Anda di halaman 1dari 227

LAPORAN KEGIATAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut UU RI No.36 tahun 2009 tentang kesehatan bahwa kesehatan
merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus diwajibkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagai mana
dimaksud dalam Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945 (Depkes, 2014).
Menurut Peraturan Presiden RI No.72 Tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional (SKN) bahwa dalam pengelolaan kesehatan
diselenggarakan melalui pengelolaan administrasi kesehatan, informasi
kesehatan, sumber daya kesehatan, upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan,
peran serta dan pemberdayaan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi
di bidang kesehatan, serta pengaturan hukum kesehatan secara terpadu dan
saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya dilakukan secara berjenjang di pusat dan daerah dengan
memperhatikan otonomi daerah dan otonomi fungsional di bidang
kesehatan. Pengelolaan kesehatan tersebut dilaksanakan melalui Sistem
Kesehatan Nasional.
Dengan mempertimbangkan hasil kajian atas Visi Gubernur Sumatera
Utara dan sasaran pembangunan kesehatan yang tertuang di dalam RPJMD
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018 - 2023, maka ditetapkan Visi dan Misi
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara yang akan menjadi gambaran
kondisi pembangunan kesehatan yang ingin di capai lima tahun kedepan
adalah sebagai berikut :
Visi
“Sumatera Utara Yang Maju, Aman dan Bermartabat.”
Misi
1 Mewujudkan Masyarakat Sumatera Utara Yang Bermartabat Dalam
Kehidupan karena memiliki iman dan taqwa, tersedianya sandang
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 1
LAPORAN KEGIATAN

pangan yang cukup, rumah yang layak, pendidikan yang baik,


kesehatan yang prima, mata pencaharian yang menyenangkan, serta
harga-harga yang terjangkau.
2 Mewujudkan Masyarakat Sumatera Utara Yang Bermartabat Dalam
Politik dengan adanya pemerintahan yang bersih dan dicintai, tata
kelola pemerintah yang baik, adil, terpercaya, politik yang beretika,
masyarakat yang berwawasan kebangsaan, dan memiliki kohesi sosial
yang kuat serta harmonis.
3 Mewujudkan Masyarakat Sumatera Utara Yang Bermartabat Dalam
Pendidikan karena masyarakatnya yang terpelajar, berkarakter, cerdas,
kolaboratif, berdaya saing, dan mandiri.
4 Mewujudkan Masyarakat Sumatera Utara Yang
Bermartabat Dalam Pergaulan karena terbebas dari judi, narkoba,
prostitusi, dan penyeludupan, sehingga menjadi teladan di Asia
Tenggara dan Dunia.
5 Mewujudkan Masyarakat Sumatera Utara Yang
Bermartabat Dalam Lingkungan karena ekologinya yang terjaga,
alamnya yang bersih dan indah, penduduknya yang ramah, berbudaya,
berperikemanusiaan, dan beradab.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1. Mahasiswa mengetahui program pembangunan kesehatan nasional.
2. Mahasiswa mengetahui program pembangunan kesehatan di Provinsi
Sumatera Utara.
3. Mahasiswa mengetahui kebijakan dan kewenangan pembangunan
kesehatan di Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten/Kota.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 2
LAPORAN KEGIATAN

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Mahasiswa mengerti tentang langkah-langkah perencanaan strategi
bidang kesehatan.
2. Mahasiswa mengerti tentang langkah-langkah kebijakan pusat,
Provinsi maupun Kabupaten/Kota.
3. Mahasiswa mengerti tentang pokok, unggulan maupun spesifik Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.
4. Mahasiswa mengerti tentang masalah-masalah yang dihadapi dalam
melaksanakan pembangunan kesehatan.

1.3 Prosedur dan Langkah Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu Kesehatan


Masyarakat
1.3.1 Mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara
1. Pendaftaran
2. Pengarahan oleh sekretaris kepaniteraan klinik senior
3. Melaksanakan ujian pre test
4. Bimbingan materi / Program kesehatan
5. Bimbingan umum atau khusus
6. Post Test
7. Persiapan administrasi ke Dinas Kesehatan Kota Medan

1.3.2 Mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di Dinas Kesehatan Kota


Medan
1. Bimbingan, pengarahan dan pemberian materi atau Program
Kesehatan.
2. Mempelajari program-program yang ada di Puskesmas Kota Medan
serta mencari permasalahan dari program tersebut serta mencari
solusinya.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 3
LAPORAN KEGIATAN

3. Mengarahkan Kepaniteraan Klinik Senior ke Puskesmas yang


ditunjuk oleh Dinas Kesehatan Kota Medan.
4. Responsi mengenai kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior di UPT
PuskesmasKota Medan.

1.3.3 Mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di UPT Puskesmas Medan


Denai Kota Medan
1. Melapor kepada Kepala UPT Puskesmas Denai dan perkenalan
kepada semua petugas kesehatan di UPT Puskesmas Medan Denai.
2. Mempelajari program-program yang ada di UPT Puskesmas Medan
Denai.
3. Mengumpulkan data-data setiap program yang ada di UPT Puskesmas
Medan Denai.
4. Memberikan penyuluhan dan pengobatan di UPT Puskesmas Medan
Denai.
5. Membuat laporan hasil kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior selama di
UPT Puskesmas Medan Denai.
6. Responsi mengenai kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior di UPT
Puskesmas Medan Denai.

1.3.4 Mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di UPT Puskesmas Glugur


Darat
1. Melapor kepada Kepala UPT Puskesmas Glugur Darat.
2. Bimbingan, pengarahan terkait pelaksanaan penelitian.
3. Pengarahan Kepaniteraan Klinik Senior ke UPT Puskesmas Glugur
Darat.
4. Pengarahan lokasi penelitian dari UPT Puskesmas Glugur Darat ke
Posyandu Balita.
5. Melaksanakan pengumpulan data penelitian.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 4
LAPORAN KEGIATAN

6. Memberikan penyuluhan tentang Imunisasi di UPT Puskesmas Glugur


Darat.
7. Menyusun laporan hasil penelitian.
8. Responsi mengenai kegiatan penelitian.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan bagi peserta
Kepaniteraan Klinik Senior tentang program-program kesehatan Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Dinas Kesehatan Kota Medan,
UPT Puskesmas Medan Denai dan UPT Puskesmas Glugur Darat.
2. Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam
bersosialisasi dengan masyarakat.
3. Diharapkan dapat menambah wawasan tentang “ Hubungan tingkat
Pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi dasar lengkap pada anak
di UPT Puskesmas Glugur Darat tahun 2019’’

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 5
LAPORAN KEGIATAN

BAB II
KEPENDUDUKAN, SOSIAL BUDAYA, EKONOMI,KEADAAN
LINGKUNGAN, KEADAAN PERILAKU DAN DERAJAT
KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

2.1 Kependudukan Provinsi Sumatera Utara


Provinsi Sumatera Utara berada dibagian barat Indonesia, terletak pada
garis 10 – 40 Lintang Utara, dan 980 – 1000 Bujur Timur. Berbatasan dengan
daerah perairan dan laut serta dua Provinsi lain yaitu; sebelah Utara
perbatasan dengan Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD), sebelah
Timur dengan Negara Malaysia di selat Malaka, sebelah Selatan berbatasan
dengan Provinsi Riau dan Sumatera Barat, dan di sebelah Barat berbatasan
dengan Samudera Hindia (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2016).
Luas daratan Provinsi Sumatera Utara adalah 72.981,23 km2 sebagian
besar berada di daratan Pulau Sumatera dan sebagian kecil di Pulau Nias,
pulau-pulau Batu, serta beberapa pulau kecil baik dibagian barat maupun
bagian timur pantai Pulau Sumatera. Berdasarkan luas daerah menurut
kabupaten/Kota di Sumatera Utara, luas daerah terbesar adalah Kabupaten
Langkat dengan luas 6.262,00 km2 atau sekitar 8,58% dari total luas Sumatera
Utara, diikuti Kabupaten Mandailing Natal dengan luas 6.134,00 km2 (8,40%)
kemudian Kabupaten Tapanuli Selatan dengan luas 6.030,47 km2 atau
(8,26%). Sedangkan luas daerah terkecil adalah Kota Tebing Tinggi dengan
luas 31,00 km2 atau 0,04% dari total luas wilayah Sumatera Utara.
Berdasarkan kondisi letak dan kondisi alam, Sumatera Utara dibagi dalam 3
(tiga) kelompok wilayah yaitu Pantai Barat, Dataran Tinggi dan Pantai Timur
(Profil Dinkes Prov. Sumut, 2016).
Administratif pemerintahan di Provinsi Sumatera Utara pada tahun
2016, terdiri dari 33 pemerintahan Kabupaten/Kota yang terbagi menjadi 8
Kota dan 25 Kabupaten dengan jumlah Kecamatan sebanyak 440 Kecamatan
serta 6.112 Desa/Kelurahan. Provinsi Sumatera Utara tergolong ke dalam

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 6
LAPORAN KEGIATAN

daerah beriklim tropis, kisaran suhu antara 150C – 330C, mempunyai musim
kemarau pada bulan Januari s/d Juli dan musim hujan pada bulan Agustus s/d
Desember, diantara kedua musim itu diselingi oleh musim pancaroba.
Adapun letak ketinggian daerahdari permukaan laut untuk masing-masing
kabupaten/Kota adalah sebagai berikut (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2016).

Tabel 2.1.1 Ketinggian Kabupaten/Kota dari Permukaan Laut di Sumatera


Utara

Sumber : SUDA-BPS Sumatera Utara 2017.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 7
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 2.1.2 Luas Daerah menurut Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

NO NAMA KAB/KOTA LUAS/AREA (km2) RASIO (%)


1 Nias 1.842,51 2,52
2 Mandailing Natal 6.134,00 8,40
3 Tapanuli Selatan 6.030,47 8,26
4 Tapanuli Tengah 2.188,00 3,00
5 Tapanuli Utara 3.791,64 5,20
6 Toba Samosir 2.328,89 3,19
7 Labuhan Batu 2.156,02 2,95
8 Asahan 3.702,21 5,07
9 Simalungun 4.369,00 5,99
10 Dairi 1.927,80 2,64
11 Karo 2.127,00 2,91
12 Deli Serdang 2.241,68 3,07
13 Langkat 6.262,00 8,58
14 Nias Selatan 1.825,20 2,50
15 Humbang Hasundutan 2.335,33 3,20
16 Pakpak Bharat 1.218,30 1,67
17 Samosir 2.069,05 2,84
18 Serdang Begadai 1.900,22 2,60
19 Batu Bara 922,20 1,26
20 Padang Lawas Utara 3.918,05 5,37
21 Padang Lawas 3.892,74 5,33
22 Labuhan Batu Selatan 3.596,00 4,93
23 Labuhan Batu Utara 3.570,98 4,89
24 Nias Utara 1.202,78 1,65
25 Nias Barat 473,73 0,65
26 Sibolga 41,31 0,06
27 Tanjung Balai 107,83 0,15
28 Pematang Siantar 55,66 0,08
29 Tebing Tinggi 31,00 0,04
30 Medan 265,00 0,36
31 Binjai 59,19 0,08
32 Padang Sidempuan 114,66 0,16
33 Gunung Sitoli 280,78 0,38
Sumatera Utara 72.981,23 100,00
Sumber : SUDA-BPS Sumatera Utara 2017.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 8
LAPORAN KEGIATAN

2.1.1 Pertumbuhan, Persebaran, Kepadatan, Sex Ratio Penduduk


2.1.1.1 Laju Pertumbuhan Penduduk
Sumatera Utara merupakan Provinsi keempat terbesar
dalam jumlah penduduknya di Indonesia setelah Provinsi Jawa
Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Berdasarkan data BPS
Provinsi Sumatera Utara tahun 2016 tercatat memiliki jumlah
penduduk 14.102.911 jiwa terdiri dari 7.037.326 jiwa laki-laki
dan 7.065.585 jiwa perempuan, dengan sex ratio sebesar 99,60
dan rata-rata kepadatan penduduk 193 per km2 (Profil Dinkes
Prov. Sumut, 2017).
Tingkat kepadatan penduduk yang umumnya tinggi
terdapat di wilayah perkotaan. Adapun Kota dengan kepadatan
penduduk tertinggi adalah Kota Medan yakni sebesar 8.412,96
jiwa per km2, disusul Tebing Tinggi dengan kepadatan penduduk
5.125,87 jiwa per km2 dan Kota Binjai dengan kepadatan
penduduk sebesar 4.540,69 jiwa per km2. Sedangkan wilayah
dengan kepadatan penduduk tergolong rendah adalahKabupaten
Pakpak Bharat sebesar 38,09 jiwa per km2, disusul dengan
Kabupaten Tapanuli Selatan 45,92 jiwa per km2 dan Kabupaten
Samosir 60,17 jiwa per km2. Perincian jumlah penduduk dan
angka kepadatan penduduk per Kabupaten/Kota selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran tabel 1 profil kepadatan penduduk
(Profil Dinkes Prov. Sumut, 2016).
Rata-rata jumlah anggota keluarga di Sumatera Utara pada
tahun 2016 adalah sebesar 4,28 per KK yang berarti rata-rata
setiap keluarga memiliki 4-5 anggota keluarga. Adapun sebaran
Kabupaten/Kota dengan rata-rata jumlah anggota keluarganya
paling banyak adalah terjadi di Kabupaten Nias Barat yaitu 5,05
dan yang paling sedikit adalah Kabupaten Karo yaitu 3,71 orang.
Adapun distribusi jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 9
LAPORAN KEGIATAN

pertahun berdasarkan data tahun 1961-2016 adalah seperti di


gambarkan pada grafik (2.1.1.1.1) dibawah ini.

Grafik 2.1.1.1.1 Jumlah Penduduk Provinsi Sumatera


Utara Tahun 1961-2016

Sumber : SUDA-BPS Sumatera Utara 2017 (Profil Dinkes Provinsi Sumatera


Utara).

Dari tabel diatas terlihat bahwa jumlah penduduk di Sumatera


Utara mengalami perkembangan jumlah setiap tahunnya antara
100-200 jiwa per tahun nya. Sedangkan distribusi jumlah
penduduk tahun 2016 (14,102,911 jiwa) dapat dilihat
distribusinya menurut kelompok usia seperti digambarkan dengan
komposisi pada grafik berikut ini.
Grafik 2.1.1.1.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan
Kelompok Usia dan jeniskelamin di Provinsi Sumatera
Utara Tahun 2016

Sumber : SUDA-BPS Sumatera Utara 2017 (Profil Dinkes Provinsi Sumatera


Utara).

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 10
LAPORAN KEGIATAN

Komposisi penduduk Sumatera Utara menurut kelompok


usia, menunjukkan bahwa penduduk yang berusia muda (0-14
tahun) sebesar 31,81% , dewasa muda (15-65) sebesar 64,06%
dan yang berusia tua (>65 tahun) sebesar 4,14% dengan demikian
maka angka beban tanggungan (Dependency Ratio) penduduk
Sumatera Utara tahun 2016 sebesar 56,11%. Angka ini
mengalami penurunan 0,26% bila dibandingkan dengan DR tahun
2015 yakni sebesar 56,37% (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2016).
Permasalahan kesehatan umumnya sangat di pengaruhi oleh
tingkat sosial ekonomi masyarakat. Sejak terjadinya krisis
moneter jumlah penduduk miskin meningkat secara drastis hingga
mencapai 30,77%. Walaupun demikian jumlah penduduk miskin
kemudian dapat diturunkan secara signifikan tahun 1999. Data
terakhir menunjukkan bahwa jumlah masyarakat miskin tahun
2012 terus menurun dari 1.490.900 jiwa atau 11,31% menjadi
1.378.400 jiwa (10,41%) pada tahun 2011. Sedangkan pada tahun
2013 jumlah penduduk miskin sebesar 1.415.400 (10,39%), serta
pada September 2015 diketahui bahwa jumlah masyarakat miskin
tercatat sebesar 1.508.100 jiwa (10,49%) sedangkan pada
September 2016 menurun menjadi 1.452.500 jiwa (10.27%)
(Profil Dinkes Prov. Sumut, 2016).
2.1.1.2 Penyebaran dan Kepadatan Penduduk
Dengan luas wilayah Provinsi Sumatera Utara sekitar
71.680,68 km2 yang didiami oleh 13.103.596 orang maka rata-
rata tingkat kepadatan penduduk Provinsi Sumatera Utara adalah
sebanyak 183 orang/km2. Kabupaten/Kota yang paling tinggi
tingkat kepadatan penduduknya adalah Kota Medan yakni
sebanyak 7.987 orang/km2 sedangkan yang paling rendah adalah
Kabupaten Pakpak Barat yakni sebanyak 34 orang/km2 (Profil
Dinkes Prov. Sumut, 2016).

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 11
LAPORAN KEGIATAN

2.1.1.3 Sex Ratio


Jumlah penduduk laki-laki di Sumatera Utara lebih sedikit
dibandingkan dengan penduduk perempuan. Jumlah penduduk
laki-laki sebanyak 6.954.552 jiwa dan perempuan sebanyak
6.983.245 jiwa, dengan sex ratio sebesar 99,59. Bila dilihat
berdasarkan rata-rata banyaknya anggota keluarga di Sumatera
Utara pada tahun 2015 adalah sebesar 4,28 (yang berarti rata-rata
pada setiap keluarga terdiri dari 4-5 anggota keluarga). Kabupaten
yang rata-rata jumlah anggota keluarganya paling banyak adalah
Kabupaten Nias Barat yaitu 5,07 dan yang paling sedikit adalah
Kabupaten Karo yaitu 3,71 orang. (Profil Dinkes Prov. Sumut,
2016)
2.2 Sosial Budaya dan Ekonomi
2.2.1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil
pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan dan
sebagainya. IPM dibentuk oleh 3 (tiga) dimensi dasar yaitu, usia panjang
dan hidup sehat, pengetahuan dan standar hidup layak. Berikut ini akan
disajikan komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menurut
Kabupaten/Kota di Sumatera Utara tahun 2015 (Profil Dinkes Prov.
Sumut, 2016).

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 12
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 2.2.1.1 Komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM)


menurut Kabupaten/Kota Tahun 2015

Sumber : SUDA-BPS Sumatera Utara 2017 (Profil Dinkes Provinsi Sumatera


Utara).

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 13
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 2.2.1.2Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menurut


Kabupaten/Kota Tahun 2011-2015

Indeks Pembangunan Manusia ( IPM )


No NAMA KAB/KOTA
2011 2012 2013 2014 2015
1 Nias 55,55 56,50 57,43 57,98 58,85
2 Mandailing Natal 61,60 62,26 62,91 63,42 63,99
3 Tapanuli Selatan 65,14 65,65 66,75 67,22 67,63
4 Tapanuli Tengah 65,16 65,43 65,64 66,16 67,06
5 Tapanuli Utara 69,24 69,83 70,50 70,70 71,32
6 Toba Samosir 71,39 71,89 72,36 72,36 73,40
7 Labuhan Batu 67,88 68,64 69,45 70,06 70,23
8 Asahan 65,87 66,23 66,58 67,51 68,40
9 Simalungun 69,03 69,79 70,28 70,89 71,24
10 Dairi 66,62 66,95 67,15 67,91 69,00
11 Karo 71,12 71,40 71,62 71,84 72,69
12 Deli Serdang 70,25 70,88 71,39 71,98 72,79
13 Langkat 65,77 66,18 67,17 68,00 68.53
14 Nias Selatan 55,50 55,97 56,78 57,78 58,74
15 Humbang Hasundutan 64,06 64,54 64,92 65,59 66,03
16 Pakpak Bharat 63,11 63,88 64,73 65,06 65,53
17 Samosir 65,81 66,31 66,80 67,80 68,43
18 Serdang Bedagai 65,28 66,14 67,11 67,78 68,01
19 Batu Bara 63,95 64,45 65,06 65,50 66,02
20 Padang Lawas Utara 65,22 65,65 66,13 66,50 67,35
21 Padang Lawas 63,28 64,05 64,62 65,50 65,99
22 Labuhan Batu Selatan 65,77 67,06 67,78 68,59 69,67
23 Labuhan Batu Utara 67,37 67,84 68,28 69,15 69,69
24 Nias Utara 57,53 57,87 58,29 59,18 59,88
25 Nias Barat 55,43 56,20 56,20 56,58 58,25
26 Sibolga 69,17 69,71 70,45 71,01 71,64
27 Tanjung Balai 64,13 64,89 65,40 66,05 66,74
28 Pematang Siantar 73,61 74,51 75,05 75,83 76,34
29 Tebing Tinggi 70,84 71,34 71,85 72,13 72,81
30 Medan 77,54 77,78 78,00 78,26 78,87
31 Binjai 70,85 71,54 72,02 72,55 73,81
32 Padang Sidempuan 71,08 71,38 71,68 71,88 72,80
33 Gunung Sitoli 63,71 64,34 65,25 65,91 66,41
Sumatera Utara 67,34 67,74 68,36 68,87 69,51
Sumber : SUDA-BPS Sumatera Utara 2017 (Profil Dinkes Provinsi
Sumatera Utara).

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 14
LAPORAN KEGIATAN

Dari tabel diatas diketahui bahwa IPM yang tertinggi di


Kabupaten/Kota secara berturut adalah Medan sebesar 78,87, Pematang
Siantar sebesar 76,34 dan Binjai sebesar 73,81. Sedangkan 3 (tiga)
Kabupaten/Kota dengan IPM terendah yaitu; Nias Barat sebesar 58,25,
Nias Selatan sebesar 59,74 dan Nias sebesar 58,85.

2.2.2 Tingkat Pendidikan


Pendidikan merupakan salah satu indikator yang kerap ditelaah
dalam mengukur tingkat pembangunan manusia suatu negara. Pendidikan
berkontribusi terhadap perubahan perilaku masyarakat. Pendidikan
menjadi pelopor utama dalam rangka penyiapan sumber daya manusia dan
merupakan salah satu aspek pembangunan yang merupakan syarat mutlak
untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Untuk peningkatan
peran pendidikan dalam pembangunan, maka kualitas pendidikan harus
ditingkatkan salah satunya dengan meningkatkan rata-rata lama sekolah.
Pengetahuan yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan merupakan salah
satu faktor pencetus(predisposing) yang berperan dalam mempengaruhi
keputusan seseorang untuk berperilaku sehat.
Peningkatan kualitas dan partisipasi sekolah penduduk tentunya
harus diimbangi dengan penyediaan sarana fisik pendidikan maupun
tenaga guru yang memadai. Di tingkat pendidikan dasar, jumlah Sekolah
Dasar (SD)/Madrasah Ibtidiyah pada tahun 2016 terdapat sebanyak 9.528
unit dengan jumlah guru 109.204 orang, murid sebanyak 1.745.715 orang
sehingga ratio murid SD terhadap sekolah sebesar 183 murid/sekolah.
Jumlah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)/Madrasah
Tsnawiyah (MTs) terdapat sebanyak 2.419 sekolah dengan jumlah guru
41.638 orang dan jumlah murid yang tercatat sebanyak 662.538 orang,
dengan demikian ratio murid SLTP terhadap sekolah adalah sebesar 274
per sekolah. Pada tahun yang sama (2016) jumlah Sekolah Lanjutan
Tingkat Atas (SLTA)/Madrasah Aliyah (MA) sebanyak 1.016 sekolah

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 15
LAPORAN KEGIATAN

dengan jumlah guru 21.520 orang dan jumlah murid 359.363, dengan
demikain ratio murid terhadap sekolah adalah sebesar 354 murid
persekolah. Jumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) juga diketahui
terdapat 911 unit dengan jumlah guru 18.141 orang dan jumlah murid
285.026 orang (ratio murid terhadap sekolah 1 : 313 murid/sekolah).
Sedangkan jumlah perguruan tinggi swasta pada tahun 2016 adalah
sebanyak 264 PTS, yang terdiri dari 33 universitas, 95 Sekolah Tinggi, 5
Institut, 115 Akademi dan 16 Politeknik (SUDA 2017) dengan jumlah
dosen seluruhnya 5.492 orang (dosen tetap & tidak tetap) dengan jumlah
mahasiswa sebanyak 271.782 orang. Ratio mahasiswa terhadap dosen
masih relative tinggi yaitu sebesar 28 mahasiswa per dosen (Profil Dinkes
Prov. Sumut, 2016).

2.2.3 Agama
Sesuai dengan falsafah negara pelayanan kehidupan beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa senantiasa dikembangkan
dan ditingkatkan untuk membina kehidupan masyarakat dan mengatasi
berbagai masalah sosial budaya yang mungkin menghambat kemajuan
pembangunan bangsa. Berdasarkan data BPS Sumatera Utara, sarana
ibadah umat beragama juga mengalami kenaikan setiap tahunnya. Pada
tahun 2016, jumlah Mesjid di Sumatera Utara terdapat sebanyak 10.818
unit, Langgar/Musollah 6.235 unit, Gereja Protestan 12.401 unit, Gereja
Katolik 2.138 unit, Kuil 82 unit, Wihara 353 unit dan Klenteng 83 unit
(Profil Dinkes Prov. Sumut, 2016).

2.2.4 Ketenagakerjaan
Pada tahun 2016 di Sumatera Utara angkatan kerja berusia 15
tahun keatas sebagian besar adalah tamatan SMA (36,28%). Selanjutnya
angkatan kerja yang berpendidikan setingkat SMP 21,23% dan SD
kebawah 31,12%, serta sisanya sebesar 11,38% berpendidikan Diploma I,

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 16
LAPORAN KEGIATAN

II, III & IV serta Universitas (SUDA 2017) seperti dapat dilihat pada
grafik berikut ini.
Grafik 2.2.4.1 Persentase Angkatan Kerja 15 Tahun Keatas
Berdasarkan Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan di Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2016

Sumber: BPS Sumatera Utara; SUDA 2017(Profil Dinkes Provinsi Sumatera


Utara).

Jika dilihat dari status pekerjaan utama maka lebih sepertiga


(36,27%) penduduk berusia 15 tahun ke atas bekerja menjadi buruh
atau karyawan, 20,24% adalah pekerja keluarga, buruh tidak tetap
sebesar 16,60%, penduduk yang bekerja mandiri tanpa bantuan orang
lain sebesar 15,80%. Hanya 3,75% penduduk Sumatera Utara yang
dilaporkan menjadi pengusaha dengan mempekerjakan buruh
tetap/karyawan (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2016).
Jumlah penduduk keadaan sampai dengan Agustus 2016 yang
merupakan angkatan kerja sebanyak 6.362.909 jiwa, terdiri dari
5.991.229 jiwa terkategori bekerja dan sebesar 371.680 ribu jiwa
terkategorikan pengangguran. Berdasarkan lapangan usaha, penduduk
Sumatera Utara yang terbanyak adalah bekerja di sektor pertanian
(perkebunan, perikanan dan peternakan) yaitu 44,50%, kemudian
diikuti di sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 19,23%, jasa
yang meliputi perorangan, perusahaan dan pemerintahan sebesar
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 17
LAPORAN KEGIATAN

15,46%, Sedang di sektor industri hanya sekitar 7,26%, selebihnya


bekerja disektor penggalian dan pertambangan, sektor kelistrikan, gas
dan air minum, bangunan, angkutan dan komunikasi serta sektor
keuangan (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2016).

2.3 Keadaan Lingkungan


Lingkungan merupakan salah satu variabel yang sering mendapat
perhatian khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat, variabel
lainnya adalah faktor perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik. Keempat
variabel di atas dapat menentukan baik buruknya status derajat kesehatan
masyarakat. Untuk menggambarkan keadaan lingkungan, berikut ini akan
disajikan indikator-indikator yaitu persentase rumah sehat, persentase
rumah tangga memiliki akses terhadap air minum, persentase rumah
tangga menurut sumber air minum, persentase rumah tangga yang
memiliki sarana penampungan akhir kotoran/tinja/BAB (Profil Dinkes
Prov. Sumut, 2016).
2.3.1 Rumah Sehat
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi
syarat kesehatan, yaitu memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat
pembuangan sampah, sarana pembuangan limbah, ventilasi rumah yang
baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah tidak terbuat
dari tanah (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2016).
Ukuran rumah yang relatif kecil dan berdesak-desakan dapat
mempengaruhi tumbuh kembang mental atau jiwa anak-anak. Anak-anak
memerlukan lingkungan bebas, tempat bermain luas yang mampu
mendukung daya kreativitasnya. Dengan kata lain, rumah bila terlampau
padat disamping merupakan media yang cocok untuk terjadinya penularan
penyakit khususnya penyakit saluran nafas juga dapat mempengaruhi
perkembangan anak(Profil Dinkes Prov. Sumut, 2016).

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 18
LAPORAN KEGIATAN

Kepadatan hunian diperoleh dengan cara membagi jumlah anggota


rumah tangga dengan luas lantai rumah dalam meter persegi. Hasil
perhitungan dikategorikan sesuai kriteria Permenkes tentang rumah sehat,
yaitu memenuhi syarat bila ≥ 8 m2/kapita (tidak padat) dan tidak
memenuhi syarat bila < 8m2/kapita (padat) (Profil Dinkes Prov. Sumut,
2016).
Pada tahun 2015, dari 3.295.701 unit rumah, yang memenuhi
syarat kesehatan adalah sebanyak 1.987.270 (60,3%). Sedangkan tahun
2016, terdapat 425.890 rumah yang dibina (32,55%), dari jumlah tersebut
yang telah memenuhi syarat kesehatan ada sebanyak 233.949 rumah atau
54,93%, sehingga total rumah yang memenuhi syarat kesehatan sampai
dengan akhir 2016 (termasuk yang telah memenuhi syarat pada tahun
2015) adalah sebesar 2.221.219 unit atau (67,40%) (Profil Dinkes Prov.
Sumut, 2016).
2.3.1.1 Persentase Rumah Tangga Memiliki Akses Terhadap Air
Minum
Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2016
yang diterbitkan BPS Sumatera Utara, diketahui bahwa persentase terbesar
rumah tangga berdasarkan sumber air minum adalah air kemasan (32,26%),
penggunaan pompa sebesar 19,22%, susia gali sebesar 18,92%, ledeng
sebesar 13,58%, mata air 12,04% dan masih terdapat 3,98 % penduduk di
Sumatera Utara yang memperoleh air minumnya bersumber dari sungai dan
air hujan. Peningkatan akses rumah tangga terhadap sumber air minum yang
sehat dapatmenurunkan prevalensi kasus-kasus penyakit infeksi yang
menular melalui air (water borned diseases) yang tentunya juga akan
berdampak positif terhadap peningkatan status kesehatan masyarakat(Profil
Dinkes Prov. Sumut, 2016).
2.3.1.2 Persentase Rumah Tangga menurut Tempat Pembuangan
Kotoran/Tinja

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 19
LAPORAN KEGIATAN

Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2016,


diketahui bahwa rumah tangga di Sumatera Utara telah menggunakan
tempat pembuangan tinja berupa tangki septik/SPAL sebesar 74,08%,
lobang tanah/pantai/tanah lapang/kebun sebesar 12,88%,
kolam/sawah/sungai/danau/laut sebesar 11,63% dan lainnya sebesar
1,41%, untuk lebih jelasnya berikut ini akan disajikan persentase RT
menurut tempat pembuangan tinja menurut kabupaten/Kota sebagai
berikut :

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 20
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 2.3.1.2.1 Persentase Rumah Tangga Menurut TempatPembuangan


Tinja Berdasarkan Kabupaten/Kota Tahun 2016

Sumber : BPS Sumatera Utara 2017– Susenas 2015 (Profil Dinkes Provinsi
Sumatera Utara).

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 21
LAPORAN KEGIATAN

Jumlah penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang


layak menurut jenis jamban yang digunakan dapat disajikan
dalam grafik berikut ini.

Grafik 2.3.1.2.2 Penduduk dengan Jenis Tempat Pembuangan Tinja


(Jamban) di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2017(Profil Dinkes Provinsi


Sumatera Utara).

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa sebagian


besar masyarakat Sumatera Utara telah memiliki jamban leher
angsa yaitu sebanyak 1.927.716 buah dan 1.655.710 buah
(85,89%) telah memenuhi syarat kesehatan(Profil Dinkes Prov.
Sumut, 2016).
2.3.2 Tempat-Tempat Umum (TTU) dan Tempat Pengelolaan Makanan
(TPM)
TTU adalah sarana pendidikan, sarana kesehatan dan hotel.
Sedangkan TPM adalah tempat pengelolaan makanan yang memenuhi
syarat higiene dan sanitasi yaitu penjamah makananan yang sehat,
memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana
pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas lantai yang sesuai
dengan banyaknya pengunjung dan memiliki pencahayaan ruang yang

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 22
LAPORAN KEGIATAN

sesuai. Yang termasuk TPM adalah jasa boga, rumah makan/restoran,


depot air minum dan makanan jajanan (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2016).
Pada tahun 2016 dari 15.912 unit TTU yang ada di Sumatera
Utara, yang memenuhi syarat kesehatan terdapat sebanyak 11.481
(72,15%), sedangkan tahun 2015 dari 15.644 unit TTU yang memenuhi
syarat kesehatan tercatat sebanyak 11.232 buah (71,79%). Dengan
demikian persentasi TTU yang memenuhi syarat kesehatantahun 2016
mengalami peningkatan sebesar 0,36% dibanding tahun 2015(Profil
Dinkes Prov. Sumut, 2016).

Grafik 2.3.2.1 Jumlah Tempat-Tempat Umum (TTU) dan Tempat


Pengelolaan Makanan (TPM) Di Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2014& 2016

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2017 (Profil Dinkes Provinsi


Sumatera Utara).

Begitu juga halnya dengan TPM. Pada tahun 2016 diketahui


terdapat 29.326 unit dan meningkat sebanyak 1.999 unit dibandingkan
tahun 2015. Di tahun 2016 TPM yang memenuhi syarat kesehatan adalah
sebanyak 18.908 buah (64,47%). Dibandingkan dengan tahun 2015, dari
27.327 unit TPM, yang memenuhi syarat kesehatan adalah sebanyak
17.789 buah (65,10%). Dengan demikian terlihat adanya penurunan 0,6%
TPM yang memenuhi syarat kesehatan dibanding tahun 2015(Profil
Dinkes Prov. Sumut, 2016).

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 23
LAPORAN KEGIATAN

Dengan melihat pencapaian persentase TTU dan TPM yang


memenuhi syarat kesehatan dan institusi yang dibina kesehatan
lingkungannya di Sumatera Utara, maka terlihat belum maksimal, oleh
karena itu perlu upaya yang lebih maksimal dengan lebih
mengkoordinasikan dengan lintas program dan sektor terkait guna
meningkatan cakupan yang berdampak pada peningkatan upaya kesehatan
lingkungan(Profil Dinkes Prov. Sumut, 2016).

2.4 Keadaan Perilaku Manusia


Untuk mengambarkan keadaan perilaku masyarakat yang
berpengaruh terhadap derajat kesehatan, dapat kita lihat dari persentase
masyarakat di Sumatera Utara yang berperilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS). Ada 10 indikator PHBS ditatanan rumah tangga yaitu : 1)
Persalinan di RT harus ditolong oleh tenaga kesehatan, 2) Menimbang
balita, 3) RT yang memiliki bayi harus memberikan ASI eksklusif, 4)
Cukup makan buah dan sayur setiap Hari, 5) Menggunakan air yang
memenuhi syarat kesehatan, 6) Menggunakan jamban yang memenuhi
syarat kesehatan, 7) Memberantas jentik nyamuk di dalam rumah, 8)
Mencuci tangan dengan sabun, 9) Beraktivitas fisik setiap Hari minimal 30
menit, 10) Tidak merokok di dalam ruangan. Penilaian RT ber-PHBS baik
adalah rumah tangga yang melaksanakan 6 indikator dari 10 indikator
PHBS RT yang mempunyai balita dan 5 indikator yang tidak punya balita
(Profil Dinkes Prov. Sumut, 2016).
Pencapaian rumah tangga ber-PHBS cenderung fluktuatif dari
tahun 2008-2014 untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 24
LAPORAN KEGIATAN

Grafik 2.4.1Persentase Rumah Tangga ber PHBS di Kabupaten/Kota


Tahun 2010-2016

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota, 2010-2016 (Profil Dinkes Provinsi Sumatera Utara).

Dari grafik 2.4.1 diatas dapat dilihat bahwa berdasarkan hasil


pemantauan Provinsi jumlah rumah tangga yang ber-PHBS cenderung
fluktuatif, bila dilihat dari pencapaian tahun 2015 mengalami penurunan
2,51% dari tahun 2014. Namun pada tahun 2016 kemudian mengalami
peningkatan kembali sebesar 2,71%(Profil Dinkes Prov. Sumut, 2016).

