Disusun oleh:
Ereis Valentina – 1965050027
Glenn Aprilian Poddalah - 196505064
Michael C.Kadang-1965050116
Sintya Kusuma Wardani - 1965050150
Pembimbing :
dr. Vidi Posdo Simarmata MKK
BAB I PENDAHULUAN 1
1.5.1 KETENAGAAN 5
1.7 TUJUAN 10
1.8 MANFAAT 11
2.1 DEFINISI 12
3.2 KAPORITISASI 21
DAFTAR PUSTAKA 30
BAB I
PENDAHULUAN
1
rumah sehat, dan pembasmian binatang-binatang penyebar penyakit seperti lalat,
nyamuk, kutu-kutu, serta penyakit lainnya.3
Sanitasi tempat-tempat umum merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
paling cukup mendesak karena tempat umum merupakan tempat bertemunya segala
macam masyarakat dengan segala penyakit yang dimiliki oleh masyarakat tersebut. Oleh
sebab itu maka tempat umum merupakan tempat menyebarnya segala penyakit terutama
penyakit-penyakit yang medianya makanan, minuman, udara dan air. Dengan demikian
maka sanitasi tempat-tempat umum harus memenuhi syarat-syarat kesehatan dalam arti
melindungi, memelihara, dan mempertinggi derajat kesehatan masyarakat.4
Upaya kesehatan lingkungan merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi dan sosial yang
memungkinkan setiap masyarakat mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Lingkungan sehat mencakup lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi,
serta tempat dan fasilitas umum.2
Evaluasi terhadap upaya kesehatan lingkungan tiap puskesmas diperlukan untuk
menyelaraskan antara tujuan yang ingin dicapai dengan kenyataan yang terdapat di
lapangan. Menemukan masalah-masalah yang timbul dan memberikan pilihan solusi agar
kualitas pelayanan menjadi semakin baik dan bermanfaat bagi kesehatan masyarakat
terutama di wilayah kerja puskesmas yang bersangkutan.
Wilayah kerja Puskesmas Selemadeg Barat meliputi Desa Mundeh, Desa Mundeh
Kangin, Mundeh Kauh, Desa Lumbung, Desa Lumbung Kauh, Desa Lalanglinggah,
Desa Selabih, Desa Antasari, Desa Bengkel Sari, Desa Tiying Gading dan Desa Angkah
dengan jumlah penduduk 22.483 jiwa (6.534 KK).
2
Gambar 1.1 Peta Batas Wilayah Kerja Puskesmas Selemadeg Barat
Luas wilayah kerja Puskesmas Selemadeg Barat adalah 99,68 km2, terdiri dari
dataran tinggi disebelah utara, dataran rendah dibagian timur dan pantai dengan
komposisi luas lahan yang hampir seimbang. Pemanfaatan tanah sebagai perkebunan,
bangunan/ rumah, sawah dan lain-lain.
3
● Desa Lalanglinggah : terdiri dari 11 dusun
● Desa Selabih : terdiri dari 3 dusun
● Desa Lumbung : terdiri dari 8 dusun
● Desa Angkah : terdiri dari 8 dusun
● Desa Lumbung Kauh : terdiri dari 5 dusun
● Desa Mundeh : terdiri dari 8 dusun
● Desa Mundeh Kangin : terdiri dari 6 dusun
● Desa Mundeh Kauh : terdiri dari 5 dusun
● Desa Antosari : terdiri dari 7 dusun
● Desa Bengkel Sari : terdiri dari 5 dusun
● Desa Tiying Gading : terdiri dari 7 dusun
JUMLAH JUML
NO DESA JUMLAH PENDUDUK KK AH KET
LAKI-LAKI PEREMPUAN
4
7 Antosari 922 920 586 1.842
5
Tabel 1.2. Data Pegawai Berdasarkan Jumlah dan Kualifikasi Pendidikan
Daerah
1 Dokter Umum 4 2 2
2 Dokter Gigi 2 2
3 Perawat 30 12 18
4 Perawat Gigi 2 2
5 Bidan 30 16 11 3
6 Apoteker - -
7 Asisten Apoteker 1 1
8 Kesehatan Masyarakat - -
9 Sanitaria - -
10 Tenaga Gizi 1 1
11 Analis Kesehatan - -
12 Keterangan Fisik -
a. Fisioterafis - -
b. Terapi Okufasi - -
c. Akupuntur - -
13 Teknisi Medis -
b. Teknik Elektromedik - -
c. Rekam Medis - -
a. Sopir 2 1 1
b. Security 3 3
c. CS 2 2
d. Waker 1 1
e. Admin 3 3
6
JUMLAH 81 37 41 3
9 Ruang Persalinan 1
11 Ruang Dapur 1
12 Ruang Laboratorium 1
15 Ruang Sterilisasi 1
18 Ruang Rapat 1
20 Gudang Farmasi 1
21 Ruang Program 2
7
22 Gudang Umum 1
23 Ruang Telemedicine 1
24 Ruang Menyusi/ASI 1
26 Ruang TB DOTS 1
I Sarana Kesehatan
1 Puskesmas Pembantu 7 1
2 Polindes/Poskesdes 5
6 Puskesmas Keliling 1
Roda 4
7 Ambulance 2
8 Sepeda Motor 4 1
II Sarana Penunjang
Komputer
Laptop
Lemari Pendingin
besar/kecil
Frezeer
8
Telepon 1
TV besar/kecil 2
Sofa
Kursi roda
Kursi putar
Sterilisator listrik
AC
Rak TV
Incinerator -
EKG 1
Handy cam -
Kamera Digital -
Proyektor 3 1
Vakum Cleaner -
Sumber : Data Sub Bagian Tata Usaha Puskesmas Selemadeg Barat tahun 2017
9
2016 2017
1.7. Tujuan
Tujuan kesehatan lingkungan secara umum, antara lain :
1. Melakukan perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman pada kesehatan dan
kesejahteraan hidup manusia.
