Anda di halaman 1dari 160

LAPORAN KEGIATAN

DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kualitas Sumber
Daya Manusia serta kualitas kehidupan dan usia harapan hidup Undang Undang
No 30 tahun 2009 tentang kesehatan menjelaskan bahwa pembangunan kesehatan
sebagai salah satu upaya dan pembangunan nasional diarahkan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup
sehat. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh
kesinambungan antar upaya program dan sektor, serta kesinambungan dengan
upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh periode sebelumnya.
Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan adalah masyarakat yang ditandai oleh penduduk yang
hidup dalam lingkungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat dan memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh
wilayah Republik Indonesia Gambaran keadaan kesehatan masyarakat Indonesia
di masa depan atau visi yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan
tersebut dirumuskan sebagai "Indonesia Sehat 2030" Untuk mewujudkan visi
Indonesia Sehat 2030 ditetapkan 4 (empat) misi pembangunan kesehatan, yaitu
1 Meningkatkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan
2 Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
3.Memelihara dan meningkatkan upaya kesehatan yang bermutu, merita dan
terjangkau.
4. Meningkatkan dan mendayagunakan sumber daya kesehatan
Provinsi Sumatera Utara memiliki 5 prioritas pembangunan berdasarkan
RPJMD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019 2023. Salah satunya mendukung
pembangunan kesehatan nasional yakni penyediaan layanan kesehatan yang
berkualitas Hal ini dilakukan guna mendukung tercapainya sumber daya manusia
berkualitas dalam mencapai visi Provinsi Sumatera Utara tahun 2019 2023.
Adapun Visinya adalah “Sumatera Utara yang Maju, Aman, dan
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 1
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Bermartabat" Makna yang terkandung dalam visi tersebut dijabarkan sebagai


berikut:
1. Sumatera Utara, bermakna seluruh wilayah dan komponen/lapisan masyarakat
yang berdiam di Sumatera Utara, yang berasal dari bebagai ragam adat budaya,
etnis, agama dan golongan yang memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk
berpastisipasi dan menikmai hasil pembangunan
2 Maju, bermakna wilayah Sumatera utara yang kondusif untuk terjaidnya proses
nilai tambah atas potensi yang dimiliki serta penduduk dengan kualitas kesehatan
dan pendidikan yang baik serta berpikiran ke depan sehingga Sumatera Utara
menjadi wilayah terdepan di Sumatera.
3. Aman, bermakna wilayan dan penduduk Sumatera Utara bebas dari bahaya
gangguan dan terlindungi dari berbagai macam marabahaya dalam melaksanakan
aktivitas keseharian.
4 Bermartabat, bermakna wilayah dan penduduk Sumatera Utara yang agamis
dan menjunjung tinggi etika dan norma dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, menjunjung tinggi adat istiadat dalam kehidupan bermasyarakat, dan
menjunjung tinggi supremasi hukum dalam segala aspek
Untuk mencapai visinya, Provinsi Sumatera Utara memiliki misi antara
lain sebagai berikut:
1. Mewujudkan Masyarakat Sumatera Utara Yang Bermartabat Dalam
Kehidupan karena memiliki iman dan taqwa, tersedianya sandang pangan
yang cukup, rumah yang layak, pendidikan yang baik, kesehatan yang prima,
mata pencaharian yang menyenangkan, serta harga-harga yang terjangkau
2. Mewujudkan Masyarakat Sumatera Utara Yang Bermartabat Dalam Politik
dengan adanya pemerintahan yang bersih dan dicintai, tata kelola pemerintah
yang baik, adil, terpercaya, politik yang beretika, masyarakat yang
berwawasan kebangsaan, dan memiliki kohesi sosial yang kuat serta
harmonis.
3. Mewujudkan Masyarakat Sumatera Utara Yang Bermartabat Dalam
Pendidikan karena masyarakatnya yang terpelajar, berkarakter, cerdas
kolaboratif, berdaya saing, dan mandiri

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 2
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

4. Mewujudkan Masyarakat Sumatera Utara Yang Bermartabat Dalam Pergaulan


karena terbebas dan judi narkoba prostinesi, dan penyeladapan, sehingga
menjadi teladan di Asia Tenggara dan Dunia
5. Mewujudkan Masyarakat Sumatera Utara Yang Bermartabat Dalam
Lingkungan karena ekologinya yang terjaga alamnya yang bersih dan indah
penduduknya yang ramah, berbudaya, berperikemanusiaan, dan beradab
Pembangunan kesehatan provinsi Sumatera Utara yan diselenggarakan
lima tahun ke depan tidak saja diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan kualitas layanan kesehatan, tetapi juga diharapkan dapat berjalan
dengan baik karena didukung kinerja aparat pemerintah yang bersih, kreatif,
inovatif, disiplin dan akuntabel. Di provinsi Sumatera Utara, pelaksanaan
pembangunan kesehatan dari tahun ketahun semakin meningkat, hal ini antara
lain: ditunjukkan dengan penambahan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan,
penambahan tenaga kerja, juga penambahan fasilitas kesehatan lingkungan.

B. TUJUAN UMUM
Sebagai penjabaran dari Visi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara,
maka tujuan yang akan dicapai adalah terselanggaranya pembangunan kesehatan
yang berkesinambungan, berhasil guna dan berdaya guna serta serasi dan
seimbang dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setingi-
tingginya.

C. TUJUAN KHUSUS
Mampu bekerja secara profesional sebagai dokter di Puskesmas, mampu
melakukan penyuluhan, mampu bekerja sebagai tim kerja, dan mengetahui
struktur organisasi.

D. MANFAAT
Sebagai proses pembelajaran untuk menambah pengalaman dalam
melakukan sebuah penelitian dan diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan bagi peserta Kepaniteraan Klinik Senior tentang Program Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 3
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB II
PROFIL KESEHATAN
PROVINSI SUMATERA UTARA
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 4
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

I. Demografi
1.1 Lokasi dan Keadaan Geografis
Secara geografis, Provinsi Sumatera Utara terletak di bagian Barat
wilayah Indonesia, berbatasan dengan Samudera Hindia di sebelah Barat, Provinsi
Aceh di sebelah Utara, Provinsi Riau dan dan Provinsi Sumatera Barat di sebelah
Selatan,serta Malaysia disebelah Timur. Secara astronomis, Provinsi Sumatera
Utara terletak pada garis 1° – 4° Lintang Utara, dan 98° – 100° Bujur Timur. Luas
daratan Provinsi Sumatera Utara sebesar 72.981,23 km2, terdiri dari daratan Pulau
Sumatera dan Kepulauan Nias, Pulau-Pulau Batu, serta pulau-pulau kecil yang
berada dibagian Barat maupun bagian Timur pantai Pulau Sumatera. Kabupaten
Langkat diketahui memiliki luas wilayah terbesar yaitu 6.262,00 km2 atau sekitar
8,58% dari total luas wilayah Sumatera Utara, dan Kota Tebing Tinggi diketahui
memiliki luas wilayah paling kecil yaitu sebesar 31,00 km2 atau sekitar 0,04%
dari total luas wilayah Sumatera Utara. Berdasarkan kondisi letak dan kondisi
alam, wilayah Provinsi Sumatera Utara dikelompokkan dalam 3 (tiga) kelompok
wilayah/kawasan yaitu Pantai Barat, Dataran Tinggi dan Pantai Timur. Provinsi
Sumatera Utara terdiri dari 33 Pemerintahan Kabupaten/Kota, yang terbagi
menjadi 8 kota dan 25 Kabupaten, dengan jumlah kecamatan sebanyak 440 dan
jumlah desa/kelurahan sebanyak 6.129.

Tabel 1.1
Luas Daerah menurut Kabupaten/Kota di Sumatera Utara
LUAS / AREA RASIO
NO NAMA KAB/KOTA
(KM2) (%)
1 Nias 1.842,51 2,52
2 Mandailing Natal 6.134,00 8,40
3 Tapanuli Selatan 6.030,47 8,26
4 Tapanuli Tengah 2.188,00 3,00
5 Tapanuli Utara 3.791,64 5,20
6 Toba Samosir 2.328,89 3,19

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 5
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

7 Labuhan Batu 2.156,02 2,95


8 Asahan 3.702,21 5,07
9 Simalungun 4.369,00 5,99
10 Dairi 1.927,80 2,64
11 Karo 2.127,00 2,91
12 Deli Serdang 2.241,68 3,07
13 Langkat 6.262,00 8,58
14 Nias Selatan 1.825,20 2,50
15 Humbang Hasundutan 2.335,33 3,20
16 Pakpak Bharat 1.218,30 1,67
17 Samosir 2.069,05 2,84
18 Serdang Bedagai 1.900,22 2,60
19 Batu Bara 922,20 1,26
20 Padang Lawas Utara 3.918,05 5,37
21 Padang Lawas 3.892,74 5,33
22 Labuhan Batu Selatan 3.596,00 4,93
23 Labuhan Batu Utara 3.570,98 4,89
24 Nias Utara 1.202,78 1,65
25 Nias Barat 473,73 0,65
71 Sibolga 41,31 0,06
72 Tanjung Balai 107,83 0,15
73 Pematang Siantar 55,66 0,08
74 Tebing Tinggi 31,00 0,04
75 Medan 265,00 0,36
76 Binjai 59,19 0,08
77 Padang Sidempuan 114,66 0,16
78 Gunung Sitoli 280,78 0,38
79 Sumatera Utara 72.981,23 100,00
Sumber : BPS Sumatera Utara
2019

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 6
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

1.2 Keadaan Penduduk


Sumatera Utara merupakan Provinsi dengan jumlah penduduk terbesar
keempat di Indonesia setelah Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Timur dan
Provinsi Jawa Tengah. Hasil estimasi jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara
pada tahun 2019 sebesar 14.562.549 jiwa, terdiri dari 7.266.207 jiwa penduduk
laki-laki dan 7.296.342 jiwa penduduk perempuan. Angka tersebut merupakan
hasil perhitungan yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dengan
menggunakan metode geometrik, yaitu metode yang menggunakan prinsip bahwa
parameter dasar demografi (yaitu parameter fertilitas, mortalitas, dan migrasi)
tumbuh konstan per tahunnya. Pada tahun 2018, sex ratio penduduk Provinsi
Sumatera Utara sebesar 99,59. Penduduk yang tinggal di daerah perkotaan sebesar
7,21 juta jiwa (50,01%), hampir sama banyaknya dengan penduduk yang tinggal
di daerah pedesaan (sebesar 7,21 jiwa atau 49,99%).

Jumlah Penduduk Berdasarkan Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara ,2020

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 7
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Pada Gambar diatas, berdasarkan hasil estimasi, jumlah penduduk


paling banyak di Provinsi Sumatera Utara terdapat di Kota Medan dengan jumlah
penduduk sebesar 2.279.849 jiwa, sedangkan jumlah penduduk paling sedikit
terdapat di Kabupaten Pakpak Bharat dengan jumlah penduduk sebesar 48.935
jiwa.
Konsentrasi penduduk di suatu wilayah dapat dipelajari dengan
menggunakan ukuran kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk menunjukkan
rata-rata jumlah penduduk per 1 kilometer persegi. Semakin besar angka
kepadatan penduduk menunjukkan bahwa semakin banyak penduduk yang
mendiami wilayah tersebut. Rata-rata kepadatan penduduk di Provinsi Sumatera
Utara tahun 2019 berdasarkan hasil estimasi sebesar 199,5 jiwa per km2, keadaan
ini meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar 197,5 jiwa per km2.
Kepadatan penduduk berguna sebagai acuan dalam rangka mewujudkan
pemerataan dan persebaran penduduk. Tingkat kepadatan penduduk yang tinggi
umumnya terdapat di wilayah perkotaan. Wilayah dengan kepadatan penduduk
tertinggi di Provinsi Sumatera Utara adalah Kota Medan yakni sebesar 8.603,37

jiwa per km2, sedangkan wilayah dengan kepadatan penduduk tergolong rendah

adalah Kabupaten Pakpak Bharat yakni sebesar 40,17 jiwa per km2.
Rata-rata jumlah anggota keluarga di Sumatera Utara pada tahun 2019
adalah sebesar 4,3 per KK yang berarti bahwa setiap keluarga rata-rata memiliki
4-5 anggota keluarga. Kabupaten Nias Barat merupakan wilayah dengan rata-rata
jumlah anggota keluarga terbanyak yaitu 5,1 dan Kabupaten Karo merupakan
wilayah dengan rata-rata jumlah anggota keluarga paling sedikit yaitu 3,7 orang.
Indikator penting terkait distribusi penduduk menurut umur yang sering
digunakan untuk mengetahui produktivitas penduduk yaitu Angka Beban
Tanggungan (ABT) atau Dependency Ratio (DR). Angka Beban Tanggungan
(ABT) adalah angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang
berumur tidak produktif (belum produktif/umur di bawah 15 tahun dan tidak
produktif lagi/umur 65 tahun ke atas) dengan yang berumur produktif (umur 15-
64 tahun). Angka ini dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat
menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara. Semakin tinggi persentase

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 8
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

dependency ratio menunjukkan semakin tinggi beban yang harus ditanggung


penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif
dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin
rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang
produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif
lagi.
Angka Beban Tanggungan penduduk Sumatera Utara pada tahun 2019
sebesar 55,51%, mengalami penurunan sebesar 0,18 % bila dibandingkan dengan
DR tahun 2018 sebesar 55,69%. Hal ini berarti bahwa dengan DR 55,51%, maka
100 penduduk Sumatera Utara yang produktif, di samping menanggung dirinya
sendiri, juga menanggung 56 orang yang tidak produktif.
Penduduk sebagai determinan pembangunan perlu mendapat perhatian
yang serius. Program pembangunan, termasuk pembangunan di bidang kesehatan,
harus didasarkan pada dinamika kependudukan. Upaya pembangunan di bidang
kesehatan tercermin dalam program kesehatan melalui upaya promotif, preventif,
kuratif maupun rehabilitatif. Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pencapaian derajat kesehatan
yang optimal bukan hanya menjadi tanggung jawab dari sektor kesehatan saja,
namun sektor terkait lainnya seperti sektor pendidikan, ekonomi, sosial dan
pemerintahan juga memiliki peranan yang cukup besar. Kesehatan merupakan hak
semua penduduk, sehingga ditetapkan target dan sasaran pembangunan kesehatan.
Data penduduk sasaran program pembangunan kesehatan diperlukan bagi
pengelola program terutama untuk menyusun perencanaan serta evaluasi hasil
pencapaian upaya kesehatan yang telah dilaksanakan.

1.3 Keadaan Ekonomi


Kondisi perekonomian merupakan salah satu aspek yang diukur dalam
menentukan keberhasilan pembangunan suatu daerah. Berdasarkan data BPS
Provinsi Sumatera Utara, besaran pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2019 atas dasar harga berlaku
sebesar Rp. 801,73 triliun, atas dasar harga konstan sebesar Rp. 539,53 triliun.
Dalam kurun waktu dua tahun terakhir, PDRB per kapita atas dasar harga berlaku
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 9
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

mengalami peningkatan, dari Rp. 51,46 juta pada tahun 2018 menjadi Rp. 55,05
juta pada tahun 2019.
Data menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera
Utara tahun 2019 sebesar 5,22%, sedikit meningkat jika dibandingkan dengan
pertumbuhan ekonomi tahun 2018 sebesar 5,18%.
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015-2019
(dalam persen)

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara, 2020


Permasalahan kesehatan umumnya sangat dipengaruhi oleh tingkat
sosial ekonomi masyarakat, salah satunya terkait dengan penduduk miskin. BPS
melakukan pengukuran kemiskinan menggunakan konsep pemenuhan kebutuhan
dasar (basic need approach). Kemiskinan didefinisikan sebagai kondisi dimana
seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi hak hak dasarnya
untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat.
Kemiskinan juga dipahami sebagai ketidakmampuan ekonomi penduduk untuk
memenuhi kebutuhan dasar makanan maupun non makanan yang diukur dari
pengeluaran. Distribusi pendapatan merupakan ukuran kemiskinan relatif. Namun
karena data pendapatan sulit diperoleh, pengukuran distribusi pendapatan
menggunakan pendekatan data pengeluaran.
Pengukuran kemiskinan dilakukan dengan cara menetapkan nilai
standar kebutuhan minimum, baik untuk makanan maupun untuk non makanan
yang harus dipenuhi seseorang untuk hidup secara layak. Nilai standar kebutuhan
minimum tersebut digunakan sebagai garis pembatas untuk memisahkan antara
penduduk miskin dan tidak miskin. Garis pembatas tersebut yang sering disebut

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 10
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

dengan garis kemiskinan. Penduduk dengan tingkat pengeluaran per kapita per
bulan kurang dari atau di bawah garis kemiskinan dikategorikan miskin.
Pada bulan Maret 2019, jumlah penduduk miskin di Sumatera Utara
sebanyak 1.282.040 (8,33%) mengalami penurunan sebesar 1,7% (181.630 orang)
bila dibandingkan dengan tahun 2018 sebanyak 1.463.670 (10,53 %). Namun bila
dilihat pada bulan September 2019, angka kemiskinan Sumatera Utara mengalami
penurunan sebesar 0,2 persen poin yaitu dari 8,83 persen pada Maret 2019
menjadi 8,63 persen pada September 2019. Angka kemiskinan ini setara dengan
1,282 juta jiwa pada September 2019, atau berkurang sekitar 21 ribu jiwa dalam
satu semester terakhir. Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada
September 2019 sebesar 8,39 persen, mengalami penurunan dibanding Maret
2019 yang sebesar 8,56 persen. Demikian juga penduduk miskin di daerah
pedesaan, turun dari 9,14 persen pada Maret 2019 menjadi 8,93 persen pada
September 2019.
Pada September 2019, garis kemiskinan Sumatera Utara secara total
sebesar Rp.466.122,- per kapita per bulan. Untuk daerah perkotaan, garis
kemiskinanannya sebesar Rp.506.538,- per kapita per bulan, sedangkan untuk
daerah perdesaan sebesar Rp. 470.545,- per kapita per bulan. Persebaran
penduduk miskin per kabupaten/kota tahun 2019 dapat dilihat pada grafik berikut
ini.

Persebaran Penduduk Miskin Berdasarkan Kabupaten/Kota di Sumatera Utara Tahun 2019

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 11
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara, 2020

Data menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin terbesar ada di Kota


Medan yaitu 183.790 jiwa, sedangkan jumlah penduduk miskin terkecil ada
di Kabupaten Pakpak Bharat yaitu sebesar 4.520 jiwa. Persentase penduduk
miskin terbesar di Provinsi Sumatera Utara tahun 2019 diketahui ada di
Kabupaten Nias Barat (25,51%), Kabupaten Nias Utara (24,99%) dan Kabupaten
Nias Selatan (16,45%). Sedangkan wilayah dengan persentase penduduk miskin
terendah adalah Kabupaten Deli Serdang (3,89%), Kota Binjai (5,66%), dan Kota
Padangsidimpuan (7,26%).

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 12
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Permasalahan kemiskinan merupakan permasalahan yang kompleks


dan bersifat multi dimensional, oleh karena itu, upaya pengentasan kemiskinan
harus dilakukan secara komprehensif, mencakup berbagai aspek kehidupan
masyarakat, dan dilaksanakan secara terpadu.
Masalah kemiskinan juga perlu memperhatikan tingkat kedalaman dan
keparahan kemiskinan. Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index)
merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk
miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin besar nilai indeks semakin jauh rata-
rata pengeluaran penduduk miskin dari garis kemiskinan. Indeks Kedalaman
Kemiskinan Provinsi Sumatera Utara tahun 2019 sebesar 1,48. Indeks Keparahan
Kemiskinan (Poverty Severity Index) memberikan gambaran mengenai
penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks
semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin. Indeks
Keparahan Kemiskinan Provinsi Sumatera Utara tahun 2019 sebesar 0,37.
Ukuran yang dapat menggambarkan ketimpangan pendapatan yaitu
Koefisien Gini/Indeks Gini (Gini Ratio). Indeks Gini adalah suatu koefisien yang
menunjukkan tingkat ketimpangan atau kemerataan distribusi pendapatan secara
menyeluruh. Nilai Indeks Gini ada di antara 0 dan 1. Semakin tinggi nilai Indeks
Gini menunjukkan ketidakmerataan pendapatan yang semakin tinggi. Apabila
nilai Indeks Gini 0 artinya terdapat kemerataan yang sempurna pada distribusi

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 13
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

pendapatan, sedangkan jika bernilai 1 berarti terjadi ketidakmerataan pendapatan


yang sempurna. Indeks Gini Provinsi Sumatera Utara tahun 2019 sebesar 0,317.
Pendapatan yang diterima rumah tangga dapat menggambarkan tingkat
kesejahteraan rumah tangga tersebut. Mengingat sulitnya memperoleh informasi
pendapatan rumah tangga yang akurat, maka dilakukan pendekatan melalui data
pengeluaran rumah tangga yang dibedakan menurut kelompok makanan dan
bukan makanan. Kedua kelompok tersebut dapat menggambarkan bagaimana
rumah tangga mengalokasikan kebutuhan rumah tangganya. Menurut hukum
ekonomi (Ernest Engel, 1857) bila selera tidak berbeda maka persentase
pengeluaran untuk makanan akan menurun seiring dengan meningkatnya
pendapatan. Dengan demikian, secara umum semakin meningkat pendapatan
(kesejahteraan), semakin berkurang persentase pengeluaran untuk makanan.
Hasil dari persentase rata-rata pengeluaran per kapita sebulan yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan makanan (54,17%) masih lebih besar
dibandingkan dengan pengeluaran untuk non makanan (45,83%). Tiga
pengeluaran terbesar adalah untuk perumahan dan fasilitas rumah tangga
(22,30%), makanan dan minuman jadi (16,04%), dan pengeluaran untuk aneka
komoditas dan jasa (12,16%).

Persentase Rata-rata Pengeluaran Perkapita Perbulan tahun 2019

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara, 2020

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 14
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Pertumbuhan ekonomi berkaitan erat dengan kesempatan kerja di


Sumatera Utara. Penduduk dilihat dari sisi ketenagakerjaan merupakan suplai bagi
pasar tenaga kerja, namun hanya penduduk usia kerja (usia 15 tahun ke atas) yang
dapat menawarkan tenaganya di pasar kerja. Penduduk usia kerja dibagi menjadi
dua kelompok yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Kelompok
angkatan kerja terdiri dari penduduk yang bekerja (aktif bekerja atau punya
pekerjaan namun sementara tidak bekerja) dan pengangguran (penduduk yang
sedang mencari pekerjaan, sedang mempersiapkan suatu usaha, sudah memiliki
pekerjaan tetapi belum mulai bekerja, merasa tidak mungkin mendapat
pekerjaan/putus asa). Sedangkan kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari
penduduk sedang bersekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya.
Tabel dibawah menunjukkan keadaan ketenagakerjaan di Provinsi
Sumatera Utara pada tahun 2016 – 2019. Pada periode 2016 – 2019 terjadi
peningkatan jumlah Angkatan kerja dan penduduk yang bekerja. Sedangkan
jumlah pengangguran terbuka berfluktuasi.

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama 2016-2019

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara, 2020

Angkatan kerja di Sumatera Utara adalah tamatan SD/Tidak Tamat SD


(28,55%), SMP (20,15%), tamatan SMA sebesar 38,44%, serta angkatan kerja
berpendidikan Diploma I,II,III & IV serta Perguruan tinggi (12,85%). Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) meningkat dari 65,99% pada tahun 2016

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 15
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

menjadi 70,19% pada tahun 2019. TPAK merupakan persentase jumlah angkatan
kerja terhadap jumlah penduduk usia kerja. Indikator ini mengindikasikan
besarnya penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi di suatu wilayah dan
menunjukkan besaran relatif suplai tenaga kerja yang tersedia untuk produksi
barang dan jasa dalam suatu perekonomian. Jika dilihat dari status pekerjaan
utama, lebih dari sepertiga penduduk berusia 15 tahun ke atas (41,54%), bekerja
menjadi buruh atau karyawan. Adapun yang lainnya berusaha sendiri sebesar
19,82%, berusaha dan dibantu buruh tidak tetap atau buruh tidak dibayar sebesar
14,25%, dan pekerja keluarga atau tidak dibayar sebesar 13,94%, pekerja bebas
sebesar 7,13% serta sebagian kecil yang menjadi pengusaha dengan
mempekerjakan buruh/karyawan tetap yaitu sebesar 3,30%. Dari sisi lapangan
usaha, sebagian besar penduduk Sumatera Utara bekerja di sector jasa sebesar
47,76%, pertanian (perkebunan, kehutanan dan perikanan), yaitu sebanyak
35,53%, kemudian diikuti sektor industri pengolahan sekitar 16,69%.

Persentase Angkatan Kerja 15 Tahun keatas Berdasarkan Pendidikan Tertinggi


Yang Ditamatkan di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 16
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Persentase Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurun dari 5,56% pada tahun


2018 menjadi 5,41% pada tahun 2019. TPT menggambarkan proporsi angkatan
kerja yang tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif mencari dan bersedia untuk
bekerja, atau perbandingan antara jumlah pencari kerja dengan jumlah angkatan
kerja.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Kabupaten/KotaTahun 2019

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara, 2020

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 17
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Dari gambar di atas tampak Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)


berdasarkan kabupaten/kota tahun 2019 yang paling tinggi adalah Kota
Pematangsiantar (11,09%), Kota Tebing Tinggi (8,60%) dan Kota Medan
(8,53%). Sedangkan TPT yang paling rendah adalah Kabupaten Humbang
Hasundutan (0,33%), Kabupaten Pakpak Bharat (0,19%), dan Kabupaten Nias
(1,09%). Tingginya Tingkat Pengangguran Terbuka biasanya seiring dengan
pertambahan jumlah penduduk serta tidak didukung oleh tersedianya lapangan
kerja baru atau keengganan untuk menciptakan lapangan kerja (minimal) untuk
dirinya sendiri atau memang tidak memungkinkan untuk mendapatkan lapangan
kerja atau tidak memungkinkan untuk menciptakan lapangan kerja.

1.4 Keadaan Pendidikan


Komponen pengukuran tingkat pembangunan manusia suatu negara
yang cukup berpengaruh yaitu komponen pendidikan. Perubahan yang terjadi
secara terus menerus pada perilaku masyarakat disebabkan oleh semakin
meningkatnya tingkat pendidikan. Pendidikan juga merupakan salah satu syarat
mutlak pencapaian tujuan pembangunan manusia, dan merupakan target
pembangunan sekaligus sarana pembangunan nasional.
Pendidikan masyarakat dapat diukur dengan berbagai indikator, salah satu
indikator yang secara sensitif dapat mengukur tingkat Pendidikan masyarakat
yaitu Rata-rata Lama Sekolah (RLS).
Rata-rata Lama Sekolah Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas (dalam tahun)
Tahun 2014 – 2019

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 18
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Rata-rata Lama Sekolah penduduk berumur 15 tahun ke atas cenderung


meningkat, yaitu 8,93 tahun pada tahun 2014 menjadi 9,34 tahun pada tahun
2019. Dengan capaian ini, Provinsi Sumatera Utara termasuk dalam kategori
provinsi telah mencapai program wajib belajar 9 tahun.
Hal mendasar yang dibutuhkan oleh penduduk untuk menuju kehidupan
yang lebih sejahtera yaitu kemampuan membaca dan menulis. Penduduk yang
bisa membaca dan menulis secara umum memiliki akses ke berbagai hal yang
jauh lebih besar dibandingkan dengan penduduk yang tidak memiliki kemampuan
tersebut, sehingga peluang untuk hidup lebih sejahtera dimiliki oleh penduduk
yang bisa membaca dan menulis. Kemampuan membaca dan menulis tercermin
dari Angka Melek Huruf (AMH) dan Angka Buta Huruf (ABH). Berdasarkan
hasil Susenas 2019, AMH penduduk Sumatera Utara sebesar 99,15, dimana untuk
daerah perkotaan sebesar 99,65% sedangkan untuk daerah perdesaan sebesar
98,51%.
Tingkat partisipasi sekolah penduduk menurut kelompok umur sekolah
atau jenjang pendidikan tertentu diukur dengan indikator angka partisipasi.
Terdapat tiga jenis indikator yang memberikan gambaran mengenai partisipasi
sekolah, yaitu Angka Partisipasi Sekolah (APS), Angka Partisipasi Kasar (APK),
dan Angka Partisipasi Murni (APM). APS merupakan persentase jumlah murid
kelompok usia sekolah tertentu yang bersekolah pada berbagai jenjang Pendidikan
dibagi dengan penduduk kelompok usia sekolah yang sesuai. Indikator ini
digunakan untuk mengetahui banyaknya anak usia sekolah yang masih bersekolah
di semua jenjang Pendidikan. APS secara umum dikategorikan menjadi 3
kelompok umur, yaitu 7 – 12 tahun mewakili umur setingkat SD, 13 – 15 tahun
mewakili umur setingkat SMP/MTs, 16 – 18 tahun mewakili umur setingkat
SMA/SMK dan 19 – 24 tahun mewakili umur setingkat perguruan tinggi.
Semakin tinggi APS berarti semakin banyak anak usia sekolah yang bersekolah.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 19
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Persentase Angka Partisipasi Sekolah di Provinsi Sumatera Utara


Tahun 2017 – 2019

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara, 2020

Gambar diatas memperlihatkan APS tahun 2017 sampai dengan tahun


2019 untuk tiap kelompok umur sekolah. APS pada kelompok umur sekolah 7 –
12 tahun trjadi penurunan sebesar 0,09% dibandingkan pada tahun 2018,
sedangkan kelompok umur 13 – 15 tahun cenderung meningkat, sedangkan APS
pada kelompok umur sekolah 16 – 18 tahun dan kelompok umur 19 – 24 tahun
cenderung fluktuatif. Semakin tinggi kelompok umur maka tingkat partisipasi
sekolahnya semakin kecil, hal ini dimungkinkan pada kelompok umur 16 – 18
tahun dan 19 – 24 tahun telah masuk dalam angkatan kerja dan bekerja.
APK merupakan indikator yang dapat memberikan gambaran
mengenai partisipasi sekolah penduduk yang bersekolah pada jenjang pendidikan
tertentu tanpa memperhatikan umur. APK adalah rasio jumlah siswa, berapa pun
usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah
penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu,
dinyatakan dalam persen. APK menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara
umum di suatu jenjang pendidikan. Hasil perhitungan APK ini digunakan untuk
mengetahui banyaknya anak yang bersekolah di suatu jenjang pendidikan tertentu
pada wilayah tertentu. Semakin tinggi APK menunjukkan semakin banyak anak
usia sekolah yang bersekolah di suatu jenjang pendidikan pada suatu wilayah.
Berikut ini akan digambarkan APK di Provinsi Sumatera Utara tahun 2017-2019.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 20
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Persentase Angka Partisipan Kasar Pendidikan di Provinsi Sumatera Utara


