Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS PENGARUH INOVASI PRODUK,

KEUNGGULAN BERSAING PRODUK, HARGA


KOMPETITIF, DAN DAYA TARIK PROMOSI
TERHADAP KINERJA PEMASARAN PRODUK
PADA COFFEE ASIANG JALAN MERAPI
DI PONTIANAK

DESAIN SKRIPSI

RONALDO HARYANTO
NPM: 21509053

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WIDYA DHARMA PONTIANAK
PONTIANAK
2023
ANALISIS PENGARUH INOVASI PRODUK, KEUNGGULAN
BERSAING PRODUK, HARGA KOMPETITIF, DAN DAYA
TARIK PROMOSI TERHADAP KINERJA PEMASARAN
PRODUK PADA COFFE ASIANG JALAN MERAPI
DI PONTIANAK

1. Latar Belakang

Minuman kopi menjadi salah satu minuman yang digemari dan


dicari di dunia. Identik dengan rasa pahit yang justru menjadi candu
bagi kebanyakan orang. Seiring dengan berjalannya waktu dan
pesatnya penyebaran biji kopi ke pelosok seluruh dunia, tradisi
meminum kopi yang berasal dari dunia barat pun akhirnya diadaptasi
oleh masyarakat di Indonesia. Permintaan kopi indonesia dari waktu
ke waktu terus meningkat karena seperti kopi Robusta mempunyai
keunggulan bentuk yang cukup kuat serta kopi Arabika mempunyai
karekteristik cita rasa (keasaman, aroma, rasa) yang unik. Kopi mulai
dikenal di Indonesia pada tahun 1696 pada saat Walikota Amsterdam,
Nicholas Witsen, memerintahkan komandan pasukan Belanda di
Pantai Malabar, Adrian Van Ommen untuk membawa biji kopi ke
Batavia. Kopi Arabika pertama kali ditanam dan dikembangkan di
daerah timur Jatinegara yang kini lebih dikenal dengan nama Pondok
Kopi. Tak lama setelah itu kopi menjadi komoditi dagang utama
VOC.Kopi Jawa pada saat itu sangat terkenal di Eropa sehingga orang
Eropa menyebut secangkir kopi adalah secangkir Jawa. Di Negara –
negara barat, meminum kopi di pagi hari bahkan sudah menjadi
semacam ritual dan budaya. Tidak lengkap rasanya jika memulai
aktivitas tanpa menghasilkan secangkir kopi. Bahkan di Amerika,
kopi menjadi minuman tradisional bagi rakyatnya. Kopi menjadi
menu minuman pagi, sore, dan malam hari. Kebiasaan meminum kopi
pun meyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Kopi bukan
sekedar minuman penghilang rasa kantuk melainkan berubah menjadi
sebuah gaya hidup masyarakat dunia bahkan Indonesia. Semua
kalangan dan semua lapisan masyarakat gemar menyeruput minuman
hitam ini karena memang aroma dan rasanya yang luar biasa (Agung
Gita, 2016)
Minum kopi mungkin merupakan satu darisedikit kata kerja
yang bisa mewakili banyak aktivitas. Mulai dari menyantap makanan
dan minuman, negosiasi bisnis, tukar pikiran dalam pekerjaan, reuni
dengan kawan lama, sampai bincang-bincang non formal di pinggir
jalan. Minum kopi di kedai kopi (ngopi) juga adalah aktivitas yang tak
peduli status sosial, tanpa membedakan perbedaan jenis kelamin,
strata sosial, usia atau apapun yang dapat menjadi penyekat
kepopuleran sebutan ngopi ini. Kedai kopi tidak membedakan
pengunjungnya baik laki-laki maupun perempuan, kaya atau miskin,
tua ataupun muda, dari orang tidak terhormathampir terhormat-bahkan
yang katanya terhormat semua bisa beraktivitas di kedai kopi. ( Teguh
Setiandika, 2017 )
Maraknya kemunculan warung kopi modern saat ini tidak
terlepas dari pengaruh gaya hidup kota besar yang menyuguhkan
banyak kesenangan bagi para pencari hiburan dan menjadi tempat
“nongkrong” favorit bagi kalangan anak muda di area kampus, pusat
perbelanjaan dan perkantoran di Medan. Hadirnya inovasi baru dalam
pembuatan dan pengemasan kopi menjadi salah satu alasan semakin
banyaknya pecandu kopi di dunia ini (Majalah Swasembada, 1995.
“Galeria di Yogyakarta”, Edisi No. 1).
Warung kopi atau coffee shop adalah tempat yang menyajikan
berbagai jenis kopi, minuman kopi, dan makanan ringan lainnya
kepada pelanggan. Warung kopi seringkali menjadi tempat sosial dan
santai di mana orang dapat berkumpul, berbincang-bincang, bekerja,
atau sekadar menikmati minuman kopi. Fasilitas dan konsep warung
kopi dapat bervariasi, mulai dari tempat kecil yang sederhana hingga
kedai kopi yang lebih mewah dengan beragam pilihan kopi dan teh
(Pang & Li, 2018).
Pontianak merupakan salah satu kota yang memiliki
ketertarikan yang kuat terhadap kopi. Hal ini ditunjang dengan
kebudayaan nongkrong di Pontianak yang masih kental. Fenomena ini
dapat dilihat setiap malamnya di Kota Pontianak. Selain dikenal
sebagai Kota Khatulistiwa, Pontianak juga dikenal sebagai Kota 1000
Warung Kopi. Terdapat beberapa titik sentra warung kopi di Kota
Pontianak, antara lain: Jalan Gusti Hamzah terdapat 18 warung kopi,
Jalan Putri Candramidi terdapat 11 Warung Kopi, Jalan Reformasi
terdapat 30 warung kopi, Jalan Gajah Mada, Tanjungpura dan
sekitarnya terdapat 115 warung kopi (Novan, Kalsum & Lestari,
2021)
Salah satu coffee shop legendaris yang sudah tidak asing lagi
untuk masyarakat Pontianak adalah Coffee Asiang,yang berdiri sejak
tahun 1958 dan berlokasi di Jalan Merapi, Benua Melayu Darat,