2. Untuk pencegahan dengan cara mengefisienkan pengaturan berbagai sumber
lingkungan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia serta
untuk mencegah dari bahaya penyakit.
3. Mewujudkan peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya melalui program pelayanan kesehatan lingkungan
1.8. Manfaat
1. Sebagai sarana penerapan teori evaluasi dan kesehatan lingkungan yang telah
didapatkan selama perkuliahan
2. Sebagai bahan untuk melaksanakan penelitian selanjutnya yang berhubungan
dengan kesehatan lingkungan
3. Sebagai acuan dan masukan ilmiah dalam mengembangkan program
kesehatan lingkungan
4. Sebagai sarana informasi tentang manfaat adanya program kesehatan
lingkungan bagi masyarakat serta dapat meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam pelaksanaan program kesehatan lingkungan.
10
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1. Definisi
adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologis yang
dinamis antara manusia dan lingkungan untuk mendukung tercapainya realitas hidup manusia
gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan
yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial. Sedangkan menurut WHO,
kesehatan lingkungan meliputi seluruh faktor fisik, kimia, dan biologi dari luar tubuh
manusia dan segala faktor yang dapat mempengaruhi perilaku manusia. Kondisi dan kontrol
11
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan bahwa upaya
kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik
fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat
tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum, harus bebas dari unsur-unsur
yang menimbulkan gangguan, diantaranya limbah (cair, padat, dan gas), sampah yang tidak
diproses sesuai dengan persyaratan, vektor penyakit, zat kimia berbahaya, kebisingan yang
melebihi ambang batas, radiasi, air yang tercemar, udara yang tercemar, dan makanan yang
terkontaminasi.5
- Definisi Operasional :
Upaya yang bertujuan untuk menjamin tersedianya air minum atau air bersih
yang memenuhi persyaratan kesehatan bagi seluruh masyarakat. Rumah tangga
dikatakan menggunakan/mempunyai akses air bersih yang
layak apabila sumber air bersih yang digunakan rumah tangga
berasal dari ledeng, air terlindung (pompa/sumur bor, sumur
12
terlindung, mata air terlindung) dengan jarak ≥ 10m dari
penampungan kotoran/limbah.
- Sumber Data :
- Cara Perhitungan :
- Penanggung Jawab :
- Definisi Operasional :
c. pembuangan sampah
- Sumber Data :
13
2. Laporan Kegiatan Puskesmas
- Cara Perhitungan :
- Penanggung Jawab :
- Definisi Operasional :
1. Hotel
2. Salon Kecantikan
3. Tempat Rekreasi
4. Gedung Pertemuan
5. Masjid/Musola
6. Gereja
7. Pura
8. Pasar
9. Apotik
10. Sarana Kesehatan
- Sumber Data :
14
- Cara Perhitungan :
- Penanggung Jawab :
Pengelola TTU
1. Warung Makan
2. Rumah Makan
-Sumber Data :
· Cara Perhitungan :
15
Pelaksanaan inspeksi sanitasi dilakukan tiap 6 bulan
menggunakan pengisian format inspeksi sanitasi TPM sesuai
jenisnya
· Penanggung Jawab :
Pengelola TPM
- Definisi Operasional
16
Adalah proses penglolaan limbah yang aman pada tingkat rumah
tangga untk menghindari terjadinya genangan air limbah yang berpotensi
menmbulkan penyakit berbasis lingkungan.
