Anda di halaman 1dari 2

dibutuhkan investasi pemerintah pada perkebunan besar milik negara.

Potensi Permintaan kopi Indonesia di pasar dunia sangat tinggi.


Badan Pengkajian dan Pengembangan
pengembangan kopi arabika dapat dilakukan di luar Sumatera dan Jawa. International Coffee Organization (ICO) mencatat bahwa Uni
Kebijakan Perdagangan
Wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan dan Irian Jaya merupakan wilayah Eropa (Jerman) menjadi importir kopi terbesar di dunia yang
produksi yang kondusif bagi syarat tumbuh kopi arabika (Lubis, 2006). menyerap hampir setengah produksi kopi dunia.
Strategi selanjutnya yaitu promosi untuk peningkatan konsumsi domestik
dan ekspor. Beberapa strategi untuk meningkatkan ekspor kopi adalah dengan Kenapa Pasar Jerman?
memperhatikan prinsip marketing mix atau 4P (Product, Price, Promotion Kopi merupakan salah satu produk unggulan Indonesia. Selama lima
dan Place). Strategi yang dibutuhkan untuk meningkatkan nilai produk adalah periode mulai tahun 2010 hingga 2014, kopi masuk ke dalam 25 besar komoditi
dengan memperhatikan bentuk penjualan, labeling, dan packaging. Untuk ekspor utama Indonesia ke dunia. Tren nilai perdagangan kopi selama periode
strategi penetapan harga atau price adalah dengan mengetahui harga kopi tersebut positif sebesar 6,3% dengan nilai USD 814,31 juta di tahun 2010 dan
dunia dengan menggunakan indikator perkembangan harga pada International naik menjadi USD 1,03 miliar di tahun 2014 (Trademap, 2015). Negara tujuan
Coffee Organization (ICO) composite price indicator. Kenaikan harga kopi secara utama ekspor kopi Indonesia didominasi oleh negara Uni Eropa (UE). Jerman
signifikan biasanya terjadi seiring dengan peningkatan permintaan. Berdasarkan menjadi negara tujuan nomor tiga setelah Amerika Serikat dan Jepang untuk
sumber ICO, harga cenderung tinggi sampai bulan Oktober dimana sebagian ekspor produk kopi Indonesia (Trademap, 2015).
besar wilayah produksi kopi membawa hasil panennya ke pasar dunia.
Sementara strategi promosi adalah dengan membina hubungan bisnis
KOPI INDONESIA DI PASAR Pada tahun 2014, negara pemasok utama produk kopi ke Jerman didominasi
oleh 10 negara, diantaranya Brazil, Vietnam, Honduras, Swiss, Peru, Kolombia,
secara aktif dan mengikuti pameran terutama pameran besar terkait dengan
produk kopi seperti Coffeena, Coteca, Anuga, dan Biofach karena di lokasi
1. Mengikuti pameran Specialty Coffee Association of Europe (SCAE).
SCAE merupakan pameran kopi terbesar di Eropa yang secara rutin JERMAN: FAKTA DAN STRATEGI Italia, Ethiopia, Belanda dan Indonesia. Nilai impor dari ke-10 negara pemasok
tersebut mengalami peningkatan dengan variasi besaran berbeda-beda. Jika
diadakan tiap tahun. Pameran ini akan menciptakan jaringan antara
pameran dapat bertemu langsung dan melakukan pendekatan dengan pedagang dibandingkan dengan tahun 2013, Belanda mengalami peningkatan nilai ekspor
eksportir Indonesia dengan para importir, pengecer, agen, roaster, barista,
grosir maupun pedagang eceran besar. Strategi terakhir adalah place, yaitu dengan nilai tertinggi sebesar 91,44%, diikuti oleh Kolombia sebesar 48,67%.
