Anda di halaman 1dari 37

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Kopi merupakan komoditi perkebunan yang masuk dalam kategori
komoditi strategis di Indonesia. Indonesia adalah produsen kopi terbesar
ketiga di dunia setelah Brazil dan Vietnam dengan menyumbang sekitar
6% dari produksi total kopi dunia, dan Indonesia merupakan pengekspor
kopi terbesar keempat dunia dengan pangsa pasar sekitar 11% di dunia
(Raharjo, 2013). Produksi kopi Indonesia telah mencapai 600.000 ton
pertahun dan lebih dari 80% berasal dari perkebunan rakyat. Devisa yang
diperoleh dari ekspor kopi dapat mencapai US $ 824,02 juta (2009),
dengan melibatkan 1,97 juta KK yang menghidupi 5 juta jiwa keluarga
petani. (Dirjen Perkebunan, 2011).
Dari berbagai macam industri yang ada di Indonesia,
industri kopi merupakan salah satu industri yang berkembang secara
signifikan per-tahunnya. Menteri Perindustrian Mohammad Suleman
Hidayat

mengatakan,

kenaikan

tersebut

turut

dipengaruhi

oleh

pertumbuhan ekonomi yang memicu kemunculan masyarakat kelas


menengah.yang memiliki gaya hidup yang bermacam-macam, salah
satunya mengkonsumsi kopi di kedai-kedai kopi modern (Tempo, Edisi
Selasa 25 Juni 2013). Menurut Yuswohady dalam bukunya Consumer
3000 menyebutkan bahwa kalangan kelas menengah mengejar experience
atau disebut juga experiencer (Yuswohady, 2012). Tidak hanya sebuah
produk yang menjadi tujuan utama konsumen dalam mengonsumsi tetapi
pengalaman dalam mendapatkannya, menikmati suasana tempatnya
sampai pada setelah konsumen mengonsumsi sebuah produk itu menjadi
penting untuk menghasilkan kepuasan. Kini kopi tidak hanya dianggap
sebagai minuman biasa, namun dianggap sebagai pelengkap gaya hidup
seseorang. Didukung data jumlah penduduk di pasar domestik yang
melebihi 240 juta jiwa merupakan sebuah pasar potensial bagi permintaan

Universitas Indonesia

berbagai jenis produk kopi dan olahannya, terutama dengan jumlah lakilaki 50,34% dan wanita 49,66% (Badan Pusat Statistik, 2010)
Dikuatkan dengan kalangan pengusaha Asosiasi Eksportir Kopi
Indonesia (AEKI) juga mencatat bahwa konsumsi kopi orang Indonesia
terus naik sejak tahun empat tahun silam. Hal ini terungkap dari hasil
survei asosiasi terkait kebutuhan kopi yang naik sebesar 36% sejak tahun
2010 hingga 2014. Menurut data AEKI, pada 2010 konsumsi kopi
Indonesia mencapai 800 gram per-kapita dengan total kebutuhan kopi
mencapai 190 ribu ton. Sedangkan pada 2014, konsumsi kopi Indonesia
telah mencapai 1,03 kilogram per-kapita dengan kebutuhan kopi mencapai
260 ribu ton kemudian pada tahun 2016 ditargetkan konsumsi kopi
mencapai 1,15 kilogram per-kapita, di mana kebutuhan kopi saat itu
diprediksi mencapai 300 ribu ton.
Meningkatnya permintaan akan kopi, memancing munculnya
berbagai brand dan kedai-kedai kopi di sekitar kita. Pengunjung kedaikedai ini pun tidaklah sedikit, begitu pula dengan keuntungan yang didapat
oleh produsen. Namun tidaklah semua pengunjung merupakan para
penikmat kopi, seperti yang telah dijelaskan diatas, ada yang hanya
mencari suasana atau bahkan untuk menunjukan status sosial. Menurut
Royan (dalam RZ Kusumah, 2011) pergeseran fungsi sebuah kafe dan
restoran akan melahirkan fenomena sosial dan budaya baru dalam
masyarakat sebagai akibat dari adanya perubahan perilaku tersebut.
Bisnis kedai kopi di Indonesia mulai marak sejak masuknya kedai
kopi asal Seattle, Amerika yaitu Starbucks. Kemunculan Starbucks mampu
membawa fenomena baru, kini kita melihat franchisor lain, seperti J.CO
Donuts and Coffee, The Coffee Bean, The Espresso ikut meramaikan pasar
kedai kopi di Indonesia. Kepekaan para pelaku usaha pun dapat dilihat
dengan munculnya kedai-kedai kopi atau coffee shop di Indonesia. Hal ini
dikarenakan adanya beberapa alasan menurut Atmodjo, 2005 (dalam RZ
Kusumah, 2011), yaitu:
1.

Potensi pasar ini sangat besar dan akan terus berkembang

Universitas Indonesia

2.

Alat-alat penghidang makanan, sistem, kontrol serta pertolongan fisik


lainnya yang telah berkembang yang akan lebih memudahkan,
melancarkan dan menguntungkan.

3.

Dengan meningkatnya travel, mobilitas serta berbagai hal yang


menambah alasan untuk makan diluar, mengakibatkan pertumbuhan
usaha pelayanan makanan semakin besar pula

4.

Harga makanan yang menjadi lebih tinggi merupakan kesempatan


yang baik untuk mendapatkan keuntungan
Kondisi pasar industri kopi di Indonesia berpotensi mengalami

pertumbuhan setiap tahunnya yaitu sebesar 9,58% menurut International


Coffee Oganization (ICO) Coffee Statistics dan AEKI 2006, yang diacu
dalam Ditjen perkebunan, 2007 namun, sebuah perusahaan tanpa didukung
adanya strategi bersaing yang tepat, akan kecil kemungkinan tujuan
perusahaan tercapai, oleh karena itu perusahaan harus menerapkan strategi
terbaik untuk kemajuan bisnisnya.
Strategi bersaing merupakan suatu unit usaha dalam sebuah
industri dalam menemukan posisi dalam industri, dimana perusahaan
dapat melindungi diri dengan sebaik-baiknya terhadap tekanan persaingan
atau dapat mempengaruhi tekanan tersebut secara positif (Porter, 2007).
Sehingga pertumbuhan perusahaan di pasar dapat dipastikan dalam jangka
panjang.
Perusahaan-perusahaan

semakin

sadar

akan

pentingnya

keberlangsungan jangka panjang usahanya (sustainable). Kelestarian


merupakan salah satu aspek penting yang menjadi perhatian pihak
manajemen. Di sisi lain beragam tantangan harus dihadapi. Saat ini,
tantangan perusahaan bukan hanya persaingan global, tetapi juga
tantangan lingkungan alam. Global warming atau pemanasan global,
gaungnya telah terdengar sejak beberapa tahun terakhir. Fenomena ini
menyentuh semua lapisan masyarakat dan institusi, karena menyangkut
keberlangsungan hidup umat manusia.
Perubahan tersebut menimbulkan tantangan yang harus dijawab
bagi perusahaan, bisa berupa peluang atau ancaman. Banyak perusahaan

