Anda di halaman 1dari 31

Evaluasi Kegiatan Program Puskesmas

“Upaya Penyehatan Lingkungan”


Di Puskesmas Selemadeg Barat Kabupaten Tabanan, Bali

Disusun oleh:
Ereis Valentina – 1965050027
Glenn Aprilian Poddalah - 196505064
Michael C.Kadang-1965050116
Sintya Kusuma Wardani - 1965050150

Pembimbing :
dr. Vidi Posdo Simarmata MKK

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN KELUARGA


PERIODE 10 AGUSTUS – 22 AGUSTUS 2020
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2020
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 LATAR BELAKANG 1

1.2 DATA GEOGRAFI PUSKESMAS SELEMADEG BARAT 2

1.2.1 BATAS WILAYAH 3

1.2.2 WILAYAH ADMINISTRASI 3

1.3 JUMLAH DAN DISTRIBUSI PENDUDUK 4

1.4 VISI DAN MISI 5

1.5 SUMBER DAYA PUSKESMAS 5

1.5.1 KETENAGAAN 5

1.5.2 PERALATAN DAN SARANA KESEHATAN 7

1.5.3 SARANA PENUNJANG 8

1.5.4 SUMBER PEMBIAYAAN 10

1.6 RUMUSAN MASALAH 10

1.7 TUJUAN 10

1.8 MANFAAT 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12

2.1 DEFINISI 12

2.2 INDIKATOR DAN TARGET KESEHATAN 13

2.2.1 PENJELASAN INDIKATOR 13

BAB III PEMBAHASAN 20

3.1 PENGAWASAN KUALITAS AIR 20

3.2 KAPORITISASI 21

3.3 INSPEKSI SUMBER AIR BERSIH 21


3.4 PENGAMBILAN SAMPEL 22

3.5 PENGAWASAN LINGKUNGAN PEMUKIMAN 23

3.6 PENGAWASAN TTU (TEMPAT-TEMPAT UMUM) 26

3.7 PENGAWASAN TPM (TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN) 27

3.8 PENDAMPINGAN PELAKSANAAN DESA STBM 28

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 29

DAFTAR PUSTAKA 30
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014
Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya
disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Tujuan pembangunan kesehatan
adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.1
Puskesmas merupakan perwujudan dari implementasi kebijakan nasional tentang
pencegahan kesehatan, yang bertujuan untuk menciptakan komunitas yang sehat dan
bahagia melalui kesehatan lingkungan.2 Banyak sekali permasalahan lingkungan yang
harus dihadapi dan sangat mengganggu terhadap tercapainya kesehatan lingkungan.
Begitu besarnya pengaruh lingkungan sehingga untuk meningkatkan status kesehatan
perlu dilakukan upaya penyehatan lingkungan yang merupakan usaha pencegahan
terhadap penyakit yang berhubungan dengan lingkungan hidup.3
Menurut Kemenkes RI No. 1428/2006, pengawasan kesehatan lingkungan
merupakan bagian dari mempertahankan dan meningkatkan kualitas lingkungan yang
lebih baik dan bermanfaat bagi umat manusia. Perbaikan kualitas lingkungan tidak hanya
dilaksanakan di luar (outdoor) lingkungan puskesmas tetapi juga di dalam lingkungan
puskesmas itu sendiri (indoor), karena puskesmas memiliki risiko besar terhadap
terjadinya penularan penyakit antar manusia. Kegiatan pelayanan kesehatan di
puskesmas juga menyebabkan pencemaran lingkungan, jika pengelolaan limbah medis
tidak ditangani dengan baik. 3
Dalam hal ini sanitasi merupakan faktor penting dalam kesehatan masyarakat.
Sanitasi lingkungan merupakan suatu usaha untuk mencapai lingkungan sehat melalui
pengendalian faktor lingkungan fisik, khususnya hal-hal yang memiliki dampak merusak
perkembangan fisik kesehatan dan kelangsungan hidup manusia. Sanitasi meliputi
penyediaan air rumah tangga yang baik, cukup kualitas maupun kuantitasnya, mengatur
penggunaan jamban keluarga, pembuangan sampah, pembuangan air limbah, mendirikan

1
rumah sehat, dan pembasmian binatang-binatang penyebar penyakit seperti lalat,
nyamuk, kutu-kutu, serta penyakit lainnya.3
Sanitasi tempat-tempat umum merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
paling cukup mendesak karena tempat umum merupakan tempat bertemunya segala
macam masyarakat dengan segala penyakit yang dimiliki oleh masyarakat tersebut. Oleh
sebab itu maka tempat umum merupakan tempat menyebarnya segala penyakit terutama
penyakit-penyakit yang medianya makanan, minuman, udara dan air. Dengan demikian
maka sanitasi tempat-tempat umum harus memenuhi syarat-syarat kesehatan dalam arti
melindungi, memelihara, dan mempertinggi derajat kesehatan masyarakat.4
Upaya kesehatan lingkungan merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi dan sosial yang
memungkinkan setiap masyarakat mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Lingkungan sehat mencakup lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi,
serta tempat dan fasilitas umum.2
Evaluasi terhadap upaya kesehatan lingkungan tiap puskesmas diperlukan untuk
menyelaraskan antara tujuan yang ingin dicapai dengan kenyataan yang terdapat di
lapangan. Menemukan masalah-masalah yang timbul dan memberikan pilihan solusi agar
kualitas pelayanan menjadi semakin baik dan bermanfaat bagi kesehatan masyarakat
terutama di wilayah kerja puskesmas yang bersangkutan.