dan distributor di seluruh UE.
mengunakan segmentasi kopi Jerman untuk dapat menentukan jalur distribusi Sementara Peru dan Indonesia mengalami penurunan nilai ekspor kopi ke
2. Program Edukasi dan Pengetahuan mengenai Kopi Indonesia.
yang tepat dan menguntungkan (International Coffee Organization, 2012). Jerman, yaitu sebesar 14,88% dan 34,24% (Tabel 1).
Tujuannya untuk membuat para barista, dan pecinta kopi menjadi familiar
Selain strategi-strategi diatas, Indonesia dapat melakukan strategi-strategi
dengan kekhasan kopi Indonesia (jenis-jenis kopi dari Jawa, Sumatera, Bali, Tabel 1. Statistik Impor Kopi Jerman dari 10 Negara Pemasok Utama
khusus yang dapat bermanfaat untuk menembus pasar Jerman. Menurut
Sulawesi, dll.) Program ini dimaksudkan untuk menggabungkan antara dan Indonesia, 2012-2014
Indonesian Trade Promotion Center di Hamburg (2013), strategi yang dapat
coffee cupping dan movie screening dari kopi Indonesia. Program ini
dilakukan Indonesia untuk pasar Jerman antara lain:
diadakan sekali dalam satu bulan.
3. Program pengetahuan untuk para pembeli (buyers).
Tujuannya mempertahankan hubungan dan perhatian pemerintah yang
baik kepada para importir, barista, dan roaster yang masing-masing
berkontribusi kepada pembentukan image dan nilai ekspor kopi Indonesia.
Program ini juga disertai dengan penyerahan plakat dan sertifikat kepada
CEO perusahaan Indonesia.
4. Berkolaborasi dengan Kamar Dagang, Deutsch-Indonesische Industrie-
und Handelkammer (Indonesia-Germany Economic Association) dan Sumber: Trademap (2015)
asosiasi lainnya. Strategi ini bertujuan untuk membangun hubungan
dengan rantai bisnis lokal serta melobi dan memanfaatkan pengalaman dan Tahun 2014 Indonesia menempati posisi ke-10, turun tiga peringkat
keahlian mereka untuk memberikan pelatihan/workshop ekspor, impor dan dari posisi ke-7 pada tahun 2010 (Trademap, 2015). Nilai impor kopi
keterampilan kewirausahaan untuk diaspora Indonesia. (Dian Dwi Laksani Indonesia di Jerman pada tahun 2014 sebesar USD 103,29 juta, mengalami
dan Ridho Meyrandoyo) penurunan sebesar 34,24% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar USD
130,34 juta. Tiga negara pesaing ekspor kopi Indonesia yang menempati
posisi tiga besar adalah Brazil, Vietnam dan Honduras. Tahun 2014 nilai
ekspor ketiga negara tersebut berturut-turut adalah USD 1261,51 juta,
USD 544,02 juta dan USD 324,99 juta.
Jerman lebih banyak mengimpor kopi yang belum di-roasting (digongseng) 660 Planted Area Production 1600 Di sektor pengolahan kopi, target yang ditetapkan untuk pengolahan kopi
641.7
637
mengingat Jerman memiliki teknologi dan sistem termodern di dalam proses 640 1276.6 623 1400 di skala industri mulai dari 20% dari output tahun 2010, meningkat menjadi
roasting. Selain itu Jerman juga merupakan salah satu negara re-eksportir 620 1100.5
1200
40% tahun 2015 dan 70% tahun 2020. Peningkatan dalam pengolahan
terbesar di Eropa. Pada umumnya produsen kopi yang sudah di-roasting skala industri akan terjadi dengan kerjasama ekonomi antara perusahaan
600 1000