Tahun 2017-2019

Hasil dari gambar diketahui nilai APK untuk SD/MI tahun 2017–2019
melebihi100%, yang menunjukkan masih adanya penduduk yang terlalu cepat
sekolah (pendudukusia di bawah 7 tahun yang sudah bersekolah) atau terlambat
bersekolah (penduduk usia lebih dari 12 tahun masih bersekolah di SD/sederajat).
Hasil dari gambar diatas juga menunjukkan bahwa nilai APK dari tahun 2017–
2019 untuk seluruh kelompok usia sekolah cenderung fluktuatif, dan belum
ditemukan kenaikan yang terus-menerus setiap tahunnya.
Indikator pendidikan lainnya yaitu Angka Partisipasi Murni (APM).
APM merupakan perbandingan antara jumlah siswa kelompok usia sekolah pada
jenjang pendidikan tertentu dengan penduduk usia sekolah yang sesuai dengan
usianya, dinyatakan dalam persen. Berbeda dengan APK, APM menggunakan
batasan kelompok umur. Indikator APM ini digunakan untuk mengetahui
banyaknya anak usia sekolah yang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan yang
sesuai dengan usianya. Semakin tinggi APM menandakan semakin banyak anak
usia sekolah yang bersekolah di suatu daerah Jika dibandingkan APK, APM
merupakan indikator pendidikan yang lebih baik karena memperhitungkan juga
partisipasi penduduk kelompok usia standar di jenjang pendidikan yang sesuai
dengan standar tersebut.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 21
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Persentase Angka Partisipan Murni Pendidikan di Provinsi Sumatera Utara


Tahun 2017-2019

Pada Gambar diatas nilai APM tahun 2019 untuk SD/sederajat


sebesar 97,67%, SMP/sederajat sebesar 80,26%, dan SMA/sederajat sebesar
67,53%. Dibandingkan tahun 2018, terdapat peningkatan pada jenjang
pendidikan SD, SMS dan SMA. Sedangkan pada jenjang perguruan tinggi (PT),
ditemukan penurunan sebesar 0,20%. Nilai APM lebih mencerminkan kondisi
partisipasi sekolah dibandingkan nilai APK. Rincian APM menurut
Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019, dapat dilihat pada tabel
berikut :

Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara


Tahun 2018

N NAMA KAB/KOTA ANGKA PARTISIPASI MURNI (APM)


o SD SMP SMA PT
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 22
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

1 Nias 98,78 78,11 62,52 5,85


2 Mandailing Natal 99,22 83,14 62,57 13,09
3 Tapanuli Selatan 98,57 82,07 66,93 15,34
4 Tapanuli Tengah 99,07 88,26 70,66 15,63
5 Tapanuli Utara 99,35 88,20 78,23 17,17
6 Toba Samosir 98,52 89,22 82,07 2,57
7 Labuhan Batu 99,37 86,94 68,22 10,82
8 Asahan 99,82 81,91 60,93 15,20
9 Simalungun 98,64 77,48 63,70 20,07
10 Dairi 99,36 90,53 60,65 9,48
11 Karo 98,64 83,15 73,18 10,53
12 Deli Serdang 95,03 70,82 67,81 19,77
13 Langkat 98,93 78,86 64,43 13,13
14 Nias Selatan 95,91 70,74 66,73 10,86
15 Humbang 99,
92,94 86,51 10,30
Hasundutan 29
16 Pakpak Bharat 99,05 88,02 80,01 8,27
17 Samosir 99,57 91,58 81,78 3,60
18 Serdang Bedagai 99,14 77,67 67,95 9,67
19 Batu Bara 99,20 74,37 60,19 10,89
20 Padang Lawas Utara 98,78 83,24 69,18 7,10
21 Padang Lawas 98,95 82,82 62,62 10,93
22 Labuhan Batu Selatan 98,80 84,44 71,75 11,02
23 Labuhan Batu Utara 99,80 74,57 64,27 12,51
24 Nias Utara 98,61 80,79 74,03 7,81
25 Nias Barat 99,52 82,58 78,85 5,94
71 Sibolga 99,14 87,91 74,27 9,23
72 Tanjung Balai 98,38 81,82 71,75 10,04
73 Pematang Siantar 99,58 81,55 75,78 23,11
74 Tebing Tinggi 98,04 82,62 67,17 11,81

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 23
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

75 Medan 93,47 80,00 61,43 33,53


76 Binjai 99,26 83,43 72,62 20,42
77 Padang Sidempuan 99,64 84,38 77,46 29,64
78 Gunung Sitoli 98,83 82,87 75,07 19,75
Sumatera Utara 97,67 80,26 67,53 18,76
Sumber : BPS Sumatera Utara-Susenas 2020

Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten/Kota untuk tingkat SD rata-


rata sudah mencapai 97,67, ini menunjukkan tingkat partisipasi sekolah sudah
cukup baik, namun untuk tingkat SMP, masih ada sekitar 19,74% lagi usia
sekolah namun tidak sekolah. Demikian juga tingkat SMA, masih ada 32,47% lagi
usia sekolah yang tidak sekolah. Untuk tingkat PT sebesar 18,76%, kemungkinan
sisanya sudah bekerja sehingga tidak kuliah lagi.
Peningkatan kualitas dan partisipasi sekolah penduduk tentunya harus
diimbangi dengan penyediaan sarana fisik pendidikan maupun tenaga guru yang
memadai. Pada tingkat pendidikan dasar, jumlah Sekolah Dasar dan Madrasah
Ibtidaiyah pada tahun 2019 ada sebanyak 10.746 unit dengan jumlah guru
117.768 orang dan murid sebanyak 1.851.501 orang. Sementara jumlah Sekolah
Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah ada sebanyak 3.700 sekolah
dengan jumlah guru 59.300 orang dan jumlah murid ada sebanyak 868.562 orang.
Pada tahun yang sama jumlah Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah serta
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ada sebanyak 2.604 sekolah dengan jumlah
guru dan murid masing-masing 50.427 orang dan 774.752 siswa termasuk
didalamnya.
Rasio murid SD/sederajat terhadap sekolah di Sumatera Utara secara
rata-rata pada tahun 2019 sebesar 173. Rasio tertinggi terdapat di Kota Medan
sebanyak 274 murid per sekolah. Sedangkan rasio terkecil terdapat di Kabupaten
Samosir yaitu sebesar 96 murid per sekolah. Pada tingkat pendidikan
SMP/sederajat, rasio murid terhadap sekolah adalah sebesar 235 murid per
sekolah. Rasio tertinggi terdapat di Kota Pematangsiantar yaitu 401 murid untuk
setiap sekolah dan yang terendah terdapat di Kabupaten Pakpak Bharat yaitu 109
murid untuk setiap sekolah. Sementara itu rasio murid SMA/sederajat terhadap
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 24
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

sekolah sebesar 298 murid per sekolah. Rasio yang tertinggi terdapat di Kota
Tanjung Balai yaitu 386 murid per sekolah dan terendah di Kabupaten Nias
Selatan yaitu 174 murid untuk setiap sekolah. Jumlah perguruan tinggi swasta
pada tahun 2019 sebanyak 264 PTS, yang terdiri dari 36 universitas, 92 sekolah
tinggi, 9 institut, 112 akademi, dan 15 politeknik.

1.5 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)


Menurut United Nations Development Program (UNDP), Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) mengukur capaian pembangunan manusia berbasis
sejumlah komponen dasar kualitas hidup. IPM dibangun melalui pendekatan tiga
dimensi dasar, sebagai ukuran kualitas hidup, yaitu umur panjang dan sehat,
pengetahuan, dan standar hidup layak.
Untuk mengukur dimensi umur Panjang dan sehat (dimensi kesehatan)
digunakan Angka Harapan Hidup (AHH) waktu lahir. Untuk mengukur dimensi
pengetahuan digunakan gabungan Indikator Angka Melek Huruf dan Rata-rata
Lama Sekolah. Sedangkan untuk mengukur dimensi kehidupan yang layak,
digunakan Indikator Kemampuan Daya Beli (purchasing power parity)
masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan pokok yang dilihat dari rata-rata
besarnya pengeluaran per kapita (PDB).
Pada tahun 2014 terjadi perubahan metodologi IPM. Angka Melek
Huruf pada metode lama diganti dengan angka harapan lama sekolah. Produk
Domestik Bruto (PDB) per kapita diganti dengan Produk Nasional Bruto (PNB)
per kapita. Metode agregasi dari rata-rata aritmatik menjadi rata-rata geometrik.
Pembangunan manusia Provinsi Sumatera Utara terus mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Dalam enam tahun terakhir, nilai IPM Provinsi
Sumatera Utara telah meningkat 3,43 poin, yaitu dari 68,31 pada tahun 2013
menjadi 71,74 pada tahun 2019. Selama periode tersebut, IPM Provinsi Sumatera
Utara rata-rata tumbuh sebesar 0,57% per tahun dan meningkat dari level ‘sedang’
menjadi ‘tinggi’.

Untuk melihat capaian IPM antar wilayah dapat dilihat melalui


pengelompokan IPM ke dalam beberapa kategori, yaitu :
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 25
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

IPM < 60 : IPM rendah


60≤IPM<70 : IPM sedang
70≤IPM<80 : IPM tinggi
≥ 80 : IPM sangat
tinggi

Gambar dibawah ini menunjukkan nilai IPM menurut kabupaten/kota di


Provinsi Sumatera Utara tahun 2019. Berdasarkan pembagian tersebut, belum ada
kabupaten/kota yang mempunyai nilai IPM kategori sangat tinggi. Wilayah
dengan peringkat IPM tertinggi adalah Kota Medan dengan IPM 80.97.
Ketersediaan sarana kesehatan, Pendidikan dan perekonomian serta kemudahan
akses terhadap semua sarana tersebut membuat Kota Medan lebih unggul
dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Provinsi Sumatera Utara. Kondisi ini
menjadi pendorong tingginya capaian pembangunan manusia di Kota Medan.

Indeks pembangunan manusia menurut kabupaten/kota tahun 2019

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara, 2020


II. Sarana Kesehatan
Derajat kesehatan masyarakat suatu wilayah dipengaruhi oleh keberadaan
sarana kesehatan. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
menyatakan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 26
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan,


baik promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
Sarana kesehatan yang akan dibahas pada bagian ini terdiri dari fasilitas
pelayanan kesehatan serta sarana kefarmasian dan alat kesehatan. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, jenis fasilitas terdiri atas: (a) tempat praktik mandiri tenaga kesehatan,
(b) pusat kesehatan masyarakat, (c) klinik, (d) rumah sakit, (e) apotek, (f) unit
transfusi darah, (g) laboratorium kesehatan. Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang
dibahas pada bagian ini terdiri dari FKTP/ Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
(Puskesmas, klinik pratama, praktik dokter/dokter gigi perseorangan), dan
FKRTL/Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (rumah sakit umum dan
rumah sakit khusus).

2.1 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)


Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas
menyebutkan bahwa Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
di wilayah kerjanya.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya Kecamatan Sehat. Selain melaksanakan tugas tersebut,
Puskesmas memiliki fungsi sebagai penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) tingkat pertama dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat
pertama serta sebagai wahana pendidikan tenaga kesehatan. adalah suatu kegiatan
dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk
peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan
akibat penyakit, dan memulihkan kesehatan perseorangan.
Jumlah Puskesmas di Sumatera Utara sampai dengan Desember 2019
adalah 601 unit, yang terdiri dari 171 unit Puskesmas rawat inap dan 430 unit
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 27
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Puskesmas non rawat inap. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2018 yaitu
sebanyak 580 unit, dengan jumlah Puskesmas rawat inap sebanyak 170 unit dan
Puskesmas non rawat inap sebanyak 410 unit. Dalam kurun waktu 6 tahun
terakhir, terjadi peningkatan jumlah Puskesmas yang dapat dilihat pada gambar
berikut

Jumlah Puskesmas Di Provinsi Sumatera Utara


Tahun 2014 s/d 2019

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2019

Dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2017, hanya ada penambahan 1
Puskesmas di Provinsi Sumatera Utara. Namun pada tahun 2018, terdapat
penambahan 9 Puskesmas baru, dan di tahun 2019 bertambah lagi sebanyak 21

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 28
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Puskesmas baru. Peningkatan jumlah Puskesmas tidak secara langsung


menggambarkan pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan primer di suatu
wilayah. Pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan primer dapat dilihat secara
umum dari rasio Puskesmas terhadap kecamatan. Rasio Puskesmas terhadap
kecamatan pada tahun 2019 sebesar 1,33. Hal ini menggambarkan bahwa rasio
ideal Puskesmas terhadap kecamatan, yaitu minimal 1 Puskesmas di 1 kecamatan,
sudah terpenuhi di Provinsi Sumatera Utara, tetapi perlu diperhatikan distribusi
dari Puskesmas tersebut di seluruh kecamatan.

Rasio Puskesmas Per Kecamatan di Provinsi Sumatera Utara


Tahun 2019

Sumber: Bidang Yankes Dinkes Provsu 2019

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 29
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Kabupaten dengan rasio Puskesmas terhadap kecamatan tertinggi


adalah Kabupaten Labuhanbatu Selatan sebesar 3 ,40 Puskesmas per kecamatan,
dan terdapat tujuh kabupaten/kota yang memiliki rasio terendah sebesar 1,0
puskesmas per kecamatan yaitu: Nias, Asahan, Nias Selatan, Pakpak Bharat, Nias
Utara, Nias Barat dan Gunungsitoli.
Rasio Puskesmas per kecamatan tersebut dapat menggambarkan
kondisi aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan primer.
Aksesibilitas masyarakat dipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya kondisi
geografis, luas wilayah, ketersediaan sarana dan prasarana dasar, dan kemajuan
suatu daerah. Sebagai contoh, seluruh kabupaten/kota di kepulauan Nias memiliki
rasio Puskesmas per kecamatan terendah. Hal ini dapat disebabkan karena
wilayah kerja yang luas dengan medan yang sulit serta keterbatasan sistem
transportasi untuk menjangkau pelayanan kesehatan.

2.1.1 Puskesmas Rawat Inap dan Puskesmas Non Rawat Inap


Berikut disajikan perkembangan jumlah Puskesmas rawat inap dan non
rawat inap dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2019 di Provinsi Sumatera
Utara.

Jumlah Puskesmas rawat inap selama lima tahun terakhir mengalami


penurunan, yaitu sebanyak 176 unit pada tahun 2014, turun menjadi 170 unit pada
tahun 2018 dan turun lagi di tahun 2019 menjadi 171 unit. Jumlah Puskesmas non
rawat inap cenderung naik, yaitu dari 394 pada tahun 2014 menjadi 430 pada
tahun 2019.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 30
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Dalam menjalankan fungsinya sebagai penyelenggara Upaya Kesehatan


Masyarakat (UKM), Puskesmas harus menyelenggarakan UKM esensial dalam
rangka mendukung pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM)
kabupaten/kota bidang kesehatan. UKM esensial meliputi pelayanan promosi
kesehatan, pelayanan kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan ibu, anak,
keluarga berencana, pelayanan gizi, dan pelayanan pencegahan dan pengendalian
penyakit. Selain melaksanakan UKM esensial, Puskesmas juga melaksanakan
UKM pengembangan yang disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan,
kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-
masing Puskesmas. Sebagai contoh UKM pengembangan yaitu Pelayanan
Kesehatan Kerja, Pelayanan Kesehatan Olahraga, dan Pelayanan Kesehatan
Tradisional.

2.1.2 Puskesmas Yang Memberikan Pelayanan Sesuai Standar


Merujuk pada Peraturan menkes Nomor 43 Tahun 2019 tentang
Puskesmas, diharapkan Puskesmas dapat memberikan pelayanan sesuai standar.
Dari hasil pengisian instrumen self assessment oleh Puskesmas di Provinsi
Sumatera Utara, pada tahun 2019 terdapat 506 Puskesmas (84,33%) yang telah
memberikan pelayanan sesuai standar dari 600 puskesmas yang telah melaporkan
ke provinsi.

Persentase Puskesmas Yang Memberikan Pelayanan Sesuai Standar


Di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 31
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Berdasarkan Gambar diatas diketahui bahwa ada 10 kabupaten/kota yang


seluruh Puskesmas di wilayahnya telah memberikan pelayanan kesehatan sesuai
standar yaitu; Sibolga, Pakpak Bharat, Nias Barat, Tanjung Balai, Binjai, Tebing
Tinggi, Padangsidempuan, Tapanuli Utara, Langkat dan Deli Serdang. Sedangkan
kabupaten yang memiliki persentase Puskesmas yang telah memberikan pelayanan
kesehatan sesuai standar paling sedikit adalah Kabupaten Nias, yaitu hanya 1
puskesmas atau 10 persen dari total Puskesmas yang ada di wilayahnya.

2.1.3 Puskesmas yang Bekerjasama dengan UTD dan RS dalam


Pelayanan Darah untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu
(AKI).
Pada tahun 2019, terdapat 278 Puskesmas yang bekerja sama melalui
Dinas Kesehatan dengan UTD dan RS. Terdapat 13 kabupaten/kota yang
melaksanakan pelayanan kerjasama seperti pada tabel di bawah ini:

Jumlah Puskesmas yang bekerjasama dengan UTD dan RS dalam Pelayanan


Darat Untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Sumatera Utara 2019

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 32
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

No. Provinsi Jumlah


Puskesmas
1 Medan 41
2 Deli Serdang 34
3 Langkat 30
4 Asahan 26
5 Mandailing Natal 26
6 Serdang Bedagai 20
7 Pematang Siantar 19
8 Karo 19
9 Labuhanbatu Selatan 17
10 Tapanuli Selatan 16
11 Labuhanbatu 15
12 Padang Sidempuan 10
13 Sibolga 5
Total 278

2.1.4 Puskesmas Dengan Upaya Hasil Kerja


Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pada Bab XII
Kesehatan Kerja, Pasal 164-166 menyebutkan bahwa upaya kesehatan kerja
ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan
kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Selain itu,
pemerintah harus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap masyarakat
dan setiap penyelenggara kegiatan yang berhubungan dengan sumber daya
kesehatan di bidang kesehatan dan upaya kesehatan baik pada sektor formal
(usaha besar dan menengah) maupun sektor informal (usaha mandiri/individu,
rumah tangga, mikro dan kecil).
Puskesmas memiliki peran strategis dalam upaya kesehatan kerja kedua
sektor tersebut, utamanya pada sektor informal. Upaya kesehatan kerja di
Puskesmas diselenggarakan sesuai dengan keadaan dan permasalahan yang ada
di wilayah Puskesmas atau lokal spesifik. Dengan demikian sampai saat ini

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 33
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

upaya kesehatan kerja di Puskesmas lebih dititikberatkan pada wilayah industri


atau perkotaan sehingga dapat menjangkau pekerja yang ada di Sumatera Utara.
Dari 22 kabupaten/kota tersebut jumlah puskesmas terbanyak melakukan
kegiatan kesehatan olahraga adalah Kota Medan sebanyak 31 Puskesmas, diikuti
Kota Pematangsiantar sebanyak 16 puskesmas dan Kabupaten Labuhanbatu
sebanyak 13 puskesmas. Dilaporkan ada 3 kabupaten yang tidak satupun
Puskesmas di wilayahnya melakukan kesehatan olahraga, yaitu Nias Utara, Nias
Barat dan Samosir. Jumlah puskesmas yang melakukan pelayanan kesehatan
kerja per-kabupaten/kota akan ditunjukkan pada grafik berikut ini.Gambaran
persentase puskesmas yang melakukan pelayanan kesehatan kerja per-
kabupaten/kota akan ditunjukkan pada grafik berikut ini.

Jumlah Puskesmas Yang Memberikan Pelayanan Kesehatan Kerja di Kabupaten/Kota


Provinsi Sumatera Utara

Gambaran persentase puskesmas yang melakukan pelayanan kesehatan


kerja per kabupaten/kota akan di tunjuk pada grafik berikut:

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 34
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Persentase Puskesmas Yang Memberikan Pelayanan Kesehatan Kerja


Di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019

Sumber: Bidang Kesmas Dinkes Prov.Sumut Tahun 2019


Dari Gambar di atas, diketahui ada 3 Kota yang menyatakan semua
Puskesmas di wilayahnya telah melakukan pelayanan kesehatan kerja dasar, yaitu
Sibolga, Tebing Tinggi, Binjai.

III. Sumber Daya Kesehatan


Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) merupakan salah satu
subsistem dalam Sistem Kesehatan Nasional yang mempunyai peranan penting
dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan sebagai pelaksana upaya dan
pelayanan kesehatan. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012
tentang Sistem Kesehatan Nasional, sumber daya manusia kesehatan adalah
tenaga kesehatan (termasuk tenaga kesehatan strategis) dan tenaga
pendukung/penunjang kesehatan yang terlibat dan bekerja serta mengabdikan
dirinya dalam upaya dan manajemen kesehatan. Penyelenggaraan subsistem
sumber daya manusia kesehatan terdiri dari perencanaan, pengadaan,
pendayagunaan, pembinaan, dan pengawasan mutu sumber daya manusia
kesehatan.
Tenaga kesehatan menjadi salah satu faktor yang sangat penting dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang berkualitas
harus didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas pula, disamping

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 35
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

sumber daya-sumber daya yang lain. Hal yang penting diperhatikan dalam
pengadaan sumber daya manusia kesehatan adalah jumlah, jenis, distribusi dan
rasionya terhadap jumlah penduduk.
Definisi operasional untuk data ketenagaan dibedakan atas 2 (dua)
kategori, yaitu tenaga kesehatan yang melayani masyarakat/pasien dan tenaga
kesehatan yang melaksanakan kegiatan pengelolaan program/
managemen/administrasi/ struktural. Pada bab ini, akan dibahas mengenai SDMK
terutama fokus kepada jumlah, rasio dan registrasi, tenaga kesehatan.

3.1 Jumlah Tenaga Kesehatan


Tenaga di bidang kesehatan terdiri dari tenaga kesehatan dan asisten
tenaga kesehatan. Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan, tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri
dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Sedangkan asisten tenaga
kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan bidang
kesehatan di bawah jenjang Diploma III.
Tenaga kesehatan dikelompokkan menjadi beberapa rumpun dan
subrumpun. Rumpun tenaga kesehatan menurut Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan Pasal 11 adalah tenaga medis, tenaga
psikologi klinis, tenaga keperawatan, tenaga kebidanan, tenaga kefarmasian,
tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga
keterapian fisik, tenaga keteknisian medis, tenaga teknik biomedika, tenaga
kesehatan tradisional, dan tenaga kesehatan lain.
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara setiap tahunnya
mengumpulkan data SDMK berdasarkan tugas dan fungsinya. Total SDMK di
Sumatera Utara pada tahun 2019 sebanyak 72.381 orang yang terdiri dari 62.596
orang tenaga kesehatan (86,48%) dan 9.785 orang tenaga penunjang/pendukung
kesehatan (13,51%). Proporsi tenaga kesehatan terbanyak yaitu tenaga
keperawatan sebanyak 30,29% dari total tenaga kesehatan, sedangkan proporsi
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 36
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

tenaga kesehatan yang paling sedikit yaitu tenaga teknik biomedika 0,54% dari
total tenaga kesehatan. Rincian lengkap mengenai rekapitulasi SDMK di
Sumatera Utara dapat dilihat gambar berikut:
Rekapitulasi Sumber Daya Manusia Kesehatan di Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2019

Tenaga medis berdasarkan fungsi yaitu tenaga medis yang memberikan


pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai fungsinya. Proporsi tenaga
medis terbanyak yaitu dokter spesialis sebanyak 52,13%. Berikut ini akan
disajikan gambar jumlah tenaga medis di Provinsi Sumatera Utara.

Jumlah Tenaga Medis di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2019

3.2 Tenaga Kesehatan di Puskesmas

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 37
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019


tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, Puskesmas adalah fasilitas kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
di wilayah kerjanya. Untuk mendukung fungsi dan tujuan Puskesmas diperlukan
sumber daya manusia kesehatan baik tenaga kesehatan maupun tenaga penunjang
kesehatan.
Pada peraturan yang sama di Pasal 17 Ayat 1, 2 dan 3 disebutkan bahwa
minimal tenaga kesehatan di Puskesmas terdiri dari dokter atau dokter layanan
primer, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga
kesehatan lingkungan, ahli teknologi laboratorium medik, tenaga gizi dan tenaga
kefarmasian. Sedangkan tenaga penunjang kesehatan harus dapat mendukung
kegiatan ketatausahaan, administrasi keuangan, sistem informasi, dan kegiatan
operasional lainnya. Gambaran distribusi tenaga kesehatan minimal di puskesmas
di Provinsi Sumatera Utara akan digambarkan pada grafik berikut ini:

Jumlah Sumber Daya Manusia di Puskesmas di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 38
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2019

Total SDMK di Puskesmas di Provinsi Sumatera Utara tahun 2019


adalah 31.011 orang, terdiri dari 29.275 orang tenaga kesehatan (94,4%) dan
1.736 orang tenaga penunjang/pendukung kesehatan (5,6%). Proporsi tenaga
kesehatan di Puskesmas terbanyak yaitu bidan sebanyak 49,87% (15.464 orang),
sedangkan proporsi tenaga kesehatan di Puskesmas yang paling sedikit yaitu
keterafian fisik sebesar 0,6% (20 orang).
3.2.1 Kecukupan Dokter Di Puskesmas
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 juga mengatur
kecukupan tenaga kesehatan di Puskesmas. Pada Puskesmas non rawat inap,
minimal jumlah dokter adalah satu orang, sedangkan pada Puskesmas rawat inap
minimal jumlah dokter adalah dua orang, baik pada wilayah perkotaan,
perdesaan, maupun kawasan terpencil dan sangat terpencil. Pada tahun 2019,
terdapat 73% (438) Puskesmas yang memiliki dokter melebihi jumlah standar
yang ditetapkan, 22% (132) Puskesmas sudah cukup dokter, dan 5% (30)
Puskesmas kekurangan dokter. Kabupaten/kota dengan jumlah dokter umum
melebihi standar yaitu Binjai, Medan, Gunungsitoli, Labuhanbatu, Deli Serdang,
Langkat, Karo, Sedang Bedagai, Labuhanbatu Utara, Sibolga, Tanjung Balai,

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 39
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Padangsidempuan dan Asahan. Sedangkan kabupaten yang kekurangan tenaga


dokter umum yaitu Nias dan Dairi.

3.2.2 Kecukupan Dokter Gigi di Puskesmas


Pada setiap Puskesmas, harus tersedia minimal satu orang dokter gigi,
baik di Puskesmas rawat inap maupun di Puskesmas non rawat inap, baik di
wilayah perkotaan, perdesaan, maupun kawasan terpencil dan sangat terpencil.
Pada tahun 2019, terdapat 22,17% (133) Puskesmas di Provinsi
Sumatera Utara dengan jumlah dokter gigi melebihi standar, 47,33% (284)
Puskesmas dengan jumlah dokter gigi cukup, dan 30,50% (183) Puskesmas
dengan jumlah dokter gigi kurang dari standar. Data profil kesehatan
menunjukkan bahwa dokter gigi yang bekerja di Puskesmas berjumlah 604 orang.
Beberapa kabupaten/kota diketahui memiliki dokter gigi dengan jumlah
melebihi standar, yaitu Binjai, Medan, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Langkat,
Karo, Asahan dan Sibolga. Kabupaten Labuhanbatu, Samosir, dan Labuhanbatu
Selatan memiliki dokter gigi dalam jumlah cukup, dan 22 kabupaten/kota lainnya
memiliki dokter gigi dengan jumlah kurang dari standar.

3.2.3 Kecukupan Perawat Di Puskesmas


Perawat pada Puskesmas non rawat inap minimal berjumlah lima orang,
sedangkan pada Puskesmas rawat inap minimal berjumlah delapan orang. Kondisi
ini merupakan standar minimal di wilayah perkotaan, perdesaan, kawasan
terpencil dan sangat terpencil. Pada tahun 2019, diketahui hanya 1 kabupaten di
Provinsi Sumatera Utara yang melaporkan kekurangan tenaga perawat, yaitu
Tapanuli Selatan. Adapun 32 kabupaten/kota lainnya melaporkan telah memiliki
jumlah perawat di Puskesmas lebih dari standar yang ditetapkan.

3.2.4. Kecukupan Bidan di Puskesmas


Jumlah bidan di Puskesmas non rawat inap minimal empat orang, dan di
Puskesmas rawat inap minimal tujuh orang. Kondisi ini merupakan standar
minimal di wilayah perkotaan, perdesaan, dan kawasan terpencil dan sangat

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 40
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

terpencil. Pada tahun 2019, semua Puskesmas di Provinsi Sumatera Utara


diketahui telah memiliki bidan melebihi jumlah standar yang ditetapkan.

3.2.5. Jumlah Puskesmas yang Memiliki Lima Jenis Tenaga Kesehatan


Promotif dan Preventif
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, bahwa tenaga kesehatan di Puskesmas
tidak hanya tenaga medis tetapi juga tenaga promotif dan preventif untuk
mendukung tugas Puskesmas dalam melaksanakan upaya kesehatan masyarakat.
Dalam Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019, salah satu indikator
dalam meningkatkan ketersediaan dan mutu SDMK sesuai dengan standar
pelayanan kesehatan yaitu jumlah Puskesmas yang memiliki lima jenis tenaga
kesehatan promotif dan preventif. Tenaga kesehatan yang dimaksud adalah
tenaga kesehatan lingkungan, tenaga kefarmasian, tenaga gizi, tenaga kesehatan
masyarakat, dan analis kesehatan. Berikut ini disajikan jumlah Puskesmas yang
memiliki 5 jenis tenaga kesehatan promotif dan preventif per Kabupaten/Kota di
Provinsi Sumatera Utara tahun 2019.

Jumlah Puskesmas yang Memiliki Lima Jenis Tenaga Kesehatan Promotif dan Preventif
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019

Pada tahun 2019 terdapat 160 Puskesmas dari 600 puskesmas yang ada
di provinsi Sumatera Utara (31,67%) yang memiliki lima jenis tenaga kesehatan
promotif dan preventif . Kabupaten/kota dengan jumlah tertinggi Puskesmas yang
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 41
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

memiliki lima jenis tenaga kesehatan promotif dan preventif adalah Medan (20
puskesmas), Deli Serdang (18 Puskesmas), Langkat (15 Puskesmas). Sedangkan
ada 4 Kabupaten/Kota yang melaporkan semua Puskesmasnya belum memiliki
lima jenis tenaga kesehatan promotif dan preventif yaitu; Tapanuli Selatan,
Padang Lawas Utara, Tanjung Balai dan Gunungsitoli.

