Anda di halaman 1dari 68

PROPOSAL TEKNIS

PEKERJAAN
PENGAWASAN DAN REVIU DESAIN
REHABILITASI PELABUHAN
PENYEBERANGAN SEI JEPUN

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
BAB 1 GAMBARAN UMUM

1.1 Gambaran Wilayah Studi Pekerjaan

1.1.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Utara

Provinsi Kalimantan Utara merupakan sebuah Provinsi di Pulau Kalimantan yang memiliki luas ±
75.467,70 km2, terletak pada posisi antara 114°.35’22”–118°.03’00” bujur timur dan 1°.21’36”–
4°.24’55” lintang utara. Berdasarkan posisi geografisnya, Provinsi Kalimantan Utara memiliki batas-
batas:

• Sebelah Utara : Negara Sabah (Malaysia)


• Sebelah Timur : Laut Sulawesi
• Sebelah Selatan : Provinsi Kalimantan Timur
• Sebelah Barat : Negara Sarawak (Malaysia)

Akhir tahun 2018, wilayah administrasi Provinsi Kalimantan Utara terdiri dari 5 (lima)
Kabupaten/Kota, dengan luas daratan masing-masing Kabupaten/Kota, yaitu: Kabupaten Malinau
(42.620,70 km2), Kabupaten Bulungan (13.925,72 km2), Kabupaten Tana Tidung (4.828,58 km2),
Kabupaten Nunukan (13.841,90 km2), dan Kota Tarakan (250,80 km2).

Berdasarkan jumlah Pulau, Provinsi Kalimantan Utara memiliki 168 pulau yang tersebar di beberapa
Kabupaten/Kota. 66,67 persen pulau yang ada di Provinsi Kalimantan Utara dimiliki oleh Kabupaten
Bulungan. Satu-satunya Kabupaten di Provinsi Kalimantan Utara yang tidak memiliki pulau adalah
Kabupaten Malinau.

Ibukota dari Provinsi Kalimantan Utara adalah Kabupaten Bulungan. Ibukota masing-masing
Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Utara adalah sebagai berikut:

1. Kab. Malinau : Malinau.


2. Kab. Bulungan : Tanjung Selor.
3. Kab. Tana Tidung : Tideng Pale.
4. Kab. Nunukan : Nunukan.
5. Kota Tarakan : Tarakan

PT. GUMILANG SAJATI 1-1


Kabupaten Nunukan merupakan Kabupaten terjauh yang berada di Provinsi Kalimantan Utara
dengan jarak ke ibukota provinsi adalah 145,83 km. Kabupaten terjauh kedua dan ketiga adalah
Kabupaten Malinau dan Kabupaten Tana Tidung, yaitu masing-masing jarak ke ibukota provinsi
adalah 120,77 km dan 89,32 km.

Untuk kondisi klimatologi, rata-rata suhu udara di Provinsi Kalimantan Utara pada tahun 2018
adalah 27,48°C, dengan rata-rata titik maksimal pada 35,60°C dan rata-rata titik minimal pada
21,90°C. Rata-rata kelembaban udara di Provinsi Kalimantan Utara pada tahun 2018 adalah 84,04
persen dengan ratarata titik maksimal pada 100,00 persen dan rata-rata titik minimal pada 39,60
persen.

Kondisi tekanan udara di Provinsi Kalimantan Utara pada tahun 2018 adalah 1.009,37 mb dengan
rata-rata kecepatan angina 2,61 m/detik. Durasi penyinaran matahari di Provinsi Kalimantan Utara
mencapai 1.422,00 jam. Untuk kondisi hujan, jumlah curah hujan di Provinsi Kalimantan Utara pada
tahun 2018 adalah 3.149,40 mm dengan rata-rata jumlah hari hujan adalah 175 hari selama tahun
2018.

Tabel 1. 1 Luas Wilayah Administrasi Provinsi Kalimantan Utara


Kabupaten/Kota Ibukota Kabupaten/Kota Luas (km²)
Malinau Malinau 42,620.70
Bulungan Tanjung Selor 13,925.72
Tana Tidung Tideng Pale 4,828.58
Nunukan Nunukan 13,841.90
Tarakan Tarakan 250.80
Kalimantan Utara Bulungan 75,467.70
Sumber : BPS Kaltara DDA 2019

Gambar 1. 1 Prosentase Luas Wilayah Daerah di Kalimantan Utara

PT. GUMILANG SAJATI 1-2


Gambar 1.2 Peta Administrasi Provinsi Kalimantan Utara
1.1.2 Penduduk
Penduduk Provinsi Kalimantan Utara tahun 2018 berdasarkan proyeksi penduduk Indonesia 2010–
2035 sebanyak 716,4 ribu penduduk yang terdiri dari 380 ribu penduduk laki-laki dan 336,4 ribu
penduduk perempuan. Dari 716,4 ribu penduduk, 36,57 persen penduduk Provinsi Kalimantan
Utara berada di Kota Tarakan, dan hanya 3,75 persen penduduk Provinsi Kalimantan Utara berada
di Kabupaten Tana Tidung. Selama tahun 2010 – 2018, penduduk Provinsi Kalimantan Utara
mengalami pertumbuhan sebesar 3,87 persen. Sementara itu besarnya angka rasio jenis kelamin
tahun 2018 penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan sebesar 113,0, yang berarti bahwa
pada tahun 2018 di antara 100 penduduk perempuan, terdapat 113 sampai 114 penduduk laki-laki
di Provinsi Kalimantan Utara.

Kepadatan penduduk di Provinsi Kalimantan Utara tahun 2018 mencapai 9 penduduk/ km2 dengan
rata-rata jumlah anggota rumah tangga per rumah tangga sebanyak 4–5 orang. Kepadatan
Penduduk di 5 (lima) kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Utara cukup beragam dengan
kepadatan penduduk tertinggi di Kota Tarakan mencapai 1.045 penduduk/km 2 dan terendah di
Kabupaten Malinau yang hanya mencapai 2 penduduk/ km2.

