SKRIPSI
tara
Oleh :
HENDRA
2051511014
Dengan ini saya, Hendra menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis adalah
hasil karya sendiri dan skripsi ini belum pernah diajukan sebagai pemenuhan
untuk memperoleh gelar atau derajat kesarjanaan strata satu (S1) dari Universitas
Bangka Belitung maupun Perguruan Tinggi lainnya.
Semua informasi yang dimuat dalam skripsi ini berasal dari penulis lain,
baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan telah penulis
cantumkan nama sumber penulisnya secara benar dan semua ini skripsi ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya sebagai penulis.
Hendra
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Komisi Penguji
Mengetahui
Ketua Program Studi Agribisnis
Tanggal Lulus :
iii
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KOPI PINANG SINYO’e
DENGAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS
DI DESA JURUNG KABUPATEN BANGKA
Oleh
HENDRA
2051511014
Telah diterima sebagai salah satu syarat untuk melaksanakan memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
iv
ABSTRAK
Kopi pinang Sinyo’e merupakan salah satu produk minuman berbasis herbal dari
Desa Jurung. Bahan dasar kopi pinang Sinyo’e terdiri dari biji kopi dan biji pinang
muda yang sudah diolah menjadi bubuk. Bisnis kopi pinang Sinyo’e sudah
beroperasi selama 2 tahun dan produk masih dalam tahap pengenalan terhadap
masyarakat lokal. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi model bisnis
yang diterapkan dan merumuskan alternative strategi bisnis yang tepat. Metode
yang digunakan adalah analisis deskriptif studi kasus pada UMKM Sinyo’e, teknik
pengambilan data melalui wawancara, observasi, dokumentasi, dan studi pustaka,
sedangkan alat analisa menggunakan business model canvas (BMC) dan analisis
SWOT. Gambaran umum usaha kopi pinang Sinyo’e dijelaskan secara deskriptif
dengan menggambarkan keberadaan sumberdaya dan kinerja usaha. Hasil evaluasi
model bisnis kopi pinang Sinyo’e dengan pendekatan bisnis model canvas bahwa
model bisnis yang digunakan saat ini masih cukup sederhana, sehingga memerlukan
perbaikan hampir semua elemen bisnis. Strategi bisnis yang tepat pada segmen nilai
proposisi ditambah dengan layanan kostumisasi produk, saluran diperkuat dengan
penyediaan website, hubungan pelanggan dioptimalkan dengan memberikan bonus
dan membuat komunitas, pengembangan aktivtas jaringan pada aktivitas kunci,
kemitraan kunci ditambah dengan kerjasama dengan pihak pemerintah dan
menggunakan jasa pengiriman, penambahan alat modern dan merekrut tenaga kerja
baru pada sumberdaya kunci, arus pendapatan ditingkatkan dengan pemasaran
produk berbagai jenis ukuran kemasan, juga ditambahkan biaya untuk kostumisasi
pada struktur biaya.
Kata kunci : Strategi pengembangan; Business Model Canvas; kopi pinang Sinyo’e
v
ABSTRACT
Sinyo'e betel nut coffee is an herbal-based beverage product from Jurung village.
The basic ingredients of Sinyo's areca coffee consist of young beans and coffee
beans that have been processed into powder. Sinyo'e Pinang coffee business has
been operating for 2 years and the product is still in the stage of introduction to
the local community. The purpose of this study is to evaluate the business model
that is applied and formulate appropriate alternative business strategies. The
method used is a descriptive analysis of case studies at Sinyo's UMKM, data
collection techniques through interviews, observation, documentation, and
literature studies, while the analysis tool uses a business model canvas (BMC)
and SWOT analysis. General description of Sinyo'e Pinang coffee business is
explained descriptively by describing the existence of resources and business
performance. The results of the evaluation of Sinyo's Pinang coffee business
model with the canvas model business approach that the business model used
today is still quite simple, so that it requires improvement of almost all business
elements. Appropriate business strategies in the value proposition segment
coupled with product customization services, channels strengthened by providing
websites, optimized customer relations by giving bonuses and creating
communities, developing network activities for key activities, key partnerships
coupled with cooperation with government and using shipping services, adding
modern tools and recruiting new workers to key resources, increasing revenue
streams by marketing products of various types of packaging sizes, also adding
costs for customization to the cost structure.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat dan rahmat-Nya penulis telah diberikan kesempatan dan kesehatan
untuk dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Strategi Pengembangan
Usaha Kopi Pinang Sinyo’e dengan Pendekatan Business Model Canvas di
Desa Jurung Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka” dengan baik. Tak
lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu penulis dalam penulisan laporan ini, diantaranya kepada:
1) Allah SWT atas karunia, berkah dan rezeki-Nya yang tak terhingga.
