Anda di halaman 1dari 78

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KOPI PINANG SINYO’e

DENGAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS


DI DESA JURUNG KABUPATEN BANGKA

SKRIPSI

tara
Oleh :

HENDRA
2051511014

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
2019
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Dengan ini saya, Hendra menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis adalah
hasil karya sendiri dan skripsi ini belum pernah diajukan sebagai pemenuhan
untuk memperoleh gelar atau derajat kesarjanaan strata satu (S1) dari Universitas
Bangka Belitung maupun Perguruan Tinggi lainnya.
Semua informasi yang dimuat dalam skripsi ini berasal dari penulis lain,
baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan telah penulis
cantumkan nama sumber penulisnya secara benar dan semua ini skripsi ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya sebagai penulis.

Balunijuk, Desember 2019

Hendra

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Strategi Pengembangan Usaha Kopi Pinang Sinyo’e Dengan


Pendekatan Business Model Canvas Di Desa Jurung
Nama : Hendra
Nim : 2051511014
Skripsi ini, telah dipertahankan di hadapan majelis penguji pada hari senin,
tanggal 02 November 2019 dan telah diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pertanian.

Komisi Penguji

Ketua : Yudi Sapta Pranoto, S.P., M.Si (…………)

Anggota 1 : Ir. Eddy Jajang Jaya Atmaja, MM (…………)

Anggota 2 : Dr. Fournita Agustina, S.P., M.Si (…………)

Anggota 3 : Yulia, S.Pt., M.Si (…………)

Balunijuk, Desember 2019

Mengetahui
Ketua Program Studi Agribisnis

Yudi Sapta Pranoto, S.P., M.Si

Tanggal Lulus :

iii
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KOPI PINANG SINYO’e
DENGAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS
DI DESA JURUNG KABUPATEN BANGKA

Oleh
HENDRA
2051511014

Telah diterima sebagai salah satu syarat untuk melaksanakan memperoleh gelar
Sarjana Pertanian

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dr. Fournita Agustina, S.P., M.Si Yulia, SPt., M.Si

Balunijuk, Desember 2019


Dekan
Fakultas Pertanian Perikanan dan Biologi
Universitas Bangka Belitung

Dr. Tri Lestari, S.P., M.Si

iv
ABSTRAK

Hendra (2051511014). Strategi Pengembangan Usaha Kopi Pinang Sinyo’e


Dengan Pendekatan Business Model Canvas Di Desa Jurung Kabupaten
Bangka.
(Pembimbing : Fournita Agustina dan Yulia)

Kopi pinang Sinyo’e merupakan salah satu produk minuman berbasis herbal dari
Desa Jurung. Bahan dasar kopi pinang Sinyo’e terdiri dari biji kopi dan biji pinang
muda yang sudah diolah menjadi bubuk. Bisnis kopi pinang Sinyo’e sudah
beroperasi selama 2 tahun dan produk masih dalam tahap pengenalan terhadap
masyarakat lokal. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi model bisnis
yang diterapkan dan merumuskan alternative strategi bisnis yang tepat. Metode
yang digunakan adalah analisis deskriptif studi kasus pada UMKM Sinyo’e, teknik
pengambilan data melalui wawancara, observasi, dokumentasi, dan studi pustaka,
sedangkan alat analisa menggunakan business model canvas (BMC) dan analisis
SWOT. Gambaran umum usaha kopi pinang Sinyo’e dijelaskan secara deskriptif
dengan menggambarkan keberadaan sumberdaya dan kinerja usaha. Hasil evaluasi
model bisnis kopi pinang Sinyo’e dengan pendekatan bisnis model canvas bahwa
model bisnis yang digunakan saat ini masih cukup sederhana, sehingga memerlukan
perbaikan hampir semua elemen bisnis. Strategi bisnis yang tepat pada segmen nilai
proposisi ditambah dengan layanan kostumisasi produk, saluran diperkuat dengan
penyediaan website, hubungan pelanggan dioptimalkan dengan memberikan bonus
dan membuat komunitas, pengembangan aktivtas jaringan pada aktivitas kunci,
kemitraan kunci ditambah dengan kerjasama dengan pihak pemerintah dan
menggunakan jasa pengiriman, penambahan alat modern dan merekrut tenaga kerja
baru pada sumberdaya kunci, arus pendapatan ditingkatkan dengan pemasaran
produk berbagai jenis ukuran kemasan, juga ditambahkan biaya untuk kostumisasi
pada struktur biaya.

Kata kunci : Strategi pengembangan; Business Model Canvas; kopi pinang Sinyo’e

v
ABSTRACT

Hendra (2051511014). Sinyo’e Betel Nut Coffee Business Development


Strategy With Canvas Model Business Aproach in UMKM Sinyo’e in Jurung
Village
(Pembimbing : Fournita Agustina dan Yulia)

Sinyo'e betel nut coffee is an herbal-based beverage product from Jurung village.
The basic ingredients of Sinyo's areca coffee consist of young beans and coffee
beans that have been processed into powder. Sinyo'e Pinang coffee business has
been operating for 2 years and the product is still in the stage of introduction to
the local community. The purpose of this study is to evaluate the business model
that is applied and formulate appropriate alternative business strategies. The
method used is a descriptive analysis of case studies at Sinyo's UMKM, data
collection techniques through interviews, observation, documentation, and
literature studies, while the analysis tool uses a business model canvas (BMC)
and SWOT analysis. General description of Sinyo'e Pinang coffee business is
explained descriptively by describing the existence of resources and business
performance. The results of the evaluation of Sinyo's Pinang coffee business
model with the canvas model business approach that the business model used
today is still quite simple, so that it requires improvement of almost all business
elements. Appropriate business strategies in the value proposition segment
coupled with product customization services, channels strengthened by providing
websites, optimized customer relations by giving bonuses and creating
communities, developing network activities for key activities, key partnerships
coupled with cooperation with government and using shipping services, adding
modern tools and recruiting new workers to key resources, increasing revenue
streams by marketing products of various types of packaging sizes, also adding
costs for customization to the cost structure.

Keywords : Development Strategy, Canvas Model Business, Sinyo’e Betel Nut


Coffe

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat dan rahmat-Nya penulis telah diberikan kesempatan dan kesehatan
untuk dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Strategi Pengembangan
Usaha Kopi Pinang Sinyo’e dengan Pendekatan Business Model Canvas di
Desa Jurung Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka” dengan baik. Tak
lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu penulis dalam penulisan laporan ini, diantaranya kepada:
1) Allah SWT atas karunia, berkah dan rezeki-Nya yang tak terhingga.
2) Kedua orangtua kandung saya Bapak Supandri dan Ibu Rosidah (almh).
3) Bapak Yudi Sapta Pranoto, S.P., M.Si selaku Ketua Program Studi
Agribisnis Fakultas Pertanian Perikanan dan Biologi Universitas Bangka
Belitung.
4) Dosen Pembimbing saya Ibu Dr. Fournita Agustina, S.P., M.Si dan Ibu
Yulia, S.Pt., M.Si
5) Para dosen Program Studi Agribisnis dan teman-teman yang seperjuangan
dengan saya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan penelitian ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu Penulis mengharapkan saran yang
membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi pembaca dan perkembangan ilmu
pengetahuan ke depan.

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN............... ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................... iii
ABSTRAK.............................................................................................. v
KATA PENGANTAR........................................................................... vii
DAFTAR ISI.......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR............................................................................. x
DAFTAR TABEL.................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian....................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Buah Pinang (Areca catechu L.).................................................. 5
2.2 Business Model Canvas............................................................... 7
2.3 Analisis SWOT............................................................................ 18
2.4 Pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ......... 20
2.5 Kriteria Pendapatan..................................................................... 21
2.6 Kategori Umur............................................................................. 21
2.7 Penelitian Terdahulu.................................................................... 23
2.8 Kerangka Pemikiran.................................................................... 26
2.9 Defenisi Operasional................................................................... 27

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Tempat dan Waktu Penelitian..................................................... 30
3.2 Metode Penelitian........................................................................ 30
3.3 Metode Pernarikan Contoh.......................................................... 30
3.4 Metode Pengumpulan Data......................................................... 31
3.5 Metode Analisis Data.................................................................. 33
3.6 Teknik Keabsahan Data.............................................................. 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Gambaran Umum UMKM Sinyo’e........................................... 41
4.2 Evaluasi Model Bisnis Kopi Pinang Sinyo’e Saat ini dengan
pendekatan Business Model Canvas......................................... 43
4.3 Identifiasi elemen Business Model Canvas Kopi Pinang Sinyo’e
dengan Analisis SWOT............................................................. 50

viii
4.4 Merumuskan Alternatif Straregi Menggunakan Matriks SWOT 52
4.5 Peta Model Bisnis Baru Pengembangan Usaha Kopi Pinang
Sinyo’e dalam Bentuk Business Model Canvas........................ 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan.................................................................................. 59
5.2 Saran ........................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 61
LAMPIRAN........................................................................................... 63
RIWAYAT HIDUP............................................................................... 66

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Model Business Model Canvas.......................................... 25


Gambar 2 Skema Kerangka Pemikiran Stratrgi Pengembangan Usaha
Kopi Pinang Sinyo’e dengan Pendekatan Business Model
Canvas................................................................................ 33
Gambar 3 Identifikasi Model Business Model Canvas....................... 43
Gambar 4 Diagram Matriks SWOT.................................................... 45
Gambar 5 Alur Produksi Kopi Pinang Sinyo’e................................... 45
Gambar 6 Peta Model Bisnis Usaha Kopi Pinang Sinyo’e Dalam
Bentuk Business Model Canvas......................................... 53
Gambar 7 Hasil Identifikasi Faktor Internal dan Ekaternal Usaha
Kopi Pinang Sinyo’e dilihat dari 9 elemen Business
Model Canvas.................................................................... 54
Gambar 8 Peta Model Bisnis Baru Usaha Kopi Pinang Sinyo’e
Dalam Bentuk Business Model Canvas............................. 59

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jumlah Pertumbuhan UMKM di Provinsi Kepulauan Bangka


Belitung tahun 2017-2018..................................................... 2
Tabel 2 Luas Area, Produksi dan Produktivitas Pinang, Menurut
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2017........................... 2
Tabel 3 Macam-macam mekanisme harga.......................................... 18
Tabel 4 Penelitian Terdahulu............................................................... 29
Tabel 5 Rincian Tujuan, Jenis Data dan Metode/Alat Analisis Data. . 40
Tabel 6 Indikator dalam analisis elemen Business model Canvas
yang akan digunakan dalam penelitian................................... 42
Tabel 7 Identifikasi Business Model Canvas dengan SWOT.............. 44
Tabel 8 Biaya Tetap Kopi Pinang Sinyo’e.......................................... 51
Tabel 9 Biaya Variabel Kopi Pinang Sinyo’e...................................... 53
Tabel 10 Analisis SWOT Menggunakan Matriks SWOT..................... 54

xi
LAMPIRAN

Lampiran 1 Identitas Responden............................................................. 64


Lampiran 2 Perhitungan Kuisioner......................................................... 65
Lampiran 3 Alur Produksi Kopi Pinang Sinyo’e.................................... 66

xii
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) di berbagai negara termasuk di
Indonesia merupakan salah satu penggerak perekonomian rakyat yang tangguh.
Hal ini karena kebanyakan para pengusaha UMKM dari industi keluarga rumahan.
Pembangunan ekonomi saat ini bergantung pada sector industry dan perdagangan
yang tidak dapat di pisahkan yaitu peran usaha mikro kecil menengah (Yulia, et
all 2019). Oleh sebab itu, kelompok usaha ini dianggap sebagai perusahaan-
perusahaan yang memiliki fungsi sebagai basis bagi perkembangan usaha lebih
besar.
Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung konsen pada
pengembangan UMKM untuk menopang ekonomi masyarakat Bangka Belitung
dimasa depan. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG) telah
mencatat jumlah total pertumbuhan UMKM di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung pada tahun 2018 tercatat jumlah total sebesar 180.509 unit usaha. Hal ini
dapat dijelaskan pada Tabel 1 di bawah ini :
Tabel 1. Jumlah Pertumbuhan UMKM di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
tahun 2017-2018.
Kab/kota Tahun 2017 Tahun 2018
Pangkalpinang 17.308 10.000
Bangka 3.617 52.000
Belitung 20.491 16.881
Bangka Tengah 39.754 21.515
Bangka Barat 23.813 22.731
Bangka Selatan 6.593 47.122
Belitung Timur 18.891 10.260
Jumlah 130.467 180.509
Sumber. DISPERINDAG Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2018
Berdasarkan Tabel 1 diatas, dapat dilihat bahwa jumlah total keseluruhan
pertumbuhan UMKM pada tahun 2018 mengalami peningkatan dibandingkan
dengan jumlah total pada tahun sebelumnya. Pada tahun 2018 di wilayah
Kabupaten Bangka tercatat sebanyak 52.000 jenis usaha yang telah berproduksi.
2

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah salah satu wilayah yang


sangat potensial untuk dikembangkanya UMKM yang saat ini masih didukung
karena potensi sumberdaya bahan baku yang cukup banyak, baik hasil laut dan
Hasil Hutan Non Kayu (HHNK), serta hasil perkebunan. UMKM di Kepulauan
Bangka Belitung pada umumnya menghasilkan produk konsumsi sederhana
dengan harga relative murah, seperti salah satu contoh produk UMKM yang sudah
ada di Bangka yaitu kopi pinang Sinyo’e.
UMKM Sinyo’e adalah usaha yang mengolahan biji pinang menjadi salah
satu produk minuman berbasis herbal yang saat ini dikenal dengan nama kopi
pinang Sinyo’e. UMKM Sinyo’e berlokasi di Desa Jurung, Kecamatan
Merawang, Kabupaten Bangka yang diketuai oleh bapak Sarbini. Usaha olahan
buah pinang merupakan salah satu usaha yang sangat berpotensial di wilayah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, hal itu dikarenakan ketersediaan bahan
baku masih terbilang banyak di wilayah Kabupaten Bangka. Hal ini dapat
dijelaskan pada Tabel 2 di bawah ini :
Tabel 2. Luas Area, Produksi dan Produktivitas Pinang, Menurut Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung, 2017

Kabupaten Luas Area (ha)


Produksi Produktivitas Jumlah
(ton/ha) (ton/ha/th) Kepe-
milikan (kk)
TBM TM TR/TTM Jumlah
Total

Bangka 4,25 18,54 4,84 27,62 0,87 0,5 27


Bangka - - - - - - -
Barat
Bangka 1,70 7,78 2,55 12,03 1,64 0,21 65
Tengah
Bangka - - - - - - -
Selatan
Belitung - - - - - - -
Jumlah/total 5,95 26,32 7,39 39,65 2,51 0,71 92
Sumber. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bangka Tengah, 2017
Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat bahwa jumlah total luas area Tanaman
Menghasilkan (TM) di Kabupaten Bangka dan Kabupaten Bangka Tengah seluas
3

26,32 ha dengan total produksi sebanyak 2,51 ton/ha. Tercatat sebanyak 92 petani
yang telah menghasilkan buah pinang siap panen dengan jumlah total
produktivitas sebesar 0,71 ton perhektar setiap tahunnya di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung.
Berdasarkan wawancara dengan pemillik usaha, UMKM Sinyo’e sudah
berproduksi selama dua tahun dan produk unggulannya yaitu kopi pinang. Saat ini
produk kopi pinang Sinyo’e sudah dikemas menggunakan kemasan menarik dan
memiliki atribut produk lengkap seperti kode PIRT, label, merk, sertifikat hallal
produk Proses pengolahan kopi pinang masih dilakukan secara tradisional, hal ini
dapat dilihat dari proses pengeringan biji pinang yang masih memanfaatkan sinar
matahari. Kopi pinang Sinyo’e merupakan produk yang tergolong masih baru di
daerah Bangka Belitung dan masih dalam tahap pengenalan kepada masyarakat
daerah, sehingga dibutuhkannya strategi yang tepat terhadap pengembangan usaha
agar kedepannya produk ini bisa dikenal oleh masyarakat lokal maupun luar kota.
Berdasarkan dari uraian diatas, Peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Strategi Pengembangan Usaha Kopi Pinang Sinyo’e
Dengan Pendekatan Business Model Canvas di Desa Jurung Kecamatan
Merawang Kabupaten Bangka” dan diharapkan dapat membantu UMKM Sinyo’e
untuk menerapkan model bisnis baru dan menyusun ulang strategi bisnis demi
berkembangnya usaha sebagaimana yang diinginkan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan permasalahan di atas, adapun rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah
1. Bagaimana model bisnis yang diterapkan di usaha kopi pinang Sinyo’e
dilihat dari pendekatan Business Model Canvas?
2. Apa strategi bisnis yang tepat pada usaha kopi pinang Sinyo’e setelah
menggunakan Business Model Canvas?

