MATERI 1
Bismillaahirrohmaanirrohiim
✅✅ Tetapi ketika kita fokus pada Allah, selain masalah kita selesai, kita
pun (saya dan kawan-kawan) juga akan mendapatkan cintaNya ✅✅
#Ada ribuan kulwa yang beredar di FB saat ini, tapi kenapa anda tergerak untuk
masuk sini?
Jawabannya cuma satu, yaitu... Karena Allah izinkan kawan-kawan terhubung ke
sini. Allah, Allah, Allah, dan hanya Allah! Semua itu karena Allah yang
Nah, kira-kira saya lebih sreg ngasih ke siapa? Ke anak yang mana? Ke anak
yang berlari mendekat ke saya, ataukah ke anak yang bilang "mau" tapi tetep duduk
asik main PS tadi? Pastinya saya lebih memilih memberi Cokelat pada anak yang
antusias kan? Betul ya? Kawan kawan yg saya cintai karena Allah. Jangan-jangan...
Doa kita selama ini seperti itu? Kita berdoa antara butuh ga butuh (?) Sekarang...
Yang tadi tunjuk tangan mau umroh, coba saya tanya; "apakah teman-teman
berdoa dengan antusias minta umroh setiap sholat? Ataukah cuma pengen aja
tapi gak didasari niat?"
Banyak loh di private class PPA, yang pelatihannya aja belum selesai tapi doanya
sudah dikabul. Saya paling inget yang ini... Ada seorang akhwat yang ingin banget
punya laptop. Ketika training, beliau hanya fokus antusias berdoa minta laptop. Dan?
Masya Allaah... Ga lama kemudian, hapenya bunyi. Tau ga teman teman apa isi pesan
di hapenya? Iya, beliau mendapatkan laptop GRATIS! Bagi Allah mudah banget
mengabulkan segala keinginan kawan-kawan saat ini. Mau meminta apapun, jika
kitanya pantas menerima, saat itu juga pasti bisa!
#Jangan pernah su'udhon terhadap doa yang dipanjatkan.
Bisa jadi ketika kawan-kawan minta umroh saat ini, pada dasarnya pengabulan Allah
itu sudah bekerja.
Sekedar contoh:
Misal saya berdoa... Saya pengen banget PUNYA MOBIL!
Bisa jadi pada saat ini kita berdoa, mobilnya sendiri saat ini sedang berproses menuju
kita. Semisal baru dibuat bannya, terus dirakit, lalu dianter kesebuah showroom dan
seterusnya…dan pada akhirnya... Kita dipertemukan dengan orang yang ternyata
penjual mobil yang menghampiri dan menawarkan mobilnya pada kita. Bisa
dipahami ya?
Atau saya kasih contoh lagi, gini misalnya... Suatu malam, temen-temen
laperrr! Ga kebayang mau makan apa? Eeeh, pas lagi bingung... Tiba-tiba ada yang
datang ngaterin nasi kotak! Alhamdulillaah kan? Sayangnya, terkadang dengan hal
yang sekecil itu manusia merasa biasa saja dan ga bersyukur! Berpikiran bahwa nasi
kotak tersebut sampe ke kita karena kebetulan aja.
Astaghfirulloohal 'adziim...
Padahal mah itu jaminan Allah akan rezeki kita. Kalo kita bersyukur, bisa jadi
kedepannya ketika kita baru memikirkan sedikit sesuatu yang lebih besar tiba-tiba
Allah langsung hadirkan di depan kita.. Masyaa Allah...
Sebenernya Allah tuh kalo mau bantu kita, misal melunasi hutang, maka jesss...
Dengan sekejap mata, bisa loh. Tapi terkadang pikiran kita yang "menolaknya."
Sekali lagi... Dalam belajar Tauhid PPA, yang kita perlukan hanya keyakinan. Titik!
☝ Terus ga usah ikhtiar gitu mas Reza?
�
� � Bukan gitu juga, tapi lebih ke... Gimana memfokuskan pikiran kita bahwa
apapun yang kita usahakan hasilnya hanya Allah yang menentukan.
#Balik lagi ke adab berdoa... Berapa banyak dari kita yang hanya kenal Allah, tapi
tidak memahami Allah (?) Seakan akan ga yakin. Berdoa terburu- buru, seakan-akan
doa itu cuma basa-basi. Berapa banyak yang dzikir astaghfirullaahal 'adhziim diubah
menjadi astajim astajim astajim (?)
Astaghfirullaahal 'adhziim...
Kalo kayak gitu, gimana kita mau mendapatkan miracle?
