Anda di halaman 1dari 15

Volume II No.

1, Februari 2016 ISSN : 2502-3780

ANALISA PERUBAHAN PERILAKU KONSUMEN TERHADAP


PERTUMBUHAN WARUNG KOPI DI KECAMATAN RUNGKUT SURABAYA

*( Noneng R.Sukatmadiredja
Program Studi Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mahardhika Surabaya
JL. Wisata Menanggal 42 A Surabaya
Email: rheina1060@gmail.com

ABSTRAK
Pada era globalisasi ini, perubahan perilaku konsumen menjadi hal yang menarik
untuk dipelajari.Dimana faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku
konsumen berpengaruh pula pada tumbuhnya bisnis warung kopi antara lain faktor
kebutuhan, kepribadian dan gaya hidup konsumen atau faktor lain dari konsumen.
Dimana pengaruh perilaku konsumen atau masyarakat sekarang lebih suka
menghabiskan waktu untuk nongkrong dan begadang atau hangout.Sedangkan bisnis
warung kopi ini tumbuh mulai dari warung kopi pinggiran sampai menengah keatas,
beragam nama seperti warung kopi giras, coffee shop, kedai sampai angkringan, mulai
dari pinggiran jalan, gang bahkan sampai ditempat pusat pembelajaan seperti mall
kelihatannya sudah tidak asing lagi kita melihat perkembangan pertumbuhan warung
kopi yang begitu pesat dan beragam. Penelitian ini dimaksudkan agar kita mengetahui
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku konsumen untuk berkunjung di
warung kopi atau memilih warung kopi sebagai tempat untuk nongkrong. Dengan
perubahan perilaku konsumen itulah kenapa sekarang banyak warung kopi
bermunculan khususnya kecamatan rungkut, Surabaya.Penelitian ini menggunakan
peneltian deskriptif kualitatif yaitu pengumpulan data dilakukan pada naturan setting
(kondisi alamiah), sumber data primer dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada
observasi berperan serta, wawancara, dan dokumentasi.Penelitian ini mengobservasi
langsung kelapangan dan mewawancarai responden langsung ditempat
penelitian.Setelah dilakukan observasi dan wawancara dilapangan ternyata diketahui
faktor internal konsumen, faktor eksternal konsumen dan faktor situsional penyebab
bertumbuh warung kopi. Faktor internal konsumen meliputi faktor kebutuhan dan
motivasi, faktor kepribadian, faktor gaya hidup dan faktor situsional konsumen. Faktor
eksternal konsumen meliputi faktor teman, faktor kelompok acuan, dan faktor
budaya.Sedangkan faktor situsional warung kopi ini adalah faktor dan fasilitasi warung
kopi seperti wifi, pelayananan, parkiran.Dengan perkembangan teknologi dulu warung
kopi tidak ada wifinya dan sekarang semakin berkembang dengan adanya Wifi.Bukan
hanya fasilitas saja tetapi produk makanan dan minuman, kesesakan, kebersihan dan
sirkulasi udara juga mempengaruhi konsumen untuk mau berkunjung di warung kopi
tersebut.Tenyata dari faktor-faktor perilaku konsumen itulah yang mempengaruhi
bertumbuhnya warung kopi dikecamatan rungkut, Surabaya.
Kata Kunci : Perilaku Konsumen, Pertumbuhan, Warung Kopi