Universitas Indonesia

yang kemudian mengaitkan isu lingkungan dengan tanggung jawab sosial


perusahaan (Coorporate Social Responsibility) dalam aktivitas pemasaran
yang mereka lakukan, sehingga menimbulkan fenomena baru dalam dunia
pemasaran berupa konsep Green Marketing.
Melaksanakan konsep Green Marketing dalam suatu perusahaan
berarti memasukkan pertimbangan lingkungan dalam semua dimensi
aktivitas pemasaran yang dilakukan perusahaan (Crane, 2000). Green
marketing atau bisa juga disebut dengan Environmental Marketing
didefinisikan sebagai seluruh aktivitas yang didesain untuk menghasilkan
dan memfasilitasi semua perubahan yang diharapkan dapat memuaskan
kebutuhan dan keinginan manusia, dengan dampak minimal pada
perusakan lingkungan alam (Polinsky, 1994). Hal ini terjadi akibat
pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia memiliki potensi untuk
menimbulkan dampak negatif pada lingkungan alam.
Pride and Ferrell, 1993 dalam Daniel wirajaya, 1989 mengatakan
bahwa Green Marketing dideskripsikan sebagai usaha organisasi atau
perusahaan mendesain, promosi, harga dan distribusi produk-produk yang
tidak merugikan lingkungan. Dapat disimpulkan bahwa Green Marketing
merupakan suatu usaha perusahaan dalam aktivitas menghasilkan dan
memfasilitasi segala bentuk perubahan dalam bentuk promosi, harga dan
distribusi produk-produk untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen tanpa menimbulkan kerusakan pada lingkungan alam.
Peluang tersebut tidak dilewatkan oleh salah satu perusahaan kopi
yang sudah berkembang di Indonesia yaitu Starbucks. Starbucks
menggunakan

isu

lingkungan

hidup

sebagai

salah

satu

sarana

mempromosikan produknya dan menunjukkan bahwa Starbucks sebagai


perusahaan yang peduli akan lingkungan.
Berdasarkan website yang dibuat oleh pihak Starbucks, Starbucks
merupakan sebuah merek dagang yang berasal dari Amerika Serikat
berupa kedai kopi yang didirikan pertama kali di Seattle, USA. Starbucks
dikenal sebagai tempat bersantai dan tempat untuk bersosialisasi bagi
masyarakat urban Amerika Serikat. Nama Starbucks diambil dari salah

Universitas Indonesia

satu karakter dalam novel terkenal Moby Dick dengan logonya yang
berupa putri duyung berekor dua yang biasa disebut Siren. (Starbucks)

Gambar1.1 Logo Starbucks

Starbucks memiliki kantor pusat yang berada di Seattle, Amerika


Serikat. Starbucks merupakan sebuah perusahaan ritel kopi yang menjual
produk minuman espresso ala Italia, dimana mereka melakukan
pembelian dan pemrosesan pada biji kopi secara khusus sehingga kopi
yang dihasilkan tetap berkualitas baik. Tidak hanya berdiri sendiri,
Starbucks juga membuka kedai kopi di bandara, pusat perbelanjaan
maupun hotel berbintang. Hingga tahun 2014 total kedai Starbucks yang
tersebar di seluruh dunia telah mencapai 20.100 kedai. Sejumlah 11.500
kedai terdapat di Amerika Serikat, sisanya tersebar di seluruh dunia
termasuk Indonesia (Starbucks).
Starbucks mempunyai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan
atau Corporate Social Responsibility yang diberi nama Starbucks Shared
Planet dengan slogan You and Starbucks. Its bigger than coffee.
Starbucks Shared Planet berkomitmen untuk melakukan bisnis dengan
cara yang baik untuk masyarakat dan planet. Salah satu bentuk
implementasi dari Starbucks Shared Planet berupa program Honoring
Earth Day (Starbucks).

Universitas Indonesia

Honoring Earth Day merupakan salah satu program Corporate


Social Responsibility yang diadakan oleh Starbucks yaitu kegiatan sosial
terhadap lingkungan seperti yang di kemukakan oleh Kriyantono bahwa
Corporate Social Responsibility merupakan kegiatan perusahaan sebagai
bentuk tanggung jawab terhadap lingkungan (Kriyantono, 2008: 23-25).
Tanggung jawab sosial perusahaan sebagai praktek bisnis yang terbuka
dan transparan yang di dasarkan pada penghormatan terhadap masyarakat
dan lingkungan (Said, Yuserrie & Haron, 2009: 212-226).
Melalui program ini Starbucks memanfaatkan isu lingkungan
hidup

untuk

menjadi

salah

satu

bagian

dimana

kegiatan

ini

mempromosikan aspek kemasyarakatan yaitu mendukung kampanye


sosial, mempromosikan segala hal yang berhubungan dengan perusahaan
yang memiliki kaitan dengan kepentingan publik.
Hari bumi yang diperingati setiap tanggal 22 april disetiap
tahunnya merupakan momentum yang menginspirasi Starbucks untuk
menjalankan kampanye Honoring Earth Day. Terhitung sejak tahun 2009
Starbucks Indonesia menjalankan program Honoring Earth Day yaitu
dimana setiap tanggal 22 setiap bulannya, pelanggan dapat menikmati
minuman favoritnya dengan potongan harga sebesar 50%, syarat utamanya
adalah membawa mug atau tumbler Starbucks (Starbucks).
Tujuan utama dari kampanye Honoring Earth Day adalah mug atau
tumbler yang dibawa oleh pelanggan akan menggantikan penggunaan
gelas kertas dan plastik, sesuai dengan slogannya Less paper, more
plants, more planet (Starbucks).
Kegiatan Corporate Social Responsibilty tersebut membuat peneliti
tertarik ingin mengetahui bagaimana sikap konsumen tentang program
Honoring Earth Day sebagai bagian dari Starbucks Shared Planet dalam
inisiatif untuk mereduksi limbah hasil penjualan (gelas kertas atau plastik,
tutup gelas plastik, sedotan, dan kertas anti panas).
Soetarno (1994) memberikan definisi sikap sebagai pandangan
atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap obyek
tertentu. Sikap senantiasa diarahkan kepada sesuatu, artinya tidak ada

