas, keunikan, intensitas promosi,
dan saluran distribusi pemasaran. Perusahaan ini menjadi titik orientasi oleh
para pesaing yang ditantang, ditiru, dan dijauhi oleh perusahaan pesaing.
Kehidupan perusahaan yang mendominasi pasar tidaklah mudah karena terus-
menerus mendapatkan kompetisi dari perusahaan lain, kecuali jika perusahaan
tersebut merupakan monopoli yang diresmikan pemerintah sehingga menutup
masuk dan berkembangnya pesaing.
3. Konsentrasi
Konsentrasi industri didefenisikan sebagai suatu ukuran relatif yang
industri yang berada dalam pasar. Tingkat konsentrasi industri merupakan suatu
variabel dalam struktur industri yang dapat diukur. Konsentrasi industri ini
ukuran relatif dari perusahaan-perusahaan yang ada pada suatu pasar industri.
Ada beberapa ukuran dari konsentrasi industri, salah satunya adalah Andil
Perusahaan. Hasil dari berbagai ukuran konsentrasi ada yang meningkat dan ada
yang menurun. Jika tingkat konsentrasi dalam keadaan meningkat, maka tingkat
persaingan di pasar antar industri menurun, dan jika tingkat konsentrasi dalam
disingkat dengan CRN merupakan cara yang paling sering digunakan untuk
mengetahui ukuran suatu industri. Di mana N menunjukkan jumlah andil
perusahaan yang biasanya digunakan sebagai ukuran, misalkan sejumlah
1-10 andil perusahaan dalam industri.
Berdasarkan pada Tabel 9 dapat dinyatakan hingga saat ini tidak ada
ukuran konsentrasi yang baku, karena pada dasarnya nilai konsentrasi ini
memang ukuran relatif, sehingga yang lebih penting adalah ukuran
konsistensinya serta perlu diperhatikan perilaku industrinya.
Tabel 20. Dimensi Batasan Nilai Rasio Konsentrasi Suatu Industri
Pengukuran Konsentrasi
Adanya berbagai ukuran yang digunakan untuk mengetahui ukuran
CRn =
Keterangan :
Herfindahl ini juga mempunyai kelemahan pada saat pemberian bobot. Nilai Hi
sangat sensitifterhadap andil perusahaan yang terbesar dalam
industri. Karena semakin besar andil perusahaan akan semakin
berarti dalam nilai HI. c. Kurva Lorenz dan Koefisien Gini
Pendekatan lain untuk melihat konsentrasi industri adalah dengan
dkk. 1998, Wang 2004). Kurva Lorenz dan Koefisien Gini dipergunakan untuk
dalam suatu pasar dengan mengukur inequality dalam distribusi ukuran dari
Koefisien Gini adalah ukuran statistik yang diperoleh dari Kurva Lorenz,
yang terkait dengan pangsa kumulatif dari total nilai suatu variabel (output,
revenue, jumlah pekerja, dsb.) terhadap angka atau persentase dari perusahaan-
perusahaan yang ada dalam suatu industri yang diurutkan meningkat sesuai
ukurannya. Jika kurva berbentuk lurus, seluruh perusahaan memiliki ukuran yang
dan semakin besar deviasi dari garis diagonal terhadap Kurva Lorenz, semakin
besar inequality dari ukuran perusahaan dan semakin besar konsentrasi pasar.
dimaksud dalam hal ini adalah seperti kebijakan hak paten, lisensi, dan berbagai
kebijakan regulasi lain yang mendorong industri semakin kuat karena kebijakan
4. Hambatan
Hambatan pasar dapat diartikan sebagai hambatan masuk industri, yaitu
kondisi dimana perusahaan potensial yang akan atau baru masuk ke dalam suatu
sebelumnya dalam industri tersebut (existing firms). Fenomena ini dapat terjadi
karena faktor alamiah (seperti perbedaan akses teknologi yang digunakan
dalam proses produksi atau perbedaan struktur biaya antar perusahaan
dalam industri) maupun faktor non-alamiah (seperti berbagai tindakan
existing firms yang dirancang untuk mencegah atau menghalangi new
entrans tuntuk bisa masuk ke dalam industridan kebijakan pemerintah).