2.5 Derajat Kesehatan


Untuk menilai derajat kesehatan masyarakat, digunakan beberapa
indikator yang mencerminkan kondisi mortalitas (kematian), status gizi dan
morbiditas (kesakitan). Untuk kualitas hidup, yang digunakan sebagai
indikator adalah Angka Harapan Hidup Waktu Lahir. Untuk mortalitas telah
disepakati tiga indikator, yaitu Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000
Kelahiran Hidup, Angka Kematian Balita (AKABA) per–1.000 Kelahiran
Hidup, dan Angka Kematian Ibu (AKI) per–100.000 Kelahiran Hidup. Untuk
morbiditas disepakati 14 (empat belas) indikator, yaitu : Angka “Acute
Flaccid Paralysis” (AFP) pada anak Usia <15 Tahun per–100.000 Anak,
Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA +, persentase balita dengan
pneumonia ditangani, persentase HIV/AIDS ditangani, prevalensi HIV
(Persentase Kasus terhadap Penduduk Berisiko), Persentase Infeksi Menular
Seksual (IMS) diobati, Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD)

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 25
LAPORAN KEGIATAN

per–100.000 Penduduk, persentase DBD ditangani, Angka Kesakitan Malaria


per–1.000 Penduduk, persentase penderita malaria diobati, persentase
penderita kusta selesai berobat, kasus penyakit filaria ditangani, jumlah kasus
dan angka kesakitan penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi
(PD3I). Sementara itu untuk status gizi telah disepakati 5 (lima) indikator,
yaitu Persentase Kunjungan Neonatus, Persentase Kunjungan Bayi,
Persentase BBLR ditangani, Persentase Balita dengan Gizi Buruk dan
Persentase Kecamatan Bebas Rawan Gizi (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2016).
2.5.1 Usia Harapan Hidup (UHH)
Usia Harapan Hidup (UHH) digunakan juga untuk menilai derajat
kesehatan dan secara tidak langsung juga memberi gambaran tentang
adanya peningkatan kualitas hidup masyarakat baik di Kabupaten/Kota,
Provinsi maupun negara. Adanya perbaikan pada pelayanan kesehatan
melalui keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan dapat
diindikasikan dengan adanya peningkatan angka harapan hidup saat lahir
(Profil Dinkes Prov. Sumut, 2016).
Angka harapan hidup penduduk Sumatera Utara diperkirakan
mengalami peningkatan dalam 4 (empat) tahun terakhir (2013 -2016), Hal
ini seperti disajikan pada grafik berikut ini.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 26
LAPORAN KEGIATAN

Grafik 2.5.1.1Estimasi Angka Harapan Hidup Waktu Lahir (UHH)


di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013–2016

Sumber : BPS-Sumatera Utara 2017(Profil Dinkes Provinsi Sumatera


Utara).

Tabel 2.5.1.1Perkiraan Angka Harapan Hidup (AHH)Menurut


Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013-2016

ANGKA HARAPAN HIDUP


No NAMA KAB/KOTA
2013 2014 2015 2016
1 Nias 68,77 68,87 68,97 69,07
2 Mandailing Natal 61,08 61,18 61,58 61,77
3 Tapanuli Selatan 63,04 63,14 63,74 64,03
4 Tapanuli Tengah 66,47 66,49 66,59 66,62
5 Tapanuli Utara 67,15 67,25 67,55 67,71
6 Toba Samosir 68,94 69,04 69,14 69,25
7 Labuhan Batu 69,24 69,26 69,36 69,40
8 Asahan 67,17 67,27 67,37 67,47
9 Simalungun 70,14 70,24 70,34 70,43
10 Dairi 67,38 67,48 67,78 67,95
11 Karo 70,38 70,42 70,62 70,69
12 Deli Serdang 70,78 70,80 71,00 71,06
13 Langkat 67,23 67,33 67,63 67,79
14 Nias Selatan 67,06 67,16 67,66 67,83
15 Humbang Hasundutan 67,70 67,80 68,10 68,26
16 Pakpak Bharat 64,42 64,45 64,85 64,95
17 Samosir 69,56 69,66 70,26 70,47
18 Serdang Bedagai 67,17 67,27 67,47 67,63
19 Batu Bara 65,40 65,50 65,80 65,95
20 Padang Lawas Utara 66,38 66,40 66,50 66,54

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 27
LAPORAN KEGIATAN

21 Padang Lawas 65,97 66,01 66,31 66,40


22 Labuhan Batu Selatan 68,03 68,06 68,09 68,11
23 Labuhan Batu Utara 68,40 68,50 68,70 68,80
24 Nias Utara 68,39 68,49 68,59 68,68
25 Nias Barat 67,54 67,64 67,94 68,10
26 Sibolga 67,30 67,40 67,70 67,87
27 Tanjung Balai 61,30 61,40 61,90 62,09
28 Pematang Siantar 71,59 71,69 72,29 72,46
29 Tebing Tinggi 69,94 70,04 70,14 70,21
30 Medan 72,13 72,18 72,28 72,34
31 Binjai 71,34 71,39 71,59 71,67
32 Padang Sidempuan 68,22 68,27 68,32 68,37
33 Gunung Sitoli 70,13 70,19 70,29 70,36
Sumatera Utara 67,94 68,04 68,29 68,33
Sumber: BPS Sumatera Utara 2017 (Profil Dinkes Provinsi Sumatera Utara).

Dari tabel diatas diketahui bahwa perkiraan angka harapan hidup 3 (tiga)
tertinggi secara berturut-turut pada tahun 2016 adalah, KotaPematang
Siantar (72,46 tahun), Medan (72,34 tahun) dan Binjai (71,67 tahun).
Sedangkan 3 (tiga) Kabupaten/Kota yang perkiraan angka harapan hidup
terendah adalah: Mandailing Natal (61,77 tahun), Tanjung Balai (62,09
tahun) dan Tapanuli Selatan (64,03 tahun) (Profil Dinkes Prov. Sumut,
2016).
2.5.2 Mortalitas (Angka Kematian)
Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu
dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, baik penyakit
maupun sebab lainnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung
dengan melakukan survei dan penelitian. Berikut ini diuraikan angka
kematian dan penyakit-penyakit penyebab utama kematian di Sumatera
Utara dalam beberapa kurun waktu hingga akhir tahun 2016 (Profil Dinkes
Prov. Sumut, 2016).

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 28
LAPORAN KEGIATAN

2.5.2.1 Angka Kematian Bayi (AKB)


Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah bayi yang meninggal
sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran
hidup pada tahun yang sama.
Berdasarkan laporan profil kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2016
dari 281.449 bayi lahir hidup, jumlah bayi yang meninggal sebanyak1.132
bayi sebelum usia 1 tahun. Berdasarkan angka ini maka secara kasar dapat
diperhitungkan perkiraan Angka Kematian Bayi (AKB) di Sumatera Utara
tahun 2016yakni 4/1.000 Kelahiran Hidup (KH). Rendahnya angka ini
dimungkinkan karena kasus-kasus kematian yang terlaporkan hanyalah
kasus kematian yang terjadi di sarana pelayanan kesehatan, sedangkan
kasus-kasus kematian yang terjadi di masyarakat belum seluruhnya
terlaporkan. Untuk menentukan AKB secara akurat dibutuhkan
pengumpulan datanya melalui kegiatan survei (Profil Dinkes Prov. Sumut,
2016).
Berikut ini akan dipaparkan Angka Kematian Bayi di Provinsi
Sumatera Utara berdasarkan Sensus Penduduk (SP). Berdasarkan Sensus
Penduduk, Angka Kematian Bayi di Sumatera Utara mengalami
penurunan yang cukup signifikan dari 2 (dua) kali sensus terakhir yaitu ,
SP tahun 2000, AKB di Sumatera Utara adalah 44/1.000 KH, turun
menjadi 25,7 atau dibulatkan menjadi 26/1.000 KH pada hasil SP 2010.
Menurut hasil SDKI terjadi penurunan AKB cukup tajam antara tahun
1991 sampai 2003 yaitu dari 68 per 1.000 kelahiran hidup menjadi 35 per
1.000 kelahiran hidup. Berbagai faktor dapat menyebabkan adanya
penurunan AKB diantaranya dukungan peningkatan akses pelayanan
kesehatan antara lain peningkatan cakupan imunisasi dasar sehubungan
penyebab kematian bayi pada periode 1990-an antara lain dipteri dan
campak. Pada gambar 3.4 dapat dilihat penurunan AKB dari tahun 1991
sampai tahun 2012. Capaian AKB 32 di tahun 2012 kurang
menggembirakan dibandingkan target Renstra Kemenkes yang ingin

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 29
LAPORAN KEGIATAN

dicapai yaitu 24 di tahun 2014 juga target MDGs sebesar 23 per 1.000
kelahiran hidup di tahun 2015.
Berikut ini akan digambarkan grafik AKB berdasarkan Sensus
Penduduk periode 1971-2010 di Provinsi Sumatera Utara (Profil Dinkes
Prov. Sumut, 2016).
Grafik 2.5.2.1.1 Angka Kematian Bayi (AKB)/InfantMortality Rate (IMR)
diProvinsi Sumatera Utara (Hasil SP1971 – 2010)

Sumber : BPSProvinsi SumateraUtara 2013 (Profil Dinkes Provinsi Sumatera Utara).

Berbagai faktor dapat menyebabkan adanya penurunan AKB,


diantaranya pemerataan pelayanan kesehatan serta fasilitasnya. Hal ini
disebabkan AKB sangat sensitive terhadap perbaikan pelayanan kesehatan.
Selain itu, perbaikan kondisi ekonomi yang tercermin dengan pendapatan
masyarakat yang meningkat juga punya kontribusi dalam perbaikan gizi
yang berdampak positif pada daya tahan bayi terhadap infeksi penyakit
(Profil Dinkes Prov. Sumut, 2016).
2.5.2.2 Angka Kematian Balita (AKABA)
Angka kematian balita adalah jumlah anak yang meninggal
sebelum mencapai usia 5 (lima) tahun yang dinyatakan sebagai angka per
1.000 kelahiran hidup.
Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2012 diperoleh bahwa angka kematian balita (AKABA) di
Sumatera Utara sebesar 54/1.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka rata-

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 30
LAPORAN KEGIATAN

rata nasional pada tahun 2012 sebesar 43 per 1.000 kelahiran hidup. Angka
nasional ini mengalami sedikit penurunan dibandingkan AKABA pada
tahun 2007 yang sebesar 44 per 1.000 kelahiran hidup. Gambaran
perkembangan AKABA pada tahun 1991-2012 disajikan pada grafik
2.5.2.2.1 berikut ini (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2016).
Grafik 2.5.2.2.1Estimasi Angka Kematian Balita Per 1.000 Kelahiran Hidup
di Indonesia Tahun 1991–2012

Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara, 2013(Profil Dinkes Provinsi Sumatera Utara).

Secara umum AKABA di Indonesia dari tahun ketahun


cenderung mengalami penurunan.

2.5.2.3 Angka Kematian Ibu (AKI)


AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu
penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau
penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama
kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 Hari setelah melahirkan)
tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup.AKI
juga dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan
kehamilan. Indikator ini dipengaruhi status kesehatan secara umum,
pendidikan dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan. Sensitivitas
AKI terhadap perbaikan pelayanan kesehatan menjadikannya indikator
keberhasilan pembangunan sektor kesehatan (Profil Dinkes Prov. Sumut,
2016).

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 31
LAPORAN KEGIATAN

Berdasarkan SDKI(Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia)


tahun 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi yaitu
359/100.000 kelahiran hidup. Angka ini sedikit menurun jika dibandingkan
dengan SDKI tahun 1991, yaitu sebesar 390/100.000 kelahiran hidup.
Target MDGs global ke-5 adalah menurunkan angka kematian ibu menjadi
102/ 100.000 kelahiran hidup. Selama periode tahun 1991 sampai 2007
angka kematian ibu mengalami penurunan mulai dari 390/100.000 menjadi
228/100.000 kelahiran hidup. Namun kembali naik tahun 2012 menjadi
359/100.000 kelahiran hidup.
Berikut ini akan ditampilkan Angka Kematian Ibu di Sumatera
Utara periode 2009-2016 (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2016).
Grafik 2.5.2.3.1Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup di
Sumatera Utara Tahun 2009 – 2016

Sumber: Survey FKM-USU 2010 (2011-2013 angka estimasi) (Profil Dinkes


Provinsi Sumatera Utara).

2.5.3 Morbiditas (Angka Kesakitan)


Morbiditas adalah angka kesakitan, dapat berupa angka insiden
maupun angka prevalensi dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan
kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu. Tingkat
kesakitan suatu negara juga mencerminkan situasi derajat kesehatan
masyarakat yang ada didalamnya. Bahkan tingkat angka kesakitan
penyakit menular tertentu yang terkait dengan komitmen internasional
senantiasa menjadi sorotan dalam membandingkan kondisi antar negara.
Berikut ini akan disajikan gambaran morbiditas penyakit-penyakit
menular dan tidak menular yang dapat menggambarkan keadaan derajat
kesehatan masyarakat di Sumatera Utara sepanjang tahun 2016(Profil
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 32
LAPORAN KEGIATAN

Dinkes Prov. Sumut, 2016).


2.5.3.1 Penyakit-penyakit Menular
2.5.3.1.1 Diare
Pada tahun 2016, jumlah perkiraan kasus ada sebanyak 761.557
kasus (20% x 270/1.000 x Jml Penduduk), yang ditemukan dan ditangani
sebanyak 235.495 (30,92%), sehingga angka kesakitan (IR) diare per
1.000 penduduk baru mencapai 17. Pencapaian IR ini jauh di bawah target
program yaitu 270 per 1.000 penduduk. Rendahnya IR dikhawatirkan
bukan merefleksikan menurunnya kejadian penyakit diare pada
masyarakat tetapi lebih dikarenakan banyaknya kasus yang tidak terdata
(under- reporting cases) (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2016).
Dari 33 kabupaten/Kota yang ada, penemuan dan penanganan
kasus diare tertinggi di 3 (tiga) Kabupaten yaitu Sibolga (99,28 %),
Pakpak Barat (77,32%), dan Samosir (70,80%). Sedangkan Penemuan dan
penanganan kasus diare terendah di Kab. Nias Utara (3,09%), Kab. Karo
(3,51%) dan Nias Barat (4,60%) (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2016).
2.5.3.1.2 Pneumonia
Pada tahun 2016 cakupan penemuan kasus pneumonia pada balita
relatif masih rendah dan mengalami penurunan dari tahun 2015 dimana
perkiraan kasus sebesar 156.604 yang ditemukan, yang ditangani sebesar
22.703 (14,50%). Sedangkan pada tahun 2016, jumlah perkiraan kasus
sebesar 280.620 kasus, yang ditemukan dan ditangani hanya sebesar
16.000 kasus (5,70%).Dari sejumlah 33 Kabupaten/Kota, terdapat 8
Kabupaten/Kota yang melaporkan 0 (nol) kasus yaitu Kabupaten Nias
Utara, Nias Barat, Nias Selatan, Mandailing Natal, Labuhan Batu Selatan,
Karo, Humbang Hasundutan dan Pakpak Bharat.
Hal tersebut dimungkinkan masih terdapat keragu-raguan petugas
kesehatan dalam diagnosa penetapan kasus pneumonia sesuai pedoman
Tata Laksana Kasus Pneumonia Kementerian Kesehatan RI. Adapun
Kabupaten dengan jumlah penderita kasus pneumonia yang ditemukan dan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 33
LAPORAN KEGIATAN

ditangani terbanyak adalah di laporkan oleh Kota Tebing Tinggi sebesar


55,32%, Deli Serdang sebesar 16,15%, disusul dengan Padang Lawas
Utara sebesar 12,02%. Cakupan penemuan dan penanganan kasus
pneumonia pada balita pada kurun waktu 2012 – 2016 dapat kita lihat pada
grafik berikut ini (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2016).

Grafik 2.5.3.1.2.1 Cakupan Penemuan & Penanganan Kasus ISPA pada


Balita Tahun 2012–2016

Sumber : BPS Sumatera Utara 2016 (Profil Dinkes Provinsi Sumatera Utara).

Rendahnya cakupan penemuan kasus disebabkan oleh belum


diketahuinya dengan baik penetapan diagnosa pneumonia oleh petugas
kesehatan, disamping kelengkapan laporan dari Kabupaten/Kota yang
masih rendah, serta pelaporan kasus yang masih hanya bersumber dari
Puskesmas, sementara itu kerjasama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dengan RSUD dan RS Swasta dan yang lainnya termasuk klinik, Balai
Pengobataan. Belum terjalin dengan baik sehingga diduga masih banyak
kasus pneumonia yang yang dirawat dan tidak terlaporkan. Disamping hal
tersebut, jugamasih rendahnya alokasi dana untuk pelaksanaan kegiatan
pencegahan dan penanggulangan ISPA baik bersumber APBD maupun
APBN dan bantuan lainnya yang tidak mengikat (Profil Dinkes Prov.
Sumut, 2016).

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 34
LAPORAN KEGIATAN

2.5.3.1.3 TB Paru
Pada tahun 2016, Cross Notification Rate/CNR (kasus baru) TB
Paru BTA (+) di Sumatera Utara baru mencapai 105,02/100.000
penduduk. Pencapaian per Kabupaten/Kota, 3 (tiga) tertinggi adalahKota
Medan sebesar 3.006/100.000, Kabupaten Deli Serdang sebesar
2.184/100.000 dan Simalungun sebesar 962/100.000). Sedangkan 3 (tiga)
Kabupaten/Kota terendah adalah Kabupaten Nias Barat sebesar
50/100.000, Pakpak Barat sebesar 67/100.000 dan Gunung Sitoli sebesar
68/100.000. Untuk mengetahui CNR TB Paru BTA (+) per
Kabupaten/Kota di Sumatera Utara Tahun 2016 selanjutnya dapat dilihat
pada grafik berikut ini (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2016).

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 35
LAPORAN KEGIATAN

Grafik 2.5.3.1.3.1Angka Penemuan Kasus (CNR) TB Paru BTA


(+)Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota, 2016(Profil Dinkes Provinsi Sumatera Utara).

Ket : Warna Hijau CNR ≥160/100.000 penduduk dan Warna Merah


CNR <160/100.000 penduduk.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 36
LAPORAN KEGIATAN

Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2016, angka


keberhasilan pengobatan (Success Rate) rata-rata ditingkat Provinsi
mencapai 92,19%, dengan perincian persentase kesembuhan 85,52%,
namun hal ini mengalami kenaikan sebesar 2,58% dibandingkan tahun
2015 (89,61%). Angka success rate pada tahun 2016 ini telah mampu
melampaui target nasional yaitu 85%. Dari 33 Kabupaten/Kota, terdapat 2
Kabupaten/Kota yang belum mampu mencapai angkasuccess rate 85%
antara lain Medan & Padang Sidempuan seperti digambarkan pada grafik
(3.6) sebagai berikut(Profil Dinkes Prov. Sumut, 2016).

Grafik 2.5.3.1.3.2Angka Success Rate TB Paru BTA (+) Menurut


Kabupaten/KotaTahun 2016

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota, 2016 (Profil Dinkes Provinsi Sumatera Utara)

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 37
LAPORAN KEGIATAN

2.5.3.1.4 Acute Flaccid Paralyses (AFP)


Pada tahun 2016, jumlah kasus AFP (Non Polio) yang ditemukan
sebanyak 86 kasus dari 4.422.372 jiwa anak berusia < 15 tahun. AFP rate
(Non Polio) sebesar 1,94per 100.000 penduduk berusia < 15 tahun,
mengalami penemuan dibandingkan tahun 2015 yaitu 2,20per 100.000 dan
AFP ratetelah mencapai target nasional yaitu 2 per 100.000 anak berusia
<15 tahun.
Dari 33 kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara, ada 18
Kabupaten/Kota yang menemukan kasus AFP, grafik berikut ini
menggambarkan pencapaian AFP rate per Kabupaten/Kota secara lebih
rinci(Profil Dinkes Prov. Sumut, 2016).

Grafik 2.5.3.1.4.1AFP Rate (Non Polio) Berdasarkan Kabupaten/KotaTahun


2016

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2016(Profil Dinkes Provinsi Sumatera


Utara).

Dari grafik di atas mencerminkan bahwa belum seluruh


Kabupaten/Kota menjalankan Surveilans AFP dengan baik terbukti belum
seluruh Kabupaten/Kota melaporkan adanya kasus AFP, yang seharusnya
penemuan kasus AFP merata di seluruh Kabupaten/Kota di Sumatera
Utara dengan masing-masing mencapai rate minimal 2 per 100.000
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 38
LAPORAN KEGIATAN

sebagai strategi deteksi dan pembuktian tidak adanya penyebaran Virus


Polio Liar (VPL) di Sumatera Utara pada tahun 2016 (Profil Dinkes Prov.
Sumut, 2016).
2.5.3.1.5 HIV/AIDS
Berdasarkan data dari profil kesehatan kabupaten/Kota tahun 2016
terdapat penambahan kasus baru HIV tahun 2016 sebesar 1.352 kasus dan
terjadi kematian AIDS sebanyak 392 kasus. Dengan peningkatan ini maka
sampai dengan tahun 2016 jumlah kasus HIV secara keseluruhan menjadi
6.210 kasus dan AIDS sebanyak 5.625 kasus sejak HIV ditemukan
pertama kali di Sumatera Utara tahun 1992 sebanyak 1 kasus.
Perkembangan kasus HIV/AIDS di Sumatera Utara berdasarkan data tahun
2003-2016 dapat dilihat pada grafik berikut ini(Profil Dinkes Prov. Sumut,
2016).

Grafik 2.5.3.1.5.1Jumlah Kasus HIV-AIDS di Provinsi Sumatera Utara


Tahun 2003–2016

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2016.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 39
LAPORAN KEGIATAN

Berdasarkan grafik di atas diketahui adanya peningkatan penemuan kasus


HIV/AIDS yang terjadi pada tahun 2016 sebanyak 1.352 kasus, dengan
demikan maka setiap bulannya diperkirakan terdapat penambahan kasus
sekitar 112-113 kasus. Penemuan penderita ini salah satunya disebabkan
adanya layanan VCT (Voluntary Counselling and Testing) di berbagai tempat
di Sumatera Utara. VCT merupakan pintu masuk bagi penemuan kasus
disamping pelaksanaan pengobatan dan perawatan pasien serta penyampaian
informasi ke masyarakat khususnya terhadap mereka yang termasuk dalam
kelompok populasi berisiko tinggi terjangkit HIV/AIDS. Sampai dengan tahun
2016 tercatat telah terdapat 45 layanan VCT yang tersebar di 18
Kabupaten/Kota di Sumatera Utara(Profil Dinkes Prov. Sumut, 2016).
Berdasarkan data tahun 2016, tiga Kabupaten/Kota dengan penderita baru
HIV/AIDSsecara berturut adalah Kota Medan yaitu 617 kasus atau sekitar
35,38%, Kabupaten Deli Serdang sebanyak 189 kasus (10,84%) dan
Kabupaten Karo sebanyak 178 kasus (10,20%) dari total penderita baru di
Sumatera Utara. Sampai dengan akhir tahun 2016 tercatat telah ada 27
Kabupaten/Kota yang melaporkan ditemukannya kasus baru HIV/AIDS(Profil
Dinkes Prov. Sumut, 2016).
2.5.3.1.6 Kusta
Pada akhir tahun 2016 prevalensi rate kusta di Provinsi Sumatera Utara
masih relatif rendah yakni 1,36 per 100,000 penduduk dan Prevalensi Rate
penderita Kusta mengalami penurunan dibandingkan tahun 2015 dimana
prevalensi ratenya 1,47 per 100.000 penduduk.
Proporsi kasus baru kusta pada anak < 15 tahun dan kasus baru cacat
tingkat 2, merupakan indikator penting dalam rangka memantau kinerja
program P2 Kusta di Provinsi Sumatera Utara. Dengan mengetahui angka
tersebut, pertama, kita mengetahui kemungkinan adanya sumber penularan di
lingkungan tempat tinggal penderita yang harus ditemukan; kedua, dengan
kasus baru cacat tingkat 2 kita mengetahui ada kasus yang terlambat terdeteksi
dan ditangani yang kemungkinan juga akan menjadi sumber penularan baru.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 40
LAPORAN KEGIATAN

Berdasarkan data diketahui tahun 2016 tercatat sebanyak 181 penderita


baru kusta dan 19 kasus baru kusta adalah terjadi pada anak berusia
<15.Sedangkan 31 kasus merupakan penderita baru cacat tingkat 2. Dalam hal
ini jumlah kasus kusta terbanyak tercatat di Kota Medan yaitu 18 kasus,
diikuti dengan Langkat 17 kasus dan Labuhan Batu Utara sebanyak 13 kasus
(Profil Dinkes Prov. Sumut, 2016).
2.5.3.2 Penyakit Penyakit Tidak Menular
2.5.3.2.1 Demam Berdarah Dengue (DBD)
Pada tahun 2016, dilaporkan bahwa jumlah seluruh kasus DBD di
Sumatera Utara sebanyak 8.715 kasus dengan angka kesakitan atau Insidance
Rate (IR) sebesar 63,3/100.000 penduduk, sedangkan angka kematian atau
Case Fatality Rate (CFR) sebesar 0,69%. Bila dibandingkan dengan tahun
2015, maka terdapat peningkatan angka kasus DBD yang signifkan sebesar
21,9/100.000 penduduk. Namun terdapat penurunan angka kematian (CFR)
DBD sebesar 0,1%. Berikut ini akan disajikan angka kasus dan angka
kematian DBD dalam 7 (tujuh) tahun terakhir dari tahun 2010-2016 (Profil
Dinkes Prov. Sumut, 2016)
Grafik 2.5.3.2.1.1 Angka Kasus (IR) dan Angka Kematian (CFR) DBDdi
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2016

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2017 (Profil Dinkes Provinsi Sumatera
Utara).

Jumlah kasus tertinggi DBD terjadi di Kota Medan yakni sebanyak 1.784
kasus dengan CFR 0,62%. Berturut-turut antara lain Kabupaten Deli Serdang
sebanyak 1.144 kasus dengan CFR 0,17% dan Simalungun sebanyak 1.071
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 41
LAPORAN KEGIATAN

kasus dengan CFR 0%. Dan secara historis dalam kurun waktu beberapa
tahun wilayah Sumatera Utara seluruhya pernah melaporkan adanya DBD di
wilayahnya, namun pada tahun 2016 terdapat 3 (tiga) Kabupaten yang
melaporkan tidak ada (nol kasus) kasus DBD, yaitu Kabupaten Nias Selatan,
Humbang Hasundutan dan Mandailing Natal(Profil Dinkes Prov. Sumut,
2016).
Bila dibandingkan dengan angka indikator keberhasilan program dalam
menekan laju penyebaran DBD, yaitu Insidens Rate DBD adalah sebesar
51/100.000 penduduk maka angka persebaran kasus DBD Sumatera Utara
masih diatas indikator tersebut(Profil Dinkes Prov. Sumut, 2016).
Disisi lain, Case Fatality Rate (CFR) tahun 2016 sebesar 0,69% telah relatif
rendah dan sudah mampu mencapai target nasional yaitu <1%
mengindikasikan adanya peningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya
DBD, peningkatan sistem kewaspadaan dini DBD dan kesiapan pelayanan
kesehatan untuk merawat dan penyembuhan penderita. Penyebaran kasus
DBD per Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara tahun 2016 (Profil
Dinkes Prov. Sumut, 2016).
2.5.3.2.2 Filariasis
Pada tahun 2016 jumlah kasus baru filariasis dilaporkan sebanyak 30 kasus
baru dan jumlah ini mengalami penurunan dari tahun 2015 (44 kasus).
Sehingga total jumlah kasus filariasis yang tercata sampai dengan tahun 2016
adalah sebanyak 148 kasus dan angka kesakitan penduduk akibat filariasis
dikonfersikan sebesar 1,08/100.000 penduduk (Profil Dinkes Prov. Sumut,
2016).

2.5.4 Status Gizi Masyarakat


Provinsi Sumatera Utara memiliki 4 (empat) masalah gizi utama, yaitu
masalah gizi makro, khususnya Balita dengan Kurang Energi Protein (KEP)
yang ditandai dengan balita gizi kurang dan balita gizi buruk, masalah gizi
mikro terutama Kurang Vitamin A (KVA), Anemia Gizi Besi (AGB) dan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 42
LAPORAN KEGIATAN

Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY) (Profil Dinkes Prov. Sumut,


2016).

2.5.4.1 Balita dengan KEP (Balita Gizi Kurang & Buruk)


Berdasarkan data pada Profil Kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2016, dari
1.099.868 balita yang timbang diketahui tercatat 15.245 balita (1,39%) yang
berat badannya masih dibawah garis merah (BGM), sedangkan yang
menderita gizi buruk ada diidentifikasi sebanyak 1.424 balita (0,13%) dari
total penderita gizi kurang. Maka bila dibandingkan dengan data gizi buruk
tahun 2015 yakni sebanyak 1.279 kasus (0,10%) maka dalam hal ini
terdapat peningkatan kasus Gizi Buruk sebesar 0,03 % (Profil Dinkes Prov.
Sumut, 2016).
2.5.4.2 Anemia Gizi Besi (AGB)
Salah satu upaya yang dilakukan untuk menurunkan prevalensi anemia
adalah dengan pemberian tabelt besi (Fe) sebanyak 90 tabelt selama masa
kehamilan. Cakupan ibu hamil yang mendapat 90 tabelt besi di Sumatera
Utara pada tahun 2015 sebesar 80,13%. Bila dibandingkan dengan tahun
2014 sebesar 80,82%, ada penurunan sebesar 0,69%. Walaupun mengalami
penurunan angka cakupan pemberian tabelt besi ini sudah mampu mencapai
target nasional yaitu 80% (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2016).
2.5.4.3 Kurang Vitamin A (KVA)
Cakupan pemberian vitamin A pada balita di Provinsi Sumatera Utara dalam
enam tahun terakhir atau sejak tahun 2011 cenderung mengalami
peningkatan danhingga tahun 2016 presentasi KVAadalah sebesar 85,91%
yang berarti telah di atas target nasional yang ditetapkan yakni sebesar 80%
(Profil Dinkes Prov. Sumut, 2016).

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 43
LAPORAN KEGIATAN

Grafik 2.5.4.3.1 Cakupan Pemberian Vitamin APada Balita di Provinsi


Sumatera Utara Tahun 2011–2016

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2017 (Profil Dinkes Provinsi


Sumatera Utara.

Berikut ini akan disajikan persentase pemberian kapsul vitamin A pada


balita per Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016.

Grafik 2.5.4.3.2 Persentase Pemberian Kapsul Vitamin A Pada Balita


Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2016

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota, 2016. (Profil Dinkes Provinsi Sumatera


Utara).

Dari grafik diatas terlihat bahwa dari 33 Kabupaten/Kota yang menyediakan


pelayanan pemberian kapsul vitamin A pada anak balita telah terdapat 23
Kabupaten/Kotayang mampu mencapai target ≥ 80% sementara itu masih
terdapat 8 Kabupaten/Kota di Sumatera Utara yang memperoleh cakupan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 44
LAPORAN KEGIATAN

kurang dari 80% serta 2 Kabupaten/Kota yaitu Binjai & Nias Selatan tidak
menyampaikan laporan (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2016).
2.5.4.4 Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY)
Berdasarkan hasil Riskesdas 2013 diketahui bahwa hampir 90% rumah
tanggadi Sumatera Utara telah mengkonsumsi garam yang mengandung
cukup yodium. Konsumsi garam mengandung cukup iodium merupakan
upaya prevalensi penderita GAKY yang antara lain dapat meningkatkan
kerentanan terhadap penyakit gondok, sekaligus berpotensi menurunkan
imunitas terhadap berbagai serangan penyakit infeksi pada orang-orang yang
kekurangan zat yodium yang sering diperoleh dengan mengkonsumsi garam
(Profil Dinkes Prov. Sumut, 2016).

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 45
LAPORAN KEGIATAN

BAB III
STRUKTUR ORGANISASI DAN PROGRAM DINAS KESEHATAN
PROVINSI SUMATERA UTARA

3.1 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara


Berdasarkan Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor : 49/2017 Tentang
Tugas, Fungsi Dan Uraian Tugas Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Utara, struktur organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
sebagai berikut:
1. Kepala Dinas
2. Sekretaris
2.1. Sub Bagian Umum
2.2. Sub Bagian Keuangan
2.3. Sub Bagian Program
3. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat
3.1. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi
3.2. Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat
3.3. SeksiKesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja
4. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
4.1. Seksi Surveilans dan Imunisasi
4.2. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
4.3. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
5. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan
5.1. Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan Tradisional
5.2. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan
5.3. Seksi Akreditasi dan Jaminan Kesehatan
6. Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan
6.1. Seksi Kefarmasian
6.2. Seksi Alat Kesehatan dan PKRT
6.3. Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 46
LAPORAN KEGIATAN

7. Unit Pelaksana Teknis Dinas


7.1. UPT Rumah Sakit Kesehatan Mata Masyarakat
7.2. UPT Rumah Sakit Kesehatan Paru Masyarakat
7.3. UPT Laboratorium Kesehatan Daerah
7.4. UPT Pelatihan Kesehatan
7.5. UPT Rumah Sakit Indrapura
7.6. UPT Rumah Sakit Kusta Lausimomo
7.7. UPT Pelayanan Ambulan dan Pengaduan Masyarakat
8. Kelompok Jabatan Fungsional
9. Tata Kerja
3.1.1 Kepala Dinas
Kepala Dinas Mempunyai Fungsi:
1. Penyelenggaraan perumusan kebijakan upaya kesehatan, sumber daya
kesehatan sediaan farmasi, alat kesehatan, makanan minuman,
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan sesuai dengan bidang
ruang lingkup.
2. Penyelenggaraan kebijakan upaya kesehatan, sumber daya kesehatan,
sumber daya kesehatan sediaan farmasi, alat kesehatan, makanan
minuman, pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan sesuai dengan
bidang ruang lingkup.
3. Penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan upaya kesehatan,
sumber daya kesehatan, sumber daya kesehatan sediaan farmasi, alat
kesehatan, makanan minuman, pemberdayaan masyarakat bidang
kesehatan sesuai dengan bidang ruang lingkup.
4. Penyelenggaraan administrasi upaya kesehatan, sumber daya
kesehatan, sumber daya kesehatan sediaan farmasi, alat kesehatan,
makanan minuman, pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
sesuai dengan bidang ruang lingkup.
5. Penyelenggaraan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur terkait
dengan tugas dan fungsinya.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 47
LAPORAN KEGIATAN

Kepala Dinas Mempunyai Uraian Tugas:


1. Menyelenggarakan perumusan, penyusunan dan penyempurnaan,
penetapan, pengaturan, pembinaan, pengkoordinasian, pelaksanaan,
pengendalian, fasilitasi, advokasi, pengawasan dan evaluasi kebijakan
teknis pembangunan kesehatan tingkat Provinsi di bidang kesehatan
masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit pelayanan
kesehatan, serta sumber daya kesehatan tingkat Provinsi.
2. Menyelenggarakan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
pengendalian, dan pembinaan pembangunan kesehatan jangka
menengah dan Tahunan tingkat Provinsi sinkronisasi perencanaan
pembangunan kesehatan Kabupaten atau Kota terhadap perencanaan
pembangunan kesehatan tingkat Provinsi.
3. Menyelenggarakan koordinasi lintas sektor, lintas program dan kerja
sama kemitraan dengan pihak terkait dalam pembangunan kesehatan
tingkat Provinsi.
4. Menyelenggarakan pembinaan, koordinasi, pengawasan, evaluasi, dan
fasilitasi peningkatan kapasitas, kompetensi dan kemandirian
Kabupaten/Kota dalam penanganan urusan pembangunan kesehatan di
Kabupaten/Kota.
5. Menyelenggarakan penyusunan, penyempurnaan dan pengendalian
penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian tugas pokok dan
fungsi jabatan struktural dan jabatan fungsional, serta standar teknis
tata hubungan kerja organisasi dan indikator kinerja dinas.
6. Menyelenggaraan penataan pembinaan dan pengkoordinasian Dinas
dan Unit Pelaksana Teknis Dinas.
7. Menyelenggaraan pelayanan administrasi interna dan eksternal dinas
dan pelaksanaan penegakkan hukum – hukum kesehatan.
8. Menyelenggaraan pembinaan, peningkatan partisipasi dan
pemberdayaan kesehatan masyarakat, lembaga non pemerintah dan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 48
LAPORAN KEGIATAN

swasta dalam pengelolaan dan pembangunan kesehatan tingkat


Provinsi.
9. Menyelenggaraan penetapan program kerja dan rencana kerja dinas.
10. Menyelenggaraan pengendalian Tugas dan Fungsi Dinas serta
pengkoordinasian penyusunan tugas-tugas teknik.
11. Menyelenggaraan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur melalui
Sekretaris Daerah sesuai bidang tugas dan fungsinya.
12. Menyelenggaraan pemberian masukan yang perlu kepada Gubernur
melalui Sekretaris Daerah sesuai bidang tugas dan fungsinya.
13. Menyelenggaraan pelaporan dan pertanggung jawaban atas
pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Gubernur melalui Sekretaris
Daerah, sesuai ketentuan yang ditetapkan.
3.1.2 Sekretaris
Sekretaris Mempunyai Tugas:

Sekretariat mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam


penyelenggaraan urusan koordinasi, pelaksanaan dan pemberian dukungan
administrasi, keuangan dan program.
Sekretariat Menyelenggarakan Fungsi :
1. Penyelenggaraan rumusan kebijakan operasional tugas administrasi di
lingkungan Dinas Kesehatan Daerah Provinsi.
2. Penyelenggaraan koordinasi pelaksanaan tugas dan pemberian
dukungan administrasi kepada semua unsur organisasi di lingkungan
Dinas Kesehatan Daerah.
3. Penyelenggaraan pemantauan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
tugas administrasi di lingkungan Dinas Kesehatan Daerah.
4. Penyelenggaraan pengelolaan aset yang menjadi tanggung jawab
Dinas Kesehatan Provinsi.
5. Penyelenggaraan inventarisasi, pembinaan, pengendalian,
pengawasan, evalusasi, koordinasi, advokasi, dan penegakkan sanksi,
terhadap penyusunan, penyempurnaan, dan penerapan/pelaksanaan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 49
LAPORAN KEGIATAN

pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis, tatalaksana,


Standard Operating Procedure (SOP), kebijakan, regulasi,
perda/ranperda, norma, kriteria ataupun ketentuan lainnya dalam
penanganan urusan kesekretariatan.
6. Penyelenggaraan penyusunan, penyempurnaan dan pengendalian
penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian tugas pokok dan
fungsi jabatan struktural dan staf, serta standar teknis tata hubungan
kerja organisasi dan indikator kinerja kesekretariatan.
7. Penyelenggaraan melakukan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-
kajian dan studi ilmiah manajemen pembangunan dan kebijakan
kesehatan terkait dalam penanganan urusan kesekretariatan dan
pengintegrasian sistem teknologi informasi dalam penanganan urusan
kesekretariatan.
8. Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi, pengawasan, evaluasi, dan
fasilitas peningkatan kapasitas, kompetensi dan kemandirian
kabupaten/Kota dalam penanganan urusan kesekretariatan.
9. Penyelenggaraan penyusunan perencanaan jangka menengah
(Rencana Strategis) dan rencana kerja tahunan (Renja), serta
koordinasi penyusunan program, anggaran, penyediaan data,
informasi dan sinkronisasi perencanaan Kabupaten/Kota terhadap
perencanaan tingkat Provinsi dalam penanganan urusan
kesekretariatan.
10. Penyelenggaraan koordinasi seluruh kegiatan bidang-bidang Dinas
dan Unit Pelaksana Teknis.
11. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas, sesuai
bidang tugas dan fungsinya dan pemberian masukan yang perlu
kepada Kepala Dinas sesuai bidang tugas dan fungsinya.
12. Penyelenggaraan pelaporan dan pertanggung jawaban atas
pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Kepala Dinas, sesuai standar
yang ditetapkan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 50
LAPORAN KEGIATAN

Sekretaris Mempunyai Uraian Tugas :


1. Menyelenggarakan koordinasi, pelaksanaan dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan dinas.
2. Menyelenggarakan pengelolaan administrasi umum perkantoran dan
rumah tangga dinas, manajemen organisasi dan hukum/hukum
kesehatan.
3. Menyelenggarakan penatausahaan, pelembagaan, pengorganisasian
dan penatalaksanaan.
4. Menyelenggarakan pengelolaan dan pembinaan naskah dinas,
pertelekomunikasian dan persandian.
5. Menyelenggarakan penataan dan pemeliharaan perlengkapan kantor,
peralatan dinas dan inventaris rumah tangga dinas.
6. Menyelenggarakan penyusunan dan penataan standar tata hubungan
kerja dan standar mekanisme koordinasi antar unit dinas.
7. Menyelenggarakan penyusunan bahan rancangan/tata konsep,
dokumentasi peraturan perundang-undangan dan pengelolaan
perpustakaan.
8. Menyelenggarakan pengelolaan hubungan kemasyarakatan, informasi
publik dan perkantoran.
9. Menyelenggarakan fasilitasi pelayanan umum, pelayanan minimal,
pengaturan keamanan dan kenyamanan kantor.
10. Menyelenggarakan pengelolaan tertib administrasi kepegawaian.
11. Menyelenggarakan pengkoordinasian dan pembinaan jabatan
fungsional.
12. Menyelenggarakan pengelolaan dan pembinaan keuangandan
perbendaharaan.
13. Menyelenggarakan pengelolaan akuntansi, verifikasi, ganti rugi dan
tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan.
14. Menyelenggarakan pengelolaan sarana dan prasarana perlengkapan
dan aset dinas.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 51
LAPORAN KEGIATAN

15. Menyelenggarakan pengkoordinasian penyusunan program, anggaran


dan pelaporan dinas.
16. Menyelenggarakan pengkajian anggaran belanja dan pengendalian
administrasi anggaran belanja.
17. Menyelenggarakan pengkajian, pemetaan dan evaluasi peruntukan
anggaran belanja dan aset dinas serta melaksanakan penghitungan
belanja kesehatan dari seluruh sumber pembiayaan dan dari seluruh
sektor terkait kesehatan tingkat Provinsi.
18. Menyelenggarakan koordinasi penyusunan rencana kerja sekretariat,
bidang-bidang dan unit pelaksana teknis dinas.
19. Menyelenggarakan pengkajian dan koordinasi perencanaan program
bidang sekretariat dan unit pelaksana teknik dinas.
20. Menyelenggarakan penyusunan perencanaan tahunan dan perencanaan
jangka menengah, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP), Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) dan
Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) Dinas.
21. Menyelenggarakan pengkoordinasian pelaporan, monitoring dan
evaluasi kegiatan sekretariat dan bidang-bidang serta unit pelaksana
teknis dinas.
22. Menyelenggarakan koordinasi penyusunan program, anggaran,
penyediaan data, informasi dan sinkronisasi perencanan
Kabupaten/Kota terhadap perencanaan tingkat Provinsi.
23. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan kesehatan yang
mendukung perumusan kebijakan Provinsi dan melaksanakan Survei
Kesehatan Daerah (Surkesda).
24. Menyelenggarakan pemantauan dan pemanfaatan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi (IPTEK) Kesehatan.
25. Menyelenggarakan penyelenggaraan kerjasama luar negeri dan
melaksanakan peningkatan pengawasan dan akuntabilitas.
26. Menyelenggarakan penyelenggaraan sistem informasi kesehatan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 52
LAPORAN KEGIATAN

27. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait, mengatur


rapat-rapat internal dinas dan melaksanakan telaah staf sebagai bahan
pertimbangan pengambilan kebijakan.
3.1.3 Bidang Kesehatan Masyarakat
Bidang kesehatan masyarakat mempunyai tugas membantu Kepala Dinas
dalam menangani urusan yang meliputi urusan peningkatan upaya
kesehatan masyarakat, kesehatan keluarga, gizi masyarakat dan gizi
keluarga, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat, kesehatan
lingkungan dan kesehatan kerja dan olahraga tingkat Provinsi.