1.2. Data Geografi Puskesmas Selemadeg Barat

Wilayah kerja Puskesmas Selemadeg Barat meliputi Desa Mundeh, Desa Mundeh
Kangin, Mundeh Kauh, Desa Lumbung, Desa Lumbung Kauh, Desa Lalanglinggah,
Desa Selabih, Desa Antasari, Desa Bengkel Sari, Desa Tiying Gading dan Desa Angkah
dengan jumlah penduduk 22.483 jiwa (6.534 KK).

2
Gambar 1.1 Peta Batas Wilayah Kerja Puskesmas Selemadeg Barat
Luas wilayah kerja Puskesmas Selemadeg Barat adalah 99,68 km2, terdiri dari
dataran tinggi disebelah utara, dataran rendah dibagian timur dan pantai dengan
komposisi luas lahan yang hampir seimbang. Pemanfaatan tanah sebagai perkebunan,
bangunan/ rumah, sawah dan lain-lain.

1.2.1 Batas Wilayah Puskesmas Selemadeg Barat


Wilayah kerja Puskesmas Selemadeg Barat meliputi keseluruhan wilayah
Kecamatan Selemadeg Barat, yang juga merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten
Tabanan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Jembrana. Dengan batas-batas
wilayah administrasi sebagai berikut:
● Utara : Wilayah kerja Puskesmas Pupuan
● Barat : Wilayah Kabupaten Jembrana
● Selatan : Samudara Indonesia
● Timur : Wilayah kerja Puskesmas Selemadeg

1.2.2 Wilayah Administrasi Puskesmas Selemadeg Barat


Secara administrasi wilayah kerja Puskesmas Selemadeg Barat terdiri dari 11
Desa (sebelas) desa yang terdiri dari 73 dusun yaitu:

3
● Desa Lalanglinggah : terdiri dari 11 dusun
● Desa Selabih : terdiri dari 3 dusun
● Desa Lumbung : terdiri dari 8 dusun
● Desa Angkah : terdiri dari 8 dusun
● Desa Lumbung Kauh : terdiri dari 5 dusun
● Desa Mundeh : terdiri dari 8 dusun
● Desa Mundeh Kangin : terdiri dari 6 dusun
● Desa Mundeh Kauh : terdiri dari 5 dusun
● Desa Antosari : terdiri dari 7 dusun
● Desa Bengkel Sari : terdiri dari 5 dusun
● Desa Tiying Gading : terdiri dari 7 dusun

Semua wilayah kerja Puskesmas Selemadeg Barat dapat dijangkau dengan


kendaraan roda dua dan roda empat, jarak tempuh dari desa ke Puskesmas rata-rata 30
menit, kecuali Desa Mundeh Kangin jarak tempuh dari Puskesmas ke desa kurang lebih
1,5 jam.

1.3. Jumlah dan Distribusi Penduduk


Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Selemadeg Barat 22.483 jiwa
(6.534 KK). Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas
Selemadeg Barat secara lengkap dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 1.1 Nama Dusun/Lingkungan Dengan Jumlah Penduduk

JUMLAH JUML
NO DESA JUMLAH PENDUDUK KK AH KET

LAKI-LAKI PEREMPUAN

1 Mundeh 1.363 848 848 2.211

2 Lalanglinggah 1.954 2.017 1.027 3.971

3 Lumbung 934 944 612 1.878

4 Tiyinggading 1.158 1.150 607 2.308

5 Mundeh Kangin 1.039 1.051 531 2.090

6 Lumbung Kauh 647 639 378 1.286

4
7 Antosari 922 920 586 1.842

8 Mundeh Kauh 713 731 484 1.444

9 Angkah 1.058 1.068 694 2.126

10 Selabih 723 755 465 1.478

11 Bengkel Sari 676 674 302 1.350

TOTAL 11.167 11.235 6.534 22.402


Sumber : Data Kependudukan Kecamatan Selemadeg Barat tahun 2017

1.4. Visi dan Misi


Visi Puskesmas Selemadeg Barat adalah “Terwujudnya Kesehatan Masyarakat yang
Optimal dan Mandiri di Wilayah Kerja Puskesmas Selemadeg Barat” dan Misi yang
ditetapkan Puskesmas Selemadeg Barat untuk mencapai visi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
2. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan dengan pendekatan proaktif
3. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat
4. Meningkatkan kemandiriian dalam pembiayaan kesehatan masyarakat

1.5. Sumber Daya Puskesmas


1.5.1. Ketenagaan
Dalam menjalankan fungsinya sebagai pemberi pelayanan kesehatan tingkat
pertama Puskesmas Selemadeg Barat telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang
memadai dan didukung oleh tenaga dokter umum, dokter gigi, bidan, perawat, perawat
gigi. Namun di Puskesmas Selemadeg Barat belum memiliki tenaga analis kesehatan,
Sanitarian, ahli gizi, apoteker.
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu unsur terpenting dalam
organisasi. Jalan tidaknya suatu organisasi sangat tergantung dari keberadaan SDM.
SDM Kesehatan yang memiliki kompetensi tentu akan menunjang keberhasilan
pelaksanaan kegiatan, program dan pelayanan kesehatan. Jenis dan Jumlah tenaga
kesehatan di Puskesmas Selemadeg Barat pada tahun 2017 sebanyak 81 orang. Adapun
Jenis dan Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Selemadeg Barat pada tahun 2017
dapat dilihat pada tabel berikut.

