Anda di halaman 1dari 154

LAPORAN KEGIATAN

DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN


PUSKESMAS SUKARAMAI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tujuan nasional bangsa Indonesia yang tercantum dalam pembukaan UUD
1945 salah satunya adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteran umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut maka diselenggarakan
pembangunan dan berkesinambungan dalam rangka program pembangunan yang
menyeluruh, terarah dan terpadu secara optimal untuk memenuhi kebutuhan dasar
manusia termasuk di bidang kesehatan.
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan
kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan
termasuk kehamilan dan persalinan.Untuk mencapai sehat diperlukan pula sarana
dan prasarana untuk mencapai hal tersebut, maka pihak pemerintah membangun
suatu lembaga yang didirikan untuk menekan angka kesakitan dan angka
kematian. Salah satunya yaitu didirikannnya puskesmas.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun
2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi tingginya di wilayah kerjanya.
Dinas Kesehatan adalah suatu instansi pemerintah dalam unsur pelaksana
otonomi daerah dalam bidang kesehatan dan dipimpin langsung oleh seorang
Kepala Dinas dan berkedudukan di bawah naungan Walikota serta bertanggung

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 1
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

jawab langsung pada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Sekretariat atau


sekretaris membawahi beberapa kepala Sub bagian yaitu, Kepala Sub Bagian
Perencanaan, Kepala Sub Bagian Umum dan Pelayanan, Kepala Sub Bagian
Keuangan. Tugas pokok Dinas Kesehatan adalah melaksanakan urusan
pemerintah daerah sesuai dengan asas otonomi serta kewajiban pembantuan
dalam bidang kesehatan di lingkup daerah atau kabupaten.
Dalam Dinas Kesehatan ini juga diperlukan perencanaan dan perlunya
menganalisis laporan keuangan dengan mengetahui anggaran pemasukan maupun
pengeluaran. Analisis adalah proses perencanaan yang terdiri beberapa bagian
atau komponen yang saling berhubungan atau berkesinambungan agar
mendapatkan pengertian yang berupa sumber informasi yang tepat serta memiliki
pemahaman arti keseluruhan. Sedangkan laporan keuangan adalah beberapa
lembar kertas dengan angka-angka yang tertulis di atasnya, tetapi penting juga
untuk memikirkan aset-aset nyata yang mendasari angka-angka tersebut.
Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting
dari pembangunan nasional. Tujuannya adalah meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan
tersebut telah diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh,
berjenjang, dan terpadu dengan menempatkan Puskesmas sebagai penanggung
jawab penyelenggara upaya kesehatan tingkat pertama.
Puskesmas mempunyai fungsi:
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
2. Pusat pemberdayaan masyarakat
3. Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat (mencakup pelayanan kesehatan
perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat)

Saat ini hampir diseluruh pelosok tanah air terdapat puskesmas. Puskesmas
juga diperkuat dengan adanya Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 2
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

Disamping itu untuk daerah yang jauh dari sarana pelayanan rujukan, ada
beberapa Puskesmas yang dilengkapi dengan fasilitas opname atau rawat inap.

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah


tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Misi
pembangunan Kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Dimana misi dari
puskesmas adalah menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah
kerja puskesmas, mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan
masyarakat di wilayah kerjanya, memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan
dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, dan memelihara
dan meningkatakan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya. Puskesmas diminta selalu berupaya memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit, serta memulihkan
kesehatan baik kesehatan perorangan, keluarga, dan masyarakat yang berkunjung
dan bertempat tinggal di wilayah kerjanya tanpa diskriminasi.

Tujuan nasional Bangsa Indonesia yang tercantum dalam pembukaan UUD


1945 salah satunya adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut maka diselenggarakan
pembangunan yang berkesinambungan dalam rangka program pembangunan yang
menyeluruh, terarah dan terpadu secara optimal untuk memenuhi kebutuhan dasar
manusia termasuk di bidang kesehatan.

Menurut Undang-Undang No.23 tahun 1992, sehat diartikan sebagai


keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sejalan dengan visi yang ingin
dicapai dari pembangunan kesehatan tentang keadaan masyarakat Indonesia pada
masa yang datang. Salah satu perwujudannya yaitu dengan memberikan
pelayanan kesehatan yang memadai dan menyeluruh bagi masyarakat.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 3
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

Dalam pasal 5 UU kesehatan No.23 tahun 1992 menyatakan bahwa setiap


orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan. Dalam menjalankan tugasnya
sebagai tempat pelayanan masyarakat puskesmas memiliki tugas-tugas pokok, dan
mempunyai tujuan yaitu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

1.2 Tujuan Kegiatan


1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui kebijakan, program dan kegiatan di bidang
kesehatan di Sumatera Utara pada Umumnya, dan khususnya di
Puskesmas Sukaramai.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui kebijakan di bidang kesehatan di Sumatera
Utara pada umumnya, dan khususnya di Puskesmas Sukaramai.
b. Untuk mengetahui program di bidang kesehatan di Sumatera
Utara pada umumnya, dan khususnya di Puskesmas Sukaramai.
c. Untuk mengetahui kegiatan di bidang kesehatan di Sumatera
Utara pada umumnya, dan khususnya di Puskesmas Sukaramai.
d. Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program
kesehatan masyarakat.
e. Melaksanakan tugas-tugas rutin puskesmas.
f. Mengevaluasi salah satu program pokok Puskesmas Sukaramai.
g. Mengelolah masalah kesehatan pada individu, keluarga dan
masyarakat dalam konteks pelayanan kesehatan primer dengan
konsep dokter keluarga di Puskesmas Sukaramai.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 4
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

1.3 Prosedur Kerja


Kepaniteraan Klinik Senior yang dilaksanakan di Puskesmas Sukaramai
meliput kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Mencatat kegiatan yang dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Sukaramai.
2. Pendataan sistem pelaksanaan upaya pokok kesehatan dan administrasi yang
dilaksanakan di Puskesmas melalui:
 Mencatat data dan laporan yang ada di Puskesmas Sukaramai
 Melakukan wawancara dengan tenaga kerja yang berada di Puskesmas
Sukaramai
3. Melakukan pengamatan langsung di lapangan dan ikut berperan serta dalam
pelayanan kesehatan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 5
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Puskesmas
2.1.1 Pengertian Puskesmas
Menurut Keputusandari Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, Puskesmas adalah
fasilitas pelayanankesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanyayang dimaksud dengan:
1. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif,kuratif
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah daerah danatau masyarakat.
2. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan
sasarankeluarga, kelompok, dan masyarakat.
3. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
Suatu kegiatan danatau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang
ditujukan untuk peningkatan, pencegahan,penyembuhan penyakit,pengurangan
penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatanperseorangan.
4. Pelayanan Kesehatan
Upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat, mencakup
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, pelaporan, dan dituangkandalam
suatu sistem.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 6
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

5. Tenaga Kesehatan
Setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatanyang
untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

2.1.2 Tujuan Puskesmas


1. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat.
2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
3. Hidup dalam lingkungan sehat.
4. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat.

2.1.3 Fungsi Puskesmas


1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Puskesmas senantiasa selalu berupaya dalam menggerakkan dan memantau
penyelenggaraan pembangunan lintas sektoral termasuk oleh masyarakat dan
dunia usaha diwilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung
pembangunan kesehatan.
2. Pemulihan Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat
keluarga, dan masyarakat dunia usaha memiliki kesabaran, kemauan, dan
kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan
aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber
pembiayaan, serta ikut menerapkan, menyelenggarakan, memantau pelaksanaan
program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga, dan masyarakat ini agar
diselenggarakan dengan memperhatikan situasi dan kondisi, khususnya sosial
budaya masyarakat setempat.
3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 7
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

Puskesmas senantiasa bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan


kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan.Pelayanan kesehatan tingkat pertama menjadi tanggungjawab
Puskesmas yang meliputi:
a. Pelayanan Kesehatan Perorangan
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi
(private goods) dengan tujuan utama untuk menyembuhkan penyakit dan
pemulihan kesehatan perorangan tersebut yaitu rawat jalan untuk
puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap tanpa mengabaikan
kesehatan dan pencegahan penyakit.
b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat umum
publik (public goods) dengan tujuan utama untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan dan pemulihan kesehatan berupa promosi kesehatan,
pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi,
peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa serta
berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.

2.2 Visi dan Misi Puskesmas


2.2.1 Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
tercapainya Kecamatan sehat menuju Indonesia Sehat.
Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat Kecamatan masa depan yang
ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup
dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta
memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Indikator Kecamatan sehat yang dicapai mencakup 4 indikator utama, yakni:
1. Indikator Lingkungan Sehat.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 8
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

2. Indikator Perilaku Sehat.


3. Indikator Cakupan Pelayanan Kesehatan Bermutu.
4. Indikator Derajat Kesehatan Penduduk Kecamatan.
2.2.2 Misi Puskesmas
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
turut mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi
tersebut adalah:
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya
agar dapat memperhatikan aspek kesehatan yaitu pembangunan yang tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap
lingkungan dan perilaku masyarakat.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan
masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya semakin berdaya di
bidang kesehatan melalui peningkatan pengetahuan menuju kemampuan
untuk hidup.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu. Pemerataan dan keterjangkauan
peralatan kesehatan yang diselenggarakan puskesmas akan selalu berupaya
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai standar masyarakat,
mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi
pengelolaan dana sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat. Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan
kesehatan perorangan, keluarga, dan masyarakat yang berkunjung dan
bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dengan menerapkan
kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang sesuai.

2.3 Azas dan Upaya Penyelenggaraan Puskesmas

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 9
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

Pada penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan


pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara
terpadu.

2.3.1 Azas Penyelenggaraan Puskesmas


Azas penyelenggaraan Puskesmas dimaksud adalah:
1. Azas Pertanggungjawaban Wilayah
a. Puskesmas bertanggungjawab meningkatkan derajat kesehatan yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya.
b. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat Kecamatan
sehingga berwawasan kesehatan.
c. Memantau pembangunan berbagai upaya pembangunan terhadap
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
d. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan
oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
e. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama secara merata dan
terjangkau di wilayah kerjanya.
2. Azas Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat
untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya puskesmas
dengan kegiatan antara lain:
a. Upaya kesehatan ibu dan anak, posyandu, polindes, bina keluarga
bahagia (BKB).
b. Upaya pengobatan, posyandu, pos obat desa (POD).
c. Upaya perbaikan gizi berupa posyandu, pusat pemulihan gizi (PPG),
keluarga sadar gizi (KADARZI).
d. Upaya kesehatan sekolah Dokter Kecil, Dokter Remaja, Penataran Guru
dan Orang Tua/Wali Murid, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan
Pesantren (POSKESTREN).

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 10
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

e. Upaya kesehatan lingkungan berupa Kelompok Pemakaian Air


(POKMAIR),Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL).
f. Upaya kesehatan lanjut usia berupa posyandu usila.
g. Upaya kesehatan kerja berupa pos upaya kesehatan kerja (POS UKK).
h. Upaya kesehatan jiwa berupa posyandu, Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa
Masyarakat (TPKJM).
i. Upaya pembinaan pengobatan tradisional berupa Taman Obat Keluarga
(TOGA).
j. Upaya pembinaan dan jaminan kesehatan (Invation) berupa Dana Sehat,
Tabungan Ibu Bersalin (TABULIN), Mobilitas Dana Keagamaan.
3. Azas Keterpaduan
Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya harus melakukan kerja sama dengan berbagai pihak,
bermitra dengan BPKM/BPP dan organisasi masyarakat lainnya,
berkoordinasi dengan lintas sektoral dan lintas program agar terjadi
perpaduan kegiatan di lapangan sehingga lebih berhasil guna dan berdaya
guna.
a. Keterpaduan lintas program
Keterpaduan lintas program adalah upaya memadukan penyelenggaraan
berbagai upaya kesehatan yang menjadi tanggungjawab puskesmas.
Contoh keterpaduan lintas program antara lain:
 Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) berupa keterpaduan KIA
dengan P2M, gizi, promosi kesehatan, pengobatan.
 Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) berupa keterpaduan kesehatan
lingkungan dengan promosi kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi,
kesehatan reproduksi remaja dan kesehatan jiwa.
 Puskesmas keliling berupa keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB,
gizi, promosi kesehatan, kesehatan gigi.
 Posyandu berupa keterpaduan KIA dengan KB, gizi P2M, kesehatan
jiwa, promosi kesehatan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 11
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

b. Keterpaduan lintas sektor


Keterpaduan lintas sektor adalah upaya memadukan penyelenggaraan
upaya puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi) dengan berbagai
program dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi
kemasyarakatan dan dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas sektor antara
lain:
 Upaya Kesehatan Sekolah berupa keterpaduan sektor kesehatan
dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama.
 Upaya Promosi Kesehatan berupa keterpaduan sektor kesehatan
dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian.
 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak berupaketerpaduan sektor kesehatan
dengan camat, lurah/kepala desa, organisasi profesi, organisasi
kemasyarakatan, PKK, PLKB.
 Upaya perbaikan gizi berupa keterpaduan sektor kesehatan dengan
camat, lurah/kepala desa, pertanian, pendidikan, agama, koperasi,
dunia usaha, PKK, PLKB.
 Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan berupa keterpaduan sektor
kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, tenaga kerja, koperasi,
dunia usaha, organisasi kemasyarakatan.
 Upaya kesehatan kerja berupa keterpaduan sektor kesehatan dengan
camat, lurah/kepala desa, tenaga kerja, dunia usaha.
4. Azas Rujukan
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan pertama yang bila tidak
masalah karena berbagai keterbatasan, bisa melakukan rujukan baik secara
vertikal ke tingkat yang lebih tinggi atau secara horizontal ke puskesmas
lainnya.Ada 2 macam rujukan di Puskesmas yaitu:
a. Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus penyakit.
Apabila suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi satu kasus
penyakit tertentu, maka puskesmas tersebut wajib merujuknya ke sarana

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 12
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

pelayanan kesehatan yang lebih mampu (baik horizontal maupun


vertikal). Sebaliknya pasien pasca rawat inap yang hanya memerlukan
rawat jalan sederhana, dirujuk ke puskesmas.
Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas tiga macam:
 Rujukan kasus keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan medik
(biasanya operasi) dan lain-lain.
 Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan
laboratorium yang lebih lengkap.
 Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang
lebih kompeten untuk melakukan bimbingan kepada tenaga
puskesmas dan ataupun menyelenggarakan pelayanan medik di
puskesmas.
b. Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah
kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran
lingkungan, dan bencana.
Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga dilakukan apabila satu
puskesmas tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
wajib dan pengembangan, padahal upaya kesehatan masyarakat tersebut
telah menjadi kebutuhan masyarakat.
Rujukan upaya kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam, yaitu:
 Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging,
peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual,
bantuan obat, vaksin, bahan-bahan habis pakai dan bahan makanan.
 Rujukan tenaga antara lain dukungan tenaga ahli untuk penyelidikan
kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan,
penanggulangan gangguan kesehatan karena bencana alam.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 13
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

Gambar 5.1 Pelaksanaan azas rujukan


 Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya masalah
kesehatan masyarakat dan tanggungjawab penyelesaian masalah
kesehatan masyarakat atau penyelenggaraan upaya kesehatan
masyarakat (antara lain Upaya Kesehatan Sekolah, Upaya Kesehatan
Kerja, Upaya Kesehatan Jiwa, pemeriksaan contoh air bersih) kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Rujukan operasional yang
diselenggarakan apabila puskesmas tidak mampu.

2.3.2 Upaya Penyelenggaraan Puskesmas


Dalam mencapai VISI Pembangunan kesehatan melalui Puskesmas yakni
terwujudnya Kecamatan Sehat 2015. Puskesmas bertanggungjawab
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat.Upaya kesehatan tersebut digolongkan menjadi dua yaitu:
1. Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional, dan global, serta mempunyai daya
tarik yang tinggi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan
harus diselenggarakan di setiap puskesmas.Upaya kesehatan wajib tersebut
adalah:
1. Promosi kesehatan
2. Kesehatan lingkungan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 14
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

3. Upaya kesehatan ibu dan anak serta KB


4. Upaya gizi masyarakat
5. Pencegahan dan pengendalian penyakit (P2P)
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta
disesuaikan dengan kemampuan puskesmas yang dipilih dan daftar upaya
kesehatan pokok puskesmas yang telah ada yaitu:
a. Upaya Kesehatan Sekolah.
b. Upaya Kesehatan Olahraga.
c. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat.
d. Upaya Kesehatan Kerja.
e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut.
f. Upaya Kesehatan Jiwa.
g. Upaya Kesehatan Mata.
h. Upaya Kesehatan Lanjut.
i. Upaya Pembinaan Pengobatan.
j. Laboratorium Sederhana.

2.4 Kedudukan, Organisasi dan Tata Kerja Puskesmas


2.4.1 Kedudukan Puskesmas
Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan Sistem
Kesehatan Nasional (SKN), Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota dan Sistem
Pemerintah Daerah:
1. Sistem Kesehatan Nasional
Kedudukan puskesmas dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah sebagai
suatu sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang bertanggungjawab
untuk menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya.
2. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 15
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

Kedudukan puskesmas dalam Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota adalah


sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan
kesehatan kabupaten/kota di wilayah kerjanya.
3. Sistem Pemerintah Daerah
Kedudukan puskesmas dalam Sistem Pemerintah Daerah adalah sebagai Unit
Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang merupakan unit
struktural Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bidang kesehatan di tingkat
kecamatan.
4. Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Di wilayah kerja puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan kesehatan
strata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta seperti
praktek dokter, praktek dokter gigi, praktek bidan, poliklinik dan balai
kesehatan masyarakat. Kedudukan puskesmas di antara berbagai sarana
pelayanan kesehatan strata pertama ini adalah sebagai mitra. Di wilayah kerja
puskesmas terdapat pula berbagai bentuk upaya kesehatan berbasis dan
bersumber daya masyarakat seperti posyandu, polindes, pos obat desa dan pos
UKK. Kedudukanpuskesmas di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan
berbasis dan bersumberdaya masyarakat adalah sebagai pembina.

2.4.2 Organisasi Puskesmas


1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Puskesmas tergantung dari beban tugas masing-masing
Puskesmas. Penyusunan struktur organisasi Puskesmas di satu
Kabupaten/Kota dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sedangkan
penetapannya dilakukan dengan Peraturan Daerah. Sebagai acuan dapat
dipergunakan pola struktur organisasi Puskesmas berikut:
a. Kepala Puskesmas.
b. Unit Tata Usaha yang bertanggungjawab membantu Kepala Puskesmas
dalam pengelolaan:

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 16
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

 Data dan informasi.


 Perencanaan dan Penilaian.
 Keuangan.
 Umum dan Kepegawaian.
c. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas:
 Upaya Kesehatan Masyarakat, termasuk pembinaan terhadap UKBM.
 Upaya Kesehatan Perorangan.
d. Jaringan Pelayanan Perorangan:
 Unit Puskesmas Pembantu.
 Unit Puskesmas Keliling.
 Unit Bidan di Desa/Komunitas.
2. Kriteria Personalia
Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi Puskesmas disesuaikan
dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing unit Puskesmas. Khusus
untuk Kepala Puskesmas kriteria tersebut dipersyaratkan harus seorang
sarjana dibidang kesehatan yang kurikulum pendidikannya mencakup
kesehatan masyarakat.
3. Eselon Kepala Puskesmas
Kepala Puskesmas adalah penanggungjawab pembangunan kesehatan
ditingkat Kecamatan. Sesuai dengan tanggungjawab tersebut dan peran
Kepala Puskesmas dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan ditingkat
Kecamatan maka jabatan Kepala Puskesmas adalah jabatan struktural Eselon
IV.Apabila tidak tersedia tenaga kesahatan yang memenuhi syarat untuk
menjabat jabatan struktural Eselon IV, ditunjuk pejabat sementara yang
sesuai dengan kriteria Kepala Puskesmas yakni seorang sarjana di bidang
kesehatan yang kurikulum pendidikannya mencakup dibidang kesehatan
masyarakat, dengan kewenangan yang setara dengan pejabat tetap.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 17
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

2.4.3 Tata Kerja Puskesmas


Tata kerja Puskesmas yaitu:
 Dengan Kantor Kecamatan
Dalam melaksanakan fungsinya, puskesmas berkoordinasi dengan
kantor kecamatan melalui pertemuan berkala yang diselenggarakan di
tingkat kecamatan. Koordinasi tersebut mencakup perencanaan,
penggerakan pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta
penilaian.
 Dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Puskesmas adalah unit pelaksana teknisDinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, dengan demikian secara teknis dan administratif,
puskesmas bertanggungjawab kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Dan sebaliknya Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
bertanggungjawab membina serta memberikan bantuan administratif
dan teknis kepada puskesmas.
 Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Sebagai mitra pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola oleh
lembaga masyarakat dan swasta, puskesmas menjalin kerjasama
termasuk penyelenggaraan rujukan dan memantau kegiatan yang
diselenggarakan. Sedangkan sebagai pembina upaya kesehatan
bersumberdaya masyarakat, puskesmas melaksanakan bimbingan
teknis, pemberdayaan dan rujukan sesuai kebutuhan.
 Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat, puskesmas menjalin kerjasama yang erat dengan
berbagai pelayanan kesehatan rujukan. Untuk upaya kesehatan
perorangan, jalinan kerjasama tersebut diselenggarakan dengan
berbagai sarana pelayanan kesehatan perorangan seperti rumah sakit
(kabupaten/kota) dan berbagai balai kesehatan masyarakat (balai

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 18
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

pengobatan penyakit paru-paru, balai kesehatan mata masyarakat, balai


kesehatan kerja masyarakat.
 Dengan Lintas Sektor
Tanggung jawab puskesmas sebagai unit pelaksana teknis adalah
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan yang
dibebankan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Untuk mendapat
hasil yang optimal, penyelenggaraan pembangunan kesehatan tersebut
harus dapat dikoordinasikan dengan berbagai lintas sektor terkait.
 Dengan Masyarakat
Sebagai penanggungjawab penyelenggaraan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya, puskesmas memerlukan dukungan aktif dari
masyarakat sebagai objek dan subjek pembangunan. Dukungan aktif
tersebut diwujudkan melalui pembentukan Badan Penyantun
Puskesmas (BPP) yang menghimpun berbagai potensi masyarakat,
seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, LSM, organisasi
kemasyarakatan, serta dunia usaha. BPP tersebut berperan sebagai mitra
dari puskesmas dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 19
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

BAB III
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS

3.1 Sejarah Singkat Puskesmas Sukaramai


Puskesmas Sukaramai merupakan salah satu Puskesmas yang menjadi pusat
pembangunan, pembinaan, dan pelayanan kesehatan. Puskesmas ini melayani
kesehatan masyarakat di empat Kelurahan, yaitu : Kelurahan Tegal Sari I,
Kelurahan Tegal Sari II, Kelurahan Tegal Sari III, dan Kelurahan Pasar Merah
Timur. Puskesmas ini didirikan sejak 27 Juli 1970 dan diresmikan tanggal 12
November 1970 oleh Gubernur.