BAB III
STRUKTUR ORGANISASI
DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 42
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

3.1 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara


Mengacu pada Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor : 49 Tahun 2017
tentang Tugas, Fungsi, Uraian Tugas dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara dan Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 38 Tahun 2016
tentang Susunan Organisasi Dinas-Dinas Daerah Provinsi Sumatera Utara, maka

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 43
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Susunan Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dan UPT Dinas
adalah sebagai berikut :
1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
2. Sekretariat, membawahi 3 Sub Bagian yaitu :
- Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
- Sub Bagian Keuangan
- Sub Bagian Program, Akuntabilitas dan Informasi Publik
3. Bidang Kesehatan Masyarakat, membawahi 3 Seksi yaitu :
- Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi
- Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat
- Seksi Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja
4. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, membawahi 3 Seksi yaitu :
- Seksi Surveilans dan Imunisasi
- Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
- Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
5. Bidang Pelayanan Kesehatan, membawahi 3 Seksi, yaitu :
- Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan Tradisional
- Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan
- Seksi Akreditasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Jaminan Kesehatan
6. Bidang Sumber Daya Kesehatan, membawahi 3 seksi yaitu :
- Seksi Kefarmasian
- Seksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT)
- Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan
7. Unit Pelaksana Teknis (UPT)
a. UPT Rumah Sakit Khusus Mata
b. UPT Rumah Sakit Khusus Paru
c. UPT Rumah Sakit Kusta Lao Simomo
d. UPT Laboratorium Kesehatan
e. UPT Pelatihan Kesehatan
f. UPT Rumah Sakit Indrapura
8. Kelompok Jabatan Fungsional

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 44
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

3.1.1 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara


1) Dinas kesehatan mempunyai tugas :
Membantu Gubernur melaksanakan urusan kesehatan yang menjadi
kewenangan dan tugas pembantuan .
2) Dinas kesehatan menyelenggarakan fungsi :
1. Penyelenggaran perumusan kebijakan upaya kesehatan, sumber daya
kesehatan sediaan farmasi, alat kesehatan, makanan minuman,
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan sesuai dengan bidang lingkup
2. Penyelenggaraan kebijakan upaya kesehatan, sumber daya kesehatan,
sumber daya kesehatan sediaan farmasi, alat kesehatan, makanan minuman,
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan sesuai dengan bidang
lingkupnya.
3. Penyelenggaraan monitoring evaluasi dan pelaporan upaya kesehatan,
sumber daya kesehatan sediaan farmasi, alat kesehatan, makanan minuman,
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan sesuai dengan bidang
lingkupnya.
4. Penyelenggaraan admistrasi upaya kesehatan, sumber daya kesehatan
sediaan farmasi, alat kesehatan, makanan minuman, pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan sesuai dengan bidang lingkupnya.
5. Penyelenggaraan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur terkait dengan
tugas dan fungsinya.
3) Kepala dinas mempunyai uraian tugas :
1. Menyelenggarakan perumusan, penyusunan dan penyempurnaan penetapan,
pengaturan, pembinaan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pengendalian,
fasilitasi, advokasi, pengawasan dan evaluasi kebijakan teknis pembangunan
kesehatan tingkat provinsi di bidang kesehatan masyarakat, pencegahan dan
pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan, serta sumber daya kesehatan
tingkat provinsi.
2. Menyelenggarakan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian,
pembinaan pembangunan kesehatan jangka menengah dan tahunan tingkat
provinsi dan sinkronisasi perencanaan pembangunan kesehatan
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 45
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Kabupaten/kota terhadap perencanaan pembangunan kesehatan tingkat


Provinsi.
3. Menyelenggarakan koordinasi lintas sekitar, lintas program dan kerjasama
kemitraan dengan pihak terkait dalam pembangunan kesehatan tingkat
Provinsi.
4. Menyelenggarakan pembinaan, koordinasi, pengawasan evaluasi, dan
fasilitasi peningkatan kapasitas, kompetensi dan kemandirian
Kabupaten/Kota dalam penanganan urusan pembangunan kesehatan di
Kabupaten/Kota.
5. Menyelenggarakan penyusunan, penyempurnaan dan pengendalian
penerapan pelaksanaan dokumen teknis rincian tugas pokok dan fungsi
jabatan struktural dan jabatan fungsional, serta standar teknis tata hubungan
kerja organisasi dan indikator kinerja Dinas.
6. Menyelenggarakan penataan pembinaan dan pengkoordinasian Dinas dan
Unit Pelaksana Teknis Dinas.
7. Menyelenggarakan pelayanan administrasi internal dan eksternal. dinas dan
pelaksanaan penegakan hukum/ hukum kesehatan.
8. Menyelenggarakan pembinaan, peningkatan partisipasi dan pemberdayaan
kesehatan masyarakat, lembaga non pemerintah dan swasta dalam
pengelolaan dan pembangunan kesehatan tingkat provinsi.
9. Menyelenggarakan penetapan program kerja dan rencana kerja Dinas.
10. Menyelenggarakan pengendalian Tugas dan Fungsi Dinas serta
pengkoordinasian penyusunan tugas-tugas teknis.
11. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur melalui
Sekretaris Daerah sesuai bidang tugas dan fungsinya.
12. Menyelenggarakan pemberian masukan yang perlu kepada Gubernur
melalui Sekretaris Daerah sesuai bidang tugas dan fungsinya.
13. Menyelenggarakan pelaporan dan pertanggungiawaban atas pelaksanaan
tugas dan fungsinya kepada Gubernur melalui Sekretaris daerah, sesuai
ketentuan yang ditetapkan.

3.1.2 Sekretaris
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 46
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

1) Sekretariat Dinas Kesehatan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam


penyelenggaraan urusan koordinasi, pelaksanaan dan pemberian dukungan
administrasi, keuangan dan program.
2) Sekretaris Menyelenggarakan Fungsi :
1. Penyelenggaraan perumusan kebijakan operasional tugas administrasi di
lingkungan Dinas Kesehatan Daerah Provinsi.
2. Penyelenggaraan koordinasi pelaksanaan tugas dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Dinas
Kesehatan Daerah.
3. Penyelenggaraan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas
administrasi di lingkungan Dinas Kesehatan Daerah
4. Penyelenggaraan pengelolaan menjadi tanggungjawab Dinas Kesehatan
provinsi.
5. Penyelenggaraan inventarisasi, pembinaan, pengendalian. pengawasan,
evaluasi, koordinasi, advokasi, dan penegakan sanksi, terhadap penyusunan,
penyempurnaan dan penerapan/pelaksanaan Pedoman, petunjuk
pelaksanaan, petunjuk teknis, tata laksana, standar, standard operating
Procedure (SOP), kebijakan, regulasi, perda/ranperda, norma, kriteria
ataupun ketentuan lainnya dalam penanganan urusan kesekretariatan
6. Penyelenggaraan penyusunan, penyempurnaan dan pengendalian
penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian tugas pokok dan fungsi
jabatan struktural dan staf, serta truktural standar teknis tata hubungan kerja
organisasi dan indikator kinerja kesekretariatan.
7. Penyelenggaraan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-kajian dan studi
ilmiah manajemen pembangunan dan kebijakan kesehatan terkait dalam
penanganan urusan kesekretariatan dan pengintegrasian sistem teknologi
informasi dalam penanganan urusan kesekretariatan,
8. Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi pengawasan, evaluasi, dan fasilitasi
peningkatan kapasitas, kompetensi dan kemandirian Kabupaten/Kota dalam
penanganan urusan kesekretariatan;
9. Penyelenggaraan penyusunan perencanaan jangka menengah (Rencana
Strategis) dan rencana kerja tahunan (Renja), serta koordinasi penyusunan
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 47
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

program, anggaran, penyediaan data, informasi dan sinkronisasi


perencanaan Kabupaten/kota terhadap perencanaan tingkat Provinsi dalam
penanganan urusan kesekretarian.
10. Penyelenggaraan penyusunan perencanaan jangka menengah (Rencana
Strategis) dan rencana kerja tahunan (Renja), serta koordinasi penyusunan
program, anggaran, penyediaan data, informasi dan sinkronisasi
perencanaan Kabupaten/kota terhadap perencanaan tingkat Provinsi dalam
penanganan urusan.
11. Penyelanggaraan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas, sesuai bidang
tugas dan fungsinya dan pemberian masukan yang perlu kepada Kepala
Dinas sesuai bidang tugas dan fungsinya.
12. Penyelenggaraan pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas
dan fungsinya Kepada Kepala Dinas, sesuai standart yang ditetapkan.
3) Sekretaris mempunyai uraian tugas:
1. Menyelenggarakan koordinasi, pelaksanaan dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan dinas.
2. Menyelenggarakan pengelolaan administrasi umum perkantoran dan rumah
tangga dinas, managemen organisasi dan hukum/hukum kesehatan.
3. Menyelenggarakan penatausahaan, pelembagaan, pengorganisasian dan
penatalaksanaan.
4. Menyelenggarakan pengelolaan dan pembinaan naskah dinas, kearsipan,
pertelekomunikasian dan persandian.
5. Menyelenggarakan penataan dan pemeliharaan perlengkapan kantor,
peralatan dinas dan inventaris rumah tangga dinas.
6. Menyelenggarakan penyusunan dan penataan standar tata hubungan kerja
dan standart dan standar mekanisme koordinasi antar unit dinas.
7. Penyelenggaraan penyusunan bahan rancangan/ tata konsep, dokumentasi
peraturan perundang-undangan dan pengelolaan perpustakaan.
8. Menyelenggarakan pengelolaan hubungan kemasyarakatan, informasi
publik dan keprotokolan.
9. Menyelenggarakan fasilitas pelayanan umum, pelayanan minimal,
pengaturan keamanan dan kenyamanan kantor.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 48
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

10. Menyelenggarakan pengelolaan tertib administrasi kepegawaian.


11. Menyelenggarakan pengkoordinasian dan pembinaan jabatan fungsional.
12. Menyelenggarakan pengelolaan dan pembinaan keuangan dan
pembendaharaan.
13. Menyelenggarakan pengelolaan akuntasi, verifikasi, ganti rugi dan tindak
lanjut laporan hasil pemeriksaan,
14. Menyelenggarakan pengelolaan sarana dan prasarana perlengkapan dan aset
dinas.
15. Menyelenggarakan pengkoordinasian penyusunan program, anggaran dan
pelaporan dinas.
16. Menyelenggarakan pengkajian anggaran belanja dan pengendalian
administrasi anggaran belanja.
17. Menyelenggarakan pengkajian, pemetaan dan evaluasi peruntukan anggaran
belanja dan aset dinas serta melaksanakan penghitungan belanja kesehatan
dari seluruh sumber pembiayaan dan dari seluruh sektor terkait kesehatan
tingkat provinsi.
18. Menyelenggarakan koordinasi penyusunan rencana kerja sekretariat,
bidang-bidang dan unit pelaksana teknis dinas.
19. Menyelenggarakan pengkajian dan koordinasi perencanaan program bidang,
sekretariat dan unit pelaksana teknis dinas.
20. Menyelenggarakan penyusunan perencanaan tahunan dan perencanaan
jangka menengah, sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP),
laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPJ) dan Laporan
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) dinas.
21. Menyelenggarakan pengkoordinasian pelaporan, monitoring dan evaluasi
kegiatan sekretariat dan bidang-bidang serta unit pelaksana teknis dinas.
22. Menyelenggaraan koordinasi penyusunan program, anggaran, penyediaan
data, informasi dan sinkronisasi perencanaan Kabupaten/Kota terhadap
perencanaan tingkat provinsi.
23. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan kesehatan yang
mendukung perumusan kebijkan provinsi dan melaksanakan Survei
Kesehatan Daerah (Surkesda).
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 49
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

24. Menyelenggarakan Pemantauan dan Pemanfaatan dan Pemanfaatan Ilmu


Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) kesehatan.
25. Menyelenggarakan penyelenggaraan kerjasama luar negeri dan
melaksanakan peningkatan pengawasan dan akuntabilitas.
26. Menyelenggarakan penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan.
27. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait, mengatur rapat-
rapat internal dinas dan melaksanakan telaahaan staf sebagai bahan
pertimbangan pengembilan kebijakan.

4) Untuk melaksanakan tugas, fungsi dan uraian tugas sebagaimana


dimaksud pada ayat (1), (2) dan ayat (3) Sekretaris dibantu:
a. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Kepala Sub Bagian Keuangan;
c. Kepala Sub Bagian Program, Akuntabilitas dan Informasi Publik.

3.1.3 Kepala Sub Bagian Umum


Kepala Sub Bagian Umum mempunyai uraian tugas:
1. Melaksanakanurusan-urusan dalam ruang lingkup yang meliputi
administrasi umum perkantoran dan rumah tangga dinas, manajemen
organisasidan Hukum-Hukum Kesehatan, hubungan kemasyarakatan
dan informasi publik dan administrasi kepegawaian tingkat Provinsi.
2. Melaksanakan inventarisasi, pembinaan, pengendalian, pengawasan,
evaluasi, koordinasi, advokasi, dan penegakan sanksi, terhadap
penerapan/pelaksanaan pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk
teknis, tata laksana standar, Standard Operating Prosedure (SOP),
kebijakan, regulasi, Perda/Ranperda, norma, kriteria ataupun ketentuan
lainnya dalam penanganan urusan Sub Bagiannya.
3. Melaksanakan pembinaan, koordinasi, pengawasan dan evaluasi dalam
penyempurnaan dan menyusun pedoman, petunjuk pelaksanaan,
petunjuk teknis tata laksana standar, Standard Operating Procedure
(SOP), kebijakan, regulasi, Perda/Ranperda, norma, kriteria ataupun
ketentuan lainnya dalam penanganan urusan Sub Bagiannya.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 50
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

4. Melaksanaan penyusunan, penyempurnaan dan pengendalian


penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian tugas pokok dan fungsi
staf, standar teknis tata hubungan kerja organsasi dan indikator kinerja
Sub Bagiannya.
5. Melaksanakan pembimbingan, pengendalian, sosialisasi, publikasi,
konsultasi, mediasi hukum, eksaminasi, pengkajian terhadap produk
norma-norma, kriteria, rancangan peraturan daerah (Ranperda),
peraturan daerah dan sejenisnya terkait Bidang kesehatan serta
implementasinya di tingkat Provinsi.
6. Melaksanakan pengintegrasian sistem teknologi informasi dalam
penanganan urusan Sub Bagiannya.
7. Melaksanakan pembinaan, koordinasi, pengawasan, evaluasi, dan
fasilitasi peningkatan kapasitas, kompetensi dan kemandirian
Kabupaten/Kota dalam penanganan urusan Sub Bagiannya.
8. Melaksanakan penyusunan perencanaan jangka menengah dan rencana
tahunan, dan koordinasi penyusunan program, anggaran, penyediaan
data, informasi dan mensinkronisasi perencanaan Kabupaten/Kota
terhadap perencanaan tingkat Provinsi dalam penanganaan urusan Sub
Bagiannya.
9. Melaksanakan pengolahan administrasi umum perkantoran dan rumah
tangga Dinas, manajemen organisasi dan Hukum-Hukum Kesehatan.
10. Melaksanakan penatausahaan, pelembagaan, pengorganisasian dan
pelaksanaan.
11. Melaksanakan penataan dan pemeliharaan perlengkapan kantor,
peralatan dinas dan inventaris rumah tangga Dinas.
12. Melaksanakan penyusunan bahan rancangan/tata konsep, dokumentasi
peraturan perundang-undangan dan pengelolaan Perpustakaan.
13. Melaksanakan pengelolaan hubungan kemasyarakatan, informasi
publik dan keprotokolan.
14. Melaksanakan fasilitas pelayanan umum, pelayanan minimal,
pengaturan keamanan dan kenyamanan kantor.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 51
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

15. Melaksanakan penyusunan perencanaan program kerja Sekretariat dan


Sub Bagian Umum.
16. Melaksanakan pengelolaan tertib adminitrasi kepegawaian dan
melaksanakan koordinasi dengan Bidang terkait serta memberikan
dukungan teknis administrasi terhadap Bidang terkait serta unit kerja
lainnya.
17. Melaksanakan penyusunan bahan pembinaan disiplin pegawai.
18. Melaksanakan penyiapan bahan pengembangan karir dan mutasi serta
pemberhentian pegawai.
19. Melaksanakan pengusulan gaji berkala dan peningkatan kesejahteraan
pegawai dan Jabatan di lingkungan Dinas.
20. Pelaksanaan pengkoordinasian dan pembinaan Jabatan fungsional,
penyusunan mekanisme standar koordinasi dan tata hubungan kerja
Pejabat fungsional dan Pejabat Struktural.
21. Melaksanakan penyiapan bahan pembinaan kelembagaan dan tata
laksana kepada unit di lingkungan Dinas.
22. Melaksanakan administrasi/penatausahaan, penerimaan,surat-surat,
pendistribusian, naskah Dinas dan arsip.
23. Melaksanakan urusan keprotokolan, penyiapan rapat-rapat, penyiapan
upacara dan acara-acara protokoler lainnya.
24. Melaksanakan pengolahan hubungan masyarakat, pelayanan
umum,pelayanan minimal dan pendokumentasian surat-surat, barang
bergerak dan barang tidak bergerak.
25. Melaksanakan penyusunan rencana kebutuhan sarana dan prasarana
rumah tangga Dinas.
26. Melaksanakan pemeliharaan/perawatan lingkungan kantor, kendaraan
dinas, perlengkapan/aset/inventaris kantor, serta ketertiban, keindahan,
keamanan dan kenyamanan pelayanan kantor.
27. Melaksanakan pendokumentasian dan penyusunan mekanisme standar
tertib administrasi penggunaan kendaraan Dinas.
28. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 52
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

29. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Sekretaris sesuai dengan


Bidang tugas dan fungsinya.
30. Pemberian masukan yang perlu kepada Sekretaris sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
31. Pelaporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya
kepada Sekretaris sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.
3.1.4 Kepala Sub Bagian Keuangan
Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai uraian tugas:
1. Melaksanakan urusan-urusan dalam ruang lingkup yang meliputi
Keuangan dan Perbendaharaan, verifikasi, ganti rugi dan tindak lanjut
laporan hasil pemeriksaan tingkat Provinsi.
2. Melaksanakan inventarisasi, pembinaan, pengendalian, pengawasan,
evaluasi, koordinasi, advokasi, dan penegakkan sanksi, terhadap
penerapan/pelaksanaan pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk
teknis, tata laksana standar, Standard Operating Procedure (SOP),
kebijakan, regulasi, Perda/Ranperda, norma, kriteria ataupun ketentuan
lainnya dalam penanganan urusan Sub Bagiannya.
3. Melaksanakan pembinaan, koordinasi, pengawasan dan evaluasi dalam
penyempurnaan dan penyusunan pedoman, petunjuk pelaksanaan,
petunjuk teknis, tata laksana standar, Standard Operating Procedure
(SOP), kebijakan, regulasi, Perda/Ranperda, norma, kriteria ataupun
ketentuan lainnya dalam penanganan urusan Sub Bagiannya.
4. Melaksanakan penyusunan, penyempurnaan dan pengendalian
penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian tugas pokok dan fungsi
staf, standar teknis tata hubungan kerja organisasi dan indikator kinerja
Sub Bagiannya.
5. Melaksanakan pembinaan, koordinasi, pengawasan, evaluasi, dan
fasilitasi peningkatan kapasitas, kompentensi dan kemandirian
Kabupaten/Kota dalam penanganan urusan Sub Bagiannya.
6. Melaksanakan penyusunan perencanaan jangka menengah dan rencana
tahunan, dan koordinasi penyusunan program, anggaran, penyediaan
data, informasi dan mensinkronisasikan perencanaan Kabupaten/Kota
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 53
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

terhadap perencanaan tingkat Provinsi dalam penanganan urusan Sub


Bagiannya.
7. Melaksanakan pembinaan, koordinasi pengawasan dan evaluasi dalam
penyempurnaan dan penyusunan pedoman, petunjuk pelaksanaan,
petunjuk teknis, tata laksana standar, Standard Operating
Procedure(SOP) pengkajian anggaran belanja dan pengendalian
administrasi anggaran belanja.
8. Melaksanakan pengkajian, pemetaan dan evaluasi peruntukan
anggaran belanja dan aset Dinas serta melaksanakan penghitungan
belanja kesehatan dari seluruh sumber pembiayaan dan seluruh sektor
terkait kesehatan tingkat Provinsi.
9. Melaksanakan verifikasi keuangan.
10. Melaksanakan penyusunan bahan dan penyiapan anggaran Dinas.
11. Melaksanakan pengadministrasian dan pembukaan keuangan Dinas.
12. Melaksanakan penyusunan daftar gaji dan tunjangan.
13. Melaksanakan pembinaan perbendaharaan keuangan.
14. Melaksanakan penyiapan bahan dan pembinaan pengelolaan teknis
administrasi keuangan.
15. Melaksanakan pembayaran gaji pegawai dan penghasilan
tambahanlainnya.
16. Melaksanakan penatausahaan belanja langsung dan belanja tidak
langsung dinas dan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).
17. Melaksanakan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dan penyiapan bahan
pertanggungjawaban keuangan.
18. Melaksanakan koordinasi penyusunan bahan evaluasi dan pelaporan
administrasi keuangan.
19. Melaksanakan pengendalian administrasi perjalanan dinas pegawai.
20. Melaksanakan penyiapan bahan atas pengawasan keuangan.
21. Melaksanakan penyusunan daftar dan penilaian
aset/perlengkapan/inventaris dinas dan Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD).

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 54
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

22. Pemberian masukan yang perlu kepada Sekretaris sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
23. Pelaporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas kepada
Sekretaris sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.
3.1.4
3.1.5 Kepala Sub Bagian Program
Kepala Sub Bagian Program mempunyai uraian tugas:
1. Membantu Sekretaris dalam melaksanakan urusan-urusan dalam ruang
lingkup yang meliputi perencanaan, penyusunan program, anggaran
dan pelaporan, penyelenggaran penelitian dan pengembangan
kesehatan yang mendukung perumusan kebijakan Provinsi,
pengelolaanSurvei Kesehatan Daerah (Surkesda), Pemantauan
Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (IPTEK) Kesehatan,
Penyelenggaraan kerjasama luar negeri, Peningkatan Pengawasan dan
Akuntabitas, Pengelolaan Sistem Informasi Kesehatan (SIK), Promosi
Kesehatan, pendampingan dan fasilitasi masyarakat dalam
pemberdayaan dan peran serta masyarakattingkat Provinsi.
2. Melaksanakan inventarisasi, pembinaan, pengendalian, pengawasan,
evaluasi, koordinasi, advokasi, dan penegakan sanksi, terhadap
penerapan/pelaksanaan pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk
teknis, tata laksana standar, Standard Operating Procedure (SOP),
kebijakan, regulasi, Perda/Ranperda, norma, kriteria ataupun ketentuan
lainnya dalam penanganan urusan Sub Bagiannya.
3. Melaksanakan penyusunan, penyempurnaan dan pengendalian
penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian tugas pokok dan fungsi
staf, standar teknis tata hubungan kerja organisasi dan indikator kinerja
Sub Bagiannya.
4. Melaksanakan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-kajian dan studi
ilmiah manajemen pembangunan dan kebajikan kesehatan terkait
dalam penanganan urusan Sub Bagiannya.
5. Melaksanakan pengintegrasian sistem teknologi informasi dalam
penanganan urusan Sub Bagiannya..
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 55
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

6. Melaksanakan penyusunan perencanaan jangka menengah dan rencana


tahunan, dan koordinasi penyusunan program, anggaran, penyediaan
data, informasi dan mensinkronisasi perencanaan Kabupaten/Kota
terhadap perencanaan tingkat Provinsi dalam penanganan urusan Sub
Bagiannya.
7. Melaksanakan pengkajian dan koordinasi penyusunan rencana kerja
Sekretariat, perencanaan program Bidang, Sekretariat dan Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).
8. Melaksanakan pengkoordinasian pelaporan, monitoring dan evaluasi
kegiatan Sekretariat dan Bidang-Bidang serta Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD).
9. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Sekretaris sesuai dengan
Bidang tugas serta Pemberian masukan yang perlu kepada Sekretaris
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
10. Pelaporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya
kepada Sekretaris sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.
3.1.6 Bidang Kesehatan Masyarakat
1. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas membantu
Kepala Dinas dalam menangani urusan yang meliputi Pengendalian dan
Pemberantasan Penyakit, Wabah dan Bencana serta Kesehatan
Lingkungan Tingkat Provinsi.
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1
pasalini,BidangcBina Pengendalian Masalah Kesehatan
menyelenggarakan fungsi:
1. Penyelenggaraan inventarisasi, pembinaan, pengendalian,
pengawasan, evaluasi, koordinasi, advokasi, dan penegakan sanksi,
terhadap penyusunan, penyempurnaan dan penerapan/pelaksanaan
pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis, tata laksana
standar, Standard Operating Procedure (SOP), kebijakan, regulasi,
Perda/Ranperda, norma, kriteria ataupun ketentuan lainnya dalam
penanganan urusan Bidangnya.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 56
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

2. Penyelenggaraan penyusunan, penyempurnaan dan pengendalian


penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian tugas pokok dan
fungsi Jabatan struktural dan staf, standar teknis tata hubungan kerja
organisasi dan indikator kinerja Bidangnya.
3. Penyelenggaraan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-kajian dan
studi ilmiah manajemen pembangunan dan kebijakan kesehatan
terkait urusan Bidangnya dan pengintegrasian sistem teknologi
informasi dalam penanganan urusan Bidangnya.
4. Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi, pengawasan, evaluasi dan
fasilitasi peningkatan kapasitas, kompetensi dan kemandirian
Kabupaten/Kota dalam penanganan urusan Bidangnya.
5. Penyelenggaraan penyusunan perencanaan jangka menengah dan
rencana tahunan, dan koordinasi penyusunan program, anggaran,
penyediaan data, informasi dan mensinkronisasikan perencanaan
Kabupaten/Kota dalam penanganan urusan Bidangnya.
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai dengan
Bidang tugas dan fungsinya serta pemberian masukan yang perlu
kepada Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
7. Pelaporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya
kepada Kepala Dinas sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.
- Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat mempunyai uraian tugas:
a. Pelaksanaan pengendalian, pencegahan dan penanggulangan
penyakit menular, penyakit bersumber binatang dan penyakit tidak
menular.
b. Pelaksanaan imunisasi dan pencapaian UCI (Universal Child
Immunization).
c. Penyelengaraan surveilans epidemiologi dan penyelidikan Kejadian
Luar Biasa.
d. Penyelengaraan pengendalian wabah dan bencana yang meliputi
kesiapan, kesiagaan, mitigasi dan kesiap-siagaan, tanggap darurat
dan pemulihan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 57
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

e. Pelaksanaan pengendalian operasional penanggulangan masalah


kesehatan akibat Bencana dan Wabah.
f. Penyelenggaraan upaya kesehatan matra dan kesehatan haji.
g. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait.
h. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan Bidang tugasnya.

3.1.7 Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi


Kepala Seksi Kesehatanmempunyai uraian tugas:
1. Penyusunan perencanaan program kesehatan maternal, neonatal,
balita,  anak prasekolah, usia sekolah, remaja, usia reproduksi dan
keluarga berencana, lanjut usia, perlindungan keluarga serta gizi
masyarakat;
2. Penyiapan bahan rumusan kebijakan program kesehatan maternal,
neonatal, balita,  anak prasekolah, usia sekolah, remaja, usia
reproduksi dan keluarga berencana, lanjut usia, perlindungan keluarga
serta  gizi masyarakat;
3. Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan program kesehatan maternal,
neonatal, balita,  anak prasekolah, usia sekolah, remaja, usia
reproduksi dan keluarga berencana, lanjut usia, perlindungan keluarga 
serta gizi masyarakat;
4. Penyiapan bahan rumusan pedoman umum, petunjuk pelaksanaan,
petunjuk teknis serta prosedur tetap program kesehatan maternal,
neonatal, balita,  anak prasekolah, usia sekolah, remaja, usia
reproduksi dan keluarga berencana, lanjut usia, perlindungan keluarga
serta gizi masyarakat;
5. Penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan sosialisasi pedoman
umum, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis serta prosedur tetap di
bidang kesehatan maternal,  neonatal, balita, anak prasekolah, usia
sekolah, remaja, usia reproduksi dan keluarga berencana, lanjut usia,
perlindungan keluarga serta gizi masyarakat;
6. Penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi di bidang kesehatan maternal,  neonatal, balita, anak
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 58
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

prasekolah, usia sekolah, remaja, usia reproduksi dan keluarga


berencana, lanjut usia, perlindungan keluarga serta gizi masyarakat;
7. Penyiapan bahan koordinasi tentang kesehatan maternal, neonatal,
balita, anak prasekolah, usia sekolah, remaja, usia reproduksi dan
keluarga berencana, lanjut usia, perlindungan keluarga serta gizi
masyarakat;  menyiapkan bahan pelaksanaan pemantauan, evaluasi,
dan pelaporan program kesehatan maternal, neonatal, balita, anak
prasekolah, usia sekolah, remaja, usia reproduksi dan keluarga
berencana, lanjut usia, perlindungan keluarga serta gizi masyarakat;
dan
8. Pelaksanakan fungsi lain yang diberikan Kepala Bidang.