5
Tabel 1.2. Data Pegawai Berdasarkan Jumlah dan Kualifikasi Pendidikan

No Jenis Tenaga Kesehatan JML Status Pegawai KET

PNS PTT Kontrak Sukarela

Daerah

1 Dokter Umum 4 2 2

2 Dokter Gigi 2 2

3 Perawat 30 12 18

4 Perawat Gigi 2 2

5 Bidan 30 16 11 3

6 Apoteker - -

7 Asisten Apoteker 1 1

8 Kesehatan Masyarakat - -

9 Sanitaria - -

10 Tenaga Gizi 1 1

11 Analis Kesehatan - -

12 Keterangan Fisik -

a. Fisioterafis - -

b. Terapi Okufasi - -

c. Akupuntur - -

13 Teknisi Medis -

a. Ahli Madya Radiografer - -

b. Teknik Elektromedik - -

c. Rekam Medis - -

14 Tenaga Non Medis -

a. Sopir 2 1 1

b. Security 3 3

c. CS 2 2

d. Waker 1 1

e. Admin 3 3

6
JUMLAH 81 37 41 3

1.5.2. Peralatan dan Sarana Kesehatan


Untuk melaksanakan kegiatan operasional pelayanan kesehatan, Puskesmas
Selemadeg Barat telah dilengkapi dengan fasilitas pelayanan dalam gedung seperti
pada tabel berikut.
Tabel 1.3 Fasilitas Pelayanan dan Ruangan Di Puskesmas Selemadeg Barat
Th. 2017

No RUANGAN Jumlah 2017 Keterangan

1 Ruang Pendaftaran dan Informasi 1

2 Ruang Unit Gawat Darurat (UGD) 1

3 Ruang Pelayanan Pemeriksaan Umum 1

4 Ruang Pelayanan Kesehatan Gigi dan mulut 1

5 Ruang Pelayanan Kesehatan Ibu,KB dan IVA 1

6 Poli KB dan Pemeriksaan IVA 1

7 Ruang Pelayanan Imunisasi dan Anak (MTBS) 1

8 Ruang Promosi Kesehatan dan Yankestradkom 1

9 Ruang Persalinan 1

10 Ruang Kepala Puskesmas 1

11 Ruang Dapur 1

12 Ruang Laboratorium 1

13 Ruang Pelayanan Farmasi 1

14 Ruang Rekam Medik 1

15 Ruang Sterilisasi 1

16 Ruang Rawat Inap 10 Belum beroperasi

17 Ruang Pasca Persalinan 1

18 Ruang Rapat 1

19 Ruang Administrasi Kantor 1

20 Gudang Farmasi 1

21 Ruang Program 2

7
22 Gudang Umum 1

23 Ruang Telemedicine 1

24 Ruang Menyusi/ASI 1

25 Ruang Jaga Petugas 1

26 Ruang TB DOTS 1

27 Ruang Satuan Pengaman 1

1.5.3. Sarana Penunjang


Untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan pelayanan dan program, Puskesmas
Selemadeg Barat juga didukung dengan sarana penunjang seperti pada tabel berikut.
Tabel 1.4 Sarana Penunjang di Puskesmas Selemadeg Barat Th. 2017

No Jenis sarana/Prasarana Jumlah Kondisi keterangan

Rusak Rusak Rusak

Ringan Sedang Berat

I Sarana Kesehatan

1 Puskesmas Pembantu 7 1

2 Polindes/Poskesdes 5

3 Rumah Dinas Dokter

4 Rumah Dinas Perawat

5 Rumah Dinas Bidan

6 Puskesmas Keliling 1
Roda 4

7 Ambulance 2

8 Sepeda Motor 4 1

II Sarana Penunjang

Komputer

Laptop

Lemari Pendingin
besar/kecil

Frezeer

8
Telepon 1

TV besar/kecil 2

Sofa

Lemari es vaksin buka atas

Lemari es vaksin buka


samping

Kursi roda

Kursi putar

Sterilisator listrik

AC

Rak TV

Alat Pemadam Kebakaran 2

.Tempat tidur pasien

Tempat tidur besi

Incinerator -

EKG 1

Handy cam -

Kamera Digital -

Proyektor 3 1

Vakum Cleaner -
Sumber : Data Sub Bagian Tata Usaha Puskesmas Selemadeg Barat tahun 2017

1.5.4. Sumber Pembiayaan


Pembiayaan puskesmas bersumber dari pendapatan puskesmas yang digunakan
kembali sebagai biaya operasional. Sumber pendapatan puskesmas berasal dari jasa
pelayanan pasien Umum, JKN, APBD, Jampersal dan Bantuan Operasional Kesehatan
(BOK). Adapun pendapatan Puskesmas Selemadeg Barat dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.5. Sumber dan Jumlah Pendapatan Puskesmas Selemadeg Barat sampai
Tahun 2017

No Sumber Pendapatan Jumlah Per Tahun

9
2016 2017

1 APBD Rp. 129.916.000 Rp. 86.144.513

2 JKN (BPJS) Rp. 223.459.200 Rp. 432.723.055

3 BOK Rp. 264.316.000 Rp. 530.293.000

JUMLAH Rp.617.691.200 1.049.160.568

1.6. Rumusan Masalah


Demi mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat dan mencegah penyakit dan atau
gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan serta dalam rangka mendukung pencapaian
standar pelayanan minimal kabupaten/kota bidang kesehatan, perlu diselenggarakan
pelayanan kesehatan lingkungan di Puskesmas dan sekitar wilayah kerja Puskesmas.