Gambar 3.1 Peta Puskesmas Sukaramai

Visi dan Misi Puskesmas Sukaramai


1. Visi
“Tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya medan sehat 2021”
2. Misi
a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 20
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

b. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluraga dan masyarakat di


wilayah kerjanya
c. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan, dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan
masyarakat berserta lingkungannya
3. Motto Puskesmas Sukaramai
“Melayani dengan Hati ”
4. Tata Nilai Puskesmas Sukaramai
R (Ramah) : senyum dan ramah dalam melayani masyarakat
A (Aman) : bebas dari bahaya dan pungutan liar
M (Mandiri) : mampu berdiri sendiri untuk mengelola pelayanan
kesehatan di puskesmas
A (Akurat) : benar dalam pemeriksaan dan penatalaksanaan
I (Ikhlas) : senang hati dan cepat melaksanakan pelayanan

3.2 Wilayah Kerja Puskesmas


Dalam melaksanakan kegiatannya Puskesmas Sukaramai mempunyai 4
Kelurahan wilayah kerja kecamatan Medan Area, yaitu :
A. Kel.Tegal Sari I : 12 Lingkungan
B. Kel.Tegal Sari II : 7 Lingkungan
C. Kel.Tegal Sari III : 10 Lingkungan
D. Kel.Pasar Merah Timur : 13 Lingkungan
Dengan jumlah lingkungan sebanyak 43.Pada wilayah kerja Puskesmas
Sukaramai, tidak terdapat Puskesmas Pembantu.

3.3 Data Wilayah / Data Geografis


Puskesmas Sukaramai terletak di Jln.AR-Hakim Gg Kantil Kelurahan Tegal
Sari I Kecamatan Medan Area, Kotamadya Medan, Propinsi Sumatera Utara.
Dengan letak geografis :

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 21
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

Sebelah Utara :Kel.Sukaramai II


Sebelah Selatan : Kel. Sukaramai I
Sebelah Baru :Kel. Pasar Merah Barat
Sebelah Timur :Kec.Medan Denai
Luas wilayah : 153.1 Ha
Jumlah Kelurahan : 4 Kelurahan
Jumlah Lingkungan : 43 Lingkungan
Jumlah Penduduk : 38.401 Jiwa

3.4 Data Kependudukan / Demografi

Tabel 3.1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah


Kerja Puskesmas Sukaramai Tahun 2018
Pasar
Tegal Tegal Tegal
No Keterangan Merah Jumlah
Sari I Sari II Sari III
Timur
1 Perempuan 4.571 3.448 5.328 5.788 19.125
2 Laki-laki 4.421 3.531 5.376 5.654 18.982
TOTAL 8.992 6.979 10.704 11.442 38.117
Sumber : SP2TP Puskesmas Sukaramai

Keterangan tabel: Dari tabel diatas didapati jumlah penduduk yang dinaungi
Puskesmas Sukaramai sebanyak 38.117 penduduk.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 22
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

Tabel 3.2 Distribusi Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaramai,


Kecamatan Medan Area, Januari s/d Desember Tahun 2018
No Kelurahan Jumlah Penduduk
1 Tegal Sari I 8.992
2 Tegal Sari II 6.979
3 Tegal Sari III 10.704
4 Pasar Merah Timur 11.442
Jumlah 38.117
Sumber : SP2TP Puskesmas Sukaramai
Keterangan tabel: Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk
terbanyak terdapat pada Kelurahan Pasar Merah Timur yaitu sebanyak 11.442
jiwa.

3.5 Data Kesehatan


3.5.1 Sarana fisik
Puskesmas Medan Sukaramai dalam menjalankan kegiatannya didukung
oleh fasilitas fisik meliputi:
1. Ruang Rawat Jalan : 1 ruangan
2. Ruangan dilengkapi dengan alkes/meubiler yang sesuai.
3. Mempunyai SPAL (Sistem Pembuangan Air Limbah)
4.
3.5.2 Sarana Ibadah
Tabel 3.3 Sarana Ibadah di wilayah kerja puskesmas Sukaramai
No Tempat Total
Ibadah
1 Mesjid 5
2 Gereja 10
3 Vihara 0
4 Pura 0
Sumber : SP2TP Puskesmas Sukaramai
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 23
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

Keterangan tabel: Dari tabel diatas didapati sarana ibadah yang dinaungi oleh
Puskesmas Sukaramai sebanyak 15 tempat ibadah.

3.5.3 Sarana Kesehatan


Tabel 3.4 Sarana kesehatan di wilayah kerja puskesmas Sukaramai
No Sarana Tegal Tegal Tegal Pasar Total %
Kesehatan Sari I Sari II Sari Merah
III Timur
1 Puskesmas 1 1 2 1 5 5,1
2 Rumah Sakit 0 1 0 0 1 1,0
3 Klinik BPK 0 0 0 1 1 1,0
4 Posyandu 12 6 11 10 39 22,4
5 Balai 2 0 1 0 3 3,0
Pengobatan
Sumber : SP2TP Puskesmas Sukaramai

3.5.4 Sarana Pendukung Kesehatan


Tabel 3.5 Sarana pendukung kesehatan di wilayah kerja puskesmas
Sukaramai
No Saran Pendukung Kesehatan Wilayah
1 Jumlah Posyandu Pratama 0
2 Jumlah Posyandu Madya 0
Jumlah Posyandu Purnama 39
- Tegal Sari I 12
3 - Tegal Sari II 6
- Tegal Sari III 10
- Pasar Merah Timur 11
4 Jumlah Posyandu Mandiri 0
Sumber : SP2TP Puskesmas Sukaramai
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 24
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

Keterangan tabel: Dari tabel diatas diketahui jumlah posyandu terbanyak yaitu
posyandu purnama yaitu sebanyak 39.
3.5.5 Sarana Fisik Puskesmas
Sarana Fisik yang dimiliki Puskesmas Sukaramai terdiri dari ruangan :
1. Ruang Kepala Puskesmas
2. Ruang Periksa Pasien/Poli Umum
3. Ruang Kartu
4. Ruang Komputer
5. Ruang Tunggu
6. Ruang Pengobatan Gigi
7. Ruang Obat/Apotek
8. Ruang KIA/KB
9. Ruang Gizi
10. Ruang TB
11. Ruang Laboratorium’
12. Ruang Imunisasi
13. Ruang Rapat
14. Ruang Kamar Mandi
15. Dapur
16. Gudang (Obat & Umum)

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 25
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

3.6 Tenaga Kesehatan Puskesmas


Puskesmas Sukaramai memiliki petugas atau tenaga kesehatan yang terdiri
dari tenaga medis, paramedis, staf administrasi, dan CS.
Tabel 3.6 Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas
Sukaramai,Kecamatan Medan Area, Januari s/d Maret 2019

NO NAMA NIP JABATAN

1 dr.Juminar Helen 19650201 200112 2 002 Kepala Puskesmas


2 dr.Nelli Murlina, MKT 19730828 200604 2 007 Tata Usaha
3 dr.Mesniyati 19790303 201001 2 019 Dokter Umum
4 dr. Lailan Syafitri 19800812 201101 2 012 Dokter Umum
5 drg.Murni DM Tampubolon 19710215 200502 2 001 Dokter Gigi
6 Lasma H Silaen, SKM 19691201 199003 2 007 Investasi
7 Susianti 19640919 198402 2 001 TB Paru
8 Risma Dewi Harahap 19661026 198903 2 004 Perawat Gigi
9 Budi Timuryani T, S.Si,Apt 19761112 201001 2 005 Apoteker
Sistem Pencatatan dan
10 Pelaporan Terpadu
Heddy Sinta Faulina 19760904 199603 2 002
Puskesmas
Bernard Rinto S, S.Kep
11 19791226 200604 1 011 Kesehatan Lingkungan
Ners
12 Wahyuni Naz,AMK 19750403 200112 2 002 Perkesmas
Nerianna
13 19670126 199303 2 002 Gizi
Tampubolon,AMG
Katarina Susi K.
14 19780126 201101 2 004
Simaremare, SKM Promosi kesehatan
15 Sulaiman Harahap 19611221 198603 1 005 BPJS
Upaya kesehatan
16 Riama Ramayana Siregar 19841022 201001 2 030
sekolah / Upaya

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 26
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

kesehatan keluarga
Linda Suryani
17 19841003 200903 2 016
Siregar,S.Kep.Ners Bendahara BPJS
Leli Suryani Srg, S.Kep
18 19791109 200604 2011
Ners Diare
19 Romauli Siagian, AMK 19780613 200502 2 001 Mata / DBD
Lansia / Penyakit tidak
20 19840226 201001 2 008
Elida Hafni Lubis, AMK menular
21 Vera Hutasoit,Am.Keb 19890906 201001 2 002 Deteksi Dini
Eka Nova Isma
22 Obat Tradisional
Yunita,Am.Keb 19891129 201505 2 001
23 Maria Nora C Pardede 19810703 201001 2 016 Asisten Apoteker
Mei Riahta Brahmana,
24 19810520 201503 2 001 MTBS
S.Kep Ners
25 Putri Dewi, AMF 19830206 201003 2 002 Asisten Apoteker
26 Yenni Surya Sari Amkg Perawat Gigi
Kesehatan Jiwa /
27 19810417 200701 2 001
Fitriani Olaraga
28 Mahmud Alsabah, S.Kep HONOR - PROMKES Promosi Kesehatan
29 Siti Hanum Bruh HONOR KIA-KB
30 Agus Yanto Petugas Keamanan Satpam
31 Juminah Cleaning servis Cleaning Servis
Sumber : SP2TP Puskesmas Sukaramai

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 27
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

3.7 Struktur Organisasi

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 28
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

3.8 Fasilitas Fisik Puskesmas Sukaramai


Puskesmas Sukaramai dalam menjalankan kegiatan didukung oleh fasilitas
fisik meliputi :
1. Fasilitas gedung puskesmas permanen
2. Fasilitas alat – alat
3. Fasilitas adm
4. Fasilita imunisasi
3.8.1 Fasilitas Gedung Puskesmas
Terdiri dari :
1. Ruang Kepala Puskesmas : 1 buah
2. Ruang Tata Usaha : 1 buah
3. Ruang Periksa Pasien/Poli Umum : 1 buah
4. Ruang Periksa Gigi : 1 buah
5. Ruang Unit Gawat Darurat / UGD : 1 buah
6. Ruang Rujukan / Ruang Promkes : 1 buah
7. Ruang Kartu : 1 buah
8. Ruang Tunggu : 1 buah
9. Ruang Periksa Pasien/Poli Lansia : 1 buah
10. Ruang KIA/KB : 1 buah
11. Ruang Obat/Apotek : 1 buah
12. Ruang TB : 1 buah
13. Ruang Laboratorium : 1 buah
14. Ruang Gizi : 1 buah
15. Ruang Inventaris :1 buah
16. Ruang Imunisasi : 1 buah
17. Gudang Obat : 1 buah
18. Gudang Inventaris : 1 buah
19. Ruang Rapat : 1 buah
20. Ruang Kamar Mandi : 3 buah

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 29
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

21. Dapur : 1 buah


22. Ruang sholat : 1 buah
3.8.2 Sumber Daya Manusia
Lembaga Kesehatan Puskesmas Sukaramai
1. Dokter Umum : 4 Orang
2. Dokter Gigi : 1 Orang
3. Bidan : 2 Orang
4. Perawat : 10 Orang
5. Apoteker : 1 Orang
6. Asisten Apoteker : 2 Orang
7. Petugas Gizi : 1 Orang
8. Sanitasi :-
9. Analis : 2 Orang
10. SKM : 2 Orang
11. Non kesehatan : 1 Orang
12. Tenaga kesehatan lain : 2 Orang
Jumlah : 28 Orang

3.8.3 Fasilitas Administrasi


Dalam rangka menjalankan tugas-tugas pokoknya dalam bidang
pencatatandan pelaporan data, maka Puskesmas Sukaramai didukung oleh
fasilitasadministrasi yang terdiri dari:
a. Kartu berobat pasien
b. Buku catatan pasien
c. Family folder pasien
d. Kartu BKIA
e. Lemari
f. Meja dan kursi
g. Stempel
h. Komputer

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 30
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

i.
3.8.4 Fasilitas Imunisasi
Fasilitas Imunusasi yang dimiliki Puskesmas Sukaramai antara lain:
1. Lemari pendingin
2. Alat-alat Imunisasi
3. Vaksin seperti : BCG, HB0, DPT-HIB, POLIO, Campak.

3.8.5 Fasilitas Alat-Alat Kesehatan


Adapun peralatan yang dimiliki oleh Puskesmas Sukaramai, antara lain:
1. Poliklinik set
2. PHN kit
3. Dental kit
4. Ginekologi kit
5. Timbangan dewasa
6. Kulkas
7. Laboratorium sederhana

3.8.6 Fasilitas Obat-Obatan


Puskesmas Sukaramai dalam rangka menjalankan tugas-tugas pokoknya
memulihkan kesehatan dan pengobatan penyakit didukung oleh perlengkapan
obat-obatan antara lain:
a. Obat-obat APBD
b. Obat-obat BPJS

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 31
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

Tabel 3.7 Daftar Obat – Obatan di Puskesmas Sukaramai


Januari – Desember 2018
No Nama Obat No Nama Obat
1 Asetosal Tablet 70 Etil Klorid
2 Amitripitilin 71 Eugenol
3 Amoxcilin 250 mg 72 Fenobarbita 30 mg
4 Amoxcilin 500 mg 73 Fenoksimetil Penicilin 250 mg
5 Amoxcilin Sirup 74 Fenoksimetil Penicilin 500 mg
6 Antalgin 75 Fitomenadion Tablet
7 Antasida 76 Furodemide
8 Antihemoroid Sirup 77 Garam Oralit
9 Asam Askorbat 78 Garam Violit
10 Atropine Sulpat Injeksi 79 Glibenclamid 5 mg
11 Asam Mefenamat 80 Gliseril Guaiakolat
12 Acyclorovir Salep 81 Griseo Fulvin
13 Acycloropil 200 mg 82 Glukosa Infus
14 Ambroxol Tablet 83 Hidrokortison 2,5 %
15 Ambroxol Sirup 84 Ibuprofen 200 mg
16 ART Fuji 85 Infus Set Dewasa
17 Abokat 22 86 Kal. Hidro Pasta
18 Abokat 18 87 Kalsium Laktas
19 Benzatin Penicilin 88 Kapas 250
20 Besi II Sulfat 89 Kapas 500
21 Betametason Cream 90 Kasa 40/40 mg
22 Anti Bakteri Cream 91 Kasa Hidrofil 4 x 15
23 Allupurinol 92 Klorampenikol 3 % tetes
Telinga
24 2- 4 Salep 93 Klorampenikol

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 32
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

25 Captropil 12,5 mg 94 Kloeperamin Maleat


26 Ciptrofloxacin 95 Klorpromazine
27 CHMK 96 Kotrimoksazol Sirup
28 Dexamethason 97 Kotrimoksazol 480 mg
29 Dextrometropan Tablet 0,5 mg 98 Kotrimoksazol Paed 120 mg
30 Dextrometrorpan Tablet 99 Meta Ergometrin Injeksi
31 Diazepam Injeksi 100 Metronidazole 250 mg
32 Diazepam Tablet 101 Natrium Bicarbonat
33 Difenhidramim Injeksi 102 OBH
34 Digoksin 0,25 mg 103 Oksitetrasiklin Salep Mata 1 %
35 Efedin 104 Oksitetrasiklin Kulit 3 %
36 Ekstra Belladon 105 Oksitosin Injeksi
37 Etakridinal 106 Paracetamol Sirup
38 Etanol 70 % 107 Paracetamol Tablet 500 mg
39 Dextrometorpan sirup 108 Piridoksin
40 Pirantel 125 mg 109 Phonol Tetes Telinga
41 Predsone tablet 110 Ofloksasin 400 mg
42 Propanolol 111 Megnicom
43 Reserpin 112 Hanschun
44 Ringer laktat 113 Eritromisi
45 Salbutamol tablet 2 mg 114 Ketokonazole crem
46 Salisil bedak 115 Ketokonazol tablet 200 mg
47 Serum anti tetanus 116 OBH plus
48 Silver Amalgam 117 Truvit sirup
49 Tetrasiklin 500 mg 118 Sefiplek
50 Tetrasiklin 250 mg 119 Metaflu
51 Tiamin 120 Obat penurun Panas
52 Vitamin B-Compleks 121 Metocloperamide tablet
53 Yodium 30 mg 122 Metocloperamide sirup

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 33
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

54 Doksisiklin 100 mg 123 Loratadin tablet


55 Lansoprazole 124 Iflasma
56 Diaform 125 Glasslorum
57 Pehacain injeksi 126 Mumming filling pasta
58 Lumping 127 Fletcher
59 Yodium 300 mg 128 Neurophyl 500 injeksi
60 Gempibrozil 129 PK
61 Spuit 1 ml 130 Genoint Tetes mata
62 Spuit 3 ml 131 Loperamide
63 Methyl prednisolone 132 Kasa pembalut
64 Piroxsicam 133 Basitrasin polimiksin
65 B – 12 injeksi 134 PTU
66 Wing Naid 135 Cetirizine
67 Haloperidol 0,5 mg 136 Nacl Infus
68 Halopuridol 1,5 mg 137 Metal Ergometrin Tablet
69 Halopuridol 5 mg 138 Captopril 25 mg
Sumber : SP2TP Puskesmas Sukaramai

Tabel 3.8 Daftar Obat – Obatan di Puskesmas Sukaramai


Januari – Maret 2019
1 Kloramfenicol kaps 250 mg 41 Lidocain injeksi 2%
2 Kotrimoksazol syrup 42 Diphenhidramin inj I.V/I.M 10
ml
3 Kotrimoksazol tab 400 mg 43 CTM tab 5 mg
4 Erytromisin caps 250 mg 44 Loratadin tab 10 mg
5 Siprofloksasin tab 500 mg 45 Cetirizine syr 5 mg/ml
6 Metronidazole tab 250 mg 46 Karbamazepin tab 500 mg
7 Metronidazole tab 500 mg 47 Albendazole tab 400 mg
8 Griseovulfin, micronized tab 48 Amox tab 250 mg (Arcamox

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 34
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

125 mg 250 mg)


9 Ketokonazole tab 200 mg 49 Amox tab 500 mg (Ramoxyl
tab 500 mg)
10 Nystatin tab 500.000 IU 50 Amox syr kering 125/5ml
(Novamox syr)
11 Doksisiklin tab 100 mg 51 Amox syr kering 250 mg/ml
12 Asiklovir tab 200 mg 52 Cefadroxil caps 500 mg
(Longcef 500 mg)
13 Deksamethason tab 0,5 mg 53 Doksisiklin kaps 100 mg
14 Deksmethason inj 5 mg/ml 54 Tetrasiklin kaps 500 mg
15 Metilpednisolon tab 4 mg 55 Amlodipin tab 5 mg
(samcovask 5 mg)
16 Kodein tab 10 mg 56 Amlodipin tab 10 mg
(Samcovask 10 mg)
17 Ibuprofen (Novaxifen 200 mg , 57 Captopril tab 25 mg
400 mg)
18 Natrium diklofenak tab 58 Gemfibrozin kaps
(Voltadex 50 mg)
19 Parasetamol tab (betamol 500 59 Simvastatin tab sal 10 mg
mg) (Norpid)
20 Kloramfenikol salap 2% 60 Klorpromazin tab sal 25 mg
(Bufacetin)
21 Ketokonazole krim 2% 61 Metoklopramid tab 5 mg
(Fexazole)
22 Mikonazole krim 62 Atapulgit tab
23 Betametason salap 0,1% 63 Zinc tab dispersible 20 mg
(Bevalex)
24 Hidrocortison krim 2,5% 64 Deksamethason tab 0,5%
(Lexacon)

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 35
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

25 Salap 2-4 65 Salbutamol tab 2 mg


26 Bedak salisil serbuk 2% 66 Salbutamol tab 4 mg
27 Garam oralit (Ramolit) 67 H202 cairan 3%
28 Gentamisin salap mata 0,3% 68 Asam folat tab 0,4 mg
(Genoint)
29 Diazepam 5 mg (Valdimex) 69 Ferro sulfat
30 Haloperidol 1,5 mg 70 Povidon iodin lar 100mg/ml
31 Klorpromazin tab 100 mg 71 Etanol cairan 70%
32 Amitriptilin tab sac 2,5 mg 72 Eugenol cairan
33 Litium karbonat 200 mg 73 Etil Klorida Spray 100ml
34 Antasida tab kunyah 74 Furosemid tab 40 mg
35 Omeprazole 20 mg 75 Glibenklamid 5 mg
36 Ranitidin tab 150 mg 76 Metformin 500 mg
37 Domperidon tab 10 mg 77 Prednison tab 5 mg
38 Domperidon syrup 5 mg/ml 78 Isosorbid dinitrat sub 5 mg
39 Asam ascorbat vit.c 50 mg 79 Kombinasi Fe 60 mg & Asam
Folat 0,4 mg
40 Kalsium laktat 500 mg 80 Thiamin (Vit B1)
Sumber : SP2TP Puskesmas Sukaramai

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 36
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

BAB IV
PROGRAM KERJA PUSKESMAS

4.1 Program Dasar dan Program Pengembangan Puskesmas


4.1.1 Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, reginal dan global serta mempunyai daya tinggi
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan harus diselenggarakan di
setiap puskesmas.
Untuk dinas kesehatan kota Medan Upaya Penyelenggaraan kesehatan
Wajib di puskesmas ada 7 golongan (basic seven) yaitu :
1. Upaya Promosi kesehatan
2. Upaya Kesehatan lingkungan
3. Upaya KIA dan KB
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
6. Upaya Pengobatan
7. Upaya Pencatatan dan Pelaporan

4.1.2 Upaya Kesehatan Pengembangan


Upaya pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
permasalahan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan
kemampuan puskesmas, yang dipilih dari daftar upaya kesehatan puskesmas yang
telah ada yaitu ;
1. Upaya Kesehatan Sekolah
2. Upaya Kesehatan Olahraga
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (PHN)
4. Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
5. Upaya Kesehatan Gizi dan Mulut (UKGM)
6. Upaya Kesehatan Jiwa (UKJ)

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 37
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

7. Upaya Kesehatan Mata (UKM)


8. Upaya Kesehatan Usia lanjut (USILA)
9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
10. Laboratorium Sederhana
11. Upaya Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

4.2 Program Prioritas Puskesmas


4.2.1 Upaya Promosi Kesehatan
Tujuan :
1. Agar individu dan kelompok masyarakat secara keseluruhan melaksanakan
prilaku hidup sehat
2. Agar individu dan kelompok masyarakat berperan aktif dalam perencanaan
dan penyelenggaraan posyandu
Kegiatan :
1. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat di lingkungan wilayah kerja
Puskesmas Sukaramai didalam maupun diluar berbentuk kegiatan-kegiatan
penyuluhan kesehatan pribadi, kesehatan lingkungan gizi keluarga, KB,
imunisasi, posyandu dan lain sebagainya.
2. Mengadakan ceramah dan diskusi dengan bantuan brosur dan info-info
kesehatan.
3. Pembinaan generasi muda untuk hidup sehat dalam kegiatan antara lain
berupa gotong royong dan olahraga.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 38
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

Tabel 5.5.1.1 Laporan PHBS Wilayah Kerja Puskesmas Sukaramai januari


2019

N Nama Indikator PHBS Jml Indikator


o Kelurahan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sasaran Gabungan
1 T. SARI 1 7 3 22 250 250 250 190 54 162 106 250 62

2 T. SARI 2 5 2 81 250 250 250 184 67 188 118 250 77

3 T. SARI 3 12 5 87 250 250 250 203 92 179 138 250 59

4 PASAR M 13 4 69 250 250 250 211 109 191 155 250 87

*Sumber : SP2TP Puskesmas Sukaramai januari 2019

Tabel 5.5.1.2 Laporan PHBS Wilayah Kerja Puskesmas Sukaramai febuari


2019

NO NAMA INDIKATOR PHBS JML INDIKATOR


KELURAHAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SASARAN GABUNGA
N
1 T. SARI 1 8 5 93 250 250 250 190 54 162 106 250 62

2 T. SARI 2 6 5 74 250 250 250 184 67 188 118 250 77

3 T. SARI 3 13 6 84 250 250 250 203 92 179 138 250 59

4 PASAR M T 15 4 68 250 250 250 211 109 191 155 250 87

Tabel 5.5.1.2 Laporan PHBS Wilayah Kerja Puskesmas Sukaramai Maret


2019

NO NAMA INDIKATOR PHBS JML INDIKATOR


KELURAHAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SASARAN GABUNGA
N
1 T. SARI 1 13 6 73 50 50 50 32 32 31 26 50 15
2 T. SARI 2 8 6 65 50 50 50 13 22 35 22 50 12
3 T. SARI 3 16 4 86 50 50 50 34 25 32 24 50 10
4 PASAR M T 18 5 77 50 50 50 43 29 38 21 50 13

Tabel 5.5.1.2 Laporan PHBS Wilayah Kerja Puskesmas Sukaramai April


2019

NO NAMA INDIKATOR PHBS JML INDIKATOR


KELURAHAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SASARAN GABUNGA
N
1 T. SARI 1 14 2 24 74 74 74 51 25 54 21 74 62

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 39
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

2 T. SARI 2 8 2 9 25 25 25 18 10 15 12 25 77
3 T. SARI 3 15 1 87 270 270 270 194 107 189 102 270 59
4 PASAR M T 17 1 47 166 166 166 107 89 76 96 166 87

Keterangan Tabel Data rumah tangga yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Sukaramai dari 4 kelurahan, rumah tangga yang dipantau dalam kurun waktu 4
bulan (Januari – April 2019 ). Dari 10 indikator PHBS yang ada, jumlah sasaran
yang tercapai hanya pada indikator 4, 5, dan 6 yaitu menggunakan air bersih,
mencuci tangan dengan sabun dan menggunakan jamban sehat. Sedangkan
indikator PHBS rumah tangga yang paling banyak indikator penyebab ketidak
berhasilan PHBS Rumah Tangga adalah tidak tercapainya ASI Ekslusif, Makan
buah dan sayur, dan tidak merokok dalam rumah.