2) Kedua orangtua kandung saya Bapak Supandri dan Ibu Rosidah (almh).
3) Bapak Yudi Sapta Pranoto, S.P., M.Si selaku Ketua Program Studi
Agribisnis Fakultas Pertanian Perikanan dan Biologi Universitas Bangka
Belitung.
4) Dosen Pembimbing saya Ibu Dr. Fournita Agustina, S.P., M.Si dan Ibu
Yulia, S.Pt., M.Si
5) Para dosen Program Studi Agribisnis dan teman-teman yang seperjuangan
dengan saya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan penelitian ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu Penulis mengharapkan saran yang
membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi pembaca dan perkembangan ilmu
pengetahuan ke depan.
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN............... ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................... iii
ABSTRAK.............................................................................................. v
KATA PENGANTAR........................................................................... vii
DAFTAR ISI.......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR............................................................................. x
DAFTAR TABEL.................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian....................................................................... 4
viii
4.4 Merumuskan Alternatif Straregi Menggunakan Matriks SWOT 52
4.5 Peta Model Bisnis Baru Pengembangan Usaha Kopi Pinang
Sinyo’e dalam Bentuk Business Model Canvas........................ 54
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 61
LAMPIRAN........................................................................................... 63
RIWAYAT HIDUP............................................................................... 66
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
xi
LAMPIRAN
xii
I. PENDAHULUAN
26,32 ha dengan total produksi sebanyak 2,51 ton/ha. Tercatat sebanyak 92 petani
yang telah menghasilkan buah pinang siap panen dengan jumlah total
produktivitas sebesar 0,71 ton perhektar setiap tahunnya di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung.
Berdasarkan wawancara dengan pemillik usaha, UMKM Sinyo’e sudah
berproduksi selama dua tahun dan produk unggulannya yaitu kopi pinang. Saat ini
produk kopi pinang Sinyo’e sudah dikemas menggunakan kemasan menarik dan
memiliki atribut produk lengkap seperti kode PIRT, label, merk, sertifikat hallal
produk Proses pengolahan kopi pinang masih dilakukan secara tradisional, hal ini
dapat dilihat dari proses pengeringan biji pinang yang masih memanfaatkan sinar
matahari. Kopi pinang Sinyo’e merupakan produk yang tergolong masih baru di
daerah Bangka Belitung dan masih dalam tahap pengenalan kepada masyarakat
daerah, sehingga dibutuhkannya strategi yang tepat terhadap pengembangan usaha
agar kedepannya produk ini bisa dikenal oleh masyarakat lokal maupun luar kota.
Berdasarkan dari uraian diatas, Peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Strategi Pengembangan Usaha Kopi Pinang Sinyo’e
Dengan Pendekatan Business Model Canvas di Desa Jurung Kecamatan
Merawang Kabupaten Bangka” dan diharapkan dapat membantu UMKM Sinyo’e
untuk menerapkan model bisnis baru dan menyusun ulang strategi bisnis demi
berkembangnya usaha sebagaimana yang diinginkan.
1,8 m, anak daun mempunyai panjang 85 cm, lebar 5 cm dengan ujung sobek dan
bergigi. Tongkol bunga dengan seludang panjang yang mudah rontok, keluar dari
bawah roset daun, panjang sekitar 75 cm, dengan tangkai pendek bercabang
rangkap (Widyanigrum, 2011). Buah bentuk bulat telur sungsang memanjang,
panjang 3,5-7 cm, dinding buah berserabut, berwarna hijau ketika masih muda
dan berubah merah jingga jika masak (Sihombing, 2000). Biji satu, berbentuk
seperti kerucut pendek dengan ujung membulat, pangkal agak datar dengan suatu
lekukan dangkal, panjang 15-30 mm, permukaan luar berwarna kecoklatan sampai
coklat kemerahan (Dalimartha, 2009).
Sabut pinang merupakan bagian dari buah pinang yang teksturnya berserat.
Volume sabut yang terdapat dalam buah pinang secara utuh adalah berkisar
sekitar 60% - 80% dari keseluruhan buah. Sabut kering yang dihasilkan dari
penjemuran sinar matahari akan kehilangan kadar air sekitar 28% - 33% dari berat
sabut setelah pengambilan biji buah (Pilon, 2007).
2.1.4 Manfaat Buah Pinang
Buah pinang mengandung lemak, kanji dan resin. Senyawa arekolin yang
terdapat dalam buah pnang berkhasiat sebagai obat cacing dan penenang
(Arisandi, 2008). Tanin dan alkaloid adalah komponen penting dari biji pinang.
