BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini hampir diseluruh pelosok tanah air terdapat puskesmas. Puskesmas
juga diperkuat dengan adanya Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 2
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI
Disamping itu untuk daerah yang jauh dari sarana pelayanan rujukan, ada
beberapa Puskesmas yang dilengkapi dengan fasilitas opname atau rawat inap.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Puskesmas
2.1.1 Pengertian Puskesmas
Menurut Keputusandari Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, Puskesmas adalah
fasilitas pelayanankesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanyayang dimaksud dengan:
1. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif,kuratif
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah daerah danatau masyarakat.
2. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan
sasarankeluarga, kelompok, dan masyarakat.
3. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
Suatu kegiatan danatau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang
ditujukan untuk peningkatan, pencegahan,penyembuhan penyakit,pengurangan
penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatanperseorangan.
4. Pelayanan Kesehatan
Upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat, mencakup
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, pelaporan, dan dituangkandalam
suatu sistem.
5. Tenaga Kesehatan
Setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatanyang
untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
BAB III
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS
Keterangan tabel: Dari tabel diatas didapati jumlah penduduk yang dinaungi
Puskesmas Sukaramai sebanyak 38.117 penduduk.
Keterangan tabel: Dari tabel diatas didapati sarana ibadah yang dinaungi oleh
Puskesmas Sukaramai sebanyak 15 tempat ibadah.
Keterangan tabel: Dari tabel diatas diketahui jumlah posyandu terbanyak yaitu
posyandu purnama yaitu sebanyak 39.
3.5.5 Sarana Fisik Puskesmas
Sarana Fisik yang dimiliki Puskesmas Sukaramai terdiri dari ruangan :
1. Ruang Kepala Puskesmas
2. Ruang Periksa Pasien/Poli Umum
3. Ruang Kartu
4. Ruang Komputer
5. Ruang Tunggu
6. Ruang Pengobatan Gigi
7. Ruang Obat/Apotek
8. Ruang KIA/KB
9. Ruang Gizi
10. Ruang TB
11. Ruang Laboratorium’
12. Ruang Imunisasi
13. Ruang Rapat
14. Ruang Kamar Mandi
15. Dapur
16. Gudang (Obat & Umum)
kesehatan keluarga
Linda Suryani
17 19841003 200903 2 016
Siregar,S.Kep.Ners Bendahara BPJS
Leli Suryani Srg, S.Kep
18 19791109 200604 2011
Ners Diare
19 Romauli Siagian, AMK 19780613 200502 2 001 Mata / DBD
Lansia / Penyakit tidak
20 19840226 201001 2 008
Elida Hafni Lubis, AMK menular
21 Vera Hutasoit,Am.Keb 19890906 201001 2 002 Deteksi Dini
Eka Nova Isma
22 Obat Tradisional
Yunita,Am.Keb 19891129 201505 2 001
23 Maria Nora C Pardede 19810703 201001 2 016 Asisten Apoteker
Mei Riahta Brahmana,
24 19810520 201503 2 001 MTBS
S.Kep Ners
25 Putri Dewi, AMF 19830206 201003 2 002 Asisten Apoteker
26 Yenni Surya Sari Amkg Perawat Gigi
Kesehatan Jiwa /
27 19810417 200701 2 001
Fitriani Olaraga
28 Mahmud Alsabah, S.Kep HONOR - PROMKES Promosi Kesehatan
29 Siti Hanum Bruh HONOR KIA-KB
30 Agus Yanto Petugas Keamanan Satpam
31 Juminah Cleaning servis Cleaning Servis
Sumber : SP2TP Puskesmas Sukaramai
i.
3.8.4 Fasilitas Imunisasi
Fasilitas Imunusasi yang dimiliki Puskesmas Sukaramai antara lain:
1. Lemari pendingin
2. Alat-alat Imunisasi
3. Vaksin seperti : BCG, HB0, DPT-HIB, POLIO, Campak.
BAB IV
PROGRAM KERJA PUSKESMAS
2 T. SARI 2 8 2 9 25 25 25 18 10 15 12 25 77
3 T. SARI 3 15 1 87 270 270 270 194 107 189 102 270 59
4 PASAR M T 17 1 47 166 166 166 107 89 76 96 166 87
Keterangan Tabel Data rumah tangga yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Sukaramai dari 4 kelurahan, rumah tangga yang dipantau dalam kurun waktu 4
bulan (Januari – April 2019 ). Dari 10 indikator PHBS yang ada, jumlah sasaran
yang tercapai hanya pada indikator 4, 5, dan 6 yaitu menggunakan air bersih,
mencuci tangan dengan sabun dan menggunakan jamban sehat. Sedangkan
indikator PHBS rumah tangga yang paling banyak indikator penyebab ketidak
berhasilan PHBS Rumah Tangga adalah tidak tercapainya ASI Ekslusif, Makan
buah dan sayur, dan tidak merokok dalam rumah.
