PENDAHULUAN
Gambar 1.1 Peta Kecamatan Cempaka Putih (Sumber : Laporan Profil Kesehatan PKM
Kecamatan Cempaka Putih 2017)
Tabel 1.1 Luas Wilayah Kecamatan Cempaka Putih
2 Panti Asuhan 2
6 Sarana Air Bersih (PAM dan Sumur Bor dengan Pompa ) 10.981
8 Pasar 3
Sumber : Laporan Tahunan PKM Kecamatan Cempaka Putih, 2017
Tabel 1.7 Jumlah Rumah Tinggal di Kecamatan Cempaka Putih
Jenis Bangunan Cempaka Cempaka Rawa Jumlah
Putih Timur Putih sari
Barat
Rumah permanen 874 1.044 2.992 4.910
Rumah Susun - 1 - 1
Rusun Apartemen - - 1 1
Sumber : Laporan Tahunan Kantor Kecamatan Cempaka Putih dan Kantor Lurah
Cempaka Putih Timur, Cempaka Putih Barat dan Rawa sari
Cempaka
Putih 8 3 7 0 3 0 2 0 1 1
Timur
Rawa sari
10 2 4 2 1 1 0 1 0 0
Jumlah 28 10 13 6 5 2 2 4 1 1
Sumber : Laporan Tahunan PKM Kecamatan Cempaka Putih, 2017
Tabel 1.9 Sarana Pelayanan Kesehatan di Kecamatan Cempaka Putih
2 Puskesmas Keliling 2
3 Klinik Pratama 23
6 Rumah Sakit 4
7 Pengobatan Tradisional 7
8 Apotek 7
Sumber: Laporan Tahunan PKM Kecamatan Cempaka Putih, 2017
Tabel 1.7 Upaya Kesehatan Wajib, Kegiatan dan Indikator dalam Puskesmas
3. Azas Keterpaduan
Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil
yang optimal, penyelenggaraan setiap program puskesmas harus
diselenggarakan secara terpadu.
Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yakni :
a. Keterpaduan Lintas Program
Upaya memadukan penyelengaraan berbagai upaya kesehatan yang
menjadi tanggung jawab puskesmas. Contoh keterpaduan lintas
program antara lain:
i.Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) : Keterpaduan KIA
dengan P2M, gizi, promosi kesehatan dan pengobatan.
ii.UKS : Keterpaduan kesehatan lingkungan dengan promosi
kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi
remaja dan kesehatan jiwa.
iii.Puskesmas keliling : Keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB,
Gizi, promosi kesehatan, dan Kesehatan gigi.
iv.Posyandu : Keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M, Kesehatan
jiwa dan promosi kesehatan.
Tabel 1.11 Pegawai Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih berdasarkan Tingkat Pendidikan
1.4.1 Tujuan
Keluarga berencana (KB) adalah perencanaan kehamilan, sehingga
kehamilan hanya terjadi pada waktu yang diinginkan. Tujuannya agar :
1. Tujuan umum berupa menurunkan angka kelahiran dan meningkatkan
kesehatan ibu sehingga mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
Sejahtera (NKKBS) melalui pengendalian pertumbuhan, meningkatkan
keikut sertaan kelestrarian ber – KB seluruh pelosok sehingga akan
menurunkan angka fertilitas yang bermakna.
2. Tujuan khusus berupa; Meningkatkan pemerataan pemakaian MKJP baik
terhadap peserta baru maupun kb aktif, meningkatkan dan semakin
meratanya penggarapan terhadap generasi muda dalam kaitannya dengan
pendewasaan usia kawin dan sebagai bantuan mendukung gerakan KB
nasional di daerah, Semakin meratanya kemandirian masyarakat dalam ikut
serta memberikan pelayanan atau mendapatkan pelayanan KB
(BKKBN,2014).
1.4.2 Sasaran
Sasaran program Keluarga Berencana adalah Pasangan Usia Subur (PUS)
dan Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM). Jumlah pasangan usia subur yang
menjadi 24 sasaran program ditetapkan berdasarkan survei pasangan usia subur
yang dilaksanakan sekali setiap tahun dan pelaksanaannya dikoordinasikan oleh
PLKB (Petugas Lapangan Keluarga Berencana) di masing-masing kelurahan atau
dari BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) (BKKBN,2014).