Biji pinang berkhasiat untuk menguatkan gigi dengan cara dimakan bersama sirih
dan kapur. Air rebusan biji pinang juga digunakan sebagai obar kumur dan
penguat gigi. Diduga bahwa tanaman pinang mengandung sejumlah komponen
utama senyawa berbasis selenium sebagai antibakteri.
Menurut Natalini dan Syahid (2007), tanaman pinang terutama bagian
bijinya telah lama dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai penyakit seperti haid
dengan darah berlebihan, mimisan, panu, kudis, cacingan, disentri dan gigi
goyang. Sebagai bahan baku obat, biji pinang dapat mengobati cacingan , perut
kembung akibat gangguan pencernaan, bengkak karena retensi cairan (edema),
rasa penuh di dada, luka, batuk berdahak, diare, terlambat haid, keputihan, beri-
beri, malaria dan memperkecil pupil mata (miosis) pada glaucoma.
7
yang sangat berperan dalam setiap kejadian yang mereka alami. Sebagian
besar perusahaan menggunakan perantara atau saluran distribusi untuk
menyalurkan produk mereka ke pasar.
Channels dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu direct (Tenaga
penjual/sales, website, toko pribadi) dan indirect (partner store, wholaser).
Channels dapat dibedakan menjadi 5 (lima) fase yaitu awareness,
evaluation, purchase, delivery, dan aftersales. Pada fase awareness,
channels berfungsi untuk mengenalkan perusahaan kepada pelanggan.
Selanjutnya fase evaluation adalah fase untuk saling menilai antara
perusahaan dan pelanggan terhadap produk yang ditawarkan. Fase
selanjutnya adalah fase purchase yaitu fase pembelian dimana perusahaan
dan pelanggan melakukan proses transaksi jual beli produk. Setelah proses
transaksi, maka channels masuk pada fase delivery yang merupakan
pembuktian value propositions. Selanjutnya fase terakhir adalah fase after
sales atau fase purnajual. Fase purnajual adalah fase penentu apakah
pelanggan melakukan transaksi ulang dengan perusahaan atau pelanggan
sudah cukup sekali saja melakukan transaksi.
4) Custumer Reletionship (Hubungan Masyarakat)
Hubungan masyarakat dengan pelanggan menjadi beberapa
kategori yang berdampingan dengan masing-masing segmen pelanggan
yaitu :
a) Personal Assistance
Pola hubungan ini didapatkan berdasarkan interaksi antar individu.
Pelanggan dapat berkomunikasi dengan wakil dari perusahaan
secara langsung selama proses pembelian ataupun pasca pembelian.
Hal ini sering dilakukan melalui call center, email, maupun media
lainnya.
b) Dedicated Personal Assistance
Hubungan ini mirip dengan personal assitance namun lebih
mendalam dan intensif. Perusahaan memberi perlakuan istimewa
11
2. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau bdan usaha yang merupakan anak
perusaahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha
menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimanaa dimaksud dalam Undang-Undang.
3. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yanng dilakukan oleh seorang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau
hasil penjeualan tahunan sebagimana diatur dalam Undang-Undang.
Analisis SWOT
Ket :
: Terdiri Dari : Menghasilkan
: Menggunakan
Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran Stratrgi Pengembangan Usaha Kopi Pinang
Sinyo’e dengan Pendekatan Business Model Canvas.
Tahapan awal dalam analisis deskriptif ini diolah berdasarkan Business Model
Canvas yang berisikaan 9 blok yang terdiri dari Costumer Segment (Segmentasi
Pelanggan), Value propositions (Proposisi Nilai), Chanel (Saluran), Costumer
Relationship (Hubungan Pelanggan), Revenue Streams (Aliran Pendapatan), Key
Resources (Sumber Daya Utama), Key Activities (Aktivitass Utama), Key
Partnerships (Kemitraan Utama), Cost Structure (Struktur Biaya) dan mengetahui
kekuatan (Strength) serta kelemahan (Weakness) untuk mendeskripsikan
bagaimana usaha UMKM kopi pinang Sinyo’e menjalankan bisnisnnya saat ini
Rumusan masalah kedua bertujuan untuk merumuskan alternatif setrategi
dengan menggunakan analisis SWOT yang terdiri dari Internal Factory Analysis
Summary (IFAS) dan Eksternal Factory Analysis Summary (EFAS) terhadap 9
elemen Business Model Canvas. Tahap akhir yakni penyusununan model bisnis
baru usaha dalam bentuk peta 9 elemen Business Model Canvas. Berikut adalah
penjelasan metode yang Peneliti gunakan dalam penelitian ini :
3.5.1 Analisis Strategi menggunakan Business Model Canvas
Menurut Osterwalder dan Pignieur (2012) sebuah model bisnis
menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana organisasi menciptakan,
memberikan, dan menangka nilai Business Model Canvas yang menjelaskan
secara sederhana melalui visualisasi yang ditampilkan tentang bagaimana
perusahaan menghasilkan uang melalui 9 blok yang disusun menjadi satu-
kesatuan. Adapun hal-hal yang menjadi indikator yang akan digunakan dalam
analisis kesembilan elemen Business Model Canvas dalam penelitian ini dapat
dilihat pada Tabel 6.
