Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

TEORI PERMUKIMAN DAN PERKOTAAN


KARYA TULIS PEMBENTUK CITRA KOTA
(KECAMATAN BAURENO, BOJONEGORO)

Ditulis Oleh :
Aldhia Ryzma Nuraulia (18051010057)

Kelas :
Teori Pemukiman dan Perkotaan A

Dosen Pengampu :
Ir. Sri Suryani Yuprapti Winasih, M.T.

FAKULTAS ARSITEKTUR DAN DESAIN


PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL 'VETERAN' JAWA TIMUR
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas semua
limpahan nikmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan analisa
yang berjudul “Karya Tulis Pembentuk Citra Kota : Kecamatan Baureno, Bojonegoro”
dengan baik.
Adapun maksud dan tujuan kami untuk menyusun karya tulis ini, yaitu dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah teori permukiman dan perkotaan. Tidak lupa,
penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir. Sri Suryani Yuprapti Winasih, M.T.
selaku dosen mata kuliah teori permukiman dan perkotaan yang dengan sabar
membantu kami.
Serta kepada semua pihak yang telah mendukung dalam proses terciptanya
laporan ini. Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan yang ditemukan dalam
karya tulis ini. Oleh sebab itu, kami mengharapkan masukan-masukan dan kritik yang
membangun sebagai bahan evaluasi guna memperbaiki laporan ini.

Bojonegoro, 17 Januari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………….…………i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………….......ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………..……………….……………….1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………………………………………1
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………………………….………..……………..1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Citra Kota Menurut Kevin Lynch ……………………….………………….……………….……....2
2.2 Penjelasan Kecamatan Baureno .…………………………………………………….…..………….4
2.3 Batasan Kecamatan Baureno.………………………………………………….……..……………….6
2.4 Hasil Analisa Terhadap Elemen Citra Kota ……………………………………………………….7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………..…………………….……10

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemahaman seseorang tentang suatu kota akan lebih mendalam dari
pada sekedar kesan visual. Namun sebagai penilaian sepihak terhadap kualitas
suatu kawasan terutama aspek citra/image kawasan walaupun obyektif. Dari
sebuah lingkungan, bagi setiap orang akan terbentuk gambaran citra (image)
dalam hubungan fisik antara satu lingkungan dengan yang lainnya. Citra itu
sendiri sebenarnya hanya menunjukan suatu “gambaran” (image)
(Mangunwijaya,1988). Menurut Kevin Lynch (1960) terdapat lima kategori
elemen yang digunakan orang untuk menyusun kesadaran atas image kawasan
yaitu: paths, edges, districts, nodes, dan landmarks. Kawasan Kecamatan
Baureno ini terdapat di Kabupaten Bojonegoro yang terletak di Jawa Timur. Pada
era globalisasi saat ini suatu kota yang dalam perkembangan perlu adanya suatu
citra kota atau identitas kota untuk sebagai penambah daya tarik kota. Citra kota
menjadi sesuatu yang penting untuk memperkuat identitas dan wajah kota
sehingga membuat kota tersebut menarik dan memiliki daya tarik. Oleh karena
itu,dengan judul penelitian yang ada, dapat menemukan citra kota di Kecamatan
Baureno melalui lima elemen pembentuk citra kota.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi elemen-elemen pembentuk citra kota di Kecamatan
Baureno di Kabupaten Bojonegoro tersebut ?
2. Bagaimana pandangan Masyarakat mengenai Elemen Pembentuk citra kota
di Kecamatan Baureno, Bojonegoro ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Identifikasi elemen-elemen pembentuk citra kota di Kecamatan Baureno di
Kabupaten Bojonegoro.
2. Menganalisis elemen-elemen pembentuk citra di Kecamatan Baureno di
Kabupaten Bojonegoro.
BAB I
PEMBAHASAN
2.1 Citra Kota Menurut Kevin Lynch
Teori ini diformulasikan oleh Kevin Lynch, seorang tokoh peneliti kota.
Risetnya didasarkan pada citra mental jumlah penduduk dari kota tersebut (
Lynch, Kevin. The image of the city. Cambridge. 1969 ). Dalam risetnya, ia
menemukan bahwa pentinganya suata citra mental karena citra yang jelas akan
memberikan banyak hal yang sangat penting bagi masyarakatnya, seperti
kemampuan untuk berorientasi dengan mudah dan cepat disertai perasaan
nyaman karena merasa tidak tersesat, identitas yang kuat terhadap suatu
tempat,dan keselarasan hubungan dengan tempat-tempat yang lain. Ada lima
elemen kota yang mendasar yang mampu memberikan kualitas visual bagi kota itu
sendiri. Elemen-elemen inilah yang dianggap kasat mata dan terasa di kawasan
kota. Semakin kuat kelima elemen ini maka semakin baik kota itu akan
memberikan kualitas imageeble terhadap pengamat. Lima elemen kota ini adalah
:
1. Jalur (Path )
2. Tepian (Edge)
3. Kawasan (District )
4. Simpul (Nodes)
5. Tangeran (Landmark )