1.7. Tujuan
Tujuan kesehatan lingkungan secara umum, antara lain :
1. Melakukan perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman pada kesehatan dan
kesejahteraan hidup manusia.
2. Untuk pencegahan dengan cara mengefisienkan pengaturan berbagai sumber
lingkungan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia serta
untuk mencegah dari bahaya penyakit.
3. Mewujudkan peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya melalui program pelayanan kesehatan lingkungan

1.8. Manfaat

1. Sebagai sarana penerapan teori evaluasi dan kesehatan lingkungan yang telah
didapatkan selama perkuliahan
2. Sebagai bahan untuk melaksanakan penelitian selanjutnya yang berhubungan
dengan kesehatan lingkungan
3. Sebagai acuan dan masukan ilmiah dalam mengembangkan program
kesehatan lingkungan
4. Sebagai sarana informasi tentang manfaat adanya program kesehatan
lingkungan bagi masyarakat serta dapat meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam pelaksanaan program kesehatan lingkungan.

10
BAB II

Tinjauan Pustaka

2.1. Definisi

Menurut Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan (HAKL) kesehatan lingkungan

adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologis yang

dinamis antara manusia dan lingkungan untuk mendukung tercapainya realitas hidup manusia

yang sehat, sejahtera dan bahagia.

Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan

menyatakan bahwa kesehatan lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau

gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan

yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial. Sedangkan menurut WHO,

kesehatan lingkungan meliputi seluruh faktor fisik, kimia, dan biologi dari luar tubuh

manusia dan segala faktor yang dapat mempengaruhi perilaku manusia. Kondisi dan kontrol

dari kesehatan lingkungan berpotensial untuk mempengaruhi kesehatan.3

11
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan bahwa upaya

kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik

fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat

kesehatan yang setinggi tingginya. Lingkungan sehat mencakup lingkungan permukiman,

tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum, harus bebas dari unsur-unsur

yang menimbulkan gangguan, diantaranya limbah (cair, padat, dan gas), sampah yang tidak

diproses sesuai dengan persyaratan, vektor penyakit, zat kimia berbahaya, kebisingan yang

melebihi ambang batas, radiasi, air yang tercemar, udara yang tercemar, dan makanan yang

terkontaminasi.5

Upaya kesehatan lingkungan adalah upaya untuk meningkatkan kesehatan lingkungan


melalui usaha sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum, termasuk
pengendalian pencemaran lingkungan dengan meningkatkan peran serta masyarakat yang
dapat memberi pengaruh jelek terhadap kesehatan mereka. Sehingga tujuan program ini
adalah berubahnya, terkendalinya atau hilangnya semua unsur fisik dan lingkungan yang
terdapat di masyarakat yang dapat memberi dampak yang kurang baik terhadap kesehatan
mereka.

2.2 Indikator dan Target Kesehatan

2.2.1 Penjelasan Indikator

1. Pengawasan Kualitas Air

- Definisi Operasional :

Upaya yang bertujuan untuk menjamin tersedianya air minum atau air bersih
yang memenuhi persyaratan kesehatan bagi seluruh masyarakat. Rumah tangga
dikatakan menggunakan/mempunyai akses air bersih yang
layak apabila sumber air bersih yang digunakan rumah tangga
berasal dari ledeng, air terlindung (pompa/sumur bor, sumur

12
terlindung, mata air terlindung) dengan jarak ≥ 10m dari
penampungan kotoran/limbah.

- Sumber Data :

1. Laporan Kader Kesehatan

2. Laporan Kegiatan Puskesmas

- Cara Perhitungan :

Kegiatan inspeksi sanitasi sarana air bersih. Inspeksi dilakukan


dengan mengunakan instrument Inspeksi sanitasi IKL (Inspeksi
Kesehatan Lingkungan Sumber Air Bersih), sehingga diketahui tingkat
risiko pencemaran pada sumber air tersebut adapun hasil inspeksi

- Penanggung Jawab :

Kader Kesehatan dan Pengelola Kesehatan Lingkungan Puskesmas

2. Pengawasan Lingkungan Pemukiman

- Definisi Operasional :

Melaksanakan pendataan perumahan dan lingkungan dengan


kegiatan inspeksi sanitasi dengan bukti penyebaran Kartu Rumah (KR)
oleh kader kesehatan dan petugas puskesmas.

Rumah dikatakan sehat jika terdapat :

a. penyediaan air bersih

b. pembuangan kotoran/jamban keluarga

c. pembuangan sampah

d. pembuangan air limbah

- Sumber Data :

1. Laporan Kader Kesehatan

13
2. Laporan Kegiatan Puskesmas

- Cara Perhitungan :

Melalui penyebaran Kartu Rumah (KR) oleh kader kesehatan


sesuai dengan jumlah kartu keluarga. Melihat apakah rumah
tersebut memenuhi syarat menjadi rumah sehat atau rumah tidak
sehat.

- Penanggung Jawab :

Kader kesehatan dan Pengelola Kesehatan Lingkungan Puskesmas

3. Pengawasan Tempat-tempat Umum (TTU)

- Definisi Operasional :

Suatu usaha untuk mengawasi dan mencegah kerugian akibat dari


tidak terawatnya tempat-tempat umum yang mengakibatkan timbul dan
menularnya berbagai jenis penyakit. Dengan memenuhi syarat kesehatan,
yaitu memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana
pembuangan limbah, ventilasi yang baik, luas lantai (luas ruangan) yang
sesuai dengan banyaknya pengunjung, dan memiliki pencahayaan ruang
yang memadai.