PT. GUMILANG SAJATI 1-3


Tabel 1.2 Jumlah dan Kepdatan Penduduk Provinsi Kalimantan Utara
Kepadatan Penduduk
Kabupaten/Kota Penduduk
/km2
Malinau 87,000 2
Bulungan 138,900 10
Tana Tidung 26,900 6
Nunukan 201,600 15
Tarakan 262,000 1,045
Kalimantan Utara 716,400 1,078
Sumber : BPS Kaltara DDA 2019

Gambar 1.3 Grafik Perbandingan Jumah Penduduk di Kalimantan Utara

1.2 Gambaran Umum Lokasi Pekerjaan Kabupaten Nunukan

1.2.1 Letak Geografis Dan Administratif

Kabupaten Nunukan terdiri dari wilayah Pulau Nunukan, Pulau Sebatik, dan daratan Nunukan.
Secara Administratif Kabupaten Nunukan ini di bagi ke dalam 15 wilayah kecamatan, yaitu:
Kecamatan Nunukan yang melingkupi Pulau Nunukan dan sebagian daratan Nunukan, Kecamatan
Sebatik, Kecamatan Sebatik Barat, Kecamatan Sebatik Tengah, Kecamatan Sebatik Utara,
Kecamatan Sebatik Timur, Kecamatan Lumbis, Kecamatan Sembakung, Kecamatan Sebuku,
Kecamatan Krayan dan Kecamatan Krayan Selatan.

Sebelah Utara : Negara Malaysia Bagian Timur (Sabah)

Sebelah Timur : Laut Sulawesi

Sebelah Selatan : Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Malinau

PT. GUMILANG SAJATI 1-4


Sebelah Barat : Negara Malaysia Bagian Timur (Serawak)

Berdasarkan kondisi geografis Kabupaten Nunukan, maka daerah ini sangat potensial untuk
dikembangkan sebagai kawasan pertumbuhan baru di utara Pulau Kalimantan khususnya sebagai
pusat perdagangan internasional dan industri ASEAN Timur. Secara geografis, kabupaten Nunukan
terletak di paling utara Propinsi Kalimantan Timur dan juga Pulau Kalimantan, bahkan
berbatasan langsung dengan negara tetanga, yakni Negara Bagian Serawak dan Negara Bagian
Sabah (Malaysia) serta jalur pelayaran internasional di selat Makasar. Kabupaten Nunukan
berada pada posisi 115°22'30” - 118°44' 54” Bujur Timur dan 3°30'00” - 4°24'55” Lintang Utara.

Kabupaten Nunukan sebagai daerah hasil pemekaran dengan luas keseluruhan 14.585,70 km2
terdiri dari 19 (sembilan belas ) Kecamatan yaitu;

Tabel 1.3 Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Nunukan (Km2)


Kecamatan Luas (km²)
Krayan 254.35
Krayan Selatan 760.24
Krayan Tengah 997.42
Krayan Barat 307.22
Krayan Timur 1,273.17
Lumbis 290.23
Lumbis Ogong 3,357.01
Sembakung 176.49
Sembakung Atulai 27.77
Nunukan 564.50
Sei Menggaris 850.48
Nunukan Selatan 181.77
Sebuku 1,608.48
Tulin Onsoi 1,513.36
Sebatik 51.07
Sebatik Timur 39.17
Sebatik Tengah 41.71
Sebatik Utara 15.39
Sebatik Barat 93.27
Kabupaten Nunukan 14.585,70
Sumber : BPS Kab.Nunukan DDA 2019

PT. GUMILANG SAJATI 1-5


Gambar 1.4 Prosentase Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Nunukan

Gambar 1.5 Peta Administrasi Kabupaten Nunukan

PT. GUMILANG SAJATI 1-6


1.3 Kondisi Fisik Wilayah

1.3.1 Iklim
Kabupaten Nunukan dan sekitarnya beriklim panas dengan suhu rata-rata tertinggi 31.1°C dan
suhu rata-rata terendah 23.20ºC . Curah hujan tertinggi berkisar 194.6mm pada bulan Desember
dan terendah 100.9 mm pada bulan September , kelembaban udara berkisar antara 55-99 persen
dengan kecamatan angin antara 5-7 knots. Sedangkan intensitas penyinaran matahari rata-rata
49%, penyinaran matahari terendah 32% pada bulan Agustus dan penyinaran matahari tertinggi
62% pada bulan Februari.

1.3.2 Topografi
Kondisi Topografi Kabupaten Nunukan terutama kecamatan Sembakung pada umumnya terdiri
dari Rawa hingga pegunungan dengan ketinggian tempat antara 500 – 3.000 meter. Keadaan
topografi perbukitan memiliki sudut kelerengan hingga sampai lebih dari 30 persen untuk daerah
perbukitan, sedangkan daerah daratan tinggi mempunyai kemiringan berkisar antara 8-15 persen,
sedangkan untuk daerah yang merupakan perbukitan kemiringan sangat terjal bisa mencapai
15% Untuk Pulau Sebatik dan Pulau Nunukan topografinya sedikit bergelombang dan sebagian
besar datar dengan kemiringan 0-3 persen. Wilayahnya sebagian besar didomonasi oleh satuan
fisiografi gunung (montain) dan daratan (plain).

1.3.3 Tanah
Pada umunmya tanah di Kabupaten Nunukan, terutama di bagian Selatan Kecamatan Sembakung
terdiri dari jenis tanah podsolik merah kuning dengan tingkat kesuburan relatif rendah karena
memiliki lapisan ” top soil ” yang tipis . Kondisi daerah daratan tinggi relatif mudah terkena erosi
khususnya daerah- daerah yang kondisi hutannya gundul. Tanah dataran rendah yang merupakan
tanah – tanah sedimen pada tepi sungai dan laut sangat dipengaruhi oleh naik turun air sungai.
Struktur tanah pada umumnya sub angular blocky dengan PH tanah berkisar antara 3.5 - 4.5.

1.3.4 Geologi
Kondisi geologi Kabupaten Nunukan sebagian besar didominasi tanah liat berlempung terutama
daerah bagian barat, disamping itu terdapat pula kandungan batuan yang meliputi pasir kwarsa dan
batuan liat . Dan struktur geologi daerah ini banyak dijumpai patahan dan lipatan yang pada
umumnya terdapat di daerah pantai karena adanya beberapa pulau-pulau kecil yang berada di
sekitar Kabupaten Nunukan.

PT. GUMILANG SAJATI 1-7


1.3.5 Guna Lahan
Pola penggunaan lahan terdiri dari lahan untuk permukiman, pertanian, perkebunan dan kehutanan.
Sebagian besar permukiman penduduk berada di kawasan pesisir menempati daerah-daerah
rendah , di tepi pantai , muara- muara kecil dan bantaran sungai. Jenis-jenis penggunaan lahan
terdiri atas permukiman, pertanian yang meliputi penggunaan lahan untuk perkebunan dan
persawahan, kehutanan, perikanan. Lokasi konsesi untuk kegiatan pertambangan minyak dan
gas bumi, serta lahan untuk fasilitas umum.