a. Jalur (Path)
Mereka adalah
saluran pergerakan di mana
kota dapat dikandung
seperti gang, jalanan, rel
kereta api, jalan raya, kanal
dan sejenisnya. Jalan mana
pun memiliki tiga
karakteristik yang
Gambar 1 : Jalur Wilayah
Sumber : Wordpress.com meningkatkan
keunggulannya, yaitu identitas, kontinuitas dan kualitas terarah. Jalan mungkin
kontinuitas, jika ada konsentrasi dan variasi kegiatan di sekitarnya, maka orang
akan berorientasi dengan mengikuti arus lalu lintas utama.
b. Batas (Edge)
Tepi adalah elemen linier yang
tidak digunakan atau dianggap sebagai
jalan oleh pengamat. Mereka adalah
batas antara dua fase, inkontinuitas
linier: pantai, jalan kereta api, tepi
pembangunan, dinding "(Lynch, 1960:
47). Ujung adalah garis yang
memisahkan dua area dengan fitur
yang berbeda satu sama lain, garis ini
mungkin merupakan batas alami
Gambar 2 : Batas Wilayah
Sumber : Wordpress.com
seperti sungai, jembatan dan topografi
atau bentuk buatan seperti greenbelt, waterfront, highway, jalan raya yang
ditinggikan atau yang lainnya, karena mungkin saja Tingkat diferensiasi antara
dua kabupaten melalui karakteristiknya yang berbeda, karakteristik ini dapat
dihasilkan dari penggunaan kosa kata arsitektur yang berbeda di fasad, jenis
elemen lanskap tertentu, sifat cekung, tinggi bangunan, jenis rumah, klasifikasi
kegiatan, kelas sosial lainnya.
c. Kawasan (District)
Kabupaten adalah daerah
karakter yang dianggap memiliki
karakteristik umum, identitas
visual yang terpisah dari
lingkungan lainnya. Daerah ini bisa
dikenali sebagai unit tematik.
Karakteristik fisik kabupaten yang
baik ditentukan oleh kontinuitas
dan homogenitas bahan fasad,
tekstur, ruang, bentuk, rincian,
simbol, jenis bangunan, kegunaan,
aktivitas, penghuni, warna,
Gambar 3 : District Wilayah
Sumber : Wordpress.com topografi dan langit (Lynch, 1960).
Semua fitur ini memberi identitas pada distrik, menciptakan keintiman antara
bagianbagiannya, dan mengidentifikasi petunjuk dasar kota.
d. Simpul (Nodes)
Menurut Lynch "Node adalah fokus
strategis dimana pengamat Dapat masuk,
biasanya persimpangan jalan, atau
konsentrasi beberapa karakteristik
"(Lynch, 1960: 72). Mereka adalah titik
temu seperti kotak, stasiun kereta api,
plaza dan persimpangan bahkan
persimpangan jalan biasa adalah simpul.
Simpul bisa berupa persimpangan, maka
Gambar 4 : Simpul Wilayah
Sumber : Wordpress.com kaitannya dengan jalur, sebagai
konvergensi dari jalur ini seperti kotak; Atau konsentrasi tematik seperti
konsentrasi belanja; Atau kedua persimpangan dan konsentrasi.
e. Tangeran (Landmark)
Berbeda dengan simpul, yang bisa
dimasukkan, tengara merupakan ciri eksternal bagi
individu yang bertindak sebagai rujukan (Lynch,
1960). Tengaran berbeda dengan pengalaman
pribadi seseorang. Mereka biasanya statis (mereka
juga bisa menjadi benda bergerak seperti matahari)
dan benda unik (struktur fisik atau fitur geografis)
yang bisa dipilih dari sejumlah kemungkinan.
Tengaran adalah isyarat yang sangat penting dalam
proses pencarian jalan ketika mereka berbeda dan
Gambar 5 : Landmark Wilayah tidak terlalu banyak (Kaplan, et al., 1998).
Sumber : Wordpress.com

