Anda di halaman 1dari 34

Visi Dan Misi

A. Visi

‘’ Terwujudnya Masyarakat Aceh Utara yang Berbudaya, Sejahtera, Mandiri


dan Islami (BERSEMI) ’’.

Penjelasan Visi:

 Berbudaya artinya mengamalkan falsafah Aceh yang Islami yakni:

Adat bak Pôteumeurehôm, Hukôm bak Syiah Kuala, Qanun bak Pu


troe Phang, Reusam bak Bentara.

 Sejahtera artinya masyarakat Aceh Utara memperoleh kemakmuran


dalam keadilan, kesenangan hidup dalam keadaan aman dan tenteram
lahir bathin.
 Mandiri artinya masyarakat yang mampu berdiri sendiri tanpa
ketergantungan kepada pihak lain.
 Islami artinya masyarakat yang berakhlak mulia, berprilaku, berbicara,
berbuat, dan bertindak sesuai dengan Syari’at Islam.

B. Misi

Untuk mewujudkan visi di atas, perlu dipandu melalui misi. Hal ini
tidak lepas dari pemaknaan misi adalah perwujudan dari keinginan
menyatukan langkah dan gerak dalam mencapai visi yang telah ditetapkan.
Sedangkan misi untuk mewujudkan visi tersebut ditetapkan delapan butir misi
sebagai berikut :

1. Menciptakan pemerintahan Aceh Utara yang bersih, berwibawa, bebas dari


korupsi, kolusi dan nepotisme.

2. Mengupayakan stabilitas kehidupan sosial politik dan sosial budaya yang


aman dan damai.

3. Meningkatkan kualitas SDM yang profesional, mengembangkan minat


bakat pemuda dan olah raga, pemberdayaan perempuan yang berbudaya dan

1
berakhlak mulia melalui pendidikan yang berkualitas dan sesuai dengan
tuntunan Syari’at Islam.

4. Meningkatkan pembangunan kesehatan masyarakat melalui layanan


kesehatan yang bermutu, peningkatan kesadaran pola hidup bersih dan sehat.

5. Memberikan kesempatan dan peluang kepada seluruh lapisan masyarakat


untuk ikut berpartisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian
pembangunan serta menikmati hasil-hasil pembangunan.

6. Mengupayakan secepatnya pembangunan infrastruktur perkantoran


pemerintahan Aceh Utara satu atap yang menjadi marwah masyarakat Aceh
Utara.

7. Meningkatkan pembangunan infrastruktur pendukung pengembangan


ekonomi kerakyatan yang berbasis pada pembangunan pertanian, perkebunan,
perikanan, kelautan dan kepariwisataan yang berkelanjutan dengan
memanfaatkan sumber daya alam yang berbasis lingkungan dan mengacu pada
tata ruang.

8. Mengupayakan penegakan hukum positif dan Hukum Islam secara


komprehensif dalam segala bidang kehidupan masyarakat yang berkeadilan.

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance) merupakan


prasyarat bagi setiap pemerintah untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan
mencapai tujuan serta cita-cita bangsa dan negara. Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 114 Tahun 2014 telah mengamanatkan bahwa dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan desa disusun perencanaan pembangunan desa sebagai satu kesatuan
dalam sistem perencanaan pembangunan daerah kabupaten. Lebih lanjut dijabarkan
bahwa perencanaan pembangunan desa disusun secara partisipatif oleh pemerintahan
desa sesuai dengan kewenanganannya.

RPJM merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah yang mutlak


harus ada dalam penyelenggaraan pemerintahan sebagai satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan nasional sesuai dengan Undang-
undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Aceh Utara


tahun 2012-2017 ini merupakan penjabaran dari visi dan misi Bupati dan Wakil
Bupati terpilih, berdasar hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) pada 9
April 2012. RPJM, dengan demikian merupakan dokumen strategis dan langkah awal
untuk merealisasi janji-janji yang telah disampaikan kepada publik sebelum pemilihan
oleh pasangan terpilih.

Melalui RPJM, Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra


SKPD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Aceh Utara akan
lebih terarah dan disesuaikan dengan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih.
Hal ini perlu dilakukan agar rencana pembangunan Kabupaten Aceh Utara lebih
sistematis, terarah, terpadu dan tanggap terhadap perubahan-perubahan. Penyusunan
RPJM sendiri dilakukan secara integratif dengan dokumen-dokumen perencanaan
yang lain, mulai RPJP Nasional, RPJM Nasional, RPJP Provinsi, RPJM Provinsi dan
Kabupaten.

3
Rancangan semacam ini ditempuh untuk menciptakan koordinasi dan
sinkronisasi berbagai program yang telah dirancang oleh Pemerintah Provinsi dan
Kabupaten. Berbagai program itu diupayakan bisa saling mendukung, dan terhindar
tumpang tindih. Pada akhirnya, berbagai program pembangunan yang dilakukan bisa
memberi manfaat yang lebih besar kepada masyarakat Kabupaten Aceh Utara.

Adanya perencanaan merupakan sesuatu yang harus ada sebelum melakukan


tindakan-tindakan berupa implementasi program-program pembangunan. Melalui
perencanaan dapat ditentukan tindakan masa depan melalui urutan- urutan pilihan
dengan mempertimbangkan sumber daya yang tersedia.

` 1.2 Maksud dan Tujuan

- Maksud

Analisis RPJM Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012-2017 dimaksudkan untuk


mengetahui dalam penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah,
acuan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), dan arah pengembangan usaha
bagi pelaku usaha serta harapan bagi setiap warga masyarakat Aceh Utara.

- Tujuan

Tujuan analisis RPJM Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012-2017 ini adalah :
1. Untuk mengetahui Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk menentukan arah
terhadap kebijakan keuangan, strategi pembangunan, kebijakan umum, dan
Pembangunan daerah serta menentukan program-program prioritas tahun 2012-2017.

2. untuk melihat pembangunan yang fokus, terintegrasi, sinkron, sinergis dan


responsif terhadap kebutuhan masyarakat sesuai dengan visi dan misi Pemerintahan
Kabupaten Aceh Utara berdasarkan fungsi dan kewenangan masing-masing tingkat
pemerintahan sesuai dengan wilayah, ruang dan waktu.

4
BAB II

ANALISIS

2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah

A. Letak Geografis

Kabupaten Aceh Utara merupakan bagian dari Provinsi Aceh yang berada di
sebelah utara. Berdasarkan Peta Bakosurtanal skala 1 : 50.000, maka secara
geografis Kabupaten Aceh Utara terletak pada posisi 960 47’ – 970 31’ Bujur
Timur dan 040 43’ – 050 16’ Lintang Utara.

 Sebelah utara : Kota Lhokseumawe dan Selat Malaka.