3.1.8 Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat


Kepala Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakatmempunyai uraian
tugas:
- Melaksanakan arahan dan bimbingan kepada pegawai pada lingkup
Seksi Bina Pengendalian dan Pemberantsan Penyakit.
- Melaksanakan urusan-urusan dalam ruang lingkup yang meliputi
urusan pengendalian, pencegahan dan penanggulangan penyakit
menular langsung, penyakit bersumber binatang dan penyakit tidak
menular, upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit nenular
yang cenderung menimbulkan epidemi, urusan imunisasi dan
percapain UCI (Universal Child Immunization), urusan promosi
kesehatan masyarakat dengan penggunaan metode, sarana dan
teknologi promosi kesehatan, urusan peningkatan pertisipasi
masyarakat dan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan
kesehatan serta peningkatan upaya fasilitasi dan pendampingan
masyarakat dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat tingkat
provinsi.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 59
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

- Melaksanakan inventarisasi, pembinaan, pengendalian pengawasan,


evaluasi, koordinasi advokasi, dan penegakan sanksi, terhadap
penerapan/pelaksanaan pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk
teknis, tata laksana, standar, Standard Operating Procedure (SOP),
kebijakan, regulasi, perda/ranperda, norma, kreteria ataupun ketentuan
lainnya dalam penanganan urusan seksinya.
- Melaksanakan pembianan, koordinasi, pengawasan dan evaluasi dalam
penyempurnaan dan penyusunan pedoman, petunjuk pelaksanaan,
petunjuk teknis, tata laksana, standar, Standard Operating Procedure
(SOP), kebijakan, regulasi, perda/ranperda, norma, kreteria ataupun
ketentuan lainnya dalam penganan urusan seksinya.
- Melaksanakan penyusunan, penyempurnaan dan pengendalian
penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian tugas pokok dan fungsi
staf, standar teknis tata hubungan kerja organisasi dan indikator kinerja
seksinya.
- Melaksanakan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-kajian dan studi
ilmiah manajemen pembangunan dan kebijakan kesehatan terkait
dalam penanganan urusan seksinya.
- Mengkoordinatori perusahaan dan penyusunan penggunaan media,
teknologi dan sarana promosi kesehatan, partisipasi dan pemberdayaan
masyarakat yang dibutuhkan oleh sub bagian/ sekretariat, seksi/bidang
dinas UTP Dinas.
- Melaksanakan pengintegrasian sistem teknologi informasi dalam
penanganan urusan seksinya.
- Melaksanakan pembinaan koordinasi, pengawasan, evaluasi, dan
fasilitasi peningkatan kapasitas, kompetensi dan kemandirian
kabupaten/kota dalam penanganan urusan seksinya.
- Melaksanakan peyusunaan perecanaan jangka menengah dan rencana
tahunan dan koordinasi penyusunaan program, anggaran, penyediaan
data informasi dan mansinkronisasikan perencanaan kabupaten/kota
terhadap perencanaan tingkat provinsi dalam penanganan urusan
seksinya.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 60
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

- Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai dengan


bidang tugas dan fungsinya.
- Melaksanakan pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Bidang
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
- Melaksanakan pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
tugas kepada Kepala Bidang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3.1.9 Seksi Kesehatan Lingkungan dan Lingkungan Kerja
Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan dan Lingkungan Kerjamempunyai
uraian tugas:
● Melaksanakan urusan-urusan dalam ruang lingkup yang meliputi
pencegahan dan penanggulangan pencemaran, penyehatan air,
pengawasan kualitas lingkungan, penyehatan kawasan dan sanitasi
darurat, sanitasi makanan dan bahan pangan serta pengamanan limbah
tingkat Provinsi.
● Melaksanakan inventarisasi, pembinaan, pengendalian, pengawasan,
evaluasi, koordinasi, advokasi dan penegakan sanksi, terhadap
penerapan/pelaksanaan pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk
teknis, tata laksana standar, Standard Operating Procedure (SOP),
kebijakan, regulasi, Perda/Ranperda, norma, kriteria ataupun ketentuan
lainnya dalam penanganan urusan seksinya.
● Melaksanakan penyusunan, penyempurnaan dan pengendalian
penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian tugas pokok dan fungsi
staf, standar teknis tata hubungan kerja organisasi dan indikator kinerja
seksinya.
● Melaksanakan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-kajian dan studi
ilmiah manajemen pembangunan dan kebijakan kesehatan terkait
dalam penanganan urusan seksinya.
● Melaksanakan pengintegrasian sistem teknologi informasi dalam
penanganan urusan seksinya.
● Perencanaan tingkat Provinsi dalam penanganan urusan seksinya.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 61
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

● Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai dengan


Bidang tugas dan fungsinya.
● Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
● Pelaporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas kepada Kepala
Bidang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

3.1.10 Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit memiliki uraian
tugas:
- Melaksanakan urusan-urusan dalam ruang lingkup yang meliputi urusan
pengendalian, pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dan
penyakit yang bersumber dari binatang pada tingkat Provinsi.
- Melaksanakan inventarisasi, pembinaan, pengendalian, pengawasan,
evaluasi, koordinasi, advokasi, dan penegakan sanksi, terhadap
penerapan/pelaksanaan pendoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk
teknis, tata laksana standar, Standard Operating Procedure (SOP),
kebijakan, regulasi, Perda/Ranperda, norma, kriteria ataupun ketentuan
lainnya dalam penanganan urusan seksinya.
- Melaksanakan penyusunan, penyempurnaan dan pengendalian
penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian tugas pokok dan fungsi
staf, standar teknis tata hubungan kerja organisasi dan indikator kinerja
seksinya.
- Melaksanakan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-kajian dan studi
ilmiah manajemen pembangunan dan kebijakan kesehatan terkait dalam
penanganan urusan seksinya.
- Mengkoordinatori perumusan dan penyusunan penggunaan media,
teknologi dan sarana Promosi Kesehatan, partisipasi dan pemberdayaan
masyarakat yang dibutuhkan oleh Sub Bagian/Sekretariat,
Seksi/BidangDinas dan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).
- Melaksanakan pengintegrasian sistem teknologi informasi dalam
penanganan urusan seksinya.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 62
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

- Melaksanakan pembinaan, koordinasi, pengawasan, evaluasi, dan


fasilitasi peningkatan kapasitas, kompetensi dan kemandirian
Kabupaten/Kota dalam penanganan urusan seksinya.
- Melaksanakan penyusunan perencanaan jangka menengah dan rencana
tahunan, dan koordinasi penyusunan program, anggaran, penyediaan
data, informasi dan mensinkronisasikan perencanaan Kabupaten/Kota
terhadap perencanaan tingkat Provinsi dalam penanganan urusan
seksinya.
- Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai dengan
Bidang tugas dan fungsinya.
- Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
- Pelaporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas kepada Kepala
Bidang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

3.1.11 Seksi Surveilans dan Imunisasi


Kepala Seksi Bidang Kesehatan Dasar mempunyai uraian tugas:
1. Melaksanakan urusan-urusan dalam ruang lingkup yang meliputi
penyelenggaraan surveilans epidemiologi penyakit, pengendalian
penyakit tidak menular, imunisasi, urusan upaya kesehatan mata,
kesehatan haji, penyelidikan Kejadian Luar Biasa (KLB), pengendalian
operasional penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana dan
wabah tingkat Provinsi.
2. Melaksanakan inventarisasi, pembinaan, pengendalian, pengawasan,
evaluasi koordinasi, advokasi, dan penegakan sanksi, terhadap
penerapan/pelaksanaan pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk
teknis, tata laksana standar, Standard Operating Procedure (SOP),
kebijakan, regulasi, Perda/Ranperda, norma, kriteria ataupun ketentuan
lainnya dalam penanganan urusan seksinya.
3. Melaksanakan penyusunan, penyempurnaan dan pengendalian
penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian tugas pokok dan fungsi

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 63
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

staf, standar teknis tata hubungan kerja organisasi dan indikator kinerja
seksinya.
4. Melaksanakan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-kajian dan studi
ilmiah manajemen pembangunan dan kebijakan kesehatan terkait dalam
penanganan urusan seksinya.
5. Melaksanakan pengintegrasian sistem teknologi informasi dalam
penanganan urusan seksinya.
6. Melaksanakan pembinaan, koordinasi, pengawasan, evaluasi, dan
fasilitasi peningkatan kapasitas, kompetensi dan kemandirian
Kabupaten/Kota dalam penanganan urusan seksinya.
7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai dengan
Bidang tugas dan fungsinya.
8. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
9. Pelaporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas kepada Kepala
Bidang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

3.1.12 Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular


Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular mempunyai
uraian tugas:
1. Melaksanakan arahan dan bimbingan kepada pegawai pada lingkup
Seksi Bina Pengendalian dan Pemberantsan Penyakit;
2. Melaksanakan urusan-urusan dalam ruang lingkup yang meliputi
urusan pengendalian, pencegahan dan penanggulangan penyakit
menular langsung, penyakit bersumber binatang dan penyakit tidak
menular, upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit nenular
yang cenderung menimbulkan epidemi, urusan imunisasi dan
percapain UCI (Universal Child Immunization), urusan promosi
kesehatan masyarakat dengan penggunaan metode, sarana dan
teknologi promosi kesehatan, urusan peningkatan pertisipasi
masyarakat dan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan
kesehatan serta peningkatan upaya fasilitasi dan pendampingan
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 64
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

masyarakat dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat tingkat


provinsi;
3. Melaksanakan inventarisasi, pembinaan, pengendalian pengawasan,
evaluasi, koordinasi advokasi, dan penegakan sanksi, terhadap
penerapan/pelaksanaan pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk
teknis, tata laksana, standar, Standard Operating Procedure (SOP),
kebijakan, regulasi, perda/ranperda, norma, kreteria ataupun ketentuan
lainnya dalam penanganan urusan seksinya ;
4. Melaksanakan penyusunan, penyempurnaan dan pengendalian
penerapan/pelaksaan dokumen teknis rincian tugas pokok dan fungsi
staf, standar teknis tata hubungan kerja organisasi dan indikator kinerja
seksinya;
5. Melaksanakan analisas, pemetaan, penelitian, kajian-kajian dan studi
ilmiah manajemen pembangunan dan kebijakan kesehatan terkait
dalam penanganan urusan seksinya;
6. Mengkoordinatori perusahaan dan penyusunan penggunaan media,
teknologi dan sarana promosi kesehatan, partisipasi dan pemberdayaan
masyarakat yang dibutuhkan oleh sub bagian/ sekretariat, seksi/bidang
dinas UTP Dinas;
7. Melaksanakan pengintegrasian sistem teknologi informasi dalam
penanganan urusan seksinya;
8. Melaksanakan pembinaan koordinasi, pengawasan, evaluasi, dan
fasilitasi peningkatan kapasitas, kompetensi dan kemandirian
kabupaten/kota dalam penanganan urusan seksinya;
9. Melaksanakan peyusunaan perecanaan jangka menengah dan rencana
tahunan dan koordinasi penyusunaan program, anggaran, penyediaan
data informasi dan mansinkronisasikan perencanaan kabupaten/kota
terhadap perencanaan tingkat provinsi dalam penanganan urusan
seksinya;
10. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai dengan
bidang tugas dan fungsinya ;

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 65
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

11. Melaksanakan pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Bidang


sesuai dengan tugas dan fungsinya;
12. Melaksanakan pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
tugas kepada Kepala Bidang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

3.1.13 Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular


Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
mempunyai uraian tugas:
1. Melaksanakan urusan-urusan dalam ruang lingkup yang meliputi upaya
kesehatan khusus berupa kesehatan jiwa, kesehatan mata, kesehatan
kerja, kesehatan indera, kesehatan gigi mulut, kesehatan usia lanjut,
penunjang medik dan keperawatan, upaya kesehatan pada daerah
perbatasan, terpencil, rawan, kepulauan, dan kerjasama lintas batas
Kabupaten/Kota, dan pemenuhan standar pelayanan kesehatan khusus
tingkat Provinsi.
2. Melaksanakan urusan-urusan dalam ruang lingkup yang meliputi
pencegahan dan penanggulangan penemaran, penyehatan air,
pengasawasn kualitas lingkungan, penyehatan kawasan dan sanitasi
darurat, sanitasi makanan dan bahan pangan serta pengamanan limbah
tingkat provinsi;
3. Melaksanakan inventarisasi, pembinaan, pengendalian, pengawasan,
evaluasi, koordinasi, advokasi dan penegakan sanksi, terhadap
penerapan/pelaksanaan pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk
teknis, tata laksana, standar, Standard Operating Procedure (SOP),
kebijakan, regulasi, perda/ranperda, norma, kriteria ataupun ketentuan
lainnya dalam penanganan urusan seksinya;
4. Melaksanakan penyusunan, penyempurnaan dan pengendalian
penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian tugas pokok dan fungsi
staf, standar teknis tata hubungan kerja organisasi dan indikator kinerja
seksinya;

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 66
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

5. Melaksanakan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-kajian dan studi


ilmiah, manajemen pembangunan dan kebijakan kesehatan terkait
dalam penanganan urusan seksinya;
6. Melaksanakan pengintegrasian sistem teknologi informasi dalam
penanganan urusan seksinya;
7. Melaksanakan pembinaan, koordinasi, pengawasan, evaluasi dan
fasilitasi pengingkatan kapasitas, kompetensi dan kemandirian
kabupaten/kota dalam penanganan urusan seksinya;
8. Melaksanakan penyusunan perencanaan jangka menengah dan rencana
tahunan, dan koordinasi penyusunan program, anggaran, penyediaan
data, informasi dan mensinkronisasikan perencanaan kabupaten/kota
terhadap perencanaan tingkat provinsi dalam penanganan urusan
seksinya;
9. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya;
10. Melaksanakan pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Bidang
sesuai dengan tugas dan fungsinya;
11. Melaksanakan pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
tugas kepada Kepala Bidang sesuai standar yang ditetapkan.

3.1.14 Bidang Pelayanan Kesehatan


Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai uraian tugas:
1. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas membantu
Kepala Dinas dalam menangani urusan yang meliputi upaya kesehatan
dasar, upaya kesehatan rujukan, dan upaya kesehatan khusus tingkat
Provinsi.
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini,
Bidang Pelayanan Kesehatan menyelenggarakan fungsi;
a. Inventarisasi, pembinaan, pengendalian, pengawasan, evaluasi,
koordinasi, advokasi dan penanganan sanksi, terhadap penyusun,
penyempurnaan dan penerapan/pelaksanaan pedoman, petunjuk
pelaksanaan, petunjuk teknis, tata laksana standar, Standard
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 67
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Operating Procedure (SOP), kebijakan, regulasi, Perda/Ranperda,


norma, kriteria, ataupun ketentuan lainnya dalam penanganan urusan
Bidangnya.
b. Penyusunan, penyempurnaan dan pengendalian
penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian tugas pokok dan
fungsi Jabatan struktural dan staf, standar teknis tata hubungan kerja
organisasi dan indikator kinerja Bidangnya.
c. Pembinaan, pengendalian, pengawasan dan peningkatan mutu
pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta sesuai dengan standar
mutu yang ditetapkan.
d. Melakukan analisa pemetaan, penelitian, kajian-kajian dan studi
ilmiah manajemen pembangunan dan kebijakan kesehatan terkait
Bidangnya dan pengintegrasian sistem teknologi informasi dalam
penanganan urusan Bidangnya.
e. Pembinaan, koordinasi, pengawasan, evaluasi, dan fasilitasi
peningkatan kapasitas, kompetensi dan kemandirian Kabupaten/
Kota dalam penanganan urusan Bidangnya.
f. Penyusunan perencanaan jangka menengah dan rencana tahunan,
dan koordinasi penyusunan program, anggaran, penyediaan data,
informasi dan mensinkronisasiksn perencanaan Kabupaten/Kota
terhadap perencanaan tingkat Provinsi dalam penanganan urusan
Bidangnya.
g. Penyelenggaraan pembinaan pegawai pada lingkup Bidangnya dan
penyelenggaraan arahan dan bimbingan kepada Pejabat struktural di
Bidangnya.
h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai dengan
Bidang tugas dan fungsinya serta pemberian masukan yang perlu
kepada Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
i. Pelaporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya
kepada Kepala Dinas sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.
3. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai uraian tugas:

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 68
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

1. Melaksanakan upaya kesehatan dasar, upaya kesehatan komunitas,


upaya kesehatan dasar perkotaan.
2. Melaksanakan upaya kesehatan ibu, bayi baru lahir, dan anak tingkat
pelayanan kesehatan dasar.
3. Melaksanakan surveilans gizi buruk dan pemantauan
penanggulangan gizi buruk tingkat pelayanan kesehatan dasar.
4. Melaksanakan upaya pemenuhan standar pelayanan kesehatan dasar.
5. Melaksanakan upaya kesehatan rujukan/spesialistik dan pengelolaan
sistem rujukan, upaya kesehatan rujukan perkotaan.
6. Melaksanakan upaya kesehatan ibu,bayi baru lahir, dan anak tingkat
pelayanan kesehatan rujukan.
7. Melaksanakan surveilan gizi buruk dan pemantauan penanggulangan
gizi buruk tingkat pelayanan kesehatan rujukan.
8. Melaksanakan upaya pemenuhan standar pelayanan kesehatan
rujukan.
9. Melaksanakan penanganan penunjang medik dan keperawatan.
10. Melaksanakan upaya kesehatan pada daerah perbatasan, terpencil,
rawan, kepulauan, dan kerjasama lintas batas Kabupaten/Kota.
11. Melaksanakan upaya pemenuhan standar pelayanan kesehatan
khusus.
4. Untuk melaksanakan tugas, fungsi dan uraian tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat 1, 2, dan 3 pasal ini, Kepala Bidang Pelayanan
Kesehatan dibantu oleh:
1. Kepala Seksi Kesehatan Dasar
2. Kepala Seksi Kesehatan Rujukan
3. Kepala Seksi Kesehatan Khusus

3.1.15 Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan Tradisional


Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan Tradisional mempunyaiuraian
tugas:
a. Melaksanakan urusan-urusan dalam ruang lingkup yang meliputi
upaya kesehatan dasar, upaya kesehatan komunitas, upaya kesehatan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 69
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

dasar perkotaan, upaya kesehatan ibu, bayi baru lahir, dan anak tingkat
pelayanan kesehatan dasar; surveilans gizi buruk dan pemantauan
penanggulangan gizi buruk tingkat pelayanan kesehatan dasar dan
pemenuhan standar pelayanan kesehatan dasar tingkat Provinsi.
b. Melaksanakan inventarisasi, pembinaan, pengendalian, pengawasan,
evaluasi, koordinasi, advokasi, dan penegakan sanksi, terhadap
penerapan/pelaksanaan pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk
teknis, tata laksana standar, Standard Operating Procedure (SOP),
kebijakan, regulasi, Perda/Ranperda, norma, kriteria ataupun ketentuan
lainnya dalam penanganan urusan seksinya.
c. Melaksanakan pembinaan, pengendalian, pengawasan, peningkatan
mutu pelayanan kesehatan dasar Pemerintah dan Swasta sesuai dengan
standar mutu yang ditetapkan.
d. Melaksanakan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-kajian dan standar
ilmiah manajemen pembangunan dan kebijakan kesehatan terkait
dalam penanganan urusan seksinya.
e. Melaksanakan pengintegrasian sistem teknologi informasi dalam
penanganan urusan seksinya.
f. Melaksanakan pembinaan, koordinasi, pengawasan, evaluasi, dan
fasilitasi peningkatan kapasitas, kompetensi dan kemandirian
Kabupaten/Kota dalam penanganan urusan seksinya.
g. Melaksanakan penyusunan perencanaan jangka menengah dan rencana
tahunan, dan koordinasi penyusunan program, anggaran, penyediaan
data, informasi dan mensinkronisasikan perencanaan Kabupaten/Kota
terhadap perencanaan tingkat Provinsi dalam penanganan urusan
seksinya.
h. Melaksanakan pengembangan District Team Problem Solving (Tim
Pemecah Masalah Kabupaten/Kota) Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir
dan Anak (DTPSKIBBLA).
i. Melaksanakan pengembangan manajemen Puskesmas berbasis
sertivikasi ISO (International Sertivication Organization).

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 70
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai dengan


Bidang tugas dan fungsi seksinya.
k. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsi seksinya.
l. Pelaporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas kepada Kepala
Bidang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

3.1.16 Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan


Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan mempunyai uraian tugas:
a. Melaksanakan urusan-urusan dalam ruang lingkup yang meliputi
upaya kesehatan rujukan/spesialistik, sistem rujukan, upaya kesehatan
rujukan perkotaan, upaya kesehatan Ibu, bayi baru lahir, dan anak
tingkat pelayanan kesehatan, surveilans gizi buruk dan pemantauan
penangulangan gizi buruk tingkat pelayanan kesehatan rujukan, dan
pemenuhan standar pelayanan kesehatan rujukan tingkat Provinsi.
b. Inventarisasi, pembinaan, pengendalian, pengawasan, evaluasi,
koordinasi, advokasi, dan penegakan sanksi, terhadap
penerapan/pelaksanaan pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk
teknis, tata laksana standar, Standard Operating Procedure (SOP),
kebijakan, regulasi, Perda/Ranperda, norma, kriteria apapun ketentuan
lainnya dalam penanganan urusan seksi lainnya.
c. Penyusunan, penyempurnaan dan pengendalian penerapan/pelaksanaan
dokumen teknis rincian tugas pokok dan fungsi staf, standar teknis tata
hubungan kerja organisasi dan indikator kinerja seksinya.
d. Melakukan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-kajian dan studi
ilmiah manajemen pembangunan dan kebijakan kesehatan terkait
dalam penanganan urusan seksinya.
e. Pengintegrasian sistem teknologi informasi dalam penanganan urusan
seksinya.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 71
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

f. Pembinaan, koordinasi, pengawasan, evaluasi, dan fasilitas


peningkatan kapasitas kompetensi dan kemandirian Kabupaten/Kota
dalam penanganan urusan seksinya.
g. Penyusunan perencanaan jangka menengah dan rencana tahunan dan
koordinasi penyusunan program, anggaran, penyedian data, informasi
dan mensinkronisasikan perencanaan Kabupaten/Kota terhadap
perencanaan tingkat Provinsi dalam penanganan urusan seksinya.
h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai dengan
Bidang tugas dan fungsi seksinya.
i. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsi seksinya.
j. Pelaporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas kepada Kepala
Bidang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

3.1.17 Seksi Akreditasi dan Jaminan Kesehatan


Kepala Seksi Akreditasi dan Jaminan Kesehatanmempunyai uraian tugas:
1. Kepala Bidang Seksi Akreditasi dan Jaminan Kesehatanmempunyai
tugas membantu Kepala Dinas dalam mengenai urusan yang meliputi
Jaminan Kesehatan, Sarana dan Peralatan Kesehatan serta Kefarmasian
tingkat Provinsi.
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal
ini, Bidang Akreditasi dan Jaminan Kesehatan menyelenggarakan
fungsi:
● Penyelenggaraan inventarisasi, pembinaan, pengendalian,
pengawasan, evaluasi, koordinasi, advokasi, dan penegakan sanksi,
terhadap penyusunan, penyempurnaan dan penerapan/pelaksanaan
pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis, tata laksana
standar, Standard Operating Procedure (SOP), kebijakan, regulasi
Perda/Ranperda, norma, kriteria ataupun ketentuan lainnya dalam
penanganan urusan Bidangnya.
● Penyelenggaraan penyusunan, penyempurnaan dan pengendalian
penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian tugas pokok dan
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 72
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

fungsi Jabatan struktural dan staf, standar teknis tata hubungan kerja
organisasi dan indikator kinerja Bidangnya.
● Penyelenggaraan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-kajian dan
studi ilmiah manajemen pembangunan dan kebijakan kesehatan
terkait dalam penanganan urusan Bidangnya.
● Penyelenggaran pengintegrasian sistem teknologi informasi dalam
penanganan urusan Bidangnya.
● Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi, pengawasan, evaluasi, dan
fasilitasi peningkatan kapasitas, kompetensi dan kemandirian
Kabupaten/Kota dalam penanganan urusan Bidangnya.
● Penyelenggaraan penyusunan perencanaan jangka menengah dan
rencana tahunan, dan koordinasi penyusunan program, anggaran,
penyediaan data, informasi dan mensinkronisasikan perencanaan
Kabupaten/Kota terhadap perencanaan tingkat Provinsi dalam
penanganan urusan Bidangnya.
● Penyelenggaraan pembinaan pegawai pada lingkup Bidangnya dan
penyelenggaraan arahan dan bimbingan kepada Pejabat Struktural
di Bidangnya.
● Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai
dengan Bidang tugas dan fungsinya dan pemberian masukan yang
perlu kepada Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
● Pelaporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan
fungsinya kepada Kepala Dinas sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan.
3. Kepala Bidang Seksi Akreditasi dan Jaminan Kesehatan mempunyai
uraian tugas:
1. Melaksanakan urusan-urusan dalam ruang lingkup yang meliputi
registrasi, akreditasi, sertifikasi dan uji kompetensi Pejabat
struktural, fungsional dan Sumber Daya Manusia Kesehatan
pemerintah/swasta; registrasi, akreditasi, sertifikasi dan perizinan
tenaga medis, paramedis, tenaga non medis/tradisional terlatih,
tenaga kesehatan asing dan Lembaga Swadaya Masyarakat
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 73
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

(LSM/Non Government Organization) lokal dan asing yang bergerak


terkait Bidang Kesehatan tingkat Provinsi.
2. Melaksanakan inventarisasi, pembinaan, pengendalian, pengawasan,
evaluasi, koordinasi, advokasi, dan penegakan sanksi, terhadap
penerapan/pelaksanaan Standard Operating Procedure (SOP),
kebijakan, regulasi, Perda/Ranperda, norma, kriteria ataupun
ketentuan lainnya dalam penanganan urusan seksinya.
3. Melaksanakan penyusunan, penyempurnaan dan pengendalian
penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian tugas pokok dan
fungsi staf, standar teknis tata hubungan kerja organisasi dan
indikator kinerja seksinya.
4. Melaksanakan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-kajian dan studi
ilmiah manajemen pembangunan dan kebijakan kesehatan terkait
dalam penanganan urusan seksinya.
5. Melaksanakan pengintegrasian sistem teknologi informasi dalam
penanganan urusan seksinya.
6. Melaksanakan penyelenggaraan jaminan kesehatan berupa
keperansertaan, memelihara kesehatan dan pembiayaan.
7. Melaksanakan registrasi, akreditasi dan sertifikasi sarana kesehatan
dan perizinan sarana kesehatan.
8. Melaksanakan bimbingan dan pengendalian sarana kesehatan.
9. Melaksanakan bimbingan pra dan pasca akreditasi dan persiapan
pelaksanaan akreditasi sarana kesehatan.
10. Melaksanakan bimbingan pra dan pasca audit dan persiapan
pelaksanaan audit sarana kesehatan.
11. Melaksanakan pemberian izin sarana kesehatan dan rekomendasi izin
sarana kesehatan tertentu.
12. Melaksanakan penyediaan dan pengelolaan Bufferstock obat
Provinsi, reagensia, vaksin dan ketersediaan obat.
13. Melaksanakan penanganan urusan Perbekalan Kesehatan Rumah
Tangga (PKRT), dan Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT),
Industri Komoditi Kesehatan, Industri Pedagang Besar Farmasi
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 74
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

(PBF), Pedagang Besar Farmasi Cabang, Obat Tradisional,


Kosmetika, Makanan, Minuman, Narkotika, Psikotropika.
3.1.18 Bidang Sumber Daya Kesehatan
Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan mempunyai uraian tugas:
1. Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan mempunyai tugas membantu
Kepala Dinas dalam menangani urusan yang meliputi perencanaan,
pemberdayagunaan, pendidikan dan pelatihan, registrasi dan akreditasi
Sumber Daya Manusia Kesehatan tingkat Provinsi.
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal
ini, Bidang Sumber Daya Kesehatan menyelenggarakan fungsi:
● Inventarisasi, pembinaan, pengendalian, pengawasan, evalusi,
koordinasi, advokasi dan penerapan/pelaksanaan pedoman, petunjuk
pelaksanaan petunjuk teknis, tata laksana standar, Standard
Operating Procedure (SOP), kebijakan, regulasi, Perda/Ranperda,
norma, kriteria ataupun ketentuan lainnya dalam penanganan urusan
Bidangnya.
● Penyusunan, penyempurnaan dan pengendalian
penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian tugas pokok dan
fungsi Jabatan struktural dan staf, standar teknis tata hubungan kerja
organisasi dan indikator kinerja Bidangnya.
● Melakukan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-kajian dan studi
ilmiah manajemen pembangunan dan kebijakan kesehatan terkait
dalam penanganan urusan Bidangnya dan pengintegrasian sistem
teknologi informasi dalam penanganan urusan Bidangnya.
● Pembinaan, koordinasi, pengawasan, evaluasi, dan fasilitasi
peningkatan kapasitas, kompetensi dan kemandirian Kabupaten/
Kota dalam penanganan urusan Bidangnya.
● Penyelengaraan pembinaan pegawai pada lingkup Bidangnya dan
penyelenggaraan arahan dan bimbingan kepada Pejabat struktural di
Bidangnya.
● Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai dengan
Bidang tugas dan fungsinya.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 75
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

● Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Dinas sesuai dengan


tugas dan fungsinya.
● Pelaporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya
kepada Kepala Dinas sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.
3. Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan mempunyai uraian tugas:
a. Melaksanakan perencanaan, pendayagunaan dan rekomendasi tenaga
kesehatan strategis dan pembinaan tenaga tertentu antar
Kabupaten/Kota.
b. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan Sumber Daya Manusia
Kesehatan ataupun kegiatan sejenis lainnya yang bersifat
peningkatan dan pengembangan kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotorik.
c. Melaksanakan registrasi dan akreditasi penyelenggaraan pendidikan
pelatihan Sumber Daya Kesehatan.
d. Melaksanakan pengawasan dan evaluasi penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan Sumber Daya Kesehatan.
e. Melaksanakan registrasi, akreditasi, sertifikasi dan uji kompetensi
Pejabat struktural, fungsional dan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Pemerintah/Swasta.
f. Melaksanakan registrasi dan perizinan tenaga kesehatan asing dan
melaksanakan registrasi, pemantauan dan pembinaaan Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM/Non Government Organization) lokal
dan asing (Luar Negeri) yang bergerak terkait Bidang Kesehatan
tingkat Provinsi.
g. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan perizinan kepada
tenaga kesehatan asing.
3.1.19 Seksi Kefarmasian
Kepala Seksi Kefarmasianmempunyai uraian tugas:
a. Melaksanakan urusan-urusan dalam ruang lingkup yang meliputi
penyediaan dan pengelolaan bufferstock obat Provinsi, reagensia,
vaksin, ketersediaan obat, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
(PKRT), dan Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT), Industri
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 76
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Komoditi Kesehatan, industri komoditi Pedagang Besar Farmasi


(PBF), Pedagang Besar Farmasi Cabang, Obat Tradisional, Kosmetika,
Makanan, Minuman, Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif tingkat
Provinsi.
b. Melaksanakan inventarisasi, pembinaan, pengendalian, pengawasan,
evaluasi, koordinasi, advokasi, dan penegakan sanksi, terhadap
penerapan/pelaksanaan pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk
teknis, tata laksana standar, Standard Operating Procedure (SOP),
kebijakan, regulasi, Perda/Ranperda, norma, kriteria ataupun ketentuan
lainnya dalam penanganan urusan seksinya.
c. Melaksanakan penyusunan, penyempurnaan dan pengendalian
penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian tugas pokok dan fungsi
staf, standar teknis tata hubungan kerja organisasi dan indikator kinerja
seksinya.
d. Melaksanakan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-kajian dan studi
ilmiah manajemen pembangunan dan kebijakan kesehatan terkait
dalam penanganan urusan seksinya.
e. Melaksanakan pembinaan, koordinasi, pengawasan, evaluasi dan
fasilitasi peningkatan kapasitas, kompetensi dan kemandirian
Kabupaten/Kota terhadap perencanaan tingkat Provinsi dalam
penanganan urusan seksinya.
f. Melaksanakan penyusunan perencanaan jangka menengah dan rencana
tahunan dan koordinasi penyusunan program anggaran, penyediaan
data, informasi dan mensinkronisasikan perencanaan Kabupaten/Kota
dalam penanganan urusan seksinya.
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai dengan
Bidang tugas dan fungsinya.
h. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Bidang sesuai dengan
Bidang tugas dan fungsinya.
i. Pelaporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas kepada Kepala
Bidang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.
3.1.20 Seksi Alat Kesehatan dan PKRT
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 77
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Kepala Seksi Alat Kesehatan dan PKRTmempunyai uraian tugas:


● Menyelenggarakan urusan-urusan dalam ruang lingkup yang meliputi
registrasi, akreditasi dan sertifikasi sarana kesehatan dan perizinan
sarana kesehatan, bimbingan dan pengendalian sarana dan persiapan
pelaksanaan akreditasi sarana kesehatan, bimbingan pra dan pasca
audit dan persiapan pelaksanaan audit sarana kesehatan, pemberian
izin sarana kesehatan dan rekomendasi izin sarana kesehatan tertentu
tingkat Provinsi.
● Melaksanakan inventarisasi, pembinaan, pengendalian, pengawasan,
evaluasi, koordinasi, advokasi, dan penegakan sanksi, terhadap
penerapan/pelaksanaan pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk
teknis, tata laksana standar, Standard Operating Procedure (SOP),
kebijakan, regulasi, Perda/non Perda, norma, kriteria, ataupun
ketentuan lainnya dalam penanganan urusan seksinya.
● Melaksanakan penyusunan, penyempurnaan, dan pengendalian
penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian tugas pokok dan fungsi
staf, standar teknis tata hubungan kerja organisasi dan indikator kinerja
seksinya.
● Melaksanakan analisis, pemetaan, penelitian, pembinaan kajian-kajian
dan studi ilmiah manajamen pembangunan dan kebijakan kesehatan
terkait dalam penanganan urusan seksinya.
● Melaksanakan pengintegrasian sistem teknologi informasi dalam
penanganan urusan seksinya.
● Melaksanakan penyusunan perencanaan jangka menengah dan rencana
tahunan dan koordinasi penyusunan program, anggaran, penyediaan
data, informasi dan mensinkronisasikan perencanaan Kabupaten/Kota
terhadap perencanaan tingkat Provinsi dalam penanganan urusan
seksinya.
● Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
● Pemberiaan masukan yang perlu kepada Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 78
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