Thousands
586.2
(digongseng) asal Jerman memasarkan produknya di negara-negara tetangga dan petani. Rencananya target penurunan tingkat pengolahan kopi mentah

Thousand Tons
580 800
seperti Austria, Belanda, Hongaria, dan Polandia. Dengan demikian, untuk dapat dalam skala rumah tangga dari 80% menjadi 60% 2015 dan 30% tahun 2020.
554.8 1260.4 1326.6 1395.6
560 600
memenuhi pasar Eropa, Jerman membutuhkan bahan baku kopi dari negara- Rencana tersebut juga menargetkan peningkatan proses basah kopi (proses
negara penghasil kopi. 540 400 pengolahan kopi yang melalui tahap fermentasi dan pencucian) dari 10% dari
Tabel 2. Impor Kopi Jerman dari Indonesia HS 6 Digit (2012-2014)
520 200 output tahun 2010 menjadi 20% tahun 2015 dan 30% pada tahun 2020.
500 0 Rencana tersebut juga mentargetkan ekspansi dalam skala pengolahan dan
2010 2011 2012 2013 2014 kapasitas roaster, tanah, dan kopi instan dari 10.000 Metrik Ton (MT) pada
Gambar 1. Pertumbuhan Lahan dan Produksi Kopi di Vietnam, 2010-2014. 2010 menjadi 20.000 MT tahun 2015 dan 30.000 MT tahun 2020.
Sumber : General Statistics Office (GSO) (2015); Ministry of Agriculture and Rural
Development (MARD) (2015)