BAB III
PEMBAHASAN
17
dua indikator yang belum mencapai target dikarenakan di desa ada kegiatan upacara yang
tidak mungkin untuk melakukan kegiatan di desa tersebut. Capaian target program dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Cakupan pemakaian air bersih rumah tangga secara keseluruhan masyarakat sudah
mencapai 100%, baik diperoleh dari sarana umum maupun pribadi/milik sendiri. Masing-
masing desa memiliki sumber airnya sendiri dan tidak ada yang tidak memiliki sumber air
18
untuk diakses oleh warga. Sumber air yang dimiliki masing-masing desa terdapat pada data
sebagai berikut:
Tabel 3.2 Data Sumber Air Bersih di Wilayah Kerja Puskesmas Selemadeg Barat
Tahun 2017
1 Lalanglinggah 2 7 10 12
2 Antosari 3 41
3 Selabih 10 3
4 Mundeh 1 15 2 1 72
5 Mundeh Kauh 5 5 4
6 Lumbung 3 3
Kauh
7 Bengkel Sari 1 1
8 Tiyinggading 2 5 5 4
9 Lumbung 8
10 Angkah 3 8 1 6 1
11 Mundeh 3 9 4
Kangin
3.2 Kaporitisasi
19
menjaga kebersihan air yang diperlukan oleh warga. Persediaan kaporit perlu disediakan dan
diberikan bantuan berupa dana dari pemerintah.
Kegiatan inspeksi sanitasi sarana air bersih dilakukan terhadap fisik sarana selain
PDAM yaitu perpipaan, sumur gali, sumur bor, perlindungan mata air, penampungan air
hujan, sumur pompa tangan. Inspeksi dilakukan dengan menggunakan instrumen inspeksi
sanitasi IKL (Inspeksi Kesehatan Lingkungan Sumber Air Bersih), sehingga diketahui
tingkat risiko pencemaran pada sumber air tersebut adapun hasil inspeksi sebagai berikut:
Tabel 3.3 Hasil Inspeksi Sanitasi SUmber Air Bersih di wilayah PUskesmas Selemadeg
Barat Tahun 2017
1 Lalanglinggah 31 5 5
2 Antosari 44 4 1 2 1
3 Selabih 13 2 2
4 Mundeh 91 3 3
5 Mundeh Kauh 14 2 2
6 Lumbung Kauh 6 2 2
7 Bengkel Sari 2 2 1 1
8 Tiyinggading 16 3 2 1
9 Lumbung 8 2 1 1
10 Angkah 19 3 2 1
11 Mundeh Kangin 16 3 1 2
TOTAL 260 31 15 15 1
20
Dari hasil inspeksi sanitasi yang telah dilaksanakan ada beberapa sarana sumur gali yang
mempunyai risiko pencemaran ringan (0,5%), sedang (0,49%), dan tinggi (0,01%). Dengan
permasalahanya yaitu sumber air tidak dilengkapi dengan pelindung, bibir sumur kurang dari
satu meter tidak sempurna sehingga memungkinkan air merembes ke dalam sumur, dinding
sumur tidak disemen sepanjang 3 m, dan sewaktu-waktu ada genangan air di atas lantai.
Untuk mengatasi masalah pelindung sumber air, perlu diberikan pelindung berupa
penutup maupun penyaring supaya sumber air tetap bersih dan tidak terkontaminasi.
Perlunya mendorong masyarakat untuk memperbaiki sumur (memperluas bibir sumur dan
menggunakan semen pada dinding sumur). Warga sekitar bisa menganggarkan di dana desa
untuk memenuhi kebutuhan perbaikan sumur.
1 Lalanglinggah 2 1 1
2 Antosari 1 1
3 Selabih 1 1
4 Mundeh 1 1
5 Mundeh Kauh 1 1
6 Lumbung Kauh 1 1
7 Bengkel Sari 1 1
8 Tiyinggading 1 1
9 Lumbung 1 1
21
10 Angkah 1 1
11 Mundeh Kangin 1 1
TOTAL 12 11 1
Dalam tahun 2017, pengambilan sampel yaitu baru 0,05% dari 260 sarana yang ada. Hal ini
disebabkan karena terbatasnya dana yang ada.
Data akses jaga di wilayah kerja Puskesmas Selemadeg Barat dapat sebagian besar
telah memiliki jamban. Persentase akses jamban di wilayah kerja Puskesmas Selemadeg
Barat sebagai berikut: Desa Mundeh (99,76%), Desa Mundeh Kangin (82,06%), jamban
keluarga (97,08%), buang air besar sembarang (BABS) (1,34%).
Tabel 3.5 Data Akses Jamban Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Selemadeg Barat
Tahun 2017
1 Mundeh Kangin 657 535 81,43 115 0,18 3 0,46 4 0,61 82,06
22
9 Angkah 694 617 88,90 30 4,32 34 4,90 13 1,87 98,13
TOTAL 7107 6529 91,30 380 4,1438 113 1,6433 85 1,341 97,08
Pengawasan Rumah
Tabel 3.6 Data Pengawasan Rumah di Puskesmas Selemadeg Barat Tahun 2017
JML % JML %
23
11 Mundeh 531 488 385 78,89% 367 95,32%
Kangin
Walaupun sudah mencapai target, upaya penyuluhan akan tetap dilaksanakan secara
berkesinambungan baik oleh kader kesehatan lingkungan di masing-masing banjar dan oleh
petugas puskesmas untuk mempertahankan kebersihan lingkungan rumah.