BULAN Jan Feb Ma Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1.Jumlah tempat
pengelolaan
25 20 10 15 10 7 6 5 4 6 5 6
makanan (TPM)
yang diperiksa
2.Jumlah TPM
yang memenuhi 25 20 10 15 10 7 6 5 4 6 4 5
syarat
3.Jumlah rumah
yang diperiksa
kesehatan
650 500 400 450 300 250 200 200 200 200 200 200
lingkungannya
(gunakan kartu
rumah)
4. jumlah rumah
yang memenuhi
syarat sanitasi
dasar (tempat
650 500 400 450 300 250 200 200 200 200 200 200
sampah, sarana
air bersih, jaga
dan saluran air
limbah)
5.jumlah Tempat-
tempat Umum
45 25 15 10 5 3 5 4 6 4 4 3
(TTU) yang
diperiksa
6.jumlah TTU 45 25 15 10 5 3 5 4 6 4 4 4
yang memenuhi
syarat
7. jumlah
desa/kelurahan 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
diabatisasi selektif
8.jumlah
desa/kelurahan
dilakukan
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
pemberantasan
sarang nyamuk
(PSN)
9.jumlah rumah
yang dilakukan
200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 160
pemeriksaan
jentik
10.jumlah rumah
24 28 30 26 24 23 20 18 22 18 18 12
yang ada jentik
Keterangan :
1. Jumlah TPM yang memenuhi syarat pada bulan Desember sebanyak 5 tempat,
jauh menurun dibandingkan bulan Januari yaitu sebanyak 25 tempat
2. Jumlah rumah yang memenuhi syarat sanitasi dasar pada bulan Desember
sebanyak 200 rumah, jauh menurun dibandingkan bulan Januari yaitu
sebanyak 650 rumah
3. Jumlah TTU yang memenuhi syarat pada bulan Desember sebanyak 4 tempat,
jauh menurun dibandingkan bulan Januari yaitu sebanyak45 tempat
4. Jumlah rumah yang ada jentik pada bulan Desember sebanyak 12 rumah, jauh
menurun dibandingkan bulan Januari yaitu sebanyak 24 rumah
1.Jumlah tempat
pengelolaan makanan 25 20 2 40
(TPM) yang diperiksa
5.jumlah Tempat-tempat
Umum (TTU) yang 45 25 42 42
diperiksa
7. jumlah desa/kelurahan
3 3 0 4
diabatisasi selektif
8.jumlah desa/kelurahan
dilakukan
3 3 4 4
pemberantasan sarang
nyamuk (PSN)
Keterangan :
1. Jumlah TPM yang memenuhi syarat pada bulan April sebanyak 11 tempat,
jauh menurun dibandingkan bulan Januari yaitu sebanyak 25 tempat
2. Jumlah rumah yang memenuhi syarat sanitasi dasar pada bulan April sebanyak
100 rumah, jauh menurun dibandingkan bulan Januari yaitu sebanyak 650
rumah
3. Jumlah TTU yang memenuhi syarat pada bulan April sebanyak 39 tempat,
jauh menurun dibandingkan bulan Januari yaitu sebanyak 45 tempat
4. Jumlah rumah yang ada jentik pada bulan April sebanyak 8 rumah, jauh
menurun dibandingkan bulan Januari yaitu sebanyak 24 rumah
Ramadhani
10 Luar Wilayah 0 0 2 0
Sasaran :
Ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, serta usia prasekolah
Tujuan :
Melaksanakan pemeriksaan pada ibu hamil yaitu: menimbang berat
badan,mengukur tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri, pemberian
tablet tambah darah serta vitamin A
Memberikan penyuluhan pada ibu hamil mengenai keadaan gizi, perawatan
payudara, ASI Eksklusif, kebersihan diri dan lingkungan
Memberikan motivasi agar ibu ikut pelayanan KB
Membina posyandu
Merujuk pasien ke Rumah Sakit apabila penyakitnya tidak bisa ditanggulangi
di Puskesmas
Pencatatan dan pelaporan KPKIA (Kelompok Pembina Kesehatan Ibu dan
Anak)
Pemberian imunisasi pada bayi, balita, ibu hamil, anak sekolah dan calon
pengantin
Kegiatan KIA :
Pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui
No Kegiatan Sasaran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 K1 Ibu Hamil Bumil 41 59 57 61 58 65 74 57 70 65 65 73
2 K4 Ibu Hamil Bumil 36 57 53 57 50 52 62 54 50 50 54 71
Deteksi
Bumil
3 Resiko Tinggi 6 7 7 8 7 9 16 16 10 18 15 17
Resti
(DRT)
Persalinan
4 Bumil 36 57 53 57 50 52 62 62 65 65 63 69
Nakes
Penanganan Bumil
5 - - - - - - - - - - - -
Komplikasi Resti
Kunjungan
6 Ibu Nifas 36 57 53 57 50 52 62 52 54 56 54 71
Ibu Nifas
7 FE Bumil 36 57 53 57 50 52 62 57 57 54 48 51
8 Ibu Nifas Ibu Nifas 36 57 53 57 50 52 62 50 57 57 46 50
9 ASI Eksklusif Buteki 11 7 7 8 6 - - - - - - 9
10 KN 1 Neonatus 36 44 53 59 50 56 62 54 56 55 54 71
11 KN Lengkap Neonatus 36 44 53 59 50 56 62 60 65 70 65 71
Komplikasi
12 Neonatus Neonatus - - - - - - - - - - - -
Tertangani
Kunjungan
13 Bayi 35 48 49 51 49 55 49 49 56 50 55 59
Bayi
Kunjungan 23 27 29 34 33 32 32 51 54 48 52 48
14 Balita
Balita 2 6 2 7 5 8 1 1 0 4 0 5
Sumber : SP2TP Puskesmas Sukaramai Tahun 2018
Kegiatan KB :
Memberikan penyuluhan dan penerangan tentang KB dengan usaha-usaha
terpadu.
