Anda di halaman 1dari 34

E.

METODOLOGI
E.1 PENDEKATAN TEKNIS DAN METODOLOGI
Metodologi adalah cara-cara yang akan diterapkan dalam melaksanakan seluruh pekerjaan. Perumusan
metodologi ini bertujuan agar pekerjaan dapat dilaksanakan secara sistematis sesuai dengan karakteristik
pekerjaan, sehingga tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dapat tercapai secara utuh sesuai dengan
harapan. Metodologi ini disusun berdasarkan permasalahan yang kemungkinan akan dihadapi & disesuaikan
acuan yang ada pada pekerjaan ini.

E.1.1 PENDEKATAN UMUM


Pendekatan umum yang digunakan konsultan dalam melaksanakan pekerjaan Pendataan Septictank
Program Layanan Lumpur Tinja Kecamatan Serengan Dan Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2021
ini didasarkan pada pemahaman akan lingkup pekerjaan yang ditangani, pemahaman terhadap permasalahan
yang kemungkinan akan dihadapi dan pemahaman akan pentingnya jenis dan kualifikasi tenaga ahli yang akan
melaksanakan pekerjaan ini sehingga tujuan dan sasaran dari dilaksanakannya pekerjaan dapat tercapai.

E.1.2 PENDEKATAN TEKNIS


Landasan hukum Pekerjaan Pendataan Septictank Program Layanan Lumpur Tinja Kecamatan
Serengan Dan Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2021 meliputi:
1. Undang - Undang Nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air ;
2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang ;
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ;
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah ;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air ;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum ;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air;

USULAN TEKNIS
Pendataan Septictank Program Layanan Lumpur Tinja Kecamatan Serengan Dan E.1 - 1
Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2021
8. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal;
9. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan ;
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 04/PRT/M/2017 tentang Penyelenggaran Sistem
Pengelolaan Air Limbah Domestik; Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2014 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang ;
11. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 110 Tahun 2003 tentang Pedoman Penetapan Daya
Tampung Beban Pencemar Air Pada Sumber Air ;
12. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah
Domestik;
13. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta Nomor 3 tahun 1999 tentang Pengelolaan
Limbah Cair;
14. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 11 Tahun 2014 Tentang Penanggulangan Kemiskinan
(Tambahan Lembaran Daerah Kota Surakarta Nomor 34);
15. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 10 Tahun 2015 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
16. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 1 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Surakarta Tahun 2011 – 2031;
17. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2019 Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 2
Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Surakarta Tahun 2005-
2025;
18. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2020 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota
Surakarta Tahun Anggaran 2021 (Lembaran Daerah Kota Surakarta Tahun 2020 Nomor 6).

E.1.3 STANDAR TEKNIS


Standar teknis yang menjadi acuan dalam proses pelaksanaan pekerjaan Pendataan Septictank
Program Layanan Lumpur Tinja Kecamatan Serengan Dan Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2021
yaitu:
a. Tata Cara Perencanaan, Operasi dan Instalasi Pengolahan Air Limbah, SNI 03-3981-1995 ;
b. Tata cara penimbunan tanah untuk bidang resapan pada pengolahan air limbah Rumah
Tangga, SNI 19-6410-2000 ;
c. Tata Cara Evaluasi Lapangan untuk Sistem Perencanaan Pembuangan Air Limbah Rumah
Tangga, SNI-19-6466-2000 ;
d. Petunjuk Teknis Tata Cara Perencanaan Tangki Septik dengan Sistem Resapan, SNI-03-2398-
2002 ;

USULAN TEKNIS
Pendataan Septictank Program Layanan Lumpur Tinja Kecamatan Serengan Dan E.1 - 2
Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2021
e. Tata Cara Perencanaan Bangunan Umum MCK, SNI-03-2399-2002 ;
f. Pedoman pengelolaan Air Limbah Perkotaan, Departemen PU 2003 ;
g. Tata Cara Perencanaan Lingkungan Permukiman, SNI-03-1733-2004.

E.2 METODE PENYUSUNAN PEKERJAAN


Metode penyusunan pekerjaan Pendataan Septictank Program Layanan Lumpur Tinja Kecamatan
Serengan Dan Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2021 ini menyangkut kebutuhan data dan
informasi dalam pendataan L2T di Kecamatan Serengan dan Pasar Kliwon Kota Surakarta

E.2.1 METODE PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA


Metode pengumpulan data ini terkait proses untuk pemenuhan kebutuhan data primer dan data
sekunder guna mempermudah Kegiatan Pendataan Septictank Program Layanan Lumpur Tinja Kecamatan
Serengan Dan Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2021, meliputi
1) Persiapan :
a. Persiapan Adsministrasi
b. Mobilisasi Personil
c. Pengumpulan data literatur terkait
d. Pengumpulan data awal
e. Perumusan pendekatan dan metodologi
f. Penjadwalan rencana kerja dan penugasan personil
g. Persiapan Survey
h. Penyusunan Laporan Pendahuluan
2) Tahap Survei Lapangan
a. Marking Point Lokasi Septictank dengan GPS.
b. Mengisi kelengkapan attribute data spasial pendataan septictank
c. Survei dilakukan secara digital dengan menggunakan Aplikasi Smartphone
d. Melakukan Dokumentasi Foto kondisi septictank
3) Tahap Kompilasi dan Pengolahan Data
a. Membangun database informasi Geospasial Septictank berbasis GIS untuk memudahkan
mendistribusikan informasi mengenahi program Layanan Lumpur Tinja Kota Surakarta (2
kecamatan);
b. Melakukan kompilasi dengan data yang sudah ada tahun sebelumnya 2 kecamatan : Kecamatan
Banjarsari dan Jebres.
c. Menampilkan data hasil dari pemetaan kedalam album Peta (2 kecamatan).

E.2.2 METODE PENDEKATAN PENGOLAHAN DATABASE


1) Sistem Informasi Geografis

USULAN TEKNIS
Pendataan Septictank Program Layanan Lumpur Tinja Kecamatan Serengan Dan E.1 - 3
Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2021
Sistem informasi dipahami sebagai suatu sistem terintegrasi yang mampu menyediakan informasi yang
bermanfaat bagi penggunanya. Selain itu, sistem informasi juga dipahami sebagai sebuah sistem
terintegrasi atau sistem manusia-mesin, untuk menyediakan informasi untuk mendukung operasi,
manajemen dalam suatu organisasi. Dalam pengoperasiannya, sistem informasi yang dibangun ini
memanfaatkan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, prosedur manual, dan model
manajemen dan basis data.
Dalam konteks penataan ruang, sistem informasi yang dimaksud dapat pula dipahami sebagai Sistem
Informasi Geografis (SIG). Hal ini dikarenakan penataan ruang wilayah adalah suatu bentuk aplikasi
utama dari Sistem Informasi Geografis (SIG). Sistem Informasi Geografis adalah sistem yang
berbasiskan komputer yang digunakan untuk mengambil, mengumpulkan, memeriksa, menggabungkan,
memanipulasi, dan menampilkan data menggunakan peta yang telah terdigitasi (Turban, 2005). Melalui
sistem informasi geografis, data bereferensi geografis atau data geospatial dapat disimpan, dipanggil
kembali, diolah, dan dianalisis, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan
pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan
pelayanan umum lainnya (Murai, 1999).
Sistem Informasi Geografis juga menungkinkan suatu data untuk ditampilkan dengan orientasi geografis
atau di dalam muka bumi melalui media peta. Berikut ini adalah komponen-komponen Sistem Informasi
Geografis.

Gambar E.1. 1 Skema komponen Sistem Informasi Geografis (Basofi,2010)


Secara teoritis, komponen Sistem Informasi Geografis terdiri atas 5 komponen, sebagai berikut.
 Perangkat keras
Pada saat ini SIG tersedia untuk berbagai platform perangkat keras. Ada PC, workstations, dan
lain-lain. Pada SIG membutuhkan komponen perangkat keras, yaitu perangkat secara kasat mata
yang digunakan untuk memanipulasi dan mengolah data yang dilengkapi dengan koneksi internet.
Perangkat Keras Pendukung Sistem SIG, meliputi:
- Peralatan untuk Pemasukan Data (Input), contohnya Keyboard

USULAN TEKNIS
Pendataan Septictank Program Layanan Lumpur Tinja Kecamatan Serengan Dan E.1 - 4
Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2021
- Peralatan untuk Pemprosesan Data (Process), contohnya RAM
- Peralatan untuk Penyajian Hasil (Output), contohnya printer
- Peralatan untuk Penyimpanan (Storage), contohnya HDD
 Perangkat Lunak
SIG juga mengandung perangkat lunak yang tersusun secara modular. Basis data memegang
peranan penting pada SIG. Syarat yang harus dimiliki perangkat lunak SIG, yaitu harus memiliki
DMBS, memiliki fasilitas manipulasi data geografi, fasilitas query, dan lain-lain. Beberapa contoh
software GIS adalah ArcView, MapInfo, ArcInfo untuk SIG, CAD system untuk entry graphic data
dan ERDAS serta ER-MAP untuk proses remote sensing data.
 Data
Data merupakan sesuatu yang memegang peranan pada SIG. Data harus benar-benar valid dan
akurat. Dengan bantuan perangkat lunak, data akan diolah untuk mendapat informasi yang
bermanfaat. Contohnya, data spasial dan data non-spasial. Sumber data bisa berasal dari data
lapangan, statistik, dan peta.
 Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia adalah yang mengelola SIG. Tanpa SDM, SIG tidak bisa digunakan.
Pengguna dan Pengembang SIG harus bekerjasama untuk mendapatkan teknologi SIG yang
handal.
 Metode
Tiap permasalahan menggunakan metode yang tidak sama untuk memecahkan masalah tersebut,
begitu pula dengan SIG. Pada pemrosesan data, SIG harus menggunakan metode sesuai dengan
permasalahan. Contohnya, Layering method.
Kelima komponen penyusun SIG tersebut saling berhubungan dan berkaitan satu sama lain untuk
menciptakan teknologi SIG yang handal sesuai kebutuhan sehingga menghasilkan informasi yang
bermanfaat dan bermakna.
Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan bagian dari kemajuan teknologi informasi (information
technology). Sebagai teknologi berbasis komputer, SIG harus diperhitungkan bagi mereka yang
berkecimpung dalam berbagai bidang pekerjaan seperti perencanaan, inventarisasi, monitoring,
dan pengambilan keputusan. Bidang aplikasi SIG yang demikian luas, dari urusan militer sampai
pada persoalan bagaimana mencari jalur terpendek untuk peng-antaran barang/delivery system,
menghendaki penanganan pekerjaan yang dilakukan secara terpadu (integrated) dan multi-disiplin. Para
perencana wilayah umumnya memanfaatkan dua kemampuan utama SIG, yaitu:
- Pengelolalan informasi keruangan (spatial information), serta
- Analisis dan pemodelan yang berorientasi keruangan (spatial analysis and modelling).
Dengan kemajuan teknologi yang memungkinkan pemanfaatan SIG secara lebih mudah (user friendly),
penggunaannya dalam penataan ruang semakin mengarah pada pengembangan sistem untuk

