Anda di halaman 1dari 58

2 GAMBARAN UMUM

WILAYAH STUDI

2.1 GAMBARAN UMUM KECAMATAN SRONO


2.1.1 Kondisi Geografi
Secara geografis Kecamatan Srono merupakan kecamatan yang terletak
disebelah selatan dari wilayah Kabupaten Banyuwangi. Kecamatan Srono
merupakan bagian dari 24 Kecamatan yang ada didalam wilayah Kabupaten
Banyuwangi. Kecamatan Srono berbatasan dengan beberapa wilayah
diantaranya:
sebelah utara : Kecamatan Rogojampi
sebelah timur : Kecamatan Muncar
sebelah selatan : Kecamatan Cluring
sebelah barat : Kabupaten Genteng
Topografi daratan wilayah ini, menurut data dari Badan Pertanahan
Nasional Kabupaten Banyuwangi, mempunyai kemiringan daratan 0-8 persen,
termasuk dalam kategori landai. Kecamatan Srono memiliki ketinggian antara 30-
60 m dari permukaan air laut. Desa dengan rata-rata ketinggian wilayah tertinggi
di Kecamatan Srono adalah desa Parijatan Kulon dan Sumbersari yaitu masing-
masing 60 meter diatas permukaan laut, sedangkan pada rata- rata ketinggian
terendah adalah Desa Rejoagung dan Bagorejo pada 30 meter dpl.

Kecamatan Srono memiliki luas wilayah sebesar 73,72 km2. Dengan luas

wilayah 14 km2 Desa Wonosobo menjadi desa yang memiliki wilayah terluas di
Kecamatan Srono. Ada 3 (tiga) desa dengan wilayah terkecil yaitu Desa
Sukonatar, Desa Bagorejo, dan Desa Parijatah Wetan dengan luas masing-masing

±8 km2. Kecamatan Srono terdiri dari 42 dusun, 144 rukun warga dan 554
rukunn tetangga dengan jumlah penduduk 88.849 jiwa pada Tahun 2015. Desa
Kebaman memiliki jumlah RT paling banyak yaitu 101 RT desa yang mempunyai
dusun terbanyak adalah Desa Wonosobo yaitu 7 dusun. Desa yang memiliki RW
terbanyak adalah Desa Kebaman yaitu sebanyak 31 RW.

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian


Wilayah Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi
II-1
Tabel 2. 1 Luas Wilayah Desa di Kecamatan Srono

Luas Prosentase
Des Wilayah Luas
No.
a
1 Sumbersari 9,042)
(Km Desa
12(%)
2 Kepundungan 6,99 9
3 Kebaman 9,29 13
4 Sukonatar 5,79 8
5 Bagorejo 5,93 8
6 Rejoagung 6,58 9
7 Wonosobo 10,24 14
8 Sukomaju 6,33 9
9 Parijatah Wetan 5,66 8
10 Parijatah Kulon 7,87 11
Jumlah 73,72 100 %
Sumber : Kecamatan Dalam Angka 2018

Kecamatan Srono dialiri oleh 10 buah sungai. Sungai Bomo merupakan


sungai terpanjang yang mengalir melewati wilayah Kecamatan Srono dengan
panjang 10,8 km dan sungai terpendek yang mengalir melewati kecamatan Srono
adalah Sungai Awat dengan panjang 2,7 km. Sungai-sungai ini dimanfaatkan oleh
masyarakat sebagai sarana irigasi bagi pertanian.

Tabel 2. 2 Nama dan Panjang Sungai Kecamatan Srono

Panjang
No. Desa Sungai
1 Sungai Bomo (Km)
10,8
2 Sungai Mengarang 6,7
3 Sungai Komis 7,2
4 Sungai Klampok 3,3
5 Sungai Dadapan 2,8
6 Sungai Penawar 3,6
7 Sungai Suko 3,2
8 Sungai Srono 2,9
9 Sungai Awat 2,7
10 Sungai Kepisah 3,9
Sumber : Kecamatan Dalam Angka 2018

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-2
Gambar 2.1 Peta Wilayah Perencanaan

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-3
Gambar 2.2 Peta Ketinggian Wilayah

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-4
Gambar 2.3 Peta Kelerengan Wilayah Perencanaan

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-5
Gambar 2.4 Peta Daerah Aliran Sungai

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-6
2.1.2 Kependudukan
Jumlah penduduk Kecamatan Srono pada Tahun 2017 adalah 89.992 jiwa,
yang terdiri dari 44.830 laki-laki dan 45.162 perempuan. Dalam dua tahun terakhir
terjadi penambahan pertumbuhan penduduk di Kecamatan Srono, ini dapat dilihat
dari laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2017 dari tahun 2016 mengalami
pertambahan penduduk sejumlah 334 jiwa.
Tabel 2. 3 Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kecamatan Srono

Penduduk Jumlah
No. Desa
Laki-laki Perempuan Penduduk
1 Sumbersari 4.371 4.651 9.022
2 Kepundungan 3.032 2.988 6.020
3 Kebaman 7.266 7.426 14.692
4 Sukonatar 2.447 2.374 4.821
5 Bagorejo 5.670 5.767 11.437
6 Rejoagung 4.474 4.383 8.857
7 Wonosobo 6.296 6.346 12.642
8 Sukomaju 3.954 4.035 7.989
9 Parijatah Wetan 4.093 4.010 8.103
10 Parijatah Kulon 3.227 3.182 6.409
Jumlah 44.830 45.162 89.992
Sumber : Kecamatan Srono Dalam Angka 2018

Jumlah penduduk terbanyak berada di desa Kebaman dengan jumlah


14.692 jiwa, dan desa dengan jumlah penduduk paling sedikit di Kecamatan
Srono adalah Desa Sukonantar yaitu 4.821 jiwa.
Tabel 2. 4 Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Srono

Kepadatan
Luas Jumlah
No. Desa penduduk
Wilayah Penduduk
(jiwa/km2)
(Km2
1 Sumbersari 9,04 9.022 998
2 Kepundungan 6,99 6.020 861
3 Kebaman 9,29 14.692 1.581
4 Sukonatar 5,79 4.821 833
5 Bagorejo 5,93 11.437 1.929
6 Rejoagung 6,58 8.857 1.346
7 Wonosobo 10,24 12.642 1.235
8 Sukomaju 6,33 7.989 1.262
9 Parijatah Wetan 5,66 8.103 1.432
10 Parijatah Kulon 7,87 6.409 814
Jumlah 73,72 89.992 1.221
Sumber : Kecamatan Srono Dalam Angka 2018

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian


Wilayah Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi
II-7
Angka kepadatan penduduk menunjukkan rata-rata jumlah penduduk tiap
1 kilometer persegi. Semakin besar angka kepadatan penduduk menunjukkan
bahwa semakin padat penduduk yang mendiami wilayah tersebut. Adapun

kepadatan penduduk di Kecamatan Srono ialah 1.221 jiwa/km2, artinya bahwa


secara rata-rata tiap 1 kilometer persegi wilayah di Kecamatan Srono didiami
oleh 1.221 penduduk.