1.4 Lokasi Pelabuhan Penyeberangan

Gambar Peta Orientasi Lokasi di Wilayah Provinsi Kalimantan Utara

PT. GUMILANG SAJATI 1-8


Gambar Orientasi Lokasi Pekerjaan

Gambar Lokasi Pelabuhan Sei Jepun

PT. GUMILANG SAJATI 1-9


BAB 2 TINJAUAN KEBIJAKAN

2.1 Tinjauan Kebijakan Hukum

1. Undang Undang No. 17 Tahun 2008, tentang Pelayaran;


2. Undang - undang Nomor 23 Tahun 2014, tentang Pemerintahan Daerah;
3. Perpres Nomor 16 tahun 2018, tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
4. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2015, tentang Percepatan Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
5. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 49 Tahun 2008, tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Departemen Perhubungan Tahun 2005 - 2025;
6. Keputusan Menteri Perhubungan RI Nomor: KM 52 Tahun 2004, tentang Penyelenggaraan
Pelabuhan Penyeberangan;
7. Keputusan Menteri Perhubungan RI Nomor: KM 73 Tahun 2004, tentang Penyelenggaraan
Angkutan Sungai dan Danau;
8. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM 6 tahun 2010, tentang Cetak Biru
Pengembangan Transportasi Penyeberangan 2010 - 2030;
9. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: PM 154 Tahun 2016, tentang Organisasi dan Tata
Kerja Balai Pengelola Transportasi Darat;
10. Keputusan Menteri Perhubungan RI Nomor: KM 104 Tahun 2017, tentang Penyelenggaraan
Angkutan Penyeberangan;
11. Peraturan Menteri Perhubungan RI Nomor: PM 112 Tahun 2017, tentang Pedoman dan
Proses Perencanaan di Lingkungan Departemen Perhubungan;
12. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor: 122 Tahun 2018, tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Perhubungan;
13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 04/PRT/M/2009, tentang Sistem Manajemen Mutu
(SMM) Departemen Pekerjaan Umum;
14. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 07/PRT/M/2019, tentang Standard Pedoman
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Melalui Penyedia;
15. Peraturan Kepala LKPP Nomor: 7 Tahun 2018, tentang Pedoman Perencanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;

PT. GUMILANG SAJATI 2-1


16. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor: 897/KPTS/M/201,
tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi Pada Jenjang Jabatan Ahli
Untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi;
17. Surat Edaran Menteri Perhubungan RI Nomor: SE 7 Tahun 2016, tentang Optimalisasi
Koordinasi Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan Kementerian Perhubungan Dengan
Pemerintah Daerah

PT. GUMILANG SAJATI 2-2


BAB 3 PEMAHAMAN TERHADAP KAK

3.1 Gambaran Umum


Dengan meningkatnya mobilitas penduduk sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan wilayah
permukiman di daerah menyebabkan semakin meningkatnya kebutuhan akan penyediaan sarana dan
prasarana transportasi yang memadai. Pertumbuhan dan perkembangan kapasitas dan kuantitas
transportasi sungai, danau, dan penyeberangan yang menghubungkan antar daerah satu dengan
daerah yang lain juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan perlu dilakukannya program
peningkatan sarana dan prasarana perhubungan darat yang terencana secara efektif dan efisien serta
berkesinambungan.

Transportasi sungai, danau, dan penyeberangan memegang peranan yang sangat penting dalam
sektor perhubungan terutama untuk kesinambungan distribusi barang dan jasa. Disamping itu juga
sangat diperlukan untuk menunjang laju pertumbuhan ekonomi daerah-daerah produkif dan dapat
membuka akses keterisolasian daerah-daerah yang terpencil.

Peningkatan sarana dan prasarana perhubungan darat selain membutuhkan metode perancangan
maupun pengawasan yang efektif agar diperoleh desain yang mendetail/terinci perlu pula adanya
suatu system pengawasan terpadu sehingga seluruh hasil perancangan/desain dapat terbangun
sesuai dengan standar fungsi yang telah ditetapkan didalam aturan perundang-undangan sehingga
tercapainya standar mutu yang telah disyaratkan dan ekonomis tetapi memenuhi unsur keselamatan
bagi pengguna transportasi darat dan dapat dipertanggungjawabkan dengan memperhatikan aspek
sosial, budaya, dan lingkungan.

Balai Pengelola Transportasi Wilayah Darat Wilayah XVII yang mempunyai tugas untuk melaksanakan
program peningkatan sarana dan prasarana perhubungan darat membutuhkan ketersediaan jasa
supervisi teknis sehingga kegiatan fisik dapat disesuaikan dengan hasil desain.

Untuk mendukung dasar pemikiran tersebut diperlukan kegiatan supervisi sehingga keluaran hasil
pelaksanaan Rehabilitasi Pelabuhan Penyeberangan Sei Jepun Tahap 2, Kabupaten Nunukan,
Provinsi Kalimantan Utara ini diharapkan dapat memenuhi syarat spesifikasi teknis sarana dan
prasarana Balai Pengelola Transportasi Wilayah Darat Wilayah XVII yang mencakup pada masa
persiapan pelaksanaan, pelaksanaan, dan pasca pelaksanaan pembangunan.

PT. GUMILANG SAJATI 3-1


3.2 Latar Belakang

Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP), merupakan bagian dari sistem transportasi
nasional yang mempunyai misi untuk mewujudkan transportasi yang handal, unggul dan berdaya saing
serta mampu menjangkau pelosok wilayah daratan, menghubungkan antar pulau dalam rangka
memantapkan perwujudan wawasan nusantara yang efektif dan efisien, sehingga mampu berperan
sebagai urat nadi kehidupan ekonomi serta memperkokoh ketahanan nasional.

Pembangunan prasarana dan sarana ASDP diperlukan sebagai sarana meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, memberikan aksesibilitas yang lebih baik sehingga dapat mengakomodasi peningkatan
mobilitas penduduk serta berfungsi sebagai jembatan bergerak yang menjangkau daerah terpencil dan
daerah pedalaman yang terpisah oleh perairan. ASDP mengemban misi meningkatkan kesejahteraan
masyarakat luas secara adil melalui upaya peningkatan keperintisan, terutama masyarakat di daerah-
daerah terbelakang/terisolasi melalui pengadaan angkutan penyeberangan perintis dan pembangunan
dermaga penyeberangan.

Angkutan penyeberangan diwilayah Provinsi Riau merupakan salah satu sarana yang penting karena
wilayah ini terdiri atas pulau-pulau yang dipisahkan oleh perairan. Berdasarkan hasil kajian kebijakan
mengenai pengembangan Angkutan Peyeberangan, di wilayah ini direncanakan akan dibangun
beberapa dermaga penyeberangan, yang berperan untuk membuka daerah yang terisolir.

