PUSKESMAS ONEKORE
PEMERINTAH KABUPATEN ENDE
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS ONEKORE
JL. Udayana – Ende No. Telepon 082 236 810 175
Email : pkm.onekore01@gmail.com
BUKTI ANALISIS KEBUTUHAN PENDIRIAN PUSKESMAS,
BUKTI PERTIMBANGAN TATA RUANG DAERAH
DALAM PENDIRIAN PUSKESMAS,
BUKTI PERTIMBANGAN RASIO JUMLAH PENDUDUK
DAN KETERSEDIAAN PELAYANAN
A. PENDAHULUAN
Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) sebagai salah satu jenis fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan
nasional, khususnya subsistem upaya kesehatan, penyelenggaraan Pusat Kesehatan
Masyarakat (PUSKESMAS) perlu ditata ulang untuk meningkatkan aksesibilitas,
keterjangkauan, dan kualitas pelayanan dalam rangka meningkatkan derajat masyarakat
serta menyukseskan program jaminan sosial.
Peraturan Menteri Kesehatan nomor 75 tahun 2014 bahwa puskesmas harus
didirikan pada setiap kecamatan, dalam kondisi tertentu. Pada 1 (satu) kecamatan dapat
didirikan lebih dari 1 (satu) puskesmas yang mana kondisi tertentu di maksud ditetapkan
berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk dan aksesibilitas.
Pendirian Puskesmas harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, peralatan
kesehatan, ketenagaan, kefarmasian, dan laboratorium.
B. PERSYARATAN LOKASI
1. Keadaan Geografis
a. Keadaan Geografis Kecamatan Ende Tengah
1) Kecamatan Ende Tengah merupakan salah satu kecamatan di wilayah
Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur. Secara geografis Kecamatan
Ende Tengah menaungi 4 Kelurahan yakni :
a) Kelurahan Onekore, Kelurahan Paupire, Kelurahan Potulando dan
Kelurahan Kelimutu
b) Luas Wilayah Kecamatan Ende Tengah adalah 7,46 km2
c) Jumlah Penduduk pada tahun 2015 sebanyak 28.244 jiwa
d) Kecamatan Ende Tengah memiliki batas-batas wilayah yaitu :
(1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Ende Utara
(2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Ende Selatan
(3) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Ende Utara
(4) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Ende Timur
Keterangan :
Kelurahan Paupire
Kelurahan Onekore
RSUD Ende – Puskesmas Onekore
Dari Tabel 1.1 dan Grafik 1.1 di atas dapat diketahui bahwa :
Puskesmas Onekore memiliki 2 wilayah kerja yaitu Kelurahan
Onekore dan Kelurahan Paupire dengan luas wilayah keseluruhan
625 km2, yaitu terdiri dari Kelurahan Onekore dengan luas
wilayahnya 417 km2, dan Kelurahan Paupire 208 km2.
Bedasarkan tabel 1.3 di atas dapat diketahui bahwa data jumlah rumah
dibandingkan dengan jumlah kk dan jumlah jiwa terbanyak yaitu di Keluraha
Paupire dengan jumlah rumah 1.607 dan jumlah kk 1.585 orang dimana jumlah
jiwa 9.047 dengan rata-rata jiwa per kk sebanyak 18 orang. Sedangkan di
Kelurahan Paupire jumlah rumah sebanyak 1.360 dengan jumlah kk sebanyak
1.510 dan jumlah jiwa sebanyak 8.148 orang dan rata – rata jiwa per kk 19 orang.
Data diatas menggambarkan tingginya jumlah jiwa di masing-masing kk hal ini
dikarenakan daerah Kelurahan Onekore dan Kelurahan Paupire merupakan
daerah dengan jumlah kos kosan dan kontrakan terbanyak di Kabupaten Ende
karena dekat dengan tempat perkuliahan (Unflor dan Akper dan sekolah lainnya).