4.2.2 Upaya Kesehatan Lingkungan


Sasaran :
 Daerah yang rawan air bersih
 Daerah yang rawan penyakit menular
 Daerah dan pemukiman baru
 Tempat-tempat umum seperti terminal, pasar swalayan, rumah ibadah,
sekolah dan lain-lain.
Kegiatan :
 Pembuatan sumber air dan pembuatan WC yang memenuhi syarat kesehatan
 Hygiene dan sanitasi tempat tinggal yang mencakup :
- Mendata tempat pembuangan sampah dan sarana jamban keluarga
- Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan
- Hygiene dana sanitasi lingkungan, berupa pengawasan kesehatan tempat-
tempat umum serta tempat pengelolaan dan penyajiannya
- Melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk
 Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan
 Pengendalian dampak resiko pencemaran lingkungan
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 40
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

 Pengembangan wilayah sehat

Tabel 4.4 Laporan petugas kesling puskesmas Sukaramai Januari -


Desember Kecamatan Medan Area 2018

BULAN Jan Feb Ma Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

1.Jumlah tempat
pengelolaan
25 20 10 15 10 7 6 5 4 6 5 6
makanan (TPM)
yang diperiksa

2.Jumlah TPM
yang memenuhi 25 20 10 15 10 7 6 5 4 6 4 5
syarat

3.Jumlah rumah
yang diperiksa
kesehatan
650 500 400 450 300 250 200 200 200 200 200 200
lingkungannya
(gunakan kartu
rumah)

4. jumlah rumah
yang memenuhi
syarat sanitasi
dasar (tempat
650 500 400 450 300 250 200 200 200 200 200 200
sampah, sarana
air bersih, jaga
dan saluran air
limbah)

5.jumlah Tempat-
tempat Umum
45 25 15 10 5 3 5 4 6 4 4 3
(TTU) yang
diperiksa

6.jumlah TTU 45 25 15 10 5 3 5 4 6 4 4 4
yang memenuhi

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 41
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

syarat

7. jumlah
desa/kelurahan 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
diabatisasi selektif

8.jumlah
desa/kelurahan
dilakukan
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
pemberantasan
sarang nyamuk
(PSN)

9.jumlah rumah
yang dilakukan
200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 160
pemeriksaan
jentik

10.jumlah rumah
24 28 30 26 24 23 20 18 22 18 18 12
yang ada jentik

Sumber: SP2TP Puskesmas Sukaramai Tahun 2018

Keterangan :

1. Jumlah TPM yang memenuhi syarat pada bulan Desember sebanyak 5 tempat,
jauh menurun dibandingkan bulan Januari yaitu sebanyak 25 tempat
2. Jumlah rumah yang memenuhi syarat sanitasi dasar pada bulan Desember
sebanyak 200 rumah, jauh menurun dibandingkan bulan Januari yaitu
sebanyak 650 rumah
3. Jumlah TTU yang memenuhi syarat pada bulan Desember sebanyak 4 tempat,
jauh menurun dibandingkan bulan Januari yaitu sebanyak45 tempat
4. Jumlah rumah yang ada jentik pada bulan Desember sebanyak 12 rumah, jauh
menurun dibandingkan bulan Januari yaitu sebanyak 24 rumah

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 42
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

Tabel 4.5 Laporan petugas kesling puskesmas Sukaramai Kecamatan


Medan Area Januari - April 2019

BULAN Jan Feb Maret Aprill

1.Jumlah tempat
pengelolaan makanan 25 20 2 40
(TPM) yang diperiksa

2.Jumlah TPM yang


25 20 0 11
memenuhi syarat

3.Jumlah rumah yang


diperiksa kesehatan
650 500 100 100
lingkungannya (gunakan
kartu rumah)

4. jumlah rumah yang


memenuhi syarat sanitasi
dasar (tempat sampah, 650 500 100 100
sarana air bersih, jaga
dan saluran air limbah)

5.jumlah Tempat-tempat
Umum (TTU) yang 45 25 42 42
diperiksa

6.jumlah TTU yang


45 25 39 39
memenuhi syarat

7. jumlah desa/kelurahan
3 3 0 4
diabatisasi selektif

8.jumlah desa/kelurahan
dilakukan
3 3 4 4
pemberantasan sarang
nyamuk (PSN)

9.jumlah rumah yang


dilakukan pemeriksaan 200 200 210 160
jentik

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 43
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

10.jumlah rumah yang


24 28 56 8
ada jentik

Sumber: SP2TP Puskesmas Sukaramai periode Januari-April Tahun 2019

Keterangan :

1. Jumlah TPM yang memenuhi syarat pada bulan April sebanyak 11 tempat,
jauh menurun dibandingkan bulan Januari yaitu sebanyak 25 tempat
2. Jumlah rumah yang memenuhi syarat sanitasi dasar pada bulan April sebanyak
100 rumah, jauh menurun dibandingkan bulan Januari yaitu sebanyak 650
rumah
3. Jumlah TTU yang memenuhi syarat pada bulan April sebanyak 39 tempat,
jauh menurun dibandingkan bulan Januari yaitu sebanyak 45 tempat
4. Jumlah rumah yang ada jentik pada bulan April sebanyak 8 rumah, jauh
menurun dibandingkan bulan Januari yaitu sebanyak 24 rumah

Tabel 4.6 Data Limbah B3 Padat Fasyankes Puskesmas Sukaramai


Kecamatan Medan Area Januari- April 2019
No Nama Fasyankes Januari Februari Maret April
1 RS Ibnu Saleh 2 3 3 2
2 RSIA Badrul Aini 3 3 3 3
3 Klinik Utama 0 1 0 0
Rawat
4 Klinik Fitri 0 1 0 ¼
5 Klinik Sehati 0 0 0 ½
6 Klinik AISA 2 2 0 0
7 RB Bromo 0 1 0 0
8 Bidan Yuliana 2 2 1 0
9 Bidan 0 0 1 0

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 44
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

Ramadhani
10 Luar Wilayah 0 0 2 0

Sumber: SP2TP Puskesmas Sukaramai Periode Januari-April Tahun 2019

4.2.3 Kesehatan Ibu dan Anak Serta Keluarga Berencana


KIA adalah upaya yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil,
bayi dan balita serta anak usia prasekolah yang menjadi tanggung jawab
puskesmas, dalam rangka meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan bangsa
pada umumnya.

Sasaran :
Ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, serta usia prasekolah
Tujuan :
 Melaksanakan pemeriksaan pada ibu hamil yaitu: menimbang berat
badan,mengukur tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri, pemberian
tablet tambah darah serta vitamin A
 Memberikan penyuluhan pada ibu hamil mengenai keadaan gizi, perawatan
payudara, ASI Eksklusif, kebersihan diri dan lingkungan
 Memberikan motivasi agar ibu ikut pelayanan KB
 Membina posyandu
 Merujuk pasien ke Rumah Sakit apabila penyakitnya tidak bisa ditanggulangi
di Puskesmas
 Pencatatan dan pelaporan KPKIA (Kelompok Pembina Kesehatan Ibu dan
Anak)
 Pemberian imunisasi pada bayi, balita, ibu hamil, anak sekolah dan calon
pengantin

Kegiatan KIA :
 Pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 45
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

 Pertolongan persalinan diluar rumah sakit


 Pemeriksaan kesehatan anak

Tabel 4.7 Laporan KIA Wilayah Kerja Puskesmas Sukaramai


KecamatanMedan Area, Januari - Desember Tahun 2018
No. Jenis Kegiatan KIA Sasaran Target(%) Pencapaian
Jumlah % (%)
1 K1 736 675 100% 92%
2 K4 736 632 100% 86%
3 KN 1 671 614 100% 91%
4 KN 2 671 614 100% 91%
5 PERSALINAN OLEH
736 632 100%
NAKES 95%
Sumber : SP2TP Puskesmas Sukaramai Tahun 2018
Keterangan :
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pencapaian K1 sebesar 92%, pencapaian
K4 sebesar 86%, pencapaian KN1 sebesar 91%, pencapaian KN2 sebesar 91%,
dan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 95%. Hal ini disebabkan karena
sebagian dari sasaran melakukan kegiatan KIA di Rumah Sakit atau Bidan
Praktek Swasta.
Tabel 4.7 Laporan KIA Wilayah Kerja Puskesmas Sukaramai
KecamatanMedan Area, Januari – April Tahun 2019
No. Jenis Kegiatan KIA Jan Feb Mar Apr Target (%)
Jumlah %
1 K1 45 48 59 57 675 100%
2 K4 37 42 56 54 632 100%
3 KN 1 37 42 56 54 614 100%
4 KN 2 37 42 56 54 614 100%
5 PERSALINAN 37 42 56 54 632 100%
OLEH NAKES
Sumber : SP2TP Puskesmas Sukaramai Periode Januari-Maret Tahun
2019
Tabel 4.8 Jumlah Kunjungan Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Sukaramai dari Bulan Januari - Desember Tahun 2018

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 46
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

No Kegiatan Sasaran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 K1 Ibu Hamil Bumil 41 59 57 61 58 65 74 57 70 65 65 73
2 K4 Ibu Hamil Bumil 36 57 53 57 50 52 62 54 50 50 54 71
Deteksi
Bumil
3 Resiko Tinggi 6 7 7 8 7 9 16 16 10 18 15 17
Resti
(DRT)
Persalinan
4 Bumil 36 57 53 57 50 52 62 62 65 65 63 69
Nakes
Penanganan Bumil
5 - - - - - - - - - - - -
Komplikasi Resti
Kunjungan
6 Ibu Nifas 36 57 53 57 50 52 62 52 54 56 54 71
Ibu Nifas
7 FE Bumil 36 57 53 57 50 52 62 57 57 54 48 51
8 Ibu Nifas Ibu Nifas 36 57 53 57 50 52 62 50 57 57 46 50
9 ASI Eksklusif Buteki 11 7 7 8 6 - - - - - - 9
10 KN 1 Neonatus 36 44 53 59 50 56 62 54 56 55 54 71
11 KN Lengkap Neonatus 36 44 53 59 50 56 62 60 65 70 65 71
Komplikasi
12 Neonatus Neonatus - - - - - - - - - - - -
Tertangani
Kunjungan
13 Bayi 35 48 49 51 49 55 49 49 56 50 55 59
Bayi
Kunjungan 23 27 29 34 33 32 32 51 54 48 52 48
14 Balita
Balita 2 6 2 7 5 8 1 1 0 4 0 5
Sumber : SP2TP Puskesmas Sukaramai Tahun 2018

Kegiatan KB :
 Memberikan penyuluhan dan penerangan tentang KB dengan usaha-usaha
terpadu.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 47
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

 Memberikan pelayanan kontrasepsi pada akseptor KB dalam bentuk Intra


Uterine Device (IUD), pil KB, Kondom, Suntikan, Kontrasepsi Mantap
(Kontap) dan susuk.
 Memotivasi akseptor dan calon akseptor KB agar menjadi motivator.
 Melayani konsultasi reproduksi dan konsultasi KONTAP.
 Membuat laporan kegiatan KB bulanan, Triwulan dan tahun.

Tabel 4.9 Jumlah Kunjungan Ibu Hamil di Wilayah


Kerja Puskesmas Sukaramai dari Bulan Januari – April Tahun 2019
No Kegiatan Jan Feb Mar Apr
1 K1 Akses 29 28 59 57
2 K1 Murni 16 20 28 30
3 K4 37 42 56 54
Deteksi Resiko Tinggi
4 4 5 14 15
(DRT)
5 Persalinan Nakes 37 42 56 54
6 Penanganan Komplikasi - - - -
7 Kunjungan Ibu Nifas 37 42 56 54
8 FE 37 42 59 111
9 Ibu Nifas 37 42 56 54
10 ASI Eksklusif 10 8 11 16
11 KN 1 37 42 56 54
12 KN Lengkap 36 44 40 50
Komplikasi Neonatus
13 - - - -
Tertangani
Sumber : SP2TP Puskesmas Sukaramai Periode Januari-April Tahun 2019

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 48
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

Tabel 4.10 Jumlah Akseptor KB di wilayah kerja Puskesmas Sukaramai


Januari – Desember Tahun 2018

Keterangan:
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa akseptor KB terbanyak adalah pil
dengan jumlah 1351 orang dengan jumlah akseptor lama sebanyak 1331 orang
dan akseptor baru sebanyak 20 orang.

Tabel 4.11 Jumlah Akseptor KB di wilayah kerja Puskesmas Sukaramai


Januari – April Tahun 2019

Jenis
No Pasien Jan Feb Jlh
kontrasepsi Mar Apr

Lama 0 0 245 327 572


1 IUD
Baru 0 0 - - 0
2 Kondom Lama 0 0 156 124 280

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 49
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

Baru 0 0 - - 0
Lama 0 0 136 129 265
MOW
Baru 0 0 - - 0
3
Lama 0 0 30 30 60
MOP
Baru 0 0 - - 0
Baru 0 0 - - 0
4 Implan
Lama 0 0 200 201 401
Lama 5 0 1122 1131 2253
5 Suntik
Baru 0 0 - - 0
Lama 1 2 670 564 1234
6 Pil
Baru 0 0 - - 0
Sumber : SP2TP Puskesmas Sukaramai

Keterangan :
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa akseptor KB terbanyak adalah suntik
dengan jumlah 5 orang dengan jumlah akseptor lama sebanyak 5 orang dan
akseptor baru tidak ada.

4.2.4 Upaya Perbaikan Gizi


Permasalahan gizi di indonesia merupakan masalah yang cukup berat dan
komplit, pada hakekatnya di rencanakan pada keadaan ekonomi yang kurang dan
kurangnya pengetahuan dari nilai gizi dari makanan yang ada.
Penyakit karena kurang gizi di indonesia adalah : Defisiensi Protein kalori,
Defisiensi VitA dan defisiensi Yodium (gondok dan keratin).
Beberapa kegiatan usaha perbaikan gizi di puskesmas, yaitu :
1. Mendata jumlah balita yang ada di wilayah kerja puskesmas.
2. Melakukan survei terhadap keadaan gizi masyarakat terutama gizi balita.
3. Memberikan Vit A dosis tinggi untuk mencegah defisiensi Vit A pada
balita.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 50
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

4. Memberikan tablet penambah darah untuk mencegah dan mengobati


anemia pada ibu hamil dan menyusui.
5. Melakukan demonstrasi pada menu makanan bergizi dengan harga
murah serta terjangkau di posyandu dan puskesmas.
6. Memberikan penyuluhan terhadap masyarakat untuk memanfaatkan
pekarangan rumah dengan menanam sayuran dan buah buahan serta
memelihara ternak terutama unggas.

Tabel 4.12 Laporan Kegiatan Bulanan Gizi Wilayah Kerja Puskesmas


Sukaramai Kecamatan Medan Area Januari – Desember Tahun 2018
No Bulan S K D N
1 Januari 4001 3305 3116 2658
2 Februari 4001 3358 3357 2748
3 Maret 4001 3412 3217 2658
4 April 4001 3412 3232 2669
5 Mei 4001 3447 3221 2667
6 Juni 4001 3491 3281 2586
7 Juli 4001 3539 3229 2610
8 Agustus 4001 3585 3339 2700
9 September 4001 3624 3233 2633
10 Oktober 4001 3676 3252 2654
11 November 4001 3730 3280 2663
12 Desember 4001 3797 3271 2661
Sumber : SP2TP Puskesmas Sukaramai

Tabel 4.13 Laporan Kegiatan Bulanan Gizi Wilayah Kerja Puskesmas


Sukaramai Kecamatan Medan Area Januari – April Tahun 2019
No Bulan S K D N
1 Januari 3284 2123 2690 2278

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 51
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

2 Februari 3284 3221 2829 2157


3 Maret 3207 2444 2637 2024
4 April 3207 2354 2632 2007

Keterangan :
S = Jumlah balita yang ada di wilayah kerja
K = Jumlah balita yang memiliki kartu menuju sehat (KMS)
D = Jumlah balita yang datang dan ditimbang bulan ini
N = Jumlah balita yang naik berat badannya

4.2.5 Upaya Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit


Penyakit menular adalah penyakit yang di sebabkan oleh bibit penyakit
tertentu atau oleh produk toxin yang di dapatkan melalui penularan bibit penyakit
atau toxin yang di produksi oleh bibit penyakit tersebut dari orang yang terinfeksi,
dari binatang, atau dari reservoir kepada orang yang rentan, baik langsung ataupun
tidak langsung melalui tumbuhan ataupun binatang pejamu, melalui vector atau
melalui lingkungan (Depkes,2014).
Sasaran
Seluruh lapisan masyarakat
Tujuan
1. Mencegah terjangkitnya penyakit.
2. Untuk meningkatkan kesehatan obtimal.
3. Menurunkan angka kesakitan dan kematian.
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dilaksanakan karena:
1. Masih tingginya angka penderita penyakit menular yang masih bisa di
cegah dengan imunisasi, misalnya ; Campak, TB paru.
2. Masih tingginya angka penyakit menular yang berhubungan dengan
higiene dan sanitasi, misalnya : diare, infeksimata, infeksi telinga, dan
mastoid.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 52
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

3. Masih tinggi angka penderita penyakit menular yang penularannya melalui


vektor, misalnya : Demam berdarah
4. Masih tingginya angka penderita penyakit menular yang di tulari secara
langsung, misalnya : TB paru, ISPA, campak, cacar air.

Kegiatan - kegiatan P2M berupa :


1. Mencari kasus sedini mungkin untuk menlakukan pengobatan.
2. Memberikan penyuluhan kesehatan di daerah wabah di Puskesmas.
3. Mengadakan imunisasi antara lain : BCG, DPT, CAMPAK, POLIO, DT
dan TT.
4. Langkah–langkah yang di lakukan dalam pengamatan dan pemberantasan
penyakit.
5. Mengumpulkan dan menganalisa data tentang penyakit.
6. Melaporkan tentang penyakit menular.
7. Menyelidiki lapangan untuk melihat ada tidaknya laporan yang masuk,
menemukan kasusu–kasus untuk mengetahui sumber penularan.
8. Tindakan pemulaan untuk menahan penjalaran.
9. Menyembuhkan penderita hingga sehat.
10. Pemberian imunisasi.
11. Pemberantasan vektor nyamuk.
12. Pendidikan kesehatan

Tabel 4.14 Pencapaian Imunisasi Puskesmas Sukaramai Kecamatan Medan


Area Bulan Januari – Desember Tahun 2018
Jenis Imunisasi
No Bulan
BCG Hep B DPT-HB/Hib Polio Campak
1 Jan 51 51 51-51/50 51-51-51-50 49
2 Feb 52 52 52-51/51 52-52-51-50 50
3 Mar 54 54 54-55/54 54-54-54-57 57

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 53
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

4 Apr 54 54 54-53/55 54-54-54-5 52


5 Mei 56 56 56-56/53 56-56-54-58 58
6 Jun 55 55 56-55/53 55-55-54-54 56
7 Jul 54 54 54-54/54 54-54-54-55 55
8 Agt 55 55 55-57/59 55-54-56-53 53
9 Sep 59 57 59-57/61 57-59-59-58 0

10 Okt 59 55 55-57/63 60-59-58-59 0


11 Nov 67 44 64-63/57 44-55-45-49 64
12 Des 60 44 60-63/60 60-63-60-41 56
Sumber : SP2TP Puskesmas Sukaramai

Tabel 4.15 Pencapaian Imunisasi Puskesmas Sukaramai Kecamatan Medan


Area Bulan Januari – April Tahun 2019
Jenis Imunisasi
No Bulan
BCG Hep B DPT-HB/Hib Polio Campak
1 Jan 55 52 50-63/60 55-50-63-60 70
2 Feb 47 27 53-59/42 47-53-59-42 59
3 Maret 61 20 58-53/51 61-58-53-51 49
4 April 63 24 68-51/51 63-79-51-51 52
Sumber : SP2TP Puskesmas Sukaramai

4.2.6 Upaya Pengobatan


Dalam usaha pengobatan penderita tidaklah diobati secara kuratif melainkan
juga memberikan pengertian secara preventif terhadap penyakit. Pengobatan gratis
untuk pengobatan dasar bagi pasien rawat jalan dan menolong penderita gawat
darurat seperti kecelakan lalu lintas, persalinan, dan lain-lain. Pemeriksaan
kesehatan masyarakat puskesmas, kegiatan yang dilakukan meliputi:
a. Pemeriksaan, mendiagnosa penyakit, dan memberikan obat melalui
apotik yang ada di puskesmas.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 54
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

b. Penyuluhan kepada pasien saat dilakukan pemeriksaan.


c. Mengirim penderita yang tidak mampu ditangani dan melanjutkan
pengobatan setelah dikembalikan.