2.1.3 Sarana Pelayanan Umum


1. Pendidikan
Dalam upaya menunjang pendidikan, Kecamatan Srono
memiliki sekolah dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga
Sekolah Menengah Atas (SMA) baik dengan status
negeri maupun swasta. Jumlah sekolah untuk SD
sederajat (SD negeri/swasta dan SD ibtidaiyah
negeri/swasta), SMP sederajat (SMP negeri/swasta dan
tsanawiyah negeri/swasta) dan SMA sederajat (SMA negeri/swasta, SMK, dan MA)
pada tahun 2017 sebanyak 63 unit, 21 unit dan 12 unit, dengan jumlah murid
sebanyak 8.559 sisa (SD), 4.959 siswa (SMP), 3.343 siswa (SMA). Sedang jumlah
guru yang mengajar adalah 561 orang (SD), 371 orang (SMP) dan 246 orang
(SMA).
Tabel 2. 5 Fasilitas Pendidikan di Kecamatan Srono

No. Desa SD MI SMP MTS SMU MA SMK


1 Sumbersari 4 4 4 1 1 0 0
2 Kepundungan 5 2 1 0 1 0 0
3 Kebaman 6 2 2 1 0 1 1
4 Sukonatar 3 1 1 0 1 0 0
5 Bagorejo 5 1 1 0 0 0 0
6 Rejoagung 2 1 1 1 0 0 1
7 Wonosobo 8 2 1 0 1 0 0
8 Sukomaju 3 1 2 0 0 0 1
9 Parijatah Wetan 4 2 1 2 0 1 1
10 Parijatah Kulon 5 2 1 1 1 0 1
Jumlah 45 18 15 6 5 2 5
Sumber : Kecamatan Srono Dalam Angka 2018

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-8
Tabel 2. 6 Pondok Pesantren dan Panti Asuhan

Pondok Panti
No. Desa
Pesantre Asuhan
1 Sumbersari n3 0
2 Kepundungan 1 0
3 Kebaman 4 1
4 Sukonatar 1 0
5 Bagorejo 0 1
6 Rejoagung 4 0
7 Wonosobo 4 1
8 Sukomaju 1 0
9 Parijatah Wetan 4 0
10 Parijatah Kulon 3 0
Jumlah 25 3
Sumber : Kecamatan Srono Dalam Angka 2018

2. Kesehatan

Kesehatan adalah salah satu kebutuhan dasar


manusia. Oleh karena itu ketersediaan sarana dan
prasarana penunjang kesehatan sangatlah penting.
Pada tahun 2017 jumlah fasilitas kesehatan yang
terdapat diKecamatan srono adalah rumah sakit
yaitu sebanyak 2 unit, puskesmas sebanyak 3 unit, yang dibantu oleh puskesmas
pembantu sebanyak 6 unit, polindes sebanyak 5 unit dan Posyandu sebanyak 119
unit yang tersebar di 10 desa di Kecamatan Srono.
Tabel 2. 7 Fasilitas Kesehatan diKecamatan Srono
RS
No. Desa Puskesmas Pustu Polindes Posyandu Jumlah
Umum
1 Sumbersari 0 0 1 1 13 15
2 Kepundungan 0 0 0 1 9 10
3 Kebaman 1 1 1 0 23 26
4 Sukonatar 0 0 1 0 8 9
5 Bagorejo 1 0 1 0 11 13
6 Rejoagung 0 0 0 1 12 13
7 Wonosobo 0 1 0 1 13 15
8 Sukomaju 0 0 1 0 10 11
9 Parijatah Wetan 0 0 1 0 10 11
10 Parijatah Kulon 0 1 0 1 10 12
Jumlah 2 3 6 5 119 135
Sumber : Kecamatan Srono Dalam Angka 2018

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-9
3. Sarana Olahraga
Berdasarkan data yang ada fasilitas OR di Kecamata Srono adalah lapangan
sepakbola sebanyak 10 buah dan hampir tersebar merata di setiap desa
kecuali di Desa Sumbersari. Kemudian fasilitas OR lainnya yang ada di
kecamatan Srono adalah Lapangan Bulutangkis sebanyak 18 unit, lapangan Bola
Voli yang juga hampir merata ada di setiap desa kecuali di Desa Parijatah
Wetan. Jumlah lapangan bola voli ini ada 16 unit. Untuk lebih jelasnya lihat tabel
d bawah ini.
Tabel 2. 8 Sarana Olahraga diKecamatan Srono
Sepak Bola Tenis Fitnes/ Kolam
No. Desa Badminton Futsal
Bola Voli Lapangan Kebugaran Renang

1 Sumbersari 0 3 3 0 0 0 0
2 Kepundungan 1 1 0 0 0 0 0
3 Kebaman 1 2 3 0 0 1 0
4 Sukonatar 1 2 2 0 0 0 0
5 Bagorejo 1 1 2 0 0 0 0
6 Rejoagung 1 2 3 0 0 1 0
7 Wonosobo 1 2 3 0 0 0 0
8 Sukomaju 2 1 0 0 1 0 0
9 Parijatah 1 0 1 0 0 0 0
Wetan
10 Parijatah 1 2 1 0 0 0 0
Kulon
Jumlah 10 16 18 0 1 2 1

Sumber : Kecamatan Srono Dalam Angka 2018

4. Tempat Ibadah
Pada tahun 2017 tercatat data tempat ibadah
sebanyak 585 lokasi dengan tempat ibadah terbanyak
yaitu Mushola yang menyebar merata dimasing-
masing desa. Terdapat satu vihara di Kecamatan
Srono berada di Desa Kebaman.

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-10
Tabel 2. 9 Tempat Ibadah diKecamatan Srono

No. Desa Masjid Mushola Gereja Pura Vihara Jumlah


1 Sumbersari 16 53 0 0 0 69
2 Kepundungan 8 35 0 0 0 43
3 Kebaman 11 46 2 0 1 60
4 Sukonatar 8 24 0 0 0 32
5 Bagorejo 10 48 1 2 0 61
6 Rejoagung 7 53 0 1 0 61
7 Wonosobo 17 72 0 0 0 89
8 Sukomaju 8 61 0 0 0 69
9 Parijatah 9 48 0 0 0 57
10 Wetan
Parijatah 9 35 0 0 0 44
Kulon
Jumlah 103 475 3 3 1 585
Sumber : Kecamatan Srono Dalam Angka 2018

5. Industri

Pada tahun 2017 tercatat data perusahaan industri di


Kecamatan Srono terbanyak yaitu pada industri
Kayu, Barang dari kayu sebanyak 1.066 industri yang
tersebar di 10 Desa yang berada di Kecamatan
Srono, sedangkan yang terendah yaitu pada industri
Barang dari logam yaitu sebanyak 6 industri yang
hanya ada di desa Kepundungan dan desa Wonosobo dikecamatan Srono.
Tabel 2. 10 Industri diKecamatan Srono

Kulit
Makanan barang Kayu, Penerbitan Barang Barang
Pakaia dari Barang Percetakan Galian Barang
dan Tembakau Tekstil dari
No Desa n jadi Kulit dari dan Bukan lainnya
Minuman kayu Reproduksi Logam logam
dan
Alas
1 Sumbersari 68 68 2 0 5 517 0 0 0 0
2 Kepundung 96 96 0 0 2 10 0 22 3 2
an 8
3 Kebaman 34 34 0 0 0 2 0 4 0 9
6
4 Sukonatar 13 13 0 0 1 101 0 23 0 0
5 Bagorejo 24 24 1 0 0 7 0 7 0 1
7
6 Rejoagung 30 302 0 0 0 0 0 0 0 22
7 Wonosobo 2
27 27 18 0 0 138 0 1 3 0
244
8 Sukomaju 10 10 0 0 1 0 0 0 0 1
9 Parijatah 19 19 19 0 0 125 0 73 0 4
0
Wetan
10 Parijatah 25 254 2 0 0 166 0 0 0 0
Kulon 4
Jumlah 84 84 42 0 9 1066 0 13 6 61
7 7 0 9

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-11
6. Sarana Perdagangan
Salah satu pusat perekonomian bagi suatu
daerah adalah pasar. Sehingga keberadaannya
sangatlah penting tidak hanya sebagai pendorong
roda perekonomian tapi juga untuk memenuhi
kebutuhan bahan pokok bagi masyarakat sekitar.
Kecamatan Srono memiliki 22 pasar tradisional, baik
dengan bangunan maupun tanpa bangunan. Selain itu, terdapoat 37 unit toko
bangunan, 39 unit toko pertanian, 10 unit toko obat/apotik, 6 unit toko swalayan,
3 unit toko mobil san 10 unit toko sepeda motor yang sangat membantu
mencukupi kebutuhan masyarakat kecamatan Srono. Jika melihat ketersediaan
akan sarana perdagangan per desa, maka desa dengan sarana terbanyak adalah
Desa kebaman dengan jumlah sarana perdagangan sebanyak 34 unit, sedangkan
jumlah sarana terkecil berada di Desa Sukomaju yaitu 5 unit.