USULAN TEKNIS
Pendataan Septictank Program Layanan Lumpur Tinja Kecamatan Serengan Dan E.1 - 5
Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2021
menunjang pengambilan keputusan (Decision Support System). Dalam konteks penataan ruang kota,
SIG hanyalah salah satu bagian dari sistem informasi yang umumnya digunakan dalam kegiatan ini.
Seperti layaknya sistem informasi lainya, 2 kemampuan yang minimal harus dimiliki adalah kemampuan
dalam mengelola basis data serta kemampuan dalam mendukung proses pengambilan keputusan
melalui serangkain analisis atupaun pemodelan. SIG memiliki kemampuan yang memadai untuk
melakukan kedua hal tersebut diatas. SIG yang dikembangkan untuk orientasi pengelolaan basis data
akan memudahkan perencana kota dalam memperoleh dukungan memadai akan informasi keruangan
(retrival), melakukan query, dan) pembuatan peta digital (mapping). Keunggulan SIG yang ditonjolkan
dalam hal ini adalah kemampuannya dalam mengintegrasikan data keruangan dengan data tekstualnya.

Gambar E.1. 2 Integrasi Data Spatial dan Non-Spatial

Dalam kaitannya dengan pengembangan SIG sebagai alat (Toolbox) analisis dan pemodelan keruangan
(spatial analysis and modelling), para perencana kota akan mendapatkan kemudahan dalam melakukan
analisis keruangan dengan memanfaatkan fasilitas geoprocessing analysis, pengukuran konektivitas,
dan dan pembuatan buffer. Salah satu fungsi terpenting dari fasilitas geoprocessing analisis dalam
kegiatan penataan ruang adalah melakukan tumpang tindih peta (Map Overlay). Hal ini disebabkan oleh
tradisisi kuat yag melekat dalam proses penataan ruang berupa kegiatan tumpang tindih peta (map
overlay) sebagai salah satu analisis untuk menetukan kesesuaian lahan (land suitability) sebagai salah
satu komponen utama penataan ruang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam konteks
penataan ruang, manajemen basis data, visualisasi, analisis spatial dan pemodelan spatial merupakan
area utama dari pemanfaatan SIG untuk menunjang kegiatan ini (Levine dan Landis 1989).

USULAN TEKNIS
Pendataan Septictank Program Layanan Lumpur Tinja Kecamatan Serengan Dan E.1 - 6
Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2021
Spatial Query &
Mapping Urban
GIS
Planning
Geo-processing
function

data

Non GIS Spatial Analysis


Database/data &
Modelling
data

Gambar E.1. 3 Peran SIG dalam Pendataan Spasial

Perbedaan fungsi, skala, tahapan dan sektor dalam rekomendasi teknis akan membawa implikasi
terhadap bentuk dan bobot kontribusi SIG dalam kegiatan tersebut. Kemampuan SIG dalam
pengelolaan basis data, visualisasi objek dan analisis keruangan akan lebih dibutuhkan pada aktivitas
perencanaan yang relatif rutin sepeti administrasi umum dan pengendalian pembangunan. Sedangkan
pemodelan keruangan lebih dibutuhkan pada kegiatan perencanaan strategis.
Beberapa keuntungan yang bisa dimanfaatkan dari pemanfaatan SIG lain sebagai berikut (Royal Town
Planning Institute 1992):
 Peningkatan aspek pemetaan seperti: akses yang lebih baik, kekinian data, pengurangan ruang
penyimpanan peta, dan lain sebagainya;
 Efisiensi dalam pengambilan informasi;
 Peningkatan kecepatan dan keakuratan analisis;
 Meningkatan komunikasi yang lebih baik dengan masyarakat umum; dan
 Memudahkan proses pembuatan simulasi terutama untuk skenario “what if”.

Adapun beberapa manfaat penerapan SIG dalam menunjang penataan ruang diantaranya adalah:
1. Meningkatkan pengintegrasian organisasi
Banyak organisasi yang sudah mengimplementasi SIG menemukan kenyataan, bahwa keuntungan
utama yang mereka dapatkan adalah peningkatan kinerja manajemen terhadap organisasi maupun
pengelolaan sumberdayanya. Hal itu terjadi karena SIG memiliki kemampuan untuk
menghubungkan berbagai perangkat data secara bersamaan berdasarkan geografis, memfasilitasi
informasi-informasi yang terjadi antar bagian, untuk saling termanfaatkan dan dikomunikasikan.
Dengan membuat sebuah database yang bisa dimanfaatkan bersama, maka sebuah bagian akan
memperoleh keuntungan dari hasil kerja dari bagian lain, di mana akan berlaku ketentuan, bahwa
data cukup sekali dikoleksi, tetapi bisa dimanfaatkan berkali-kali.

USULAN TEKNIS
Pendataan Septictank Program Layanan Lumpur Tinja Kecamatan Serengan Dan E.1 - 7
Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2021
2. Membuat keputusan-keputusan lebih sempurna
GIS bukan sebuah sistem yang mampu membuat keputusan secara otomatis. SIG hanya sebuah
sarana untuk pengambilan data, menganalisanya, dari kumpulan data berbasis pemetaan untuk
mendukung proses pengambilan keputusan. Teknologi SIG banyak digunakan untuk membantu
berbagai kegiatan pekerjaan seperti penyajian informasi pada saat pembuatan perencanaan,
membantu memecahkan masalah yang berkaitan dengan kekacauan teritorial. SIG juga bisa
digunakan untuk membantu meraih keputusan mengenai lokasi perumahan baru yang memiliki
sesedikit mungkin pengaruh lingkungan, berada di lokasi yang memiliki resiko paling sedikit, dan
berada dekat dengan pusat kegiatan kependudukan. Informasi bisa disajikan secara ringkas dan
jelas berupa gambar peta, yang dilampiri dengan laporan, memungkinkan para pemgambil
keputusan untuk memusatkan perhatiannya pada masalah-masalah nyata dibanding dengan upaya
memahami data. Karena produk SIG bisa dibuat secepatnya, dengan berbagai skenario, untuk
kemudian dievaluasi secara efektif dan efisien.

2) Sumber Data Spasial


Dalam sistem informasi geografis ,pengumpulan data spasial untuk SIG dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis,antara lain :
 Survey Terestris; Data topografi berskala besar apat diperoleh melalui survey terestris.
 Survey Fotogrametri; dari foto udara koordinat-koordinat obyek dapat ditentukan secara analog
atau stereoplotter digital, dan dapat diimpor secara langsung ke system informasi.
 Data Satelit; Satelit yang telah dibuat mempunyai sejumlah scanner disertai sensor yang sensitive
terhadap pancaran radiasi atau refleksi dari permukaan bumi.
 Data GPS; sekumpulan data satelit yang spesifikdapat diperoleh dengan Global Positioning System
(GPS) dengan bais 24 satelit yang mampu memberikan posisi titik secara tiga dimensi dengan
ketelitian hingga bberapa centimeter.
 Digitasi dan Scanning peta-peta analog; digitasi manual mengacu pada registrasi kursor dari
serangkaian titik disepanjang agaris dip eta, melalui gerakan koordinat dari serangkaian posisi
kursor tersebut selanjutnya direkam secara digital.
 Menggunakan file-file batas yang ada; file batas yang sudah tersedia dapat dimanfaatkan.
 File statistic sosial ekonomi; memvisualisasikan data (sensus) social ekonomi disajikan dalam peta.
 File data geo-fisik; file geo-fisik sebagai sebagai peta dasar.
 File data lingkungan; koleksi data lingkungan dapat dijadikan sebagai sumber data.

3) Data Sistem Informasi Geografis (SIG)


Data SIG atau biasa disebut data geospatial dibedakan menjadi data grafis (data geometris) dan data
atribut (data tematik). Data grafis mempunyai tiga elemen, yaitu: titik (node), garis (arc) dan luasan

USULAN TEKNIS
Pendataan Septictank Program Layanan Lumpur Tinja Kecamatan Serengan Dan E.1 - 8
Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2021
(polygon) dalam bentuk vektor ataupun raster yang mewakili geometri topologi, ukuran, bentuk, posisi
dan arah.
Pada struktur data vektor , data titik merupakan sepasang koordinat (x,y) tanpa dimensi (tidak
mempunyai panjang dan luas). Garis merupakan pasangan-pasangan koordinat yang mempunyai titik
awal dan titik akhir, disebut berdimensi satu, mempunyai panjang tetapi tidak mempunyai luas. Area
(polygon) merupakan kumpulan pasangan-pasangan koordinat dimana titik awal sama dengan titikakhir
(loop), disebut berdimensi dua, mempunyai ukuran dimensi panjang dan luas. Permukaan (surface)
merupakan suatu area dengan besaran (x,y,z) disebut berdimensi tiga, mempunyai ukuran panjang,
luas dan ketinggian.
Tujuh fenomena geografis yang dapat diwakili dalam bentuk titik, garis dan poligon/area, diantaranya
adalah data kenampakan (feature data), unit area (area unit), jaringan topologi (network topology),
catatan sampel (sampling record), data permukaan bumi (surface data), label/teks pada data (label/text
data), dan simbol data.
Cara penyajian data spasial dari fenomena geografi atau dunia nyata (real world) ke dalam komputer
dapat dilakukan dengan dua bentuk (struktur), yaitu:
1. Raster (grid-cell), data disimpan, diproses dan disajikan dengan bentuk pixel (rangkaian elemen
gambar).
2. Vektor (vector), data disimpan, diproses dan disajikan dalam rangkaian koordinat (titik, garis,
poligon dan atribut lainnya).