1.3 Tujuan Penelitian


4

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah maka tujuan dari


penelitian ini adalah :
1. Mengevaluasi model bisnis yang diterapkan di usaha kopi pinang Sinyo’e
dengan pendekatan Business Model Canvas.
2. Merumuskan Alternatif strategi yang tepat pada usaha kopi pinang Sinyo’e
untuk mengembangkan usahanya dengan pendekatan Business Model
Canvas.

1.4 Manfaat Penelitiaan


Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat untuk berbagai pihak
seperti berikut ini :
1. Bagi pemilik usaha sebagai informasi dan bahan pertimbangan inovasi
untuk pengembangan dalam usaha kopi pinang tersebut.
2. Bagi mahasiswa sebagai acuan untuk memperluas pengetahuan dan
wawasan terhadap strategi pengembangan dengan pendekatan Business
Model Canvas.
3. Bagi Pemerintah daerah dapat dijadikan masukan dalam merumuskan
kebijakan untuk menunjang perkembangan industri kecil, menengah
maupun industri rumah tangga di Kabupaten Bangka dimasa yang akan
datang.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Buah Pinang (Areca catechu L.)


2.1.1 Deskripsi
Pinang merupakan salah satu tanaman palmae yang terdapat hampir di
seluruh wilayah Indonesia, salah satunya daerah Papua. Nama daerah dari
tumbuhan pinang ini antara lain pineng, pineung (Aceh), pinang (Gayo), batang
mayang (Karo), pining (Toba), pinang (Minangkabau), gahat, gehat, kahat, taan,
pinang (Kalimantan), bua, hua, soi, hualo, hual, soin, palm (Maluku), mamaan,
nyangan, luhuto, luguto, poko rapo, amongan (Sulawesi), jambe, penang, wohan
(Jawa) (Widyanigrum, 2011).
2.1.2 Klasifikasi
Pinang merupakan tanaman monokotil dan termasuk famili Palmaceae,
genus Areca. Selain itu, pinang merupakan tanaman berumah satu (monoceous),
yaitu bunga betina dan bunga jantan ber-ada dalam satu tandan dan menyerbuk
silang. Identifikasi tanaman Pinang (Areca catechu L.) dapat diklasifikasi sebagai
berikut :
Nama : Pinang
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Areca
Spesies : Areca catechu L.
2.1.3 Morfologi
Pohon pinang tumbuh tegak dan tingginya 10-30 m, diameternya 15-20 cm
dan batangnya tidak bercabang (Arisandi, 2008). Daun majemuk menyirip,
tumbuh berkumpul di ujung batang membentuk roset batang. Pelepah daun
berbentuk tabung, panjang 80 cm, tangkai daun pendek. Panjang helaian daun 1-
6

1,8 m, anak daun mempunyai panjang 85 cm, lebar 5 cm dengan ujung sobek dan
bergigi. Tongkol bunga dengan seludang panjang yang mudah rontok, keluar dari
bawah roset daun, panjang sekitar 75 cm, dengan tangkai pendek bercabang
rangkap (Widyanigrum, 2011). Buah bentuk bulat telur sungsang memanjang,
panjang 3,5-7 cm, dinding buah berserabut, berwarna hijau ketika masih muda
dan berubah merah jingga jika masak (Sihombing, 2000). Biji satu, berbentuk
seperti kerucut pendek dengan ujung membulat, pangkal agak datar dengan suatu
lekukan dangkal, panjang 15-30 mm, permukaan luar berwarna kecoklatan sampai
coklat kemerahan (Dalimartha, 2009).
Sabut pinang merupakan bagian dari buah pinang yang teksturnya berserat.
Volume sabut yang terdapat dalam buah pinang secara utuh adalah berkisar
sekitar 60% - 80% dari keseluruhan buah. Sabut kering yang dihasilkan dari
penjemuran sinar matahari akan kehilangan kadar air sekitar 28% - 33% dari berat
sabut setelah pengambilan biji buah (Pilon, 2007).
2.1.4 Manfaat Buah Pinang
Buah pinang mengandung lemak, kanji dan resin. Senyawa arekolin yang
terdapat dalam buah pnang berkhasiat sebagai obat cacing dan penenang
(Arisandi, 2008). Tanin dan alkaloid adalah komponen penting dari biji pinang.
Biji pinang berkhasiat untuk menguatkan gigi dengan cara dimakan bersama sirih
dan kapur. Air rebusan biji pinang juga digunakan sebagai obar kumur dan
penguat gigi. Diduga bahwa tanaman pinang mengandung sejumlah komponen
utama senyawa berbasis selenium sebagai antibakteri.
Menurut Natalini dan Syahid (2007), tanaman pinang terutama bagian
bijinya telah lama dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai penyakit seperti haid
dengan darah berlebihan, mimisan, panu, kudis, cacingan, disentri dan gigi
goyang. Sebagai bahan baku obat, biji pinang dapat mengobati cacingan , perut
kembung akibat gangguan pencernaan, bengkak karena retensi cairan (edema),
rasa penuh di dada, luka, batuk berdahak, diare, terlambat haid, keputihan, beri-
beri, malaria dan memperkecil pupil mata (miosis) pada glaucoma.
7

2.1.5 Efek Samping Buah Pinang


Subroto (2006) menyatakan bahwa kandungan total fenolik pada biji
pinang tergolong tinggi, yaitu 7.91 g/100g. Senyawa alkaloid yang dikandung
pada buah cukup berbahaya untuk system syaraf, yang pada umumnya terjadi
mual dan muntah (20-30%), sakit perut, pening dan gelisah. Tanda-tanda
kelebihan dosis adalah banyak keluar air liur (qalivation), muntah, mengantuk.

2.4 Business Model Canvas


Business Model Canvas (BMC) salah satu alat strategi yang digunakan
untuk mendeskripsikan sebuah model bisnis dan menggambarkan dasar pemikiran
tentang bagaimana organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai.
Menurut Osterwalder (2012), Business Model Generation lebih populer
dengan sebutan Business Model Canvas adalah suatu alat untuk membantu kita
melihat lebih akurat rupa usaha yang sedang atau kita akan jalani. Mengubah
konsep bisnis yang rumit menjadi sederhana yang ditampilkan pada satu lembar
kanvas berisi rencana bisnis dengan sembilan elemen kunci yang terintegrasi
dengan baik didalamnya mencangkup analisis strategi secara internal maupun
ekternal perusahaan.
Model bisnis dapat dijelaskan dengan sangat baik melalui sembilan blok
bangunan dasar yang memperlihatkan cara berfikir tentang bagaimana cara
perusahaan menghasilkan uang. Sembilan blok bangunan tersebut adalah :
1) Costumer Segment (Segmentasi Pelanggan)
Mengelompokan segmen pelanggan menjadi beberapa tipe yang
berbeda antara lain : mass market, niche market, segmented, diversified,
dan multisided platforms. Mass market tidak membedakan segmen
pelanggannya, relasi dengan pelanggan focus ke satu kelompok yang
sangat luas dengan kesamaan kebutuhan dan masalah yang sama. Niche
Market berujung keppada segmen pelanggan yang spesifik dan
terspesialisasi. Segmented Market mengacu kepada pelayanan yang
berbeda untuk kebutuhan dan masalah pelanggan yang berbeda. Diversifed
Market menjabarkan suatu organisasi yang memberikan servisnya kepada
8

dua segmen pelanggan yang tidak berhubungan dengan kebutuhan dan


masalah yang sangat berbeda. Multi-sided Markets mendefinisikan servis
kepada dua atau lebih segmen pelanggan yang saling bergantungan satu
sama lain.
Selain itu Kotler dan Keller (2009, hal 253-266) juga membagi
segmen pelanggan menjadi beberapa kelompok variable segmentasi utama
untuk mengenali perbedaan pelanggan yaitu geographic, demographic,
psycographic, dan behavorial segmentation. Geographic segmentation
membagi pasar menjadi unit geografis yang berbedaa seperti Negara,
daerah, kabupaten, kota, atau lingkungan. Demographic segmentation
membagi pasar kedalam variable dasar kelompok seperti umur, jumlah
anggota keluarga, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan hingga kelas
social. Psychographic segmentation adalah suatu ilmu menggunakan
psikologis dan demografi untuk memahami konsumen dengan lebih baik.
Dalam segmentasi ini konsumen dibagi menjadi kelompok yang berbeda
berdasarkan personality, lifestyle. Behavorial segmentation membagi
konsumen menjadi kelompok berdasarkan pengetahuan, penggunaan, dan
respon terhadap suatu produk.
2) Value Propositions (Proposisi Nilai)
Value propositions (Nilai tambah yang diberikan kepada para pelanggan)
terdiri dari produk dan jasa yang dapat menambah nilai tambah kepada
segmentasi yang spesifik. Value propositions membuat nilai tambah untuk
segmen pasar melalui pencampuran elemen-elemen yang sesuai dengan
kebutuhan segmen pasar. Berikut bebeapa kategori di dalam value
proposisitions, yaitu :
a) Kebaruan (Newness), proposisi nilai kebaruan adalah proposisi nilai
yang sebelumnya tidak pernah ditawarkan oleh perusahaan manapun
karena tidak ada penawaran seperti itu.
b) Kustomisasi (Customization), customization adalah produk atau jasa
yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan.
9

c) Desain (Design), desain adalah value proposition yang sangat


penting. Nilai tambah desain adalah atribut yang penting namun sulit
untuk diukur. Sebuah produk dapat tampak mewah karena desain
yang bagus.
d) Harga (Price), ketika perusahaan menawarkan produk yang mirip
dengan produk yang telah ada di pasar dan lebih murah dibanding
produk lain tersebut adalah cara umum untuk memenangkan segmen
pasar yang sensitif terhadap harga.
e) Pengurangan Biaya (Cost Reduction), perusahaan dapat memberikan
nilai kepada pelanggan berupa pengurangan biaya dari aktivitas yang
dilakukan oleh pelanggan.
f) Pengurangan Risiko (Risk Reduction), Perusahaan dapat memberikan
nilai kepada pelanggan dengan cara mengurangi risiko yang dihadapi
pelanggan..
g) Akses (Accessibility), Cara lain untuk memberikan nilai tambah
adalah membuat produk atau jasa yang dapat dijangkau oleh
pelanggan dimana pelanggan sebelumnya tidak dapat menjangkau
produk atau jasa tersebut.
h) Kenyamanan/Kemudahan Penggunaan (Convenience/ Usability),
Perusahaan juga dapat menciptakan nilai tambah dengan cara
membuat produk yang lebih nyaman dan mudah untuk digunakan
pelanggan adalah pembentukan nilai tambah yang sangat penting.
3) Channels (Saluran)
Channels adalah saluran untuk berhubungan dengan para
pelanggan. Blok bangunan channels menggambarkan bagaimana sebuah
perusahaan berkomunikasi dengan segmen pelanggannya dan menjangkau
mereka untuk memberokan proposi nilai. Elemen channels ini
menjelaskan tentang bagaimana perusahaan menjangkau konsumen
dengan saluran komunikasi, distribusi yang digunakan oleh perusahaan.
Saluran komunikasi, distribusi dan pemasaran merupakan penghubung
antara perusahaan dan pelanggan. Saluran adalah titik sentuh pelanggan
10

yang sangat berperan dalam setiap kejadian yang mereka alami. Sebagian
besar perusahaan menggunakan perantara atau saluran distribusi untuk
menyalurkan produk mereka ke pasar.
Channels dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu direct (Tenaga
penjual/sales, website, toko pribadi) dan indirect (partner store, wholaser).
Channels dapat dibedakan menjadi 5 (lima) fase yaitu awareness,
evaluation, purchase, delivery, dan aftersales. Pada fase awareness,
channels berfungsi untuk mengenalkan perusahaan kepada pelanggan.
Selanjutnya fase evaluation adalah fase untuk saling menilai antara
perusahaan dan pelanggan terhadap produk yang ditawarkan. Fase
selanjutnya adalah fase purchase yaitu fase pembelian dimana perusahaan
dan pelanggan melakukan proses transaksi jual beli produk. Setelah proses
transaksi, maka channels masuk pada fase delivery yang merupakan
pembuktian value propositions. Selanjutnya fase terakhir adalah fase after
sales atau fase purnajual. Fase purnajual adalah fase penentu apakah
pelanggan melakukan transaksi ulang dengan perusahaan atau pelanggan
sudah cukup sekali saja melakukan transaksi.
4) Custumer Reletionship (Hubungan Masyarakat)
Hubungan masyarakat dengan pelanggan menjadi beberapa
kategori yang berdampingan dengan masing-masing segmen pelanggan
yaitu :
a) Personal Assistance
Pola hubungan ini didapatkan berdasarkan interaksi antar individu.
Pelanggan dapat berkomunikasi dengan wakil dari perusahaan
secara langsung selama proses pembelian ataupun pasca pembelian.
Hal ini sering dilakukan melalui call center, email, maupun media
lainnya.
b) Dedicated Personal Assistance
Hubungan ini mirip dengan personal assitance namun lebih
mendalam dan intensif. Perusahaan memberi perlakuan istimewa
11

kepada pelanggan sebagai pribadi khusus. Biasanya perusahaan


menunjuk seorang wakil untuk melayani pelanggan tertentu.
c) Automated Service
Dalam tipe hubungan ini, perusahaan tidak melakukan interaksi
langsung terhadap para pelanggan, namun menyediakan hal-hal
penting yang diproses secara otomatis. Misalnya, pelanggan
menggunakan media online untuk mengakses ke layanan
perusahaan yang telah disediakan dengan kebutuhan pelanggan
dalam memperoleh produk.
d) Communities
Umumnya perusahaan sering menggunakan komunitas untuk lebih
mendekatkan dengan pelanggan dan memfasilitasi pelanggan yang
menjadi anggota komunitas. Perusahaan sering membuat
komunitas secara online sehingga pelanggan dapat bertukar pikiran
dan saling berbagi satu sama lain.
5) Revenue Streams (Aliran Pendapatan)
Revenue Streams adalah pendapatan yang diterima perusahaan dari
masing-masing segmen pasar atau dengan kata lain revenue streams
adalah pemasukan yang biasanya diukur dalam bentuk uang yang diterima
perusahaan dari pelanggannya. Berikut macam-macam mekanisme
penentuan harga dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Macam-macam mekanisme harga
Harga Tetap Harga Dinamis
(Harga ditetapkan sesuai dengan variabel (Harga berubah-ubah sesuai dengan
tetap) kondisi pasar)
Daftar Harga: Harga tetap untuk produk Negosiasi: Harga dinegosiasikan antara
individual, jasa, ataupun nilai tambah yang dua atau lebih pihak dan berdasarkan
lain. kekuatan negosiasi.