Jumlah Produksi Kopi


Sumber: Trademap (2015)
Seiring dengan peningkatan luas area tanam kopi, produksi kopi di Vietnam
Nilai impor produk kopi Jerman dari Indonesia khususnya untuk produk kopi juga mengalami peningkatan. Produksi kopi Vietnam pada tahun 2014 sebesar
yang belum di-roasting (digongseng) sempat naik sebesar USD 157,058 juta 1395,6 ribu ton. Angka ini 5,20% lebih tinggi dari tahun sebelumnya karena
di tahun 2013, tetapi kemudian turun sebesar 20,75% di tahun 2014 menjadi adanya peningkatan hasil dan peningkatan investasi dalam produksi. Perluasan Strategi Indonesia
USD 103,288 juta (Tabel 2). Penurunan nilai impor Jerman dari Indonesia lahan penanaman kopi terus berkembang karena harga kopi yang menjanjikan. Dalam situasi pasar kopi dunia yang sangat sulit, Indonesia perlu
periode 2012 hingga 2014 untuk produk kopi dengan HS 090111 merupakan Sekitar 7% dari total luas yang ada (diperkirakan 40.000 ha) adalah kopi arabika. menyusun strategi tertentu yang dapat mendongkrak nilai ekspor kopi di pasar
hal yang kurang menggembirakan, mengingat bila dibandingkan dengan negara Pemerintah Vietnam melihat bahwa saat ini harga kopi telah memberikan UE, terutama di pasar Jerman. Beberapa strategi untuk meningkatkan nilai
ASEAN lainnya misalnya Vietnam, justru mampu mempertahankan peningkatan insentif bagi petani kopi untuk berinvestasi lebih banyak di lahan mereka, baik ekspor dan kualitas kopi adalah dengan perbaikan mutu produk, penyesuaian
nilai perdagangan hingga mencapai 14,33% dari tahun 2012 sampai dengan dengan meningkatkan barang modal serta teknologi, mengganti pohon kopi jenis kopi dengan permintaan pasar serta promosi untuk peningkatan konsumsi
tahun 2014 (Tabel 1). yang sudah tua, maupun dengan perluasan areal tanam yang baru. domestik dan ekspor. Menurut Direktorat Pasca Panen dan Pembinaan Usaha
Kementerian Pertanian (2013), lebih dari 65% ekspor kopi Indonesia adalah
Daya Saing Kopi Vietnam dibandingkan Indonesia di Pasar Jerman Kebijakan Pemerintah Vietnam grade IV ke atas dan tergolong kopi mutu rendah yang terkena larangan ekspor.
Vietnam merupakan negara ASEAN yang menjadi pesaing Indonesia Berdasarkan pada laporan Vietnam Coffee Annual (Mei 2015) yang dikeluarkan Rendahnya mutu produksi kopi robusta terutama disebabkan oleh pengelolaan
dalam memperebutkan pasar kopi di Jerman. Vietnam adalah penghasil oleh United States Department of Agriculture (USDA) Foreign Agricultural kebun, panen dan penanganan pasca panen yang kurang memadai karena
kopi terbesar kedua di dunia setelah Brazil. Menjadi pertanyaan menarik Services, pemerintah Vietnam sedang mengembangkan kebijakan dan program- hampir seluruh kopi robusta diproduksi oleh perkebunan rakyat.
kemudian adalah bagaimana Vietnam mampu secara konsisten meningkatkan program yang mendorong pembangunan berkelanjutan di sektor produksi Berdasarkan data Tabel 2, saat ini ekspor kopi Indonesia sebagian besar
ekspor ke Jerman. Untuk mengetahui hal tersebut, berikut ini diuraikan pertanian pada umumnya, dan sektor kopi pada khususnya. Pemerintah telah dalam bentuk biji kopi yaitu kopi tidak digongseng, tidak dihilangkan kafeinnya
beberapa faktor yang mungkin berkontribusi terhadap kemampuan Vietnam menetapkan mode Public-Private Partnership (PPP) sebagai salah satu solusi dan kopi digongseng, tidak dihilangkan kafeinnya. Jenis kopi ini terdiri dari
dalam mempertahankan pangsa pasarnya di Jerman, diantaranya terkait utama untuk melaksanakan sustainable agricultural development. Sektor 75% jenis kopi robusta dan sekitar 25% jenis kopi arabika (Asosiasi Eksportir
perkembangan luas lahan, jumlah produksi dan kebijakan pemerintah Vietnam kopi Vietnam juga telah terlibat dalam sustainable production. Produksi kopi dan Industri Kopi Indonesia (AEKI), 2015). Menurut AEKI ekspor biji kopi
dalam produksi dan industri kopi. bersertifikat sustainable coffee juga telah meningkat di kalangan produsen Indonesia lebih didominasi oleh grade V dan VI (mutu rendah) sehingga tidak
kopi, petani, dan traders. mendapatkan premi harga seperti kopi biji dari Vietnam.
Luas Lahan Produksi Kopi Selain itu penyesuaian jenis kopi dengan permintaan pasar sangat
Luas area tanam kopi di Vietnam terus bertambah. Perluasan tersebut Awal tahun ini, Perdana Menteri Vietnam menyetujui master plan untuk diperlukan. Pengembangan industri kopi Indonesia hendaknya tidak hanya
dikarenakan harga kopi yang baik, sehingga memotivasi petani kopi untuk pengembangan sektor produksi pertanian hingga tahun 2020 dengan visi tertumpu pada pengembangan kopi jenis robusta. Tingginya harga kopi arabika
meningkatkan luas lahan yang digunakan. Menurut General Statistics Office untuk tahun 2030. Dalam rencana ini, target yang ditetapkan untuk tahun di pasar dunia serta luasnya lahan yang sesuai sebagai syarat tumbuhnya kopi
(GSO) (2015), area produksi kopi di Vietnam telah meningkat 15,66% selama 2020 adalah sekitar 500 ribu ha lahan dialokasikan, dimana lahan tanam arabika di Indonesia mestinya menjadi alasan yang kuat bagi pemerintah
5 tahun terakhir hingga mencapai 641,7 ribu hektar di tahun 2014 seperti yang untuk arabika seluas 60 ribu ha, dengan area utama di Dataran Tinggi Tengah, untuk merangsang perkembangan industri kopi arabika di masa yang akan
ditunjukkan dalam Gambar 1. Tenggara, dan Tengah Utara Coast (Vietnam Coffee Annual, 2015). datang. Untuk memperbesar luas areal yang menghasilkan jenis kopi arabika

Anda mungkin juga menyukai