 Sebelah timur : Kabupaten Aceh Timur.
 Sebelah selatan : Kabupaten Bener Meriah.
 Sebelah barat : Kabupaten Bireuen.

Luas wilayah Kabupaten Aceh Utara yang tercatat adalah 3.296,86 km2, atau
329.686 Ha.

Tabel.

Luas Wilayah Kabupaten Aceh Utara menurut Kecamatan

No Kecamatan Luas Wilayah (Km2) Persentase


1 Sawang 384,65 11,67
2 Nisam 114,74 3,48
3 Nisam Antara 84,38 2,56
4 Bandar Baro 42,35 1,28
5 Kuta Makmur 151,32 4,59
6 Simpang Kramat 79,78 2,42
7 Syamtalira Bayu 77,53 2,35
8 Geureudong Pase 269,28 8,17
9 Meurah Mulia 202,57 6,14

5
10 Matang Kuli 56,94 1,73
11 Paya Bakong 418,32 12,69
12 Pirak Timu 67,70 2,05
13 Cot Girek 189,00 5,73
14 Tanah Jambo Aye 162,98 4,94
15 Langkahan 150,52 4,57
16 Seunuddon 100,63 3,05
17 Baktiya 158,67 4,81
18 Baktiya Barat 83,08 2,52
19 Lhoksukon 243,00 7,37
20 Tanah Luas 30,64 0,93
21 Nibong 44,91 1,36
22 Samudera 43,28 1,31
23 Syamtalira Aron 28,13 0,85
24 Tanah Pasir 20,38 0,62
25 Lapang 19,27 0,58
26 Muara Batu 33,34 1,01
27 Dewantara 39,47 1,20
Kabupaten 3.296,86 100,00

B. Iklim

Wilayah Kabupaten Aceh Utara sebagai bagian termasuk tipe iklim muson;
dan klasifikasi menurut Mohr, Schmid & Ferguson, termasuk iklim tipe C.
Wilayah Kabupaten Aceh Utara relatif lebih kering dibandingkan dengan dengan
wilayah lainnya di Provinsi Aceh,.

Curah hujan tahunan di wilayah Kabupaten Aceh Utara berkisar antara 1000
– 2500 mm, dengan hari hujan 92 hari. Musim hujan terjadi pada bulan Agustus
sampai Januari, dengan curah hujan maksimal terjadi di bulan Oktober-November,
yang mencapai di atas 350 mm per bulan dengan hari hujan lebih dari 14 hari.
Sementara musim dengan curah hujan lebih rendah (cenderung kemarau) terjadi

6
pada bulan Februari sampai Juli, dan yang cenderung terendah adalah sekitar
bulan Maret-April.

Rata-rata suhu udara adalah 300 C, dengan kisaran antara 260 C sampai
360 C. Suhu rata-rata pada musim penghujan adalah 280 C, dan pada musim
kemarau suhu rata-rata adalah 32,80 C. Kelembaban udara berkisar antara 84 – 89
%, dengan rata-rata 86,6 %.

C. Jenis Tanah
Secara umum sebaran jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Aceh Utara dapat
dibedakan atas 2 kelompok besar, yaitu dominan kelompok hidromorf di pesisir,
sementara kelompok podsolik dominan di pedalaman. Karakter ini selaras pula
dengan kedalaman efektif tanah, di mana sejak dari yang terdalam (>90 cm)
sampai yang terdangkal (<30 cm) adalah mengikuti pola dari pesisir ke
pedalaman.

D. Geologi
Struktur geologi di aceh utara secara garis besar terdiri atas batuan Quarter yang
cenderung di bagian pesisir pantai (bagian utara) dan batuan tersier yang
cenderung di bagian pedalaman (bagian selatan).

E. Potensi Pengembangan Wilayah


Pembangunan Kabupaten Aceh Utara diprioritaskan pada pembangunan
yang memperhatikan potensi wilayah yaitu melalui pengembangan kawasan
perkebunan, pertanian tanaman pangan, dan perikanan yang merupakan mata
pencaharian utama sehingga dapat memberikan pengaruh signifikan terhadap
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan RTRW Kabupaten Aceh Utara 2012 – 2032 dan sesuai
karakteristik wilayah maka pengembangan kawasan budidaya dalam rencana pola
ruang Kabupaten Aceh Utara yaitu :

7
1. Kawasan Peruntukan Hutan

Pemanfaatan kawasan hutan produksi yaitu berupa :

a. Eksploitasi hutan, dalam bentuk pengambilan kayu dengan pola tebang pilih
dan tanam kembali.

b. Pengambilan hasil hutan non-kayu seperti : rotan, getah, madu lebah, buah-
buahan, dan lain-lainnya.

2. Kawasan Peruntukan Pertanian

A. Kawasan Pertanian Lahan Basah


Kawasan sawah (pertanian lahan basah) merupakan pemantapan dari
kawasan sawah yang ada dewasa ini dan direkomendasikan penambahan/
perluasannya pada lahan-lahan yang potensial di sekitarnya dan berpeluang
untuk dapat dilayani oleh jaringan irigasi/pengairan.

B. Kawasan Pertanian Lahan Kering(Kebun Campuran)

Fungsi kawasan ini adalah sebagai kebun campuran, yang dicirikan


oleh variasi tanaman yang beragam dan kegiatan budidaya lainnya meliputi :
perumahan perdesaan yang terselip, industri kecil, peternakan, dan lain-lain.

C. Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan


Dengan prinsip bahwa hasil kegiatan sawah yaitu padi merupakan
bahan pokok strategis bagi kebutuhan masyarakat, maka keberadaan kawasan
sawah ini menjadi sangat penting dan sejauh mungkin dipertahankan luasnya.
Apabila masih memungkinkan bagi pencetakan sawah baru pada daerah yang
ada dukungan prasarana irigasi. Hal tersebut dilakukan dalam rangka menjaga
keberlanjutan lahan pangan di Kabupaten Aceh Utara.
D. Kawasan Perkebunan

Kawasan perkebunan sebarannya terletak di bagian pedalaman.


Pemanfaatan utama kawasan perkebunan adalah kegiatan budidaya
perkebunan, baik perkebunan rakyat maupun perkebunan besar.

8
E. Kawasan Peternakan

Kawasan peternakan letaknya tersebar di Kabupaten Aceh Utara


khususnya di bagian pedalaman wilayah dan tidak terdelineasi serta tersebar di
seluruh kecamatan. Hal ini berkaitan dengan ketersediaan lahan pengembalaan
untuk sumber pakan ternak. Kawasan peternakan ini terselip pada kawasan
pertanian, kawasan perkebunan dan sebagian kawasan permukiman yang
memiliki lahan terbuka hijau.