35
Tabel 6. Indikator dalam analisis elemen Business model Canvas yang akan
digunakan dalam penelitian.
Elemen
business Indikator Rincian
model
Canvas
Costumer 1. Tipe segmentasi Niche Market
segments
2. Karakteristik pelanggan geographic, demographic,
Behavoral segmentation.
Value 3. Nilai tambah yang Convenience/Usability,
Proposittion
ditawarkan kepada Design, Accessibility, price.
s
pelanggan
Channels 4. Tipe saluran Direct dan Indirect
5. Fase saluran Awraness, evaluation,
purchase, dan aftersales
Costumer 6. jenis hubungan yang Personal Assistance,
Reletionship
dibangun perusahaan dengan
pelanggan
Revenue 7. Sumber pendapatan Asset sale, Advertising.
stream
8. Mekanisme penetapan harga Dinamis, Real Time Market
Key 9. Jenis sumberdaya utama physical, human, finansial,
Resources
yang dibutuhkan technology
Key 10. Jenis aktivitas utama yang production, network.
Activities
dilakukan
Key 11. Jenis hubungan kemitraan Buyer-supplyier.
Partnership
12. Motivasi kemitraan Perolehan sumberdaya dan
kegiatan tertentu.
Cost 13. Karakteristik biaya Fixed Cost, Variable Cost
Structure
Sumber Ostwalder dan Pigneur (2012)
3.5.2 Identifikasi Usaha Kopi Pinang Sinyo’e Saat ini mengunakan Business
Model Canvas
36
Key Channels
Resources
3.5.3 Identifikasi Faktor Internal dan eksternal pada usaha UMKM kopi pinang
Sinyo’e
Identifikasi SWOT ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman pada produk kopi pinang Sinyo’e sehingga akan
mempermudah peneliti dalam merumuskan alternatif strategi yang tepat.
Berikut adalah ilustrasi dari tabel Identifikasi Business Model Canvas
dengan SWOT.
Tabel 6. Identifikasi Business Model Canvas dengan SWOT
No Elemen Kondisi Internal Eksternal Yang akan
37
bubuk kopi pinang, dikemas menggunakan kemasan yang menarik. Setiap kotak
berisi 4 sachet bubuk kopi pinang Sinyo’e. Alur produksi kopi pinang Sinyo’e
dapat dilihat pada gambar 5.
Pencampuran
Penghalusan Penyangraian
Bahan dengan
bubuk kopi
Packaging
pengolahan bahan baku, dan tempat penyimpanan produksi, serta ruko digunakan
sebagai ruang pemasaran produk.
Harga kopi pinang ditawarkan sebesar Rp 25.000.- hingga Rp 35.000.- per
bungkus. Mekanisme Penetapan harga kopi pinang Sinyo’e yaitu dengan
penetapan harga dinamis, yaitu harga produk sering berubah-ubah sesuai dengan
kondisi pasar. potongan harga akan diberikan kepada para konsumen yang
berminat menjadi reseller dengan pembelian minimal 50 kotak. Saluran
pemasaran produk melalui dua pola saluran, saluran pertama dari produsen
melalui reseller yang akan diteruskan ke konsumen, dan saluran ke dua langsung
dari produsen kepada konsumen.
b) Value Propositions
Value propositions yaitu nilai tambah yang diberikan kepada pelanggan
dari UMKM Sinyo’e dalam menawarkan kopi pinang dilihat dari kondisi saat ini.
Nilai tambah yang ditawarkan dari segi kenyamanan (Usability) yaitu bubuk kopi
pinang Sinyo’e dikemas menggunakan sachet. setiap sachet tersimpan 9 gram
bubuk kopi pinang. Tujuan kemasan sachet ialah untuk mempermudah konsumen
dalam penyajian minuman. Penyajian kopi pinang Sinyo’e dapat dilakukan dengan
disedu menggunakan air hangat berkisar 450 ml setiap penggunaan satu sachet.
