3
3.1 Kondisi Geografis
Kabupaten Tanjung Jabung Barat
adalah salah satu kabupaten yang ada di
Propinsi Jambi, dengan Ibukotanya Kuala
Tungkal. Luas wilayah Kabupaten Tanjung
Jabung Barat 5,009.82 km2 atau sekitar
46,63 % dari luas wilayah Propinsi Jambi.
Kota Kuala Tungkal terletak di sebelah timur
laut kota Jambi (Ibukota Propinsi Jambi),
dengan jarak ± 125 km. Wilayah Kabupaten
Tanjung Jabung Barat dibagi menjadi 13
Kecamatan 20 kelurahan dan 114 desa, dengan pembagian administrasi seperti Tabel 3.1. berikut
di bawah ini.
Tanjung Jabung Barat adalah salah satu kabupaten yang terletak di Pantai Timur Provinsi
Jambi, tepatnya antara 0O 53' 00” - 01O 41' 00” Lintang Selatan dan 103O 23' 00” - 104O 21' 00”
Bujur Timur.
Secara lebih rinci dapat terlihat seperti pada Gambar 3.1. berikut di bawah ini.
Kabupaten Tanjung Jabung Barat terdiri dari 13 kecamatan, 114 desa dan 20 Kelurahan.
Kecamatan yang ada di Tanjung Jabung Barat antara lain : Kecamatan Tungkal Ilir, Seberang Kota,
Bram Itam, Tungkal Ulu, Tebing Tinggi, Batang Asam, Merlung, Renah Mendaluh,Muara Papalik,
Betara, Kuala Betara, Pengabuan dan Senyerang.
Tabel 3.1.
Pembagian Administrasi dan Luas Wilayah
Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Tingkat aksesibilitas secara langsung bermanfaat bagi kegiatan sosial ekonomi antar
wilayah didalam Kabupaten Tanjung Jabung Timur seperti perdagangan, jasa transportasi,
pelayanan pendidikan dan kesehatan antar wilayah kecamatan dan kegiatan lainnya.
Tabel 3.2
Jarak dari Ibukota Kabupaten Ke Ibukota Kecamatan
Di Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Keadaan iklim di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat tidak jauh berbeda dengan
keadaan iklim di wilayah Provinsi Jambi pada umumnya. Berdasarkan klasifikasi menurut Schmidt
dan Ferguson, iklim di Kabupaten Tanjung Jabung Barat adalah Type Afa, yaitu type iklim hujan
tropis. Suhu udara rata-rata sebesar 29,9º C, suhu udara maksimum mencapai 32º C dan suhu
udara minimum 21º C.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun dari berbagai sumber diketahui bahwa Kabupaten
Tanjung Jabung Barat termasuk daerah belokan angin atau daerah perputaran arah awan basah
sehingga peluang untuk hujan lebih tinggi baik dalam hal frekuensi maupun intensitasnya, dari
informasi tersebut dapat diasumsikan bahwa air hujan adalah salah satu alternatif penyediaan air
baku untuk memenuhi kebutuhan air minum masyarakat (khususnya wiayah kecamatan klasifikasi
dataran rendah dan sedang) sehingga perlu adanya beberapa usaha untuk menjaga kualitas air
hujan agar tidak menurun kualitasnya oleh adanya pencemaran udara.
3.4.2 Angin
Selama bulan Desember, Januari dan Februari umumnya angin berhembus dari laut Cina
Selatan dan berubah arah menuju Tenggara setelah melewati Sumatra dengan kecepatan angin
rata-rata 9 km per jam. Pada bulan Maret, April dan Mei terjadi musim pancaroba yang pertama.
Pada musim angina, bertiup dari arah tenggara dan berubah arah menjadi angin Barat Daya karena
terdapat tekanan udara yang rendah disekitar Selat Karimata dan kecepatan angin pada saat ini
adalah 7,5 km per jam.
Sedangkan pada bulan Juni, Juli dan Agustus bertiup angin Barat yang berasal dari arah
Laut Indonesia dengan kecepatan angin sebesar 8,5 Km per jam. Pada bulan Oktober, Nopember
dan Desember terjadi musim Pancaroba kedua, pada saat ini angin bertiup dari arah Barat
Tenggara dengan kecepatan angin 8 km per jam.