Tabel 3.7 Data Pengawasan TTU di Wilayah Kerja Puskesmas Selemadeg Barat Tahun
2017
24
5 Masjid/Musola 1 1 100,00% 1 100,0% 0 0%
Upaya yang dapat dilakukan berupa pendekatan/pembinaan kepada pihak pengelola TTU dan
mengupayakan bantuan pemerintah dan masyarakat/pengelola untuk pembuatan sarana
sanitasi dasar.
Ada beberapa jenis TPM di wilayah kerja Puskesmas Selemadeg Barat yang tersebar
di desa-desa Kecamatan Selemadeg Barat. Pendataan dan inspeksi sanitasi telah dilaksanakan
pada 35 tempat pengolahan makanan (55,14%) dan yang memenuhi syarat 30 TPM
(76,67%). Data TPM dan hasil inspeksi sanitasi TPM dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.8 Data Pengawasan TPM di Wilayah Kerja Puskesmas Selemadeg Barat Tahun
2017
25
1 Warung Makan 84 30 35,71% 25 83,33% 5 16,67%
Beberapa TPM belum memenuhi syarat karena pedagan masih sulit merubah perilakunya,
sehingga belum bisa melaksanakan saran-saran dari petugas kesehatan. Upaya yang perlu
dilakukan adalah memberikan pembinaan dan penyuluhan secara berkesinambungan kepada
TPM yang belum memenuhi syarat.
Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) memiliki 5 pilar/program: (1) Stop
BABS (Buang Air Besar Sembarangan), (2) Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), (3)
Pengolahan Sampah Rumah Tangga, (4) Pengolahan Limbah Rumah Tangga, (5) Pengolahan
Makanan dan Minuman Rumah Tangga.
Prinsipnya adalah “pemicuan” terhadap rasa jijik, rasa malu, rasa takut sakit, rasa
berdosa dan rasa tanggung jawab yang berkaitan dengan BABS. Upaya yang dapat dilakukan
adalah mengedukasi masyarakat di desa yang tinggi angka BABSnya (1,34%) dengan
menerapkan “pemicuan”. Perlunya untuk mendorong masyarakat untuk membuat jamban
tipe cempun atau bisa menganggarkan di Dana desa untuk membantu warga yang kurang
mampu untuk memiliki jamban.
26
air mengalir. Kegiatan ini dilaksanakan terintegrasi dengan kegiatan posyandu dan kegiatan
promkes.
BAB IV
Program kesehatan Puskesmas Selemadeg Barat sudah banyak berjalan dengan baik
di mana indikator program kinerja kesehatan lingkungan Puskesmas telah mencapai target.
Namun masih ada dua indikator yang belum mencapai target, yaitu sarana air minum yang
dilakukan pengawasan dan cakupan pengawasan sanitasi TTU. Kemungkinan pada sarana air
minum masih ada desa yang belum memiliki ketersediaan sarana air minum, sehingga
indikator tersebut belum mencapai target. Pada sanitasi TTU, masih perlu disosialisasikan
kepada pihak pengelola TTU untuk mengupayakan membangun sarana sanitasi dasar.
Puskesmas Selemadeg Barat belum memiliki sanitarian dalam membantu peningkatan
kesehatan lingkungan di wilayah Puskesmas. Tetapi, keterlibatan masyarakat sekitar serta
27
tenaga kesehatan lingkungan menjadikan desa-desa di wilayah kerja Puskesmas Selemadeg
Barat mampu mencapai target Program Kinerja Kesehatan Lingkungan.
Sebagai saran, profil Puskesmas Selemadeg Barat ini memerlukan transparansi dan
rincian dana keperluan kesehatan lingkungan di wilayah kerja Puskesmas supaya setiap
indikator Program Kinerja Kesehatan Lingkungan dapat mencapai target dengan baik, serta
warga sekitar mendapatkan pelayanan kesehatan lingkungan yang mereka butuhkan. Dalam
rangka meningkatkan pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan kepada masyarakat,
perlu adanya dukungan dari pemerintah, terutama dinas kesehatan, dalam bentuk dana untuk
memenuhi kebutuhan yang diperlukan dalam membangun sarana sanitasi di sekitar wilayah
kerja Puskesmas. Sangatlah penting untuk mensosialisasikan masyarakat mengenai kesehatan
lingkungan serta memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada dalam mencapai
kesehatan lingkungan yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
28