2.2 Penjelasan Kecamatan Baureno


Kecamatan Baureno terletak
di wilayah timur yang merupakan
pintu gerbang masuk dari wilayah
timur Kabupaten Bojonegoro.
Terdiri dari 25 Desa dengan kondisi
14 Desa selalu menjadi langganan
banjir setiap tahun, 5 (lima) desa
dataran tinggi minus dan 6 (enam)
desa dalam kondisi surplus.
Memiliki Populasi manusia 87.180
Gambar 6 : Peta Kecamatan Bourno
Sumber : Google Maps jiwa dengan kepadatan 1.314/km2
dan dengan luas 66,37 km2. Mayoritas mata pencaharian penduduk yang mencapai
84.985 jiwa masih menggantungkan pada sektor pertanian, disusul pada sektor
industri. Karakteristik masyarakatnya mayoritas islam agamis. Rata-rata tingkat
pendidikan SLTP sederajat.
Dengan kondisi sebagaimana tersebut di atas, masyarakat terdorong untuk
tidak terlalu tegantung kepada alam, melainkan lebih kepada rekayasa dan rancang
bangun pertanian dan insustri rumah tangga maupun industri menengah. Upaya
dan inovasi pemberdayaan masyarakat, inovasi pelayanan, inovasi pembangunan
dan pemeliharaan maupun inovasi perlindungan masyarakat sangat diperlukan oleh
karena keadaan alam yang rentan bencana banjir. Inovasi pemberdayaan
masyarakat dilakukan dengan meningkatkan kapasitas masyarakat dalam berusaha
antara lain dalam bentuk pelatihan-pelatihan ketrampilan, akses permodalan. Di
bidang pertanian untuk di wilayah banjir, pada musim kemarau dilakukan upaya
pengelolaan air bengawan Solo untuk persawahan, sedangkan di dataran tinggi
dibangun embung-embung yang mana selama tahun 2013 mencapai 6 (enam)
embung. Dalam hal pelayanan, sinergi dengan kebijakan Pemerintah Kabupaten
diupayakan lebih cepat dan lebih dekat kepada masyarakat dengan regulasi
Peraturan Bupati Nomor 14 Tahun 2010 terdapat 19 urusan yang didelegasikan
kepada camat.
Sudah menjadi karakteristik masyarakat di perbatasan, setengah perkotaan
dan rawan bencana, kecamatan termiskin kedua se Kabupaten Bojonegoro, pada
umumnya masyarakatnya kritis dan pejuang sehingga dalam setiap realisasi program
dan kegiatan selalu mendapat pengawasan maupun kritisan dari masyarakat. Hal ini
mendorong partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan sangat tinggi,
pengawasan dalam pelaksanaan juga sangat ketat, demikian juga dalam
pelayanannnya. Dengan demikian perencanaan selalu berorientasi kepada
kepentingan masyarakat dan realisasi terhadap perencanaan program lebih terjaga
dengan segala keterbatasannya. Untuk menghadapi keadaan yang demikian
aparatur harus memiliki kapasitas yang cukup, baik ditingkat kecamatan maupun di
tingkat desa. Peningkatan kapasitas aparatur dilakukan secara terstruktur, periodik
dan mengikuti dinamika terhadap segenap aparatur yang ada.
Diharapkan pada masa yang akan datang ada realisasi pembangunan tanggul
bengawan Solo di sebelah utara maupun perencanaan pembangunan tanggul-
tanggul kecil dengan petak-petak sawah yang besar dengan memanfaatkan jalan
yang ditinggikan, sehingga pada musim penghujan tidak terjadi banjir, dan pertanian
lebih maksimal. Sebaliknya di lahan dataran tinggi yang sering terjadi kurang air pada
saat musim tanam padi karena tidak ada irigasi, dimaksimalkan pembangunan
embung-embung sehingga terdapat cadangan untuk pengairan sawah.
2.3 Batasan Kecamatan Baureno
Kecamatan Baureno merupakan salah
satu Kecamatan dari 28 Kecamatan di
Kabupaten Bojonegoro , secara
geografis terbagi 25 Desa, terapat 90
Dusun, 175 RW dan 461 RT .
Kecamatan Baureno terletak antara
1120 25' dan 1120 09' Bujur Timur dan
60 59' dan 70 37' lintang selatan yang
dibatasi oleh :