Gambar E.1. 4 Visualisasi Data Geospatial

USULAN TEKNIS
Pendataan Septictank Program Layanan Lumpur Tinja Kecamatan Serengan Dan E.1 - 9
Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2021
4) Digitasi (Digitizing)
Dalam merepresentasikan fenomena geografi kedalam computer dilakukan melalui digitasi dari data
citra satelit dan pengolahan citra digital. Digitasi merupakan salah satu cara untuk mengubah data
analog menjadi data digital.Sedangkan pengolahan citra digital adalah kegiatan pengolahan data citra
dilakukan secara automatic seluruh pemrosesan data citra oleh komputer. Integrasi output digitasi
secara manual akan diintegrasikan dengan output dari pengolahan citra secara digital untuk
mendapatkan data spasial yang presisi dan mendekati dunia nyata. Visualisasi alur integrasi sebagai
berikut.

Gambar E.1. 5 Alur Integrasi Data Geospasial

5) Pembangunan Basis Data


A. Perancangan Basis Data
Basis data merupakan komponen terpenting di dalam Sistem. Langkah awal yang dilakukan dalam
pengembangan sistem selalu didominasi oleh pengembangan basis datanya. Tahap pengembangan
basis data ini paling banyak menghabiskan sumberdaya biaya, personil dan waktu. Dari segi waktu yang
diperlukan untuk pengembangannya juga paling banyak (time consuming). Perancangan basis data ini
dilakukan dengan tujuan-tujuan untuk :
 Memenuhi semua requirements yang berkaitan dengan isi atau content data yang diperlukan;
 Memberikan representasi struktur data (basisdata) yang efektif, efisien dan mudah dimengerti;
baik oleh perancang maupun pengguna
 Mendukung setiap requirements yang erat kaitannya dengan pemrosesan data beserta tujuan-
tujuan kualitas unjuk kerja atau kinerja sistem (efektifitas, efisiensi dan kecepatan : waktu respon,
waktu pemrosesan, ruang penyimpanan, dsb.)
Perancangan yang baik akan menghasilkan basisdata yang mampu melayani kebutuhan-kebutuhan
aplikasinya dengan baik. Semua query yang diajukan (dan sesuai dengan relasi yang dimiliki oleh

USULAN TEKNIS
Pendataan Septictank Program Layanan Lumpur Tinja Kecamatan Serengan Dan E.1 - 10
Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2021
basisdatanya) oleh aplikasi dapat dipenuhi dengan cara yang efisien. Selain itu perancangan yang baik
juga dapat mengantisipasi perubahan-perubahan (updating) atau penambahan informasi-informasi baru
di masa yang akan datang. Updating dan penambahan data atau informasi baru tidak menyebabkan
perubahan struktural basisdata secara mendasar.
Berikut ini akan dikemukakan tahapan-tahapan perancangan basis data dari sistem web yang akan
dikembangkan:
1. Tahap Eksternal
Pada tahap ini dilakukan identifikasi kebutuhan-kebutuhan pengguna (user needs) atau
requirements yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan dan sasaran pengembangan basisdata.
Diharapkan identifikasi requirements ini dapat selesai pada tahap eksternal ini, walaupun di dalam
perancangan masih memungkinkan untuk dapat dilakukan proses-proses yang bersifat iteratif.
Cara yang umum digunakan adalah survey, studi literatur, wawancara, dll. Survey dilakukan untuk
mendapat informasi mengenai segala aspek enterprise, entity, proses yang pernah dikembangkan
sebelumnya. Sementara studi literatur juga diperlukan dengan tujuan menggali bumber-sumber
yang berasal dari pusataka, seperti report (laporan), jurnal, text book, dll. Pada tahap ini semua
data dan informasi diharapkan akan didapat dari kasus-kasus atau masalah sejenis yang pernah
ada, selain itu diharapkan akan didapat informasi standar-standar yang relevan dengan aspek-
aspek entity, constrain (batasan-batasan) dan business process yang ada.
Data, informasi dan requirements yang terkumpul pada tahap eksternal, kemudian dicatat,
diinventarisasikan, diklarifikasikan, dievaluasi dan disusun untuk kemudahan pencarian dan
pengelolaan selanjutnya.
2. Tahap Konseptual
Pada tahap konseptual, dibuat model konseptual yang merepresentasikan realworld sebaik
mungkin. Dengan model ini, aplikasi-aplikasi basisdata dapat dimodelkan tanpa harus tergantung
pada model data tertentu. Model konseptual menyediakan mekanisme yang memungkinkan
perubahan-perubahan struktur basisdata dari waktu-ke-waktu sejalan dengan perubahan-
perubahan lingkungan yang sedang dimodelkan, kebutuhan pengguna dan requirements yang
aktual.
Salah satu model yang sering digunakan adalah entity-relationship (ER). Model ini merupakan alat
untuk menganalisa unsur-unsur semantik dari suatu aplikasi yang tidak tergantung kepada
peristiwa-peristiwa yang terjadi. Pendekatan ini mencakup:
 Notasi-notasi grafis yang menggambarkan entities
 Atribut-atribut entity beserta relasi-relasinya
Setelah semua entity teridentifikasi atribut-atributnya kemudian diidentifikasi dan ditentukan mana
yang relevan dan mana yang tidak. Setelah dievaluasi atribut-atribut ini dapat dibedakan dalam
beberapa kelompok :
 Key

USULAN TEKNIS
Pendataan Septictank Program Layanan Lumpur Tinja Kecamatan Serengan Dan E.1 - 11
Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2021
 Single-valued, memiliki nilai tunggal sebagai isinya
 Multi-valued, tidak memiliki nilai tunggal / majemuk, artinya atribut ini masih dapat dibagi lagi
menjadi atribut-atribut lain yang lebih sederhana.
 Derived, merupakan atribut yang pada dasarnya dapat dihasilkan, dibuat, dihitung atau
dimanipulasi dari atribut-atribut lainnya.
 Composite, atau disebut juga atribut gabungan, adalah atribut yang sebenarnya masih dapat
dibagi lagi menjadi beberapa atribut single valued yang setara.
Setelah mengidentifikasi semua atribut yang diperlukan oleh setiap entity, kemudian ditentukan
relasi-relasi yang terdapat diantara entities tersebut. Relasi adalah hubungan keterkaitan antara
suatu entity dengan entity lainnya. Sebagai hasil dari tahap konseptual adalah diagram ER (Entity
relationship), sebagai alat representasi model konseptual.
3. Tahap Internal
 Konversi Model ER ke Basisdata Relasional
Langkah pertama pada tahap internal ini adalah mengkonversikan model ER (sebagai salah
satu bentuk utama representasi model konsetual) ke dalam bentuk Basisdata Relasional.
Basisdata relasional merupakan kumpulan relasi. Selain itu basisdata relasional juga dapat
dianggap sebagai kumpulan tabel-tabel yang terkait satu sama lainnya, dimana tabel juga
merepresentasikan relasi.
Setiap tabel memiliki bentuk (struktur) tertentu. Sementara atributnya dapat dianggap sebagai
kolom (field). Setiap entity pada model ER dikonversikan sebagai sebuah tabel basisdata
relasional. Dan setiap relasi banyak-ke-banyak antara entity juga akan menghasilkan sebuah
tabel baru yaitu tabel intersection. Setelah dibuat, setiap tabel harus diberi nama yang bersifat
deskriptif.
 Menentukan Primary Key
Tabel-tabel di dalam basisdata relasional digunakan untuk merepresentasikan real world.
Setiap tabel relasional harus merepresentasikan satu hal atau tema saja dan terbentuk dari
baris dan kolom. Selain itu model data relasional juga mengharuskan data pada setiap
barisnya bersifat unik, maka untuk menjamin keunikan setiap baris (record) data tabel ini,
perlu ditentukan Primary Key dari atribut key yang dimiliki oleh setiap entity pada model ER,
tetapi tidak boleh bernilai kosong (null value) dan harus bersifat unit.
 Menentukan Foreign Key
Tabel-tabel yang telah memiliki primary key masih belum lengkap dan tidak menyatakan
relasi-relasi lojik yang terdapat diantara tabel-tabelnya. Untuk itu perlu dilengkapi dan
ditentukan foreign key sebagai penghubung antar tabel.
 Normalisasi

USULAN TEKNIS
Pendataan Septictank Program Layanan Lumpur Tinja Kecamatan Serengan Dan E.1 - 12
Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2021
Tabel-tabel hasil konversi dari model ER ke basisdata relasional belum teruhi secara lojik,
dengan demikian efektifitas, efisiensi dan logika keterhubungn antara tabel-tabel relasional
juga belum teruji. Karena itu perlu dilakukan normalisasi secara bertahap. Normalisasi
mensyaratkan bahwa semua atribut yang terlibat harus bersifat atomik, artinya setiap atribut
harus tidak dapat dibagi lagi menjadi atribut-atribut yang lebih kecil.
 Implementasi Tabel Basis data
Setelah perancangan lojik selesai, maka perancangan fisik dapat dilakukan, yang pada
dasarnya merupakan pekerjaan pengimplementasian hasil rancangan basisdata lojik kedalam
salah satu perangkat lunak DBMS relasional yang dipilih. Kemudian langkah selanjutnya
adalah membuat basisdata itu sendiri dengan menggunakan DBMS terpilih.
 Implementasi Relasi Antar Tabel Basis data
Setelah semua tabel diimplementasikan kedalam tabel-tabel fisik dengan menggunakan
DBMS terpilih, setiap relasi antar tabelnya juga segera diimplementasikan dengan
menghubungkan setiap primary key setiap tabel dengan setiap foreign key-nya yang terletak
didalam tabel-tabel lain pada basisdata yang bersangkutan. Hasil pendefinisian relasi-relasi
secara fisik diantara tabel-tabel basisdata ini juga akan memberikan representasi grafis yang
dapat menguji relasi-relasi yang terdapat di dalam diagram ER model konseptualnya.
B. Pendekatan Desain Struktural Database SIG
Model database Web GIS menggambarkan bentuk atau format dan kegunaan data spasial dalam suatu
susunan database. Karenanya, perangkat lunak (software) yang digunakan harus mendukung
kemampuan penyiapan data, pengelolaan dan manipulasi data serta mendefinisikan data spasial
dengan koordinat dan terkait dengan atributnya. Untuk menyusun desain struktural database, perlu
dilakukan evaluasi potensi data, yaitu melalui pendekatan berikut:
1) Dokumentasi Metadata
Metadata dapat diartikan sebagai keterangan suatu data. Dokumentasinya terkait dengan
pengembangan file metadata dari setiap data yang tersedia.oleh karenanya, evaluasi terhadap data
untuk mendokumentasikan metadata yang lengkap perlu dilakukan. Evaluasi data dilakukan
dengan memperhatikan aspek-aspek yang menyangkut:
a) Kesesuaian skala
b) Proyeksi dan sistem koordinat
c) Ketersediaan titik kontrol
d) Cakupan wilayah
e) Kelengkapan dan konsistensi data
f) Simbol entitas
o kualitas garis dan simbolnya
o kualitas visual data hasil digitasi

USULAN TEKNIS
Pendataan Septictank Program Layanan Lumpur Tinja Kecamatan Serengan Dan E.1 - 13
Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2021
o kualitas kertas peta sumber data cetak
o waktu proses digitasi dan konversi data
o kesesuaian antar lembar peta
o ketersediaan data unik pada obyek peta, serta
o ketelitian nama dan posisi atribut
2) Standar Isi untuk Metadata Data Spasial Digital.
Standar ini menetapkan isi informasi metadata untuk suatu set data geospasial digital. Tujuan
standar ini adalah untuk memberikan terminologi dan definisi yang sama untuk konsep-konsep
yang berhubungan dengan metadata-metadata ini. Metadata adalah data tentang isi, kualitas,
kondisi, dan karakteristik-karakteristik lain dari data.
Tujuan dari standar ini adalah untuk memberikan suatu set terminologi dan definisi untuk
dokumentasi data geospasial digital. Standar memberikan nama-nama elemen-elemen dan
compound elements (kelompok elemen-elemen data) yang digunakan untuk tujuan-tujuan ini,
definisi-definisi compound elements ini dan elemen-elemen data, dan informasi mengenai nilai-nilai
yang diberikan untuk elemen-elemen data.
3) Kegunaan-kegunaan utama metadata adalah:
 Untuk memelihara investasi internal pada data geospasial dari sebuah organisasi.
 Untuk memberikan informasi mengenai kepemilikan data sebuah organisasi ke katalog-
katalog data, clearinghouse, dan brokerage.
 Untuk menyediakan informasi yang diperlukan untuk pemrosesan dan interpretasi data yang
diterima melalui transfer dari dari sumber eksternal.
4) Informasi yang tercakup dalam standar dipilih berdasarkan empat peran yang dimiliki oleh metadata
:
 Ketersediaan - data diperlukan untuk menetapkan set-set data yang ada untuk suatu lokasi
geografis.
 Kesesuaian untuk penggunaan - data perlu untuk menetapkan apakah suatu set data
memenuhi spesifikasi yang diperlukan.
 Akses - data diperlukan untuk mendapatkan suatu set data yang teridentifikasi.
 Transfer - data diperlukan untuk memproses dan menggunakan suatu set data.
Peran-peran ini membentuk suatu rangkaian dimana seorang pengguna dapat menelusuri
piramida pilihan untuk menentukan data apa yang tersedia, mengevaluasi kesesuaian data untuk
penggunaan, mengakses data, dan untuk mentransfer dan memproses data. Urutan pasti dimana
elemen-elemen data dieveluasi, dan signifikansi relatif elemen-elemen data, tidak akan sama
untuk semua pengguna.
5) Kriteria tambahan evaluasi sumber potensi data

USULAN TEKNIS
Pendataan Septictank Program Layanan Lumpur Tinja Kecamatan Serengan Dan E.1 - 14
Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2021
Beberapa kriteria tambahan selama proses dokumentasi metadata perlu pula diperhatikan,
diantaranya:
 Keberlanjutan atas ketersediaan data
 Kecocokan data dengan aplikasi yang akan dikembangkan
 Kualitas spasial dan data atribut yang memadai untuk aplikasi yang akan dikembangkan,
serta
 Kesesuaian harga dengan kualitas informasi data
C. Pengembangan Fungsi Analisis Untuk Aplikasi Sistem Berbasis SIG
SIG merupakan sistem komputer yang sangat powerful baik dalam menangani masalah basisdata
spasial maupun basisdata non spasial (atribut). Sistem ini merelasikan lokasi geografi dengan informas-
informasi deskripsinya, sehingga dapat menghasilkan suatu peta baik digital maupun analog dan
menganalisa informasinya dengan berbagai cara.
Fungsi analisis yang akan di-implementasikan pada aplikasi SIG ini sangat membutuhkan dukungan
ketersediaan dan implementasi berbagai aspek pembentuknya seperti telah disebutkan pada bab
sebelumnya, yaitu: Aspek Kelembagaan, Aspek SDM, Aspek Basisdata, Aspek Pengolahan Peta,
Aspek Penyediaan Perangkat Keras & Lunak.
Dengan demikian fungsi analisis pada aplikasi SIG ini akan mempertimbangkan potensi dan kendala
yang ada dari aspek-aspek tersebut diatas. Secara umum terdapat dua jenis fungsi analisis, fungsi
analisis spasial dan fungsi analisis data atribut.
6) Sistem Informasi Geografis Berbasis Web (WebGIS)
Menurut Prahasta (2007), webGIS adalah aplikasi GIS atau pemetaan digital yang memanfaatkan
jaringan internet sebagai media komunikasi yang berfungsi mendistribusikan, mempublikasikan,
mengintegrasikan, mengkomunikasikan, dan menyediakan informasi dalam bentuk teks, peta digital
serta menjalankan fungsifungsi analisis dan query yang terkait dengan GIS melalui jaringan internet.
WebGIS adalah setiap GIS yang menggunakan teknologi web. Menurut definisi sempit, webGIS adalah
setiap GIS yang menggunakan teknologi web untuk berkomunikasi antar sistem (Fu, 2011). WebGIS
merupakan jenis sistem informasi terdistribusi. Bentuk paling sederhananya harus terdiri setidaknya
dari server dan client. Server berperan sebagai aplikasi server, sedangkan client dapat berupa web
browser, aplikasi desktop atau aplikasi selular. Server biasanya berupa URL yang bisa diakses oleh
client dengan menggunakan HTTP. Respon yang diberikan oleh server untuk ditampilkan kepada client
dapat berupa HTML, gambar, XML (Extenxible Markup Language), atau JSON (JavaScript Object
Notation).

USULAN TEKNIS
Pendataan Septictank Program Layanan Lumpur Tinja Kecamatan Serengan Dan E.1 - 15
Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2021
Gambar E.1. 6 Arsitektur sederhana webgis (Fu, 2011)
Lu (2006) mengatakan bahwa, webGIS menyediakan mekanisme dan metode baru yang efektif dalam
pengembangan sistem informasi geografis. Arsitektur webGIS terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan user
interface, lapisan application server, dan Lapisan database. Hazrin (2014) menjelaskan bahwa, webGIS
dapat digunakan dan diakses dengan berbagai browser seperti Internet Explorer, Mozilla Firefox dan
Google Chrome.
Sebagai sebuah aplikasi server-based, webGIS memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan webGIS
di antaranya sebagai berikut:
1. Bisa menjangkau pengguna yang luas bahkan seluruh dunia dengan biaya yang cukup murah.
2. Pengguna tidak perlu perangkat lunak khusus, cukup menggunakan browser internet seperti
Internet Explorer, Mozilla Firefox, Google Chrome, dan lain sebagainya.
3. Bisa menyajikan peta interaktif seperti halnya menggunakan perangkat lunak GIS desktop.
4. Tidak tergantung dari sistem operasi sehingga bisa dioperasikan pada semua komputer dengan
berbagai sistem operasi.
5. Tidak memerlukan software dan tool khusus dalam pengoperasiannya karena pada dasarnya yang
diperlukan hanyalah browser yang bisa didapatkan secara gratis.
6. Memiliki kemampuan operasi yang setara dengan user interface yang dikembangkan dengan tidak
berbasis web.
Selain kelebihan-kelebihan yang telah disebutkan di atas, webGIS juga memiliki beberapa
kekurangan dalam implementasinya. Salah satu kekurangan webGIS yaitu kecepatan akses
tergantung pada komputer server, komputer client, koneksi internet, traffic website serta efisiensi
data. webGIS juga tidak dapat berjalan tanpa adanya server sebagai pusat untuk mengelola data.
Secara terperinci Zhelu (2009) menjelaskan bahwa, Google Maps, Google Earth, OpenStreet
Maps, Yahoo Maps, Microsoft’s live search maps dan banyak aplikasi komersial dan non-
komersial lainnya menyediakan berbagai jenis informasi terkait geografis. Informasi tersebut dapat
berupa peta yang terperinci, citra satelit, dan peta daerah yang mencakup seluruh dunia dan
memungkinkan pengguna untuk menggunakan Application Programming Interface (API). Pada

USULAN TEKNIS
Pendataan Septictank Program Layanan Lumpur Tinja Kecamatan Serengan Dan E.1 - 16
Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2021
dasarnya API adalah sebuah set fungsi layanan dasar yang siap dieksekusi oleh entitas
programming external.

USULAN TEKNIS
Pendataan Septictank Program Layanan Lumpur Tinja Kecamatan Serengan Dan E.1 - 17
Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2021
E.3 PROGRAM KERJA
Jangka waktu pekerjaan Pendataan Septictank Program Layanan Lumpur Tinja Kecamatan Serengan
Dan Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2021 adalah selama 180 (seratus delapan puluh) hari
kalender setelah penerimaan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

E.3.1 TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN


proses waktu pekerjaan Kegiatan Pendataan Septictank Program Layanan Lumpur Tinja Kecamatan
Serengan Dan Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2021 yaitu:
1) Persiapan :
a. Persiapan Adsministrasi
b. Mobilisasi Personil
c. Pengumpulan data literatur terkait
d. Pengumpulan data awal
e. Perumusan pendekatan dan metodologi
f. Penjadwalan rencana kerja dan penugasan personil
g. Persiapan Survey
h. Penyusunan Laporan Pendahuluan
2) Tahap Survei Lapangan
a. Marking Point Lokasi Septictank dengan GPS.
b. Mengisi kelengkapan attribute data spasial pendataan septictank
c. Survei dilakukan secara digital dengan menggunakan Aplikasi Smartphone
d. Melakukan Dokumentasi Foto kondisi septictank
3) Tahap Pengolahan Data
a. Penyiapan basemap/peta dasar L2T
b. Penyusunan struktur data spasial L2T
c. Digitizing data objek L2T
d. Input data eksisting dan hasil survei lapangan
e. Integrasi dan sinkronisasi sistem dalam database
f. Membangun database informasi Geospasial Septictank berbasis GIS untuk memudahkan
mendistribusikan informasi mengenahi program Layanan Lumpur Tinja Kota Surakarta (2
kecamatan);
g. Melakukan kompilasi dengan data yang sudah ada tahun sebelumnya 2 kecamatan : Kecamatan
Banjarsari dan Jebres.
h. Menampilkan data hasil dari pemetaan kedalam album Peta (2 kecamatan).

USULAN TEKNIS
Pendataan Septictank Program Layanan Lumpur Tinja Kecamatan Serengan Dan E.1 - 18
Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2021
E.3.2 PELAPORAN
Pelaksanaan laporan pekerjaan Pendataan Septictank Program Layanan Lumpur Tinja Kecamatan
Serengan Dan Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2021 dapat terdiri sebagai berikut:
1. Laporan Pendahuluan
Laporan ini merupakan salah satu bentuk penyusunan rencana kerja yang akan dilaksanakan untuk
menyelesaikan pekerjaan setelah dilakukan koordinasi dengan stakeholder. Laporan pendahuluan ini
dibuat sebanyak 5 eksemplar. Laporan Pendahuluan sebanyak 5 (lima) buku sekurang-kurangnya
memuat :
a. Bab 1 – Pendahuluan
 Latar Belakang
 Maksud dan Tujuan
 Ruang Lingkup
 Landasan Hukum
b. Tinjauan Kebijakan yang berisi kajian awal berupa kebijakan arah pembangunan kota, kebijakan
pengelolaan air limbah, kebijakan sector lain yang terkait air limbah, misal yang terkait dengan
bidang air limbah seperti Evaluasi SSK (Strategi Sanitasi Kota 2017), RAD AMPL (2017),
Masterplan Pengelolaan Air Limbah Domestik (2015) dan sebagainya ;
c. Metodologi yang berisi Metode pendekatan yang digunakan serta perangkat survei primer &
sekunder yang akan dilakukan dalam penyusunan Pendataan Septictank Program Layanan
Lumpur Tinja Kecamatan Serengan dan Kecamatan Pasar Kliwon.
d. Gambaran Umum yang berisi gambaran umum Kota Surakarta, Gambaran Umum
e. Pengelolaan Air Limbah,
f. Rencana Kerja yang berisi Program kerja pelaksanaan Pekerjaan Penyusunan Pendataan
Septictank Program Layanan Lumpur Tinja Kecamatan Serengan dan Kecamatan Pasar Kliwon;
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 30 (Tiga Puluh) hari kerja sejak SPMK diterbitkan
sebanyak 5 (Lima) buku laporan setelah dipresentasikan di depan pengguna jasa dan SKPD terkait.
Sebelum laporan pendahuluan dilaksanakan terlebih dahulu Sosialisasi kepada kecamatan yang akan
dilakukan pendataan. Petugas pendata harus mengenakan tanda pengenal dan surat tugas ketika
melaksanakan pendataan serta mentaati protokol kesehatan sesuai dengan peraturan yang ada.

2. Laporan Antara
Laporan antara merupakan perbaikan laporan sebelumnya dan seluruh kemajuan pekerjaan yang
memuat analisa data yang di peroleh di lapangan, kendala yang mungkin dihadapi dan jalan keluar
mengatasi kendala. Laporan antara ini dibuat sebanyak 5 eksemplar. Laporan Antara sebanyak 5 (lima)
buku sekurang-kurangnya memuat :

USULAN TEKNIS
Pendataan Septictank Program Layanan Lumpur Tinja Kecamatan Serengan Dan E.1 - 19
Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2021
1) Progres Pendataan yang sedang berlangsung yang memuat hasil Pendataan : Mengetahui
berapa jumlah septictank program L2T di Kecamatan Serengan dan Kecamatan Pasar Kliwon
dengan dasar.
 Pendataan KK dan Jumlah Jiwa yang berada ditiap rumah dan NIK;
 KM/ WC (Ada/tidak ada) ditiap rumah;
 Ada/tidak ada MCK Plus;
 Kebiasaan Buang Air selain di KM/WC/MCK Plus;
 Air Limbah dari KM/WC langsung disalurkan ke sungai/saluran kota/IPAL
Komunal/septictank;
 Air Limbah dari MCK Plus langsung disalurkan ke sungai/saluran kota/septictank;
 Ada/tidak peresapan dari septictank;
 Air dari peresapan disalurkan ke sungai/saluran kota diresapkan ke tanah dan kebun;
 Ada/tidak ada bau dari septictank/pengolahan limbah yang ada;
 Terakhir penyedotan septictank;
 Berapa kali penyedotan septictank;
 Letak septictank ;
 Letak lubang penyedotan septictank;
 Akses Jalan (Lebar jalan) untuk penyedotan septictank ;
 Status Rumah : rumah sendiri, kontrak/sewa, magersari, illegal (terletak ditanah negara);
 Sumber Air Bersih yang digunakan : Perumda Air Minum, Sumur Dalam, Sumur
Dangkal/Gali/Bor.
2) Kompilasi Data dengan data yang sudah ada tahun sebelumnya 2 kecamatan :
Kecamatan Banjarsari dan Jebres serta data lain.
3) Identifikasi Potensi dan Permasalahan
4) Analisis Data
Sebagai bahan pembahasan diterbitkan sebanyak 5 (Lima) buku laporan setelah dipresentasikan di
depan pengguna jasa dan SKPD terkait.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 150 (Seratus Lima Puluh) hari kerja sejak SPMK
diterbitkan sebanyak 5 (Lima) buku laporan setelah dipresentasikan di depan pengguna jasa dan
SKPD terkait.

3. Laporan Akhir
Laporan sebanyak 10 (sepuluh) buku laporan setelah dipresentasikan dan disetujui pengguna jasa dan
tim teknis, sekurang-kurangnya memuat:
1) Menyempurnakan data tentang berapa jumlah septictank program L2T di Kecamatan Laweyan,
Kecamatan Serengan dan Kecamatan Pasar Kliwon dengan dasar.

USULAN TEKNIS
Pendataan Septictank Program Layanan Lumpur Tinja Kecamatan Serengan Dan E.1 - 20
Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2021
 Pendataan KK dan Jumlah Jiwa yang berada ditiap rumah dan NIK;
 KM/ WC (Ada/tidak ada) ditiap rumah;
 Ada/tidak ada MCK Plus;
 Kebiasaan Buang Air selain di KM/WC/MCK Plus;
 Air Limbah dari KM/WC langsung disalurkan ke sungai/saluran kota/IPAL
Komunal/septictank;
 Air Limbah dari MCK Plus langsung disalurkan ke sungai/saluran kota/septictank;  Ada/tidak
peresapan dari septictank;
 Air dari peresapan disalurkan ke sungai/saluran kota diresapkan ke tanah dan kebun;
 Ada/tidak ada bau dari septictank/pengolahan limbah yang ada;
 Terakhir penyedotan septictank;
 Berapa kali penyedotan septictank;
 Letak septictank ;
 Letak lubang penyedotan septictank;
 Akses Jalan (Lebar jalan) untuk penyedotan septictank ;
 Status Rumah : rumah sendiri, kontrak/sewa, magersari, illegal (terletak ditanah negara);
 Sumber Air Bersih yang digunakan : Perumda Air Minum, Sumur Dalam, Sumur
Dangkal/Gali/Bor.
Dan kompilasi dengan data dua kecamatan sebelumnya : Kecamatan Banjarsari dan Jebres
2) Membangun database informasi geospasial septictank program L2T berbasis GIS untuk
memudahkan pendistribusian informasi pendataan septictank L2T.
3) Peta Sanitasi dan Air Bersih, tingkat kelurahan, kecamatan dan Kota Surakarta.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya : 180 (Seratus Delapan Puluh) hari kerja/bulan sejak
SPMK diterbitkan sebanyak 10 (Sepuluh) buku laporan akhir, eksekutif summary sebanyak 10
(Sepuluh) buku, flashdisk OTG 16Gb sebanyak 10 (Sepuluh) buah dan Hardisk Eksternal 1 Tera
sebanyak 1 (satu) buah setelah dipresentasikan di depan pengguna jasa dan SKPD terkait.
Pembahasan Laporan Akhir terbagi menjadi dua tahap yaitu :
1) Pembahasan Draf laporan Akhir dan Penyajian Database Informasi Geospasial Septictank
berbasis GIS untuk memudahkan mendistribusikan informasi mengenahi program L2T Kota
Surakarta (2 kecamatan);
2) Diskusi Hasil Perbaikan Laporan Akhir
Pembahasan hasil perbaikan dari draft laporan akhir yang sudah memuat masukanmasukan dari
Tim Teknis.
Setelah Pembahasan Laporan Akhir Selesai akan dilaksanakan Pelatihan untuk pengoperasian
dan updating data.

USULAN TEKNIS
Pendataan Septictank Program Layanan Lumpur Tinja Kecamatan Serengan Dan E.1 - 21
Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2021
E.4 APRESIASI DAN INOVASI
E.4.1 GAMBARAN UMUM WILAYAH KOTA SURAKARTA
E.4.1.1 Kondisi Administrasi Wilayah
Kota Surakarta merupakan wilayah otonom dengan status kota di Provinsi Jawa Tengah, dengan letak
secara geografis berada antara 110º45’15” - 110º45’35” BT dan 7º36’00” - 7º56’00” LS dengan luas wilayah 44,04
km². Dan secara administrasi batas wilayah Kota Surakarta adalah sebagai berikut:
Batas Utara : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali
Batas Selatan : Kabupaten Sukoharjo
Batas Timur : Kabupaten Karanganyar
Batas Barat : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali
Kota Surakarta terdiri dari 5 kecamatan, 51 kelurahan, 604 RW dengan jumlah RT sebanyak 2.714 dan
jumlah KK sebanyak 169.772 jiwa pada tahun 2015. Jumlah RW terbesar terdapat di Kecamatan Banjarsari yaitu
sebanyak 176 dengan jumlah RT sebanyak 877. Jumlah RW dan RT yang paling kecil adalah Kecamatan
Serengan yaitu hanya sebesar 72 dan 312.

Tabel E.1. 1 Luas Wilayah dan Jumlah Kelurahan Menurut Kecamatan di Kota Surakarta Tahun 2019
No. Kecamatan Kelurahan Luas Wilayah (km2) Persentase (%)
1 Laweyan 11 8,64 19,62
2 Serengan 7 3,19 7,24
3 Pasar Kliwon 10 4,82 10,94
4 Jebres 11 12,58 28,56
5 Banjarsari 15 14,81 33,63
Total 54 44,04 100
Sumber: BPS, Kota Surakarta Dalam Angka 2020

20%
34%
Laweyan
7%
Serengan

Pasar Kliwon
11%
Jebres
29%
Banjarsari

Gambar E.1. 7 Diagram Presentase Luas Wilayah

USULAN TEKNIS
Pendataan Septictank Program Layanan Lumpur Tinja Kecamatan Serengan Dan E.1 - 22
Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2021
Gambar E.1. 8 Peta Administrasi Kota Surakarta

E.4.1.2 Kondisi Fisik Dasar

A. Topografi
Uraian karakteristik topografi Kota Surakarta dapat dikemukakan sebagai berikut.
 Kota Surakarta terletak pada ketinggian antara 80 – 120 meter di atas permukaan laut (mdpl),
dengan kemiringan lahan angtara 0 % sampai 15 %.
 Kota Surakarta terletak di antara 2 gunung berapi yaitu Gunung Lawu (Kabupaten Karanganyar) di
sebelah timur dan Gunung Merapi serta Merbabu sebelah barat. Dengan posisi demikian maka
Kota Surakarta termasuk sebagai wilayah cekungan air.
Kemiringan Lahan pada tiap kecamatan di Kota Surakarta dapat dilihat pada Tabel

Tabel Kemiringan Lahan Tiap Kecamatan Di Kota Surakarta

Kecamatan Tinggi Tempat (meter) di Atas Permukaan Laut Kemiringan Tanah


Laweyan 90-100 0-2%
Serengan 80-100 0-2%
Pasar Kliwon 80-95 0-2%
Jebres 90-120 2-15%
Banjarsari 85-100 0-2%
Kota Surakarta 80-120 0-15%
Sumber: RPIJM Kota Surakarta

USULAN TEKNIS
Pendataan Septictank Program Layanan Lumpur Tinja Kecamatan Serengan Dan E.1 - 23
Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2021
B. Geologi dan Jenis Tanah
Berdasarkan Peta Geologi dari Geohidrologi Map Surakarta terlihat bahwa batuan di Kota Surakarta terdiri
dari :
1. Aluvium (AL)
Satuan batuan ini terdapat di Kota Surakarta bagian tengah hingga ke selatan yaitu di sebelah timur
Jalan Jenderal Ahmad Yani, ke utara hingga Kali Pepe, ke timur hingga Stasiun Balapan dan
sebagian sampai Bengawan Solo. Batuan aluvium berada pada posisi 477144 – 484568 mU dan
9160481 – 9165815 mU. Luas satuan batuan ini adalah 2.033,63 ha. Ketebalannya berkisar beberapa
centimeter hingga beberapa meter. Terdiri dari lempung, lumpur, lanau, pasir, kerikil, kerakal dan
berangkal.
2. Formasi Notopuro (NP)
Formasi Notopuro terdapat di bagian timur laut Kota Surakarta yaitu di sebelah utara Stasiun Jebres,
ke barat hingga Stasiun Balapan, ke utara hingga Kantor Lurah Mojosongo dan ke timur hingga
Bengawan Solo. Formasi batuan ini berada pada posisi 478718 – 485318 mT dan 9163239 –
9167290 mU. Luas satuan batuan ini adalah 1574 ha. Batuan ini terdiri dari konglomerat, batupasir,
lanau dan lempung. Kedudukannya menindih tidak selaras dengan batuan yang lebih tua dan terindih
tak selaras dengan aluvium. Satuan ini merupakan endapan undak sungai. Pada Formasi Notopuro
ditemukan struktur silang-siur, “toreh dan isi” dan perlapisan bersusun. Secara setempat ditemukan
fosil Bibos sp. dan Cervus Sp yang diduga berumur plistosen.
3. Formasi Kabuh (KB)
Formasi Kabuh terdapat di bagian utara Kota Surakarta, tepatnya di utara Kantor Lurah Mojosongo
hingga Kali Kebo. Formasi batuan ini berada pada posisi 481136 – 484385 mT dan 9166244 –
9167790 mU. Luas Satuan batuan ini adalah 240,43 ha. Batuan ini umumnya terdiri dari breksi
vulkanik, tuff sandstone dan konglomerat.
4. Batuan Vulkanik Muda (YV)
Satuan batuan ini terdapat di bagian barat dan utara Kota Surakarta. Di bagian barat Kota Surakarta
tepatnya di sebelah barat Jalan Jenderal Ahmad Yani, sedangkan di bagian utara tepatnya di selatan
dan barat Kali Pepe serta di tepi Kali Premulung. Batuan vulkanik muda berada pada posisi 474406 –
479133 mT dan 9162923 – 9167446 mU. Luas Satuan batuan ini adalah 778,84 ha. Batuan ini
umumnya merupakan endapan lahar dari Vulkan Merapi. Batuan umumnya terdiri dari lava andesit,
breksi, lahar, tufa hingga basalt. Fosil tidak ditemukan. Aktivitas diduga dimulai sejak plistosen akhir.

USULAN TEKNIS
Pendataan Septictank Program Layanan Lumpur Tinja Kecamatan Serengan Dan E.1 - 24
Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2021
Gambar E.1. 9 Ilustrasi Profil Penampang Geologi Bawah Permukaan Kota Surakarta

Sementara itu persebaran tanah di Kota Surakarta ditunjukkan oleh Peta Tanah Tinjau skala 1 : 250.000
yang disusun oleh Supraptoharjo dkk (1966) dalam Baiquni (1988 : 32). Berdasarkan Peta Tanah Tinjau tersebut,
macam tanah di wilayah ini meliputi:

1. Assosiasi Grumusol Kelabu Tua dan Mediteran Coklat Kemerahan


Tanah ini merupakan kombinasi campuran antara tanah grumusol kelabu tua dan mediteran coklat
kemerahan. Bahan induknya adalah tuf vulkan alkali basis dengan fisiografi vulkan. Di Kota Surakarta
jenis tanah ini berada di bagian utara kota, yaitu pada posisi 477907 – 484882 mT dan 9160810 –
9168388 mU. Luas tanah ini di Kota Surakarta adalah 2.085,74 ha.
2. Mediteran Coklat Tua

Tanah ini berada di bagian timur laut Kota Surakarta yaitu pada posisi 481512 – 485500 mT dan
9164415 – 9167416 mU. Luas tanah ini di Kota Surakarta adalah 688,34 ha. Bahan induknya adalah tuf
vulkan intermediair dan berada pada fisiografi vulkan dan bukit lipatan.
3. Aluvial Coklat Kekelabuan

Tanah ini berada di tepi Bengawan Solo, yaitu pada posisi 479806 – 481866 mT dan 9160442 –
9162399 mU. Luas tanah ini di Kota Surakarta adalah 138,36 ha. Bahan induknya adalah endapan liat
yang menempati fisiografi dataran. Tanah ini termasuk jenis tanah aluvial yang salah satu sifatnya
tergantung dari asal tanah itu diendapkan sehingga kesuburannya ditentukan oleh keadaan bahan
asalnya.
4. Regosol Kelabu

Tanah ini berada di bagian barat dan selatan Kota Surakarta, yaitu pada posisi 474435 – 481174 mU
dan 9160751 – 9166784 mU. Luas tanah ini di Kota Surakarta adalah 138,36 ha. Bahan induknya tanah
ini adalah abu/pasir vulkanintermidi air yang menempati fisiografi vulkan.

USULAN TEKNIS
Pendataan Septictank Program Layanan Lumpur Tinja Kecamatan Serengan Dan E.1 - 25
Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2021
Gambar E.1. 10 Peta Geologi Kota Surakarta

C. Klimatologi

Kondisi Iklim diperlukan agar memudahkan dalam proses perencanaan suatu kawasan,adapun Keadaan
iklim sendiri ditentukan berdasarkan data Curah Hujan dan Hari Hujan yang ada di Kota Surakarta dan sekitarnya.
Berdasarkan data yang di rampung dari Badan Pusat Statistik Kota Surakarta Tahun 2020 didapat data Curah
hujan dan Hari hujan dalam kurun waktu satu tahun sebagai berikut.

Tabel E.1. 2 Jumlah Hari Hujan dan Curah Hujan di Kota Surakarta tahun 2019

Curah Hujan
No Bulan Hari Hujan
(mm³)
1 Januari 573,9 24
2 Februari 334,8 21
3 Maret 360,5 23
4 April 172,6 17
5 Mei 36,0 3
6 Juni - -
7 Juli - -
8 Agustus - -
9 September - -
10 Oktober - -
11 November 90,2 6
12 Desember 247,7 19
Sumber : BPS, Kota Surakarta Dalam Angka 2020

USULAN TEKNIS
Pendataan Septictank Program Layanan Lumpur Tinja Kecamatan Serengan Dan E.1 - 26
Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2021
Berdasarkan data diatas dapat di gamabarkan bahwa curah hujan tertinggi di Kota Surakarta pada tahun
2019 terdapat pada Bulan Januari sebesar 573,9 mm 3 sedangkan hari hujan terbanyak terdapat pada Bulan
Januari yakni sebanyak 24 Hari.