Pontianak..
Coffee Asiang ini dikenal dari keunikan baristanya yang
sekaligus owner dari warung kopi ini yang saat menyeduh kopi tidak
memakai baju dan rasa kopi yang unik khas lokal Pontianak. Warkop
Asiang yang sudah sejak tahun 1958, merupakan kedai kopi warisan
orang tuanya. Asiang adalah generasi kedua yang mengelola. Kala itu
usianya masih 17 tahun. Di usia yang masih muda itu Asiang sudah
berjualan kopi membantu perekonomian kel (Agung Gita Subakti)
(Naumi Dwi Yanuar1, PENGARUH INOVASI PRODUK DAN
ORIENTASI PASAR TERHADAP KINERJA PENJUALAN PADA
HOME INDUSTRI OLAHAN IKAN DI KABUPATEN
TRENGGALEK)uarga dan sekarang sudah masuk ke generasi ketiga
yang diwariskan ke anaknya.
Warung Kopi Asiang merupakan salah satu warung kopi yang
banyak di kunjungi oleh banyak kalangan dari masyarakat biasa
ataupun Pejabat Tinggi, dari anak muda sampai yang tua, yang
menetap di Pontianak ataupun yang berkunjung di Pontianak karena
menurut mereka bila belum berkunjung dan berfoto maka belum
sampai di Pontianak.
Rawfors dan De Benedetto (2000:9) menyatakan bahwa inovasi
produk adalah inovasi yang digunakan dalam keseluruhan operasi
perusahaan dimana sebuah produk baru diciptakan dan dipasarkan,
termasuk inovasi disegala proses fungsional/kegunaannya
Menurut Myers & Marquis (dalam Kotler, 2016:454), inovasi produk
merupakan hasil dari berbagai macam proses yang digabungkan dan
saling mempengaruhi antara satu dengan yang lain. Dengan dilakukan
itu produk inovasi, diharapkan dapat meningkatkan keputusan
pembelian konsumen. Inovasi adalah suatu proses dalam melakukan
hal baru yang awalnya belum pernah dilakukan oleh perusahaan.
Suatu gagasan yang dimunculkan dalam penciptaan produk baru
yang memiliki nilai kecil maupun nilai besar. Sebab itu, inovasi juga
merupakan tranformasi atau pengubah gagasan kreatif menjadi
suatu penerapan yang bermanfaat (Riyanti, 2019 : 76)
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa inovasi produk adalah
hasil dari suatu proses yang saling mmempengaruhi dan digabungkan
sehingga menciptakan hal baru.
Menurut Dinawan (2010), harga merupakan satuan moneter
atau ukuran lainnya (yang ditukarkan agar memperoleh hak
kepemilikan atau penggunaan suatu barang dan jasa.Kemudian
Wicaksono (2016) mengemukakan konsep harga dalam kompetisi
pemasaran, dimana harga adalah suatu nilai yang diberikan terhadap
produk untuk memposisikan produknya lebih unggul dari pada
produk lain dengan memperhatikan daya beli konsumen dan daya
saing para pesaingnya Menurut Kotler dan Amstrong (2018, hlm.
308), Harga adalah jumlah dari nilai yang diberikan pelanggan dengan
imbalan keuntungan memiliki atau menggunakan produk atau
layanan.
Dari definisi diatas dapat di simpulkan bahwa harga kompetitif adalah
suatu moneter atau ukuran yang diberikan terhadap produk untuk
memposisika kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa.
Menurut Shimp (2003) konsep umum dari daya tarik
terdiri dari 3 ide dasar yang saling berhubungan yaitu persamaan,
keakraban, dan kesukaan. Promosi menurut Tjiptono (2000)
merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan perusahaan yang
bertujuan untuk menyebarkaninformasi dan membujuk masyarakat
akan produk dan perusahaannya agar masyarakan bersedia
membelidan menerima produk yang ditawarkan perusahaan yang
bersangkutan.Sebuah kegiatan promosi dianggap menarik oleh
konsumen saat pesan dari promosi tersebut dapat tersampaikan ke
konsumen dengan cara yang menyenangkan dan menarik Menurut
Zulqurnain (2017), Daya Tarik Promosi merupakan sebuah kegiatan
bukan hanya berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dan
konsumen, tetapi juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen
dalam kegiatan pembelian atau penggunaan jasa sesuai dengan
keinginan dan kebutuhannya. Daya Tarik Promosi adalah alat penting
dalam upaya perusahaan untuk memengaruhi konsumen dan mencapai
tujuan pemasaran mereka. Untuk membuat konsumen menjadi tertarik
berbelanja, pelaku usaha ritel harus mempunyai strategi dalam
menciptakan daya tarik terhadap toko ritelnya dengan promosi.
Kegiatan promosi tersebut tidak hanya untuk menarik perhatian
konsumen, namun juga dapat menambah nilai (value) sebuah toko
ritel. Tanpa adanya promosi dalam toko ritel mengakibatkan kegiatan
penjualan menjadi menurun dan tidak berjalan dengan lancar (Hiong
et al, 2020).
Menurut Lestari (2015), menyatakan bahwa kinerja pemasaran
adalah konsep untuk mengukur prestasi pemasaran suatu perusahaan
sebagai cermin dari keberhasilan usahanya dalam persaingan pasar.
Menurut (Mulyani, 2015) Kinerja pemasaran adalah sebuah ukuran
keberhasilan yang mampu dicapai perusahaan dalam memasarkan
produknya di pasar.
Dari definisi ini dapat disimpulkan bahwa kinerja pemasaran adalah
konsep untuk mengukur prestasi pemasaran yang dicapai dalam
memasarkan produknya di publik.