Seberapa banyak dari kita yang berdoa, tapi masih saja dikurangi dengan berpikir
bahwa rezeki itu dari bos? Seberapa banyak dari kita yang berdoa ingin bahagia,
tetapi malah menyakini bahwa bahagia itu bila bisa beli ini beli itu.
Fokus ke Allah kawan-kawan, kuatlah fokus ke Allah. Mungkin saat ini kawan-
kawan masih bingung? Silahkan berdoa... Mohon padaNya agar dipahamkan.
Saya juga berdoa... Semoga Allah memahamkan saya pada isi materi ini. Semoga
Allah menganugerahkan pada kita miracle melalui wasilah tulisan saya ini (Aamiin
Allohumma Aamiin)
Contoh;
� Misal Anda datang menemui seorang presiden, dengan tujuan mau minta tolong
agar di kampung Anda dibangun sebuah jembatan, oleh karena jembatan yang ada
sudah mulai keropos cenderung rusak. Kira-kira, cara kita menghadapinya gimana?
Baju biasa aja, atau baju terbaik? Ngomongnya santun beraturan, ataukah buru- buru?
Proposalnya dibacain pelan- pelan, atau sekedar dibaca sekilas saja? Apakah langsung
datang dan langsung ngomong dengan nada buru-buru, "Pak tolong bantuin kampung
saya bikin jembatan!"
Kalo yang Anda katakan dan lakukan terburu-buru kayak gitu, pastinya tau
sendiri ya... Kira-kira permohonan pembangunan jembatan yang kita ajukan, akan
dikabulkan atau tidak? Mulai sekarang, yuk perbaiki doa kita!
Awali dengan Pujian-pujian, suarakan dengan lembut dan pelan, berusaha sepenuh
hati merendah serendah-rendahnya oleh karena kita sadar hanya Allah yang bisa
menolong kita.
Ajak hati ketika berdoa, usahakan menangis mengakui dosa dan kesalahan,
menunjukkan diri kita lemah di hadapanNya. Jangan sampai kita menangis ketika
berdoa hanya di saat kita justru sudah mulai putus asa.
Karena... Menangis di saat meminta, dan menangis di saat kita sudah kalah/mentok
itu... Rasanya beda!
Berdoalah seperti curhat. Bayangkan dan rasakan Allah melihat kita. Bayangkan
dan rasakan bahwa Allah dekat, sangat dekat, dekat sekali dengan kita!
Rasakan ketika kita berdoa dan kita merasakan "jatuh hati pada Allah", nikmat sekali
kawan-kawan, nikmat! Yuk, perbaiki dulu doa kita. Mulai hari ini sampai akhir hayat
nanti kita berjanji akan sepenuh hati jika berdoa pada Allah.
Silahkan....
#Alhamdulillah...
Sesi kali ini kita akhiri dulu ya.
Masih banyak banget yang perlu kita pahami bersama. Ini belom masuk ke polanya,
jadi harap bersabar. Karena materi sebelum pola adalah pondasi dasar, agar ketika
praktek pola sebenarnya, supaya hati ini lebih siap dan lebih percaya akan adanya
keajaiban.
Kalo ga mau dapet keajaiban dan lebih suka kerja keras, monggo ga dipaksa. �
Insyaa Allah dilanjut besok.
Syukron
Wasalammu 'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh
Reza Novary
Sahabat Baitullah PPA
POLA PERTOLONGAN ALLAH
MATERI 2
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Allahumma sholli 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad
Robbi zidni ilman warzuqni fahman
Subhanallah wa bihamdihi subhanallahil adhzim
Allahumma inna nas aluka ilman naafi'an wa rizqon thoyyiban wa 'amalan
mutaqobbalan.
KONSEP UJIAN
Baik ya kawan-kawan, sekarang kita lanjut dengan konsep ujian. Saya coba
analogikan sesuatu ya. Misalnya, di depan teman-teman ada sebuah gelas yang berisi
air, air tersebut berguncang-guncang hebat sekali. (baca baik-baik)... Saya pengen
sekali "ngediemin" itu air, tapi caranya salah. Saya goyang-goyangkan gelas,
gregetan berharap air itu akan tenang. Nah... Pertanyaannya; ketika kita berusaha
mau menenangkan isi air, tapi cara kita itu terlalu memaksa mendiamkan air dengan
menggoyangkan air itu, kira kira airnya jadi diam atau malah tambah bergerak-gerak?
Begitulah dengan konsep ujian kawan kawan.