Produk kopi pinang Sinyo’e mampu bertahan selama 18 bulan tanpa disimpan di
lemari pendingin.
Nilai tambah yang ditawarkan dari segi desain (Design) yaitu produk
dijual menggunakan kemasan yang menarik dan desain kemasan sudah dilengkapi
dengan atribut produk sehingga mampu meningkatkan daya beli konsumen. Nilai
tambah yang ditawarkan dari segi akses (Accescibility) bagi konsumen luar daerah
produksi yang diwujudkan dengan mudahnya untuk mendapatkan kopi pinang
tersedia di toko oleh-oleh khas Bangka Belitung. Dari segi Price saat ini produk
dijual dengan harga Rp. 25,000 – Rp. 35,000.- per kotak. Berdasarkan hasil
wawancara dengan konsumen, harga yang ditetapkan cukup mahal. Sehingga
dapat mempengaruhi daya beli pelanggan terhadap produk yang ditawarkan.
c) Channels
Merupakan cara yang digunakan perusahan dalam menyampaikan
informasi tentang produk kepada pelanggan. Terdapat dua tipe channels yang
digunakan UMKM Sinyo’e yakni pemasaran langsung ke konsumen dan melalui
reseller. Pemasaran secara langsung kepada pelanggan dilakukan di lokasi tempat
produksi, sehingga pelanggan bisa bertemu langsung dengan pendiri usaha kopi
pinang Sinyo’e, sedangkan pemasaran melalui reseller dilakukan kerjasama
kemitraan dengan beberapa pengusaha yang diharapkan saling memberikan
keuntungan.
Upaya fase awrasness UMKM Sinyo’e untuk mengenalkan produk kepada
pelanggan saat ini masih menggunakan smartphone dan media sosial serta
pelanggan yang loyal sebagai sarana promosi (mulut ke mulut). Berdarsarkan
45
hasil wawancara dengan konsumen kopi pinang Sinyo’e pertanyaan tentang fase
evaluation dan purchase terhadap produk yang ditawarkaan saat ini masih pada
tahap keingintahuan pelanggan terhadap rasa dan manfaat, serta perbedaan kopi
pinang Sinyo’e tersebut dengan produk kopi lainnya. Selanjutnya fase after sale,
saat ini konsumen masih belum loyal dalam melakukan transaksi ulang
dikarenakan harga yang masih terlalu mahal dibandingkan dengan produk sejenis
berbasis bahan dasar kopi.
d) Customer Relationships
Customer relationships menggambarkan jenis hubungan yang dibangun
oleh UMKM Sinyo’e dengan segmen pelanggan tertentu. Berdasarkan hasil
pengamatan upaya UMKM Sinyo’e dalam menjalin hubungan baik dengan
pelanggan menggunakan pelayanan secara personal. Pelayanan personal biasanya
dilakukan dengan cara memberikan informasi penting kepada konsumen yang
akan menanyakan infromasi produk kopi pinang seperti manfaat produk, harga,
cara penggunaan, efek samping dalam mengkonsumsi secara berlebihan dan
ketersediaan barang. Pelayanan personal biasanya dilakukan secara tidak langsung
yaitu melalui media online, bahkan pertanyaan secara langsung oleh konsumen
ketika berada di tempat lokasi produksi.
Saat ini, konsumen yang akan membeli atau melakukan pemesanan produk
kopi pinang tetap dilayani langsung oleh pemilik usaha walaupun pemesanan
dilakukan diluar waktu jam kerja. Pelanggan yang berminat untuk menjadi
reseller atau membeli produk kopi pinang dalam jumlah sedikit tetap dilayani
oleh pemilik usaha.
e) Revenue Streams
Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik usaha, pendapatan yang
diterima UMKM Sinyo’e dari ressller kopi pinang jika jumlah total permintaan
sebanyak 500 kotak sebesar Rp. 12.500.000,00 per bulan dengan harga jual
produk sebesar Rp. 25.000,00. Penetapan harga dinamis biasanya dilakukan oleh
reseller dengan cara Real Time Market.
Promosi produk umumnya melalui media offline dan online, saat ini
UMKM Sinyo’e masih menggunakan brosur sebagai sarana promosi offline,
46
Gambar 6. Model Bisnis Usaha Kopi Pinang Sinyo’e saat ini dalam Bentuk Business Model Canvas
Key Partnership Key Activities Value propositions Customer Relationship Customer Segments
Uang Pribadi
4.3 Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Usaha Kopi Pinang Sinyo’e Dilihat dari 9 elemen Business Model Canvas
Dari hasil identifikasi yang telah dilakukan maka akan terlihat kekuatan dan kelemahan dari setiap elemen BMC. Identifikasi
Business Model Canvas dengan Analisis SWOT dapat di lihat pada gambar 7.