Jenis ternak yang potensial untuk dikembangkan terdiri atas ternak


besar, ternak kecil, dan unggas. Ternak besar yang dapat dibudidayakan
seperti lembu dan kerbau, sedangkan ternak kecil adalah kambing dan kelinci.
Ternak unggas yang potensial dibudidayakan adalah itik atau bebek.

3. Kawasan Peruntukan Perikanan .

Rencana pengelolaan kawasan tambak adalah pemanfaatan utama


untuk kegiatan tambak yang didukung oleh sistem saluran untuk kebutuhan
airnya. Pengembangan potensi serta kawasan peruntukan perikanan didukung
dengan pengembangan prasarana perikanan berupa Pelabuhan Perikanan
Nusantara Kuala Cangkoy.

4 Kawasan Peruntukan Industri

a. Kawasan Industri Sedang


Kawasan peruntukan industri sedang yang ada di Kabupaten Aceh Utara
merupakan kegiatan industri pengolahan hasil pertanian.
b. Kawasan Industri Kecil
Kawasan industri kecil terdiri dari sentra-sentra industri rumahan (home
industry). Kegiatan industri kecil ini merupakan salah satu penggerak
perekonomian masyarakat kecil khususnya yang berada di pedesaan.
Terdapat variasi hasil industri kecil yang potensial untuk dikembangkan. Hasil
industri kecil yang dapat dikembangkan adalah industri produk pisang sale,
industri pembuatan batu bata, industri produk kerajinan souvenir khas Aceh.

9
5 . Kawasan Peruntukan Pariwisata

Kawasan pariwisata yang dikembangkan di Kabupaten Aceh Utara


diklasifikasikan menurut lokasi dan bentuk objeknya, yaitu :

A. Pariwisata Budaya

Pariwisata budaya yang dikembangkan adalah objek wisata budaya,yaitu :


- Makam Malikussaleh & Malikul Dhahir, di Kec. Samudera;

B. Pariwisata Alam

- Objek wisata di pesisir pantai, berupa : Pantai Ulee Rubek di Ulee Rubek
Timur dan Ulee Rubek Barat Kec. Seunuddon, Pantai Sawang di Sawang Kec.
Samudera, Pantai Pusong di Bangka Jaya Kec. Dewantara; Pantai Dakuta
Bungkah di Bungkah Kec. Muara Batu.

- Objek wisata di pedalaman, berupa : Air Terjun Blang Kulam di


Sidomulyo Kec. Kuta Makmur, Air Terjun Seumirah di Kd. Seumirah Kec.
Nisam Antara, Pemandian Krueng Sawang di Sawang Kec. Sawang, Pusat
Konservasi Gajah (PKG) di Kec. Cot Girek,

F. Gambaran Demografi Penduduk Aceh Utara

Penduduk Kabupaten Aceh Utara tahun 2011 berjumlah 541.878 jiwa yang
terdiri dari 268.357 penduduk laki-laki dan 273.521.

Tabel. Perkembangan Distribusi Penduduk Kabupaten Aceh Utara menurut


Kecamatan Tahun 2007 - 2011

No Kecamatan 2007 2008 2009 2010 2011


1 Sawang 31.678 32.080 32.508 33.748 33.748
2 Nisam 15.998 16.158 16.328 17.115 17.235
3 Nisam Antara 11.773 11.891 12.017 12.096 12.277
4 Bandar Baro 7.402 7.476 7.555 7.377 7.415
5 Kuta Makmur 21.250 22.181 23.266 22.028 22.339
6 Simpang Kramat 6.691 6.793 8.429 8.710 8.824
7 Syamtalira Bayu 17.903 18.734 18.579 18.955 19.046
8 Geureudong Pase 4.322 3.705 4.291 4.448 4.550

10
9 Meurah Mulia 16.766 16.938 17.121 17.612 17.881
10 Matang Kuli 15.735 15.942 16.163 16.424 16.803
11 Paya Bakong 11.804 12.213 12.675 12.690 12.875
12 Pirak Timu 6.806 6.896 6.992 7.413 7.520
13 Cot Girek 18.225 18.669 19.006 18.342 18.762
14 Tanah Jambo Aye 40.128 41.133 40.368 39.141 40.472
15 Langkahan 18.574 18.908 19.268 20.938 21.221
16 Seunuddon 23.352 24.240 25.254 23.267 23.476
17 Baktiya 31.285 31.652 32.043 32.465 33.514
18 Baktiya Barat 16.902 17.344 17.829 16.943 17.334
19 Lhoksukon 44.212 45.257 46.217 43.998 45.472
20 Tanah Luas 21.074 21.409 21.768 22.037 22.601
21 Nibong 9.346 9.474 9.610 9.047 9.247
22 Samudera 22.508 23.011 23.558 24.389 25.099
23 Syamtalira Aron 15.789 15.961 15.616 16.456 16.833
24 Tanah Pasir 7.956 8.404 8.639 8.376 8.431
25 Lapang 8.414 8.368 8.352 7.909 8.075
26 Muara Batu 24.818 25.592 24.480 24.385 24.385
27 Dewantara 45.263 46.277 44.605 43.442 44.876

Jumlah 515.974 526.706 532.537 529.751 541.878

Distribusi penduduk terbesar di Kecamatan Lhoksukon mencapai 45.472 jiwa


dan kepadatan penduduk terbesar di Kecamatan Dewantara mencapai 1.137 jiwa/km2,
sedangkan jumlah dan kepadatan penduduk terkecil di Kecamatan Geureudong Pase
mencapai 4.550 jiwa dan 17 jiwa/km2. Bila dilihat dariletaknya, maka dapat
diindikasikan bahwa kecamatan-kecamatan di sekitar sumbu wilayah atau di sekitar
Jalan Nasional cenderung mempunyai jumlah dan kepadatan penduduk lebih besar.

11
2.2 Gambaran Kesejahteraan Masyarakat
A. Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Pertumbuhan PDRB Kabupaten Aceh Utara periode tahun 2007-2011
ditunjukkan oleh PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2000. Dan PDRB
Atas Dasar Harga Berlaku.Secara sektoral, dalam dengan migas atas dasar harga
konstan pada tahun 2011 masih dipengaruhi oleh sector pertambangan dan
penggalian, terutama pertambangan migas.

B. Laju Inflasi
Laju inflasi Kabupaten Aceh Utara selama periode tahun 2007-2011
menunjukkan penurunan dari 4,18 % menjadi 3,55 % dengan berpedoman pada
perhitungan inflasi di Kota Lhokseumawe. Angka inflasi selama periode
berfluktuatif terutama pada tahun 2008 dan 2010 terjadi peningkatan yang sangat
signifikan mencapai 13,78 % dan 7,19 %.