Menurut klasifikasi zona agroklimat (oldemanet. At, 1979) Kabupaten Tanjung Jabung Barat
tergolong kedalaman zona agroklimat B, C dan D, lihat agroklimat Provinsi Jambi, yaitu sebagai
berikut :
1. Zone Agroklimat B1 (dengan 7 - 9 bulan basah berurutan dan bulan kering kurang dari dua
bulan berurutan) persebaranya di wilayah Kecamatan Merlung dan Kecamatan Tungkal Ulu.
2. Zone Agroklimat C1 (dengan 5 - 6 bulan basah berurutan dan bulan kering dari dua bulan
berurutan) persebaranya di wilayah Kecamatan Betara, dan Kecamatan Tungkal Ilir.
Curah hujan tahunan rata - rata berkisar antara 2.324 - 2.373 mm pertahun. Berdasarkan
data BPS (Kabupaten Tanjung Jabung Barat Dalam Angka Tahun 2016), tahun 2015, curah hujan
bulanan rata-rata adalah 357,75 mm dan rata-rata hujan bulanan 21,75 hari. Distribusi curah hujan
bulanan secara umum merata sepanjang tahun dengan bulan basah terjadi pada bulan Nopember-
Januari sedangkan bulan kering umumnya jatuh pada bulan Mei-Juni.
Diagram 3.1
Jumlah Hari Hujan
Jumlah Hari Hujan (Hari) Curah Hujan (mm)
Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2011-2015 Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2011-2015
300 5,000
4,500
250 4,000
200 3,500
3,000
150 2,500
Jumlah Hujan (Hari) 2,000 Curah Hujan (mm)
100 1,500
1,000
50
500
0 -
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Sumber : Kabupaten Tanjung Jabung Barat Dalam Angka Tahun 2016, BPS
Tabel 3.3
Luas Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Dibedakan Menurut Klasifikasi Ketinggian
3.4.5 Kemiringan
Kemiringan lereng di Kabupaten Tanjung Jabung Barat terdiri dari 0-2%, 2-5%, 15-40% dan
>40%. Kemiringan lereng terluas adalah 0-2% yaitu sebesar 69,65 % dari luas total wilayah kabupaten,
sedangkan kemiringan lereng terkecil adalah >40% yaitu hanya 0,26% dari total luas wilayah
kabupaten.
Tabel 3.4
Luas Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Dibedakan Menurut Klasifikasi Kemiringan Lereng
Klasifikasi Luas Lereng (Ha) Luas Total
No Kecamatan
0-2% 2 - 15% 15 - 40 % > 40 % (Ha)
1 Tungkal Ulu 17,155.40 12,234.00 5,180.00 34,569.40
2 Merlung 23,398.00 950.70 24,348.70
3 Batang Asam 95,363.80 4,753.00 3,816.20 303.80 104,236.80
4 Tebing Tinggi 31,616.10 2,672.80 34,288.90
5 Renah Mendaluh 47,659.00 2,452.70 579.70 50,691.40
6 Muara Papalik 35,468.10 989.60 408.00 36,865.70
7 Pengabuan 44,013.20 44,013.20
8 Senyerang 42,243.30 420.00 42,663.30
9 Tungkal Ilir 10,031.00 10,031.00
10 Bram Itam 24,837.40 4,855.00 330.00 30,022.40
11 Seberang Kota 12,128.50 12,128.50
12 Betara 51,166.50 3,190.00 1,620.00 55,976.50
13 Kuala Betara 18,589.50 18,589.50
Jumlah 347,144.70 134,649.90 15,339.20 1,291.50 498,425.30
Persentase (%) 69.65 27.02 3.08 0.26 100.00
Sumber : Tanjung Jabung Barat Dalam Angka Tahun 2016, BPS
Kondisi hidrologi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat sangat beragam baik itu dari sungai dan
DAS maupun air permukaan dan air tawar.