Gambar 7 : Peta Batasan Kecamatan Baureno


Sumber : Google Maps
• Sebelah Selatan : Kecamatan Kepohbaru Kab. Bojonegoro
• Sebelah Barat : Kecamatan Kanor Kab. Bojonegoro
• Sebelah Utara : Kecamatan Plumpang Kab. Tuban
• Sebelah Timur : Kecamatan Babat Kab. Lamongan

2.4 Hasil Analisa Terhadap Elemen Citra Kota : Kecamatan Baureno, Bojonegoro
a. Jalur (Path)
Jalur merujuk pada jalur
jalan yang utama adalah jalan
nasional, dengan ditopang
beberapa jalan lainnya, diantara
ada jalan pasinan yang
menghubungkan jalan nasional
dengan desa pasinan, lalu ada jalan
Gambar 8 : Jalan Nasional Raya Baureno masjid yang menjadi poros jalan
Sumber : Tribunnews.com
dari kec baureno ke kanor, kemudian ada jalan teuku umar yang menjadi
penghubung dengan desa kauman, kemudian ada jalan babat-caruban yang
merupakan penghubung dengan kecamatan babat. Jalan Gajah bolong yang
menuju poros kecamatan baureno juga jalan sraturejo yang menghubungkan
desa sraturejo dengan jalan nasional. Dari hasil identifikasi, Jalan Nasional
tersebut sangatlah berperan penting dalam membangun citra kota. Jalur ini
adalah yang dilewati banyak sekali kendaraan karena yang merupaan jalur
lintasan antara kota ke kota lainnya. Banyak kendaraan besar yang melewati
jalan ini. Saat ini berbagai kegiatan masyarakat dan titik pertemuan berada
disepanjang jalur ini, jalur Nasional juga merupakan akses teramai, disepanjang
jalur ini juga terdapat berbagai macam wisata kuliner dan juga pusat
perdagangan, hal ini menjadikan jalan nasional raya baureno ini mempunyai
kekuatan yang kuat sebagai pembentuk citra kota Tahuna.
b. Batas (Edge)
Merujuk dari mayoritas
penduduk yang bermatapencaharian
sebagai petani banyak dilihat bahwa
batas-batas Desa Baureno didominasi
dengan hamparan persawahan yang
menjamur. Lalu dengan dibelahnya
baureno dengan sungai bengawan solo
Gambar 9 : Batas Persawahan Kecamatan Baureno
Sumber : Google Maps
yang membuat Baureno juga didominasi
dengan anak sungai bengawan solo yang
kadang juga menciptakan banjir. Juga ada
menjulang tinggi gunung-gunung kapur
sebagai batas juga sebagai
matapencaharian banyak masyarakat
Baureno. Gambar 10 : Batas Gunung Kapur Kecamatan Baureno
Sumber : Google Maps

