BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1. Mahasiswa mengetahui program pembangunan kesehatan nasional.
2. Mahasiswa mengetahui program pembangunan kesehatan di Provinsi
Sumatera Utara.
3. Mahasiswa mengetahui kebijakan dan kewenangan pembangunan
kesehatan di Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten/Kota.
BAB II
KEPENDUDUKAN, SOSIAL BUDAYA, EKONOMI,KEADAAN
LINGKUNGAN, KEADAAN PERILAKU DAN DERAJAT
KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA
daerah beriklim tropis, kisaran suhu antara 150C – 330C, mempunyai musim
kemarau pada bulan Januari s/d Juli dan musim hujan pada bulan Agustus s/d
Desember, diantara kedua musim itu diselingi oleh musim pancaroba.
Adapun letak ketinggian daerahdari permukaan laut untuk masing-masing
kabupaten/Kota adalah sebagai berikut (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2016).
dengan jumlah guru 21.520 orang dan jumlah murid 359.363, dengan
demikain ratio murid terhadap sekolah adalah sebesar 354 murid
persekolah. Jumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) juga diketahui
terdapat 911 unit dengan jumlah guru 18.141 orang dan jumlah murid
285.026 orang (ratio murid terhadap sekolah 1 : 313 murid/sekolah).
Sedangkan jumlah perguruan tinggi swasta pada tahun 2016 adalah
sebanyak 264 PTS, yang terdiri dari 33 universitas, 95 Sekolah Tinggi, 5
Institut, 115 Akademi dan 16 Politeknik (SUDA 2017) dengan jumlah
dosen seluruhnya 5.492 orang (dosen tetap & tidak tetap) dengan jumlah
mahasiswa sebanyak 271.782 orang. Ratio mahasiswa terhadap dosen
masih relative tinggi yaitu sebesar 28 mahasiswa per dosen (Profil Dinkes
Prov. Sumut, 2016).
2.2.3 Agama
Sesuai dengan falsafah negara pelayanan kehidupan beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa senantiasa dikembangkan
dan ditingkatkan untuk membina kehidupan masyarakat dan mengatasi
berbagai masalah sosial budaya yang mungkin menghambat kemajuan
pembangunan bangsa. Berdasarkan data BPS Sumatera Utara, sarana
ibadah umat beragama juga mengalami kenaikan setiap tahunnya. Pada
tahun 2016, jumlah Mesjid di Sumatera Utara terdapat sebanyak 10.818
unit, Langgar/Musollah 6.235 unit, Gereja Protestan 12.401 unit, Gereja
Katolik 2.138 unit, Kuil 82 unit, Wihara 353 unit dan Klenteng 83 unit
(Profil Dinkes Prov. Sumut, 2016).
2.2.4 Ketenagakerjaan
Pada tahun 2016 di Sumatera Utara angkatan kerja berusia 15
tahun keatas sebagian besar adalah tamatan SMA (36,28%). Selanjutnya
angkatan kerja yang berpendidikan setingkat SMP 21,23% dan SD
kebawah 31,12%, serta sisanya sebesar 11,38% berpendidikan Diploma I,
II, III & IV serta Universitas (SUDA 2017) seperti dapat dilihat pada
grafik berikut ini.
Grafik 2.2.4.1 Persentase Angkatan Kerja 15 Tahun Keatas
Berdasarkan Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan di Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2016
Sumber : BPS Sumatera Utara 2017– Susenas 2015 (Profil Dinkes Provinsi
Sumatera Utara).
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota, 2010-2016 (Profil Dinkes Provinsi Sumatera Utara).
Dari tabel diatas diketahui bahwa perkiraan angka harapan hidup 3 (tiga)
tertinggi secara berturut-turut pada tahun 2016 adalah, KotaPematang
Siantar (72,46 tahun), Medan (72,34 tahun) dan Binjai (71,67 tahun).
Sedangkan 3 (tiga) Kabupaten/Kota yang perkiraan angka harapan hidup
terendah adalah: Mandailing Natal (61,77 tahun), Tanjung Balai (62,09
tahun) dan Tapanuli Selatan (64,03 tahun) (Profil Dinkes Prov. Sumut,
2016).
2.5.2 Mortalitas (Angka Kematian)
Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu
dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, baik penyakit
maupun sebab lainnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung
dengan melakukan survei dan penelitian. Berikut ini diuraikan angka
kematian dan penyakit-penyakit penyebab utama kematian di Sumatera
Utara dalam beberapa kurun waktu hingga akhir tahun 2016 (Profil Dinkes
Prov. Sumut, 2016).
dicapai yaitu 24 di tahun 2014 juga target MDGs sebesar 23 per 1.000
kelahiran hidup di tahun 2015.
Berikut ini akan digambarkan grafik AKB berdasarkan Sensus
Penduduk periode 1971-2010 di Provinsi Sumatera Utara (Profil Dinkes
Prov. Sumut, 2016).