Jumlah Curah dan Hari Hujan


700
600
500
400
300
200
100
0
i i et ril ei ni li s r r r
ar ar ar Ju Ju tu be be be
r
be
a nu bru M Ap M us m kto m m
J g e e
Fe A pt O ve s
Se No De

Curah Hujan (mm³) Hari Hujan

Gambar E.1. 11 jumlah hari hujan dan Curah Hujan di Kota Surakarta Tahun 2019
Sumber : BPS, Kota Surakarta Dalam Angka 2020

D. Resiko Bencana Alam


Berdasarkan Indeks Rawan Bencana Indonesia yang diterbitkan Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) tahun 2011 menyebutkan bahwa Kota Surakarta rawan terhadap berbagai bencana.
Dalam indeks tersebut Kota Surakarta berada pada ranking 207 nasional dengan tingkat kerawanan
tinggi. Bencana yang rawan terjadi di Kota Surakarta adalah bencana banjir dengan tingkat kerawanan
tinggi, bencana kebakaran permukiman dengan tingkat kerawanan tinggi dan ranking 26 nasional,
bencana angin topan dengan tingkat kerawanan tinggi dan ranking ke 68 nasional, bencana banjir dan
tanah longsor dengan tingkat kerawanan tinggi dan ranking ke 96 nasional, dan bencana kecelakaan
transportasi dengan tingkat kerawanan tinggi dan ranking ke 14 nasional.
 Bencana Banjir
 Berdasarkan kajian yang pernah dilakukan terhadap tingkat kerawanan banjir Kota Surakarta,
terdapat beberapa klasifikasi daerah rawan banjir yaitu:
a. Kerawanan rendah terdapat pada Kelurahan Jebres, Kelurahan Kadipiro, Kelurahan
Nusukan, Kelurahan Kerten, Kelurahan Gilingan, Kelurahan Pajang, Kelurahan Laweyan,
Kelurahan Bumi.
b. Kerawanan sedang yaitu pada Kelurahan Pucangsawit, Kelurahan Jagalan, Kelurahan
Gandekan, Kelurahan Sudiroprajan, Kelurahan Serengan, Kelurahan Danukusuman,

USULAN TEKNIS
Pendataan Septictank Program Layanan Lumpur Tinja Kecamatan Serengan Dan E.1 - 27
Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2021
Kelurahan Kedung Lumbu, Kelurahan Serengan, Kelurahan Sudiroprajan, Kelurahan
Banyuanyar, Kelurahan Sumber, Kelurahan Jebres, Kelurahan Kadipiro.
c. Kerawanan tinggi yaitu Kelurahan Jebres, Kelurahan Pucangsawit, Kelurahan Jagalan,
Kelurahan Joyosuran, Kelurahan Pasar Kliwondan Kelurahan Joyotakan
d. Kerawanan sangat tinggi yaitu Kelurahan Sewu, Kelurahan Sangkrah, Kelurahan Semanggi,
Kelurahan Pucangsawit, dan Kelurahan Gandekan.
 Bencana Longsor
Pada pemetaan daerah rawan longsor terdapat empat klasifkasi daerah rawan longsor yaitu:
a. Rawan Rendah, yaitu berada di lokasi rawan rendah berada disebelah Selatan kota yaitu di
Kecamatan Pasar Kliwon dan Kecamatan Serengan.
b. Rawan Sedang yaitu di Kecamatan Jebres, tepatnya di Kelurahan Mojosongo, Jebres dan
Pucangsawit, Kecamatan Banjarsari yaitu di Kelurahan Kadipiro, Kelurahan Banyuanyar, dan
Kelurahan Nusukan. Kecamatan Laweyan yaitu di Kelurahan Kerten, Kelurahan Jajar, dan
Kelurahan Karangasem.
c. Rawan Tinggi yaitu di Kelurahan Nusukan, Kelurahan Jebres, Kelurahan Kadipiro dan
Kelurahan Mojosongo. Lokasi rawan tinggi di Kelurahan Jebres berada di daerah tebing
sepanjang Kali Anyar.
d. Rawan Sangat Tinggi yaitu berada di Kelurahan Kadipiro dan Kelurahan Mojosongoi kampung
Kragilan. Sedangkan kejadian longsor yang pernah terjadi berada di kelurahan Mojosongo
berada di lokasi makam Sentono Mulyo.

USULAN TEKNIS
Pendataan Septictank Program Layanan Lumpur Tinja Kecamatan Serengan Dan E.1 - 28
Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2021
Gambar E.1. 12 Peta Rawan Bencana Banjir Kota Surakarta,

Gambar E.1. 13 Peta Rawan Longsor Kota Surakarta

USULAN TEKNIS
Pendataan Septictank Program Layanan Lumpur Tinja Kecamatan Serengan Dan E.1 - 29
Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2021
E.4.1.3 Kondisi Kependudukan
Jumlah penduduk Kota Surakarta pada tahun 2019 yaitu sebesar 519.87 jiwa. Dengan laju pertumbuhan
rata-rata 0,328 % pada tahun 2018-2019. Jumlah penduduk tertinggi berada di Kecamatan Banjarsari sebanyak
163,650 jiwa, sedangkan jumlah penduduk terendah ada di Kecamatan Serengan sebanyak 45.424 jiwa.
Kepadatan penduduk terpadat berada di Kecamatan Pasar Kliwon sebesar 16.033 jiwa/km2.

Tabel E.1. 3 Jumlah Penduduk Kota Surakarta Tahun 2019


Laju
Jumlah
Presentase Pertumbuhan
No. Kecamatan Penduduk
Penduduk (%) per Tahun 2018-
(jiwa)
2019 (%)
1 Laweyan 89.547 17,23 0,328
2 Serengan 45.424 8,74 0,329
3 Pasar Kliwon 77.280 14,87 0,328
4 Jebres 143.650 27,65 0,328
5 Banjarsari 163.686 31,50 0,328
Total 519.587 100,00 100,00
Sumber: BPS, Kota Surakarta Dalam Angka 2020

180,000
160,000
140,000
120,000
100,000
80,000
60,000
40,000
20,000
0
Jumlah Penduduk (jiwa)

Laweyan Serengan Pasar Kliwon Jebres Banjarsari

Gambar E.1.14 Grafik Jumlah Penduduk Kota Surakarta Thun 2019

Tabel E.1.4 Kepadatan Penduduk Kota Surakarta Tahun 2019


Jumlah
Luas Wilayah Kepadatan Penduduk
No. Kecamatan Penduduk
(km2) (Jiwa/Km2)
(jiwa)
1 Laweyan 89.547 8,64 10.364
2 Serengan 45.424 3,19 14.239
3 Pasar Kliwon 77.280 4,82 16.033
4 Jebres 143.650 12,58 11.419
5 Banjarsari 163.686 14,81 11.052
Total 519.587 44,04 11.798
Sumber: BPS, Kota Surakarta Dalam Angka 2020

USULAN TEKNIS
Pendataan Septictank Program Layanan Lumpur Tinja Kecamatan Serengan Dan E.1 - 30
Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2021
E.4.2 GAMBARAN UMUM WILAYAH KECAMATAN SERENGAN DAN PASAR KLIWON
E.4.2.1 Kondisi Administrasi Wilayah
A. Kecamatan Serengan
Secara astronomis Kecamatan Serengan terletak antara 7º34’ dan 7º35’ Lintang Selatan 110º48’ dan
110º49’ Bujur Timur. Berdasarkan posisi geogreafisnya, Kecamatan Serengan memiliki batas-batas
wilayah sebagai berikut
Utara : Kecamatan Banjarsari
Selatan : Kecamatan Pasar Kliwon
Barat : Kabupaten Sukoharjo
Timur : Kecamatan Laweyan
Secara administratif Kecamatan Serengan terdiri dari 7 Kelurahan dengan total luas wilayah 3,194 Km2.
B. Kecamatan Pasar Kliwon
Secara astronomis Kecamatan Pasar Kliwon terletak antara 7º33’ dan 7º35’ Lintang Selatan 110º49’ dan
110º50’ Bujur Timur. Berdasarkan posisi geogreafisnya, Kecamatan Serengan memiliki batas-batas
wilayah sebagai berikut
Utara : Kecamatan Banjarsari dan Kecamatan Jebres
Selatan : Kecamatan Serengan dan Kabupaten Sukoharjo
Barat : Kecamatan Banjarsari dan Kecamatan Serengan
Timur : Kabupaten Sukoharjo
Secara administratif Kecamatan Serengan terdiri dari 10 Kelurahan dengan total luas wilayah 4,815Km2.