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 340


Volume II No.1, Februari 2016 ISSN : 2502-3780

PENDAHULUAN minuman kopi tetapi termasuk makanan


Perusahaan tidak hanya sekedar dan jajanan yang berbeda beda yang
menjual produk dan jasa, tetapi juga membuat para konsumen tertarik untuk
menciptakan pengalaman yang tak mencobanya. Atribut produk
terlupakan (memorable experience) bagi merupakan unsure produk yang
pelangganya. Biasanya pelanggan yang dianggap penting dan dijadikan
mendapatkan memorable pertimbangan oleh konsumen
experienceakan menceritakan apa yang sebagaimana produk tersebut dapat
dialaminya pada orang lain. Aktifitas memenuhi keinginan dari konsumen.
tersebut adalah aktifitas sering kali Mulai dari warung kopi pinggiran
dikenal dengan istilah word of sampai menengah keatas, beragam
mouthatau pemasaran dari mulut ke nama seperti warung kopi giras, coffee
mulut, sehingga perusahaan juga shop, kedai sampai angkringan, mulai
diuntungkan karena tidak perlu dari pinggiran jalan, gang bahkan
mengeluarkan biaya lebih untuk sampai ditempat pusat pembelanjaan
promosi.Salah satu bisnis di Surabaya seperti mall keliatannya sudah tidak
yang menjanjikan adalah warung kopi asing melihat perkembangan
atau disebut dengan kedai kopi.Menurut pertumbuhan warung kopi yang begitu
data dari Badan Pusat Statistik Surabaya pesat dan beragam. Budaya minum kopi
selama 5 tahun (2006- di Indonesia sebenarnya sudah terbilang
2010).Perkembangan jumlah kedai kopi cukup tua. Dengan melihat realita jaman
di Surabaya tahun 2006-2010, ditahun sekarang banyak para konsumen
2006 terdapat 84 kedai warung kopi, di mengisi waktu luang dengan begadang
tahun 2007 terdapat 78 kedai warung sambil minum kopi., sepertinya sudah
dimana presentasenya turun-7,14%, di menjadi tradisi ditempat manapun.
awal tahun 2008 perkembangan warung Banyak sekali warung kopi diluar sana
kopi meningkat menjadi 80 kedai khsususnya didaerah kota Surabaya
warung kopi presetasenya 2,56%, yang tidak asing lagi oleh kalangan
sedangkan di tahun 2009 kedai kopi anak muda yang biasanya tempat
meningkat menjadi 12,5% menjadi 90 tersebut cocok untuk bersantai dan
kedai kopi dan di akhir tahun 2010 berkumpul bersama teman-teman
meningkat tajam 22,22% menjadi 110 sambil menikmati menu minuman dan
kedai kopi. makanan didalamnya. Seolah-olah
Dilihat dari pertumbuhan tahun kondisi seperti ini telah merubah
2010 dan sekarang 2015 mungkin masyarakat yang telah menjadikan kopi
tingkat presentasenya lebih besar 2 kali sebagai bagian gaya hidup (lifestyle),
lipat. Sudah banyak sekarang usaha trend minum kopi dan sekaligus
warkop (warung kopi) bermunculan menjadi tempat nongkrong sambil
dengan berbagai macam produk produk surfing dengan fasilitas Free Wifi.
yang ditawarkan dan bukan hanya saja

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 341


Volume II No.1, Februari 2016 ISSN : 2502-3780

Dengan perilaku konsumen anak banyak dimana pertumbuhan bisnis


muda yang jaman sekarang lebih suka warung kopi ini menjadi pilihan bagi
nongkrong daripada diam didalam masyarakat sebagai bisnis kecil yang
rumah, maka dari itu timbul pemikiran menguntungkan. Pertumbuhan warung
untuk menganalisa perilaku konsumen kopi dan perilaku konsumen inilah yang
dengan menggunakan analisa-analisa memunculkan ide untuk menganalisa
perilaku konsumen.Konsumen yang pembahasan tersebut, dengan
loyal tidak hanya menjadi dasar yang menganalisa perilaku konsumen
kuat bagi perusahaan tetapi juga terhadap pertumbuhan warkop melalui
mencerminkan potensi pertumbuhan pengalaman dan perilaku konsumen
perusahaan dimasa mendatang. Menurut sebagai kegembiraan, rasa ingin tahu,
Moelyono Soesilo (2016) menjelaskan suka cita, dan kejutan yang didapatkan
bahwa meningkatnya kebutuhan kopi di saat proses konsumsi.
Indonesia adalah karena pertumbuhan
kopi dan gaya hidup dari masyarakt LANDASAN TEORI
Indonesia. Persamaan dengan itu PERILAKU KONSUMEN
tercatat oleh Asosiasi Eksportir Kopi Perilaku konsumen pada
Indonesia (AEKI) bahwa konsumsi kopi hakikatnya untuk memahami “mengapa
di Indoensia mengalami peningkatan konsumen melakukan dan apa yang
sebesar 36% dari tahun 2010-2014. mereka lakukan”,.Perilaku konsumen
Menurut data AEKI kebutuhan akan adalah studi tentang bagaimana
kopi pada tahun 2014 mencapai 96.016 individu, kelompok, dan organisasi
ton. Besarnya angka kebutuhan kopi memilih, membeli, menggunakan dan
tersebut mengidentifikasikan bahwa bagaimana barang, ide, atau
“Minum Kopi” sudah menjadi suatu pengalaman untuk memuaskan
kebiasaan bagi masyarakat Indonesia. kebutuhan dan keinginan mereka.
Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik Perilaku konsumen (cosumer behavior)
(BPS) berkata lain. Ekspor kopi periode dapat didefinisikan sebagai kegiatan-
Januari sampai April 2015 ekspor kopi kegiatan individu yang secara langsung
di Indonesia sudah meningkat pesat terlibat dalam mendapatkan dan
telah mencapai 141.629 ton atau naik menggunakan barang-barang dan jasa-
47,5% dibandingkan periode tahun jasa, termasuk didalamnya proses
2014 sebesar 96.016 ton. pengambilan keputusan pada persiapan
Dengan analisa perilaku dan penentuan kegiatan-kegiatan
konsumen dengan studi kasus pada tersebut. Ada dua elemen penting dari
warkop warkop didaerah Surabaya arti perilaku konsumen itu, yaitu proses
dilihat dari pertumbuhan dunia bisnis pengambilan keputusan dan kegiatan
makanan dan minuman (food and fisik, yang semua ini melibatkan
beverage)seperti warkop, sangatlah individu dalam menilai, mendapatkan,