Grafik 2.5.2.1.1 Angka Kematian Bayi (AKB)/InfantMortality Rate (IMR)
diProvinsi Sumatera Utara (Hasil SP1971 – 2010)
rata nasional pada tahun 2012 sebesar 43 per 1.000 kelahiran hidup. Angka
nasional ini mengalami sedikit penurunan dibandingkan AKABA pada
tahun 2007 yang sebesar 44 per 1.000 kelahiran hidup. Gambaran
perkembangan AKABA pada tahun 1991-2012 disajikan pada grafik
2.5.2.2.1 berikut ini (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2016).
Grafik 2.5.2.2.1Estimasi Angka Kematian Balita Per 1.000 Kelahiran Hidup
di Indonesia Tahun 1991–2012
Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara, 2013(Profil Dinkes Provinsi Sumatera Utara).
Sumber : BPS Sumatera Utara 2016 (Profil Dinkes Provinsi Sumatera Utara).
2.5.3.1.3 TB Paru
Pada tahun 2016, Cross Notification Rate/CNR (kasus baru) TB
Paru BTA (+) di Sumatera Utara baru mencapai 105,02/100.000
penduduk. Pencapaian per Kabupaten/Kota, 3 (tiga) tertinggi adalahKota
Medan sebesar 3.006/100.000, Kabupaten Deli Serdang sebesar
2.184/100.000 dan Simalungun sebesar 962/100.000). Sedangkan 3 (tiga)
Kabupaten/Kota terendah adalah Kabupaten Nias Barat sebesar
50/100.000, Pakpak Barat sebesar 67/100.000 dan Gunung Sitoli sebesar
68/100.000. Untuk mengetahui CNR TB Paru BTA (+) per
Kabupaten/Kota di Sumatera Utara Tahun 2016 selanjutnya dapat dilihat
pada grafik berikut ini (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2016).
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota, 2016 (Profil Dinkes Provinsi Sumatera Utara)
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2017 (Profil Dinkes Provinsi Sumatera
Utara).
Jumlah kasus tertinggi DBD terjadi di Kota Medan yakni sebanyak 1.784
kasus dengan CFR 0,62%. Berturut-turut antara lain Kabupaten Deli Serdang
sebanyak 1.144 kasus dengan CFR 0,17% dan Simalungun sebanyak 1.071
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 41
LAPORAN KEGIATAN
kasus dengan CFR 0%. Dan secara historis dalam kurun waktu beberapa
tahun wilayah Sumatera Utara seluruhya pernah melaporkan adanya DBD di
wilayahnya, namun pada tahun 2016 terdapat 3 (tiga) Kabupaten yang
melaporkan tidak ada (nol kasus) kasus DBD, yaitu Kabupaten Nias Selatan,
Humbang Hasundutan dan Mandailing Natal(Profil Dinkes Prov. Sumut,
2016).
Bila dibandingkan dengan angka indikator keberhasilan program dalam
menekan laju penyebaran DBD, yaitu Insidens Rate DBD adalah sebesar
51/100.000 penduduk maka angka persebaran kasus DBD Sumatera Utara
masih diatas indikator tersebut(Profil Dinkes Prov. Sumut, 2016).
Disisi lain, Case Fatality Rate (CFR) tahun 2016 sebesar 0,69% telah relatif
rendah dan sudah mampu mencapai target nasional yaitu <1%
mengindikasikan adanya peningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya
DBD, peningkatan sistem kewaspadaan dini DBD dan kesiapan pelayanan
kesehatan untuk merawat dan penyembuhan penderita. Penyebaran kasus
DBD per Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara tahun 2016 (Profil
Dinkes Prov. Sumut, 2016).
2.5.3.2.2 Filariasis
Pada tahun 2016 jumlah kasus baru filariasis dilaporkan sebanyak 30 kasus
baru dan jumlah ini mengalami penurunan dari tahun 2015 (44 kasus).
Sehingga total jumlah kasus filariasis yang tercata sampai dengan tahun 2016
adalah sebanyak 148 kasus dan angka kesakitan penduduk akibat filariasis
dikonfersikan sebesar 1,08/100.000 penduduk (Profil Dinkes Prov. Sumut,
2016).
kurang dari 80% serta 2 Kabupaten/Kota yaitu Binjai & Nias Selatan tidak
menyampaikan laporan (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2016).
2.5.4.4 Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY)
Berdasarkan hasil Riskesdas 2013 diketahui bahwa hampir 90% rumah
tanggadi Sumatera Utara telah mengkonsumsi garam yang mengandung
cukup yodium. Konsumsi garam mengandung cukup iodium merupakan
upaya prevalensi penderita GAKY yang antara lain dapat meningkatkan
kerentanan terhadap penyakit gondok, sekaligus berpotensi menurunkan
imunitas terhadap berbagai serangan penyakit infeksi pada orang-orang yang
kekurangan zat yodium yang sering diperoleh dengan mengkonsumsi garam
(Profil Dinkes Prov. Sumut, 2016).