Bidang Kesehatan Masyarakat Menyelenggarakan Fungsi:


a. Penyelenggaraan inventarisasi, pembinaan, pengendalian,
pengawasan, evaluasi, koordinasi, advokasi, dan penegakan sanksi,
terhadap penyusunan, penyempurnaan dan penerapan/pelaksanaan
pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis, tatalaksana, standar,
Standard Operating Procedure (SOP), kebijakan, regulasi,
perda/ranperda, norma, kriteria ataupun ketentuan lainnya dalam
penanganan urusan bidangnya.
b. Penyelenggaraan penyusunan, penyempurnaan dan pengendalian
penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian tugas pokok dan
fungsi jabatan struktural dan staf, standar teknis tata kerja organisasi
dan indikator kinerja bidangnya.
c. Penyelenggaraan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-kajian dan
studi ilmiah manajemen pembangunan dan kebijakan kesehatan terkait
urusan bidangnya dan pengintegrasian sistem teknologi informasi
dalam penanganan urusan bidangnya berbasis sistem informasi
kesehatan.
d. Penyelenggaraan pembinaan, koordianasi, pengawasan, evaluasi, dan
fasilitas peningkatan kapasitas, kompetensi dan kemandirian
Kabupaten/Kota dalam penanganan urusan bidangnya.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 53
LAPORAN KEGIATAN

e. Penyelenggaraan penyusunan perencanaan jangka menengah dan


rencana tahunan, dan koordinasi penyusunan program, anggaran,
penyediaan data, informasi dan mensinkronisasikan perencanaan
Kabupaten/Kota terhadap perencanaan tingkat Provinsi dalam
penanganan urusan bidangnya.
f. Penyelenggaraan pembinaan pegawai pada lingkup bidangnya dan
penyelenggaraan arahan dan bimbingan kepada pejabat struktural di
bidangnya.
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai dengan
bidang tugas dan fungsinya serta pemberian masukan yang perlu
kepada Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
h. Pelaporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya
kepada Kepala Dinas sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Mempunyai Uraian Tugas:
a. Menyelenggarakan upaya-upaya kesehatan masyarakat dan
kesehatan keluarga, upaya peningkatan kesehatan gizi masyarakat
dan gizi keluarga, serta pengendalian dan penanggulangan penyakit
akibat kekurangan dan kelebihan gizi, penanganan kesehatan usia
lanjut, dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat tingkat
Provinsi.
b. Menyelenggarakan upaya-upaya peningkatan mutu manajemen Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) berbasis pencegahan penyakit,
promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang terintegrasi
dengan sistem informasi kesehatan tingkat Provinsi.
c. Menyelenggarakan promosi Kesehatan Masyarakat dengan
menggunakan metode, sarana dan teknologi promosi kesehatan, dan
pengembangan unit khusus promosi kesehatan berbasis teknologi
informasi dan media yang terintegrasi dengan sistem informasi
kesehatan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 54
LAPORAN KEGIATAN

d. Menyelenggarakan upaya peningkatan partisipasi masyarakat dan


pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan serta
peningkatan upaya fasilitas, advokasi dan pendampingan
masyarakat, pengembangan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
(UKBM), Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) tingkat Provinsi.
e. Menyelenggarakan upaya-upaya peningkatan kesehatan lingkungan,
sanitasi dasar, pencegahan dan penanggulangan pencemaran,
penyehatan tempat-tempat umum, penyehatan kawasan dan sanitasi
darurat, Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), sanitasi
makanan dan bahan pangan serta pengamanan limbah tingkat
Provinsi.
f. Menyelenggarakan upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit
dan kecelakaan akibat kerja, pengawasan kualitas lingkungan kerja
dan industri, penyehatan kawasan kerja dan industri, dan penanganan
kesehatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI), serta pengembangan
kesehatan olahraga tingkat Provinsi.
g. Menyelenggarakan pembinaan, pengendalian, pengawasan dan
peningkatan mutu manajemen institusi kesehatan pemerintah dan
swasta terkait dengan upaya-upaya kesehatan masyarakat, sesuai
dengan standar mutu manajemen yang ditetapkan.
h. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait.
i. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya.
3.1.4 Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Bidang pencegahan dan pengendalian penyakit mempunyai tugas
membantu Kepala Dinas dalam menangani urusan yang meliputi urusan
penyelenggaraan pencegahan dan pengendalian penyakit, surveilans
epidemiologi, kekarantinaan kesehatan, kesehatan matra dan haji,
penangggulangan dan/atau penyelidikan Kejadian Luar Biasa (KLB),
wabah dan bencana, imunisasi, pencegahan dan pengendalian penyakit

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 55
LAPORAN KEGIATAN

menular, penyakit menular vektor, penyakit zoonotic, penyakit tidak


menular, upaya kesehatan jiwa, penyalahgunaan Narkotika, Psikotoprika,
dan Zat Aditif lainnya (NAPZA) dalam peningkatan derajat kesehatan
masyarakat tingkat Provinsi.
Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menyelenggarakan
Fungsi:
a. Penyelenggaraan pembinaan, pengendalian, pengawasan, evaluasi,
koordinasi, advokasi, inventarisasi dan penegakan sanksi, terhadap
penyusunan, penyempurnaan dan penerapan/pelaksanaan pedoman,
petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis, tatalaksana, standar, Standard
Operating Procedure (SOP), kebijakan, regulasi, perda/ranperda,
norma, kriteria ataupun ketentuan lainnya dalam penanganan urusan
bidangnya.
b. Penyelenggaraan penyusunan, penyempurnaan dan pengendalian
penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian tugas pokok dan
fungsi jabatan struktural dan staf, standar teknis tata hubungan kerja
organisasi dan indikator kinerja bidangnya.
c. Penyelenggaraan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-kajian dan
studi ilmiah manajemen pembangunan dan kebijakan kesehatan terkait
urusan bidangnya dan pengintegrasian sistem teknologi informasi
dalam penanganan urusan bidangnya.
d. Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi, pengawasan, evaluasi, dan
fasilitasi peningkatan kapasitas, kompetensi dan kemandirian
Kabupaten/Kota dalam penanganan urusan bidangnya.
e. Penyelenggaraan penyusunan perencanaan jangka menengah dan
rencana tahunan, dan koordinasi penyusunan program, anggaran,
penyediaan data, informasi dan mensinkronisasikan perencanaan
Kabupaten/Kota terhadap perencanaan tingkat Provinsi dalam
penanganan urusan dibidangnya.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 56
LAPORAN KEGIATAN

f. Penyelenggaraan pembinaan pegawai pada lingkup bidangnya dan


penyelenggaraan arahan dan bimbingan kepada pejabat struktural
dibidangnya.
g. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai
dengan bidang tugas dan fungsinya serta pemberian masukan yang
perlu kepada Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
h. Penyelenggaraan pelaporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
tugas dan fungsinya kepada Kepala Dinas sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Mempunyai
Uraian Tugas:
a. Menyelenggarakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,
Penyiapan bimbingan teknis dan supervise, pemantauan, evaluasi dan
pelaporan dalam urusan pelaksanaan surveilans epidemiologi,
kekarantinaan kesehatan, penanggulangan dan/atau penyelidikan
kejadian luar biasa (KLB), wabah, imunisasi, kesehatan haji,
pencegahan dan pengendalian penyakit menular, penyakit menular
vektor, penyakit zoonotic, penyakit tidak menular, upaya kesehatan
jiwa, penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Aditif lainnya
(NAPZA).
b. Menyelenggarakan upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit
yang menimbulkan epidemi.
c. Menyelenggarakan imunisasi dan pencapaian UCI (Universal Child
Immunization).
d. Menyelenggarakan surveilans epidemiologi dan penyelidikan kejadian
luar biasa.
e. Menyelenggarakan pengendalian wabah dan bencana yang meliputi
kesiapsiagaan, mitigasi dan kesiapsiagaan tanggap darurat dan
pemulihan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 57
LAPORAN KEGIATAN

f. Menyelenggarakan pengendalian operasional penanggulangan


masalah kesehatan akibat bencana dan wabah.
g. Menyelenggarakan upaya kesehatan matra.
h. Menyelenggarakan pengintegrasian teknologi informasi pencegahan
dan pengendalian penyakit berbasis sistem informasi kesehatan
terkordinasi dengan bidang-bidang kerja terkait.
i. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait.
j. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya.
Untuk melaksanakan tugas, fungsi, dan uraian tugas Kepala Bidang
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dibantu:
a. Seksi Surveilans dan Imunisasi.
b. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular.
c. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular.
KepalaSeksi Survailans Dan Imunisasi Mempunyai Uraian Tugas:
a. Melakukan urusan-urusan dalam ruang lingkup yang meliputi urusan
surveilans epidemiologi, penyakit infeksi emerging, kekarantinaan
kesehatan, kesehatan matra, penanggulangan dan penyelidikan
kejadian luar biasa (KLB), wabah dan bencana, imunisasi serta
penanganan kesehatan haji dalam peningkatan derajat kesehatan
masyarakat tingkat Provinsi.
b. Melaksanakan inventarisasi; pembinaan, pengendalian, pengawasan,
evaluasi, koordinasi, advokasi, dan penegakan sanksi, terhadap
penerapan/pelaksanaan Pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk
teknis, tata laksana, standar, Standard Operating Procedure (SOP),
kebijakan, regulasi, perda/ranperda, .norma, kriteria ataupun ketentuan
lainnya dalam penanganan urusan seksinya.
c. Melaksanakan pembinaan, koordinasi, pengawasan dan evaluasi dalam
penyempumaan dan penyusunan Pedoman, petunjuk peleksanaan,
petunjuk teknis, tata laksana, standar, Standard Operating

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 58
LAPORAN KEGIATAN

Procedure(SOP), kebijakan, regulasi, perda/ranperda, norma, kriteria


ataupun ketentuan lainnya dalam penanganan urusan seksinya.
d. Melaksanakan penyusunan, penyempurnaan dan pengendalian
penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian tugas pokok dan fungsi
staf, standar teknis tata hubungan kerja organisasi dan indikator kinerja
seksinya.
e. Melaksanakan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-kajian dan studi
ilmiah manajemen pembangunan dan kebijakan kesehatan terkait
dalarn penanganan urusan seksinya.
f. Pelaksanaan pengintegrasian teknologi informasi surveilansdan
imunisasi berbasis -sistem informasi kesehatan terkoordinasi dengan
bidang-bidang kerja terkait lainnya.
g. Melaksanakan pembinaan koordinasi, pengawasan, evaluasi, dan
fasilitasi. peningkatan kapasitas, kompetensi dan kemandirian
Kabupaten/Kota dalam penanganan urusan seksinya.
h. Melaksanakan penyusunan perencanaan jangka menengah dan rencana
tahunan, dan koordinasi penyusunan program, anggaran, penyediaan
data, informasi dan mensinkronisasikan perencanaan Kabupaten/Kota
terhadap perencanaan tingkat Provinsi dalam penanganan urusan
seksinya.
i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai dengan
bidang tugas dan fungsinya.
j. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
k. Pelaporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas kepada Kepala
Bidang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 59
LAPORAN KEGIATAN

Kepala Seksi Pencegahan dam Pengendalian Penyakit Menular


mempunyai uraian tugas :
a. Melaksanakan urusan-urusan dalam ruang lingkup yang meliputi
urusan pengendalian, pencegahan dan pengendalian penyakit
menular langsung, penyakit menular vektor, penyakit zoonotik dalam
peningkatan derajat kesehatan masyarakat tingkat Provinsi.
b. Melaksanakan inventarisasi, pembinaan, pengendalian, pengawasan,
evaluasi, koordinasi, advokasi, dan penegakan sanksi, terhadap
penerapan/pelaksanaan Pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk
teknis, tata laksana, standar, Standard Operating Procedure (SOP),
kebijakan, regulasi, perda/ ranperda, norma, kriteria ataupun
ketentuan lainnya dalam penangganan urusan seksinya.
c. Melaksanakan pembinaan, koordinasi, pengawasan dan evaluasi
dalam penyempurnaan dan penyusunan Pedoman, petunjuk
pelaksanaan, petunjuk teknis, tata laksana, standar, Standard
Operating Procedure (SOP), kebijakan, regulasi, perda/ranperda,
norma, kriteria ataupun ketentuan lainnya dalam penanganan urusan
seksinya.
d. Melaksanakan penyusunan, penyempumaan dam pengendalian
penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian tugas pokok dan
fungsi staf, standar teknis tam hubungan kerja organisasi dan
indikator kinerja seksinya.
e. Melaksanekan analisis, pemetaan, penelitian, kajian - kajian dan
studi ilmiah manajemen pembangunan dan kebijakan kesehatan
terkait dalam penanganan urusan seksinya.
f. Melaksanakan pengintegrasian teknologi informasi pencegahan dan
pengendalian penyakit menular berbasis sistem informasi kesehatan
terkordinasi dengan bidang –bidang kerja terkait lainnya.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 60
LAPORAN KEGIATAN

g. Melaksanakan pembinaan, koordiansi, pengawasan, evaluasi, dan


fasilitasi peningkatan kapasitas, kompetensi dan kemandirian
Kabupaten/ Kota dalam penanganan urusan seksinya.
h. Melaksanakan penyusunan perencanaan jangka menengah dan
rencana tahunan, dan koordinasi penyusunan program, anggaran,
penyediaan data, informasi dan mensinkronisasikan perencanaan
Kabupaten/Kota terhadap perencanaan tingkat Provinsi dalam
penanganan urusan seksinya.
i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai
dengan bidang tugas dan fungsinya.
j. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Bidang seauai
dengan tugas dan fungsinya.
k. Pelaporan penanggungjawaban atas pelaksanaan tugas kepada
Kepala Bidang sesuai denganketentuan yang ditetapkan.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
mempunyai uraian tugas:
a. Melaksanakan urusan-urusan dalam ruang lingkup yang meliputi
urusan pengendalian, pencegahan dan penanggulangan penyakit
tidak menular. upaya kesehatan jiwa. penyalahgunaan Narkotika,
Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) delampeningkatan
derajat kesehatan masyarakat tingkat Provinsi.
b. Melaksanakan inventarisasi, pembinaan, pengendalian, pengawasan,
evaluasi, koordinasi, advokasi, dan penegakan sanksi, terhadap
penerapan/pelaksanaan Pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk
teknis, tata laksana, stander, Standard Operating Procedure (SOP),
kebijakan, regulasi, perda/ranperda, norma, kriteria ataupun
ketentuan lainnya dalam penanganan urusan seksinya.
c. Melaksanakan pembinaan, koordinasi, pengawasan dan evaluasi
dalam penyempurnaan dan penyususnan Pedoman, petunjuk
pelaksanaan, petunjuk teknis, tata laksana, standar, Standard

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 61
LAPORAN KEGIATAN

Operating Procedure (SOP), kebijakan, regulaSi, perda/ranperda,


norma, kriteria ataupun ketentuan lainnya dalam penanganan urusan
seksinya.
d. Melaksanakan penyusunan, penyempurnaan dan pengendalian
penerapan/ pelaksanaan dokumen teknis rincian tugas pokok dan
fungsi staf, standar teknis tata hubungan kerja organisasi dan
indikator kinerja seksinya.
e. Melaksanakan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-kajian dan studi
ilmiah manajemen pembangunan dan kebijakan kesehatan terkait
dalam penanganan urusan seksinya.
f. Melaksanakan pengintegrasian teknologi informasi pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa berbasis
sistem informasi kesehatan terkoordinasi dengan bidang-bidang
kerja terkait lainnya.
g. Melaksanakan pembinaan, koordinasi, pengawasan, evaluasi, dan
fasilitasi peningkatan kapasitas, kompetensi dan kemandirian
Kabupaten/Kota dalam penanganan urusan seksinya.
h. Melaksanakan penyusunan perencanaan jangka menengah dan
rencana tahunan, dan koordinasi penyusunan program, anggaran,
penyediaan data, informasi dan mensinkronisasikan perencanaan
Kabupaten/Kota terhadap perencanaan tingkat Provinsi dalam
penanganan urusan seksinya.
i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai
dengan bidang tugas dan fungsinya.
j. Melaksanakan pemberian masukan yang perlu kepada Kepala
Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.
k. Melaksanakan pelaporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
tugas kepada Kepala Bidang sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 62
LAPORAN KEGIATAN

3.1.5 Bidang Pelayanan Kesehatan


Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas
dalam menangani urusan yang meliputi pelayanan kesehatan primer,
pelayanan kesehatan tradisional, pelayanan kesehatan rujukan dan
akreditasi fasilitas pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan.
Bidang Pelayanan Kesehatan Menyelenggarakan Fungsi:
a. Penyelenggaraan inventarisasi, pembinaan, pengendalian,
pengawasan, evaluasi, koordinasi, advokasi dan penegakan sanksi,
terhadap penyusunan, penyempurnaan dan penerapan/pelaksanaan
pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis, tatalaksana, standar,
Standard Operating Procedure (SOP), kebijakan, regulasi,
perda/ranperda, norma, kriteria ataupun ketentuan lainnya dalam
penanganan urusan bidangnya.
b. Penyelenggaraan penyusunan, penyempurnaan dan pengendalian
penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian tugas pokok dan
fungsi jabatan struktural dan staf, standar teknis tata hubungan kerja
organisasi dan indikator kinerja bidangnya.
c. Penyelenggaraan pembinaan, pengendalian, pengawasan, dan
peningkatan mutu pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta sesuai
dengan standar mutu yang ditetapkan.
d. Penyelenggaraan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-kajian dan
studi ilmiah manajemen pembangunan dan kebijakan kesehatan terkait
urusan bidangnya dan pengintegrasian sistem teknologi informasi
dalam penanganan urusan bidangnya.
e. Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi, pengawasan, evaluasi, dan
fasilitasi peningkatan kapasitas, kompetensi dan kemandirian
Kabupaten/Kota dalam penanganan urusan bidangnya.
f. Penyelenggaraan penyusunan perencanaan jangka menengah dan
rencana Tahunan, dan koordinasi penyusunan program, anggaran,
penyediaan data, informasi dan mensinkronisasikan perencanaan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 63
LAPORAN KEGIATAN

Kabupaten/Kota terhadap perencanaan tingkat Provinsi dalam


penanganan urusan dibidangnya.
g. Penyelenggaraan pembinaan pegawai pada lingkup bidangnya dan
penyelenggaraan arahan dan bimbingan kepada pejabat struktural
dibidangnya.
h. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai
dengan bidang tugas dan fungsinya serta pemberian masukan yang
perlu kepada Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
i. Penyelenggaraan pelaporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
tugas dan fungsinya kepada Kepala Dinas sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan.

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Mempunyai Uraian Tugas:


a. Menyelenggarakan urusan-urusan dalam ruang lingkup yang
meliputi urusan pelayanan kesehatan primer dan tradisional, serta
pemenuhan standar pelayanan kesehatan primer dan tradisional, serta
peningkatan pelayanan Sentra Pengembangan dan Penerapan
Pengobatan Tradisional (SP3T) tingkat Provinsi.
b. Menyelenggarakan urusan-urusan dalam ruang lingkup yang
meliputi pelayanan kesehatan mjukan/spesialistik, sistem rujukan,
dan pelayanan kesehatan rujukan perkotaan serta pemenuhan standar
pelayanan kesehatan rujukan tingkat Provinsi.
c. Menyelenggarakan urusan-urusan dalam ruang lingkup yang
meliputi akreditasi fasilitas pelayanan kesehatan, dan rekomendasi
izin sarana kesehatan serta jaminan kesehatan berupa kepesertaan,
pemeliharaan kesehatan, pembiayaan kesehatan tingkat Provinsi.
d. Menyelenggarakan. inventarisasi, pembinaan, pengendalian,
pengawasan, evaluasi, koordinasi, advokasi, dan penegakan sanksi,
terhadap penyusunan, penyempumaan dan penerapan/pelaksanaan
pedoman, petunjuk pelaksaanaan, petunjuk teknis, tata laksana,

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 64
LAPORAN KEGIATAN

standar, Standard Operating Procedure (SOP), kebijakan, regulasi,


perda/ranperda, norma, kriteria ataupun ketentuan lainnya dalam
penanganan urusan bidangnya.
e. Menyelenggarakan penyusunan, penyempunaan dan pengendalian
penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian tugas pokok dan
fungsi jabatan struktural dan staf, standar teknis tata hubungan kerja
organisasi dan indikator kinerja bidangnya.
f. Menyelenggarakan pembinaan, pengendalian, pengawasan, dan
peningkatan mutu pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta sesuai
dengan standar mutu yang ditetapkan.
g. Menyelenggarakan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-kajian dan
studi ilmiah manajemen pembangunan dan kebijakan kesehatan
terkait bidangnya dan pengintegrasian sistem teknologi informasi
dalam penanganan urusan bidangnya.
h. Menyelenggarakan pembinaan, koordinasi, pengawasan, evaluasi,
dan fasilitasi peningkatan kapasitas, kompetensi dan kemandirian
Kabupaten/Kota dalam penanganan urusan bidangnya.
i. Menyelenggarakan pcnyusunan perencanaan jangka menengah dan
rencana tahunan, dan koordinasi penyusunan program, anggaran,
penyediaan data, informasi dan mensinkronisasikan perencanaan
Kabupaten/Kota terhadap perencanaan tingkat Provinsi dalam
penanganan urusan bidangnya.
j. Menyelenggarakan pembinaan pegawai pada lingkup bidangnya dan
penyelenggaraan arahan dan bimbingan kepada pejabat struktural di
bidangnya.
k. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai
dengan bidang tugas dan fungsinya serta pemberian masukan yang
perlu kepada Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 65
LAPORAN KEGIATAN

l. Menyelenggarakan pelaporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan


tugas dan fungsinya kepada Kepala Dinas sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan.
Untuk melaksanakan tugas, fungsi dan uraian tugas Kepala Bidang
Pelayanan Kesehatan dibantu:
a. Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan Tradisional.
b. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan.
c. Seksi Akreditasi Fasilitas Pelayanan Kcsehatan dan Jasminan
Kcsehatan.
Kepala Seksi Pelayanan Keschatan Primer dan Tradisional
mempunyai uraian tugas :
a. Melaksanakan urusan-urusan dalam ruang Iingkup yang meliputi
urusan pelayanan kesehatan primer dan tradisional, serta pemenuhan
standar pelayanan kesehatan primer dan tradisional, serta peningkatan
pelayanan Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan
Tradisional (SP3T) tingkat Provinsi.
b. Melaksanakan urusan-urusan dalam ruang lingkup yang meliputi
pelayanan kesehatan khusus berupa Kesehatan Perkotaan, Pos
Kesehatan Pesantren, kesehatan mata, kesehatan indera, kesehatan
gigi mulut, penunjang medik dan keperawatan, upaya kesehatan pada
daerah perbatasan, terpencil, rawan, kepulauan; dari kerjasama lintas
batas 3 kabupaten/ Kota Pelayanan kesehatan lainnya yang
membutuhkan kekhususan tertentu dan pemenuhan standar pelayanan
kesehatan khusus tingkat Provinsi.
c. Melaksanakan analisis, pemetaan, penelitian, kajian kajian dan studi
ilmiah manajemen pembangunan kesehatan dan kebijakan kesehatan
terkait dalam penanganan urusan seksinya.
d. Melaksanakan inventarisasi, pembinaan, pengendalian, pengawasan,
evaluasi, koordinasi, advokasi, dan penegakan sanksi, terhadap
penerapan/pelaksanaan Pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 66
LAPORAN KEGIATAN

teknis, tata laksana, standar, Standar Operating Procedure (SOP),


kebijakan, regulasi, perda/ranperda, norma, kriteria ataupun ketentuan
lainya dalam penanganan urusan seksinya.
e. Melaksanakan pembinaan, koordinasi, pengawasan dan evaluasi
dalam penyempumaan dan penyusunan pedoman, petunjuk
pelaksanaan, petunjuk teknis, tata laksana, standar, Standard
Operating Procedure (SOP), kebijakan, regulasi, perda/ranperda,
norma, kriteria ataupun ketentuan lainnya dalam penanganan urusan
seksinya.
f. Melaksanakan penyusunan, penyempurnaan dan pengendalian
penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian tugas pokok dan
fungsi staf standar teknis tata hubungan kerja organisasi dan indikator
kinerja seksinya.
g. Melaksanakan pembinaan, pengendalian, pengawasan, dan
peningkatan mutu pelayanan kesehatan primer pemerintah dan swasta
sesuai dengan standar mutu pelayanan yang ditetapkan.
h. Melaksanakan pengintegrasian sistem teknologi informasi dalam
penanganan urusan seksinya.
i. Melaksanakan pembinaan, koordinasi, pengawasan, evaluasi, dan
fasilitasi peningkatan kapasitas, kompetensi dan kemandirian
Kabupaten/Kota dalam penanganan urusan seksinya.
j. Melaksanakan penyusunan perencanaan jangka menengah dan
rencana tahunan, dan koordinasi penyusunan program, anggaran,
penyediaan data, informasi dan mensinkronisasikan perencanaan
Kabupaten/Kota terhadap perencanaan tingkat Provinsi dalam
penanganan urusan seksinya.
k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai dengan
bidang tugas dan fungsi seksinya.
l. Melaksanakan pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Bidang
sesuai dengan tugas dan fungsi seksinya.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 67
LAPORAN KEGIATAN

m. Melaksanakan pelaporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas


kepada Kepala Bidang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.
Kepala Seksi Pelayanan Kesehetain Rujukan mempunyai uraian
tugas:
a. Melaksanakan urusan-urusan dalam ruang lingkup yang meliputi
pelayanan kesehatan rujukan/spesialistik, sistem rujukan, pelayanan
kesehatan rujukan perKotaan; dan pemenuhan standar pelayanan
kesehatan rujukan tingkat Provinsi.
b. Melaksanakan inventarisasi, pembinaan, pengendalian, pengawasan,
evaluasi, koordinasi, advokasi, dan penegakan sanksi, terhadap
penerapan/pelaksanaan pedoman, petunjuk pelaksanaan, pctunjuk
teknis, tata laksana, standar, Standard Operating Procedure (SOP),
kebijakan, regulasi, perda/ ranperda, norma, kriteria ataupun
ketentuan lainnya dalam penanganan urusan seksinya.
c. Melaksanakan penyusunan, penyempurnaan dan pengendalian
penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian tugas pokok dan
fungsi staf, standar teknis tata hubungan kerja organisasi dan
indikator kinerja seksinya.
d. Melaksanakan pembinaan, pengendalian, pengawasan, peningkatan
mutu pelayanan kesehatan rujukan pemerintah dan swasta, serta
penilaian kinerja Rumah Sakit sesuai dengan standar mutu dan
kinerja yang ditetapkan.
e. Melaksanakan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-kajian dan studi
ilmiah manajemen: pembangunan dan kebijakan kesehatan serta
rumah sakit tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota terkait dalam
penanganan urusan seksinya.
f. Melaksanakan pengintegrasian sistem teknologi informasi dalam
penanganan urusan seksinya.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 68
LAPORAN KEGIATAN

g. Melaksanakan pembinaan, koordinasi, pengawasan, evaluasi, dan


fasilitasi peningkatan kapasitas, kompetensi dan kemandirian
Kabupaten/Kota dalam penanganan urusan seksinya.
h. Melaksanakan penyusunan perencanaan jangka menengah dan
rencana tahunan/e-planning, dan koordinasi penyusunan program,
anggaran, penyediaan data informasi dan mensinkronisasikan
perencanaan Kabupaten/Kotadan perencanaan Rumah Sakit Provinsi
dan Kabupaten/Kota terhadap perencanaan tingkat Provinsi dalam
penanganan urusan seksinya.
i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai
dengan bidang tugas dan fungsi seksinya.
j. Melaksanakan pemberian masukan yang perlu kepada Kepala
Bidang sesuai dengan tugas dan fungsi seksinya.
k. Melaksanakan pelaporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
tugas kepada Kepala Bidang sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan.
Kepala Seksi Akreditasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Jaminan
Kesehatan mempunyai uraian tugas:
a. Melaksanakan urusan-urusan dalam ruang Iingkup yang meliputi
akreditasi fasilitas pelayanan kesehatan, dan rekomendasi izin sarana
kesehatan serta jaminan kesehatan berupa kepesertaan, pemeliharaan
kesehatan, pembiayaan kesehatan tingkat Provinsi.
b. Melaksanakan inventarisasi, pembinaan, pengendalian, pengawasan,
evaluasi, koordinasi, advokasi, dan penegakan sanksi, terhadap
penerapan/pelaksanaan pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk
teknis, tata laksana, standar, Standard Operating Procedure (SOP),
kebijakan, regulasi, perda/ranperda, norma, kriteria ataupun
ketentuan lainnya dalam penanganan urusan seksinya.
c. Melaksanakan pembinaan, koordinasi, pengawasan dan evaluasi
dalam penyempumaan dan penyusunan pedoman, petunjuk

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 69
LAPORAN KEGIATAN

pelaksanaan, petunjuk teknis, tata laksana, standar, Standard


Operating Procedure (SOP), kebijakan, regulasi, perda/ranperda,
norma, kriteria ataupun ketentuan lainnya dalam penanganan urusan
seksinya.
d. Melaksanakan penyusunan, penyempumaan dan pengendalian
penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian tugas pokok dan
fungsi staf, standar teknis tata hubungan kerja organisasi dan
indikator kinerja seksinya.
e. Melaksanakan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-kajian dan studi
ilmiah manajemen pembangunan dan kebijakan kesehatan terkait
dalam penanganan urusan seksinya.
f. Melaksanakan pengintegrasian sistem teknologi informasi dalam
penanganan urusan seksinya.
g. Melaksanakan pembinaan, koordinasi, pengawasan, evaluasi, dan
fasilitasi peningkatan kapasitas, kompetensi dan kemandirian
Kabupaten/Kota dalam penanganan urusan seksinya.
h. Melaksanakan penyusunan perencanaan jangka menengah dan
rencana tahunan, dan koordinasi penyusunan program, anggaran,
penyediaan data, informasi dan mensinkronisasikan perencanaan
Kabupaten/Kota terhadap perencanaan tingkat Provinsi dalam
penanganan urusan seksinya.
i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai
dengan bidang tugas dan fungsinya.
j. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
k. Pelaporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas kepada
Kepala Bidang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 70
LAPORAN KEGIATAN

3.1.6 Bidang Sumber Daya Kesehatan


Bidang Sumber Daya Kesehatan Mempunyai Tugas:
Membantu Kepala Dinas dalam menangani urusan yang meliputi
kefarmasian (obat, obat tradisional, bahan baku obat, industri kosmetika),
makanan dan minuman, sarana produksi sediaan farmasi berupa industri
farmasi, usaha kecil/mikro obat tradisional, industri bahan baku obat,
industri kosmetika, bahan obat narkotika, psikotropika, dan Zat Adiktif
(NAPZA), makanan dan minuman, sarana distribusi obat (pedagang besar
farmasi pusat dan cabang), pelaksanaan penyediaan dan pengolahan
bufferstock obat Provinsi, reagensia, vaksin dan ketersediaan obat dan
Bahan Medis Habis Pakai (BMHAP), melaksanakan penanganan urusan
pengolahan, pengendalian, dan pengawasan produksi, distribusi,
peredaran, pre-market dan post-market alat kesehatan dan Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) di pasaran dan di fasilitas layanan
kesehatan dan Sumber Daya Manusia kesehatan tingkat Provinsi.
Bidang Sumber Daya Kesehatan Menyelenggarakan Fungsi :
1. Penyelenggaraan inventarisasi, pembinaan, pengendalian,
pengawasan, evaluasi, koordinasi, advokasi dan penegakkan sanksi,
terhadap penyusunan, penyempurnaan dan penerapan/pelaksanaan
pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis, tatalaksana,
standar, Standard Operating Procedure (SOP), kebijakan, regulasi,
perda/ranperda, norma, kriteria ataupun ketentuan lainya dalam
penanganan urusan bidangnya.
2. Penyelenggaraan penyusunan, penyempurnaan dan pengendalian
penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian tugas pokok dan
fungsi jabatan struktural dan staf, standar teknis tata hubungan kerja
organisasi dan indikator kinerja bidangnya.
3. Penyelenggaraan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-kajian dan
studi ilmiah manajemen pembangunan dan kebijakan kesehatan
terkait urusan bidangnya.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 71
LAPORAN KEGIATAN

4. Penyelenggaran pengintegrasian sistem teknologi informasi dalam


penanganan urusan bidangnya.
5. Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi, pengawasan dan evaluasi,
dan fasilitasi peningkatan kapasitas, kompetensi dan kemandirian
Kabupaten/Kotadalam penanganan urusan bidangnya.
6. Penyelenggaraan penyusunan perencanaan jangka menengah dan
rencana tahunan, dan koordinasi penyusunan program, anggaran,
penyediaan data, informasi dan mengsinkronisasikan perencanan
Kabupaten/Kota terhadap perencanaan tingkat Provinsi dalam
penanganan urusan bidangnya.
7. Penyelenggaraan pembinaan pegawai pada lingkup bidangnya dan
penyelengaraan dan bimbingan kepada pejabat struktural
dibidangnya.
8. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai
dengan bidang tugas dan fungsinya dan pemberian masukan yang
perlu kepada Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
9. Penyelenggaraan pelaporan pertanggung jawaban atas pelaksanaan
tugas dan fungsinya kepada Kepala Dinas sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan.