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 342


Volume II No.1, Februari 2016 ISSN : 2502-3780

dan mempergunakan barang-barang dan Berdasarkan pendapat para ahli


jasa. diatas dapat dikemukakan unsure-unsur
Analisis perilaku konsumen dari perilaku konsumen adalah sebagai
yang realistis hendaknya menganalisis berikut : 1) perilaku konsumen
juga proses-proses yang tidak dapat atau menyoroti perilaku individu, 2) perilaku
sulit diamati, yang selalu menyertai konsumen menyangkut suatu proses
setiap pembelian. Mempelajari perilaku keputusan memakai dan menghabiskan
konsumen tidak hanya mempelajari apa produknya, 3) perilaku konsumen
(what) yang dibeli atau dikonsumsi, meliputi perilaku yang dapat diamati
tetapi juga dimana (where), bagaiamana seperti kapan, dengan siapa, oleh siapa,
kebiasaan (how often), dan dalam dan bagaimana barang yang telah dibeli
kondisi macam apa (under what dikonsumsi juga dari variabel-variabel
conditions) barang-barang dan jasa-jasa yang tidak dapat diamati seperti nilai-
yang dibeli. Berikut ini pengertian nilai yang diinginkan konsumen,
perilaku konsumen menurut para ahli kebutuhan pribadi, persepsi, bagaimana
yaitu menurut Sumarwan (2011:5) mereka mengevaluasi alternatif dan apa
menyatakan perilaku konsumen adalah yang mereka rasakan tentang
semua kegiatan, tindakan, serta proses kepemilikan dan menggunakan produk
psikologi yang mendorong tindakan yang bermacam macam.
tersebut pada saat sebelum membeli, Ada beberapa hal penting yang
ketika membeli, menggunakan, dapat diungkapkan dari definisi diatas
menghabiskan produk dan jasa setelah yaitu 1) tahap perolehan,mencari dan
melakukan hal-hal diatas atau kegiatan membeli: 2) tahap
mengevaluasi. Sedankan Setidadi konsumsi,menggunakan dan
(2010:2) “mengatakan bahwa perilaku mengevaluasi; 3) tahap tindakan pasca
konsumen adalah tindakan langsung pembelian apa yang dilakukan oleh
terlibat dalam mendapatkan, konsumen setelah produk itu digunakan
mengkonsumsi, dan menghabiskan atau dikonsumsi.
produ atau jasa, termasuk proses
keputusan yang mendahului dan LINGKUNGAN DAN SITUASI
menyusuli tindakan ini. Consumer KONSUMEN
behavior involves the processes Konsumen tidak hidup sendiri,
selecting, purchasing, using, evaluating, ia berinteraksi dengan keluarganya,
and disposing of product and service. saudaranya, teman-temannya, dan
Consumer behavior is the proccessof orang-orang disekelilingnya. Konsumen
exchanging something of value for a hidup bersama dengan orang lain.
product or service that is satisfying Konsumen adalah mahluk social, yang
(Olson, 2010:5). dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya
dan alam sekelilingnya. Peter dan olson