Ketika datang masalah, biasanya kita itu dengan sombong berusaha sekuat
tenaga untuk segera menyelesaikannya. Kita cari solusi sekeras kita berfikir, rata-rata
kita Gregetan ingin segera menyelesaikan masalah tersebut, tapi apa yang terjadi?
Ketika kita ada masalah dan sekuat tenaga kita cari solusinya, justru kita semakin
pusing! Betul ga? Malahan ketika kita sudah pusing, capek, kemudian kita
menyerah, eh.... masalahnya kelar gitu aja! Ada yang udah pernah ngalamin kayak
gitu? Bisa dirasakan ya? Dan pasti banyak yang pernah mengalaminya. Nah
makanya... Ketika kita ada masalah, sebaiknya kita tenangkan dulu kepala kita,
kita diamkan dulu gelasnya. Kita tenangkan dulu airnya. Padahal permasalahan itu
sebenernya solusinya dekeeet banget! Cuma kadang-kadang kitanya yang terlalu
sok aksi Jadi sekali lagi, ketika masalah datang jangan pernah mengawali dengan
ikhtiar, tapi merenung dulu, berdoa mohon petunjuk Allah dulu (jangan dibalik ya!)
Ketika ada masalah terus ikhtiar solusi , terus ga kelar. Baru deh berdoa... Lalu
kemudian selesailah masalahnya. Akhirnya baru nyadar raga kita capek duluan kan?
�
� � Jadi kalo ada masalah ga perlu ikhtiar mas?
☝ Bukan gitu juga, kita tetap ikhtiar, tapi jangan ikhtiar berontak. Berdoalah pada
Allah, kemudian ikhtiar sewajarnya saja.
Ikhtiar berontak yang dimaksud adalah ikhtiar yang dilakukan karena kita tidak
terima air itu berguncang, oleh karenanya kita ingin air itu cepet-cepet tenang. Bahasa
mudahnya kita tidak ikhlas ketika sesuatu menimpa diri kita.
Misalnya...
Anak nakal, hutang banyak, bisnis bangkrut, ditipu orang, lalu kita mentah-mentah
menolak dan "agak kesal menerimanya." Lantaran kita tidak menerimanya itulah,
maka kita berusaha mengubah sesuatu itu dengan secepatnya yang terjadi pada
akhirnya malah makin kacau.
Contoh:
Kawan-kawan punya anak yang bandel, pastinya kita inginkan anak tersebut
jadi baik, kan? Ingin kebandelannya cepet selesai kan? Kalo sudah begitu, biasanya
kita malah jadi membentak anak kita, betul ya? "Kamu ini gimana sih? Dibilangin ko
susah banget! Nurut ga?" Semakin Anda galak sama anak dan makin nafsu
menyelesaikan masalah, anehnya permasalahan tersebut malah tambah bikin ruwet.
Dan si Anak malah tambah "bikin onar." Terus caranya gimana? Begini kuncinya;
Setiap ada masalah, jangan langsung gundah, tapi tangkap dulu dan ambil
pesan cintaNya.
Kira-kira Allah mau kita apa, kita ingat-ingat beberapa waktu yang lalu kita
melakukan apa? Ibadah kita selama ini gimana? Intinya, setiap ada masalah kita
terima dulu, ikhlas dulu.
Gimana tanda ketika pesanNya udah kita ambil? Tandanya... Hati kita ini jadi
tenang, ikhlas, ridho. Kalo udah kaya gitu, biasanya masalah kelar sendiri tanpa
kita harus capek-capek buang energi.
Hal itu juga berkaitan dengan ketika kita memotivasi orang lain. Kawan-
kawan, Bahaya loh kalo ada orang yang lagi jatuh ketimpa masalah, terus kita malah
motivasinya. Loh, kok bahaya? Bahasa jelasnya gini... Orang tuh kalo lagi ditimpa
musibah atau masalah, berati Allah lagi sayang sama itu orang, Allah lagi ingin
deket-deket sama dia, makanya diamkan aja dulu, nasehatin buat tenang dan cari
pesan cintaNya. Bukan malah dimotivasi agar kuat dan dikasih semangat melangkah
lagi yang pada akhirya justru mengakibatkan pesannya ga sampai, dia malah fokus
lagi ke ikhtiar, bukannya fokus ke Allah.
#Kawan-kawanku yang saya cintai karena Allah yang membedakan kita dengan
bayi, adalah dari total bergantungnya. Kalo bayi total bergantung pada Allah itu
"full" maksimal, oleh karenanya semua kebutuhan bayi di penuhi oleh Allah.