BAB III
STRUKTUR ORGANISASI DAN PROGRAM DINAS KESEHATAN
PROVINSI SUMATERA UTARA
2. Sasaran
a. Cakupan rawat jalan sebesar 15%.
b. Meningkatnya cakupan persalinan yang ditolong
oleh tenaga kesehatan menjadi 90%.
c. Meningkatnya cakupan pelayanan antenatal (K4)
sebesar 90%, cakupan kunjungan neonatus (KN2)
menjadi 90% dan cakupan kunjungan bayi
menjadi 90%.
d. Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasar bagi
GAKY secara cuma-cuma di Puskesmas sebesar
100%.
e. Meningkatnya cakupan peserta yang
mendapatkan pelayanan kesehatan kerja.
3. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif dari program
ini meliputi :
a. Peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana
Puskesmas dan jaringannya.
b. Peningkatan pelayanan kesehatan penduduk
miskin, terpencil, perbatasan dan kepulauan serta
kelompok rentan (bayi, balita, bumil dan lansia).
c. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan dasar
sekurang-kurangnya mencakup promosi
kesehatan, KIA, KB, perbaikan gizi, kesehatan
lingkungan, pemberantasan penyakit menular dan
pengobatan dasar.
2. Sasaran
a. Terwujudnya komitmen semua
unsur/stakeholders pembangunan kesehatan
disemua tingkat akan pentingnya promosi
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.
b. Terwujudnya pengembangan upaya kesehatan
berbasis masyarakat (Posyandu, Polindes,
UKS, TOGA, Poskestren dan Saka Bakti
Husada serta kelompok-kelompok kesehatan
masyarakat).
c. Tercapainya persentasi rumah tangga ber-PHBS
sebesar 60%.
d. Meningkatnya persentasi posyandu purnama
mandiri menjadi 40%.
e. Tersedia dan beroperasinya Pos Kesehatan Desa
(Poskesdes) diseluruh desa.
3. Kegiatan Pokok dan kegiatan indikatif program ini
meliputi:
a. Pengembangan upaya kesehatan berbasis
masyarakat (Posyandu, Polindes, UKS, TOGA,
Poskestren dan Saka Bakti Husada serta
kelompok-kelompok kesehatan masyarakat).
b. Peningkatan pendidikan kesehatan kepada
masyarakat.
c. Peningkatan peran serta dan kemitraan serta
public partnertship dalam bidang kesehatan.
d. Peningkatan peran serta masyarakat dalam
pelaksanaan PHBS.
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI DAN PROGRAM DINAS KESEHATAN
KOTA MEDAN
4.2 Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Organisasi Dinas Kesehatan Kota
Medan
Organisasi Dinas Kesehatan Kota Medan menurut Perwal No. 1 tahun
2017 adalah:
BAB V
IMPLEMENTASI PROGRAM KESEHATAN MELALUI PUSKESMAS
(ORIENTASI DI PUSKESMAS MEDAN DENAI)
5.1 Puskesmas
5.1.1 Pengertian Puskesmas
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 75 Tahun
2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi - tingginya di Wilayah Kerjanya.
Yang dimaksud dengan :
1. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
pemerintah-pemerintah daerah dan/atau masyarakat.
2. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan
sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat.
3. Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)
Suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan
yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan,penyembuhan
penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan
kesehatan perseorangan.
4. Pelayanan Kesehatan
Upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat, mencakup
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, pelaporan, dan
dituangkan dalam suatu sistem.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 107
LAPORAN KEGIATAN
5. Tenaga Kesehatan
Setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di
bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan
untuk melakukan upaya kesehatan.
5.1.2 Tujuan Puskesmas
1. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat.
2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu.
3. Hidup dalam lingkungan sehat.
4. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
5.1.3 Fungsi Puskesmas
1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Puskesmas senantiasa selalu berupaya dalam menggerakkan dan
memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektoral termasuk
oleh masyarakat dan dunia usaha diwilayah kerjanya, sehingga
berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan.
2. Pemulihan Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka
masyarakat keluarga, dan masyarakat dunia usaha memiliki kesabaran,
kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk
hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan
kesehatan termasuk sumber pembiayaan, serta ikut menerapkan,
menyelenggarakan, memantau pelaksanaan program kesehatan.
Pemberdayaan perorangan, keluarga, dan masyarakat ini agar
diselenggarakan dengan memperhatikan situasi dan kondisi,
khususnya sosial budaya masyarakat setempat.
JUMLAH PENDUDUK
No
KELURAHAN
LAKI -LAKI PEREMPUAN KK JIWA
Dari tabel diatas didapati jumlah penduduk yang dinaungi Puskesmas Medan
Denai adalah 41.974.