Universitas Indonesia

sikap tanpa obyek. Sikap diarahkan kepada benda-benda, orang, peritiwa,


pandangan, lembaga, norma dan lain-lain. Maka dapat disimpulkan bahwa
sikap adalah keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk
bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di
dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya.
Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya
positif atau negatif terhadap obyek atau situasi. Penulis memilih Starbucks
Universitas Indonesia sebagai obyek penelitian karena merupakan salah
satu kedai kopi yang mengusung Green Marketing yang terdapat di
lingkungan Universitas Indonesia yang sebagian besar pengunjungna
adalah mahasiswa Universitas Indonesia.
Berdasarkan data dan uraian diatas penulis tertarik untuk
menganalisia bagaimana sikap konsumen terhadap program Honoring
Earth Day yang dilakukan oleh Starbucks di Unversitas Indonesia.
1.2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan
sebelumnya maka penulis merumuskan permasalahan yaitu Bagaimana
sikap konsumen terhadap kampanye Honoring Earth Day Starbucks
universitas Indonesia?

1.3.

Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah penelitian yang telah dijabarkan
dalam pertanyaan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui sikap konsumen terhadap Kampanye Honoring Earth Day
Starbucks Universitas Indonesia.

1.4.

Manfaat Penelitian

Manfaat Praktis
Dengan adanya hasil penelitian sikap konsumen terhadap
Kampanye Honoring Earth Day Starbucks Universitas Indonesia. ini,
maka perusahaan dapat mengetahui sejauhmana kesadaran dan apakah
ada perubahan sikap konsumen untuk kembali membawa tumbler atau
mug pada kunjungan berikutnya.

Universitas Indonesia

Manfaat Akademis
Manfaat juga dapat dirasakan oleh kalangan akademisi,
penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui gerakan Green
Movemenet dan Green Marketing, untuk mempelajari mengenai
penerapan teori pada kenyataan di lapangan. Dan diharapkan dapat
menjadi informasi tambahan dan referensi.

1.5.

Ruang Lingkup atau Batasan Penelitian.


Dalam penelitian ini, peneliti memiliki batasan adalah sebagai
berikut:

Variabel dalam penelitian ini ialah sikap konsumen. Sikap apa


yang ditunjukan atau yang dilakukan olehkonsumen terhadap
kampanyeHonoring Earth Day Starbucks Universitas Indonesia.

Sampel yang dijadikan obyek penelitian adalah seluruh


mahasiswa Universitas Indonesia yang pernah mengunjungi
Starbucks Universitas Indonesia yang secara kebetulan ditemui
peneliti.

1.6.

Sistematika Penulisan
Bab I

Pendahuluan. Berisi; Latar Belakang Masalah, Rumusan


Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Batasan
Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

Bab II

Kerangka Teori. Berisi; Landasan Teoritis mengenai konsep


dasar tentang Green Marketing, Konsep sikap konsumen,
Keterkaitan

antar

Variabel,

Model

Analisis,

Hipotesis

Penelitian, dan Operasionalisasi Konsep


Bab III

Metode Penelitian.

Berisi; Pendekatan Penelitian, Jenis

Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Populasi dan Sampel,


Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Bab IV

Pembahasan dan Hasil Penelitian.

Berisi; Hasil dan

pembahasan yang berisikan interpretasi Sikap Konsumen


terhadap kampanye Honoring Earth Day Starbucks Universitas
Indonesia.

Universitas Indonesia

Bab V

Penutup.Berisi; Kesimpulan yang didapat setelah penelitian


ini dilakukan, dan saran untuk perusahaan terkait.

Universitas Indonesia

10

BAB II
KERANGKA TEORI
2.1.

Tinjauan Pustaka atau Penelitian Terdahulu


Riset bisnis yang peneliti bahas mengenai Sikap Konsumen
terhadap Kampanye Honoring Earth Day Starbucks Universitas Indonesia,
belum pernah diteliti sebelumnya. Jurnal serupa yang ditemukan dan
dijadikan acuan adalah jurnal pengaruh Green Branding terhadap sikap
konsumen namun tidak ditemukan jurnal lainnya yang spesifik membahas
perihal yang diteliti pada penelitian ini. Studi kasus dengan topik Green
Marketing sebelumnya pernah dilakukan namun dengan kasus dan
pendekatan yang berbeda.
Adapun peneliti menemukan buku serta penelitian terdahulu dalam
bentuk jurnal yang terkait dengan riset ini, diantaranya adalah:
1.

Buku The New Rules of Green Marketing oleh Jacquelyn A. Ottman,


yang diterbitkan oleh Berrett-Koehler Publisher, tahun 2010. Buku ini
membahas pedoman-pedoman terbaru tentang Green Marketing yang
saat ini secara meningkat memberi karakter sensibilitas pembelian dari
konsumen di seluruh dunia. Saat ini Green Marketing menjadi hal
yang umum dan strategi para pemasar menjadi berubah. Buku ini juga
membahas

tentang

strategi

yang

dibutuhkan

pemasar

untuk

melakukan pemasaran dalam lingkup Green Marketing.Berdasarkan


hasil penelitian di dalam buku ini, dikatakan bahwa pemahaman,
perhatian, dan keputusan membeli mulai dibangun atas asas hijau dan
bahwa Green Marketing merubah agenda para pemasar.
2.

Jurnal Green branding effects on attitude: functional versus


emotional positioning strategy oleh Patrick Hartmann, Vanessa
Apoalaza Ibanez, dan F. Javier Forcada Sainz yang diterbitkan pada
Marketing Intelligence & Planning Vol. 23 No. 1, (2005) 9-29. Tujuan
dari ditulisnya jurnal ini ialah mengusulkan strategi terintegrasi
pilihan untuk penempatan Green Branding baik dalam fungsional
sesuai merek atribut dan juga pada manfaat emosional. Tujuan

Universitas Indonesia

11

penelitian dalam jurnal terdahulu adalah untuk menguji strategi Green


Branding antara satu sama lain. Pendekatan yang digunakan adalah
model teoritis dari dimensi sikap terhadap Green Brand Positioning.
Hasil penelitian menyarankan alternatif untuk melaksanakan Green
Brand Positioning bersama dengan gabungan strategi fungsional dan
emosional yang diuji dalam eksperimen online. Secara keseluruhan
hasil temuan menunjukkan adanya pengaruh positif pada pengaruh
Green Branding terhadap brand attitude.
2.2.