● Pelaporan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas kepada Kepala


Bidang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

3.1.21 Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan


Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan mempunyai uraian tugas:
1. Kepala Bidang Bina Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan
mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam menangani urusan
yang meliputi perencanaan, pemberdayagunaan, pendidikan dan
pelatihan, registrasi dan akreditasi Sumber Daya Manusia Kesehatan
tingkat Provinsi.
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal
ini, Bidang Bina Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan
menyelenggarakan fungsi:
a. Inventarisasi, pembinaan, pengendalian, pengawasan, evalusi,
koordinasi, advokasi dan penerapan/pelaksanaan pedoman,
petunjuk pelaksanaan petunjuk teknis, tata laksana standar,
Standard Operating Procedure (SOP), kebijakan, regulasi,
Perda/Ranperda, norma, kriteria ataupun ketentuan lainnya dalam
penanganan urusan Bidangnya.
b. Penyusunan, penyempurnaan dan pengendalian
penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian tugas pokok dan
fungsi Jabatan struktural dan staf, standar teknis tata hubungan
kerja organisasi dan indikator kinerja Bidangnya.
c. Melakukan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-kajian dan studi
ilmiah manajemen pembangunan dan kebijakan kesehatan terkait
dalam penanganan urusan Bidangnya dan pengintegrasian sistem
teknologi informasi dalam penanganan urusan Bidangnya.
d. Pembinaan, koordinasi, pengawasan, evaluasi, dan fasilitasi
peningkatan kapasitas, kompetensi dan kemandirian Kabupaten/
Kota dalam penanganan urusan Bidangnya.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 79
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

e. Penyelengaraan pembinaan pegawai pada lingkup Bidangnya dan


penyelenggaraan arahan dan bimbingan kepada Pejabat struktural
di Bidangnya.
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai
dengan Bidang tugas dan fungsinya.
g. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
h. Pelaporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan
fungsinya kepada Kepala Dinas sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan.
3.2 Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pada Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara
3.2.1 UPT Rumah Sakit Khusus Mata
UPT Rumah Sakit Khusus Mata Mempunyai Fungsi:
1. Penyelenggarann inventarisasi, pembinaan, pengendalian,
pengawasan,evaluasi, koordinasi, advokasi, dan penegakan
sanksi,terhadap penyusunan, penyempurnaan dan
penerapan/pelaksanaan pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk
2. teknis tatalaksana, standar, standard Operating Procedure (SOP),
kebijakan, regulasi, perda/ranperda, norma, kriteria ataupun
ketentuan lainnya dalam penanganan urusan UPT-nya
3. Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi,pengawasan dan evaluasi
dalam penyempurnaan dan penyusunan pedoman, petunjuk
pelaksanaan, petunjuk teknis, tata laksana, standar, Standard
operating Procedure (SOP), kebijakan, regulasi, perda/ranperda,
norma, kriteria ataupun ketentuan lainnya dalam penanganan urusan
UPT-nya.
4. Penyelenggaraan penyusunan, penyempurnaan dan pengendalian
penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian tugas pokok dan
fungsi jabatan struktural dan staf, standar teknis tata hubungan kerja
organisasi dari indikator kinerja UPT-nya.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 80
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

5. Penyelenggaraan pelayanan publik yang bersifat langsung maupun


tidak langsung sesuai standar mutu pelayanan yang ditetapkan
6. Penyelenggaraan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-kajian dan
studi ilmiah manajemen pembangunan dan kebijakan kesehatan
terkait urusan UPT-nya dan pengintegrasian sistem teknologi
informasi dalam penanganan urusan UPT-nya berbasis sistem
informasi pelayanan dan kesehatan
7. Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi, pengawasan, evaluasi, dan
fasilitasi Kabupaten/Kota dalam penanganan urusan UPT-nya
8. Penyelenggaraan penyusunan perencanaan jangka menengah dan
rencana tahunan, dan koordinasi penyusunan program, anggaran,
penyediaan data, informasi dan mensinkronisasikan perencanaan
UPT-nya dengan perencanaan Kabupaten yang terkait dengan urusan
UPT-nya terhadap perencanaan Dinas Kesehatan Provinsi
9. Penyelenggaraan pembinaan pegawai pada lingkup UPT-nya dan
penyelenggaran arahan dan bimbingan kepada pejabat di
seksi/subbagnya
10. Penyelenggaraan koordinasi, konsultasi dan sinkronisani dengan
Bidang terkait pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera dalam
penanganan urusan UPT-nya
11. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai
dengan bidang tugas dan fungsinya serta pemberianmasukan yang
perlu kepada Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya
12. Penyelenggaraan pelaporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
tugas dan fungsinya kepada Kepala Dinas sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan
Kepala UPT Rumah Sakit Khusus Mata mempunyai uraian tugas:
1. Menyelenggarakan urusan pelayanan pengobatan, perawatan dan
pemulihan kesehatan mata sesuai standar yang ditentukan,
pemenuhan standar mutu fasilitas penunjang medik dan keperawatan
rumah sakit

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 81
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

2. Menyelenggarakan upaya-upaya peningkatan kesehatan mata


berbasis pembinaan, pencegahan, pengendalian dan promosi
kesehatan yang terkoordinasi dengan bidang terkait pada dinas
kesehatan provinsi dan terkoordinasi dengan bidang terkait pada
tingkat Kabupaten/Kota
3. Menyelenggarakan upaya pencegahan, pengendalian dan
penanggulangan penyakit terkait kesehatan rnata masyarakat tingkat
provinsi
4. Menyelenggarakan upaya peningkatan partisipasi masyarakat dan
pemberdayaan masyarakat dalam peningkatan kualitas kesehatan
mata masyarakat tingkat provinsi
5. Menyelenggarakan pengobatan mata spesialistik secara massal dan
pemulihan fungsi mata melalui koreksi optik dan rehabilitasi
6. Menyelenggarakan pengembangan laboratorium kesehatan mata dan
pelaksanaan rujukan kesehatan mata
7. Menyelenggarakan surveilans penyakit mata, gangguan fungsi
penglihatan dan kebutaan.
8. Menyelenggarakan pengembangan mutu sumber daya manusia
kesehatan di bidang kesehatan mata masyarakat;
9. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan teknologi tepat
guna dalam bidang kesehatan mata
10. Menyelenggarakan pembinaan, bimbingan, arahan dan penegakan
disiplin pegawai pada lingkup UPT-nya.
11. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja, bidang, program
dan sektor terkait
12. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya
13. Menyelenggarakan pembinaan dan fasilitasi kelompok jabatan
fungsional
14. Menyelenggarakan pembinaan dan pengendalian administrasi
keuangan, kepegawaian perlengkapan dan urusan rumah tangga UPT
sesuai ketentuan peraturan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 82
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

15. Menyelenggarakan kerjasama, kemitraan dan hubungan antara


lembaga pembangunan/pengembangan Kesehatan mnta dengan
instansi terkait, sesuai standar yang ditetapkan
16. Menyelenggarakan pemberian masukan kepada Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya
17. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya
18. Menyelenggarakan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan
tugasnya sesuai dengan standar yang ditetapkan.

3.2.2 UPT Rumah Sakit Kesehatan Khusus Paru


UPT Rumah Sakit Kesehatan Khusus Paru
Mempunyai Fungsi :
1. Penyelenggaraan inventarisasi, pembinaan, pengendalian
pengawasan, evaluasi, koordinasi, advokasi, dan penegakan sanksi,
terhadap penyusunan, penyempurnaan dan penerapan/ pelaksanaan
pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis, tatalaksana,
standar, standard operating Procedure (SOP), kebijakan regulasi,
perda/ranperda, norma, kriteria ataupun ketentuan lainnya dalam
penanganan urusan UPT-nya
2. Penyelenggaraan pembinaan koordinasi pengawasan dan evaluasi
dalam penyempurnaan dan penyusunan Pedoman, petunjuk
pelaksanaan, petunjuk teknis, tatalaksana, standar, Standard
operating Procedure (SOP), kebijakan, regulasi, perda/ranperda,
norma, kriteria ataupun ketentuan lainnya dalam penanganan urusan
UPT-nya
3. Penyelenggaraan penyusunan, penyempurnaan dan pengendalian
penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian tugas pokok dan
fungsi jabatan struktural dan staf, standar teknis tata hubungan kerja
organisasi dan indikator kinerja UPT-nya
4. Penyelenggaraan pelayanan publik yang bersifat langsung maupun
tidak langsung sesuai standar mutu pelayanan yang ditetapkan
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 83
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

5. Penyelenggaraan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-kajian dan


studi ilmiah manajemen pembangunan dan kebijakan kesehatan
terkait urusan UPT-nya dan pengintegrasian sistem teknologi
informasi dalam penanganan urusan UPT-nya berbasis sistem
informasi pelayanan dan kesehatan
6. Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi, pengawasan, evaluasi, dan
fasilitasi Kabupaten/Kota dalam penanganan urusan UPT-nya
7. Penyelenggaraan penyusunan Perencanaan jangka menengah dan
rencana tahunan, dan koordinasi penyusunan program, anggaran,
penyediaan data, informasi dan mensinkroninasikan perencanaan
UPT nya dengan perencanaan Kabupaten/kota yang terkait dengan
urusan UPT-nya terhadap perencanaan Dinas Kesehatan Provinsi
8. Penyelenggaraan pembinaan pegawai pada lingkup UPT-nya dun
penyelenggaran arahan dan bimbingan kepada pejabat di
seksi/subbag-nya
9. Penyelenggaraan koordinasi, konsultasi dan sinkronisasi dengan
Bidang terkait pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera dalam
penanganan urusan UPT-nya.
10. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai
dengan bidang tugas dan fungsinya serta pemberian masukan yang
perlu kepada Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya
11. Penyelenggaraan pelaporan Pertanggungjawaban atas pelaksanaan
tugas dan fungsinya kepada Kepala Dinas sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan

Kepala UPT Rumah Sakit Khusus Paru mempunyai uraian tugas:


1. Menyelenggarakan urusan pelayanan pengobatan, perawatan dan
pemulihan kesehatan paru sesuai standar yang ditentukan,
pemenuhan standar mutu fasilitas penunjang medis dan keperawatan
rumah sakit
2. Menyelenggarakan upaya-upaya peningkatan kesehatan paru
berbasis pembinaan, pencegahan, pengendalian dan promosi
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 84
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

kesehatan yang terkoordinasi dengan bidang terkait pada dinas


kesehatan provinsi dan terkoordinasi dengan bidang terkait pada
tingkat Kabupaten/Kota
3. Menyelenggarakan upaya pencegahan, pengendalian dan
penanggulangan penyakit terkait kesehatan paru tingkat provinsi
4. Menyelenggarakan upaya peningkatan partisipasi masyarakat dan
pemberdayaan masyarakat dalam peningkatan kualitas kesehatan
pada tingkat provinsi
5. Menyelenggarakan pembinaan, bimbingan arahan dan penegakan
disiplin pegawai pada lingkup UPT-nya.
6. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja, bidang, program
dan sektor terkait
7. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya;
8. Menyelenggarakan pembinaan dan fasilitasi kelompok jabatan
fungsional
9. Menyelenggarakan pembinaan dan pengendalian administrasi
keuangan, kepegawaian, perlengkapan dan urusan rumah tangga
UPT sesuai ketentuan peraturan
10. Menyelenggarakan kerjasama, kemitraan dan hubungan antara
lembaga dalam pembangunan/pengembangan kesehatan paru
masyarakat dengan instansi terkait sesuai standar yang ditetapkan
11. Menyelenggarakan pemberian masukan kepada Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya
12. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya
13. Menyelenggarakan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
tugasnya sesuai dengan standar yang ditetapkan.

3.2.3 UPT Rumah Sakit Umum Kusta Lau Simomo


UPT Rumah Sakit UmumKusta Lau Simomo Mempunyai Fungsi:
1. Penyelenggaraan inventarisasi, pembinaan, pengendalian
pengawasan, evaluasi, koordinasi, advokasi, dan penegakan sanksi,
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 85
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

terhadap penyusunan, penyempurnaan dan penerapan/pelaksanaan


pedoman, petunjuk pelaksanann, petunjuk teknis, tatalaksana,
standar, standard operating Procedure (SOP), kebijakan regulasi,
perda/ranperda, norma, kriteria ataupun ketentuan lainnya dalam
penanganan urusan UPT-nya
2. Penyelenggaraan pembinaan koordinasi, pengawasan dan evaluasi
dalam penyempurnaan dan penyusunan Pedoman, petunjuk
pelaksanaan, petunjuk teknis, tatalaksana, standar, Standard
operating Procedure (SOP), kebijakan, regulasi, perda/ranperda,
norma, kriteria ataupun ketentuan lainnya dalam penanganan urusan
UPT-nya
3. Penyelenggaraan penyusunan, penyempurnaan dan pengendalian
penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian tugas pokok dan
fungsi jabatan struktural dan staf, standar teknis tata hubungan kerja
organisasi dan indikator kinerja UPT-nya
4. Penyelenggaraan pelayanan publik yang bersifat langsung maupun
tidak langsung sesuai standar mutu pelayanan yang ditetapkan
5. Penyelenggaraan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-kajian dan
studi ilmiah manajemen pembangunan dan kebijakan kesehatan
terkait urusan dan pengintegrasian sistem teknologi informasi dalam
penanganan urusan UPT-nya berbasis sistem informasi pelayanan
dan kesehatan
6. Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi, pengawasan, evaluasi dan
fasilitasi Kabupaten/Kota dalam penanganan urus UPT-nya
7. Penyelenggaraan Penyusunan jangka menengah, perencanaan dan
rencana tahunan, dan koordinasi penyusunan program, anggaran,
penyediaan data, informasi dan mensinkronisasikan perencanaan
UPT-nya dengan perencanaan Kabupaten/kota yang terkait dengan
urusan UPT-nya terhadap perencanaan Dinas Kesehatan Provinsi
8. Penyelenggaraan pembinaan pegawai pada lingkup UPT-nya dan
penyelenggaran arahan dan bimbingan kepada pejabat di
seksi/subbag-nya
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 86
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

9. Penyelenggaraan koordinasi, konsultasi dan sinkronisasi dengan


Bidang terkait pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera dalam
penanganan urusan UPT-nya
10. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai
dengan bidang tugas dan fungsinya serta pemberian masukan yang
perlu kepada Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya
11. Penyelenggaraan pelaporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
tugas dan fungsinya kepada Kepala Dinas sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan

Kepala UPT Rumah Sakit Umum Kusta Lau Simomo mempunyai


uraian tugas:
1. Menyelenggarakan urusan pelayanan pengobatan, perawatan dan
pemulihan penyakit kusta dan kesehatan masyarakatsesuai standar
yang ditentukan, pemenuhan standarmutu fasilitas penunjang medis
dan keperawatan rumah sakit
2. Menyelengarakan upaya-upaya peningkatan masyarakat berbasis
pembinaan, pencegahan, pengendalian dan promosi kesehatan
terkoordinasi dengan bidang terkait yang pada dinas kesehatan
provinsi dan terkoordinasi dengan bidang terkait pada tingkat
Kabupaten/Kota
3. Menyelenggarakan upaya pencegahan, pengendalian dan
penanggulangan penyakit terkait kusta dan kesehatan masyarakat
tingkat provinsi
4. Menyelenggarakan upaya peningkatan partisipasi masyarakat dan
pemberdayaan masyarakat dalam peningkatan kualitas kesehatan
masyarakat tingkat provinsi.
5. Menyelenggarakan pembinaan, bimbingan arahan dan penegakan
disiplin pegawai pada lingkup UPT-nya
6. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja, bidang, program
dan sektor terkait
7. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 87
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

8. Menyelenggarakan pembinaan dan fasilitasi kelompok jabatan


fungsional
9. Menyelenggarakan pembinaan dan pengendalian administrasi
keuangan, kepegawaian, perlengkapan dan urusan rumah tangga
UPT sesuai ketentuan peraturan
10. Menyelenggarakan kerjasama, kemitraan dan hubungan antara
lembaga dalam pembangunan/pengembangan kesehatan masyarakat
dengan instansi terkait sesuai standar yang ditetapkan
11. Menyelenggarakan pemberian masukan kepada Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya
12. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya
13. Menyelenggarakan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
tugasnya sesuai dengan standart yang ditetapkan

3.2.4 UPT Laboratorium Kesehatan


UPT Laboratorium Kesehatan Mempunyai Fungsi:
1. Penyelenggaraan inventarisasi pembinaan pengendalian pengawasan,
evaluasi, koordinasi, advokasi, dan penegakan sanksi, terhadap
penyusunan, penyempurnaan dan penerapan/pelaksanaan pedoman,
petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis tata laksana, standar, standard
operating Procedure (SOP), kebijakan regulasi, perda/ranperda,
norma, kriteria ataupun ketentuan lainnya dalam penanganan urusan
UPT-nya
2. Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi, pengawasan dan evaluasi
dalam penyempurnaan dan penyusunan Pedoman, petunjuk
pelaksanaan, petunjuk teknis, tata laksana, standar, Standard
Operating Procedure (SOP), kebijakan, regulasi, perda/ranperda,
norma, kriteria ataupun ketentuan lainnya dalam penanganan urusan
UPT
3. Penyelenggaraan penyusunan, penyempurnaan dan tugas penerapan
pelaksanaan dokumen teknis rincian teknis pokok dan fungsi jabatan
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 88
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

struktural dan staff, standar teknis tata hubungan kerja organisasi dan
indikator kinerja UPT-nya
4. Penyelenggaraan dan pelatihan kesehatan yang pendidikan bersifat
langsung maupun tidak langsung sesuai standar mutu pelayanan
yang ditetapkan, terkait urusan UPT-nya
5. Penyelenggaraan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-kajian dan
studi ilmiah manajemen pembangunan dan kebijakan kesehatan
terkait urusan UPT nya dan pengintegrasian sistem teknologi
informasi dalam penanganan urusan UPT nya berbasis sistem
informasi pelayanan dan kesehatan
6. Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi, pengawasan, evaluasi, dan
fasilitasi Kabupaten/Kota dalam penangnnan urusan UPT-nya
7. Penyelenggaraan penyusunan perencanaan jangka menengah dan
rencana tahunan, dan koordinasi penyusunan program, anggaran,
penyediaan data, informasi dan mensinkronisasikan perencanaan
UPT-nya dengan perencanaan Kabupaten/kota yang terkait dengan
urusan UPT-nya terhadap perencanaan Dinas Kesehatan Provinsi
8. Penyelenggaraan pembinaan pegawai pada lingkup UPT-nya dan
penyelenggaran arahan dan bimbingan kepada pejabat di
seksi/subbag-nya
9. Penyelenggaraan koordinasi, konsultasi dan sinkronisasi dengan
Bidang terkait pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera dalam
penanganan urusan UPT-nya.
10. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan kepala Dinas sesuai
dengan bidang tugas dan fungsinya serta pemberian masukan yang
perlu kepada Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya
11. Penyelenggaraan pelaporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
tugas dan fungsinya kepada Kepala Dinas sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan.
Kepala UPT Laboratorium kesehatan mempunyai uraian tugas:
1. Menyelenggarakan urusan pelayanan pemeriksaaan laboratorium
kesehatan tingkat Provinsi, serta mendukung bidang terkait pada
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 89
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Kabupaten/Kota terhadap penyelenggaraan pelayanan, pemeriksaan


dan penelitian laboratorium kesehatan yang memenuhi standar yang
ditetapkan.
2. Menyelenggarakan upaya-upaya peningkatan kesehatan masyarakat
berbasis pembinaan, pencegahan, pengendalian, dan promosi
kesehatan yang terkait dengan bidang urusan UPT-nya, terkoordinasi
dengan bidang terkait pada dinas kesehatan provinsi dan
terkoordinasi dengan bidang terkait pada tingkat Kabupaten/Kota.
3. Menyelenggarakan pembinaan, bimbingan, arahan dan penegakan
disiplin pegawai pada lingkup UPT-nya.
4. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja bidang program dan
sektor terkait.
5. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya.
6. Menyelenggarakan pembinaan dan fasilitasi kelompok jabatan
fungsional.
7. Menyelenggarakan pembinaan dan pengendalian administrasi
keuangan, kepegawaian, perlengkapan dan urusan rumah tangga
UPT sesuai ketentuan peraturan.
8. Menyelenggarakan kerjasama, kemitraan dan hubungan antara
lembaga/institusi dalam pembangunan/pengembangan pendidikan,
pelatihan, kajian dan penelitian kesehatan dengan instansi terkait
sesuai standar yang ditetapkan.
9. Menyelenggarakan pemberian masukan kepada Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
10. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
11. Menyelenggarakan dan pertanggungjawabanatas pelaksanan
tugasnya sesuai dengan standar yang ditetapkan.
3.2.5 UPT Pelatihan Kesehatan
UPT Pelatihan Kesehatan Mempunyai Fungsi :
1. Penyelenggaraan inventarisasi, pembinaan pengendalian
pengawasan, evaluasi, koordinasi, advokasi, dan penegakan sanksi
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 90
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

terhadap penyusunan, penyempurnaan dan penerapan/pelaksanaan


pedoman petunjuk pelaksanaan petunjuk teknis, tatalaksana standar,
Standard operating Procedure (SOP), kebijakan, regulasi,
perda/ranperda, norma, kriteria ataupun ketentuan lainnya dalam
penanganan urusan UPT-nya.
2. Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi, pengawasan dan evaluasi
dalam penyempurnaan dan penyusunan Pedoman petunjuk
pelaksanaan, petunjuk teknis, tatalaksana, standar standard operating
Procedure (SOP), kebijakan, regulasi perda/ranperda, norma, kriteria
ataupun ketentuan lainnya dalam penanganan urusan UPT-nya.
3. Penyelenggaraan penyusunan penyempurnaan dan pengendalian
penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian tugas pokok dan
fungsi jabatan struktural dan staf, standar teknis tata hubungan kerja
organisesi dan indikator kinerja. UPT-nya.
4. Penyelenggaraan teknis pelatihan kesehatan yang bersifat langsung
maupun tidak langsung, yang melibatkan tenaga kesehatan
pemerintah, swasta dan unsur masyarakat lainnya sesuai standar
mutu pelayanan yang ditetapkan.
5. Penyelenggaraan analisis,pemetaan, penelitian, kajian-kajian dan
studi ilmiah manajemen pembangunan dan kebijakan kesehatan
terkait urusan UPT-nya dan pengintegrasian sistem teknologi
informasi dalam penanganan urusan UPT-nya berbasis sistem
informasi pelayanan dan kesehatan.
6. Penyelenggaraan penyusunan perencanaan jangka menengah dan
rencana tahunan, dan koordinasi penyusunan program, anggaran,
penyediaan data, informasi dan mensinkronisasikan perencanaan
UPT-nya dengan perencanaan Dinas Kesehatan Provinsi.
7. Penyelenggaraan pembinaan pegawai pada lingkup UPT-nya dan
penyelenggaran arahan dan bimbingan kepada pejabat di
seksi/subbag nya.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 91
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

8. Penyelenggaraan koordinasi, konsultasi dan sinkronisasi dengan


Bidang terkait pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera dalam
penanganan urusan UPT-nya.
9. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai
dengan bidang tugas dan fungsinya serta pemberian masukan yang
perlu kepada Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
10. Penyelenggaraan pelaporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
tugas dan fungsinya kepada Kepala Dinas sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan.

Kepala UPT Pelatihan Kesehatan mempunyai uraian tugas:


1. Menyelenggarakan urusan teknis, pelatihan, kajian dan penelitian
kesehatan tingkat Provinsi, serta mendukung bidang terkait pada
Kabupaten/Kota terhadap penyelenggaraan teknis pendidikan,
pelatihan kajian dan penelitian kesehatan yang memenuhi standar
yang ditetapkan.
2. Menyelenggarakan pembinaan, bimbingan, arahan dan penegakkan
disiplin pegawai pada lingkup UPT-nya.
3. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja, bidang, program
dan sektor terkait.
4. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya.
5. Menyelenggarakan pembinaan dan fasilitasi kelompok jabatan
fungsional.
6. Menyelenggarakan pembinaan dan pengendalian administrasi
keuangan, kepegawaian, perlengkapan dan urusan rumah tangga
UPT sesuai ketentuan peraturan.
7. Menyelenggarakan kerjasama, kemitraan dan hubungan
antaralembaga/institusi dalam pembangunan/ pengembangan
pendidikan, pelatihan, kajian dan penelitian kesehatan dengan
instansi terkait sesuai standar yang ditetapkan.
8. Menyelenggarakan pemberian masukan kepada Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 92
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

9. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai


dengan tugas dan fungsinya.
10. Menyelenggarakan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
tugasnya sesuai dengan standar yang ditetapkan.

3.2.6 UPT Rumah Sakit Indrapura


UPT Rumah Sakit Indrapura Mempunyai Fungsi :
1. Penyelenggaraan inventarisasi pembinaan, pengendalian,
pengawasan, evaluasi, koordinasi, advokasi, dan penegakan sanksi
terhadap penyusunan,penyempurnaan penerapan pelaksanaan
pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis, tatalaksana,
standar, Standard operating Procedure (SOP), kebijakan, regulasi,
perda/ranperda, norma, kriteria ataupun ketentuan lainnya dalam
penanganan urusan UPT-nya
2. Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi, pengawasan evaluasi
dalam penyempurnaan dan penyusunan pedoman, petunjuk
pelaksanaan, petunjuk teknis, tata laksana, standar, Standard
Operating Procedure (SOP), kebijakan, regulasi, perda/ranperda,
norma, kriteria ataupun ketentuan lainnya dalam penanganan urusan
UPT-nya
3. Penyelenggaraan penyusunan, penyempurnaan dan pengendalian
penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian tugas pokok dan
fungsi jabatan struktural dan staff, standar teknis tata hubungan kerja
organisasi dan indikator kinerja UPT-nya
4. Penyelenggaraan pelayanan, publik yang bersifat langsung maupun
tidak langsung sesuai standar mutu pelayanan yang ditetapkan
5. Penyelenggaraan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-kajian dan
studi ilmiah manajemen pembangunan dan kebijakan kesehatan
terkait urusan UPT-nya dan pengintegrasian sistem teknologi
informasi dalam penanganan urusan UPT-nya berbasis sistem
informasi pelayanan dan kesehatan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 93
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

6. Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi, pengawasan, evaluasi, dan


fasilitasi Kabupaten/Kota dalam penanganan urusan UPT-nya.
7. Penyelenggaraan penyusunan perencanaan jangka menengah dan
rencana tahunan, dan koordinasi penyusunan program penyediaan
data, informasi dan mensinkronisasikan perencanaan UPT-nya
denganperencanaan Kabupaten/kota yang terkait dengan urusan
UPT-nya terhadap perencanaan Dinas Kesehatan Provinsi.
8. Penyelenggaraan pembinaan pegawai pada lingkup UPT-nya dan
penyelenggaran arahan dan bimbingan kepada pejabat di
seksi/subbag nya.
9. Penyelenggaraan koordinasi, konsultasi dan sinkronisasi dengan
Bidang terkait pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera dalam
penanganan urusan UPT-nya.
10. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai
dengan bidang tugas dan fungsinya serta pemberian masukan yang
perlu kepada Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
11. Penyelenggaraan pelaporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
tugas dan fungsinya kepada Kepala Dinas sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan.

Uraian tugas Kepala UPT Rumah Sakit Indra Pura adalah:


1. Menyelenggarakan urusan pelayanan pengobatan, perawatan dan
pemulihan kesehatan masyarakat sesuai standar yang ditentukan,
pemenuhan standar mutu fasilitas penunjang medis dan keperawatan
rumah sakit.
2. Menyelenggarakan pembinaan bimbingan, arahan dan penegakan
disiplin pegawai pada lingkup UPT-nya.
3. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja, bidang, program
dan sektor terkait.
4. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya.
5. Menyelenggarakan pembinaan dan fasilitasi kelompok jabatan
fungsional.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 94
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

6. Menyelenggarakan pembinaan dan pengendalian administrasi


keuangan, kepegawaian, perlengkapan dan urusan rumah tangga
UPT sesuai ketentuan peraturan.
7. Menyelenggarakan kerjasama, kemitraan dan hubungan antara
lembaga dalam pembangunan/pengembangan kesehatan masyarakat
dengan instansi terkait sesuai standar yang ditetapkan.
8. Menyelenggarakan pemberian masukan kepada Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
9. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
10. Menyelenggarakan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
tugasnya sesuai dengan standar yang ditetapkan.

3.2.7 Kelompok Jabatan Fungsional


1. Pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dapat dibentuk Kelompok
Jabatan Fungsional yang mempunyai tugas membantu dan melaksanakan
sebagian tugas dan fungsi Dinas sesuai dengan keahlian masing-masing.
2. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang
diatur dan ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
3. Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditentukan
berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
3.2.8 Tata Kerja
1. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas, sekretaris, Kepala Bidang,
Kepala UPT, Kepala Seksi dan Kepala Sub Bagian wajib menerapkan
prinsip koordinasi, integrasi, simplikasi, dan sinkronisasi baik intern
maupun antar satuan Kerja/Unit organisasi lainnya sesuai tugas dan
mekanisme yang ditetapkan
2. Kepala Dinas wajib melaksanakan pengawasan dan pembinaan terhadap
bawahannya masing-masing

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 95
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

3. Dalam hal Kepala Dinas berhalangan dalam melaksanakan tugas karena


sesuatu hal, Sekretaris melaksanakan tugas-tugas Kepala Dinas, sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
4. Apabila sekretaris Dinas berhalangan melaksanakan tugasnya karena
sesuatu hal, maka Kepala Dinas menghunjuk pejabat yang telah
memenuhi persyaratan untuk melaksanakan tugas Sekretaris
5. Apabila Kepala Bidang berhalangan dalam melaksanakan tugasnya karena
sesuatu hal, Kepala Dinas menghunjuk pejabat yang telah memenuhi
persyaratan untuk melaksanakan tugas Kepala Bidang
6. Apabila Kepala UPT berhalangan dalam melaksanakan tugasnya karena
sesuatu hal, Kepala Sub Bagian Tata Usaha melaksanakan tugas-tugas
Unit Pelaksana Teknis sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
7. Apabila Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan/atau Kepala Seksi
berhalangan dalam melaksanakan tugas karena sesuatu hal, Kepala Unit
Pelaksana Teknis menghunjuk pejabat yang telahmemenuhi persyaratan
untuk melaksanakan tugas Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan/atau
Kepala Seksi
8. Atas dasar pertimbangan dayaguna dan hasil guna, dalam hal berhalangan
melaksanakan tugasnya, masing-masing pejabat dapat menghunjuk dan
mendelegasikan tugasnya kepada pejabat setingkat di bawahnya yang
dapat bertanggungiawab sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 96
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB IV
MATERI BIMBINGAN

PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN


Pembimbing : Elisa S. Depari, SKM, M.Kes
Hari/Tanggal : Senin/ 14 Februari 2022
Pukul : 13.30 WIB

A. PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA


1. Visi Pembangunan Kesehatan Daerah
Dengan mempertimbangkan perkembangan, masalah serta berbagai kecendrungan
Pembangunan Kesehatan ke depan serta dalam mencapai sasaran Pembangunan
Kesehatan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Provinsi Sumatera Utara, maka telah ditetapkan Visi Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara berdasarkan RENSTRA 2013 – 2018 yaitu “Masyarakat
Sehat, Mandiri Dan Berdaya Saing”.
2. Misi Pembangunan Kesehatan Daerah
Untuk mewujudkan visi “Masyarakat Sehat, Mandiri Dan Berdaya Saing”
maka Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara mempunyai misi :
1)Meningkatkan derajat kesehatan masayarakat.
2)Mewujudkan upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan.
3)Meningkatkan ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan.
4)Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih.
3. Strategi Pembangunan Kesehatan
Untuk mewujudkan Visi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dan sesuai
dengan Misi yang telah ditetapkan, maka pada periode 2014-2018 Pembangunan
Kesehatan dilaksanakan dengan strategi sebagai berikut :
1) Meningkatkan upaya peningkatan status kesehatan dan gizi masyarakat
2) Meningkatkan upaya penurunan angka kesakitan
3) Meningkatkan upaya pemenuhan pelayanan kesehatan
4) Meningkatkan upaya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 97
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

5) Meningkatkan upaya pembiayaan masyarakat di bidang kesehatan


6) Meningkatkan upaya ketersediaan sarana, prasarana dan peralatan
kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
7) Meningkatkan upaya ketersediaan dan mutu sumber daya manusia
kesehatan
8) Meningkatkan upaya dukungan manajemen dan pembiayaan kesehatan
9) Meningkatkan upaya pengembangan sistem informasi kesehatan
II. PROGRAM DAN KEGIATAN INOVATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI
SUMATERA UTARA UNTUK KURUN WAKTU 2014 – 2018
1. PROGRAM UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
Tujuan :
Program ini bertujuan meningkatkan pemerataan, kualitas dan keterjangkauan
Pelayanan Kesehatan melalui Puskesmas dan jaringannya meliputi Puskesmas
Pembantu, Puskesmas Keliling, dan Bidan di Desa.
2. PROGRAM OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN
Tujuan :
Program ini bertujuan menjamin ketersediaan, pemerataan, mutu, keterjangkauan
obat, dan perbekalan kesehatan termasuk obat tradisional, kosmetika, alat kesehatan,
perbekalan kesehatan rumah tangga, dan makanan minuman serta produk komplemen.
3. PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
Tujuan :
Program ini bertujuan memberdayakan individu, keluarga/kelompok, dan
masyarakat termasuk swasta dalam bidang kesehatan agar mampu menumbuhkan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta mengembangkan Upaya Kesehatan
Berbasis Masyarakat (UKBM) sesuai dengan kespesifikan sosial budaya setempat.

4. PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT


Tujuan :
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 98
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Program ini bertujuan meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya


meningkatkan status gizi masyarakat terutama pada ibu hamil, bayi dan balita, serta
usia produktif.
5. PROGRAM LINGKUNGAN SEHAT
Tujuan :
Program ini bertujuan mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat
melalui pengembangan sistem kesehatan kewilayahan untuk menggerakkan
pembangunan berwawasan kesehatan.
6. PROGRAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT
Tujuan:
Program ini bertujuan menunrunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan
akibat penyakit menular dan tidak menular.
1. Penyakit menular yang diprioritaskan dalam program ini adalah: malaria,
demam berdarah dengue, tuberculosis paru, HIV/AIDS, diare, polio,
pneumonia, dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
(PD3), termasuk penyakit karantina dan resiko masalah kesehatan masyarakat
yang memperoleh perhatian dunia internasional.
2. Penyakit tidak menular yang diutamakan adalah: penyakit jantung, kanker,
diabetes mellitus, dan penyakit metabolic, penyakit kronis dan degenerative,
serta gangguan akibat kecelakaan dan cedera.
7. PROGRAM UPAYA KESEHATAN PERORANGAN
Tujuan:
Program ini bertujuan meningkatkan akses, keterjangkauan, dan kualitas pelayanan
kesehatan perorangan.

8. PROGRAM SUMBER DAYA KESEHATAN


Tujuan:

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 99
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Program ini bertujuan meningkatkan jumlah, jenis, mutu dan penyebaran tenaga
kesehatan termasuk SDM kesehatan lainnya, serta pemberdayaan profesi kesehatan,
sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan.
9. PROGRAM KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN PEMBANGUNAN
KESEHATAN
Tujuan:
Program ini bertujuan mengembangkan kebijakan dan manajemen pembangunan
kesehatan guna mendukung penyelenggaraan Sistem Kesehatan Provinsi (SKP).
10. PROGRAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
Tujuan:
Program ini bertujuan meningkatkan penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan sebagai masukan dalam perumusan kebijakan dan
program pembangunan kesehatan.
Sumber : Elisa Sembiring, SKM, M.Kes
Hari/Tanggal : Senin/ 14 Februari 2022

Berfoto bersama setelah bimbingan dengan Bapak Elisa Sembiring, SKM, M.Kes
Dengan topik
Program Pembangunan Kesehatan
KEBIJAKAN PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA
Pembimbing : Sahat Simanjuntak, S.Kep

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 100
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Hari/Tanggal : Senin / 14 Februari 2022


Pukul : 10.30 WIB

Masalah Kesehatan Jiwa


Di media massa, banyak dilihat kasus ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa),
dimana ODGJ penyebarannya banyak ditelantarkan. Di Indonesia, sudah mendapat
kecaman dari dunia internasional pada tahun 2016 dalam hal penanganan kasus ODGJ
dinilai kurang manusiawi karena kebanyakan penanganan ODGJ di Indonesia ditangani
dengan cara pemasungan.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sudah meneliti bahwa dari berbagai
profesi yang paling banyak mengalami masalah kejiwaan adalah supir angkutan umum
dikarenakan dalam masalah kemacetan dan ingin kejar setoran dan guru dikarenakan
menghadapi masalah terhadap anak murid-muridnya yang nakal di sekolah.

Definisi Kesehatan
Menurut Undang Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009, Kesehatan adalah
keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Hal ini merupakan unsur
kesehatan paripurna.

Tujuan Pembangunan Kesehatan


Menurut Undang-Undang Kesehatan Jiwa Nomor 18 Tahun 2014 :
1. Terwujudnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
2. Upaya kesehatan jiwa dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif.
3. Upaya kesehatan jiwa harus diselenggarakan secara terintegrasi, komprehensif, dan
berkesinambungan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan / atau Masyarakat.
4. Menjamin ketersediaan dan keterjangkauan sumber daya dalam upaya kesehatan
jiwa.
5. Meningkatkan mutu upaya layanan kesehatan jiwa sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 101
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

6. Memberikan kesempatan bagi ODMK (Orang Dengan Masalah Kejiwaan) dan


ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) melaksanakan kewajibannya sebagai warga
negara RI.
Sektor-sektor masalah kesehatan jiwa harus saling sambung menyambung,
pasien yang sudah diobati di Rumah Sakit Jiwa (RSJ), yang sudah dalam keadaan stabil,
harus diajarkan menjadi produktif dan ini memerlukan kerjasama dengan Dinas Sosial,
dari RSJ/ Dokter memberikan rekomendasi kepada panti-panti rehabilitasi sosial. Untuk
menangani kasus ODGJ yang ada di tepi jalan, Dinas Sosial harus bekerja sama dengan
Satpol PP termasuk Pemerintah Daerah dan juga bekerja sama dengan kepolisian untuk
mengecek ODGJ tersebut memiliki keluarga atau tidak. Setelah ODGJ terja
ring, ODGJ tersebut harus diobati dan dibawa ke Rumah Sakit dan di Rumah Sakit
penanganan ODGJ sudah menjadi tugas dari petugas kesehatan.
Pada tahun 2019 dan 2020, Indonesia memprediksikan dalam penanganan
ODGJ direncanakan program bebas pemasungan. Kasus pemasungan yang diketahui
dan dilaporkan oleh pihak Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara kasus pemasungan
ada berjumlah 429 orang.
Beban Global Penyakit Menurut WHO (Global Burden Of Disease)
NO 1990 2020 2030
1 Infeksi pernafasan Penyakit jantung iskemik HIV/ AIDS
bawah
2 Diare Depresi Mayor Depresi Mayor
Unipolar Unipolar
3 Keadaan yang Kecelakaan lalu lintas Penyakit jantung
timbul pada periode iskemik
perinatal
4 Depresi Mayor Penyakit serebrovaskular
Unipolar
5 Penyakit jantung PPOK
iskemik
6 Penyakit

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 102
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

serebrovaskular

Masalah Kesehatan Jiwa Global


1. Bunuh diri merupakan penyebab kematian nomor 2 terbanyak di dunia pada usia 15-
29 tahun. (WHO, Preventing Suicide A Global Imperative, 2014).
2. 350 juta orang di dunia diestimasikan mengalami depresi, dan depresi merupakan
penyebab disabilitas utama di dunia. (WHO, Depression, A Global Crisis, 2012).
3. Estimasi dari penelitian epidemiologi berbasis komunitas di seluruh dunia (tentang
gangguan jiwa) :
● Lifetime prevalence rates of mental disorder 12,2 – 48,6 %.
● 12 Month prevalence rates of mental disorders 8,4 -29, %.
(WHO, Mental Health Gap Action Programme, 2008).
Prevalensi Gangguan Jiwa Di Indonesia
Menurut Riskesdas 2013, kasus gangguan jiwa terbanyak di Indonesia ada di
provinsi Aceh, Yogyakarta dan Lampung (2,7 %). Di provinsi Sumatera Utara terdapat
kasus gangguan jiwa dengan prevalensi (0,9 %).
Kasus Pemasungan di Indonesia
Kasus pemasungan yang paling banyak terdapat di:
1. Papua (50 %)
2. Jambi (41,8 %)
3. Maluku (28,6 %)
4. Kalimantan Selatan (28,5 %)
5. Kalimantan Tengah (27,0 %)
Di provinsi Sumatera Utara didapati kasus pasung berjumlah 17,2 %.
Pada tahun 2017 total kasus pemasungan berjumlah 13.528 dan kasus pasung yang
didapatkan pelayanan berjumlah 2839 orang.
Status Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja
● 30 % aborsi illegal dan 2,1-2,4 juta remaja perempuan.
● 36,9 % AIDS pada usia produktif 20-29 tahun.
● Cedera (Riskesdas 2013) :
o Usia 5-11 tahun 9,7 %
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 103
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

o Usia 15-24 tahun 11,7 %


● Merasa kesepian (Survey Kes. Sekolah, Depok, 2006) :
o Perempuan 11,4 %
o Laki-laki 19,6 %
● Karies usia 12 tahun 29,8 % dan usia > 12 tahun 43,9 % (Riskesdas 2007)
● ASFR 15-19 tahun : 48/1000
● Seks pra nikah : 15-19 tahun dengan laki-laki : 4,5 % dan perempuan 0,7 %
(SDKI 2012).
● Umur pertama pacaran :
o Umur 12-14 : ± 26 %
o Umur 13-17 : ± 46 %
● Pengetahuan kesehatab reproduksi rendah
● Merokok / terpapar asap rokok
● PHBS rendah (cuci tangan pakai sabun dengan benar) (Riskesdas 2010)
o Umur 10-14 tahun : 17,2 %
o Umur 15-19 tahun : 23,6 %
● Kurang aktifitas fisik (Riskesdas 2013) :
o Usia 10-14 tahun : 49,6 %
o Usia 15-19 tahun : 35,4 %
Hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh tim dari Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara, di daerah Binjai – Langkat ada didapati 51 % remaja pernah melakukan
hubungan seks di luar nikah.

Fakta Kekerasan Di Lingkungan Pendidikan


● 84 % siswa mengaku pernah mengalami kekerasan di sekolah.
● 45 % siswa laki-laki menyebutkan bahwa Guru atau Petugas Sekolah merupakan
pelaku kekerasan.
● 40 % siswa usia 13-15 tahun melaporkan pernah mengalami kekerasan fisik oleh
teman sebaya nya.
● 75 % siswa mengakui pernah melakukan kekerasan di sekolah.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 104
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

● 22 % siswa perempuan menyebutkan bahwa Guru atau Petugas Sekolah


merupakan pelaku kekerasan.
● 50 % anak melaporkan mengalami penundangan (bullying) di sekolah.
(Sumber: Kemendikbud)

Penyakit Penyerta Di Kalangan Pecandu


● 23 % HIV / AIDS
● 11 % Tuberkulosis
● 18 % Penyakit Paru Lain
● 15 % Hepatitis C
● 9 % Depresi dan Gangguan Jiwa Lainnya
(Sumber: Survei BNN, 2014)
Dari hasil survey mengatakan bahwa 4 juta orang pengguna NAPZA / Narkoba,
1,6 juta orang mencoba atau rutin mengkonsumsi narkoba dan 943 ribu orang
merupakan pecandu narkoba. Berdasarkan jenis kelamin, laki-laki yang menggunakan
NAPZA ada 74,5 % dan pada perempuan ada 25,5 %. Usia pengguna NAPZA yaitu 10-
59 tahun. Dari segi pekerjaan, yang banyak mengonsumsi NAPZA adalah pekerja
swasta, instansi pemerintah dan wiraswasta.

Jenis-Jenis NAPZA
1. Putau
Gejala sakau (kecanduan) putau:
a. Gejala emosional
● Kecemasan
● Gelisah
● Mudah marah
● Insomnia
● Sakit kepala
● Sulit konsentrasi
● Depresi
● Pengasingan diri
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 105
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

b. Gejala fisik
● Berkeringat
● Jantung berdebar
● Detak jantung keras
● Otot menegang
● Dada terasa sesak
● Sulit bernapas
● Tremor
● Mual, muntah, dan diare
2. Sabu-Sabu
Gejala kecanduan sabu-sabu akan timbul setelah memakai sabu-sabu selama lebih 5
tahun.
3. Tembakau Gorilla
Komposisi tembakau gorilla :
● Tembakau
● Ekstrak cengkeh
● Ekstrak dagga liar / ekor singa
Leonotis leonorus :
● Memiliki kandungan sedative (penenang tinggi)
● Digunakan sebagai substitusi ganja dibeberapa negara
● Sering disebut gors / gori di kalangan pelanggan
AB-Chminaca :
● Zat yang ditemukan sama dengan zat didalam ganja sintesis.
Efek pengonsumsian :
● Badan terasa mengambang (ngefly)
● Berhalusinasi
● Perasaan tenang
● Pergerakan badan terbatas
Pelayanan kesehatan jiwa dimulai dari :
1. Pelayanan PUS dan WUS → konseling pra nikah
2. Pemeriksaan kehamilan :
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 106
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

● Deteksi dini kesehatan jiwa ibu hamil


● Stimulasi janin dalam kandungan
3. Persalinan nifas dan neonatal dengan deteksi dini kesehatan jiwa ibu melahirkan,
ibu masa nifas, ibu menyusui.
4. Pelayanan bagi bayi :
● Pola asuh dan tumbuh kembang anak
● Deteksi dini pada gangguan perkembangan anak
5. Pelayanan bagi balita :
● Pemantauan perkembangan
● Deteksi dini kesehatan jiwa anak
6. Pelayanan bagi anak SD : dengan deteksi dini kesehatan jiwa anak sekolah.
7. Pelayanan bagi anak SMP/SMA dan remaja :
● Kesehatan jiwa remaja
● Konseling : adiksi HIV/AIDS
● Life skill (keterampilan didik) remaja
● Mindfulness
8. Lansia dengan deteksi dini kesehatan jiwa lansia (demensia / depresi, dan lain-
lain).

Situasi Kesehatan Jiwa Saat Ini


a. Kesehatan jiwa masih belum menjadi agenda prioritas :
● Investasi pemerintah di bidang kesehatan jiwa masih rendah, termasuk SDM
kesehatan jiwa.
● Pembiayaan kesehatan jiwa < 2 % dari anggaran kesehatan.
b. Sumber daya kesehatan jiwa masih terkonsentrasi di RSJ di kota-kota besar
● Mempengaruhi akses dan kontinuitas layanan kesehatan jiwa.
c. Layanan kesehatan jiwa belum secara merata terintegrasi di layanan primer :
● Masih kurangnya dokter dan perawat terlatih jiwa.
● Ketersediaan obat baik jenis dan jumlah masih kurang.
d. Kesadaran masyarakat akan kesehatan jiwa dan pemberdayaan masyarakay belum
adekuat.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 107
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

e. Otonomi daerah pemerintah daerah memegang peranan penting dalam


meningkatkan status kesehatan jiwa di wilayahnya.
Tiga strategi dalam menurunkan treatment gap bagi gangguan jiwa berdasarkan
survey yang dilakukan pada WPA di 60 negara (2010) :
1. Meningkatkan jumlah psikiater dan professional kesehatan jiwa lainnya.
2. Meningkatkan keterlibatan penyedia layanan kesehatan jiwa non spesialis yang
terlatih dengan baik.
3. Keterlibatan aktif orang yang terkena dampak gangguan jiwa secara langsung
(ODMK dan keluarga).
Strategi dalam menurunkan Treatment Gap gangguan jiwa, menurunkan beban
akibat penyakit dan menurunkan prevalensi masalah kesehatan jiwa :
1. Diperlukan investasi dalam penguatan kapasitas kesehatan jiwa masyarakat,
terutama dalam SDM kesehatan jiwa.
2. Integrasi layanan dan program kesehatan jiwa di layanan primer
3. Diperlukan peraturan dan kebijakan yang mendukung integrasi upaya kesehatan
jiwa di layanan primer.
4. Koordinasi lintas sektor dalam penanggulangan masalah kesehatan jiwa.
Sumber : Sahat Simanjuntak, S.Kep
Hari/Tanggal : Senin/ 14 Februari 2022

Berfoto bersama dengan Bapak Sahat Simanjuntak, S.Kep

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 108
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

setelah bimbingan dengan topik :


“KEBIJAKAN PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA”

KEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN LANJUT USIA


Pembimbing: Darwin Nasution, SKM, MPH
Hari/Tanggal: Rabu/ 16 Februari 2022
Pukul: 09.00 WIB

PENGERTIAN LANSIA
Menurut Undang – Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 1998, berisi
tentang kesejahteraan lanjut usia, yang dimaksud dengan lanjut usia adalah seseorang
yang telah mencapai usia 60 tahun keatas. Keberhasilan pembangunan diberbagai
bidang terutama bidang kesehatan menyebabkan terjadinya peningkatan Usia Harapan
Hidup penduduk di dunia termasuk di Indonesia. Namun dibalik keberhasilan
peningkatan UHH terselip tantangan yang harus dikuasai, yaitu kedepannya Indonesia
akan menghadapi beban tiga (Triple burden) yaitu disamping meningkatnya angka
kelahiran dan beban penyakit (menular dan tidak menular, juga akan terjadi peningkatan
Angka Beban Tanggungan penduduk usia produktif terhadap kelompok usia tidak
produktif.
Ditinjau dari aspek kesehatan, kelompok usia akan mengalami penurunan derajat
kesehatan baik secara alamiah ataupun akibat penyakit. Oleh karena itu sejalan dengan
meningkatnya penduduk lansia maka sejak sekarang kita harus mempersiapkan dan
merencanakan berbagai program kesehatan yang ditujukan bagi kelompok usia. Usia
Harapan Hidup menjadi salah satu indicator keberhasilan Indonesia Sehat.Pembangunan
terutama dibidang kesehatan. Bangsa yang sehat ditandai dengan semakin panjangnya
harapan hidup penduduknya.

TUJUAN PROGRAM KESEHATAN LANSIA


1. Mengupayakan agar para lansia menikmati masa tua yang bahagia dan berguna.
2. Memfokuskan pada upaya promotif dan preventif
3. Kegiatan pembinaan sebaiknya dimulai dari usia pra lansia dengan kegiatan
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 109
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

penyuluhan, pelayanan kesehatan, gizi, dan psikososial agar kondisi kesehatan


lansia terjaga sehingga tetap produktif.
4. Adanya peran serta aktif dan partisipasi lintas sector
5. Meningkatkan koordinasi lintas sector disetiap tingkat administrasi, seiring
dengan program kerja ini Komisi Daerah Lansia
6. Puskesmas sebagai kunci utama dalam penggerakan masyarakat diharapkan
melakukan upaya pro aktif bekerjasama dengan para tokoh masyarakat untuk
meningkatkan kesejahteraan manusia.

PELAYANAN KESEHATAN LANSIA


1. Posyandu Lansia
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lansia adalah suatu wadah pelayanan
kesehatan bersumber daya masyarakat untuk melayani penduduk lansia, yang proses
pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM), lintas sektor pemerintah dan non pemerintah, swasta,
organisasi sosial dan lain-lain, dengan menitikberatkan pelayanan kesehatan pada upaya
promotif dan preventif. Disamping pelayanan kesehatan, Posyandu lansia juga
memberikan pelayanan sosial, agama, pendidikan, keterampilan, olahraga, seni budaya,
dan pelayanan lain yang dibutuhkan para lansia dengan tujuan untuk meningkatkan
kualitas hidup melalui peningkatan kesehatan dan kesejahteraan

2. Puskesmas Santun Lansia


Puskesmas Santun Lansia adalah puskesmas yang menyediakan ruang khusus
untuk melakukan pelayanan bagi kelompok usia lanjut yang meliputi pelayan kesehatan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

3. Poliklinik Geriatri di Rumah Sakit


Berdasarkan Rifaskes (Riset Fasilitas Kesehatan) Tahun 2011 ketersediaan klinik
geriatri masih sangat rendah yaitu sekita 5% dari semua RSU Pemerintah.Sebagian
besar Provinsi tidak memiliki RSU Pemerintahyang memberikan pelayanan klini
geriatri. Saat ini baru ada delapan RSU Tipe A dan B yang memili Klinik Geriatri
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 110
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Terpadu yaitu RSUPN Cipto Mangunkusumo (Jakarta), RSUP Karyadi (Semarang),


RSUP Sardjito (Jogjakarta), RSUP Sanglah (Denpasar), RSUP Hasan Sadikin
(Bandung), RSUP Wahidin Sudiro Husodo (Makasar), RSUD Dr. Soetomo (Surabaya),
dan RSUD Moewardi (Solo).
Sumber: Darwin Nasution, SKM, MPH
Hari/Tanggal: Rabu/16 Februari 2022

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 111
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Berfoto bersama dengan Bapak Darwin Nasution, SKM, MPH


Setelah bimbingan dengan topik
“KEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN LANJUT USIA”

PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK DAN POSYANDU


KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 112
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Pembimbing : dr. Aswan B. Nasution, M. Kes


Hari/Tanggal : Selasa/ 15 Februari 2022
Pukul : 09.00 WIB

A. KESEHATAN IBU DAN ANAK

1. DEFINISI UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK


Upaya Kesehatan ibu dan anak merupakan suatu upaya dibidang kesehatan
yangmenyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil,ibu bersalin,ibu menyusui,bayi
dan anak balita serta anak prasekolah dan remaja.
2. TUJUAN
Tujuan KIA:
a) Meningkatkan kemampuan ibu dalam mengatasi kesehatan diri dan
keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam pembinaan
kesehatan keluarga dan posyandu.
b) Meningkatnya upaya pembinaan balita dan anak prasekolah secara mandiri di
lingkungan keluarga.
c) Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan bayi, balita, dan ibu hamil
d) Meningkatnya pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,ibu
menyusui, bayi dan balita.
e) Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat untuk mengatasi
kesehatan ibu, anak prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu dalam
keluarganya.
3. KEGIATAN KESEHATAN IBU DAN ANAK:
a) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui serta bayi,anak balita,anak
prasekolah
b) Deteksi dini faktor resiko ibu hamil
c) Pemantauan tumbuh kembang balita
d) Pemberian imunisasi DPT,TT,BCG,Polio,Campak
e) Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan KIA
f) Kunjungan Rumah
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 113
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

g) Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan dukun bayi serta
kader kesehatan.
Antenatal Care (ANC)
1. Definisi
Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksan kehamilan untuk mengoptimalkan
kesehatan mental dan fisik ibu hamil sehingga mampu menghadapi persalinan,
kala nifas, persiapan pemberian ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi
secara wajar.

2. Manfaat
1. Memantau pertumbuhan janin dengan menimbang berat badan ibu
sebelum dan setelah hamil
2. Mengetahui penyulit apa saja yang bisa timbul, misalnya dengan
pengukuran tekanan darah ibu
3. Gold Standard ANC ( Antenatal Care )
Pada dasarnya ANC sebaiknya dilakukan > 10 kali selama kehamilan, yaitu :
- Trimester I : 1 kali dalam 4 minggu
- Trimester II : 1 kali dalam 2 minggu
- Trimester III : 1 kali dalam 1 minggu
Akan tetapi di Indonesia hanya mewajibkan minimal 4 kali selama
kehamilan, yaitu :
- Trimester I : K1
- Trimester II : K2
- Trimester III : K3 dan K4
4. Program Kesehatan pada Ibu Hamil
1) Pelayanan atau Asuhan Standar ANC ( 10 T )
1. Timbang Berat Badan
2. Ukur Tekanan Darah
3. Ukur Tinggi Fundus Uteri (TFU)
4. Tentukan Presentase janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ)
5. Skrining status imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 114
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

6. Pemberian tablet zat besi


7. Tes laboratorium ( Hb, Golongan Darah, Hepatitis B, HIV)
8. Tes tata laksana kasus
9. Tentukan status gizi ( ukur Lingkar Lengan Atas )
10. Temu wicara
5. Stiker P4K ( Program Perencanan Persalinan dan Komplikasi )
Tujuan Pemasangan stiker P4K yaitu, sebagai perencanaan persalinan ibu hamil dan
meningkatkan partisipasi masyarakat untuk menolong ibu hamil.
Tehnik pengisian stiker P4K :
1. Seorang ibu harus tahu siapa yang menolong persalinannya
2. Dimana ibu akan bersalin
3. Transportasi yang akan digunakan
4. Mencari calon pendonor darah sejak awal kehamilan
5. Stiker di tempel di dinding rumah
Pada stiker terdapat 3 kolom berwarna yaitu:
1. Merah
2. Kuning
3. Hijau
Faktor-faktor yang meningkatkan resiko kematian ibu hamil (4T) :
1. Terlalu muda (< 20 tahun)
2. Terlalu tua (>35 tahun)
3. Terlalu banyak anak (>3 anak)
4. Terlalu dekat jarak kelahiran (<2 tahun)
6. Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)
Manfaat buku KIA yaitu, sebagai media penyuluhan dan pencatatan mulai dari awal
kehamilan hingga anak berusia lima tahun.

a) Kegiatan untuk ibu yang bersalin


Standard menolong persalinan yaitu APN (Asuhan Persalinan Normal). Terdapat 60
langkah Asuhan Persalinan Normal, ibu yang mau bersalin harus lewat 18 penapisan.
Ibu dengan previous SC tidak boleh bersalin di Puskesmas.Petugas kesehatan di Rumah
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 115
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Sakit wajib mengisi Partograf. Di Puskesmas terdapat PONED (Pelayanan Obstetri


Neonatal Emergensi Dasar) dan di Rumah Sakit terdapat PONEK ( Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergensi Komprehensif ) .
b) Kunjungan Nifas
Kunjungan Nifas merupakan kunjungan petugas Puskesmas terhadap ibu selam masa
nifas sebanyak 3 kali. Adapun yang diamati dari kunjungan Nifas yaitu penyuluhan ASI
eksklusif, memantau lochia, pelayanan KB pasca persalinan.
c) Kunjungan Neonatal
Kunjungan Neonatal merupakan kunjungan petugas Puskesmas ke rumah ibu yang
sudah bersalin sebanyak 3 kali bersamaan dengan pelayanan ibu masa Nifas. Ada 7
standard kunjungan Neonatal yang disebut dengan MTBM (Management Terpadu Bayi
Muda).
d) Kunjungan Bayi (1 – 11 bulan)
Kunjungan ini dilakukan di Posyandu dengan tujuan:
1. Pemantauan Pertumbuhan minimal 8 kali dalam 1 tahun
2. Pemantauan Perkembangan 4 kali dalam 1 tahun
3. Pemberian kapsul vitamin A kepada bayi
e) Kunjungan Balita
Kunjungan ini dilakukan di Posyandu dengan tujuan:
1. Pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali dalam 1 tahun
2. Pemantauan Perkembangan 2 kali dalam 1 tahun
f) Kunjungan Anak Sekolah
Kunjungan ini dilakukan dengan:
1. UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)
2. Penjaringan Kesehatan

g) Kunjungan Remaja
Kunjungan ini dapat dilakukan pada Puskesmas PKPR (Pelayanan
KesehatanPeduli Remaja). Pada Puskesmas ini dilakukan penyuluhan-

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 116
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

penyuluhan ke sekolah dan terdapat tenaga konselor untuk konseling remaja


yang bermasalah.

B. POSYANDU
1. PENGERTIAN POSYANDU
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat dapat sekaligus
memperoleh pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan kesehatan antara lain: gizi,
imunisasi, Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan penanggulangan diare. Definisi lain
Posyandu adalah salahsatu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi.

2. TUJUAN POSYANDU
Tujuan penyelenggaraan posyandu adalah untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan bayi, balita, ibu dan pasangan usia subur. Posyandu direncanakan dan
dikembangkan oleh kader bersama Kepala Desa dan Lembaga Ketahanan Masyarakat
Desa (LKMD) serta penyelenggaraannya dilakukan oleh kader yang terlatih dibidang
KB-Kes, berasal dari PKK, tokoh masyarakat, pemuda dengan bimbingan tim pembina
LKMD tingkat kecamatan. Kader adalah anggota masyarakat yang dipilih dari dan oleh
masyarakat setempat yang disetujui oleh LKMD dengan syarat; mau dan mampu
bekerja secara sukarela, dapat membaca dan menulis huruf latin dan mempunyai cukup
waktu untuk bekerja bagi masyarakat.
Posyandu dapat melayani semua anggota masyarakat, terutama ibu hamil, ibu
menyusui, bayi dan anak balita serta Pasangan Usia Subur (PUS). Biasanya
dilaksanakan satu kali sebulan ditempat yang mudah didatangi oleh masyarakat
danditentukan masyarakat sendiri.

3. KEDUDUKAN POSYANDU

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 117
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Menurut lokasinya Posyandu dapat berlokasi di setiap desa atau kelurahan atau
nagari. Bila diperlukan dan memiliki kemampuan, dapat berlokasi di tiap RW, dusun,
atau sebutan lain yang sesuai. Kedudukan Posyandu adalah:
a. Terhadap pemerintah desa atau kelurahan, adalah sebagai wadah pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan yang secara kelembagaan dibina oleh
pemerintah desa atau kelurahan.
b. Terhadap Pokja Posyandu, sebagai satuan organisasi yang mendapat binaan
aspek administrasi, keuangan dan program Pokja.
c. Terhadap berbagai UKBM, adalah sebagai mitra.
d. Terhadap Konsil Kesehatan Kecamatan, adalah sebagai satuan organisasi yang
mendapat arahan dan dukungan sumberdaya dari Konsil Kesehatan Kecamatan.
e. TerhadapPuskesmas, adalah sebagai wadah pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan yang secara teknis medis dibina oleh Puskesmas.