c. Kawasan (District)
Untuk perihal Kawasan,
Kecamatan Baureno ditentukan
dengan adanya desa atau dusun
sebaga pengelompokan
wilayahnya, kerena memiliki
wilayah yang relative kecil. Di
kecamatan baureno
diantaranya adalah Banjaran
dan Banjaranyar yang
merupakan pucuk barat sendiri
kecamatan baureno. Kemudian
ada desa Baureno yang
merupakan pusat kecamatan
Gambar 11 : Kawasan berdasarkan desa di Baureno
Sumber : Google Maps ada Blongsong, Bumiayu dan
Drajat yang berada di batas dengan kecamatan kanor, lalu desa Gajah yang
berada disebelah kecamatan babat, di desa Gunungsari yang banyak ada
pengunungan kapur, dan desa Kalisari yang langganan banjir karena langsung
disebelah bengawan solo, ada juga desa Karangdayu, Kauman, Kedungrejo,
Lebaksari, Ngemplak, Pasinan, Pomahan, Pucangarum, Selorejo, Sembunglor,
juga Sraturejo yang masih kental menganut tradisi sedekah bumi, Dan juga desa
Sumberagung, Sumuragung, Tanggungan, Tlogoagung dan Trojalu
d. Simpul (Nodes)
Jadi untuk untuk beberapa pusat
jalan yang bisa dikatakan sentar di
kecamatan Baureno, pertama ada
pertigaan SMP Baureno yang merupakan
sentral utama di kecamatan dengan satu
satunya lampu lalulintas, kedua ada
pertigaan pasinan pasar Baureno yang
sangat padat ketika pagi, lalu pertigaa
masjid Baureno yang terkesan agak
berbahaya karena menikuk, lalu ada
perempatan gajah bolong yang letak
tepat didepan kantor Admistrasi
Gambar 12 : Pertigaan Utama Baureno
Sumber : Google Maps kecamatan Baureno, lalu mungkin ada
lagi pertigaan puskesmas Baureno yang tepat di dekat sentral.
e. Tengaran (Landmark)
Merujuk tengaran atau isyarat
yang sering digunakan banyak
masyarakat contohnya ada SMPN
Baureno yang merupakan sentral
tempat ngetem bis atau angkutan
yang ada baureno, lalu ada pasar
Baureno yang merupakan induk
proses jual beli masyarakat yang ada
di kecamatan baureno, lalu ada
Gambar 13 : Landmark Masjid Besar Baureno
Sumber : Google Maps pegaadain yang sering digunakan
isyarat penunjuk bagi masyarakat karena tempatnya yang strategis dan juga
dikelilingi banyak hal. Kemudian ada masjid besar baureno yang juga sebagai
sering dijadikan isyarat landmark oleh orang baureno karen tempatnya yang
Dikelilingi oleh tempat tempat yang mendukung kecamatan. Ada juga
puskesmas yang jadi landmark isyarat karena berada di pusat ekonomi
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil identifikasi dan analisa pembentuk citra kota di kawasan


Kecamatan Baureno, kabupaten Bojonegoro, Terdapat Elemen fisik yang dinilai
berdasarkan Tata Ruang, peta mental masyarakat di Baureno dan Juga masyarakat
pendatang yang mampu menjadi pembentuk citra kota yakni lebih dari 30 elemen
fisik telah diidentifikasi sebagai elemen fisik pembentuk citra Kecamatan Baureno
berdasarkan substansi, peneliti mengidentifikasi ke 30 elemen ini berdasarkan tata
ruang, yang di dalamanya di atur adalah pola ruang dan pola pemanfaatan ruang
yang mendukung terjadinya elemen pembentuk citra Kecamatan Baureno

DAFTAR PUSTAKA

Ivan T.R.B, 2018. Jurnal Pembentuk Citra Kota : Analisis Elemen. Indonesia

Anda mungkin juga menyukai