Hambatan pasar dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu
hambatan masuk pasar (barriers to entry) dan hambatan keluar pasar
(barriers to exit). Hambatan masuk pasar merupakan segala sesuatu
yang mengahalangi atau menghambat kemampuan perusahaan untuk
masuk ke dalam suatu industri atau pasar, sementara hambatan keluar
pasar merupakan segala sesuatu yang menghalangi atau menghambat
kemampuan perusahaan untuk keluar dari suatu industri atau pasar.
dilakukan oleh sebuah perusahaan agar mendapatkan pasar. Dengan kata lain,
suatu industri di dalam pasar untuk mencapai tujuannya. Perilaku industri satu
perusahaan berkenaan dengan harga adalah sebagai price taker, sedangkan pada
a. Pricing behavior
b. Product strategy
c. Research and innovation
d. Advertising.
Unsur pertama perilaku harga. Perusahaan selain persaingan sempurna
dapat melakukan kerjasama (kolusi) dalam penentuan harga, misalnya dengan
cara membatasi output produk (harga akan lebih tinggi), sehingga laba yang
dicapai adalah maksimal. Unsur kedua adalah strategi produk, dimana strategi
ini dilakukan untuk menjawab keinginan perusahaan apakah tetap fokus pada
lini produk yang sudah ada atau mendiversifikasi produk kearah penambahan
produk-produk baru. Unsur ketiga adalah riset dan inovasi, dimana riset dan
inovasi ini dapat dilakukan untuk menciptakan produk yang benar-benar baru
(product innovation)atau mencari cara berproduksi yang lebih efisien. Unsur
keempat adalah periklanan. Periklanan merupakan aktivitas untuk
menyampaikan informasi berkenaan dengan produk perusahaan. Iklan juga
dilakukan untuk meningkatkan diferensiasi produk dan loyalitas pelanggan.
suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi
Proses komunikasi ini meliputi kegiatan membangun harapan yang jelas serta
pemahaman mengenai pekerjaan yang akan dilakukan. Kinerja adalah hasil kerja
yang dipengaruhi oleh struktur dan perilaku. Kinerja industri biasanya diukur
(a) Profitability
(b) Efficiency
(c) Economics growth
(d) Full employment
(e) Equity.
Unsur pertama kinerja adalah profitabilitas. Profitabilitas merupakan
keseluruhan modal yang digunakan. Ukuran yang dapat dipakai untuk mengetahui
Efisiensi dapat diukur melalui perbandingan nilai tambah (value added) dengan
nilai input. Nilai tambah merupakan selisih antara nilai input dengan nilai output.
Nilai input dihitung dari biaya-biaya input (bahan baku, tenaga kerja, biaya
overhead pabrik, biaya umum dan administrasi, biaya pemasaran dan biaya-biaya
jasa lainnya). Unsur ketiga adalah pertumbuhan ekonomi. Unsur ini berhubungan
dengan pertumbuhan /meningkatnya output riil dari waktu ke waktu bagi produk
misalnya riset dan inovasi. Unsur keempat adalah kesempatan kerja penuh. Unsur
ini dicapai melalui berbagai perilaku pasar oleh perusahaan, yang berimplikasi
merupakan cerminan dari kebebasan individu dalam memilih, aman dari bahaya
nilai budaya.
E. Teori Structure-Conduct-Performance
Paradigma Structure-Conduct-Performance (SCP) adalah sebuah
mengacu pada struktur pasar yang biasanya didefinisikan oleh rasio konsentrasi
pasar. Dimana rasio konsentrasi pasar adalah rasio yang mengukur distribusi
industri (Maal Naylah, 2010). Perilaku ini bersifat persaingan (competitive) atau
kerjasama (collusive), seperti misalnya dalam penetapan harga, iklan,
produksi, dan predation. Sedangkan Performance atau kinerja adalah
ukuran efisiensi sosial yang biasanya didefinisikan oleh rasio market
power (dimana semakin besar kekuatan pasar semakin rendah efisiensi
sosial). Ukuran kinerja yang lain adalah keuntungan perusahaan atau
profitabilitas. Paradigma SCP didasarkan pada beberapa hipotesis yaitu:
a) Struktur mempengaruhi perilaku. Semakin rendah konsentrasi
pasar maka akan semakin tinggi tingkat persaingan di pasar.