Berdasarkan Atribut Produk: Harga Yield Management: Harga disuaikan


ditetapkan berdasarkan kualitas dari nilai dengan stok penyimpanan dan waktu
tambah yang diberikan pada produk. produksi
.
Berdasarkan Segmen Pasar: Harga Real Time Market: Harga disesuaikan
berdasarkan tipe dan karakteristik segmen dengan kekuatan permintaan dan
pasar. penawaran
Sumber : Osterwalder dan Pigneur (2010)
12

Model bisnis dapat dibentuk dari 2 (dua) macam Revenue Streams:


 Pendapatan didapatkan dari satu kali transaksi.
 Pendapatan yang didapatkan berulang kali yang dihasilkan dari
pembayaran
berkelanjutan baik untuk memberikan value proposition kepada
pelanggan ataupun tidak menyediakan dukungan pasca pembelian.
Ada beberapa cara untuk mendapatkan Revenue Streams:
a. Pemasaran Aset (Asset Sale), adalah Pemahaman yang umum dari
asset sale didapatkan dari pemasaran produk perusahaan yang
berupa barang atau jasa. Memperoleh pendapatan dari pemasaran
aset sudah menjadi praktik bisnis yang lazim.
b. Biaya Pemakaian (Usage Fee), adalah Revenue stream ini
didapatkan dari penggunaan jasa pelayanan. Apabila jasa pelayanan
yang digunakan semakin banyak maka pelanggan akan membayar
lebih mahal. Perusahaan-perusahaan dalam berbagai industri jasa
akan mengutamakan aliran pendapatan ini.
c. Biaya Langganan (Subscription Fees), adalah Revenue stream ini
didapatkan dengan cara menyediakan pelayanan untuk pembelian
berkelanjutan dalam suatu periode tertentu. Misalnya, suatu
perusahaan memberikan member card kepada pelanggan yang
loyal sehingga pelanggan dapat menikmati fasilitas lebih dari
perusahaan.
d. Sewa (Lending/ Renting/ Leasing), adalah Revenue stream ini
didapatkan dari memperbolehkan seseorang untuk mendapatkan
hak eksklusif menggunakan aset perusahaan dalam periode waktu
tertentu. Kaidah dasar dari aliran pendapatan ini adalah adanya
harta tetap (fixed asset) yang berwujud secara fisik yang dimiliki
oleh perusahaan, dan dapat dimanfaatkan oleh pelanggannya
sebagai kompensasi pembayaran sewa. Dalam hal ini, pemberi
pinjaman memiliki keuntungan yaitu dapat memperoleh
pendapatan berulang kali. Peminjam atau penyewa juga memiliki
13

keuntungan yaitu dapat menikmati suatu produk maupun jasa


dalam waktu tertentu tanpa harus memiliki produk itu sepenuhnya.
e. Lisensi (Licensing), adalah Revenue stream ini didapatkan dari
pemberian pelanggan suatu ijin untuk menggunakan hak kekayaan
intelektual yang dilindungi secara hukum dengan imbalan biaya
lisensi. Lisensi memperbolehkan pemegang lisensi untuk
mendapatkan pendapatan tanpa harus membuat produk atau
mengkomersialisasikan jasa. Lisensi umumnya digunakan pada
industri media.
f. Biaya Jasa Perantara (Brokerage Fees), adalah Revenue stream ini
didapatkan dari hasil pelayanan intermediasi antara dua atau lebih
pihak. Aliran pendapatan ini umumnya diperoleh dari perusahaan
maupun perorangan yang menerapkan model bisnis keagenan.
Penyedia kartu kredit, misalnya, memperoleh pendapatan dengan
mengambil presentase dari setiap nilai transaksi yang dilaksanakan
antara pelanggan dengan pedagang. Contoh lainnya adalah agen
real estate yang mendapatkan komisi detiap kali berhasil
mencocokkan pembeli dan penjual dalam transaksi.
g. Iklan (Advertising), adalah Revenue stream ini didapatkan dari
biaya yang dikeluarkan untuk periklanan produk, jasa, ataupun
brand. Pada umumnya, industri media dan event organizer
memiliki keuntungan yang besar pada periklanan.
h. Donasi (Donation), adalah Aliran pendapatan donasi ini tercipta
dari penerimaan sejumlah uang ataupun produk berwujud yang
dapat dinilai dengan satuan uang dari individu ataupun organisasi
yang dikenal dengan sebutan “donor”, menggantikan terminologi
umum yang disebut dengan pelanggan. Perbedaan antara donor dan
pelanggan terletak pada manfaat yang akan diterima. Tidak ada
produk yang akan diterima oleh donor. Namun donor akan
menerima manfaat yaitu pemenuhan misi organisasinya dalam hal
tanggung jawab sosial.
14

6) Key Resources (Sumber Daya Utama)


Key resources adalah sumber daya utama yang dibutuhkan oleh
perusahaan supaya model bisnis dapat berjalan. Sumber daya utama ini
membuat sebuah perusahaan dapat membentuk dan menawarkan Value
propositions, mendapatkan pasar, mengawasi hubungan dengan segmen-
segmen pasar, dan mendapatkan penghasilan. Key resources dibentuk
berdasarkan tipe model bisnis. Key resources dapat berupa benda fisik,
finansial, intelektual, maupun manusia. Key resources dapat dimiliki oleh
perusahaan maupun bekerjasama dengan Key partners. Key resources
dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Fasilitas (Physical) dalam kategori ini termasuk aset-aset fisik
misalnya fasilitas pabrik, bangunan, mesin dan peralatan, sistem,
sistem pemasaran, dan jaringan distribusi.
b. Intelektual (Intellectual) sumberdaya intelektual meliputi brands,
pengetahuan, paten dan hak cipta, partnerships, dan database
pelanggan yang merupakan komponen yang penting dalam
membuat model bisnis yang kuat.
c. Manusia (Human) setiap bisnis memerlukan sumber daya manusia,
namun manusia adalah aset yang sangat penting dalam model
bisnis.
d. Finansial (Financial) adalah Beberapa model bisnis membutuhkan
sumberdaya finansial atau jaminan finansial, misalnya uang tunai,
kredit, kebutuhan-kebutuhan lain untuk memenuhi kebutuhan
sumberdaya perusahaan.
e. Teknologi (Technology) pada perusahaan yang high-tech, teknologi
menjadi sumber daya utama yang sangat menentukan. Pada
perusahaan telekomunikasi, penguasaan teknologi terbaru menjadi
penentu untuk mewujudkan Value propositions yang dijanjikan
kepada pelanggan.
15

7) Key Activities (Aktivitas Utama)


Key activities adalah kegiatan-kegiatan utama apa saja yang perlu
dilakukan oleh organisasi ataupun perusahaan agar dapat memberikan nilai
tambah dengan baik. Setiap model bisnis memiliki aktivitas-aktivitas
utama. Hal ini adalah aksi yang paling penting supaya perusahaan dapat
mengoperasikan perusahaannya dengan sukses. Seperti pada key
resources, key activites juga diperlukan untuk membuat dan menawarkan
pada pelanggan value proposition, mendapatkan pasar, dan menghasilkan
pendapatan. Selain itu, key activities dibuat berdasarkan model bisnis. Key
activities dapat dikategorikan sebagai berikut:
a. Operasi Produksi (Production), adalah Aktivitas ini bertujuan
untuk mendesain, membuat, dan mengantarkan produk dalam
jumlah tertentu dan atau kualitas baik. Aktivitas produksi
mendominasi dalam model bisnis dalam pabrik pembuatan barang.
Aktivitas-aktivitas utama pada organisasi jenis produksi meliputi
pengadaan bahan yang diperlukan dari pemasok, pengolahan dalam
proses produksi, serta penyaluran produk jadi atau jasa kepada
pelanggan.
b. Operasi Jasa (Problem Solving),adalah Aktivitas ini bertujuan
untuk mengatasi masalah dan memberikan solusi baru atas masalah
pelanggan secara individu. Aktivitas penyelesaian masalah
khususnya merupakan jenis kegiatan operasi bagi konsultan, rumah
sakit, dan organisasi-organisasi pelayanan lain.
c. Jaringan (Network), adalah Aktivitas-aktivitas utama pada
organisasi bisnis yang berbasis jaringan adalah perancangan,
pembangunan, dan pengembangan hardware dan software di
dalam perusahaan, termasuk jaringan internet dan website.
Aktivitas-aktivitasnya meliputi penyediaan pelayanan yang
dibutuhkan oleh para pelanggan dan pengguna, termasuk proses
penyampaiannya dan penjagaan hubungan dengan para pelanggan.
16

8) Key Partenrships (Kemitraan Utama)


Key partnership adalah mitra utama dalam bisnis, misalnya
supplier, sehingga model bisnis dapat berjalan. Perusahaan menjalin
kerjasama untuk beberapa alasan dan jalinan kerjasama menjadi landasan
dari beberapa model bisnis. Perusahaan membuat aliansi untuk
mengoptimasi model bisnisnya, mengurangi risiko, atau memperoleh
sumberdaya. Terdapat beberapa jenis kemitraan, antara lain :
a. Coopetition, merupakan salah satu strategi partnership yang
dilakukan dengan perusahaan yang berkedudukan sebagai
kempetitor.
b. Buyer-supplier relationship, membangun hubungan baik dengan
supplier, dan menggunakan agreement yang bermaksud untuk
men-supply jangka panjang.
Hal ini dapat bermanfaat untuk membedakan ketiga motivasi dalam
menjalin kemitraan :
a. Optimasi dan Skala Ekonomi, adalah Bentuk paling dasar dari
kemitraan atau hubungan pembeli dan pemasok dirancang untuk
mengoptimalkan alokasi sumberdaya dan kegiatan..
b. Pengurangan Risiko dan Ketidakpastian, adalah kemitraan dapat
membantu dalam mengurangi risiko dalam lingkungan yang
kompetitif yang ditandai dengan ketidakpastian.
c. Perolehan Sumberdaya dan Kegiatan Tertentu, perusahaan
meningkatkan kemampuan dengan mengandalkan perusahaan lain
untuk memberikan sumber daya tertentu atau melakukan kegiatan
tertentu. Kemitraan tersebut dapat termotivasi oleh kebutuhan
untuk memperoleh pengetahuan, lisensi, atau akses ke pelanggan.
9) Cost Structure (Struktur Biaya)
Cost structure menjelaskan biaya-biaya penting yang akan muncul
ketika menjalankan sebuah model bisnis. Dalam menciptakan,
menawarkan dan memberikan value kepada pelanggan memperoleh
17

keuntungan serta menjaga hubungan terhadap pelanggan tertentu


memerlukan biaya. Namun dengan strategi yang tepat, perusahaan dapat
mengurang biaya-biaya tersebut untuk mendapatkan keuntungan yang
optimal. Terdapat dua jenis cost structure yaitu sebagai berikut :
1. Cost-driven, adalah penekanan biaya seminimal mungkin untuk
mempertahankan cost structure yang ramping. Pendekatan ini
dilakukan karena produk atau jasa yang dipasarkan bersifat murah.
2. Value-driven, adalah beberapa perusahaan kurang peduli dengan
biaya implikasi dari model bisnis tertentu dan fokus pada
pembentukan nilai tambah karena segmen pasar yang dituju adalah
segmen pasar yang tidak sensitif terhadap harga. Value proposition
dan tingkat layanan pribadi yang tinggi biasanya mencirikan model
bisnis ini.
Cost Structure memiliki beberapa karakteristik, antara lain:
1. Fixed Cost, adalah biaya tetap sama meskipun volume barang atau
jasa yang dihasilkan naik atau turun. Contohnya adalah gaji, sewa,
dan fasilitas manufaktur secara fisik. Beberapa bisnis seperti
perusahaan manufaktur dicirikan oleh tingginya proporsi biaya
tetap.
2. Variable Cost, adalah Biaya variabel adalah biaya yang bervariasi
secara proporsional dengan volume barang atau jasa yang
dihasilkan. Beberapa bisnis seperti festival musik ditandai dengan
tingginya proporsi biaya variabel.
Bagian-bagian tersebut kemudian dipetakan menjadi 2 sisi yaitu sisi kanan
(kreativitas) dan kiri (logika). Aktivitas-aktivitas bisnis yang dilakukan baik usaha
besar maupun usaha kecil secara tidak langsung telah menerapkan business model
Canvas di dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, meskipun dalam penerapannya
hanya menggunakan beberapa blok dari sembilan blok bangunan
18

Gambar 1. Business Model Canvas (Osterwalder, 2012)


Dengan menggunakan Business Model Canvas perusahaan akan
menemukan jawaban atas segala kebutuhan konsumen yang menjadi segmennya.
Business Model Canvas terdiri dari dua blok yang membahas tentang keuangan
dalam bisnis tersebut. Blok tersebut adalah Revenue Streams (Arus Pendapatan)
yaitu bertujuan untuk menunjukkan uang yang diperoleh, sedangkan Cost
Structure (Struktur Biaya) menunjukkan biaya-biaya yang harus dikeluarkan.

2.5 Analisis SWOT


Menurut Rangkuti (2006) analisis SWOT adalah identifikasi berbagai
faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini
didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan
peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Untuk membuat suatu rencana
kita harus mengevaluasi faktor eksternal maupun faktor internal. Analisis faktor-
faktor haruslah menghasilkan adanya kekuatan (Strength) yang dimiliki oleh
suatu perusahaan, serta mengetahui kelemahan (weaknes) yang terdapat pada
perusahaan. Sedangkan analisis terhadap faktor eksternal harus dapat mengetahui
kesempatan (opportunity) yang terbuka bagi perusahaan serta mengetahui
ancaman (threat) yang dialami oleh perusahaan bersangkutan.
Berdasarkan pernyataan diatas analisis SWOT dalam konteks strategi
ternyata bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi yang ada dalam
19

perusahaan, dalam hal ini kondisi internal didalam menjalankan kegiatan


usahanya. Kemudian analisis SWOT ini bertujuan juga untuk mengetahui
bagaimana sesungguhnya kondisi eksternal yang dihadapi perusahaan nantinya,
sehingga perusahaan dapat memaksimalkan kelebihan faktor internalnya untuk
menghadapi kondisi eksternal yang ada. Berikut ini merupakan penjelasan
tentang SWOT :
1. Kekuatan (Strenght)
Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keunggula-keunggulan
lain yang berhubungan dengan para pesaing perusaahaan dan kebutuhan
pasar yang dapat dilayani. Kekuatan adalah kompetisi khusus yang
memberikan keunggulan komperitif bagi perusaahaan di pasar.
2. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumberdaya
keterampilan dan kapabilitas yang secara efektif menghambat kinerja
perusahaan. Keterbatasan tersebut dapat berupa fasilitas, sumber daya
keuangan, kemampuan manajemen dan keterampilan pemasaran dapat
merupakan sumber dari kelemahan perusahaan.
3. Peluang (Opportunities)
Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan
perusahaan. Kecenderungan-kecenderungan penting merupakan salah satu
sumber peluang, seperti perubahan teknologi dan meningkatkan hubungan
antara perusahaan dengan pembeli atau pemasok merupakan gambaran
peluang bagi perusahaan.
4. Ancaman (Threats)
Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dan
merupakan pengganggu utama bagi perusahaan. Seperti faktor lingkungan
perusahaan yang tidak menguntungkan dapat menyebabkan kemunduran
suatu perusahaan. Jika tidak segera di atasi, maka ancaman tersebut akan
menjadi penghalang bagi suatu usaha yang yang akan dijalankan.

Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sitemats untuk


merumuskaan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada hubungan atau
20

interaksi antara unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan, terhadap


unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman. Petunjuk umum yang sering
diberikan untuk perumusan adalah :
1. Strategi SO : Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan,
yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk
merebut dan memanfaatkan peluang sebesar – besarnya.
2. Strategi ST : Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang
dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.
3. Strategi WO : Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang
yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang
ada.
4. Strategi WT : Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat
defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang
ada serta menghindari ancaman.

