Oleh:
Glenn aprillia Poddala
1965050064
Alessandra Nidia
1465050067
Pelebaran vena di
dalam pleksus
hemorrhoidalis
Faktor Risiko
Anatomik
Pekerjaan
Umur
Mekanis
Fisiologis
Anatomi Rectum dan Anal
• Rektum memiliki 3 buah valvula :
superior kiri, medial kanan dan
inferior kiri. 2/3
• bagian distal rektum terletak di
rongga pelvik dan terfiksir,
sedangkan 1/3 bagian
• proksimal terletak dirongga
abdomen dan relatif mobile.Kedua
bagian ini dipisahkan oleh
peritoneum reflektum dimana
bagian anterior lebih panjang
dibanding bagian posterior.
Anatomi • Serabut simpatik berasal dari pleksus
• mesenterikus inferior dan dari sistem parasacral yang
terbentuk dari gangglion simpatis lumbal ruas
kedua,ketiga, dan keempat.
• Persarafan parasimpatik (nervi erigentes) berasal
dari saraf sacral kedua, ketiga dan keempat.
Klasifikasi
Hemorrhoid Interna
Derajad Perdarahan Penonjolan Reposisi
I + - Tdk perlu
II + + Spontan
III + + Manual
IV + Menetap Tidak dapat
• Kesadaran : Composmentis E4 V5 M6
• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
• Tanda Vital :
• Suhu : dalam batas normal
• Tekanan darah : dalam batas normal.
• Nadi : dalam batas normal
• Frekuensi pernapasan : dalam batas normal
• Kepala : dalam batas normal
• Leher : KGB pembesaran (-)
• Thoraks : dalam batas normal
• Abdomen :
• Inspeksi : abdomen datar, tidak tampak
massa
• Palpasi : teraba lemas tidak ada defence
muscular
• Auskultasi : bising usus (+) normal
• Perkusi : timpani, BU (+) normal
Pemeriksaan Fisik
STATUS LOKALIS
• Rectal Touche :
• pada Hemmoroid externa :
• Inspeksi : terdapat benjolan dengan diameter
kurang lebih 3 cm yang keluar dari anus
disertai mukosa.
• Pada Rectal Touche tonus sphincter ani
baik,ampulla tidak colaps, tidak teraba
massa, tidak nyeri, pada sarungtangan tidak
ada darah dan lendir
Proktosigmoidoskopi
Pemeriksaan ini perlu dilakukan untuk memastikan bahwa keluhan bukan disebabkan oleh
proses radang atau proses keganasan di tingkat yang lebih tinggi (rektum/sigmoid), karena
hemoroid merupakan keadaan fisiologik saja atau tanda yang menyertai
Pemeriksaan Feces
Diperlukan untuk mengetahui adanya darah samar (occult bleeding).
Hemorrhoid Eksterna
Eksterna
Dibawah garis mukokutan dan ditutup oleh kulit
Polip rekti
Penatalaksanaan
Derajad I dan II (hemorrhoid yang belum mengalami
prolaps) dapat ditolong dengan:
diet tinggi serat untuk membentuk massa feses sehingga
memudahkan defekasi
memperbaiki kebiasaan defekasi hindari pengejanan
berlebihan
Suppositoria yang mengandung anestesi lokal dan
astringent serta memperbaiki
Terapi Non-Bedah
Skeloterapi :
penyuntikan larutan kimia yang
merangsang hemorrhoid
mengalami keradangan dan
meninggalkan jaringan fibrosis
Ligasi dengan gelang karet
Hemorrhoid diikat dengan gelang
karet sehingga nekrosis pada
pangkal karena iskemia lepas
sendiri bersama karet.
• Sitz bath merupakan metode
mandi di mana pinggul dan
pantat direndam di dalam air
Rendam Duduk (Sitz Bath)
• hangat dengan suhu 40oC untuk
mendapatkan efek terapeutik uap
hangat pada perianal dan anal.
• Tidak perlu menambahkan
apapun pada air hangat yang
digunakan.Isi bak mandi dengan
• air hangat lalu duduk berendam
selama 10-15 menit, ulangi
sesering mungkin.Jangan
Terapi Bedah
Hemorhoidektomi
dua pilihan :
- dengan pisau
- dengan stapler
hemoroidectomy
• Definisi
- Adalah eksisi bedah untuk mengangkat semua jaringan sisa yang
terlibat dalam proses hemoroid.-
- Prinsip pada hemoroidectomy adalah eksisi hanya pada jaringan yang
menonjol dan eksisi konservasi kulit serta anoderm normal
• Indikasi
- Penderita hemorroid yang mengalami keluhan menahun da pada
penderita hemoroid derajat III dan IV
- Penderita yang mengalami perdarahan berulang dan anemia yang
tidak sembuh dengan cara terapi lainnya yang lebih sederhana.
Hemoroidectomy eksisi
Bedah Stapler
• Teknik ini digunakan untuk hemoroid
yang mengalami prolaps.
• Circular stapling gun digunakan untuk
mengeksisi mukosa anal kanal atas
sekitar 2-3cm di atas linea dentata.
• Teknik ini digunakan untuk hemoroid
internl yang tidak berespon terhadap
terapi non bedah.
• Penggunaan obat anti nyeri lebih
sedikit dan penyembuhannya lebih
cepat dibandingkan dengan
hemorrhoidectomy.
3. Memasukkan
1. Memasukkan anal
stapler sirkular
dilator/obdurator sirkular.
Stapler dimasukkan,
Anal dilator/obdurator
jahitan kemudian
sirkular dimasukkan melalui
disimpul.
analis kanalis untuk
mendorong hemoroid yang
Casing stapler
prolapse kembali naik ke
didekatkan kepala
atas / ke tempat semula.
stapler dengan
memutar tombol
adaptor pada pangkal
2. Mempersiapkan jahitan stapler
Hemoroid internal
diposisikan ke tempat
4. Menutup dan
semula dan jahitan
menarik stappler
dipersiapkan di mukosa
Proses Stapling ini
rektal atau submukosa kira
kemudian menutup
– kira sekitar 4 – 6 cm dari
dengan sempurna,
dentate line.
dinding kanalis
analis direkatkan.
5. Reposisi Mukosa dan Hemoroid
Akhir dari proses Stapling.
Mengembalikan hemoroid internal yang
prolapse ke posisi anatomis semula.
Komplikasi
• Perdarahan
• thrombosis
• Strangulasi
• Untuk Komplikasi dari pembedahan bisa mencapai kurang dari 5%
kasus jika ditangani oleh dokter bedah yang terlatih. Komplikasi
pembedahan hemoroid meliputi nyeri pasca operasi,
• perdarahan pasca operasi, retensi urin, stenosis anorektal, cedera
sfingter ani, inkontinensia, epsis pelvis, perforasi rectal, obstruksi rectal
akut, pembentukan fistula, luka yang tidak sembuh, infeksi, dan
kekambuhan
Prognosis
• Dengan terapi yang sesuai, semua hemoroid simptomatis dapat dibuat
menjadi
• asimptomatis.Pendekatan konservatif hendaknya diusahakan terlebih dahulu
pada semua kasus.
• Hemoroidektomi pada umumnya memberikan hasil yang baik, meskipun bisa
terjadi kekambuhan.
• Sesudah terapi penderita harus diajari untuk menghindari obstipasi dengan
makan makanan serat agar dapat mencegah timbulnya kembali gejala
hemoroid.
• Kematian akibat perdarahan hemoroid merupakan kejadian yang jarang
terjadi
Terima Kasih
Daftar pustaka
• R. Syamsuhidajat & Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah Ed.2. Jakarta : EGC.
Hlm. 114
• Mansjur A dkk ( editor ), 1999, Kapita selecta Kedokteran, Jilid II, Edisi III, FK UI,
• Jakarta,pemeriksaan penunjang: 321 – 324.
• Syamsuhidajat, R. & Wim de Jong. 2005. Usus Halus, apemndiks, kolon, dan
anorektum.
• Dalam :Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC
• Thornton SC. Hemorrhoids. Available at: http://
emedicine.medscape.com/article/195401-print
• Buku Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses penyakit. Volume 1, edisi ke-6
• Buku Ajar: Ilmu Penyakit dalam. Edisi V, jilid I