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 343


Volume II No.1, Februari 2016 ISSN : 2502-3780

2010 dikutip dalam Ujang Sumarwan fisik atau karakteristik lingkungan


(2011:323) mengartikan lingkungan sosial.Arti situasi didefinisikan oleh
sebagai “The environment refers to all seorang konsumen yang berperilaku di
the physical and social characteristics sebuah lingkungan untuk mencapai
of a consumer’s external word, tujuan tertentu.Engel, Blackwell, dan
including physical objects (products Miniard (1995, hal 794) dikutip dalam
and stores, spatial relationships Ujang Sumarwan (2011:325)
(location of stores and product in mengemukakan bahwa pengaruh situasi
stores), and social behavior of other (situasional influence) adalah pengaruh
people (who is around what they are yang muncul dan faktor-faktor yang
doing)”. Berdasarkan definisi tersebut, sangat terkait dengan waktu dan tempat,
lingkungan konsumen terbagi kedalam yang tidak tergantung kepada konsumen
dua macam, yaitu lingkungan sosial dan dan karakteristik objek (produk dan
lingkungan fisik.Lingkungan sosial merek). Pada Tabel 1 dijelaskan lima
adalah semua interaksi sosial yang karakteristik dari situasi konsumen yang
terjadi antara konsumen dengan orang digunakan.
sekelilingnya atau banyak
orang.Lingkungan sosial adalah orang-
orang lain yang berada di sekeliling
konsumen dan termasuk perilaku dari
orang-orang tersebut. Lingkungan fisik
adalah segala sesuatu yang berbentuk
fisik di sekeliling konsumen, termasuk
didalamnya adalah beragam produk
took, maupun lokasi toko, dan produk
didalam toko. Pada Gambar 1
menjelaskan bagaimana pengaruh
lingkungan sosial terhadap konsumen.
Lingkungan konsumen memiliki
dimensi yang luas, karena itu sangatlah
sulit untuk mengidentifikasi faktor
lingkungan mana yang paling dominan
dapat mempengaruhi sikap dan perilaku
konsumen. Peter dan Olson (2010)
dikutip dalam Sumarwan (2011:235)
mengemukakan bahwa lebih mudah
melihat untuk melihat pengaruh
lingkungan dalam konteks situasi
tertentu. Situasi bukanlah lingkungan

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 344


Volume II No.1, Februari 2016 ISSN : 2502-3780

Arus Pengaruh Dalam Lingkungan Sosial

Budaya

Sub Budaya

Kelas Sosial

Organisasi Kel. Acuan Keluarga Media

Konsumen Individu

Gambar 1.Arus Pengaruh dalam Lingkungan Sosial

Tabel 1. Lima Karakteristik Situasi Konsumen

Lingkungan Fisik Sarana fisik yang menggambarkan situasi konsumen yang


meliputi : lokasi, dekorasi, aroma, cahaya, cuaca dan objek
tertentu yang ada disekeliling konsumen
Lingkungan Sosial Kehadiran dan ketidakhadiran orang lain pada situasi
tersebut
Waktu Waktu atau saat perilaku muncul (jam, hari, musim libur,
bulan puasa, natal dan tahun baru). Waktu mungkin diukur
secara subyektif berdasarkan situasi konsumen, misalnya
kapan terakhir kali membeli biscuit. Arti kapan terakhir kali

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 345


Volume II No.1, Februari 2016 ISSN : 2502-3780

akan berbeda antar konsumen.


Tujuan Tujuan yang ingin dicapai pada situasi. Konsumen yang
belanja untuk hadiah akan menghadapi situasi berbeda
dibandingkan belanja untuk kebutuhan sendiri
Suasana Hati Suasana hati atau kondisi jiwa sesaat (misalnya perasaan
khawatir, tergesa-gesa, sedih dan marah) yang dibawa pada
suatu situasi
Sumber : Engel, Blackwell dan Miniard (1995:794) di kutip dalam Sumarwan
(2011:325)

PERSEPSI KONSUMEN Perbedaan sensitive antar individu


Persepsi bukan hanya proses tersebut karena kemampuan reseptor
psikologis semata, tetapi diawali dengan individu yang tidak sama.
proses fisiologis yang dikenal dengan
sebagai sensasi (Schiffman dan Kanuk
2007) dikutip Suryani (2013:75)
mendefinisikan persepsi sebagai proses
psikologis dimana individu memilih,
mengorganisasikan dan
menginterprestasikan stimuli menjadi
sesuatu yang bermakna. Proses persepsi
di awali oleh stimuli mengenai panca
indra dan menimbulkan persepsi bisa
bermacam-mcam bentuknya, misalnya
segala sesuatu yang bisa dicium, segala
sesuatu yang bisa dilihat, segaa sesuatu
yang bisa didengar, dan segala sesuatu
yang bisa diraba. Stimuli ini akan
mengenai organ yang disebut sebagai
sensory receptor (organ manusia yang
menerima input stimuli dan panca
indra). Terjadinya stimulus yang
mengenai sensory receptor
mengakibatkan individu
merespon.Respon langsung segera dari
organ sensory receptortersebut
dinamakan sensasi. Tingkat kepekaan
dalam sensasi antara individu satu
dengan yang lain berbeda-beda.