45000
40000
35000
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
LAKI-LAKI PEREMPUAN KK JIWA
Status
No Jumlah
Sarana Pendidikan
Negeri Swasta
1 TK - 22 22
2 SD 5 10 15
3 SMP - 4 4
4 SMU/SMK 1 5 6
5 PT - 2 2
Jumlah 5 43
*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai
10
*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai
8
6
4
2
0
Masjid Gereja Kuil Wihara
Denai Menteng
Dari grafik diatas didapati sarana ibadah yang di naungi di Puskesmas Medan
Denai adalah Mesjid, Gereja, Kuil, dan Wihara.
Struktur oraganisasi
*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai
Kesimpulan:
BARU 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 2
1 IUD
LAMA 181 294 182 294 182 295 182 295 182 292 182 292 2.853
BARU 0 0 0 0 2 2 1 1 1 1 1 0 9
2 KONDOM
LAMA 400 219 400 219 402 219 402 219 400 219 375 219 3.693
BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 MOW
LAMA 30 88 30 88 30 88 30 88 30 88 30 88 708
BARU 0 0 1 0 2 1 1 1 0 0 0 1 7
4 IMPLAN
LAMA 264 278 265 278 267 279 270 281 270 276 271 276 3.275
BARU 1 2 1 1 2 3 1 1 3 2 2 1 20
5 SUNTIK
LAMA 418 332 418 334 423 335 430 346 460 294 344 291 4.425
BARU 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 15
6 PIL
LAMA 471 354 472 357 480 363 488 371 351 309 347 300 4.663
JUMLAH 779.909
Infeksi saluran
1 390 269 191 153 173 172 1348
pernapasan akut
346
4 DM 61 62 69 50 35 69
191
8 pk. alergi 25 45 42 41 18 20
192
9 penyakit sistem otot 27 31 36 45 16 37
10 diare 15 16 14 12 20 20 97
*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai
Dari table diatas didapatkan bahwa :
1. Penyakit ISPA merupakan penyakit terbanyak pada bulan Januari – Juni
2019 dengan jumlah 1348 kasus
2. Diare merupakan kasus terendah pada bulan Januari – Juni 2019 dengan
jumlah 97 kasus.
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa dari 10 terbesar penyakit yang
terdapat di puskesmas Medan Denai, urutan pertama di dapati adalah ISPA tahun
2019. Hal ini mungkin disebabkan karena rendahnya kesadaran masyarakat
terhadap lingkungan dan orang lain. Karena masih banyak terlihat masyarakat
yang terlihat sembarangan merokok di sembarang tempat, tidak memakai
pelindung diri seperti masker ketika di jalan untuk menghindari adanya debu
maupun polusi kendaraan dan rendahnya kesadaran masyarakat untuk segera pergi
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
22 JULI -28 SEPTEMBER 2019 137
LAPORAN KEGIATAN
2 BCG Bayi 53 55 54 51 53 27
3 Polio 1 Bayi 53 55 54 51 53 27
4 DPT/HB/HIB1 Bayi 51 52 56 53 54 29
5 Polio 2 Bayi 51 52 56 53 54 29
6 DPT/HB 2 Bayi 53 54 55 51 53 27
7 Polio 3 Bayi 53 54 55 49 53 27
8 DPT/HB/Hbi3 Bayi 53 54 53 53 52 26
9 Polio 4 Bayi 43 54 53 53 52 26
10 IPV Bayi 35 41 41 44 44 23
10 Campak + R Bayi 50 54 55 52 53 27
11 LIL Bayi 50 54 55 52 53 27
Kesimpulan :
Radang saluran kel air mata, Juling & kel gerak bola mata, Radang
Pada hari ini mahasiswa melakukan kegiatan penyuluhan penyakit Diabetes dan
melakukan edukasi senam Diabetes bersama warga khususnya lansia di
puskesmas.
Kegiatan ini di mulai penyampaian materi oleh mahasiswa tentang penyakit
Diabetes melitus oleh Yesi desmia, setelah itu kegiatan di lanjutkan dengan
edukasi penyakit Tuberkulosis oleh Rini sepriani, dan di lanjutkan dengan edukasi
etika batuk oleh Elsa amimi.
Setelah itu kegiatan berlanjut kepada senam kaki diabetes yang di lakukan
mahasiswa bersama warga lansia di puskesmas.Setelah kegiatan selesai mahasiwa
melanjutkan kembali kegiatan di poli masing-masing sampai dengan pukul 14.30
WIB.
BAB VI
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 155
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN
untuk mencegah terjadinya KLB PD3I ini adalah dengan meningkatkan cakupan
imunisasi sampai dengan diatas 95% (Depkes RI, 2011).
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Kelengkapan
Imunisasi Dasar di UPT Puskesmas Glugur Darat Tahun 2019
atau ransangan yang telah diterima.Oleh sebab itu, tahu ini merupakan
tingkat pengetahuan yang paling renadah. Kata kerja utnuk mengukur
bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari adalah antara lain :
menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan, dan
sebagainya.Contoh, dapat menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan
protein pada anka balita.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan utnuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar.Orang yang telah paham terhadap objek atau materi
harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh menyimpulkan,
meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.Mislanya
dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi.
3. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dpelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).Aplikasi disini
dapat diartikan sebagai aplikasi atau sebagai hukum-hukum, rumus,
metode, prinsip, dan sebagai dalam konteks atau situasi yang lain.
Misalnya, dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-
perhitungan dalam hasil penelitian, dapat mengguanakan prinsip-prinsip
sikluspemecahan masalah (problem solving cycle) didalam pemecahan
masalah kesehatan dan kasus yang diberikan.
4. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek kedalam suatu komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu
struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan
analaisi ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, spereti dapat
menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahakan,
mengelompokkan, dan sebagainya.
5. Sintesis (Syinthesis)
aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan
menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak
aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap
makin positif terhadap obyek tersebut (Notoatmodjo, 2012).
Ruang lingkup pendidikan terdiri dari pendidikan informal, non
formal dan formal. Pendidikan informal adalah pendidikan yang
diperoleh seseorang di rumah dalam lingkungan keluarga. Pendidikan
informal berlangsung tanpa organisasi, yakni tanpa orang tertentu yang
diangkat atau ditunjuk sebagai pendidik, tanpa suatu program yang
harus diselesaikan dalam jangka waktu
2. Pekerjaan
Pekerjaan adalah aktivitas yang dilakukan sehari-hari. Pekerjaan
memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas manusia.
Pekerjaan membatasi kesenjangan antara informasi kesehatan dan
praktek yang memotifasi seseorang untuk memperoleh informasi dan
berbuat sesuatu untuk menghindari masalah kesehatan (Notoatmodjo,
2012).
Bertambah luasnya lapangan kerja, semakin mendorong
banyaknya kaum wanita yang bekerja. Terutama di sektor swasta. Di
satu sisi berdampak positif bagi pertambahan pendapatan, namun di sisi
lain berdampak negatif terhadap pembinaan dan pemeliharaan anak
(Anoraga, 2005). Ibu yang mempunyai pekerjaan demi mencukupi
kebutuhan keluarga (kebutuhan pertama) akan mempengaruhi kegiatan
imunisasi yang termasuk kebutuhan rasa aman dan perlindungan
sehingga ibu lebih mengutamakan pekerjaan dari pada mengantarkan
bayinya untuk di imunisasi.
Status pekerjaan ibu berkaitan dengan kesempatan dalam
mengimunisasikan anaknya. Seorang ibu yang tidak bekerja akan
mempunyai kesempatan untuk mengimunisasikan anaknya dibanding
dengan ibu yang bekerja. Pada ibu-ibu yang bekerja diluar rumah sering
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 163
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN
3. Usia Ibu
Umur merupakan salah satu sifat karakteristik tentang orang yang
sangat utama. Umur memupunyai hubungan dengan tingkat keterpaparan
besarnya risk serta sifat resistensi. Perbedaan pengalaman terhadap
masalah kesehatan/penyakit dan pengambilan keputusan dipengaruhi oleh
umur individu tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian Ali Muhammad (2002) dengan design
cross sectional, didapatkan bahwa usia ibu berhubungan dengan
pengetahuan dan perilaku mereka terhadap imunisasi (p<0,05)
4. Minat
Sebagai suatu kecendrungan atau keinginan yang tinggi terhadap
sesuatu.Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu
hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.
5. Pengalaman
Adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang
kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika
pengalaman terhadap objek tersebut menyenangkan maka secara
psikologis akan timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas
7. Informasi
Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu
mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.
6.6 IMUNISASI
6.6.1 Pengertian Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata “imun” yang berarti kebal atau resisten.
Imunisasi merupakan pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan
memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang
sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang (Lisnawati, 2011).
kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, tetapi juga
dirasakan oleh :
a. Untuk Anak
Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan
cacat atau kematian.
b. Untuk Keluarga
Menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit.
Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin akan menjalani
masa kanak-kanak yang nyaman. Hal ini mendorong penyiapan keluarga
yang terencana, agar sehat dan berkualitas.
c. Untuk Negara
Memperbaiki tingkat kesehatan menciptakan bangsa yang kuat dan berakal
untuk melanjutkan pembangunan negara.
1. Imunisasi Program
2. Imunisasi Pilihan
(kemenkes RI 2013)
1) Imunisasi Dasar
Di Indonesia terdapat jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah
dan ada juga yang dianjurkan, imunisasi yang wajib di Indonesia adalah
BCG, DPT, Polio, Campak, dan Hepatitis B.