Kinerja Pemasaran produk merupakan faktor penting untuk


perkembangan dari kehidupan suatu toko, hal ini karena Kinerja
Pemasaran ini mempengaruhi jumlah Penjualan dari sebuah toko.
diketahui berikut data Fiktif dari Coffee Asiang Merapi selama lima
tahun terakhir:
Tabel 1
Data Fiktif Penjualan Coffee Asiang Merapi
Periode 2018-2022

Tahun Penjualan Pertumbuhan Persentase


Sumber : data olahan fiktif,
(Dalam Unit) Penjualan (%) 2023

2018 ----

2019 ----- -------- --------

2020 ----- ------- -------

2021 ------ ----- -----

2022 ----- ------ -----

Berdasarkan informasi fiktif dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa


terjadi peningkatan dan penurunan penjualan di Coffee Asiang Merapi
dalam kurun waktu periode 5 tahun terakhir yaitu pada tahun 2018
sampai dengan 2022, hal ini dapat dilihat bahwa pada tahun 2018,
penjualan sebanyak ----- unit. kemudian pada tahun 2019, penjualan
Coffee Asiang di Merapi meningkat ------unit atau menjadi sebanyak
------- atau mengalami kenaikkan sebanyak -----pada tahun 2020,
penjualan Coffee Asiang menurun ------ unit atau sebanyak ------- atau
mengalami penurunan sebanyak ------ hal ini dikarenakan pada 2020
terjadi wabah Covid-19 yang menyebabkan adanya lockdown dan
kebijakan penutupan cafe lebih awal dari biasanya. Pada tahun 2021,
penjualan Coffee Asiang meningkat ---- unit atau sebanyak ------ atau
mengalami kenaikkan sebanyak ---- namun ada tahun 2022, penjualan
Coffee Asiang menurun ---- unit atau sebanyak ------- atau mengalami
penurunan sebanyak -----
Melihat data penjualan ini, terlihat bahwa penjualan pada
Coffee Asiang mengalami fluktuasi yang sangat signifikan, sehingga
penulis perlu meneliti bagaimana dampak variabel Inovasi Produk,
Harga Kompetitif dan Daya Promosi Produk Terhadap Kinerja
Pemasaran Produk yang terjadi di Asiang Coffe Merapi.

2. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, dapat dilihat peran penting
variabel Inovasi Produk, Harga Kompetitif dan Daya Promosi Produk Terhadap Kinerja
Pemasaran Produk, namun bagaimana bentuk peranan variabel tersebut belum jelas.
Untuk itu penelitian ini ingin membahas lebih lanjut untuk melihat dampak variabel
Inovasi Produk, Harga Kompetitif dan Daya Promosi Produk Terhadap Kinerja
Pemasaran Produk.
Berdasarkan dari permasalahan di atas, terdapat beberapa
pertanyaan penelitian yaitu:
1. Apakah terdapat pengaruh positif dan signifikan Inovasi Produk
terhadap variabel Kinerja Pemasaran Produk pada Coffee Asiang?
2. Apakah terdapat pengaruh positif dan signifikan Harga Kompetitif
terhadap variabel Kinerja Pemasaran Produk pada Coffee Asiang?
3. Apakah terdapat pengaruh positif dan signifikan Daya Tarik
Promosi terhadap variabel Kinerja Pemasaran Produk pada Coffee
Asiang ?

3. Tujuan Dan Manfaat Penelitian


Dari rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh positif dan signifikan
dari Inovasi Produk terhadap variabel Kinerja Pemasaran Produk pada
Coffee Asiang ?
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh positif dan signifikan
dari Harga Kompetitif terhadap variabel Kinerja Pemasaran Produk
pada Coffee Asiang ?
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh positif dan signifikan
dari Daya Tarik Promosi terhadap variabel Kinerja Pemasaran Produk
pada Coffee Asiang ?