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 346


Volume II No.1, Februari 2016 ISSN : 2502-3780

Faktor eksternal dan internet

StimulusPRINSIP :
- Selective

SELEKSI Exposure
RESEPTOR - Selective
Attention
Perceptual
defence
Penampilan fisik ORGANISASI - Perceptual
Stereotype Blocking
Tanda tanda yang
Tidak relevan. Kesan
Pertama Dasar :
Meloncat pada INTEPRESTASI Figure and ground
Kesimpulan. Efek Halo Grouping
Cosure

Gambar 2. Proses Persepsi

WARUNG KOPI lumayan besar, sudah menetap, dan


Warung kopi atau biasa disebut mempunyai banyak pegawai. Ada juga
dengan (warkop)adalah sebuah warung warung kelas menengah hingga kelas
yang dalam sebuah warung tersebut yang tinggi, seperti warung-warung
dijual berbagai macam makanan, kopi yang ada di mall atau bahkan
minuman, camilan dan lain lain. Jenis mempunyai bangunan sendiri yang
warung kopi bermacam-macam, mulai mewah, tentu juga harganya pun
dari kelas yang rendah sampai kelas berbeda, seperti coffee toffee dan
yang tinggi, mulai dari yang lesehan, starbuck.
bangunan tidak permanen atau kaki Dizaman sekarang warung kopi
lima, ada juga warung kopi yang sudah tersebar dimana-mana, mulai dari

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 347


Volume II No.1, Februari 2016 ISSN : 2502-3780

pedesaan sampai kota-kota besar, cari teman, dimana tempat nongkrong


dimana banyak dikunjungi banyak dan berkumpul. Dengan banyaknya
orang tua, remaja, kaya dan miskin tak konsumen yang ada di warung kopi
terkecuali, laki-laki dan perempuanpun tanpa sengaja terkadang dapat duduk
tidak ada perbedaan, semua berkumpul bersama sama dan membaur dengan
menjadi satu.Mungkin ada sebagian yang lainnya; 4) warung kopi sebagai
orang yang skeptic terhadap warung tempat melepas penat dan dantai,
kopi itu sendiri, tempat nongkrong tidak dimana warung kopi sebagai tempat
jelas, tempat orang tidak ada pekerjaan. beristirahat, dengan hanya sekedar
Kalau dilihat lebih jauh dan lebih minum kopi untuk melepas dahaga dan
mendalam lagi banyak ditemukan melepas penat; 5) warung kopi sebagai
esensi dari warung kopi itu sendiri tempat pemebelajaran dan berita; 6)
seperti : 1) warung kopi mengurangi warung kopi sebagai sumber inspirasi.
pengangguran, pasti dengan ada warung
kopi membuka peluang usaha bagi METODE PENELITIAN
seseorang itu sendiri, menjadi sumber
mata pencaharian yang halal atau Pendekatan penelitian yang tepat
berwirausaha dan berbisnis. Dengan untuk menganalisis penelitian ini yaitu
menciptakan usaha warung kopi penelitian deskriptif dengan pendekatan
tersebut otomatis seseorang wiraswasta kualitatif.Metode penelitian deskriptif
akan mempunyai pendapatan dari usaha bertujuan untuk mengetahui dan
tersebut karena termasuk dalam bidang memahami subyek penelitian yang
usaha atau pekerjaan; 2) warung kopi ditemukan dalam Analisa Pengaruh
sebagai tempat silahturahmi dan Perilaku Konsumen Terhadap
nongkrong, dimana kesan warung kopi Pertumbuhan Warung Kopi di
yang santai bisa membuat obrolan- kecamatan Rungkut Surabaya.Populasi
obrolan terasa semakin hangat dengan sasaran penelitian ini adalah populasi
ditemani secangkir kopi dan sungguhan warkop didaerah Rungkut Kidul
berbagai macam makanan, jajanan, akan Surabaya ditunjukkan pada Tabel 2.
menambah keasyikan dalam mengobrol
dan terkadang terasa waktu begitu
cepat; 3) warung kopi sebagai tempat

