Anda di halaman 1dari 8

STRATEGI MARKETING PUBLIC RELATIONS COFFEE

SHOP DALAM MENGHADAPI CAFÉHOPPING TREND


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam beberapa tahun terakhir, kopi merupakan salah satu minuman yang

paling banyak dikonsumsi secara global. Kopi memiliki aroma dan juga

kandungan kafein yang dipercaya memiliki banyak manfaat oleh masyarakat

(World Population Review, 2022). Masyarakat saat ini memiliki kebiasan

meminum kopi, terutama di beberapa negara penghasil kopi di dunia, termasuk di

Indonesia. Indonesia sendiri merupakan urutan keempat negara penghasil kopi

terbesar di dunia setelah Brazil, Vietnam, dan Colombia (International Coffee

Organization (ICO), 2021). Kopi di Indonesia merupakan salah satu komoditas

perkebunan yang menjadi komoditas ekspor utama. Produksi kopi di Indonesia

pada tahun 2021 mencapai 774,6 ribu ton (BPS, 2022). Menurut data ICO

konsumsi global kopi pada tahun 2020 mencapai 164, 2 juta kantong (60 kg per

kantong), sedangkan konsumsi kopi di Indonesia pada tahun 2020 mencapai

288,36 ribu ton. Budaya mengkonsumsi kopi merupakan salah satu ciri dari

perubahan gaya hidup masyarakat perkotaan saat ini. Pengambilan keputusan

dalam pembelian dapat dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, pribadi, dan

psikologis, dan dapat menyebabkan terjadinya perubahan perilaku konsumsi kopi

oleh sebagian masyarakat khususnya perkotaan (Kotler & Keller, 2012).

Perubahan perilaku mengkonsumsi kopi yang dilakukan oleh konsumen dapat

dilihat dari aktivitas yang dilakukan, penampilan, alasan konsumsi kopi, dan
tempat minum kopi (Solikatun et al., 2015). Hal-hal yang memengaruhi perilaku

konsumsi kopi antara lain media sosial, gaya hidup, teman atau rekan kerja,

keluarga, pendapatan, budaya, motivasi dan pengetahuan peminum kopi.

Perubahan terhadap pola konsumsi kopi menyebabkan terjadinya peningkatan dan

perkembangan terhadap industri kedai kopi di Indonesia. Yurirenda (2020)

menyatakan bahwa kedai kopi di Indonesia sudah mencapai angka 1.083 dan

sebagian besar berlokasi di Jakarta.

Café adalah jenis restoran yang umumnya menyediakan pilihan tempat duduk

baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan (A.W, 2005). Café pada umumnya

menyajikan makanan ringan seperti kue, pastry, dan sup, daripada hanya fokus

pada makanan berat. Café juga menyajikan berbagai macam minuman termasuk

diantaranya teh, kopi, jus, dan cokelat panas. Konsep café awalnya berasal dari

wilayah barat, dengan istilah "café". Café umumnya selalu dikaitkan dengan

Perancis dan kemudian diadopsi oleh kota-kota di Inggris pada akhir abad ke19.

Istilah "café" berasal dari kata "coffee" yang melambangkan minuman populer

tersebut. Café dan kedai kopi saat ini selain memiliki cita rasa yang khas

cenderung memiliki dekorasi dan lingkungan yang menarik, sehingga selain

pengunjung dapat mengambil foto atau gambar yang menarik. Kedai kopi saat ini

tidak hanya menjadi tempat untuk minum kopi tetapi juga sebagai tempat hang

out, bekerja, bahkan untuk mengadakan rapat (Dhisasmito & Kumar, 2020). Kedai

kopi tergolong cukup kompetitif dan memiliki entry barrier yang rendah. Dengan

karakteristik tersebut, penting bagi bisnis kedai kopi untuk melakukan strategi

untuk mempertahankan pelanggan saat ini dan untuk menarik pelanggan baru
(Lee et al., 2018). Kepuasan konsumen merupakan tingkat perasaan konsumen

setelah membandingkan dengan harapannya. Kepuasan konsumen biasanya akan

muncul setelah konsumen mendatangi kedai kopi paling sedikit satu kali. Untuk

mendeskripsikan kepuasan konsumen ada beberapa atribut yang dapat dijadikan

acuan adalah kualitas pelayanan (Dhisasmito & Kumar, 2020), store atmosphere,

kualitas produk, sikap karyawan, pelayanan TI, (Lee et al., 2018), dan kewajaran

harga (Konuk, 2019). Saat konsumen melakukan pembelian mereka tidak hanya

memperhatikan tata letak dan memperhatikan produk yang sediakan, namun harus

memperhatikan suasana saat membeli sehingga dapat memberikan rasa nyaman

bagi konsumen saat membeli produk.