Kebijakan pengembangan transportasi khususnya angkutan penyeberangan di Provinsi Riau lebih


diarahkan untuk membantu pergerakan orang, barang dan kendaraan antar pulau dalam wilayah
Provinsi Riau serta dengan Provinsi lainnya. Sampai sekarang peran angkutan penyeberangan dalam
mendukung pertumbuhan ekonomi cukup besar. Hal ini terlihat dari kondisi angkutan penyeberangan
yang telah ada saat ini.

Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Sagu-sagu Lukit ini perlu segera diselesaikan mengingat
pelabuhan ini merupakan prasarana penghubung antara P. Padang dan aerah lainnya di Kabupaten
Kepulauan Meranti, dimana pada Tahun Anggaran 2022 ini telah memasuki Tahap ke 5.

Sehubungan dengan akan dilaksanakannya pekerjaan Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan


Sagu-sagu Lukit Tahap V, dengan ini kami mengharapkan partisipasi para konsultan pengawas untuk
berperan dan ikut serta dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan tersebut.

Agar dalam pelaksanaan kelak tidak terjadi kesalahpahaman antara perencana dan pelaksanaan fisik,
maka diperlukan tenaga supervisi (konsultan pengawas) yang nantinya dapat membantu tugas-tugas
Kuasa Pengguna Anggaran dalam pelaksanaan pekerjaan dimaksud berlangsung sebagai mestinya.

PT. GUMILANG SAJATI 3-2


Tabel 3.4 Perbandingan Pendekatan Ekonomi dan Keuangan/Finansial
No Aspek Kajian Ekonomi Kajian Keuangan/Finansial
1 Sudut Pandang Masyarakat Luas Privat/Swasta

2 Tujuan Efisiensi ekonomi efisiensi modal yang ditanam (investasi)

3 Kriteria NPV, BCR, EIRR NPW, FIRR, BEP


Proyek untuk masyarakat,
Proyek swasta untuk kepentingan
4 Aplikasi dilakukan oleh pemerintah (benefit
swasta (profit oriented)
oriented)
Komponen Biaya dan
5 Langsung dan tidak langsung langsung kepada proyek (return)
Manfaat
shadow price, transfer price, tingkat mekanisme pasar, pajak, subsidi tingkat
6 Penetapan Harga
bunga bunga (dalam dan luar negeri)

• Setiap pelaksanaan konstruksi fisik bangunan gedung negara yang dilakukan oleh kontraktor pelaksana harus
mendapatkan pengawasan secara teknis di lapangan, agar rencana teknis yang telah disiapkan dan digunakan
sebagai dasar pelaksanaan konstruksi dapat berlangsung tepat mutu, tepat waktu, tepat biaya, dan tertib
administrasinya.
• Pelaksanaan pengawasan lapangan harus dilakukan oleh penyedia jasa konsultan pengawasan yang kompeten, dan
dilakukan secara penuh waktu dengan menempatkan tenaga-tenaga ahli pengawasan di lapangan sesuai kebutuhan
dan kompleksitas pekerjaan.
• Konsultan pengawas bertujuan secara umum mengawasai pekerjaan konstruksi, dari segi masukan, proses dan
produk kegiatan.

• Kinerja pengawasan lapangan sangat ditentukan oleh kualitas komitmen dan intensitas pengawasan, serta yang
secara menyeluruh dapat melakukan kegiatannya berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah disepakati.

3.3 Maksud dan Tujuan


• Maksud dari kegiatan ini adalah membantu pemilik pekerjaan dalam memantau, mengawasi, mengelola,
mengendalikan, serta mengambil keputusan terkait dengan pelaksanaan pekerjaan Rehabilitasi Pelabuhan
Penyeberangan Sei Jepun Tahap 2.
• Tujuan :
Terlaksananya pemantauan status pekerjaan, koordinasi, komunikasi, kemajuan, permasalahan yang timbul,
pengumpulan data serta informasi, dan lain-lain terkait dengan pelaksanaan pekerjaan Rehabilitasi Pelabuhan
Penyeberangan Sei Jepun Tahap 2 di Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah XVII Provinsi Kalimantan Timur
dan Provinsi Kalimantan Utara
Terlaksananya suatu mekanisme pengelolaan (manajemen), pengendalian mutu konstruksi, dan pengawasan
(supervisi) terhadap pelaksanaan pekerjaan Rehabilitasi Pelabuhan Penyeberangan Sei Jepun Tahap 2 di Balai
Pengelola Transportasi Darat Wilayah XVII Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Utara.

3.4 Sasaran

Target/sasaran yang ingin dicapai dalam pekerjaan pengawasan konstruksi adalah Pelaksanaan dan percepatan
penyelesaian Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Sei Jepun ini diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup

PT. GUMILANG SAJATI 3-3


dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Nunukam dan daerah hinterland sekitarnya serta bernilai positif terhadap
kondisI Politik, Sosial Ekonomi, Kebudayaan dan Hankamnas.

3.5 Strategi Pencapaian Keluaran

Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan Pengawas berdasarkan Kerangka Acuan Kerja ini adalah lebih lanjut akan diatur
dalam surat perjanjian, yang minimal meliputi:

A. Buku harian, yang memuat semua kejadian, perintah/petunjuk yang penting dari Kepala Satuan Kerja, Kontaktor
Pelaksana, dan Konsultan Pengawas.
B. Laporan harian, berisi keterangan tentang :
1. Rencana kerja harian/Metoda
2. Shop Drawing
3. Tenaga Kerja,
4. Bahan-bahan yang datang, diterima atau ditolak,
5. Alat-alat,
6. Pekerjaan-pekerjaan yang diselenggarakan,
7. Waktu pelaksanaan pekerjaan.
8. Laporan testing dan commisioning
C. Laporan mingguan dan bulanan sebagai resume laporan harian.
D. Berita Acara Kemajuan Pekerjaan untuk pembayaran angsuran.
E. Surat Perintah Perubahan Pekerjaan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan Tambah Kurang.
F. Gambar-gambar sesuai dengan Pelaksanaan (as-built drawings) dan Manual Peralatan - peralatan yang dibuat oleh
Kontraktor Pelaksana.
G. Laporan rapat di lapangan (site meeting) dan weekly instruction/weekly request.
H. H. Gambar rincian pelaksanaan (shop drawings) dan realisasi Time Schedule yang dibuat oleh Kontraktor
Pelaksana.
I. Kelengkapan dokumen pendaftaran bangunan gedung negara lengkap dengan lampiran - lampirannya.
J. Laporan Akhir Pekerjaan Pengawasan.