Beda dengan kita manusia yang sudah dewasa. Kita mah makin dewasa malah makin
kurang bergantung pada Allah (?) Kalo mau umroh, pasti bilang / nyebutin uang.
Kalo mau kerja, pasti bilangnya butuh ijazah. Betul ga?Malahan ketika kita diajari
atau diberitau bahwa kita ini butuh Allah, eh kita malah bilang ga logis (Sungguh
tragis!) Astaghfirullaahal 'adhziim...
Kita masih berpikiran bahwa yang ngasih kita rezeki, itu bos! Kita masih
meyakini bahwa yang bisa bikin bahagia itu... keluarga, jabatan, dan lain-lain.
Contohnya kalo di antara kita ada yang di-PHK, pasti deh ada berujar; "duh, mau
makan apa nih kita?" Padahal ya, rezeki makan kita itu sudah dijamin oleh Allah.
Ga percaya? Coba sekarang Anda resign, ga usah kerja, kira-kira... bakalan mati
kelaparan ga? Buktinya orang gila aja ga kerja, masih hidup, tuh! Begitulah kawan-
kawan, bisa jadi juga yang menyebabkan doa kita ga segera dikabulkan oleh Allah,
karena...
- Ketika berdoa minta rezeki, fokusnya moga moga dapet THR.
- Ketika berdoa minta mobil, fokusnya moga dapet undian berhadiah.
- Ketika berdoa minta umroh, fokusnya moga gaji naik. Dan lain-lain yang bersifat
keduniaan (duniawi)
Astaghfirullaahal 'adhziim... Sampai-sampai di saat berdoa pun fokus kita bukan
ke Allah. Padahal Allah yang memberi kita rejeki. Itulah hambatannya kawan-kawan,
kita terlalu bergantung pada makhluk. Padahal kalo bergantung pada makhluk,
kita tuh pasti was-was dan ujung-ujungnya harus rela merasakan 'sakit hati'
dan kekecewaan. Kalo udah banyak bergantung pada makhluk, gimana Allah mau
mengabulkan doa-doa kita? Tau syirik kan ya? Itulah syirik-syirik kecil kita,
kebanyakan dari kita bergantung pada mahluk. Terus mas Reza, gimana cara
memahamkan hati agar total bergantung pada Allah? Ada 3 level pemahaman yang
harus dilalui, yaitu:
1. Dengan menyendiri dan memikirkan hakikat diri, penciptaan kita, kita
tahajud mohon petunjuk Allah, kita renungi dan pahami siapa sebenarnya
yang mengatur rezeki kita, bos ataukah Allah? (inget ya... Pasrah aja, jangan
ngebut, jangan terlalu menggebu, karena yang memahamkan kita hanyalah Allah)
2. Cara tercepat adalah dengan benar-benar hadirkan suasana yang membuat
Anda total menyerah pada Allah. Misalnya... yang ingin bebas dari riba, ya
sudah tinggalkan semua harta yang ada kaitannya dengan riba. Jalanin hidup
dengan pasrah pada Allah, dan fokus ibadah yang utama, ikhtiar yang kesekian.
3. Menjaga pertemanan dengan kawan-kawan yang sudah mencapai level total
bergantung padaNya. Moga group ini menjadi wasilahnya, tetapi bukan berarti
saya lebih baik daripada Anda ya. Saya juga masih berlatih dan terus melatih diri
untuk total bergantung hanya pada Allah.
#Allah itu sutradara terbaik, penulis skenario yang handal. Mudah bagi Allah
melakukan apapun atas diri kita.
Ahhh... ga masuk akal mas? Ya... Kalo logika kita masih saja terbelenggu oleh kontak
WA atau BBM, pasti jawabnya begitu. Hehehe... Iya, karena menurut logika kita yang
bisa menolong kita itu hanya orang-orang disekitar kita, atau orang-orang yang kita
kenal.
Semoga kita semua dipahamkan Allah, dan menjadikan Allah hanya sebagai satu-
satunya tempat bergantung.
(Aamiin Allahumma Aamiin)
#Syaithon pasti akan terus membisiki kita dengan logika, dilawan yaaa kawan-
kawan!. Jangan sampe bisikan logika membenarkan hati kita, yang pada akhirnya kita
tidak merasakan kekuasaan Allah di dalam hidup kita. Inget loh saat inipun Allah
melihat kita, menantikan kita mengangkat tangan, teruslah meminta padanya
kawan, hanya kepadaNya.
Wallahu a'lam bishshowab.
Reza Novary
Sahabat Baitullah PPA