Beberapa sungai yang relatif besar di Kabupaten Tanjung Jabung Barat semuanya bermuara
ke Selat Berhala yaitu: Sungai Pengabuan, Sungai Pangkal Duri, Sungai Betara, dan beberapa sungai
kecil lainya. Sesuai dengan karakteristik wilayah dan letak Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang
berbatasan langsung dengan laut, maka masing-masing sungai mempunyai sistem yang khas baik
ditinjau dari daerah asal, pola drainase maupun kualitas airnya. Masing-masing sistem sungai tersebut
adalah sebagai berikut: Sistem perairan hulu, terbentuk dari sungai-sungai yang berasal dari daerah
perbukitan berlitologi kompleks. Sungai utama pada sistem ini adalah Sungai Pengabuan dan Sungai
Pangkal Duri yang merupakan berdasarkan sistem sungai tersebut maka di Kabupaten Tanjung Barat
terdapat tiga sistem daerah aliran sungai (DAS) yaitu : DAS Sungai Pengabuan, DAS Sungai Pangkal
Duri dan DAS Sungai Betara. Terdapatnya beberapa sistem aliran sungai di daerah ini menyebabkan
perbedaan terhadap potensi wilayah terdapat pada DAS. Pada daerah yang dilalui oleh Daerah Aliran
Sungai (DAS) yang berhulu pada daerah perbukitan dan pegunungan mempunyai potensi yang baik
bagi pengembangan pertanian, hal ini karena sungai-sungai mengangkut sedimen aluvial yang berasal
dari erosi formasi batuan tersier dibagian atas. Sementara daerah yang berbeda Daerah Aliran Sungai
(DAS) kecil yang berasal dari daerah bergambut dimana kondisi tanah sangat miskin unsur hara akan
kurang berpotensi bagi pengembangan pertanian. Sedang daerah yang berada diantara ketiga sistem
tersebut memiliki potensi sedang bagi pengembangan pertanian. Penyebaran masing-masing Daerah
Aliran Sungai.
Sebagian masyarakat memanfaatkan air hujan dengan cara menampung untuk memasak dan
minum, dimana kondisi ini akan tergantung pada curah hujan yang ada. Diperlukan usaha yang cukup
keras untuk dapat memenuhi kebutuhan penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Barat akan air bersih.
Terdapat beberapa titik di beberapa kecamatan yang merupakan daerah rawan banjir, akan
tetapi banjir yang dimaksud ini berbeda dengan banjir yang terjadi didaerah lain, karena tidak
menenggelamkan rumah terlebih merobohkan bangunan.
Kabupaten Tanjung Jabung Barat merupakan salah satu wilayah rawan kebakaran lahan dan
hutan karena terdapat lahan gambut dan hutan lindung dan produksi. Penyebab terjadinya kebakaran
lahan bsa terjadi karena faktor alam maupun kelalaian manusia. Kebakaran lainnya dapat pula terjadi
pada kawasan permukiman terutama pada permukiman padat. Pada umumnya penyebab kebakaran
dikarenakan kelalaian manusia, akan tetapi karena terjadi pada permukiman padat maka penyebaran
kebakaran dapat terjadi dengan cepat, sedangkan penanganan dapat terhambat yang dikarenakan
akses masuk alat/kendaraan pemadam kebakaran pada kawasan sangat sulit. Kejadian ini sering
terjadi pada Kecamatan Tungkal Ilir dimana terdapat pusat kota dan pusat permukiman padat.
Gambar 3.6
Ilustrasi Titik Api Kebakaran Lahan Tahun 2015
Penggunaan lahan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat masih didominasi oleh daerah
terbangun dengan total luas 258.830 Ha atau 51,62% dari luas total Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Dari luas daerah terbangun tersebut masih didominasi oleh lahan tegalan/Ladang dengan total seluas
10,36%, kemudian diikuti lahan sawah (7,45 %), lahan kebun kelapa sawit (7,21 %) dan lahan
bangunan dengan luas 7,17%. Sedangkan sisa penggunaan lahan lainnya di Kabupaten Tanjung
Jabung Barat adalah lahan kawasan hutan dengan total luas 245.663 Ha atau 49,04% dari luas total
Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Tabel 3.5
Luas Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Dibedakan Menurut Penggunaan Lahan
3.5 Kependudukan
Tabel 3.7
Jumlah Penduduk Tiap Kecamatan
di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2015
Jumlah penduduk di Kabupaten Tanjung Jabung Barat menurut kelompok umur menunjukkan
struktur penduduk muda. Hal ini dapat dilihat dari jumlah penduduk dalam kelompok umur pada tahun
2015 pada tabel berikut
Tabel 3.9
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2015
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Tanjung Jabung Barat mengalami
peningkatan pada tahun 2015. PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2015 Atas Dasar Harga
Berlaku Tahun Dasar 2010 sebesar 29.452,02 miliar rupiah.