3.6 Lingkup, Lokasi Kegiatan, Data Dan Fasilitas Penunjang

A. Lingkup Kegiatan :

Adalah Jasa Konsultansi Konstruksi Pengawasan dan Reviu Desain Rehabilitasi Pelabuhan
Penyeberangan Sei Jepun Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara

B. Lokasi Kegiatan :

Pelabuhan Penyeberangan Sei Jepun Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara

C. Data Lokasi / Informasi :

PT. GUMILANG SAJATI 3-4


1) Untuk melaksanakan tugasnya, konsultan Pengawas harus mencari sendiri informasi yang
dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan oleh Pejabat Pembuat Komitmen termasuk
melalui Kerangka Acuan Kerja ini.
2) Konsultan Pengawas harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan dalam
pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Pejabat Pembuat Komitmen maupun yang dicari
sendiri, Kesalahan pengawasan/ kelalaian pekerjaan sebagai akibat dari kesalahan informasi
menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari konsultan Pengawas.
3) Informasi pengawasan antara lain :
a. Dokumen pelaksanaan yaitu :
• Gambar-gambar pelaksanaan;
• Rencana Kerja dan Syarat-syarat;
• Bill Of Quantity (BQ) / Volume Pekerjaan;
• Spesifikasi Teknis;
• Berita Acara Aanwijzing sampai dengan penunjukan Kontraktor Pelaksana;
• Dokumen Kontrak;
• Pelaksanaan/Pemborongan.
b. Bar Chart dan S-Curve serta Net Work Planning dari pekerjaan yang dibuat oleh
Kontraktor Pelaksana (setelah disetujui).
c. Kerangka Acuan Kerja (KAK) pengawasan.
d. Peraturan-peraturan, standar dan pedoman yang berlaku untuk pekerjaan pengawasan
teknis konstruksi, termasuk petunjuk teknis simak pengawasan mutu pekerjaan, dll.
e. Informasi lainnya.
4) Program alih teknologi.
5) Staf/ tim teknis pelaksanaan pekerjaan.

Pejabat Pembuat Komitmen akan mengangkat petugas sebagai wakilnya yang bertindak
sebagai Tim Teknis untuk pengawas, pendamping dalam pelaksanaan pekerjaan ini.

3.7 Lingkup Pekerjaan


A. Lingkup Pekerjaan Kegiatan Pengawasan dan Reviu Desain Rehabilitasi Pelabuhan
Penyeberangan Sei Jepun meliputi kegiatan pengawasan terhadap kegiatan Rehabilitasi
Pelabuhan Penyeberangan Sei Jepun Tahap 2 yang meliputi tahapan masa persiapan
pelaksanaan, pelaksanaan, pasca pelaksanaan pembangunan, dan penyiapan kelembagaan.
B. Lingkup Pekerjaan tersebut antara lain adalah :

PT. GUMILANG SAJATI 3-5


1) Melakukan penelaahan terhadap dokumen kontrak penyedia jasa konstruksi, spesifikasi teknis,
gambar rencana dan detail serta rencana anggaran biaya pelaksanaan.
2) Melakukan observasi lapangan terhadap lokasi pekerjaan untuk mengidentifikasi apakah
dokumen perencanaan sesuai dengan kondisi lapangan atau perlu dilakukan review design.
3) Melakukan review design apabila ada pekerjaan yang tidak memungkinkan dikerjakan akibat
kondisi lapangan yang mungkin sudah berubah. Review desgin harus dikoordinasikan dengan
PPK Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah XVII Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi
Kalimantan Utara.
4) Melakukan koordinasi dengan penyedia jasa konstruksi mengenai persiapan pelaksanaan,
metode kerja, jadwal pelaksanaan, dan format-format laporan.
5) Melakukan pengawasan terhadap material yang digunakan, termasuk kualitas dan
kuantitasnya serta kebenaran penggunaan ukuran, tenaga, dan peralatan disesuaikan dengan
spesifikasi yang ada.
6) Melakukan penelaahan terhadap sertifikasi bahan/material dan peralatan yang diajukan oleh
penyedia jasa konstruksi.
7) Memeriksa, mengevaluasi, dan merekomendasikan gambar-gambar kerja (shop drawing) yang
diajukan oleh kontraktor, serta memberikan saran-saran metode pelaksanaan yang tepat.
8) Memeriksa dan menyetujui request (permintaan pelaksanaan pekerjaan) yang diajukan oleh
penyedia jasa konstruksi.
9) Melaksanakan pengawasan langsung dan bertanggung jawab terhadap mutu, kualitas serta
kuantitas pekerjaan di lapangan selama proses pelaksanaan pekerjaan.
10) Memberikan teguran-teguran dan arahan secara tertulis kepada penyedia jasa konstruksi
apabila terjadi penyimpangan pelaksanaan, dan menembuskan teguran dan arahan tersebut
kepada PPK Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah XVII Provinsi Kalimantan Timur dan
Provinsi Kalimantan Utara.
11) Melakukan inisiasi pelaksanaan rapat-rapat lapangan untuk mengevaluasi progress
pelaksanaan pekerjaan dan pemecahan masalah-masalah pelaksanaan konstruksi.
12) Bersama dengan direksi teknis melakukan opname mingguan terhadap hasil pelaksanaan
pekerjaan.
13) Membuat dan menyampaikan laporan secara berkala {laporan mingguan (kumpulan laporan
harian) dan bulanan} dan laporan akhir dari hasil pengawasan yang meliputi emajuan
pekerjaan fisik, status keuangan proyek, serta melaporkan jadwal pelaksanaan dan masalah-
masalah yang ada di lapangan.

PT. GUMILANG SAJATI 3-6


14) Membuat dokumentasi pelaksanaan pada kemajuan pelaksanaan pekerjaan fisik 0 %, 25 %,
50 %, 75%, dan 100 %.
15) Memeriksa As Built Drawing yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana, dimana As Built Drawing
tersebut benar-benar menunjukkan hasil akhir dari pekerjaan yang telah dilakukan.
16) Melakukan fungsi pengelolaan (manajemen) proyek, pengendalian terhadap pelaksanaan
pembangunan dalam hal ini meliputi pemantauan persiapan pelaksanaan pekerjaan,
melakukan analisis kondisi pekerjaan, analisis potensi risiko atau kemungkinan yang akan
timbul, memberikan masukan dan nasihat kepada berbagai pihak yang terkait dalam hal
bidang teknis dan non teknis.