Tabel 2. Populasi Warung Kopi Di Daerah Rungkut Surabaya


1. Warung kopi giras 49 Jl. Rungkut Madya No.49
2. Warung kopi giras 59 Jl. Raya Rungkut Industri No.59
3. Warung kopi Mas Aris Jl. Rungkut Kidul Gg.3
4. Warung kopi Super Mantep Jl. Rungkut Kidul Gg.5
Sumber : Data diolah (2015)

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 348


Volume II No.1, Februari 2016 ISSN : 2502-3780

Pengambilan sampel dilakukan HASIL DAN PEMBAHASAN


secara acak dengan menetapkan jumlah
sampel yang diambil dalam penelitian Berdasarkan hasil penelitian
ini adalah sebesar 59 responden yaitu pada 59 responden yang telah
dimana yang diteliti adalah konsumen berkunjung di warung kopi giras 49,
yang nongkrong di warung kopi.Empat warung kopi giras 59, warung kopi ma
warung kopi sebagai bahan saris dan warung kopi super mantep,
perbandingan warung kopi dan dilakukan analisis deskriptif yang
pertumbuhan warung kopi.Faktor yang didasarkan pada jenis kelamin
ditetapkan adalah 3 faktor (faktor responden, usia dan pekerjaan. Adapun
internal, faktor eksternal dan faktor hasil analisis deskriptif tersebut adalah
situsional).Analisis data secara sebagai berikut :
deskriptif induktif yaitu membuat
catatan lapangan dan wawancara kepada Karakteristik Responden
konsumen yang ada di warung Pelanggan yang nongkrong
kopi.Analisis yang dilakukan dibagi diwarung kopi giras 49 yang
dalam tiga bagian, yaitu analisis digunakansebagai responden dalam
deskriptif yang berhubungan dengan penelitian ini dapat dijelaskan sebagai
karakteristik responden, penilaian berikut dengan data observasi seperti
responden terhadap variabel independen ditunjukkan pada Tabel 3,4,5 dan 6.
dan dependen.

Tabel 3. Pengunjung di warung kopi giras 49

No Nama Umur Jenis Kelamin Pekerjaan


Warung
Kopi
Jumlah Jumlah
1 Warung <20 5 L 20 Karyawan 8
Kopi Tahun Swasta
Giras 49
20-35 12 P 0 Wiraswasta 2
Tahun
>35 3 Pelajar/ 8
Tahun Mahasiswa
Lain-lain 2
Jumlah 20 20 20

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 349


Volume II No.1, Februari 2016 ISSN : 2502-3780

Sumber : Data diolah (Januari 2016)

Berdasarkan data diatas adalah data berumur >35 tahun berjumlah 3 orang.
pengunjung ketika peneliti observasi Yang paling dominan adalah usia 20-35
warung kopi giras 49. Untuk tahun.
pengunjung di warung kopi giras 49
berjumlah 20 orang, dimana yang
berumur <20 tahun sebanyak 5 orang,
berumur 20-35 tahun 12 orang dan yang

Tabel 4.Pengunjung warung kopi giras 59

No Nama Umur Jenis Kelamin Pekerjaan


Warung
Kopi
Jumlah Jumlah
1 Warung <20 3 L 15 Karyawan 9
Kopi Tahun Swasta
Giras 49
20-35 7 P 0 Wiraswasta 0
Tahun
>35 5 Pelajar/ 2
Tahun Mahasiswa
Lain-lain 4
Jumlah 15 15 15
Sumber : Data diolah (Januari 2016)

Berdasarkan data diatas adalah data


pengunjung ketika peneliti observasi
warung kopi giras 59. Untuk
pengunjung di warung kopi giras 59
berjumlah 15 orang, dimana yang
berumur <20 tahun sebanyak 3 orang,
berumur 20-35 tahun 7 orang dan yang
berumur >35 tahun berjumlah 5 orang.
Yang paling dominan adalah usia 20-35
tahun.

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 350


Volume II No.1, Februari 2016 ISSN : 2502-3780

Tabel 5. Pengunjung warung kopi Mas Aris

No Nama Umur Jenis Kelamin Pekerjaan


Warung
Kopi
Jumlah Jumlah
1 Warung <20 3 L 15 Karyawan 9
Kopi Tahun Swasta
Giras 49
20-35 7 P 0 Wiraswasta 0
Tahun
>35 5 Pelajar/ 2
Tahun Mahasiswa
Lain-lain 4
Jumlah 15 15 15
Sumber : Data diolah (Januari 2016)

Berdasarkan data diatas adalah data berumur <20 tahun sebanyak 3 orang,
pengunjung ketika peneliti observasi berumur 20-35 tahun 7 orang dan yang
warung kopi giras Mas Aris. Untuk berumur >35 tahun berjumlah 5 orang.
pengunjung di warung kopi giras Mas Yang paling dominan adalah usia 20-35
Aris berjumlah 15 orang, dimana yang tahun.