Konstruksi Model Teoritis


2.2.1. Definisi Sikap
Cara individu belajar merupakan hal yang sangat menarik
bagi berbagai kalangan, tidak terkecuali bagi pemasar. Pemasar
ingin mengedukasi Individu (Konsumen) - dimana konsumen
membeli produk tersebut, bagaimana menggunakannya, bagaimana
memeliharanya, bahkan sampai bagaimana membuangnya - untuk
mengetahui apa yang membedakan merek yang mereka tawarkan
dengan produk pesaing. Dalam teori pembelajaran, apabila ada
stimulasi berulang dan ada reaksi yang sama di masa yang akan
datang yang ditunjukan oleh konsumen artinya konsumen telah
belajar, indikasi konsumen telah belajar dapat dilihat dari sikap
yang ditunjukan oleh konsumen sesuai harapan pemasar. Sikap
yang diharapkan dari pemasar adalah bahwa konsumen menyukai
barang atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.
Sikap adalah ungkapan perasaan konsumen tentang suatu
obyek

apakah

disukai

atau

tidak,

dan

sikap

juga

bisa

menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut


manfaat dari obyek tersebut. Menurut Gordon Allpor dalam
Hartono Sastro Wijoyo

(2005) sikap adalah mempelajari

kecenderungan memberikan tanggapan pada suatu obyek baik


disenangi maupun tidak disenangi secara konsisten.

Universitas Indonesia

12

2.2.2. Karakteristik Sikap


a) Sikap Memiliki Obyek
Obyek terkait dengan berbagai konsep konsumsi dan
pemasaran seperti produk, merek, iklan, harga dan kemasan.
b) Konsistensi Sikap
Perilaku seseorang konsumen merupakan gambaran dari
sikapnya. Misalnya Konsumen A menyukai warna abu-abu,
dan konsumen tersebut mengendarai mobil New Honda Jazz
warna abu-abu. Ini adalah konsistensi sikap.
c) Sikap Positif, Negatif dan Netral
Dalam memasarkan barang dan jasanya pemasar menghadapi
berbagai respon sikap. Misalnya konsumen menyukai barang
A, ini adalah sikap positif, Konsumen B tidak menyukai
barang A, maka ini adalah sikap negatif, dan misalnya
konsumen A memiliki sikap yang biasa saja terhadap barang A,
maka dia tidak akan menunjukan sikap positif maupun sikap
negative atau dengan kata lain merupakan sikap netral.
d) Intensitas Sikap
Sikap seseorang bervariasi tingkatannya, ada yang sangat
menyukai, menyukai saja, tidak menyukai dan sangat tidak
menyukai.
e) Resistensi Sikap
Resistensi sikap adalah mengenai seberapa besar sikap
konsumen bisa berubah. Contohnya seorang konsumen
mungkin tidak menyukai tomat, tapi karena anjuran dokter,
f)

mungkin sikapnya akan berubah.


Persistensi Sikap
Sikap konsumen suatu saat bisa berubah karena berlalunya
waktu.

g) Keyakinan sikap
Keyakinan adalah kepercayaan konsumen akan kebenaran
sikap yang dimilikinya, misalnya sikap konsumen terhadap
adat atau agamanya.
h) Sikap dan Situasi

Universitas Indonesia

13

Situasi akan mempengaruhi konsumen terhadap suatu obyek.


Misalnya, seseorang mungkin tidak suka minum jus jeruk pada
waktu pagi, tapi menyukai jus jeruk pada waktu malam.
2.2.3. Fungsi Sikap
a) Fungsi Utilitarian
Seorang menyukai suatu produk karena ingin memperoleh
manfaat dari produk tersebut atau menghindari resiko produk.
Misalnya seorang konsumen mengonsumsi produk susu
tertentu untuk mendapatkan tinggi badan yang ideal.
b) Fungsi Mempertahankan Ego
Fungsi mempertahankan ego adalah sikap melindungi citra
diri. Misalnya seorang menggunakan produk penghilang
jerawat untuk mengembalikan kepercayaan dirinya kembali.
c) Fungsi Ekspresi Nilai
Sikap ini mengekspresikan nilai-nilai tertentu dalam suatu
usaha untuk menerjemahkan nilai-nilai tersebut ke dalam
sesuatu yang lebih nyata dan lebih mudah ditampakkan.
d) Fungsi Pengetahuan
Manusia ingin agar kehidupannya tersusun dengan rapi. Oleh
sebab

itu,

mereka

mencari

definisi,

konsistensi,

dan

pemahaman dari suatu kebutuhan yang berujung kepada


pencarian pengetahuan.
2.2.4. Komponen Sikap
a) Kognitif (cognitive). Berisi kepercayaan seseorang mengenai
apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap. Sekali
kepercayaan itu telah terbentuk maka hal tersebut akan
menjadi dasar seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan
dari obyek tertentu.
b) Afektif (affective). Menyangkut masalah emosional subyektif
seseorang terhadap suatu obyek sikap. Secara umum
komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki obyek
tertentu.
c) Konatif (conative). Komponen konatif atau komponen perilaku
dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau
kecenderungan berperilaku dengan yang ada dalam diri

Universitas Indonesia

14

seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapi


(Notoatmodjo, 1997).
Sikap dan perilaku sering dikatakan berkaitan erat, dan
hasil penelitian juga memperlihatkan adanya hubungan yang kuat
antara sikap dan perilaku. Salah satu teori yang bias menjelaskan
hubungan antara sikap dan perilaku yang dikemukakan oleh
Fishbein dan Ajzen. Menurut mereka, antara sikap dan perilaku
terdapat satu faktor psikologis yang harus ada agar keduanya
konsisten, yaitu niat (intention). Worchel dan Cooper (1983)
menyimpulkan sikap dan perilaku bias konsisten apabila ada
kondisi sebagai berikut:
a) Spesifikasi sikap dan perilaku
b) Relevansi sikap terhadap perilaku
c) Tekanan normatif
d) Pengalaman
Terdapat enam faktor yang mempengaruhi kemampuan
sikap dalam memprediksi perilaku, antara lain:
a) Tingkat keterlibatan konsumen. Apabila tingkat keterlibatan
konsumen terhadap suatu obyek sikap tinggi (misalnya
produk), maka perilakunya cenderung akan sesuai dengan
sikapnya yang cenderung kuat.
b) Pengukuran sikap. Jika pengukuran sikap valid dan reliabel
dan mempunyai

tingkat

abstraksi yang

sama

dengan

pengukuran perilaku serta dalam waktu yang relatif dekat atau


bersamaan waktunya, maka sikap dapat digunakan untuk
memprediksi perilaku.
c) Pengaruh orang lain. Orang lain yang mempunyai pengaruh
kuat dalam kondisi tertentu dapat mempengaruhi sebuah sikap
yang negatif menghasilkan perilaku yang positif. Contoh
seorang anak tidak suka pada produk pakaian merek A, namun
karena orang tua atau kakaknya mempengaruhinya untuk