Tabel 2. 11 Sarana Perdagangan diKecamatan Srono


Toko
Pasar Toko Toko Toko Toko Toko
No. Desa Pasar Sepeda
Tempel Banguna Pertanian Obat Swalaya Mobil
Motor
n n

1 Sumbersari 0 1 3 4 0 0 0 2
2 Kepundungan 0 2 3 4 1 0 0 0
3 Kebaman 2 6 10 3 4 3 2 4
4 Sukonatar 1 0 2 5 0 0 1 1
5 Bagorejo 1 0 6 6 3 1 0 0
6 Rejoagung 0 1 3 2 0 2 0 1
7 Wonosobo 2 1 3 5 0 0 0 1
8 Sukomaju 0 1 0 1 2 0 0 1
9 Parijatah 0 2 3 3 0 0 0 0
Wetan
10 Parijatah 0 2 4 6 0 0 0 0
Kulon
Jumlah 6 16 37 39 10 6 3 10
Sumber : Kecamatan Srono Dalam Angka 2018

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-12
2.1.4 Jaringan Sarana Dan Prasarana
1. Sarana Transportasi

Tabel 2. 12 Sarana Transportasi diKecamatan Srono

Pangkalan Pangkalan Pangkalan


No. Desa Terminal ojek dokar Becak
1 Sumbersari 0 Ojek
0 Dokar
0 0
2 Kepundungan 0 0 0 0
3 Kebaman 2 2 1 3
4 Sukonatar 0 1 0 2
5 Bagorejo 0 0 0 0
6 Rejoagung 0 0 0 0
7 Wonosobo 0 0 0 1
8 Sukomaju 0 1 0 1
9 Parijatah Wetan 0 0 0 0
10 Parijatah Kulon 0 0 0 0
Jumla 2 4 1 7
h
Sumber : Kecamatan Srono Dalam Angka 2018

2. Sarana Komunikasi
Tabel 2. 13 Sarana Komunikasi diKecamatan Srono

Menara
No. Desa Wartel Warnet Seluler
1 Sumbersari 0 0 3
2 Kepundungan 0 0 2
3 Kebaman 0 5 6
4 Sukonatar 0 1 0
5 Bagorejo 0 2 2
6 Rejoagung 0 0 0
7 Wonosobo 0 3 1
8 Sukomaju 0 0 1
9 Parijatah Wetan 0 2 2
10 Parijatah Kulon 0 3 1
Jumla 0 16 18
Sumber : hKecamatan Srono Dalam Angka 2018

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-13
3. Sarana Wisata

Tabel 2. 14 Sarana Wisata diKecamatan Srono


No. Desa Radio Karaoke
1 Sumbersari 2 0
2 Kepundungan 3 0
3 Kebaman 2 0
4 Sukonatar 3 0
5 Bagorejo 3 0
6 Rejoagung 4 0
7 Wonosobo 1 1
8 Sukomaju 3 0
9 Parijatah Wetan 1 0
10 Parijatah Kulon 1 0
Jumla 23 1
h
Sumber : Kecamatan Srono Dalam Angka 2018

2.1.5 Potensi dan Masalah


Letak Kecamatan Srono yang dilintasi oleh jaringan jalan nasional (kolektor
primer) yaitu Ruas Jalan Banyuwangi - Jember, tentunya sangat memberikan
dampak yang sangat besar terhadap arah perkembangan kota. Apabila
perkembangan kawasan tidak diatur secara baik, dapat mengakibatkan efek
negatif seperti adanya kesenjangan pertumbuhan kota dan meningkatnya
ketidakserasian kota. Hal ini menyebabkan pentingnya penyusunan KLHS Rencana
Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan (RDTRK) Kecamatan Srono.
2.1.6 Isu Pembangunan Berkelanjutan Kecamatan Srono berdasarkan
Hasil Review RDTR Kecamatan Srono
Penjaringan awal yang sudah dilakukan melalui diskusi publik pada paparan
laporan pendahuluan diperoleh 17 tema isu pembangunan berkelanjutan dan 46
deskripsi isu permasalahan terkait (tabel 4.15). Kemudian 17 tema isu dengan 46
deskripsi isu permasalahan terkait diproses lagi dengan cara pemusatan isu yaitu
memasukkan isu-isu yang sama (factor penyebab, jenis aktivitas, dampak yang
timbul) menjadi satu kategori isu. Dengan proses pemusatan tersebut, maka
diperoleh isu pembangunan berkelanjutan strategis (tabel 4.16).

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-14
Tabel 2.15. Isu Pembangunan Berkelanjutan Kecamatan Srono

No Tema Isu Isu Permasalahan/ Terkait


1. Tata ruang 1. Optimasi kebijakan tata ruang
2. Pendidikan 2. Fasilitas layanan pendidikan
3. Sosial Ekonomi masyarakat 3. Fasilitas layanan kesehatan sosial
4. Potensi ekonomi local perlu ditingkatkan
4. Bencana 5. Bencana banjir
6. Bencana alam gempa
5. Degradasi lingkungan 7. Pencemaran udara
8. Pencemaran tanah
9. Pencemaran air
10. Kerusakan ekosistem lingkungan
6. Air minum 11. Penyediaan air
12. Jaringan drainase dan air minum
7. Sampah dan limbah 13. Belum adanya fasilitas pengolahan
sampah
14. Belum adanya fasilitas pengolahan limbah,
baik air limbah maupun limbah cair
8. Perhubungan dan 15. Peningkatan lalu lintas
transportasi
16. Sistem pemadam kebakaran dan
penanganan bencana
17. Jalur evakuasi bencana
9. Infrastruktur 18. Jaringan drainase
19. Jaringan jalan
20. Jaringan air bersih
21. Jaringan listrik
22. Jaringan telekomunikasi
23. Jaringan persampahan
24. Ruang Terbuka Hijau (berupa taman,
jalur
hijau dan median jalan, makam)
25. Sarana pelayanan umum pendidikan
26. Sarana kesehatan
27. Sarana olahraga
28. Sarana sosial budaya
29. Sarana peribadatan
10. Kawasan perlindungan 30. Penyediaan kawasan lindung di sempadan
setempat sungai dan irigasi
31. Perlindungan sempadan sungai dan irigasi
11. Kawasan Ruang Terbuka 32. Penyediaan kawasan sebagai zona RTH
Hijau kota
33. Pengembangan fasilitas kelengkapan RTH
perkotaan
34. Pengembangan daerah pedestrian

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-15
No Tema Isu Isu Permasalahan/ Terkait
12. Kawasan pertanian 35. Penetapan alokasi ruang/kawasan
pertanian
13. Kawasan perumahan 36. Penataan ruang perumahan
14. Kawasan perdagangan dan 37. Penataan ruang perdagangan dan jasa
jasa
38. Pengembangan kawasan perdagangan
dan pasar tradisional
15. Kawasan perkantoran 39. Penataan ruang perkantoran baik
pemerintah maupun swasta
40. Peningkatan sarana dan prasarana
16. Sarana dan prasarana 41. Kelengkapan sarana prasarana
pendukung
17. Penggunaan lahan 42. Alih fungsi lahan
43. Bantaran sungai dijadikan lahan
terbangun
44. Lahan pertanian
45. Lahan permukiman
46. Lahan peternakan