Bidang Sumber Daya Kesehatan Mempunyai Uraian Tugas :


1. Menyelenggarakan penanganan urusan kefarmasian (obat, obat
tradisional, bahan baku obat, industri kosmetika), makanan dan
minuman, saran produksi sedian farmasi berupa industri farmasi,
usaha kecil/mikro obat tradisional, industri bahan baku obat, industri
kosmetika, bahan obat narkotika, psikotropika, dan Zat Adiktif
(NAPZA), makanan dan minuman, sarana distribusi obat (pedagang
besar farmasi pusat dan cabang) tingkat Provinsi.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 72
LAPORAN KEGIATAN

2. Menyelenggarakan penyediaan dan pengolahan bufferstock obat


Provinsi, reagensia, vaksin dan ketersediaan obat dan Bahan Medis
Habis Pakai (BMHAP) tingkat Provinsi.
3. Menyelenggarakan penanganan urusan pengolahan, pengendalian,
dan pengawasan produksi, distribusi, peredaran, pre-market dan
post-market alat kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah
Tangga (PKRT) di pasaran dan di fasilitas layanan kesehatan tingkat
Provinsi.
4. Menyelenggarakan urusan-urusan dalam ruang lingkup perencanaan,
pendayagunaan, dan pengembangan sumber daya manusia
kesehatan, pengembangan pendidikan berjenjang, pendidikan
pelatihan kepemimpinan-manajerial, fungional dan teknis kesehatan,
serta kegiatan pengembangan sumber daya manusia kesehatan
lainnya.
5. Menyelenggarakan registrasi dan rekomendasi tenaga kesehatan
warga negara asing dan pemindahan tenaga kesehatan tertentu antar
Kabupaten/Kota, perberdayaan organisasi profesi tenaga kesehatan,
dan lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dibidang kesehatan.
6. Menyelenggarakan pengintegrasian teknologi informasi pelayanan
kesehatan berbasis sistem informasi kesehatan terkoodinasi dengan
bidang-bidang terkait lainnya.
7. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait.
8. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya.

3.1.7 Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pada Dinas Kesehatan Provinsi


Sumatera Utara
Berdasarkan Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor: 49 / 2017 Unit
Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara terdiri dari:

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 73
LAPORAN KEGIATAN

3.1.7.1 UPT Rumah Sakit Khusus Mata


Mempunyai tugas membantu Kepala Dinas Kesehatan dalam
menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam urusan pelayanan
pengobatan, perawatan dan pemulihan kesehatan mata masyarakat
sesuai standar yang ditentukan, pemenuhan standar mutu fasilitas
penunjang medik dan keperawatan Rumah Sakit serta pembinaan,
pengendalian, pencegahan dan promosi kesehatan mata
masyarakat tingkat Provinsi.
UPT Rumah Sakit Khusus Mata Menyelenggarakan Fungsi:
1. Penyelenggaraan inventarisasi, pembinaan, pengendalian,
pengawasan, evaluasi, koordinasi, advokasi, dan
penegakkan sanksi, terhadap penyusunan, penyempurnaan
dan penerapan/pelaksanaan pedoman, petunjuk
pelaksanaan, petunjuk teknis, tatalaksana, standar, Standard
Operating Procedure (SOP), kebijakan, regulasi,
perda/ranperda, norma, kriteria ataupun ketentuan lainya
dalam penanganan urusan UPT.
2. Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi, pengawasan dan
evaluasi dalam penyempurnaan dan penyusunan pedoman,
petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis, tatalaksana, standar,
Standard Operating Procedure (SOP), kebijakan, regulasi,
perda/ranperda, norma, kriteria ataupun ketentuan lainya
dalam penanganan urusan UPT.
3. Penyelenggaraan penyusunan, penyempurnaan dan
pengendalian penerapan/pelaksanaan dokumen teknis
rincian tugas pokok dan fungsi jabatan struktural dan staf,
standar teknis tata hubungan kerja organisasi dan indikator
kinerja UPT.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 74
LAPORAN KEGIATAN

4. Penyelenggaraan pelayanan publik yang bersifat langsung


maupun tidak langsung sesuai standar mutu pelayanan yang
ditetapkan.
5. Penyelenggaraan analisis, pemetaan, penilitian, kajian-
kajian dan studi ilmiah manajemen pembangunan dan
kebijakan kesehatan terkait urusan UPT dan
pengintegrasian sistem teknologi informasi dalam
penanganan urusan UPT berbasis sistem informasi
pelayanan dan kesehatan.
3.1.7.2 UPT Rumah Sakit Khusus Paru
Mempunyai tugas membantu Kepala Dinas Kesehatan dalam
menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam urusan pelayanan
pengobatan, perawatan dan pemulihan kesehatan paru masyarakat
sesuai standar yang ditentukan, pemenuhan standar mutu fasilitas
penunjang medik dan keperawatan Rumah Sakit serta pembinaan,
pengendalian, pencegahan dan promosi kesehatan paru masyarakat
tingkat Provinsi.
UPT Rumah Sakit Khusus Paru menyelenggarakan fungsi:
1. Penyelenggaraan inventarisasi, pembinaan, pengendalian,
pengawasan, evaluasi, koordinasi, advokasi dan penegakkan
sanksi, terhadap penyusunan, penyempurnaan dan
penerapan/pelaksanaan pedoman, petunjuk pelaksanaan,
petunjuk teknis, tatalaksana, standar, Standard Operating
Procedure (SOP), kebijakan, regulasi, perda/ranperda, norma,
kriteria ataupun ketentuan lainya dalam penanganan urusan
UPT.
2. Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi, pengawasan dan
evaluasi dalam penyempurnaan dan penyusunan pedoman,
petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis, tatalaksana, standar,
Standard Operating Procedure (SOP), kebijakan, regulasi,

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 75
LAPORAN KEGIATAN

perda/ranperda, norma, kriteria ataupun ketentuan lainya dalam


penanganan urusan UPT.
3. Penyelenggaraan penyusunan, penyempurnaan dan
pengendalian penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian
tugas pokok dan fungsi jabatan struktural dan staf, standar
teknis tata hubungan kerja organisasi dan indikator kinerja
UPT.
4. Penyelenggaraan pelayanan publik yang bersifat langsung
maupun tidak langsung sesuai standar mutu pelayanan yang
ditetapkan.
5. Penyelenggaraan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-kajian
dan studi ilmiah manajemen pembangunan dan kebijakan
kesehatan terkait urusan UPT dan pengintegrasian sistem
teknologi informasi dalam penanganan urusan UPT berbasis
sistem informasi pelayanan dan kesehatan.
3.1.7.3 UPT Rumah Sakit Umum Kusta Lau Simomo
Mempunyai tugas membantu Kepala Dinas Kesehatan dalam
menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam urusan pelayanan
pengobatan, perawatan dan pemulihan kesehatan masyarakat secara
umum dan penyakit kusta secara khusus sesuai standar yang
ditentukan, pemenuhan standar mutu fasilitas penunjang medik dan
keperawatan rumah sakit serta pembinaan, pengendalian,
pencegahan dan promosi kesehatan terkait kusta tingkat Provinsi.
UPT Rumah Sakit Umum Kusta Lau Simomo
MenyelenggarakanFungsi:
a. Penyelenggaraan inventarisasi, pembinaan, pengendalian,
pengawasan, evaluasi, koordinasi, advokasi dan penegakkan
sanksi, terhadap penyusunan, penyempurnaan dan
penerapan/pelaksanaan pedoman, petunjuk pelaksanaan,
petunjuk teknis, tatalaksana, standar, Standard Operating

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 76
LAPORAN KEGIATAN

Procedure(SOP), kebijakan, regulasi, perda/ranperda, norma,


kriteria ataupun ketentuan lainya dalam penanganan urusan
UPT.
b. Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi, pengawasan dan
evaluasi dalam penyempurnaan dan penyusunan pedoman,
petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis, tatalaksana, standar,
Standard Operating Procedure (SOP), kebijakan, regulasi,
perda/ranperda, norma, kriteria ataupun ketentuan lainnya
dalam penanganan urusan UPT.
c. Penyelenggaraan penyusunan, penyempurnaan dan
pengendalian penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian
tugas pokok dan fungsi jabatan struktural dan staf, standar
teknis tata hubungan kerja organisasi dan indikator kinerja
UPT.
d. Penyelenggaraan pelayanan publik yang bersifat langsung
maupun tidak langsung sesuai standar mutu pelayanan yang
ditetapkan.
e. Penyelenggaraan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-kajian
dan studi ilmiah manajemen pembangunan dan kebijakan
kesehatan terkait urusan UPT dan pengintegrasian sistem
teknologi informasi dalam penanganan urusan UPT berbasis
sistem informasi pelayanan dan kesehatan.
3.1.7.4 UPT Laboratorium Kesehatan
Mempunyai tugas membantu Kepala Dinas Kesehatan dalam
menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam urusan pelayanan
dan pemeriksaan laboratorium kesehatan yang memenuhi sesuai
yang ditetapkan dan peningkatan kesehatan masyarakat berbasis
pembinaan, pengendalian, pencegahan dan promosi kesehatan
masyarakat tingkat Provinsi.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 77
LAPORAN KEGIATAN

UPT Laboratorium Kesehatan Menyelenggarakan Fungsi :


1. Penyelenggaraan inventarisasi, pembinaan, pengendalian,
pengawasan, evaluasi, koordinasi, advokasi dan penegakkan
sanksi, terhadap penyusunan, penyempurnaan dan
penerapan/pelaksanaan pedoman, petunjuk pelaksanaan,
petunjuk teknis, tatalaksana, standar, Standard Operating
Procedure(SOP), kebijakan, regulasi, perda/ranperda, norma,
kriteria ataupun ketentuan lainya dalam penanganan urusan
UPT.
2. Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi, pengawasan dan
evaluasi dalam penyempurnaan dan penyusunan pedoman,
petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis, tatalaksana, standar,
Standard Operating Procedure (SOP), kebijakan, regulasi,
perda/ranperda, norma, kriteria ataupun ketentuan lainnya dalam
penanganan urusan UPT.
3. Penyelenggaraan penyusunan, penyempurnaan dan
pengendalian penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian
tugas pokok dan fungsi jabatan struktural dan staf, standar teknis
tata hubungan kerja organisasi dan indikator kinerja UPT.
4. Penyelenggaraan pendidikan, dan pelatihan kesehatan yang
bersifat langsung maupun tidak langsung sesuai standar mutu
pelayanan yang ditetapkan, terkait urusan UPT.
5. Penyelenggaraan analisis, pemetaan, penilitian, kajian-kajian
dan studi ilmiah manajemen pembangunan dan kebijakan
kesehatan terkait urusan UPT dan pengintegrasian sistem
teknologi informasi dalam penanganan urusan UPT berbasis
sistem informasi pelayanan dan kesehatan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 78
LAPORAN KEGIATAN

3.1.7.5 UPT Pelatihan Kesehatan


Mempunyai tugas membantu Kepala Dinas Kesehatan dalam
menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam urusan teknis,
pelatihan, kajian dan penelitian kesehatan tingkat Provinsi serta
mendukung bidang terkait pada Kabupaten/Kota terhadap
penyelenggaraan teknis, pelatihan, kajian dan penelitian kesehatan
yang memenuhi standar yang ditetapkan.

UPT Pelatihan Kesehatan Menyelenggarakan Fungsi :


1. Penyelenggaraan inventarisasi, pembinaan, pengendalian,
pengawasan, evaluasi, koordinasi, advokasi dan penegakkan
sanksi, terhadap penyusunan, penyempurnaan dan
penerapan/pelaksanaan pedoman, petunjuk pelaksanaan,
petunjuk teknis, tata laksana, standar, Standard Operating
Procedure (SOP), kebijakan, regulasi, perda/ranperda, norma,
kriteria ataupun ketentuan lainya dalam penanganan urusan
UPT.
2. Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi, pengawasan dan
evaluasi dalam penyempurnaan dan penyusunan pedoman,
petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis, tatalaksana, standar,
Standard Operating Procedure (SOP), kebijakan, regulasi,
perda/ranperda, norma, kriteria ataupun ketentuan lainya dalam
penanganan urusan UPT.
3. Penyelenggaraan penyusunan, penyempurnaan dan
pengendalian penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian
tugas pokok dan fungsi jabatan struktural dan staf, standar
teknis tata hubungan kerja organisasi dan indikator kinerja
UPT.
4. Penyelenggaraan teknis pelatihan kesehatan yang bersifat
langsung maupun tidak langsung yang melibatkan tenaga

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 79
LAPORAN KEGIATAN

kesehatan pemerintah, swasta dan unsur masyarakat lainya


sesuai standar mutu pelayanan yang ditetapkan.
5. Penyelenggaraan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-kajian
dan studi ilmiah manajemen pembangunan dan kebijakan
kesehatan terkait urusan UPT dan pengintegrasian sistem
teknologi informasi dalam penanganan urusan UPT berbasis
sistem informasi pelayanan dan kesehatan.
3.1.7.6 UPT Pelayanan Ambulans
Mempunyai tugas membantu Kepala Dinas Kesehatan dalam
menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam urusan pelayanan
Ambulans, dan pengaduan masyarakat bidang kesehatan tingkat
Provinsi, serta mendukung bidang terkait pada Kabupaten/Kota.
UPT Pelayanan Ambulans Mempunyai Fungsi:
1. Penyelenggaraan inventarisasi, pembinaan, pengendalian,
pengawasan, evaluasi, koordinasi, advokasi dan penegakkan
sanksi, terhadap penyusunan, penyempurnaan dan
penerapan/pelaksanaan pedoman, petunjuk pelaksanaan,
petunjuk teknis, tata laksana, standar, Standard Operating
Procedure (SOP), kebijakan, regulasi, perda/ranperda, norma,
kriteria ataupun ketentuan lainya dalam penanganan urusan
UPT.
2. Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi, pengawasan dan
evaluasi dalam penyempurnaan dan penyusunan pedoman,
petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis, tatalaksana, standar,
Standard Operating Procedure (SOP), kebijakan, regulasi,
perda/ranperda, norma, kriteria ataupun ketentuan lainya dalam
penanganan urusan UPT.
3. Penyelenggaraan penyusunan, penyempurnaan dan
pengendalian penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian
tugas pokok dan fungsi jabatan struktural dan staf, standar

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 80
LAPORAN KEGIATAN

teknis tata hubungan kerja organisasi dan indikator kinerja


UPT.
4. Penyelenggaraan teknis pelatihan kesehatan yang bersifat
langsung maupun tidak langsung yang melibatkan tenaga
kesehatan pemerintah, swasta dan unsur masyarakat lainnya
sesuai standar mutu pelayanan yang ditetapkan.
5. Penyelenggaraan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-kajian
dan studi ilmiah manajemen pembangunan dan kebijakan
kesehatan terkait urusan UPT dan pengintegrasian sistem
teknologi informasi dalam penanganan urusan UPT berbasis
sistem informasi pelayanan dan kesehatan.
3.1.7.7 UPT Rumah Sakit Indrapura
Mempunyai tugas membantu Kepala Dinas Kesehatan dalam
menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam pelayanan
pengobatan, perawatan, rehabilitasi dan pemulihan kesehatan
masyarakat sesuai standar yang ditentukan, pemenuhan standar
mutu fasilitas penunjang medik dan keperawatan Rumah Sakit.
UPT Rumah Sakit Indrapura Menyelenggarakan Fungsi :
1. Penyelenggaraan inventarisasi, pembinaan, pengendalian,
pengawasan, evaluasi, koordinasi, advokasi dan penegakkan
sanksi, terhadap penyusunan, penyempurnaan dan
penerapan/pelaksanaan pedoman, petunjuk pelaksanaan,
petunjuk teknis, tatalaksana, standar, Standard Operating
Procedure (SOP), kebijakan, regulasi, perda/ranperda, norma,
kriteria ataupun ketentuan lainnya dalam penanganan urusan
UPT.
2. Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi, pengawasan dan
evaluasi dalam penyempurnaan dan penyusunan pedoman,
petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis, tatalaksana, standar,
Standard Operating Procedure (SOP), kebijakan, regulasi,

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 81
LAPORAN KEGIATAN

perda/ranperda, norma, kriteria ataupun ketentuan lainya dalam


penanganan urusan UPT.
3. Penyelenggaraan penyusunan, penyempurnaan dan
pengendalian penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian
tugas pokok dan fungsi jabatan struktural dan staf, standar
teknis tata hubungan kerja organisasi dan indikator kinerja
UPT.
4. Penyelenggaraan pelayanan publik yang bersifat langsung
maupun tidak langsung sesuai standar mutu pelayanan yang
ditetapkan.
5. Penyelenggaraan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-kajian
dan studi ilmiah manajemen pembangunan dan kebijakan
kesehatan terkait urusan UPT dan pengintegrasian sistem
teknologi informasi dalam penanganan urusan UPT berbasis
sistem informasi pelayanan dan kesehatan.
3.1.8 Kelompok Jabatan Fungsional
1. Pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, dapat dibentuk
Kelompok Jabatan Fungsional yang mempunyai tugas membantu dan
melaksanakan sebagian tugas dan fungsi dinas sesuai dengan keahlian
masing-masing.
2. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional
yang diatur dan ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3. Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditentukan berdasarkan kebutuhan beban kerja.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 82
LAPORAN KEGIATAN

3.2 Program Pembangunan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera


Utara
3.2.1. Program Pembangunan Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun
2013-2018
3.2.1.1 Visi Pembangunan Kesehatan Daerah
Dengan mempertimbangkan perkembangan, masalah serta
berbagai kecenderungan pembangunan kesehatan kedepan serta
dalam mencapai Sasaran Pembangunan Kesehatan yang tertuang
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013-2018, maka telah ditetapkan
Visi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara yaitu
“Mewujudkan Provinsi Sumatera Utara Sehat, Mandiri dan
Berdaya Saing”.
3.2.1.2 Misi Pembangunan Kesehatan Daerah
1. Menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan bermutu, merata
dan terjangkau.
2. Meningkatkan pengendalian dan penanggulangan masalah
kesehatan.
3. Meningkatkan mutu sumber daya kesehatan.
4. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam pemeliharaan
kesehatan.
3.2.1.3 Program dan Kegiatan Indikatif Dinas Kesehatan
ProvinsiSumatera Utara.
3.2.1.3.1 Program Upaya Kesehatan Masyarakat
1. Tujuan
Program ini bertujuan meningkatkan pemerataan,
kualitas dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
melalui Puskesmas dan jaringannya meliputi
Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling dan Bidan
di desa.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 83
LAPORAN KEGIATAN

2. Sasaran
a. Cakupan rawat jalan sebesar 15%.
b. Meningkatnya cakupan persalinan yang ditolong
oleh tenaga kesehatan menjadi 90%.
c. Meningkatnya cakupan pelayanan antenatal (K4)
sebesar 90%, cakupan kunjungan neonatus (KN2)
menjadi 90% dan cakupan kunjungan bayi
menjadi 90%.
d. Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasar bagi
GAKY secara cuma-cuma di Puskesmas sebesar
100%.
e. Meningkatnya cakupan peserta yang
mendapatkan pelayanan kesehatan kerja.
3. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif dari program
ini meliputi :
a. Peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana
Puskesmas dan jaringannya.
b. Peningkatan pelayanan kesehatan penduduk
miskin, terpencil, perbatasan dan kepulauan serta
kelompok rentan (bayi, balita, bumil dan lansia).
c. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan dasar
sekurang-kurangnya mencakup promosi
kesehatan, KIA, KB, perbaikan gizi, kesehatan
lingkungan, pemberantasan penyakit menular dan
pengobatan dasar.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 84
LAPORAN KEGIATAN

3.2.1.3.2 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan


1. Tujuan
Program ini bertujuan menjamin
ketersediaan,pemerataan, mutu, keterjangkauan obat
dan perbekalan kesehatan termasuk obat tradisional,
perbekalan kesehatan rumah tangga dan kosmetika.
2. Sasaran
a. Ketersediaan obat esensial-generik disarana
pelayanan kesehatan menjadi 95%.
b. Anggaran untuk obat esensial generik disektor
publik setara dengan 2 USD/kapita/tahun.
3. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini
meliputi:
a. Peningkatan ketersediaan, pemerataan
danketerjangkauan harga obat dan perbekalan
kesehatan.
b. Peningkatan pengawasan terhadap industri,
perusahaan farmasi dan makmin, batra dan
industri RT.
c. Peningkatan promosi penggunaan obat tradisional
dan perbekalan.
3.2.1.3.3 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat
1. Tujuan
Programini bertujuan memberdayakan individu,
keluarga dan masyarakat agar mampu menumbuhkan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta
mengembangkan Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat (UKBM).

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 85
LAPORAN KEGIATAN

2. Sasaran
a. Terwujudnya komitmen semua
unsur/stakeholders pembangunan kesehatan
disemua tingkat akan pentingnya promosi
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.
b. Terwujudnya pengembangan upaya kesehatan
berbasis masyarakat (Posyandu, Polindes,
UKS, TOGA, Poskestren dan Saka Bakti
Husada serta kelompok-kelompok kesehatan
masyarakat).
c. Tercapainya persentasi rumah tangga ber-PHBS
sebesar 60%.
d. Meningkatnya persentasi posyandu purnama
mandiri menjadi 40%.
e. Tersedia dan beroperasinya Pos Kesehatan Desa
(Poskesdes) diseluruh desa.
3. Kegiatan Pokok dan kegiatan indikatif program ini
meliputi:
a. Pengembangan upaya kesehatan berbasis
masyarakat (Posyandu, Polindes, UKS, TOGA,
Poskestren dan Saka Bakti Husada serta
kelompok-kelompok kesehatan masyarakat).
b. Peningkatan pendidikan kesehatan kepada
masyarakat.
c. Peningkatan peran serta dan kemitraan serta
public partnertship dalam bidang kesehatan.
d. Peningkatan peran serta masyarakat dalam
pelaksanaan PHBS.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 86
LAPORAN KEGIATAN

3.2.1.3.4 Program Perbaikan Gizi Masyarakat


1. Tujuan
Program ini bertujuan meningkatkan kesadaran gizi
keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi
masyarakat terutama pada ibu hamil, bayi dan balita,
serta usia produktif.
2. Sasaran
a. Mencegah meningkatnya prevalensi kegemukan
pada balita menjadi setinggi-tingginya sebanyak
5%, pada anak sekolah dan orang dewasa
menjadi setinggi-tingginya 10%.
b. Meningkatnya cakupan ibu hamil yang
mendapatkan tabelt Fe menjadi 80%.
c. Menurunnya prevalensi anemia gizi besi pada
ibu hamil dan ibu nifas menjadi 40%.
d. Meningkatnya cakupan ASI Ekslusif menjadi
80%.
e. Meningkatnya cakupan balita yang
mendapatkan vitamin A menjadi 80%.
3. Kegiatan Pokok dan kegiatan indikatif program ini
meliputi:
a. Peningkatan pendidikan gizi.
b. Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP),
anemia gizi besi, Gangguan Akibat Kurang
Yodium (GAKY), kurang vitamin A dan
kekurangan zat gizi mikro lain.
c. Penanggulangan gizi lebih.
d. Peningkatan surveilans gizi.
e. Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian
keluarga sadar gizi.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 87
LAPORAN KEGIATAN

3.2.1.3.5 Program Lingkungan Sehat


1. Tujuan
Program ini bertujuan mewujudkan mutu lingkungan
hidup yang lebih sehat melalui pengembangan sistem
kesehatan kewilayahan untuk
menggerakkanpembangunan berwawasan kesehatan.
2. Sasaran
a. Meningkatnya persentase keluarga menghuni
rumah yang memenuhi syarat kesehatan
menjadi 75%, persentase keluarga
menggunakan air bersih menjadi 85%,
persentase keluarga menggunakan jamban
memenuhi syarat kesehatan menjadi 80% dan
persentase Tempat-Tempat Umum (TTU) yang
memenuhi syarat kesehatan menjadi 80%.
b. Tersedianya dan tersosialisasikannya kebijakan
dan pedoman serta hukum yang menunjang
program yang terdistribusi hingga ke desa.
c. Terselenggaranya sistem surveilans, sistem
kewaspadaan dini, faktor risiko, sistem
penanggulangan Kejadian Luar Biasa
(KLB)/wabah secara berjenjang hingga ke desa.
d. Tersedianya alat, bahan, dan reagen untuk
pengendalian faktor risiko dan pendukung
penyelenggaraan Program Lingkungan Sehat.
3. Kegiatan Pokok dan kegiatan indikatif program ini
meliputi:
a. Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar.
b. Pemeliharaan dan pengawasan kualitas
lingkungan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 88
LAPORAN KEGIATAN

c. Pengendalian dampak risiko pencemaran


lingkungan.
d. Pengembangan wilayah sehat.
3.2.1.3.6 Program Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit
1. Tujuan
Program ini bertujuan menurunkan angka kesakitan,
kematian dan kecacatan akibat penyakit menular dan
tidak menular.Penyakit menular yang diprioritaskan
dalam program ini adalah malaria, demam berdarah
dengue, tuberkulosis paru, HIV/AIDS, diare, polio,
filaria, kusta, pneumonia dan penyakit-penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), termasuk
penyakit karantina dan risiko masalah kesehatan
masyarakat yang memperoleh perhatian dunia
internasional (public health risk of internasional
concern).
Penyakit menular yang diutamakan adalah: Penyakit
jantung, kanker, Diabetes Melitus dan penyakit
metabolik, penyakit kronis dan degeneratif, serta
gangguan akibat kecelakaan dan cedera.
2. Sasaran
a. Persentase desa yang mencapai Universal Child
Immunization (UCI) sebesar 98%.
b. Angka Case Detection Rate penyakit TB sebesar
70% dan angka keberhasilan pengobatan TB
diatas 85%.
c. Angka Acute Flaccid Paralysis (AFP)
diharapkan ≥ 2/100.000 anak usia kurang dari
15 tahun.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 89
LAPORAN KEGIATAN

d. Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD)


yang ditangani sebesar 80%.
3. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini
meliputi:
a. Pencegahan dan penanggulangan faktor risiko.
b. Peningkatan imunisasi.
c. Penemuan dan tatalaksana penderita.
d. Peningkatan surveilans epidemiologi dan
penanggulangan wabah.
e. Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi
(KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit.
3.2.1.3.7 Program Upaya Kesehatan Perorangan
1. Tujuan
Program ini bertujuan meningkatkan akses,
keterjangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan
perorangan.
2. Sasaran
a. Cakupan rawat inap sebesar 1,5 %.
b. Jumlah rumah sakit yang melaksanakan
pelayanan gawat darurat sebesar 90%, jumlah
rumah sakit yang melaksanakan Pelayanan
Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif
(PONEK) sebesar 75% dan jumlah rumah sakit
yang terakreditasi sebanyak 75%.
c. Terselenggaranya pelayanan kesehatan bagi gakin
di kelas III rumah sakit sebesar 100%.
3. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini
meliputi:

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 90
LAPORAN KEGIATAN

a. Peningkatan pelayanan mutu kesehatan rujukan.


b. Peningkatan pelayanan rujukan kasus kegawat
daruratan dan bencana.
c. Pembangunan sarana dan prasarana RS di
daerah bencana, terpencil, perbatasan dan
kepulauan.
d. Peningkatan pelayanan kesehatan rujukan bagi
gakin, terpencil, perbatasan dan kepulauan serta
kelompok rentan.
3.2.1.3.8 Program Sumber Daya Kesehatan
1. Tujuan
Program ini bertujuan meningkatkan jumlah, jenis,
mutu, dan penyebaran tenaga kesehatan termasuk
SDM kesehatan, serta pemberdayaan profesi
kesehatan, sesuai dengan kebutuhan pembangunan
kesehatan.
2. Sasaran
Tersedianya SDM kesehatan yang didistribusikan
secara adil dan merata, serta dimanfaatkan secara
berhasil guna dan berdaya guna.
a. Rasio dokter spesialis dengan penduduk 6 :
100.000
b. Rasio dokter dengan penduduk 37 : 100.000
c. Rasio dokter gigi dengan penduduk 26 : 100.000
d. Rasio bidan dengan penduduk 90 : 100.000
e. Rasio perawat dengan penduduk 116 : 100.000
f. Rasio apoteker dengan penduduk 9 : 100.000
g. Rasio sarjana kesehatan masyarakat dengan
penduduk 35 : 100.000

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 91
LAPORAN KEGIATAN

h. Tersedianya satu orang tenaga bidan, di setiap


desa siaga.
3. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini
meliputi:
a. Peningkatan perencanaan tenaga kesehatan.
b. Peningkatan keterampilan dan profesionalisme
tenaga kesehatan melalui pendidikan dan
pelatihan tenaga kesehatan.
c. Peningkatan pembinaan tenaga kesehatan.
d. Pemenuhan sumber daya manusia kesehatan.
3.2.1.3.9 Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan
Kesehatan
1. Tujuan
Program ini bertujuan mengembangkan kebijakan dan
manajemen pembangunan kesehatan guna mendukung
penyelenggaraan sistem kesehatan Provinsi (SKP).
2. Sasaran
a. Tersedianya alokasi anggaran kesehatan
pemerintah mencapai minimal Rp.
120.000/kapita/tahun.
b. Tercapainya persentasi penduduk miskin yang
menjadi peserta jaminan kesehatan sebesar
100%.
c. Tercapainya persentasi penduduk yang telah
terjamin pemeliharaan kesehatan dengan sistem
jaminan kesehatan sebesar 60%.
d. Terselenggaranya sistem perencanaan dan
penganggaran, pelaksanaan, pengendalian dan
evaluasi pembangunan kesehatan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 92
LAPORAN KEGIATAN

e. Terbentuknya dan terselenggaranya sistem


informasi manajemen kesehatan, yang ditunjang
oleh sistem informasi manajemen kesehatan
daerah.
3. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini
meliputi:
a. Peningkatan kajian manajemen dan kebijakan
kesehatan.
b. Peningkatan jaminan pembiayaan kesehatan
masyarakat bagi penduduk miskin.
c. Pengembangan sistem perencanaan dan
penganggaran, pelaksanaan dan pengendalian,
pengawasan, dan penyempurnaan administrasi
keuangan serta hukum kesehatan.
d. Pengembangan SIK dan penelitian kesehatan.
3.2.1.3.10 Program Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan
1. Tujuan
Program ini bertujuan meningkatkan penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kesehatan sebagai masukan dalam perumusan
kebijakan dan program pembangunan kesehatan.
2. Sasaran
a. Terlaksananya dan termanfaatkannya hasil
penelitian dan pengembangan kesehatan dalam
mendukung pembangunan kesehatan.
b. Dihasilkannya kebijakan, rekomendasi,
prototipe, produk, dan teknologi baru hasil
litbangkes.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 93
LAPORAN KEGIATAN

c. Tersedianya SDM Litbangkes yang memiliki


kapasitas untuk melaksanakan dan mendukung
Litbangkes.
d. Tersedianya sarana dan prasarana Litbangkes
yang terakreditasi dibadan Litbangkes.
e. Terbentuk dan berfungsinya jejaring
Litbangkes, forum komunikasi dan kemitraan
Litbangkes.
3. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini
meliputi:
a. Penelitian dan pengembangan.
b. Pengembangan tenaga, sarana dan prasarana
penelitian serta pengembangan.
c. Penyebarluasan dan pemanfaatan hasil
penelitian serta pengembangan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 94
LAPORAN KEGIATAN

BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI DAN PROGRAM DINAS KESEHATAN
KOTA MEDAN

4.1 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Medan


Gambar 4.1.1 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Medan
STRUKTUR DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PERWAL NO. 1 TAHUN 2018

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 95
LAPORAN KEGIATAN

4.2 Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Organisasi Dinas Kesehatan Kota
Medan
Organisasi Dinas Kesehatan Kota Medan menurut Perwal No. 1 tahun
2017 adalah:

4.2.1 Kepala Dinas Kesehatan


4.2.2 Sekretaris
4.2.2.1 Sub Bagian Umum
4.2.2.2 Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan
4.2.2.3 Sub Bagian Penyusunan Program
Sekretaris mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
dinas lingkup kesekretariatan meliputi pengelolaan administrasi
umum, keuangan, dan penyusunan program. Dalam melaksanakan
tugas pokok, sekretariat menyelenggarakan fungsi penyusunan
rencana, program, dan kegiatan kesekretariatan pengkoordinasian
penyusunan perencanaan program dinas pelaksanaan dan
penyelenggaraan pelayanan administrasi kesekretariatan dinas yang
meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan, dan
kerumahtanggaan dinas pengelolaan dan pemberdayaan sumber
daya manusia, pengembangan organisasi, dan ketatalaksanaan
pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas dinas
penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian
pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kesekretariatan
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 96
LAPORAN KEGIATAN

4.2.3 Bidang Pelayanan Kesehatan


4.2.3.1 Seksi Pelayanan Kesehatan Primer
4.2.3.2 Seksi Kesehatan Rujukan
4.2.3.3 Seksi Yankes Tradisional
Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas dinas lingkup pelayanan kesehatan
primer, kesehatan rujukan, dan pelayanan kesehatan tradisional.
Dalam melaksanakan tugas pokok, Bidang Pelayanan Kesehatan
menyelenggarakan fungsi penyusunan rencana, program, dan
kegiatan Bidang Pelayanan Kesehatan penyusunan petunjuk teknis
lingkup pelayanan kesehatan primer, kesehatan rujukan, dan
pelayanan kesehatan tradisional. Pembinaan penyelenggaraan
pelayanan kesehatan primer, kesehatan rujukan, dan pelayanan
kesehatan tradisional. meliputi kesehatan rujukan atau spesialistik
dan sistem rujukan, penyelenggaraan upaya kesehatan tradisional,
pelaksanaan registrasi, akreditasi, dan sertifikasi sarana pelayanan
kesehatan, pelaksanaan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian
lingkup pelayanan kesehatan pelaksanaan monitoring, evaluasi dan
pelaporan lingkup bidang bina pelayanan kesehatan pelaksanaan
tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas
dan fungsinya.

4.2.4 Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


4.2.4.1 Seksi Surveilans dan Imunisasi
4.2.4.2 Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
4.2.4.3 Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
dan Jiwa
Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup surveilans imunisasi,
pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan pencegahan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 97
LAPORAN KEGIATAN

dan pengendalian penyakit tidak menular serta jiwa. Dalam


melaksanakan tugas pokok, Bidang Pengendalian Masalah
Kesehatan menyelenggarakan fungsi penyusunan rencana,
program, dan kegiatan Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan
penyusunan petunjuk teknis lingkup pengendalian dan
pemberantasan penyakit, wabah, bencana, dan kesehatan
lingkungan pengendalian dan pemberantasan penyakit meliputi
surveilans epidemiologi, pengendalian penyakit menular langsung,
pengendalian penyakit bersumber binatang, pengendalian penyakit
tidak menular, imunisasi, kesehatan mata, dan penyelidikan
Kejadian Luar Biasa (KLB) pengendalian wabah dan bencana
meliputi kesiapsiagaan, mitigasi dan kesiapsiagaan, tanggap
darurat, dan pemulihan penyelenggaraan penyehatan lingkungan
meliputi penyehatan air, pengawasan kualitas lingkungan,
penyehatan kawasan dan sanitasi darurat, sanitasi makanan, dan
bahan pangan serta pengamanan limbah pelaksanaan monitoring,
evaluasi dan pelaporan lingkup bidang pengendalian masalah
kesehatan: pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

4.2.5 Bidang Kesehatan Masyarakat


4.2.5.1 Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi
4.2.5.2 Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat
4.2.5.3 Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan
Olahraga
Bidang Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas dinas lingkup perencanaan,
pendayagunaan, pendidikan, pelatihan, registrasi, dan akreditasi.
Dalam melaksanakan tugas, Bidang Kesehatan Masyarakat
menyelenggarakan fungsi penyusunan rencana, program, dan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 98
LAPORAN KEGIATAN

kegiatan Bidang Kesehatan Masyarakat: penyusunan petunjuk


teknis lingkup perencanaan, pendayagunaan, pendidikan dan
pelatihan, registrasi dan akreditasi sumber daya manusia kesehatan
pendayagunaan tenaga kesehatan dan tenaga kesehatan strategis
pelaksanaan pelatihan teknis pelaksanaan proses perijinan dan
pelayanan lainnya lingkup tenaga medis, tenaga para medis dan
tenaga non-medis/tradisional terlatih sesuaiurusan pemerintahan
Kota pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup
bidang pengembangan sumber daya manusia kesehatan
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya.

4.2.6 Bidang Sumber Daya Kesehatan


4.2.6.1 Seksi Kefarmasian
4.2.6.2 Seksi Alat Kesehatan
4.2.6.3 Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan
Bidang Sumber Daya Kesehatan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas dinas lingkup kefarmasian, jaminan,
sarana, dan peralatan kesehatan. Dalam melaksanakan tugas pokok,
Bidang Sumber Daya Kesehatan menyelenggarakan fungsi
penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Kefarmasian
Jaminan dan Sarana Kesehatan penyusunan petunjuk teknis lingkup
kefarmasian, jaminan, sarana, dan peralatan kesehatan
penyelenggaraan kefarmasian penyelenggaraan jaminan kesehatan
pelayanan sarana dan peralatan kesehatan pelaksanaan proses
pelayanan perizinan dan pelayanan lainnya lingkup kefarmasian,
jaminan, sarana, dan peralatan kesehatan sesuai urusan
pemerintahan Kota pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan
pelaporan lingkup bidang kefarmasian jaminan dan sarana

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 99
LAPORAN KEGIATAN

kesehatan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas


sesuai dengan tugas dan fungsinya.