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2015 Atas Dasar Harga
Konstan Tahun Dasar 2010 mengalami peningkatan sebesar 3,98 persen. Peningkatan ini merupakan
pertumbuhan ekonomi secara riil dimana faktor inflasi dan deflasi telah dihilangkan. Kontribusi terbesar
dalam perekonomian Tanjung Jabung Barat pada tahun 2015 disumbangkan oleh kategori
Pertambangan dan Penggalian; Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; dan Industri Pengolahan.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Tanjung Jabung Barat disajikan dalam Gambar dan
tabel berikut.
Tabel 3.10
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga
Berlaku Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Tanjung
Jabung Barat, 2011-2015 (Juta Rupiah)
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 21.802.688,99 24.006.374,19 26.888.583,11 29.086.155,92 29.452.022,29
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2016
Tabel 3.11
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga
Konstan Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Tanjung
Jabung Barat, 2011-2015 (Juta Rupiah)
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 20.794.458,6 21.822.843,5 23.073.558,0 24.422.216,6 25.393.497,1
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2016
Tabel 3.12
Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, 2011-2015 (Persen)
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2016
3.6.2.1 Pertanian
1. Tanaman Pangan
Produksi padi sawah Kabupaten Tanjung Jabung Barat tahun 2015 mengalami kenaikan
sebesar 14,54 % dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sedangkan produksi padi ladang meningkat
sebesar 51,77 %. Secara keseluruhan produksi padi mengalami peningkatan sebesar 17,95%.
Hasil produksi palawija dan sayuran/buah-buahan dapat dilihat pada Tabel berikut
Tabel 3.14
Produksi Padi Sawah dan Padi Ladang
di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2011-2015
Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)
Komoditi
2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
Padi Sawah 22,902 18,186 20,424 8,649 9,613 86,624 70,649 80,923 34,767 48,786
Padi Ladang 2,801 2,879 309 2,631 3,141 6,756 7,126 10,825 854 11,270
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2016
100,000
86,624 80,923
80,000
70,649
60,000
48,786
40,000
34,767
20,000
6,756 7,126 10,825 11,270
- 854
1 2 3 4 5
Jagung 842 571 443 746 1,295 1,824 1,226 1,289 3,056 4,045
Kedelai 1,433 584 154 238 - 172 774 204 317 -
Kacang Tanah 66 38 31 16 9 72 41 34 20 10
Kacang Hijau 42 48 46 19 8 49 54 51 22 9
Ubi Kayu 335 287 207 164 166 3,497 2,999 2,160 2,277 2,411
Ubi Jalar 69 56 33 28 28 509 414 245 219 217
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2016
4,500
4,000
3,500
3,000 Jagung
Axis Title
2,500 Kedelai
2,000 Kacang Tanah
1,500 Kacang Hijau
1,000 Ubi Jalar
500
-
0 1 2 3 4 5 6
Tabel 3.16
Produksi Tanaman Sayuran dan Buah-buahan
di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2011-2015
Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)
Komoditi
2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
Tanaman Sayuran 1,052 2,801 814 1,888 864 2,629 2,157 2,884 5,953 28,972
Buah-buahan 320,694 362,004 328,093 372,941 7,021 9,665 28,997 9,665
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2016
35,000
30,000
28,997 28,972
25,000
20,000
Tanaman Sayuran
15,000
Buah-buahan
10,000 9,665 9,665
7,021
5,000 5,953
2,629 2,157 2,884
-
1 2 3 4 5
Tabel 3.17
Produksi Perkebunan
di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2011-2015
Luas Tanam (Ha) Produksi (Ton)
Komoditi
2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
Kelapa 53,206 53,632 53,648 55,966 54,908 59,499 56,242 54,664 57,501 54,608
Kelapa Sawit 47,847 49,018 50,265 57,029 61,960 81,412 79,254 82,218 124,311 131,235