b) Perilaku mempengaruhi kinerja.Semakin tinggi tingkat persaingan
atau kompetisi maka akan semakin rendah market power atau
semakin rendah keuntungan perusahaan yang diperoleh.
c) Struktur mempengaruhi kinerja. Semakin rendah konsentrasi pasar
maka akan semakin rendah tingkat kolusi yang terjadi, atau semakin
tinggi tingkat persaingan/kompetisi maka akan semakin rendah market
powernyaHasil ketiga hipotesis di atas, menunjukkan struktur pasar
mempengaruhi kinerja perusahaan dalam suatu industri.
Terdapat tiga pemikiran dalam paradigma Structure Conduct
Performance (SCP) untuk menjelaskan hubungan antara struktur pasar
dengan kinerja perusahaan, terutama menjelaskan tentang konsentrasi
dan pangsa pasar sebagai variabel dari struktur pasar, yaitu:
(a) Traditional hypothesis yang menganggap bahwa konsentrasi merupakan
proksi dari kekuasaan pasar (market power) dimana konsentrasi pasar yang
semakin besar menyebabkan biaya untuk melakukan kolusi menjadi rendah
sehingga perusahaan dalam industri tersebut akan mendapatkan laba
supernormal. Oleh karena itu, konsentrasi pasar akan berpengaruh secara
positif dengan profitabilitas sebagai proksi dari kinerja.
(b) Differentiation hypothesis yang menganggap bahwa pangsa pasar merupakan
menetapkan tingkat harga yang lebih tinggi yang berarti akan mendapatkan profit
yang tinggi juga. Dengan demikian akan terjadi hubungan positif antara
profitabilitas sebagai proksi kinerja dengan pangsa pasar sebagai
proksi dari struktur pasar.
(c) Efficient structure hypothesis yang menganggap bahwa pangsa pasar
dan konsentrasi bukan merupakan proksi dari kekuasaan pasar tetapi
merupakan proksi dari efisiensi perusahaan, sehingga konsentrasi tinggi
tidak identik dengan kolusi. Dimana perusahaan yang lebih efisien akan
bisa mendapatkan pangsa pasar yang besar, sehingga industri tersebut
juga akan cenderung lebih terkonsentrasi. Berdasarkan pemikiran ini maka
hubungan konsentrasi dengan profitabilitas merupakan hubungan yang
tidak benar-benar terjadi, mengingat konsentrasi hanya merupakan agregat
pangsa pasar yang dihasilkan dari perilaku efisiensi, dan perusahaan yang
lebih efisien akan dapat memperoleh profit lebih besar.
F. Analisis Structure-Conduct-Performance pada
Industri Pengadaan Listrik di Indonesia
a. Struktur Industri Pengadaan Listrik di Indonesia
1. Dominasi Pasar
PT. PLN (Persero) mengelompokkan pelanggan menurut
pentarifan (berdasarkan Permen ESDM nomor 30/2012) yaitu Rumah
Tangga (R), Sosial (S), Bisnis (B), Industri (I), dan Publik (P),
termasuk di dalamnya Layanan Khusus (L) dan Curah (C). Secara
umum, persyaratan dan harapan pelanggan yaitu:
a. Keandalan
b. Mutu
c. Response Time
d. Keakuratan Tagihan.
Segmen pasar PT. PLN (Persero) mencakup empat sektor
besar yakni sektor umum (public), usaha (commercial), rumah tangga
(residential), dan industri (industrial).
Dibandingkan dengan tahun 2016 penjualan tenaga lsitrik tersebut naik sebesar
3.540,28 GWh atau 1,6 % terdiri dari penjualan untuk sektor industri sebesar
71.744,13 GWh, sektor rumah tangga sebesar 93.583,52 GWh, sektor komersial
atau usaha sebesar 41.601,08 GWh, sektor publik atau umum sebesar 3.503,47
GWh, dan sektor sosial dan kantor pemerintah sebesar 11.142,47 GWh.Jumlah
angka ini naik sebesar 3.785.790 pelanggan atau 5,9 % Dari Jumlah pelanggan
2. Konsentrasi Industri
3. Hambatan untuk masuk (Barriers to entrii)
BELUM