2.6 Pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)


Pengertian Usaha Menengah menurut Undang-undang Nomor 20 tahun
2008 adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung. Usaha Kecil atau usaha besar yang memiliki
kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil pemasaran
tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
Di Indonesia, definisi UMKM diatur bedasarkan Undang-Undang
Republik Indonesia NNomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan
Menengah, yaitu :
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang ini.
21

2. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau bdan usaha yang merupakan anak
perusaahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha
menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimanaa dimaksud dalam Undang-Undang.
3. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yanng dilakukan oleh seorang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau
hasil penjeualan tahunan sebagimana diatur dalam Undang-Undang.

2.7 Kriteria Pendapatan


Berdasarkan penggolongannya, Badan Pusat Statistik (BPS, 2014)
memberikan pendapatan menjadi 4 golongan adalah :
1) Golongan pendapatan sangat tinggi , adalah jika pendapatan rata-
rata lebih dari Rp. 3.500.000,00 per bulan
2) Golongan pendapatan sedang adalah jika pendapatan rata-rata lebih
dari Rp. 1.500.000,00 s/d Rp. 2.500.000,00 per bulan
3) Golongan pendapatan rendah adalah jika pendapatan rata-rata lebih
dari Rp. 1.500.000,00 per bulan.

2.8 Kategori Umur


Menurut Departemen Kesehatan RI (2009) :
1) Masa Balita = 0 – 5 tahun
2) Masa kanak-kanak = 5-11 th
3) Masa remaja awal = 12-16 th
4) Masa remaja akhir = 17-25 th
5) Masa dewasa awal = 26-35 th
6) Masa dewasa akhir = 36-45 th
7) Masa lansia awal = 46-55 th
8) Masa lansia akhir = 56-65 th
22

9) Masa manula = >65 th


23

2.7 Penelitian Terdahulu


Tabel 4. Penelitian Terdahulu
No Nama, Judul dan Tujuan Metode Penelitian Hasil Dan Pembahasan
1 Helmi Gracia (2018) dalam penelitian ini metode Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 9 blok
Judul : Strategi Pengembangan penelitian yang digunakan BMC, sumber daya utama adalah yang paling
Bisnis Pada Usaha Kemiri adalah analisisa deskriptif menantang bagi upaya perbaikan KT-K. Kekuatannya
Dengan Pendekatan Business kualitatif. Bisnis Model memiliki skor 1.089 sedangkan kelemahan memiliki
Model Canvas (Bmc) Di Desa Canvas (BMC) untuk skor 1.068. Ini berarti bahwa usaha kemiri ini memiliki
Mattampapole, Kecamatan mengidentifikasi model bisnis kekuatan yang lebih tinggi daripada faktor kelemahan
Mallawa, Kabupaten Maros KT-K yang ada, sementara dalam menentukan strategi bersaingnya. Sedangkan
Tujuan : Tujuan dari penelitian BMC yang terintegrasi faktor peluang memiliki skor 0,645 dan faktor
ini adalah untuk mengidentifikasi dengan analisis SWOT ancaman memiliki skor 1.710, ini berarti bahwa untuk
model bisnis, yang menjadi dasar dikembangkan untuk mengetahui strategi bersaing dalam usaha berbahaya
pengembangan model bisnis menentukan posisi kuadran ini memiliki peluang lebih kecil daripada ancaman
yang direncanakan, terutama model bisnis sebagai dasar yang akan timbul.
produk kemiri yang dikelola oleh pengembangan strategi
Kelompok Tani Kemiri di Desa pemasaran kemiri.
Mattampapole
24

Lanjutan tabel 4. Penelitian Terdahulu


No Nama, Judul dan Tujuan Metode Penelitian Hasil Dan Pembahasan
2 Wahyu Nustantomo (2018) Metode penelitian deskriptif Identifikasi model bisnis mitra Tani Farm,
Judul : Business Model Canvas mitra Tani kualitatif dengan metode Kcamatan Ciampea Kabupaten Bogor
Farm, Kcamatan Ciampea Kabupaten wawancara dan observasi dilakukan melalui pemetaan eleme dalam
Bogor serta penentuan lokasi Business Model Canvas . dari analisis tersebut
Tujuan : secara purposive sampling diketahui bahwa diperlukanya perbaikan pada
1. Mengidentifikasikan Model Bisnis dan sumber data hampir semua elemen model bisnis mitra Tani
mitra Tani Farm, Kcamatan Ciampea menggunakan data primer Farm, Kcamatan Ciampea Kabupaten Bogor
Kabupaten Bogor dan data skunder pada perbaikan kegiatan pemasaran. Terutama
2. Memberikan alternatif baru model melalui media online guna menaikan aluran
bisnis mitra Tani Farm, Kcamatan pendapatan yang dimiliki
Ciampea Kabupaten Bogor
3 Cynthia Damayanti Wonodjojo dan Ratih Dalam penelitian ini metode Ayam Goreng Sinar Pemuda pusat disarankan
Indriyani, S.E., M.M. (2017) penelitian yang digunakan untuk mengembangkan segmen pelanggan
Judul : Analisis Pengembangan Bisnis adalah analisa deskriptif yang awalnya untuk wilayah Surabaya
Dengan Pendekatan BMC Pada Ayam kualitatif. Analisis yang menjadi seluruh kota di Indonesia dengan
Goreng Sinar Pemuda Pusat digunakan adalah analisis meningkatkan inovasi produk seperti
Tujuan : Tujuan yang ingin dicapai dari BMC dan analisis SWOT pemasaran ayam goreng dalam kemasan
penelitian ini adalah untuk mengetahui vaccum. Selain itu, untuk mempermudah
Business Model Canvas yang diterapkan pemasaran dan penyampaian informasi
Ayam Goreng Sinar Pemuda pusat saat ini produk ke pelanggan, pembuatan website
dan untuk mengetahui Business Model dapat dilakukan sebagai channels tambahan
Canvas yang tepat untuk Ayam Goreng dan bekerjasama dengan jasa ekspedisi untuk
Sinar Pemuda pusat. membantu dalam pengiriman produk ke
luar kota Surabaya
25

Lanjutan tabel 4. Penelitian Terdahulu


No Nama, Judul dan Tujuan Metode Penelitian Hasil Dan Pembahasan
4 Muhamad Fadhlan Gunawan (2016) Analisis yang digunakan Elemen customer segment perusahaan fokus
Judul : Perancangan Business Model dalam penelitian ini adal dengan pengumpul luar daerah. Elemen Value
Canvas sebagai Alternatif Strategi Bisnis Deskriptif Kualitatif. propositions memberikan bonus dan
Budidaya Ikan Gurame (Studi kasus pada Analisis yang digunakan kemudahan dalam transaksi. Elemen channel
UMKM Mitra Mina. Desa Sridadi, adalah analisis BMC dan diperlukan penambahan kolam baru. Elemen
Kecamatan Kalirejo, Lampung Tengah) analisis SWOT customer relationships perusahaan diperlukan
Tujuan : untuk memperhatikan ketersediaan ikan
1.memahami gambaran model bisnis yang Gurame. Elemen revenue streams UMKM
sedang dijalani UMKM Mitra Mina Mitra Mina berasal dari pemasaran barang
dengan menggunakan BMC dan jasa. Elemen key resources perusahaan
2.memberikan pilihan strategi bisnis yang terdiri dari sumber daya fisik, sumber daya
tepat kepada UMKM Mitra Mina. intelektual, sumber daya manusia dan sumber
daya finansial. Elemen key activities yang
dimiliki terletak pada proses budidaya .
Elemen key partnerships utama UMKM Mitra
Mina berasal dari banyak pemasok, maka
diperlukan pemasok tetap untuk pakan dan
bibit ikan.
5 Brigitta Florencia (2015) deskriptif dengan Hasil menunjukan desain ulang Business
Judul : Business Model Canvas pada CV pendekatan kualitatif. Model Canvas pada CV Sekawab Cosmetics
sekawan Cosmetics Sidoarjo purposive sampling Sumber adalah memperluas jangkaua segmentnya,
Tujuan : Untuk mendeskripsikan dan data yaitu data primer dan mencipatakan produk yang mengutamakan
mendesaain ulang Business Model Canvas data skunder. Analisis data kualitas aroma dan desain, memperluas
pada CV sekawan Cosmetics Sidoarjo menggunakan data saluran distribusi
kualitatif.
26

2.8 Kerangka Pemikiran

Usaha Kopi Pinang Sinyo’e

Identifikasi Usaha Kopi Pinang


Sinyo’e saat ini dalam Bentuk Peta
model Bisnis 9 Elemen Business
Model Canvas

1) Customer Segments 6. Key resources


2) Value Propositions 7. Key Activities
3) Channels 8. Key
4) Customer Relationship Partnership
5) Revenue streams 9. Cost Structur

Analisis SWOT

Merumuskan Alternatif Strategi


Pengembangan Usaha Kopi Pinang Sinyo’e
menggunakan Matriks SWOT

model bisnis baru di usaha Kopi Pinang Sinyo’e


dalam bentuk Business Model Canvas

Ket :
: Terdiri Dari : Menghasilkan
: Menggunakan
Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran Stratrgi Pengembangan Usaha Kopi Pinang
Sinyo’e dengan Pendekatan Business Model Canvas.

Kerangka Pemikiran dalam penelitian ini dimulai dari observasi terhadap


kondisi di lapangan (lokasi UMKM Sinyo’e), kemudian dilakukan pengumpulan
data melalui wawancara kepada narasumber yang terdiri dari pemilik UMKM dan
27

beberapa konsumen kopi pinang Sinyo’e. Pengisian kuisioner oleh konsumen


bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap produk kopi pinang
Sinyo’e. Setelah mendapatkan data mengenai 9 elemen Business Model Canvas
dan informasi mengenai kekuatan (Strength) serta kelemahan (Weakness) di usaha
kopi pinang Sinyo’e, maka tahap selanjutnya yaitu pemetaan model bisnis usaha
berdasarkan kondisi saat ini dengan pendekatan Busines Model Canvas. Analisis
SWOT dilakukan pada saat merumuskan strategi dengan menggunakan matriks
SWOT. Tujuan menggunakan matriks SWOT untuk menghasilkan alternatif-
alternatif strategi baru bagi usaha kopi pinang Sinyo’e pada masa yang akan
dating. Setelah mendapatkan strategi yang tepat, maka tahap selanjutnya membuat
pemetaan model bisnis baru dengan pendekatan Business Model Canvas.

2.9 Defenisi Operasional


Defenisi Operasional pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. UMKM kopi pinang Sinyo’e adalah usaha yang memproduksi olahan buah
pinang.
2. Strategi Produk adalah suatu kegiatan yang dikerjakan oleh UMKM kopi
pinang Sinyo’e dalam meningkatkan daya beli konsumen terhadap produk
kopi pinang Sinyo’e dengan cara melengkapi atribut produk seperti merk,
kemasan, pemberian label produk, dll.
3. Strategi Pemasaran yaitu strategi yang digunakan usaha dalam menjual
serta mempromosikan produk yang ditawarkan baik melalui online
ataupun offline kepada masyarakat sekitar maupun masyarakat di luar
kota.
4. Business Modal Canvas adalah salah satu alat strategi yang digunakan
untuk mendeskripsikan sebuah model bisnis dengan 9 blok yang terdiri
dari Costumer Segment (Segmentasi Pelanggan), Value propositions
(Proposisi Nilai), Chanel (Saluran), Costumer Relationship (Hubungan
Pelanggan), Revenue Streams (Aliran Pendapatan), Key Resources
(Sumber Daya Utama), Key Activities (Aktivitass Utama), Key
Partnerships (Kemitraan Utama), Cost Structure (Struktur Biaya)
28

5. Costumer Segment (Segmentasi Pelanggan), strategi ini bertujuan untuk


mengetahui jenis saluran pemasaran UMKM kopi pinang Sinyo’e serta
mengetahui siapa saja konsumen kopi pinang Sinyo’e dengan
menggunakan variabel yang dibutuhkan seperti geographic, demographic,
Behavoral segmentation.
6. Value propositions (Proposisi Nilai), elemen ini bertujuan utuk
mengetahui respon pelanggan terhadap produk kopi pinang Sinyo’e dilihat
dari variable seperti Convenience/Usability, Design, Accessibility, price.
7. Chanel (Saluran) strategi ini bertujuan untuk mengetahui jenis perantara
UMKM kopi pinang Sinyo’e terhadap para konsumen saat ini.
8. Costumer Relationship (Hubungan Pelanggan), elemen ini bertujuan untuk
mengetahui jenis relasi atau hubungan UMKM kopi pinang Sinyo’e
terhadap pelanggan.
9. Revenue Streams (Aliran Pendapatan), strategi ini bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar pemasukan dan sistem bagaimana mekanisme
penentuan harga terhadap produk kopi pinang Sinyo’e.
10. Key resources (Sumber Daya Utama) mendeskripsikan sumber daya yang
paling penting dibutuhkan oleh UMKM kopi pinang Sinyo’e. sumber daya
utama bisa berupa fisik, finansial dan sumber daya manusia.
11. Key activities (Aktivitas Utama) aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui
apa saja kegiatan utama dalam usaha kopi pinang Sinyo’e, bisa berupa
proses produksi, strategi pemasaran dan saluran pendapatan.
12. Key partnership (Kemitraan Utama) elemen ini bertujuan untuk
mengetahui jenis kemitraan yang bekerjasama dan motivasi UMKM
Sinyo’e melakukan kerjasama.
13. Cost structure (Struktur Biaya) strategi ini bertujuan untuk mengetahui
dan menentukann jenis struktur biaya yang tepat agar usaha kopi pinang
Sinyo’e tetap mendapatkan keuntungan yang optimal.
14. Analisis SWOT adalah analisis yang digunakan mengidentifikasi
kekuatan (Strength), Kelemahan (Weakness)¸Peluang (Opportunity), dan
ancaman (Thearths) pada UMKM Home Industry Sinyo’e.
29

15. kekuatan (Strength) merupakan faktor yang diangggap menjadi kelebihan


atau kekuatan yang dimiliki UMKM Home Industry Sinyo’e.
16. Kelemahan (Weakness) merupakan faktor yang dianggap menjadi
kekurangan atau kelemahan yang dimiliki UMKM Home Industry
Sinyo’e.
17. Peluang (Opportunity) merupakan faktor yang dianggap menjadi peluang
untuk UMKM kopi pinang Sinyo’edalam mengembangkan usahanya.
18. Ancaman (Thearths) merupakan faktor yang dianggap dapat menjadi
ancaman bagi UMKM Home Industry Sinyo’e.
19. Matriks SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana peluang, dan
ancaman yag dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan
serta kelemahan yang dihadapi oleh perusahaan guna mencapai tujuan
yang diharapkan.
20. Alternatif strategi adalah sebuah usaha yang dilakukan untuk dapat
mengendalikan atau mengatasi permasalahan demi tercapainya tujuan
perusahaan
III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan di UMKM Sinyo’e yang berlokasi di Desa Jurung
Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka. Penentuan lokasi penelitian dilakukan
secara sengaja (Purposive) dengan pertimbangan bahwa usaha ini merupakan
satu-satunya UMKM yang mengolah biji pinang menjadi produk minuman di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pengumpulan data dilakukan pada bulan
Juli 2019 sampai Agustus 2019.

3.2 Metode Penelitian


Metode penelitian merupakan metode yang mengadakan pengamatan
dengan seksama dan kritis yang dapat menyoroti kekhasan objek penelitian
(Chang, 2014). Studi kasus memusatkan perhatian pada suatu kasus secara
intensif dan mendetail. Subjek yang terselidiki terdiri dari atas satu unit yang
dipandang kasus. Oleh karena itu bersifat mendalam dan mendetail. Kasus dapat
sebatas satu orang, satu lembaga, satu keluarga, satu peristiwa, satu desa atau satu
kelompok objek manusia dan objek lain yang dipandan sebagai kesatua (Wiratha,
2006).