4.2.7 Unit Pelaksana Teknis (UPT)


1. Puskesmas
Upaya kesehatan wajib, upaya-upaya pengembangan, upaya-upaya
penunjang dan azas penyelenggaraan Puskesmassesuai dengan
Permenkes RI No. 75 Tahun 2014.
2. Gudang Farmasi
3. Laboratorium Kesehatan Lingkungan
Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan masyarakat
merupakan pelayanan penunjang dari setiap upaya wajib dan
pengembangan Puskesmas.
a. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Puskesmas dalam
pelaksanaanupaya-upaya yang dimaksud.
b. Standar pelayanan minimal menuju Indonesia sehat 2015.

4.3 Program Pembangunan Kesehatan Dinas Kota Medan


4.3.1 Visi Pembangunan Kesehatan Daerah
Visi Dinas Kesehatan Kota Medan adalah “Menjadikan Kota sehat yang
sehat dalam kemandirian dan humanis”. Masyarakat Medan mengandung
arti bahwa sasaran kerja dari Dinas Kesehatan Kota Medan adalah seluruh
masyarakat yang berada di Wilayah Kerja Pemerintah Kota Medan. Sehat
diartikan sebagai cara berpikir masyarakat Kota Medan yang selalu
dilandasi oleh nilai-nilai kesehatan yang pada akhirnya mewujudkan
lingkungan yang sehat serta perilaku hidup bersih dan sehat. Sejahtera
mengandung arti bahwa masyarakat Kota Medan dengan cara berpikir
yang selalu dilandasi oleh nilai-nilai kesehatan, akan memperoleh
kesejahteraan, terutama dibidang kesehatan, yang pada gilirannya akan
mempengaruhi pencapaian derajat kesejahteraan secara umum.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 100
LAPORAN KEGIATAN

4.3.2 Misi Pembangunan Kesehatan Daerah


Misi Dinas Kesehatan Kota Medan yaitu:
1. Melaksanakan Pelayan Kesehatan Yang Paripurna, Merata, dan
Bermutu
Para penanggungjawab program pembangunan di Pemerintahan Kota
Medan harus memasukkan pertimbangan kesehatan dalam semua
kebijaksanaan pembangunannya. Untuk itu, maka seluruh elemen dari
sistem pemerintahan Kota harus berperan sebagai penggerak utama
pembangunan Kota Medan menuju Kota Metropolitan yang Modern,
Madani, dan Religius berwawasan kesehatan.
2. Menumbuh kembangkan Kemandirian dan Partisipasi Masyarakat
Melalui Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan Dalam
Pembangunan Kesehatan
Sehat merupakan hak asasi sehingga setiap individu berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan. Disamping itu untuk mendapatkan
kesehatan setiap masyarakat juga harus memiliki kemandirian dan
partisipasimelalui pemberdayaan masyarakat dan kemitraan dalam
pembangunan kesehatan. Dengan demikian diharapkan terciptanya
suatu kondisi dimana masyarakat menyadari, mau dan mampu untuk
mengenali, mencegah, dan mengatasi permasalahan kesehatan yang
dihadapi, sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan, baik yang
disebabkan karena penyakit termasuk gangguan kesehatan akibat
bencana, maupun lingkungan dan perilaku yang tidak mendukung untuk
hidup sehat.
3. Melaksanakan Penanggulangan Masalah Kesehatan dan Penyehatan
Lingkungan
Sesuai dengan paradigma sehat, Dinas Kesehatan harus mengutamakan
pada upaya kesehatan masyarakat yang dipadukan secara serasi dan
seimbang dengan upaya kesehatan perorangan. Dinas kesehatan juga
harus melaksanakan program yang berhubungan dengan kesehatan dan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 101
LAPORAN KEGIATAN

kebersihan lingkungan. Dengan demikian akan terwujud lingkungan


yang sehat serta terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh
lingkungan.
4. Meningkatkan Manajemen dan Informasi Kesehatan Yang Akuntabel,
Transparan, Berdaya Guna, dan Berhasil Guna.

4.3.3 Tujuan Dinas Kesehatan Kota Medan


Tujuan yang ingin dicapai Dinas Kesehatan Kota Medan yaitu:
1. Terwujudnya lingkungan pemukiman, industri dan perdagangan yang
sehat.
2. Terciptanya sarana pendidikan, pariwisata dan sarana umum yang
sehat.
3. Terwujudnya masyarakat yang mampu melakukan upaya kesehatan
yang paripurna.
4. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia kesehatan.
5. Tersedianya sarana dan prasarana pelayanan kesehatan.
6. Meningkatnya pelayanan kesehatan yang berkualitas dan mudah
diakses oleh masyarakat.
7. Terpenuhinya pembiayaan operasional Dinas Kesehatan.

4.3.4 Pembangunan Kesehatan


Sasaran strategis Dinas Kesehatan Kota Medan dalam pembangunan
kesehatan tahun 2014- 2019, yaitu:
1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat, dengan:
a. Meningkatnya usia harapan hidup dari 72,7 tahun menjadi 74
tahun.
b. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan dari 220 menjadi 110
per 100.000 kelahiran hidup.
c. Menurunnya angka kematian bayi dari 24 menjadi 9 per 1.000
kelahiran hidup.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 102
LAPORAN KEGIATAN

d. Menurunnya angka kematian neonatal dari 15 menjadi 10 per 1.000


kelahiran hidup.
e. Menurunnya prevalensi anak balita yang pendek (stunting) dari
32,8 persen menjadi kurang dari 30 persen.
f. Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh nakes terlatih (cakupan
PN) sebesar 92%.
g. Persentase Puskesmas rawat inap yang mampu PONED sebesar
100%.
h. Persentase RS Kabupaten/Kota yang melaksanakan PONEK
sebesar 100%.
i. Cakupan Kunjungan Neonatal lengkap (KN lengkap) sebesar
93,99%.
2. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular, dengan:
a. Menurunnya prevalensi tuberkulosis dari 224 menjadi 200 per
100.000 penduduk.
b. Menurunnya kasus malaria (Annual Paracite Index-API) dari 2
menjadi 1 per 1.000 penduduk.
c. Terkendalinya prevalensi HIV pada populasi dewasa dari 0,5%
menjadi dibawah 0,8%.
d. Meningkatnya cakupan imunisasi dasar lengkap bayi usia 0-11
bulan dari 90% menjadi 92%.
e. Persentase Kelurahan yang mencapai UCI dari 80% menjadi
100%.
f. Angka kesakitan DBD dari 55 menjadi 51 per 100.000 penduduk.
3. Menurunnya disparitas status kesehatan dan status gizi antar wilayah
dan antar tingkat sosial ekonomi serta gender, dengan menurunnya
disparitas separuh dari tahun 2013.
4. Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam
rangka mengurangi risiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi
seluruh penduduk, terutama penduduk miskin.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 103
LAPORAN KEGIATAN

5. Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tingkat


rumah tangga dari 70% menjadi 74%.
6. Seluruh Puskesmas melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan suatu tindakan
sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh
komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan
berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup.Pelaksanaan
GERMAS harus dimulai dari keluarga, karena keluarga adalah bagian
terkecil dari masyarakat yang membentuk kepribadian.
GERMAS merupakan gerakan nasional yang diprakarsai oleh Presiden RI
yang mengedepankan upaya promotif dan preventif, tanpa
mengesampingkan upaya kuratif-rehabilitatif dengan melibatkan seluruh
komponen bangsa dalam memasyarakatkan paradigma sehat. Untuk
menyukseskan GERMAS, tidak bisa hanya mengandalkan peran sektor
kesehatan saja.Peran Kementerian dan Lembaga di sektor lainnya juga
turut menentukan, dan ditunjang peran serta seluruh lapisan masyarakat.
Mulai dari individu, keluarga, dan masyarakat dalam mempraktekkan pola
hidup sehat, akademisi, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan, dan
organisasi profesi dalam menggerakkan anggotanya untuk berperilaku
sehat serta Pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah dalam
menyiapkan sarana dan prasarana pendukung, memantau dan
mengevaluasi pelaksanaannya.
Salah satu dukungan nyata lintas sektor untuk suksesnya GERMAS,
diantaranya Program Infrastruktur Berbasis Masyarakat (IBM)
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang berfokus pada
pembangunan akses air minum, sanitasi, dan pemukiman layak huni, yang
merupakan infrastruktur dasar yang mendukung Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan dalam hal
keamanan pangan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 104
LAPORAN KEGIATAN

Tema Prioritas Pembangunan Kesehatan pada tahun 2014-2019 adalah


“Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan” melalui:
1. Program Kesehatan Masyarakat
Pelaksanaan Program Kesehatan Preventif Terpadu yang meliputi
pemberian imunisasi dasar kepada 92% balita pada 2017, penyediaan
akses sumber air bersih yang menjangkau 69% penduduk, dan akses
terhadap sanitasi dasar berkualitas yang menjangkau 75% penduduk
sebelum 2017, penurunan tingkat kematian ibu saat melahirkan dari
228 per 100.000 kelahiran pada 2014 menjadi 118 pada 2017, serta
tingkat kematian bayi dari 30 per 1.000 kelahiran pada 2014 menjadi
20 pada 2017.
2. Program Keluarga Berencana (KB) yang meliputi peningkatan
kualitas dan jangkauan layanan KB melalui klinik pemerintah dan
swasta selama 2014-2017.
3. Sarana Kesehatan yang meliputi ketersediaan dan peningkatan
kualitas layanan Puskesmas ISO minimal 5 Puskesmas pada 2014 dan
10 Puskesmas pada 2017.
4. Asuransi Kesehatan untuk seluruh keluarga miskin dengan cakupan
100% pada 2014 dan diperluas secara bertahap untuk warga Medan
lainnya antara 2014-2019.
Prioritas Pembangunan Kesehatan pada tahun 2014-2019 difokuskan pada
delapan fokus prioritas, yaitu:
1. Peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita, dan Keluarga Berencana
(KB).
2. Perbaikan status gizi masyarakat.
3. Pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular diikuti
penyehatan lingkungan.
4. Pemenuhan, pengembangan, dan pemberdayaan SDM kesehatan.
5. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, keamanan,
mutu, dan penggunaan obat.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 105
LAPORAN KEGIATAN

6. Pengembangan sistem Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).


7. Pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan bencana dan krisis
kesehatan.
8. Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 106
LAPORAN KEGIATAN

BAB V
IMPLEMENTASI PROGRAM KESEHATAN MELALUI PUSKESMAS
(ORIENTASI DI PUSKESMAS MEDAN DENAI)

5.1 Puskesmas
5.1.1 Pengertian Puskesmas
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 75 Tahun
2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi - tingginya di Wilayah Kerjanya.
Yang dimaksud dengan :
1. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
pemerintah-pemerintah daerah dan/atau masyarakat.
2. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan
sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat.
3. Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)
Suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan
yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan,penyembuhan
penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan
kesehatan perseorangan.
4. Pelayanan Kesehatan
Upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat, mencakup
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, pelaporan, dan
dituangkan dalam suatu sistem.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 107
LAPORAN KEGIATAN

5. Tenaga Kesehatan
Setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di
bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan
untuk melakukan upaya kesehatan.
5.1.2 Tujuan Puskesmas
1. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat.
2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu.
3. Hidup dalam lingkungan sehat.
4. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
5.1.3 Fungsi Puskesmas
1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Puskesmas senantiasa selalu berupaya dalam menggerakkan dan
memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektoral termasuk
oleh masyarakat dan dunia usaha diwilayah kerjanya, sehingga
berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan.
2. Pemulihan Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka
masyarakat keluarga, dan masyarakat dunia usaha memiliki kesabaran,
kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk
hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan
kesehatan termasuk sumber pembiayaan, serta ikut menerapkan,
menyelenggarakan, memantau pelaksanaan program kesehatan.
Pemberdayaan perorangan, keluarga, dan masyarakat ini agar
diselenggarakan dengan memperhatikan situasi dan kondisi,
khususnya sosial budaya masyarakat setempat.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 108
LAPORAN KEGIATAN

3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama


Puskesmas senantiasa bertanggungjawab menyelenggarakan
pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama menjadi tanggungjawab
Puskesmas yang meliputi:
a. Pelayanan Kesehatan Perorangan
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat
pribadi (private goods) dengan tujuan utama untuk menyembuhkan
penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan tersebut yaitu rawat
jalan untuk Puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap tanpa
mengabaikan kesehatan dan pencegahan penyakit.
b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat
umum publik (public goods) dengan tujuan utama untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit
tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan kesehatan.
Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah
promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan
lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga,
keluarga berencana, kesehatan jiwa serta berbagai program
kesehatan masyarakat lainnya.
5.1.4 Visi dan Misi Puskesmas
5.1.4.1 Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh
Puskesmas adalah tercapainya Kecamatan sehat menuju Indonesia
Sehat.
Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat Kecamatan masa
depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 109
LAPORAN KEGIATAN

masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku


sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Indikator Kecamatan sehat yang dicapai mencakup 4 indikator
utama, yakni:
1. Indikator Lingkungan Sehat.
2. Indikator Perilaku Sehat.
3. Indikator Cakupan Pelayanan Kesehatan Bermutu.
4. Indikator Derajat Kesehatan Penduduk Kecamatan.
5.1.4.2 Misi Puskesmas
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh
Puskesmas adalah turut mendukung tercapainya misi
pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah:
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di
wilayah kerjanya agar dapat memperhatikan aspek kesehatan
yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif
terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan
dan perilaku masyarakat.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan
masyarakat di Wilayah Kerjanya. Puskesmas akan selalu
berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya semakin berdaya di
bidang kesehatan melalui peningkatan pengetahuan menuju
kemampuan untuk hidup.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu. Pemerataan dan
keterjangkauan peralatan kesehatan yang diselenggarakan
Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan
pelayanan kesehatan yang sesuai standar masyarakat,
mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan serta

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 110
LAPORAN KEGIATAN

meningkatkan efisiensi pengelolaan dana sehingga dapat


dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan,
keluarga dan masyarakat. Puskesmas akan selalu berupaya
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan
perorangan, keluarga, dan masyarakat yang berkunjung dan
bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi
dengan menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan
yang sesuai.
5.1.5 Prinsip dan Upaya Penyelenggaraan Puskesmas
5.1.5.1 Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas
1. Prinsip penyelenggaran Puskesmas meliputi:
a. Paradigma sehat;
b. Pertanggungjawaban Wilayah;
c. Kemandirian masyarakat;
d. Pemerataan;
e. Teknologi tepat guna; dan
f. Keterpaduan dan kesinambungan.
2. Berdasarkan prinsip paradigma sehat, Puskesmas mendorong
seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya
mencegah dan mengurangi risiko kesehatan yang di hadapi
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
3. Berdasarkan prinsip pertanggungjawaban Wilayah, Puskesmas
menggerakan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan
kesehatan di wilayah kerja.
4. Berdasarkan prinsip kemandirian masyarakat, Puskesmas
mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 111
LAPORAN KEGIATAN

5. Berdasarkan prinsip pemerataan, Puskesmas menyelenggarakan


Pelayan Kesehatan yang dapat di akses dan terjangkau oleh
seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa
membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya dan
kepercayaan.
6. Berdasarkan prinsip teknologi tepat guna, Puskesmas
menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan memanfaatkan
teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan,
mudah di manfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi
lingkungan.
7. Berdasarkan prinsip keterpaduan dan kesinambungan,
Puskesmas mengintergrasikan dan mengkoordinasikan
penyelenggaraan UKM dan UKP lintas program dan lintas
sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan yang didukung
dengan menejemen Puskesmas.
5.1.5.2 Upaya Penyelenggaraan Puskesmas
Dalam mencapai visi pembangunan kesehatan melalui Puskesmas
yakni terwujudnya Kecamatan Sehat 2018. Puskesmas bertanggung
jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem
kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat
pertama Upaya kesehatan tersebut digolongkan menjadi dua yaitu:
1. Upaya Kesehatan Perorangan, dilaksanakan dalam bentuk:
a. Rawat Jalan
b. Pelayanan Gawat Darurat
c. Pelayanan Satu Hari (One Day Care)
d. Home Care dan/atau
e. Rawat Inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan
kesehatan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 112
LAPORAN KEGIATAN

2. Upaya Kesehatan Masyarakat


a. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
1. Promosi Kesehatan
2. Kesehatan Lingkungan
3. Kesehatan Ibu, Anak, dan KeluargaBerencana
4. Gizi
5. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
b. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah upaya
kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya
yang sifatnya inovatif dan/atau bersifat bersifat
ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan
dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan Wilayah
Kerjadan potensi sumber daya yang tersedia di masing-
masing Puskesmas.
Untuk melaksanakan upaya kesehatan masyarakat dan
perorangan, Puskesmas harus menyelenggarakan:
a. Manajemen Puskesmas.
b. Pelayanan Laboratorium.
c. Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat.
d. Pelayanan Kefarmasian.
5.1.6 Kedudukan, Organisasi dan Tata Kerja Puskesmas
5.1.6.1 Kedudukan Puskesmas
Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan
Sistem Kesehatan Nasional (SKN), Sistem Kesehatan
Kabupaten/Kota dan Sistem Pemerintah Daerah:
1. Sistem Kesehatan Nasional
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan Nasional
adalah sebagai suatu sarana pelayanan kesehatan strata
pertama yang bertanggungjawab untuk menyelenggarakan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 113
LAPORAN KEGIATAN

upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat


di Wilayah Kerjanya.
2. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan
Kabupaten/Kota adalah sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan
Kabupaten/Kota di Wilayah Kerjanya.
3. Sistem Pemerintah Daerah
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Pemerintah Daerah
adalah sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang merupakan unit struktural Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota bidang kesehatan di Tingkat
Kecamatan.
4. Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Di Wilayah Kerja Puskesmas terdapat berbagai organisasi
pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola oleh
lembaga masyarakat dan swasta seperti praktek dokter, praktek
dokter gigi, praktek bidan, poliklinik dan balai kesehatan
masyarakat. Kedudukan Puskesmas di antara berbagai sarana
pelayanan kesehatan strata pertama ini adalah sebagai mitra.
Di Wilayah KerjaPuskesmas terdapat pula berbagai bentuk
upaya kesehatan berbasis dan bersumber daya masyarakat
seperti Posyandu, Polindes, pos obat desa dan pos UKK.
Kedudukan Puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan
kesehatan berbasis dan bersumberdaya masyarakat adalah
sebagai pembina.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 114
LAPORAN KEGIATAN

5.1.6.2 Organisasi Puskesmas


1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Puskesmas tergantung dari beban tugas
masing-masing Puskesmas. Penyusunan struktur organisasi
Puskesmas di satu Kabupaten/Kota dilakukan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, sedangkan penetapannya dilakukan
dengan Peraturan Daerah.
Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi
Puskesmas berikut:
a. Kepala Puskesmas.
b. Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu Kepala
Puskesmas dalam pengelolaan:
 Data dan informasi.
 Perencanaan dan Penilaian.
 Keuangan.
 Umum dan Kepegawaian.
c. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas:
 Upaya Kesehatan Masyarakat, termasuk pembinaan
terhadap UKBM.
 Upaya Kesehatan Perorangan.
d. Jaringan Pelayanan Perorangan:
 Unit Puskesmas Pembantu.
 Unit Puskesmas Keliling.
 Unit Bidan di Desa/Komunitas.
2. Kriteria Personalia
Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi Puskesmas
disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing
unit Puskesmas. Khusus untuk KepalaPuskesmas kriteria
tersebut dipersyaratkan harus seorang sarjana dibidang

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 115
LAPORAN KEGIATAN

kesehatan yang kurikulum pendidikannya mencakup kesehatan


masyarakat.
3. Eselon KepalaPuskesmas
KepalaPuskesmas adalah penanggung jawab pembangunan
kesehatan ditingkat Kecamatan. Sesuai dengan tanggungjawab
tersebut dan peran KepalaPuskesmas dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan ditingkat Kecamatan maka jabatan
KepalaPuskesmas adalah jabatan struktural Eselon IV.
Apabila tidak tersedia tenaga kesahatan yang memenuhi syarat
untuk menjabat jabatan struktural Eselon IV, ditunjuk pejabat
sementara yang sesuai dengan kriteria KepalaPuskesmas yakni
seorang sarjana di bidang kesehatan yang kurikulum
pendidikannya mencakup dibidang kesehatan masyarakat,
dengan kewenangan yang setara dengan pejabat tetap.
5.1.6.3 Tata Kerja Puskesmas
Tata kerja Puskesmas yaitu:
1. Dengan Kantor Kecamatan
Dalam melaksanakan fungsinya, Puskesmas berkoordinasi
dengan kantor kecamatan melalui pertemuan berkala yang
diselenggarakan di Tingkat Kecamatan. Koordinasi tersebut
mencakup perencanaan, penggerakan pelaksanaan,
pengawasan dan pengendalian serta penilaian. Dalam hal
pelaksanaan fungsi penggalian sumber daya masyarakat oleh
Puskesmas, berkoordinasi dengan kantor kecamatan mencakup
pula kegiatan fasilitasi.
2. Dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Puskesmas adalah unit pelaksana teknisDinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, dengan demikian secara teknis dan
administratif, Puskesmas bertanggungjawab kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Dan sebaliknya Dinas Kesehatan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 116
LAPORAN KEGIATAN

Kabupaten/ Kotabertanggungjawab membina serta


memberikan bantuan administratif dan teknis kepada
Puskesmas.
3. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Sebagai mitra pelayanan kesehatan strata pertama yang
dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta, Puskesmas
menjalin kerjasama termasuk penyelenggaraan rujukan dan
memantau kegiatan yang diselenggarakan. Sedangkan sebagai
pembina upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat,
Puskesmas melaksanakan bimbingan teknis, pemberdayaan
dan rujukan sesuai kebutuhan.
4. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan
upaya kesehatan masyarakat, Puskesmas menjalin kerjasama
yang erat dengan berbagai pelayanan kesehatan rujukan. Untuk
upaya kesehatan perorangan, jalinan kerjasama tersebut
diselenggarakan dengan berbagai sarana pelayanan kesehatan
perorangan seperti Rumah Sakit (Kabupaten/Kota) dan
berbagai balai kesehatan masyarakat (balai pengobatan
penyakit paru-paru, balai kesehatan mata masyarakat, balai
kesehatan kerja masyarakat, balai kesehatan olahraga
masyarakat, balai kesehatan jiwa masyarakat, balai kesehatan
indra masyarakat). Sedangkan untuk upaya kesehatan
masyarakat, jalinan kerjasama diselenggarakan dengan
berbagai sarana pelayanan kesehatan masyarakat rujukan,
seperti Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Balai Teknik
Kesehatan Lingkungan, Balai Laboratorium Kesehatan serta
berbagai Balai Kesehatan Masyarakat lainnya. Kerjasama
tersebut dapat diselenggarakan melalui penerapan konsep

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 117
LAPORAN KEGIATAN

rujukan yang menyeluruh dalam koordinasi Dinas Kesehatan


Kabupaten/Kota.
5. Dengan Lintas Sektor
Tanggung jawab Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis
adalah menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan
kesehatan yang dibebankan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Untuk mendapat hasil yang optimal,
penyelenggaraan pembangunan kesehatan tersebut harus dapat
dikoordinasikan dengan berbagai lintas sektor terkait yang ada
di Tingkat Kecamatan. Diharapkan di satu pihak,
penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Kecamatan
tersebut mendapat dukungan dari berbagai sektor terkait,
sedangkan pihak lain pembangunan yang diselenggarakan oleh
sektor lain di Tingkat Kecamatan berdampak positif terhadap
kesehatan.
6. Dengan Masyarakat
Sebagai penanggung jawab penyelenggaraan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya, Puskesmas memerlukan
dukungan aktif dari masyarakat sebagai objek dan subjek
pembangunan. Dukungan aktif tersebut diwujudkan melalui
pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP) yang
menghimpun berbagai potensi masyarakat, seperti tokoh
masyarakat, tokoh agama, LSM, organisasi kemasyarakatan,
serta dunia usaha. BPP tersebut berperan sebagai mitra dari
Puskesmas dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 118
LAPORAN KEGIATAN

5.2 Gambaran Umum Puskesmas Denai


5.2.1 Sejarah Singkat Puskesmas Denai
Puskesmas Medan Denai didirikan pada tanggal 23 Oktober 1975 yang
diresmikan oleh Gubernur Sumut KDHT, T.I.H. Marah Halim pada
tanggal 19 Mei 1976 sebai pusat kesehatan masyarakat dibawah naungan
dinas kesehatan Kota Medan.
Puskesmas Medan Denai yang terletak di Jl. Jermal XV No. 06 kel.
Menteng merupakan puskesmas non perawatan yang hanya melayani
pasien berobat jalan dan rujukan. Pasien yang memerlukan perawatan
yang lebih lanjut dan memerlukan rawat inap akan di rujuk ke Rumah
Sakit terdekat.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 119
LAPORAN KEGIATAN

5.2.2 Wilayah Kerja Puskesmas


Wilayah kerja Puskesmas medan Denai terdiri dari:
 Luas wilayah kerja : 324,50 Ha
 Jumlah Kelurahan : 2 Kelurahan
 Jumlah Lingkungan : 20 Lingkungan
 Jumlah Penduduk : 41.947 Jiwa
 Jumlah Penduduk Miskin : 618 Jiwa
 Jumlah Kepala Keluarga : 10.675 KK
 Jumlah Bumil : 356 jiwa
 Jumlah Bulin : 466 jiwa
 Jumlah Bayi : 2.828 jiwa
 Jumlah Buteki : 524 jiwa
 Jumlah Anak Sekolah :1.582 jiwa
 Jumlah WUS : 8348 jiwa
 Jumlah PUS : 6864 jiwa
Jumlah USILA : 137 jiwa

5.2.3 Data Wilayah/Data Geografis


Puskesmas Medan Denai mempunyai wilayah kerja meliputi dua
kelurahan yang berada di kecamatan Medan Denai yaitu :
 Kelurahan Medan Denai dengan luas areal 120,5 Ha dan terdiri dari 9
lingkungan.
 Kelurahan Medan Tenggara dengan luas areal 102 Ha dan Terdiri dari
11 lingkungan.
 Jumlah luas areal wilayah kelurahan 324,5 Ha.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 120
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 5.1. Distribusi Penduduk Puskesmas Medan Denai

JUMLAH PENDUDUK
No
KELURAHAN
LAKI -LAKI PEREMPUAN KK JIWA

1 DENAI 9.246 10.745 4.856 19.991

2 MENTENG 11.477 10.479 5.819 21.956

JUMLAH 20.723 21.244 10.675 41.947

*sumber data dari Puskesmas Medan Denai

Dari tabel diatas didapati jumlah penduduk yang dinaungi Puskesmas Medan
Denai adalah 41.974.

Grafik 5.1. Distribusi Penduduk Puskesmas Medan Denai

45000
40000
35000
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
LAKI-LAKI PEREMPUAN KK JIWA

DENAI MENTENG JUMLAH

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 121
LAPORAN KEGIATAN

5.2.4 Data Kesehatan


5.2.4.1 Sarana Pendidikan
Tabel 3.2 Distribusi Sarana pendidikan di Wilayah
Kerja Puskesmas Medan Denai

Status
No Jumlah
Sarana Pendidikan
Negeri Swasta
1 TK - 22 22
2 SD 5 10 15
3 SMP - 4 4
4 SMU/SMK 1 5 6
5 PT - 2 2
Jumlah 5 43
*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai

Dari tabel diatas didapat bahwa sarana pendidikan yang di naungi


Puskesmas Medan Denai yang paling banyak adalah tingkat TK sebanyak 22
yayasan.

5.2.5 Sarana Ibadah


Grafik 3.2. Distribusi Sarana Ibadah

10
*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai
8
6
4
2
0
Masjid Gereja Kuil Wihara

Denai Menteng

Dari grafik diatas didapati sarana ibadah yang di naungi di Puskesmas Medan
Denai adalah Mesjid, Gereja, Kuil, dan Wihara.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 122
LAPORAN KEGIATAN

5.2.6 Sarana Kesehatan


- Poliklinik Umum
- Poliklinik Ibu dan Anak
- Poliklinik Lansia
- Poliklinik Gigi dan Mulut
5.2.7. Sarana Pendukung Kesehatan
- Laboratorium
- Fasilitas ambulance
5.2.8 Sarana Fisik Puskesmas
 Ruangan Kepala Puskesmas : 1 buah
 Ruangan Poli Umum : 2 buah
 Ruangan Kartu : 1 buah
 Ruangan KIA : 1 buah
 Ruangan Apotik : 1 buah
 Ruangan Imunisasi : 1 buah
 Ruangan Poli Gizi : 1 buah
 Ruangan Rapat : 1 buah
 Toilet Pegawai : 1 buah
 Toilet pasien : 1 buah
5.2.9 Tenaga Kesehatan Puskesmas
Puskesmas Medan Denai memiliki petugas atau tenaga kesehatan yang
terdiri dari tega medis, para medis dan staf administrasi.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 123
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 3.3. Distribusi Tenaga Kesehatan Puskesmas Medan Denai

NO NAMA PEGAWAI NIP GOL.

1 dr. Budi Ikhsan 197803232007011002 III/d

2 dr. Nur Fadliana 197911052006042005 IV/a

3 drg. Herlina Sihombing 197111032000122001 IV/c

4 drg. Herta Linawati Sinaga 197207262002122002 IV/b

5 dr. Yudisi Rolasni Silitonga 197511162005022002 IV/a

6 Nuryani 196509021988032003 IV/a

7 dr. Esra Yanti Vivi Yuna Butar-Butar 197703012010012004 III/d

8 dr. Siti Aisyah Pulungan 198005122010012006 III/d

9 Katarina 196206141983102001 III/d

10 Nurlanwati Hutasuhut 196310081985032003 III/d

11 Julidar 196507191988032013 III/d

12 Siti Jamilah Marbun 196611011987032002 III/d

13 Berliana Siagian 197310121993032001 III/d

14 Riris Simanullang 196703241993032004 III/d

15 Syamsunihar, S. Farm, Apt 197003061994032005 III/d

16 Riana Anzahra Zubaidah 196904261990022003 III/d

17 Ronny Rahmadiniah Siregar, SKM 197302071996032001 III/d

18 drg. Flora Karenza Pinem 198606302011012013 III/c

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 124
LAPORAN KEGIATAN

19 Aida Rosmawati 196707051993032002 III/c

20 Lestina Simarmata 197910132006042011 III/b

21 Juliana Magdalena Pardede, S. Kep 198207042006042008 III/b

22 Erita Ferawaty Sihombing 198212192006042019 III/a

23 Fatimah Emmy Kristina Naibaho, A.Md 198011132010012019 III/a

24 Nelly Franciska Sitohang, Amk 197707272010012009 III/a

25 Enny Elfrida Sirait, Amk 198011032010012017 III/a

26 Octorosilawati Sianturi 198210012010012023 III/a

27 Nuraisyah Nasution 197502212007012003 III/a

28 Nova Elisabeth Simaremare 198805112010012019 II/d

29 S Mesrawati Manurung 198102112010012021 II/d

30 Mekaria BR Kaban 198011282010012007 II/d

31 Imelda Yulietta Simarmata 197407232005022001 III/a

32 Hendri Syahputra 198510102010011023 II/d

33 Widya Irtifani 198509112015032001 II/c

34 Yotissa Priyanka Sibarani 199106292015052000 II/c

35 Sumisan Sihombing 198606082015052001 III/a

36 Pelentina Sitorus. S.Kep, Ners 196405031988032003 IV/a

37 Roslina Veronica Silitonga, AMK 198010302015052001 II/c

38 Rezita Yuni Lubis, S.kep,Ns 199306032019032006 III/a

*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 125
LAPORAN KEGIATAN

Daftar Staf/Tenaga Pelaksana Honorer Puskesmas Medan Denai

No. NAMA NIP GOL JABATAN

1 Irna Rahmahyani - - Administrasi

2 Hafiz Arief - - Administrasi

3 Azhar Koto - - Keamanan

4 Siti Raiyah - - Cleaning Service

5.2.10 Fasilitas Fisik Puskesmas Medan Denai


Puskesmas Medan Denai dalam menjalankan kegiatan didukukng oleh
fasilitas fisik meliputi :
1. Fasilitas gedung puskesmas permanen
2. Fasilitas alat – alat
3. Fasilitas adm
4. Fasilitas imunisasi
5.2.11 Fasilitas Gedung Puskesmas
Puskesmas terdiri dari :
1. Ruangan Kepala Puskesmas : 1 buah
2. Ruangan Poli Umum : 2 buah
3. Ruangan Kartu : 1 buah
4. Ruangan KIA : 1 buah
5. Ruangan Apotik : 1 buah
6. Ruangan Imunisasi : 1 buah
7. Ruangan Poli Gizi : 1 buah
8. Ruangan Rapat : 1 buah
9. Toilet Pegawai : 1 buah
10. Toilet pasien : 1 buah

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 126
LAPORAN KEGIATAN

5.2.12 Sumber Daya Manusia


Lembaga Kesehatan Puskesmas Medan Denai
1. Dokter Umum : 6 Orang
2. Dokter Gigi : 3 Orang
3. Perawat Gigi : 3 Orang
4. Bidan : 9 Orang
5. Perawat : 10 Orang
6. Asisten Apoteker : 1 Orang
7. Tata Usaha : 1 Orang
8. Petugas Gizi : 1 Orang
9. Sanitasi : 1 Orang
10. Analis : 2 Orang
11. Jurim : 1 Orang
12. Honor : 4 Orang
13. PHL/CS : 1 Orang
Jumlah : 43 Orang
5.2.13 Fasilitas Administrasi
- Meja pendaftaran
- Computer administrasi
- Rak rekam medic
- Data rekam medic
5.2.14 Fasilitas Imunisasi
- Penyediaan vaksin
- Tempat penyimpanan vaksin
- Timbangan BB
- Meteran
- Spuit
- Safety box
- Kapas alcohol
- Obat-obatan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 127
LAPORAN KEGIATAN

5.2.15 Fasilitas Alat – alat


Adapun peralatan yang dimiliki oleh Puskesmas Medan Denai antara lain
yaitu :
1. Alat – alat pemeriksaan pasien, seperti :
 Stetoskop : 5 buah
 Tensi Meter : 3 buah
 Kia Kit : 1 set
2. Alat – alat suntik dan lat – alat P3K
3. Timbangan bayi dan dewasa
 Timbangan bayi : 1 buah
 Timbangan dewasa : 4 buah
4. Pengukuran tinggi : 3 buah
5. Lemari es tipe kompresi : 2 buah
6. Tempat tidur : 3 buah
7. Lemari obat : 3 buah
8. Termos posyandu :13 buah
9. Perlengkapan gizi : 1 buah
5.2.16 Fasilitas Obat – obatan
Puskesmas Medan Denai dalam rangka menjalankan tugas – tugas
pokoknya memulihkan kesehatan dan penolongan penyakit didukung oleh
perlengkapan obat – obatan antara lain :
 Obat – obatan inpres
 Obat – obatan BPJS
 Obat – obatan GAKIN

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 128
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 3.4 Daftar Obat – obatan di Puskesmas Medan Denai


No Nama Obat No Nama Obat
1 Asetosal Tablet 70 Etil Klorid
2 Amitripitilin 71 Eugenol
3 Amoxcilin 250 mg 72 Fenobarbita 30 mg
4 Amoxcilin 500 mg 73 Fenoksimetil Penicilin 250 mg
5 Amoxcilin Sirup 74 Fenoksimetil Penicilin 500 mg
6 Antalgin 75 Fitomenadion Tablet
7 Antasida 76 Furodemide
8 Antihemoroid Sirup 77 Garam Oralit
9 Asam Askorbat 78 Garam Violit
10 Atropine Sulpat Injeksi 79 Glibenclamid 5 mg
11 Asam Mefenamat 80 Gliseril Guaiakolat
12 Acyclorovir Salep 81 Griseo Fulvin
13 Acycloropil 200 mg 82 Glukosa Infus
14 Ambroxol Tablet 83 Hidrokortison 2,5 %
15 Ambroxol Sirup 84 Ibuprofen 200 mg
16 ART Fuji 85 Infus Set Dewasa
17 Abokat 22 86 Kal. Hidro Pasta
18 Abokat 18 87 Kalsium Laktas
19 Benzatin Penicilin 88 Kapas 250
20 Besi II Sulfat 89 Kapas 500
21 Betametason Cream 90 Kasa 40/40 mg
22 Anti Bakteri Cream 91 Kasa Hidrofil 4 x 15
23 Allupurinol 92 Klorampenikol 3 % tetes Telinga
24 2- 4 Salep 93 Klorampenikol
25 Captropil 12,5 mg 94 Kloeperamin Maleat
26 Ciptrofloxacin 95 Klorpromazine
27 CHMK 96 Kotrimoksazol Sirup

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 129
LAPORAN KEGIATAN

28 Dexamethason 97 Kotrimoksazol 480 mg


29 Dextrometropan Tablet 0,5 mg 98 Kotrimoksazol Paed 120 mg
30 Dextrometrorpan Tablet 99 Meta Ergometrin Injeksi
31 Diazepam Injeksi 100 Metronidazole 250 mg
32 Diazepam Tablet 101 Natrium Bicarbonat
33 Difenhidramim Injeksi 102 OBH
34 Digoksin 0,25 mg 103 Oksitetrasiklin Salep Mata 1 %
35 Efedin 104 Oksitetrasiklin Kulit 3 %
36 Ekstra Belladon 105 Oksitosin Injeksi
37 Etakridinal 106 Paracetamol Sirup
38 Etanol 70 % 107 Paracetamol Tablet 500 mg
39 Dextrometorpan sirup 108 Piridoksin
40 Pirantel 125 mg 109 Phonol Tetes Telinga
41 Predsone tablet 110 Ofloksasin 400 mg
42 Propanolol 111 Megnicom
43 Reserpin 112 Hanschun
44 Ringer laktat 113 Eritromisi
45 Salbutamol tablet 2 mg 114 Ketokonazole crem
46 Salisil bedak 115 Ketokonazol tablet 200 mg
47 Serum anti tetanus 116 OBH plus
48 Silver Amalgam 117 Truvit sirup
49 Tetrasiklin 500 mg 118 Sefiplek
50 Tetrasiklin 250 mg 119 Metaflu
51 Tiamin 120 Obat penurun Panas
52 Vitamin B-Compleks 121 Metocloperamide tablet
53 Yodium 30 mg 122 Metocloperamide sirup
54 Doksisiklin 100 mg 123 Loratadin tablet
55 Lansoprazole 124 Iflasma
56 Diaform 125 Glasslorum

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 130
LAPORAN KEGIATAN

57 Pehacain injeksi 126 Mumming filling pasta


58 Lumping 127 Fletcher
59 Yodium 300 mg 128 Neurophyl 500 injeksi
60 Gempibrozil 129 PK
61 Spuit 1 ml 130 Genoint Tetes mata
62 Spuit 3 ml 131 Loperamide
63 Methyl prednisolone 132 Kasa pembalut
64 Piroxsicam 133 Basitrasin polimiksin
65 B – 12 injeksi 134 PTU
66 Wing Naid 135 Cetirizine
67 Haloperidol 0,5 mg 136 Nacl Infus
68 Halopuridol 1,5 mg 137 Metal Ergometrin Tablet
69 Halopuridol 5 mg 138 Captopril 25 mg
*sumber data dari Puskesmas Medan Denai

Struktur oraganisasi
*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 131
LAPORAN KEGIATAN

DENAH PUSKESMAS MEDAN DENAI

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 132
LAPORAN KEGIATAN

5.3 PROGRAM KERJA PUSKESMAS MEDAN DENAI


5.3.1 Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, reginal dan global serta mempunyai daya tinggi
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan harus diselenggarakan di
setiap puskesmas.
Untuk dinas kesehatan kota Medan Upaya Penyelenggaraan kesehatan
Wajib di puskesmas ada 8 golongan yaitu :
1. Upaya Promosi kesehatan
2. Upaya Kesehatan lingkungan
3. Upaya KIA dan KB
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
6. Upaya Perkesmas
7. Upaya Pengobatan
8. Upaya Pencatatan dan Pelaporan
Tabel. 5.3.1 Upaya Promosi Kesehatan Puskesmas Medan Denai

Periode Januari - Desember 2018

*Sumber dari puskesmas medan denai

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 133
LAPORAN KEGIATAN

Kesimpulan : Program promosi kesehatan berjalan sesuai denga POA


Tabel 4.2 Upaya Kesehatan Lingkungan Puskesmas Medan Denai Periode
Januari – Desember 2018

*Sumber dari puskesmas medan denai

Tabel.4.3 Data Program Kesehatan Lingkungan (Kesling) di Puskesmas


Medan Denai periode januari 2019-juni 2019

*Sumber dari puskesmas medan denai


KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 134
LAPORAN KEGIATAN

Kesimpulan:

1. Kegiatan Kesling tertinggi pada sarana air bersih,sarana pembuangan


kotoran,dan penatlaksanaan pemberantasan sarang nyamuk dengan total
jumlah 3840 periode jan-juni 2019
2. Kegiatan kesling terendah pada Penyehatan lingkungan pemukiman
(Rumah Sehat), Penyuluhan kesehatan lingkungan, Katering/jasa boga,
Pengawasan TP2, Pengawasan industri non makanan.