Gambar 7. Hasil Identifikasi Faktor Internal dan Ekaternal Usaha Kopi Pinang Sinyo’e dilihat dari 9 elemen Business Model Canvas
Internal Eksternal
No BM Saat ini Yang Diharapkan
C
S W O T
1. konsumen berasal dari Basis konsumen Tidak ada jaminan Masih banyak Persaingan yang Pada blok ini, tidak ada perubahan,
desa dan kota, bahkan lokal daerah agar konsumen tetap Peminat minuman dihadapi ialah produk UMKM Sinyo’e tetap fokus pada
beberapa di luar kota. sudah loyal herbal yang telah ada dan segmen pelanggan yang telah ada
CS usia Remaja-dewasa, disegmentasikan terkenal lebih diminati
kalangan menengah ke dengan baik
atas.
2. Bahan baku terjamin, Masa kadaluarsa Harga sedikit lebih Minuman Produk mudah ditiru Menambahkan pelayanan
produk praktis produk yang mahal berbasis rasa kopi sehingga memicu akan kustomisasi produk dan kebutuhan
disajikan, kemasan lama lebih diminati adanya pesaing baru pelanggan seperti ukuran kemasan
VP kekinian, produk banyak orang dapat menyesuaikan harga
mudah ditemukan di
toko oleh-oleh khas
daerah.
3. CH Pembelian langsung Proses transaksi Saluran yang ada Produk sudah Persaingan tinggi Pada blok ini fokus
ke lokasi produksi, pembeli/reseller belum mampu dikenal hingga karena berkembangnya pengoptimalisasi halaman website
dan pemasaran datang ke menjangkau luar kota teknologi informasi dan media sosial sebagai layanan
produk melalu tempat produksi pelanggan dan kemudahan pelangan untuk
reseller langsung baru/mempertahanka memesan serta mendapatkan
51
Lanjutan Gambar 7
Lanjutan Gambar 7
8. Menjalin kerjasama Menjalin Belum adanya Terbukanya Apabila hubungan bekerjasama dengan
dengan petani buah hubungan baik strategi dalam peluang menjalin dengan pedagang pemerintah dan
pinang, reseller dengan menjaga hubungan kemitraan dengan perantara terganggu pemasaran produk
produk kopi pinang kemitraan dan usaha pemerintah maka akan menggunakan jasa online
KP
dengan motivasi Reseller di mempengaruhi shop agar mempermudah
Optimasi dan skala seluruh kawasan kelancaran untuk pemesanan di luar kota.
Ekonomi daerah mendapatkan
pelanggan baru
9. Stuktur biaya tetap dan Biaya yang Membutuhkan waktu Pergantian alat Sangat tergantung Ditambahkan biaya
biaya variable dikeluarkan yang lama untuk teknologi yang pada musim panen layanan kustomisasi
sangat minim mengeringkan biji canggih akan buah pinang produk dan biaya
CSt
karena SDA pinang mengefisienkaan kegiatan sosial.
yang melimpah proses produksi
kopi pinang
Sumber : Olahan Data Primer (2019)
4.4 Merumuskan Alternatif Strategi Pengembangan Usaha Kopi Pinang Sinyo’e menggunakan Matriks SWOT
Dari hasil identifikasi faktor internal dan eksternal usaha yang telah dilakukan maka dapat dilakukan analisis strategi
menggunakan Matriks SWOT. Analisis strategi menggunakan SWOT dapat di lihat pada table 10.