4.2.7 Upaya Pencatatan dan Pelaporan


Tujuan
1. Untuk menilai hasil kerja yang telah dilakukan
2. Untuk dipergunakan sebagai bahan dalam penyusunan rencana kerja

Tabel 4.16 Data 10 Besar Penyakit Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaramai


Periode Januari – Desember Tahun 2018
NO JENIS PENYAKIT TOTAL
1 ISPA 1401
2 Hipertensi 1344
3 Diabetes 854
4 Gastritis 760
5 Penyakit Lain Pada Saluran Nafas Atas 665
6 Diare 381
7 Penyakit Kulit Alergi 307
8 Karies Gigi 178
9 Katarak 165
10 TB Paru 138
Sumber : SP2TP Puskesmas Sukaramai

Tabel 4.17 Data 10 Besar Penyakit Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaramai


Periode Januari Tahun 2019
NO JENIS PENYAKIT TOTAL
1 Hipertensi 105
2 ISPA 102

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 55
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

3 Diabetes Meilitus 88
4 Demam tidak spesifik 58
5 Batuk 39
6 Common Cold 35
7 Myalgia 31
8 Penurunan Penglihatan 28
9 CHF 23
10 Gastitris 138
Sumber : SP2TP Puskesmas Sukaramai

Tabel 4.18 Data 10 Besar Penyakit Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaramai


Periode Februari 2019
NO JENIS PENYAKIT TOTAL
1 ISPA 189
2 Hipertensi 162
3 Penyakit Lain Pada Saluran Pernafasan Atas 162
4 Diabetes Melitus 90
5 Kolera 48
6 Gangguan Gigi dan Jaringan Lainnya 33
7 Penyakit Pulpa 26
8 Penyakit Sistem Otot dan Jaringan Pengikat 24
(Peyakit tulang belulang, radang sendi termasuk
reumatik)
9 Penyakit Kulit Infeksi 21
10 Hipotensi 21
11 Penyakit dan Kelainan Syaraf Lainnya 19
12 Infeksi Penyakit Usus Lainnya dan Diare 17
13 Karies gigi 13
14 Kelainan Refraksi 12

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 56
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

15 Penyakit Mata Lainnya 10


Sumber : SP2TP Puskesmas Sukaramai

Tabel 4.18 Data 10 Besar Penyakit Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaramai


Periode Maret 2019
NO JENIS PENYAKIT TOTAL
1 ISPA 210
2 Hipertensi 151
3 Infeksi usus lain 87
4 Penyakit lain pada saluran nafas atas 86
5 Diabetes Melitus 72
6 Penyakit kulit infeksi 65
7 Gangguan gigi dan jaringan penyanggah lain 46
8 Diare 50
9 Penyakit dan kelainan susunan saraf 42
10 Kelainan refraksi 32
Sumber : SP2TP Puskesmas Sukaramai

Tabel 4.19 Data Bulanan Penderita TB Paru Di Wilayah Puskesmas


Sukaramai Kecamatan Medan Area Januari - Desember Tahun 2018
TB TB dgn
TB
Suspek dgn BTA – TB
Bulan Extra Kambuh
TB BTA Rontgen Anak
Paru
+ (+)
Januari 40 4 3 1 1 0
Februari 20 1 4 1 1 0
Maret 34 5 1 0 0 0
April 30 3 1 0 1 0
Mei 42 4 1 0 0 0

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 57
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

Juni 20 3 1 0 0 0
Juli 40 5 4 0 0 0
Agustus 36 6 2 0 0 0
September 30 3 0 0 1 1
Oktober 30 3 1 0 1 1
November 20 2 0 0 0 0
Desember 22 4 1 0 0 0
Jumlah 364 43 19 3 3 2
Sumber : SP2TP Puskesmas Sukaramai
Keterangan :
 Jumlah suspek TB yang diperiksa sebanyak 364 orang
 Jumlah keseluruhan yang diobati sebanyak 70 orang

Tabel 4.20 Data Bulanan Penderita TB Paru Di Wilayah Puskesmas


Sukaramai Kecamatan Medan Area Januari - April Tahun 2019
TB TB dgn
TB
Suspek dgn BTA – TB
Bulan Extra Kambuh
TB BTA Rontgen Anak
Paru
+ (+)
Januari 6 2 1 0 0 0
Februari 16 3 0 0 0 0
Maret 13 3 1 0 0 1
April 8 4 0 0 0 0
Jumlah 43 12 2 0 0 1
Sumber : SP2TP Puskesmas Sukaramai
Keterangan :
 Jumlah suspek TB yang diperiksa sebanyak 43
 Jumlah keseluruhan yang diobati sebanyak 58

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 58
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

4.3 Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas


4.3.1 Upaya Kesehatan Sekolah
Pengertian
Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) adalah wadah belajar untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat dan membentuk prilaku hidup sehat anak usia sekolah
yang berada di sekolah umum dan sekolah agama.

Tujuan
Menciptakan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik
serta memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal
dalam rangka pembentukan manusia seutuhnya.
Kegiatan UKS di Puskesmas Sukaramai :
a. Mendata jumlah murid sekolah
b. Memberikan pendidikan kesehatan melalui kegiatan intra/ekstrakurikuler
(dokter kecil/remaja).
c. Melaksanakan kegiatan penyuluhan pribadi, cuci tangan yang benar, kesehatan
gigi,kesehatan lingkungan,P2M,P3K, dan lain-lain.
d. Membuat rencana kerja bulanan dan membuat laporan kerja bulanan,triwulan
dan tahunan.

Tabel 4.21Data Sekolah Wilayah Kerja Puskesmas Sukaramai 2018


Nama Sekolah TK SD SMP SMA
Jumlah 13 20 8 5
Sumber : SP2TP Puskesmas Sukaramai
Keterangan :
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada Wilayah Kerja Puskesmas
Sukaramai terdapat 13 TK, 20 SD, 8 SMP, 5 SMA.

Tabel 4.21 Data Sekolah Wilayah Kerja Puskesmas Sukaramai 2018

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 59
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

Nama Sekolah TK SD SMP SMA


Jumlah 13 20 8 5
Sumber : SP2TP Puskesmas Sukaramai
Keterangan :
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada Wilayah Kerja Puskesmas
Sukaramai terdapat 13 TK, 20 SD, 8 SMP, 5 SMA.

Tabel 4.22 Upaya Kesehatan Sekolah Januari s/d April 2019


no Kegiatan Kesehatan data
jumlah
Sekolah jan feb mar apr
1 Jumlah Sekolah yang 2 5 5 - 12
diperiksa sarana kes
lingkungan (sarana air
bersih, pembuangan
sampah, jamban dan air
limbah
2 Jumlah sekolah 33 - - 5 38
memenuhi syarat
kesehatan lingkungan
(tempat sampah,
jamban, air bersih, dan
saluran air limbah)
3 Jumlah kunjungan 2 5 5 5 17
Pembinaan UKS ke
sekolah
4 Jumlah SLTP.SLTA - 2 2 2 6
memperoleh konseling
kesehatan remaja
5 Jumlah Taman Kanak- - 2 2 2 6

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 60
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

Kanak (TK)
melaksanakan
kesehatan Anak Pra
Sekolah

4.3.2 Upaya Kesehatan Olahraga


Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan penyuluhan kepada
pengunjung puskesmas agar menjaga kebugaran tubuh dengan berolahraga juga
dilakukan pendataan dan pembinaan kepada klub –klub olahraga yang ada di
wilayah puskesmas. Program upaya kesehatan olahraga tidak termasuk program
tambahan di Puskesmas Sukaramai.

Tabel 4.22 Upaya Kesehatan Olahraga Januari-April 2019


No URAIAN BULAN JUMLAH
1 PENDATAAN KELOMPOK JAN FEB MAR APR KELOMPOK
OLAHRAGA
a. Kelompok/Kelas Ibu Hamil 1 1 1 1 4
b. Kelompok sekolah melalui - - - - -
UKS
c. Kelompok Jemaah Haji - - - - -
d. Kelompok Pekerja - - - - -
e. Kelompok Lanjut Usia 1 1 1 1 4
f. Kelompok Olahraga Lainnya - - - - -
2 PEMBINAAN KELOMPOK
OLAHRAGA
a. Pemeriksaan Kesehatan 2 2 2 2 8
b. Penyuluhan Kesehatan - - - - -
3 PELAYANAN KESEHATAN

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 61
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

OLAHRAGA
a. Konsultasi/Konseling 82 89 92 95 358
Kesehatan Olahraga
b. Pengukuran Kebugaran - - - - -
Jasmani
c. Penanganan Cedera Olahraga - - - - -
d. Pelayanan Kesehatan Pada - - - - -
Event Olahraga

4.3.3 Upaya Perawatan Kesehatan


Tujuan :
a. Memberikan pelayanan perawatan secara menyeluruh kepada pasien atau
keluarga nya di rumah pasien dengan mengikut sertakan masyarakat dan
kelompok masyarakat sekitar.
b. Membantu keluarga dan ,masyarakat mengenal kebutuhan kesehatan nya
sendiri dan cara penanggulangan nya disesuaikan dengan batas-batas
kemampuan mereka.
c. Menunjang program kesehatan lain nya dalam usaha pencegahan
penyakit,peningkatan dan pemulihan kesehatan individu dan keluarganya.
Cara-cara yang dilakukan dengan mengadakan penyuluhan
perorangan,perkelompok dan massal. Metode yang dilaksanakan yaitu bimbingan
dan konseling, ceramah, diskusi kelompok, demonstrasi, dll.
Tabel 4.22 Upaya Kesehatan Perawatan Kesehatan Januari s/d April 2019
no Kegiatan perawatan data
jumlah
kesehatan masyarakat jan feb mar apr
1 Jumlah keluarga 0 3 0 2 5
dengan penderita tb
paru yang dibina
2 Jumlah keluarga 0 0 0 0 0

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 62
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

dengan penderita kusta


yang dibina
3 Jumlah keluarga 0 0 0 0 0
dengan ibu hamil,
melahirkan, nifas risti
yang dibina
4 Jumlah keluarga 0 0 1 0 1
dengan bayi risti
(pneumonia berat,
BBLR) yang dibina
5 Jumlah keluarga 0 0 0 0 0
dengan tetanus
neonatorum yang
dibina
6 Jumlah keluarga 0 0 0 0 0
dengan anak balita risti
yang dibina
7 Jumlah keluarga 3 4 5 4 16
dengan usila risti yang
dibina
8 Jumlah keluarga 3 5 3 2 13
dengan resiko lainnya
yang dibina
9 Jumlah keluarga yang 3 9 8 2 22
mempunyai kartu sehat
yang dibina
10 Jumlah panti/kelompok 0 0 0 0 0
khusus yang dibina

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 63
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

4.3.4 Upaya Kesehatan Kerja


Pengertian kesehatan kerja adalah upaya –upaya yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan dalam bidang kesehatan kerja masyarakat baik dalam waktu
sakit maupun sehat guna meningkatkan derajat kesehatan para pekerja dan
keluarganya.
Tujuan :
a. Meningkatkan derajat kesehatan tiap pekerja agar dapat menjalankan
fungsinya seoptimal mungkin di wilayah kerja Puskesmas Sukaramai untuk
itu perlu diadakan pendataan dan penyuluhan bagi pekerja.
b. Hasil upaya kesehatan kerja sudah terbentuk yaitu Galeri Ulos Sianipar di
Pasar Merah Timur

4.3.5 Upaya Kesehatan Gigi Dan Mulut


Upaya kesehatan gigi dan mulut adalah upaya pokok yang menjadi beban
puskesmas yang bertujuan untuk mencegah dampak pengobatan serta dapat
diartikan pula kesehatan gigi paripurna yang ditujukan pada individu, keluarga
dan masyarakat berpenghasilan rendah khususnya kelompok masyarakat awam.
Kegiatan – kegiatan kesehatan gigi dan mulut yang dapat dilakukan yaitu:
 Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan gigi,penambalan dan pencabutan
gigi
 Membuat laporan kerja dan laporan kegiatan – kegiatan yang di ikuti yang
meliputi : pemeriksaan , pengobatan dan perawatan gigi dan mulut serta
rujukan penyuluhan kebersihan gigi dan pasien yang berobat ke puskesmas
 Usaha kesehatan gigi anak sekolah
 Usaha kesehatan gigi masyarakat desa (UKGM)

Tabel 4.23 Kelainan Gigi Dan Mulut Di Wilayah Kerja Puskesmas


Sukaramai Januari- Desember 2018

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 64
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

No Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nov Des Jumlah

1 Karies 21 12 4 32 31 13 22 5 12 30 32 25 239

2 Periodinitis 6 5 27 4 6 1 6 25 3 11 2 7 103

3 Pulpitis 8 15 11 4 26 2 1 4 10 5 8 5 99

4 Abses 31 18 - 21 21 8 23 35 16 20 32 9 234

5 Persistensi 12 7 - 10 3 3 4 8 7 15 9 11 89

6 Kelainan dentofacial 4 4 - 1 2 - - - - - 2 3 16

7 Stomatitis, moniliasis 1 - - - 1 - 2 1 1 - 1 1 8

8 lain-lain 3 - - - - 5 34 - - - - - 42

Jumlah 86 61 140 72 90 32 92 85 49 81 86 639 830

Sumber : SP2TP Puskesmas Sukaramai


Keterangan :
 Kasus Periodenitis di unit pelayanan medik dasar yaitu 103 jiwa pada
periode Januari 2018- Desember2018.
 Kasus abses pelayanan medik dasar kesehatan gigi yaitu 234 jiwa pada
periode Januari 2018- Desember 2018.
 Kasus Karies di unit pelayanan medik dasar yaitu 239 jiwa pada periode
Januari 2018- Desember2018.

Tabel 4.24 Penyakit Rongga Mulut Di Wilayah Kerja Puskesmas


Sukaramai Januari - April 2019
No Kegiatan Jan Feb Mar Apr Jumlah
1 Karies 9 13 13 13 48
2 Pulpitis dan jaringan
22 26 13 24 85
periapikal
3 gingivitis dan Periodinitis 3 5 7 2 17
4 gangguan gigi dan
jaringan penyangga 41 33 46 45 165
lainnya

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 65
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

5 penyakit rongga mulut,


kelenjar ludah, rahang
18 8 6 5 37
dan lainnya

Jumlah 86 61 140 72 830

Sumber : SP2TP Puskesmas Sukaramai


Keterangan tabel :
1. Kasus Karies di unit pelayanan medik dasar yaitu 48 jiwa pada periode
Januari–April 2019.
2. Kasus Pulpitis dan jaringan periapikal di unit pelayanan medik dasar
kesehatan gigi yaitu 85 jiwa pada periode Januari– April 2019.
3. Kasus gingivitis dan Periodinitis di unit pelayanan medik dasar yaitu 17
jiwa pada periode Januari– April 2019.
4. Kasus gangguan gigi dan jaringan penyangga lainnya di unit pelayanan
medik dasar yaitu 165 jiwa pada periode Januari– April 2019.
5. Kasus penyakit rongga mulut, kelenjar ludah, rahang dan lainnya di unit
pelayanan medik dasar yaitu 37 jiwa pada periode Januari– April 2019.

Kunjungan ke poli gigi Puskesmas Sukaramai mengalami penurunan tiap


bulannya. Hal ini disebabkan oleh sudah tingginya kesadaran masyarakat tentang
pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut. Dimana begitu mereka merasa ada
keluhan lain pada gigi dan mulut mereka, mereka langsung ke puskesmas. Semua
ini tidak lepas dari tingginya upaya kerja Puskesmas Sukaramai dalam
mempromosikan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut. Upaya-upaya
tersebut terus ditingkatkan di Puskesmas Sukaramai dengan memperbanyak
promosi- promosi kesehatan salah satunya adalah kesehatan gigi dan mulut seperti
di tempat sekolah maupun di sekitar- sekitar kawasan Puskesmas Sukaramai.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 66
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

Tabel 4.25 Pelayanan Medik Dasar Kesehatan Gigi Di Wilayah Kerja


Puskesmas Sukaramai Januari - April 2019

NO Pelayanan Medik Dasar Kesehatan Gigi Jumlah


1 Jumlah penambalan gigi tetap -
2 Jumlah pencabutan gigi tetep 4
3 Jumlah murid sd yang perlu perawatan 5
kesehatan gigi
4 Jumlah murid sd yang mendapatkan 5
perawatab kesehatan gigi
5 Jumlah perawatan gigi lainnya -
Jumlah 14
Sumber : SP2TP Puskesmas Sukaramai

Keterangan tabel :
1. Jumlah penambalan gigi tetap di unit pelayanan medik dasar yaitu 0 jiwa
pada periode Januari–April 2019.
2. Jumlah pencabutan gigi tetep di unit pelayanan medik dasar yaitu 4 jiwa
pada periode Januari–April 2019.
3. Jumlah murid sd yang perlu perawatan kesehatan gigi di unit pelayanan
medik dasar yaitu 5 jiwa pada periode Januari–April 2019.
4. Jumlah murid sd yang mendapatkan perawatab kesehatan gigi di unit
pelayanan medik dasar yaitu 5 jiwa pada periode Januari–April 2019.
5. Jumlah perawatan gigi lainnya di unit pelayanan medik dasar yaitu 0 jiwa
pada periode Januari–April 2019.

4.3.6 Upaya Kesehatan Jiwa


Kegiatan yang dilakukan meliputi:
 Pengenalan diri gangguan jiwa
 Memberikan pertolongan pertama pada penderita gangguan jiwa
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 67
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

 Melakukan rujukan kepada unit yang lebih mampu bila diperlukan

Tabel 4.25 Data Kunjungan Pasien Kesehatan Jiwa 2018


Bulan Jumlah
Januari 12
Februari 14
Maret 13
April 10
Mei 10
Juni 9
Juli 10
Agustus 13
September 14
Oktober 13
November 7
Desember 5
Jumlah 130
Sumber : SP2TP Puskesmas Sukaramai

Tabel 4.26 Data Kunjungan Pasien Kesehatan Jiwa 2019


Bulan Jumlah
Januari 9
Februari 8
Maret 7
April 6
Jumlah 30
Sumber : SP2TP Puskesmas Sukaramai

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 68
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

4.3.7 Upaya Kesehatan Mata


Kegiatan yang dilakukan berintegrasi dengan keinginan puskesmas yang
lain:
 Kegiatan KIA, pemberian vitamin A dosis tinggi pada balita dan
penyuluhan kesehatan posyandu.
 Dengan UKS penyuluhan kesehatan mata.
 Melakukan pengobatan mata yang dapat ditanggulangi.

Tabel 4.24 Penyakit Mata Dan Adneksa Di Wilayah Kerja Puskesmas


Sukaramai Januari - April 2019
No Penyakit Januari Febuari Maret April Jumlah
Mata Dan
Adneksa
1 Glaukoma 3 3 2 0 8
2 Katarak 4 7 15 9 35
3 Kelainan 19 12 32 20 83
Refraksi
4 Kelainan 0 0 0 0 0
Kornea
5 Penyakit 0 10 0 1 11
Mata Lain-
Lain
Jumlah 137
Sumber : SP2TP Puskesmas Sukaramai

Keterangan tabel :
1. Kasus Glaukoma di unit pelayanan medik dasar yaitu 8 jiwa pada periode
Januari–April 2019.
2. Kasus Katarak di unit pelayanan medik dasar kesehatan gigi yaitu 35
jiwa pada periode Januari– April 2019.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 69
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

3. Kasus Kelainan Refraksi di unit pelayanan medik dasar yaitu 83 jiwa


pada periode Januari– April 2019.
4. Kasus Kelainan Kornea di unit pelayanan medik dasar yaitu 0 jiwa pada
periode Januari– April 2019.
5. Kasus Penyakit Mata Lain-Lain di unit pelayanan medik dasar yaitu 11
jiwa pada periode Januari– April 2019.
Kegiatan yang dilakukan dalam rangka upaya kesehatan mata di Puskesmas
Sukaramai yaitu meliputi pengobatan mata yang dapat ditanggulangi. Dimana
pada priode bulan januari sampai april 2019 ditemukan beberapa kasus
gangguan pada mata seperti Glaukoma Katarak, Kelainan Refraks,i Kelainan
Kornea, dan Penyakit Mata Lain-Lain, dimana kasus terbanyak ditemukan
pada kasus kelainan refraksi dengan jumlah 83 jiwa diikutu dengan kasus
katarak dan kasus pemyakit mata lain-lain dengan masing-masing sebanyak 35
jiwa dan 11 jiwa.

4.3.8 Upaya Kesehatan Usia Lanjut


Kegiatan- kegiatan lanjut usia di Puskesmas adalah pelayanan kesehatan
usai lanjut antara lain adalah upaya promotif yaitu upaya menggairahkan
semangat hidup usia lanjut agar mereka tetap berguna untuk dirinya sendiri,
keluarga maupun masyarakat.
Upaya promotif dapat berupa kegiatan penyuluhan tentang:
1. Kesehatan dan pemeliharaan kesehatan diri.
2. Makanan dengan menu yang mengandung gizi seimbang.
3. Meningkatkan kegiatan sosial dimasyarakat.

Tabel 4.27 Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaramai


Januari - April 2019
No Kelurahan Jumlah Posyandu Jumlah
USILA Lansia
1 Tegal Sari I 1 32

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 70
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

2 Tegal Sari II 1 48
3 Tegal Sari III 1 36
4 Pasar Merah Timur 1 32
Jumlah 4 148
Sumber : SP2TP Puskesmas Sukaramai
Keterangan :
Berdasarkan tabel diatas didapatkan kesimpulan bahwa terdapat 4 posyandu
USILA dengan jumlah lansia sebanyak 148 jiwa wilayah kerja Puskesmas
Sukaramai Kecamatan Medan Area

Tabel 4.28 Data kunjungan pasien lansia posyandu lansia pada bulan
Januari – April 2019

Bulan
No. Tempat Total
Jan Feb Maret April

1 Posyandu Lansia Tegal Sari I 5 7 11 9 32

2 Posyandu Lansia Tegal Sari II 16 12 11 9 48

3 Posyandu Lansia Tegal Sari III 6 12 13 5 36

Posyandu Lansia Pasar Merah


4 7 7 8 10 32
Timur

5 Puskesmas Sukaramai 344 329 353 338 1364

Total 378 367 396 371 1512


Sumber : SP2TP Puskesmas Sukaramai
Keterangan :
Berdasarkan tabel diatas didapatkan jumlah kunjungan lansia pada bulan Januari –
April 2019 adalah 1512 orang. Jumlah kunjungan terbesar adalah pada posyandu
lansia tegal sari II yang berjumlah 48 orang.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 71
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

4.3.9 Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional


Kegiatan yang dilakukan yaitu:
1. Pembinaan kepada masyarakat pengobatan tradisional antara lain: panti
pijat dan refleksi.
2. Memberikan penyuluhan tentang manfaat pekarangan sebagai bahan
untuk menanam tanaman obat keluarga.