Tabel 2.16. Isu Pembangunan Berkelanjutan Strategis Kecamatan Srono

No Tema Isu Isu Permasalahan/Terkait


1. Tata ruang 1. Optimasi kebijakan tata ruang
2. Penggunaan lahan 2. Alih fungsi lahan
3. Lahan pertanian
4. Lahan permukiman dan perumahan
5. Lahan peternakan
6. Bantaran sungai dijadikan lahan
Terbangun
3. Pendidikan 7. Fasilitas layanan pendidikan
4. Sosial ekonomi masyarakat 8. Pelayanan fasilitas kesehatan masyarakat
9. Potensi Ekonomi lokal perlu ditingkatkan
5. Infrastruktur 10. Jaringan drainase
11. Jaringan jalan
12. Jaringan air bersih
13. Jaringan listrik
14. Jaringan telekomunikasi
15. Jaringan persampahan
16. Ruang Terbuka Hijau (berupa taman
lingkungan, taman kecamatan, jalur
hijau dan median jalan, makam)
17. Sarana olah raga
18. Sarana peribadatan
6. Degradasi lingkungan 19. Pencemaran udara
20. Pencemaran tanah
21. Pencemaran air
22. Kerusakan ekosistem lingkungan
7. Sanitasi (air minum dan 23. Penyediaan air
persampahan)

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-16
24. Jaringan drainase dan air minum
25. Belum adanya fasilitas pengolahan sampah
26. Belum adanya fasilitas pengolahan limbah,
baik air limbah maupun limbah cair
8. Kawasan perdagangan dan 27. Penataan ruang perdagangan dan jasa
jasa
28. Pengembangan kawasan perdagangan dan
pasar tradisional
9. Bencana 29. Bencana Banjir
30. Bencana alam gempa

2.2 GAMBARAN UMUM PERKOTAAN SRONO


2.1.1 Kondisi Geografi
Dalam menentukan kawasan Perkotaan Srono pada Kecamatan Srono,
dilakukan melalui beberapa pendekatan diantaranya Analisis Skalogram, Analisis

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-17
Indeks Sentralitas Marshall (ISM), pendekatan kebijakan dimana kebijakan tata
ruang yang dijadikan acuan adalah RT RW Kabupaten Banyuwangi Tahun 2012 –
2032, Peraturan Kepala BPS No 37 Tahun 2010, dan berdasarkan status jalan.
Setelah melakukan pendekatan dan analisis untuk menentukan kawasan
perkotaan Srono juga pertimbangan kecenderungan perkembangan wilayah,
maka diperoleh hasil kawasan Perkotaan Srono meliputi Desa Kebaman, Desa
Sukonatar, Desa Sukomaju, dan Desa Wonosobo.

Gambar 2. 5 Wilayah Perkotaan Kecamatan Srono

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-18
Gambar 2. 6 Wilayah Perkotaan Srono

2.2.2 KONDISI GEOGRAFIS PERKOTAAN SRONO

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-19
1. Topografi
Perkotaan Srono yang meliputi Kelurahan Kebaman, Sukonatar, Wonosobo
dan Sukomaju, mempunyai kemiringan 0-2 persen. Perkotaan Srono
memiliki ketinggian antara 30-60 m dari permukaan air laut.
2. Jenis Tanah
Perkotaan Srono yang meliputi Kelurahan Kebaman, Sukonatar, Wonosobo
dan Sukomaju mempunyai jenis tanah Asosiasi Latosol Cokelat dan Regosol
Kelabu. Jenis tanah Regosol dan Latosol lebih cocok dimanfaatkan untuk
tanaman palawija, tembakau, padi, kelapa, karet, kopi dan buah-buahan
yang juga tidak telalu banyak membutuhkan air.
3. Jenis Batuan
Jenis batuan Yang paling dominan di Perkotaan srono ialah Formasi Kalibaru.
4. Klimatologi
Perkotaan Srono mempunyai perubahan musim yang sama dengan wilayah
lain yang ada di Indonesia, perubahan musim sebanyak 2 jenis musim pada
setiap tahunnya yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Bulan
November sampai dengan bulan Mei adalah musim penghujan dan musim
kemarau biasanya pada bulan Juni sampai dengan Oktober.
5. Curah Hujan
Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan geografi
dan perputaran atau pertemuan arus udara. Oleh karena itu jumlah curah
hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Rata-rata curah
hujan di Kecamatan Srono tahun 2017 pada bulan november sampai
agustus adalah 258 – 94 mm/hari.

2.2.3 KEPENDUDUKAN
Jumlah penduduk Perkotaan Srono pada Tahun 2015 adalah 36.515 jiwa,
yang terdiri dari 18.236 laki-laki dan 18.279 perempuan. Dalam dua tahun
terakhir terjadi penambahan pertumbuhan penduduk di Perkotaan Srono.

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-20
Tabel 2.17 Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Perkotaan Srono

JUMLAH PENDUDUK (JIWA) JUMLAH


NO DESA PENDUDU
LAKI-LAKI PEREMPUAN K (JIWA)

1 Kebaman 7.266 7.426 14.692


2 Sukonatar 2.447 2.374 4.821
3 Wonosobo 6.296 6.346 12.642
4 Sukomaju 3.954 4.035 7.989
Jumlah 19.963 20.181 40.144
Sumber : Kecamatan Srono Dalam Angka, 2018

Jumlah penduduk terbanyak berada di desa Kebaman dengan jumlah 14.692


jiwa, dan desa dengan jumlah penduduk paling sedikit di Perkotaan Srono
adalah Desa Sukonantar yaitu 4.821 jiwa.

Tabel 2.18 Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk di Perkotaan Srono

JUMLAH KEPADATA
LUAS PENDUDU N
NO DESA
WILAYAH K (JIWA) PENDUDUK
(KM2) (JIWA/KM2)

1 Kebaman 9,29 14.692 1.581


2 Sukonatar 5,79 4.821 833
3 Wonosobo 10,24 12.642 1.235
4 Sukomaju 6,33 7.989 1.262
JUMLAH 32 40.144 4.911
Sumber : Kecamatan Srono Dalam Angka, 2018

Angka kepadatan penduduk menunjukkan rata-rata jumlah penduduk tiap 1


kilometer persegi. Semakin besar angka kepadatan penduduk menunjukkan
bahwa semakin padat penduduk yang mendiami wilayah tersebut.

2.2.4 SEKTOR EKONOMI LOKAL


Pembangunan ekonomi lokal merupakan bagian dari pembangunan nasional,
pada hakikatnya adalah upaya terencana untuk meningkatkan kapasitas
pemerintahan daerah sehingga tercipta suatu kemampuan yang handal dan
profesional dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat serta kemampuan
untuk mengelola sumber daya ekonomi lokal daerah secara berdaya guna dan
berhasil guna untuk kemajuan perekonomian daerah dan kesejahteraan
masyarakat.

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-21
1. Sektor Perdagangan dan Jasa

Salah satu sektor perekonomian yang berkembang di BWP Srono adalah


perdagangan jasa terutama perdagangan jasa lokal dan lingkungan seperti
toko, warung, penginapan, tambal ban, dan sebagainya. Perdagangan dan
Jasa di BWP Srono berkembang terutama pada sepanjang jalan poros (Kolektor
Primer) Srono-Muncar. Perdagangan jasa lokal berkembang pada pusat-pusat
lingkungan perumahan. Area perdagangan dan jasa ini memanfaatkan
pedestrian di area depan pasar srono yang secara teknis juga difungsikan
sebagai halte tanpa desain, sebagaimana terlihat pada Gambar 2.7.