53
Lanjutan Tabel 10
54
1) Persaingan yang dihadapi ialah produk yang o Memberikan bonus upaya untuk menjaga o pengoptimalisasi aktivitas jaringan seperti
telah ada dan terkenal lebih diminati hubungan UMKM Sinyo’e dengan pelanggan pengembangan halaman website dan media
2) Produk mudah ditiru sehingga memicu akan tetap seperti (kalender, gelas, kaos, dll) dan sosial sebagai layanan dan kemudahan
adanya pesaing baru membuat suatu komunitas (S8,O4,O5) pelangan untuk memesan serta mendapatkan
3) Persaingan tinggi karena berkembangnya o Meningkatkan kualitas kerja dengan merekrut informasi lengkap tentang produk
teknologi informasi anggota baru di bidang komputer dan progamer (W1,W2,W3,T1,T3,T8)
4) Kemungkinan kehilangan pelanggan dalam upaya meningkatkan teknologi informasi o membuat inovasi baru seperti inovasi varian
dikarenaakan harga sedikit mahal (S6,T3,T6,T7) rasa, bentuk kemasan dll dalam meningkatkan
5) Pembelian yang tidak berulang dari pelanggan daya saing (W1,W8,T9,T1,T2,T4,T5)
(tidak loyal) o perlu adanya peningkatan teknologi produksi
6) Pesaing usaha yang menggunakan teknologi supaya dapat meningkatkan kualitas produk
yang lebih baik sehingga efisien waktu yang dihasilkan. (W6,W7,T6,T7)
7) Pesaing usaha memiliki proses produksi yang o perlu adanya manajemen hulu dalam upaya
menggunakan teknologi yang lebih canggih menjaga ketersediaan bahan baku seperti
8) Apabila hubungan dengan pedagan perantara budidaya tanaman pinang (W2,T9)
terganggu maka akan sangat mempengaruhi
kelancaran untuk mendapatkan pelanggan
baru
9) Sangat tergantung pada musim panen buah
pinang sehingga membutuhkan mitra agar
dapat berjalan dalam jangka waktu lama
Sumber : Olahan Data Primer (2019)
4.4 Peta Model Bisnis Baru Pengembangan UMKM Sinyo’e dalam Bentuk Business Model Canvas
Setelah merumuskan alternatif strategi, maka tahap selanjunya menyusun strategi baru dalam bentuk peta model bisnis
UMKM Sinyo’e dalam bentuk business model canvas dapat dilihat pada gambar 8.
Gambar 8. Model Bisnis Baru Usaha Kopi Pinang Sinyo’e dalam Bentuk Business Model Canvas
55
Key Partnership Key Activities Value propositions Customer Relationship Customer Segments
yang diberikan oleh jasa online shop agar memperluas segmentasi pasar
produk. Penggunaan fasilitas jasa online shop dapat mempermudah
konsumen dalam proses pengiriman dan pemesanan produk ke luar kota.
i) Cost Structure
Struktur biaya yang dikeluarkan UMKM Sinyo’e terdiri dari biaya tetap
dan biaya variabel. Namun dengan adanya penambahan kegiatan berupa
layanan kustomisasi, maka pada blok ini perlu pula ditambahkan biaya
yang harus dikeluarkan.
59
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Hasil evaluasi model bisnis kopi pinang Sinyo’e dengan pendekatan
business model canvas menunjukan bahwa model bisnis usaha kopi pinang
Sinyo’e saat ini masih cukup sederhana sehingga memerlukan perbaikan
pada elemen bisnis seperti, Costumer Segment, kopi pinang Sinyo’e
berasal dari daerah lokal dan luar kota, rata-rata usia konsumen yaitu
dewasa awal dan lansia akhir baik pria maupun wanita yang memiliki
kesadaran terhadap minuman berbasis herbal. Value propositions produk
praktis digunakan, dilengkapi dengan atribut produk dan sudah dijual
melalui toko oleh-oleh, serta harga yang disesuaikan dengan kondisi pasar.
Channels, terdapat 2 tipe yakni, penjualan langsung dengan konsumen dan
penjualan melalui Reseller. Costumer Relationships tersedia pelayanan
personal saat ini dilakukan oleh pemilik usaha. Revenue Streams saat ini
kopi pinang dijual berbentuk kemasan yang memiliki berat netto 36 gram
dengan penetapan harga dinamis. Key Resources, kopi pinang yaitu,
tempat usaha milik pribadi, teknologi yang digunakan masih sederhana,
tenaga kerja ahli dalam mengolah biji pinang, dan modal usaha dari uang
pribadi. Key activities usaha kopi pinang Sinyo’e dari kategori production
yaitu pengadaan bahan baku, pengolahan dalam proses produksi kopi
pinang serta pemasaran produk kepada pelanggan. Aktivitas kunci dilihat
dari kategori network adalah usaha kopi pinang Sinyo’e masih
mengenalkan produk melalui media sosial dan masih belum melakukan
pengembangan di aktivitass jaringan. Key Partnership dilihat dari jenis
kemitraan buyer-supplier relationship, saat ini UMKM Sinyo’e sudah
melakukan kerjasama dengan petani lokal tanaman pinang. Cost Structure.
biaya tetap usaha kopi pinang Sinyo’e dengan jumlah total harga perlatan
60
1.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka saran yang digunakan
adalah sebagai berikut :
1. Pihak UMKM Sinyo’e harus segera melakukan perbaikan dalam evaluasi
9 elemen Business Model Canvas . Sebelum Mengimplementasikan, pihak
usaha melakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada pihak yang ikut
terlibat dalam proses produksi dan pemasaran kopi pinang Sinyo’e.