4.3.10 Laboratorium Sederhana


Di Puskesmas Sukaramai terdapat laboratorium sederhana dimana terdapat
ruangan khusus laboratorium yang telah disediakan dan terdapat seorang analis
sebagai penanggung jawab laboratorium.
Di Puskesmas Sukaramai terdapat pemeriksaan KGD, asam urat, kolesterol
total, golongan darah, plano test/ kehamilan, dahak- BTA, Protein dan Gluoca
Urine, HbsAg dan HIV.

Tabel 4.30 Data Laboratorium Puskesmas Sukaramai


Periode Januari – April Tahun 2019

Bulan
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Total
1 Spesimen Darah Diperiksa 286 288 298 282 1154

2 Spesimen Air Seni Diperiksa 51 52 84 44 231


3 Spesimen Tinja Diperiksa 0 0 0 0 0
4 Pem. BTA/TBC Diperiksa 38 16 22 8 84
5 Pem. BTA/TBC Positif 2 0 6 4 12
6 Pem. Darah Malaria 0 0 0 0 0
7 Pem. Darah Malaria Positif 0 0 0 0 0
8 Pem. Darah Malaria Positif 0 0 0 0 0

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 72
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

P.Falsiparum
9 Pem. BTA/Kusta 0 0 0 0 0
10 Pem. BTA/Kusta Positif 0 3 0 0 3
11 Pem. LAB Lainnya 0 0 0 0 0

Sumber : SP2TP Puskesmas Sukaramai

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 73
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

BAB V
LAPORAN KEGIATAN

Kegiatan ini merupakan salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan


Klinik Senior IlmuKesehatanMasyarakat di Puskesmas Sukaramai Medan, mulai
tanggal 07 Mei 2019 s/d 23 Mei 2019. Adapun kegiatan yang kami lakukan di
wilayah kerja Puskesmas Sukaramai antara lain :

Daftar Kegiatan di Puskesmas Sukaramai


HARI TANGGAL KEGIATAN
Selasa 07 Mei 2019 - Melapor kepada Kepala Tata
Usaha Puskesmas Sukaramai
- Melapor kepada Kepala Puskesmas
Sukaramai
- Perkenalan dengan semua staff di
Puskesmas Sukaramai
- Membantu melakukan Kegiatan
Pelayanan Poliklinik, KIA, dan
Penyediaan Obat.
Rabu 08 Mei 2019 - Melakukan Kegiatan Pelayanan
Poliklinik, KIA, Gizi dan
Penyediaan Obat.
- Ikut kegiatan PIS PK
Kamis 09 Mei 2019 - Ikut posyandu balita
- Melakukan Kegiatan Pelayanan
Poliklinik, KIA, dan Penyediaan
Obat.
Jumat 10 Mei 2019 - Melakukan Kegiatan Pelayanan
Poliklinik, KIA, dan Penyediaan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 74
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

Obat.
- Ikut membatu kegiatan fogging
Sabtu 11 Mei 2019 - Membantu melakukan Kegiatan
Pelayanan Poliklinik, KIA, dan
Penyediaan Obat

Senin 13 Mei 2019 - Membantu melakukan Kegiatan


Pelayanan Poliklinik, KIA, dan
Penyediaan Obat.
- Ikut kegiatan posyandu balita
- Penyuluhan imunisasi lengkap
- Mengumpulkan data laporan
puskesmas
Selasa 14 Mei 2019 - Membantu melakukan Kegiatan
Pelayanan Poliklinik, KIA, dan
Penyediaan Obat.
- Melakukan penyuluhan dengan
tema etika batuk dan tuberculosis
- Mengumpulkan data laporan
puskesmas
Rabu 15 Mei 2019 - Membantu melakukan Kegiatan
Pelayanan Poliklinik, KIA, dan
Penyediaan Obat.
- Melakukan penyuluhan dengan
tema hipertensi dan Diabetes
Melitus
- Mengumpulkan data laporan
puskesmas
Kamis 16 Mei 2019 - Melakukan Kegiatan Pelayanan
Poliklinik, KIA, dan Penyediaan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 75
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

Obat.
- Melakukan penyuluhan dengan
tema ISPA
- Mengumpulkan data laporan
puskesmas
Jumat 17 Mei 2019 - Melakukan Kegiatan Pelayanan
Poliklinik, KIA, dan Penyediaan
Obat.
Sabtu 18 Mei 2019 - Melakukan Kegiatan Pelayanan
Poliklinik, KIA, dan Penyediaan
Obat.
Senin 20 Mei 2019 - Melakukan Kegiatan Pelayanan
Poliklinik, KIA, dan Penyediaan
Obat.
Selasa 21 Mei 2019 - Melakukan Kegiatan Pelayanan
Poliklinik, KIA, dan Penyediaan
Obat.
Rabu 22 Mei 2019 - Melakukan Kegiatan Pelayanan
Poliklinik, KIA, dan Penyediaan
Obat.
Kamis 23 Mei 2019 - Melakukan Kegiatan Pelayanan
Poliklinik, KIA, dan Penyediaan
Obat.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 76
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan


di Puskesmas Sukaramai
Selasa , 7 Mei 2019

No Nama Waktu Kegiatan

1 Sri Rezki 08.00 – 14.00 Poli Umum

2 Samsul Bahri 08.00 – 14.00 Poli KIA & KB

3 Rifaldi Agustian 08.00 – 14.00 Poli Lansia

4 Syifa Asri Fauziah 08.00 – 14.00 Farmasi

5 Siti Nafsia 08.00 – 14.00 Poli paru

6 Yulfia Masni 08.00 – 14.00 Poli paru

7 Tomy Prasetio 08.00 – 14.00 Poli paru

8 Widya Eka Sundari 08.00 – 14.00 Farmasi

9 Wilianus Sulopo 08.00 – 14.00 Poli Lansia

10 Rudi Agustira 08.00 – 14.00 Poli KIA & KB

11 Riki Fazar R 08.00 - 14.00 Poli umum

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan


di Puskesmas Sukaramai
Rabu , 8 Mei 2019

No Nama Waktu Kegiatan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 77
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

1 Sri Rezki 08.00 – 14.00 PIS PK

2 Samsul Bahri 08.00 – 14.00 PIS PK

3 Rifaldi Agustian 08.00 – 14.00 PIS PK

4 Syifa Asri Fauziah 08.00 – 14.00 PIS PK

5 Siti Nafsia 08.00 – 14.00 PIS PK

6 Yulfia Masni 08.00 – 14.00 PIS PK

7 Tomy Prasetio 08.00 – 14.00 PIS PK

8 Widya Eka Sundari 08.00 – 14.00 PIS PK

9 Wilianus Sulopo 08.00 – 14.00 PIS PK

10 Rudi Agustira 08.00 – 14.00 PIS PK

11 Riki Fazar R 08.00 - 14.00 PIS PK

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan


di Puskesmas Sukaramai
Kamis , 09 Mei 2019

No Nama Waktu Kegiatan

1 Sri Rezki 08.00 – 14.00 Poli Umum

2 Samsul Bahri 08.00 – 14.00 PIS PK

3 Rifaldi Agustian 08.00 – 14.00 Posyandu balita

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 78
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

4 Syifa Asri Fauziah 08.00 – 14.00 Farmasi

5 Siti Nafsia 08.00 – 14.00 PIS PK

6 Yulfia Masni 08.00 – 14.00 Posyandu balita

7 Tomy Prasetio 08.00 – 14.00 Poli KIA dan KB

8 Widya Eka Sundari 08.00 – 14.00 Farmasi

9 Wilianus Sulopo 08.00 – 14.00 Poli Lansi

10 Rudi Agustira 08.00 – 14.00 PIS PK

11 Riki Fazar R 08.00 - 14.00 Poli umum

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan


di Puskesmas Sukaramai
Jumat , 10 Mei 2019

No Nama Waktu Kegiatan

1 Sri Rezki 08.00 – 14.00 Poli KIA & KB

2 Samsul Bahri 08.00 – 14.00 Fogging

3 Rifaldi Agustian 08.00 – 14.00 Farmasi

4 Syifa Asri Fauziah 08.00 – 14.00 Fogging

5 Siti Nafsia 08.00 – 14.00 Farmasi

6 Yulfia Masni 08.00 – 14.00 Poli lansia

7 Tomy Prasetio 08.00 – 14.00 Poli lansia

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 79
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

8 Widya Eka Sundari 08.00 – 14.00 Posyandu balita

9 Wilianus Sulopo 08.00 – 14.00 Poli KIA & KB

10 Rudi Agustira 08.00 – 14.00 Posyandu balita

11 Riki Fazar R 08.00 - 14.00 Poli paru

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan


di Puskesmas Sukaramai
Sabtu , 11 Mei 2019

No Nama Waktu Kegiatan

1 Sri Rezki 08.00 – 14.00 Poli KIA & KB

2 Samsul Bahri 08.00 – 14.00 Poli umum

3 Rifaldi Agustian 08.00 – 14.00 Farmasi

4 Syifa Asri Fauziah 08.00 – 14.00 Poli paru

5 Siti Nafsia 08.00 – 14.00 Farmasi

6 Yulfia Masni 08.00 – 14.00 Poli lansia

7 Tomy Prasetio 08.00 – 14.00 Poli lansia

8 Widya Eka Sundari 08.00 – 14.00 Poli paru

9 Wilianus Sulopo 08.00 – 14.00 Poli KIA & KB

10 Rudi Agustira 08.00 – 14.00 Poli umum

11 Riki Fazar R 08.00 - 14.00 Poli paru

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 80
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan


di Puskesmas Sukaramai
Senin, 13 Mei 2019

No Nama Waktu Kegiatan

1 Sri Rezki 08.00 – 14.00 Posyandu Balita

2 Samsul Bahri 08.00 – 14.00 Posyandu Balita

3 Rifaldi Agustian 08.00 – 14.00 Poli paru

4 Syifa Asri Fauziah 08.00 – 14.00 Farmasi

5 Siti Nafsia 08.00 – 14.00 Posyandu Balita

6 Yulfia Masni 08.00 – 14.00 Farmasi

7 Tomy Prasetio 08.00 – 14.00 Poli paru

8 Widya Eka Sundari 08.00 – 14.00 Poli lansia

9 Wilianus Sulopo 08.00 – 14.00 Posyandu Balita

10 Rudi Agustira 08.00 – 14.00 Posyandu Balita

11 Riki Fazar R 08.00 - 14.00 Poli umum

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan


di Puskesmas Sukaramai
Selasa, 14 April 2019

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 81
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

No Nama Waktu Kegiatan

1 Sri Rezki 08.00 – 14.00 Poli umum

2 Samsul Bahri 08.00 – 14.00 Poli KIA & KB

3 Rifaldi Agustian 08.00 – 14.00 Posyandu balita

4 Syifa Asri Fauziah 08.00 – 14.00 Penyuluhan dengan


materi TB

5 Siti Nafsia 08.00 – 14.00 Penyuluhan dengan


materi Etika Batuk

6 Yulfia Masni 08.00 – 14.00 Penyuluhan dengan


materi TB

7 Tomy Prasetio 08.00 – 14.00 Penyuluhan dengan


materi Etika Batuk

8 Widya Eka Sundari 08.00 – 14.00 Poli lansia

9 Wilianus Sulopo 08.00 – 14.00 Posyandu balita

10 Rudi Agustira 08.00 – 14.00 Poli paru

11 Riki Fazar R 08.00 - 14.00 Posyandu balita

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan


di Puskesmas Sukaramai
Rabu, 15 Mei 2019

No Nama Waktu Kegiatan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 82
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

1 Sri Rezki 08.00 – 14.00 Poli umum

2 Samsul Bahri 08.00 – 14.00 Poli KIA & KB

3 Rifaldi Agustian 08.00 – 14.00 Penyuluhan dengan


materi Hipertensi

4 Syifa Asri Fauziah 08.00 – 14.00 Posyandu Balita

5 Siti Nafsia 08.00 – 14.00 Poli lansia

6 Yulfia Masni 08.00 – 14.00 Farmasi

7 Tomy Prasetio 08.00 – 14.00 Poli paru

8 Widya Eka Sundari 08.00 – 14.00 Posyandu Balita

9 Wilianus Sulopo 08.00 – 14.00 Poli umum

10 Rudi Agustira 08.00 – 14.00 Penyuluhan dengan


materi DM

11 Riki Fazar R 08.00 - 14.00 Penyuluhan dengan


materi Hipertensi

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan


di Puskesmas Sukaramai
Kamis, 16 Mei 2019

No Nama Waktu Kegiatan

1 Sri Rezki 08.00 – 14.00 Poli paru

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 83
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

2 Samsul Bahri 08.00 – 14.00 Poli paru

3 Rifaldi Agustian 08.00 – 14.00 Farmasi

4 Syifa Asri Fauziah 08.00 – 14.00 Poli KIA & KB

5 Siti Nafsia 08.00 – 14.00 Poli paru

6 Yulfia Masni 08.00 – 14.00 Poli paru

7 Tomy Prasetio 08.00 – 14.00 Poli umum

8 Widya Eka Sundari 08.00 – 14.00 Penyuluhan dengan


materi ISPA

9 Wilianus Sulopo 08.00 – 14.00 Penyuluhan dengan


materi ISPA

10 Rudi Agustira 08.00 – 14.00 Poli paru

11 Riki Fazar R 08.00 - 14.00 Poli umum

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan


di Puskesmas Sukaramai
Jumat, 17 Mei 2019

No Nama Waktu Kegiatan

1 Sri Rezki 08.00 – 14.00 Poli paru

2 Samsul Bahri 08.00 – 14.00 Poli paru

3 Rifaldi Agustian 08.00 – 14.00 Farmasi

4 Syifa Asri Fauziah 08.00 – 14.00 Poli KIA & KB

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 84
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

5 Siti Nafsia 08.00 – 14.00 Poli paru

6 Yulfia Masni 08.00 – 14.00 Poli paru

7 Tomy Prasetio 08.00 – 14.00 Poli umum

8 Widya Eka Sundari 08.00 – 14.00 Poli KIA & KB

9 Wilianus Sulopo 08.00 – 14.00 Farmasi

10 Rudi Agustira 08.00 – 14.00 Poli paru

11 Riki Fazar R 08.00 - 14.00 Poli umum

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan


di Puskesmas Sukaramai
Sabtu, 18 Mei 2019

No Nama Waktu Kegiatan

1 Sri Rezki 08.00 – 14.00 Poli paru

2 Samsul Bahri 08.00 – 14.00 Poli paru

3 Rifaldi Agustian 08.00 – 14.00 Farmasi

4 Syifa Asri Fauziah 08.00 – 14.00 Poli KIA & KB

5 Siti Nafsia 08.00 – 14.00 Poli paru

6 Yulfia Masni 08.00 – 14.00 Poli paru

7 Tomy Prasetio 08.00 – 14.00 Poli umum

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 85
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

8 Widya Eka Sundari 08.00 – 14.00 Poli KIA & KB

9 Wilianus Sulopo 08.00 – 14.00 Farmasi

10 Rudi Agustira 08.00 – 14.00 Poli paru

11 Riki Fazar R 08.00 - 14.00 Poli umum

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan


di Puskesmas Sukaramai
Senin, 20 Mei 2019

No Nama Waktu Kegiatan

1 Sri Rezki 08.00 – 14.00 Poli paru

2 Samsul Bahri 08.00 – 14.00 Poli paru

3 Rifaldi Agustian 08.00 – 14.00 Farmasi

4 Syifa Asri Fauziah 08.00 – 14.00 Poli KIA & KB

5 Siti Nafsia 08.00 – 14.00 Poli paru

6 Yulfia Masni 08.00 – 14.00 Poli paru

7 Tomy Prasetio 08.00 – 14.00 Poli umum

8 Widya Eka Sundari 08.00 – 14.00 Poli KIA & KB

9 Wilianus Sulopo 08.00 – 14.00 Farmasi

10 Rudi Agustira 08.00 – 14.00 Poli paru

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 86
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

11 Riki Fazar R 08.00 - 14.00 Poli umum

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan


di Puskesmas Sukaramai
Selasa, 21 Mei 2019

No Nama Waktu Kegiatan

1 Sri Rezki 08.00 – 14.00 Poli paru

2 Samsul Bahri 08.00 – 14.00 Poli paru

3 Rifaldi Agustian 08.00 – 14.00 Farmasi

4 Syifa Asri Fauziah 08.00 – 14.00 Poli KIA & KB

5 Siti Nafsia 08.00 – 14.00 Poli paru

6 Yulfia Masni 08.00 – 14.00 Poli paru

7 Tomy Prasetio 08.00 – 14.00 Poli umum

8 Widya Eka Sundari 08.00 – 14.00 Poli KIA & KB

9 Wilianus Sulopo 08.00 – 14.00 Farmasi

10 Rudi Agustira 08.00 – 14.00 Poli paru

11 Riki Fazar R 08.00 - 14.00 Poli umum

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 87
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan


di Puskesmas Sukaramai
Rabu, 22 Mei 2019

No Nama Waktu Kegiatan

1 Sri Rezki 08.00 – 14.00 Poli paru

2 Samsul Bahri 08.00 – 14.00 Poli paru

3 Rifaldi Agustian 08.00 – 14.00 Farmasi

4 Syifa Asri Fauziah 08.00 – 14.00 Poli KIA & KB

5 Siti Nafsia 08.00 – 14.00 Poli paru

6 Yulfia Masni 08.00 – 14.00 Poli paru

7 Tomy Prasetio 08.00 – 14.00 Poli umum

8 Widya Eka Sundari 08.00 – 14.00 Poli KIA & KB

9 Wilianus Sulopo 08.00 – 14.00 Farmasi

10 Rudi Agustira 08.00 – 14.00 Poli paru

11 Riki Fazar R 08.00 - 14.00 Poli umum

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan


di Puskesmas Sukaramai
Kamis, 23 Mei 2019
No Nama Waktu Kegiatan

1 Sri Rezki 08.00 – 14.00 Poli paru

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 88
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

2 Samsul Bahri 08.00 – 14.00 Poli paru

3 Rifaldi Agustian 08.00 – 14.00 Farmasi

4 Syifa Asri Fauziah 08.00 – 14.00 Poli KIA & KB

5 Siti Nafsia 08.00 – 14.00 Poli paru

6 Yulfia Masni 08.00 – 14.00 Poli paru

7 Tomy Prasetio 08.00 – 14.00 Poli umum

8 Widya Eka Sundari 08.00 – 14.00 Poli KIA & KB

9 Wilianus Sulopo 08.00 – 14.00 Farmasi

10 Rudi Agustira 08.00 – 14.00 Poli paru

11 Riki Fazar R 08.00 - 14.00 Poli umum

KEGIATAN DI PUSKESMAS SUKARAMAI

Jam wajib hadir : 08.00 – 14.00

1. Kegiatan di ruang Pemeriksaan


a. Melakukan vital sign pasien ( mengukur BB, TB, TD, HR, RR)
b. Melakukan pemeriksaan fisik sesuai keluhan pasien
c. Membuat diagnosis klinis
d. Memberikan edukasi kepada pasien tentang penyakitnya
2. Kegiatan di ruang KIA
a. Melakukan vital sign pasien anak dan ibu hamil ( mengukur BB, TB, TD,
HR dan RR)

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 89
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

b. Melakukan pemeriksaan kepada anak dan ibu hamil dengan pengawasan


dokter
c. Memberikan edukasi kepada pasien tentang penyakitnya
3. Kegiatan di ruang obat
a. Meracik obat
b. Membuat obat sesuai dosis
c. Menjelaskan ke pasien cara pemakaian obat (dosis dan cara pemakaian)

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 90
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

LAPORAN KEGIATAN PROGRAM PIS-PK


PUSKESMAS KELURAHAN SUKARAMAI

Penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Indonesia mengacu pada


Sistem Kesehatan Nasional (SKN) pada tahun 2012, yang memiliki visi dan misi
pencapaian pemenuhan hak asasi manusia. Pengelolaan kesehatan yang
diselenggarakan oleh semua komponen bangsa Indonesia harus secara terpadu
saling mendukung untuk tercapainya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Pelaksanaan SKN tahun2012 tersebut dituang pada Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025 (RPJP-K) dan sinergis
dengan Sembilan Agenda Perubahan (Nawacita) Kabinet Kerja tahun 2015-2019,
khusus nya dalam bidang kesehatan.
Program pembangunan kesehatan Indonesia mengacu pada 3 (tiga) pilar
Program Indonesia Sehat yaitu mengedepankan paradigma sehat, penguatan
pelayanan kesehatan dan pemenhan universal health coverage melalui Jaminan
Kesehatan Nasional. Pelaksanaan tiga pilar Program Indonesia Sehat tersebut
mempunyai target sasaran seluruh usia (total coverage) mengikuti siklus
kehidupan (life cycle) sehingga integrasi pelaksanaan pelayanan kesehatan dapat
dilakukan lebih efektif jika melalui pendekatan keluarga.
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) ini
mengintegrasikan pelaksanaan program melalui pendekatan 6 komponen utama
dalam penguatan system kesehatan (six building blocks), yaitu penguatan upaya
pelayanan kesehatan, akses terhadap ketersediaan obat esensial, pembiayaan, dan
kepemimpinan atau pemerintahan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 91
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

Kegiatan
 Memberikan penyuluhan ke keluarga mengenai program PIS-PK
 Mengajak warga yang belum memiliki BPJS agar segera mendaftarkan diri
sebagai peserta BPJS
 Memberikan edukasi mengenai penyakit Hipertensi, Diabetes Melitus dan
Tuberkulosis pada keluarga
 Memberikan penyuluhan tentang pentingnya pemantauan kehamilan dan
persalinan pada tenaga kesehatan

Waktu dan Tempat

1. Rabu , 08 Mei 2019, di Kelurahan Pasar Merah timur

PROFIL KESEHATAN KELUARGA DI KOTA MEDAN 2019

PUSKESMAS : Sukaramai

NAMA MAHASISWA : Samsul Bahri

HARI/ TANGGAL : 08 Mei 2019

KECAMATAN : Medan Area

KELURAHAN : Pasar Merah Timur

ALAMAT RUMAH : Jl. Ar Hakim Gg. Tengah no. 07

NAMA KEPALA KELUARGA : Kasmizal

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 92
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

MASALAH YANG DI TEMUKAN PADA KELUARGA :

Anggota keluarga ada yang menderita Hipertensi

METODE UNTUK MENGATASI MASALAH :

Memberikan informasi dan edukasi kepada keluarga untuk:

Anggota keluarga yang beresiko terkena Hipertensi

1. Menjelaskan bahaya dan komplikasi dari hipertensi


Hipertensi adalah tekanan darah yang tinggi dari 140/100mmHg. Dan
nilai normal pada seseorang berkisar di angka 120/80 mmHg. Namun
apa bila tekanan darah tidak terkontrol salah satu efek samping atau
komplikasi yang timbul adalah serangan jantung karena kadar darah
tinggi dipembuluh darah akan menyebabkan kelainan atupun
kerusakan pada jantung yang akan menyebabkan serangan jantung.
2. Menjelskan penangan yang harus di lakukan
- Mengubah gaya hidup menjadi lebih baik
- Mengkonsumsi makanan yang sehat
- Memeriksakan tekanan darah secara rutin di pelayanan kesehatan
- Mengontrol tekanan darah dengan mengkonsumsi obat secara teratur.
3. Memberi Tips Gaya Hidup
- Mengurangi konsumsi garam yang berlebihan
- Melakukan olahraga rutin
- Mengkonsumsi obat secara teratur

PROFIL KESEHATAN KELUARGA DI KOTA MEDAN 2019

PUSKESMAS : Sukaramai

NAMA MAHASISWA : Riki Fazar R

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 93
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

HARI/ TANGGAL : 08 Mei 2019

KECAMATAN : Medan Area

KELURAHAN : Pasar Merah Timur

ALAMAT RUMAH : jl mahkamah no 94-A

NAMA KEPALA KELUARGA : Alfian Tanjung

MASALAH YANG DI TEMUKAN PADA KELUARGA :

Anggota keluarga ada yang menderita Hipertensi

METODE UNTUK MENGATASI MASALAH :

Memberikan informasi dan edukasi kepada keluarga untuk:

Anggota keluarga yang beresiko terkena Hipertensi

1. Menjelaskan bahaya dan komplikasi dari hipertensi


Hipertensi adalah tekanan darah yang tinggi dari 140/100mmHg. Dan
nilai normal pada seseorang berkisar di angka 120/80 mmHg. Namun
apa bila tekanan darah tidak terkontrol salah satu efek samping atau
komplikasi yang timbul adalah serangan jantung karena kadar darah
tinggi dipembuluh darah akan menyebabkan kelainan atupun
kerusakan pada jantung yang akan menyebabkan serangan jantung.
2. Menjelskan penangan yang harus di lakukan
- Mengubah gaya hidup menjadi lebih baik
- Mengkonsumsi makanan yang sehat
- Memeriksakan tekanan darah secara rutin di pelayanan kesehatan
- Mengontrol tekanan darah dengan mengkonsumsi obat secara teratur.
3. Memberi Tips Gaya Hidup
- Mengurangi konsumsi garam yang berlebihan
- Melakukan olahraga rutin

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 94
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

- Mengkonsumsi obat secara teratur

PROFIL KESEHATAN KELUARGA DI KOTA MEDAN 2019

PUSKESMAS : Sukaramai

NAMA MAHASISWA : Syifa Asri Fauziah

HARI/ TANGGAL :08 Mei 2019

KECAMATAN : Medan Area

KELURAHAN : Pasar Merah Timur

ALAMAT RUMAH : Jl. Ar hakim Gg. Setiakawan no.70

NAMA KEPALA KELUARGA : Sandi Irawan

MASALAH YANG DI TEMUKAN PADA KELUARGA :

Anggota keluarga ada yang menderita Diabetes melitus

METODE UNTUK MENGATASI MASALAH :

Memberikan informasi dan edukasi kepada keluarga untuk:

Anggota keluarga yang beresiko terkena Diabetes melitus

1. Menjelaskanpenyakit Diabetes melitus bahwasanya dapat menyebabkan


beberapa komplikasi seperti struk, kebuta, dan penyakit jantung.
2. Menjelaskan penanganan yang harus di lakukan
- Mengkonsumsi makanan yang sehat
- Mengkonsumsi obat secara teratur
- Menghindari makanan tinggi gula

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 95
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

PROFIL KESEHATAN KELUARGA DI KOTA MEDAN 2019

PUSKESMAS : Sukaramai

NAMA MAHASISWA : Siti Nafsia

HARI/ TANGGAL :08 Mei 2019

KECAMATAN : Medan Area

KELURAHAN : Pasar Merah Timur

ALAMAT RUMAH : Jl Denai Gg. Sehat No. 4

NAMA KEPALA KELUARGA : Abdul Gani Nasution

MASALAH YANG DI TEMUKAN PADA KELUARGA :

Anggota keluarga ada yang menderita Hipertensi

METODE UNTUK MENGATASI MASALAH :

Memberikan informasi dan edukasi kepada keluarga untuk:

Anggota keluarga yang beresiko terkena Hipertensi

4. Menjelaskan bahaya dan komplikasi dari hipertensi


Hipertensi adalah tekanan darah yang tinggi dari 140/100mmHg. Dan
nilai normal pada seseorang berkisar di angka 120/80 mmHg. Namun
apa bila tekanan darah tidak terkontrol salah satu efek samping atau
komplikasi yang timbul adalah serangan jantung karena kadar darah
tinggi dipembuluh darah akan menyebabkan kelainan atupun
kerusakan pada jantung yang akan menyebabkan serangan jantung.
5. Menjelskan penangan yang harus di lakukan
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 96
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

- Mengubah gaya hidup menjadi lebih baik


- Mengkonsumsi makanan yang sehat
- Memeriksakan tekanan darah secara rutin di pelayanan kesehatan
- Mengontrol tekanan darah dengan mengkonsumsi obat secara teratur.
6. Memberi Tips Gaya Hidup
- Mengurangi konsumsi garam yang berlebihan
- Melakukan olahraga rutin
- Mengkonsumsi obat secara teratur

DOKUMENTASI

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 97
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PUSKESMAS KELURAHAN SUKARAMAI

DIABETES MELITUS (Kencing Manis)

Pokok Bahasan : DIABETES MELITUS (Kencing Manis)

Tempat : Puskesmas SUKARAMAI

Hari/Tanggal : Rabu, 15 Mei 2019

Waktu : 10.00 – 10.30 WIB

Penyuluh : Mahasiswa KKS FK UNIMAL

TUJUAN

1. Tujuan Umum

Masyarakat diharapkan mampu mengetahui tentang Diabetes Melitus dengan


komplikasinya.

2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang Diabetes Melitus selama 45


menit, masyarakat diharapkan dapat mengetahui dan memahami tentang
:Pengertian, tanda dan gejala, faktor risiko, pengobatan, pencegahan, cara
mengontrol dan komplikasi dari penyakitDiabetes Melitus.

METODE

Diskusi dan tanya jawab

MATERI

Terlampir

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 98
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

MEDIA

Leaflet

KEGIATAN PENYULUHAN

No. Tahapan Waktu Kegiatan Media

1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menyampaikan tentang tujuan
1. Pembukaan 5 menit Lisan
pokok materi
4. Menyampaikan materi
5. Efisiensi waktu

1. Penyampaian materi
2. Menjelaskan tentang
pengertian DM.
Menjelaskan gejala,
2. Pelaksanaan 20 menit komplikasi, faktor resiko, Leaflet
pencegahan. Memberi
kesempatan kepada peserta
untuk bertanya
3. Tanya jawab

1. Menyampaikan kesimpulan
materi
3. Penutup 5 menit Lisan
2. Mengakhiri pertemuan dan
memberi salam

PENGORGANISASIAN

1. Moderator : Riki Fazar R

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 99
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

2. Penyuluh : Rudi Agustira


3. Dokumentator : Syifa Asri Fauziah
4. Anggota : Tomy Prasetio
Samsul Bahri
Sri Rezki
5. Pembimbing : dr. Nelli Murlina, MKT
6. Sasaran : Semua Umur
7. Waktu / Tempat : 10.00 – 10.30 WIB
8. Hari/ Tanggal : Rabu / 15 Mei 2019
9. Metode : Ceramah, Tanya jawab
10. Media : PTT

MATERI PENYULUHAN DIABETES MELITUS

1. Definisi

Diabetes Mellitus (DM) merupakan kategori Penyakit Tidak Menular

(PTM) yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara global, regional,

nasional maupun lokal. Salah satu jenis penyakit metabolik yang selalu

mengalami peningkatan penderita setiap tahun di negara-negara seluruh dunia.

Diabetes merupakan serangkaian gangguan metabolic menahun akibat pankreas

tidak memproduksi cukup insulin, sehingga menyebabkan kekurangan insulin

baik absolut maupun relatif, akibatnya terjadi peningkatan konsentrasi glukosa

dalam darah (Infodatin, 2014; Sarwono, dkk, 2007).

Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan

peningkatan angka insiden dan prevalensi DM tipe-2 di berbagai penjuru dunia.

Berdasarkan perolehan data International Diabetes Federation (IDF) tingkat

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 100
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

prevalensi global penderita DM pada tahun 2013 sebesar 382 kasus dan

diperkirakan pada tahun 2035 mengalami peningkatan menjadi 55% (592 kasus)

diantara usia penderita DM 40-59 tahun (International Diabetes Federation,

2013). Tingginya angka tersebut menjadikan Indonesia peringkat ke-empat

jumlah pasien DM terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat, India dan China

(Suyono, 2006).

Prevalensi diabetes mellitus di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar


(Riskesdas) tahun 2007 sebesar 5,7%. Riskesdas juga melaporkan bahwa
penderita diabetes mellitus di provinsi Riau berada di urutan nomor tiga tertinggi
di Indonesia (Balitbangkes, 2008). Prevalensi DM tertinggi di Kalimantan Barat
dan Maluku Utara yaitu 11,1%, kemudian Riau sekitar 10,4%. Sedangkan,
prevalensi terkecil terdapat di Provinsi Papua sekitar 1,7% (PERKENI, 2011).
Soewondo dan Pramono (2011), melanjutkan penelitian dari Riskesdas, dari 5,7%
total penderita diabetes di Indonesia, sekitar 4,1% kategori diabetes mellitus tidak
terdiagnosis dan 1,6% diabetes mellitus. Jumlah kasus DM yang ditemukan di
Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 sebanyak 209.319 kasus, terdiri atas pasien
DM yang tidak tergantung insulin sebanyak 183.172 jiwa dan pasien yang
tergantung insulin sebanyak 26.147 jiwa (Dinkes Jateng, 2012). Menurut Profil
Kesehatan Surakarta tahun 2014 jumlah penderita diabetes mellitus sebanyak
6.105 per 100.000 penduduk. Meningkat signifikan pada tahun 2015 menjadi
8.684 per 100.000 penduduk (Dinkes Surakarta, 2014 dan 2015).

2. Penyebab Diabetes Melitus

 Keturunan

 Kurang olah raga

 Kegemukan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 101
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

 Makan banyak

3. Gejala Diabetes Melitus

 Seing kencing (poliuri)

 Rasa haus berlebihan (polidipsi)

 Rasa lapar berlebihan (polifagia)

 Berat badan turun derastis

 Pandangan kabur

 Kesemutan

 Kadar gula darah tinggi

 Luka lambat sembuh

4. Klasifikasi Diabetes Melitus

Klasifikasi etiologi Diabetes mellitus menurut American Diabetes


Association,adalah sebagai beriku:

1) Diabetes Mellitus mencakup 3 sub kelompok diagnostik, yaitu :


a. Diabetes tipe 1 (destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi

insulin absolut):

 Autoimun.

 Idiopatik.

Pada Diabetes tipe 1 (Diabetes Insulin Dependent), lebih sering


ternyata pada usia remaja. Lebih dari 90% dari sel pankreas yang
memproduksi insulin mengalami kerusakan secara permanen. Oleh karena
itu, insulin yang diproduksi sedikit atau tidak langsung dapat
diproduksikan.

b. Diabetes tipe 2 (bervariasi mulai yang terutama dominan resistensi insulin


disertai defesiensi insulin relatif sampai yang terutama defek sekresi

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 102
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

insulin disertai resistensi insulin). Diabetes tipe 2 ( Diabetes Non Insulin


Dependent) ini tidak ada kerusakan pada pankreasnya dan dapat terus
menghasilkan insulin, bahkan kadang-kadang insulin pada tingkat tinggi
dari normal. Akan tetapi, tubuh manusia resisten terhadap efek insulin,
sehingga tidak ada insulin yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
c. Diabetes tipe lain.

 Defek genetik fungsi sel beta :

 DNA mitokondria.

 Defek genetik kerja insulin.

 Penyakit eksokrin pankreas :

2) Toleransi Glukosa yang terganggu merupakan klasifikasi yang cocok

untuk para penderita yang mempunyai kadar glukosa plasma yang

abnormal namun tidak memenuhi kriteria diagnostik.

3) Diabetes Mellitus Gestasional : istilah ini dipakai terhadap pasien yang

menderita hiperglikemia selama kehamilan. Ini meliputi 2-5% dari

seluruh diabetes. Jenis ini sangat penting diketahui karena dampaknya

pada janin kurang baik bila tidak ditangani dengan benar

Kriteria Diagnostik Diabetes melitus menurut American Diabetes Association

2010 :

1. Gejala klasik DM dengan glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/ dl (11.1 mmol/L).

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 103
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

Glukosa darah sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu

hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir. Gejala klasik adalah: poliuria,

polidipsia dan berat badan turun tanpa sebab.

2. Kadar glukosa darah puasa ≥ 126 mg/ dl (7.0 mmol/L).Puasa adalah pasien tak

mendapat kalori sedikitnya 8 jam.

3. Kadar glukosa darah 2 jam PP ≥ 200 mg/ dl (11,1 mmol/L).

Tes Toleransi Glukosa Oral dilakukan dengan standar WHO,

menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 gr glukosa anhidrus yang

dilarutkan ke dalam air. Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria

normal atau DM, maka dapat digolongkan ke dalam kelompok Toleransi Glukosa

Terganggu (TTGO) atau Glukosa Darah Puasa

5. Komplikasi Diabetes Melitus

1) Komplikasi Akut

a) Hipoglikemia

Hipoglikemia (kadar gula darah yang abnormal rendah) terjadiapabila

kadar glukosa darah turun dibawah 50 mg/ dl. Keadaan inidapat terjadi

akibat pemberian insulin atau preparat oral yangberlebihan, konsumsi

makanan yang terlalu sedikit atau karena

(1) Hipoglikemia ringan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 104
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

Ketika kadar glukosa darah menurun, sistem sarafsimpatis akan

terangsang. Pelimpahan adrenalin kedalam darahmenyebabkan gejala seperti

perspirasi, tremor, takikardia,palpitasi, kegelisahan dan rasa lapar.

(2) Hipoglikemia Sedang

Penurunan kadar glukosa darah menyebabkan sel-selotak tidak

mendapatkan cukup bahan bakar untuk bekerjadengan baik. Tanda-tanda

gangguan fungsi pada sistem sarafpusat mencakup ketidakmampuan

berkonsentrasi, sakit kepala,vertigo, confuse, penurunan daya ingat, mati

rasa didaerah bibir

(3) Hipoglikemia Berat

Fungsi sitem saraf pusat mengalami gangguan yangsangat berat sehingga

pasien memerlukan pertolongan orang lainuntuk mengatasi Hipoglikemia yang

dideritanya

b) Diabetes Ketoasidosis

KAD timbul sebagai akibat insufisiensi insulin yang berat (biasanya

dengan bertambah buruknya kebutuhan dasar) dan karenaadanya kelebihan

hormone yang pengaruhnya berlawanan denganinsulin (misalnya glucagon).

6. Pencegahan

GULOH – CISAR

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 105
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

1. G (Glukosa) : Batasi penggunaan gula

2. U (Uric acid) : Batasi makanan yang mengandung : jeroan, alkohol,

sarden, burung dara, unggas, kaldu, emping, tape

3. L (Lipid/ Lemak): Hindari makanan yang berlemak, kurangi makanan yang

mengandung: telur, keju, kepiting, udang, kerang, cumi – cumi, susu,

santan

4. O (Obesitas): Kontrol berat badan

5. H (Hipertensi): Hindari konsumsi garam yang berlebihan

6. C (Cigarette): Stop merokok

7. I (In activity): Olah raga teratur

8. S (Stress): Hindari stress

9. A(Alcohol abuse): Stop minum – minuman beralkohol

10. R(Regular check up): Check up secara teratur

SESI TANYA JAWAB

PERTANYAAN

1. Apakah orang yang menderita kencing manis boleh meminum jus alpukat?

JAWABAN

Boleh dikonsumsi dikarenakan buah alpukat hanya mengandung sedikit glukosa


dibandingan dengan buah-buahan lainnya. Cara mengkonsumsi buah alpukat
puntidak boleh di campur menggunakan susu ataupun gula. Dan tidak boleh
berlebihan.

DOKUMENTASI
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 106
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 107
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PUSKESMAS KELURAHAN SUKARAMAI


TB PARU
Pokok Bahasan : TB PARU

Tempat : Puskesmas Kelurahan Sukaramai

Hari/Tanggal : Selasa , 14 Mei 2019

Waktu : 09.00 – 09.30 WIB

Penyuluh : Mahasiswa KKS FK UNIMAL

TUJUAN

1. Tujuan Umum
Memperdayakan setiap masyarakat agar tau, mau dan mampu menolong diri
sendiri di bidang kesehatan dengan mengetahui tentang penyakit TBPARU
2. Tujuan Khusus
Meningkatkan pengetahuan tentang TB PARU bagi setiap masyarakat di
kecamatan Medan Area.

METODE

Diskusi dan tanya jawab

MATERI

Terlampir

MEDIA

Power Point

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 108
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

KEGIATAN PENYULUHAN

No. Tahapan Waktu Kegiatan Media

6. Mengucapkan salam
7. Memperkenalkan diri
8. Menyampaikan tentang tujuan
1. Pembukaan 5 menit Lisan
pokok materi
9. Menyampaikan materi
10. Efisiensi waktu

4. Penyampaian materi
5. Menjelaskan tentang
pengertian, penyebab, faktor
resiko, gejala, pencegahan dan Power
2. Pelaksanaan 20 menit
pengobatan dari TB PARU Point
6. Memberi kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
7. Tanya jawab

3. Menyampaikan kesimpulan
materi
3. Penutup 5 menit Lisan
4. Mengakhiri pertemuan dan
memberi salam

PENGORGANISASIAN

1. Moderator :Tomy Prasetio


2. Penyuluh :Syifa Asri Fauziah

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 109
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

Yulfia Masni
3. Dokumentator : Rudi Agustira
4. Anggota : Widya Eka Sundari
Rifaldi Agustian G
Wilianus Sulopo
Riki Fazar R
5. Pembimbing : dr. Nelli Murlina, MKT
6. Sasaran :SemuaUmur
7. Waktu / Tempat :09.00 – 09.30 WIB / Puskesmas Sukaramai
8. Hari/ Tanggal : selasa, 14 Mei 2019
9. Metode :Ceramah, Tanya jawab
10. Media : PPT

MATERI PENYULUHAN TB PARU

A. Definisi

Tuberkulosis (TB) merupakan infeksi bakteri kronik yang disebabkan

oleh Mycobacterium tuberculosis dan ditandai oleh pembentukan granuloma

pada jaringan yang terinfeksi dan oleh hipersensitivitas yang diperantarai-sel

(cell-mediated hypersensitivity). Penyakit ini biasanya terletak di paru, tetapi

dapat mengenai organ lain. Dengan tidak adanya pengobatan yang efektif

untuk penyakit yang aktif, biasa terjadi perjalanan penyakit yang kronik dan

berakhir dengan kematian.

B. Insiden

Indonesia sekarang berada pada ranking kelima negara dengan beban TB

tertinggi di dunia. Estimasi prevalensi TB semua kasus adalah sebesar 660,000

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 110
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

(WHO, 2010) dan estimasi insidensi berjumlah 430,000 kasus baru per tahun.

Jumlah kematian akibat TB diperkirakan 61,000 kematian per tahunnya.

Meskipun memiliki beban penyakit TB yang tinggi, Indonesia merupakan

negara pertama diantara High Burden Country (HBC) di wilayah WHO South-

East Asian yang mampu mencapai target global TB untuk deteksi kasus dan

keberhasilan pengobatan pada tahun 2006. Pada tahun 2009, tercatat sejumlah

sejumlah 294.732 kasus TB telah ditemukan dan diobati (data awal Mei 2010) dan

lebih dari 169.213 diantaranya terdeteksi BTA+. Dengan demikian, Case

Notification Rate untuk TB BTA+ adalah 73 per 100.000 (Case Detection Rate

73%). Rerata pencapaian angka keberhasilan pengobatan selama 4 tahun terakhir

adalah sekitar 90% dan pada kohort tahun 2008 mencapai 91%.

C. Etiologi

Penyakit tuberkulosis paru disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis

yang berbentuk batang, tidak membentuk spora, bersifat aerob dan tahan asam.

Mycobacterium tuberculosis, basilus tuberkel, adalah satu diantara lebih dari 30

anggota genus Mycobacterium yang dikenali dengan baik, maupun banyak yang

tidak tergolongkan. Bakteri ini berukuran lebar 0,3 – 0,6 mm dan panjang 1 – 4

mm. Dinding M. tuberculosis sangat kompleks, terdiri dari lapisan lemak cukup

tinggi (60%). Penyusun utama dinding sel M.tuberculosis ialah asam mikolat,

lilin kompleks (complex-waxes), trehalosa dimikolat yang disebut cord factor,

dan mycobacterial sulfolipids yang berperan dalam virulensi. Asam mikolat

merupakan asam lemak berantai panjang (C60–C90) yang dihubungkan dengan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 111
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

arabinogalaktan oleh ikatan glikolipid dan dengan peptidoglikan oleh jembatan

fosfodiester. Unsur lain yang terdapat pada dinding sel bakteri tersebut adalah

polisakarida seperti arabinogalaktan dan arabinomanan. Struktur dinding sel yang

kompleks tersebut menyebabkan bakteri M. tuberculosis bersifat tahan asam,

yaitu apabila sekali diwarnai akan tetap tahan terhadap upaya penghilangan zat

warna tersebut dengan larutan asam–alkohol.

D. Patogenesis

Tuberkulosis primer

Penularan tuberkulosis paru terjadi karena kuman dibatukkan atau

dibersinkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara sekitar kita. Partikel

infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama1-2 jam, tergantung pada ada

tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembaban. Dalam suasana

lembab dan gelap, kuman dapat tahan berhari-hari sampai berbulan-bulan. Bila

partikel infeksi ini terisap oleh orang sehat, ia akan menempel pada saluran nafas

atau jaringan paru. Partikel dapat masuk ke alveolar bila ukuran partikel <5

mikrometer. Kuman akan dihadapi pertama kali oleh neutrofil, kemudian baru

oleh makrofag. Kebanyakan partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh makrofag

keluar dari percabangan trakeobronkial bersama gerakan silia dengan sekretnya.

Bila kuman menetap di jaringan paru, berkembang biak dalam sitoplasma

makrofag. Disini ia dapat terbawa masuk ke organ tubuh lainnya. Kuman yang

bersarang di jaringan paru akan berbentuk akan berbentuk sarang tuberkulosis

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 112
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

pneumoni kecil dan disebut Ghon Focus. Bila kuman masuk ke arteri pulmonalis

maka terjadi penjalaran ke seluruh bagian paru menjadi TB miliar.

