4.1.1 Geografi
Ibukota
No Kecamatan Luas Area (km2) Persentase (%)
Kecamatan
1 Batu Ampar Padang Tikar 2.002,70 28,67
2 Terentang Terentang 786,40 11,26
3 Kubu Kubu 1.211,60 17,35
4 Teluk Pakedai Teluk Pakedai 291,90 4,18
5 Sungai Kakap Sungai Kakap 453,17 6,49
6 Rasau Jaya Rasau Jaya 111,07 1,59
7 Sungai Raya Sungai Raya 929,30 13,3
8 Sungai Ambawang Sungai Ambawang 726,10 10,39
9 Kuala Mandor Kuala Mandor 473,00 6,77
Kabupaten Kubu Raya 6.985,24 100%
Gambar 16. Persentase luas wilayah per Kecamatan di Kabupaten Kubu Raya
4.1.2 Kependudukan
Penduduk Kabupaten Kubu Raya pada tahun 2010 tercatat sebesar 500.970
jiwa dengan rincian 254.946 jiwa penduduk laki-laki dan 246.024 jiwa penduduk
perempuan. Kecamatan Sungai Raya memiliki populasi penduduk paling tinggi yaitu
sebesar 188.014 jiwa. Rata-rata kepadatan penduduk di Kabupaten Kubu Rata
tercatat sebesar 72 jiwa/km2. Penyebaran penduduk di Kabupaten Kubu Raya
terlihat belum merata. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan yang cukup signifikan
antara kecamatan yang paling padat yaitu Kec. Sungai Kakap (223 jiwa/km2) dan
kecamatan yang paling jarang penduduknya yaitu Kec. Terentang (13 jiwa/km2).
Urutan ke-2 adalah Kec. Rasau Jaya (212 jiwa/km2), dan Kec. Sungai Raya
menempati urutan ke-3 dengan kapadatan 202 jiwa/km2. Sementara untuk
kepadatan penduduk per jumlah desa, Kec. Sungai Raya menempati urutan pertama
yaitu sebesar 11.751 jiwa/desa. Sex rasio pada tahun 2010 tercatat 104 artinya
setiap 100 penduduk perempuan terdapat 104 penduduk laki-laki.
Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Kubu Raya tahun 2009 tercatat
1.64% dan menunjukkan peningkatan pada tahun 2010 yaitu sebesar 2.15% per
tahun. Laju pertumbuhan penduduk di Kecamatan Sungai Raya dari tahun 2009
(1.5%) dan tahun 2010 (2.05%) menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan, hal
ini antara lain disebabkan pesatnya kegiatan pembangunan di Sungai Raya sejak
ditetapkannya Sungai Raya sebagai Ibukota Kabupaten Kubu Raya tahun 2007
(Tabel 7). Fungsi permukiman, perdagangan dan jasa mulai marak dan berkembang
pesat di kawasan Sungai Raya semenjak sepuluh tahun terakhir.
65
Tabel 8 Luas area, jumlah penduduk dan kepadatan perduduk per kecamatan
Gambar 17. Batas wilayah Kecamatan Sungai Raya dan zonasi KKOP
69
Tabel 10. Curah hujan dan jumlah hari hujan di Kecamatan Sungai Raya
4.2.2 Kependudukan
Jumlah penduduk di Kecamatan Sungai Raya tahun 2010 tercatat 188.014
jiwa, terdiri dari 95.679 penduduk laki-laki dan 92.335 penduduk perempuan. Tingkat
pertumbuhan penduduk menunjukkan peningkatan dari tahun 2009 hanya sebesar
1.5%, dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 2% per tahun. Kelurahan dengan
jumlah penduduk paling banyak terdapat di Kelurahan Sungai Raya yaitu sebesar
62.010 jiwa atau sekitar 32% dari total jumlah penduduk di Kecamatan Sungai Raya.
Urutan ke-2 adalah Kelurahan Kuala Dua dengan jumlah penduduk sebanyak
24.564 jiwa, dan Kelurahan Arang Limbung pada posisi ke-3 yaitu sebesar 18.492
jiwa. Sex rasio penduduk di Kecamatan Sungai Raya tahun 2010 sebesar 104,
sebelumnya pada tahun 2008 dan 2009 tercatat sebesar 101.
Tingkat kepadatan penduduk di Kelurahan Sungai Raya jika dibandingkan
dengan luas wilayahnya masih tergolong rendah. Kepadatan penduduk mencapai
2.157 jiwa/km2 (22 jiwa/ha) yang merupakan kelurahan dengan tingkat kepadatan
paling tinggi. Kelurahan Limbung diurutan ke-2 yaitu sebesar 1.069 jiwa/km2
(11 jiwa/ha) dan Kelurahan Kapur sebesar 1.015 jiwa/km2 (10 jiwa/ha).
70
Raya tidak semata-mata penduduk Kabupaten Kubu Raya saja melainkan juga
penduduk Kota Pontianak yang berstatus sebagai commuter.
Sungai Raya ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
berdasarkan RTRW Kabupaten Kubu Raya tahun 2012. Sebagai pusat kegiatan
nasional, Sungai Raya berpotensi menjadi kawasan perkotaan yang menjadi
sentral dari pusat-pusat pertumbuhan wilayah disekitarnya. Hal ini juga akan
memicu terjadinya migrasi para pendatang dari luar Provinsi Kalimantan Barat.
Sungai Raya merupakan Hinterland Kota Pontianak. Letaknya yang
berbatasan langsung dengan Kecamatan Pontianak Selatan – Kota Pontianak,
menjadikan Sungai Raya sebagai kawasan primadona yang dapat memenuhi
kebutuhan permukiman masyarakat Kota Pontianak. Batas administratif antara
Sungai Raya dan Kota Pontianak yang hampir tidak terlihat jelas, menyebabkan
perkembangan permukiman di kawasan tersebut menjadi sangat pesat, dimana
dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir menunjukkan peningkatan yang
signifikan.
Sungai Raya termasuk dalam kawasan Strategis Propinsi yaitu sebagai
kawasan Metropolitan Kota Pontianak dengan sektor unggulan dibidang
perdagangan dan jasa, industri, dan pariwisata. Hal ini akan menyebabkan
berkembang pesatnya sektor perekonomian akan berdampak pada
meningkatnya minat investor untuk berinvestasi di Sungai Raya.
Dilalui oleh jalur arteri primer atau jalan nasional, yang merupakan jalur
penghubung antara Wilayah Nasional dan Kota Pontianak yang merupakan ibu
kota Provinsi Kalimantan Barat.
Dilalui oleh salah satu jalur arteri atau jalan propinsi, yang menghubungkan
antara Kota Pontianak sebagai ibu kota Provinsi ke beberapa Kota/Kabupaten
yang ada di Kalimantan Barat.
Tabel 16. Jenis dan luas penggunaan lahan di Kecamatan Sungai Raya
UTARA
KAWASAN KAWASAN
SUNGAI RAYA SUNGAI RAYA
4.3.2 Kawasan Sungai Raya sebagai Kota Baru Satelit (Hinterland Pontianak)
Salah satu posisi strategis utama kawasan Sungai Raya adalah sebagai
hinterland atau periphery dari Kota Pontianak. Kawasan Sungai Raya diminati oleh
para penglaju (commuter) sebagai kawasan tempat bermukim. Hal ini antara lain
disebabkan oleh ketersediaan lahan yang cukup besar dan aksesibilitas serta jarak
tempuh dari pusat kota Pontianak yang masih terjangkau. Sebagaimana
permukiman yang berada di pinggiran kota, suasana nyaman, lingkungan yang
masih asri dengan tingkat kebisingan yang rendah, memberikan nilai tambah
tersendiri bagi kawasan Sungai Raya sebagai alternatif pilihan tempat tinggal.
Penataan kawasan permukiman yang proporsional dan tidak sepadat di pusat kota
(Pontianak), ketersediaan sarana dan prasarana permukiman yang memadai, serta
maraknya aktifitas perekonomian menjadikan kawasan Sungai sebagai kawasan
hinterland yang paling pesat perkembangannya dibanding kawasan hinterland
lainnya (Sungai Kakap dan Daerah Seberang), khususnya di sektor permukiman dan
perdagangan/jasa. Harga lahan yang relatif murah juga berdampak pada harga per
unit rumah yang relatif murah dan terjangkau oleh masyarakat.
Status Sungai Raya yang ditetapkan sebagai ibukota Kabupaten Kubu Raya
pada tahun 2007 akan mengubah sistem perekonomian dari kawasan pedesaan
menjadi kawasan perkotaan. Dalam perkembangannya, kawasan Sungai Raya
dapat dikatakan sebagai cikal bakal sebuah Kota Baru (new town). Status Sungai
Raya saat ini masih termasuk kategori kota baru satelit atau kota baru pemerintahan
dikarenakan tingkat ketergantungannya yang masih cukup besar terhadap Kota
Pontianak sebagai kota induk. Seiring dengan proses pembangunan dan
perkembangan kegiatan ekonomi di Sungai Raya yang cukup pesat, tidak menutup
kemungkinan dalam waktu sepuluh tahun kedepan status kawasan tersebut akan
berubah menjadi sebuah kota baru mandiri dimana kawasan Sungai Raya sudah
mampu memenuhi kebutuhan masyarakatnya sendiri.
77
Gambar 20. Posisi kawasan Sungai Raya sebagai Hinterland Kota Pontianak
Karakteristik Tanah :
: endapan liat
: endapan liat + organik
: tanah organik (1-2 m)
: tanah organik (2-3 m)
Gambar 23. Kondisi kanal Sungai Raya pada saat air pasang
Gambar 26. Perkerasan lantai rumah tapak yang menutupi permukaan tanah
Fakta lain yang ditemukan dilapangan yaitu kegiatan konstruksi rumah tapak
yang dibangun diatas lahan gambut yang tergenang, dimana masih terdapat air
gambut yang berwarna kehitaman (Gambar 27).
Gambar 28. Hunian vertikal dengan struktur tapak di kawasan Ahmad Yani I