C. TANGGUNG JAWAB PENGAWASAN


1) Konsultan Pengawas bertanggung jawab secara profesional atas jasa pengawasan yang
dilakukan sesuai ketentuan dan kode tata laku profesi yang berlaku.
2) Secara umum tanggung jawab konsultan adalah minimal sebagai berikut :
a. Kesesuaian pelaksanaan konstruksi dengan dokumen pelelangan/ pelaksanaan yang
dijadikan pedoman, serta peraturan, standar dan pedoman teknis yang berlaku.
b. Kinerja pengawasan telah memenuhi standar hasil kerja pengawasan yang berlaku, baik
kualitas dan kuantitas Tenaga Ahli maupun laporan- laporan yang disyaratkan.
c. Hasil evaluasi pengawasan dan dampak yang ditimbulkan.
3) Penanggung jawab profesional pengawasan adalah tidak hanya konsultan sebagai suatu
perusahaan, tetapi juga bagi para tenaga ahli profesional pengawasan yang terlibat.
4) Seluruh pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggung jawab konsultan.

3.8 Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan Pengawasan dan Reviu Desain Rehabilitasi Pelabuhan
Penyebrangan Sei Jepun, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara selama 210 (dua ratus
sepuluh) hari kalender, terhitung sejak tanggal Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditandatangani..

3.9 Tanggapan dan saran terhadap Kerangka Acuan Kerja

Secara umum Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan Jasa Konsultansi Konstruksi Pengawasan
dan Reviu Desain Rehabilitasi Pelabuhan Penyeberangan Sei Jepun Kabupaten Nunukan, Provinsi
Kalimantan Utara, sudah cukup memberikan gambaran dan arahan mengenai pekerjaan yang akan
dilakukan. Hal ini tercermin dari kedalaman pembahasan mengenai latar belakang pekerjaan, tujuan
dan sasaran pekerjaan, ruang lingkup pekerjaan, serta waktu dan sistem pelaksanaannya. Dengan

PT. GUMILANG SAJATI 3-7


demikian, hasil akhir yang diinginkan dari pekerjaan Jasa Konsultansi Konstruksi Pengawasan dan
Reviu Desain Rehabilitasi Pelabuhan Penyeberangan Sei Jepun Kabupaten Nunukan, Provinsi
Kalimantan Utara ini dapat di mengerti dengan baik sehingga kemungkinan kesalahan dalam
menafsirkan hasil yang ingin dicapai dari pemberi tugas dapat diminimalkan.

Tanggapan terhadap KAK pada bagian ini lebih kepada penekanan terhadap hal-hal yang penting dan
perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dalam pelaksanaan pekerjaan Jasa Konsultansi Konstruksi
Pengawasan dan Reviu Desain Rehabilitasi Pelabuhan Penyeberangan Sei Jepun Kabupaten
Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara .

Ringkasan tanggapan terhadap KAK dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Materi Penjelasan
No Tanggapan
Pembahasan dalam KAK

1 Latar Belakang Cukup Jelas Pada prinsipnya bagian latar belakang ini sudah berisikan
Pekerjaan uraian mengenai landasan serta justifikasi kebutuhan
terhadap Jasa Konsultansi Konstruksi Pengawasan dan
Reviu Desain Rehabilitasi Pelabuhan Penyeberangan Sei
Jepun Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara
yang digunakan sebagai dasar bagi pihak Konsultan
dalam mengenali gambaran awal dan titik berat
permasalahan yang akan menjadi fokus utama dalam
pelaksanaan pekerjaan.

2 Maksud dan Cukup Jelas Menurut kami maksud dan tujuan pekerjaan yang
Tujuan Pekerjaan tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja sudah cukup jelas
dan dapat dimengerti sehingga menjadi acuan dasar
konsultan dalam setiap pelaksanaan tahapan pekerjaan.

3 Strategi Cukup Jelas Menurut kami lingkup kegiatan, pekerjaan, dan tugas yang
Pencapaian tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja sudah cukup jelas
Keluaran dan dapat dimengerti sehingga menjadi arahan dalam
pelaksanaan setiap tahapan pekerjaan.

PT. GUMILANG SAJATI 3-8


4 Waktu Cukup Jelas Konsultan akan menyelesaikan pekerjaan sesuai jangka
Pencapaian waktu yang ditetapkan dalam KAK yaitu 210 (dua ratus
Keluaran sepuluh)

5 Keluaran Cukup Jelas Dalam bahasan metode dan pelaksanaan pekerjaan, akan
dikemukakan metodologi dalam mencapai keluaran yang
telah ditentukan. Sesuai arahan KAK, konsultan
memahami dan telah berpengalaman dalam mencapai
keluaran-keluaran yang dikehendaki studi ini.
Kerangka Acuan Kerja (KAK) telah memberikan
pemaparan terhadap materi yang mencakup tenaga ahli
dan tenaga penunjang lainnya dari pekerjaan ini. Setelah
mempelajari Kerangka Acuan Kerja yang diberikan,
menurut pelaksana pekerjaan hal ini sudah cukup
dimengerti.

PT. GUMILANG SAJATI 3-9


BAB 4 PENDEKATAN DAN METODOLOGI

4.1 Pendekatan Pelaksanaan Pekerjaan


Metode pelaksanaan Jasa Konsultansi Konstruksi Pengawasan dan Reviu Desain Rehabilitasi
Pelabuhan Penyeberangan Sei Jepun Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara I adalah
sebagai berikut :

Gambar IV.1. Bagan Alir Pekerjaan

PT. GUMILANG SAJATI 4-1


4.2 Konsep Pelaksanaan Pekerjaan
Kegiatan Jasa Konsultansi Konstruksi Pengawasan dan Reviu Desain Rehabilitasi Pelabuhan
Penyeberangan Sei Jepun Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara ini sendiri merupakan
bagian dari tahapan pelaksanaan, sehingga dengan sendirinya pekerjaan pengawasan ini juga
merupakan bagian dari tahapan tersebut. Pekerjaan pengawasan ini, menurut urutan dan jenis
kegiatan yang dilaksanakan, dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) tahapan kegiatan, yaitu :

- Tahapan Pendahuuan (Koordinasi dan Persiapan).


- Tahapan Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan.
- Tahapan Penyerahan Hasil.

Tahapan Pendahuluan

Pada Tahapan ini, administrasi dan kelengkapan pekerjaan dipersiapkan, sebagai berikut :

1. Masalah administrasi diselesaikan terlebih dahulu terutama meliputi administrasi kontrak dan
legalitas personil yang akan ditugaskan untuk melaksanakan pekerjaan ini.
2. Konsultan akan melakukan mobilisasi personil dan peralatan yang diperlukan dalam
pekerjaan ini.