Keterangan:
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa akseptor KB terbanyak adalah pil
dengan jumlah 1351 orang dengan jumlah akseptor lama sebanyak 1331 orang
dan akseptor baru sebanyak 20 orang.
Jenis
No Pasien Jan Feb Jlh
kontrasepsi Mar Apr
Baru 0 0 - - 0
Lama 0 0 136 129 265
MOW
Baru 0 0 - - 0
3
Lama 0 0 30 30 60
MOP
Baru 0 0 - - 0
Baru 0 0 - - 0
4 Implan
Lama 0 0 200 201 401
Lama 5 0 1122 1131 2253
5 Suntik
Baru 0 0 - - 0
Lama 1 2 670 564 1234
6 Pil
Baru 0 0 - - 0
Sumber : SP2TP Puskesmas Sukaramai
Keterangan :
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa akseptor KB terbanyak adalah suntik
dengan jumlah 5 orang dengan jumlah akseptor lama sebanyak 5 orang dan
akseptor baru tidak ada.
Keterangan :
S = Jumlah balita yang ada di wilayah kerja
K = Jumlah balita yang memiliki kartu menuju sehat (KMS)
D = Jumlah balita yang datang dan ditimbang bulan ini
N = Jumlah balita yang naik berat badannya
3 Diabetes Meilitus 88
4 Demam tidak spesifik 58
5 Batuk 39
6 Common Cold 35
7 Myalgia 31
8 Penurunan Penglihatan 28
9 CHF 23
10 Gastitris 138
Sumber : SP2TP Puskesmas Sukaramai
Juni 20 3 1 0 0 0
Juli 40 5 4 0 0 0
Agustus 36 6 2 0 0 0
September 30 3 0 0 1 1
Oktober 30 3 1 0 1 1
November 20 2 0 0 0 0
Desember 22 4 1 0 0 0
Jumlah 364 43 19 3 3 2
Sumber : SP2TP Puskesmas Sukaramai
Keterangan :
Jumlah suspek TB yang diperiksa sebanyak 364 orang
Jumlah keseluruhan yang diobati sebanyak 70 orang
Tujuan
Menciptakan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik
serta memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal
dalam rangka pembentukan manusia seutuhnya.
Kegiatan UKS di Puskesmas Sukaramai :
a. Mendata jumlah murid sekolah
b. Memberikan pendidikan kesehatan melalui kegiatan intra/ekstrakurikuler
(dokter kecil/remaja).
c. Melaksanakan kegiatan penyuluhan pribadi, cuci tangan yang benar, kesehatan
gigi,kesehatan lingkungan,P2M,P3K, dan lain-lain.
d. Membuat rencana kerja bulanan dan membuat laporan kerja bulanan,triwulan
dan tahunan.
Kanak (TK)
melaksanakan
kesehatan Anak Pra
Sekolah
OLAHRAGA
a. Konsultasi/Konseling 82 89 92 95 358
Kesehatan Olahraga
b. Pengukuran Kebugaran - - - - -
Jasmani
c. Penanganan Cedera Olahraga - - - - -
d. Pelayanan Kesehatan Pada - - - - -
Event Olahraga
No Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nov Des Jumlah
1 Karies 21 12 4 32 31 13 22 5 12 30 32 25 239
2 Periodinitis 6 5 27 4 6 1 6 25 3 11 2 7 103
3 Pulpitis 8 15 11 4 26 2 1 4 10 5 8 5 99
4 Abses 31 18 - 21 21 8 23 35 16 20 32 9 234
5 Persistensi 12 7 - 10 3 3 4 8 7 15 9 11 89
6 Kelainan dentofacial 4 4 - 1 2 - - - - - 2 3 16
7 Stomatitis, moniliasis 1 - - - 1 - 2 1 1 - 1 1 8
8 lain-lain 3 - - - - 5 34 - - - - - 42
Keterangan tabel :
1. Jumlah penambalan gigi tetap di unit pelayanan medik dasar yaitu 0 jiwa
pada periode Januari–April 2019.