Tabel 4.8 Jadwal Pemberian Imunisasi
USIA VAKSIN
0 Bulan Hep B1, BCG, Polio 0
1 Bulan Hep B2
2 Bulan DPT 1, Polio 1
3 Bulan DPT 2, Polio 2
4 Bulan DPT 3, Polio 3
6 Bulan Hep B
9 Bulan Campak
2) Imunisasi Lanjutan
Imunisasi lanjutan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk melengkapi
imunisasi dasar pada bayi yang diberikan kepada anak usia bawah tiga
tahun (batita), anak usia sekolah, dan Wanita Usia Subur (WUS) termasuk
ibu hamil sehingga dapat mempertahankan tingkat kekebalan atau untuk
memperpanjang masa perlindungan. Imunisasi lanjutan pada WUS salah
satunya dilaksanakan pada waktu melakukan pelayanan antenatal. Jenis
imunisasi lanjutan yang diberikan pada anak usia bawah tiga tahun (batita)
terdiri atas Difhteria Pertusis Tetanus-
Hepatitis B (DPT-HB) atau Difhteria Pertusis Tetanus-Hepatitis
BHaemophilus Influenza type B (DPT-HB-Hib) pada usia 18 bulan dan
campak pada usia 24 bulan. Imunisasi lanjutan pada anak usia sekolah
dasar diberikan pada Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) dengan jenis
imunisasi lanjutan yang diberikan pada anak usia sekolah dasar terdiri atas
campak, Difhteria Tetanus (DT), dan Tetanus Difhteria (Td). Jenis
imunisasi lanjutan yang diberikan pada wanita usia subur berupa Tetanus
Toxoid (Kemenkes RI, 2013).
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 168
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN
b. Imunisasi tambahan
1) Backlog fighting
2) Crash program
3) PIN (Pekan Imunisasi Nasional)
4) Sub PIN
5) Catch up Campaign campak
6) Imunisasi dalam Penanganan KLB (Outbreak Response
Immunization/ORI)
c. Imunisasi khusus.
2) Imunisasi Pilihan
diberikan pada bayi, anak, dan dewasa di Indonesia mengingat beban penyakit
dari masing- masing penyakit. Jenis imunisasi pilihan dapat berupa imunisasi
Haemophilus Influenza tipe b (Hib), Pneumokokus, Rotavirus, Influenza,
Varisela, Measles Mump Rubella (MMR), Demam Tifoid, Hepatitis A,
Human Papiloma Virus
(HPV), dan Japanese Encephalitis (Kemenkes RI, 2013).
2) Kriteria Ekslusi
a) Yang tidak dapat berkomunikasi dengan baik
b) Tidak bersedia menjadi responden
6.10 Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Sampel dalam
penelitian adalah seluruh ibu yang memiliki anak yang berkunjung pada yang
ke posyandu wilayah kerja UPT Puskesmas Glugur Darat dari tanggal 12 – 28
Agustus tahun 2019. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
Total sampling, dengan jumlah sampel yang didapatkan saat penelitian
berjumlah 50 responden.
Upaya untuk
memberikan
imunitas
payda bayi
Imunisassi 1. Lengakp
1 Dasar usia 0-12 Kuesioner Mengisi 2. TidakLenglap Nominal
Kuesioner
Lengkap bulan agar
terhindar dari
berbagai
penyakit.
1=Baik: Jika
Menjawab
Segala Sesuatu
Pertanyaan > 60
Tingkat Yang Diketahui
2 %
Pengetahuan Tentang Mengisi
Kuisioner 2=Kurang Baik: Nominal
(Variabel Pelayanan Fungsi Kuesioner
Jika Menjawab
Independen) Dan Kegiatan
Pertanyaan <
Posyandu
60%
(Arikunto, 2010)
b. Perempuan
- Kelurahan Glugur Darat I : 5.681
- Kelurahan Glugur Darat II : 6.203
- Kelurahan P.Brayan Darat I : 10.940
- Kelurahan P. Brayan Darat II : 7.232
- Kelurahan P. Brayan Bengkel : 6.807
- Kelurahan P. B. Bengkel Baru : 5.330
- Kelurahan Durian : 4.470
- Kelurahan Gaharu : 4.167
- Kelurahan Sidodadi : 3.032
- Kelurahan Perintis : 1.991
- Kelurahan Gang Buntu : 1.894
c. Mata Percarian Penduduk
- Pegawai Swasta : 21.153
- Pegawai Negeri : 4.435
- TNI / POLRI : 4.442
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 177
22JULI – 21 SEPTEMBER 2019
LAPORAN KEGIATAN
- Pedagang : 2 .120
- Sopir : 138
- Tukang Batu : 115
- Pensiunan : 4.109
6.18.2 Data Kependudukan/Data Demografis
Tabel 6.20.1 Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Glugur Darat
Kecamatan Medan Timur Tahun 2019
No Data Jumlah
2 Jumlah Kelurahan 11
3 Penyakit Gigi dan Mulut 170 256 261 257 490 472 1906
8 Diare 41 49 41 38 70 48 287
9 Osteoaetritis - 11 12 29 79 - 261
10 THT 29 27 28 28 18 39 169
Jumlah 9.098
Obat-obatan BPJS
6.18.7 Fasilitas Administrasi
Dalam rangka menjalankan tugas-tugas pokoknya dalam bidang
pencatatan dan pelaporan data, maka Puskesmas Glugur Darat di
dukung oleh Fasilitas Administrasi yang terdiri dari:
a. Meja Pendaftaran
b. Komputer Administrasi
c. Rak. Rekam Medis
d. Data Rekam Medis
e. DLL.