3.3 Metode Pernarikan Contoh


Penelitian ini menentukan narasumber dengan teknik purposive sampling,
yaitu pemilihan narasumber berdasarkan pertimbangan bahwa para narasumber
tersebut memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai data dan informasi
yang dibutuhkan terhadap UMKM kopi pinang Sinyo’e. Menurut Sugiyono
(2012), teknik purposive sampling merupakan suatu teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu. Berikut adalah narasumber-narasumber yang telah
ditentukan, yaitu :

a. Pemilik UMKM kopi pinang Sinyo’e.


b. Konsumen UMKM kopi pinang Sinyo’e
31

Metode penarikan contoh terhadap konsumen kopi pinang Sinyo’e


dilakukan dengan menggunakaan metode accidental sampling, dengan tujuan
untuk memberikan informasi kepada peneliti tentang persepsi masyarakat
terhadap produk kopi pinang Sinyo’e dengan beberapa pertanyaan mengenai
elemen Business Model Canvas seperti Costummer Segment, Value proposition,
Channels, Costummer Reletionship dengan jumlah responden yang dibutuhkan
sebanyak 30 orang. Menurut Sugiyono (2012) teknik acciedental sampling
merupakan suatu teknik penentuan sampel yang dilakukan secara kebetulan, yaitu
siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti pada saat membeli
produk dapat menjadi salah satu responden.

3.4 Metode Pengumpulan Data


Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif agar
penelitian ini mampu memberikan deskripsi dan analisis secara mendetail
mengenai kesembilan elemen Business Model Canvas pada UMKM kopi pinang
Sinyo’e.
Jenis sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel data
kualitatif. Data Kualitatif merupakan data berbentuk kata, kalimat, bagan, gambar
maupun foto. Data yang diperlukan untuk penelitian ini diperoleh dari 2 sumber,
yaitu :
a Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian,
dalam hal ini peneliti memperoleh data dan informasi secara langsung
dengan menggunakan wawancara.
b Data Sekunder merupakan data atau informasi yang diperoleh secara tidak
langsung, seperti dikumpulkan dari dokumen – dokumen.
Dalam penelitian ini, metode pengumpulan sampel yang digunakan adalah
dengan wawancara semi terstruktur, dimana pewawancara sudah menyiapkan
topik dan daftar pertanyaan sebelum wawancara dimulai. Namun tidak menutup
kemungkinan bila ada pertanyaan yang ditambahkan untuk menggali lebih dalam
jawaban partisipan.
32

Moleong (2005) mengatakan sumber data utama dalam penelitian


kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti
dokumen-dokumen dan lain-lain. Untuk memperoleh informasi mengenai
gambaran usaha UMKM kopi pinang Sinyo’e di Desa Jurung Kabupaten Bangka.
maka penelitian ini menggunakan teknik sebagai berikut :
a. Observasi
Metode observasi adalah mengadakan pengamatan pada objek penelitian
yang bertujuan untuk mengetahui kegiatan penting di UMKM kopi pinang
Sinyo’e secara langsung. Menurut Umar (2011), teknik ini menuntut adanya
pengamatan dari peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap
objek penelitiannya.
3.4.2 Wawancara
Teknik ini dilakukan dengan cara mewawancarai secara langsung dan
mendalam (indepth interview) kepada pihak yang terlibat dan terkait langsung
guna mendapatkan penjelasan pada kondisi dan situasi yang sebenarnya pula.
Dalam penelitian ini yang menjadi key informan adalah pemilik UMKM kopi
pinang Sinyo’e. Metode wawancara adalah proses percakapan dengan maksud
untuk mengkontruksi mengenai kegiatan, organisasi, motivasi, dan sebagainya
tentang keadaan usaha saat ini.
3.4.3 Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah mencari data mengenai berupa dokumen,
catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah dan sebagainya. Teknik ini
digunakan untuk mengumpulkan berbagai informasi khususnya untuk melengkapi
data yang tidak diperoleh dalam observasi dan wawancara.
3.4.4 Kuisioner
Menurut Walgito (2010), kuisioner adalah suatu daftar yang berisi
pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh responden atau
orang tua/anak yang ingin diselidiki. Menurut Juanda (2009), kuisioner adalah
daftar pertanyaan yang dibagikan kepada responden untuk diisi dan di kembalikan
kepada peneliti. Namun pada penelitian ini peneliti akan menanyakan secara
langsung isi pertanyaan kuisioner kepada key informan yaitu pemilik UMKM
33

Sinyo’e, sedangkan kuisioner terhadap konsumen sebagai data pendukung yang


akan diuji validitas data menggunakan teknik keabsahan data, bertujuan untuk
mengetahui persepsi konsumen terhadap produk kopi pinang Sinyo’e dilihat dari
elemen BMC seperti Customer segment, Value proposition, Channels, Customer
relationship.
III.4.5 Studi Pustaka
Menurut Sugiyono (2012), studi pustaka adalah kajian teoritis, referensi
secara literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan budaya, nilai, dan norma
yang berkembang pada situasi sosial yang teliti. Studi pustaka yang dilakukan
pada penelitian ini yaitu membaca beberapa referensi, jurnal ilmiah, skripsi, tesis
dan lainnya

3.5 Metode Analisis Data


Penelitian ini bertujuan untuk menentukan bagaimana faktor internal dan
faktor eksternal dalam pengembangan UMKM dengan pendekatan Business
Modal Canvas serta menganalisis alternatif strategi usaha pada UMKM kopi
pinang Sinyo’e di Desa Jurung. Adapun rincian metode pengolahan dan analisis
data disajikan pada tabel 5.
Tabel 5. Rincian Tujuan, Jenis Data dan Metode/Alat Analisis Data
No Tujuan Penelitian Jenis Metode Analisis Data
Data
1 Mengevaluasi model bisnis Data Diskripti Business
yang diterapkan di usaha kopi Primer dan f Model Canvas
pinang Sinyo’e dengan skunder Kualitatif
pendekatan Business Model
Canvas.
2 Merumuskan Alternatif Data Diskripti Analisis
strategi yang tepat pada usaha Primer dan f SWOT &
kopi pinang Sinyo’e untuk skunder Kualitatif Business
mengembangkan usahanya Model Canvas
dengan pendekatan Business
Model Canvas
Penelitian ini menggunakan dua rumusan masalah, untuk menjawab
rumusan masalah pertama tentang mengevaluasi model bisnis yang diterapkan di
usaha kopi pinang Sinyo’e menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif.
34

Tahapan awal dalam analisis deskriptif ini diolah berdasarkan Business Model
Canvas yang berisikaan 9 blok yang terdiri dari Costumer Segment (Segmentasi
Pelanggan), Value propositions (Proposisi Nilai), Chanel (Saluran), Costumer
Relationship (Hubungan Pelanggan), Revenue Streams (Aliran Pendapatan), Key
Resources (Sumber Daya Utama), Key Activities (Aktivitass Utama), Key
Partnerships (Kemitraan Utama), Cost Structure (Struktur Biaya) dan mengetahui
kekuatan (Strength) serta kelemahan (Weakness) untuk mendeskripsikan
bagaimana usaha UMKM kopi pinang Sinyo’e menjalankan bisnisnnya saat ini
Rumusan masalah kedua bertujuan untuk merumuskan alternatif setrategi
dengan menggunakan analisis SWOT yang terdiri dari Internal Factory Analysis
Summary (IFAS) dan Eksternal Factory Analysis Summary (EFAS) terhadap 9
elemen Business Model Canvas. Tahap akhir yakni penyusununan model bisnis
baru usaha dalam bentuk peta 9 elemen Business Model Canvas. Berikut adalah
penjelasan metode yang Peneliti gunakan dalam penelitian ini :
3.5.1 Analisis Strategi menggunakan Business Model Canvas
Menurut Osterwalder dan Pignieur (2012) sebuah model bisnis
menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana organisasi menciptakan,
memberikan, dan menangka nilai Business Model Canvas yang menjelaskan
secara sederhana melalui visualisasi yang ditampilkan tentang bagaimana
perusahaan menghasilkan uang melalui 9 blok yang disusun menjadi satu-
kesatuan. Adapun hal-hal yang menjadi indikator yang akan digunakan dalam
analisis kesembilan elemen Business Model Canvas dalam penelitian ini dapat
dilihat pada Tabel 6.
35

Tabel 6. Indikator dalam analisis elemen Business model Canvas yang akan
digunakan dalam penelitian.
Elemen
business Indikator Rincian
model
Canvas
Costumer 1. Tipe segmentasi Niche Market
segments
2. Karakteristik pelanggan geographic, demographic,
Behavoral segmentation.
Value 3. Nilai tambah yang Convenience/Usability,
Proposittion
ditawarkan kepada Design, Accessibility, price.
s
pelanggan
Channels 4. Tipe saluran Direct dan Indirect
5. Fase saluran Awraness, evaluation,
purchase, dan aftersales
Costumer 6. jenis hubungan yang Personal Assistance,
Reletionship
dibangun perusahaan dengan
pelanggan
Revenue 7. Sumber pendapatan Asset sale, Advertising.
stream
8. Mekanisme penetapan harga Dinamis, Real Time Market
Key 9. Jenis sumberdaya utama physical, human, finansial,
Resources
yang dibutuhkan technology
Key 10. Jenis aktivitas utama yang production, network.
Activities
dilakukan
Key 11. Jenis hubungan kemitraan Buyer-supplyier.
Partnership
12. Motivasi kemitraan Perolehan sumberdaya dan
kegiatan tertentu.
Cost 13. Karakteristik biaya Fixed Cost, Variable Cost
Structure
Sumber Ostwalder dan Pigneur (2012)

3.5.2 Identifikasi Usaha Kopi Pinang Sinyo’e Saat ini mengunakan Business
Model Canvas
36

Identifikasi model bisnis pada usaha UMKM kopi pinang Sinyo’e


dilakukan menggunakan analisis BMC pada sembilan elemen kunci. Berikut
pemetaan Business Model Canvas yang dapat dilihat pada gambar 3 dibawah ini :
Key Key Value Customer Customer
Partnership Activities propositions Relationshi Segments
p

Key Channels
Resources

Cost Structure Revenue Streams

Gambar 3. Identifikasi Model Business Model Canvas

3.5.3 Identifikasi Faktor Internal dan eksternal pada usaha UMKM kopi pinang
Sinyo’e
Identifikasi SWOT ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman pada produk kopi pinang Sinyo’e sehingga akan
mempermudah peneliti dalam merumuskan alternatif strategi yang tepat.
Berikut adalah ilustrasi dari tabel Identifikasi Business Model Canvas
dengan SWOT.
Tabel 6. Identifikasi Business Model Canvas dengan SWOT
No Elemen Kondisi Internal Eksternal Yang akan
37

Business usaha datang


Model saat ini (Diharapkan)
Canvas
S W O T
1. Customer
Segments
(CS)
2. Value
propositions
(VP)
3. Channels
(CH)
4. Customer
Relationship
(CR)
5. Revenue
Streams
(RS)
6. Key
Resources
(KR)
7. Key
Activities
(KA)
8. Key
Partnership
(KP)
9. Cost
Structure
(CS)
Ket : Strenght (S), Weakness (W), Opportunities (O), Threats (T)

3.5.4 Merumuskan Alternatif Strategi Pengembangan Usaha Kopi Pinang


Sinyo’e menggunakan Matriks SWOT
Matriks ini menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman yang
dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki oleh perusahaan saat ini. Empat kemungkinan alternatif strategi yang
dapat disusun adalah sebagai berikut :

IFAS Strengths (S) Weaknesses (W)


o Tentukan faktor-faktor o Tentukan faktor-faktor kelemahan
kekuatan internal internal
EFAS
38

Opportunities (O) o Strategi SO o Strategi WO


o Tentukan faktor-faktor Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang meminimalkan
peluang internal mengunakan kekuatan kelemahan untuk memanfaatkan
untuk memanfaatkan peluang
peluang
Threats (T) o Strategi ST o Strategi WT
o Tentukan faktor-faktor Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang meminimalkan
ancaman internal mengunakan kekuatan kelemahan untuk menghindari
untuk mengatasi ancaman ancaman
Sumber : Rangkuti, 2006

Gambar 4. Diagram Matriks SWOT

3.6 Teknik Keabsahan Data


Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep
kesahihan (validitas) atas kehandalan (reabilitas). Derajat kepercayaan atau
kebenaran suatu penilaian akan ditentukan oleh standar apa yang digunakan.
Menurut Moleong (2005) terdapat beberapa kriteria yang digunakan untuk
memeriksa keabsahan data, antara lain :
1. Triangulasi
Triangulasi berupaya untuk mengecek kebenaran data dan
membandingkan dengan data yang diperoleh dari sumber lain. Adapun
triangulasi yang dilakukan dengan tiga macam teknik pemeriksaan yang
memanfaatkan penggunaan sumber data, metode, dan data itu sendiri.
a) Triangulasi metode dengan cara mengkombinasikan metode
wawancara dengan observasi langsung.
b) Triangulasi sumber dengan cara menggunakan informan yang
berbeda untuk melakukan cros chek dan penelusuran data skunder.
c) Triangulasi data dengan mengembalikan kompilasi data dengan
hasil inteprestasi data kepada informan, untuk mendapatkan
masukan, koreksi atau kesalahan dan menghindarkan subyektivitas
peneliti.