Tabel 6. Pengunjung warung kopi Super Manteb

No Nama Umur Jenis Kelamin Pekerjaan


Warung
Kopi
Jumlah Jumlah
1 Warung <20 4 L 17 Karyawan 10
Kopi Tahun Swasta
Giras 49
20-35 8 P 0 Wiraswasta 0
Tahun
>35 5 Pelajar/ 3
Tahun Mahasiswa
Lain-lain 4

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 351


Volume II No.1, Februari 2016 ISSN : 2502-3780

Jumlah 17 17 17
Sumber : Data diolah (Januari 2016

Berdasarkan data diatas adalah seperti anake macam-macam kopi,


data pengunjung ketika peneliti aneka minuman es seperti es the, good
observasi warung kopi super manteb. day, nutrisari, susu putih dan susu
Untuk pengunjung di warung kopi giras coklat, minuman bersoda seperti susu
super manteb berjumlah 17 orang, soda, fanta, sprite, gorengan dan jajanan
dimana yang berumur <20 tahun ringan lainnya. Sedangkan warung kopi
sebanyak 4 orang, berumur 20-35 tahun mas Aris andalannya adalah kopi
8 orang dan yang berumur >35 tahun susunya yang racikannya pas dimulut,
berjumlah 5 orang. Yang paling produk-produk yang dijualnya pun
dominan adalah usia 20-35 tahun. hampir sama seperti warung kopi
lainnya seperti aneka macam-macam
Dari hasil penelitian dan obervasi, kopi, aneka minuman es seperti es the,
dari data warung-warung kopi meliputi pop ice, good day, mutrisari, marimas,
warung giras 49, warung kopi giras 59, minuman bersoda seperti susu soda,
warung kopi mas Aris dan warung kopi fanta, sprite, sedangkan kalau makanan
super manteb rata-rata yang paling ada mie goreng telor, mie rebus,
dominan mengunjungi warung adalah gorengan dan jajanan ringan lain-
usia 20-35 tahun. Sedangkan warung- lainnya seperti kacang goreng, kerupuk,
warung kopi tersebut memiliki cirri-ciri usus goreng dan lain-lainnya, mungkin
atau khas yang berbeda seperti warung hampir sama seperti produk yang
kopi giras 49, warung ini terkenal lainnya , kalau warung kopi super
dengan warung anak muda terkenal manteb pun juga mempunyai produk
dengan wifinya yang kencang, kalau hampir sama terkenal dengan pelayanan
masalah produk yang dijual hampir yang baik, adapun produk yang dijual
sama yaitu aneka macam-macam kopi, seperti aneka macam-macam kopi,
minuman es seperti es the, pop ice, mie minuman es seperti es the, good day,
kuah rebus, gorengan, kue dan jajanan nutrisari, sedangkan makanannya
ringan lainnya. Kalau warung kopi giras seperti mie goreng, mie rebus,
59 memiliki khas yaitu makananya mie gorengan, camilan dan jajanan ringan
goreng yang diolah dengan bumbu unik lainnya.
dan dimasak dengan telor dan sayur ini Berdasarkan analisa yang
membuat warung kopi giras ini berbeda dilakukan peneliti seperti observasi dan
dengan warung kopi lainnya, sedangkan wawancara pada pengunjung.Peneliti
dari segi produk minuman juga hampir menemukan faktor-faktor yang
sama dengan warung kopi giras 49 mempengaruhi perilaku konsumen