Universitas Indonesia

15

memlih dan membeli merek B, maka meskipun sikapnya


positif terhadap merek A, namun perilakunya tidak positif.
d) Faktor situasional. Kondisi yang mendesak dan situasi yang
tidak mendukung (dalam kondisi berduka, sakit maupun
gembira) seringkali menyebabkan sikap tidak dapat digunakan
untuk memprediksi perilaku.
e) Pengaruh merek lain. Merek lain yang lebih unggul dalam
memberikan

manfaat

yang

diharapkan

seringkali

mempengaruhi hubungan sikap dengan perilaku. Konsumen


bisa memilih merek lain karena setelah dipilih dan dirasakan
ternyata sesuai dengan yang diharapkan konsumen.
f)

Kekuatan sikap. Sikap dapat digunakan untuk memprediksi


perilaku, ketika sikap tersebut sangat kuat ada pada konsumen.

2.2.5. Green Marketing


Dewasa ini, sudah banyak perusahaan yang semakin aware
terhadap isu lingkungan mengenai gerakan Go Green. Hal ini juga
tidak terkecuali pada bidang marketing. Saat ini telah dikenal green
marketing yang dikaitkan denga isu lingkungan yang sedang marak
diperbincangkan. Definisi Green Marketing itu sendiri adalah :
a) Menurut Mintu & Lozada (1993) dalam Lozada (2000)
mendefinisikan green marketing sebagai aplikasi dari alat
pemasaran untuk memfasilitasi perubahan yan memberikan
kepuasan organisasi dan tujuan individual dalam melakukan
pemeliharaan, perlindungan, dan konservasi pada lingkungan
fisik. Aktivitas green marketing membutuhkan lebih dari
sekedar pengembangan citra (Henion & Kinnear, 1976; Lozada
& MintuWimsatt, 1998).
b) Pride dan Farrel (1993) mendefinisikan green marketing
sebagai sebuah upaya orang mendisain, mempromosikan, dan
mendistribusikan produk yang tidak merusak lingkungan.
c) Charter (1992) memberikan definisi green marketing
merupakan

holistik,

manajemen

yang

tanggung

jawab

mengidentifikasi,

strategik

proses

mengantisipasi,

Universitas Indonesia

16

memuaskan dan memenuhi kebutuhan stakeholders untuk


member penghargaan yang wajar, yang tidak menimbulkan
kerugian kepada manusia atau kesehatan lingkungan alam.
2.3.

Model Analisis

Gambar 2.1. Model Analisis Sikap Konsumen terhadap Kampanye Honoring Earth
Day Starbucks Universitas Indonesia

Penelitian sikap konsumen terhadap kampanye Honoring Earth


Day Starbucks Universitas Indonesia merupakan penelitian univariat yaitu
variable sikap yang kemudian ditelaah melalui dimensi-dimensi yang
terdapat di dalamnya yaitu dimensi kognitif, afektif dan konatif. Penelitian
ini dimaksudkan untuk menguji bagaimana sikap konsumen terhadap
kampanye Honoring Earth Day Starbucks Universitas Indonesia.

2.4.

Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2007, p.51), hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan, sementara,
karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan,
belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Jadi, hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban
teoritis terhadap rumusan masalah penelitian. Hipotesis dari penelitian ini
berdasarkan rumusan masalah, yaitu:

Universitas Indonesia

17

H0: Tidak terdapat perubahan sikap konsumen yang disebabkan oleh


Kampanye Honoring Earth Day Starbucks Universitas Indonesia
H1: Terdapat perubahan sikap konsumen yang disebabkan oleh
Kampanye Honoring Earth Day Starbucks Universitas Indonesia

2.5.

Operasionalisasi Konsep
Tabel 2.1 Operasionalisasi Konsep

Variabel

Dimensi

Indikator

Skala
Interval

Universitas Indonesia

18

Sikap

Kognitif

(Attitude)

(Cognitive)

Mengetahui adanya merchant

1 2 3 4 5 6

tumbler Starbucks
-

Mengetahui promosi Honoring


Earth Day Starbucks

Memahami aturan promosi

Memahami maksud dan tujuan


Honoring Earth Day Starbucks

Mengetahui konsep Go Green


atauGreen Movement

Percaya dengan promosi


Honoring Earth Day Starbucks

Percaya dengan konsep Go


Green yang diusung Starbucks

Afektif

(Affective)

Konatif

Menyukai promosi Honoring

1 2 3 4 5 6

Earth Day Starbucks


-

Menyukai Green Movement

Menyukai konsep Go Green

yang diusung Starbucks


Membawa Tumbler Starbucks

(Conative)

1 2 3 4 5 6

pada tanggal 22 setiap bulannya


-

Membawa tumbler setiap


mengunjungi Starbucks

Memberitahu kepada teman


mengenai promosi Honoring
Earth Day Starbucks

Menjaga lingkungan

Universitas Indonesia

19

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.

Pendekatan Penelitian
Penelitian tentang pengaruh kampanye Honoring Earth Day
Starbucks Universitas Indonesia terhadap sikap konsumen menggunakan
pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif berakar pada paradigma
tradisional,

positivistik,

eksperimental

atau

empiris.

Metode

ini

berkembang dari tradisi pemikiran empiris Comte, Mill, Durkeim, Newton


dan John Locke (Gumilar, 2010, p. 58).
Gaya penelitian kuantitatif biasanya mengukur fakta obyektif
melalui konsep yang diturunkan pada variabel-variabel dan dijabarkan
pada indikator-indikator dengan memperhatikan aspek reliabilitas.
Penelitian kuantitatif bersifat bebas nilai dan konteks, mempunyai banyak
kasus dan subyek yang diteliti, sehingga dapat ditampilkan dalam
bentuk data statistik yang berarti. Hal penting untuk dicatat di sini adalah,
peneliti terpisah dari subyek yang ditelitinya (Gumilar, 2010, p. 58).
Pada akhirnya, diharapkan akan terlihat hitungan besaran (pengaruh)
Sikap Konsumen terhadap Kampanye Honoring Earth Day Starbucks
Universitas Indonesia.
3.2.