2. Jumlah pencabutan gigi tetep di unit pelayanan medik dasar yaitu 4 jiwa
pada periode Januari–April 2019.
3. Jumlah murid sd yang perlu perawatan kesehatan gigi di unit pelayanan
medik dasar yaitu 5 jiwa pada periode Januari–April 2019.
4. Jumlah murid sd yang mendapatkan perawatab kesehatan gigi di unit
pelayanan medik dasar yaitu 5 jiwa pada periode Januari–April 2019.
5. Jumlah perawatan gigi lainnya di unit pelayanan medik dasar yaitu 0 jiwa
pada periode Januari–April 2019.
Keterangan tabel :
1. Kasus Glaukoma di unit pelayanan medik dasar yaitu 8 jiwa pada periode
Januari–April 2019.
2. Kasus Katarak di unit pelayanan medik dasar kesehatan gigi yaitu 35
jiwa pada periode Januari– April 2019.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 69
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI
2 Tegal Sari II 1 48
3 Tegal Sari III 1 36
4 Pasar Merah Timur 1 32
Jumlah 4 148
Sumber : SP2TP Puskesmas Sukaramai
Keterangan :
Berdasarkan tabel diatas didapatkan kesimpulan bahwa terdapat 4 posyandu
USILA dengan jumlah lansia sebanyak 148 jiwa wilayah kerja Puskesmas
Sukaramai Kecamatan Medan Area
Tabel 4.28 Data kunjungan pasien lansia posyandu lansia pada bulan
Januari – April 2019
Bulan
No. Tempat Total
Jan Feb Maret April
Bulan
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Total
1 Spesimen Darah Diperiksa 286 288 298 282 1154
P.Falsiparum
9 Pem. BTA/Kusta 0 0 0 0 0
10 Pem. BTA/Kusta Positif 0 3 0 0 3
11 Pem. LAB Lainnya 0 0 0 0 0
BAB V
LAPORAN KEGIATAN
Obat.
- Ikut membatu kegiatan fogging
Sabtu 11 Mei 2019 - Membantu melakukan Kegiatan
Pelayanan Poliklinik, KIA, dan
Penyediaan Obat
Obat.
- Melakukan penyuluhan dengan
tema ISPA
- Mengumpulkan data laporan
puskesmas
Jumat 17 Mei 2019 - Melakukan Kegiatan Pelayanan
Poliklinik, KIA, dan Penyediaan
Obat.
Sabtu 18 Mei 2019 - Melakukan Kegiatan Pelayanan
Poliklinik, KIA, dan Penyediaan
Obat.
Senin 20 Mei 2019 - Melakukan Kegiatan Pelayanan
Poliklinik, KIA, dan Penyediaan
Obat.
Selasa 21 Mei 2019 - Melakukan Kegiatan Pelayanan
Poliklinik, KIA, dan Penyediaan
Obat.
Rabu 22 Mei 2019 - Melakukan Kegiatan Pelayanan
Poliklinik, KIA, dan Penyediaan
Obat.
Kamis 23 Mei 2019 - Melakukan Kegiatan Pelayanan
Poliklinik, KIA, dan Penyediaan
Obat.
Kegiatan
Memberikan penyuluhan ke keluarga mengenai program PIS-PK
Mengajak warga yang belum memiliki BPJS agar segera mendaftarkan diri
sebagai peserta BPJS
Memberikan edukasi mengenai penyakit Hipertensi, Diabetes Melitus dan
Tuberkulosis pada keluarga
Memberikan penyuluhan tentang pentingnya pemantauan kehamilan dan
persalinan pada tenaga kesehatan
PUSKESMAS : Sukaramai
PUSKESMAS : Sukaramai
PUSKESMAS : Sukaramai
PUSKESMAS : Sukaramai
DOKUMENTASI
TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
METODE
MATERI
Terlampir
MEDIA
Leaflet
KEGIATAN PENYULUHAN
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menyampaikan tentang tujuan
1. Pembukaan 5 menit Lisan
pokok materi
4. Menyampaikan materi
5. Efisiensi waktu
1. Penyampaian materi
2. Menjelaskan tentang
pengertian DM.
Menjelaskan gejala,
2. Pelaksanaan 20 menit komplikasi, faktor resiko, Leaflet
pencegahan. Memberi
kesempatan kepada peserta
untuk bertanya
3. Tanya jawab
1. Menyampaikan kesimpulan
materi
3. Penutup 5 menit Lisan
2. Mengakhiri pertemuan dan
memberi salam
PENGORGANISASIAN
1. Definisi
(PTM) yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara global, regional,
nasional maupun lokal. Salah satu jenis penyakit metabolik yang selalu
prevalensi global penderita DM pada tahun 2013 sebesar 382 kasus dan
diperkirakan pada tahun 2035 mengalami peningkatan menjadi 55% (592 kasus)
jumlah pasien DM terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat, India dan China
(Suyono, 2006).