Dari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening menuju

hilus (limfangitis lokal) dan juga diikuti pembesaran kelenjar getah bening hilus

(linfadenitis regional). Sarang primer limfangitis lokal ditambah dengan

limfangitis regional akan menjadi kompleks primer (Ranke). Semua proses ini

memakan waktu 3-8 minggu. Kompleks primer ini selanjutnya dapat menjadi :

 Sembuh sama sekali tanpa meninggalkan cacat

 Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas berupa garis-garis

fibrotik, kalsifikasi di hilus, keadaan ini terdapat pada lesi pneumoni

yang luasnya >5 mm dan ± 10% diantaranya dapat terjadi reaktvitasi

lagi karena kuman yang dormant.

 Berkomplikasi dan menyebar secara : a). Per kontinuitatum, yakni

menyebar ke sekitarnya, b). Secara bronkogen pada paru yang

bersangkutan maupun paru disebelahnya. Kuman dapat juga tertelan

bersama sputum dan ludah sehingga menyebar ke usus. c). Secara

limfogen, ke organ tubuh lain-lainnya, d). Secara hematogen, ke organ

tubuh lainnya.

Tuberkulosis Pasca Primer (Tuberkulosis Sekunder)

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 113
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

Kuman yang dormantpada tuberkulosis primer akan muncul bertahun-

tahun kemudian sebagai infeksi endogen menjadi tuberkulosis dewasa

(tuberkulosis primer = TB pasca primer = TB sekunder). Mayoritas reinfeksi

menjadi 90%. Tuberkulosis sekunder terjadi karena imunitas menurun seperti

malnutrisi, alkohol, penyakit maligna, diabetes, AIDS, gagal ginjal. Tuberkulosis

pasca-primer ini dimulai dengan sarang dini yang berlokasi di regio atas paru

(bagian apikal-posterior lobus superior atau inferior). Invasinya adalah ke daerah

parenkim paru-paru dan tidak ke nodus hiler paru.

Sarang dini ini mula-mula berbentuk sarang pneumoni kecil. Dalam 3-10

minggu sarang ini menjadi tuberkel yakni suatu granuloma yang terdiri dari sel-

sel Histiosit dan sel Datia-Langhans (sel besar dengan banyak inti) yang

dikelilingi oleh sel-sel limfosit dan berbagai jaringan ikat.

TB pasca primer juga dapat berasal dari infeksi eksogen dari usia muda

menjadi TB usia tua (elderly tuberculosis). Tergantung dari jumlah kuman,

virulensinya dan imunitas pasien, sarang dini ini dapat menjadi :

 Direabsorbsi kembali dan sembuh tanpa meninggalkan cacat.

 Sarang yang mula-mula meluas, tetapi segera menyembuh dengan

serbukan jaringan fibrosis. Ada yang membungkus diri menjadi keras,

menimbulkan perkapuran. Sarang dini yang meluas sebagai granuloma

berkembang menghancurkan jaringan ikat sekitarnya dan bagian

tengahnya mengalami nekrosis, menjadi lembek membentuk jaringan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 114
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

keju, Bila jaringan keju dibatukkan keluar akan terjadilah kavitas. Kavitas

ini mula-mula berdinding tipis, lama-lama dindingnya menebal karena

infiltrasi jaringan fibrosis dalam jumlah besar sehingga menjadi kavitas

sklerotik (kronik). Terjadinya perkijuan dan kavitas adalah karena

hidrolisis protein lipid dan asam nukleat oleh enzim yang diproduksi oleh

makrofag dan proses yang berlebihan sitokin dengan TNF-nya.

Disini lesi sangat kecil tetapi berisi bakteri sangat banyak. Kavitas tersebut

akan menjadi :

 Meluas kembali dan menimbulkan sarang pneumoni


baru.

 Memadat dan membungkus diri (enkapsulasi), dan disebut tuberkuloma.

Tuberkuloma dapat mengapur dan menyembuh, tetapi mungkin pula aktif

kembali, mencair lagi dan menjadi kaviti lagi

 Bersih dan menyembuh yang disebut open healed cavity, atau kaviti

menyembuh dengan membungkus diri dan akhirnya mengecil.

Kemungkinan berakhir sebagai kaviti yang terbungkus dan menciut

sehingga kelihatan seperti bintang (stellate shaped).

E. Gambaran Radiologi

Radiografi merupakan alat yang penting untuk diagnosa dan evaluasi

tuberkulosis.Pada saat ini pemeriksaan radiologi dada merupakan cara yang

praktis untuk menemukan lesi tuberkulosis. Pada kasus tuberkulosis anak dan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 115
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

milier, diagnosa dapat diperoleh melalui pemeriksaan radiologi sedangkan pada

pemeriksaan sputum hampir selalu negatif.

Lokasi lesi tuberkulosis umumnya diapeks paru (segment apikal lobus atas

atau segment apikal lobus bawah), tetapi dapat juga mengenai lobus bawah

(bagian inferior) atau di daerah hilus menyerupai tumor paru (misalnya tumor

paru pada endobronkial).

Pada awalnya penyakit saat lesi masih merupakan sarang-sarang pneumonia,

gambaran radiologi berupa bercak bercak seperti berawan dengan batas yang tidak

tegas. Bila lesi sudah diliputi jaringan ikat maka bayangan terlihat seperti bulatan

dengan batas yang tegas. Lesi inidikenal sebagai tuberkuloma.

Pada kavitas bayanganya berupa cincin yang berdinding tipis. Lama-lama

dinding jadi sklerotik dan terlihat menebal. Bila terjadi fibrosis maka bayanganya

bergaris-garis. Pada kalsifikasi bayanganya tampak sebagai bercak-bercak padat

dengan densitas tinggi. Pada atelektasis terlihat sebagai fibrosis yang luas disertai

kolaps yang dapat terjadi pada sebagian atau satu lobus atau satu bagian paru.

Gambaran tuberkulosis miliar terlihat berupa bercak-bercak halus yang umumnya

terebar merata pada seluruh lapangan paru.

Gambaran radiologi lain yang sering menyertai tuberkulosis paru adalah

penebalan pleura (pleuritis), massa cairan dibagian bawah paru (efusi pleura)

bayangan hitam radiolusen dipinggir paru/pleura (pneumotoraks).

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 116
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

Pada satu foto dada sering ditemukan bermacam-macam bayangan

sekaligus (pada tuberkulosis yang sudah lanjut) seperti infiltrat, garis-garis

fibrotik, kalsifikasi, kavitas (sklerotik dan non sklerotik) maupun atelektasis dan

emfisema.

Klasifikasi Tuberkulosis Paru Dewasa

Tuberkulosis Primer

Tuberkulosis primer terjadi akibat infeksi melalui jalan pernapasan

(inhalasi) oleh Mycobacterium tuberculosis. Kelainan Roentgen akibat penyakit

ini dapat berlokasi dimana saja dalam paru-paru, namun fokus primer dalam

parenkim paru sering disertai oleh pembesaran kelenjar limfe regional. Salah satu

komplikasi yang mungkin timbul adalah pleuritis, karena perluasan infiltrat

primer ke pleura melalui penyebaran hematogen. Komplikasi lain adalah

atelektasis, akibat stenosis bronkus karena perforasi kelenjar ke dalam bronkus.

Tuberkulosis Sekunder atau tuberkulosis Reinfeksi

Saat ini pendapat umum mengenai penyakit tersebut adalah bahwa timbul

reinfeksi pada seorang yang masa kecilnya pernah menderita tuberkulosis primer,

tetapi tidak diketahui dan menyembuh sendiri.

Sarang-sarang yang terlihat pada foto roentgen biasanya berkedudukan

dilapangan atas dan segmen apikal lobi bawah, walaupun kadang-kadang dapat

juga terjadi di lapangan bawah, yang biasanya disertai pleuritis.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 117
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

Klasifikasi tuberkulosis sekunder

Klasifikasi tuberkulosis sekunder menurut American tuberculosis association :

 Tuberkulosis minimal yaitu luas sarang-sarang yang tidak melebihi daerah

yang dibatasi oleh garis median, apeks, dan iga 2 depan, sarang-sarang soliter

dapat berada dimana saja, tidak harus berada dalam daerah tesebut di atas.

Tidak ditemukan adanya kavitas.

 Tuberkulosis lanjut sedang (Moderately advanced tuberculosis)

Luas sarang-sarang yang bersifat bercak-bercak yang tidak melebihi luas satu

paru, sedangkan bila ada lubang, diameternya tidak melebihi 4 cm.

 Tuberkulosis sangat lanjut (Far advanced tuberculosis).

Luas daerah yang dihinggapi oleh sarang-sarang lebih dari pada kalsifikasi,

atau bila ada kavitas , maka diameternya keseluruhan semua kavitas melebihi

4 cm.

Ada beberapa cara pembagian kelainan yang dapat dilihat pada foto

roentgen. Salah satu bentuk pembagian adalah menurut bentuk kelainan:

 Sarang eksudatif, berbentuk awan-awan atau bercak, yang batasnya tidak

tegas dengan densitas rendah.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 118
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

Gambar 2. Tuberkulosis primer pada foto thorax PA. Gambaran bercak berawan

pada kedua apex paru dengan kavitas pada lobus atas paru.

 Sarang produkif berbentuk butir-butir bulat kecil yang batas tegas dan

densitasnya sedang

 Sarang induratif atau fibrotik, yaitu berbentuk garis-garis atau pita tebal,

berbatas tegas dengan densitas tinggi.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 119
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

Gambar 3. Post TB primer. Ditemukan adanya fibrosis lobus atas bilateral

 Kavitas

Ini selalu berarti proses aktif kecuali bila suatu kavitas sudah sangat kecil,

dinamakan kavitas sisa (residual cavity).

Gambar 4. Foto Thorax PA. Kavitas berdinding tipis.7

 Sarang kapur ( kalsifikasi).

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 120
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

Gambar 5. Foto Thorax PA. TB reaktif. Memperlihatkan gambaran kalsifikasi

pada lobus superior kanan.

Adapun pembagian lain dari TB paru post primer yaitu

A. Tanda tanda TBC paru yang masih aktif

 Terlihat bercak-bercak halus atau kasar , diantara bercak-bercak

tersebut terlihat banyak jaringan yang masih sehat

 Gambaran berawan tipis atau padat . sebagian besar paru lapangan

atas tertutup dengan infiltrat, tetapi masih terlihat lapangan atas

paru-paru yang masih sehat.

 Berselubung, dimana lapangan paru tampak tertutup infiltrat dan

bayangan paru yang sehat sudah tidak jelas

 Terlihat cavitas

B. Gambarn radiologi TBC paru yang tenang

 Bintik-bintik kalsifikasi: tampak densitasnya seperti densitas

kapur/radiopak, dengan macam-macam bentuk atau besarnya.

 Garis-garis fibrosis, berupa garis- garis yang agak lurus, dengan

kaliber yang sama, tidak bercabang-cabang seperti pembuluh

darah.

Kemungkinan kemungkinan kelanjutan suatu sarang tuberkulosis

Penyembuhan

1. Penyembuhan tanpa bekas


KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 121
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

Penyembuhan tanpa bekas sering terjadi pada anak-anak (tuberkulosis primer)

bahkan kadang penderita tidak menyadari pernah diserang penyakit tuberkulosis.

Pada orang dewasa (tuberkulosis sekunder) penyembuhan tanpa bekaspun

mungkin terjadi apabila diberikan pengobatan yang baik.

2. Penyembuhan dengan meninggalkan cacat

Penyembuhan ini berupa garis-garis fibrotik atau bintik-bintik kapur (kalsifikasi).

Sarang-sarang fibrotik yang tebal dan kalsiferus, disingkat sarang fibrokalsiferus,

di kedua lapangan atas dapat mengakibatkan penarikan pembuluh-pembuluh

darah dasar besar di kedua hili ke atas. Keadaan ini dinamakan tuberkulosis

fibrosis densa dan memberikan gambaran yang cukup khas.

Komplikasi penyakit

 Pleuritis

Pleuritis terjadi karena meluasnya infiltrat primer langsung ke pleura atau secara

hematogen.

 Penyebaran miliar

Akibat penyebaran secara hematogen tampak sarang-sarang kecil 1-2 mm, atau

sebesar kepala jarum (milium), tersebar merata di kedua belah paru.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 122
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

Gambar 6. Tuberkulosis miliar. Nodul miliar multipel pada kedua lapangan paru

 Stenosis Bronkus

Stenosis bronkus dengan akibat atelektasis lobus atas segmen paru yang

barsangkutan, sering menduduki lobus kanan.

 Timbulnya kavitas.

Timbulnya kavitas ini akibat melunaknya sarang keju. Dinding kavitas sering tipis

berbatas licin, tetapi juga tebal berbatas tidak licin.

F. Pengobatan

Paduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yang digunakan oleh Program Nasional

Penanggulangan Tuberkulosis di Indonesia:

 Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 123
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

 Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3. Disamping kedua kategori ini,

disediakan paduan obat sisipan (HRZE).

Paduan OAT dan peruntukannya.

a. Kategori-1 (2HRZE/ 4H3R3)

Tahap intensif terdiri dari Isoniasid (H), Rifampisin (R), Pirasinamid (Z)

dan Etambutol (E). Obat-obat tersebut diberikan setiap hari selama 2 bulan

(2HRZE). Kemudian diteruskan dengan tahap lanjutan yang terdiri dari isoniasid

(H) dan Rifampisin (R) diberikan tiga kali dalam seminggu selama 4 bulan

(4H3R3). Paduan OAT ini diberikan untuk :

• Pasien baru TB paru BTA positif.

• Pasien TB paru BTA negatif foto toraks positif

• Pasien TB ekstra paru

b. Kategori-2 (2HRZES/ HRZE/ 5H3R3E3)


Tahap intensif diberikan selama 3 bulan yang terdiri dari 2 bulan dengan

Isoniasid (H), Rifampisin (R), Pirasinamid (Z)dan Etambutol (E) setiap hari.

Setelah itu diteruskan dengan tahap lanjutan selama 5 bulan dengan HRE yang

diberikan tiga kali dalam seminggu. Perlu diperhatikan bahwa suntikan

streptomisin diberikan setelah penderita selesai menelan obat.Paduan OAT ini

diberikan untuk pasien BTA positif yang telah diobati sebelumnya: 9,10

• Pasien kambuh

• Pasien gagal

• Pasien dengan pengobatan setelah putus berobat (default)

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 124
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

c. OAT sisipan (HRZE)

Bila pada akhir tahap intensif pengobatan penderita baru BTA positif dengan

kategori 1 atau penderita BTA positif pengobatan ulang dengan kategori 2 hasil

pemeriksaan dahak masih BTA positif diberikan obat sisipan (HRZE) setiap hari

selama 1 bulan.

SESI TANYA JAWAB

PERTANYAAN

1. Mengapa saya merasakan keringat malam ?

JAWABAN

1. Karena gejala keringat malam adalah salah satu gejala yang paling
menonjol pada penyakit TB

DOKUMENTASI

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 125
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 126
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

SATUAN ACARA PENYULUHAN


PUSKESMAS KELURAHAN SUKARAMAI
PHBS DI SEKOLAH

Pokok Bahasan : PHBS di Sekolah

Tempat : SD Negeri 064028 Megawati

Hari/Tanggal : Kamis, 25 April 2019

Waktu : 09.00 – 09.45 WIB

Penyuluh : Mahasiswa KKS FK UNIMAL

TUJUAN

1. Tujuan Umum

Memperdayakan setiap siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah agar


tau, mau dan mampu menolong diri sendiri di bidang kesehatan dengan
menerapkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat.

2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang PHBS di sekolah selama 45


menit, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang PHB bagi setiap
siswa, guru dan masyarakat di lingkungan sekolah ber PHBS di sekolah, serta
memandirikan setiap siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah ber
PHBS.

METODE

Diskusi dan tanya jawab

MTERI

Terlampir

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 127
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

MEDIA

Power Point

KEGIATAN PENYULUHAN

No. Tahapan Waktu Kegiatan Media

a. 1. Mengucapkan salam

b. 2. Memperkenalkan diri

c. 3. Menyampaikan tentang tujuan


1. Pembukaan 5 menit Lisan
pokok materi

d. 4. Menyampaikan materi

e. 5. Efisiensi waktu

a. 1. Penyampaian materi

b. 2. Menjelaskan tentang pengertian,


tanda dan gejala, faktor risiko,
Power
2. Pelaksanaan 35 menit pengobatan, pencegahan, cara
Point
mengontrol dan komplikasi dari
penyakit demam berdarah dengue.

g. 3. Tanya Jawab

1. Menyampaikan kesimpulan
materi
3. Penutup 5 menit Lisan
2. Mengakhiri pertemuan dan
memberi salam

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 128
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

PENGORGANISASIAN

1. Moderator : Atik Ananda

2. Penyuluh : Chobieta Paninda

3. Dokumentator : Nicken Fani Amandes

4. Anggota : Farida eri Susana

Melanda septiana
Atik ananda
Muhammad Irsyad
Aristya Maulida S
Doddy eko p

5. Pembimbing : dr. Nelli Murlina, MKT

6. Sasaran :SemuaUmur

7. Waktu / Tempat :09.00 – 09.30 WIB /SD Negeri 064028 Megawati

8. Hari/ Tanggal : Rabu / 23 April 2019

9. Metode :Ceramah, Tanya jawab

10. Media : PPT

MATERI PENYULUHAN PHBS DI SEKOLAH

1. Definisi PHBS Di Sekolah


PHBS di sekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa guru dan
masyarakat lingkungan sekolah agar tau, mau dan mampu mempratikkan
PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Perilaku
hidup bersih dan sehat juga merupakan sekumpuilan perilaku yang

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 129
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah


atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri
mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan
aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.

2. Indikator PHBS di Sekolah


a. Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun
Air bersih yang mengalir akan membuang kuman-kuman yang ada
pada tangan yang kotor, sedangkan sabun selain membersihkan
kotoran juga dapat membunuh kuman yang ada di tangan.
Diharapkan tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman serta dapat
mencegah terjadinya penularan penyakit seperti: diare, disentri,
kolera, tipus, kecacingan, penyakit kulit, infeksi saluran pernapasan
akut (ISPA), dan flu burung.

b. Membuang sampah pada tempat yang terpilah


Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah membuang sampah ke
tempat sampah yang tersedia. Membiasakan membuang sampah
pada tempat sampah yang tersedia akan sangat membantu anak
sekolah/guru/masyarakat sekolah terhindar dari berbagai kuman
penyakit.

c. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah


Sebaiknya sekolah menyediakan warung sekolah sehat dengan
makanan yang mengandung gizi seimbang dan bervariasi, sehingga
membuat tubuh sehat dan kuat, angka absensi anak sekolah
menurun, dan proses belajar berjalan dengan baik.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 130
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

d. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat


Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah menggunakan
jamban/WC/kakus leher angsa dengan tangki septic atau lubang
penampungan kotoran sebagai pembuangan akhir saat buang air
besar dan buang air kecil. Menggunakan jamban yang bersih
setiap buang air kecil ataupun buang air besar dapat menjaga
lingkungan di sekitar sekolah menjadi bersih, sehat, dan tidak
berbau.

e. Olahraga yang teratur dan terukur


Siswa/Guru/Masyarakat sekolah lainnya melakukan
olahraga/aktivitas fisik secara teratur minimal tiga kali seminggu
selang sehari. Olahraga teratur dapat memelihara kesehatan fisik
dan mental serta meningkatkan kebugaran tubuh sehingga tubuh
tetap sehat dan tidak mudah jatuh sakit.

f. Memberantas jentik nyamuk


Upaya untuk memberantas jentik di lingkungan sekolah yang
dibuktikan dengan tidak ditemukan jentik nyamuk pada: tempat-
tempat penampungan air, bak mandi, gentong air, vas bunga, pot
bunga/alas pot bunga, wadah pembuangan air dispenser, wadah
pembuangan air kulkas, dan barang-barang bekas/tempat yang
bisa menampung air yang ada di sekolah.

g. Tidak merokok di sekolah


Tidak merokok di sekolah dapat menghindarkan anak
sekolah/guru/masyarkat sekolah dari kemungkinan terkena
penyakit-penyakit akibat rokok. Sekolah diharapkan membuat
peraturan dilarang merokok di lingkungan sekolah.
Siswa/guru/masyarakat sekolah bisa saling mengawasi diantara

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 131
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

mereka untuk tidak merokok di lingkungan sekolah dan diharapkan


mengembangkan kawasan tanpa rokok/kawasan bebas asap rokok.

h. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap


bulan.

Siswa ditimbang berat badan dan diukur tinggi badan setiap bulan
agar diketahui tingkat pertumbuhannya. Hasil penimbangan dan
pengukuran dibandingkan dengan standar berat badan dan tinggi
badan sehingga diketahui apakah pertumbuhan siswa normal atau
tidak normal.

SESI TANYA JAWAB

PERTANYAAN

1.

JAWABAN

1.

DOKUMENTASI

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 132
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

LAPORAN KEGIATAN POSYANDU LANSIA


PUSKESMAS KELURAHAN SUKARAMAI

TANGGAL : Rabu, 10 April 2019


ALAMAT : Tegal Sari II
PEMATERI : Mahasiswa/I Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Pada Kegiatan posyandu hari ini meliputi mengukur tekanan darah,


mengukur kadar gula darah, kolesterol dan asam urat, pemberian obat sesuai
gejala, dan penjelasan singkat tentang penyakit yang diderita.

DOKUMENTASI

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 133
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

LAPORAN KEGIATAN POSYANDU IBU HAMIL


PUSKESMAS KELURAHAN SUKARAMAI

TANGGAL : Kamis, 11 April 2019


ALAMAT : Tegal Sari I
PEMATERI : Mahasiswa/I Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Pada Kegiatan posyandu hari ini meliputi mengukur tinggi fundus uteri,
menimbang berat badan, , pemberian suplemen fe dan calsium, dan penjelasan
penting tentang ANC.

DOKUMENTASI

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 134
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 135
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

LAPORAN KEGIATAN POSYANDU BALITA


PUSKESMAS KELURAHAN SUKARAMAI

TANGGAL : Rabu, 12 April 2019


ALAMAT : Tegal Sari III (Kampung KB)
PEMATERI : Mahasiswa/I Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Pada Kegiatan posyandu hari ini meliputi penimbangan berat badan,


pengukuran tinggi badan, pemberian imunisasi pada bayi dan balita sesuai usia,
penjelasan tentang penting tentang manfaat imunisasi, jenis imunisasi dan
penjelasan singkat mengenai efek samping imunisasi.

DOKUMENTASI

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 136
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 137
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

BAB VI

PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH

6.1 PERMASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH TUBERKULOSIS

6.1.1 Permasalahan Penyakit TB Paru di Puskesmas Sukaramai


1. Masih kurangnya pengetahuan dan informasi masyarakat mengenai
penyebab,gejala, serta pengobatan pada penyakit TB Paru.
2. Masih ada beberapa masyarakat yang kurang mengerti akan pentingnya
deteksidini penyakit TB Paru.
3. Masih kurang patuhnya masyarakat untuk rutin minum obat TB Paru.
4.Masih kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pencegahan
penularan
penyakit TB Paru.