Tabel. Nilai Inflasi Rata-Rata Kabupaten Aceh Utara Tahun 2007-2011

Tahun

Uraian 2007 2008 2009 2010 2011 Rata-rata


Pertumbuhan

Aceh Utara 4,18 13,78 3,96 7,19 3,55 47,33

Aceh 9,41 11,92 3,72 5,86 3,43 -6,51

Nasional 6,59 11,06 2,78 6,96 3,79 24,44

12
C. Pendapatan Regional Perkapita
Produk Domestic Regional Bruto Perkapita merupakan hasil bagi antara PDRB
dengan Jumlah penduduk pertengahan tahun, sedangkan pendapatab regional
perkapita diperoleh dari hasil antara Produk Domestik Regional Neto (PDRN) atas
biaya factor produksi (PDRB yang telah dikurangi penyusutan dan pajak tak
langsung).
Pendapatan regional perkapita Kabupaten Aceh Utara atas dasar harga berlaku
mencapai 19,43 juta rupiah atau mampu tumbuh 1,03 persen dari tahun 2010 yang
hanya mencapai angka 18,85 juta rupiah. Peningkatan ini salah satunya
dipengaruhi oleh peningatan total nilai PDRB dengan migas atas dasar harga
berlaku sebesar 5,56 persen untuk tahun 2011. Sedangkan pada tahun yang sama,
pertumbuhan penduduk hanya sebesar 1,02 persen.

Gambar. Pendapatan Regional Perkapita dengan Migas kabupaten Aceh


Utara tahun 2007-2011 (Juta Rupiah)

Untuk pendapatan regional perkapita aceh utara atas harga konstan, cenderung
menunjukkan menurun setiap taunnya. Sementara itu, untuk pendapatan regional
perkapita Aceh Utara tanpa migas, baik atas dasar harga berlaku maupun atas
dasar harga konstan, tiap tahunnya menunjukkan kecenderungan terus meningkat.

13
Gambar. Pendapatan Regonal Perkapita Tanpa bMigas Kabpaten Aceh
Utara Tahun 2007-2011 (Juta Rupiah)

D. Kemiskinan
Kemiskinan merupakan persoalan makro yang harus diatasi secara
berkelanjutan. Pemerintah Kabupaten Aceh Utara memberikan perhatian yang
sungguh-sungguh untuk menanggulangi kemiskinan sesuai prioritas pembangunan
yang tercantum dalam RPJM Kabupaten Aceh Utara Tahun 2007-2012. Berbagai
program pembangunan jangka menengah telah diimplimentasikan, baik di bidang
infrastruktur, ekonomi, pendidikan, maupun kesehatan
Akhir tahun 2011, tercatat penduduk miskin di Kabupaten Aceh Utara
sebanyak 124.660 jiwa, atau 22,89 persen dari jumlah penduduk.. Tiga tahun
sebelumnya (Tahun 2007), penduduk miskin yang mendiami di Kabupaten Aceh
Utara mencapai 33,16 persen, Memasuki 4 tahun pelaksanaan RPJM Kabupaten
Aceh Utara Tahun 2007-2012, atau di akhir tahun 2011 tercatat penduduk miskin
sebesar 22,89 persen. Kondisi tersebut menunjukkan tingkat kesejahteraan
masyarakat Aceh Utara semakin meningkat dan terus mengalami perbaikan
sepanjang tahun 2007-2011.

14
Gambar. Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2007-2011

2.3 Gambaran Kesejahteraan Sosial Aceh Utara


a. Angka Melek Huruf
Angka melek huruf penduduk berumur 10 tahun keatas di Kabupaten Aceh
Utara juga terlihat mengalami kemajuan sepanjang tahun 2007-2010. Angka
melek huruf telah mencapai 98,12 persen tahun 2010, jauh lebih tinggi dari
tahun 2007 yang masih sebesar 94,72 persen. Pemerintah Kabupaten Aceh
Utara juga telah mengupayakan untuk mengurangi kesenjangan yang melebar
antara laki-laki dan perempuan dalam hal kemampuan membaca dan menulis.
Sepanjang tahun 2007-2009, angka melek huruf laki-laki jauh lebih tinggi dari
kaum perempuan. Memasuki tahun 2010, angka melek huruf laki-laki tidak
berbeda jauh dengan perempuan. Sampai tahun 2010, tercatat angka melek
huruf laki-laki mencapai 98,17 persen, Angka melek huruf perempuan
sebanyak 98,07 persen.

15
Gambar. Penduduk berumur 10 tahun keatas Menurut Kemampuan Membaca
dan Menulis di Kabupaten Aceh Utara Tahun 2007-2010 (Persen)

b. Angka Rata-Rata Lama Sekolah


Tahun 2007, tercatat angka lama sekolah di Aceh Utara 9,10 tahun dan
Provinsi Aceh 8,50 tahun. Angka tersebut telah meningkat pada tahun 2009
menjadi 9,12 tahun dan hingga mencapai 9,15 tahun pada akhir tahun 2010,
atau telah mencapai wajib pendidikan dasar 9 tahun, sementara rata-rata lama
sekolah di Aceh masih 8,81 tahun pada tahun 2010.

Gambar. Angka rata-rata Lama Sekolah Kabupaten Aceh Utara dan Aceh,
Tahun 2007-2010

16
c. Angka Harapan Hidup
Tahun 2007, angka harapan hidup masyarakat Aceh Utara sebesar 69,41,
lebih tinggi dari Provinsi Aceh yang mencapai 68,40. Selanjutnya, angka
tersebut meningkat menjadi 69,52 tahun pada tahun 2008 (Aceh 68,50 tahun).
Memasuki tahun 2010, angka harapan hidup masyarakat Aceh Utara terus
bergerak naik menjadi 69,74 tahun, dari sebelumnya 69,63 tahun (tahun 2009).
Bahkan juga cenderung lebih tinggi dari Aceh yang masih 68,70 tahun
(kondisi tahun 2010).

Gambar. Angka Harapan Hidup Kabupaten Aceh Utara dan Aceh, Tahun
2007-2010 (tahun)

d. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi


Meskipun angka harapan hidup masyarakat bergerak naik secara
signifikan, namun Angka Kematian Ibu (AKI) masih cenderung lebih tinggi di
Aceh Utara. Tertinggi terjadi pada tahun 2008 yang mencapai 203 per 100.000
kelahiran hidup. Akhir tahun 2010, tercatat AKI di Aceh Utara sebanyak 140
per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) juga masih
memerlukan perhatian yang serius dari Pemerintah Kabupaten Aceh Utara.
Kendati AKB di Aceh Utara sebesar8,24 per 1.000 kelahiran,bukan tidak
mungkin meningkat pada tahun-tahun mendatang. Oleh karena itu, kebijakan
lanjutan dan inovasi-inovasi di sektor kesehatan guna meningkatkan derajat
hidup kesehatan ibu dan balita, tetap dibutuhkan.
17
Disamping mempertahankan kebijakan Askeskin atau Jaminan
Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yang telah gulirkan selama ini, kebijakan
kesehatan lainnya yang pro-miskin patut juga diupayakan dilaksanakan secara
berkelanjutan, seperti peningkatan bantuan makanan bergizi bagi bayi/balita,
pelayanan gratis dan cepat bagi ibu hamil/ibu melahirkan, jaminan persalinan,
dan lainnya.

Gambar. Angka kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di Kabupaten


Aceh Utara, Tahun 2007-2010

E. Fokus Seni, Pariwisata dan Olah Raga


Kabupaten Aceh Utara yang berjuluk sebagai “Bumi Samudera Pase”
memiliki beragam budaya yang khas dan unik serta sejarah Kerajaaan Samudera
Pase yang pernah muncul pada abad ke-13 Masehi. Dari sejarah tersebut
meninggalkan pula berbagai situs peninggalan/makam yang dapat menjadi objek
wisata budaya yang dapat dikembangkan di Kabupaten Aceh Utara serta tempat-
tempat lain yang dapat singgahi oleh wisatawan.

18
2.4 Gambaran Pelayanan Umum
A. Pendidikan

Pendidikan salah satu pilar terpenting dalam meningkatkan kualitas manusia,


bahkan kinerja pendidikan digunakan sebagai salah satu variabel dalam menghitung
Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Pemerintah Kabupaten Aceh Utara terus
berupaya meningkatkan akses dan pemerataan layanan pendidikan berkualitas.
Demikian pula untuk peralatan sekolah dan buku mendapat alokasi dana yang cukup
memadai.

Pembangunan unit sekolah baru pada jenjang pendidikan SD/MI dan SLTA
juga menjadi prioritas Pemerintah Kabupaten Aceh Utara. Dengan adanya program
tersebut kualitas layanan pendidikan di Kabupaten Aceh Utara di masa mendatang
terus meningkat dan berdampak positif terhadap peningkatan kualitas SDM di Aceh
Utara.

B. Kesehatan

Derajat kesehatan masyarakat yang tinggi salah satu tujuan yang ingin diwujudkan
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara dalam implementasi pembangunan kesehatan.
Pemerintah Aceh Utara terus berupaya untuk memperbaiki pelayanan kesehatan
melalui peningkatan prasarana kesehatan dan pemerataan tenaga kesehatan/tenaga
medis .

C. Sosial dan Ketenagakerjaan

Pemerintah Kabupaten Aceh Utara dipastikan masih menghadapi tantangan yang


cukup besar di bidang ketenagakerjaan, berupa terbatasnya lapangan kerja dan
kualitas tenaga kerja yang relatif rendah. Mengutip data BPS, tercatat angkatan kerja
di Aceh Utara mencapai 214.541 orang (kondisi tahun 2010). Pada tahun 2007,
angkatan kerja di Kabupaten Aceh Utara masih sebanyak 209.549 orang. Sepanjang
tahun 2007-2010, angkatan kerja di Aceh Utara telah meningkat. Dari keseluruhan
angkatan kerja pada tahun 2010, yang tidak terserap pada lapangan kerja atau
tergolong sebagai pengangguran sebanyak 27.417 orang. Dibanding tahun 2007,
terjadi penurunan pengangguran di Kabupaten Aceh Utara setiap tahunnya. Tahun
2007, tercatat pengangguran di Aceh Utara berjumlah hampir 27.437 orang.

19
Kendati demikian, dibanding tahun 2009, terdapat kecenderungan peningkatan
pengangguran pada tahun 2010. Jumlah pengangguran pada tahun 2009 tidak lebih
dari 24.080 orang. Pada tahun 2007, jumlah yang bekerja sebanyak 178.112 orang.
Selanjutnya tahun 2008 telah menurun hingga menjadi 163.269 orang, Situasi
ekonomi Aceh Utara yang terus membaik berdampak terhadap penyerapan tenaga
kerja pada tahun 2009.

Masyarakat yang bekerja meningkat pada tahun 2009 berjumlah paling kurang
194.884 orang dibanding tahun 2008. Sampai tahun 2010, masyarakat Aceh Utara
yang memiliki pekerjaan yang layak sebanyak 187.124 orang, turun dari tahun 2009.

D. Syari’at Islam

Pengembangan syiar Islam dilandasi ketentuan amanat Undang-Undang


Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Aceh, mencakup di
bidang pendidikan, adat dan agama, serta peran ulama dalam penentuan kebijakan
daerah. Hal tersebut juga diperkuat dengan UndangUndang Nomor 11 tahun 2006
tentang Pemerintahan Aceh (sebelumnya di dalam UU No 18/2001 yang sudah
dicabut) diberikaan kewenangan kepada Aceh, termasuk Kabupaten Aceh Utara
untuk melaksanakan Syariat Islam di dalam berbagai bidang kehidupan dan
pemerintahan.

Selama 4 tahun pelaksanaan RPJM Kabupaten Aceh Utara telah dihasilkan


berbagai kemajuan dalam pengembangan syiar Islam, meskipun masih diperlukan
upaya lanjutan yang intensif dan berkelanjutan dalam penegakan Syariat Islam di
Kabupaten Aceh Utara

20
2.5 Gambaran Fokus Layanan Urusan Pilihan
A. Pertanian dan Peternakan

Kabupaten Aceh Utara memiliki potensi di sektor pertanian, terutama di sub


sektor pertanian tanaman pangan. Selama beberapa tahun terakhir, daerah ini
mengembangkan sejumlah tanaman pangan seperti padi, kedelai, jagung, kacang
tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar. Kabupaten Aceh Utara juga telah
berkembang di sub sektor peternakan. Berbagai jenis ternak besar seperti sapi, kerbau,
kambing, dan domba. Selain itu, masyarakat juga aktif memelihara ternak kecil
(unggas) seperti ayam buras, ayam pedaging, dan itik.

B. Kehutanan dan Perkebunan

Perkebunan merupakan salah satu subsektor yang bisa diandalkan di daerah


ini. Selama ini beraneka ragam tanaman perkebunan telah dikembangkan. Karet,
kelapa sawit, pinang, kopi, kapuk, kakao, kemiri, kelapa hibrida, dan cengkeh adalah
diantara tanaman berumur panjang yang diusahakan selama ini..

C. Kelautan dan Perikanan

Perikanan juga merupakan sub sektor andalan di Kabupaten Aceh Utara


mengingat hampir sebagian wilayah berada di kawasan pesisir. Karena itu, potensi
perikanan darat dan perikanan laut sangat layak dikembangkan apalagi jika ditemui
hampir seluruh penduduk di kawasan pesisir menjadikan perikanan sebagai salah satu
lapangan kerja utama.

D. Perdagangan, Industri dan Koperasi

Aktivitas perdagangan di Kabupaten Aceh Utara terlihat semakin meningkat


dan meluas, terutama pasca perjanjian damai sehingga terwujudnya situasi keamanan
yang semakin kondusif. Mobilitas penduduk semakin tinggi, baik di pusat kecamatan
maupun di pusat ibukota kabupaten. Implikasinya, usaha-usaha perdaganga semakin
berkembang akibat banyaknya transaksi.

21
2.6 Gambaran Wilayah Rawan Bencana

Wilayah rawan bencana di Kabupaten Aceh Utara dapat dibedakan berdasarkan jenis
bencana yang terjadi, yaitu :

1. Bencana longsor
- Gampong Gunci dan Gampong Riseh Teungoh (Kecamatan Sawang),
- Gampong Pase Sentosa (Kecamatan Geureudong Pase),
- Meunasah Leubok Kliet (Kecamatan Meurah Mulia),
- Gampong Meuria Matangkuli (Kecamatan Matangkuli),
- Gampong Alue Semambu (Kecamatan Cot Girek);
2. Bencana gelombang pasang
- Gampong Krueng Mate (Kecamatan Syamtalira Bayu)
- Gampong Beuringen, Gampong Matang Ulim, dan Gampong Keude Blang
Mee (Kecamatan Samudera),
- Gampong Matang Janeng (Kecamatan Tanah Pasir),
- Gampong Keude Lapang (Kecamatan Lapang),
- Gampong Meunasah Hagu (Kecamatan Baktiya Barat),
- Gampong Cot Trueng dan Gampong Ulee Titi (Kecamatan Seunuddon), dan
- Gampong Glumpang Umpung Uno (Kecamatan Tanah Jambo Aye);
3. Bencana banjir,
- Gampong Binjee dan Gampong Blang Crok (Kecamatan Nisam),
- Gampong Ulee Nyeu (Kecamatan Bandar Baro),
- Gampong Meunasah Glong dan Gampong Keude Bayu (Kecamatan
Syamtalira Bayu),
- Gampong Matang IX dan Gampong Punti (Kecamatan Matangkuli),
- Gampong Blang Gunci dan Gampong Teungoh Siron (Kecamatan Paya
Bakong),
- Gampong Tanjong Putoh dan Gampong Paya Terbang (Kecamatan Tanah
Luas), Gampong Blang Peuria (Kecamatan Samudera),
- Gampong Meucat (Kecamatan Syamtalira Aron), dan Gampong Tambon
Baroh (Kecamatan Dewantara);

22
4. Bencana gempa bumi
- Gampong Pante Gurah dan Gampong Pulo Makmur dan Gampong Pulo
Makmur (Kecamatan Muara Batu),
- Gampong Uteun Geulinggang, Gampong Kd. Krueng Geukeuh, Gampong
Paloh Igeuh, dan Gampong Tambon Baroh (Kecamatan Dewantara),
- Gampong Krueng Mate (Kecamatan Syamtalira Bayu),
- Gampong Beuringen, Gampong Matang Ulim, dan Gampong Keude Blang
Mee (Kecamatan Samudera),
- Gampong Matang Janeng (Kecamatan Tanah Pasir),
- Gampong Keude Lapang (Kecamatan Lapang),
- Gampong Meunasah Hagu (Kecamatan Baktiya Barat),
- Gampong Cot Trueng dan Gampong Ulee Titi (Kecamatan Seunuddon), dan
- Gampong Glumpang Umpung Uno (Kecamatan Tanah Jambo Aye).

2.7 Gambaran Permasalahan Dan Tantangan Pembangunan Aceh Utara


Berdasarkan pelaksanaan pembangunan yang telah dilakukan dalam kurun
waktu lalu telah banyak hasil dan manfaat yang telah dapat dirasakan oleh
masyarakat, juga masih terdapat berbagai permasalahan-permasalahan pembangunan
di Kabupaten Aceh Utara yang memerlukan perhatian dan fokus semua pihak dalam
upaya mengimbangi dinamika perubahan dalam masyarakat.
 Masih Lemahnya Organisasi, Tata Laksana, dan SDM Aparatur
 Belum Optimalnya Pelaksanaan Pendidikan Politik, Sosial Budaya dan Adat
 Masih Rendahnya Mutu Pendidikan
 Masih Tingginya Tingkat Kemiskinan
 Masih Tngginya Tingkat Pengangguran Terbuka
 Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Belum
Berkembang Dengan Baik.
 Keterlibatan Peran Swasta Dalam Pembangunan Masih Rendah.
 Rendahnya Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Alam yang Berdaya guna,
Berhasil Guna dan Berkelanjutan .
 Pertumbuhan Ekonomi Masih Rendah.
 Permasalahan di Bidang Infrastruktur
 Masih Lemahnya Pelaksanaan Penegakan Supremasi Hukum

23
 Belum Optimalnya Pemberdayaan Kepemudaan, Pramuka dan Keolahragaan
 Pembangunan Sumber Daya Manusia Masih Rendah
 Belum Berkembangnya Potensi Perhubungan dan Pariwisata

2.8 Gambaran Isu StrategisAceh Utara


Penentuan isu strategis dilakukan dengan menggunakan metode analisis SWOT.
A. Analisis SWOT
 Kekuatan ( Strength )
 Kelemahan (Weakness)
 Peluang (Opportunity)
 Ancaman (Threat)

Kekuatan

1. Tersedianya Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Aparatur yang


potensial
2. Luas wilayah dan potensi sumber daya alam untuk dikemangkan
3. Letak geografis yang berada ditengah lintas Trans Sumatera – aceh
merupakan posisi yang strategis bagi transportasi lalu lintas barag dan jasa.
4. Memiliki keanekaragaman industry kerajinan rakyat yang kreatif.

Kelemahan

1. Kompetensi dan profesionalisme aparatur Pemerntah Kabupaten Aceh


Utara yana masih lemah.
2. Belum optimalnya pengelolaan Sumber Daya Alam terutama di sector
pertanian dan pertambangan sehingga rendahnya produksi, prroduktifitas
dan nulai rendah
3. Masih rendahnya mutu pendidikan dan daya saing kelulusan.
4. Terbatasnya alternative lapangan kerja.

24
Peluang

1. Adanya beasiswa khusus dari Pemerintah Aceh.


2. Adanya standar pelayanan minimal dari kementrian.
3. Tersedianya sumber-sumber pembiayaan pendidikan dari hibah
inteernasional dan nasional.
4. Tersedianya bantuan teknis penyelenggaraan pendidikan dari propinsi,
nasional dan internasional.

Ancaman

1. Kebijakan penambahan pegawai secara tidak proposional menyebabkan


beban belanja pegawai besar.
2. Munculnya konflik social akibat tingginya angka kemiskinan.
3. Perubahan perilaku masyarakat akibat nfitrasi budaya asing yang negatif
dan berampak terhadap kehidupan social dan keagammaan
4. Berkembangnya endemi baru akibat perubahan iklim global.

Isu Strategis Pembangunan Aceh Utara 2012 – 2017

Berdasarkan analisis SWOT di atas maka yang menjadi isu strategis


pembangunan Aceh 5 tahun ke depan (2012-2017) adalah sebagai berikut:

1. Reformasi Birokrasi dan Tatakelola Pemerintahan Belum Optimal, untuk


menciptakan pemerintahan Aceh Utara yang bersih, berwibawa, bebas dari
korupsi, kolusi dan nepotisme;

2. Mutu Pendidikan Masih Rendah;

3. Derajat kesehatan masyarakat Masih Rendah;

4. Tingkat kemiskinan masih tinggi dan kreativitas SDM Masyarakat Rendah;

5. Pemanfaatan Sumber Daya Alam Belum Optimal;

6. Belum berkembangnya sektor Koperasi, Usaha mikro, kecil dan menengah;

7. Tingkat pengangguran terbuka masih tinggi;

25
8. Ketahanan Pangan Belum Mantap dan Nilai Tambah Produk Pertanian
Masih Rendah;

9. Pembangunan Infrastruktur jalan, jembatan, irigasi dan infrastruktur


perhubungan serta parawisata belum memadai;

10. Kualitas Lingkungan dan Penanganan Resiko Bencana Masih Rendah; dan

11. Perencanaan dan penganggaran yang belum responsive gender dan


berbasis pada pemenuhan hak anak.

2.9 Gambaran Kebijkan Umum Dan Program Pembangunan Daerah

Berdasarkan visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJM
Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012-2017, selanjutnya upaya pencapaiannya
dijabarkan secara lebih sistematis melalui perumusan arah kebijakan dan program
pembangunan yaitu sebagai berikut :

A . Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Misi Pertama :

Arah kebijakan untuk mencapai sasaran Misi PertamaMenciptakan


pemerintahan Aceh Utara yang bersih, berwibawa, bebas dari korupsi, kolusi dan
nepotisme sebagai berikut :

1. Penerapan sistem pengendalian intern pemerintah, dengan Program


peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan,
Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan
keuangan, serta Program peningkatan disiplin aparatur

B. Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Misi Kedua :

Arah kebijakan untuk mencapai sasaran Misi Kedua adalah


Mengupayakan stabilitas kehidupan sosial politik dan sosial budaya yang aman
dan damaisebagai berikut:

1. Pelaksanaan pendidikan politik kepada masyarakat, denganProgram


pengembangan wawasan kebangsaan
2. Pelaksanaan pergelaran seni budaya dan adat Aceh, dengan Program
pengembangan nilai budaya dan Program pengelolaan keragaman budaya

26
3. Pelaksanaan pemberdayaan pelayanan sosial kemasyarakatan, dengan
Program pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil,
penyandang masalah kesejahteraan sosial.

C. Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Misi Ketiga :


“ Meningkatkan kualitas SDM yang profesional, berbudaya dan berakhlak mulia
melalui pendidikan yang berkualitas dan sesuai dengan tuntunan Syari’at Islam ”.

Arah kebijakan untuk mencapai sasaran Misi Ketiga sebagai berikut :


1. Pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana pendidikan, dengan
program sebagai berikut:
a. Program pendidikan anak usia dini
b. Program pendidikan dasar wajib belajar 9 tahun
c. Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan
d. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
e. Program Pendidikan Non Formal
2. Pelaksanaan penyebaran informasi Syariat Islam, dengan Program Peningkatan
Pelayanan Kehidupan Beragama

D. Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Misi Keempat :

“ Meningkatkan pembangunan kesehatan masyarakat melalui layanan


kesehatan yang bermutu, peningkatan kesadaran pola hidup bersih dan sehat ”
Arah kebijakan untuk mencapai sasaran Misi Keempat sebagai berikut :

1. Pengembangan saran dan prasarana pelayanan kesehatan pada rumah


sakit,
puskesmas, pustu dan poskesdes, denganProgram pengadaan, peningkatan
dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas, pustu dan jaringannya
serta Program pelayanan kesehatan penduduk miskin
2. Meningkatkan pola hidup bersih dan sehat, denganProgram pencegahan
dan penanggulangan penyakit menular.

27
E. Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Misi KeLima :
“ Memberikan kesempatan dan peluang kepada seluruh lapisan masyarakat
untukIkut berpartisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian
pembangunan serta menikmati hasil - hasil pembangunan .”

Arah kebijakan untuk mencapai sasaran Misi Kelima sebagai berikut:

1. Meningkatkan kepedulian masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan,


dengan Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun,
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan, dan Program
Pendidikan Non Formal

2. Meningkatkan PDRB.

F. Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Misi Keenam :

“Mengupayakansecepatnya pembangunan infrastruktur


perkantoranpemerintahan Aceh Utara satu atap yang menjadi marwah
masyarakat Aceh Utara ”.

Arah kebijakan untuk mencapai sasaran Misi Keenam sebagai berikut:

1. Pembangunan Kantor Pusat Pemerintahan secara Terpadu, dengan


programPeningkatan sarana dan prasarana aparatur pemerintah

G. Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Misi Ketujuh :

“ Meningkatkan pembangunan infrastruktur pendukung pengembangan


ekonomi kerakyatan yang berbasis pada pembangunan pertanian, perkebunan,
perikanan, dan kelautan yang berkelanjutan ”

Arah kebijakan untuk mencapai sasaran Misi Ketujuh sebagai berikut :

a. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan, Program Rehabilitasi/


Pemeliharaan Jalan dan Jembatan.

b. Penataan sistem pengelolaan alat- alat produksi.

c. Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai,

Danau dan Sumber Daya Air Lainnya.

28
d. Mengoptimalkan jaringan dan kapastitas produksi.

e. Membangun fasilitas pendukung pelabuhan dan penambahan


panjang runway bandara, dengan Program Pembangunan Sarana dan
Prasarana Perhubungan

f. Program Pengembangan Budidaya Perikanan

H. Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Misi Kedelapan :

“ Mengupayakan penegakan hukum positif dan Hukum Islam secara


komprehensif dalam segala bidang kehidupan masyarakat yang berkeadilan .”

Arah kebijakan untuk mencapai sasaran Misi Kedelapan sebagai berikut:

1. Peningkatan pengkajian rancangan hukum formil dan hukum materil,


dengan program Penataan Peraturan Perundang-Undangan

2.Sosialisasi Pengawasan Pelaksanaan Syariat Islamdengan program


Peningkatan Pelayanan Kehidupan Beragama.

2.10 Gambaran pengelolaan keuangan

A. Kinerja keuangan masa lalu

1. Pelaksanaan pengelolaan APDB


Ada 4 (empat) sumber pendanaan yang memegang peranan pernting
dalam pembangunan di Kabupaten Aceh utara. Yiatu, sumber yang berasal
dari APBD kabupaten aceh utara, sumber pendanaan dari Tambahan dana bagi
hasil, sumber pendanaan dari anggaran pendapatan dan belanja Aceh, dan
sumber pendanaan yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN).
a. Pengelolaan pendapatan Daerah
Terbagi atas pendapatan Asli Daerah (PAD) , Dana perimbangan dan lain-
lain pendapatan yang sah.

29
2. Neraca Daerah
a. Rasio lancar
Dugunakan untuk mrngetahui sampai seberapa jauh Pemerintah
Kabupaten Aceh Utara dapat melunasi hutang jangka pendeknya.
b. Quick ratio
Jika dibandingkan dengan rasio lancer dan rasio dari Dun & bradstret,
maka quick ratio yang nilainya lebih besar dari satumenunjukkan bahwa
asset lancer (setelah dikurangi persediaan) dapat menutup kewaajiban
jangka pendeknya. Sebaliknya quick ratio lebih kecil ri 0,75, menunjukkan
bahwa pemerintah daeah tidak mampu untuk menutup kewajiban jangka
pendeknya.

B. Kebijakan pengelolaan keuangan masa lalu


1. Proporsi Penggunaan Angguran
Analisis proporsi anggaran bertujuan untuk mendapatkan diskripsi
tentang kebijakan pembelanjaan dan pembiayaan pengeluaran yang dapat
digunakan dalam menentukan kebijakan dimasa mendatang.
2. Analisis Pembiayaan
Pembiayaan yang termuat dalam APBD Aceh Utara terdiri atas
penerimaan pembiayaan daerah dan pengeluaran pembiayaan daerah.

C. Kerangka Pendanaan
1. Analisis pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat Serta Prioritas utama
Belanja periodic wajib dan mengikat adalah pengeluaran yang wajib
dibayar serta tidak dapat ditunda pembayarannya dan dibayar setiap
periodic oleh pemerintah.
Belanja periodik prioritas adalah pengeluaran yang harus dibayar
setiap periodik oleh pemerintah daerah dalam rangka memenuhi amanat
peraturan perundang-undangan serta kerberlangsungan pelayanan
pemerintah daerah.

30
BAB III

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DOKUMEN

3.1 KELEBIHAN

a. Dokumen ini sudah bagus, dimana menjelaskan bagaimana gambaran-


gambaran kondisi dari kabupaten Aceh Utara. (menjelaskan gambaran
geografi dan demografinya, potensi pengembangan wilayah, gambaran
kesejahteraan masyarakat, gambaran wilayah rawan bencana, gambaran
kesejahteraan masyarakat social, gambaran aspek pelayanan umum, dan
lain sebagainya). Di lengkapi juga dengan data yang akurat beserta
gambar.

31
3.2 KEKURANGAN

1 Di bagian gambaran Demografi terdapat kekurangan data berupa tabel


jumlah penduduk laki-laki dan jumlah penduduk perempuan.Karena di
sebutkan jumlah penduduk laki-laki 268.357 dan jumlah penduduk
perempuan 273.521 tapi tidak diketahui dari mana hasilnya.

2 Di bagian Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto terdapat


penjelasan yang membuat pembaca kebingungan, Karena ada angka-angka
yang dijelaskan tapi tidak sesuai dengan apa yang tertera di dalam tabel.

3 Di Bagian Gambaran Kemiskinan menjelaskan jumlah angka kemiskinan


di aceh utara, serta membandingkannya dengan jumlah kemiskinan
nasional aceh. Tapi tidak mencantumkan bagamana jumlah angka
kemiskinannya.

32
3.3 USULAN PERBAIKAN

Menurut kelompok kami, dokumen RPJM Aceh Utara ini sebenarnya sudah
bagus dengan pembahasan-pembahasan yang ada di dalam dokumen
tersebut.kita ketahui bahwa setiap kita melakukan sesuatu pasti dibarengi
dengan kesalahan dan kesilapan, sama hal-nya dengan RPJM Aceh Utara ini.
Oleh karena itu kami ada beberapa rekomendasi terhadap beberapa hal dalam
RPJM ini.

1. Sebaiknya profil riwayat penulis atau riwayat pendidikan penulis dokumen


ini dibuat. Dimana data semacam daftar riwayat penulis atau riwayat
pendidikannya perlu untuk menunjang dalam penganalisisan dokumen ini.
Yaitu untuk mengetahui apakah penulis orang yang memiliki kapabilitas
dan pemahaaman yang baik tentang dunia dokumen ini. Jadi dengan
adanya profil penulis tersebut pembaca atau penganalisis akan bisa
mengetahui siapa penulis dari dokumen ini.

2. Profil pejabat pemerintah (Bupati & Wakil Bupati) sebaiknya di


cantumkan pada cover dokumen ini agar terlihat lebih menarik. Disisi lain
dengan adanya foto pejabat pemerintah tersebut masyarakat luar dapat
mengetahui pejabat pemerintahnya.

3. Berdasarkan kekurangan nomor 1. Dengan adanya tabel jumlah-jumlah


penduduk laki-laki dan jumlah perempuan, pembaca dapat mengetahui
seberapa banyak jumlah penduduk laki-laki dan jumlah penduduk
perempuan.di kabupaten Aceh Utara ini. Di sisi lain membuat dokumen ini
lebih lengkap.

4. Berdasarkan kekurangan nomor 2. Lebih bagus, dalam menjelaskan


gambaran PDRB suatu daerah, itu sebaiknya dibuat dengan contoh
mencari PDRB-nya.

33
5. Berdasarkan kekurangan nomor 3. Dalam gambaran kemiskinan, jika
jumlah tingkat kemiskinan Nasional dan kemiskinan Aceh juga
dicantumkan dalam dokumen ini, kita akan mengetahui apakah yang
dijelaskan sesuai dengan data.

6. Dinyatakan secara umum jenis tanahnya dibedakan 2 (dua) kelompok


yaitu Hidromoif dan pedosolik dan jenis geologi yang dibagi 2 (dua) juga
yaitu batuan Quarter dan jenis batuan tersier. Agar lebih bagus sebaiknya
disertakan dengan contoh dari jenis tanah dan batuan yang dimaksud.

7. Agar lebih menarik, ada baiknya ketika menjelaskan gambaran-gambaran


dari kabupaten Aceh utara ini. Contoh (pariwsatanya) itu di sertai gambar
wisatanya, selain menceritakan bagaimana kondisi Aceh Utara, di satu sisi
memperkenalkan wisata-nya kepada khalayak umum.

8. Dalam penyusunan RPJM-nya, sebaiknya di buat dalam satu file saja, agar
tidak terlalu susah ketika membaca RPJM-nya karena harus membuka
dari satu file ke file lain.

34

Anda mungkin juga menyukai