Table 4.4 Jumlah Akseptor KB di wilayah kerja Puskesmas Medan Denai


dari bulan Januari – Juni 2019 Program KIA dan KB
BULAN
JENIS JUML
NO PASIEN JAN FEB MAR APRIL MEI JUNI
KONTRASEPSI AH
D L D L D L D L D L D L

BARU 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 2
1 IUD
LAMA 181 294 182 294 182 295 182 295 182 292 182 292 2.853

BARU 0 0 0 0 2 2 1 1 1 1 1 0 9
2 KONDOM
LAMA 400 219 400 219 402 219 402 219 400 219 375 219 3.693

BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 MOW
LAMA 30 88 30 88 30 88 30 88 30 88 30 88 708

BARU 0 0 1 0 2 1 1 1 0 0 0 1 7
4 IMPLAN
LAMA 264 278 265 278 267 279 270 281 270 276 271 276 3.275

BARU 1 2 1 1 2 3 1 1 3 2 2 1 20
5 SUNTIK
LAMA 418 332 418 334 423 335 430 346 460 294 344 291 4.425

BARU 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 15
6 PIL
LAMA 471 354 472 357 480 363 488 371 351 309 347 300 4.663

JUMLAH 779.909

*Sumber dari puskesmas medan denai

Kesimpulan : Program KB berjalan dengan baik, pencapaian kurang disebabkan


alat kontrasepsi yang kurang
Dari tabel di atas dapat di ketahui bahwa :

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 135
LAPORAN KEGIATAN

1. Akseptor KB terbanyak adalah pil dengan jumlah 4.663 dimana jumlah


pemakai lama sebanyak 4663 orang dan pemakai baru sebanyak 15
orang.
2. Pemakain askeptor KB pada Bulan Januari - Desember tahun 2018 ke
Bulan Januari-Juni tahun 2019 mengalami peningkatan yakni dari 3392
menjadi 779.909 pemakaian askeptor KB, Hal ini di sebabkan karena
kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengaturan jumlah anak dan
pengaturan jarak kehamilan.
3. Diharapkan kepada petugas pihak puskesmas agar lebih melakukan
promosi
tentang penting dan manfaat berKB.
Tabel 4.6 Program Gizi di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Denai
Priode Januari – Mei 2019

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 136
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 4.7 Data Bulanan 10 besar penyakit di wilayah kerja puskesmas


medan denai kecamatan medan denai periode januari s.d juni 2019
Bulan
No Jenis Penyakit
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Jumlah

Infeksi saluran
1 390 269 191 153 173 172 1348
pernapasan akut

2 Hipertensi 135 158 150 148 0 153 744

3 infeksi penyakit usus lain 83 89 93 77 63 72 744

346
4 DM 61 62 69 50 35 69

5 Penyakit lain pada saluran p. atas 54 70 59 21 43 46 293

6 ginguitis dan penyakit periodental 32 70 46 42 37 31 258

7 Peny.pulpa dan jar. perlapikal 37 55 45 43 36 23 239

191
8 pk. alergi 25 45 42 41 18 20

192
9 penyakit sistem otot 27 31 36 45 16 37

10 diare 15 16 14 12 20 20 97
*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai
Dari table diatas didapatkan bahwa :
1. Penyakit ISPA merupakan penyakit terbanyak pada bulan Januari – Juni
2019 dengan jumlah 1348 kasus
2. Diare merupakan kasus terendah pada bulan Januari – Juni 2019 dengan
jumlah 97 kasus.
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa dari 10 terbesar penyakit yang
terdapat di puskesmas Medan Denai, urutan pertama di dapati adalah ISPA tahun
2019. Hal ini mungkin disebabkan karena rendahnya kesadaran masyarakat
terhadap lingkungan dan orang lain. Karena masih banyak terlihat masyarakat
yang terlihat sembarangan merokok di sembarang tempat, tidak memakai
pelindung diri seperti masker ketika di jalan untuk menghindari adanya debu
maupun polusi kendaraan dan rendahnya kesadaran masyarakat untuk segera pergi
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 137
LAPORAN KEGIATAN

berobat ke pelayanan kesehatan terdekat. Sedangkan dilihat kasus ISPA


mengalami penurunan yakni dari 3388 jiwa pada tahun 2018 menjadi 1348 jiwa
pada tahun 2019 hal ini mungkin disebabkan karena tingginya kerja keras pihak
puskesmas Medan denai dalam upaya mempromosikan kesehatan kepada
masyarakat
Tabel 4.9 Pencapaian Imunisasi Puskesmas Medan Denai
Bulan Januari – Juni 2019
No Imunisasi Sasaran J F M A M J
1 HBO Bayi 51 53 53 49 51 26

2 BCG Bayi 53 55 54 51 53 27

3 Polio 1 Bayi 53 55 54 51 53 27

4 DPT/HB/HIB1 Bayi 51 52 56 53 54 29
5 Polio 2 Bayi 51 52 56 53 54 29

6 DPT/HB 2 Bayi 53 54 55 51 53 27

7 Polio 3 Bayi 53 54 55 49 53 27

8 DPT/HB/Hbi3 Bayi 53 54 53 53 52 26

9 Polio 4 Bayi 43 54 53 53 52 26

10 IPV Bayi 35 41 41 44 44 23

10 Campak + R Bayi 50 54 55 52 53 27

11 LIL Bayi 50 54 55 52 53 27

*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai


Tabel 4.11. Program UKS Wilayah Kerja Puskesmas Medan Denai 2018-
2019
No Tenaga pendukung Kelurahan Jumlah(orang)
Denai Menteng
1 Dokter Kecil 23 15 38
2 Dokter Remaja 10 3 0
3 Guru UKS 9 5 14
Jumlah 42 23 52
Sumber : SP2TP Puskesmas Medan Denai,Tahun 2018
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 138
LAPORAN KEGIATAN

Dari table di atas di ketahu bahwa :


1. Dokter Kecil
 Jumlah Dokter kecil yang ada 38 jiwa
 Target dokter kecil 10 dari jumlah murid SD
 Jumlah murid SD adalah 5.127 jiwa
2. Guru UKS
 Guru UKS berjumlah 14 orang
 Jumlah sekolah SD +SMP+SMA=27
 Tiap sekolah harus memiliki 1 guru UKS
 Jadi target pencapaian guru UKS belum tercapai
Tabel 4.12. Upaya Kesehatan Olahraga Di Wilayah Kerja Puskesmas
Medan Denai Januari – Desember 2018

*Sumber : Puskesmas Medan Denai 2018

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 139
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 4.13 Program Usaha Kesehatan Masyarakat Wilayah Kerja


Puskesmas Medan Denai 2018

Tabel 4.14 Program Usaha Kesehatan Kerja Wilayah Kerja

Puskesmas Medan 2018

*Sumber : Puskesmas Medan Denai 2018

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 140
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 4.15. Kelainan Gigi Dan Mulut Di Wilayah Kerja Puskesmas


Medan Denai Januari – Juni 2019

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa:


1. Kasus periodenitis di unit pelayanan medik dasar yaitu 262 jiwa pada
periode Januari - Juni 2019.
2. Kasus kelainan pulpitis pula diunit pelayanan medic dasar kesehatan gigi
yaitu 255 jiwa pada periode Januari – Junii 2019
3. Kasus persistensi di unit pelayanan medik dasar yaitu 230 jiwa pada
periode Januari - juni 2019.
Tabel 4.16. Program Usaha Kesehatan Jiwa Di Wilayah Kerja Puskesmas
Medan Denai Januari – Juni 2019

*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai


KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 141
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 4.17. Program Usaha Kesehatan Mata Di Wilayah Kerja


Puskesmas Medan Denai Januari – Juni 2019

*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai

Kesimpulan :

1. Penyakit mata tertinggi terdapat pada Kelainan Reflaksi & Akomodasi

dengan total jumlah 135 periode januari-juni 2019.

2. Penyakit mata terendah terdapat pada Glaukoma, Kebutaan &

Penglihatan Kurang, Konjungtivitas Purulenta, Kekurangan kornea,

Radang saluran kel air mata, Juling & kel gerak bola mata, Radang

Kelopak mata, Penyakit mata lain, Trakhoma & akibat kemudian

trachoma, Defisiensi Vit. A, Trauma mata & C. Aleanum.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 142
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 4.18. Program Usaha Kesehatan Usia Lanjut Di Wilayah Kerja


Puskesmas Medan Denai Januari – Juni 2019

Tabel 4.19. Data Laboratorium Puskesmas Medan Denai Bulan Januari-


Juni 2019

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 143
LAPORAN KEGIATAN

Dari data di atas didapatkan bahwa:


Kesimpulan :
1. Pemeriksaan paling banyak adalah KGD yaitu sebanyak 598 pemeriksaan.
2. Pemeriksaan paling sedikit adalah pemeriksaan yakni Ig G & Ig M
sebanyak 0 pemeriksaan.
Dari data di atas dapat kita simpulkan bahwa pemeriksaan terbanyak yang
dilakukan di Puskesmas Medan Denai pada bulan Januari sampai Juni 2019
adalah pemeriksaan Kadar Gula Darah. Hal ini mungkin dikarenakan Diabetes
Mellitus merupakan salah satu penyakit tersering yaitu urutan ke 4 dari 10
penyakit tersering di Puskesmas Medan Denai. Tingginya angka kejadian DM
mungkin dikarenakan pola hidup dimasyarakat yang kurang baik seperti pola
makan sehari- hari yang banyak mengandung pemanis buatan dan kurangnya
pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk mengontrol kesehatan setiap bulan
meskipun mereka mengetahui adanya faktor keturunan DM pada keluarganya

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 144
LAPORAN KEGIATAN

5.4 Laporan Kegiatan Harian


5.4.1 Selasa, 23 Juli 2019
Hari selasa, 23 Juli 2019 adalah hari pertama kami memulai kegiatan KKS di
Puskesmas Medan Denai. Kami mulai kegiatan hari selasa dikarenakan hari senin
tanggal 22 Juli 2019 kami masih mengikuti bimbingan di Dinas Kota Medan
mengenai materi tentang puskesmas dan memberikan pembekalan tentang
promkes di puskesmas serta pemberian tugas di puskesmas yang dituju.
Setelah sampai para mahasiswa mengikuti apel pagi, lalu bertemu dengan dr.
Nur Fadliana selaku kepala TU Puskesmas dan diberi arahan. Setelah itu, kami
juga berkenalan dengan semua staf yang ada di puskesmas, dan diajak berkeliling
ke ruangan-ruangan yang ada di Puskesmas Medan Denai.
Setelah itu, mahasiswa dibagi untuk mengisi poli dan mengikuti kegiatan
Puskesmas. Poli yang diisi adalah poli umum I, poli umum II, poli lansia, poli
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), UGD, Apotek dan Registrasi. Kegiatan yang
diikuti adalah PIS-PK, kunjungan Posyandu balita, acara BKKBN dan sunat
massal. Mahasiswa dibagi 1 orang tiap poli dan 4 untuk kegiatan puskesmas.
Kegiatan di poli umum I dan II adalah memberikan pelayanan kesehatan, dan
sharing dengan dokter yang bertugas di poli umum dalam penegakkan diagnosis
dan pemberian terapi kepada pasien yang datang. Di poli umum I dan II ada 1
dokter yang bertugas, dan mahasiswa ikut serta dalam jalannya pengobatan.
Kegiatan di poli lansia memberikan pelayanan kesehatan kepada lansia, dan
mahasiswa ikut serta dalam pemberian pengobatan, dan sharing dengan dokter
yang bertugas di poli ini tentang masalah kesehatan lansia dan penyakit terbanyak
pada lansia.
Kegiatan di poli KIA adalah memberikan pelayanan kepada ibu hamil yang
akan memeriksakan kehamilannya, dan ikut serta dalam melakukan anamnesis
dan pemeriksaan, selain itu di dalam poli ini ada pelayanan tentang Keluarga
Berencana (KB) dan penyakit pada anak.
Kegiatan di Apotek yaitu mahasiswa ikut melayani pasien dengan memberikan
obat sesuai dengan resep dokter.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 145
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

Kegiatan di UGD yaitu mahasiswa ikut melayani pasien dengan melakukan


tindakan seperti membersihkan luka, mengganti perban dan mengedukasi
perawatan luka pasien.
Kegiatan mahasiswa yang mengikuti PIS-PK adalah mengunjungi rumah-
rumah warga dan melakukan wawancara tentang keadaan Rumah dan anggota
keluarga yang tinggal di rumah tersebut.
Kegiatan mahasiswa yang mengikuti kunjungan Posyandu adalah ikut serta
dalam pemberian imunisasi, penimbangan BB balita dan pemberian penyuluhan
kepada ibu-ibu yang datang.
Kegiatan ini dilakukan dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 14.30
WIB.

5.4.2 Rabu, 24 Juli 2019


Pada hari ini mahasiswa mengikuti pengobatan di poli, mahasiswa melakukan
kegiatan di poli masing-masing. Kegiatan di puskesmas ini dimulai dari pukul
08.00 WIB sampai dengan pukul 14.30 WIB.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 146
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

5.4.3 Kamis, 25 Juli 2019


Pada hari ini mahasiswa mengikuti Kegiatan PIS-PK di jalan Jermal V yang di
ikuti oleh Diki Sanjaya dan di bimbing oleh bapak Hafis Arief selaku petugas
puskesmas.
Selain kegiatan PIS-PK mahasiswa juga melakukan penyuluhan gizi
seimbang di puskesmas kepada masyarakat sekitar, Kegiatan Penyuluhan tentang
Gizi seimbang di sampaikan mahasiswa oleh Munadiah karimah arda dan Fenny
dezzania.
Setelah kegiatan penyuluhan mahasiswa kembali melakukan kegiatan di poli
masing-masing sesuai pembagian tugas sampai dengan pukul 14.30 WIB.

5.4.4 Jumat, 26 Juli 2019

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 147
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

Pada hari ini mahasiswa melakukan kegiatan penyuluhan penyakit Diabetes dan
melakukan edukasi senam Diabetes bersama warga khususnya lansia di
puskesmas.
Kegiatan ini di mulai penyampaian materi oleh mahasiswa tentang penyakit
Diabetes melitus oleh Yesi desmia, setelah itu kegiatan di lanjutkan dengan
edukasi penyakit Tuberkulosis oleh Rini sepriani, dan di lanjutkan dengan edukasi
etika batuk oleh Elsa amimi.
Setelah itu kegiatan berlanjut kepada senam kaki diabetes yang di lakukan
mahasiswa bersama warga lansia di puskesmas.Setelah kegiatan selesai mahasiwa
melanjutkan kembali kegiatan di poli masing-masing sampai dengan pukul 14.30
WIB.

5.4.5 Sabtu, 27 Juli 2019

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 148
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

Pada hari ini mahasiswa melakukan kegiatan di poli masing-masing, dan


mahasiswa yang bertugas di UGD membantu petugas melakukan pemberian
Imunisasi kepada anak-anak yang tidak hadir pada saat pemberian Imunisasi di
Posyandu, kegiatan ini di ikuti oleh Fenny dezzania dan di bimbing oleh petugas
UGD.

5.4.6 Senin, 29 Juli 2019


Pada hari ini mahasiswa melakukan kegiatan di poli masing-masing sesuai
pembagian tugas. Jam 09:00 WIB mahasiswa pergi melakukan survei ke sekolah
yang diikuti oleh Diki sanjaya dan Fenny dezzania. Kegiatan ini bertujuan untuk
mengantarkan surat izin melakukan kegiatan di sekolah Dasar Negeri No. 064972
Jl. Tuar Kec. Medan Denai Kota Medan.
Kegiatan poli diikuti mahasiswa sampai dengan pukul 14.30 WIB.

5.4.7 Selasa, 30 Juli 2019

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 149
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

Pada hari ini mahasiswa melakukan kegiatan di poli masing-masing sesuai


pembagian tugas. Kegiatan ini dilakukan dari pukul 08.00 WIB sampai dengan
pukul 09:30 WIB.
Setelah pukul 09:30 mahasiswa berangkat ke sekolah dengan di damping
petugas puskesmas untuk melakukan kegitan beserta penyuluhan di sekolah.
Kegiatan ini di khususkan untuk murid kelas satu dan dua, kegiatan nya berupa
pengukuran tinggi badan dan berat badan, setelah itu dilanjutkan dengan
pemeriksaan buta warna, pemeriksaan gigi, dan pemeriksaan telinga. Kegiatan ini
juga di bantu oleh tenaga Dokter kecil sekolah yang di bawah naungi oleh
Puseksmas Medan Denai.
Setelah itu mahasiswa melanjutkan kegiatan dengan penyuluhan cara
menyikat gigi dan mencuci tangan kepada murid-murid yang di sampaikan oleh
Munadiah karimah arda dan Diki sanjaya. Setelah itu di lanjutkan dengan foto
bersama murid-murid.
Setelah kegiatan di sekolah selesai mahasiswa kembali ke puskesmas dan
melanjutkan kegiatan di poli masing-masing sampai dengan pukul 14.30 WIB.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 150
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

5.4.7 Rabu, 31 Juli 2019


Pada hari ini mahasiswa melakukan kegiatan di poli masing-masing sesuai
pembagian tugas. Kegiatan ini dilakukan dari pukul 08.00 WIB sampai dengan
pukul 14.30 WIB.
Pukul 09.30 Mahasiswa melakukan kegiatan di sekolah Smp Al Washliyah 27
Jl. Panglima denai No 60 kel. Amplas, Kec. Medan Amplas. Kegiatan ini diikuti
oleh Diki sanjaya dan Rini sepriani serta di dampingi petugas puskesmas.
Kegitan ini diantaranya adalah edukasi kesehatan, pemeriksaan telinga,
pemeriksaan tes buta warna dan pengukuran tinggi serta berat badan siswa kelas
satu dan dua smp Al Washliyah 27.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 151
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

5.4.8 Kamis, 1 Agustus 2019


Mahasiswa yang lain melakukan kegiatan di poli masing-masing sesuai
pembagian tugas. Pukul 09.00 WIB Mahasiswa melakukan kegiatan Imunisasi
Posyandu di Jl. Jermal 15 yang di dampingi oleh petugas puskesmas.
Setelah itu Mahasiswa melakukan kegiatan penyuluhan tentang Imunisasi
yang di sampaikan oleh Yesi Desmia. Selain itu juga ada kegiatan penyuluhan
kesehatan dan pemeriksaan telinga, gigi, dan pengukuran berat serta tinggi badan
yang di ikuti oleh Diki snjaya di Sekolah Madrasah ibtidaiyah swasta Miftahul
jannah Jl. Panglima denai No. 86 Medan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 152
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 153
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

5.4.9 Jumat, 2 Agustus 2019


. Pada hari ini mahasiswa melakukan kegiatan di poli masing-masing sesuai
pembagian tugas. Kegiatan ini dilakukan dari pukul 08.00 WIB sampai dengan
pukul 14.30 WIB.
Pukul 09.00 WIB Mahasiswa melakukan PIS-PK ke masyarakat yang di
damping oleh pak Hafis Arief selaku petugas puskesmas. Kegiatan ini di ikuti
oleh Yessi desmia, Munadiah karimah arda, Rini sepriani, dan Yolanda budiarti.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 154
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

5.4.10 Sabtu, 3 Agustus 2019


Pada hari ini mahasiswa melakukan kegiatan di poli masing-masing sesuai
pembagian tugas. Kegiatan ini dilakukan dari pukul 08.00 WIB sampai dengan
pukul 14.30 WIB.
Setelah itu Mahasiswa melakukan kegiatan berpamitan kepada petugas-
petugas puskesmas Medan Denai dan melakukan foto bersama petugas Medan
Denai.

BAB VI
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 155
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KELENGKAPAN


IMUNISASI DASAR DI POSYANDU WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS
GLUGUR DARAT TAHUN 2019

6.1 Latar Belakang


Posyandu sebagai salah satu pelayanan kesehatan berfungsi memudahkan
masyarakat dalam mengetahui atau memeriksakan kesehatan terutama untuk ibu
hamil dan anak balita agar terwujud keluarga kecil bahagia dan sejahtera dengan
berbagai program-program kesehatan sehingga posyandu menjadi wadah titik
temu antara pelayanan profesional dari petugas kesehatan dan peran serta
masyarakat dalam menanggulangi masalah kesehatan masyarakat (Utami, dkk,
2014). Kegiatan posyandu dikatakan meningkat jika peran aktif ibu yang memiliki
balita atau peran serta masyarakat semakin tinggi yang terwujud dalam cakupan
program kesehatan seperti imunisasi, pemantauan tumbuh kembang balita,
pemeriksaan ibu hamil, dan Keluarga Berencana (KB) yang meningkat. Tujuan
posyandu adalah memantau peningkatan status gizi masyarakat terutama anak
balita dan ibu hamil. Agar tercapai itu semua maka ibu yang memiliki anak balita
hendaknya aktif dalam kegiatan posyandu agar status gizi balitanya terpantau
(Risqi, 2013).
Keteraturan ibu dalam mengunjungi Posyandu dan menimbangkan balitanya
ke Posyandu akan sangat bermanfaat sebagai monitoring tumbuh kembang dan
status gizi balita serta deteksi dini terhadap kelainan tumbuh kembang dan status
kesehatan balita sehingga dapat ditentukan intervensi lebih lanjut. Status kesehatan
balita juga dapat dikontrol dengan melakukan kunjungan ke Posyandu secara
teratur, ibu juga dapat memperoleh informasi seputar kesehatan balita dan cara
menjaga balita agar terhindar dari berbagai penyakit yang dapat terjadi pada balita.
Namun , masih banyak ibu yang tidak datang teratur ke posyandu untuk
menimbang balitanya sehingga terjadi kesenjangan pada angka pencapaian
partisipasi ibu membawa balitanya ke posyandu . Ketidakteraturan ibu dalam

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 156
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

melakukan kunjungan bulanan ke Posyandu dimungkinkan oleh beberapa faktor


khususnya yaitu faktor pengetahuan dan dukungan keluarga (Notoatmodjo, 2012).
Pengetahuan tentang posyandu yang ibu miliki akan mendasari untuk
mengunjungi posyandu, tetapi pada kenyataannya masih ada ibu-ibu yang tidak
membawa anaknya ke posyandu karena ketidaktahuan tentang posyandu dan
manfaatnya. Pengetahuan ibu yang baik tentang manfaat posyandu akan
mempengaruhi tindakan ibu untuk membawa balita ke posyandu (Soekidjo, 2012).
Selain pengetahuan adapun faktor lain yang juga mempengaruhi perilaku
kesehatan pada ibu yang memiliki balita untuk membawa balitanya ke posyandu
adalah dengan adanya dukungan dari keluarga . Menurut Friedman (2013)
dukungan kepada ibu yang memiliki balita dapat diberikan oleh keluarga , kader
dan petugas kesehatan dalam bentuk-bentuk dukungan emosional, dukungan
instrumental, dukungan informasi dan dukungan penilaian agar ibu yang memiliki
balita mau berpartisipasi dalam kegiatan posyandu dan dapat menikmati hasil dari
program posyandu tersebut.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2015, mendapatkan data cakupan
penimbangan anak balita di posyandu (anak pernah ditimbang di posyandu
sekurang-kurangnnya satu kali selama sebulan terakhir) secara nasional yang tidak
ditimbang hanya 25,5% . Frekuensi kunjungan anak balita ke posyandu semakin
berkurang dengan semakin meningkatnya umur anak. Sebagai gambaran proporsi
anak 12-23 bulan yang ditimbang di posyandu 91,3%, anak usia 24-35 bulan turun
menjadi 83,6%, dan pada usia 36-47 bulan turun menjadi 73,3% (Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI, 2013).
Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemenkes RI ( 2014 ) menunjukkan bahwa pada
tingkat provinsi terdapat 33 provinsi dan harus mencapai target 80%. Namun dari
33 provinsi yang mencapai target hanya 15 provinsi dan 18 provinsi di bawah
target capaian . Provinsi kepulauan riau termasuk dalam kategori provinsi yang
capaian terendah karena tidak mencapai target 80% dengan prevalensi 79,65% dan
menduduki peringkat ke 15 dari 18 provinsi yang tidak mencapai target . Beberapa
pencapaian target masing-masing provinsi yang ada di seluruh Indonesia, sangat

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 157
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

bermanfaat bagi kelangsungan kesehatan balita, karena melalui posyandu akan


memperoleh banyak kegiatan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan balita .
Kementerian Kesehatan menargetkan pada tahun 2014 seluruh desa/kelurahan
mencapai 100% UCI (Universal Child Immunization) atau 90% dari seluruh bayi
di desa/kelurahan tersebut memperoleh imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari
BCG, Hepatitis B, DPT-HB, Polio dan campak. Pencapaian UCI desa/ kelurahan
tahun 2009 masih sangat rendah, yaitu 69,6%. Di Indonesia, cakupan imunisasi
dasar pada bayi per September 2014 sebesar 48%. Sedangkan berdasarkan
cakupan UCI pada tahun 2013 sebesar 80,23%, hal ini belum mencapai target
rencana strategi (Renstra) tahun 2013 yaitu sebesar 95% (Kemenkes RI, 2013: hal
106).Berdasarkan Laporan Riskesdas 2013, persentase imunisasi campak pada
anak usia 12-13 bulan secara nasional sebesar 82,1%. Capaian tersebut belum
memenuhi target 90% yang menjadi komitmen Indonesia pada lingkup regional.
Menurut Riskesdas 2013 pada tingkat provinsi, hanya 8 provinsi yang telah
berhasil mencapai target 90% yaitu Yogyakarta sebesar 98,1%, Gorontalo sebesar
94,9%, Sulawesi Utara 94,4%, Bali sebesar 93,5%, Jawa Tengah 92,6%,
Kepulauan Riau sebeesar 91,9%, Nusa Tenggara Barat 90,6%, dan Bengkulu
90,2%. Sedangkan untuk Provinsi Sumatera Utara sebesar 70,1%. Hal ini
menunjukkan bahwa masih banyak provinsi di Indonesia yang belum mencapai
target cakupan imunisasi campak yaitu sebesar 90% (Kemenkes RI, 2013: hal
104).
Berdasarkan angka Provinsi Sumatera Utara, pencapaian UCI tingkat
desa/kelurahan selama lima tahun terakhir mengalami penurunan yaitu 70,67%
tahun 2008 menurun menjadi 69,42% di tahun 2009 menurun menjadi 69,26% di
tahun 2010, 52,53% tahun 2011 dan pada tahun 2013 sebesar 75,78%, hasil ini
belum mencapai target yang ditetapkan rencana strategi (Renstra) tahun 2013
sebesar 95% dari seluruh kabupaten/kota yang dipantau.
Cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi menurut provinsi tahun 2013,
Sumatera Utara sebesar 81,54%, hal ini belum mencapai target rencana startegi
(Renstra) 2013 yaitu sebesar 88%. Rendahnya Cakupan ini dapat menjadi faktor
predisposisi KLB PD3I di Sumatera Utara sehingga upaya yang dapat dilakukan
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 158
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

untuk mencegah terjadinya KLB PD3I ini adalah dengan meningkatkan cakupan
imunisasi sampai dengan diatas 95% (Depkes RI, 2011).
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Kelengkapan
Imunisasi Dasar di UPT Puskesmas Glugur Darat Tahun 2019

6.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut
“Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar di
UPT Puskesmas Glugur Darat Tahun 2019’’.

6.3 Tujuan Penelitian


6.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan
Kelengkapan Imunisasi Dasar di UPT Puskesmas Glugur Darat Tahun
2019.
6.32 Tujuan Khusus
1. Untuk Mengetahui Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
Imunisasi Dasar di UPT Puskesmas Glugur Darat tahun 2019.
2. Untuk Mengetahui Distribusi Frekuensi Kelengkapan Imunisasi Dasar di
UPT Puskesmas Glugur Darat tahun 2019.

6.4 Manfaat Penelitian


6.4.1 Bagi Peneliti
Memberikan pengalaman dalam melaksanakan penelitian di
masyarakat umum dan menambah wawasan serta pengetahuan Hubungan
Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar di UPT
Puskesmas Glugur Darat Tahun 2019.
6.4.2 Bagi Instansi Terkait

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 159
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

Diharapkan agar dapat menjadi sumber informasi tambahan bagi pendidikan


dalam meningkatkan Ilmu pengetahuan dan pendidikan khususnya yang
berkaitan dengan pengetahuan ibu bayi dalam kelengkapan imunisasi dasar.
6.4.3 Bagi Peneliti Lain
Menjadi sumber referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti pada
bidang kajian sejenis sehingga hasilnya nanti diharapkan dapat memperbaharui
dan menyempurnakan penelitian ini.

6.5 Pengetahuan (knowledge)


6.5.1 Defenisi pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.Pengindraan terjadi
melalui pancaindra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, perasa, dan peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo.S, 2007).

6.5.2 Tingkatan pengetahuan


Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil sikap
(keputusan) dan menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi. Faktor
yang mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah pendidikan, pekerjaan,
umur, minat, pengalaman, kebudayaan dan informasi (Iqbal, Chayatin, Rozikin
& Supradi, 2007). Pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kirta ketahui
atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan yang ada diatas
(Notoatmodjo.S, 2007).Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo. S,
2007) yaitu :
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya.Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 160
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

atau ransangan yang telah diterima.Oleh sebab itu, tahu ini merupakan
tingkat pengetahuan yang paling renadah. Kata kerja utnuk mengukur
bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari adalah antara lain :
menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan, dan
sebagainya.Contoh, dapat menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan
protein pada anka balita.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan utnuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar.Orang yang telah paham terhadap objek atau materi
harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh menyimpulkan,
meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.Mislanya
dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi.
3. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dpelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).Aplikasi disini
dapat diartikan sebagai aplikasi atau sebagai hukum-hukum, rumus,
metode, prinsip, dan sebagai dalam konteks atau situasi yang lain.
Misalnya, dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-
perhitungan dalam hasil penelitian, dapat mengguanakan prinsip-prinsip
sikluspemecahan masalah (problem solving cycle) didalam pemecahan
masalah kesehatan dan kasus yang diberikan.
4. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek kedalam suatu komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu
struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan
analaisi ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, spereti dapat
menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahakan,
mengelompokkan, dan sebagainya.
5. Sintesis (Syinthesis)

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 161
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau


menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dan formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat
menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyusuaiakan,
dan sebagainya, terhadapa suatu teori atau rumusanrumusan yang telah ada.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu
didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan
kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya, dapat membandingkan antara
anak yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi. Dapat
menanggapi kejadian diare di suatu tempat, dapat menafsirkan sebab-sebab
mengapa ibu-ibu tidak mau ikut dan sebagainya.

6.5.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu dengan


imunisasi dasar pada bayi
1. Pendidikan

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi
pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima
informasi. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan
rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Pengetahuan
seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 162
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan
menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak
aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap
makin positif terhadap obyek tersebut (Notoatmodjo, 2012).
Ruang lingkup pendidikan terdiri dari pendidikan informal, non
formal dan formal. Pendidikan informal adalah pendidikan yang
diperoleh seseorang di rumah dalam lingkungan keluarga. Pendidikan
informal berlangsung tanpa organisasi, yakni tanpa orang tertentu yang
diangkat atau ditunjuk sebagai pendidik, tanpa suatu program yang
harus diselesaikan dalam jangka waktu

2. Pekerjaan
Pekerjaan adalah aktivitas yang dilakukan sehari-hari. Pekerjaan
memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas manusia.
Pekerjaan membatasi kesenjangan antara informasi kesehatan dan
praktek yang memotifasi seseorang untuk memperoleh informasi dan
berbuat sesuatu untuk menghindari masalah kesehatan (Notoatmodjo,
2012).
Bertambah luasnya lapangan kerja, semakin mendorong
banyaknya kaum wanita yang bekerja. Terutama di sektor swasta. Di
satu sisi berdampak positif bagi pertambahan pendapatan, namun di sisi
lain berdampak negatif terhadap pembinaan dan pemeliharaan anak
(Anoraga, 2005). Ibu yang mempunyai pekerjaan demi mencukupi
kebutuhan keluarga (kebutuhan pertama) akan mempengaruhi kegiatan
imunisasi yang termasuk kebutuhan rasa aman dan perlindungan
sehingga ibu lebih mengutamakan pekerjaan dari pada mengantarkan
bayinya untuk di imunisasi.
Status pekerjaan ibu berkaitan dengan kesempatan dalam
mengimunisasikan anaknya. Seorang ibu yang tidak bekerja akan
mempunyai kesempatan untuk mengimunisasikan anaknya dibanding
dengan ibu yang bekerja. Pada ibu-ibu yang bekerja diluar rumah sering
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 163
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

kali tidak mempunyai kesempatan untuk datang ke pelayanan imunisasi


karena mungkin saat dilakukan pelayanan imunisasi ibu masih bekerja
ditempat kerjanya. Sering juga ibu yang terlalu sibuk dengan urusan
pekerjaannya lupa akan jadwal imunisasi anaknya (Notoatmodjo, 2003).
Menurut hasil penelitian Mulyanti (2013) di Wilayah Kerja
Puskesmas Situ Gintung Ciputat, yang menyatakan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu dengan kelengkapan
Imunisasi Dasar Balita Usia 1-5 Tahun.

3. Usia Ibu
Umur merupakan salah satu sifat karakteristik tentang orang yang
sangat utama. Umur memupunyai hubungan dengan tingkat keterpaparan
besarnya risk serta sifat resistensi. Perbedaan pengalaman terhadap
masalah kesehatan/penyakit dan pengambilan keputusan dipengaruhi oleh
umur individu tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian Ali Muhammad (2002) dengan design
cross sectional, didapatkan bahwa usia ibu berhubungan dengan
pengetahuan dan perilaku mereka terhadap imunisasi (p<0,05)

4. Minat
Sebagai suatu kecendrungan atau keinginan yang tinggi terhadap
sesuatu.Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu
hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.

5. Pengalaman
Adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang
kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika
pengalaman terhadap objek tersebut menyenangkan maka secara
psikologis akan timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 164
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

dalam emosi kejiwaannya, dan akhirnya dapat pula membentuk sikap


positif dalam kehidupannya.

6. Kebudayaan lingkungan sekitar


Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh
besar terhadap pembentukan sikap kita.Apabila dalam suatu wilayah
mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat
mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga
kebersihan lingkungan, karena lingkungan sangat berpengaruh dalam
pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang.

7. Informasi
Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu
mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.

6.6 IMUNISASI
6.6.1 Pengertian Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata “imun” yang berarti kebal atau resisten.
Imunisasi merupakan pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan
memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang
sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang (Lisnawati, 2011).