JenisPenelitian
Jenis penelitian diklasifikasi berdasarkan tujuan penelitian,
manfaat penelitian dan metode penelitian, yaitu sebagai berikut:
1. Berdasarkan Tujuan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui sikap konsumen
terhadap Kampanye Honoring Earth Day di Starbucks Universitas
Indonesia maka penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu
menemukan dan mengemukakan hasil yang menjawab pertanyaan.
2. Berdasarkan Manfaat Penelitian
Berdasarkan manfaatnya, penelitian ini dilakukan demi memenuhi
kegiatan studi akademis maka penelitian ini termasuk dalam penelitian
terapan.

Universitas Indonesia

20

3. Berdasarkan Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan kuesioner dan studi pustaka sebagai
instrument penelitian, berdasarkan metode penelitian yang dilakukan
maka penelitian ini merupakan penelitian survey studi pustaka.
3.3.

Teknik Pengumpulan Data


Terdapat dua teknik pengumpulan data yang dilakukan demi
menunjang penelitian yang dilakukan, yaitu:
1.

Studi Kepustakaan
Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan data-data sekunder yang
kemudian dirangkai dalam pembahasan yang menyeluruh. Data-data
tersebut bersumber dari e-book, website dan jurnal yang terkait dengan
topic dan pembahasan peneltian.

2.

Studi Lapangan atau Kuesioner


Studi lapangan berupa kuesioner dilakukan peneliti sebagai sumber
data primer. Bentuk kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuesioner yang menggunakan skala interval dengan pertanyaan
jawaban tertutup, obyek penelitian cukup memberikan tanda untuk
setiap jawaban yang mereka pilih.

3.4.

Populasi dan Sampel


Dalam penelitian ini, populasi yaitu mahasiswa Universitas
Indonesia yang pernah berkunjung ke Starbucks Universitas Indonesia.
Sedangkan sampelnya adalah seluruh konsumen Starbucks Universitas
Indonesia yang pernah mengikuti kampanye Honoring Earth Day
Starbucks.
Pengambilan sampel merupakan pengambilan sampel nonprobabilita, mengingat tidak adanya data khusus dan spesifik yang
berisikan konsumen Starbucks Universitas Indonesia. Teknik yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah purposive atau judgment
sampling yaitu pengambilan data dengan pertimbangan-pertimbangan
tertentu, dalam hal ini yang terkait dengan Honoring Earth Day.

Universitas Indonesia

21

3.5.

Teknik Pengolahan dan Analisis Data


Setelah data responden terkumpul maka selanjutnya dilakukanlah
tabulasi berupa tabel frekuensi analisis deskriptif dan analisis data dengan
tujuan mencari jawaban atas tujuan penelitian yang telah dikemukakan
sebelumnya. Adapun bobot penilaian menggunakan skala interval terhadap
jawaban kuesioner adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1. Bobot Penilaian dalam Kuesioner Statistik

STS

SS
1

Skala 1 sampai dengan 6 merupakan penilaian tingkat persetujuan


responden. Artinya adalah apabila jawaban responden semakin kekanan
berarti responden semakin setuju, dan apabila jawaban responden semakin
ke kiri maka responden semakin tidak setuju. Angka satu mewakili
jawaban sangat tidak setuju, angka dua mewakili jawaban tidak setuju,
angka tiga mewakili jawaban kurang setuju, angka empat mewakili
jawaban netral, angka lima mewakili jawaban setuju dan angka enam
mewakili jawaban sangat setuju.

Universitas Indonesia

22

BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
4.1.

Analisis Deskriptif
Bab ini membahas analisis data dan hasil penelitian tentang sikap
konsumen terhadap kampanye Honoring Earth Day Starbucks Universitas
Indonesia. Meliputi analisis kuantitatif dengan menggunakan statistik
deskriptif yang akan membahas sebaran data, dan bagian kedua
menjelaskan mengenai hasil olah data dengan menggunakan program
SPSS yang bertujuan untuk mengetahui sikap konsumen terhadap
kampanye Honoring Earth Day Starbucks Universitas Indonesia.
Berikut ini akan dijabarkan gambaran umum responden yang
menjadi obyek dalam penelitian ini, yaitu pengunjung Starbucks
Universitas Indonesia. Responden yang diambil sebagai sampel adalah
sebanyak 30 orang. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari
sampel yang berjumlah 30 orang pengunjung Starbucks dapat diperoleh
gambaran tentang jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, dan frekuensi
kunjungan dari masing-masing responden. Berdasarkan data primer yang
dikumpulkan, diperoleh data responden sebagai berikut :

Universitas Indonesia

23

4.1.1

Sebaran Data

Gambar 4.1. Grafik Pie Jenis Kelamin Pengunjung Starbucks Universitas Indonesia
yang diteliti

Berdasarkan diagram diatas, terbukti bahwa dari 30 pengunjung


Starbucks Universitas Indonesia yang diteliti, responden yang berjenis
kelamin laki-laki sebanyak 16 orang (53.3%), dan responden yang berjenis
kelamin perempuan sebanyak 14 orang (46.7%) dengan demikian responden
didominasi oleh laki-laki.

Universitas Indonesia

24

Gambar 4.2. Diagram Batang Usia Pengunjung Starbucks Universitas Indonesia yang diteliti

Berdasarkan diagram diatas, terbukti bahwa dari 30 pengunjung


Starbucks Universitas Indonesia yang diteliti, responden yang berusia 15-20
tahun sebanyak 8 orang (26.7%), 21 25 tahun sebanyak 18 orang (60.0%),
dan untuk usia 26-30 tahun dan 31-35 tahun berjumlah sama yaitu masingmasing sebanyak 2 orang (6,7%) dengan demikian responden didominasi
oleh rentang usia 21-25 tahun.

Universitas Indonesia

25

Gambar 4.3. Diagram Batang Pendidikan Pengunjung Starbucks Universitas Indonesia yang
diteliti

Berdasarkan diagram diatas, terbukti bahwa pengunjung Starbucks


Universitas Indonesia yang diteliti, responden yang berpendidikan SMA
sebanyak 14 orang (46.7%), dan responden yang berpendidikan D3
sebanyak 13 orang (43.3%) dan responden yang berpendidikan S1 sebanyak
3 orang (10.0%), yang mendominasi adalah pendidikan SMA.

Universitas Indonesia

26

Gambar 4.4. Diagram Batang Frekuensi Pengunjung Starbucks Universitas Indonesia yang
diteliti

Berdasarkan diagram diatas, terbukti bahwa pengunjung Starbucks


Universitas Indonesia yang diteliti, responden yang mengunjungi Starbucks
hanya 1 kali sebanyak 11 orang (36.7%), dan responden yang mengunjungi
sebanyak 2-3 kali sejumlah 14 orang (46.7%), responden yang mengunjungi
sebanyak 4-5 kali sejumlah 4 orang (13.3%), dan responden mengunjungi
sebanyak lebih dari 5 kali sejumlah 1 orang (3,3%), yang mendominasi
adalah responden yang mengunjungi sebanyak 2-3 kali.