Gambar 2. 7 Kondisi Perdagangan jasa dan halte

2. Sektor Pertanian, Peternakan dan Pertambangan

Sektor ekonomi lainnya yang berkembang di Kecamatan Srono adalah bidang


pertanian seperti tanaman pangan padi, pertanian buah pepaya, pertanian
cabai, dan perkebunan buah naga. Sementara sektor peternakan banyak
terdapat di desa sukonatar, Sukomaju, dan wonosobo. Sedangkan sektor
pertambangan terdapat di desa wonosobo.

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-22
2.2.5 PENGGUNAAN LAHAN
Penggunaan lahan merupakan kebutuhan manusia terhadap lahan dalam rangka
memenuhi kebutuhan hidupnya baik secara materi maupun non materi yaitu
spiritual. Penggunaan lahan Perkotaan Srono di dominasi oleh penggunaan
lahan tak terbangun seluas 2.386,55 ha atau 75,40% dari keseluruhan luas
wilayah. Lahan terbangun meliputi industri kecil, kesehatan, pendidikan,
perdagangan dan jasa, peribadatan, perkantoran, perumahan dan terminal
seluas 696,43 ha atau 22 % dari luas BWP Srono. Rincian pola penggunaan
lahan ditunjukkan pada Tabel 2.19 dan Gambar peta 2.9, yaitu peta tutupan
lahan eksisting perkotaan Srono.
Tabel 2.19 Penggunaan Lahan di Perkotaan Srono

NO PENGGUNAAN LAHAN LUAS (HA) PERSENTASE


1 Sungai 29,36 (%) 0,93%
2 Jalan 43,43 1,37%
2 Makam 8,28 0,26%
3 Permukiman 658,61 20,81%
4 Perdagangan dan Jasa 1,72 0,05%
5 Perkantoran 0,18 0,01%
6 Industri 2,40 0,08%
7 Pendidikan 4,47 0,14%
8 Kebun 399,10 12,61%
9 Kesehatan 0,91 0,03%
10 Pertambangan 18,06 0,57%
11 Hankam 0,22 0,01%
12 Peribadatan 1,58 0,05%
13 Sawah 1522,73 48,11%
14 Ladang 464,72 14,68%
15 Peternakan 2,82 0,09%
16 Sosial 0,02 0,00%
17 Saluran Irigasi 6,38 0,20%
TOTAL 3165,00 100%
Sumber : Hasil Digitasi Peta Citra Satelit 2016 dan Hasil Survey 2017 (diadopsi dari
data RDTR tahun 2017)

1. Zona Permukiman
Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik
berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang
mendukung perikehidupan dan penghidupan. Dari hasil survey yang dilakukan

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-23
pada Perkotaan Srono ada beberapa klasifikasi yang didapatkan untuk fasilitas
permukiman, yakni :
 Jenis Permukiman
Apabila ditinjau dari jenisnya di Perkotaan Srono terdapat 3 (tiga) klasifikasi
yakni perumahan Dinas, perkampungan dan perumahan/ real estate seperti
yang terlihat pada Gambar 2.8 sebagai salah satu contoh kondisi eksisting
yang diambil.

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-24
LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-25
Gambar 2.8 Kondisi Ekisting Perumahan di Perkotaan Srono

Gambar 2.9 Peta Tutupan Lahan Eksisting Perkotaan Srono

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-26
 Bangunan
Intensitas Bangunan terdiri dari Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien
Lantai Bangunan (KLB) dan Tinggi Bangunan (TB). Perhitungan KDB, KLB,
dan TB, bertujuan untuk mengetahui tingkat kepadatan lahan terbangun pada
suatu wilayah. Dalam perhitungan KDB, ada 3 kriteria yang telah di tentukan
yaitu :
 0-40% Untuk kriteria jarang.
Artinya jarak antara rumah masih agak berjauhan.
 40-60% untuk kriteria sedang.
Artinya jarak antara rumah tidak terlalu dekat.
 60-100% untuk kriteria padat
Artinya jarak antara rumah berdekatan atau saling berhimpitan.

Perhitungan Koefisien Lantai Bangunan (KLB), didasarkan pada perhitungan


Koefisien Dasar Bangunan (KDB). Sehingga untuk mencari KLB, terlebih
dahulu dicari KDB nya. Perhitungan Tinggi Bangunan (TB) didasarkan pada
keadaan eksisting yakni dilihat dari jumlah lantai bangunan. Untuk KDB di
Perkotaan Srono, rata-rata berkisar dari 40- 60% atau tingkat kepadatan
rumah Sedang. Tinggi lantai rata-rata 1 lantai, untuk hasil perhitungan KLB
tergantung dari hasil KDB dan TB.

2. Zona Perdagangan dan Jasa


Salah satu pusat perekonomian bagi suatu daerah adalah pasar. Sehingga
keberadaannya sangatlah penting tidak hanya sebagai pendorong roda
perekonomian tapi juga untuk memenuhi kebutuhan bahan pokok bagi
masyarakat sekitar. Terdapat 15 unit toko bangunan, 14 unit toko pertanian,
6 unit toko obat/apotik, 3 unit toko swalayan, 3 unit toko mobil dan 7 unit
toko sepeda motor yang sangat membantu mencukupi kebutuhan masyarakat
perkotaan Srono. Jika melihat ketersediaan akan sarana perdagangan per
desa, maka desa dengan sarana terbanyak adalah Desa kebaman dengan
jumlah sarana perdagangan sebanyak 34 unit, sedangkan jumlah sarana

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-27
terkecil berada di Desa Sukomaju yaitu 5 unit, sebagaimana ditunjukkan pada
Tabel 2. 20.

Tabel 2.20 Sarana Perdagangan di Perkotaan Srono

TOKO
PASAR TOKO TOKO TOKO TOKO TOKO
NO DESA PASAR SEPEDA
TEMPEL BANGUNAN PERTANIAN OBAT SWALAYAN MOBIL
MOTOR

1 Kebaman 2 6 10 3 4 3 2 4
2 Sukonatar 1 0 2 5 0 0 1 1
3 Wonosobo 2 1 3 5 0 0 0 1
4 Sukomaju 0 1 0 1 2 0 0 1
Jumlah 5 8 15 14 6 3 3 7
Sumber : Kecamatan Srono Dalam Angka, 2018

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-28
Gambar 2.10 Peta Persebaran Perumahan Perkotaan Srono

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-29
Gambar 2.11 Kondisi Eksisting Perdagangan Jasa Perkotaan Srono

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-30
Gambar 2.12 Persebaran Perdagangan dan Jasa Perkotaan Srono

3. Zona Perkantoran

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-31
Sarana perkantoran di BWP Srono didominasi oleh Perkantoran Pemerintahan.
Kantor Kecamatan terletak di Desa Sukomaju. Beberapa jenis Perkantoran yang
terdapat di Perkotaan Srono antara lain Kantor Kecamatan, Kantor Desa, KUA,
Polsek, dan Kantor Terpadu, dan lainnya. Beberapa kondisi eksisting
perkantoran ditunjukkan pada Gambar 2.13.

Gambar 2.13 Kondisi Eksisting Perkantoran Perkotaan Srono

4. Zona Sarana Pelayanan Umum


1. Fasilitas Pendidikan
Dalam upaya menunjang pendidikan, Perkotaan Srono memiliki sekolah dari
tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) baik
dengan status negeri maupun swasta. Jumlah sekolah untuk SD sederajat
(SD negeri/swasta dan SD ibtidaiyah negeri/swasta), SMP sederajat (SMP
negeri/swasta dan tsanawiyah negeri/swasta) dan SMA sederajat (SMA
negeri/swasta, SMK, dan MA) pada tahun 2017 sebanyak 20 unit SD, 6 unit
MI, 4 unit SMP, 1 unit MTS, 2 unit SMA, 1
unit MA, 2 unit SMK, sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 2.21 dan 2.22,
Gambar Peta 2.14. Peta Persebaran Perkantoran Perkotaan Srono, dan
Gambar 2.15 Kondisi eksisting Fasilitas Pendidikan.

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-32
Gambar 2.14 Persebaran Perkantoran Perkotaan Srono

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-33
Tabel 2.21 Fasilitas Pendidikan di Perkotaan Srono

NO. DESA SD MI SMP MTS SMU MA SMK

1 Kebaman 6 2 2 1 0 1 1
2 Sukonatar 3 1 1 0 1 0 0
3 Wonosobo 8 2 1 0 1 0 0
4 Sukomaju 3 1 2 0 0 0 1
JUMLAH 20 6 6 1 2 1 2
Sumber : Kecamatan Srono Dalam Angka, 2018

Tabel 2.22 Pondok Pesantren di Perkotaan Srono

PONDOK PANTI
NO DESA
PESANTREN ASUHAN

1 Kebaman 4 1
2 Sukonatar 1 0
3 Wonosobo 4 1
4 Sukomaju 1 0
Jumlah 10 2
Sumber : Kecamatan Srono Dalam Angka, 2018

Gambar 2.15 Kondisi Eksisting Pendidikan di Perkotaan Srono

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-34
2. Fasilitas Kesehatan
Kesehatan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia. Oleh karena itu
ketersediaan sarana dan prasarana penunjang kesehatan sangatlah
penting. Pada tahun 2017 jumlah fasilitas kesehatan yang terdapat di
Perkotaan srono adalah rumah sakit yaitu sebanyak 1 unit, puskesmas
sebanyak 2 unit, yang dibantu oleh puskesmas pembantu sebanyak 3
unit, polindes sebanyak 1 unit, dan Posyandu sebanyak 54 unit yang
tersebar di 4 desa di Perkotaan Srono, sebagaimana ditunjukkan pada
Tabel 2.13 dan Gambar 2.16.

Tabel 2.23 Fasilitas Kesehatan di Perkotaan Srono

NO DESA RS UMUM PUSKESMAS PUSTU POLINDES POSYANDU JUMLAH

1 Kebaman 1 1 1 0 23 26
2 Sukonatar 0 0 1 0 8 9
3 Wonosobo 0 1 0 1 13 15
4 Sukomaju 0 0 1 0 10 11
JUMLAH 1 2 3 1 54 61
Sumber : Kecamatan Srono Dalam Angka, 2018

Gambar 2.16 Kondisi Eksiting Kesehatan di Perkotaan Srono

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-35
3. Fasilitas Peribadatan
Pada tahun 2017 tercatat data tempat ibadah sebanyak 250 lokasi dengan tempat
ibadah terbanyak yaitu Mushola yang menyebar merata dimasing-masing desa.
Terdapat satu vihara di Perkotaan Srono berada di Desa Kebaman.
Tabel 2.24 Tempat Ibadah di Perkotaan Srono

NO. DESA MASJID MUSHOLA GEREJA PURA VIHARA JUMLAH

1 Kebaman 11 46 2 0 1 60
2 Sukonatar 8 24 0 0 0 32
3 Wonosobo 17 72 0 0 0 89
4 Sukomaju 8 61 0 0 0 69
Jumlah 44 203 2 0 1 250
Sumber : Kecamatan Srono Dalam Angka, 2018

Gambar 2.17 Kondisi Eksisting Peribadatan di Perkotaan Srono

5. Zona Industri
Jenis industri terbanyak adalah industri barang lainnya sejumlah 354 industri
Industri kulit barang dari kulit dan alas kaki merupakan industri dengan jumlah
paling kecil, yaitu 2 industri dari seluruh industri yang ada diperkotaan Srono.

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-36
Tabel 2.25 Industri di Perkotaan Srono

Kulit
barang Penerbita
Kayu, n Barang
Makanan dari Barang
Pakaia Barang Percetaka Galian Barang
dan Tembakau Tekstil Kulit dari
No Desa n jadi dari n dan Bukan lainnya
Minuman dan kayu Reproduk Logam logam
Alas si
Kaki

1 Kebaman 3 34 0 0 0 2 0 4 0 9
4 6
2 Sukonatar 1 13 0 0 1 101 0 23 0 0
3
3 Wonosobo 2 27 18 0 0 138 0 1 3 244
7
4 Sukomaju 1 10 0 0 1 0 0 0 0 1
0 4
Jumlah 8 84 18 0 2 241 0 28 3 35
4 4
Sumber : Kecamatan Srono Dalam Angka, 2018

Gambar 2.18 Kondisi Eksisting Industri di Perkotaan Srono

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-37
Gambar 2.19 Persebaran Sarana Pelayanan Umum Perkotaan Srono

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-38
6. Zona Pertanian dan Perkebunan
Pertanian merupakan kegiatan pemanfaatan sumberdaya hayati
yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan
bakuindustri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan
hidupnya. Sektor ekonomi dibidang pertanian yang terdapat di Kecamatan
Srono meliputi perkebunan buah naga, pertanian buah pepaya, pertanian
cabai, perkebunan tanaman pangan padi. Zona peruntukan lainnya di BWP
Srono berupa lahan pertanian dan perkebunan yang menyebar pada
hampir seluruh wilayah BWP Srono seluas 399,10 Ha.

Gambar 2.20 Kondisi Eksisting Pertanian dan Perkebunan di Perkotaan Srono

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-39
Gambar 2.21 Peta Persebaran Pertanian Perkotaan Srono

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-40
6. Zona Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Potensi lahan yang dapat direncanakan sebagai zona RTH (Ruang Terbuka
Hijau) di perkotaan Srono masih sangat banyak, salah satunya lahan yang
terdapat di sebelah SMPN 1 Srono, posisinya tepat di belakang pergudangan
yang sekarang tidak difungsikan dan kebetulan pergudangan ini sewa nya
melalui PT KAI. Lahan ini sangat luas dan berpotensi untuk pengembangan RTH
baik dalam bentuk hutan kota maupun RTH lapangan. Lahan potensi RTH
lainnya juga terdapat di lapangan Gang depan MAN Srono Jalan Raya Srono
Kebaman. Beberapa contoh kondisi eksisting poten RTH ditunjukkan pada
Gambar 2.21, 2.23 dan Gambar pola persebaran RTH pada Gambar 2.24.

Gambar 2.22 Kondisi Eksisting RTH Lapangan di Sebelah SMP 1 Srono

Gambar 2. 23 Kondisi Eksisting RTH Lapangan Gang Depan MAN Jl. Raya Srono
Kebaman

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-41
Gambar 2.24 Peta Persebaran RTH Perkotaan Srono

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-42
2.2.6 JARINGAN PERGERAKAN
1. Jalan Kolektor Primer
Ruas jalan kolektor primer di Perkotaan adalah Jalan Raya Regojampi –
jalan Raya Srono – jalan Raya Cluring, Permasalahan utama jalan kolektor
primer yang terdapat di Perkotaan Srono adalah melalui wilayah pusat
perkotaan dimana penggunaan lahannya sebagian besar terdiri dari
kawasan perdagangan dan jasa, perkantoran serta sarana pelayanan
umum, pergudangan dan industri dimana lalu lintas jarak jauh dapat
terganggu oleh lalu lintas ulang alik, lalu lintas lokal dan kegiatan lokal
serta banyaknya jumlah jalan masuk, parkir tepi jalan dan beberapa ruas
pedestrian digunakan untuk PKL.
2. Jalan Lokal Primer
Jalan lokal primer di Perkotaan Srono adalah jalan Srono-Muncar,
Jalan Gambor- Srono dan jalan Prajurit Sakur. Jalan lokal primer yang
berada di Perkotaan masih belum memenuhi standar lebar badan
jalan minimal. Akan tetapi tidak mempengaruhi kelancaran lalu
lintas di ruas jalan tersebut.
3. Jalan Lingkungan
Sebagian besar jalan lingkungan di Perkotaan Srono kondisi jalan masih
tanah.
Beberapa contoh kondisi jalan yang ada di perkotaan Srono ditunjukkan
pada Gambar 2.25 dan Gambar peta Jaringan jalan 2.26.

Gambar 2.25 Kondisi Eksisting Jaringan Jalan di Perkotaan Srono

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-43
Gambar 2.26 Peta Jaringan Jalan Perkotaan Srono

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-44
2.2.7 JARINGAN PRASARANA WILAYAH
1. Jaringan Listrik
Sumber aliran listrik Perkotaan Srono bersumber dari PLN. Umumnya
masyarakat Srono sudah menggunakan listrik PLN untuk aktifitas
masyarakat sehari-hari. jenis tegangan yang ada di perkotaan srono
ialah sedang dan rendah, sebagaimana terlihat pada Gambar 2.27 dan
Gambar peta jaringan listrik perkotaan Srono pada Gambar 2.28.

Gambar 2.27 Kondisi Eksisting Jaringan Listrik Perkotaan Srono

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-45
Gambar 2.28 Peta Jaringan Listrik Perkotaan Srono

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-46
2. Jaringan Telekomunikasi
Jaringan telekomunikasi Perkotaan Sronno dilayani oleh PT. Telkom
yang terdiri dari telepon rumah dan telepon umum, selain itu di
perkotaan Srono juga terdapat BTS dan warnet yang membantu para
masyarakat untuk berkomunikasi jarak jauh. Sarana komunikasi
ditunjukkan pada Tabel 2.26, Gambar kondisi eksisting 2.29 dan
Gambar peta 2.30 jaringan telekomunikasi perkotaan Srono.

Tabel 2.26 Sarana Komunikasi di Perkotaan Srono

MENARA
NO DESA WARNET SELULER

1 Kebaman 5 6

2 Sukonatar 1 0

3 Wonosobo 3 1

4 Sukomaju 0 1

Jumlah 9 8

Sumber : Kecamatan Srono Dalam Angka, 2018

Gambar 2.29 Kondisi Eksisting Sarana Telekomunikasi Perkotaan Srono

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-47
Gambar 2.30 Peta Jaringan Telekomunikasi Perkotaan Srono

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-48
3. Jaringan Drainase
Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di
bawah tanah, baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh
manusia. Dalam bahasa Indonesia, drainase bisa merujuk pada parit di
permukaan tanah atau gorong-gorong di bawah tanah. Drainase
berperan penting untuk mengatur suplai air demi pencegahan banjir. Di
Perkotaan Srono apabila ditinjau dari fungsinya terdapat drainase
primer, drainase sekunder dan drainase tersier. Kondisi fisik drainase
secara umum baik namun masih banyak yang belum diplengseng dan
masih banyak dibeberapa titik saluran drainase masih banyak sampah-
sampah sehingga menghambat aliran air. Misalnya drainase di
pertigaan menuju Pekulo beberapa saluran drainase dengan
perkerasan tanah, pendangkalan, dan tersumbat karena banyak
sampah dan lumpur. Kondisi eksisting drainase pertigaan Pekulo
ditunjukkan pada Gambar 2.31 dan secara umum jaringan drainase
perkotaan Srono ditunjukkan pada Gambar peta 2.32.

Gambar 2. 30 Kondisi Eksisting Jaringan Drainase Perkotaan Srono

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-49
Gambar 2.32 Peta Jaringan Drainase Perkotaan Srono

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-50
4. Jaringan Persampahan
Fasilitas persampahan disediakan dengan tujuan untuk menjaga
kebersihan lingkungan. Perkotaan Srono memiliki 1 TPS, yang
berlokasi di Pasar Srono. Yang mana manajemen pengangkutannya dari
rumah-rumah penduduk di kumpulkan di bak-bak sampah depan rumah
masing-masing dan diambil oleh petugas sampah lalu diangkut ke TPS.
Kegiatan pengambilan sampah ini dilakukan setiap pagi hari. Namun
masih ada sampah yang dibuang di sempadan sungai sehingga
menyebabkan sampah tersebut berserakan di sepanjang sungai. Di
ujung bagian pojok sebelum sungai depan pasar Srono yang difungsikan
sebagai TPS kondisi persampahan berserakan dan kelihatan kumuh jika
dilihat dari jalan sehingga secara etika lingkungan kurang tepat. Apalagi
masyarakat juga masih membuang sampahnya di sungai sekitar TPS.
Alangkah baiknya TPS dipindahkan ke lokasi lain, dan menghimbau
secara tegas agar masyarakat tidak membuang sampah di Sungai.

Gambar 2. 33 Kondisi eksisting tempat pembuangan sampah dan fasilitas persampahan di


Perkotaan Srono

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-51
5. Jaringan Irigasi
Jenis jaringan irigasi di Perkotaan Srono adalah irigasi teknis, semi
teknis dan non teknis. Jenis konstruksi jaringan irigasi dari irigasi teknis
yang ada adalah semen dan ada penutup airnya, irigasi semi teknis
bangunannya semen tapi tidak semuanya dibangun, sedangkan irigasi
non teknis tidak terbangun/ masih berbentuk galian tanah. Jaringan
irigasi yang ada di perkotaan Srono tidak hanya mengairi tanaman
pertanian di perkotaan saja namun digunakan juga oleh petani di
Kelurahan lain. Dalam hal kebutuhan air untuk kegiatan pertanian,
Menurut warga mereka tidak kekurangan air untuk mengairi lahan
pertanian mereka sebab air selalu mengalir. Meskipun demikian
perkotaan Srono tetap harus waspada untuk mempertahankan potensi
sumber mata air salah satunya dengan memperbanyak RTH-RTH dan
saluran-saluran irigasi lainnya. Beberapa contoh kondisi eksisting
saluran irigasi ditunjukkan pada Gambar 2.34 dan Gambar peta 2.35
jaringan irigasi perkotaan Srono.

Gambar 2. 34 Kondisi Eksisting Jaringan Irigasi Perkotaan Srono

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-52
Gambar 2.35 Peta Jaringan Irigasi di Perkotaan Srono

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-53
6. Jaringan Air Bersih
Air bersih adalah salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia,
dan untuk jaringan air bersih, penduduk di perkotaan Srono sebagian
besar memanfaatkan air bersih berasal dari sumur gali dan saat ini
ketersediaan air bersih di perkotaan Srono masih memenuhi.
7. Jaringan Transportasi
Transportasi umum (dikenal pula sebagai transpostasi publik atau
transportasi massal) adalah layanan angkutan penumpang oleh sistem
perjalanan kelompok yang tersedia untuk digunakan oleh masyarakat
umum, biasanya dikelola sesuai jadwal, dioperasikan pada rute yang
ditetapkan, dan dikenakan biaya untuk setiap perjalanan. Di perkotaan
Srono tepatnya di depan pasar Srono dekat lampu merah tempat
pemberhentian bus tidak adanya penanda tersedianya halte bagi
penumpang serta masih banyak kendaraan yang parkir di pinggir jalan.
Bahkan dititik tertentu di pedestrian depan pasar Srono dimanfaatkan
sebagai halte. Permasalahan ini harus segera dicarikan solusi agar
prasarana transportasi salah satu nya halte dapat disediakan.

Gambar 2. 36 Kondisi eksisting Jaringan transportasi di Perkotaan Srono

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-54
2.2.8 ISU LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS PERKOTAAN SRONO
Isu lingkungan hidup strategis yang diidentifikasi di wilayah perkotaan Srono
merupakan hasil dari daftar panjang isu pembangunan berkelanjutan yang
didiskusikan secara publik melalui focus groups discussion (FGD) yang
diselenggarakan pada tanggal 4 September 2019 di kantor Kecamatan Srono
diantaranya adalah:
1. Persampahan
Secara eksisting sistem persampahan di perkotaan Srono menggunakan
metode konvensional dengan sistem pewadahan. Dengan metoda
konvensional ini sampah dikumpulkan di tempat pembuangan
sementara (TPS) yaitu terletak di Pasar Srono, yang kemudian sampah
tersebut diangkut oleh petugas dengan menggunakan gerobak sampah.
Pewadahan merupakan cara menampung sampah sementara dari
sumbernya baik individual maupun komunal. Kondisi timbulan sampah
perkotaan Srono tahun 2019 sebesar 151.261,51 m3/hari atau
75.630,76 m3/tahun.
2. Pengolahan Air Limbah
Secara umum industri kecil dalam menjalankan aktivitasnya juga belum
menyediakan teknologi pengolahan limbah. Menyediakan IPAL pada
zona industri adalah menjadi kebutuhan yang harus diprioritaskan.
Begitu juga pada setiap perumahan terutama skala besar yang akan
dibangun oleh pengembang diharusnya memiliki unit pengolahan
limbah secara komunal. Pelayanan minimal sistem pembuangan air
limbah berupa unit pengolahan kotoran manusia/tinja dilakukan dengan
menggunakan sistem setempat atau system terpusat agar tidak
mencemari daerah tangkapan air/resapan air baku. Proyeksi cakupan
layanan air limbah domestik di Kecamatan Srono tahun 2019 untuk
tangki septik individual adalah 24.458,46 KK; cubluk adalah 1.441,47
KK; dan BABs (buang air besar sembarangan) adalah 7.562,74 KK.
Kedepan sanitasi untuk rumah tangga di Perkotaan Srono dapat
dikembangkan Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) untuk pengelolaan

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-55
air buangan rumah tangga. Sistem pembuangan air limbah setempat
diperuntukkan bagi orang perseorangan/rumah tangga. Sedangkan
Sistem pembuangan air limbah terpusat diperuntukkan bagi kawasan
padat penduduk dengan memperhatikan kondisi daya dukung lahan
dan SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum) serta mempertimbangkan
kondisi sosial ekonomi masyarakat. Saat ini jika kita lihat bahwa
proyeksi cakupan layanan air minum tahun 2019 sebesar 66%.
3. Jaringan Transportasi dan Angkutan Umum
Jaringan transportasi dan angkutan umum terkait dengan prasarana
pergerakan, diantaranya jaringan jalan, pedestrian maupun pelayanan
angkutan umum. Jaringan transportasi dan angkutan umum ini sebagai
penunjang kebutuhan masyarakat seperti kegiatan ekonomi, kegiatan
pergudangan maupun industri. Di perkotaan Srono tepatnya di depan
pasar Srono dekat lampu merah tempat pemberhentian bus tidak
adanya penanda tersedianya halte bagi penumpang sehingga
masyarakat memanfaatkan pedestrian sebagai halte. Di sepanjang jalan
depan pasar Srono parkir kendaraan yang ada juga masih
menggunakan badan jalan. Selain itu perkembangan kegiatan
pergudangan sangat tinggi terutama pada ruas jalan kolektor primer
menuju Banyuwangi bagian selatan, kondisi ini tentu akan
menimbulkan meningkatnya polusi udara dan kebisingan yang
disebabkan oleh tingginya arus lalu lintas yang melewati.
4. Drainase
Secara fisik kondisi geografis perkotaan Srono memiliki 2 perubahan
musim setiap tahunnya yaitu musim penghujan dan musim kemarau.
Selain itu karakteristik wilayah ditinjau berdasarkan kondisi fisik dasar
yang meliputi ketinggian dan kelerengan, kondisi hidrologi, kondisi
geologi, kondisi jenis tanah, dan curah hujan. Perkotaan Srono
termasuk kategori wilayah datar sehingga rentan dengan resiko
kebencanaan seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, kebakaran
dan sebagainya. Daerah rawan kebakaran biasa terjadi pada fasilitas

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-56
perdagangan jasa (pasar) dan permukiman padat. Daerah rawan
genangan akibat sistem drainase yang tidak berjalan dengan baik dan
ini menyebabkan banjir. Pada umumnya banjir disebabkan oleh curah
hujan yang tinggi di atas normal, sehingga sistem pengaliran air yang
terdiri dari sungai dan anak sungai alamiah serta sistem saluran
drainase dan kanal penampung banjir buatan yang ada tidak mampu
menampung akumulasi air hujan, sehingga meluap.
5. Sumber Daya Air
Kecamatan Srono dilintasi oleh sungai Bomo, sungai Mengarang, sungai
Komis, sungai Klampok, sungai Dadapan, sungai Penawar, sungai Suko,
sungai Srono, sungai Awat, sungai Kepisah. Selain potensi hidrologi
berupa sungai, juga diidentifikasi lokasi-lokasi daerah tangkapan air
yang biasanya terletak dekat dengan daerah aliran sungai. Baik sungai
maupun catchment area merupakan daerah tangkapan air terutama
pada saat hujan, atau dengan kata lain merupakan daerah aliran air.
Sehingga terkait dengan pengembangan kawasan perkotaan, maka
potensi hidrologi tersebut, merupakan kawasan yang harus
dikonservasi agar fungsi ekologisnya tetap terjaga. Sungai ini seperti
pada umumnya di kota-kota di Indonesia berfungsi sebagai saluran
pembuangan yang mengalir di tengah Kota dan keberadaannya
dilindungi sebagai sumber mata air.
6. Alih Fungsi Lahan
Salah satu kegiatan perubahan fungsi lahan dari lahan tidak terbangun
menjadi lahan terbagun adalah beberapa bangunan yang terdapat di
area bantaran Sungai. Sungai merupakan salah satu sumber mata air
permukaan, dan keberadaannya harus dijaga kelestariannya, sehingga
jika di bantaran Sungai terdapat bangunan maka yang terjadi dapat
mempengaruhi kondisi Sungai baik secara fisik maupun non fisik dan
juga system ekosistem sungai lainnya.

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-57
7. Ruang Terbuka Hijau
Pengembangan ruang terbuka hijau diatur dalam undang-undang No
26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Proporsi ruang terbuka hijau
pada wilayah kota 30 % dari luas wilayah kota, yang terbagi dalam dua
bagian, yaitu 20% ruang terbuka hijau public dan 10% ruang terbuka
hijau privat. Kriteria umum untuk menciptakan ruang terbuka hijau
harus sesuai dengan jenis dan peruntukannya dan disesuaikan dengan
fungsi vegetasinya. Untuk kawasan hijau rekreasi kota dan kawasan
hijau kegiatan olahraga 40-60% dari luas areal harus dihijaukan.

LAPORAN AKHIR - Penyusunan KLHS Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Srono Di Kabupaten Banyuwangi II-58

Anda mungkin juga menyukai