Tahapan Koordinasi

Lingkup pekerjaan tahapan kordinasi adalah :

❖ Rapat Koordinasi Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi.


❖ Penentuan Patok-patok Referensi dan Elevasi Titik Kontrol.

Tahapan Persiapan (Mobilisasi Pelaksanaan Pekerjaan)

Lingkup pekerjaan persiapan ini adalah :

❖ Mempersiapkan formulir pengawasan dan kelengkapan pengawasan.


❖ Mengawasi persiapan (mobilisasi) yang dilaksanakan oleh kontraktor

4.3 Tahapan Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan


Pengawasan pekerjaan dilakukan terhadap 3 (tiga) aspek utama, yaitu sebagai berikut:

4.3.1 Pengendalian Mutu Pelaksanaan


Lingkup pekerjaan pengendalian mutu pelaksanaan adalah :

❖ Pengawasan Mutu Material dan Bahan.


❖ Pemeriksaan dan Pengawasan Volume Pekerjaan dan Gambar Pelaksanaan.

PT. GUMILANG SAJATI 4-2


❖ Pengendalian Metode Pelaksanaan Pekerjaan.
❖ Memeriksa, memberikan rekomendasi dan menyetujui perubahan volume pekerjaan dan
gambar pelaksanaan.
❖ Mengawasi pelaksanaan kegiatan :
▪ Pekerjaan Persiapan
▪ Pekerjaan Sisi Laut
a. Pekerjaan Konstruksi Dermaga dan Trestle
b. Pekerjaan Kubus Apung
▪ Pekerjaan Sisi Darat
a. Pekerjaan Konstruksi Platform Darat
b. Pekerjaan Konstruksi Bangunan Fasilitas Darat
c. Pekerjaan Penunjang Lainnya

Memberi saran, teguran dan rekomendasi sanksi atas kelalaian kontraktor pelaksana dalam hal
mutu material dan metode pekerjaan.

Dalam pengendalian mutu pekerjaan konstruksi beberapa hal yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut:

❖ Pengawasan Mutu Material dan Bahan.


❖ Pemeriksaan dan Pengawasan Volume Pekerjaan dan Gambar Pelaksanaan
❖ Pengendalian Metode Pelaksanaan Pekerjaan.

Output yang dihasilkan adalah :

❖ Laporan mingguan dan bulanan kemajuan pelaksaan pekerjaan.


❖ Gambar pelaksanaan lapangan yang dibuat kontraktor dengan persetujuan konsultan.
❖ Perjanjian perubahan kontrak (adendum) bila ada.

4.3.2 Pengendalian Waktu Pelaksanaan Pekerjaan


Lingkup pekerjaan pengendalian waktu pelaksanaan adalah :

❖Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan Diagram Jaringan dan Jadwal Kerja
Pelaksanaan sesuai dengan kontrak pekerjaan kontraktor.
❖Memberikan saran-saran kepada Pemilik pekerjaan dan kontraktor dalam rangka
memenuhi jangka waktu pelaksanaan pekerjaan.
❖Memeriksa, memberikan rekomendasi dan menyetujui perubahan Diagram Jaringan yang
diusulkan kontraktor, bila terjadi keterlambatan karena satu dan lain hal.

PT. GUMILANG SAJATI 4-3


❖Memberi saran, teguran dan rekomendasi sanksi atas keterlambatan pekerjaan yang
dilaksanakan kontraktor.

Di samping pembuatan diagram jaringan, untuk kontrol terhadap waktu perlu dibuat juga jadwal
kerja dalam pengawasan pelaksanaan konstruksi yang terdiri dari:

❖Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi

❖Jadwal Pengiriman Material Bahan Bangunan

❖Jadwal Penggunaan Tenaga Kerja

❖Jadwal Penggunaan Peralatan Konstruksi.

4.3.3 Pengendalian Biaya Pelaksanaan Pekerjaan


Lingkup pekerjaan pengendalian biaya pelaksanaan adalah :

❖ Pengontrolan biaya melalui kurva S yang dikembangkan dari Bar Chat/Giant Chart.
❖ Memeriksa, memberikan rekomendasi dan menyetujui atas usulan perubahan biaya
pelaksanaan akibat sebab-sebab tertentu yang diajukan oleh kontraktor pelaksana.

Output yang dihasilkan pada pengendalian biaya pelaksanaan adalah :

❖ Kurva S Aktual yang dibandingkan dengan Kurva S Rencana.


❖ Berita Acara Kemajuan Pekerjaan untuk pembayaran Kontraktor.
❖ Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan Tambah/Kurang bila ada perubahan pekerjaan.

4.3.4 Tahap Penyerahan Hasil Pekerjaan


Lingkup pada tahap penyerahan hasil pekerjaan adalah :

❖ Mengasistensi kepada Pengguna anggaran atas kebenaran dan kelengkapan hasil


pengawasan.
❖ Evaluasi hasil pelaksanaan serta bukti-bukti pemenuhan kontrak oleh kontraktor.
❖ Menyusun dokumen penyerahan pekerjaan.

Output yang dihasilkan pada tahap penyerahan hasil pekerjaan adalah :

❖ Berita Acara Penyerahan Pekerjaan.


❖ Laporan Akhir Pengawasan.

PT. GUMILANG SAJATI 4-4


BAB 5 PENYAJIAN HASIL KERJA

5.1 Pengawasan Proses Perencanaan Pekerjaan Konstruksi


A. Indikator Keberhasilan

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran peserta mampu memahami dan melaksanakan


pengelolaan pengawasan proses perencanaan pekerjaan konstruksi.

B. Pengawasan Proses Perencanaan dan Penjadwalan Kurve S Proyek

Pengawasan dilakukan terhadap proses perencanaan pekerjaan konstruksi untuk menjamin bahwa
perencanaan sudah sesuai dengan KAK dan ketertiban jasa konstruksi dapat terlaksana sesuai
dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Pengawasan perencanaan
juga dilaksanakan untuk menjamin tertib usaha, tertib penyelenggaraan, tertib pemanfaatan jasa
konstruksi yang meliputi persyaratan perizinan; ketentuan keteknikan pekerjaan konstruksi;
ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja; ketentuan keselamatan umum; ketentuan
ketenagakerjaan; ketentuan lingkungan; ketentuan tata ruang; ketentuan tata bangunan; dan
ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan penyelenggaraan pekerjaan jasa konstruksi.