Seiringan dengan bertambah banyaknya kedai kopi dan meningkatkan

konsumsi kopi di Indonesia menyebabkan munculnya sebuah trend yang dikenal

dengan sebutan caféhopping. Munculnya istilah caféhopping diduga awalnya

berasal dari negara Singapura. Caféhopping memiliki makna yaitu menelusuri

beberapa jumlah kafe dalam satu kali jalan-jalan atau dalam satu hari. Café-

hopping merupakan sebuah trend yang umum dilakukan oleh masyarakat saat ini

khususnya generasi Z yang lahir pada periode tahun 1990 an – 2010 an seperti di

Singapura, Thailand, Malaysia, dan juga Korea (Urban Dictionary, 2010). Selain

itu Caféhopping menjadi ajang baru bagi kedai kopi untuk lebih memperhatikan

atributatribut yang digunakan sebagai pembanding antara satu kedai kopi dengan

kedai kopi lainnya. Café-hopping muncul sebagai tren baru yang digunakan oleh

antar kelompok masyarakat sebagai sebuah fenomena yang lebih komunikatif dan

interaktif yang terbangun di media social. Munculnya istilah Café-hopping tidak


sejalan dengan teori loyalitas pelanggan sebagai komitmen pelanggan yang

bertahan secara mendalam untuk melakukan pembelian ulang produk atau jasa

terpilih secara konsisten di masa yang akan datang (Kotler & Keller, 2012).

Namun saat ini banyaknya penggunaan tagar #cafehopping di media sosial

Instagram sebanyak 2,9 juta unggahan. Perilaku Café-hopping merupakan sebuah

fenomena di masyarakat gen Z saat ini dalam mengkonsumi dan menikmati kopi

di kedai kopi. Berdasarkan penelitian Yurendra (2020), terdapat beberapa motif

pengunjung kedai kopi, diantaranya yaitu kualitas dari kopi, merk dari kopi yang

terkenal, promosi dari kedai kopi, harga yang ditawarkan oleh kedai kopi dan

lokasi dari kedai kopi tersebut. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk

meneliti bagaimana strategi marketing coffee shop dalam menghadapi trend

caféhopping yang sedang merajalela saat ini dengan judul “STRATEGI

MARKETING PUBLIC RELATIONS COFFEE SHOP DALAM

MENGHADAPI CAFÉHOPPING TREND”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasrkan latar belakang di atas maka penulis berusaha memberikan

identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Pelanggan masa kini mulai memperhatikan suasana dan fasilitas yang

disediakan coffee shop yang akan dikunjungi

2. Strategi marketing public relations yang harus dimiliki coffee shop untuk

mempertahankan pelanggan dan menarik pelanggan baru agar bisa

bertahan di caféhopping trend


1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis maka peneliti merumuskan

masalah masalah pada penelitian:

Bagaimanakah strategi marketing public relations coffee shop X dalam

menghadapi caféhoping trend agar dapat mempertahankan pelanggan dan

menambah pelanggan baru?

1.4 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui strategi marketing public relations coffee shop X dalam

menghadapi caféhoping trend agar dapat mempertahankan pelanggan dan

menambah pelanggan baru serta dapat memperkenalkan brand-nya sendiri kepada

masyarakat.

1.5 Kegunaan Penelitian

a. Teoritis

Sebagai pijakan dan referensi pada penelitianpenelitian selanjutnya yang

berhubungan dengan peningkatan kemampuan strategi pemasaran di suatu

perusahaan.

b. Praktis

(1) Bagi khalayak Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan manfaat

tentang strategi marketing public relations coffeeshop.


(2) Bagi Penulis Penelitian ini dapat memperluas wawasan dan

pemahaman tentang hasil penelitian kenyataan dalam praktek teori

komunikasi di bangku kuliah

(3) Bagi Akademisi Secara akademis di harapkan penelitian ini dapat

memberikan manfaat diantaranya:

1. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, dapat memberikan sutu

karya peneliti baru yang dapat mendukung dalam pengembangan

sistem informasi.

2. Bagi peneliti dapat menambah wawasan dengan mengaplikasikan

ilmu yang telah diperoleh secara teori di lapangan.

3. Bagi peneliti lain dapat dijadikan sebagai acuan terhadap

pengembangan ataupun pembuatan dalam penelitian yang sama

1.6 Sistematika Penelitian

BAB I: PENDAHULUAN.

Dalam bab ini menguraikan tentang latar belakang, identifikasi

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian

dan sistematika penulisan

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan tentang proses komunikasi, strategi komunikasi

dan pendekatan kepada pelanggan.

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN


Berisikan persiapan dan pelaksanaan penelitian yang menguraikan

tentang jenis penelitian, kerangka konsep, definisi konsep,

kategorisasi, informan, teknik pengumpulan data, teknik analisis

data, lokasi dan waktu penelitian.

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan

BAB V: PENUTUP.

Bab ini terdiri dari kesimpulan penelitian dan sasaran atau

rekomendasi.

Anda mungkin juga menyukai