4. TUGAS DAN TANGUNG JAWAB PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT


Beberapa pihak yang terkait dengan kegiatan Posyandu memiliki tugas dan
tangung jawab sebagai berikut:
a. Kader Kesehatan
1. Menyiapkan tempat pelaksanaan, peralatan, sarana dan prasarana
Posyandu.
2. Melaksanakan pendaftaran.
3. Melaksanakan penimbangan balita dan ibu hamil yang berkunjung ke
Posyandu.
4. Mencatat hasil penimbangan di KMS atau buku KIA dan mengisi buku
register Posyandu.
5. Melaksanakan penyuluhan kesehatan dan gizi sesuai dengan hasil
penimbangan serta memberikan PMT.
6. Memberikan pelayanan kesehatan dan KB sesuai dengan
kewenangannya, misalnya memberikan vitamin A, tablet besi, oralit, pil
KB, kondom. Bila ada petugas kesehatan maka kegiatan kesehatan
dilakukan bersama dengan petugas kesehatan.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 118
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

7. Setelah selesai penimbangan bersama petugas kesehatan melengkapi


pencatatan dan membahas hasil kegiatan serta tindak lanjut
b. Petugas Kesehatan
1. Membimbing kader dalam penyelenggaraan Posyandu.
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan keluarga berencana di meja
5 (lima).
3. Menyelenggarakan penyuluhan kesehatan, gizi dan KB kepada
pengunjung Posyandu dan masyarakat luas.
4. Menganalisa hasil kegiatan Posyandu dan melaporkannya kepada Kepala
Puskesmas serta menyusun rencana kerja dan melaksanakan upaya
perbaikan sesuai kebutuhan.
c. Camat
1. Mengkordinasikan hasil kegiatan dan tindak lanjut kegiatan Posyandu.
2. Memberi dukungan dalam upaya meningkatkan kinerja Posyandu.
3. Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Posyandu secara
teratur.
d. Lurah atau Kepala Desa
1. Memberkan dukungan kebijakan, sarana dan dana untuk
penyelenggaraan Posyandu.
2. Mengkordinasikan penggerakan masyarakat untuk dapat hadir pada hari
buka Posyandu.
3. Mengkordinasikan peran kader Posyandu, pengurus Posyandu dan tokoh
masyarakat untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan Posyandu.
4. Menindaklanjuti hasil kegiatan Posyandu bersama LKMD atau LPM
atau LKD atau sebutan lainnya.
5. Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Posyandu secara
teratur
e. Pokja Posyandu
1. Mengkordinasikan hasil kegiatan dan tindak lanjut kegiatan Posyandu.
2. Melakukan bimbingan dan pembinaan kepada Posyandu.
3. Menggali sumber daya untuk kelangsungan penyelenggaraan Posyandu.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 119
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

4. Menggerakkan masyarakat untuk dapat hadir dan berperan aktif dalam


kegiatan Posyandu.
f. Tim Penggerak PKK (TP PKK)
1. Berperan aktif dalam penyelenggaraan Posyandu.
2. Penggerakan peran serta masyarakat dalam kegiatan Posyandu.
3. Penyuluhan baik di Posyandu atau di luar Posyandu

5. KEGIATAN POSYANDU
Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan
pengembangan atau pilihan, yaitu:
KEGIATAN UTAMA
1) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
a) Ibu hamil Pelayanan meliputi:
i. Penimbangan berat badan dan pemberian tablet besiyang
dilakukan oleh kader kesehatan.
ii. Bila ada petugas Puskesmas ditambah dengan pengukuran
tekanan darah, pemeriksaan hamil bila ada tempat atau ruang
periksa dan pemberian imunisasi Tetanus Toxoid. Bila
ditemukan kelainan maka segera dirujuk ke Puskesmas.
iii. Bila dimungkinkan diselenggarakan kelompok ibu hamil pada
hari buka Posyandu yang kegiatannya antara lain: penyuluhan
tentang tanda bahaya kehamilan, persalinan, persiapan
menyusui, KB dan gizi ibu hamil, perawatan payudara dan
pemberian ASI, peragaan perawatan bayi baru lahir dan
senam ibu hamil.
b) Ibu nifas dan menyusui
Pelayanannya meliputi:
i. Penyuluhan kesehatan, KB, ASI, dan gizi, perawatan jalan
lahir.
ii. Pemberian vitamin A dan tablet bes
iii. Perawatan payudara
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 120
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

iv. Senam ibu nifas


v. Bila ada petugas kesehatan dan tersedia ruangan maka dapat
dilakukan pemeriksaan payudara, tinggi fundus uteri, dan
pmeriksaan lochea
c) Bayi dan anak balita
Jenis pelayanan untuk bayi dan balita mencakup:
i. Penimbangan
ii. Penentuan status gizi
iii. Penyuluhan tentang kesehatan bayi dan balita
iv. Jika ada petugas kesehatan dapat ditambahkan pemeriksaan
kesehatan, imunisasi, dan deteksi dini tumbuh kembang. Bila
ditemukan adanya kelainanakan dirujuk ke Puskesmas.
2) Keluarga Berencana
Pelayanan KB di Posyandu yang diselenggarakan oleh kader adalah pemberian
pil dan kondom. Bila ada petugas keehatan maka dapat dilayani KB suntik dan
konseling KB.
3) Imunisasi
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan bila ada petugas kesehatan
Puskesmas. Jenis pelayanan imunisasi yang diberikan yang sesuai program, baik
untuk bayi, balita maupun untuk ibu hamil, yaitu: BCG, DPT, hepatitis B,
campak, polio, dan tetanus toxoid.

4) Gizi
Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Bentuk pelayanannya meliputi
penimbangan berat badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan gizi,
pemberian PMT, pemberian vitamin A dan pemberian sirup besi (Fe). Untuk ibu
hamil dan ibu nifas diberikan tablet besi dan yodium untuk daerah endemis
gondok.
5) Pencegahan dan Penanggulangan Diare

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 121
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Pelayanan diare di Posyandu dilakukan antara lain dengan penyuluhan Perilaku


Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare antara lain dengan cara
penyuluhan tentang diare dan pemberian oralit atau larutan gula garam.

KEGIATAN PENGEMBANGAN
Dalam keadaan tertentu Posyandu dapat menambah kegiatan baru, misalnya:
perbaikan kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit menular dan berbagai
program pembangunan masyarakat desa lainnya. Posyandu demikian disebut dengan
Posyandu Plus.Penambahan kegiatan baru tersebut dapat dilakukan bila cakupan
kegiatan utamanya di atas 50%, serta tersedianya sumberdaya yang mendukung.
Kegiatan bulanan di Posyandu mengikuti pola keterpaduan KB-Kesehatan dengan
sistem lima meja:
Meja I : Pendaftaran.
Meja II : Penimbangan bayidan anak balita.
Meja III : Pengisian KMS.
Meja IV : Penyuluhan perorangan
Meja V : Pelayanan oleh tenaga profesional meliputi pelayanan KIA, KB,
Imunisasi dan pengobatan, serta pelayanan lain sesuai dengan kebutuhan.
6. STRATIFIKASI POSYANDU
Semua Posyandu didata tingkat pencapaiannya, baik dari segi pengorganisasian
maupun pencapaian programnya. Tujuannya adalah melakukan kategorisasi atau
stratifikasi posyandu, yang bisa dikelompokkan menjadi 4 tingkat, yaitu berturut-turut
dari terendah sampai tertinggi sebagai berikut:
● Posyandu Pratama, dengan warna merah
● Posyandu Madya, dengan warna kuning
● Posyandu Purnama, dengan warna hijau
● Posyandu Mandiri, dengan warna biru
Penggolongan diatas dilakukan atas dasar pengorganisasian dan tingkat
pencapaian programnya, dalam hal ini digunakan 8 indikator yaitu:
1. Frekuensi penimbangan pertahun

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 122
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Seharusnya posyandu menyelenggarakan kegiatan setiap bulan, jadi bila teratur


akan ada 12 kali penimbangan setiap tahun. Dalam kenyataannya tidak semua posyandu
dapat berfungsi setiap bulan. Untuk itu diambil batasannya 8 kali. Posyandu yang
mapan bila kegiatannya > 8 kali.
2. Rata-rata jumlah kader pada hari H posyandu
Jumlah kader yang bertugas pada hari H dapat dijadikan indikasi lancar tidaknya
posyandu. Bila jumlah kader 5 orang atau lebih tanda kegiatannya tertangani dengan
baik.
3. Cakupan D/S
Cakupan D/S dapat dijadikan tolak ukur peran serta masyarakat dan aktivitas
kader atau tokoh masyarakat dalam menggerakkan masyarakat setempat untuk
memanfaatkan posyandu. Peran serta masyarakat dianggap baik bila D/S dapat
mencapai 50 %.
4. Cakupan Imunisasi
Cakupan imunisasi dihitung secara kumulatif selama 1 (satu) tahun. Cakupan
kumulatif dianggap baik bila mencapai 50 % keatas.
5. Cakupan ibu hamil
Cakupan pemeriksaan ibu hamildihitung secara kumulatif selama 1 (satu) tahun.
Batas mapan tidaknya posyandu digunakan angka 50 %.
6. Cakupan KB
Cakupan peserta KB juga dihitung secara kumulatif selama 1 (satu) tahun.
Pencapaian 50 % keatas.

7. Program Tambahan
Posyandu pada mulanya melaksanakan 5 program yaitu: KIA, KB, Perbaikan
Gizi, Imunisasi dan Penaggulangan Diare. Bila telah mantap, maka programnya dapat
ditambahan. Program tambahan disini adalah bentuk upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat seperti: Bina Keluarga Balita, Pos Obat Desa, Pondok Bersalin Desa, dan
sebagainya.
8. Dana Sehat
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 123
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Dana sehat merupakan wahana untuk memandirikan posyandu. Diharapkan bila


dana sehat telah mampu membiayai posyandu, maka tingkat kemandirian masyarakat
sudah baik. Sebagai ukuran digunakan persentasekepala keluarga (KK) yang ikut dana
sehat, dikatakan baik bila cakupan > 50 %.
Sumber: dr. Aswan B Nasution, M.Kes
Hari/tanggal: Selasa/ 15 Februari 2022

PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI PROVINSI


SUMATERA UTARA
Pembimbing: dr. Nico Sitompul
Hari/Tanggal: Kamis/17 Februari 2022
Pukul: 14.00 WIB

Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di PROVINSI SUMATERA


UTARA
Program Jaminan Kesehatan Nasional, disingkat Program JKN, adalah suatu
program pemerintah dan masyarakat dengan tujuan memberikan kepastian jaminan
kesehatan yang menyeluruh bagi setiap rakyat Indonesia agar penduduk Indonesia dapat
hidup sehat, produktif, dan sejahtera.
UU No. 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (UU SJSN) tidak
menetapkan definisi atau pengertian JKN dalam salah satu ayat atau pasalnya. Dengan
merangkai beberapa pasal dan ayat yang mengatur tentang program jaminan sosial,
manfaat, tujuan dan tatalaksananya, dapat dirumuskan pengertian Program Jaminan
Kesehatan Nasional sebagai berikut: “Program jaminan sosial yang menjamin biaya
pemeliharaan kesehatan serta pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan yang
diselenggarakan nasional secara bergotong-royong wajib oleh seluruh penduduk
Indonesia dengan membayar iuran berkala atau iurannya dibayari oleh Pemerintah
kepada badan penyelenggara jaminan sosial kesehatan nirlaba - BPJS Kesehatan.”
Progress Pencapaian UHC (Universal Health Coverage)
Jumlah Peserta JKN-KIS : 11.483.238 Jiwa
Jumlah Penduduk : 15.136.522 Jiwa
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 124
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

% Kepesertaan : 75,86%
Ket : Data Dirjen Dukcapil s.d Semester I 2020
Dasar perhitungan iuran segmen penduduk yang didaftarkan pemerintah daerah
• Iuran sesuai Perpres 82 Tahun 2018 Iuran Rp 23.000
• Iuran Sesuai Perpres 75 Tahun 2019 Iuran Rp 42.000
• Iuran sesuai Perpres 64 Tahun 2020 Iuran Rp 25.500
• Iuran sesuai Perpres 64 Tahun 2020 Iuran Rp 42.000
Kepesertaan Penerima Bantuan Iuran JKN APBD Provinsi Sumatera Utara (PBPU
Provsu) Tahun 2021
1. 2019 : jumlah 425.789 jiwa
2. 2020 : jumlah 177.920 jiwa
3. TMT Agustus : jumlah 175.813 jiwa
Penurunan jumlah kepesertaan PBI APBD (sekarang disebut PBPU/BP Pemda
Provsu) terjadi diakibatkan adanya penyesuaian pembiayaan iuran sesuai Peraturan
Presiden Nomor 64 Tahun 2020. Dimana hal tersebut mengakibatkan Pemprovsu
menonaktifkan s/d 60 % peserta PBI Sebelumnya pada tahun 2020.
Tindak lanjut pemerintah daerah provinsi SUMUT didalam menyiasati
penonaktifan kepesertaan PBI PROVSU periode juli tahun 2020
 Pemerintah Provinsi Sumatera ditengah tengah keterbatasan Alokasi Dana Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan PBI Provinsi Sumatera Utara yang mengakibatkan non
aktifnya kepesertaan JKN PBI Provinsi Sumatera Utara s/d 60 % dari jumlah
kepesertaan Total (dari 425,789 menjadi 177.920 jiwa), dimana disamping hal
tersebut juga ternyata masih banyak didapati masyarakat miskin dan tidak mampu
yang belum memiliki kepesertaan JKN yang membutuhkan solusi dan kehadiran
dari negara.
 Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melalui Dinas kesehatan berinisiatif
mengeluarkan alternatif Pembiayaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Non
Register lewat SK Gubernur Nomor 188.44/299/KPTS/2020 tentang Penetapan
Pengelola Penyediaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Non Register tahun
2020.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 125
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

 Pembiayaan tersebut ditujukan kepada penduduk Sumatera Utara yang belum


memiliki jaminan kesehatan yang disebabkan belum memenuhi persyaratan
kepesertaan jkn dan masuk dalam kriteria miskin serta tidak mampu, dan/atau
termasuk kepesertaan PBI APBD Provsu yang nonaktif TMT Juli 2020.
Pembiayaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Non Register
 Ditujukan untuk Peserta terdampak non aktif kepesertaan PBI Provinsi Sumatera
Utara periode Juli 2020 , dan juga kepada penduduk Sumatera Utara yang belum
pernah terdaftar sebagai peserta JKN dan termasuk dalam kategori Non Register.
 Bahwa Pelayanan Kesehatan yg ditanggung adalah pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit yg bekerjasama dengan Dinkes Provsu yang dibuktikan dengan Perjanjian
Kerja sama antara kedua belah pihak.
 Untuk Tahun 2020 Pemprovsu menganggarkan Rp. 300.000.000, untuk Pembiayaan
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Non Register dengan Rumah Sakit yang
telah melakukan Perjanjian Kerja Sama sebanyak 3 RS (RS Haji Medan, RSUP H
Adam Malik, dan RSUD Gunung Sitoli) dengan Penyerapan anggaran sebanyak
+/- 95 % dari total anggaran tersebut.
 Pada tahun 2021 Pemprovsu menganggarkan Pembiayaan Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan bagi Non Register sebanyak Rp. 4.040.000.000,- dengan Jumlah Rumah
Sakit yang telah melakukan Perjanjian Kerja Sama sampai saat ini sebanyak 15 RS
Pemerintah.

Pembiayaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Provsu


 Subsidi Penyediaan Premi PBI Jaminan Kesehatan yang dibayarkan Pemprovsu
untuk PBI JKN @Rp.2200 x 4.672.176 Peserta : Rp. 123.345.446.400,-
 Premi Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU & BP) pemda Provsu yang
dibayarkan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara @(Rp.35.000 + Rp.2700)X
180.000 Peserta : Rp. 81.648.000.000,-
Sumber : dr. Nico Sitompul
Hari/Tanggal : Kamis/ 17 November 2022

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 126
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Berfoto bersama dengan dr. Nico Sitompul


Setelah bimbingan dengan topik
“Jaminan Kesehatan Nasionel”

Pembimbing: Ali Khomelni


Hari/Tanggal: Rabu / 24 November 2021
Pukul: 13.30 WIB

STRUKTUR PERMENKES
I. KETENTUAN UMUM

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 127
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

1. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk


menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitative.
2. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan kesehatan perseorangan.
3. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah
kesehatan masyarakat.
4. Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) adalah kegiatan pelayanan kesehatan yang
ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan.
5. Tenaga Kesehatan adalah orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan.
6. Registrasi adalah proses pendaftaran Puskesmas yang meliputi pengajuan dan
pemberian kode.
7. Akreditasi Puskesmas adalah pengakuan terhadap mutu pelayanan Puskesmas,
setelah dilakukan penilaian bahwa Puskesmas telah memenuhi standar akreditasi.
8. Sistem Rujukan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur
pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik
vertikal maupun horizontal.
9. Pelayanan Kesehatan Puskesmas adalah upaya yang diberikan oleh Puskesmas
kepada masyarakat, mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, dan
pelaporan yang dituangkan dalam suatu sistem.

II. PRINSIP PENYELENGGARAAN, TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANG

1. Prinsip penyelenggaraan Puskesmas


b. paradigma sehat
c. pertanggungjawaban wilayah
d. kemandirian masyarakat

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 128
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

e. ketersediaan akses pelayanan kesehatan


f. teknologi tepat guna
g. keterpaduan dan kesinambungan

2. Tugas Puskesmas
Melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya, yaitu:
a. Mencapai tujuan pembangunan kesehatan
b. Mengintegrasikan program yang dilaksanakannya dengan pendekatan keluarga
c. Pendekatan keluarga
d. Meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan akses pelayanan kesehatan di
wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga

3. Fungsi Puskesmas
a. penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya
b. penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya

4. Wewenang Puskesmas
a. menyusun perencanaan kegiatan berdasarkan hasil analisis masalah kesehatan
masyarakat dan kebutuhan pelayanan yang diperlukan
b. melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
c. melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat
d. menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah
kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat
e. melaksanakan pembinaan teknis terhadap institusi, jaringan pelayanan
Puskesmas dan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
f. melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi sumber daya
manusia
g. memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 129
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

h. memberikan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada keluarga, kelompok,


dan masyarakat dengan mempertimbangkan faktor biologis, psikologis, sosial,
budaya, dan spiritual
i. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan
cakupan Pelayanan Kesehatan
j. memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat kepada dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota
k. melaksanakan kegiatan pendekatan keluarga
l. melakukan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat pertama dan
rumah sakit di wilayah kerjanya

III. PERSYARATAN
1. Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan berdasarkan pertimbangan
kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk, dan aksesibilitas
2. Puskesmas haus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, peralatan,
ketenagaan, kefarmasian, dan laboratorium klinik meliputi:
a. Geografis
b. aksesibilitas untuk jalur transportasi
c. kontur tanah
d. fasilitas parker
e. fasilitas keamanan
f. ketersediaan utilitas public
g. pengelolaan kesehatan lingkungan
h. tidak didirikan di area sekitar Saluran Udara Tegangan Tinggi dan Saluran
Udara Tegangan Ekstra Tinggi
3. Puskesmas harus memperhatikan ketentuan teknis pembangunan bangunan gedung
Negara meliputi :
b. persyaratan administratif, persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja serta
persyaratan teknis bangunan
c. bangunan bersifat permanen dan terpisah dengan bangunan lain

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 130
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

d. bangunan didirikan dengan memperhatikan fungsi, keamanan, kenyamanan,


perlindungan keselamatan dan kesehatan serta kemudahan dalam memberi
pelayanan bagi semua orang termasuk yang berkebutuhan khusus/penyandang
disabilitas, anakanak, dan lanjut usia.
1. Persyaratan prasarana terdiri atas:
a. sistem penghawaan (ventilasi)
b. sistem pencahayaan
c. sistem air bersih, sanitasi, dan hygiene
d. sistem kelistrikan
e. sistem komunikasi
f. sistem gas medic
g. sistem proteksi petir
h. sistem proteksi kebakaran
i. sarana evakuasi
j. sistem pengendalian kebisingan
k. kendaraan puskesmas keliling
2. Persyaratan peralatan meliputi:
a. jumlah dan jenis peralatan sesuai kebutuhan pelayanan
b. kelengkapan izin edar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
c. standar mutu, keamanan, dan keselamatan
d. diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan pengkalibrasi yang
berwenang.
3. Persyaratan ketenagaan
Puskesmas harus memiliki:
a. dokter
b. dokter gigi
c. Tenaga Kesehatan
-perawat
-bidan
-tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku
-tenaga sanitasi lingkungan
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 131
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

-nutrisionis
-tenaga apoteker
-ahli teknologi laboratorium medic
d. Tenaga nonkesehatan
IV. KATEGORI PUSKESMAS
Dalam rangka pemenuhan Pelayanan Kesehatan yang didasarkan pada
kebutuhan dan kondisi masyarakat, Puskesmas dapat dikategorikan berdasarkan:
a. karakteristik wilayah kerja
1. Puskesmas kawasan perkotaan
2. Puskesmas kawasan perdesaan
3. Puskesmas kawasan terpencil
4. Puskesmas kawasan sangat terpencil.
b. kemampuan pelayanan
1. Puskesmas nonrawat inap
2. Puskesmas rawat inap.
V. PERIZINAN DAN REGISTRASI
1. Perizinan
1. Diberikan oleh Pemda kab/kota setelah memenuhi persyaratan
2. Persyaratan ketenagaan dan peralatan untuk izin operasional pertama kali:
a. Persyaratan ketenagaan harus memenuhi
• Dokter dan/atau DLP
• 75% dari (dokter gigi dan jenis tenaga kesehatan lainnya)
• Tenaga nonkesehatan
b. Persyaratan peralatan telah terpenuhi paling sedikit 60%
3. Masa berlaku 5 tahun, dapat diperpanjang selama memenuhi persyaratan
4. Persyaratan untuk perpanjangan izin operasional harus memenuhi
persyaratan ketenagaan dan peralatan sesuai PMK 43/2019.
5. Kelengkapan dokumen:
1. Fotokopi sertifikat tanah atau bukti lain kepemilikan tanah yang sah
2. Kajian kelayakan
3. Dokumen pengelolaan lingkungan
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 132
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

4. Persyaratan lain sesuai Perda setempat


5. Untuk perpanjangan izin dilengkapi dengan fotokopi SK bupati/walikota terkait
kategori Puskesmas dan profil Puskesmas
6. Puskesmas yang direlokasi atau berubah nama, alamat dan kategori
Puskesmas harus dilakukan perubahan izin operasional
2. Registrasi
1. Dilakukan untuk memperoleh kode Puskesmas yang diberikan oleh Menkes
2. Kelengkapan dokumen:
a. Fotokopi izin operasional
b. Surat rekomendasi dari kadinkes provinsi dan hasil pengisian
formulir verifikasi dan penilaian kelayakan registrasi
3. Puskesmas yang direlokasi atau berubah nama, alamat dan kategori
Puskesmas harus dilakukan pemutakhiran data
4. Puskesmas yang tidak berfungsi lagi sebagai Puskesmas harus dilaporkan
kepada Menkes untuk dilakukan pencabutan kode Puskesmas
VI. Organisasi dan Tata Hubungan Kerja
1. Organisasi

1.Setiap Puskesmas harus memiliki organisasi yang efektif, efisien, dan akuntabel.
Organisasi Puskesmas paling sedikit terdiri atas:
a. kepala Puskesmas;
b. kepala tata usaha; dan
c. penanggung jawab.
Puskesmas dipimpin oleh Kepala Puskesmas sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2.Kepala Puskesmas diangkat dan diberhentikan oleh bupati/wali kota.
3.Untuk dapat diangkat sebagai kepala Puskesmas sebagaimana dimaksud pada harus
memenuhi persyaratan: a. berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara; b. memiliki
pendidikan bidang kesehatan paling rendah sarjana S-1 (strata satu) atau D-4 (diploma
empat); c. pernah paling rendah menduduki jabatan fungsional tenaga kesehatan jenjang
ahli pertama paling sedikit 2 (dua) tahun; d. memiliki kemampuan manajemen di bidang

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 133
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

kesehatan masyarakat; e. masa kerja di Puskesmas paling sedikit 2 (dua) tahun; dan f.
telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.
4.Dalam hal di Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil tidak tersedia seorang
tenaga kesehatan dengan kualifikasi pendidikan sebagaimana dimaksud pada huruf b
dan huruf c, kepala Puskesmas dapat dijabat oleh pejabat fungsional tenaga kesehatan
dengan tingkat pendidikan paling rendah diploma tiga

2. Tata Hubungan Kerja


a. Hubungan kerja antara dinas kesehatan daerah kabupaten/kota dengan Puskesmas
bersifat pembinaan.
b. Puskesmas memiliki hubungan kerja dengan rumah sakit, serta Fasilitas
Pelayanan Kesehatan lain, upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat, dan
lintas sektor terkait lainnya di wilayah kerjanya sebagai jejaring Puskesmas.
c. Hubungan kerja antara Puskesmas dengan rumah sakit, bersifat koordinasi
dan/atau rujukan di bidang upaya kesehatan.
d. Hubungan kerja antara Puskesmas dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lain dan
upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat bersifat pembinaan, koordinasi,
dan/atau rujukan di bidang upaya kesehatan.
e. Hubungan kerja antara Puskesmas dengan lintas sektor terkait lainnya sebagai
jejaring bersifat koordinasi di bidang upaya kesehatan.
f. Koordinasi di bidang upaya kesehatan sebagaimana dimaksud pada
g. Pertanggungjawaban penyelenggaraan Puskesmas dilaksanakan melalui laporan
kinerja yang disampaikan kepada kepala dinas kesehatan daerah kabupaten/kota
secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam satu tahun.
h. Laporan kinerja harus memberikan umpan balik terhadap laporan kinerja dalam
rangka peningkatan kinerja Puskesmas. Selain laporan kinerja Puskesmas
mempunyai kewajiban memberikan laporan lain melalui sistem informasi
Puskesmas.
VII. PENYELENGGARAAN
UKM dan UKP diselenggarakan untuk pencapaian : SPM kabupeten/kota, Program
Indonesia Sehat, Kinerja Puskesmas dalam JKN

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 134
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

UKM ESENSIAL
a. Promosi kesehatan
b. Kesehatan lingkungan
c. Kesehatan keluarga
d. Gizi
e. Pencegahan dan pengendalian penyakit.
VIII. PENDANAAN
Sumber pendanaan:
• APBD
• APBN
• Sumber lain yang sah dan tidak mengikat
• Pendanaan ditujukan dengan mengutamakan penyelenggaraan UKM
• Pengelolaan dana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undang
IX. SISTEM INFORMASI PUSKESMAS
1. Setiap Puskesmas harus menyelenggarakan Sistem Informasi Puskesmas.
2. Sistem Informasi Puskesmas bagian dari sistem informasi kesehatan
kabupaten/kota.
3. Sistem Informasi Puskesmas sebagaimana
4. dapat diselenggarakan secara elektronik dan/atau nonelektronik.
5. Sistem Informasi Puskesmas paling sedikit mencakup: a. pencatatan dan
pelaporan kegiatan Puskesmas dan jaringannya; b. pencatatan dan pelaporan
keuangan Puskesmas dan jaringannya; c. survei lapangan; d. laporan lintas sektor
terkait; dan e. laporan jejaring Puskesmas di wilayah kerjanya.
6. Dalam menyelenggarakan Sistem Informasi Puskesmas, harus menyampaikan
laporan kegiatan Puskesmas secara berkala kepada dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota.
7. Laporan kegiatan Puskesmas merupakan sumber data dari pelaporan data
program kesehatan yang diselenggarakan melalui komunikasi data

X. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 135
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota


serta fasilitas pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan milik pemerintah dan
pemerintah daerah melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan Puskesmas, sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Dalam
melakukan pembinaan dan pengawasan, dapat mengikutsertakan organisasi profesi
dan perhimpunan/asosiasi terkait. Pembinaan dan pengawasan diarahkan untuk
meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat, dan dilaksanakan dalam bentuk
fasilitasi, konsultasi, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan.
A. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
Tugas utama pemerintah daerah kabupaten/kota dalam pembinaan dan pengawasan
Puskesmas yaitu:
1. Menjamin kesinambungan ketersediaan sumber daya
2. Memastikan kesinambungan ketersediaan dana operasional dan
pemeliharaan SPA
3. Peningkatan kompetensi tenaga
4. Kredensial dan rekredensial nakes
5. Monitoring dan evaluasi kinerja Puskesmas
6. Bimtek terintegrasi
7. Memberikan solusi masalah
8. Mendukung pengembangan upaya kesehatan
9. Regulasi peningkatan akses dan mutu pelayanan
10. Fasilitasi integrasi lintas program
11. Menyampaikan laporan kegiatan, data dan masalah kesehatan prioritas
kepada dinkes provinsi.
B. Pemerintah Daerah Provinsi
Tugas utama pemerintah daerah Provinsi dalam pembinaan dan pengawasan
Puskesmas yaitu :
1. Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan standa dan pedoman terkait
Puskesmas
2. Koordinasi lintas sektor tingkat provinsi
3. Sosialisasi dan advokasi
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 136
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

4. Peningkatan kompetensi tenaga di dinkes kab/kota


5. Memberikan bantuan teknis atas ketidakmampuan yang dihadapi dinkes
kab/kota dalam mendukung penyelenggaraan dan pelaksanaan fungsi
Puskesmas
6. Menyampaikan laporan kegiatan, data dan masalah kesehatan prioritas
kepada pemerintah pusat
C. Kementrian Kesehatan
1. Penyusunan dan penetapan standar dan pedoman terkait Puskesmas
2. Koordinasi lintas sektor tingkat pusat
3. Sosialisasi dan advokasi
4. Peningkatan kompetensi tenaga di dinkes provinsi
5. Memberikan dukungan bagi dinkes provinsi/kab/kota dalam
penyelenggaraan dan pelaksanaan fungsi Puskesmas
Pembinaan dan pengawasan kepada Puskesmas dapat dilakukan secara terintegrasi dan
berjenjang dimulai dari tingkat kabupaten/kota ke tingkat provinsi sampai Pemerintah
Pusat, salah satunya melalui kegiatan penilaian Puskesmas Berprestasi. Dalam
meningkatkan mutu pembinaan dinas kesehatan kepada Puskesmas secara berjenjang,
maka dibentuk Tim Pembina Cluster Binaan (TPCB) di dinas kesehatan dalam
melakukan pembinaan secara terintegrasi dan berkesinambungan. Sebagai acuan di
dalam pelaksanaannya, dapat dilihat pada pedoman dinas kesehatan dalam pembinaan
Puskesmas.