4. Kerangka Teoritis Dan Empiris


4.1 Inovasi Produk
Inovasi adalah suatu proses dalam melakukan hal baru yang
awalnya belum pernah dilakukan oleh perusahaan. Suatu
gagasan yang dimunculkan dalam penciptaan produk baru yang
memiliki nilai kecil maupun nilai besar. Sebab itu, inovasi juga
merupakan tranformasi atau pengubah gagasan kreatif menjadi
suatu penerapan yang bermanfaat (Riyanti, 2019 : 76)
Menurut Prokosa (2005) inovasi adalah suatu mekanisme
perusahaan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang dinamis.
Oleh karena itu dituntut untuk mampu menciptakan pemikiran-
pemikiran baru, gagasan-gagasan baru dengan menawarkan
produk yang inovatif serta peningkatan pelayanan yang dapat
memuaskan pelanggan. Dua konsep inovasi yang
dikemukakannya adalah keinovasian dan kapasitas berinovasi.
Keinovasian adalah pemikiran tentang keterbukaan untuk gagasan
baru sebagai aspek budaya perusahaan, sedangkan kapasitas untuk
berinovasi adalah kemampuan perusahaan untuk menggunakan
atau menerapkan gagasan, proses/produk baru secara berhasil.
Menurut Prakosa (2005) Inovasi merupakan cara untuk terus
membangun dan mengembangkan organisasi yang dapat dicapai
melalui pengenalan teknologi baru, aplikasi baru dalam bentuk
produk–produk dan pelayanan-pelayanan, pengembangan pasar
baru dan memperkenalkan bentuk-bentuk baru organisasi,
perpaduan berbagai aspek inovasi tersebut pada pasangan
membentuk arena inovasi. Yuliana & Hidayat (2018) menyatakan
bahwa inovasi merupakan produk baru yang di kembangkan oleh
sebuah perusahaan atau industri yang sudah ada maupun belum.
Produk lama yang tidak terlihat menarik lagi dipasaran,
memerlukan inovasi pada produk tersebut. Pengembangan ini
dapat berupa pergantian total atau dengan pengembangan yang
lebih modern untuk meningkatkan keinginan konsumen serta
minat beli suatu produk. Secara teori, dapat dikatakan bahwa
inovasi produk dibuat dengan menciptakan produk baru atau
dengan mengembangkan produk yang ada dengan beradaptasi
dengan kebutuhan konsumen dengan melihat trend pasar, sehingga
terciptanya sebuah produk yang lebih modern dan diharapkan
dapat meningkatkan penjualan produk tersebut serta memberikan
keuntungan pada perusahaan.
Dari rangkaian teori-teori tersebut dapat disimpulkan bahwa
Inovasi Produk adalah suatu upaya untuk meningkatkan daya tarik
dan kualitas produk yang mungkin terlihat kurang menarik atau
usang. Dengan melakukan pembaharuan atau perbaikan, tujuannya
adalah menjaga konsistensi produk, memberikan nilai tambah, dan
memperkenalkan produk tersebut sebagai sesuatu yang baru di
kalangan masyarakat. Melalui pembaharuan, produk dapat tetap
relevan di pasar dan memenuhi ekspektasi atau kebutuhan
konsumen dengan lebih baik
4.2 Harga Kompetitif
Menurut Novianto dan Bartono (2005: 137) harga kompetitif
adalah harga yang mampu bersaing dengan kompetitor. Menurut
( Pramuditya Gama, 2021 ) Harga kompetitif adalah nilai yang
setara atau lebih rendah daripada pesaing yang dibayarkan
pelanggan untuk mendapatkan suatu barang. suatu produk harus
memiliki harga yang kompetitif, dimana harga tersebut dipandang
layak oleh konsumen dan mampu bersaing dengan harga lain dari
produk pesaing. Bila suatu produk mengharuskan konsumen
mengeluarkan biaya yang lebih besar dibanding manfaat yang
diterima, maka yang terjadi adalah bahwa produk tersebut
memiliki nilai negatif. Dalam persaingan bisnis, harga memiliki
peran penting sebagai faktor penentu dalam keputusan pembelian
konsumen. Terutama untuk produk atau jasa yang merupakan
kebutuhan sehari-hari, harga menjadi sorotan utama. Pengusaha
perlu memahami bahwa penentuan harga yang kompetitif, yang
sejalan dengan kualitas produk, dapat meningkatkan keputusan
pembelian konsumen. Ketika harga dianggap lebih terjangkau
dengan nilai atau kegunaan yang setara atau bahkan lebih baik
daripada pesaingnya, konsumen cenderung memilih produk
tersebut sebagai pilihan yang lebih menguntungkan. (Novansa &
Ali, 2017: 630; Amron, 2018: 236; Putri & Ferdinand, 2016: 6).
Indikator yang digunakan untuk menunjukkan harga kompetitif
adalah harga sesuai daya beli, harga terjangkau, kesesuaian harga
dengan kualitas produk, kesesuaian harga dengan manfaat produk
(Reven dan Ferdinand,2016 ; Weenas, 2013; 611).
Strategi penetapan harga yang bersaing adalah suatu
pendekatan yang membantu para pelaku usaha membuat