1. Data kk miskin, bayi, balita, ibu hamil, ibu bersalin dan PUS wilayah kerja
Puskesmas Onekore
Tabel 1.4 Data kk miskin, bayi, balita, ibu hamil, ibu bersalin dan PUS wilayah kerja
Puskesmas Onekore
Kelurahan
739 1.343 1.558 3.017 1.383 607 117
Onekore
Bedasarkan tabel 1.4 di atas dapat diketahui bahwa jumlah kk miskin untuk
wilayah kerja Puskesmas Onekore sebanyak 1.573 orang dengan jumlah di
masing-masing wilayah, Kelurahan Onekore merupakan kelurahan dengan
jumlah kk miskin terbanyak yaitu sebanyak 834 (27.3%) dan Kelurahan
Paupire sebanyak 739 orang (23.8%)
a. Kontur Tanah
Wilayah kerja Puskesmas Onekore didirikan di daerah yang memiliki kontur
tanah kemiringan karena berada di daerah ketinggian. Namun dalam
pembangunan Puskesmas Onekore keadaan kontur tanah seperti yang tersebut
di atas sudah dikategorikan memenuhi syarat, hal ini karena sudah
memperhatikan letak bangunan, kemiringan tanah, posisi bangunan itu sendiri,
bebas dari bahaya banjir, tanah longsor maupun gunung meletus sehingga
memudahkan masyarakat memperoleh akses pelayanan kesehatan.
Karena lahan dan kontur tanah di daerah didirikan Puskesmas Onekore
terbatas maka bangunan Puskesmas Onekore didirikan menjadi 2 lantai
dengan sarana penghubung antara lantai 1 dan lantai 2 menggunakan tangga
permanen.
c. Fasilitas Parkir
Di Puskesmas Onekore belum memiiliki fasilitas parkir yang permanen berupa
bangunan khusus sebagai tempat parkir hal ini dikarenakan keterbatasan lahan
untuk pembangunan tempat parkir yang sesuai dengan persyaratan dikarenakan
sebelah atas Puskesmas Onekore langsung berdekatan dengan bahu jalan dan
dibagian samping maupun belakang bangunan Puskesmas Onekore merupakan
perumahan penduduk.
Kendaraan Dinas maupun kendaraan pribadi pegawai Puskesmas Onekore
maupun Pasien yang datang berkunjung selama ini langsung diparkir di depan
Puskesmas dan belum terpakir dengan rapi. Disamping itu pula keadaan di depan
puskesmas yang panas dan berdebu akan mempengaruhi fisik kendaraan yang
diparkir namun tidak mempengaruhi social ekonomi masyarakat setempat.
Hal ini menjadi permasalahan yang perlu diusulkan secara bersama-sama dan
diupayakan perencanaan dan tindak lanjut perbaikan.
g. Kondisi lainya
Puskesmas Onekore dalam pembangunannya memperhatikan kondisi lainnya
yaitu tidak berada di dekat saluran udara bertegangan tinggi dan eksra tinggi.
h. Persyaratan Bangunan
Bangunan Puskesmas Onekore dalam pembangunan bangunannya sudah
memenuhi persyaratan sesuai permenkes 75 tahun 2014 diantaranya :
1. Persyaratan administrative, persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja, serta
persyaratan teknis bangunan
2. Bangunan Puskesmas Onekore bersifat permanen dan terpisah dengan
bangunan lain seperti perumahan penduduk
3. Menyediakan fungsi, keamanan, kenyamanan, perlindungan keselamatan dan
kesehatan serta kemudahan dalam memberi pelayanan bagi semua orang
4. Di Puskesmas Onekore belum memiliki sarana dan fasilitasi untuk pasien yang
berkebutuhan khusus
i. Persyaratan Prasarana
Puskesmas Onekore memiliki prasarana yang berfungsi diantaranya :
1. Sistem penghawaan (ventilasi / jendela)
2. Sistem pencahayaan
3. Sistem sanitasi (air bersih, SPAL dan tempat sampah)
4. Sistem kelistrikan
5. Kendaraan puskesmas keliling (Kendaraan pusling roda empat)
6. Sistem komunikasi
Sedangkan prasarana yang belum dimiliki dan masih dalam usulan Puskesmas
Onekore yaitu :
1. Sistem gas medik (Gas O2)
2. Sistem proteksi petir (Penangkal petir)
3. Sistem proteksi kebakaran
4. Sistem pengendalian kebisingan
5. System transportasi vertikal untuk bangunan lebih dari satu arah
6. Kendaraan ambulans (kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat)
j. Persyaratan Peralatan
Peralatan kesehatan di Puskesmas Onekore harus memenuhi persyaratan :
1. Standar mutu, keamanan dan keselamatan
2. Memiliki izin edar sesuai ketentuan peraturan perundang undangan