Keturunan
Kegemukan
Makan banyak
Pandangan kabur
Kesemutan
insulin absolut):
Autoimun.
Idiopatik.
DNA mitokondria.
2010 :
1. Gejala klasik DM dengan glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/ dl (11.1 mmol/L).
hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir. Gejala klasik adalah: poliuria,
2. Kadar glukosa darah puasa ≥ 126 mg/ dl (7.0 mmol/L).Puasa adalah pasien tak
normal atau DM, maka dapat digolongkan ke dalam kelompok Toleransi Glukosa
1) Komplikasi Akut
a) Hipoglikemia
kadar glukosa darah turun dibawah 50 mg/ dl. Keadaan inidapat terjadi
dideritanya
b) Diabetes Ketoasidosis
6. Pencegahan
GULOH – CISAR
santan
PERTANYAAN
1. Apakah orang yang menderita kencing manis boleh meminum jus alpukat?
JAWABAN
DOKUMENTASI
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 106
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Memperdayakan setiap masyarakat agar tau, mau dan mampu menolong diri
sendiri di bidang kesehatan dengan mengetahui tentang penyakit TBPARU
2. Tujuan Khusus
Meningkatkan pengetahuan tentang TB PARU bagi setiap masyarakat di
kecamatan Medan Area.
METODE
MATERI
Terlampir
MEDIA
Power Point
KEGIATAN PENYULUHAN
6. Mengucapkan salam
7. Memperkenalkan diri
8. Menyampaikan tentang tujuan
1. Pembukaan 5 menit Lisan
pokok materi
9. Menyampaikan materi
10. Efisiensi waktu
4. Penyampaian materi
5. Menjelaskan tentang
pengertian, penyebab, faktor
resiko, gejala, pencegahan dan Power
2. Pelaksanaan 20 menit
pengobatan dari TB PARU Point
6. Memberi kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
7. Tanya jawab
3. Menyampaikan kesimpulan
materi
3. Penutup 5 menit Lisan
4. Mengakhiri pertemuan dan
memberi salam
PENGORGANISASIAN
Yulfia Masni
3. Dokumentator : Rudi Agustira
4. Anggota : Widya Eka Sundari
Rifaldi Agustian G
Wilianus Sulopo
Riki Fazar R
5. Pembimbing : dr. Nelli Murlina, MKT
6. Sasaran :SemuaUmur
7. Waktu / Tempat :09.00 – 09.30 WIB / Puskesmas Sukaramai
8. Hari/ Tanggal : selasa, 14 Mei 2019
9. Metode :Ceramah, Tanya jawab
10. Media : PPT
A. Definisi
dapat mengenai organ lain. Dengan tidak adanya pengobatan yang efektif
untuk penyakit yang aktif, biasa terjadi perjalanan penyakit yang kronik dan
B. Insiden
(WHO, 2010) dan estimasi insidensi berjumlah 430,000 kasus baru per tahun.
negara pertama diantara High Burden Country (HBC) di wilayah WHO South-
East Asian yang mampu mencapai target global TB untuk deteksi kasus dan
keberhasilan pengobatan pada tahun 2006. Pada tahun 2009, tercatat sejumlah
sejumlah 294.732 kasus TB telah ditemukan dan diobati (data awal Mei 2010) dan
Notification Rate untuk TB BTA+ adalah 73 per 100.000 (Case Detection Rate
adalah sekitar 90% dan pada kohort tahun 2008 mencapai 91%.
C. Etiologi
yang berbentuk batang, tidak membentuk spora, bersifat aerob dan tahan asam.
anggota genus Mycobacterium yang dikenali dengan baik, maupun banyak yang
tidak tergolongkan. Bakteri ini berukuran lebar 0,3 – 0,6 mm dan panjang 1 – 4
mm. Dinding M. tuberculosis sangat kompleks, terdiri dari lapisan lemak cukup
tinggi (60%). Penyusun utama dinding sel M.tuberculosis ialah asam mikolat,
fosfodiester. Unsur lain yang terdapat pada dinding sel bakteri tersebut adalah
yaitu apabila sekali diwarnai akan tetap tahan terhadap upaya penghilangan zat
D. Patogenesis
Tuberkulosis primer
dibersinkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara sekitar kita. Partikel
infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama1-2 jam, tergantung pada ada
tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembaban. Dalam suasana
lembab dan gelap, kuman dapat tahan berhari-hari sampai berbulan-bulan. Bila
partikel infeksi ini terisap oleh orang sehat, ia akan menempel pada saluran nafas
atau jaringan paru. Partikel dapat masuk ke alveolar bila ukuran partikel <5
mikrometer. Kuman akan dihadapi pertama kali oleh neutrofil, kemudian baru
oleh makrofag. Kebanyakan partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh makrofag
makrofag. Disini ia dapat terbawa masuk ke organ tubuh lainnya. Kuman yang
pneumoni kecil dan disebut Ghon Focus. Bila kuman masuk ke arteri pulmonalis
Dari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening menuju
hilus (limfangitis lokal) dan juga diikuti pembesaran kelenjar getah bening hilus
limfangitis regional akan menjadi kompleks primer (Ranke). Semua proses ini
memakan waktu 3-8 minggu. Kompleks primer ini selanjutnya dapat menjadi :
tubuh lainnya.