TTU antara lain :

1. Hotel
2. Salon Kecantikan
3. Tempat Rekreasi
4. Gedung Pertemuan
5. Masjid/Musola
6. Gereja
7. Pura
8. Pasar
9. Apotik
10. Sarana Kesehatan

- Sumber Data :

1. Laporan Kader Kesehatan


2. Laporan Kegiatan Puskesmas

14
- Cara Perhitungan :

Pelaksanaan inspeksi sanitasi dilakukan tiap 6 bulan


menggunakan pengisian format inspeksi sanitasi TTU sesuai jenisnya

- Penanggung Jawab :

Pengelola TTU

4. Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan (TPM)


- Definisi Operasional :

Pengawasan makanan dan minuman meliputi kegiatan usaha


yang ditujukan kepada kebersihan dan kemurnian makanan dan
minuman agar tidak menimbulkan penyakit. Dengan memenuhi syarat
kesehatan, yaitu memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan
sampah, sarana pembuangan limbah, ventilasi dapur yang baik, luas
lantai (luas ruangan), pembuangan asap yang sesuai dengan banyaknya
pengunjung, dan memiliki pencahayaan ruang yang memadai.

TPM antara lain :

1. Warung Makan

2. Rumah Makan

3. Industri Makanan & Minuman

4. Depot Air Minum

-Sumber Data :

1. Laporan Kader Kesehatan

2. Laporan Kegiatan Puskesmas

· Cara Perhitungan :

15
Pelaksanaan inspeksi sanitasi dilakukan tiap 6 bulan
menggunakan pengisian format inspeksi sanitasi TPM sesuai
jenisnya

· Penanggung Jawab :

Pengelola TPM

5. Pendampingan Pelaksanaan Desa STBM

- Definisi Operasional

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah pendekatan untuk


periaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan dengan metode
pemicuan. STBM miliki 5 (lima) pilar dalam pelaksanaannya diantaranya:

1) Stop BABS (Buang Air Besar Sembarangan)

Pemicuan Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS) di


masyarakat pada prinsipnya adalah “pemicuan” terhadap rasa jijik, rasa
malu, rasa takut sakit, rasa berdosa dan rasa tanggung jawab yang berkaitan
dengan kebiasaan BAB di sembarang tempat.

2) Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

Adalah perilaku cuci tangan secara benar dengan menggunakan sabun


dan air bersih yang mengalir

3) Pengolahan Sampah Rumah Tangga

Adalah proses pengelolaan sampah dengan aman pada tingkat rumah


tangga dengan mengedepankan prinsip mengurangi, memakai ulang dan
mendaur ulang.

4) Pengolahan Limbah Rumah Tangga

16
Adalah proses penglolaan limbah yang aman pada tingkat rumah
tangga untk menghindari terjadinya genangan air limbah yang berpotensi
menmbulkan penyakit berbasis lingkungan.

5) Pegolahan Makanan dan Minuman Rumah tangga.

Adalah suatu proses pengolahan, penyimpanan dan pemanfaatan air


minum dan air yang digunakan untuk produksi makanan dan keperluan oral
lainnya serta pengelolaan makanan yang aman di rumah tangga.

BAB III
PEMBAHASAN

Upaya kesehatan lingkungan adalah upaya untuk meningkatkan kesehatan lingkungan


melalui usaha sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum, termasuk
pengendalian pencemaran lingkungan dengan meningkatkan peran serta masyarakat yang
dapat memberi pengaruh buruk terhadap kesehatan mereka. Tujuan program ini adalah
merubahnya, terkendalinya atau hilangnya semua unsur fisik dan lingkungan yang terdapat di
masyarakat yang dapat memberi dampak yang kurang baik terhadap kesehatan mereka.
Capaian Target Kesehatan Lingkungan secara garis besar telah mencapai target, tetapi ada

17
dua indikator yang belum mencapai target dikarenakan di desa ada kegiatan upacara yang
tidak mungkin untuk melakukan kegiatan di desa tersebut. Capaian target program dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.1 Capaian Target Kinerja Program Kesehatan Lingkungan Puskesmas


Selemadeg Barat Tahun 2017

No Indikator Sasaran Targe CAPAIAN 2017 Ket


t
Absolut (%)

1 Persentase sarana air minum 11 100% 10 90,91% Belum


yang dilakukan pengawasan mencapai
target

2 Cakupan inspeksi Higiene 100 80% 81 81,18% Sudah sesuai


dan sanitasi makanan dan target
minuman

3 Cakupan inspeksi penyehatan 11 85% 9 90,91% Sudah sesuai


tempat pembuangan sampah target
dan limbah

4 Cakupan inspeksi penyehatan 2510 85% 2282 90,92% Sudah sesuai


lingkungan pemukiman dan target
jamban keluarga

5 Cakupan pengawasan sanitasi 216 100% 169 90,10% Belum


TTU mencapai
target

6 Cakupan pembinaan 22 90% 22 100% Sudah sesuai


pengawasan kantin sekolah target

7 Cakupan pengendalian vector 11 85% 11 96,00% Sudah sesuai


Desa target

8 Cakupan Desa yang 6 Desa 100% 6 100% Sudah sesuai


melaksanakan STBM target

3.1 Pengawasan Kualitas Air

Cakupan pemakaian air bersih rumah tangga secara keseluruhan masyarakat sudah
mencapai 100%, baik diperoleh dari sarana umum maupun pribadi/milik sendiri. Masing-
masing desa memiliki sumber airnya sendiri dan tidak ada yang tidak memiliki sumber air

18
untuk diakses oleh warga. Sumber air yang dimiliki masing-masing desa terdapat pada data
sebagai berikut:

Tabel 3.2 Data Sumber Air Bersih di Wilayah Kerja Puskesmas Selemadeg Barat
Tahun 2017

No Desa Perlindu Perpipaa PDAM Penampungan Sumur Sumur Sumur


ngan n Air Hujan Bor Gali Pompa
Mata Tangan
Air

1 Lalanglinggah 2 7 10 12

2 Antosari 3 41

3 Selabih 10 3

4 Mundeh 1 15 2 1 72

5 Mundeh Kauh 5 5 4

6 Lumbung 3 3
Kauh

7 Bengkel Sari 1 1

8 Tiyinggading 2 5 5 4

9 Lumbung 8

10 Angkah 3 8 1 6 1

11 Mundeh 3 9 4
Kangin

3.2 Kaporitisasi

Kaporitisasi dilaksanakan oleh petugas Puskesmas, kader dan masyarakat sendiri.


Sebagian besar masyarakat telah mengetahui manfaat dari kaporitisasi, namun masih ada
yang belum mau menggunakan kaporit karena bau dan rasa air kurang enak. Persediaan
kaporit dari dinas kesehatan kabupaten terkadang kosong, yang mengakibatkan lambatnya
distribusi pada sumber air bersih yang dibutuhkan warga. Perlu dilakukan edukasi kepada
masyarakat yang menolak mengenai penggunaan kaporit sebagai salah satu alat dalam

19
menjaga kebersihan air yang diperlukan oleh warga. Persediaan kaporit perlu disediakan dan
diberikan bantuan berupa dana dari pemerintah.

3.3 Inspeksi Sumber Air Bersih

Kegiatan inspeksi sanitasi sarana air bersih dilakukan terhadap fisik sarana selain
PDAM yaitu perpipaan, sumur gali, sumur bor, perlindungan mata air, penampungan air
hujan, sumur pompa tangan. Inspeksi dilakukan dengan menggunakan instrumen inspeksi
sanitasi IKL (Inspeksi Kesehatan Lingkungan Sumber Air Bersih), sehingga diketahui
tingkat risiko pencemaran pada sumber air tersebut adapun hasil inspeksi sebagai berikut:

Tabel 3.3 Hasil Inspeksi Sanitasi SUmber Air Bersih di wilayah PUskesmas Selemadeg
Barat Tahun 2017

No Desa Jumla Jumlah Hasil Risiko Pencemaran


h SAB
SAB yang di Ringan Sedang Tinggi Sangat
IS Tinggi

1 Lalanglinggah 31 5 5

2 Antosari 44 4 1 2 1

3 Selabih 13 2 2

4 Mundeh 91 3 3

5 Mundeh Kauh 14 2 2

6 Lumbung Kauh 6 2 2

7 Bengkel Sari 2 2 1 1

8 Tiyinggading 16 3 2 1

9 Lumbung 8 2 1 1

10 Angkah 19 3 2 1

11 Mundeh Kangin 16 3 1 2

TOTAL 260 31 15 15 1

20
Dari hasil inspeksi sanitasi yang telah dilaksanakan ada beberapa sarana sumur gali yang
mempunyai risiko pencemaran ringan (0,5%), sedang (0,49%), dan tinggi (0,01%). Dengan
permasalahanya yaitu sumber air tidak dilengkapi dengan pelindung, bibir sumur kurang dari
satu meter tidak sempurna sehingga memungkinkan air merembes ke dalam sumur, dinding
sumur tidak disemen sepanjang 3 m, dan sewaktu-waktu ada genangan air di atas lantai.

Untuk mengatasi masalah pelindung sumber air, perlu diberikan pelindung berupa
penutup maupun penyaring supaya sumber air tetap bersih dan tidak terkontaminasi.
Perlunya mendorong masyarakat untuk memperbaiki sumur (memperluas bibir sumur dan
menggunakan semen pada dinding sumur). Warga sekitar bisa menganggarkan di dana desa
untuk memenuhi kebutuhan perbaikan sumur.

3.4 Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel bertujuan untuk mengetahui kualitas air melalui pemeriksaan


laboratorium (berupa pemeriksaan bakteriologis) dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 3.4 Hasil Pemeriksaan Bakteriologis SAB di Wilayah Kerja Puskesmas


Selemadeg Barat Tahun 2017

No Desa Diperiksa Hasil Pemeriksaan Bakteriologis


Risiko Rendah Risiko Sedang Risiko Tinggi

1 Lalanglinggah 2 1 1

2 Antosari 1 1

3 Selabih 1 1

4 Mundeh 1 1

5 Mundeh Kauh 1 1

6 Lumbung Kauh 1 1

7 Bengkel Sari 1 1

8 Tiyinggading 1 1

9 Lumbung 1 1

21
10 Angkah 1 1

11 Mundeh Kangin 1 1

TOTAL 12 11 1

Dalam tahun 2017, pengambilan sampel yaitu baru 0,05% dari 260 sarana yang ada. Hal ini
disebabkan karena terbatasnya dana yang ada.

3.5 Pengawasan Lingkungan Pemukiman

Pengawasan Jamban Keluarga (Jaga)

Data akses jaga di wilayah kerja Puskesmas Selemadeg Barat dapat sebagian besar
telah memiliki jamban. Persentase akses jamban di wilayah kerja Puskesmas Selemadeg
Barat sebagai berikut: Desa Mundeh (99,76%), Desa Mundeh Kangin (82,06%), jamban
keluarga (97,08%), buang air besar sembarang (BABS) (1,34%).

Tabel 3.5 Data Akses Jamban Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Selemadeg Barat
Tahun 2017

No Nama Jumlah Akses Jamban


Kelurahan/Desa KK
JSP JSSP Sharing BABS %
Akses
KK % KK % KK % KK % Jamba
n

1 Mundeh Kangin 657 535 81,43 115 0,18 3 0,46 4 0,61 82,06

2 Mundeh Kauh 467 448 95,93 15 3,21 2 0,43 2 0,43 99,57

3 Selabih 479 438 91,44 34 7,10 2 0,42 5 1,04 98,96

4 Lalang Linggah 1216 1201 98,77 0 0,00 12 0,99 3 0,25 99,75

5 Mundeh 851 804 94,48 43 5,05 2 0,24 2 0,24 99,76

6 Tiying Gading 719 667 92,77 27 3,76 15 2,09 10 1,39 98,61

7 Bengkel Sari 447 406 90,83 9 2,01 19 4,25 13 2,91 97,09

8 Lumbung Kauh 177 348 92,31 21 5,57 3 0,80 5 1,33 98,67

22
9 Angkah 694 617 88,90 30 4,32 34 4,90 13 1,87 98,13

10 Lumbung 610 558 91,48 35 5,74 7 1,15 10 1,64 98,36

11 Antosari 590 507 85,93 51 8,64 14 2,37 18 3,05 96,95

TOTAL 7107 6529 91,30 380 4,1438 113 1,6433 85 1,341 97,08

Upaya yang dilaksanakan adalah dengan melaksanakan penyuluhan dan pemicuan


masyarakat dan aparatur di masing-masing banjar yang angka BABSnya masih tinggi.

Pengawasan Rumah

Pengawasan rumah dilakukan dengan menggunakan indikator kartu rumah. Jumlah


rumah yang dilakukan pemeriksaan berjumlah 4.432 rumah (77,07%) dari jumlah tersebut
95,32% telah memenuhi syarat kesehatan sesuai dengan indikator kartu rumah. Hasil
pengawasan rumah tersebut telah mencapai target.

Tabel 3.6 Data Pengawasan Rumah di Puskesmas Selemadeg Barat Tahun 2017

No Desa KK Jumlah Rumah Yang Periksa Rumah Yang


Rumah Memenuhi Syarat

JML % JML %

1 Lalanglinggah 1.027 978 784 80,16% 765 93,75%

2 Antosari 586 511 452 88,45% 440 97,35%

3 Selabih 465 451 384 85,14% 376 97,92%

4 Mundeh 848 512 34 67,77% 330 95,10%

5 Mundeh Kauh 484 467 356 76,23% 345 96,91%

6 Lumbung Kauh 378 278 206 74,10% 189 91,75%

7 Bengkel Sari 302 265 200 75,47% 180 90,00%

8 Tiyinggading 607 586 426 72,70% 416 97,65%

9 Lumbung 615 573 407 71,03% 386 94,84%

10 Angkah 694 623 485 77,85% 475 97,94%

23
11 Mundeh 531 488 385 78,89% 367 95,32%
Kangin

TOTAL 6.534 5.732 4.432 77,07% 4.239 95,32%

Walaupun sudah mencapai target, upaya penyuluhan akan tetap dilaksanakan secara
berkesinambungan baik oleh kader kesehatan lingkungan di masing-masing banjar dan oleh
petugas puskesmas untuk mempertahankan kebersihan lingkungan rumah.

3.6 Pengawasan TTU (Tempat-Tempat Umum)

Tempat-tempat umum (TTU) sehat di wilayah Puskesmas Selemadeg Barat mencapai


90,28% dari jumlah TTU yang diperiksa (169 tempat) masih belum mencapai target yaitu
100%, dimana sebagian TTU belum memiliki sarana dasar sanitasi.

Tabel 3.7 Data Pengawasan TTU di Wilayah Kerja Puskesmas Selemadeg Barat Tahun
2017

No Jenis Sarana Jumlah Jumlah Hasil Pemeriksaan


Terdat Diperiksa
a
JML % MS % TMS %

1 Hotel 10 8 80,00% 8 100,0% 0 0%


Melati/Losmen

2 Salon 9 6 66,67% 3 50,0% 3 50%


Kecantikan/Pan
gkas Rambut

3 Tempat 5 5 100,00% 4 80,0% 1 20%


Rekreasi

4 Gedung 78 70 89,74% 60 85,7% 10 14%


Pertemuan

24
5 Masjid/Musola 1 1 100,00% 1 100,0% 0 0%

6 Gereja 2 2 100,00% 2 100,0% 0 0%

7 Pura 96 62 64,58% 54 87,1% 8 13%

8 Pasar 2 2 100,00% 2 100,0% 0 0%

9 Apotik 1 1 100,00% 1 100,0% 0 0%

10 Sarana 12 12 100,00% 12 100,0% 0 0%


Kesehatan

TOTAL 216 169 90,10% 90,28% 9,72%

Upaya yang dapat dilakukan berupa pendekatan/pembinaan kepada pihak pengelola TTU dan
mengupayakan bantuan pemerintah dan masyarakat/pengelola untuk pembuatan sarana
sanitasi dasar.