Untuk itu, maka peneliti dapat melakukan dengan cara:


a) Mengajukan berbagai variasi pertanyaan
39

b) Membandingkan data hasil pengamatan (observasi) dengan


wawancara
c) Mengeceknya dengan berbagai sumber data
d) Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan data dapat
dilakukan.
Peneliti menggunakan triangulasi sumber dan berdasarkan hasil
triangulasi tersebut, maka akan sampai pada salah satu kemungkinan yaitu
apakah data yang diperoleh ternyata konsisten, tidak konsisten, atau
berlawanan. Selanjutnya mengungkapkan gambaran yang lebih memadai
mengenai gejala yang diteliti.
2. Member Chek
Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data
yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.
Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti
data tersebut valid, sehingga semakin kredibel/dipercaya, tetapi apabila
data yang ditemukan peneliti dengan berbagai penafsirannya tidak
disepakati oleh pemberi data, maka peneliti perlu melakukan diskusi
dengan pemberi data, dan apabila perbedaannya tajam, maka peneliti harus
merubah temuannya dan harus menyesuaikan dengan apa yang diberikan
oleh pemberi data. Pelaksanaan member check pada penelitian ini
dilakukan setelah mendapat temuan atau kesimpulan, yang kemudian di
diskusikan dengan pemberi data, ketika data telah disepakati bersama,
pemberi data diminta untuk menandatangani, supaya lebih otentik.
3. Kepastian (Confimability)
Penelitian kualitatif, Menguji kepastian berarti menguji hasil
penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan dalam penelitian,
jangan sampai proses tidak ada tetapi hasilnya ada. Kepastian yang
dimaksud berasal dari konsep objektivitas, sehingga dengan disepakati
hasil penelitian tidak lagi subjektif tetapi sudah objektif. Peneliti
melakukan keteralihan dengan mencari dan mengumpulkan data kejadian
empiris dalam konteks yang sama terhadap UMKM kopi pinang Sinyo’e
40

dengan pendekatan Business Model Canvas. Dalam melakukan keteralihan


tersebut, peneliti selalu mendiskusikan hasil dilapangan dengan tim
pembimbing mengenai data-data yang didapat dilapangan mulai dari
proses penelitian sampai pada taraf kebenaran data yang didapat. Untuk
menjamin kepastian bahwa penelitian ini objektif, peneliti dalam hal ini
melakukan pemeriksaan secara cermat bersama dengan pembimbing
terhadap kepastian asal-usul data, logika penarikan kesimpulan dari data
dan derajat ketelitian serta telaah terhadap kegiatan peneliti tentang
keabsahan data.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum UMKM Sinyo’e


UMKM Sinyo’e merupakan salah satu usaha yang bergerak di bidang
pengolahan buah pinang menjadi produk minuman. Usaha ini berlokasi di Desa
Jurung Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka. Visi usaha ini adalah
“Menjadikan kopi pinang Sinyo’e sebagai minuman Top Brand khas Bangka” dan
untuk mencapai visi tersebut, perusahaan ini mengemban misi: 1) Menjaga dan
meningkatkan kualitas produk dan konsisten menjaga sterilisasi dalam proses
produksi, dan 2) Menjalin kerjasama dengan pihak-pihak yang berpotensi
mempercepat laju pertumbuhan UMKM Sinyo’e.
Filosofi kata Sinyo’e adalah bahasa daerah Bangka yaitu “Sinyu” yang
memiliki arti sebagai pendekar atau pemeran utama, sehingga pendiri usaha
termotivasi terhadap istilah tersebut. Pada label kemasan selain mencantumkan
merek dagang, dicantumkan pula berat bersih produk, komposisi bahan, label
halal MUI, izin P-IRT dan BPOM, nama perusahaan serta masa kadaluarsa.
Proses membuat kopi pinang Sinyo’e ialah pertama buah pinang muda
dikupas daging buahnya untuk mengambil bijinya, setelah itu biji pinang dicuci
menggunakan air bersih. Setelah dicuci, biji pinang digiling menggunakan mesin
penggilingan, selanjutnya dijemur dibawah sinar matahari hingga mengering,
biasanya biji pinang membutuhkan waktu 3 hari supaya benar-benar kering,
sedangkan jika kekurangan sinar matahari, maka biji pinang membutuhkan waktu
4 hingga 5 hari agar benar-benar kering. Setelah biji pinang mengering bahan
baku langsung disangrai menggunakan nampan tanpa minyak goreng dengan api
kompor kecil hingga biji pinang berubah warna menjadi hitam kecoklatan
menandakan sudah siap di angkat dan dihaluskan menggunakan blender. Proses
pencampuran bubuk kopi dan bubuk biji pinang dengan perbandingan 2:1,
menggunakan baskom yang sudah disediakan dan diaduk dengan cara manual.
Selanjutanya Proses packaging, setiap satu kotak dengan berat netto 36 gram
42

bubuk kopi pinang, dikemas menggunakan kemasan yang menarik. Setiap kotak
berisi 4 sachet bubuk kopi pinang Sinyo’e. Alur produksi kopi pinang Sinyo’e
dapat dilihat pada gambar 5.

Pengupasan Pencucian Penggilingan Pengeringan

Pencampuran
Penghalusan Penyangraian
Bahan dengan
bubuk kopi

Packaging

Gambar 5. Alur Produksi Kopi Pinang Sinyo’e


Sumber : Olahan Data Primer, 2018
Bapak Sarbini menggunakan tenaga kerja keluarga yang dibantu oleh
Istrinnya selama satu kali produksi. Beliau dengan Istrinya bisa mengerjakan
proses produksi sekaligus packaging kopi pinang Sinyo’e. Sedangkan untuk
proses pengupasan dan penggilingan biji pinang, Bapak Sarbini mengeluarkan
biaya sebesar Rp 550.000,- untuk jasa pengupasan dan sewa alat seperti mesin
penggiling dengan petani yang berada di sekitaran desa, dikarenakan keterbatasan
alat yang masih belum tersedia di tempat usaha. Jam kerja Owner UMKM Sinyo’e
dimulai pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB dengan waktu istirahat
1,5 jam untuk sholat dan makan siang.
Sumberdaya lahan dan bangunan yang digunakan oleh UMKM Sinyo’e
saat ini yaitu rumah pribadi sebagai rumah produksi. Letak lokasi usaha yang
berada di pinggir jalan memberikan keuntungan bagi perusahaan ini, terutama
memberikan kemudahan kepada konsumen untuk mengakses lokasi usaha.
Pemanfaatan bangunan untuk aktifitas perusahaan terdiri dari dapur usaha untuk
43

pengolahan bahan baku, dan tempat penyimpanan produksi, serta ruko digunakan
sebagai ruang pemasaran produk.
Harga kopi pinang ditawarkan sebesar Rp 25.000.- hingga Rp 35.000.- per
bungkus. Mekanisme Penetapan harga kopi pinang Sinyo’e yaitu dengan
penetapan harga dinamis, yaitu harga produk sering berubah-ubah sesuai dengan
kondisi pasar. potongan harga akan diberikan kepada para konsumen yang
berminat menjadi reseller dengan pembelian minimal 50 kotak. Saluran
pemasaran produk melalui dua pola saluran, saluran pertama dari produsen
melalui reseller yang akan diteruskan ke konsumen, dan saluran ke dua langsung
dari produsen kepada konsumen.

4.2 Identifikasi Usaha Kopi Pinang Sinyo’e Saat ini mengunakan


Business Model Canvas
Berikut hasil evaluasi model bisnis yang diterapkan usaha kopi pinang
Sinyo’e dengan pendekatan Business Model Canvas.
a) Customer Segments
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak konsumen produk kopi pinang
sinyo’e. saat ini keberadaab konsumen kopi pinang Sinyo’e diketahui berasal dari
daerah kepulauan Bangka Belitung dan hanya beberapa pelanggan yang berada di
luar kota seperti Kalimantan, Medan dan Batam. Pengiriman produk yang sudah
dipesan oleh konsumen luar kota melalui jasa pengiriman seperti JNT dan JNE
yang mana biaya pengirimanya akan di tanggung oleh konsumen tersebut. Rata-
rata usia konsumen yaitu berusia remaja akhir hingga dewasa akhir, baik pria
maupun wanita yang memiliki kesadaran terhadap minuman berbasis herbal,
tingkat pendapatan mulai dari golongan pendapatan sedang.
Berdasarkan wawancara dengan pemilik UMKM Sinyo’e, usaha kopi
pinang masih menjalin kerjasama dengan reseller lokal yang saat ini menjual
produk melalui toko oleh-oleh khas daerah. Terkadang warga sekitar Desa Jurung
juga datang secara langsung di tempat usaha untuk membeli kopi pinang Sinyo’e.
44

b) Value Propositions
Value propositions yaitu nilai tambah yang diberikan kepada pelanggan
dari UMKM Sinyo’e dalam menawarkan kopi pinang dilihat dari kondisi saat ini.
Nilai tambah yang ditawarkan dari segi kenyamanan (Usability) yaitu bubuk kopi
pinang Sinyo’e dikemas menggunakan sachet. setiap sachet tersimpan 9 gram
bubuk kopi pinang. Tujuan kemasan sachet ialah untuk mempermudah konsumen
dalam penyajian minuman. Penyajian kopi pinang Sinyo’e dapat dilakukan dengan
disedu menggunakan air hangat berkisar 450 ml setiap penggunaan satu sachet.
Produk kopi pinang Sinyo’e mampu bertahan selama 18 bulan tanpa disimpan di
lemari pendingin.
Nilai tambah yang ditawarkan dari segi desain (Design) yaitu produk
dijual menggunakan kemasan yang menarik dan desain kemasan sudah dilengkapi
dengan atribut produk sehingga mampu meningkatkan daya beli konsumen. Nilai
tambah yang ditawarkan dari segi akses (Accescibility) bagi konsumen luar daerah
produksi yang diwujudkan dengan mudahnya untuk mendapatkan kopi pinang
tersedia di toko oleh-oleh khas Bangka Belitung. Dari segi Price saat ini produk
dijual dengan harga Rp. 25,000 – Rp. 35,000.- per kotak. Berdasarkan hasil
wawancara dengan konsumen, harga yang ditetapkan cukup mahal. Sehingga
dapat mempengaruhi daya beli pelanggan terhadap produk yang ditawarkan.
c) Channels
Merupakan cara yang digunakan perusahan dalam menyampaikan
informasi tentang produk kepada pelanggan. Terdapat dua tipe channels yang
digunakan UMKM Sinyo’e yakni pemasaran langsung ke konsumen dan melalui
reseller. Pemasaran secara langsung kepada pelanggan dilakukan di lokasi tempat
produksi, sehingga pelanggan bisa bertemu langsung dengan pendiri usaha kopi
pinang Sinyo’e, sedangkan pemasaran melalui reseller dilakukan kerjasama
kemitraan dengan beberapa pengusaha yang diharapkan saling memberikan
keuntungan.
Upaya fase awrasness UMKM Sinyo’e untuk mengenalkan produk kepada
pelanggan saat ini masih menggunakan smartphone dan media sosial serta
pelanggan yang loyal sebagai sarana promosi (mulut ke mulut). Berdarsarkan
45

hasil wawancara dengan konsumen kopi pinang Sinyo’e pertanyaan tentang fase
evaluation dan purchase terhadap produk yang ditawarkaan saat ini masih pada
tahap keingintahuan pelanggan terhadap rasa dan manfaat, serta perbedaan kopi
pinang Sinyo’e tersebut dengan produk kopi lainnya. Selanjutnya fase after sale,
saat ini konsumen masih belum loyal dalam melakukan transaksi ulang
dikarenakan harga yang masih terlalu mahal dibandingkan dengan produk sejenis
berbasis bahan dasar kopi.
d) Customer Relationships
Customer relationships menggambarkan jenis hubungan yang dibangun
oleh UMKM Sinyo’e dengan segmen pelanggan tertentu. Berdasarkan hasil
pengamatan upaya UMKM Sinyo’e dalam menjalin hubungan baik dengan
pelanggan menggunakan pelayanan secara personal. Pelayanan personal biasanya
dilakukan dengan cara memberikan informasi penting kepada konsumen yang
akan menanyakan infromasi produk kopi pinang seperti manfaat produk, harga,
cara penggunaan, efek samping dalam mengkonsumsi secara berlebihan dan
ketersediaan barang. Pelayanan personal biasanya dilakukan secara tidak langsung
yaitu melalui media online, bahkan pertanyaan secara langsung oleh konsumen
ketika berada di tempat lokasi produksi.
Saat ini, konsumen yang akan membeli atau melakukan pemesanan produk
kopi pinang tetap dilayani langsung oleh pemilik usaha walaupun pemesanan
dilakukan diluar waktu jam kerja. Pelanggan yang berminat untuk menjadi
reseller atau membeli produk kopi pinang dalam jumlah sedikit tetap dilayani
oleh pemilik usaha.
e) Revenue Streams
Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik usaha, pendapatan yang
diterima UMKM Sinyo’e dari ressller kopi pinang jika jumlah total permintaan
sebanyak 500 kotak sebesar Rp. 12.500.000,00 per bulan dengan harga jual
produk sebesar Rp. 25.000,00. Penetapan harga dinamis biasanya dilakukan oleh
reseller dengan cara Real Time Market.
Promosi produk umumnya melalui media offline dan online, saat ini
UMKM Sinyo’e masih menggunakan brosur sebagai sarana promosi offline,
46

sedangkan sarana promosi online menggunakan media sosial seperti facebook


dan whatsapp. Selain itu, promosi juga dilakukan melalui media word of mouth
(cerita dari orang ke orang) yang dilakukan oleh para konsumen. Disamping itu,
Pemilik UMKM Sinyo’e sering mendapatkan undangan sebagai peserta di
beberapa kegiatan kewirausahan dan mengikuti event-event kuliner, baik tingkat
regional maupun nasional, kesempatan ini dimanfaatkan juga untuk
mepromosikan produknya.
f) Key Resources
Key resources menggambarkan aset-aset terpenting yang diperlukan
perusahaan. key resources yang digunakan pada UMKM Sinyo’e terdiri dari
physical berupa tempat produksi (lahan dan bangunan) milik pribadi. Kondisi
lahan tempat usaha saat ini sudah ditanam beberapa tanaman pinang. Berdasarkan
wawancara dengan pemilik usaha, tanaman pinang yang ditanam sudah berumur
kurang lebih 2 tahun bertujuan untuk mengantisipasi kebutuhan bahan baku di
masa yang akan datang. Bangunan terdiri dari rumah pribadi dan ruko, keadaan
rumah memiliki halaman depan yang cukup untuk dijadikan lahan parkir,
biasanya para konsumen meletakan kendaraannya di halaman rumah
dibandingkan di pinggir jalan. Kondisi ruko masih layak pakai, namun ada
beberapa material yang harus di perbaiki, seperti rolling door yang sudah
berkarat, keadaan lantai yang masih belum menggunakan keramik serta belum
menggunakan plaffon. Tujuan perbaikan agar dapat memberikan rasa kenyamanan
bagi para konsumen yang hendak ingin membeli produk secara langsung di
tempat usaha produksi. Kondisi perlengkapan alat pemasaran masih layak pakai,
dan lumayan lengkap, seperti etalase, kursi, meja panjang peralatan
administrasi/kantor.
dari aspek human, UMKM SINYO’ hanya dibantu oleh tenaga kerja
keluarga yaitu ibu Erni sebagai sekretaris. Aspek finansial usaha kopi pinang
Sinyo’e saat ini yang digunakan untuk menjalankan aktifitas perusahaan masih
menggunakan dana pribadi. Technology yang dimiliki saat ini belum semuanya
high-tech, sehingga dalam proses produksi UMKM Sinyo’e masih menggunakan
metode tradisional seperti pemanfaatan sinar cahaya matahari untuk proses
47

pengeringan, namun dalam proses pengemasan, telah menerapkan teknologi


modern seperti mesin vakum udara.
g) Key Activities
Aktivitas utama kopi pinang Sinyo’e dilihat dari aspek production yaitu
UMKM Sinyo’e melakukan pengadaan bahan baku yang diperoleh dari petani
pinang, membuat jadwal pengolahan bahan baku agar persediaan barang tetap
tersedia dan sesuai dengan jumlah permintaan pelanggan. Aktivitas utama pada
usaha kopi pinang Sinyo’e berbasis jaringan (network) sudah melakukan
pelayanan di media online seperti facebook dan whatsapp dalam proses
penyampaian informasi tentang produk kopi pinang Sinyo’e dan menjaga
hubungan dengan para pelanggan.
h) Key Partnerships
Saat ini UMKM Sinyo’e menjalin kemitraan dengan motivasi Optimasi
dan Skala Ekonomi dengan petani tanaman pinang di seluruh daerah Kabupaten
Bangka demi menjalankan kegiatan bisnisnya, sehingga kegiatan bisnis dapat
berjalan efektif dan efisien. Jenis kemitraan berikutnya yaitu buyer-supplier yang
dibentuk adalah hubungan reseller demi memperlancar alur pemasaran kopi
pinang Sinyo’e. Bedasarkan wawancara dengan pemilik usaha, UMKM Sinyo’e
sudah menjalin kemitraan dengan para pengusaha lokal sebanyak 9 orang.
i) Cost Structure
Cost structure menggambarkan keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk
mengoperasikan model bisnis. Terdapat dua macam penggolongan biaya yang
digunakan oleh UMKM Sinyo’e, yaitu biaya tetap (Fixed cost) dan biaya variabel
(variable cost). Biaya tetap merupakan biaya yang dikeluarkan oleh usaha tanpa
adanya pengaruh dari besar kecilnya jumlah kopi pinang yang diproduksi.
Aktifitas produksi kopi pinang pada usaha ini selain melibatkan
sumberdaya manusia, juga memanfaatkan sumberdaya peralatan. Adapun biaya-
biaya tetap yang dikeluarkan untuk produksi kopi pinang Sinyo’e dapat dilihat
pada table 1. Total biaya tetap sebesar Rp 5.364.000.- dan biaya penyusutan
dihitung menggunakan metode garis lurus, penyusutan alat selama 5 tahun sebesar
Rp 1.072.800.- sedangkan biaya penyusutuan alat per bulan sebesar Rp 89.400.-.
48