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 165
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan


kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat
terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit
ringan (Kemenkes RI, 2013).

6.6.2 Tujuan Imunisasi


Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu
pada seseorang, dan menghilangkan penyakit tersebut pada sekelompok
masyarakat (populasi), atau bahkan menghilangkannya dari dunia seperti yang kita
lihat pada keberhasilan imunisasi cacar variola (Ranuh et.al, 2011). Program
imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan kepada bayi agar dapat
mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit
yang sering berjangkit (Proverawati dan Andhini, 2010). Program imunisasi
mempunyai tujuan umum yaitu menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan
kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Tujuan
khusus program ini adalah sebagai berikut:
1. Tercapainya target Universal Child Immunization (UCI) yaitu cakupan
imunisasi lengkap minimal 80% secara merata pada bayi di seluruh
desa/kelurahan pada tahun 2014.
2. Tervalidasinya Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (insiden di
bawah 1 per 1.000 kelahiran hidup dalam satu tahun) pada tahun 2013.
3. Global eradikasi polio pada tahun 2018.
4. Tercapainya eliminasi campak pada tahun 2015 dan pengendalian
penyakit rubella 2020.
5. Terselenggaranya pemberian imunisasi yang aman serta pengelolaan
limbah medis (safety injection practise and waste disposal management)
(Kemenkes RI, 2013).

6.6.3 Manfaat Imunisasi


Penyakit Menurut Proverawati dan Andhini (2010) manfaat imunisasi
tidak hanya dirasakan oleh pemerintah dengan menurunnya angka kesakitan dan
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 166
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, tetapi juga
dirasakan oleh :
a. Untuk Anak
Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan
cacat atau kematian.
b. Untuk Keluarga
Menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit.
Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin akan menjalani
masa kanak-kanak yang nyaman. Hal ini mendorong penyiapan keluarga
yang terencana, agar sehat dan berkualitas.
c. Untuk Negara
Memperbaiki tingkat kesehatan menciptakan bangsa yang kuat dan berakal
untuk melanjutkan pembangunan negara.

6.6.4 Jenis Imunisasi berdasarkan penyelenggaraannya


Berdasarkan jenis penyelenggaraannya, Imunisasi
dikelompokkan menjadi:

1. Imunisasi Program
2. Imunisasi Pilihan
(kemenkes RI 2013)

1). Imunisasi Program


Imunisasi Program harus diberikan sesuai dengan jenis Vaksin, jadwal
atau waktu pemberian yang ditetapkan dalam Pedoman Penyelenggaraan
Imunisasi
Imunisasi Program terdiri atas:
a. Imunisasi rutin : Imunisasi rutin terdiri atas imunisasi dasar
dan imunisasi lanjutan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 167
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

1) Imunisasi Dasar
Di Indonesia terdapat jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah
dan ada juga yang dianjurkan, imunisasi yang wajib di Indonesia adalah
BCG, DPT, Polio, Campak, dan Hepatitis B.
Tabel 4.8 Jadwal Pemberian Imunisasi
USIA VAKSIN
0 Bulan Hep B1, BCG, Polio 0
1 Bulan Hep B2
2 Bulan DPT 1, Polio 1
3 Bulan DPT 2, Polio 2
4 Bulan DPT 3, Polio 3
6 Bulan Hep B
9 Bulan Campak

2) Imunisasi Lanjutan
Imunisasi lanjutan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk melengkapi
imunisasi dasar pada bayi yang diberikan kepada anak usia bawah tiga
tahun (batita), anak usia sekolah, dan Wanita Usia Subur (WUS) termasuk
ibu hamil sehingga dapat mempertahankan tingkat kekebalan atau untuk
memperpanjang masa perlindungan. Imunisasi lanjutan pada WUS salah
satunya dilaksanakan pada waktu melakukan pelayanan antenatal. Jenis
imunisasi lanjutan yang diberikan pada anak usia bawah tiga tahun (batita)
terdiri atas Difhteria Pertusis Tetanus-
Hepatitis B (DPT-HB) atau Difhteria Pertusis Tetanus-Hepatitis
BHaemophilus Influenza type B (DPT-HB-Hib) pada usia 18 bulan dan
campak pada usia 24 bulan. Imunisasi lanjutan pada anak usia sekolah
dasar diberikan pada Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) dengan jenis
imunisasi lanjutan yang diberikan pada anak usia sekolah dasar terdiri atas
campak, Difhteria Tetanus (DT), dan Tetanus Difhteria (Td). Jenis
imunisasi lanjutan yang diberikan pada wanita usia subur berupa Tetanus
Toxoid (Kemenkes RI, 2013).
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 168
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

b. Imunisasi tambahan

Imunisasi tambahan adalah kegiatan imunisasi yang dilakukan atas dasar


ditemukannya masalah dari hasil pemantauan atau evaluasi. Kegiatan ini
sifatnya tidak rutin, membutuhkan biaya khusus, kegiatan dilaksanakan dalam
suatu periode tertentu (Lisnawati, 2011). Yang termasuk dalam kegiatan
imunisasi tambahan adalah:

1) Backlog fighting
2) Crash program
3) PIN (Pekan Imunisasi Nasional)
4) Sub PIN
5) Catch up Campaign campak
6) Imunisasi dalam Penanganan KLB (Outbreak Response
Immunization/ORI)

c. Imunisasi khusus.

Imunisasi khusus merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan


untuk melindungi masyarakat terhadap penyakit tertentu pada situasi
tertentu. Situasi tertentu yang dimaksud tersebut antara lain persiapan
keberangkatan calon jemaah haji/umroh, persiapan perjalanan menuju negara
endemis penyakit tertentu dan kondisi kejadian luar biasa (KLB). Jenis
imunisasi khusus antara lain terdiri atas imunisasi Meningitis Meningokokus,
imunisasi Yellow Fever (demam kuning), dan imunisasi Anti Rabies (VAR)
(Kemenkes RI, 2013).

2) Imunisasi Pilihan

Imunisasi pilihan merupakan imunisasi yang dapat diberikan kepada


seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang
bersangkutan dari penyakit menular tertentu. Imunisasi pilihan adalah
imunisasi lain yang tidak termasuk dalam imunisasi wajib, namun penting

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 169
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

diberikan pada bayi, anak, dan dewasa di Indonesia mengingat beban penyakit
dari masing- masing penyakit. Jenis imunisasi pilihan dapat berupa imunisasi
Haemophilus Influenza tipe b (Hib), Pneumokokus, Rotavirus, Influenza,
Varisela, Measles Mump Rubella (MMR), Demam Tifoid, Hepatitis A,
Human Papiloma Virus
(HPV), dan Japanese Encephalitis (Kemenkes RI, 2013).

6.7 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini bersifat deskriptif yang diuji dengan cara statistik
dalam bentuk survei yang bersifat observasional dengan metode pendekatan
cross-sectional yaitu suatu penelitian yang di lakukan dengan pengamatan
sesaat atau dalam suatu periode waktu tertentu dan setiap subjek studi hanya
dilakukan satu kali pengamatan selama penelitian (Machfoedz, 2007).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Tingkat
Pengetahuan Ibu dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar di UPT Puskesmas
Glugur Darat Tahun 2019.

6.8 Tempat dan Waktu Penelitian


6.8.1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian telah dilakukan di UPT Puskesmas Glugur Darat Tahun
2019.
6.8.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian telah dilakukan pada tanggal 12 Agustus – 28 Agustus
2019.
6.9 Populasi dan Sampel
6.9.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 170
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

yang memiliki anak berusia 9 bulan sampai 5 tahun yang berkunjung ke


posyandu wilayah kerja UPT Puskesmas Glugur Darat dari tanggal 12 –
28 Agustus tahun 2019. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 50
orang.
1) Kriteria Inklusi
a) Semua Ibu yang memiliki anak 9 bulan - 5 tahun yang
berkunjung ke posyandu wilayah kerja di UPT Puskesmas
Glugur Darat.
b) Yang datang saat penelitian.
c) Bersedia menjadi responden.

2) Kriteria Ekslusi
a) Yang tidak dapat berkomunikasi dengan baik
b) Tidak bersedia menjadi responden
6.10 Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Sampel dalam
penelitian adalah seluruh ibu yang memiliki anak yang berkunjung pada yang
ke posyandu wilayah kerja UPT Puskesmas Glugur Darat dari tanggal 12 – 28
Agustus tahun 2019. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
Total sampling, dengan jumlah sampel yang didapatkan saat penelitian
berjumlah 50 responden.

6.11 Kerangka Konsep


Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin
diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo,
2012). Kerangka konsep penelitian mengenai Hubungan Tingkat Pengetahuan
Ibu dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar di UPT Puskesmas Glugur Darat
Tahun 2019. Dapat dilihat pada bagan dibawah ini:

Variabel Independen Variabel Dependen


KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 171
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

Tingkat Pengetahuan Kelengkapan Imunisasi Dasar

Gambar 6.10.1 Kerangka Konsep

Keterangan kerangka konsep : Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan


Kelengkapan Imunisasi Dasar di UPT Puskesmas Glugur Darat Tahun 2019.

6.12 Variabel Penelitian


Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang
dimiliki oleh suatu penelitian. Dalam penelitian ini digunakan dua variabel, yaitu
variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen) (Notoatmodjo,
2010).
1. Variabel bebas (independen) adalah variabel yang mempengaruhi variabel
terikat. Dalam penelitian ini variabel bebas adalah Tingkat Pengetahuan.
2. Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel
bebas. Dalam penelitian ini variabel terikat adalah Kelengkapan imunisasi
dasar.

6.13 Definisi Operasional


Definisi opersional digunakan untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian
variabel diamati atau diteliti. Definisi Operasional ini juga bermanfaat untuk
mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel yang
bersangkutan serta pengembangan instrumen (alat ukur).

Tabel 6.13.1 Definisi Operasional


Definisi Alat Cara Skala
No Variabel Hasil Ukur
Operasional Ukur Ukur Ukur

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 172
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

Upaya untuk
memberikan
imunitas
payda bayi
Imunisassi 1. Lengakp
1 Dasar usia 0-12 Kuesioner Mengisi 2. TidakLenglap Nominal
Kuesioner
Lengkap bulan agar
terhindar dari
berbagai
penyakit.
1=Baik: Jika
Menjawab
Segala Sesuatu
Pertanyaan > 60
Tingkat Yang Diketahui
2 %
Pengetahuan Tentang Mengisi
Kuisioner 2=Kurang Baik: Nominal
(Variabel Pelayanan Fungsi Kuesioner
Jika Menjawab
Independen) Dan Kegiatan
Pertanyaan <
Posyandu
60%
(Arikunto, 2010)

6.14 Pengumpulan Penelitian


6.14.1 Data Primer
Data primer diperoleh dari kuesioner yang dibagikan kepada ibu yang
memiliki anak berusia 9 bulan- 5 tahun yang datang ke Posyandu
Wilayah Kerja Puskesmas Glugur Darat.
6.14.2 Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari Puskesmas Glugur Darat.Data merupakan
hasil pengukuran yang bisa memberikan gambaran suatu keadaan.
Pengumpulan data didapatkan dari data primer dan data sekunder.

6.15 Teknik Pengolahan Data


Pengolahan data menurut Rumengan (2008), dilakukan dengan
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 173
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

1) Editing ( Penyusunan dan Pemeriksaan Data )


Proses editing ialah memeriksa data yang telah dikumpulkan dari kuesioner.
2) Coding ( Mengkode Data )
Setelah data masuk dengan lengkap dilakukan pengklasifikasian data dan
member kode berbentuk angka-angka pada setiap hasil ukur.
3) Entry ( Memasukkan Data )
Data yang sudah di-coding dimasukkan ke dalam program pengolahan data
dengan system komputerisasi.
4) Tabulating (Tabulasi Data)
Setelah pengumpulan data, dilakukan perhitungan dengan menghitung
indeks massa tubuh responden
5) Cleaning ( Membersihkan Data )
Pembersihan data dilakukan untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan-
kesalahan pengkodean, ketidaklengkapan dan sebagainya (Notoatmodjo,
2012).

6.16 Analisis Data


Setelah semua data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah
menganalisis data, sehingga data tersebut dapat ditarik suatu simpulannya.
Adapun data dianalisis dengan menggunakan bantuan program komputer yang
meliputi :

6.16.1 Analisa Univariat


Analisa univariat ini dilakuakan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian.
Analisis univariat ini berupa distribusi frekuensi dan presentasi tiap
variabel yang diteliti.
6.17 Cara Kerja
1. Peneliti mengajukan surat izin penelitian pada pimpinan di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Area Selatan untuk memperoleh izin dan data penelitian.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 174
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

2. Peneliti melakukan pengambilan data secara langsung kepada responden di


poliklinik Puskesmas Medan Area Selatan berdasarkan besar sampel yang
didapatkan saat penelitian berlangsung.
3. Peneliti menetapkan yang berkunjung berobat di Puskesmas Medan Selatan
untuk menjadi responden.
4. Peneliti menjelaskan penelitian yang akan dilakukan.
5. Peneliti membagikan kuesioner untuk diisi oleh responden.
6. Mengumpulkan semua kuesioner yang telah diisi oleh responden.
7. Melakukan pengolahan dan analisis data yang telah dikumpulkan.

6.18 Wilayah Kerja Puskesmas


Wilayah kerja Puskesmas glugur darat medan terdiri dari:
 Luas wilayah kerja : 776 Ha
 Jumlah Kelurahan : 11 Kelurahan
 Jumlah Lingkungan : 128 Lingkungan
 Jumlah Penduduk : 113.274 Jiwa
 Jumlah Kepala Keluarga : 31902 KK
 Jumlah Bumil : 2.164 jiwa
 Jumlah Bulin : 2.065 jiwa
 Jumlah Bayi : 1.949 jiwa
 Jumlah Bufas : 1.757 jiwa
Jumlah kelurahan yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Glugur Darat ada 11
kelurahan yang berada di kecamatan medan timur yang terdiri dari :
 Kelurahan Pulo brayan bengkel baru : 117 Ha
 Kelurahan Pulo brayan bengkel : 104 Ha
 Kelurahan Pulo brayan darat I : 85 Ha
 Kelurahan Pulo brayan darat II : 80 Ha
 Kelurahan Glugur darat I :79 Ha
 Kelurahan Glugur darat II : 76 Ha
 Kelurahan Sidodadi : 40 Ha

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 175
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

 Kelurahan Gang buntu : 41 Ha


 Kelurahan Perintis : 49 Ha
 Kelurahan Gaharu : 52 Ha
 Kelurahan Durian : 53 Ha
Puskesmas Glugur Darat Medan yang terletak di Jl. Pendidikan No. 08 kel.
glugur darat 1 kec. Medan timur merupakan puskesmas perawatan yang
melayani pasien berobat jalan dan rawat inap. Pasien yang memerlukan
perawatan yang lebih lanjut dan memerlukan rawat inap akan di rujuk ke Rumah
Sakit terdekat.
Batas wilayah kerja UPT Puskesmas Glugur Darat :
1. Sebelah Utara : Berbatasan dengan KecamatanMedan Deli
2. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Medan Perjuangan
Dan berbatasan dengan Kecamatan Medan
Tembung
3. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Medan Kota
4. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Medan Barat.
Gambar 6.19.1 Peta Wilayah Kerja UPT Puskesmas Glugur Darat Medan Timur
Tahun 2019

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 176
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

6.18.1 Keadaan Penduduk


a. laki-laki
- Kelurahan Glugur Darat I : 5.887
- Kelurahan Glugur Darat II : 5.410
- Kelurahan P.Brayan Darat I : 10.542
- Kelurahan P. Brayan Darat II : 7.106
- Kelurahan P. Brayan Bengkel : 7.143
- Kelurahan P. B. Bengkel Baru : 5.287
- Kelurahan Durian : 4.399
- Kelurahan Gaharu : 4.091
- Kelurahan Sidodadi : 2.863
- Kelurahan Perintis : 1.894
- Kelurahan Gang Buntu : 1.748

b. Perempuan
- Kelurahan Glugur Darat I : 5.681
- Kelurahan Glugur Darat II : 6.203
- Kelurahan P.Brayan Darat I : 10.940
- Kelurahan P. Brayan Darat II : 7.232
- Kelurahan P. Brayan Bengkel : 6.807
- Kelurahan P. B. Bengkel Baru : 5.330
- Kelurahan Durian : 4.470
- Kelurahan Gaharu : 4.167
- Kelurahan Sidodadi : 3.032
- Kelurahan Perintis : 1.991
- Kelurahan Gang Buntu : 1.894
c. Mata Percarian Penduduk
- Pegawai Swasta : 21.153
- Pegawai Negeri : 4.435
- TNI / POLRI : 4.442
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 177
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

- Pedagang : 2 .120
- Sopir : 138
- Tukang Batu : 115
- Pensiunan : 4.109
6.18.2 Data Kependudukan/Data Demografis

Untuk mengetahui luas Wilayah KerjaUPT Puskesmas Glugur Darat


Kecamatan Medan Timur secara lebih rinci berikut jumlah penduduk
Tahun 2017 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 6.20.1 Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Glugur Darat
Kecamatan Medan Timur Tahun 2019

No Data Jumlah

1 Luas Wilayah 776 Ha

2 Jumlah Kelurahan 11

3 Jumlah Lingkungan 128

4 Jumlah Penduduk 113.274

5 Jumlah Pria 56.370

6 Jumlah Perempuan 57.747

7 Jumlah Bayi 1.949

8 Jumlah Bumil 2.164

9 Jumlah Bulin 2.065

10 Jumlah Murid SD 13.450

11 Jumlah Bufas 1.757

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 178
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

12 Jumlah Kepala 31.902


Keluarga
Sumber : Profil Puskesmas Glugur Darat Tahun 2019.

6.18.3 Data Kesehatan


Angka Kesakitan penduduk di dapat dari data yang berasal dari
masyarkat (Community Bases Data) yang dapat diperoleh dengan melalui studi
morbiditas dan hasil pengumpulan data dari Sistem Pencatatan dan Pelaporan
Terpadu Puskesmas (SP2TP). Pola penyakit rawat jalan di Glugur Darat pada
tahun 2019, ISPA menjadi penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di
PuskesmasMedan Area Selatan.

Tabel 6.21.1 Sepuluh Penyakit Terbesar Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas


Glugur Darat Kecamatan Medan Timur Tahun 2019

No Penyakit Jan Feb Mar Apr Mei Jun SJumlah

1 Ispa 367 208 300 379 379 318 1951

2 Hipertensi 352 315 300 336 330 312 1945

3 Penyakit Gigi dan Mulut 170 256 261 257 490 472 1906

4 Diabetes Melitus 222 249 245 231 268 216 1431

Penyakit Kulit dan Jaringan


5 32 53 53 105 98 163 504
Subkutan

6 Penyakit Mata dan Lainnya 116 107 100 - - - 323

7 Dispepsia - 96 126 99 - 321

8 Diare 41 49 41 38 70 48 287

9 Osteoaetritis - 11 12 29 79 - 261

10 THT 29 27 28 28 18 39 169

Jumlah 9.098

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 179
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

Sumber : SP2PT Puskesmas Glugur Darat, Periode Januari – Juni 2019


Keterangan Tabel 6.21.1
1. Penyakit ISPA merupakan penyakit yang terbanyak dengan jumlah 1.951
2. Penyakit Hipertensi merupakan penyakit kedua terbanyak dengan jumlah
1.945
3. Penyakit THT merupakan penyakit tersedikit dengan jumlah 169

6.18.4 Sarana Kesehatan


Sarana Kesehatan yang dimiliki oleh Puskesmas Glugur Darat, meliputi:
a. Ruangan Pemeriksaan Umum I (LANSIA)
b. Ruangan Pemeriksaan Umum II (DEWASA)
c. Ruangan Pemeriksaan Umum III (ANAK)
d. Ruangan KIA/KB
e. Ruangan VCT
f. Ruangan Gigi dan Mulut
g. Ruangan Imunisasi dan Gizi
h. Ruangan IVA
i. Ruangan Spesialis
j. Ruangan UGD
6.18.5 Fasilitas Alat-alat Kesehatan
a. Ruangan
b. Bidan KIT
c. Lansia KIT
d. Alat-alat suntuk dan P3K
e. Timbangan Bayi dan Dewasa
f. 2 Set Dental Unit
g. Lemari Pendingin tempat penyimpanan bahan-bahan imunisasi
h. Imunisasi KIT
i. Alat-alat laboratorium sederhana
j. KIE KIT (Paket Penyuluhan)
k. Posbindu KIT
6.18.6 Fasilitas Obat-obatan
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 180
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

Obat-obatan BPJS
6.18.7 Fasilitas Administrasi
Dalam rangka menjalankan tugas-tugas pokoknya dalam bidang
pencatatan dan pelaporan data, maka Puskesmas Glugur Darat di
dukung oleh Fasilitas Administrasi yang terdiri dari:
a. Meja Pendaftaran
b. Komputer Administrasi
c. Rak. Rekam Medis
d. Data Rekam Medis
e. DLL.

6.18.8 Fasilitas Imunisasi


Fasilitas Imunisasi yang dimiliki Puskesmas Medan Area Selatan adalah:
a. Penyediaan Vaksin
b. Tempat Penyimpanan Vaksin
c. Timbangan BB
d. Meteran
e. Spuit
f. Safety Box
g. Kapas Alkohol
h. Obat-obatan
6.18.9 Fasilitas Media Penyuluhan
Fasilitas Media Penyuluhan yang dimiliki Puskesmas Medan Area
Selatan adalah:
a. LCD Proyektor
b. Laptop
c. Poster
d. Flip Chart
6.18.10 Sarana Pendukung Kesehatan
a. Laboratorium
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 181
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

b. Farmasi
c. Fasilitas Ambulance
6.18.11 Sarana Fisik Puskesmas
a. Ruangan Kepala Puskesmas : 1 buah
b. Ruang KTU : 1 buah
c. Ruang Pendaftaran : 1 buah
d. Ruang Pemeriksaan Umum I (LANSIA) : 1 buah
e. Ruang Pemeriksaan Umum II (DEWASA) : 1 buah
f. Ruang Pemeriksaan Umum III (ANAK) : 1 buah
g. Ruangan UGD : 1 buah
h. Ruangan Rujukan : 1 buah
i. Ruangan KIA/KB : 1 buah
j. Ruangan Apotik : 1 buah
k. Ruangan Imunisasi dan Gizi : 1 buah
l. Ruangan Gigi dan Mulut : 1 buah
m. Ruangan Spesialis : 1 buah
n. Ruangan IVA : 1 buah
o. Ruang Rapat : 1 buah
p. Ruang LAB : 1 buah
q. Ruang Sholat : 1 buah
r. Ruang Rekam Medis : 1 buah
s. Ruang rawat inap laki-laki : 1 buah
t. Ruang rawat inap perempuan : 1 buah
u. Toilet Pegawai : 5 buah
v. Toilet Pasien : 2 buah
w. Gudang : 1 buah
x. Ruang Dapur : 1 buah

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 182
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

6.18.12 Tenaga Kesehatan


Puskesmas Glugur Darat Medan memiliki petugas atau tenaga kesehatan
yang terdiri dari tenaga medis, para medis dan staf administrasi.
Tabel 6.25.1 Distribusi Tenaga Kesehatan Puskesmas Glugur Darat
NO NAMA NIP GOL JABATAN

1 dr. Rosita Nurjannah S 196112071996032001 IV A Ka. Puskesmas

2 dr. Ella Rina Sari 197910202005022004 III D KTU

3 dr. Rita Turnip 196812232002122002 IV B Dokter Madya

Lasmaminar Ruthia, Penyuluhan Kesehatan


4 196310281984022001 IV A
SKM Masyarakat

Anna Sari Harahap,


5 196707291989032002 IV A Sanitarian Madya
SKM

Sinur D Situmeang, S.
6 196901201991032004 IV A Bidan Madya
Tr. Keb

dr. Harry C
7 197004051999101001 IV A Dokter Madya
Simanjuntak,SpOG

8 Marintan P, S.Kep, Ners 197301171998032003 IV A Perawat Madya

9 dr. Nurlela Hutahuruk 197011052005012012 IV A Dokter Madya

10 dr. Herlina Purba 198002292006042012 IV A Dokter Madya

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 183
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

Mangara hamonangan,
11 196012111983101001 III D Petugas Loket
SE

Pranata Lab. Kesehatan


12 Hartini 196306071984022002 III D
Penyelia

13 Hj. Norina Ridwan 196611111989032005 III D Nutrisionis Penyelia

14 Asniar 196512311988032039 III D Bidan Penyelia

15 Durmia Simamora 196507101988032004 III D Perawat Penyelia

16 Yuliarnis 196810251989032002 III D Bidan Penyelia

17 Marintan, AMK 196303271992032003 III D Perawat Penyelia

Hotmian Simbolon,
18 197112151991012002 III D Perawat Penyelia
AMK

19 Marince Sianipar 196910271992032005 III D Perawat Penyelia

Hotmelia D, S.S.T,
20 197309271993032007 III D Bidan Penyelia
M.Kes

Raskita br Ginting,
21 197205081997022001 III D Perawat Penyelia
AMK

22 Sapinah, AMK 197512071998032002 III D Perawat Penyelia

23 dr. Sri Wirya Ningsih 197802132007012002 III D Dokter Muda

24 dr. Tejo Purwono 198010202010011034 III D Dokter Muda

25 dr. Lediana Sianturi 198206252010012007 III D Dokter Muda

26 dr. Reny Sustika 198310212010012005 III D Dokter Muda


drg. Hikmah
27 198303252009042007 III D Dokter gigi Muda
Nurmasitah
28 drg. Irlila Triarty 196112012000032001 III C Dokter gigi Muda

drg. Ahmad Sofyan H, Dokter gigi Muda


29 197501222006041004 III C
Sp Pros
Pranata Lab. Kesehatan
30 M. Yuzar 196911031996031001 III B Lnjutan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 184
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

Bidan Pelaksana
31 Sinur Hanna Putri 198011192005022001 III B Lanjutan

Bendahara
32 Ara Parlinggoman 196210041984022002 III B

33 Lesna Sinulingga, SST 198211072006042002 III B Bidan Pertama

Novi Suarniatti Z,
34 19871116201001024 III B Perawat pertama
S.Kep
Delima Sinaga,
35 196712092007012004 III A Perawat pertama
S.Kep,Ners
Asis. Apoteker
36 Dini Indriani 198106032005022002 III A pelaksanaan lanjutan

Pranata lab. Kes.


37 Krismalasari, AMAK 198305252008042004 III A Pelaksanaan lanjutan

Asis. Apoteker
38 Fiska Indriyati, A.Md 198410092011012015 III A pelaksanaan lanjutan

39 Esthi Wulandari, AMK 198602112011012005 III A Perawat pel. Lanjutan


Rona Elisi M S, S.Tr.
40 19763072011012004 III A Bidan pertama
Keb
Nutrisionis pel.
41 Ulina Ginting 198102162011012002 III A Lanjutan

Perawat gigi pel.


42 Febryani Sri H, AMKG 198302282011012007 III A Lanjutan

Daniel Simamora,
43 108604082011011009 III A Perawat Pel.Lanjutan
AMK
44 Ulina Ginting 198102162011012002 III A D3 Gizi

45 Deavi Tri Annisa, SE 199306062019032006 III A S1 Akuntansi

46 Anjelina Sirait,AMKG 195050520190032006 II C D3 Perawat Gigi

Ade Maulida, D3 Farmasi


47 199308222019032003 II C
A.md.Farm
Adventina D3 Analis Kesehatan
48 199212122019032004 II C
Romaita,Amd.A.K
Fransiskus D3 Manajemen
49 199305172019031004 II C Informatika
Sitanggang,A.md

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 185
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

50 dr.Meri 197312232001122001 IV B S1 Kedokteran Umum

51 drg.Hj.Artati 196112101991032004 IV C S1 Kedokteran Gigi

52 Irma Yulinar S 196205021987032007 III D D3 Keperawatan

53 Hj. Mulyati 196702191991022001 III D D1 Kebidanan

54 Riama Ida S 197002092006042003 III B S1 Keperawatan

Reni Mutiara
55 197802012006042001 III A SMF
Simanjuntak
Sumber : data dari Puskesmas Glugur Darat Medan Tahun 2019

6.18.13 Struktur Organisasi Puskesmas Glugur Darat


Struktur organisasi Puskesmas tergantung dari beban tugas masing-masing
Puskesmas. Penyusunan struktur organisasi Puskesmas di suatu
Kabupaten/Kota dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sedangkan
penetapannya dilakukan dengan peraturan daerah. Sebagai acuan dapat
dipergunakan pola struktur organisasi Puskesmas sebagai berikut:
a. Kepala Puskesmas
b. Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu Kepala Puskesmas
dalam pengelolaan:
 Data dan informasi
 Perencanaan dan penilaian
 Keuangan
 Umum dan kepegawaian
c. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas:
 Upaya kesehatan masyarakat, termasuk pembinaan terhadap
UKMB
 Upaya kesehatan perorangan
d. Jaringan Pelayanan Perorangan:
 Unit Puskesmas Pembantu
 Unit Puskesmas Keliling

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 186
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

 Unit Bidan di Desa/Komunitas


6.18.14 Program Dasar dan Program Pengembangan Puskesmas
6.18.14.1 Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya
ungkit tinggi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan harus
diselenggarakan di Puskesmas Glugur Darat.
Upaya kesehatan wajib tersebut adalah :

a. Upaya promosi kesehatan


b. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana bersifat UKM
c. Upaya perbaikan gizi masyarakat yang bersifat UKM
d. Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit
e. Upaya kesehatan lingkungan
6.18.14.2 Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan masyarakat serta yang
disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. UPT Puskesmas Glugur Darat
sendiri menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan sebagai berikut :

a. Upaya Kesehatan Sekolah ( UKS )


b. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
c. Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat
d. Upaya Kesehatan Indera
e. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
f. Upaya Kesehatan Jiwa
g. Upaya Kesehatan Kerja
h. Upaya Kesehatan Tradisional komplementer
i. Upaya Kesehatan Olahraga
6.18.15 Program Prioritas Puskesmas Glugur Darat

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 187
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

Program prioritas puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang


wajib di laksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Ada 6
Program Prioritas pelayanan kesehatan di Puskesmas yaitu :
1. Upaya Promosi Kesehatan yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas
yang diarahkan untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal
melalui kegiatan penyuluhan (individu, kelompok maupun masyarakat).
2. Upaya Kesehatan Lingkungan,yaitu program pelayanankesehatan
lingkungan di puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan
permukiman melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan
tempat umum termasuk pengendalian pencemaran lingkungan dengan
peningkatan peran serta masyarakat,
3. Keluarga Berencana, yaitu program pelayanan kesehatan KB di Puskesmas
yang ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada PUS (Pasangan Usia
Subur) untuk ber KB.
4. Upaya Perbaikan Gizi, yaitu program kegiatan pelayanan kesehatan,
perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas yang meliputi peningkatan
pendidikan gizi, penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi,
Gangguan Akibat Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A,
Keadaan zat gizi lebih, Peningkatan Survailans Gizi, dan Pemberdayaan
Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit menular dan tidak menular,
yaitu program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan
mengendalikan penular penyakit menular/infeksi (misalnya TB, DBD, Kusta
dll).
6. Upaya Pengobatan, yaitu bentuk pelayanan kesehatan untuk mendiagnosa,
melakukan tindakan pengobatan pada seseorang pasien dilakukan oleh
seorang dokter secara ilmiah berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh
selama anamnesis dan pemeriksaan
7. Upaya Pencatatan dan Pelaporan, sistem Pencatatan dan Pelaporan
Puskesmas mencakup 3 hal: (1) pencatatan, pelaporan, dan pengolahan; (2)
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 188
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

analisis; dan (3) pemanfaatan. Pencatatan hasil kegiatan oleh pelaksana


dicatat dalam buku-buku register yang berlaku untuk masing-masing
program.
6.18.16 Upaya Promosi Kesehatan
Penyuluhan kesehatan masyarakat adalah upaya memberikan pengalaman
belajar atau menciptakan kondisi bagi perorangan, kelompok dan masyarakat
dalam berbagai tatanan dengan membuka jalur komunikasi, menyediakan
informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap
dan perilaku dengan melakukan advokasi, pembinaan suasana dan gerakan
pemberdayaan masyarakat untuk mengenali, menjaga atau memelihara,
meningkatkan dan melindungi kesehatannya.

Tabel 6.28.1. Penyelenggaraan Promosi Kesehatan Puskesmas Glugur


Darat Bulan Januari-Juni 2019

Sumber: SP2PT Puskesmas Glugur Darat Januari-Juni 2019


Kegiatan promosi kesehatan di bidang lain yang dilakukan :
1. Peringatan hari Lansia
2. Senam lansia yang dilakukan di Puskesmas Glugur Darat setiap rabu
3. POSBINDU PTM
4. Pelatihan Dokter Kecil dan Remaja

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 189
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

6.18.17 Upaya Kesehatan Lingkungan


Kegiatan peningkatan kesehatan lingkungan bertujuan terwujudnya
kualitas lingkungan yang lebih sehat agar dapat melindungi masyarakat dari
segala kemungkinan risiko kejadian yang dapat menimbulkan gangguan dan
bahaya kesehatan menuju derajat keluarga dan masyarakat yang lebih baik.
Kegiatan-kgiatan utama kesehatan lingkungan yang harus dilakukan
Puskesmas meliputi :
1. Penyehatan air
2. Penyehatan makanan dan minumam
3. Pengawasan pembuangan kotoran manusia
4. Pengawasan dan pembuangan sampah dan limbah
5. Penyehatan pemukimam
6. Pengawasan sanitasi tempat umum
7. Pengamanan polusi industri
8. Pengamanan pestisida
9. Klinik sanitasi

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 190
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 6.28.2.1 Laporan Petugas Kesling Puskesmas Glugur Darat Bulan


Januari – Juni 2019
No. Kegiatan Cakupan Jumlah

Jan Feb Mar Apr Mei Juni

1. Jumlah kelompok pemakai air yang 0 0 0 0 0 0 0


aktif

2. Jumlah sarana air bersih yang di 217 217 220 273 281 302 1.510
inspeksi sanitasi

3. Jumlah sarana air bersih yang 0 0 0 0 0 0 0


mempunyai resiko pencemaran amat
tinggi dan tinggi (AT,T)

4. Jumlah sarana air bersih yang 3 3 3 2 3 3 14


mempunyai resiko pencemaran
sedang dan rendah (S,R)

5. Jumlah sampel air yang memenuhi 214 214 218 271 278 299 1.276
syarat fisik air

6. Jumlah TPM yang diperiksa 3 3 3 2 3 5 16

7. Jumlah TPM yang memenuhi syarat 3 3 3 2 3 4 15

8. Jumlah rumah yang diperiksa 217 217 220 273 281 302 1.290
kesehatanlingkungannya(gunakan
kartu rumah)

9. Jumlah rumah yang memenuhi 214 214 218 271 278 283 1.260
syarat sanitasi dasar

10. Jumlah tempat pengelolaan pestisida 0 0 0 0 0 0 0


(TP.2) yang diperiksa

11. Jumlah tempat pengelolaan pestisida 0 0 0 0 0 0 0


(TP.2) yang memenuhi syarat

12. Jumlah TTU yang diperiksa 3 3 0 2 2 2 12

13. Jumlah TTU yang memenuhi syarat 3 3 3 2 2 2 12

Sumber: SP2PT Puskesmas Glugur Darat Januari-Juni 2019

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 191
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

6.18.18 Upaya KB
KB merupakan program yang dilakukan untuk terciptanya pelayanan
yang berkualitas dengan penuh bagi pengguna jasa pelayanan dan
keluarganya dalam mewujudkan bahwa setiap pasangan usia subur
mempunyai kesempatan yang terbaik dalam mengatur jumlah, waktu dan
jarak antara kehamilan guna merencanakan dan mewujudkan suatu keluarga
kecil bahagia dan sejahtera.
Tabel 6.28.3.1 Data Aseptor KB Lama-Baru Wilayah Kerja Puskesmas Glugur
Darat Kecamatan Medan Timur Periode Januari S.D Juni 2019

JENIS KONTRASEPSI JLH

NO BULAN
KONDO
IUD IMPLAN PIL SUNTIK
M

L B L B L B L P L p L p

1 JANUARI 1186 5 1059 10 1114 6 2709 10 2675 14 8740 45

2 FEBRUARI 1192 4 1062 9 1069 2 2718 3 2681 14 8722 32

3 MARET 1200 4 1068 8 1086 18 2732 20 2694 16 8780 66

4 APRIL 1197 4 1075 11 1090 9 2746 14 2703 14 8811 52

5 MEI 1197 1 1076 1 1089 1 2744 9 2707 20 8813 32

6 JUNI 1198 1 1077 8 1095 9 2743 3 2709 48 8822 69

Sumber : data dari Puskesmas Glugur Darat Medan Tahun 2019

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 192
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

6.18.19 Upaya Perbaikan Gizi


Adalah kegiatan mengupayakan peningkatan status gizi masyarakat
dengan pengelilaan terkoordinasi dari berbagai profesi kesehatan serta
dukungan peran serta aktif masyarakat.
Program baik berupa Upaya dan Pencegahan dan penangulangan
Perbaikan Gizi di Puskesmas meliputi :
1. Upaya perbaikan gizi keluarga
2. Upaya perbaikan gizi Institusi
3. Upaya penanggulangan kelainan gizi
4. Pencegahan dan penanggulangan gangguan akibat kekurangan
yodium
5. Pencegahan dan penanggulangan anemia besi
6. Pencegahan dan penanggulangan kurang kalori energi protein dan
kurang energi kronis
7. Pencegahan dan penanggulangan kekurangan vitamin A
8. Pencegahan dan penanggulangan masalah kekurangan gizi mikro
lain
9. Pencegahan dan penenggulangan masalah gizi lebih

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 193
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 6.28.4.1 4 Laporan Data Bulanan Capaian Program Gizi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Glugur Darat Kecamatan Medan Timur Periode Januari S.D Juni
2019

Cakupan
Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
80.59 80.68 80.56 80.81 80.14
D/S 81.14%
% % % % %
K/S 100% 100% 100% 100% 100% 100%
95.42 101.47 84.61 84.28 83.61
N/D 83.5%
% % % % %
68.27 67.89 67.47 67,89
N/S 76,9% 82,3.%
% % % %
877
Pemberian Vit. A pada bayi
90,7%
Pemberian Vit. A pada 7027
balita
89.96%

169 169 542 744 889 1043


Pemberian Vit. A pada
24.24 43.05 50.50
Bufas 7.93% 16.9% 36%
% % %
172 349 542 744 889 103
Pemberian Fe pada Bumil 26.24 36.02 41.08 48.19
8.26% 16.12%
% % % %
949
Asi Eksklusif
30,6%
0 315 496 696 696 793
Tablet tambah Darah
11.82 16.58 16.58 18.89
Remaja Putri 0% 7.5%
% % % %
Balita GIzi Buruk 3 4 3 3 3 3
Balita Gizi Kurang 19 21 18 18 19 19
Bumil KEK 4 4 9 3 4 2
Sumber : data dari Puskesmas Glugur Darat Medan Tahun 2019

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 194
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

Grafik 6.28.4.1 Grafik 4.1 Data Bulanan Capaian Program Gizi di Wilayah
Kerja Puskesmas Glugur Darat Kecamatan Medan Timur Periode Januari s.d
Juni 2019

6.18.21 Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit

Penyakit Menular adalah penyakit yang disebabkan oleh agent infeksi


atau toksiknya yang berasal dari sumber penularan atau reservoir yang
ditukarkan atau di transmisikan kepada penjamu yang rentan.
Kejadian luar biasa adalah kejadian kesakitan atau kematian yang
menarik perhatian umum dan mungkin menimbulkan kehebohan atau
ketakutan dikalangan masyarakat, atau menurut pengamatan epidemiologik
dianggap adanya peningkatan yang brrarti dari kejadian kesakitan atau
kematian tersebut kepada kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu.
Wabah penyakit menular adalah kejadian berjangkitnya suatu
penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat
secara nyata melebihi dari keadaan yang lazim pada waktu dan daerah
tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka (Undang-undang no.4 tahun
1984 tentang wabah penyakit yang menular ).
Penangulangan kejadian luar biasa penyakit menular (P2M) dengan
upaya-upaya :

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 195
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

1. Pengobatan dengan memberikan pertolongan penderita, membangun pos-


pos kesehatan di tempat kejadian dengan dukungan tenaga dan sarana
obat yang memadai termasuk rujukan.
2. Pemutusan rantai penularan atau upaya pencegahan misalnya : abatisasi
pada KLB, DBD, Kaporisasi pada susia-susia yang tercemar pada KLB
diare dsb.
3. Melakukan kegiatan pendukung yaitu penyuluhan, pengamatan dan
logistik.