keputusan penjualan. Oleh karena itu, para pengusaha harus
mempertahankan penetapan harga yang bersaing demi
kelangsungan produk dan agar produk tetap dapat bertahan dalam
menghadapi persaingan.
4.3 Daya Tarik Promosi
Daya tarik promosi dapat menginformasikan mengenai suatu
produk, membantu meningkatkan penjualan, membedakan produk
dari kompetitor, menciptakan citra suatu produk, dan
mempengaruhi pelanggan dalam keputusan pembelian produk.
Promosi iklan yang dirancang dengan baik akan menarik perhatian
konsumen. Maksudnya adalah daya tarik dari iklan dapat dilihat
pada karakteristik audiensi Iklan yang menarik perhatian audiensi
yang emosional berbeda dengan iklan untuk audiensi yang
rasional (Meiliani,2015;4 ; Sudaryono,2016;186). Promosi
merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menarik perhatian
pengguna pada suatu produk yang di tawarkan dan meninggalkan
produk yang dihasilkan oleh pesaing sekilagus untuk
mempertahankan pengguna yang bertahan karena produk
sebelumnya (Satria, 2017).
Aktivitas promosi merupakan usaha pemasaran yang memberikan
berbagai upaya intensif jangka pendek untuk mendorong
keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa. Seluruh
kegiatan promosi bertujuan untuk mempengaruhi perilaku
pembelian, tetapi tujuan promosi yang utama adalah
memberitahukan, membujuk dan mengingatkan. Periklanan juga
dapat meningkatkan kesadaran akan merek, medorong pencobaan
terhadap merek tersebut dan menekankan pembelian yang
berulang-ulang. Periklanan berinteraksi dengan pengalaman masa
lalu dalam menggunakan suatu merek untuk mendorong
kecenderungan melakukan pembelian ulang (Purnomo dan
Mudiantono, 2017)
Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa daya
tarik promosi merupakan aspek penting dalam aktivitas pemasaran
yang bertujuan untuk menarik perhatian konsumen, meningkatkan
penjualan, membedakan produk dari pesaing, menciptakan citra
positif, dan memengaruhi keputusan pembelian. Promosi yang
dirancang dengan baik dapat menarik perhatian audiensi yang
sesuai dengan karakteristik emosional atau rasional mereka.
Aktivitas promosi melibatkan upaya intensif jangka pendek untuk
mendorong keinginan mencoba atau membeli produk, dengan
tujuan utama memberitahukan, membujuk, dan mengingatkan
konsumen. Periklanan, sebagai bagian dari promosi, juga dapat
meningkatkan kesadaran merek, mendorong pencobaan, dan
menekankan pembelian yang berulang. Dengan demikian, penting
bagi pelaku bisnis untuk merancang strategi promosi yang efektif
untuk mencapai tujuan pemasaran mereka.
4.4 Kinerja Pemasaran Produk
Kinerja adalah konsep yang cukup luas, dan perubahan yang
berarti sesuai dengan perspektif dan kebutuhan pengguna. Kinerja
pemasaran adalah ukuran prestasi yang dihasilkan sebuah
perusahaan atau organisasi dari kegiatan pemasaran secara
keseluruhan. Kinerja pemasaran diartikan pula sebagai sebuah
konsep yang menjadi ukuran sampai seberapa jauh pencapaian
pemasaran oleh suatu produk yang dihasilkan perusahaan
(Fatmawati, 2016). Pemasaran adalah aktivitas, serangkaian
institusi dan proses untuk membuat, mengkomunikasikan,
menyampaikan dan bertukar penawaran yang berharga bagi
pelanggan, pelanggan, mitra, dan masyarakat luas (Kotler &
Keller, 2016: 5). Kinerja pemasaran merupakan konsep yang
mengukur kinerja pemasaran perusahaan. Setiap perusahaan
tertarik mempelajari pencapaiannya untuk mencerminkan
keberhasilan usahanya dalam persaingan pasar (Pattipeilohy,
2018).
Kinerja pemasaran merupakan tolak ukur keberhasilan perusahaan
dalam memasarkan produknya di pasar. Kinerja pemasaran
merupakan konsep yang digunakan untuk mengukur kinerja
perusahaan dalam pemasaran produknya (Arbawa & Wardoyo,
2020).
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
kinerja pemasaran adalah konsep yang digunakan untuk mengukur
prestasi atau pencapaian sebuah perusahaan dalam kegiatan
pemasaran secara keseluruhan. Ini mencakup seberapa efektif
perusahaan dalam membuat, mengkomunikasikan,
menyampaikan, dan bertukar penawaran yang berharga kepada
pelanggan, mitra, dan masyarakat luas. Kinerja pemasaran
mencerminkan keberhasilan usaha perusahaan dalam bersaing di
pasar, dan setiap perusahaan tertarik mempelajari pencapaiannya
untuk mengevaluasi keberhasilan pemasaran produknya. Dengan
demikian, kinerja pemasaran menjadi tolak ukur yang penting
untuk mengukur sejauh mana perusahaan berhasil dalam
memasarkan produknya.