2. Saran penelitian lebih lanjut perlu dilakukan evaluasi analisis SWOT
dalam perbaikan bisnis model untuk memperkaya penelitian penerapan
konsep analisis SWOT Business Model Canvas di usaha kopi pinang
Sinyo’e.
61
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2017. Data Luas Area, Produksi dan Produktivitas
Tanaman Pinang di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pangkalpinang:
BPS.
Juanda, Bambang. 2009. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Bogor: IPB
Press.
Kotler, Philip dan Keller, Kevin L. 2009. Manajemen Pemasaran,Edisi 13, Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis SWOT Tenik Membelah Kasus Bisnis. Jakarta:
PT. Gramedia.
Subroto, MA. 2006. Para Laskar Formalin. Majalah Trubus Nomor 435 : 78-79
Syahid, S.F dan Natalini N.K. 2007. Induksi dan Regenrasi Klaus Keladi Tikus
(Typonium flagelliforme Lodd) Secara In Vitro. Jurnal Litri 13 (4): 142-
146.
Umar, Husein. 2011. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Business Edisi
11. Jakarta: PT Grafindo Persada.
LAMPIRAN
No nama Jenis umur (thn) Pendidikan Penghasilan per bulan Konsumsi kopi pinang
Kelamin Sinyo’e beraapa kali (per
bulan)
1 Wahab Pria 30 SMP Rp. 3.000.000 4
2 Dedi Pria 45 SD Rp. 6.000.000 3
3 M. Ravly Pria 24 SMA Rp. 1.500.000 1
4 Rini Wanita 30 SMP Rp. 2.000.000 1
5 Sudarsi Pria 50 SD Rp. 5.000.000 6
6 Anti Wanita 43 SMK Rp. 700.000 1
7 Bayu Pria 45 SD Rp. 4.500.000 5
8 Tito Pria 38 SMP Rp. 3.000.000 5
9 Sudarman Pria 45 SMP Rp. 3.000.000 6
10 Acim Pria 47 SMA Rp. 2.500.000 3
11 Indra Pria 25 SMK Rp. 3.500.000 4
12 Zulkifli Pra 40 SMA Rp. 4.500.000 4
13 Amen Pria 49 SMK Rp. 6.000.000 3
14 Asiong Pria 40 SMP Rp. 4.500.000 4
15 Afu Pria 38 SMK Rp. 3.000.000 4
16 Akuang Pria 47 SD Rp. 4.000.000 6
17 Beni Pra 40 SD Rp. 3.000.000 3
18 Surpianto Pria 48 SD Rp. 3.500.000 4
19 Santo Pria 44 SMP Rp. 4.000.000 1
20 Dermawan Pria 51 SD Rp. 2.500.000 2
21 Rahmadi Pria 57 SMP Rp. 3.000.000 4
22 Dono Pria 46 SMP Rp. 3.500.000 3
23 Rawing Pria 55 SMA Rp. 6.000.000 3
24 Slamet Pria 45 SD Rp. 3.500.000 2
25 Rebo Pria 50 SD Rp. 3.000.000 3
26 Sandi Pria 55 SMA Rp. 4.500.000 4
27 Ridwan Pria 58 SMP Rp. 3.000.000 3
28 Pendi Pria 54 SD Rp. 2.500.000 1
29 Saiful Pria 57 SMK Rp. 3.500.000 2
30 Priono Pria 49 SMP Rp. 4.000.000 2
Ctt :
1. terdapat sebanyak 2 responden dengan jenis kelamin wanita
2. kategori seluruh umur responden yaitu remaja akhir – dewasa akhir
64
(3) Penyangraian Biji pinang yang (4) Penyariangan kopi Biji pinang
sudah di halus
P
enulis dilahirkan di Palembang, 28 November 1996.
Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara
dari pasanngan Bapak Supandri dan Ibu Rosidah
(alm). Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri
30 Pangkalpinang tahun 2009. Pendidikan menengah pertama
diselesaikan di SMP Budi Mulia Pangkalpinang pada tahun
2012. Pendidikan Menengah atas diselesaikan di SMK
Negeri 2 Pangkalpinang pada tahun 2015.
Pada tahun 2015 penulis diterima di Universitas Bangka
Belitung melalui jalur SBMPTN pada program Studi Agribisnis, Fakultas
Pertanian,Perikanan dan Biologi. Selama perkuliahan penulis aktif pada berbagai
organisasi mahasiswa diantaranya Himpunan Mahasiswa Agribisnis, Badan Eksekutif
Mahasiswa Fakultas Pertanian,Perikanan dan Biologi di Universitas Bangka Belitung.