Universitas Indonesia

27

4.1.2

Analisis Dimensi Sikap


4.1.2.1 Analisis Dimensi Kognitif dari Sikap

Gambar 4.5 Diagram Batang Dimensi Kognitif dari Sikap

Berdasarkan diagram di atas, dapat disimpulkan bahwa


aspek kognitif yang juga dipahami sebagai aspek kepercayaan
(Notoatmodjo,

1997)

menurut

para

responden

dengan

mayoritas jawaban kurang setuju pada indikator yang


ditanyakan dapat diartikan sebagai kurangnya kepercayaan
responden terhadap merek dagang Starbucks ataupun pada
kampanye Honoring Earth Day.
Temuan di atas tidak berarti bahwa secara
keseluruhan konsumen

tidak percaya

terhadap seluruh

indikator kognitif yang ditanyakan. Apabila diteliti lebih lanjut


dari

masing-masing

responden

dimana

indikator, jawaban
secara

berturut-turut

dari

mayoritas

jawaban

akan

pengetahuan akan merchant tumbler Starbucks adalah Sangat


Setuju, mayoritas responden setuju bahwa mereka mengetahui
promosi Honoring Earth Day

Starbucks, dan mayoritas

responden sangat mengetahui akan konsep Go Green atau


Green Movement

dan sangat percaya terhadap konsep Go

Green Starbucks. Honoring Earth Day Starbucks yang

Universitas Indonesia

28

ditunjukkan dengan mayoritas jawaban tidak setuju dan kurang


setuju secara berurutan.
Temuan akan aspek kognitif di atas menunjukkan
bahwa pada dasarnya Starbucks telah meraih kepercayaan
terhadap merek Starbucks, kampanye Honoring Earth Day,
dan masyarakat yang diwakili oleh responden percaya akan
Green Movement sehingga seharusnya lebih mudah untuk
mengajak konsumen bersama-sama untuk lebih terlibat dalam
kampanye Honoring Earth Day. Walaupun pada dasarnya
masyarakat percaya pada Starbucks, kampanye Honoring
Earth Day, dan Green Movement, tidak adanya pemahaman
akan aturan promosi serta kurang dipahaminya maksud dan
tujuan dari kampanye tersebut perlu diperhatikan perusahaan.
Perusahaan harus mengkomunikasikan lebih lanjut dan
mendalam perihal aturan promo serta maksud dan tujuan dari
kampanye.

Universitas Indonesia

29

Tabel 4.1. Statistik Dimensi Kognitif dari Sikap

Valid

Mengetahui

Mengetahui

Memahami

Memahami

Mengetahui

Percaya

merchant

promosi

aturan

maksud dan

konsep Go

dengan

tumbler

Honoring

promosi

tujuan

Green atau

konsep

Starbucks

Earth Day

Honoring

Honoring

Green

Go

Starbucks

Earth Day

Earth Day

Movement

Green

Starbucks

Starbucks

30

30

30

30

30

0
3.33
3.50
5
100

0
3.07
3.00
2
92

0
3.23
3.00
3
97

0
4.467
5.000
6.0
134.0

0
3.70
4.00
4
111

30

Missing 0
Mean
4.10
Median
4.50
Mode
6
Sum
123

Starbucks

Sumber: Kuesioner terhadap Pengunjung Starbucks Universitas Indonesia, November 2014

Universitas Indonesia

30

4.1.2.2 Analisis Dimensi Afektif dari Sikap

Gambar 4.6 Diagram Batang Dimensi Afektif dari Sikap

Berdasarkan diagram di atas, dapat disimpulkan


bahwa aspek afektif yang juga dipahami sebagai aspek
emosional subyektif seseorang terhadap suatu obyek sikap
(Notoatmodjo, 1997) dapat dikatakan tinggi. Hal tersebut
ditunjukkan dari mayoritas jawaban para responden yang
menjawab setuju dan sangat setuju pada indikator afektif yang
ditanyakan.
Apabila dilihat dari Tabel 4.2 yang meninjau modus
jawaban per-indikator, tingkat kesukaan mayoritas responden
akan kampanye Honoring Earth Day Starbucks di ambang
netral, mayoritas responden sangat menyukai Green Movement
dan sangat menyukai konsep Green Movement yang diusung
Starbucks. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya
pengunjung Starbucks Universitas Indonesia yang diwakili
oleh 30 responden menyukai kampanye Honoring Earth Day
yang diusung Starbucks.

Universitas Indonesia

31

Tabel 4.2. Statistik Dimensi Afektif dari Sikap

Menyukai

Menyukai

Menyukai

Promosi

Green

konsep

Go

Honoring

Movement

Green

yang

Earth

Day

diusung

Starbucks
N

Valid

30

Missing 0
Mean
3.47
Median
4.00
Mode
4
Sum
104

Starbucks
30

30

0
4.60
5.00
6
138

0
4.33
4.50
6
130

Sumber: Kuesioner terhadap Pengunjung Starbucks Universitas Indonesia, November 2014

Universitas Indonesia

32

4.1.2.3 Analisis Dimensi Konatif dari Sikap

Gambar 4.7 Diagram Batang Dimensi Konatif dari Sikap

Berdasarkan diagram di atas, dapat disimpulkan


bahwa aspek konatif yang juga dipahami sebagai komponen
perilaku dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana
perilaku atau kecenderungan berperilaku dengan yang ada
dalam

diri

seseorang

berkaitan

dengan

obyek

sikap

(Notoatmodjo, 1997) dapat dikatakan rendah karena adanya


kecenderungan bahwa kampanye Honoring Earth Day tidak
menimbulkan perubahan perilaku dari mayoritas responden.
Hal tersebut ditunjukkan dengan mayoritas jawaban tidak
setuju dari para responden. Dapat dilihat pada Tabel 4.3,
dengan adanya kampanye Honoring Earth Day, mayoritas
responden mengaku tidak membawa tumbler Starbucks pada
tanggal 22 setiap bulannya, mayoritas responden tidak
membawa tumbler setiap mengunjungi Starbucks, dan
mayoritas responden tidak memberitahu temannya mengenai
promosi Honoring Earth Day

Starbucks. Namun apabila

dilihat dari sikap mayoritas responden yang tergolong sebagai


individu yang menjaga lingkungan, perubahan perilaku

Universitas Indonesia

33

tersebut dapat berjalan apabila ada pemahaman yang baik akan


kampanye tersebut.
Tabel 4.3. Statistik Dimensi Konatif dari Sikap

Membawa

Membawa

Memberi tahu Termasuk

tumbler

tumbler setiap teman

individu yang

Starbucks

mengunjungi mengenai

menjaga

pada tanggal

Starbucks

lingkungan

promosi

22 setiap

Honoring

bulannya

Earth Day
Starbucks

Valid

30

Missing 0
Mean
2.30
Median
2.00
Mode
1
Sum
69

30

30

30

0
2.43
2.00
1
73

0
2.57
2.00
1
77

0
4.80
5.00
6
144

Sumber: Kuesioner terhadap Pengunjung Starbucks Universitas Indonesia, November 2014

Universitas Indonesia

34

4.2.