Tabel 8. Biaya Tetap Produksi Kopi Pinang Sinyo’e


No Nama alat Unit Satu- Harga Jumlah Nilai Nilai
an Penyusutan Penyusutan
Rp/tahun Rp/bulan
1. Kompor 1 Set 900.000 900.000 180.000 15.000
2. Timbangan 1 Buah 120.000 120.000 24.000 2.000
digital
3. Belender 1 Set 300.000 300.000 60.000 5.000
4. Baskom 6 Buah 60.000 360.000 72.000 6.000
5. Ember 6 Buah 60.000 360.000 72.000 6.000
6. Kuali 1 Buah 180.000 180.000 36.000 3.000
7. Meja 4 Buah 600.000 2.400.000 480.000 40.000
8. Kursi 6 Buah 50.000 300.000 60.000 5.000
9. Spatula 3 Buah 40.000 120.000 24.000 2.000
10. Saringan 4 Buah 6.000 24.000 4.800 400
11. ATK 1 Set 300.000 300.000 60.000 5.000
Total 5.364.000 1.072.800 89.400
Sumber : Olahan Data Primer, 2018
Berikut tabel biaya variabel yang dikeluarkan untuk satu kali produksi
kopi pinang Sinyo’e yakni sebesar Rp 2.810.000,- seperti yang diuraikan pada
Tabel 9.
Tabel 9. Biaya Variabel Usaha Kopi Pinang Sinyo’e Satu Kali Produksi
No Nama alat Unit Satuan Harga Jumlah
1. Buah Pinang 20 Kg 3.000 60.000
2. Bubuk Kopi 10 Kg 8.000 80.000
3. Kemasan Kotak 500 Kotak 1.500 750.000
4. Tea Sachet 2000 Pcs 100 200.000
5. Transportasi 1 Paket 100.000 100.000
6. Gas 1 Unit 20.000 20.000
7. Tenaga Kerja 1 Orang 600.000 600.000
8. Jasa Pengupasan dan 1 Paket 550.000 550.000
sewa alat Penggilingan
9. Biaya listrik 1 Paket 100.000 100.000
10. Biaya promosi 1 Paket 350.000 350.000
Total 2.810.000
Sumber : Olahan Data Primer, 2018
Model bisnis perusahaan UMKM Sinyo’e saat ini, sebagaimana yang telah
diuraikan dapat digambarkan dengan Business Model Canvas yang terdiri dari
Sembilan blok seperti ditampilkan pada Gambar 6.
49

Gambar 6. Model Bisnis Usaha Kopi Pinang Sinyo’e saat ini dalam Bentuk Business Model Canvas
Key Partnership Key Activities Value propositions Customer Relationship Customer Segments

Petani tanaman Strategi produksi Layanan Personal


Kualtias Bahan Baku Terjamin
pinang Kab.Bangka Remaja - Dewasa
Bisnis berbasis internet Usability yang Praktis
9 Reseller lokal
Design Kemasan menarik Penikmat
Motivasi kemitraan Key Resources Channels minuman herbal
Accessibility, sudah tersedia
berdasarkan Optimasi Sudah tersedia fasilitas di toko oleh-oleh daerah
dan Skala Ekonomi Transaksi dilakuan tanpa Konsumen lokal
produksi Bangka
perantara
dan luar kota
Penggunaan mesin Price yang masih cukup
Pemasaran produk melalui
vakum udara mahal
perantara
Tenaga kerja ahli

Uang Pribadi

Cost Structure Revenue Streams


Biaya Tetap Rp 89.400,-per bulan Perolehan pendapatan dari Pemasaran Kopi Penetapan harga
Pinang Sinyo’e Sebesar Rp. 12.500.000,00 per Negosiasi dan Real
Biaya Variabel Rp 2.660.00,- satu kali produksi bulan Time Market
berlaku bagi Reseller
Sumber : Olahan Data Primer (2019)
50

4.3 Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Usaha Kopi Pinang Sinyo’e Dilihat dari 9 elemen Business Model Canvas
Dari hasil identifikasi yang telah dilakukan maka akan terlihat kekuatan dan kelemahan dari setiap elemen BMC. Identifikasi
Business Model Canvas dengan Analisis SWOT dapat di lihat pada gambar 7.
Gambar 7. Hasil Identifikasi Faktor Internal dan Ekaternal Usaha Kopi Pinang Sinyo’e dilihat dari 9 elemen Business Model Canvas

Internal Eksternal
No BM Saat ini Yang Diharapkan
C
S W O T
1. konsumen berasal dari Basis konsumen Tidak ada jaminan Masih banyak Persaingan yang Pada blok ini, tidak ada perubahan,
desa dan kota, bahkan lokal daerah agar konsumen tetap Peminat minuman dihadapi ialah produk UMKM Sinyo’e tetap fokus pada
beberapa di luar kota. sudah loyal herbal yang telah ada dan segmen pelanggan yang telah ada
CS usia Remaja-dewasa, disegmentasikan terkenal lebih diminati
kalangan menengah ke dengan baik
atas.

2. Bahan baku terjamin, Masa kadaluarsa Harga sedikit lebih Minuman Produk mudah ditiru Menambahkan pelayanan
produk praktis produk yang mahal berbasis rasa kopi sehingga memicu akan kustomisasi produk dan kebutuhan
disajikan, kemasan lama lebih diminati adanya pesaing baru pelanggan seperti ukuran kemasan
VP kekinian, produk banyak orang dapat menyesuaikan harga
mudah ditemukan di
toko oleh-oleh khas
daerah.
3. CH Pembelian langsung Proses transaksi Saluran yang ada Produk sudah Persaingan tinggi Pada blok ini fokus
ke lokasi produksi, pembeli/reseller belum mampu dikenal hingga karena berkembangnya pengoptimalisasi halaman website
dan pemasaran datang ke menjangkau luar kota teknologi informasi dan media sosial sebagai layanan
produk melalu tempat produksi pelanggan dan kemudahan pelangan untuk
reseller langsung baru/mempertahanka memesan serta mendapatkan
51

n pelangan. informasi lengkap tentang produk

Lanjutan Gambar 7

4. pemanfaatan Hubungan Masih Pelanggan yang Kemungkinan Memberikan bonus upaya


smartphone dan media personal antara ketergantungan loyal sebagai kehilangan pelanggan untuk menjaga hubungan
sosial sebagai alat pemilik usaha perolehan pelanggan sarana promosi dikarenaakan harga UMKM Sinyo’e dengan
untuk lebih dekat dengan yang diperoleh dari (mulut ke mulut) sedikit mahal pelanggan tetap seperti
CR
dengan pelanggan pelanggan/mitra pedagang perantara giveaway kalender, gelas,
secara langsung yang tetap (Reseller) kaos, dll serta membuat
dijaga komunitas pecinta kopi
lokal khas BangkaBelitung
5. Penerimaan dari Arus Harga Reseller Dapat Pembelian yang tidak membuat inovasi ukuran
pemasaran kopi pinang pendapatan dari terkadang berubah- menghasilkan berulang dari kemasan dan tambahan
kemasan 36 gram pemasaran kopi ubah sesuai dengan arus pendapatan pelanggan (tidak loyal) varian rasa herbal agar
RS
dengan penetapan pinang Negosiasi dan Real berulang dengan memperoleh sumber
harga Dinamis Time Market. cara diversifikasi penerimaan baru.
kemasan produk
6. Memiliki fasilitas Memiliki tempat Belum adanya alat Sudah tersedia Pesaing usaha yang perlu dilakukan
bangunan pribadi, produksi modern dalam proses mesin pengering menggunakan penambahan jenis dan
tools, dan asest serta tersendiri yang pengeringan biji biji pinang yang teknologi yang lebih jumlah sumberdaya
KR tenaga kerja keluarga mampu pinang di UMKM dapat baik sehingga efisien peralatan serta merekrut
mempengaruhi Sinyo’e mengefisienkan waktu tenaga kerja ahli dibidang
biaya sewa waktu informatika.
pengeringan
7. Memiliki strategi Mampu Penggunaan Diversifikasi Pesaing memiliki aktivitas pengembangan
produksi dan strategi menekan biaya teknologi yang masih produk dengan proses produksi network meliputi
KA
pemasaran produksi sederhana berbagai rasa dan dengan teknologi yang penyedian pelayanan yang
ukuran kemasan lebih canggih dibutuhkan pelanggan
52

Lanjutan Gambar 7

8. Menjalin kerjasama Menjalin Belum adanya Terbukanya Apabila hubungan bekerjasama dengan
dengan petani buah hubungan baik strategi dalam peluang menjalin dengan pedagang pemerintah dan
pinang, reseller dengan menjaga hubungan kemitraan dengan perantara terganggu pemasaran produk
produk kopi pinang kemitraan dan usaha pemerintah maka akan menggunakan jasa online
KP
dengan motivasi Reseller di mempengaruhi shop agar mempermudah
Optimasi dan skala seluruh kawasan kelancaran untuk pemesanan di luar kota.
Ekonomi daerah mendapatkan
pelanggan baru
9. Stuktur biaya tetap dan Biaya yang Membutuhkan waktu Pergantian alat Sangat tergantung Ditambahkan biaya
biaya variable dikeluarkan yang lama untuk teknologi yang pada musim panen layanan kustomisasi
sangat minim mengeringkan biji canggih akan buah pinang produk dan biaya
CSt
karena SDA pinang mengefisienkaan kegiatan sosial.
yang melimpah proses produksi
kopi pinang
Sumber : Olahan Data Primer (2019)

4.4 Merumuskan Alternatif Strategi Pengembangan Usaha Kopi Pinang Sinyo’e menggunakan Matriks SWOT
Dari hasil identifikasi faktor internal dan eksternal usaha yang telah dilakukan maka dapat dilakukan analisis strategi
menggunakan Matriks SWOT. Analisis strategi menggunakan SWOT dapat di lihat pada table 10.
53

Tabel 10 Analisis Strategi Menggunakan Matriks SWOT

Lanjutan Tabel 10
54

Threats (T) Strategi ST Strategi WT

1) Persaingan yang dihadapi ialah produk yang o Memberikan bonus upaya untuk menjaga o pengoptimalisasi aktivitas jaringan seperti
telah ada dan terkenal lebih diminati hubungan UMKM Sinyo’e dengan pelanggan pengembangan halaman website dan media
2) Produk mudah ditiru sehingga memicu akan tetap seperti (kalender, gelas, kaos, dll) dan sosial sebagai layanan dan kemudahan
adanya pesaing baru membuat suatu komunitas (S8,O4,O5) pelangan untuk memesan serta mendapatkan
3) Persaingan tinggi karena berkembangnya o Meningkatkan kualitas kerja dengan merekrut informasi lengkap tentang produk
teknologi informasi anggota baru di bidang komputer dan progamer (W1,W2,W3,T1,T3,T8)
4) Kemungkinan kehilangan pelanggan dalam upaya meningkatkan teknologi informasi o membuat inovasi baru seperti inovasi varian
dikarenaakan harga sedikit mahal (S6,T3,T6,T7) rasa, bentuk kemasan dll dalam meningkatkan
5) Pembelian yang tidak berulang dari pelanggan daya saing (W1,W8,T9,T1,T2,T4,T5)
(tidak loyal) o perlu adanya peningkatan teknologi produksi
6) Pesaing usaha yang menggunakan teknologi supaya dapat meningkatkan kualitas produk
yang lebih baik sehingga efisien waktu yang dihasilkan. (W6,W7,T6,T7)
7) Pesaing usaha memiliki proses produksi yang o perlu adanya manajemen hulu dalam upaya
menggunakan teknologi yang lebih canggih menjaga ketersediaan bahan baku seperti
8) Apabila hubungan dengan pedagan perantara budidaya tanaman pinang (W2,T9)
terganggu maka akan sangat mempengaruhi
kelancaran untuk mendapatkan pelanggan
baru
9) Sangat tergantung pada musim panen buah
pinang sehingga membutuhkan mitra agar
dapat berjalan dalam jangka waktu lama
Sumber : Olahan Data Primer (2019)

4.4 Peta Model Bisnis Baru Pengembangan UMKM Sinyo’e dalam Bentuk Business Model Canvas
Setelah merumuskan alternatif strategi, maka tahap selanjunya menyusun strategi baru dalam bentuk peta model bisnis
UMKM Sinyo’e dalam bentuk business model canvas dapat dilihat pada gambar 8.

Gambar 8. Model Bisnis Baru Usaha Kopi Pinang Sinyo’e dalam Bentuk Business Model Canvas
55

Key Partnership Key Activities Value propositions Customer Relationship Customer Segments

Strategi produk Layanan Personal Remaja - Dewasa


Petani tanaman pinang Kualtias Bahan Baku
Kab.Bangka Terjamin
Pengembangan Memberikan Bonus Penikmat minuman
9 Reseller lokal Aktivitas Jaringan Usability yang Praktis herbal
Membuat Komunitas
Motivasi kemitraan Design Kemasan menarik
Key Resources Channels Konsumen lokal dan
berdasarkan Optimasi Accessibility, sudah
dan Skala Ekonomi Uang pribadi Transaksi dilakuan tanpa luar kota
tersedia di toko oleh-oleh
daerah Bangka perantara
Menggunakan Tenaga kerja ahli
fasilitasJasa Online Pemasaran produk melalui
Penambahan alat Layanan Kostumisasi
Shop perantara
produksi modern produk terhadap
keinginan pelanggan
Menjalin kerjasama Merekrut anggota Penyediaan layanan
dengan Pemerintah baru dalam mengolah informasi melalui Website
aktivitas jaringan
Cost Structure Revenue Streams
Biaya Tetap kopi pinang Rp 89.400,-per bulan
Pemasaran dalam Pemasaran Kopi Pinang Penetapan harga
berbagai ukuran Sinyo’e Negosiasi dan Real
Biaya Variabel Rp 2.660.00,- satu kali produksi
kemasan berbentuk kemasan Time Market
kotak 36 gram berlaku bagi Reseller
Penambahan Biaya Kostumisasi
Sumber : Olahan Data Primer (2019)

: strategi yang diciptakan : strategi yang dipertahankan


56

Berdasarkan hasil analisis model bisnis kopi pinang Sinyo’e dengan


menggunakan Business Model Canvas dan merumuskan alternatif strategi dengan
menggunakan analisis SWOT, maka strategi yang dapat dilakukan dengan peta
model bisnis baru pada sembilan blok diuraikan, sebagai berikut:
a) Customer Segments : segmentasi pelanggan pada kopi pinang Sinyo’e
adalah remaja hingga orang dewasa yang berasal dari warga lokal maupun
konsumen dari luar kota dengan tingkat pendapatan mulai dari kelas
menengah ke bawah hingga menengah ke atas baik pria maupun wanita
yang memiliki kesadaran terhadap minuman sehat. Pada blok ini, tidak ada
perubahan, perusahaan tetap fokus pada segmen pelanggan yang telah ada.
b) Value Propositions : Proposisi nilai yang ada pada kopi pinang Sinyo’e
yaitu kenyamanan dalam proses penyajian minuman, produk sudah ada di
toko oleh-oleh, desain kemasan sudah lengkap dengan atribut produk.
Value yang telah diberikan kepada pelanggan tetap dipertahankan dengan
menambahkan layanan kustomisasi produk kepada pelanggan, bertujuan
untuk menyesuaikan harga dengan produk. Sehingga sesuai dengan
harapan konsumen.
c) Channels : Saluran pemasaran di usaha kopi pinang Sinyo’e yaitu
pemasaran langsung kepada konsumen dan pemasaran melalui reseller.
Pada blok ini ditambahkan tawaran untuk pengoptimalisasi website dan
media sosial seperti instagram sebagai layanan dan kemudahan pelanggan
untuk memesan serta mendapatkan informasi lengkap tentang produk kopi
pinang Sinyo’e.
d) Costumer Reletionship : Hubungan pelanggan yang telah terjalin antara
UMKM Sinyo’e dan konsumen yaitu melalui layanan personal. Pada blok ini
ditambahkan yaitu membuat komunitas pecinta kopi lokal bangka dan
memberikan bonus terhadap pelanggan. Menjaga loyalitas pelanggan dengan
cara memberikan bonus seperti kalender, kaos, gelas dan lain lain. Semakin
sering UMKM Sinyo’e melakukan program loyalitas pelangan, maka loyalitas
pelanggan pun akan semakin menguat. Dengan begitu pelanggan akan lebih
57

sering melakukan pembelian yang berulang, dan bahkan dengan sukarela


mempromosikan produk dari mulut ke mulut atau media sosial yang tersedia.
e) Revenue Stream
Aliran pendapatan yang diperoleh usaha saat ini berasal dari pemasaran
kopi pinang Sinyo’e. Pada blok ini, ditambahkan membuat inovasi
kemasan produk agar memperoleh sumber penerimaan baru selain dari
pemasaran kemasan sebelumnya. Perusahaan bisa berinovasi dengan
menyediakan ukuran kemasan yang disesuaikan dengan keinginan
konsumen.
f) Key Resources
Sumberdaya yang dimiliki UMKM Sinyo’e yaitu bangunan pribadi, tools
(mesin-mesin produksi, mesin operasional), dan aset (gudang, workshop),
serta tenaga kerja ahli. Pada blok ini sumberdaya yang ada tetap
dipertahankan bahkan perlu dilakukan penambahan jenis dan jumlah
sumberdaya peralatan untuk mengantisipasi meningkatnya permintaan
terhadap produk. Upaya untuk menambah tenaga kerja ahli dibidang
informatika bertujuan agar aktivitas jaringan dapat diciptakan sesuai yang
direncanakan.
g) Key Activites
Pada blok ini perlu ada upaya untuk menciptakan aktivitas jaringan
meliputi penyediaan pelayanan yang dibutuhkan oleh para konsumen,
seperti penyediaan pelayanan berbasis online. Pelayanan berbasis online
dapat dilakukan oleh UMKM Sinyo’e yaitu menjual produk melalui jasa
online shop seperti Shoope.id, Bukalapak.com, Boleh.id serta membuat
website sebagai media informasi bagi konsumen yang ingin mengetahui
produk secara tidak langsung.
h) Key Partnership
Mitra usaha saat ini bekerjasama dengan petani tanaman pinang dan
reseller. Pada blok ini perlu ditambahkan mitra yang dapat menjalin
kerjasama dengan pemerintah. pemerintah diharapkan dapat memberikan
bantuan alat produksi yang memadai, serta adanya penggunaan fasilitas
58

yang diberikan oleh jasa online shop agar memperluas segmentasi pasar
produk. Penggunaan fasilitas jasa online shop dapat mempermudah
konsumen dalam proses pengiriman dan pemesanan produk ke luar kota.
i) Cost Structure
Struktur biaya yang dikeluarkan UMKM Sinyo’e terdiri dari biaya tetap
dan biaya variabel. Namun dengan adanya penambahan kegiatan berupa
layanan kustomisasi, maka pada blok ini perlu pula ditambahkan biaya
yang harus dikeluarkan.
59

V. KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Hasil evaluasi model bisnis kopi pinang Sinyo’e dengan pendekatan
business model canvas menunjukan bahwa model bisnis usaha kopi pinang
Sinyo’e saat ini masih cukup sederhana sehingga memerlukan perbaikan
pada elemen bisnis seperti, Costumer Segment, kopi pinang Sinyo’e
berasal dari daerah lokal dan luar kota, rata-rata usia konsumen yaitu
dewasa awal dan lansia akhir baik pria maupun wanita yang memiliki
kesadaran terhadap minuman berbasis herbal. Value propositions produk
praktis digunakan, dilengkapi dengan atribut produk dan sudah dijual
melalui toko oleh-oleh, serta harga yang disesuaikan dengan kondisi pasar.
Channels, terdapat 2 tipe yakni, penjualan langsung dengan konsumen dan
penjualan melalui Reseller. Costumer Relationships tersedia pelayanan
personal saat ini dilakukan oleh pemilik usaha. Revenue Streams saat ini
kopi pinang dijual berbentuk kemasan yang memiliki berat netto 36 gram
dengan penetapan harga dinamis. Key Resources, kopi pinang yaitu,
tempat usaha milik pribadi, teknologi yang digunakan masih sederhana,
tenaga kerja ahli dalam mengolah biji pinang, dan modal usaha dari uang
pribadi. Key activities usaha kopi pinang Sinyo’e dari kategori production
yaitu pengadaan bahan baku, pengolahan dalam proses produksi kopi
pinang serta pemasaran produk kepada pelanggan. Aktivitas kunci dilihat
dari kategori network adalah usaha kopi pinang Sinyo’e masih
mengenalkan produk melalui media sosial dan masih belum melakukan
pengembangan di aktivitass jaringan. Key Partnership dilihat dari jenis
kemitraan buyer-supplier relationship, saat ini UMKM Sinyo’e sudah
melakukan kerjasama dengan petani lokal tanaman pinang. Cost Structure.
biaya tetap usaha kopi pinang Sinyo’e dengan jumlah total harga perlatan
60

produksi sebesar Rp 5.364.000. Dari analisis tersebut diperlukan perbaikan


hampir semua elemen bisnis pada kopi pinang Sinyo’e.
2. Adapun alternatif strategi yang digunakan dalam pengembangan usaha
kopi pinang Sinyo’e dilihat dari 9 elemen business model canvas adalah
UMKM Sinyo’e tetap fokus pada costumer segment yang telah ada,
menambahkan layanan kostomisasi pada value propositions, menciptakan
aktivitas jaringan pada key Activities serta melakukan penjualan produk
dengan media online seperti instagram, facebook dan penyediaan website
pada channels. Menjaga costumer relationship yang sudah terjalin dengan
memberikan bonus, melakukan inovasi produk kopi pinang Sinyo’e agar
memperoleh revenue stream baru, meningkatkan key resources seperti
peralatan produksi, serta menjalin hubungan kerjasama dengan pihak
pemerintah kota upaya menambah key partnership agar mengurangi cost
structure yang dikeluarkan.

1.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka saran yang digunakan
adalah sebagai berikut :
1. Pihak UMKM Sinyo’e harus segera melakukan perbaikan dalam evaluasi
9 elemen Business Model Canvas . Sebelum Mengimplementasikan, pihak
usaha melakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada pihak yang ikut
terlibat dalam proses produksi dan pemasaran kopi pinang Sinyo’e.
2. Saran penelitian lebih lanjut perlu dilakukan evaluasi analisis SWOT
dalam perbaikan bisnis model untuk memperkaya penelitian penerapan
konsep analisis SWOT Business Model Canvas di usaha kopi pinang
Sinyo’e.
61

DAFTAR PUSTAKA

Arisandi Y, 2008. Khasiat Tanaman Obat, Jakarta : Pustaka Buku Merah.

Badan Pusat Statistik. 2017. Data Luas Area, Produksi dan Produktivitas
Tanaman Pinang di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pangkalpinang:
BPS.

Bimo, Walgito. 2010. Pengantar Psikolog Umum. Yogyakarta: C. V Andi Offiset

Chang, William. 2014. Metodologi Penulisan lmiah. Jakarta: Erlangga.

Dalimartha, S. 2009. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid 1. Jakarta : Trubus


Agriwidya

Departemen Kesehatan RI. 2009, Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta

Dinas Perindustrian dan Perdagangan. 2018. Jumlah Pertumbuhan UMKM di


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pangkalpinang: DISPERINDAG.

Juanda, Bambang. 2009. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Bogor: IPB
Press.

Kotler, Philip dan Keller, Kevin L. 2009. Manajemen Pemasaran,Edisi 13, Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.

Kristina dan Syahid. 2007. Penggunaan Tanaman Kelapa (Cocos nucifera),


Pinang (Areca catechu) dan Aren (Arenga pinnata) sebagai Tanaman Obat.
Wartapuslitbangbun 13(2).

Lexy J. Moleong. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja


Rosdakarya.

Ostewalder, A and Pigneur, Y. 2010. Business Model Generation. New Jersey:


John Wiley dan Sons, Inc.

Ostewalder, A dan Pigneur, Y. 2012. Business Model Generation: Membangun


Model Bisnis. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Pilon, Guillaume. 2007. Utilization Of Arecanut (areca catechu) Husk For


Gasification. Departement Of Bioresources Engineering. Universitas
Megill. Monteral
62

Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis SWOT Tenik Membelah Kasus Bisnis. Jakarta:
PT. Gramedia.

Sihombing, 2000. Teknik Pengelolaan Limbah Kegiatan/Usaha Peternakan. Pusat


Penelitian Lingkungan Hidup Lembaga Penelitian, Institut Pertanian Bogor.
Bogor.

Subroto, MA. 2006. Para Laskar Formalin. Majalah Trubus Nomor 435 : 78-79

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RdanD. Bandung:


Alfabeta.

Syahid, S.F dan Natalini N.K. 2007. Induksi dan Regenrasi Klaus Keladi Tikus
(Typonium flagelliforme Lodd) Secara In Vitro. Jurnal Litri 13 (4): 142-
146.

Umar, Husein. 2011. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Business Edisi
11. Jakarta: PT Grafindo Persada.

Widyaningrum, H. 2011. Kitab Tanaman Obat Nusantara, Yogyakarta : Media


Perindo

Wiratha, I. Made. 2006. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Adi


Offset.

Yulia, Bahtera,I,N, Evahelda. 2019. SWOT Aplications in Marketig Strategy for


Chicken Egg Sheredded in UMKM “Raja Abon Makmur Lestari” in
Pangkalpinang City. International Journal Of Advances in Social and
Economics,1 (2), 73-78.
63

LAMPIRAN

Lampiran 1. Identitas Responden

No nama Jenis umur (thn) Pendidikan Penghasilan per bulan Konsumsi kopi pinang
Kelamin Sinyo’e beraapa kali (per
bulan)
1 Wahab Pria 30 SMP Rp. 3.000.000 4
2 Dedi Pria 45 SD Rp. 6.000.000 3
3 M. Ravly Pria 24 SMA Rp. 1.500.000 1
4 Rini Wanita 30 SMP Rp. 2.000.000 1
5 Sudarsi Pria 50 SD Rp. 5.000.000 6
6 Anti Wanita 43 SMK Rp. 700.000 1
7 Bayu Pria 45 SD Rp. 4.500.000 5
8 Tito Pria 38 SMP Rp. 3.000.000 5
9 Sudarman Pria 45 SMP Rp. 3.000.000 6
10 Acim Pria 47 SMA Rp. 2.500.000 3
11 Indra Pria 25 SMK Rp. 3.500.000 4
12 Zulkifli Pra 40 SMA Rp. 4.500.000 4
13 Amen Pria 49 SMK Rp. 6.000.000 3
14 Asiong Pria 40 SMP Rp. 4.500.000 4
15 Afu Pria 38 SMK Rp. 3.000.000 4
16 Akuang Pria 47 SD Rp. 4.000.000 6
17 Beni Pra 40 SD Rp. 3.000.000 3
18 Surpianto Pria 48 SD Rp. 3.500.000 4
19 Santo Pria 44 SMP Rp. 4.000.000 1
20 Dermawan Pria 51 SD Rp. 2.500.000 2
21 Rahmadi Pria 57 SMP Rp. 3.000.000 4
22 Dono Pria 46 SMP Rp. 3.500.000 3
23 Rawing Pria 55 SMA Rp. 6.000.000 3
24 Slamet Pria 45 SD Rp. 3.500.000 2
25 Rebo Pria 50 SD Rp. 3.000.000 3
26 Sandi Pria 55 SMA Rp. 4.500.000 4
27 Ridwan Pria 58 SMP Rp. 3.000.000 3
28 Pendi Pria 54 SD Rp. 2.500.000 1
29 Saiful Pria 57 SMK Rp. 3.500.000 2
30 Priono Pria 49 SMP Rp. 4.000.000 2

Ctt :
1. terdapat sebanyak 2 responden dengan jenis kelamin wanita
2. kategori seluruh umur responden yaitu remaja akhir – dewasa akhir
64

lampiran 2. Hasil Perhitungan Kuisioner Terhadap Konsumen

No Sangat Setuju Netral Tidak


Kuisione Setuju (S) (N) Setuju
r (SS) (TS) Ctt :
Soal 6 6 11 4 9 1. hampir seluruh responden
Soal 7 2 6 20 2 menyatakan kualitas isi
Soal 8 16 5 8 1 produk memenuhi harapan
(soal 6)
Soal 9 5 12 8 5
2. sebanyak 20 responden
Soal 10 4 6 8 12 memberikan penilaian netral
Soal 11 1 4 9 16 terhadap kualitas produk
Soal 12 - 3 8 19 (soal 7)
3. banyak responden sangat
Soal 13 9 6 5 10
setuju terhadap kualitas
Soal 14 2 1 21 6 kemasan produk (soal 8)
Soal 15 16 6 8 - 4. responden setuju dengan
Soal 16 11 3 6 10 kemasan produk yang
menarik (soal 9)
Soal 17 7 11 7 5 5. hampir seluruh responden
Soal 18 16 5 4 5 menyatakan tidak setuju
Soal 19 13 7 3 8 tentang harga produk (soal
Soal 20 1 2 6 11 10 & 11)
6. masih belum adanya jaminan
Soal 21 13 4 11 2 bagi responden untuk
Soal 22 16 8 4 2 melakukan pembelian dan
Soal 23 25 5 - - mengkonsumsi secara terus
menerus (soal 12, 13,
Soal 24 - 3 16 11
14,16,17, 20)
Soal 25 5 9 3 13 7. Responden melakukan
Soal26 - - 19 11 promosi secara mulut ke
mulut (soal 15, 21 & 22)
8. Produk mudah ditemukan
dan pelayanan sesuai dengan
keinginan responden (soal
18 & 19)
9. Produk aman untuk
dikonsumsi (soal 24, 25 &
26)
65

Lampiran 3. Proses Produksi Kopi Pinang Sinyo’e

(1) Penyortian Buah Pinang (2) Pengeringan Buah Pinang

(3) Penyangraian Biji pinang yang (4) Penyariangan kopi Biji pinang
sudah di halus

(5) pencampuran kopi dan bubuk biji


pinang
(5) packaging
RIWAYAT HIDUP

P
enulis dilahirkan di Palembang, 28 November 1996.
Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara
dari pasanngan Bapak Supandri dan Ibu Rosidah
(alm). Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri
30 Pangkalpinang tahun 2009. Pendidikan menengah pertama
diselesaikan di SMP Budi Mulia Pangkalpinang pada tahun
2012. Pendidikan Menengah atas diselesaikan di SMK
Negeri 2 Pangkalpinang pada tahun 2015.
Pada tahun 2015 penulis diterima di Universitas Bangka
Belitung melalui jalur SBMPTN pada program Studi Agribisnis, Fakultas
Pertanian,Perikanan dan Biologi. Selama perkuliahan penulis aktif pada berbagai
organisasi mahasiswa diantaranya Himpunan Mahasiswa Agribisnis, Badan Eksekutif
Mahasiswa Fakultas Pertanian,Perikanan dan Biologi di Universitas Bangka Belitung.

Anda mungkin juga menyukai