Tabel E.1.5 Luas Wilayah Menurut Kelurahan di Kecamatan Serengan dan Pasar Kliwon
KECAMATAN SERENGAN
No Kelurahan Jumlah RW Jumlah RT Luas (Km2) Presentase
1 Joyotakan 32 6 0,459 14,37
2 Danukusuman 58 15 0,508 15,90
3 Serengan 64 15 0,64 20,04
4 Tipes 69 15 0,64 20,04
5 Kratonan 35 6 0,324 10,14
6 Jayengan 30 9 0,293 9,17
7 Kemlayan 24 6 0,33 10,33
  Jumlah 312 72 3,194 100,00
KECAMATAN PASAR KLIWON
1 Joyosuran 55 12 0,54 11,21
2 Semanggi 87 16 0,894 18,57
3 Pasar Kliwon 36 12 0,36 7,48
4 Baluwarti 38 12 0,407 8,45
5 Gajahan 31 9 0,339 7,04
6 Kauman 22 6 0,192 3,99
7 Kampung Baru 21 6 0,306 6,36
8 Kampung Lumbu 30 7 0,551 11,44
9 Sangkrah 58 13 0,452 9,39
10 Mojo 58 8 0,774 16,07
  Jumlah 436 101 4,815 100
Sumber: BPS, Kota Surakarta Dalam Angka, 2020

USULAN TEKNIS
Pendataan Septictank Program Layanan Lumpur Tinja Kecamatan Serengan Dan E.1 - 31
Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2021
E.4.2.2 Kondisi Kependudukan
A. Kecamatan Serengan
Jumlah penduduk Kecamatan Serengan pada tahun 2019 yaitu sebesar 54.323 jiwa. Dengan laju
pertumbuhan rata-rata 0,64 % pada tahun 2018-2019. Jumlah penduduk tertinggi berada di Kelurahan Tipes
sebanyak 12.178 jiwa, sedangkan jumlah penduduk terendah ada di Kelurahan Kemlayan sebanyak 3755 jiwa.
Kepadatan penduduk terpadat berada di Kelurahan Danakusuman sebesar 3.677,33 jiwa/km2.
B. Kecamatan Pasar Kliwon
Jumlah penduduk Kecamatan Serengan pada tahun 2019 yaitu sebesar 86.350 jiwa. Dengan laju
pertumbuhan rata-rata 0,63 % pada tahun 2018-2019. Jumlah penduduk tertinggi berada di Kelurahan Semanggi
sebanyak 23.805 jiwa, sedangkan jumlah penduduk terendah ada di Kelurahan Kauman sebanyak 2646 jiwa.
Kepadatan penduduk terpadat berada di Kelurahan Sangkrah sebesar 28.356 jiwa/km2.

Tabel E.1.6 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan Serengan dan Pasar Kliwon
KECAMATAN SERENGAN
Jumlah Penduduk Laju
Pertumbuha
Presentase Kepadatan Penduduk
No Kelurahan Penduduk per
2018 2019 Penduduk per Km2
Tahun 2018-
2019
1 Joyotakan 7.889 8.008 1,51 14,65 3191,20
2 Danukusuman 10.115 10.213 0,97 18,68 3677,33
3 Serengan 10.948 10.940 0,07 20,01 3126,66
4 Tipes 12.178 12.277 0,81 22,46 3508,77
5 Kratonan 5.444 5.462 0,33 9,99 3083,54
6 Jayengan 3.994 4.003 0,23 7,32 2498,97
7 Kemlayan 3.755 3.768 0,35 6,89 2088,53
  Jumlah 54.323 54.671 0,64 3,194 3130,87
KECAMATAN PASAR KLIWON
1 Joyosuran 10.762 10.711 0,47 12,33 19835,19
2 Semanggi 35.917 23.805 NA 27,40 26627,52
3 Pasar Kliwon 5.494 5.510 0,29 6,34 15305,56
4 Baluwarti 6.518 6.508 0,15 7,49 15990,17
5 Gajahan 3.928 3.936 0,2 4,53 11610,62
6 Kauman 2.638 2.646 0,3 3,05 13781,25
7 Kampung Baru 2.858 2.897 1,36 3,33 9467,32
8 Kampung Lumbu 5.470 5.469 0,02 6,29 9925,59
9 Sangkrah 12.765 12.817 0,41 14,75 28356,19
10 Mojo NA 12.591 NA 14,49 16267,44
  Jumlah 86.350 86.890 0,63 4,815 18045,69
Sumber: BPS, Kota Surakarta Dalam Angka, 2020

USULAN TEKNIS
Pendataan Septictank Program Layanan Lumpur Tinja Kecamatan Serengan Dan E.1 - 32
Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2021
FORM SURVEI PENDATAAN LAYANAN LUMPUR TINJA (L2T) KOTA SURAKARTA

INFORMASI UMUM
1 Tanggal Survei : adalah tanggal saat pendataan tangki septik dilakukan
2 Nama Surveyor : adalah nama orang melakukan pendataan
A. IDENTITAS RESPONDEN
A1 A1.1 Nama KK : adalah tanggal saat pendataan tangki septik dilakuk
A.1.
  Umur KK : Cukup Jelas
2
A2 Alamat
A.2.
  Kecamatan : adalah Nama Kecamatan tempat dilakukannya survei
1
A.2.
  Kelurahan : adalah Nama Desa/Kelurahan tempat dilakukannya survei tangki septik
2
A.2.
  RT : adalah Nama atau Nomor RT tempat dilakukannya survei tangki septik
3
A.2.
  RW : adalah Nama atau Nomor RW tempat dilakukannya survei tangki septik
4
A.2.
  No. Telepon : Cukup Jelas
5
A3 Pekerjaan
  1 PNS : Kepala keluarga bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil
  2 Karyawan Swasta : Kepala keluarga bekerja pada perusahaan swasta
  3 Pedagang : Kepala keluarga bekerja sebagai pedagang
  4 Petani/Nelayan : Kepala keluarga bekerja sebagai petani atau bekerja sebagai nelayan
  5 Buruh : Kepala keluarga bekerja sebagai buruh
  6 Lainnya : Diisi pekerjaan lain yang tidak ada dalam pilihan 1 sd 5
B. DATA RUMAH (LINGKARI SALAH SATU PILIHAN JAWABAN)
B1 Status Kepemilikan Rumah
Rumah bersertifikat atau hak milik atas nama responden
  1 Milik Pribadi :
(suami/istri)
  2 Sewa/Kontrak : Rumah milik orang lain yang ditinggali pada periode waktu tertentu
B2 Jumlah Penghuni Rumah
  1 < 5 Orang : Penghuni rumah berjumlah kurang dari lima orang
  2 5 - 8 Orang : Penghuni rumah berkisar antara 5 sampai 8 orang
  3 > 8 Orang : Penghuni rumah berjumlah lebih dari delapan orang
B3 Sumber Air Bersih
Sambungan Rumah Sumber air bersih utama berasal dari sambungan rumah yang
  1 :
PDAM/PAM dikelola oleh pemerintah atau swasta
Sambungan Rumah Non Sumber air bersih utama berasal dari sambungan rumah yang
  2 :
PDAM dikelola oleh masyarakat
  3 Sumur Bor : Sumber air bersih utama berasal dari sumur bor
  4 Sumur Gali : Sumber air bersih utama berasal dari sumur gali
  5 Lainnya, Sebutkan : Diisi apabila terdapat sumber air bersih lain selain pilihan jawaban 1 sd 4
C. AKSESIBILITAS DAN KETERSEDIAAN LAHAN (LINGKARI SALAH SATU PILIHAN JAWABAN)
C1 Jalan Akses Ke Rumah
  1 Dapat Dilalui Truk : Jalan akses menuju rumah dapat dilalui truk
  2 Terbatas Mobil Kecil : Jalan akses menuju rumah hanya dapat dilalui Mini bus, Sedan
Terbatas Kendaraan
  3 roda tiga atau sepeda : Jalan masuk menuju rumah hanya dapat dilalui sepeda motor
motor
  4 Tidak Ada : Jalan masuk menuju rumah tidak dapat dilalui kendaraan
C2 Ketersediaan Lahan Untuk Pembuatan Tangki Septik Baru
  1 Ada : Tersedia lahan untuk pembangunan tangki septik baru
  2 Tidak Ada : Tidak tersedia lahan untuk pembangunan tangki septik baru

USULAN TEKNIS
Pendataan Septictank Program Layanan Lumpur Tinja Kecamatan Serengan Dan E.1 - 33
Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2021
D. DATA JAMBAN DAN DETAIL TANGKI SEPTIK (LINGKARI SALAH SATU PILIHAN JAWABAN)
D1 Kepemilikan KM/WC
  1 Ada : Cukup Jelas
  2 Tidak Ada : Cukup Jelas
D2 Kepemilikan MCK Plus
  1 Ada : Cukup Jelas
  2 Tidak Ada : Cukup Jelas
D3 Kebiasaan Buang Air Selain di KM/WC/MCK Plus
  1 Sungai : Kebiasaan buang air di sungai
  2 Parit : Kebiasaan buang air di parit
  3 Lainnya : kabiasaan buang air selain pada no 1 dan 2
D4 Air Limbah dari KM/WC/ langsung disalurkan ke :
  1 Sungai : air limbah dari KM/WC disalurkan ke sungai
  2 Saluran Kota : air limbah dari KM/WC disalurkan ke saluran kota
  3 IPAL Komunal : air limbah dari KM/WC disalurkan ke IPAL Komunal
  4 Septictank : air limbah dari KM/WC disalurkan ke septictank
D5 Air Limbah dari MCK Plus Langsung disalurkan ke :
  1 Sungai : air limbah dari MCK Plus disalurkan ke sungai
  2 Saluran Kota : air limbah dari MCK Plus disalurkan ke saluran kota
  3 Septictank : air limbah dari MCK Plus disalurkan ke septictank
D6 Peresapan Septictank
  1 Ada : Cukup Jelas
  2 Tidak Ada : Cukup Jelas
D7 Air dari Peresapan disalurkan ke :
  1 Sungai : air dari peresapan disalurkan ke sungai
  2 Saluran Kota : air dari peresapan disalurkan ke saluran kota
  3 Tanah : air dari peresapan disalurkan ke tanah
  4 Kebun : air dari peresapan disalurkan ke kebun
D8 Ada bau dari septictank/pengolahan limbah yang ada
  1 Ada : Cukup Jelas
  2 Tidak Ada : Cukup Jelas
D9 Penyedotan Septictank
  1 Pernah : Cukup Jelas
  2 Tidak Pernah : Cukup Jelas
D10 Berapa Kali Penyedotan Septictank
  1 1 - 3 tahun sekali : Cukup Jelas
  2 3 - 5 tahun sekali : Cukup Jelas
  3 >5 tahun sekali : Cukup Jelas
D11 Posisi Septictank
  1 Di luar bangunan : Cukup Jelas
  2 Di dalam bangunan : Cukup Jelas
D1
Posisi Lubang Penyedotan
2
  1 Di luar bangunan : Cukup Jelas
  2 Di dalam bangunan : Cukup Jelas

USULAN TEKNIS
Pendataan Septictank Program Layanan Lumpur Tinja Kecamatan Serengan Dan E.1 - 34
Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2021

Anda mungkin juga menyukai