XI. KETENTUAN PERALIHAN

Pada saat Permenkes ini berlaku:


1. Izin penyelenggaraan Puskesmas berdasarkan Permenkes 75/2014 dianggap
sebagai izin operasional sesuai dengan ketentuan Permenkes ini.
2. Puskesmas yang sudah memberikan pelayanan kesehatan harus menyesuaikan
dengan Permenkes ini paling lambat 3 tahun sejak Permenkes ini diundangkan.
3. Lokasi dan bangunan Puskesmas yg sudah ada sebelum Permenkes ini
diundangkan dinyatakan telah memenuhi persyaratan.
XII. KETENTUAN PENUTUP
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 137
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Pada saat Permenkes ini mulai berlaku:


1. Permenkes 75/2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat; dan
2. Kepmenkes 1428/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoma Penyelenggaraan
Kesehatan Lingkungan Puskesmas, sepanjang yang mengatur mengenai
3. persyaratan lokasi, bangunan, dan prasarana Puskesmas, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Sumber : Ali Khomelni
Hari/Tanggal : Kamis / 28 Oktober 2021

Berfoto bersama dengan Ali Khomelni


Setelah bimbingan dengan topik
“PERATURAN MENTERI KESEHATAN NO.43 TAHUN 2019 TENTANG PUSAT
KESEHATAN MASYARAKAT”

PROGRAM KEFARMASIAN DAN FORMULARIUM


Pembimbing : Aryati R. Purba S.Si, Apt
Hari/Tanggal : Rabu/16 Februari
Pukul : 13.30 WIB
LATAR BELAKANG
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 138
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Pembangunan kesehatan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,


kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Selain itu kesehatan juga merupakan
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomi. Salah satu strategi yang diterapkan oleh Kementerian Kesehatan dalam
melaksanakan kebijakan pelayanan kesehatan adalah dengan meningkatkan pelayanan
kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan berkeadilan, serta berbasis bukti,
dengan pengutamaan pada upaya promotif dan preventif.
Pengertian Pelayaan Kesehatan Farmasi
Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab
kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan maksud mencapai hasil
yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien
Pekerjaan Kefarmasian dilakukan berdasarkan pada nilai ilmiah, keadilan,
kemanusiaan, keseimbangan, dan perlindungan serta keselamatan pasien atau
masyarakat yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi yang memenuhi standar dan
persyaratan keamanan, mutu, dan kemanfaatan.
Pelaksanaan Pekerjaan Kefarmasian Pada Fasilitas Pelayanan Kefarmasian
Fasilitas Pelayanan Kefarmasian berupa:
a. Apotek;
b. Instalasi farmasi rumah sakit;
c. Puskesmas;
d. Klinik;
e. Toko Obat;
f. Praktek bersama.
SEDIAAN FARMASI
Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika.
PENGERTIAN OBAT, OBAT TRADISIONAL DAN KOSMETIKA
Menurut undang – undang yang dimaksud obat ialah suatu bahan atau bahan-bahan
yang dimaksudkan untuk dipergunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah,
mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 139
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan, untuk memperelok badan
atau bagian badan manusia.
Menurut Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No 6 tahun 2016 obat
tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang
secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai
dengan norma yang berlaku di masyarakat. Obat tradisional terbagi 3, yaitu:
● Jamu.
Jamu adalah bahan dasar yang belum terstandarisasi atau belum dilakukan uji klinis
maupun pre-klinis.
● Obat Herbal Terstandar (OHT).
Bahan dasar pada obat herbal standar sudah dilakukan uji pre-klinis, namun belum
dilakukan uji klinis.
● Fitofarmaka.
Bahan dasar pada fitofarmaka sudah dilakukan uji klinis dan uji pre-klinis.
Kementerian Kesehatan dalam mendukung pelayanan kesehatan menggunakan
ramuan tradisional, memandang perlu untuk membuat suatu acuan dalam pemilihan
pemanfaatan jenis obat tradisional yang dapat berupa formularium. Formularium ini
akan terus berkembang seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi bidang kesehatan.
Hal ini didukung pula dengan keberadaan Sentra Pengembangan dan Penerapan
Pengobatan Tradisional (SP3T), Badan Litbangkes serta Institusi Pendidikan yang
senantiasa melakukan penelitian dan pengembangan di bidang pelayanan kesehatan
tradisional.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 6 tahun 2016 obat
Herbal Terstandar adalah sediaan bahan yang telah distandardisasi bahan baku yang
digunakan dalam produk jadi, harus memenuhi persyaratan aman dan mutu sesuai
dengan persyaratan yang berlaku serta klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah/praklinik.
Menurut Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No 6 tahun 2016
fitofarmaka adalah sediaan obat dan obat tradisional yang telah dibuktikan keamanan
dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik, bahan baku dan produk
jadinya telah distandardisasi.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 140
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Menurut BPOM Republik Indonesia kosmetik adalah bahan atau sediaan yang
dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut,
kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama
untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau
badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.
Kosmetik yang diproduksi dan atau diedarkan harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
I. Menggunakan bahan yang memenuhi standar dan persyaratan mutu serta persyaratan
lain yang ditetapkan;
II. Diproduksi dengan menggunakan cara pembuatan kosmetik yang baik;
III. Terdaftar pada dan mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Alat Kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan
meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia,
dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.
FORMULARIUM NASIONAL
Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan perlu menjamin
aksesibilitas obat yang aman, berkhasiat, bermutu, dan terjangkau dalam jenis dan
jumlah yang cukup, dalam rangka pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional perlu
disusun daftar obat dalam bentuk Formularium Nasional.
Formularium Nasional sebagaimana telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/523/2015 tentang Formularium Nasional
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor HK.02.02/MENKES/636/2016, perlu disesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta perkembangan hukum sesuai kajian pola penyakit yang
terjadi di masyarakat.
Formularium Nasional dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/MENKES/107/2017 tentang Komite Nasional Penyusunan Formularium
Nasional, sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu formularium nasional
merupakan daftar obat terpilih yang dibutuhkan dan harus tersedia di fasilitas pelayanan
kesehatan dalam rangka pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 141
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

KRITERIA PEMILIHAN OBAT


Pemilihan obat dalam Fornas didasarkan atas kriteria sebagai berikut:
a. Memiliki khasiat dan keamanan yang memadai berdasarkan bukti ilmiah terkini
dan sahih.
b. Memiliki rasio manfaat-risiko (benefit-risk ratio) yang paling menguntungkan
pasien.
c. Memiliki izin edar dan indikasi yang disetujui oleh BPOM.
Sumber : Aryati R. Purba S.Si, Apt
Hari/Tanggal : Senin/ 25 Oktober 2021

Berfoto bersama dengan Aryati R. Purba S.Si, Apt


Setelah bimbingan dengan topik
“PROGRAM KEFARMASIAN DAN FORMULARIUM”

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 142
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

PENGENALAN PRODUK ALAT KESEHATAN


Pembimbing : dr. Jhony Siburian
Hari/Tanggal : Kamis/17 Februari 2022
Pukul : 12.30 WIB

DEFENISI ALAT KESEHATAN


Adalah instrumen, aparatus, mesin, perkakas, dan/ atau implan, reagen in vitro dan
kalibrator, perangkat lunak , bahan atau material yang digunakan tunggal atau
kombinasi
KEGUNAAN
Untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan, dan meringankan penyakit, merawat
orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk struktur dan
memperbaiki fungsi tubuh, menghalangi pembuahan, disinfeksi alat kesehatan, dan
pengujian in vitro terhadap spesimen dari tubuh manusia, dan dapat mengandung obat
yang tidak mencapai kerja utama pada tubuh manusia melalui proses farmakologi,
imunologi, atau metabolisme untuk dapat membantu fungsi/kinerja yang diinginkan.

JENIS ALAT KESEHATAN


1. Alat Kesehatan Elektromedik Radiasi adalah alkes yang menggunakan sumber
listrik AC/DC untuk pengoperasian dan memancarkan radiasi pengion atau zat radio
aktif selama penggunaan untuk mencapai maksud penggunaannya,
Contoh : X-Ray, CT Scan, Cath Lab,dll
2. Alat Kesehatan Elektromedik Non Radiasi adalah alkes yang menggunakan
sumber listrik AC/DC untuk pengoperasian dan tidak memancarkan radiasi pengion
atau zat radio aktif selama penggunaan untuk mencapai maksud penggunaannya,
Contoh : Patient Monitor, Defibrilator, Pulse Oxymetri, dll
3. Alat Kesehatan Non Elektromedik Steril adalah alat kesehatan yang
penggunaannya tidak memerlukan sumber listrik AC/D dan mengalami proses sterilisasi
pada proses produksinya dan produknya steril,

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 143
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Contoh : Jarum suntik, Kasa Steril, Benang bedah, IV Catheter, Infuse set dll
4. Alat Kesehatan Non Elektromedik Non Steril adalah alat kesehatan yang
penggunaannya tidak memerlukan sumber listrik AC/D dan produknya tidak steril,
Contoh : Plester, timbangan bayi, kursi roda,dll
5. Produk Diagnostik In Vitro adalah alat kesehatan yang digunakan untuk
pemeriksaan spesimen dari dalam tubuh manusia untuk diagnosa dan pemantauan
Contoh : Alat Gula Darah, Tes kehamilan, Tes Asam Urat, Alat Tes Kimia Klinik

KLASIFIKASI ALKES
Berdasarkan risiko yang ditimbulkan selama penggunaan alat kesehatan :
1. kelas A adalah Alat Kesehatan Yang Memiliki risiko Rendah Dalam Penggunaannya
Contoh : Film viewer, Instrument bedah, Sarung tangan bedah, Oxygen Mask
2. kelas B adalah alat kesehatan yang memiliki risiko rendah sampai sedang dalam
penggunaannya
Contoh : Blood Plessure Cuff ( Sphygmomanometer), Steam Sterilizer
3. kelas C adalah alat kesehatan yang memiliki risiko sedang sampai tinggi dalam
penggunaannya
Contoh : Patient monitor, Mesin X-Ray
4. kelas D adalah alat kesehatan yang memiliki risiko tinggi dalam penggunaannya
Contoh : Stent Jantung, Pacemaker ( Pacu detak jantung )
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KLASIFIKASI ALKES
1. Lamanya waktu kontak alat terhadap tubuh
2. Derajat dan tempat masuknya dalam tubuh
3. Kombinasi Alat Kesehatan
4. Maksud penggunaan sebagai alat diagnosis atau untuk pemeliharaan
5. Efek lokal terhadap sistemik
6. Efek biologi terhadap tubuh (jika sesuai)
7. Kontak dengan kulit yang luka (jika sesuai)
8. Kemampuan alat dapat untuk digunakan kembali atau tidak

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 144
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

ALAT KESEHATAN DIAGNOSTIK IN VITRO (DIV


Adalah Setiap Reagen, Produk Reagen, Kalibrator, Material Kontrol, Kit, Instrumen,
Aparatus, Peralatan Atau Sistem.

Kegunaan
Untuk Tujuan Memberikan Informasi dengan Memperhatikan Keadaan Fisiologis atau
Patologis atau Kelainan Bawaan, Untuk Menentukan Keamanan dan Kesesuaian Setiap
Darah atau Donor Jaringan dengan Penerima yang Potensial, atau Untuk Memantau
Ukuran Terapi dan Mewadahi Spesimen

KLASIFIKASI KELAS RISIKO ALKES DIAGNOSTIK IN VITRO (DIV)


Dipengaruhi oleh faktor :
• Resiko terhadap individu
• Resiko terhadap Public Health ( Kesehatan masyarakat )
Kelas A
• (Risiko Rendah terhadap individu dan masyarakat)
• Contoh : Rapid Diagnostik Test (RDT) Kolesterol, RDT Asam Urat, Dll
Kelas B
• (Risiko Sedang terhadap individu dan risiko rendah terhadap masyarakat)
• Contoh: RDT kehamilan (pemakaian sendiri), RDT-Ag Covid 19
Kelas C
• (Risiko Tinggi terhadap individu dan risiko sedang terhadap masyarakat)
• Contoh : RDT gula darah (pemakaian sendiri), penentuan tipe HLA, Skrining
PSA, Rubella
Kelas D
• (Risiko Tinggi terhadap individu dan masyarakat)
• Contoh : RDT HIV (Skrining HIV darah donor,Skrining HIV Ibu Hamil dan
Untuk Penegakan Diagnosa Darah HIV)

Sumber : dr. Jhony Siburian


Hari/Tanggal : kamis / 25 November 2021

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 145
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Berfoto bersama dengan dr. Jhony Siburian Setelah bimbingan dengan topik
“ PENGENALAN ALAT PRODUK KESEHATAN ”

PERATURAN MENTERI KESEHATAN NO.43 TAHUN 2019 TENTANG


PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

POST-TEST
Oleh: Gustini, STT
Hari/Tanggal: Jumat / 29 Oktober 2021
Pukul: 10.00 – 13.00 WIB

PERTANYAAN :
1. Jelaskan bagaimana proses penanganan ibu dan anak dalam masalah kesehatan di
era pandemic covid-19 ini?
2. Apa yang dimaksud dengan obat herbal, generik, paten dan berikan contohnya?
3. Apa yang harus anda lakukan dengan pasien ODGJ?
4. Jelaskan prosedur alat kesehatan yang baik dan benar untuk digunakan ?
5. Berdasarkan analisis, kekurangan dan kelebihan BPJS Kesehatan antara lain?
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 146
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

JAWABAN:
1. Jelaskan bagaimana proses penanganan ibu dan anak dalam masalah kesehatan di
era pandemic covid-19 ini?
Pembahasan:
Pandemi COVID-19 berpengaruh terhadap layanan kesehatan ibu dan anak.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI baru-baru ini, terjadi penurunan kunjungan
pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan bayi, balita dan anak. Menyikapi
kondisi tersebut, PP IAKMI (Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat
Indonesia), PB IDI (Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia), DPP PPNI (Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia) dan GKIA (Gerakan Kesehatan
Ibu dan Anak Indonesia) Menyerukan :
 Pertama, menghimbau semua pihak untuk berpartisipasi dan memberikan dukungan
dalam pemenuhan akses terhadap layanan kesehatan ibu dan anak selama pandemi
COVID-19.
 Kedua, mengajak masyarakat untuk tetap mengakses layanan kesehatan ibu dan
anak seperti pemeriksaan kehamilan, bersalin di fasilitas kesehatan, imunisasi, dan
kunjungan posyandu dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan seperti
memakai masker, menjaga jarak aman, dan mencuci tangan.
 Ketiga, menghimbau fasilitas pelayanan kesehatan menjalankan pelayanan dan
program kesehatan masyarakat dengan lebih menerapkan dan mematuhi protokol
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi. Untuk posyandu tetap memberikan upaya
kesehatan ibu dan anak di masyarakat dengan menerapkan protokol kesehatan
seperti:
 menerapkan prinsip jaga jarak minimal 1 meter;
 pemberlakuan ketat sistem triase yang memastikan sasaran imunisasi dan
orang tua pengantar dalam keadaan sehat dan menghimbau agar bagi
yang sakit untuk menunda waktu kunjungan ke Posyandu.
 mengatur jam kedatangan sehingga tidak terjadi penumpukan orang
dalam waktu yang bersamaan;

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 147
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

 orang tua/keluarga dan anak selalu diingatkan untuk menjalankan


perilaku hidup bersih dan sehat dengan cuci tangan pakai sabun (CTPS)
dan memakai masker di luar rumah.
 Keempat, meminta pemerintah untuk memasifkan berjalannya program
kesehatan masyarakat khususnya kampanye kesehatan ibu dan anak di
masyarakat, termasuk mengingatkan bahwa Agustus adalah bulan penimbangan
balita dan pemberian vitamin A, serta mensosialisasikan panduan terkait layanan
kesehatan ibu dan anak selama pandemi kepada tenaga kesehatan dan pengelola
fasilitas kesehatan.

2. Apa yang dimaksud dengan obat herbal, generik, paten dan berikan contohnya?
Pembahasan :
a. Obat herbal Obat jadi yang berasal dari tumbuhan, hewan, dan mineral atau sediaan
galenik, obat berdasarkan pengalaman empiris turun temurun. Contoh: inggu,
bengle, kencur, sambiloto, tapak liman
b. Obat generik Obat dengan nama generik sesuai dengan penamaan zat aktif sediaan
yang ditetapkan oleh farmakope indonesia dan INN (International non-propietary
Names) dari WHO, tidak memakai nama dagang maupun logo produsen. Contoh
amoksisilin, metformin
c. Obat paten Hak paten yang diberikan kepada industri farmasi pada obat baru yang
ditemukannya berdasarkan riset Industri farmasi tersebut diberi hak paten untuk
memproduksi dan memasarkannya, setelah melalui berbagai tahapan uji klinis
sesuai aturan yang telah ditetapkan secara internasional. Obat yang telah diberi hak
paten tersebut tidak boleh diproduksi dan dipasarkan dengan nama generik oleh
industri farmasi lain tanpa izin pemilik hak paten selama masih dalam masa hak
paten. . Contoh yang cukup populer adalah Norvask. Kandungan Norvask (aslinya
Norvasc) adalah amlodipine besylate, untuk obat antihipertensi.

3. Apa yang harus anda lakukan dengan pasien ODGJ?


Pembahasan:
Berdasarkan UU RI Nomor 18 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Jiwa:

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 148
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

a. Orang Dengan Gangguan Jiwa yang selanjutnya disingkat ODGJ adalah orang yang
mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan yang termanifestasi
dalam bentuk sekumpulan gejala dan/atau perubahan perilaku yang bermakna, serta
dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi orang
sebagai manusia.
b. Upaya kesehatan jiwa adalah setiap kegiatan untuk mewujudkan derajat kesehatan
jiwa yang optimal bagi setiap individu, keluarga, dan masyarakat dengan
pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative yang diselenggarakan
secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah, dan/atau masyarakat.
1. Upaya Promotif Upaya promotif Kesehatan Jiwa ditujukan untuk:
 Mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan jiwa masyarakat secara
optimal
 Menghilangkan stigma, diskriminasi, pelanggaran hak asasi ODGJ sebagai
bagian dari masyarakat
 Meningkatkan pemahaman dan peranan serta masyarakat terhadap kesehatan
jiwa
 Meningkatkan penerimaan dan peran serta masyarakat terhadap kesehatan jiwa.
2. Upaya Preventif Upaya preventif kesehatan jiwa ditujukan untuk:
 Mencegah terjadinya masalah kejiwaan
 Mencegah timbulnya dan/atau kambuhnya gangguan jiwa
 Mengurangi factor risiko akibat gangguan jiwa pada masyarakat secara umum
atau perorangan, dan/atau
 Mencegah timbulnya dampak masalah psikososial
3. Upaya Kuratif Upaya kuratif kesehatan jiwa ditujukan untuk :
 Penyembuhan atau pemulihan
 Pengurangan penderitaan
 Pengendalian disabilitas
 Pengendalian gejala penyakit.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 149
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

c. Proses penegakan diagnosis terhadap orang yang diduga ODGJ dilakukan untuk
menentukan:
 Kondisi kejiwaan
 Tindak lanjut penatalaksanaan
d. Penegakan diagnosis dilakukan berdasarkan kriteria diagnostic oleh :
 Dokter umum
 Psikolog
 Dokter spesialis kedokteran jiwa.
e. Penatalaksaan kondisi kejiwaan pada ODGJ dilakukan di fasilitas pelayanan di
bidang kesehatan jiwa.
Penatalaksaan kondisi kejiwaan pada ODGJ dapat dilakukan dengan cara:
 Rawat jalan
 Rawat inap
f. Upaya Rehabilitatif:
 Motivasi dan diagnostic psikososial
 Perawatan dan pengasuhan
 Pelatihan vokasional dan pembinaan kewirausahaan
 Bimbingan mental spiritual
 Bimbingan fisik
 Bimbingan social dan konseling psikososial
 Pelayanan aksesibilitas
 Bantuan social dan asistensi social
 Bimbingan resosialisasi
 Bimbingan lanjut
 Rujukan.

4. Jelaskan prosedur alat kesehatan yang baik dan benar untuk digunakan ?
Pembahasan:
Alat Kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin, perkakas, dan/atau implan,
reagen in vitro dan kalibrator, perangkat lunak, bahan atau material yang digunakan
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 150
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

tunggal atau kombinasi, untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan, dan


meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia
dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh, menghalangi pembuahan,
desinfeksi alat kesehatan, dan pengujian in vitro terhadap spesimen dari tubuh manusia,
dan dapat mengandung obat yang tidak mencapai kerja utama pada tubuh manusia
melalui proses farmakologi, imunologi atau metabolisme untuk dapat membantu
fungsi/kinerja yang diinginkan.
a. Cara pembuatan alat kesehatan yang baik
Ketentuan Pasal 106 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan mengamanatkan bahwa seluruh sediaan farmasi dan alat kesehatan hanya
dapat diedarkan setelah mendapat izin edar. Untuk mendukung amanat tersebut,
maka Kementerian Kesehatan menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1189/Menkes/Per/VII/2010 tentang Produksi Alat Kesehatan dan Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga. Dalam Pasal 6 dinyatakan bahwa produksi alat
kesehatan dan/atau Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga hanya dapat dilakukan
oleh perusahaan yang memiliki sertifikat produksi, dan dalam Pasal 9 ayat (2)
bahwa perusahaan harus dapat menjamin bahwa produknya dibuat sesuai dengan
Cara Pembuatan Alat Kesehatan dan/atau Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
yang Baik dan tidak terjadi penurunan kualitas dan kinerja selama proses
penyimpanan, penggunaan, dan transportasi. CPAKB harus diterapkan oleh setiap
sarana produksi alat kesehatan sebagai jaminan bahwa semua proses dalam sistem
yang saling terkait dalam pembuatan alat kesehatan telah dikelola dalam rangka
tercapainya keamanan, mutu dan manfaat alat kesehatan yang diproduksi. Penerapan
CPAKB juga menjamin bahwa alat kesehatan dibuat secara konsisten, memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dan sesuai dengan tujuan penggunaannya.

b. Aspek Cara Pembuatan Alat Kesehatan yang Baik


Sistem Manajemen Mutu
1. Persyaratan Umum
Perusahaan harus mempunyai sertifikat produksi yang masih berlaku sesuai
dengan kategori alat kesehatan yang diproduksi.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 151
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

2. Perusahaan harus:
 mengidentifikasi dan menetapkan proses yang dibutuhkan untuk CPAKB
 menentukan urutan dan interaksi dari proses di atas
 menentukan kriteria dan metode yang dibutuhkan untuk menjamin efektifitas
implementasi dan kendali dari proses
 menjamin ketersediaan sumber daya dan informasi yang dibutuhkan untuk
mendukung pelaksanaan dan pemantauan proses ini
 memantau, mengukur dan menganalisis proses ini
 mengimplementasikan tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang
direncanakan dan mempertahankan keefektifan proses ini
 menentukan bagian-bagian atau fungsi-fungsi pada perusahaan yang
memiliki tugas dan tanggung jawab yang ditetapkan secara jelas dan tegas.
3. Apabila perusahaan memilih untuk menyerahkan kepada pihak lain sebagian
proses yang mempengaruhi kesesuaian produk dengan persyaratan, maka
perusahaan harus menjamin keseluruhan proses kendali yang dimaksud. Proses
kendali yang diserahkan kepada pihak lain tersebut harus diidentifikasi dalam
CPAKB.

c. Persayaratan pengoprasian alat medis


Peralatan medis dapat berfungsi dengan baik apabila dioprasikan dengan benar
sesuai dengan prosedur, pengoprasian peralatan medis dengan benar diharapkan
dapat menjaga dan memperpanjang umur peralatan dan mengurangi tingkat
kerusakan perlatan serta memperkecil biaya pengoprasional. Prosedur dalam
pengoprasiaan/penggunaan peralatan medis ada beberapa ketentuan yang harus
dipertimbangkan dan menjadi persyaratan agar alat dapat dioprasikan secara aman
dan benar. Persayaratan pengoprasian mencakup seluruh aspek yang berhubungan
dengan pengoprasian peralatan yang terdiri dari :
o Sumber daya manusia
o Kelengkapan alat
o Bahan oprasional

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 152
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

d. Sarana pendukung Jenis dan penggunaan alat Kesehatan:


 Alat Kesehatan Elektromedik adalah alat kesehatan yang menggunakan sumber
listrik AC atau DC untuk pengoperasiannya.
 Alat Kesehatan Elektromedik Radiasi adalah alat kesehatan yang menggunakan
sumber listrik AC atau DC untuk pengoperasian dan memancarkan radiasi
pengion atau zat radioaktif selama penggunaan untuk mencapai maksud
penggunaannya.
 Alat Kesehatan Elektromedik Non Radiasi adalah alat kesehatan yang
menggunakan sumber listrik AC atau DC untuk pengoperasian dan tidak
memancarkan radiasi pengion atau zat radioaktif selama penggunaan untuk
mencapai maksud penggunaannya.
 Alat Kesehatan Non Elektromedik Steril adalah alat kesehatan yang
penggunaannya tidak memerlukan sumber listrik AC atau DC dan mengalami
proses sterilisasi pada proses produksinya dan produknya steril. Contoh: jarum
suntik, kasa steril, benang bedah, IV catheter, infuse set
 Alat Kesehatan Non Elektromedik Non Steril adalah alat kesehatan yang
penggunaannya tidak memerlukan sumber listrik AC atau DC dan produknya
tidak steril. Contoh: plester, instrument bedah, timbangan bayi, kursi roda
manual, tempat tidur pasien manual, statescope.
 Produk Diagnostik In Vitro adalah alat kesehatan yang digunakan untuk
pemeriksaan spesimen dari dalam tubuh manusia secara In Vitro untuk
menyediakan informasi untuk diagnosa, pemantauan atau gabungan. Termasuk
reagen, kalibrator, bahan kontrol, penampung spesimen, software, dan
instrumen atau alat atau bahan kimia lain yang terkait. Contoh: alat tes gula
darah, tes kehamilan muda, tes asam urat, alat tes kimia klinik, hematology
analyzer.

5. Berdasarkan analisis, kekurangan dan kelebihan BPJS Kesehatan antara lain:


Pembahasan:

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 153
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

a. Kelebihan
 Lebih menguntungkan dibandingkan asuransi komersial, yang mana BPJS
kepesertaannya wajib bukan sukarela, BPJS Kesehatan bukan profit (mencari
keuntungan) tetapi bersifat non-profit, dan manfaat yang didapat bersifat
komprehensif.
 Tanpa Medical Check Up Apabila Anda mendaftar pada asuransi kesehatan
swasta, maka Anda akan dikenai medical check up terlebih dahulu sebelum
menggunakan fasilitas asuransi. Jika Anda terkena penyakit kritis dan sudah
berumur di atas 40 tahun, maka premi Anda akan menjadi semakin mahal karena
kemungkinan akan sangat besar untuk menggunakan asuransi dalam waktu dekat.
Kemungkinan terburuk seperti pengajuan polis yang ditolak juga sangat mungkin
terjadi. Namun, bila Anda mendaftar BPJS, di umur berapa pun Anda boleh
mendaftar dan tanpa medical check up, bahkan bayi yang masih dalam
kandungan pun juga sudah bisa di daftarkan.
 Jaminan Kesehatan Seumur Hidup Sepertinya hanya BPJS yang berani
menanggung proteksi peserta hingga seumur hidup. Dalam pengamatan sejauh
ini, diketahui asuransi swasta hanya bisa melindungi pesertanya maksimal pada
usia 100 tahun. Hal ini yang akhirnya membuat masyarakat semakin jatuh hati
untuk memilih BPJS Kesehatan sebagai jaminan kesehatan yang menjanjikan.
Tidak ada pengecualian Asuransi swasta cenderung menolak seseorang yang
sudah terkena penyakit kronis. Jika pun diterima, premi yang dibebankan akan
mahal atau bahkan polis bisa ditolak kalau muncul kebohongan. Klaim dana juga
dapat menjadi sangat sulit ketika pesertanya dianggap melakukan pembohongan
saat mendaftar. Sedangkan, BPJS tidak membedakan pesertanya, tanpa
menanyakan penyakit yang telah diderita oleh peserta.

b. Kekurangan:
 Fasilitas Kesehatan yang tersedia belum sebanding
Faskes yang ditawarkan kepada pasien ada dua, yaitu Faskes I dan Faskes II.
Pasien hanya diperbolehkan untuk memilih satu dari tiap-tiap Faskes sesuai
dengan wilayah pasien tinggal. Satu Faskes I dan satu Faskes II. Kondisi ini tentu
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 154
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

saja merugikan. Sebab kalau Faskes I yang berada di wilayah pasien tinggal tidak
memuaskan, pasien tidak bisa berobat di Faskes I lainnya, kecuali mengurus
kepindahan Faskes. Lokasi Faskes juga dapat menimbulkan masalah baru.
Bayangkan saja jika jarak lokasi Faskes dengan lokasi tempat tinggal pasien
sangat jauh, hal ini tentu saja akan memakan waktu berjam-jam. Akibatnya,
pasien bisa mendapatkan pelayanan yang tidak memuaskan.
 Jumlah Faskes rekanan yang belum maksimal
Pasien hanya diperbolehkan untuk mendapat pelayanan kesehatan di rumah sakit
yang dirujuk pihak BPJS Kesehatan. Bila rumah sakit tersebut tidak bekerja sama
dengan BPJS, pasien yang mau berobat akan ditolak. Mau tidak mau pasien harus
berusaha mencari daftar rumah sakit rekanan demi mendapat pelayanan rumah
sakit yang cepat dan memuaskan.
 Pemberlakukan rujukan berjenjeng
Kendala terakhir yang paling sering dialami pasien adalah kesulitan untuk
mengajukan rujukan ke rumah sakit. Sistem yang diberlakukan BPJS Kesehatan
adalah sistem rujukan jenjang tertentu. Pasien yang ingin menikmati fasilitas
kesehatan dari rumah sakit harus mendapat surat rujukan terlebih dahulu dari
Fasilitas Kesehatan I (Faskes I), seperti puskesmas, dokter keluarga, dan klinik
BPJS. Surat rujukan tersebut mendapat pengecualian untuk pasien yang sedang
dalam kondisi gawat darurat. Beruntunglah jika Faskes I sedang tidak sibuk
melayani sejuta masyarakat. Bila Faskes I sedang sibuk, pasien yang
membutuhkan pertolongan dari pihak rumah sakit pun bisa saja sekarat karena
sudah kelamaan menunggu surat rujukan tersebut

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 155
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
1. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia serta kualitas kehidupan dan usia harapan hidup. Pembangunan kesehatan
sebagai salah satu upaya dan pembangunan nasional diarahkan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat hidup sehat.
2. Dengan adanya Dinas Kesehatan Provinsi, UPT Dinas Kesehatan Provinsi dan
Seksi-Seksi UPT Dinas Kesehatan Provinsi berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan
Kabupaten/kota serta tim kesehatan lain mampu mengatasi masalah kesehatan di
Indonesia.
3. Melalui program-program di Dinas Kesehatan membantu untuk kelancaran
pelaksanaan tugas sesuai dengan wewenang masing-masing UPT Seksi Dinas
Kesehatan.
4. Pelaksanaan program menuju INDONESIA SEHAT 2025, Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara mampu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
kepada seluruh masyarakat.
5. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah suatu program pemerintah dan
masyarakat/rakyat dengan tujuan memberikan kepastian jaminan kesehatan yang
menyeluruh bagi setiap rakyat Indonesia agar penduduk Indonesia dapat hidup
sehat, produktif dan sejahtera.
6. Sebagai Mahasiswa Kedokteran dapat mengetahui struktur organisasi dan
management Kesehatan serta mampu bekerja sama sebagai individu dan tim
sehingga dapat memperoleh gambaran mengenai langkah untuk merealisasikan
perilaku hidup bersih dan sehat untuk menuju INDONESIA SEHAT 2025.
5.2 SARAN

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 156
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

1. Perlu diadakannya penyuluhan berbasis digital terhadap masyarakat agar dapat


sampai ke masyarakat yang lebih luas di tengah situasi pandemi Covid-19
2. Perlu dilakukan peningkatan kompetensi petugas kesehatan melalui pendidikan dan
pelatihan agar tercapainya program kerja yang direncanakan.
3. Perlu dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara 2019. "Profil Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2018 Medan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.
Dinas Kesehatan Provinsis Sumatera Utara 2019 "Rencans Strategis (Renstra) Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019-2023 Medan Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara.
Gubernur Sumatera Utara 2018 Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 44 Tahun
2018 Tentang Tugas, Fungsi, Uraian Tugas Dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara Medan Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara.
Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara 2019. "Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019 2023 Medan
Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara
Simanjuntak, David 2008. Administrasi dan Pelayanan Kesehatan Medan
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara 2020. "Profil Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2020 Medan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 157
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

LAMPIRAN

A. SURAT MASUK KE DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA


UTARA

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 158
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 159
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

B. JADWAL KEGIATAN KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DI DINAS KESEHATAN
PROVINSI SUMATERA UTARA

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
14 Februari 2022 – 18 Februari 2022 160

Anda mungkin juga menyukai