3. Di uji dan di kalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan pengkalibrasi
yag berwenang
4. Daftar inventaris peralatan, sarana dan prasarana di Puskesmas Onekore
(terlampir)
1 Dokter umum 1 1 1
2 D3 Kebidanan 7 7 7
3 D1 Kebidanan 3 3 3
5 S1 Perawat 2 2 2
6 D3 Perawat 17 10 7 17
7 SPK 2 2 2
8 SKM 4 1 3 4
9 D3 Analis 3 2 1 3
10 D3 Gigi 2 2 2
11 S1 Gizi 1 1 1
12 D3 Gizi 2 1 1 2
13 D3 Kesling 4 3 1 4
14 D3 Rekam 2 2 2
Medis & Infokes
15 PPPU 1 1 1
16 Pekarya 1 1 1
Kesehatan
17 SMF 3 3 3
18 SLTP 1 1 1
J u m l a h 64 38 1 25
64
Dari Tabel 1.7 diatas dapat diketahui bahwa di Puskesmas Onekore masih terdapat
kesenjangan ketenagaan sesuai standar diantaranya :
1. Tenaga fungsional Dokter Gigi
Puskesmas Onekore tidak terdapat tenaga dokter gigi dan hanya terdapat tenaga
perawat gigi sedangkan di Puskesmas Onekore memiliki pelayanan kesehatan
gigi dan mulut baik di dalam gedung maupun luar gedung dengan berbagai item
kegiatan seperti pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut dan penjaringan
kesehatan di sekolah dengan jumlah kunjungan dalam gedung per/hari 116 orang
dan pemeriksaan dan penjaringan kesehatan dengan jumlah siswa TK, SD, dan
SLTP sebanyak 610 orang.
Dari ratio jumlah kunjungan dan jumlah siswa dan kekeurangan tenaga
fungsional dokter gigi maka akan sangat mempengaruhi pelayanan kesehatan
gigi baik di puskesmas maupun di sekolah, sehingga sangat dibutuhkan tenaga
dokter gigi
2. Tenaga Fungsional Dokter Umum
Di Puskesmas Onekore sangat membutuhkan tenaga doker umum, walaupun
kenyataannya sudah terdapat 1 orang tenaga fungsional dokter umum namun
dengan jumlah kunjungan pasien rata-rata per/hari + 46 orang pasien, dengan
komposisi tenaga dokter seperti di atas maka upaya pelayanan kesehatan kepada
masyarakat akan menjadi semakin kurang maksimal. Hal ini disebabkan
pelayanan kesehatan di puskesmas tidak hanya upaya kesehatan perorangan saja,
tetapi ada upaya kesehatan masyarakat yang masih banyak memerlukan perhatian
dari semua komponen puskesmas termasuk oleh dokter umum fungsionalnya,
sehingga perlu adanya penambahan tenaga dokter fungsional umum di
Puskesmas Onekore.
3. Tenaga Rekam Medis
Puskesmas Onekore sangat membutuhkan tenaga rekam medis PNS yang dapat
mengkoordinir kegiatan pelayanan rekam medik di loket bagian pendaftaran hal
inni dikarenakan Puskesmas Onekore hanya memiliki 2 tenaga rekam medis
sukarela dan 1 orang tenaga pekarya PNS yang diperbantukan di loket untuk
membantu memperlancar proses pendaftaran dan administrasi di loket. Dengan
semakin meningkatnya jumlah kunjungan pasien dan proses pembenahan
administrasi secara baik maka kurangnya tenaga rekam medis ini tentunya akan
berdampak pada pencapaian pelayanan yang optimal, sehingga perlu adanya
penambahan tenaga rekam medik PNS di Puskesmas Onekore.
4. Tenaga SKM
Untuk tenaga SKM Puskesmas Onekore mengalami kelebihan sebanyak 4 orang
dari ketentuan berdasarkan Permenkes 75 tahun 2014 sebnayk 3 orang saja,
namun kelebihan ini tidak menjadi permasalahan dikarenakan tenaga SKM
ditugaskan di Program P2M dan Program Promosi Kesehatan dan membantu
pelayanan kesehatan lainnya yang telah ditetapkan melalui kebijakan Kepala
Puskesmas Onekore sebaga penanggung jawab program dan pelaksana kegiatan.
5. Tenaga non kesehatan harus dapat mendukung kegiatan ketata usahaan,
administrasi, keuangan, system informasi, dan kegiatan operasional di
puskesmas.
6. Tenaga kesehatan di puskesmas harus bekerja sesuai dengan standar profesi,
standar pelayanan, standar prosedur operasional, etika profesi, menghormati hak
pasien, serta mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien dengan
memperhatiakan keselamatan dan kesehatan dirinya dalam bekerja.
7. Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di puskesmas harus memiliki surat izin
praktik sesuai ketentuan perundang-undangan