Sasaran program Keluarga Berencana mempunyai tiga sasaran diantaranya :
1. Sasaran Primer Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung
segala upaya pendidikan atau promosi kesehatan. Sesuai dengan
permasalahan kesehatan, maka sasaran ini dapat dikelompokkan menjadi
kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui
untuk masalah KIA (kesehatan ibu dan anak), anak sekolah untuk kesehatan
remaja, dan sebagainya. Upaya promosi yang dilakukan terhadap sasaran
primer ini sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat
(empowerment).
2. Sasaran sekunder Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan
sebagainya. Disebut sasaran sekunder karena dengan memberikan
pendidikan kesehatan pada kelompok ini diharapkan untuk selanjutnya
kelompok ini akan memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat
disekitarnya. Disamping itu dengan perilaku sehat para tokoh masyarakat
sebagai hasil pendidikan kesehatan yang diterima, maka para tokoh
masyarakat ini akan memberikan contoh atau acuan perilaku sehat bagi
masyarakat sekitarnya. Upaya promosi kesehatan yang ditujukan kepada
sasaran sekunder ini adalah sejalan dengan strategi dukungan sosial (social
support).
3. Sasaran tersier Para pembuat keputusan atau penentuan kebijakan baik
ditingkat pusat, maupun daerah adalah sasaran tersier pendidikan kesehatan
dengan kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh
kelompok ini akan mempunyai dampak terhadap perilaku para tokoh
masyarakat (sasaran sekunder), dan juga kepada masyarakat umum (sasaran
primer). Upaya promosi kesehatan yang ditujukan kepada sasaran tersier ini
sejalan dengan strategi advokasi (BKKBN,2014).
Indikator pelayanan KB :
1. Tenaga
2. Sarana dan prasarana
3. Cakupan pelayanan
Cempaka Putih
2 5383 771 14,32 11,9
Barat
3 Rawasari 3045 571 18,75 11,9
Total PKM Kec. 12291 2189 17,8 11,9
Tabel 1.22 Cakupan Peserta KB Pasca Persalinan dengan KB AKDR <42 Hari
PP dengan di Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari –
Oktober 2018
AKDR
Pencapaian Target
No Puskesmas KBPP (a) <42 hari
(b/ax100%) (%)
PP (b)
Cempaka Putih
1 4 1 25 10,3
Timur
Cempaka Putih
2 21 7 33,3 10,3
Barat
3 Rawasari 6 2 33,3 10,3
Total PKM Kec. 31 10 32,25 10,3
Tabel 1.23 Cakupan Peserta KB Pasca Persalinan dengan KB Implan di
Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – Oktober 2018
Implan Pencapaian Target
No Puskesmas KBPP (a)
(b) (b/ax100%) (%)
Cempaka Putih
1 4 0 0 10,3
Timur
Cempaka Putih
2 21 2 9,52 10,3
Barat
3 Rawasari 6 1 16,67 10,3
Total PKM Kec. 31 3 9,68 10,3
Tabel 1.27 Cakupan Peserta KB yang Mengalami Drop Out di Puskesmas se-
Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – Oktober 2018
Drop Out Pencapaian Target
No Puskesmas KB Aktif (a)
(b) (b/ax100%) (%)
Cempaka Putih
1 3863 6 0.15 0
Timur
Drop Out Pencapaian Target
No Puskesmas KB Aktif (a)
(b) (b/ax100%) (%)
Cempaka Putih
2 5383 20 0,37 0
Barat
3 Rawasari 3045 5 0,16 0
Total PKM Kec. 12291 31 0,25 0
1
2.1.1 Non-Scoring Technique
Bila tidak tersedia data, maka cara penetapan prioritas masalah
yang lazim digunakan adalah teknik non skoring.
Dengan menggunakan teknik ini, masalah dinilai melalui diskusi
kelompok, oleh sebab itu juga disebut “Nominal Group Technique”
(NGT). NGT terdiri dari dua, yaitu :
A. Metode Delbeq
Menetapkan prioritas masalah menggunakan tekhnik ini
dilakukan melalui diskusi dan kesepakatan sekelompok orang,
namun yang tidak sama keahliannya. Sehingga untuk menentukan
prioritas masalah, diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk
memberikan pengertian dan pemahaman peserta diskusi, tanpa
mempengaruhi peserta diskusi. Hasil diskusi ini adalah prioritas
masalah yang disepakati bersama.
B. Metode Delphi
Yaitu masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang
mempunyai keahlian yang sama melalui pertemuan khusus. Para
peserta diskusi diminta untuk mengemukakan pendapat mengenai
beberapa masalah pokok. Masalah yang terbanyak dikemukakan
pada pertemuan tersebut, menjadi prioritas masalah.
2.1.3.1 Emergency
Emergency menunjukkan besar kerugian yang ditimbulkan oleh
masalah. Ini ditujukan dengan Case Fatality Rate (CFR) masing-masing
penyakit. Sedangkan untuk masalah-masalah yang tidak berhubungan
dengan penyakit digunakan proxy. Nilai proxy didapatkan dari berbagai
sumber, sedangkan sistem scoring proxy CFR ditentukan berdasarkan hasil
diskusi, argumentasi, serta justifikasi. Pada permasalahan ini, pengaruh
jangka panjang KB adalah untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI),
sehingga kelompok kami memakai angka kematian ibu sebagai proxy.
Berdasarkan data SUPAS 2015, Angka Kematian Ibu di Indonesia adalah
305 orang per 100.000 jumlah kelahiran hidup, menjadi 0,3%.
Besar Masalah
(Target (%) –
No. Daftar Masalah Skor
Pencapaian
(%))
1. Cakupan Peserta KB Aktif di Puskesmas se-Kecamatan
Cempaka Putih periode Januari – Oktober 2018 sebesar 1,6 1
84,6%
2. Cakupan Peserta KB Aktif dengan KB Kondom di
Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – 0,99 1
Oktober 2018 sebesar 12,89%.
3. Cakupan Peserta KB Aktif dengan KB Pil di Puskesmas se-
Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – Oktober 2018 10,6 1
sebesar 22,52%.
4. Cakupan Peserta KB Aktif dengan KB Suntik di Puskesmas
se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – Oktober 25,9 2
2018 sebesar 37,8%.
5. Cakupan Peserta KB Aktif dengan KB AKDR di Puskesmas
se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – Oktober 5,9 1
2018 sebesar 17,8%.
Besar Masalah
(Target (%) –
No. Daftar Masalah Skor
Pencapaian
(%))
6. Cakupan Peserta KB Aktif dengan KB Implan di Puskesmas
se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – Oktober 6 1
2018 sebesar 5,9%.
7. Cakupan Peserta KB Aktif dengan KB MOW di Puskesmas
se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – Oktober 9,15 1
2018 sebesar 2,75%.
8. Cakupan Peserta KB Aktif dengan KB MOP di Puskesmas
se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – Oktober 11,6 1
2018 sebesar 0,3%.
9. Cakupan Peserta KB Pasca Persalinan di Puskesmas se-
Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – Oktober 2018 82,75 5
sebesar 0,25%
10. Cakupan Peserta KB Pasca Persalinan dengan KB Kondom
di Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari 10,3 1
– Oktober 2018 sebesar 0 %.
11. Cakupan Peserta KB Pasca Persalinan dengan KB Pil di
Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – 10.3 1
Oktober 2018 sebesar 0 %.
12. Cakupan Peserta KB Pasca Persalinan dengan KB Suntik di
Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – 44,5 3
Oktober 2018 sebesar 54,8%.
13. Cakupan Peserta KB Pasca Persalinan dengan KB AKDR
Pasca Plasenta di Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih 7,08 1
periode Januari – Oktober 2018 sebesar 3,22%.
14. Cakupan KB Pasca Persalinan dengan Peserta KB AKDR
<42 Hari PP di Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih 21,9 2
periode Januari – Oktober 2018 sebesar 32,25%.
15. Cakupan Peserta KB Pasca Persalinan dengan KB Implan di
Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – 0,6 1
Oktober 2018 sebesar 9,68%.
16. Cakupan Peserta KB Pasca Persalinan dengan KB MOW di
Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – 10,3 1
Oktober 2018 sebesar 0%
17. Cakupan Peserta KB Pasca Persalinan dengan KB MOP di
Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – 10,3 1
Oktober 2018 sebesar 0%
18. Cakupan Peserta KB Pasangan Usia Subur 4T di Puskesmas
se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – Oktober 77,3 4
2018 sebesar 5,62%
Besar Masalah
(Target (%) –
No. Daftar Masalah Skor
Pencapaian
(%))
19. Cakupan Peserta KB yang Mengalami Drop Out di
Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – 0,25 1
Oktober 2018 sebesar 0,25%.
Lintas Lintas
No. Daftar Masalah Skor
Program Sektoral
2.1.3.4 Feasibility
Tidak ada 1
Alat/Obat Ada tetapi kurang 2
Ada dan cukup 3
Alat dan
No. Daftar Masalah SDM Jumlah
Obat
2.1.3.5 Policy
Untuk dapat diselesaikan, aspek lain yang harus dipertimbangkan
dari suatu masalah kesehatan adalah apakah pemerintah memiliki concern
terhadap masalah tersebut. Parameter yang digunakan untuk menilai
seberapa concern pemerintah adalah kebijakan pemerintah yang concern
terhadap permasalahan tersebut, serta apakah masalah tersebut terpublikasi
di berbagai media. Parameter tersebut diberikan nilai berdasarkan parameter
yang dapat memberikan informasi yang paling dapat dipahami masyarakat
serta pendekatan seccara personal dengan individu mengenai kegiatan KB.
Kebijakan pemerintah diberikan nilai terendah dikarenakan proses
sosialisasi bergantung pada sektor-sektor lain agar dapat sampai ke
masyarakat. Program khusus KB diberi nilai tertinggi dikarenakan
pendekatan terhadap anggota masyarakat sudah berjalan langsung sebagai
usaha eradikasi & eliminasi penyakit yang ditekankan oleh pihak
pemerintahan.
Dalam menilai aspek kebijakan pemerintah, penilaian mengacu
kepada:
1. Peraturan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta nomor 212 tahun
2016.
2. Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 2013 tentang RPJMD Provinsi DKI
Jakarta tahun 2013-2017
3. Peraturan Daerah provinsi DKI Jakarta Nomor 12 tahun 2014
Organisasi Perangkat Daerah
4. Peraturan Gubernur Nomor 186 tahun 2012 tentang Program
Ketahanan Keluarga
5. Peraturan Gubernur Nomor 31 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Kesehatan Reproduksi
6. Peraturan Gubernur Nomor 47 tahun 2014 tentang Perubahan Atas
Peraturan Gubernur Nomor 162 tahun 2010 tentang
7. Peraturan Gubernur Nomor 227 tahun 2014 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan dan
Keluarga Berencana.
Penyuluhan:
Ada 2
Tidak Ada 1
Media (Cetak dan/atau Elektronik):
Elektronik dan Cetak 2
Elektronik atau Cetak 1
Kebijakan Pemerintah (Nasional dan/atau
Daerah):
Ada 2
Tidak Ada 1
Tabel 2.13 Skoring Policy terhadap program KB di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih periode Janauari – Oktober
2018
No. Daftar Masalah Penyuluhan Media Kebijakan Nilai
1. Cakupan Peserta KB Aktif di Puskesmas se-
Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – 2 2 2 6
Oktober 2018 sebesar 84,6%
2. Cakupan Peserta KB Aktif dengan KB Kondom di
Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih periode 2 2 2 6
Januari – Oktober 2018 sebesar 12,89%.
3. Cakupan Peserta KB Aktif dengan KB Pil di
Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih periode 2 2 2 6
Januari – Oktober 2018 sebesar 22,52%.
4. Cakupan Peserta KB Aktif dengan KB Suntik di
Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih periode 2 2 2 6
Januari – Oktober 2018 sebesar 37,8%.
5. Cakupan Peserta KB Aktif dengan KB AKDR di
Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih periode 2 2 2 6
Januari – Oktober 2018 sebesar 17,8%.
6. Cakupan Peserta KB Aktif dengan KB Implan di
Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih periode 2 2 2 6
Januari – Oktober 2018 sebesar 5,9%.
7. Cakupan Peserta KB Aktif dengan KB MOW di
Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih periode 2 1 2 5
Januari – Oktober 2018 sebesar 2,75%.
8. Cakupan Peserta KB Aktif dengan KB MOP di
Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih periode 2 1 2 5
Januari – Oktober 2018 sebesar 0,3%.
9. Cakupan Peserta KB Pasca Persalinan di 2 2 2 6
Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih periode
Januari – Oktober 2018 sebesar 0,25%
10. Cakupan Peserta KB Pasca Persalinan dengan KB
Kondom di Puskesmas se-Kecamatan Cempaka 2 2 2 6
Putih periode Januari – Oktober 2018 sebesar 0 %.
11. Cakupan Peserta KB Pasca Persalinan dengan KB
Pil di Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih 2 2 2 6
periode Januari – Oktober 2018 sebesar 0 %.
12. Cakupan Peserta KB Pasca Persalinan dengan KB
Suntik di Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih 2 2 2 6
periode Januari – Oktober 2018 sebesar 54,8%.
13. Cakupan Peserta KB Pasca Persalinan dengan KB
AKDR Pasca Plasenta di Puskesmas se-Kecamatan
2 2 2 6
Cempaka Putih periode Januari – Oktober 2018
sebesar 3,22%.
14. Cakupan KB Pasca Persalinan dengan Peserta KB
AKDR <42 Hari PP di Puskesmas se-Kecamatan
2 1 2 5
Cempaka Putih periode Januari – Oktober 2018
sebesar 32,25%.
15. Cakupan Peserta KB Pasca Persalinan dengan KB
Implan di Puskesmas se-Kecamatan Cempaka
2 1 2 5
Putih periode Januari – Oktober 2018 sebesar
9,68%.
16. Cakupan Peserta KB Pasca Persalinan dengan KB
MOW di Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih 2 1 2 5
periode Januari – Oktober 2018 sebesar 0%
17. Cakupan Peserta KB Pasca Persalinan dengan KB
MOP di Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih 2 1 2 5
periode Januari – Oktober 2018 sebesar 0%
18. Cakupan Peserta KB Pasangan Usia Subur 4T di
Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih periode 2 1 2 5
Januari – Oktober 2018 sebesar 5,62%
19. Cakupan Peserta KB yang Mengalami Drop Out di
Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih periode 2 1 2 5
Januari – Oktober 2018 sebesar 0,25%.
Tabel 2.16. Penentuan Masalah Menurut Metode MCUA di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari – Oktober 2018
1 Emergency 2 1 2 2 1 2 2 2 4 2 4 8 2 1 2 2 1 2
2 Greatest Member 5 1 5 5 1 5 5 1 5 5 2 10 5 1 5 5 1 5
3 Expanding Scope 1 4 4 1 4 4 1 4 4 1 4 4 1 4 4 1 4 4
4 Feasibility 3 8 24 3 8 24 3 8 24 3 8 24 3 8 24 3 8 24
5 Policy 4 6 24 4 6 24 4 6 24 4 6 24 4 6 24 4 6 24
Jumlah 59 59 61 70 59 59
Tabel 2.16. Penentuan Masalah Menurut Metode MCUA di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari – Oktober 2018
1 Emergency 2 2 4 2 2 4 2 10 20 2 2 4 2 2 4 2 6 12
2 Greatest Member 5 1 5 5 1 5 5 5 25 5 1 5 5 1 5 5 3 15
3 Expanding Scope 1 4 4 1 4 4 1 4 4 1 4 4 1 4 4 1 4 4
4 Feasibility 3 8 24 3 8 24 3 8 24 3 8 24 3 8 24 3 8 24
5 Policy 4 5 20 4 5 20 4 6 24 4 6 24 4 6 24 4 6 24
Jumlah 57 57 97 61 61 79
Tabel 2.16. Penentuan Masalah Menurut Metode MCUA di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari – Oktober 2018
1 Emergency 2 1 2 2 3 6 2 1 2 2 2 4 2 1 2 2 10 20
2 Greatest Member 5 1 5 5 2 10 5 1 5 5 1 5 5 1 5 5 4 20
3 Expanding Scope 1 4 4 1 4 4 1 4 4 1 4 4 1 4 4 1 4 4
4 Feasibility 3 8 24 3 8 24 3 8 24 3 8 24 3 8 24 3 8 24
5 Policy 4 6 24 4 5 20 4 5 20 4 5 20 4 5 20 4 5 20
Jumlah 59 64 55 57 55 88
Tabel 2.16. Penentuan Masalah Menurut Metode MCUA di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari – Oktober 2018
MS-19
No Parameter
Bobot N BN
1 Emergency 2 1 2
2 Greatest Member 5 1 5
3 Expanding Scope 1 4 4
4 Feasibility 3 8 24
5 Policy 4 5 20
Jumlah 55
Keterangan :
Petugas yang
Belum adanya bekerja tidak sesuai
penyuluhan yang denga bidangnya
Kurang tersedia
terfokus pada
alat untuk
program KB Pasca
penyuluhan
Persalinan
Kurangnya
tenaga ahli Cakupan Peserta
Program KB Pasca
Kurangnya tenaga kerja program KB KB Pasca
Persalinan tidak
yang disiapkan untuk Tidak ditemukan Pasca Persalinan di
menjadi fokus
penyuluhan terfokus adanya masalah Persalinan Puskesmas se-
utama pada
tentang KB pasca program Kecamatan
persalinan penyuluhan Cempaka Putih
periode Januari –
Oktober 2018
Kurangnya tenaga sebesar 0,25%
Kurangnya kesadaran kerja untuk Kurangnya Banyaknya Perencanaan kurang dari
masyarakat untuk mengkontrol Tenaga kerja program yang program
menggunakan KB pelaksanaan yang dijalankan puskesmas yang
pasca persalinan program melakukan puskesmas dilakukan setahun
penyuluhan sekali
Masyarakat Pengawasan Petugas yang
cenderung tidak program KB pasca kurang Perencanaan
menggunakan KB persalinan yang memberikan Kurangnya program yang hanya
pasca persalinan tidak berjalan penyeluhan pengaturan mengacu dengan
mengenai program KB Pasca yang sudah ada
penggunaan KB Persalinan
pasca persalinan
Kurangnya Pengawasan
kesadaran program KB PUS Pelaksanaan Kurangnya
program KB PUS Kurangnya
masyarakat PUS 4T 4T yang tidak perencanaan
4T yang tidak pengaturan program
untuk menggunakan berjalan penyuluhan tentang
berjalan KB PUS 4T
KB program KB PUS
4T
Skema 2. Fishbone Cakupan Peserta KB Pasangan Usia Subur 4T di Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari – Oktober
2018
BAB III
MENETAPKAN ALTERNATIF CARA PEMECAHAN MASALAH
1. Mudah dilaksanakan.
Diberi nilai 1 – 4, dimana nilai 4 merupakan masalah yang paling mudah
dilaksanakan dan nilai 1 adalah masalah yang paling sulit dilaksanakan.
2. Murah biayanya.
Diberi nilai 1 – 4, dimana nilai 4 merupakan masalah yang paling murah
biaya pelaksanaannya dan nilai 1 adalah masalah yang paling mahal biaya
pelaksanaannya.
3. Dapat memecahkan masalah dengan sempurna.
Diberi nilai 1 – 4, dimana nilai 4 merupakan masalah yang paling mungkin
diselesaikan dengan sempurna dan nilai 1 adalah masalah yang sulit
diselesaikan dengan sempurna.
4. Waktu penerapan sampai masalah terpecahkan tidak lama.
Diberi nilai 1 – 4, dimana nilai 4 merupakan masalah yang paling dapat
diselesaikan dengan cepat dan nilai 1 adalah masalah yang memerlukan
waktu paling lama dalam penyelesaiannya.
N BN N BN N BN
Dapat memecahkan masalah dengan
1 4 4 16 4 16 4 16
sempurna
2 Mudah dilaksanakan 3 2 6 4 12 1 3
3 Murah biayanya 2 1 2 3 6 2 4
Waktu penerapannya sampai masalah
4 1 1 1 3 3 1 1
terpecahkan tidak terlalu lama
Jumlah 25 37 24
Keterangan:
AL – 1 : Penambahan tenaga kerja ahli yang difokuskan untuk penyuluhan
KB Pasca Persalinan
AL – 2 : Melakukan perencanaan program lebih matang dan evaluasi yang
dilakukan enam bulan sekali
AL–3 :Melakukan penyuluhan secara rutin untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat terhadap pentingnya KB pasca persalinan
N BN N BN N BN
1 Dapat memecahkan masalah dengan
4 4 16 4 16 4 16
sempurna
2 Mudah dilaksanakan 3 2 6 1 3 4 9
3 Murah biayanya 2 1 2 1 2 3 6
4 Waktu penerapannya sampai masalah
1 1 1 1 1 3 1
terpecahkan tidak terlalu lama
Jumlah 25 22 32
Keterangan:
AL – 1 : Penambahan tenaga kerja ahli yang bertugas pada program KB
PUS 4T
AL – 2 : Menjadikan program KB PUS 4T menjadi salah satu fokus utama
di Puskesmas.
AL – 3 : Mengatur pembagian tugas yang tepat sesuai dengan bidang dan
keahlian
Dari hasil penetapan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan metode
MCUA, berdasarkan pada jumlah BN tertinggi didapatkan hasil berupa peringkat
sebagai berikut:
1. Mengatur pembagian tugas yang tepat sesuai dengan bidang dan keahlian
2. Penambahan tenaga kerja ahli yang bertugas pada program KB PUS 4T
3. Menjadikan program KB PUS 4T menjadi salah satu fokus utama di
Puskesmas.