Karet 16,018 16,193 16,063 14,897 14,806 7,793 7,069 7,737 8,089 6,570
Pinang 8,507 8,615 8,698 10,007 9,882 10,030 9,762 9,712 11,309 10,518
Kopi 2,540 2,754 2,721 3,028 2,882 1,114 1,608 1,287 1,214 1,225
Cokelat 440 443 437 446 378 106 110 99 40 60
Lada 2 1 1 1 1 - - - -
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2016
140,000
120,000
100,000
80,000 Kelapa
Axis Title
Kelapa Sawit
60,000
Karet
40,000
Pinang
20,000 Kopi
-
1 2 3 4 5
Axis Title
Tabel 3.18
Populasi Ternak dan Produksi Daging Ternak
di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2011-2015
Populasi (ekor) Produksi Daging (Kg)
Komoditi
2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
Ternak Besar
Sapi Potong 6,488.000 7,044.000 7,193.000 363,555.000 243,794.000 325,881.000 326,971.000 336,156.000
Kerbau 530.000 593.000 607.000 28,395.000 18,108.000 20,083.000 20,412.000 12,345.000
Ternak Besar
Kambing 46,602.000 48,481.000 40,195.000 13,680.000 16,698.000 18,760.000 19,127.000 56,695.000
Domba 1,244.000 1,390.000 634.000 1.396 1.840 1.906 1.940 53.998
Babi 755.000 50.000 63.000 6,564.000 7,601.000 15,390.000 15,675.000 3,183.000
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2016
400,000.000
350,000.000
300,000.000
250,000.000 Sapi Potong
Axis Title
200,000.000 Kerbau
150,000.000
Kambing
100,000.000
50,000.000 Domba
- Babi
1 2 3 4 5
Axis Title
3,000,000
2,500,000
2,000,000
Axis Title
1,500,000
1,000,000 Ayam Pedaging
Axis Title
Industri Manufaktur adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah
suatu barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi/setengah
jadi, dan atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih
dekat kepada pemakai akhir. Termasuk dalam kegiatan ini adalah jasa industry dan pekerjaan
perakitan.
Perusahaan atau Usaha Industri adalah suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan
kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi
tertentu, dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya serta ada
seorang atau lebih yang bertanggung jawab atas usaha tersebut.
Jumlah perusahaan industri kecil di Kabupaten Tanjung Jabung Barat tahun 2015 sebanyak
260 perusahaan. Jumlah tenaga kerja seluruh perusahaan tersebut sebanyak 1.032 orang.
Sedangkan jumlah perusahaan industri menengan besar di Kabupaten Tanjung Jabung Barat
tahun 2015 sebanyak 1.320 perusahaan. Jumlah tenaga kerja seluruh perusahaan tersebut sebanyak
3.659 orang.
Jumlah Jumlah
No Jenis Industri
Perusahaan Tenaga Kerja
1 Ilmea Formal 137 404
2 Ilmea Non Formal 307 614
3 Industri Kimia, Agro Dan Hasil Hutan Formal 178 867
4 Industri Kimia, Agro Dan Hasil Hutan Non Formal 695 1.559
5 Industri Menengah 3 215
Jumlah 1.320 3.659
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2016
Kabupaten Tanjung Jabung Barat memiliki potensi bahan galian di 7 kecamatan yang terdiri dari
Kecamatan Tungkal Ulu, Merlung, Batang Asam, Tebing Tinggi, Renah Mendaluh, Muara Papalik, dan
Betara.
Tabel 3.23
Potensi Bahan Galian Menurut Kecamatan
di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2015
Potensi Bahan Galian (M3)
No Kecamatan Jumlah Total
Galian Tanah Urug Galian Pasir Galian Kerikil Galian Batu Split
1 Tungkal Ulu 34,230 63,040
2 Merlung 845,000 110,360
3 Batang Asam 2,800,000
4 Tebing Tinggi 513,500 146,800
5 Renah Mendaluh 5,409,850
6 Muara Papalik 232,800
7 Pengabuan
8 Senyerang
9 Tungkal Ilir
10 Bram Itam
11 Seberang Kota
12 Betara 725,965
13 Kuala Betara
Total 2015 10,561,345 320,200 10,881,545
Total 2014 10,561,345 320,200 10,881,545
Total 2013 8,264,415,000 342,620,000 8,607,035,000
Total 2012 10,025,442,120 937,340,012 342,620,000 11,305,402,132
Total 2011 10,025,442,120 937,340,012 10,962,782,132
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2016