pasca-primer ini dimulai dengan sarang dini yang berlokasi di regio atas paru
Sarang dini ini mula-mula berbentuk sarang pneumoni kecil. Dalam 3-10
minggu sarang ini menjadi tuberkel yakni suatu granuloma yang terdiri dari sel-
sel Histiosit dan sel Datia-Langhans (sel besar dengan banyak inti) yang
TB pasca primer juga dapat berasal dari infeksi eksogen dari usia muda
keju, Bila jaringan keju dibatukkan keluar akan terjadilah kavitas. Kavitas
hidrolisis protein lipid dan asam nukleat oleh enzim yang diproduksi oleh
Disini lesi sangat kecil tetapi berisi bakteri sangat banyak. Kavitas tersebut
akan menjadi :
Bersih dan menyembuh yang disebut open healed cavity, atau kaviti
E. Gambaran Radiologi
praktis untuk menemukan lesi tuberkulosis. Pada kasus tuberkulosis anak dan
Lokasi lesi tuberkulosis umumnya diapeks paru (segment apikal lobus atas
atau segment apikal lobus bawah), tetapi dapat juga mengenai lobus bawah
(bagian inferior) atau di daerah hilus menyerupai tumor paru (misalnya tumor
gambaran radiologi berupa bercak bercak seperti berawan dengan batas yang tidak
tegas. Bila lesi sudah diliputi jaringan ikat maka bayangan terlihat seperti bulatan
dinding jadi sklerotik dan terlihat menebal. Bila terjadi fibrosis maka bayanganya
dengan densitas tinggi. Pada atelektasis terlihat sebagai fibrosis yang luas disertai
kolaps yang dapat terjadi pada sebagian atau satu lobus atau satu bagian paru.
penebalan pleura (pleuritis), massa cairan dibagian bawah paru (efusi pleura)
fibrotik, kalsifikasi, kavitas (sklerotik dan non sklerotik) maupun atelektasis dan
emfisema.
Tuberkulosis Primer
ini dapat berlokasi dimana saja dalam paru-paru, namun fokus primer dalam
parenkim paru sering disertai oleh pembesaran kelenjar limfe regional. Salah satu
Saat ini pendapat umum mengenai penyakit tersebut adalah bahwa timbul
reinfeksi pada seorang yang masa kecilnya pernah menderita tuberkulosis primer,
dilapangan atas dan segmen apikal lobi bawah, walaupun kadang-kadang dapat
yang dibatasi oleh garis median, apeks, dan iga 2 depan, sarang-sarang soliter
dapat berada dimana saja, tidak harus berada dalam daerah tesebut di atas.
Luas sarang-sarang yang bersifat bercak-bercak yang tidak melebihi luas satu
Luas daerah yang dihinggapi oleh sarang-sarang lebih dari pada kalsifikasi,
atau bila ada kavitas , maka diameternya keseluruhan semua kavitas melebihi
4 cm.
Ada beberapa cara pembagian kelainan yang dapat dilihat pada foto
Gambar 2. Tuberkulosis primer pada foto thorax PA. Gambaran bercak berawan
pada kedua apex paru dengan kavitas pada lobus atas paru.
Sarang produkif berbentuk butir-butir bulat kecil yang batas tegas dan
densitasnya sedang
Sarang induratif atau fibrotik, yaitu berbentuk garis-garis atau pita tebal,
Kavitas
Ini selalu berarti proses aktif kecuali bila suatu kavitas sudah sangat kecil,
Terlihat cavitas
darah.
Penyembuhan
darah dasar besar di kedua hili ke atas. Keadaan ini dinamakan tuberkulosis
Komplikasi penyakit
Pleuritis
Pleuritis terjadi karena meluasnya infiltrat primer langsung ke pleura atau secara
hematogen.
Penyebaran miliar
Akibat penyebaran secara hematogen tampak sarang-sarang kecil 1-2 mm, atau
Gambar 6. Tuberkulosis miliar. Nodul miliar multipel pada kedua lapangan paru
Stenosis Bronkus
Stenosis bronkus dengan akibat atelektasis lobus atas segmen paru yang
Timbulnya kavitas.
Timbulnya kavitas ini akibat melunaknya sarang keju. Dinding kavitas sering tipis
F. Pengobatan
Paduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yang digunakan oleh Program Nasional
Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3.
Tahap intensif terdiri dari Isoniasid (H), Rifampisin (R), Pirasinamid (Z)
dan Etambutol (E). Obat-obat tersebut diberikan setiap hari selama 2 bulan
(2HRZE). Kemudian diteruskan dengan tahap lanjutan yang terdiri dari isoniasid
(H) dan Rifampisin (R) diberikan tiga kali dalam seminggu selama 4 bulan
Isoniasid (H), Rifampisin (R), Pirasinamid (Z)dan Etambutol (E) setiap hari.
Setelah itu diteruskan dengan tahap lanjutan selama 5 bulan dengan HRE yang
diberikan untuk pasien BTA positif yang telah diobati sebelumnya: 9,10
• Pasien kambuh
• Pasien gagal
Bila pada akhir tahap intensif pengobatan penderita baru BTA positif dengan
kategori 1 atau penderita BTA positif pengobatan ulang dengan kategori 2 hasil
pemeriksaan dahak masih BTA positif diberikan obat sisipan (HRZE) setiap hari
selama 1 bulan.
PERTANYAAN
JAWABAN
1. Karena gejala keringat malam adalah salah satu gejala yang paling
menonjol pada penyakit TB
DOKUMENTASI
TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
METODE
MTERI
Terlampir
MEDIA
Power Point
KEGIATAN PENYULUHAN
a. 1. Mengucapkan salam
b. 2. Memperkenalkan diri
d. 4. Menyampaikan materi
e. 5. Efisiensi waktu
a. 1. Penyampaian materi
g. 3. Tanya Jawab
1. Menyampaikan kesimpulan
materi
3. Penutup 5 menit Lisan
2. Mengakhiri pertemuan dan
memberi salam
PENGORGANISASIAN
Melanda septiana
Atik ananda
Muhammad Irsyad
Aristya Maulida S
Doddy eko p
6. Sasaran :SemuaUmur
Siswa ditimbang berat badan dan diukur tinggi badan setiap bulan
agar diketahui tingkat pertumbuhannya. Hasil penimbangan dan
pengukuran dibandingkan dengan standar berat badan dan tinggi
badan sehingga diketahui apakah pertumbuhan siswa normal atau
tidak normal.
PERTANYAAN
1.
JAWABAN
1.
DOKUMENTASI
DOKUMENTASI
Pada Kegiatan posyandu hari ini meliputi mengukur tinggi fundus uteri,
menimbang berat badan, , pemberian suplemen fe dan calsium, dan penjelasan
penting tentang ANC.
DOKUMENTASI
DOKUMENTASI
BAB VI
2 FEBRUARI 21
3 MARET 23
4 APRIL 24
5 MEI 30
6 JUNI 10
JANUARI 33
FEBRUARI 43
MARET 13
JUMLAH 89
7 JULI 20
8 AGUSTUS 38
9 SEPTEMBER 17
10 OKTOBER 10
11 NOVEMBER 13
12 DESEMBER 9
JUMLAH 245
Penyakit TB Paru
B. Klasifikasi TB Paru
Klasifikasi berdasarkan lokasi anatomi dari penyakit :
- Tuberkulosis paru adalah TB yang terjadi pada parenkim (jaringan)
paru.
- Tuberkulosis ekstra paru adalah TB yang terjadi pada organ selain
paru,
E. Pengobatan TB Paru
Prinsip-prinsip terapi:
1. Obat Anti Tuberkulosis (OAT) harus diberikan dalam bentuk
kombinasi daribeberapa jenis obat, dalam jumlah cukup dan dosis
tepat sesuai dengan kategori pengobatan. Hindari penggunaan
monoterapi.
2. Pemakaian OAT - Kombinasi Dosis Tepat (KDT) / Fixed Dose
Combination(FDC) akan lebih menguntungkan dan dianjurkan.
3. Obat ditelan sekaligus (single dose) dalam keadaan perut kosong.
4. Setiap praktisi yang mengobati pasien tuberkulosis mengemban
tanggung jawabkesehatan masyarakat.
5. Semua pasien (termasuk mereka yang terinfeksi HIV) yang belum
pernah diobatiharus diberi paduan obat lini pertama.
6. Untuk menjamin kepatuhan pasien berobat hingga selesai, diperlukan
suatupendekatan yang berpihak kepada pasien (patient centered
approach) dandilakukan dengan pengawasan langsung (DOT=directly
observed treatment) oleh seorang pengawas menelan obat.
7. Semua pasien harus dimonitor respons pengobatannya. Indikator
penilaianterbaik adalah pemeriksaan dahak berkala yaitu pada akhir
tahap awal, bulan ke- 5 dan akhir pengobatan.
8. Rekaman tertulis tentang pengobatan, respons bakteriologis dan efek
samping harus tercatat dan tersimpan.