Implikasi Manajerial
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat bagi
pihak-pihak terkait, yaitu sebagai berikut:
a) Bagi Starbucks Universitas Indonesia
Penelitan ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan
evaluasi mengenai kampanye Honoring Earth Day yang diterapkan

oleh Starbucks Universitas Indonesia.


Berbagai kekuatan dan kelemahan kampanye Honoring Earth Day
Starbucks Universitas Indonesia dapat digunakan sebagai acuan

perbaikan serta peningkatan kinerja.


Untuk dapat mengatasi kendala kurang pahamnya konsumen
terhadap tata cara, maksud dan tujuan kampanye Honoring Earth
Day, Starbucks Universitas Indonesia dapat mengomunikasikan

lebih jelas dan sering dengan menggunakan berbagai media.


Mayoritas responden sangat menyukai Green Movement
sangat menyukai konsep Green Marketing

dan

yang diusung

Starbucks. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh Starbucks Universitas


Indonesia untuk peningkatan kinerja.
b) Bagi pebisnis di dunia kopi pada umumnya Starbucks Universitas
Indonesia dapat dijadikan pembanding dengan maksud untuk perbaikan
dan pengembangan usaha
c) Bagi kalangan akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya
pengetahuan serta melengkapi literatur mengenai sikap konsumen
terhadap kampanye Green Marketing.

Universitas Indonesia

35

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat pengaruh
antara Kampanye Honoring Earth Day dengan Sikap Konsumen Starbucks
Universitas Indonesia berdasarkan hasil analisis dalam dimensi kognitif,
afektif, dan konatif.
5.2. Saran
Hasil penelitian ini dapat ditindaklanjuti dengan penelitianpenelitian lebih lanjut dengan pihak terkait sehingga dapat diperoleh
gambaran yang lebih lengkap dan lebih obyektif mengenai sikap
konsumen terhadap kampanye Honoring Earth Day Starbucks Universitas
Indonesia.

Universitas Indonesia

36

DAFTAR PUSTAKA
Buku
1. Adisasmita,

Rahardjo.

(2013).

Pembangunan

Ekonomi

Maritim.

Yogyakarta:Graha Ilmu.
2. Atmodjo, M. W. (2005). Restoran dan Segala Permasalahannya.
Yogyakarta:Andi.
3. Blackwell, Roger D.,

Engel, James F., at all. (1994, First Edition).

Perilaku Konsumen. Jakarta : Binarupa Aksara.


4. Kriyantono, Rachmat. (2008). Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai
Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi
Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
5. Michael E. Porter. (2007). Strategi Bersaing (competitive strategy).
Tangerang : Kharisma Publishing Group.
6. Ottman, Jacquelyn A. (2010). The New Rules of Green Marketing.
Berrett-Koehler Publisher.
7. Soetarno, R. 1994. Psikologi Sosial. Yogakarta : Kanisius Said, Roshima,
Yuserrie Hj. Zainuddin, dan Hasnah Haron. (2009). The Relatiinship
between Corporate Social Responsibility and Corporate Governance
Characteristic

in

Malaysian

Public

Listed

Companies.

Social

Responsibility Journal. Vol. 5, No. 2, hal 212-226.


8. Solomon, Michael R. (2002, Fifth Edition). Consumer Behavior, Buying,
Having and Being. New Jersey : Prentice Hall International, Inc.
9. Sugiyono, Prof. Dr. (2007). Metode Penelitian Administrasi. Bandung :
Alfabeta.
10. Sutisna. (2001). Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Jakarta :
PT Remaja Rosdakarya.
11. Wirajaya, Daniel. (1989, Edisi VII). Pemasaran dan Praktek Sehari-hari.
Jakarta: Binarupa aksara.
12. Yuswohady, (2012). Consumer 3000 Revolusi Konsumen Kelas Menengah
Indonesia. Jakarta:Gramedia

Universitas Indonesia

37

Media Elektronik
1. Celebrate Earth Day, April 22. (2011).
http://www.starbucks.com/blog/happy-earth-day/993 [12 Desember 2014]
2. Industri

Kopi

Naik

Lantaran

Gaya

Hidup.

(2013).

http://www.tempo.co/read/news/2013/06/25/090491026/Industri-KopiNaik-Lantaran-Gaya-Hidup-Naik [12 Desember 2014]


3. Jumlah penduduk di pasar domestik dalam permintaan jenis kopi, Badan
Pusat Statistik. http://www.bps.go.id/eng/ [12 Desember 2014]
4. Orang Indonesia Gemar Minum Kopi. (Juni 2014).
http://www.tempo.co/read/news/2014/06/30/092589168/Orang-IndonesiaMakin-Gemar-Minum-Kopi [12 Desember 2014]
5. Produksi

kopi

di

Indonesia,

Dirjen

Perkebunan

http://ditjenbun.pertanian.go.id/ [12 Desember 2014]


6. Somantri, G. R. (2010). Memahami Metode Kualitatif. MAKARA of
Social Sciences and Humanities Series. 9(2).
http://journal.ui.ac.id/index.php/humanities/article/viewFile/122/118

[11

Oktober 2014]
7. Survei AEKI terkait kebutuhan kopi di Indonesia.
http://www.aeki-aice.org/
Tesis
1. Haryadi, Rudi.(2009). Pengaruh Strategi Green Marketing Terhadap
Pilihan Konsumen Melalui Pendekatan Marketing Mix. Semarang.
http://core.kmi.open.ac.uk/download/pdf/11718026.pdf

20

Oktober

2014]
2. Lie, Christine. (2013). Pengetahuan Konsumen tentang Program CSR
Honoring Earth Day Starbucks Shared Planet. Jakarta.
http://thesis.binus.ac.id/doc/Lain-lain/2012-2-01070-MC
%20WorkingPaper001.pdf [12 Desember 2014]

Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai