Ditulis Oleh :
Aldhia Ryzma Nuraulia (18051010057)
Kelas :
Teori Pemukiman dan Perkotaan A
Dosen Pengampu :
Ir. Sri Suryani Yuprapti Winasih, M.T.
Assalamualaikum Wr.Wb
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas semua
limpahan nikmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan analisa
yang berjudul “Karya Tulis Pembentuk Citra Kota : Kecamatan Baureno, Bojonegoro”
dengan baik.
Adapun maksud dan tujuan kami untuk menyusun karya tulis ini, yaitu dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah teori permukiman dan perkotaan. Tidak lupa,
penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir. Sri Suryani Yuprapti Winasih, M.T.
selaku dosen mata kuliah teori permukiman dan perkotaan yang dengan sabar
membantu kami.
Serta kepada semua pihak yang telah mendukung dalam proses terciptanya
laporan ini. Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan yang ditemukan dalam
karya tulis ini. Oleh sebab itu, kami mengharapkan masukan-masukan dan kritik yang
membangun sebagai bahan evaluasi guna memperbaiki laporan ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………….…………i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………….......ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………..……………….……………….1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………………………………………1
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………………………….………..……………..1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Citra Kota Menurut Kevin Lynch ……………………….………………….……………….……....2
2.2 Penjelasan Kecamatan Baureno .…………………………………………………….…..………….4
2.3 Batasan Kecamatan Baureno.………………………………………………….……..……………….6
2.4 Hasil Analisa Terhadap Elemen Citra Kota ……………………………………………………….7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………..…………………….……10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
a. Jalur (Path)
Mereka adalah
saluran pergerakan di mana
kota dapat dikandung
seperti gang, jalanan, rel
kereta api, jalan raya, kanal
dan sejenisnya. Jalan mana
pun memiliki tiga
karakteristik yang
Gambar 1 : Jalur Wilayah
Sumber : Wordpress.com meningkatkan
keunggulannya, yaitu identitas, kontinuitas dan kualitas terarah. Jalan mungkin
kontinuitas, jika ada konsentrasi dan variasi kegiatan di sekitarnya, maka orang
akan berorientasi dengan mengikuti arus lalu lintas utama.
b. Batas (Edge)
Tepi adalah elemen linier yang
tidak digunakan atau dianggap sebagai
jalan oleh pengamat. Mereka adalah
batas antara dua fase, inkontinuitas
linier: pantai, jalan kereta api, tepi
pembangunan, dinding "(Lynch, 1960:
47). Ujung adalah garis yang
memisahkan dua area dengan fitur
yang berbeda satu sama lain, garis ini
mungkin merupakan batas alami
Gambar 2 : Batas Wilayah
Sumber : Wordpress.com
seperti sungai, jembatan dan topografi
atau bentuk buatan seperti greenbelt, waterfront, highway, jalan raya yang
ditinggikan atau yang lainnya, karena mungkin saja Tingkat diferensiasi antara
dua kabupaten melalui karakteristiknya yang berbeda, karakteristik ini dapat
dihasilkan dari penggunaan kosa kata arsitektur yang berbeda di fasad, jenis
elemen lanskap tertentu, sifat cekung, tinggi bangunan, jenis rumah, klasifikasi
kegiatan, kelas sosial lainnya.
c. Kawasan (District)
Kabupaten adalah daerah
karakter yang dianggap memiliki
karakteristik umum, identitas
visual yang terpisah dari
lingkungan lainnya. Daerah ini bisa
dikenali sebagai unit tematik.
Karakteristik fisik kabupaten yang
baik ditentukan oleh kontinuitas
dan homogenitas bahan fasad,
tekstur, ruang, bentuk, rincian,
simbol, jenis bangunan, kegunaan,
aktivitas, penghuni, warna,
Gambar 3 : District Wilayah
Sumber : Wordpress.com topografi dan langit (Lynch, 1960).
Semua fitur ini memberi identitas pada distrik, menciptakan keintiman antara
bagianbagiannya, dan mengidentifikasi petunjuk dasar kota.
d. Simpul (Nodes)
Menurut Lynch "Node adalah fokus
strategis dimana pengamat Dapat masuk,
biasanya persimpangan jalan, atau
konsentrasi beberapa karakteristik
"(Lynch, 1960: 72). Mereka adalah titik
temu seperti kotak, stasiun kereta api,
plaza dan persimpangan bahkan
persimpangan jalan biasa adalah simpul.
Simpul bisa berupa persimpangan, maka
Gambar 4 : Simpul Wilayah
Sumber : Wordpress.com kaitannya dengan jalur, sebagai
konvergensi dari jalur ini seperti kotak; Atau konsentrasi tematik seperti
konsentrasi belanja; Atau kedua persimpangan dan konsentrasi.
e. Tangeran (Landmark)
Berbeda dengan simpul, yang bisa
dimasukkan, tengara merupakan ciri eksternal bagi
individu yang bertindak sebagai rujukan (Lynch,
1960). Tengaran berbeda dengan pengalaman
pribadi seseorang. Mereka biasanya statis (mereka
juga bisa menjadi benda bergerak seperti matahari)
dan benda unik (struktur fisik atau fitur geografis)
yang bisa dipilih dari sejumlah kemungkinan.
Tengaran adalah isyarat yang sangat penting dalam
proses pencarian jalan ketika mereka berbeda dan
Gambar 5 : Landmark Wilayah tidak terlalu banyak (Kaplan, et al., 1998).