Program Pencegahan adalah mencegah agar penyakit menular tidak


menyebar didalam masyarakat yang dilakukan antara lain dengan
memberikan kekebalan kepada host melalui kegiatan penyuluhan kesehatan
dan imunisasi.

Cara Penularan Penyakit Menular, dikenal beberapa cara penularan


penyakit menular yaitu:
8. Penularan secara kontak
9. Penularan melalui vehicle seperti melalui makanan dan minuman yang
tercemar
10. Penularan melalui vector
11. Penularan melalui suntikan, transfusi, tindik dan tato
Surveilans epidemiologi Penyakit Menular adalah suatu kegiatan
pengumpulan data atau informasi melalui pengamatan terhadap kesakitan
atau kematian dan penyebarannya serta faktor-faktor yang mempengaruhinya
secara sistematik, terus menerus dengan tujuan untuk perencanaan suatu
program, mengevaluasi hasil program, dan sistem kewaspadaan dini.
Program Pemberantasan Penyakit Menular :
1. Program imunisasi
2. Program TB paru dengan kegiatan penemuan penderita TBC
3. Program malaria dengan angka insiden malaria ( AMI )
4. Program ISPA dengan frekuensi penemuan dan penanggulangan
pneumonia
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 196
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

5. Program diare meliputi frekuensi penanggulangan diare


6. Program rabies
7. Program surveilans
8. Pemberantasan P2B2 demam berdarah

6.18.22 Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular


Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh agen infeksi
tertentu atau produk beracun yang timbul melalui penularan dari orang yang
terinfeksi, hewan atau reservior benda mati ke penjamu yang rentan, baik
secara langsung maupun tidak langsung melalui tumbuhan atau hewan
perantara, vektor atau lingkungan mati (Depkes, 2014).
Mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan dan bahan monitoring,
melakukan evaluasi dan imunisasi rutin dan insidentil serta
menyelenggarakan pencegahan atau pemberantasan dan penanggulangan
penyakit. Program-program penyelenggaraan pencegahan atau
pemberantasan dan penanggulangan penyakit yang dilaksanakan di
Puskesmas Desa Lalang adalah sebagai berikut:
Sasaran:
Seluruh lapisan masyarakat.
Tujuan:
1. Mencegah terjangkitnya penyakit
2. Untuk meningkatkan kesehatan yang optimal
3. Menurunkan angka kesakitan dan kematian

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 197
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 6.28.6.1 Laporan Data Pasien Diare Berdasarkan Rentang Usia


Kejadian Bulan Januari-Juni 2019

USIA

Bulan 0-6 6 BLN - 1-4 5-9 10-14 15-19 >20 JUMLAH

BLN 1 THN THN THN THN THN THN

Januari 0 4 9 9 4 3 28 56

Febuari 1 0 7 6 1 2 36 48

Maret 0 1 7 4 2 0 24 38

April 0 0 8 2 2 0 18 31

Mei 1 10 3 5 10 0 34 63

Juni 0 3 8 4 2 0 21 58

Sumber : data dari Puskesmas Glugur Darat Medan Tahun 2019

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 198
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

Grafik 6.28.6.1.1 Data Bulanan Capaian Program Diare di Wilayah Kerja


Puskesmas Glugur Darat Kecamatan Medan Timur Periode Januari s.d Juni
2019

Dari grafik di atas di dapatkan kasus tertinggi terjadi pada bulan Mei dengan
jumlah 63 kasus dan kasus terendah terjadi pada bulan April dengan jumlah 31
kasus.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 199
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN
Tabel 6.28.6.2 Laporan Data BTA + Pasien TB Berdasarkan Rentang Usia Kejadian Bulan Januari-Juni 2019
Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Glugur Darat

Sumber : data dari Puskesmas Glugur Darat Medan Tahun 2018

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 200
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN
Tabel 6.28.6.3. Laporan Data Capaian Program BTA+ Pasien TB Di Wilayah Kerja Puskesmas Glugur Darat Kecamatan
Medan Timur Tahun 2018

Sumber: SP2PT Puskesmas Glugur Darat Januari-Desember


2018

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 201
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 6.28.6.3 Laporan Data Pasien ISPA Berdasarkan Jumlah Kunjugan


Bulan Januari-Juni 2019

Perkiraan ISPA < 5 th


Jumlah kunjungan
No Bulan pneumoni Bukan
balita batuk Pneumoni
balita pneumoni

1 Januari 344 128 1 127

2 Februari 344 107 4 103

3 Maret 344 77 1 76

4 April 344 76 3 73

5 Mei 344 76 2 74

6 Juni 344 35 3 32

Total 2064 499 14 505

Sumber : data dari Puskesmas Glugur Darat Medan Tahun 2019

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 202
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 6.28.6.4 8 Laporan Data Pasien DBD Berdasarkan Bulan


Januari-Juni 2019

NO BULAN KELURAHAN jUMLAH

1. Januari Glugur Darat II 10

2. Febuari Pulo Brayan Bengkel -

3. Maret Glugur Darat I 3

4. April Pulo Brayan Bengkel Baru 2

5. Mei - -

6. Juni Glugur Darat I 1

Total : 16

Sumber: SP2PT Puskesmas Glugur Darat Januari-Juni 2019


Grafik 6.28.6.4.1 Data Bulanan Capaian Program DBD di Wilayah
Kerja Puskesmas Glugur Darat Kecamatan Medan Timur Periode
Januari s.d Juni 2019

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 203
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

Dari grafik di atas di dapatkan kasus tertinggi terjadi pada bulan


Jamuary dengan jumlah 10 kasus dan kasus terendah terjadi pada bulan
Febuary dan Mei dengan jumlah 0 kasus.

6.18.23 Program Imunisasi


Imunisasi adalah suatu tindakan yang memberikan kekebalan
tubuh terhadap penyakit tertentu
Sasaran :
Bayi, balita, ibu hamil, anak sekolah, dan pasangan usia subur (PUS).
Tujuan :
1.Menurunkan angka kesakitan dan kematian
2.Mencegah terjadinya cacat pada bayi, anak, ibu hamil dan pencegahan
penyakit.
Tabel 6.28.7.1 Jadwal Pemberian Imunisasi
USIA VAKSIN

0 Bulan Hep B1, BCG, Polio 0

1 Bulan Hep B2

2 Bulan DPT 1, Polio 1

3 Bulan DPT 2, Polio 2

4 Bulan DPT 3, Polio 3

6 Bulan Hep B

9 Bulan Campak

Sumber : data dari Puskesmas Glugur Darat Medan Tahun 2019

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 204
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 6.28.7.2 Laporan Pencapaian Imunisasi Puskesmas Glugur Darat Kecamatan Medan Timur Bulan Januari – Juni 2019

No Imunisasi Sasaran Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jumlah

1 Hep B Bayi 165 159 118 136 130 114 822

2 BCG Bayi 181 162 150 164 180 104 941

3 Polio 1 Bayi 188 211 149 64 183 130 925

4 DPT/HB 1 Bayi 176 195 150 157 169 117 964

5 Polio 2 Bayi 128 146 104 47 126 68 619

6 DPT/HB 2 Bayi 130 154 110 117 129 78 718

7 Polio 3 Bayi 145 168 112 55 145 86 711

8 Polio 4 Bayi 167 189 132 51 163 107 798

9 DPT 3 Bayi 152 173 130 143 150 96 908

10 Campak Bayi 167 165 165 161 171 94 921

Sumber : data dari Puskesmas Glugur Darat Medan Tahun 2019

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 205
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

Grafik 6.28.7.2.1 Data Bulanan Capaian Program Imunissasi di Wilayah Kerja Puskesmas Glugur Darat Kecamatan Medan
Timur Periode Januari s.d Juni 2019

Dari grafik di atas di dapatkan bahwa target pencapaian untuk imunisasi dari bulan Januari sampai bulan Juni pada
tahun 2019 belum mencapai target.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 206
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

6.18.24 Upaya Pengobatan


Dalam usaha pengobatan penderita tidaklah diobati secara kuratif
saja melainkan juga memberikan pengertian tentang preventif terhadap
penyakit.
Di Puskesmas Glugur Darat, baru dilaksanakan pengobatan gratis
untuk pengobatan dasar bagi pasien rawat jalan dan menolong penderita
gawat darurat baik tindakan operasi terbatas maupun rawat inap smenetara
seperti kecelkaan lalu lintas, persalinan, dan lain-lain
Kegiatan yang dilakukan pada pemeriksaan kesehatan masnyarakat
dipuskesmas, meliputi :
1. Pemeriksaan, mendiagnosa penyakit dan menberikan obat melalui
apotik yang ada di puskesmas
2. Penyuluhan kepda pasien pada saat dilakukan pememriksaan
3. Merujuk penderita yang tidak mampu ditangani.
Perawatan dan pengobatan pasien diPuskesmas Glugur Darat baru
meliputi pasien umum, askes dan anggota dana sehat.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 207
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 6.28.8.1 Data Bulanan 10 Penyakit Terbesar di Wilayah Kerja Puskesmas Glugur Darat, Kecamatan Medan Timur
Bulan Januari-Juni 2019

No Penyakit Jan Feb Mar Apr Mei Jun sJumlah

1 Ispa 367 208 300 379 379 318 1951

2 Hipertensi 352 315 300 336 330 312 1945

3 Penyakit Gigi dan Mulut 170 256 261 257 490 472 1906

4 Diabetes Melitus 222 249 245 231 268 216 1431

Penyakit Kulit dan Jaringan


5 32 53 53 105 98 163 504
Subkutan

6 Penyakit Mata dan Lainnya 116 107 100 - - - 323

7 Dispepsia - 96 126 99 - 321

8 Diare 41 49 41 38 70 48 287

9 Osteoaetritis - 11 12 29 79 - 261

10 THT 29 27 28 28 18 39 169

Jumlah 9.098

Sumber : SP2PT Puskesmas Glugur Darat, Periode Januari – Juni 2019

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 208
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

Keterangan Tabel 6.28.8.1


1. Penyakit ISPA merupakan penyakit yang terbanyak dengan jumlah
1.951
2. Penyakit Hipertensi merupakan penyakit kedua terbanyak dengan
jumlah 1.945
3. Penyakit THT merupakan penyakit tersedikit dengan jumlah 169

6.18.25 Upaya Pencatatan dan Pelaporan


Kesehatan
a. Tujuan :
1. Untuk menilai hasil kerja yang sudah dilakukan
2. Untuk dipergunakan sebagai bahan di dalam menyusun rencana
kerja
b. Pencatatan
1. Kegiatan administrasi
2. Registrasi family folder
3. Registrasi kegiatan lain
c. Pelaporan
1. Laporan kejadian luar biasa
2. Laporan biasa yaitu mencatat kasus penyakit dan pengunjung
puskesmas
3. Laporan mingguan yaitu mencatat kasus penyakit menular
4. Laporan bulanan yaitu mencatat kegiatan puskesmas dan posyandu
5. Laporan triwulan yaitu mencatat semua kegiatan puskesmas dan
rencana kerja selama triwulan
6. Laporan tahunan yaitu mencatat laporan dalam satu tahun yang
diambil dari laporan bulanan
7. Laporan khusus berupa penyakit, kematian, dan obat

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 209
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

6.18.26 Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas


6.18.26.1 Upaya Kesehatan Sekolah
Pengertian :
UKS adalah wadah belajar untuk meningkatkan hidup sehat dan
selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat anak usia sekolah yang
berada di sekolah maupun perguruan agama.
Tujuan :
Menciptakan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan
peserta didik serta memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang
harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia seutuhnya.
Kegiatan UKS di Puskesmas Glugur Darat Kecamatan Medan
Timur
a. Mendata jumlah murid sekolah
b. Melaksanakan penyuluhan kesehatan pribadi, kesehatan gigi,
kesehatan lingkungan, P2M, P3K, DLL
c. Membuat rencana kerja bulanan dan membuat laporan kerja bulanan,
triwulan, dan tahunan.
Tabel 6.28.10.1.1 Data Sekolah Wilayah Kerja Puskesmas Glugur Darat
Kecamatan Medan Timur
Jumlah
No Tempat Sekolah
Sekolah

1 SD 46

2 SMP 19

3 SMA 18

Jumlah 83
Sumber : SP2TP Puskesmas Glugur Darat, Tahun 2019

Jumlah SD adalah 46 unit,Jumlah SMP adalah 19 unit, dan Jumlah


SMA adalah 18 unit

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 210
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 6.28.10.1.2 Program UKS Wilayah Kerja Puskesmas Glugur Darat


Kecamatan Medan Timur Tahun 2019

Tenaga
No Jumlah(orang)
pendukung

1 Dokter Kecil 100

2 Dokter Remaja 100

3 Guru UKS 1

Jumlah 201

Sumber : SP2TP Puskesmas Glugur Darat, Tahun 2019

Dari tabel di atas di ketahu bahwa :


1. Dokter Kecil
 Jumlah Dokter kecil yang ada 100 jiwa
 Jumlah Dokter remaja yang ada 100 jiwa
 Jumlah murid SD adalah 13.450 jiwa
2. Guru UKS
 Guru UKS berjumlah 1 orang
 Jumlah sekolah SD +SMP+SMA=83
 Tiap sekolah harus memiliki 1 guru UKS
 Jadi target pencapaian guru UKS belum tercapai
6.18.26.2 Upaya Kesehatan Olah Raga
Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan penyuluhan kepada
penunjang puskesmas agar menjaga kebuguran tubuh dengan
berolahraga.juga dilakukan pendataan dan pembinaan kepada klub-klub
olahraga yang ada dipuskesma. Contoh upaya kesehatan olahraga seperti
dilaksanakan senam pagi setiap hari jumat dan senam usila setiap hari
minggu, upaya ini dulu sempat dilaksanakan namun sekarang upaya ini
terhenti untuk sementara.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 211
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

6.18.26.3 Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat


Tujuan :
1. Memberikan pelayanan perawatan secara menyeluruh kepada pasien
atau keluarganya di rumah pasien dengan mengikut sertakan masyarakat
dan kelompok masyarakat sekitarnya.
2. Membantu keluarga dan masyrakat mengenal kebutuhan kesehatannya
sendiri dan cara penanggulanganya disesuaikan dengan batas-batas
kemampuan mereka.
3. Menunjang program kesehatan lain dalam usahan pencegahan penyakit,
peningkatan dan pemulihan kesehatan individu dan kelurganya
Cara-cara yang dilakukan dengan mengadakan penyuluhan
perorangan, perkelompok dan masal.metode yang dilaksanakan yaitu
bimbingan dan konseling, ceramah, diskusi kelompok, demonstrasi, dll.
Hasil upaya perawatan kesehatan masyrakat belum ada karena
pengumpulan data belum selesai dilakukan.
6.18.26.4 Upaya Kesehatan Kerja
Pengertian :
Kesehatan kerja adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan dalam bidang kesehatan kerja masyaratak baik dalam waktu
sakit maupun waktu sehat guna meningkatkan derajat kesehatan para
pekerja dan keluarganya.
Sasaran :
Para pekerja dan kelurga namun upaya ini pada Puskesmas Glugur
Darat baru belum terlaksanakan.
6.18.26.5 Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
Upaya kesehatan gig dan mulut (UKGM) adalah upaya pokok yang
menjadi beban Puskesmas yang bertujuan untuk mencegah dampak
pengobatan serta dapat diartikan pula kesehatan gigi dasar paripurna
yang ditujukan pada individu, kelurga dan masyarakat, berpenghasilan
rendah khususnya kelompok masyarakat awam.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 212
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

Kegiatan-kegiatan upaya kesehatan gigi dan mulut yang dapat di


laksanakan :
1. Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan gigi, penambalan dan
pencabutan gigi.
2. Membuat rencana kerja dan laporan kegiatan
Kegiatan yang dilakukan meliputi :
a. Pemeriksaan, pengobatan, perawatan gigi dan mulut serta
rujukan penyuluhan kebersihan gigi pada pasien yang berobat di
puskesmas.
b. Usaha kesehatan gigi anak sekolah.
c. Usaha kesehatan gigi masyarakat desa (UKGMD)
Tabel 6.28.14.1 Laporan Kesehatan Gigi dan Mulut Puskesmas Glugur Darat
Kecamatan Medan Timur Kecamatan Medan Timur Bulan Januari S/D
Juni 2019

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 213
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

Grafik 6.28.14.1 Laporan Kesehatan Gigi Dan Mulut Puskesmas Glugur


Darat Kecamatan Medan Timur Bulan Januari S/D Juni 2019

Dari grafik di atas di dapatkan kasus tertinggi terjadi pada bulan Maret
dengan jumlah 261 kasus dan kasus terendah terjadi pada bulan Juni dengan
jumlah 236 kasus. Dan dari grafik di atas di ketahui kasus yang paling banyak
adalah Abses dengan jumlah kasus sebanyak 658 kasus, dan kasus yang paling
sedikit yaitu Gingivitis dengan jumlah kasus sebanyak 23 kasus.

6.18.26.6 Upaya Kesehatan Jiwa


Puskesmas Glugur Darat belum mempunyaki perawat yang di tatar tentang
kesehatan jiwa, dimana dalam kegiatanya harus dilakukan sistem rujukan
kebagian penyakit jiwa RS Pirngasi Medan, RSUP H Adam Malik dan RSJ pusat
Medan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 214
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

6.18.26.7 Upaya Kesehatan Mata


Kegiatan yang diklakukan berintergrasi dengan kegitan puskesmas
yang lain :

1.Kegiatan KIA, pemberian vitamin A dosis tinggi pada Balita,


penyuluhan kesehatan di Posyandu.
2.Dengan UKS, penyuluhan Keshantan mata di sekolahan.
3.Melakukan pengobatan mata yang dapat ditanggulangi
4.Melakukan rujukan pada unit yang manapun, apabila pengobatan
tidak mampu ditanggulangi.
6.18.26.8 Upaya Kesehatan Lanjut Usia
Kegiatan-kegiatan lanjut usia di Puskesma adalah :
Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia
Upaya promotif dapat berupa kegiatan penyuluhan :
a. Kesehatan dan pemeliharaan kesehatan diri.
b. Makanan dengan menu yang mengandung gizi seimbang.
c. Meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat.
6.18.26.9 Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional (Batra)
Kegiatan :
a. Pembinaan kepada masyarakat pengobatan tradisional anatara lain
dukun beranak, dukun patah, dukun pijat, tukang jamu dan lain-
lain.
b. Memberikan menyuluhan tentang manfaat perkarangan untuk
penanaman obat keluarga.
6.18.26.10 Laboratorium Sederhana
Melakukan pemeriksaan laboratoriuum sederhana :
A. Rutin
a. Darah rutin (Hb, Ht, Eritrosit, Leukosit, Trombosit, LED, Diftel)
b.Urin rutin (Warna, Ph, Glukosa, Protein, Bilirubin, Sedimen)
c. Feses rutin (Warna, Konsistensi, Amoeba, Eritrosi, Telur cacing)

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 215
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

Tabel 6.28.19.1 Laporan Pemeriksaan Laboratorium Bulan Januari s/d Juni


2019

No Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun

1. Kadar Gula Darah 416 476 350 268 302 304

2. As. Urat 338 386 305 247 289 256

3. Kolesterol 324 314 272 214 177 198

4. Plano Test 2 3 2 2 5 2

5. HbsAg 2 0 0 1 5 3

6. HB 30 20 18 11 45 42

7. Gol.Darah 15 10 13 13 40 38

8. HIV 9 9 8 3 15 15

9. IMS 9 9 8 3 15 15

Sumber : SP2PT Puskesmas Glugur Darat Januari-Juni 2019


Keterangan Tabel :
1. Pemeriksaan paling banyak adalah KGD yaitu sebanyak 2.116
pemeriksaan
2. Pemeriksaan paling sedikit adalah pemeriksaan Plano test yaitu
sebanyak 16 pemeriksaan
3. Dari data di atas dapat kita simpulkan bahwa pemeriksaan terbanyak
yang di lakukan di Puskesmas Glugur Darat pada bulan Januari
sampai Juni 2019 adalah pemeriksaan Kadar Gula Darah. Hal ini
mungkin di karenakan Diabetes Mellitus merupakan salah satu
penyakit tersering yaitu urutan ke 4 dari 10 penyakit tersering di
Puskesmas Glugur Darat.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 216
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

6.19 Hasil Analisis Univariat


6.19.1 Gambaran Imunisasi Dasar

Tabel 6.191. Distribusi Frekuensi Usia Ibu

Imunisasi Dasar Frekuensi Persentase


Lengkap (f) (%)
Lengkap 37 74
Tidak lengkap 13 26
Total 50 100

Berdasarkan tabel menunjukkan sebagian besar anak mendapatkan


imunisasi lengkap yaitu sebanyak 37 orang (74%) dan tidak lengkap
yaitu sebanya 13 orang (26%).

Diagram 6.19.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Imunisasi Dasar Lengkap

IMUNISASI DASAR

26%

LENGKAP
TIDAK LENGKAP
74%

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 217
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

6.19.2 Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu


Tabel 6.19.2 Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu
Frekuensi Persentase
Pengetahuan
(f) (%)
Baik 41 82
Kurang Baik 9 18
Total 50 100

Berdasarkan tabel 6.28.4 menunjukkan dari 50 ibu. Tingkat pengetahuan


ibu baik yaitu 41 orang (82,0%), dan tingkat pengetahuan ibu kurang yaitu
9 orang (18,0%).
Diagram 6.19.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Gambaran Tingkat
Pengetahuan Responden

TINGKAT PENGETAHUAN

18%

BAIK
KURANG BAIK

82%

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 218
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

6.20 Hasil Analisis Bivariat


6.20.1 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Imunisasi Dasar
Lengkap
Tabel 6.20.1 Distribusi Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu
Dengan Imunisasi Dasar Lengkap
Tingkat Pengetahuan
Imunisasi Baik Kurang Total P value
Baik
F % F % F %
Lengkap 37 90,2 0 0 37 100
4 9,8 9 100 13 100 0,000
Tidak Lengkap
TOTAL 41 9 50 100

Berdasarkan tabel 6.20.1 dari 50 ibu. Didapatkan sebanyak 37 orang


(90,2%) imunisasi lengkap dengan pengetahuan yang baik dan 0 orang (0%)
imunisasi lengkap yang memiliki pengetahuan yang kurang baik. Dari data juga
didapatkan sebanyak 4 orang (9,8%) imunisasi tidak lengkap tetapi memiliki
pengetahuan yang baik dan terdapat 9 orang (100%) imunisasi tidak lengkap
dengan memiliki pengetahuan yang kurang baik. Hasil uji statistik menggunakan
uji Chi-square didapatkan nilai signifikansi p = 0,000 (p<0,05). Dari hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa terdapatnya hubungan antara pengetahuan terhadap
kelengkapan imunisasi dasar.

6.21 Pembahasan
6.21.1 Pembahasan Analisis Univariat
6.21.1.1 Gambaran Imunisasi Dasar Lengkap diPuskesmas Glugur
Darat

Berdasarkan tabel menunjukkan sebagian besar anak mendapatkan


imunisasi lengkap yaitu sebanyak 37 orang (74%) dan tidak lengkap
yaitu sebanyak 13 orang (26%).

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 219
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

6.21.1.2 Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu diPuskesmas Glugur


Darat
Berdasarkan tabel 6.28.4 menunjukkan dari 50 ibu. Tingkat
pengetahuan ibu baik yaitu 41 orang (82%), dan tingkat pengetahuan ibu
kurang yaitu 9 orang (18%).
6.21.1.3 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Imunisasi Dasar
Lengkap di Puskesmas Glugur Darat

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 50 ibu


sebanyak 37 (90,2%) bayi mempunyai status imunisasi yang lengkap
dengan pengetahuan ibu yang baik sedangkan sebanyak 9 (100%) bayi
mempunyai status imunisasi tidak lengkap dengan pengetahuan ibu yang
kurang baik, hal ini menunjukkan sebagian besar ibu yang mempunyai
pengetahuan yang baik akan memberikan imunisasi dasar yang lengkap
kepada bayinya. Hasil uji statistik dengan menggunakan analisis Chi-square
diketahui bahwa nilai p < 0,000, hal ini mempunyai arti bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar
dengan kelengkapan imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas
Glugur Darat, artinya semakin baik tingkat pengetahuan ibu tentang
imunisasi dasar maka ibu akan memberikan imunisasi secara lengkap
kepada bayinya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bayi dengan ibu yang
berpengetahuan baik mempunyai peluang memperoleh imunisasi dasar
lengkap lebih banyak dibandingkan dengan bayi dengan ibu yang
berpengetahuan kurang baik.

Hal tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan ibu mempengaruhi


status imunisasi pada bayinya, dimana bayi yang mempunyai ibu dengan
pengetahuan tentang imunisasi yang baik akan mempunyai status imunisasi
dasar yang lengkap dibandingkan dengan bayi dengan ibu yang
berpengetahuan kurang baik terhadap imunisasi. Hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan Bofarraj (2011) yang meneliti tentang
pengetahuan, sikap dan praktek ibu dalam pemberian imunisasi pada bayi

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 220
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

dan anak pra-sekolah, hasilnya jenis kelamin anak, pendidikan ibu, tempat
tinggal dan pekerjaan ibu tidak berpengaruh terhadap status imunisasi bayi
akan tetapi sikap yang negatif berupa pengetahuan yang kurang dan praktik
yang tidak sesuai berpengaruh terhadap kelengkapan imunisasi.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan masih terdapat beberapa


ibu yang mempunyai pengetahuan yang baik tetapi status imunisasi bayinya
tidak lengkap 4 (9,8%) kemungkinan ada beberapa faktor yang
mempengaruhi yaitu ibu meragukan keamanan dari vaksin dan banyak ibu
yang tidak mengetahui frekuensi pemberian masing-masing imunisasi. Hal
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Abdulraheem et al (2011)
tentang alasan ketidaklengkapan vaksinasi, hasilnya menunjukkan bahwa
alasan ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap antara lain Ibu
meragukan keamanan imunisasi, jarak rumah yang jauh, antrian yang lama
di fasilitas kesehatan, dan kurangnya pemahaman tentang kontraindikasi
pemberian imunisasi.

Pengetahuan tentang imunisasi mencakup tahu akan pengertian


imunisasi, penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi, manfaat
imunisasi, tempat pelayanan imunisasi, waktu pemberian imunisasi, jenis
imunisasi dan jumlah pemberian imunisasi. Melalui pengetahuan yang
cukup diharapkan dapat mempengaruhi tindakan seorang ibu dalam
memberikan imunisasi secara lengkap kepada anaknya (Budiman dan
Agus, 2014). Hasil penelitian ini juga sejalan dengan teori dalam
Notoatmodjo (2007), menyatakan bahwa terdapat kecenderungan seseorang
yang berpengetahuan tinggi akan cenderung mempunyai perilaku yang baik
dalam bidang kesehatan dalam hal ini untuk mengimunisasikan anaknya.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 221
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

BAB VII
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH

7.1. Permasalahan dan Pemecahan Masalah di Puskesmas Medan Denai


7.1.1 Permasalahan di Puskesmas Medan Denai :
Setelah melakukan kegiatan selama menjalankan kegiatan KKS di
Puskesmas Medan Denai, ada beberapa permasalahan menonjol yang
ditemukan dan perlu dilakukan penanganan segera. Beberapa permasalahan
tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

1. Tidak sesuainya jumlah posyandu dengan balita di wilayah kerja


Puskesmas Medan Denai.
2. Masih rendahnya pemberian ASI eksklusif dan rendahnya edukasi
tentang pemberian ASI eksklusif.
3. Masih didapatkan masyarakat yang tidak menimbang bayi dan balitanya
di rumah.
4. Masih rendahnya pengetahuan tentang perlunya beraktivitas fisik setiap
hari.
5. Masih didapatkan masyarakat yang merokok dalam rumah.
6. Masih kurangnya pengetahuan dan informasi masyarakat mengenai
gejala, pengobatan, serta komplikasi dari penyakit DBD.
7. Masih kurangnya kesadaran masyarakat menerapkan 3M.

7.1.2 Pemecahan Masalah di Puskesmas Medan Denai:


1. Menambahkan jumlah posyandu di wilayah kerja Puskesmas Medan
Denai.
2. Mengedukasi tentang pentingnya ASI dan manfaat ASI untuk bayi.
3. Mengedukasi tentang tujuan menimbang bayi dan balita secara rutin di
posyandu.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 222
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

4. Mengadakan sesi senam di fasilitas pelayanan kesehatan bagi


masyarakat umum minimal 1 kali dalam seminggu dan memberikan
edukasi manfaat aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari.
5. Penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya merokok dan cara
berhenti merokok.
6. Bekerjasama dengan tenaga kesehatan di Puskesmas Medan Denai
untuk mengintesivekan kegiatan pemeriksaan jentik berkala untuk
dijadikan monitoring.
7. Mengajak tenaga kesehatan untuk melakukan penyuluhan dan
pembinaan kepada masyarakat untuk mencegah DBD.
8. Meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan mengenai bahaya DBD
jika tidak ditangani dengan cepat.

7.2. Permasalahan dan Pemecahan Masalah Hasil Penelitian Mengenai


Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Kelengkapan Imunisasi
Dasar di Posyandu Wilayah kerja Puskesmas Glugur Darat Tahun
2019
7.2.1 Gambaran Kelengkapan Imunisasi Dasar
No Permasalahan Pemecahan Masalah
1 Dari 50 responden, masih adanya ibu yang Memberikan Penyuluhan
tidak mengimunisasikan anak nya imunisasi dan konseling kepada
dasar lengkap yaitu sebanyak 14 orang (28%). masyarakat khususnya para
Ibu mengenai pentingnya
pemberian imunisasi dasar
pada bayi.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 223
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

7.2.2 Gambaran Tingkat Pengetahuan


No Permasalahan Pemecahan Masalah
1 Dari 50 responden, masih adanya pengetahuan Memberikan Penyuluhan
kurang baik tentang imunisasi dasar lengkap dan konseling kepada
sebanyak 7 (14%) responden, masyarakat khususnya
para Ibu mengenai
pentingnya pemberian
imunisasi dasar pada bayi.

7.2.3 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Imunisasi Dasar Lengkap


1 Dari 50 responden masih terdapat beberapa Meningkatkan
ibu yang mempunyai pengetahuan yang baik Penyuluhan dan
tetapi status imunisasi bayinya tidak lengkap Pembinaan Kepada
9 (64,3%) Masyarakat Khusus nya
pada Ibu tentang
pentingnya manfaat
pemberian imunisasi
dasar pada bayi.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 224
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 KESIMPULAN
8.1.1 Puskesmas Medan Denai :
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembinaan
Kesehatan Lingkungan dan penyuluhan DBD masih menjadi masalah
dipuskesmas Medan Denai. Masalah yang terkait dengan Kesehatan
Lingkungan dan penyuluhan DBD yaitu kurangnya pengetahuan dan
kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga lingkungan bersih dan
sehat, pentingnya menggunakan jamban sehat dan pentingnya 3M.
Beberapa kegiatan kewaspadaan yang dapat dilakukan adalah dengan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN 3M), diantaranya adalah menguras dan
menyikat tempat penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air,
mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air hujan. Kemudian
PSN 3M dapat diiringi dengan kegiatan plus lain, seperti memelihara ikan
pemakan jentik, menghindari kebiasaan menggantung pakaian di kamar,
memasang kawat kasa, menaburkan larvasida pada tempat yang sulit dikuras,
dan penggunaan repellent selama beraktivitas.

8.1.2 Kesimpulan dari Hasil Penelitian Penelitian Mengenai Hubungan


Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar
Lengkap Pada Bayi Usia 0-12 bulan di Wilayah UPT Puskesmas
Glugur DaratTahun 2019
1. Sebagian Besar berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 50
ibu sebanyak 41 (82%) mempunyai pengetahuan yang baik Tingkat
Pengetahuan Respondesn tersebut dapat dijadikan dasar dalam
penalaksanaan prilaku sehat untuk kelengkapan imunisasi itu sendiri. Hal
ini terjadi karena pengetahuan merupakan bekal yang paling esensial
dalam pembentukan prilaku seseorang.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 225
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

2. Sebagian besar responden sebesar 37 orang (74%) melakukan imunisasi


anaknya secara lengkap. Hal ini dapat disebabkan adanya pengetahuan
yang cukup baik tentang imunisasi dasar dikalangan responden yang
diteliti sehingga ada kemampuan untuk melengkapi imunisasi dasar
anaknya. Prilaku ini memiliki nilai yang sangat penting, karena
pengetahuan yang tinggi tidak akan berarti jika tidak diimbangi dengan
pelaksanaan yang baik.
3. Hasil uji statistik didapatkan ada hubungan antara variabel tingkat
pengetahuan ibu dengan variabel kelengkapan imunisasi (p=0,000)

8.2 SARAN
8.2.1 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
Agar lebih meningkatkan pembinaan, monitoring serta mengevaluasi dan
menganalisis program-program Kesehatan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan Puskesmas.

8.2.2 Dinas Kesehatan Kota Medan


Kepada Dinas Kesehatan Kota Medan agar lebih membina
danmengevaluasiPuskesmas yang ada di wilayah Kota Medan dalam
menjalankan program-program yang ada di Puskesmas.
8.2.3 Puskesmas Medan Denai
1. Meningkatkan informasi kesehatan secara langsung maupun melalui
media massa dan media sosial terkait dengan Kesling dan DBD
2. Memberikan informasi dan pengetahuan mengenai pencegahan DBD
dengan penyuluhan tentang 3M+ (Menguras Menutup Mengubur, dll)
3. Menyarankan kepada warga yang rumahnya belum memenuhi syarat
sanitasi dasar (tempat sampah, sarana air bersih, jamban, dan saluran air
limbah) untuk segera memenuhi syarat sanitasi dasar seperti
membangun TPA (Tempat Pembuangan Sampah), pembuatan sumur,
dan pembuatan jamban sehat.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 226
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN

4. Melakukan penyuluhan agar pasien rajin untuk kontrol teratur


penyakit yang diderita meskipun tidak ada gejala yang muncul dan
menyarankan menjaga pola makan/pola hidup sehat untuk pencegahan
penyakit.
8.2.4 Puskesmas Glugur Darat
Melakukan penyuluhan tentang imunisasi kepada masyarakat
terutama bagi ibu-ibu yang memiliki bayi dan balita di Puskesmas
Glugur Darat dan di setiap Posyandu agar masyarakat sadar akan
bahayanya jika tidak melakukan imunisasi
8.2.5 Fakultas Kedokteran Universitas Batam
Diharapkan kepada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Batam menjadikan penulisan ini sebagai bahan acuan untuk melakukan
penelitian selanjutnya.
Disarankankepadamahasiswa Fakultas KedokteranUniversitas
Batam agar berperan aktif dalam kegiatan program-program kesehatan
masyarakat.
8.2.6 Peneliti Selanjutnya
Perlu dilakukan penulisan lebih lanjut, misalnya dengan
menggunakan metode dan desain penelitian lain untuk mengetahui dan
meneliti faktor-faktor risiko lainnya yang berkaitan dengan penulisan ini.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 227
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019

Anda mungkin juga menyukai