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 352


Volume II No.1, Februari 2016 ISSN : 2502-3780

terhadap pertumbuhan warung kopi faktor kedua yang mempengaruhi


dikecamatan rungkut Surabaya. Dengan pertumbuhan warung kopi di kecamatan
gaya hidup dan kepribadian masyarakat rungkut, Surabaya sekitar 18,64%.
khususnya anak muda sekarang yang Sedangkan faktor gaya hidup dan faktor
jarang betah dirumah yang sering situasi konsumen yang memperngaruhi
hangout dan nongkrong banyak pertumbuhan warung kopi dikecamatan
membuat para pengusaha berlomba- Rungkut Surabaya berimbang sekitar
lomba untuk membuka warung kopi. 6,77%.
Dengan segmentasi warung kopi, dapat Sedangkan faktor eksternal
disimpulkan bahwa warung kopi konsumen yaitu faktor teman adalah
termasuk segmentasi urutan lapisan faktor yang mendominasi yang
kelas bawah dalam bidang usaha mempengaruhi untuk berkunjung di
berdagang, dibandingkan seperti café warung kopi sekitar 18,64%, kemudian
atau kedai kopi seperti starbuck, faktor kelompok acuan juga
coffeetoffee, kopililitan dan lain-lain, mempengaruhi pertumbuhan warung
yang tempatnya lebih mewah kopi di kecamatan Rungkut, Surabaya
dibandingwarung kopi di pinggir- sekitar 6,77%, faktor budaya faktor
pinggir jalan. Faktor internal konsumen ketiga yang mempeengaruhi
meliputi kebutuhan dan motivasi, pertumbuhan warung kopi dikecamatan
kepribadian, gaya hidup dan situasi Rungkut Surabaya sekitar 5,08%.
konsumen. Fakor eksternal konsumen Sedangkan faktor keluarga tidak ada
meliputi keluarga, kelompok acuan, yang mempengaruhi dan faktor kelas
teman, budaya dan kelas sosial dan sosial dianggap sama rata karena untuk
faktor situsional warung kopi seperti berkunjung di warung kopi tidak
reputasi, fasilitas, kesesakan, kebersihan membutuhkan kelas sosial atau status
dan sirkulasi udara inilah yang karena mereka berhak memilih apa saja
memperngaruhi pertumbuhan warung sesuai dengan kemauan mereka, cuman
kopi di Surabaya. kalau warung kopi kebanyakan terkenal
yang paling banyak berkunjung dari
KESIMPULAN DAN SARAN mahasiswa, karyawan swasta, dan lain-
lain seperti sopir angkutan, sales.
Berdasarkan hasil analisis dan Faktor situsional adalah faktor
pembahasan dapat disimpulkan faktor dari situasi warung tersebut, dimana
internal konsumen yaitu faktor yang paling dominan untuk
kebutuhan dan motivasi menjadi faktor mempengaruhi konsumen untuk mau
yang paling dominan mempengaruhi berkunjung adalah fasilitas seperti wifi,
pertumbuhan warung kopi di kecamatan pelayanan dan parkiran. Dengan
rungkut Suabaya sekitar 22,03%, berkembangnya teknologi dulu warung
kemudian faktor kepribadian adalah kopi tidak ada wifinya sekarang

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 353


Volume II No.1, Februari 2016 ISSN : 2502-3780

menjadi ada wifinya, faktor dari situasi Penerapannya dalam


warung bukan hanya produk minuman Pemasaran. Bogor : PT. Ghalia
dan makannanya tetapi fasilitas wifi dan Indonesia
kenyamanan tempat itulah yang Tatik, S. 20013. Perilaku Konsumen
membuat konsumen selalu berkunjung di Era Internet. Yogyakarta :
di warung kopi untuk nongkrong, bukan graha ilmu.
hal dari situasi warung tetapi dari hal
perilaku konsumen yang berkepribadian
suka nongkrong dan faktor gaya hidup
cara bergaulnya dan faktor teman, dari
segi usia kebanyakan para
pengunjungnya yang paling dominan
adalah usia 20-35 tahun. Hal itulah yang
membuat seakrang banyak
bertumbuhnya warung kopi
dikecamatan Rungkut Surabaya.

DAFTAR PUSTAKA

Purwanto G.I., Ardana IGN.2016.


Perancangan Interior Coffee
House di Surabaya. JURNAL
INTRA Vol. 4, No. 2, (2016) 651-
661. Surabaya :Program Studi
Desain Interior, Universitas
Kristen Petra
Setiadi, N.J.2010. Perilaku Konsumen,
Konsep dan Implikasi Untuk
Strategi dan Penelitian
Pemasaran.Jakarta : Pranada
Media Group
Soesilo, M.2016.Konsumsi Kopi Naik,
Indonesia Masih Impor Kopi.
Diakses Januari 2016 website
:http://kopikini.com/konsumsi-
kopi-naik-indonesia-masih-impor-
kopi
Sumarwan.U.2011. Perilaku
Konsumen, Teori dan

Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen 354

Anda mungkin juga menyukai