b. Farmasi
c. Fasilitas Ambulance
6.18.11 Sarana Fisik Puskesmas
a. Ruangan Kepala Puskesmas : 1 buah
b. Ruang KTU : 1 buah
c. Ruang Pendaftaran : 1 buah
d. Ruang Pemeriksaan Umum I (LANSIA) : 1 buah
e. Ruang Pemeriksaan Umum II (DEWASA) : 1 buah
f. Ruang Pemeriksaan Umum III (ANAK) : 1 buah
g. Ruangan UGD : 1 buah
h. Ruangan Rujukan : 1 buah
i. Ruangan KIA/KB : 1 buah
j. Ruangan Apotik : 1 buah
k. Ruangan Imunisasi dan Gizi : 1 buah
l. Ruangan Gigi dan Mulut : 1 buah
m. Ruangan Spesialis : 1 buah
n. Ruangan IVA : 1 buah
o. Ruang Rapat : 1 buah
p. Ruang LAB : 1 buah
q. Ruang Sholat : 1 buah
r. Ruang Rekam Medis : 1 buah
s. Ruang rawat inap laki-laki : 1 buah
t. Ruang rawat inap perempuan : 1 buah
u. Toilet Pegawai : 5 buah
v. Toilet Pasien : 2 buah
w. Gudang : 1 buah
x. Ruang Dapur : 1 buah
Sinur D Situmeang, S.
6 196901201991032004 IV A Bidan Madya
Tr. Keb
dr. Harry C
7 197004051999101001 IV A Dokter Madya
Simanjuntak,SpOG
Mangara hamonangan,
11 196012111983101001 III D Petugas Loket
SE
Hotmian Simbolon,
18 197112151991012002 III D Perawat Penyelia
AMK
Hotmelia D, S.S.T,
20 197309271993032007 III D Bidan Penyelia
M.Kes
Raskita br Ginting,
21 197205081997022001 III D Perawat Penyelia
AMK
Bidan Pelaksana
31 Sinur Hanna Putri 198011192005022001 III B Lanjutan
Bendahara
32 Ara Parlinggoman 196210041984022002 III B
Novi Suarniatti Z,
34 19871116201001024 III B Perawat pertama
S.Kep
Delima Sinaga,
35 196712092007012004 III A Perawat pertama
S.Kep,Ners
Asis. Apoteker
36 Dini Indriani 198106032005022002 III A pelaksanaan lanjutan
Asis. Apoteker
38 Fiska Indriyati, A.Md 198410092011012015 III A pelaksanaan lanjutan
Daniel Simamora,
43 108604082011011009 III A Perawat Pel.Lanjutan
AMK
44 Ulina Ginting 198102162011012002 III A D3 Gizi
Reni Mutiara
55 197802012006042001 III A SMF
Simanjuntak
Sumber : data dari Puskesmas Glugur Darat Medan Tahun 2019
2. Jumlah sarana air bersih yang di 217 217 220 273 281 302 1.510
inspeksi sanitasi
5. Jumlah sampel air yang memenuhi 214 214 218 271 278 299 1.276
syarat fisik air
8. Jumlah rumah yang diperiksa 217 217 220 273 281 302 1.290
kesehatanlingkungannya(gunakan
kartu rumah)
9. Jumlah rumah yang memenuhi 214 214 218 271 278 283 1.260
syarat sanitasi dasar
6.18.18 Upaya KB
KB merupakan program yang dilakukan untuk terciptanya pelayanan
yang berkualitas dengan penuh bagi pengguna jasa pelayanan dan
keluarganya dalam mewujudkan bahwa setiap pasangan usia subur
mempunyai kesempatan yang terbaik dalam mengatur jumlah, waktu dan
jarak antara kehamilan guna merencanakan dan mewujudkan suatu keluarga
kecil bahagia dan sejahtera.
Tabel 6.28.3.1 Data Aseptor KB Lama-Baru Wilayah Kerja Puskesmas Glugur
Darat Kecamatan Medan Timur Periode Januari S.D Juni 2019
NO BULAN
KONDO
IUD IMPLAN PIL SUNTIK
M
L B L B L B L P L p L p
Tabel 6.28.4.1 4 Laporan Data Bulanan Capaian Program Gizi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Glugur Darat Kecamatan Medan Timur Periode Januari S.D Juni
2019
Cakupan
Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
80.59 80.68 80.56 80.81 80.14
D/S 81.14%
% % % % %
K/S 100% 100% 100% 100% 100% 100%
95.42 101.47 84.61 84.28 83.61
N/D 83.5%
% % % % %
68.27 67.89 67.47 67,89
N/S 76,9% 82,3.%
% % % %
877
Pemberian Vit. A pada bayi
90,7%
Pemberian Vit. A pada 7027
balita
89.96%
Grafik 6.28.4.1 Grafik 4.1 Data Bulanan Capaian Program Gizi di Wilayah
Kerja Puskesmas Glugur Darat Kecamatan Medan Timur Periode Januari s.d
Juni 2019
USIA
Januari 0 4 9 9 4 3 28 56
Febuari 1 0 7 6 1 2 36 48
Maret 0 1 7 4 2 0 24 38
April 0 0 8 2 2 0 18 31
Mei 1 10 3 5 10 0 34 63
Juni 0 3 8 4 2 0 21 58
Dari grafik di atas di dapatkan kasus tertinggi terjadi pada bulan Mei dengan
jumlah 63 kasus dan kasus terendah terjadi pada bulan April dengan jumlah 31
kasus.
3 Maret 344 77 1 76
4 April 344 76 3 73
5 Mei 344 76 2 74
6 Juni 344 35 3 32
5. Mei - -
Total : 16
1 Bulan Hep B2
6 Bulan Hep B
9 Bulan Campak
Tabel 6.28.7.2 Laporan Pencapaian Imunisasi Puskesmas Glugur Darat Kecamatan Medan Timur Bulan Januari – Juni 2019
Grafik 6.28.7.2.1 Data Bulanan Capaian Program Imunissasi di Wilayah Kerja Puskesmas Glugur Darat Kecamatan Medan
Timur Periode Januari s.d Juni 2019
Dari grafik di atas di dapatkan bahwa target pencapaian untuk imunisasi dari bulan Januari sampai bulan Juni pada
tahun 2019 belum mencapai target.
Tabel 6.28.8.1 Data Bulanan 10 Penyakit Terbesar di Wilayah Kerja Puskesmas Glugur Darat, Kecamatan Medan Timur
Bulan Januari-Juni 2019
3 Penyakit Gigi dan Mulut 170 256 261 257 490 472 1906
8 Diare 41 49 41 38 70 48 287
9 Osteoaetritis - 11 12 29 79 - 261
10 THT 29 27 28 28 18 39 169
Jumlah 9.098
1 SD 46
2 SMP 19
3 SMA 18
Jumlah 83
Sumber : SP2TP Puskesmas Glugur Darat, Tahun 2019
Tenaga
No Jumlah(orang)
pendukung
3 Guru UKS 1
Jumlah 201
Dari grafik di atas di dapatkan kasus tertinggi terjadi pada bulan Maret
dengan jumlah 261 kasus dan kasus terendah terjadi pada bulan Juni dengan
jumlah 236 kasus. Dan dari grafik di atas di ketahui kasus yang paling banyak
adalah Abses dengan jumlah kasus sebanyak 658 kasus, dan kasus yang paling
sedikit yaitu Gingivitis dengan jumlah kasus sebanyak 23 kasus.
4. Plano Test 2 3 2 2 5 2
5. HbsAg 2 0 0 1 5 3
6. HB 30 20 18 11 45 42
7. Gol.Darah 15 10 13 13 40 38
8. HIV 9 9 8 3 15 15
9. IMS 9 9 8 3 15 15
IMUNISASI DASAR
26%
LENGKAP
TIDAK LENGKAP
74%
TINGKAT PENGETAHUAN
18%
BAIK
KURANG BAIK
82%
6.21 Pembahasan
6.21.1 Pembahasan Analisis Univariat
6.21.1.1 Gambaran Imunisasi Dasar Lengkap diPuskesmas Glugur
Darat
dan anak pra-sekolah, hasilnya jenis kelamin anak, pendidikan ibu, tempat
tinggal dan pekerjaan ibu tidak berpengaruh terhadap status imunisasi bayi
akan tetapi sikap yang negatif berupa pengetahuan yang kurang dan praktik
yang tidak sesuai berpengaruh terhadap kelengkapan imunisasi.
BAB VII
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 KESIMPULAN
8.1.1 Puskesmas Medan Denai :
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembinaan
Kesehatan Lingkungan dan penyuluhan DBD masih menjadi masalah
dipuskesmas Medan Denai. Masalah yang terkait dengan Kesehatan
Lingkungan dan penyuluhan DBD yaitu kurangnya pengetahuan dan
kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga lingkungan bersih dan
sehat, pentingnya menggunakan jamban sehat dan pentingnya 3M.
Beberapa kegiatan kewaspadaan yang dapat dilakukan adalah dengan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN 3M), diantaranya adalah menguras dan
menyikat tempat penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air,
mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air hujan. Kemudian
PSN 3M dapat diiringi dengan kegiatan plus lain, seperti memelihara ikan
pemakan jentik, menghindari kebiasaan menggantung pakaian di kamar,
memasang kawat kasa, menaburkan larvasida pada tempat yang sulit dikuras,
dan penggunaan repellent selama beraktivitas.
8.2 SARAN
8.2.1 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
Agar lebih meningkatkan pembinaan, monitoring serta mengevaluasi dan
menganalisis program-program Kesehatan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan Puskesmas.