Anda di halaman 1dari 26

E.1.

METODOLOGI
E.1 PENDEKATAN TEKNIS DAN METODOLOGI
Metodologi adalah cara-cara yang akan diterapkan dalam melaksanakan seluruh pekerjaan. Perumusan
metodologi ini bertujuan agar pekerjaan dapat dilaksanakan secara sistematis sesuai dengan karakteristik
pekerjaan, sehingga tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dapat tercapai secara utuh sesuai dengan
harapan. Metodologi ini disusun berdasarkan permasalahan yang kemungkinan akan dihadapi & disesuaikan
acuan yang ada pada pekerjaan ini.

E.1.1 PENDEKATAN UMUM


Pendekatan umum yang digunakan konsultan dalam melaksanakan kegiatan Integrasi Satu Peta
Database Pendidikan dan Kesehatan Berbasis GIS/SIG ini didasarkan pada pemahaman akan lingkup pekerjaan
yang ditangani, pemahaman terhadap permasalahan yang kemungkinan akan dihadapi dan pemahaman akan
pentingnya jenis dan kualifikasi tenaga ahli yang akan melaksanakan pekerjaan ini sehingga tujuan dan sasaran
dari dilaksanakannya pekerjaan dapat tercapai.

E.1.2 PENDEKATAN TEKNIS


Dari seluruh Dasar Hukum yang dituangkan dalam KAK, terdapat 4 literatur yang terkait langsung
dengan materi penyusunan database yang terdiri dari:
1. Undang-Undang No.4 tahun 2011 tentang Informasi Geospasial
2. Undang-Undang No.23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
3. Permendiknas No.24 tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana Untuk Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS),
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).
4. Permenkes No.75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

USULAN TEKNIS E.1. - 1


Integrasi Satu Peta Database Pendidikan dan Kesehatan Berbasis GIS/SIG
E.2 METODE PEKERJAAN INTEGRASI SATU PETA DATABASE PENDIDIKAN DAN KESEHATAN
BERBASIS GIS/SIG
Metode pengerjaan kegiatan Integrasi Satu Peta Database Pendidikan dan Kesehatan Berbasis
GIS/SIG ini menyangkut kebutuhan data dan informasi dalam prngumpulan data, inventarisasi data eksisting,
analisis dan pengolahan data, integrasi dan sinkronisasi sistem, serta finalisasi integrasi sistem dan database.

E.2.1 METODE PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA


Metode pengumpulan data ini terkait proses untuk pemenuhan kebutuhan data primer dan data
sekunder guna mempermudah Kegiatan Penyusunan Database Penataan Penguasaan/Kepemilikan
Penggunaan Tanah di Kabupaten Probolinggo, meliputi
1) Persiapan :
a. Perizinan dan Koordinasi dengan pihak terkait
b. Persiapan peralatan survei dan surat tugas
c. Penyiapan personil dalam tim kerja (tenaga ahli dan tenaga pendukung sesuai dengan tata
laksana personil), penyiapan administrasi, studi literatur sebagai awal atau referensi untuk
pelaksanaan kegiatan.
2) Menyiapkan laporan pendahuluan, yang memuat:
a. Gambaran umum lokasi kegiatan
b. Review database eksisting GIS Pendidikan dan Kesehatan sebagai awal/referensi untuk
pelaksanaan pekerjaan.
c. Metode dan Rencana kerja
 Metode pengumpulan data/survey lapangan dan analisis
 Tahapan Kegiatan
 Metode analisis dan pengolahan data
 Integrasi dan Sinkronisasi sistem
 Jadwal penugasan personil dan tim kerja (tenaga ahli dan tenaga pendukung) sesuai tata
laksana personil.
3) Pengumpulan Data Primer dan Sekunder
a. Data eksisting GIS Pendidikan dan Kesehatan
b. Data dasar dan penunjang Pendidikan dan Kesehatan
c. Sebaran Lokasi Pendidikan dan Kesehatan
d. Data Kondisi Masing-masing Fasilitas Pendidikan dan Kesehatan
e. Titik Koordinat Lokasi masing-masing Pendidikan dan Fasilitas Kesehatan
f. Foto/Gambar Lokasi Pendidikan dan Fasilitas Kesehatan serta kondisi kerusakan
4) Pengolahan Data
Pengolahan data dimaksud terdiri dari:

USULAN TEKNIS E.1. - 2


Integrasi Satu Peta Database Pendidikan dan Kesehatan Berbasis GIS/SIG
a. Pengolahan data tekstual
a) Pengolahan data tekstual adalah melakukan penyusunan hasil survei lapangan dan data
pendukung lainnya baik hasil pengumpulan data awal maupun dokumen pendukung yang
diperoleh pada saat dilapangan. Data tekstual disusun sebagaimana yang telah tertuang
didalam KAK.
b) Integrasi data eksisting dan hasil survei lapangan dalam sistem
c) Penyusunan pelaporan dalam bentuk buku/dokumen
b. Pengolahan data spasial
Pengolahan data spasial meliputi:
a) Penyiapan basemap/peta dasar pendidikan dan fasilitas kesehatan
b) Penyusunan struktur data spasial pendidikan dan fasilitas kesehatan
c) Digitizing data objek Pendidikan dan Fasilitas Kesehatan
d) Input data eksisting dan hasil survei lapangan
e) Integrasi dan sinkronisasi sistem dalam database

E.2.2 METODE PENDEKATAN PENGOLAHAN DATABASE


1) Sistem Informasi Geografis
Sistem informasi dipahami sebagai suatu sistem terintegrasi yang mampu menyediakan informasi yang
bermanfaat bagi penggunanya. Selain itu, sistem informasi juga dipahami sebagai sebuah sistem
terintegrasi atau sistem manusia-mesin, untuk menyediakan informasi untuk mendukung operasi,
manajemen dalam suatu organisasi. Dalam pengoperasiannya, sistem informasi yang dibangun ini
memanfaatkan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, prosedur manual, dan model
manajemen dan basis data.
Dalam konteks penataan ruang, sistem informasi yang dimaksud dapat pula dipahami sebagai Sistem
Informasi Geografis (SIG). Hal ini dikarenakan penataan ruang wilayah adalah suatu bentuk aplikasi
utama dari Sistem Informasi Geografis (SIG). Sistem Informasi Geografis adalah sistem yang
berbasiskan komputer yang digunakan untuk mengambil, mengumpulkan, memeriksa, menggabungkan,
memanipulasi, dan menampilkan data menggunakan peta yang telah terdigitasi (Turban, 2005). Melalui
sistem informasi geografis, data bereferensi geografis atau data geospatial dapat disimpan, dipanggil
kembali, diolah, dan dianalisis, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan
pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan
pelayanan umum lainnya (Murai, 1999).
Sistem Informasi Geografis juga menungkinkan suatu data untuk ditampilkan dengan orientasi geografis
atau di dalam muka bumi melalui media peta. Berikut ini adalah komponen-komponen Sistem Informasi
Geografis.

USULAN TEKNIS E.1. - 3


Integrasi Satu Peta Database Pendidikan dan Kesehatan Berbasis GIS/SIG
Gambar E.1. 1 Skema komponen Sistem Informasi Geografis (Basofi,2010)

Secara teoritis, komponen Sistem Informasi Geografis terdiri atas 5 komponen, sebagai berikut.
 Perangkat keras
Pada saat ini SIG tersedia untuk berbagai platform perangkat keras. Ada PC, workstations, dan
lain-lain. Pada SIG membutuhkan komponen perangkat keras, yaitu perangkat secara kasat mata
yang digunakan untuk memanipulasi dan mengolah data yang dilengkapi dengan koneksi internet.
Perangkat Keras Pendukung Sistem SIG, meliputi:
- Peralatan untuk Pemasukan Data (Input), contohnya Keyboard
- Peralatan untuk Pemprosesan Data (Process), contohnya RAM
- Peralatan untuk Penyajian Hasil (Output), contohnya printer
- Peralatan untuk Penyimpanan (Storage), contohnya HDD

USULAN TEKNIS E.1. - 4


Integrasi Satu Peta Database Pendidikan dan Kesehatan Berbasis GIS/SIG
 Perangkat Lunak
SIG juga mengandung perangkat lunak yang tersusun secara modular. Basis data memegang
peranan penting pada SIG. Syarat yang harus dimiliki perangkat lunak SIG, yaitu harus memiliki
DMBS, memiliki fasilitas manipulasi data geografi, fasilitas query, dan lain-lain. Beberapa contoh
software GIS adalah ArcView, MapInfo, ArcInfo untuk SIG, CAD system untuk entry graphic data
dan ERDAS serta ER-MAP untuk proses remote sensing data.
 Data
Data merupakan sesuatu yang memegang peranan pada SIG. Data harus benar-benar valid dan
akurat. Dengan bantuan perangkat lunak, data akan diolah untuk mendapat informasi yang
bermanfaat. Contohnya, data spasial dan data non-spasial. Sumber data bisa berasal dari data
lapangan, statistik, dan peta.
 Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia adalah yang mengelola SIG. Tanpa SDM, SIG tidak bisa digunakan.
Pengguna dan Pengembang SIG harus bekerjasama untuk mendapatkan teknologi SIG yang
handal.
 Metode
Tiap permasalahan menggunakan metode yang tidak sama untuk memecahkan masalah tersebut,
begitu pula dengan SIG. Pada pemrosesan data, SIG harus menggunakan metode sesuai dengan
permasalahan. Contohnya, Layering method.
Kelima komponen penyusun SIG tersebut saling berhubungan dan berkaitan satu sama lain untuk
menciptakan teknologi SIG yang handal sesuai kebutuhan sehingga menghasilkan informasi yang
bermanfaat dan bermakna.
Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan bagian dari kemajuan teknologi informasi (information
technology). Sebagai teknologi berbasis komputer, SIG harus diperhitungkan bagi mereka yang
berkecimpung dalam berbagai bidang pekerjaan seperti perencanaan, inventarisasi, monitoring,
dan pengambilan keputusan. Bidang aplikasi SIG yang demikian luas, dari urusan militer sampai
pada persoalan bagaimana mencari jalur terpendek untuk peng-antaran barang/delivery system,
menghendaki penanganan pekerjaan yang dilakukan secara terpadu (integrated) dan multi-disiplin. Para
perencana wilayah umumnya memanfaatkan dua kemampuan utama SIG, yaitu:
- Pengelolalan informasi keruangan (spatial information), serta
- Analisis dan pemodelan yang berorientasi keruangan (spatial analysis and modelling).
Dengan kemajuan teknologi yang memungkinkan pemanfaatan SIG secara lebih mudah (user friendly),
penggunaannya dalam penataan ruang semakin mengarah pada pengembangan sistem untuk
menunjang pengambilan keputusan (Decision Support System). Dalam konteks penataan ruang kota,
SIG hanyalah salah satu bagian dari sistem informasi yang umumnya digunakan dalam kegiatan ini.
Seperti layaknya sistem informasi lainya, 2 kemampuan yang minimal harus dimiliki adalah kemampuan

USULAN TEKNIS E.1. - 5


Integrasi Satu Peta Database Pendidikan dan Kesehatan Berbasis GIS/SIG
dalam mengelola basis data serta kemampuan dalam mendukung proses pengambilan keputusan
melalui serangkain analisis atupaun pemodelan. SIG memiliki kemampuan yang memadai untuk
melakukan kedua hal tersebut diatas. SIG yang dikembangkan untuk orientasi pengelolaan basis data
akan memudahkan perencana kota dalam memperoleh dukungan memadai akan informasi keruangan
(retrival), melakukan query, dan) pembuatan peta digital (mapping). Keunggulan SIG yang ditonjolkan
dalam hal ini adalah kemampuannya dalam mengintegrasikan data keruangan dengan data tekstualnya.

Gambar E.1.1 Integrasi Data Spatial dan Non-Spatial

Dalam kaitannya dengan pengembangan SIG sebagai alat (Toolbox) analisis dan pemodelan keruangan
(spatial analysis and modelling), para perencana kota akan mendapatkan kemudahan dalam melakukan
analisis keruangan dengan memanfaatkan fasilitas geoprocessing analysis, pengukuran konektivitas,
dan dan pembuatan buffer. Salah satu fungsi terpenting dari fasilitas geoprocessing analisis dalam
kegiatan penataan ruang adalah melakukan tumpang tindih peta (Map Overlay). Hal ini disebabkan oleh
tradisisi kuat yag melekat dalam proses penataan ruang berupa kegiatan tumpang tindih peta (map
overlay) sebagai salah satu analisis untuk menetukan kesesuaian lahan (land suitability) sebagai salah
satu komponen utama penataan ruang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam konteks
penataan ruang, manajemen basis data, visualisasi, analisis spatial dan pemodelan spatial merupakan
area utama dari pemanfaatan SIG untuk menunjang kegiatan ini (Levine dan Landis 1989).

USULAN TEKNIS E.1. - 6


Integrasi Satu Peta Database Pendidikan dan Kesehatan Berbasis GIS/SIG
Spatial Query &
Mapping Urban
GIS
Planning
Geo-processing
function

data

Non GIS Spatial Analysis


Database/data &
Modelling
data

Gambar E.1. 2 Peran SIG dalam Pendataan Spasial

Perbedaan fungsi, skala, tahapan dan sektor dalam rekomendasi teknis akan membawa implikasi
terhadap bentuk dan bobot kontribusi SIG dalam kegiatan tersebut. Kemampuan SIG dalam
pengelolaan basis data, visualisasi objek dan analisis keruangan akan lebih dibutuhkan pada aktivitas
perencanaan yang relatif rutin sepeti administrasi umum dan pengendalian pembangunan. Sedangkan
pemodelan keruangan lebih dibutuhkan pada kegiatan perencanaan strategis.
Beberapa keuntungan yang bisa dimanfaatkan dari pemanfaatan SIG lain sebagai berikut (Royal Town
Planning Institute 1992):
 Peningkatan aspek pemetaan seperti: akses yang lebih baik, kekinian data, pengurangan ruang
penyimpanan peta, dan lain sebagainya;
 Efisiensi dalam pengambilan informasi;
 Peningkatan kecepatan dan keakuratan analisis;
 Meningkatan komunikasi yang lebih baik dengan masyarakat umum; dan
 Memudahkan proses pembuatan simulasi terutama untuk skenario “what if”.

Adapun beberapa manfaat penerapan SIG dalam menunjang penataan ruang diantaranya adalah:
1. Meningkatkan pengintegrasian organisasi
Banyak organisasi yang sudah mengimplementasi SIG menemukan kenyataan, bahwa keuntungan
utama yang mereka dapatkan adalah peningkatan kinerja manajemen terhadap organisasi maupun
pengelolaan sumberdayanya. Hal itu terjadi karena SIG memiliki kemampuan untuk
menghubungkan berbagai perangkat data secara bersamaan berdasarkan geografis, memfasilitasi
informasi-informasi yang terjadi antar bagian, untuk saling termanfaatkan dan dikomunikasikan.
Dengan membuat sebuah database yang bisa dimanfaatkan bersama, maka sebuah bagian akan
memperoleh keuntungan dari hasil kerja dari bagian lain, di mana akan berlaku ketentuan, bahwa
data cukup sekali dikoleksi, tetapi bisa dimanfaatkan berkali-kali.

USULAN TEKNIS E.1. - 7


Integrasi Satu Peta Database Pendidikan dan Kesehatan Berbasis GIS/SIG
2. Membuat keputusan-keputusan lebih sempurna
GIS bukan sebuah sistem yang mampu membuat keputusan secara otomatis. SIG hanya sebuah
sarana untuk pengambilan data, menganalisanya, dari kumpulan data berbasis pemetaan untuk
mendukung proses pengambilan keputusan. Teknologi SIG banyak digunakan untuk membantu
berbagai kegiatan pekerjaan seperti penyajian informasi pada saat pembuatan perencanaan,
membantu memecahkan masalah yang berkaitan dengan kekacauan teritorial. SIG juga bisa
digunakan untuk membantu meraih keputusan mengenai lokasi perumahan baru yang memiliki
sesedikit mungkin pengaruh lingkungan, berada di lokasi yang memiliki resiko paling sedikit, dan
berada dekat dengan pusat kegiatan kependudukan. Informasi bisa disajikan secara ringkas dan
jelas berupa gambar peta, yang dilampiri dengan laporan, memungkinkan para pemgambil
keputusan untuk memusatkan perhatiannya pada masalah-masalah nyata dibanding dengan upaya
memahami data. Karena produk SIG bisa dibuat secepatnya, dengan berbagai skenario, untuk
kemudian dievaluasi secara efektif dan efisien.

2) Sumber Data Spasial


Dalam sistem informasi geografis ,pengumpulan data spasial untuk SIG dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis,antara lain :
 Survey Terestris; Data topografi berskala besar apat diperoleh melalui survey terestris.
 Survey Fotogrametri; dari foto udara koordinat-koordinat obyek dapat ditentukan secara analog
atau stereoplotter digital, dan dapat diimpor secara langsung ke system informasi.
 Data Satelit; Satelit yang telah dibuat mempunyai sejumlah scanner disertai sensor yang sensitive
terhadap pancaran radiasi atau refleksi dari permukaan bumi.
 Data GPS; sekumpulan data satelit yang spesifikdapat diperoleh dengan Global Positioning System
(GPS) dengan bais 24 satelit yang mampu memberikan posisi titik secara tiga dimensi dengan
ketelitian hingga bberapa centimeter.
 Digitasi dan Scanning peta-peta analog; digitasi manual mengacu pada registrasi kursor dari
serangkaian titik disepanjang agaris dip eta, melalui gerakan koordinat dari serangkaian posisi
kursor tersebut selanjutnya direkam secara digital.
 Menggunakan file-file batas yang ada; file batas yang sudah tersedia dapat dimanfaatkan.
 File statistic sosial ekonomi; memvisualisasikan data (sensus) social ekonomi disajikan dalam peta.
 File data geo-fisik; file geo-fisik sebagai sebagai peta dasar.
 File data lingkungan; koleksi data lingkungan dapat dijadikan sebagai sumber data.

3) Data Sistem Informasi Geografis (SIG)


Data SIG atau biasa disebut data geospatial dibedakan menjadi data grafis (data geometris) dan data
atribut (data tematik). Data grafis mempunyai tiga elemen, yaitu: titik (node), garis (arc) dan luasan

USULAN TEKNIS E.1. - 8


Integrasi Satu Peta Database Pendidikan dan Kesehatan Berbasis GIS/SIG
(polygon) dalam bentuk vektor ataupun raster yang mewakili geometri topologi, ukuran, bentuk, posisi
dan arah.
Pada struktur data vektor , data titik merupakan sepasang koordinat (x,y) tanpa dimensi (tidak
mempunyai panjang dan luas). Garis merupakan pasangan-pasangan koordinat yang mempunyai titik
awal dan titik akhir, disebut berdimensi satu, mempunyai panjang tetapi tidak mempunyai luas. Area
(polygon) merupakan kumpulan pasangan-pasangan koordinat dimana titik awal sama dengan titikakhir
(loop), disebut berdimensi dua, mempunyai ukuran dimensi panjang dan luas. Permukaan (surface)
merupakan suatu area dengan besaran (x,y,z) disebut berdimensi tiga, mempunyai ukuran panjang,
luas dan ketinggian.
Tujuh fenomena geografis yang dapat diwakili dalam bentuk titik, garis dan poligon/area, diantaranya
adalah data kenampakan (feature data), unit area (area unit), jaringan topologi (network topology),
catatan sampel (sampling record), data permukaan bumi (surface data), label/teks pada data (label/text
data), dan simbol data.
Cara penyajian data spasial dari fenomena geografi atau dunia nyata (real world) ke dalam komputer
dapat dilakukan dengan dua bentuk (struktur), yaitu:
1. Raster (grid-cell), data disimpan, diproses dan disajikan dengan bentuk pixel (rangkaian elemen
gambar).
2. Vektor (vector), data disimpan, diproses dan disajikan dalam rangkaian koordinat (titik, garis,
poligon dan atribut lainnya).

Gambar E.1. 3 Visualisasi Data Geospatial

USULAN TEKNIS E.1. - 9


Integrasi Satu Peta Database Pendidikan dan Kesehatan Berbasis GIS/SIG
4) Digitasi (Digitizing)
Dalam merepresentasikan fenomena geografi kedalam computer dilakukan melalui digitasi dari data
citra satelit dan pengolahan citra digital. Digitasi merupakan salah satu cara untuk mengubah data
analog menjadi data digital.Sedangkan pengolahan citra digital adalah kegiatan pengolahan data citra
dilakukan secara automatic seluruh pemrosesan data citra oleh komputer. Integrasi output digitasi
secara manual akan diintegrasikan dengan output dari pengolahan citra secara digital untuk
mendapatkan data spasial yang presisi dan mendekati dunia nyata. Visualisasi alur integrasi sebagai
berikut.

Gambar E.1. 4 Alur Integrasi Data Geospasial

5) Pembangunan Basis Data


A. Perancangan Basis Data
Basis data merupakan komponen terpenting di dalam Sistem. Langkah awal yang dilakukan dalam
pengembangan sistem selalu didominasi oleh pengembangan basis datanya. Tahap pengembangan
basis data ini paling banyak menghabiskan sumberdaya biaya, personil dan waktu. Dari segi waktu yang
diperlukan untuk pengembangannya juga paling banyak (time consuming). Perancangan basis data ini
dilakukan dengan tujuan-tujuan untuk :
 Memenuhi semua requirements yang berkaitan dengan isi atau content data yang diperlukan;
 Memberikan representasi struktur data (basisdata) yang efektif, efisien dan mudah dimengerti;
baik oleh perancang maupun pengguna
 Mendukung setiap requirements yang erat kaitannya dengan pemrosesan data beserta tujuan-
tujuan kualitas unjuk kerja atau kinerja sistem (efektifitas, efisiensi dan kecepatan : waktu respon,
waktu pemrosesan, ruang penyimpanan, dsb.)
Perancangan yang baik akan menghasilkan basisdata yang mampu melayani kebutuhan-kebutuhan
aplikasinya dengan baik. Semua query yang diajukan (dan sesuai dengan relasi yang dimiliki oleh

USULAN TEKNIS E.1. - 10


Integrasi Satu Peta Database Pendidikan dan Kesehatan Berbasis GIS/SIG
basisdatanya) oleh aplikasi dapat dipenuhi dengan cara yang efisien. Selain itu perancangan yang baik
juga dapat mengantisipasi perubahan-perubahan (updating) atau penambahan informasi-informasi baru
di masa yang akan datang. Updating dan penambahan data atau informasi baru tidak menyebabkan
perubahan struktural basisdata secara mendasar.
Berikut ini akan dikemukakan tahapan-tahapan perancangan basis data dari sistem web yang akan
dikembangkan:
1. Tahap Eksternal
Pada tahap ini dilakukan identifikasi kebutuhan-kebutuhan pengguna (user needs) atau
requirements yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan dan sasaran pengembangan basisdata.
Diharapkan identifikasi requirements ini dapat selesai pada tahap eksternal ini, walaupun di dalam
perancangan masih memungkinkan untuk dapat dilakukan proses-proses yang bersifat iteratif.
Cara yang umum digunakan adalah survey, studi literatur, wawancara, dll. Survey dilakukan untuk
mendapat informasi mengenai segala aspek enterprise, entity, proses yang pernah dikembangkan
sebelumnya. Sementara studi literatur juga diperlukan dengan tujuan menggali bumber-sumber
yang berasal dari pusataka, seperti report (laporan), jurnal, text book, dll. Pada tahap ini semua
data dan informasi diharapkan akan didapat dari kasus-kasus atau masalah sejenis yang pernah
ada, selain itu diharapkan akan didapat informasi standar-standar yang relevan dengan aspek-
aspek entity, constrain (batasan-batasan) dan business process yang ada.
Data, informasi dan requirements yang terkumpul pada tahap eksternal, kemudian dicatat,
diinventarisasikan, diklarifikasikan, dievaluasi dan disusun untuk kemudahan pencarian dan
pengelolaan selanjutnya.
2. Tahap Konseptual
Pada tahap konseptual, dibuat model konseptual yang merepresentasikan realworld sebaik
mungkin. Dengan model ini, aplikasi-aplikasi basisdata dapat dimodelkan tanpa harus tergantung
pada model data tertentu. Model konseptual menyediakan mekanisme yang memungkinkan
perubahan-perubahan struktur basisdata dari waktu-ke-waktu sejalan dengan perubahan-
perubahan lingkungan yang sedang dimodelkan, kebutuhan pengguna dan requirements yang
aktual.
Salah satu model yang sering digunakan adalah entity-relationship (ER). Model ini merupakan alat
untuk menganalisa unsur-unsur semantik dari suatu aplikasi yang tidak tergantung kepada
peristiwa-peristiwa yang terjadi. Pendekatan ini mencakup:
 Notasi-notasi grafis yang menggambarkan entities
 Atribut-atribut entity beserta relasi-relasinya
Setelah semua entity teridentifikasi atribut-atributnya kemudian diidentifikasi dan ditentukan mana
yang relevan dan mana yang tidak. Setelah dievaluasi atribut-atribut ini dapat dibedakan dalam
beberapa kelompok :
 Key

USULAN TEKNIS E.1. - 11


Integrasi Satu Peta Database Pendidikan dan Kesehatan Berbasis GIS/SIG
 Single-valued, memiliki nilai tunggal sebagai isinya
 Multi-valued, tidak memiliki nilai tunggal / majemuk, artinya atribut ini masih dapat dibagi lagi
menjadi atribut-atribut lain yang lebih sederhana.
 Derived, merupakan atribut yang pada dasarnya dapat dihasilkan, dibuat, dihitung atau
dimanipulasi dari atribut-atribut lainnya.
 Composite, atau disebut juga atribut gabungan, adalah atribut yang sebenarnya masih dapat
dibagi lagi menjadi beberapa atribut single valued yang setara.
Setelah mengidentifikasi semua atribut yang diperlukan oleh setiap entity, kemudian ditentukan
relasi-relasi yang terdapat diantara entities tersebut. Relasi adalah hubungan keterkaitan antara
suatu entity dengan entity lainnya. Sebagai hasil dari tahap konseptual adalah diagram ER (Entity
relationship), sebagai alat representasi model konseptual.
3. Tahap Internal
 Konversi Model ER ke Basisdata Relasional
Langkah pertama pada tahap internal ini adalah mengkonversikan model ER (sebagai salah
satu bentuk utama representasi model konsetual) ke dalam bentuk Basisdata Relasional.
Basisdata relasional merupakan kumpulan relasi. Selain itu basisdata relasional juga dapat
dianggap sebagai kumpulan tabel-tabel yang terkait satu sama lainnya, dimana tabel juga
merepresentasikan relasi.
Setiap tabel memiliki bentuk (struktur) tertentu. Sementara atributnya dapat dianggap sebagai
kolom (field). Setiap entity pada model ER dikonversikan sebagai sebuah tabel basisdata
relasional. Dan setiap relasi banyak-ke-banyak antara entity juga akan menghasilkan sebuah
tabel baru yaitu tabel intersection. Setelah dibuat, setiap tabel harus diberi nama yang bersifat
deskriptif.
 Menentukan Primary Key
Tabel-tabel di dalam basisdata relasional digunakan untuk merepresentasikan real world.
Setiap tabel relasional harus merepresentasikan satu hal atau tema saja dan terbentuk dari
baris dan kolom. Selain itu model data relasional juga mengharuskan data pada setiap
barisnya bersifat unik, maka untuk menjamin keunikan setiap baris (record) data tabel ini,
perlu ditentukan Primary Key dari atribut key yang dimiliki oleh setiap entity pada model ER,
tetapi tidak boleh bernilai kosong (null value) dan harus bersifat unit.
 Menentukan Foreign Key
Tabel-tabel yang telah memiliki primary key masih belum lengkap dan tidak menyatakan
relasi-relasi lojik yang terdapat diantara tabel-tabelnya. Untuk itu perlu dilengkapi dan
ditentukan foreign key sebagai penghubung antar tabel.
 Normalisasi

USULAN TEKNIS E.1. - 12


Integrasi Satu Peta Database Pendidikan dan Kesehatan Berbasis GIS/SIG
Tabel-tabel hasil konversi dari model ER ke basisdata relasional belum teruhi secara lojik,
dengan demikian efektifitas, efisiensi dan logika keterhubungn antara tabel-tabel relasional
juga belum teruji. Karena itu perlu dilakukan normalisasi secara bertahap. Normalisasi
mensyaratkan bahwa semua atribut yang terlibat harus bersifat atomik, artinya setiap atribut
harus tidak dapat dibagi lagi menjadi atribut-atribut yang lebih kecil.
 Implementasi Tabel Basis data
Setelah perancangan lojik selesai, maka perancangan fisik dapat dilakukan, yang pada
dasarnya merupakan pekerjaan pengimplementasian hasil rancangan basisdata lojik kedalam
salah satu perangkat lunak DBMS relasional yang dipilih. Kemudian langkah selanjutnya
adalah membuat basisdata itu sendiri dengan menggunakan DBMS terpilih.
 Implementasi Relasi Antar Tabel Basis data
Setelah semua tabel diimplementasikan kedalam tabel-tabel fisik dengan menggunakan
DBMS terpilih, setiap relasi antar tabelnya juga segera diimplementasikan dengan
menghubungkan setiap primary key setiap tabel dengan setiap foreign key-nya yang terletak
didalam tabel-tabel lain pada basisdata yang bersangkutan. Hasil pendefinisian relasi-relasi
secara fisik diantara tabel-tabel basisdata ini juga akan memberikan representasi grafis yang
dapat menguji relasi-relasi yang terdapat di dalam diagram ER model konseptualnya.
B. Pendekatan Desain Struktural Database SIG
Model database Web GIS menggambarkan bentuk atau format dan kegunaan data spasial dalam suatu
susunan database. Karenanya, perangkat lunak (software) yang digunakan harus mendukung
kemampuan penyiapan data, pengelolaan dan manipulasi data serta mendefinisikan data spasial
dengan koordinat dan terkait dengan atributnya. Untuk menyusun desain struktural database, perlu
dilakukan evaluasi potensi data, yaitu melalui pendekatan berikut:
1) Dokumentasi Metadata
Metadata dapat diartikan sebagai keterangan suatu data. Dokumentasinya terkait dengan
pengembangan file metadata dari setiap data yang tersedia.oleh karenanya, evaluasi terhadap data
untuk mendokumentasikan metadata yang lengkap perlu dilakukan. Evaluasi data dilakukan
dengan memperhatikan aspek-aspek yang menyangkut:
a) Kesesuaian skala
b) Proyeksi dan sistem koordinat
c) Ketersediaan titik kontrol
d) Cakupan wilayah
e) Kelengkapan dan konsistensi data
f) Simbol entitas
o kualitas garis dan simbolnya
o kualitas visual data hasil digitasi

USULAN TEKNIS E.1. - 13


Integrasi Satu Peta Database Pendidikan dan Kesehatan Berbasis GIS/SIG
o kualitas kertas peta sumber data cetak
o waktu proses digitasi dan konversi data
o kesesuaian antar lembar peta
o ketersediaan data unik pada obyek peta, serta
o ketelitian nama dan posisi atribut
2) Standar Isi untuk Metadata Data Spasial Digital.
Standar ini menetapkan isi informasi metadata untuk suatu set data geospasial digital. Tujuan
standar ini adalah untuk memberikan terminologi dan definisi yang sama untuk konsep-konsep
yang berhubungan dengan metadata-metadata ini. Metadata adalah data tentang isi, kualitas,
kondisi, dan karakteristik-karakteristik lain dari data.
Tujuan dari standar ini adalah untuk memberikan suatu set terminologi dan definisi untuk
dokumentasi data geospasial digital. Standar memberikan nama-nama elemen-elemen dan
compound elements (kelompok elemen-elemen data) yang digunakan untuk tujuan-tujuan ini,
definisi-definisi compound elements ini dan elemen-elemen data, dan informasi mengenai nilai-nilai
yang diberikan untuk elemen-elemen data.
3) Kegunaan-kegunaan utama metadata adalah:
 Untuk memelihara investasi internal pada data geospasial dari sebuah organisasi.
 Untuk memberikan informasi mengenai kepemilikan data sebuah organisasi ke katalog-
katalog data, clearinghouse, dan brokerage.
 Untuk menyediakan informasi yang diperlukan untuk pemrosesan dan interpretasi data yang
diterima melalui transfer dari dari sumber eksternal.
4) Informasi yang tercakup dalam standar dipilih berdasarkan empat peran yang dimiliki oleh metadata
:
 Ketersediaan - data diperlukan untuk menetapkan set-set data yang ada untuk suatu lokasi
geografis.
 Kesesuaian untuk penggunaan - data perlu untuk menetapkan apakah suatu set data
memenuhi spesifikasi yang diperlukan.
 Akses - data diperlukan untuk mendapatkan suatu set data yang teridentifikasi.
 Transfer - data diperlukan untuk memproses dan menggunakan suatu set data.
Peran-peran ini membentuk suatu rangkaian dimana seorang pengguna dapat menelusuri
piramida pilihan untuk menentukan data apa yang tersedia, mengevaluasi kesesuaian data untuk
penggunaan, mengakses data, dan untuk mentransfer dan memproses data. Urutan pasti dimana
elemen-elemen data dieveluasi, dan signifikansi relatif elemen-elemen data, tidak akan sama
untuk semua pengguna.
5) Kriteria tambahan evaluasi sumber potensi data

USULAN TEKNIS E.1. - 14


Integrasi Satu Peta Database Pendidikan dan Kesehatan Berbasis GIS/SIG
Beberapa kriteria tambahan selama proses dokumentasi metadata perlu pula diperhatikan,
diantaranya:
 Keberlanjutan atas ketersediaan data
 Kecocokan data dengan aplikasi yang akan dikembangkan
 Kualitas spasial dan data atribut yang memadai untuk aplikasi yang akan dikembangkan,
serta
 Kesesuaian harga dengan kualitas informasi data
C. Pengembangan Fungsi Analisis Untuk Aplikasi Sistem Berbasis SIG
SIG merupakan sistem komputer yang sangat powerful baik dalam menangani masalah basisdata
spasial maupun basisdata non spasial (atribut). Sistem ini merelasikan lokasi geografi dengan informas-
informasi deskripsinya, sehingga dapat menghasilkan suatu peta baik digital maupun analog dan
menganalisa informasinya dengan berbagai cara.
Fungsi analisis yang akan di-implementasikan pada aplikasi SIG ini sangat membutuhkan dukungan
ketersediaan dan implementasi berbagai aspek pembentuknya seperti telah disebutkan pada bab
sebelumnya, yaitu: Aspek Kelembagaan, Aspek SDM, Aspek Basisdata, Aspek Pengolahan Peta,
Aspek Penyediaan Perangkat Keras & Lunak.
Dengan demikian fungsi analisis pada aplikasi SIG ini akan mempertimbangkan potensi dan kendala
yang ada dari aspek-aspek tersebut diatas. Secara umum terdapat dua jenis fungsi analisis, fungsi
analisis spasial dan fungsi analisis data atribut.

E.3 PROGRAM KERJA


Jangka waktu penyelesaian kegiatan adalah 90 (sembilan puluh hari) hari kalender / 3 (tiga) bulan sejak
dikeluarkan SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja).

E.3.1 TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN


proses pelaksanaan kegiatan Integrasi Satu Peta Database Pendidikan dan Kesehatan Berbasis
GIS/SIG yaitu:
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan ini meliputi:
 Persiapan administrasi dan orientasi lapangan
 Mobilisasi personil dan alat survei
 Pengumpulan data literatur terkait
 Pengumpulan data awal
 Perumusan pendekatan dan metodologi
 Penjadwalan rencana kerja dan penugasan personil

USULAN TEKNIS E.1. - 15


Integrasi Satu Peta Database Pendidikan dan Kesehatan Berbasis GIS/SIG
 Persiapan survei
 Penyusunan Laporan Pendahuluan:
b. Tahap Survei Lapangan
Tahapan survei lapangan meliputi:
 Inventarisasi data spasial pendidikan dan fasilitas kesehatan
 Inventarisasi kondisi eksisting dan tingkat kerusakan Sarana dan Prasarana
 Titik Koordinat Lokasi Pendidikan dan Fasilitas Kesehatan
 Foto/Gambar Lokasi Pendidikan dan Fasilitas Kesehatan
 Kompilasi data hasil survei lapangan
c. Tahap Pengolahan Database
 Penyiapan basemap/peta dasar pendidikan dan fasilitas kesehatan
 Penyusunan struktur data spasial pendidikan dan fasilitas kesehatan
 Digitizing data objek Pendidikan dan Fasilitas Kesehatan
 Input data eksisting dan hasil survei lapangan
 Integrasi dan sinkronisasi sistem dalam database

E.3.2 PELAPORAN
Jenis laporan yang harus diserahkan kepada pejabat pembuat komitmen meliputi:
1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan berisikan gambaran umum pekerjaan dan rencana kerja Integrasi Satu
Peta Database Pendidikan dan Kesehatan Berbasis GIS/SIG, Persepsi terhadap Kerangka
Acuan Kerja (KAK), Rencana penugasan tenaga ahli, Identifikasi dan review kerangka awal
Integrasi database Pendidikan dan Kesehatan. Buku Laporan Pendahuluan diserahkan
selambat-lambatnya: 15 (Lima belas) hari sebanyak 20 (dua puluh) buku.
2. Laporan Antara
Laporan ini memuat hasil pengolahan data dan analisis data sesuai dengan metoda yang telah di
sepakati dalam laporan pendahuluan dan perkembangan Hasil Integrasi. Buku Laporan Antara
diserahkan selambat-lambatnya: 60 (enam puluh) hari kalender sebanyak 20 (dua puluh) buku.
3. Laporan Akhir
Laporan akhir dalam kegiatan ini meliputi:
1. Database informasi berbasis SID/GIS telah teritegrasi
2. Seluruh fungsi dan komponen data dapat berfungsi dengan baik
3. Available untuk editing dan updating data sendiri
4. Media informasi bersifat offline
5. Manual book/ User Guide (berisi petunjuk penggunaan sistem, input dan updating
database, dll)

USULAN TEKNIS E.1. - 16


Integrasi Satu Peta Database Pendidikan dan Kesehatan Berbasis GIS/SIG
Buku Laporan Akhir, manual book + CD diserahkan selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari,
buku Laporan Akhir sebanyak 20 (dua puluh) buku + CD

USULAN TEKNIS E.1. - 17


Integrasi Satu Peta Database Pendidikan dan Kesehatan Berbasis GIS/SIG
E.4 APRESIASI DAN INOVASI
E.4.1 GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BEKASI
E.4.1.1 Kondisi Administrasi Wilayah
Kabupaten Bekasi mempunyai letak yang strategis karena dilalui oleh jalur regional yang menjadi
perlintasan antara ibu kota propinsi dan ibu kota. Secara geografis Kabupaten Bekasi terletak antara 60 10’ 53” –
60 30’ 6” Lintang Selatan dan 1060 48’ 28” – 1070 27’ 29” Bujur Timur. Posisi tersebut menempatkan Kabupaten
Bekasi berada di sebelah barat wilayah Propinsi Jawa Barat yang memanjang dari utara ke selatan.
Wilayah Kabupaten Bekasi mempunyai luas 1273,88 Km 2, meliputi 23 Kecamatan. Secara administratif
Kabupaten Bekasi mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut:
Utara : Laut Jawa
Selatan : Kabupaten Bogor
Barat : DKI Jakarta dan Kota Bekasi
Timur : Kabupaten Karawang
Secara administratif Kabupaten Bekasi dikepalai oleh seorang Bupati. Jumlah kecamatan yang ada di
Kabupaten Bekasi sebanyak 23 kecamatan yang terdiri dari 182 desa dan 5 kelurahan. Jumlah desa/kelurahan di
setiap kecamatan berkisar antara 6 sampai 13. Kecamatan dengan jumlah desa yang paling sedikit yaitu
kecamatan Cikarang Pusat, Bojongmangu dan Muaragembong, sedangkan kecamatan yang memiliki jumlah
desa terbanyak adalah Kecamatan Pebayuran. Kecamatan terluas adalah Muaragembong (14,09 km2) atau
11,00 % dari luas kabupaten.

Tabel E.1. 1 Luas Wilayah Kabupaten Bekasi Menurut Kecamatan Tahun 2019
No Kecamatan Luas (Km2) Presentase (%)
1 Setu 62,16 4,88
2 Serang Baru 63,80 5,01
3 Cikarang Pusat 47,60 3,74
4 Cikarang Selatan 51,74 4,06
5 Cibarusah 50,39 3,96
6 Bojongmangu 60,06 4,71
7 Cikarang Timur 51,31 4,03
8 Kedungwaringin 31,53 2,48
9 Cikarang Utara 43,30 3,40
10 Karangbahagia 46,10 3,62
11 Cibitung 45,30 3,56
12 Cikarang Barat 53,69 4,21
13 Tambun Selatan 43,10 3,38
14 Tambun Utara 34,42 2,70
15 Babelan 63,60 4,99
16 Tarumajaya 54,63 4,29
17 Tambelang 37,91 2,98
18 Sukawingi 67,19 5,27
19 Sukatani 37,52 2,95
20 Sukakarya 42,40 3,33
21 Pebayuran 96,34 7,56

USULAN TEKNIS E.1. - 18


Integrasi Satu Peta Database Pendidikan dan Kesehatan Berbasis GIS/SIG
No Kecamatan Luas (Km2) Presentase (%)
22 Cabangbungin 49,70 3,90
23 Muaragembong 140,09 11,00
Kab. Bekasi 1273,88 100,00
Sumber: BPS, Kabupaten Bekasi Dalam Angka 2020

Gambar E.1. 5 Peta Administrasi Kabupaten Bekasi

USULAN TEKNIS E.1. - 19


Integrasi Satu Peta Database Pendidikan dan Kesehatan Berbasis GIS/SIG
E.4.1.2 Kondisi Fisik Dasar

A. Klimatologi
Suhu udara yang terjadi di Kabupaten Bekasi berkisar antara 280-320C. Curah hujan tertinggi dan hari
hujan terbanyak terjadi pada bulan Januari.

B. Kondisi Air Tanah


Sekitar 15,5 % wilayah Kabupaten Bekasi memiliki air tanah yang terintrusi air laut terutama di
Kecamatan Muaragembong dan Tarumajaya, 20,1 % memiliki air tanah dalam dan 64,4 % memiliki air tanah
dangkal. Kondisi air tanah yang ada di wilayah Kabupaten Bekasi sebagian besar merupakan air tanah dangkal
yang berada pada kedalaman 5 – 25 meter dari permukaan tanah, sedangkan air tanah dalam pada umumnya
didapat pada kedalaman antara 90 – 200 meter.
Kondisi air tanah di 5 kecamatan yaitu Cikarang Pusat, Cikarang Utara, Cikarang Selatan, Cikarang Barat,
dan Cikarang Timur memiliki debit sumur umumnya 5 lt/dtk. Kedalaman akuifer dangkal dapat mencapai lebih dari
25 m. Kedalamannya bervariasi antara 5-8 m di daerah pegunungan dan 2-4 m di daerah dataran di bawah
permukaan tanah setempat. Lapisan akuifer dalam berada pada kedalaman 40 – 140 m di bawah muka tanah
setempat. Untuk Kecamatan Setu, Serang Baru, Cikarang Selatan, Karang Bahagia, dan Pebayuran mempunyai
potensi air tanah sedang. Kecamatan Cibarusah dan Bojongmangu umumnya potensi air tanahnya kecil,
setempat dan langka.

C. Kondisi Air Permukaan


Kabupaten Bekasi merupakan SWS Citarum sepanjang 2.068 km2. Sungai yang berada di Kabupaten
Bekasi adalah Kali Cikarang, Kali Ciherang, Kali Blencong, Kali Jambe, Kali Sadang, Kali Cikedokan, Kali Ulu,
Kali Cilemahabang, Kali Cibeet, Kali Cipamingkis, Kali Siluman, kali Srengseng, kali Sepak, Kali Jaeran, dan Kali
Bekasi.
Berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi Jawa Barat Nomor 68 Tahun 1997 tentang Peruntukan Air dan
Baku Mutu Air, sungai-sungai di Kabupaten Bekasi yang dimanfaatkan untuk keperluan air baku air minum dan
kegiatan pertanian adalah Sungai Citarum, Sungai Cibeet, Sungai Bekasi, dan Sungai Cikarang.
Kondisi kualitas sungai berdasarkan hasil pemeriksaan kualitas air sungai yang dilaksanakan oleh BPLH
Kabupaten Bekasi tahun 2011 adalah sebagai berikut :
1. Sungai Jambe, kondisi air dibawah baku mutu dan untuk beberapa parameter melebihi ambang
batas yaitu Do, Zn, COD, BOD
2. Sungai Menir, kondisi di bawah baku mutu dan parameter yang melebihi ambang batas adalah Zn
3. Sungai Jaeran, kondisi di bawah baku mutu dan parameter yang melebihi ambang batas Zn
4. Sungai Cikedokan, kondisi di bawah baku mutu dan parameter yang melebihi ambang batas adalah
Nitrit dan MBAS (konsentrasi deterjen)

USULAN TEKNIS E.1. - 20


Integrasi Satu Peta Database Pendidikan dan Kesehatan Berbasis GIS/SIG
5. Sungai Sadang, kondisi di bawah baku mutu dan parameter yang melebihi ambang batas adalah
MBAS (konsentrasi deterjen)
6. Kali Ulu, kondisi di bawah baku mutu dan parameter yeng melebihi ambang batas Nitrit
7. Sungai Cilemahabang, kondisi di bawah baku mutu dan parameter yang melebihi ambang batas Zn
8. Sungai CBL, kondisi di bawah baku mutu
9. Sungai Cikarang, kondisi di bawah baku mutu dan parameter yang melebihi ambang batas MBAS
(konsentrasi deterjen)

Tabel E.1. 2 Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kabupaten Bekasi


No DAS Luas Debit (m3/dtk)
1 CBL 842,5 m3/dtk
2 Ciherang 216 m3/dtk
3 Citarum 2342,5 m3/dtk
4 Bekasi 410 m3/dtk

E.4.1.3 Kondisi Kependudukan


Jumlah penduduk Kabupaten Bekasi pada tahun 2019 yaitu sebesar 2.667.159 jiwa penduduk dengan
rata-rata kepadatan penduduk sebesar 2.094 jiwa/km2. Wilayah yang paling padat penduduknya adalah
Kecamatan Tambun Selatan (9.027 jiwa/km2), sedangkan yang paling rendah kepadatannya adalah Kecamatan
Muaragembong (270 jiwa/km2).

Tabel E.1. 3 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Bekasi Tahun 2019
Penduduk (jiwa) Presentase Penduduk Kepadatan Penduduk
Kecamatan
2019 (%) jiwa/km2
Setu 128.458 4,82 2067
Serang Baru 116.090 4,35 1820
Cikarang Pusat 61.132 2,29 1284
Cikarang Selatan 140.721 5,28 2720
Cibarusah 84.544 3,17 1678
Bojongmangu 26.543 1,00 442
Cikarang Timur 96.892 3,63 1888
Kedungwaringin 65.499 2,46 2077
Cikarang Utara 207.232 7,77 4786
Karangbahagia 106.527 3,99 2311
Cibitung 201.921 7,57 4457
Cikarang Barat 181.494 6,80 3380
Tambun Selatan 389.040 14,59 9026
Tambun Utara 155.393 5,83 4515
Babelan 207.520 7,78 3263
Tarumajaya 100.706 3,78 1843
Tambelang 38.216 1,43 1008
Sukawingi 45.356 1,70 675
Sukatani 80.670 3,02 2150
Sukakarya 47.794 1,79 1127
Pebayuran 95.746 3,59 994
Cabangbungin 51.912 1,95 1045

USULAN TEKNIS E.1. - 21


Integrasi Satu Peta Database Pendidikan dan Kesehatan Berbasis GIS/SIG
Penduduk (jiwa) Presentase Penduduk Kepadatan Penduduk
Kecamatan
2019 (%) jiwa/km2
Muaragembong 37.753 1,42 270
Kab. Bekasi 2.667.159 100,00 2094
Sumber: BPS, Kabupaten Bekasi Dalam Angka 2020

450,000
400,000
350,000
300,000
250,000
200,000
150,000
100,000
50,000
0

Gambar E.1. 6 Diagram Jumlah Penduduk Kabupaten Bekasi Tahun 2019


Sumber: BPS, Kabupaten Bekasi Dalam Angka 2020

10000
9000
8000
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0

Gambar E.1. 7 Diagram Kepadatan Penduduk Kabupaten Bekasi Tahun 2019


Sumber: BPS, Kabupaten Bekasi Dalam Angka 2020

USULAN TEKNIS E.1. - 22


Integrasi Satu Peta Database Pendidikan dan Kesehatan Berbasis GIS/SIG
E.4.1.4 Kondisi Fasilitas Pendidikan dan Kesehatan
Pada tahun 2019, berdasarkan sarana pendidikan menurut jenjangnya ada total 2.246 fasilitas
pendidikan di Kabupaten Bekasi. Terdiri dari jumlah Tanam Kanak-kanak (TK) sebanyak 661 unit, Sekolah Dasar
(SD) sebanyak 967 unit, Sekolah Menengah Pertama (SMP) 321 unit, Sekolah Menengah Atas/Kejuruan
(SMA/SMK) sebanyak 293 unit, dan Perguruan Tinggi sebanyak 24 unit.
Pada tahun 2019 jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Bekasi terdiri dari 28 Rumah Sakit, 22
Rumah Sakit Bersalin, 142 Poliklinik, 54 Puskesmas, dan 66 Puskesmas pembantu, serta 80 Apotek. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah.

Tabel E.1. 4 Jumlah Sarana Pendidikan Kabupaten Bekasi dibawah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Menurut Jenjang dan Kecamatan Tahun 2019
TK SD SMP SMA
N Perguruan
Kecamatan Neger Swast Neger Swast Neger Swast Neger Swast SMK
o Tinggi
i a i a i a i a
1 Setu - 40 33 17 6 17 1 1 10 1
2 Serang Baru 1 24 23 22 2 14 1 4 4 1
3 Cikarang Pusat - 24 19 9 3 5 2 1 4 1
4 Cikarang Selatan 1 43 24 22 4 14 2 7 8 2
5 Cibarusah - 18 27 10 5 10 1 5 8 1
6 Bojongmangu - - 15 - 2 - 1 1 1 -
7 Cikarang Timur - 13 30 3 5 4 1 1 3 -
8 Kedungwaringin - 7 26 2 2 5 1 1 9 -
9 Cikarang Utara 1 56 57 29 6 23 3 6 15 7
10 Karangbahagia - 17 28 6 2 4 1 1 6 -
11 Cibitung - 65 38 11 5 8 2 1 8 1
12 Cikarang Barat - 26 44 20 4 14 2 5 12 2
13 Tambun Selatan - 122 64 31 13 41 7 17 28 4
14 Tambun Utara - 52 28 11 6 6 2 3 11 -
15 Babelan - 70 44 13 4 19 3 6 18 2
16 Tarumajaya - 41 26 13 3 11 1 2 7 2
17 Tambelang - 4 16 2 3 2 1 1 1 -
18 Sukawingi - 2 17 2 2 5 1 3 3 -
19 Sukatani - 16 25 11 2 6 2 2 7 -
20 Sukakarya - 3 21 2 1 9 1 - 5 -
21 Pebayuran 1 5 50 4 3 3 1 3 4 -
22 Cabangbungin - 7 26 3 3 9 1 1 5 -
23 Muaragembong - 2 21 2 3 3 1 2 3 -
Jumlah 4 657 702 245 89 232 39 74 180 24
Total (Unit) 661 947 321 293 24
Total Keseluruhan (Unit) 2246
Sumber: BPS, Kabupaten Bekasi Dalam Angka 2020

USULAN TEKNIS E.1. - 23


Integrasi Satu Peta Database Pendidikan dan Kesehatan Berbasis GIS/SIG
Tabel E.1. 5 Jumlah Sarana Kesehatan Kabupaten Bekasi Menurut Kecamatan Tahun 2019
Rumah Sakit Puskesmas
No Kecamatan Rumah Sakit Poliklinik Puskesmas Apotek
Bersalin Pembantu
1 Setu 2 1 10 4 7 4
2 Serang Baru 0 1 6 1 3 3
3 Cikarang Pusat 0 0 3 1 2 4
4 Cikarang Selatan 4 5 7 3 2 7
5 Cibarusah 2 2 4 1 1 3
6 Bojongmangu 0 0 2 2 2 1
7 Cikarang Timur 0 0 8 2 2 1
8 Kedungwaringin 1 0 6 2 1 3
9 Cikarang Utara 5 0 11 2 3 10
10 Karangbahagia 1 0 6 3 1 2
11 Cibitung 1 5 5 3 4 3
12 Cikarang Barat 4 3 11 2 4 10
13 Tambun Selatan 4 2 9 8 3 9
14 Tambun Utara 1 0 5 5 5 3
15 Babelan 1 1 8 3 2 3
16 Tarumajaya 1 0 8 2 3 5
17 Tambelang 0 0 5 1 0 1
18 Sukawingi 0 0 4 2 3 0
19 Sukatani 0 0 4 1 3 2
20 Sukakarya 0 0 2 1 3 1
21 Pebayuran 0 2 10 3 7 3
22 Cabangbungin 1 0 5 1 1 1
23 Muaragembong 0 0 3 1 4 1
Jumlah 28 22 142 54 66 80
Sumber: BPS, Kabupaten Bekasi Dalam Angka 2020

USULAN TEKNIS E.1. - 24


Integrasi Satu Peta Database Pendidikan dan Kesehatan Berbasis GIS/SIG
Tabel E.1. 6 Desain Survei Inventarisasi Sarana Pendidikan Kabupaten Bekasi Tahun 2020

  Hari/Tanggal/Tahun : 28/10/2020       Surveyor : Rudi    


  Kecamatan : Bojongmangu            
NO JENJANG NEGERI/ KONDISI
NAMA SEKOLAH NAMA KECAMATAN NAMA DESA KOORDINAT X KOORDINAT Y KETERANGAN
. PENDIDIKAN SWASTA (RR,RS,RB,B)
Sekolah telah terbangun
1 SMAN 1 BOJONGMANGU SMA NEGERI BOJONGMANGU BOJONGMANGU 107.175350 -6.432829 B
dalam kondisi baik
2                  
3                  
4                  
5                  
6                  
7                  
8                  
9                  
10                  
                   
                   
                   
                   
Keterangan:
B : Baik RB : Rusak Berat
RR : Rusak Ringan
RS : Rusak Sedang

Tabel E.1. 7 Desain Survei Inventarisasi Sarana Kesehatan Kabupaten Bekasi Tahun 2020

USULAN TEKNIS E.1. - 25


Integrasi Satu Peta Database Pendidikan dan Kesehatan Berbasis GIS/SIG
Hari/Tanggal/Tahun : 28/10/2020     Surveyor : Rudi    
Kecamatan : Cikarang Utara          
JENIS
NO NAMA KONDISI
NAMA FASILITAS FASILITAS NAMA DESA KOORDINAT X KOORDINAT Y KETERANGAN
. KECAMATAN (RR,RS,RB,B)
(RS,RSb,P,Pp,A)
CIKARANG Rumah Sakit dalam kondisi
1 Rumah Sakit Hermina RS MEKARMUKTI B 107.167357 -6.299565
UTARA baik dan terawat
2                

3                

4                

5                

6                

7                

8                

9                

10                
               
               

Keterangan
JENIS FASILITAS KONDISI FASILITAS KESEHATAN
RS : Rumah Sakit Pp : Puskesmas Pembantu B : Baik RB : Rusak Berat
RSb : Rumah Sakit Bersalin A : Apotek RR : Rusak Ringan
P : Puskesmas RS : Rusak Sedang

USULAN TEKNIS E.1. - 26


Integrasi Satu Peta Database Pendidikan dan Kesehatan Berbasis GIS/SIG

Anda mungkin juga menyukai