Sumber : Wordpress.com
2.4 Hasil Analisa Terhadap Elemen Citra Kota : Kecamatan Baureno, Bojonegoro
a. Jalur (Path)
Jalur merujuk pada jalur
jalan yang utama adalah jalan
nasional, dengan ditopang
beberapa jalan lainnya, diantara
ada jalan pasinan yang
menghubungkan jalan nasional
dengan desa pasinan, lalu ada jalan
Gambar 8 : Jalan Nasional Raya Baureno masjid yang menjadi poros jalan
Sumber : Tribunnews.com
dari kec baureno ke kanor, kemudian ada jalan teuku umar yang menjadi
penghubung dengan desa kauman, kemudian ada jalan babat-caruban yang
merupakan penghubung dengan kecamatan babat. Jalan Gajah bolong yang
menuju poros kecamatan baureno juga jalan sraturejo yang menghubungkan
desa sraturejo dengan jalan nasional. Dari hasil identifikasi, Jalan Nasional
tersebut sangatlah berperan penting dalam membangun citra kota. Jalur ini
adalah yang dilewati banyak sekali kendaraan karena yang merupaan jalur
lintasan antara kota ke kota lainnya. Banyak kendaraan besar yang melewati
jalan ini. Saat ini berbagai kegiatan masyarakat dan titik pertemuan berada
disepanjang jalur ini, jalur Nasional juga merupakan akses teramai, disepanjang
jalur ini juga terdapat berbagai macam wisata kuliner dan juga pusat
perdagangan, hal ini menjadikan jalan nasional raya baureno ini mempunyai
kekuatan yang kuat sebagai pembentuk citra kota Tahuna.
b. Batas (Edge)
Merujuk dari mayoritas
penduduk yang bermatapencaharian
sebagai petani banyak dilihat bahwa
batas-batas Desa Baureno didominasi
dengan hamparan persawahan yang
menjamur. Lalu dengan dibelahnya
baureno dengan sungai bengawan solo
Gambar 9 : Batas Persawahan Kecamatan Baureno
Sumber : Google Maps
yang membuat Baureno juga didominasi
dengan anak sungai bengawan solo yang
kadang juga menciptakan banjir. Juga ada
menjulang tinggi gunung-gunung kapur
sebagai batas juga sebagai
matapencaharian banyak masyarakat
Baureno. Gambar 10 : Batas Gunung Kapur Kecamatan Baureno
Sumber : Google Maps
c. Kawasan (District)
Untuk perihal Kawasan,
Kecamatan Baureno ditentukan
dengan adanya desa atau dusun
sebaga pengelompokan
wilayahnya, kerena memiliki
wilayah yang relative kecil. Di
kecamatan baureno
diantaranya adalah Banjaran
dan Banjaranyar yang
merupakan pucuk barat sendiri
kecamatan baureno. Kemudian
ada desa Baureno yang
merupakan pusat kecamatan
Gambar 11 : Kawasan berdasarkan desa di Baureno
Sumber : Google Maps ada Blongsong, Bumiayu dan
Drajat yang berada di batas dengan kecamatan kanor, lalu desa Gajah yang
berada disebelah kecamatan babat, di desa Gunungsari yang banyak ada
pengunungan kapur, dan desa Kalisari yang langganan banjir karena langsung
disebelah bengawan solo, ada juga desa Karangdayu, Kauman, Kedungrejo,
Lebaksari, Ngemplak, Pasinan, Pomahan, Pucangarum, Selorejo, Sembunglor,
juga Sraturejo yang masih kental menganut tradisi sedekah bumi, Dan juga desa
Sumberagung, Sumuragung, Tanggungan, Tlogoagung dan Trojalu
d. Simpul (Nodes)
Jadi untuk untuk beberapa pusat
jalan yang bisa dikatakan sentar di
kecamatan Baureno, pertama ada
pertigaan SMP Baureno yang merupakan
sentral utama di kecamatan dengan satu
satunya lampu lalulintas, kedua ada
pertigaan pasinan pasar Baureno yang
sangat padat ketika pagi, lalu pertigaa
masjid Baureno yang terkesan agak
berbahaya karena menikuk, lalu ada
perempatan gajah bolong yang letak
tepat didepan kantor Admistrasi
Gambar 12 : Pertigaan Utama Baureno
Sumber : Google Maps kecamatan Baureno, lalu mungkin ada
lagi pertigaan puskesmas Baureno yang tepat di dekat sentral.
e. Tengaran (Landmark)
Merujuk tengaran atau isyarat
yang sering digunakan banyak
masyarakat contohnya ada SMPN
Baureno yang merupakan sentral
tempat ngetem bis atau angkutan
yang ada baureno, lalu ada pasar
Baureno yang merupakan induk
proses jual beli masyarakat yang ada
di kecamatan baureno, lalu ada
Gambar 13 : Landmark Masjid Besar Baureno
Sumber : Google Maps pegaadain yang sering digunakan
isyarat penunjuk bagi masyarakat karena tempatnya yang strategis dan juga
dikelilingi banyak hal. Kemudian ada masjid besar baureno yang juga sebagai
sering dijadikan isyarat landmark oleh orang baureno karen tempatnya yang
Dikelilingi oleh tempat tempat yang mendukung kecamatan. Ada juga
puskesmas yang jadi landmark isyarat karena berada di pusat ekonomi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Ivan T.R.B, 2018. Jurnal Pembentuk Citra Kota : Analisis Elemen. Indonesia