3.7 Pengawasan TPM (Tempat Pengolahan Makanan)

Ada beberapa jenis TPM di wilayah kerja Puskesmas Selemadeg Barat yang tersebar
di desa-desa Kecamatan Selemadeg Barat. Pendataan dan inspeksi sanitasi telah dilaksanakan
pada 35 tempat pengolahan makanan (55,14%) dan yang memenuhi syarat 30 TPM
(76,67%). Data TPM dan hasil inspeksi sanitasi TPM dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.8 Data Pengawasan TPM di Wilayah Kerja Puskesmas Selemadeg Barat Tahun
2017

No Jenis Sarana Jumlah Jumlah Diperiksa Hasil Pemeriksaan


Terdata
JML % MS % TMS %

25
1 Warung Makan 84 30 35,71% 25 83,33% 5 16,67%

2 Rumah Makan 1 1 100% 1 100% 0 0,00%

3 Industri Makanan 2 2 100% 2 100% 0 0,00%


& Minuman

4 Depot Air Minum 5 2 40% 2 100% 0 0,00%

TOTAL 92 35 55,14% 30 76,67% 5 3,33%

Beberapa TPM belum memenuhi syarat karena pedagan masih sulit merubah perilakunya,
sehingga belum bisa melaksanakan saran-saran dari petugas kesehatan. Upaya yang perlu
dilakukan adalah memberikan pembinaan dan penyuluhan secara berkesinambungan kepada
TPM yang belum memenuhi syarat.

3.8 Pendampingan Pelaksanaan Desa STBM

Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) memiliki 5 pilar/program: (1) Stop
BABS (Buang Air Besar Sembarangan), (2) Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), (3)
Pengolahan Sampah Rumah Tangga, (4) Pengolahan Limbah Rumah Tangga, (5) Pengolahan
Makanan dan Minuman Rumah Tangga.

Pemicuan Stop BABS

Prinsipnya adalah “pemicuan” terhadap rasa jijik, rasa malu, rasa takut sakit, rasa
berdosa dan rasa tanggung jawab yang berkaitan dengan BABS. Upaya yang dapat dilakukan
adalah mengedukasi masyarakat di desa yang tinggi angka BABSnya (1,34%) dengan
menerapkan “pemicuan”. Perlunya untuk mendorong masyarakat untuk membuat jamban
tipe cempun atau bisa menganggarkan di Dana desa untuk membantu warga yang kurang
mampu untuk memiliki jamban.

Kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

Memberikan sosialisasi kepada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Selemadeg


Barat cara mencuci tangan yang benar dengan tujuh langkah menggunakan sabun di bawah

26
air mengalir. Kegiatan ini dilaksanakan terintegrasi dengan kegiatan posyandu dan kegiatan
promkes.

Sosialisasi STBM kepada Aparat dan Masyarakat

Sosialisasi STBM bertujuan untuk membentuk komitmen masyarakat dalam


melaksanakan STBM di wilayah tersebut. Dilaksanakan di 6 desa di wilayah Puskesmas
Selemadeg Barat antara lain: Desa yang telah menerima PAMSIMAS II (Bengkel Sari), Desa
Penerima bantuan PAMSIMAS (Mundeh Kauh), dan desa yang akan menerima bantuan
PAMSIMA tahun 2018 yaitu Desa Lalanglinggah, Tiyinggading, Lumbung dan Angkah.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Program kesehatan Puskesmas Selemadeg Barat sudah banyak berjalan dengan baik
di mana indikator program kinerja kesehatan lingkungan Puskesmas telah mencapai target.
Namun masih ada dua indikator yang belum mencapai target, yaitu sarana air minum yang
dilakukan pengawasan dan cakupan pengawasan sanitasi TTU. Kemungkinan pada sarana air
minum masih ada desa yang belum memiliki ketersediaan sarana air minum, sehingga
indikator tersebut belum mencapai target. Pada sanitasi TTU, masih perlu disosialisasikan
kepada pihak pengelola TTU untuk mengupayakan membangun sarana sanitasi dasar.
Puskesmas Selemadeg Barat belum memiliki sanitarian dalam membantu peningkatan
kesehatan lingkungan di wilayah Puskesmas. Tetapi, keterlibatan masyarakat sekitar serta

27
tenaga kesehatan lingkungan menjadikan desa-desa di wilayah kerja Puskesmas Selemadeg
Barat mampu mencapai target Program Kinerja Kesehatan Lingkungan.

Sebagai saran, profil Puskesmas Selemadeg Barat ini memerlukan transparansi dan
rincian dana keperluan kesehatan lingkungan di wilayah kerja Puskesmas supaya setiap
indikator Program Kinerja Kesehatan Lingkungan dapat mencapai target dengan baik, serta
warga sekitar mendapatkan pelayanan kesehatan lingkungan yang mereka butuhkan. Dalam
rangka meningkatkan pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan kepada masyarakat,
perlu adanya dukungan dari pemerintah, terutama dinas kesehatan, dalam bentuk dana untuk
memenuhi kebutuhan yang diperlukan dalam membangun sarana sanitasi di sekitar wilayah
kerja Puskesmas. Sangatlah penting untuk mensosialisasikan masyarakat mengenai kesehatan
lingkungan serta memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada dalam mencapai
kesehatan lingkungan yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Profil Kesehatan Puskesmas Banguntapan III. 2017.


2. Utami RA. Dampak sanitasi lingkungan terhadap kesehatan masyarakat di wilayah
pesisir Kecamatan Kota Agung. 2018:1-12.
3. Sugiharto M, Oktarina. Pelaksanaan program kesehatan lingkungan puskesmas di
Kabupaten Tuban Provinsi Jawa Timur (analisis lanjut riset fasilitas kesehatan tahun
2011). Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. 2014 Jan;17(1):17-26.
4. Profil Kesehatan Indonesia. KEMENKES. 2018
5. Ikhtiar M, Andayanie E. Pengantar kesehatan lingkungan. 2015

28

Anda mungkin juga menyukai