Tabel Jumlah Kunjungan Klinik TB Paru di Puskesmas


Sukaramai Bulan Januari S/D Desember, Tahun 2018
NO BULAN JUMLAH KUNJUNGAN
1 JANUARI 30

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 138
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

2 FEBRUARI 21
3 MARET 23
4 APRIL 24
5 MEI 30
6 JUNI 10

JANUARI 33

FEBRUARI 43

MARET 13

JUMLAH 89

7 JULI 20
8 AGUSTUS 38
9 SEPTEMBER 17
10 OKTOBER 10
11 NOVEMBER 13
12 DESEMBER 9
JUMLAH 245

Tabel Jumlah Kunjungan Klinik TB Paru di Puskesmas


Sukaramai Bulan Januari S/D Maret, Tahun 2019

Sumber : SP2TP Puskesmas Sukaramai Tahun 2018

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 139
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

6.1.2 Pemecahan Masalah Penyakit TB Paru di Puskesmas Sukaramai


1. Bekerja sama dengan tenaga kesehatan di Puskesmas Sukaramai untuk
memberikan informasi dan konseling oleh dokter dan peserta KKS
kepada
masyarakat Kecamatan Medan Area mengenai Penyakit TB.
2. Mengajak tenaga kesehatan untuk melakukan penyuluhan dan
pembinaan kepadamasyarakat untuk mencegah penyebaran TB dengan
pola hidup sehat.
3. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai efek samping jika
masyarakat

Penyakit TB Paru

TB Paru (Tuberculosis) adalah penyakit menular yang langsung


disebabkan oleh kuman TB (Mycobaterium tuberculosa). Sebagian
besar kuman TBC ini menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai
organ tubuh lainnya.
Penyebab penyakit Tuberculosis adalah bakteri
MycobacteriumTuberculosis dan Mycobacterium Bovis. Kuman
tersebut mempunyai ukuran 0,5–4 mikron x 0,3-0,6 mikron dengan
bentuk batang tipis, lurus atau agak bengkok, bergranular atau tidak
mempunyai selubung, tetapi mempunyai lapisan luar tebal yang terdiri
dari lipoid (terutama asam mikolat).

B. Klasifikasi TB Paru
Klasifikasi berdasarkan lokasi anatomi dari penyakit :
- Tuberkulosis paru adalah TB yang terjadi pada parenkim (jaringan)
paru.
- Tuberkulosis ekstra paru adalah TB yang terjadi pada organ selain
paru,

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 140
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

misalnya: pleura, kelenjar limfe, abdomen, saluran kencing, kulit,


sendi, selaput otak dan tulang.

Klasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya:


- Pasien baru TB Paru adalah pasien yang belum pernah mendapatkan
pengobatanTB sebelumnya atau sudah pernah menelan OAT namun
kurang dari 1 bulan
- Pasien yang pernah diobati TB Paru adalah pasien yang sebelumnya
pernahmenelan OAT selama 1 bulan atau lebih (≥ dari 28 dosis).

Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan uji kepekaan obat:


- Mono resisten (TB MR): resisten terhadap salah satu jenis OAT lini
pertama saja
- Poli resisten (TB PR): resisten terhadap lebih dari satu jenis OAT lini
pertama selain Isoniazid (H) dan Rifampisin (R) secara bersamaan
- Multi drug resisten (TB MDR): resisten terhadap Isoniazid (H) dan
Rifampisin (R) secara bersamaan - Extensive drug resisten (TB XDR):
adalah TB MDR yang sekaligus juga resistenterhadap salah satu OAT
golongan fluorokuinolon dan minimal salah satu dari OAT lini kedua
jenis suntikan (Kanamisin, Kapreomisin dan Amikasin)
- Resisten Rifampisin (TB RR): resisten terhadap Rifampisin dengan
atau tanparesistensi terhadap OAT lain yang terdeteksi menggunakan
metode genotip (tes cepat) atau metode fenotip (konvensional).

Klasifikasi pasien TB berdasarkan status HIV :


- Pasien Tb dengan HIV Positif ( Pasien Ko-Infeksi TB/HIV)
- Pasien Tb dengan HIV negatif
C. Tanda dan gejala TB Paru
- Batuk lebih dari dua minggu,
- Demam

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 141
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

- Sesak napas dan nyeri dada


- Malaise, keringat malam
- Lemas
- Nafsu makan menurun
- Penurunan berat badan
D. Diagnosis TB
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis dan
pemeriksaanpenunjang (sputum untuk dewasa, tes tuberkulin pada
anak).
Kriteria Diagnosis Berdasarkan International Standards for
Tuberculosis Care(ISTC 2014) ;
1. Untuk memastikan diagnosis lebih awal, petugas kesehatan harus
waspadaterhadap individu dan grup dengan faktor risiko TB Paru
dengan melakukanevaluasi klinis dan pemeriksaaan diagnostik
yang tepat pada mereka dengan gejala TB Paru.
1. Semua pasien dengan batuk produktif yang berlangsung selama ≥2
minggu yang tidak jelas penyebabnya, harus dievaluasi untuk TB
Paru.
3. Semua pasien yang diduga menderita TB Paru dan mampu
mengeluarkan dahak,harus diperiksa mikroskopis spesimen apusan
sputum/dahak minimal 2 kali atau1 spesimen sputum untuk
pemeriksaan Xpert MTB/RIF*, yang diperiksa dilaboratorium yang
kualitasnya terjamin, salah satu diantaranya adalah spesimenpagi.
Pasien dengan risiko resistensi obat, risiko HIV atau sakit parah
sebaiknyamelakukan pemeriksan Xpert MTB/RIF* sebagai uji
diagnostik awal. Ujiserologi darah dan interferon-gamma release
assay sebaiknya tidak digunakanuntuk mendiagnosis TB Paru aktif.
4. Semua pasien yang diduga tuberkulosis ekstra paru, spesimen dari
organ yangterlibat harus diperiksa secara mikrobiologis dan
histologis. Uji Xpert MTB/RIFdirekomendasikan sebagai pilihan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 142
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

uji mikrobiologis untuk pasien terdugameningitis karena


membutuhkan penegakan diagnosis yang cepat.
5. Pasien terduga TB Paru dengan apusan dahak negatif, sebaiknya
dilakukanpemeriksaan Xpert MTB/RIF dan/atau kultur dahak. Jika
apusan dan uji XpertMTB/RIF* negatif pada pasien denga gejala
klinis yang mendukung TB Paru,sebaiknya segera diberikan
pengobatan anti tuberkulosis setelah pemeriksaankultur.

E. Pengobatan TB Paru
Prinsip-prinsip terapi:
1. Obat Anti Tuberkulosis (OAT) harus diberikan dalam bentuk
kombinasi daribeberapa jenis obat, dalam jumlah cukup dan dosis
tepat sesuai dengan kategori pengobatan. Hindari penggunaan
monoterapi.
2. Pemakaian OAT - Kombinasi Dosis Tepat (KDT) / Fixed Dose
Combination(FDC) akan lebih menguntungkan dan dianjurkan.
3. Obat ditelan sekaligus (single dose) dalam keadaan perut kosong.
4. Setiap praktisi yang mengobati pasien tuberkulosis mengemban
tanggung jawabkesehatan masyarakat.
5. Semua pasien (termasuk mereka yang terinfeksi HIV) yang belum
pernah diobatiharus diberi paduan obat lini pertama.
6. Untuk menjamin kepatuhan pasien berobat hingga selesai, diperlukan
suatupendekatan yang berpihak kepada pasien (patient centered
approach) dandilakukan dengan pengawasan langsung (DOT=directly
observed treatment) oleh seorang pengawas menelan obat.
7. Semua pasien harus dimonitor respons pengobatannya. Indikator
penilaianterbaik adalah pemeriksaan dahak berkala yaitu pada akhir
tahap awal, bulan ke- 5 dan akhir pengobatan.
8. Rekaman tertulis tentang pengobatan, respons bakteriologis dan efek
samping harus tercatat dan tersimpan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 143
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

Panduan OAT lini pertama yang digunakan oleh Program Nasional Pengendalian
Tuberkulosis di Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Kategori 1
2HRZE/4H3R3 Artinya pengobatan tahap awal selama 2 bulan diberikan
tiap haridan tahap lanjutan selama 4 bulan diberikan 3 kali dalam
seminggu. Jadi lama pengobatan seluruhnya 6 bulan.
2. Kategori 2
2HRZES/HRZE/5H3R3E3 Diberikan pada TB paru pengobatan ulang (TB
kambuh, gagal pengobatan, putus berobat/default). Pada kategori 2, tahap
awalpengobatan selama 3 bulan terdiri dari 2 bulan RHZE ditambah
suntikan streptomisin, dan 1 bulan HRZE. Pengobatan tahap awal
diberikan setiap hari. Tahap lanj utan diberikan HRE selama 5 bulan, 3
kali seminggu. Jadi lama pengobatan 8 bulan.
3. OAT sisipan
HRZE Apabila pemeriksaan dahak masih positif (belum konversi) pada
akhir
pengobatan tahap awal kategori 1 maupun kategori 2, maka diberikan
pengobatansisipan selama 1 bulan dengan HRZE.
F. Konseling dan edukasi
1. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang penyakit
TB Paru
2. Pengawasan ketaatan minum obat dan kontrol secara teratur.
3. Pola hidup sehat dan sanitasi lingkungan
G. Kriteria Rujukan
1. Pasien dengan sputum BTA (-), klinis (+) tapi tidak menunjukkan
perbaikan setelah pengobatan dalam jangka waktu tertentu
2. Pasien dengan sputum BTA (-), klinis (-/ meragukan)
3. Pasien dengan sputum BTA tetap (+) setelah jangka waktu tertentu
4. TB dengan komplikasi/keadaan khusus (TB dengan komorbid)

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 144
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

5.Suspek TB–MDR harus dirujuk ke pusat rujukan TB-MDR.

1.2 PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH KIA

6.2.1 Permasalahan Kia Di Puskesmas Sukaramai


1. Masih kurangnya pengetahuan dan informasi masyarakat mengenai
pengertian, dan penyebabkehamilan resiko tinggi
2. Masih ada beberapa masyarakat yang kurang mengerti akan pentingnya
frekuensi pemeriksaan kehamilan (ANC)
3. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai tanda-tanda bahaya
pada kehamilan

Tabel Laporan KIA Wilayah Kerja Puskesmas Sukaramai Kecamatan


Medan Area, Januari – Maret Tahun 2019
No. Jenis Kegiatan KIA Jan Feb Mar Target(%)
Jumlah %
1 K1 45 48 59 675 100%
2 K4 37 42 56 632 100%
3 KN 1 37 42 56 614 100%

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 145
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

4 KN 2 37 42 614 100%
5 PERSALINAN OLEH 37 42 56 632 100%
NAKES
Sumber : SP2TP Puskesmas Sukaramai Periode Januari-Maret Tahun
2019

Tabel Jumlah Kunjungan Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas


Sukaramai dari Bulan Januari – Maret Tahun 2019
No Kegiatan Jan Feb Mar
1 K1 Akses 29 28 32
2 K1 Murni 16 20 15
3 K4 37 42 56
Deteksi Resiko Tinggi 14
4 4 5
(DRT)
5 Persalinan Nakes 37 42 56
6 Penanganan Komplikasi - - -
7 Kunjungan Ibu Nifas 37 42 42
8 FE 37 42 59
9 Ibu Nifas 37 42 45
10 ASI Eksklusif 10 8 11
11 KN 1 37 42 56
12 KN Lengkap 36 44 40
Komplikasi Neonatus
13 - -
Tertangani -
Sumber : SP2TP Puskesmas Sukaramai Periode Januari-Maret Tahun 2019

6.2.2 PEMECAHAN MASALAH KIA DI PUSKESMAS SUKARAMAI


1. Bekerja sama dengan tenaga kesehatan di Puskesmas Sukaramai untuk
memberikan informasi dan konseling serta penyuluhan oleh dokter
dan peserta KKS kepada masyarakat Kecamatan Medan Area
mengenai kehamilan Resiko Tinggi.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 146
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

2. Mengajak tenaga kesehatan untuk melakukan penyuluhan dan


pembinaan kepada masyarakat untuk mencegah kehamilan resiko
tinggi dengan pelaksanaan ANC.
3. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai tanda-tanda bahaya
pada kehamilan resiko tinggi.

1. Pengertian Kehamilan Resiko tinggi


Kehamilan resiko tinggi adalah suatu kehamilan yang disertai adanya
kondisi yang meningkatkan resiko terjadinya kelainan atau ancaman
bahaya pada janin. Pada kehamilan resiko tinggi akan disertai adanya
tindakan-tindakan khusus terhadap ibu, dan atau janin. Kehidupan atau
kesehatan ibu atau janin menjadi terancam bahaya akibat adanya gangguan
kehamilan

2. Penyebab Kehamilan Resiko tinggi


Ibu hamil beresiko tinggi:
1) Primipara muda umur <16 tahun
2) Primipara tua umur >35 tahun
3) Primipara sekunder dengan umur anak terkecil >5 tahun.
4) Perempuan dengan tinggi badan <145 cm.
5) Perempuan dengan bentuk panggul tidak normal (terlalu sempit).
6) Ibu yang telah melahirkan >4 kali.
7) Memiliki riwayat obstetrik yang buruk:
(1) Pernah keguguran.
(2) Pernah persalinan prematur, lahir mati.
(3) Riwayat persalinan dengan tindakan (ekstraksi vakum,
ekstraksi forceps, plasenta manual, operasi SC).
(4) Pre eklampsia-eklampsia.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 147
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

(5) Gravida serotinus.


(6) Kehamilan perdarahan antepartum.
(7) Perdarahan pasca persalinan.
(8) Kehamilan dengan kelainan letak.
(9) Riwayat kehamilan mola hidatidosa.
(10) Kehamilan ganda atau hidramnion.
(11) Sangkaan dismaturitas.
(12) Serviks inkompeten.
(13) Hamil disertai mioma uteri atau kista ovarium
8) Komplikasi medis:
Kehamilan yang disertai dengan:
(1) Anemia: Anemia dapat menyebabkan kematian tak hanya pada
Ibu tapi juga pada janin. Kalaupun sampai melahirkan
ditakutkan bayinya terlahir dengan berat badan rendah.
(2) Hipertensi.
(3) Penyakit jantung.
(4) Hamil dengan diabetes mellitus. Bayi yang dilahirkan akan besar
sehingga dibutuhkan tindakan tertentu untuk membantu
persalinan.
(5) Hamil dengan obesitas.
(6) Hamil dengan penyakit hepar.
(7) Hamil dengan penyakit paru.
(8) Hamil disertai penyakit lainnya

3. Frekuensi Pemeriksaan Kehamilan


Frekuensi pemeriksaan kehamilan diharapkan paling kurang 8 kali selama
kehamilan dengan jadwal dan kegiatan sebagai berikut
1) Kunjungan I (Kehamilan 12-24 minggu)
(1) Anamnesis lengkap, termasuk mengenai riwayat obstetri dan
ginekologi terdahulu.
(2) Pemeriksaan fisik: TD, N, P, S, bunyi jantung, bunyi pernapasan,
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 148
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

refleks patella, edema dan lain-lain.


(3) Pemeriksaan obstetrik: usia kehamilan, besar uterus, bunyi jantung
janin (pada kehamilan >12 minggu), pengukuran panggul luar, dan
lain-lain.
(4) Laboratorium: urine lengkap, darah (Hb, leukosit, Bs, Diff,
Golongan darah, rhesus, sitologi, gula darah).
(5) Penilaian status gizi: dilihat dari keseimbangan antara berat badan
(BB) dan tinggi badan (TB).
(6) Penilaian resiko kehamilan.
(7) KIE/nasehat ibu hamil: senam hamil, perawatan payudara,
Kebersihan perseorangan dan gizi ibu hamil.

2) Kunjungan II (Kehamilan 28-32 minggu)


Pemeriksaan terutama untuk menilai resiko kehamilan, laju
pertumbuhan janin dan kelainan atau cacat bawaan. Kegiatan adalah:
(1) Anamnesis: keluhan dan perkembangan yang dirasakan oleh ibu
(2) Pemeriksaan fisik dan obstetrik (pengukuran panggul luar
tidak perlu dilakukan lagi).
(3) Pemeriksaan dengan USG, biometri janin (besar dan usia
kehamilan),aktivitas janin, kelainan atau cacat bawaan, cairan
ketuban dan letak plasenta, serta keadaan plasenta.
(4) Penilaian resiko kehamilan.
(5) Nasehat: perawatan payudara dan senam hamil.
(6) Pemberian imunisasi TT I dan vitamin bila perlu.

3) Kunjungan III (Kehamilan 34)


Pemeriksaan terutama untuk menilai resiko kehamilan dan
Pemeriksaan laboratorium ulang. Kegiatannya adalah:
(1) Anamnesis: keluhan, gerakan janin.
(2) Pengamatan kartu gerak janin harian (bila ada).

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 149
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

(3) Pemeriksaan fisik dan obstetrik (pemeriksaan panggul dalam


bagi kehamilan pertama).
(4) Penilaian resiko kehamilan.
(5) Pemeriksaan laboratorium ulang: Hb, Ht, gula darah.
(6) Nasehat: senam hamil, perawatan payudara dan gizi.
(7) Pemberian imunisasi TT II.

4) Kunjungan IV pada kehamilan 36 minggu, kunjungan V pada


Kehamilan 38 minggu, kunjungan VI pada kehamilan 40 minggu dan
kunjungan VII pada kehamilan 41 minggu.
Pemeriksaan terutama untuk menilai resiko kehamilan, aktivitas janin
dan pertumbuhan janin secara klinis. Kegiatannya adalah:
(1) Anamnesis: keluhan, gerakan janin dan lain-lain.
(2) Pengamatan gerakan janin.
(3) Pemeriksaan fisik dan obstetrik.
(4) Penilaian resiko kehamilan.
(5) USG ulang pada kunjungan IV atau V.
(6) Nasehat: senam hamil, perawatan payudara, persiapan persalinan.

5) Kunjungan VIII (Kehamilan 42 minggu)


Pemeriksaan terutama ditujukan kepada penilaian kesejahteraan janin
dan fungsi plasenta serta persiapan bersalin. Kegiatannya adalah:
(1) Anamnesis: keluhan dan lain-lain.
(2) Pengamatan gerak janin.
(3) Pemeriksaan fisik dan obstetrik.
(4) Pemeriksaan kardiotokografi (CTG) yaitu pemeriksaan yang
memantau keadaan jantung janin sehubungan dengan timbulnya
kontraksi rahim.
(5) Memberi motivasi dan persiapan persalinan
4. Tanda Bahaya Kehamilan Resiko Tinggi

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 150
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

1)Perdarahan pervaginam.
2) Sakit kepala lebih dari biasa.
3) Gangguan penglihatan.
4) Pembengkakan pada wajah atau tangan.
5) Nyeri abdomen (epigastrik).
6) Janin bergerak kurang atau lebih dari 20 – 30 kali dalam sehari.
Munculnya tanda-tanda tersebut menunjukkan bahwa ibu hamil resiko
tinggi telah mengalami komplikasi kehamilan.

5. Cara Menegakkan Diagnosis

Untuk menegakkan diagnosis kehamilan dengan resiko tinggi pada ibu dan

janin adalah dengan cara:

1) Melakukan anamnesa yang intensif (baik).

2) Melakukan pemeriksaan fisik.

3) Melakukan pemeriksaan penunjang:

(1) Laboratorium: urine lengkap, darah (Hb, leukosit, Bs, Diff,

Golongan darah, rhesus, sitologi, gula darah).

(2) Rontgen

(3) Ultrasonografi

(4) Pemeriksaan lain yang dianggap perlu

6. Pencegahan Kehamilan Resiko Tinggi

Kehamilan resiko tinggi dapat dicegah dan diatasi dengan baik bila gejala
atau faktor resiko ditemukan sedini mungkin sehingga dapat
dilakukan tindakan perbaikan. Ibu hamil dengan resiko tinggi 90-95%
dapat melewati kehamilan dan melahirkan dengan selamat serta
mendapatkan bayi yang sehat apabila mendapatkan perawatan yang baik.
Antenatal care (ANC) atau pemeriksaan kehamilan secara teratur untuk
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 151
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

memonitor kesehatan ibu dan bayi (Suririnah 2007). ANC dapat


mengidentifikasi dan mengantisipasi sedini mungkin kehamilan resiko
tinggi serta melakukan intervensi yang relevan untuk mencegah berbagai
komplikasi kehamilan dan persalinan. Pelayanan ANC yang tidak
memadai mengakibatkan kehamilan resiko tinggi tidak teridentifikasi
sehingga menyebabkan angka kematian ibu yang tinggi. Namun demikian
kemampuan ibu hamil untuk melakukan ANC dan kualitas pelayanan
ANC yang diterima ibu hamil masih merupakan kendala dalam
meningkatkan kesehatan ibu hamil

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 152
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Program kerja Puskesmas Sukaramai berupa Upaya Kesehatan Masyarakat
yang terdiri dari Upaya Kesehatan Sekolah, Upaya Kesehatan Olahraga, Upaya
Perawatan Kesehatan Masyarakat (PHN), Upaya Kesehatan Kerja (UKK), Upaya
Kesehatan Gizi dan Mulut (UKGM), Upaya Kesehatan Jiwa (UKJ), Upaya
Kesehatan Mata (UKM), Upaya Kesehatan Usia lanjut (USILA), Upaya
Pembinaan Pengobatan Tradisional, Laboratorium Sederhana, Upaya Penyuluhan
Kesehatan Masyarakat.
Dari sepuluh penyakit terbanyak di wilayah Puskesmas Sukaramai bulan
Januari-Desember 2018 yang paling banyak adalah ISPA dengan jumlah 1401,
kemungkinan dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
dan kurangnya tindakan pencegahan yang dilakukan oleh masyarakat sendiri.

7.2 Saran
a. Bagi petugas kesehatan
 Meningkatkan kinerja petugas puskesmas yang berkontribusi pada
peningkatan kesehatan masyarakat
 Petugas yang berkontribusi diharapkan bisa bekerja sama untuk
meningkatkan kesehatan lingkungan dengan melakukan gotong royong.
 Meningkatkan informasi terkait kesehatan lingkungan kepada masyarakat
dapat dilakukan secara langsung maupun melalui media massa mengenai
kesehatan lingkungan.
 Meingkatkan kader-kader kesehatan bagi keluarga.
b. Bagi masyarakat
 Berpartisipasi dalam kegiatan kesehatan dalam upaya peningkatan
kesehatan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 153
LAPORAN KEGIATAN
DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS SUKARAMAI

 Memanfaatkan puskesmas sebagai fasilitas kesehatan terdepan untuk


memperoleh informasi mengenai kesehatan dalam upaya meningkatkan
pengetahuan, kemauan untuk meningkatkan kesehatan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
29 APRIL – 06 JULI 2019 154

Anda mungkin juga menyukai