Panduan OAT lini pertama yang digunakan oleh Program Nasional Pengendalian
Tuberkulosis di Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Kategori 1
2HRZE/4H3R3 Artinya pengobatan tahap awal selama 2 bulan diberikan
tiap haridan tahap lanjutan selama 4 bulan diberikan 3 kali dalam
seminggu. Jadi lama pengobatan seluruhnya 6 bulan.
2. Kategori 2
2HRZES/HRZE/5H3R3E3 Diberikan pada TB paru pengobatan ulang (TB
kambuh, gagal pengobatan, putus berobat/default). Pada kategori 2, tahap
awalpengobatan selama 3 bulan terdiri dari 2 bulan RHZE ditambah
suntikan streptomisin, dan 1 bulan HRZE. Pengobatan tahap awal
diberikan setiap hari. Tahap lanj utan diberikan HRE selama 5 bulan, 3
kali seminggu. Jadi lama pengobatan 8 bulan.
3. OAT sisipan
HRZE Apabila pemeriksaan dahak masih positif (belum konversi) pada
akhir
pengobatan tahap awal kategori 1 maupun kategori 2, maka diberikan
pengobatansisipan selama 1 bulan dengan HRZE.
F. Konseling dan edukasi
1. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang penyakit
TB Paru
2. Pengawasan ketaatan minum obat dan kontrol secara teratur.
3. Pola hidup sehat dan sanitasi lingkungan
G. Kriteria Rujukan
1. Pasien dengan sputum BTA (-), klinis (+) tapi tidak menunjukkan
perbaikan setelah pengobatan dalam jangka waktu tertentu
2. Pasien dengan sputum BTA (-), klinis (-/ meragukan)
3. Pasien dengan sputum BTA tetap (+) setelah jangka waktu tertentu
4. TB dengan komplikasi/keadaan khusus (TB dengan komorbid)
4 KN 2 37 42 614 100%
5 PERSALINAN OLEH 37 42 56 632 100%
NAKES
Sumber : SP2TP Puskesmas Sukaramai Periode Januari-Maret Tahun
2019
1)Perdarahan pervaginam.
2) Sakit kepala lebih dari biasa.
3) Gangguan penglihatan.
4) Pembengkakan pada wajah atau tangan.
5) Nyeri abdomen (epigastrik).
6) Janin bergerak kurang atau lebih dari 20 – 30 kali dalam sehari.
Munculnya tanda-tanda tersebut menunjukkan bahwa ibu hamil resiko
tinggi telah mengalami komplikasi kehamilan.
Untuk menegakkan diagnosis kehamilan dengan resiko tinggi pada ibu dan
(2) Rontgen
(3) Ultrasonografi
Kehamilan resiko tinggi dapat dicegah dan diatasi dengan baik bila gejala
atau faktor resiko ditemukan sedini mungkin sehingga dapat
dilakukan tindakan perbaikan. Ibu hamil dengan resiko tinggi 90-95%
dapat melewati kehamilan dan melahirkan dengan selamat serta
mendapatkan bayi yang sehat apabila mendapatkan perawatan yang baik.
Antenatal care (ANC) atau pemeriksaan kehamilan secara teratur untuk
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 151
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Program kerja Puskesmas Sukaramai berupa Upaya Kesehatan Masyarakat
yang terdiri dari Upaya Kesehatan Sekolah, Upaya Kesehatan Olahraga, Upaya
Perawatan Kesehatan Masyarakat (PHN), Upaya Kesehatan Kerja (UKK), Upaya
Kesehatan Gizi dan Mulut (UKGM), Upaya Kesehatan Jiwa (UKJ), Upaya
Kesehatan Mata (UKM), Upaya Kesehatan Usia lanjut (USILA), Upaya
Pembinaan Pengobatan Tradisional, Laboratorium Sederhana, Upaya Penyuluhan
Kesehatan Masyarakat.
Dari sepuluh penyakit terbanyak di wilayah Puskesmas Sukaramai bulan
Januari-Desember 2018 yang paling banyak adalah ISPA dengan jumlah 1401,
kemungkinan dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
dan kurangnya tindakan pencegahan yang dilakukan oleh masyarakat sendiri.
7.2 Saran
a. Bagi petugas kesehatan
Meningkatkan kinerja petugas puskesmas yang berkontribusi pada
peningkatan kesehatan masyarakat
Petugas yang berkontribusi diharapkan bisa bekerja sama untuk
meningkatkan kesehatan lingkungan dengan melakukan gotong royong.
Meningkatkan informasi terkait kesehatan lingkungan kepada masyarakat
dapat dilakukan secara langsung maupun melalui media massa mengenai
kesehatan lingkungan.
Meingkatkan kader-kader kesehatan bagi keluarga.
b. Bagi masyarakat
Berpartisipasi dalam kegiatan kesehatan dalam upaya peningkatan
kesehatan.