. Berikut adalah model kerangka berpikir, untuk mengetahui


hubungan antara variabel Inovasi Produk, Harga Kompetitif dan
Daya Promosi Produk Terhadap Kinerja Pemasaran Produk pada
Coffee Asiang Di Pontianak.
Gambar 1

Kerangka Pemikiran
Kerangka berpikir dari penelitian ini yaitu untuk mencari
hubungan antara kedua variabel, yaitu variabel X dan variabel Y.
dalam penelitian ini terdapat empat variabel X (independen) dan
satu variabel Y (dependent). dalam penelitian ini akan melihat
bagaimana hubungan antara Inovasi Produk dengan Kinerja
Pemasaran Produk , selain hubungan antara antara Inovasi Produk
dengan Kinerja Pemasaran Produk, akan di lihat pula bagaimana
hubungan antara Harga Kompetitif dengan Kinerja Pemasaran
Produk Berikutnya dalam kerangka pemikiran ini, juga ingin
melihat bagaimana hubungan antara Daya Tarik promosi dengan
Kinerja Pemasaran Produk apakah berpengaruh secara positif dan
signifikan.

Inovasi Produk memiliki pengaruh yang besar terhadap


Kinerja Pemasaran Produk.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Tawas and Djodjobo
2014) yang menyatakan bahwa inovasi produk berpengaruh
terhadap kinerja pemasaran. Hasil ini juga sesuai dengan
pendapat Dewanto (2014:56) yang menyatakan bahwa inovasi
produk merupakan hasil dari pengembangan produk oleh suatu
perusahaan atau industri. Dari produk lama yang sudah lama di
pasarkan , diperlukan sebuah inovasi untuk mengganti produk
yang lama tersebut. Penggantian ini dapet berupa produk baru
secara total atau dengan merubah produk lama menjadi produk
yang kekinian, hal ini akan menyebabkan meningkatnya minat
beli konsumen sehingga pemasaran produk baru terus meningkat
(Haji 2017)
Harga yang Bersaing sangat berdampak pada Kinerja
Pemasaran Produk. Harga yang bersaing dapat menjadi faktor
kunci dalam mempengaruhi bagaimana suatu produk atau layanan
diterima di pasar. Kinerja pemasaran produk dapat dipengaruhi
secara positif oleh harga yang dianggap wajar atau lebih rendah
dibandingkan dengan pesaing. Konsumen cenderung
membandingkan harga antar merek ketika menilai produk, dan
harga yang bersaing dapat menjadi faktor penentu dalam
memotivasi konsumen untuk memilih produk tertentu. Strategi
penetapan harga yang cerdas, seperti memberikan diskon atau
penawaran spesial, dapat menjadi alat efektif dalam meningkatkan
kinerja pemasaran produk. Harga yang bersaing dapat
menciptakan keuntungan kompetitif, meningkatkan daya tarik
produk, dan membentuk persepsi positif konsumen terhadap nilai
produk tersebut. Dalam konteks kinerja pemasaran produk,
penting bagi perusahaan untuk memahami bagaimana harga yang
bersaing dapat memberikan dampak positif pada keputusan
pembelian konsumen, yang pada gilirannya berkontribusi pada
kinerja keseluruhan produk di pasar. Hasil Penelitian (Tirtayasa &
Daulay, 2021) menyatakan bahwa Harga berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja pemasaran industri kecil menengah
sektor kontruksi bengkel las mahkamah medan kota pada masa
pandemi covid 19. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa semakin
baik Harga dari sebuah produk, maka akan semakin baik kinerja
pemasaran dari produk itu sendiri.
Daya tarik promosi memiliki keterkaitan erat dengan kinerja
pemasaran produk. Promosi, seperti diskon, hadiah, atau
penawaran spesial, memainkan peran utama dalam membentuk
sikap dan tindakan konsumen. Daya tarik promosi yang kuat dapat
merangsang kinerja pemasaran produk, mempercepat siklus
pemasaran, dan menciptakan persepsi nilai yang tinggi. Promosi
yang relevan dengan kebutuhan konsumen dapat memengaruhi
preferensi merek dan menciptakan diferensiasi di pasar yang
kompetitif. Untuk meningkatkan efektivitas, perusahaan perlu
memahami target pasar mereka dan merancang strategi promosi
yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, sehingga memperkuat
dampak positifnya terhadap kinerja pemasaran produk. Daya tarik
promosi memiliki peran penting dalam memengaruhi kinerja
pemasaran produk. Promosi yang efektif dapat menciptakan
dorongan impulsif untuk membeli, mempercepat proses
pemasaran, dan menciptakan persepsi nilai yang tinggi bagi
konsumen. Penting untuk merancang promosi yang relevan
dengan kebutuhan konsumen dan memahami target pasar secara
mendalam. Dengan demikian, perusahaan dapat memanfaatkan
daya tarik promosi untuk memengaruhi preferensi merek dan
menciptakan diferensiasi di pasar yang penuh persaingan. Hasil
penelitian ( Ummu Kalsum Rahim R,2023 ) mengenai UMKM
Pakaian Muslimah di Kota Makassar (Rumah Jahit Akhwat) yang
menyatakan bahwa adanya pengaruh positif dan signifikan antara
promosi dan kinerja pemasaran pada . Hal ini yang bearti semakin
baik promosi yang dilakukan UMKM baik secara online maupun
offline maka hal tersebut akan meningkatkan kinerja pemasaran
Rumah Jahit Akhwat. hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian
dari Amelia et al (2022) yang mengemukakan bahwa promosi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap 330 kinerja
pemasaran. Hasil penelitian yang sama juga dikemukakan oleh
Prihadi (2018) dan Sudirman (2021) bahwa promosi berpengaruh
signifikan terhadap kinerja pemasaran
5. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2016: 70): “Hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan
masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan”. Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka
rumusan hipotesis penelitian dinyatakan sebagai berikut:
H1 : Hubungan antara Inovasi Produk dengan Kinerja Pemasaran
Produk.
H2 : Hubungan antara Harga Kompetitif dengan Kinerja
Pemasaran Produk.
H3 :Hubungan antara Daya Tarik Promosi dengan Kinerja
Pemasaran Produk.
6. Metode Penelitian
6.1. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan pendekatan
penelitian dengan melakukan dengan mengetahui pengaruh antara
variabel, metode ini berfungsi untuk memeriksa sampel dan
populasi tertentu serta suatu instrumen penelitian yang disertai
analisis data statistik dimana tidak dibuat untuk pengumpulan data
saja melainkan untuk melakukan pengujian hipotesis yang
ditetapkan.
Sifat dalam penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk
memberikan hubungan atau menghubungkan variabel satu dan
lainnya untuk mencari peranan atau pengaruh yang menyebabkan
sebab akibat antara variabel bebas dan variabel terikat atau
independen, maka sifat ini disebut sebagai sifat asosiatif. Adapun
variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini yaitu variabel
Inovasi Produk (X1), Harga Kompetitif (X2), dan Daya Tarik
Promosi (X3) terhadap Kinerja Pemasaran Produk (Y). Penelitian
juga merupakan penelitian replikasi dimana penelitian ini yang
mana objeknya memiliki kesamaan dari penelti terdahulu dan
memiliki variabel serta periode yang beda, hal tersebut menjadi
sumber penentu kendala yang terjadi.
6.2 Jenis dan Sumber Data
6.2.1 Data Primer
Data primer merupakan data yang langsung didapatkan dari
sumber individu dengan menggunakan wawancara atau pengisian
kuesioner, sumber data primer didapatkan oleh pengumpul data
langsung dari sumber data yang berupa hasil wawancara,
kuesioner, maupun survei lapangan. Penelitian ini menggunakan
data primer yang didapatkan dari hasil pengisian kuesioner oleh
pelanggan coffee shop yang ada di Pontianak.
6.2.2 Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak
langsung yang diperoleh dengan mengumpulkan informasi yang
ada di luar responden. Data sekunder yang digunakan dalam
penelitian ini diperoleh dari artikel, berita, buku materi, dan
penelitian terdahulu. Penulis memperoleh data sekunder dengan
mengunjungi perpustakaan Universitas Widya Dharma Pontianak.
DAFTAR PUSTAKA
(t.thn.).
1Muhammad Adindo Setyobud, Siti Ning Farida. “Pengaruh Citra Merek Dan Daya Tarik Promosi Terhadap Minat
Beli Konsumen Pada Marketplace Tokopedia Di Surabaya.” Jurnal Ilmu Komputer dan Bisnis (2021).
Agung Gita Subakti, SST.MM. “sejarah-singkat-mengenai-kopi-di-indonesia.” sejarah-singkat-mengenai-kopi-di-
indonesia 15 08 2015: 1. <https://hotel-management.binus.ac.id/2016/08/15/sejarah-singkat-mengenai-
kopi-di-indonesia/>.
BELLA BELLINDA, EVA DOLOROSA,DEWI KURNIATI. “KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN
AMING COFFEE: EXPERIENTIAL MARKETING.” JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI (2020).
Brahmanthara, Ketut Adhy dan Ni Nyoman Kerti Yasa. “PERAN KEUNGGULAN BERSAING MEMEDIASI
INOVASI PRODUK.” ILMIAH (2017): 60-61.
Juliani, Lukitaningsih* & Devi. “Warung Kopi sebagai Ruang Publik dari Masa Ke Masa Di KOTA MEDAN.”
Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial (2020).
Lim, Andry Lindi. “Pertimbangan Keputusan Membeli pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
Makanan dan Minuman di Kota Pontianak.” (2021).
Maellinda Rossi, Dyah Ethika, Indah Widyarini. “ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN KOPI PADA KEDAI
KOPI DI WILAYAH PURWOKERTO.” Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis (2021).
Nasir, Ahmad. “PENGARUH INOVASI PRODUK TERHADAP KINERJA PEMASARAN.” Jurnal ILMU
MANAJEMEN DAN AKUNTANSI (2018).
Naumi Dwi Yanuar, Harti Harti. “PENGARUH INOVASI PRODUK DAN ORIENTASI PASAR TERHADAP
KINERJA PENJUALAN PADA HOME INDUSTRI OLAHAN IKAN DI KABUPATEN
TRENGGALEK.” Jurnal Manajemen Pemasaran (2020).
Naumi Dwi Yanuar1, Harti Harti2. “PENGARUH INOVASI PRODUK DAN ORIENTASI PASAR TERHADAP
KINERJA PENJUALAN PADA HOME INDUSTRI OLAHAN IKAN DI KABUPATEN
TRENGGALEK.” Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 14, oktober 2020: 50-60.
—. “PENGARUH INOVASI PRODUK DAN ORIENTASI PASAR TERHADAP KINERJA PENJUALAN
PADA HOME INDUSTRI OLAHAN IKAN DI KABUPATEN TRENGGALEK.” Jurnal Manajemen
Pemasaran (2020).
Nuari, Pramuditya Gama. “PENGARUH SERTIFIKASI HALAL, HARGA,KOMPETITIF DAN PENDAPATAN,
KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI RM AYAM BAKAR WONG SOLO.”
JURNAL ILMIAH (2021).
“PENGARUH DAYA TARIK PROMOSI, KEPUASAN, DAN KEMUDAHAN TERHADAP LOYALITAS
PENGGUNAAN E-MONEY .” FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS (2022).
Suendro, Ginanjar. “ANALISIS PENGARUH INOVASI PRODUK MELALUI KINERJA PEMASARAN
UNTUK MENCAPAI KEUNGGULAN BERSAING BERKELANJUTAN.” JURNAL SAINS
PEMASARAN INDONESIA (2010).
Susanto, Ryan Benz. “PEMULIHAN BISNIS MELALUI BRAND EQUITY, HARGA KOMPETITIF DAN
DAYA TARIK PROMOSI DALAM MEMBANGUN KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK UMKM DI
KOTA PONTIANAK.” Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (t.thn.).
Susi Rahmawati*, Darsono, Nuning Setyowati. “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA
PEMASARAN PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH PANGAN OLAHAN DI KOTA
SURAKARTA.” Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis (2019).

Anda mungkin juga menyukai