Kurve S adalah salah satu metode jadwal, dimana di awal pekerjaan tingkat kemajuan progress
lambat kemudian progress semakin cepat dalam waktu 4/6 sampai 5/6 waktu total kemudian
melambat kembali menjelang akhir proyek. Bentuk garis menyerupai huruf S. Kurve S ini untuk
memantau progress proyek yang mampu dilakukan oleh kontraktor. Selain ini, terdapat jadwal
Network Planning (NWP) yaitu berdasarkan urutan pekerjaan antara satu dengan yang lain. Kedua
jadwal sebaiknya dipergunakan bersamaan karena keduanya mempunyai keunggulan dan
kelemahan masing-masing.

PT. GUMILANG SAJATI 5-1


Gambar 1. Contoh Kurva S

Sumber: Tim Konsultan 2016 (diolah dari berbagai sumber)

Kontraktor/pelaksana diwajibkan menyiapkan dan membuat beberapa alternatif jadwal pelaksanaan


proyek. Jadwal harus tersaji sesuai urutan pelaksanaan masing-masingi kegiatan, dan harus terkait
dalam masing-masing kegiatan. Selain itu, jadwal dilengkapi dengan sub program lebih detail dalam
pelaksanaan pembangunan. Pelaksanaan pekerjaan pondasi (pemancangan tiang) hingga
pemasangan bangunan atas. Disamping itu, kontraktor juga menyerahkan rincian sumber bahan
atau material yang dipakai untuk kegiatan pokok. Penggunaan sumber daya tersebut harus tetap
terjaga ketersediaannya di lapangan. Program kerja kontraktor menjadi pedoman kelancaran
progres supaya program ini dijadikan dasar semua pelaporan dan pemantauan. Pimpinan Proyek
dan pengawas perlu meneliti secara cermat pada jadwal jika ada kesalahan. Pendetailan jadwal
untuk memantau kemajuan pembangunan diperlukan, namun tidak berlebihan supaya jadwal tidak
sulit diikuti maupun dilaksanakan. Penggunaan Jadwal dan sub program harus memperhatikan
keterkaitan antara sub program yang berbeda terdapat dalam keseluruhan jadwal.

Jadwal kerja pekerjaan konstruksi berisikan berapa bagian-bagian penting yaitu:

1. Rencana dan urutan pelaksanaan pekerjaan dalam jangka waktu yang ditetapkan;
2. Identifikasi kegiatan-kegiatan utama;
3. Mengukur dan melaporkan kemajuan;
4. Alat untuk pemantauan, dan alat komunikasi mengenai rencana pekerjaan;
5. Sebagai dasar memperkirakan kebutuhan pekerja, alat dan bahan, serta pengendalian
keuangan.

PT. GUMILANG SAJATI 5-2


Proses perencanaan harus disiapkan sebelum proyek dilaksanakan sesuai jadwal dan
menghasilkan efisiensi tinggi. Perencanaan ini dilakukan oleh kontraktor tetapi pimpinan proyek dan
pengawas harus menyadari bahwa kelancaran dan kesuksesan tetap menjadi tanggung jawabnya
dan untuk itu perencanaan harus dibahas bersama dengan kontraktor sebelum dimulai pelaksanaan
proyek supaya terjamin ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan.

C. Pengawasan Penyiapan lokasi

Pengawasan dilakukan dalam tahapan penyiapan lokasi dimulai dari pekerjaan;

1. Pembersihan lahan lokasi yang diharuskan sesuai dengan volume dan standar prosedur
(perataan tanah, pembersihan semak belukar, dsb).
2. Rencana Akses jalan kendaraan berat.
3. Rencana penempatan Pagar pembatas keliling, direksi keet, Pos Jaga, Gudang Bahan,
Sumber air, sumber listrik/penempatan genset, area fabrikasi, Disposal Area, Area Parkir
kendaraan berat, Los Pekerja, dll.
4. Pengukuran dan Pemasangan Bowplank serta penentuan ketinggian lantai yang harus
disesuaikan dengan gambar rencana.
5. Rencana mobilisasi alat berat sesuai jadwal dan kebutuhan.
6. Rencana galian.

Tujuan dari pengawasan penyiapan lokasi adalah terciptanya tertib pelaksanaan konstruksi
bangunan dan efektivitas pemanfaatan site/lokasi sesuai dengan dokumen perencanaan.

D. Persyaratan kontrak

Dokumen kontrak yang perlu mendapat perhatian antara lain adalah dokumen Syarat-syarat
Perjanjian (Condition of Contract) karena dalam dokumen inilah dituangkan semua ketentuan yang
merupakan aturan yang disepakati oleh kedua belah pihak yang membuat perjanjian.

1. Pengawasan terkait aspek teknik antara lain terdiri atas:

a. Syarat-syarat umum kontrak (General Condition of Contract)

b. Lampiran-lampiran (Appendix)

c. Syarat-syarat Khusus Kontrak (Special Condition of contract / Conditions of Contract –


Particular)

d. Spesifikasi Teknis (Technical Spesification)

PT. GUMILANG SAJATI 5-3


e. Gambar-gambar Kontrak (Contract Drawing)

Pengawasan terkait aspek keuangan / perbankan terdiri atas:

a. Nilai kontrak (Contract Amount) / Harga Borongan

b. Metode Penagihan / Pembayaran (Method of Payment)

c. Jaminan (Guarantee / Bonds)

Pemeriksaan terkait aspek Jaminan Perasuransian, Sosial Ekonomi dan Administrasi antara lain:

a. CAR dan TPL

b. ASKES

c. Keharusan penggunaan Tenaga kerja lokal, lokasi perolehan material dan dampak
lingkungan.

Kontraktor diwajibkan untuk melakukan jaminan dan asuransi keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) sebelum pekerjaan dimulai.

Dibawah ini disebutkan beberapa pasal-pasal yang terkait dalam perundang-undangan yang terkait
dengan lingkup pengawasan konstruksi adalah;

Pasal 70

(1) Pengawasan konstruksi bangunan gedung berupa kegiatan pengawasan pelaksanaan


konstruksi atau kegiatan manajemen konstruksi pembangunan bangunan gedung.

(2) Kegiatan pengawasan pelaksanaan konstruksi bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi pengawasan biaya, mutu, dan waktu pembangunan bangunan gedung pada tahap
pelaksanaan konstruksi, serta pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung.

(3) Kegiatan manajemen konstruksi pembangunan bangunan gedung sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) meliputi pengendalian biaya, mutu, dan waktu pembangunan bangunan gedung, dari
tahap perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi bangunan gedung, serta pemeriksaan
kelaikan fungsi bangunan gedung.

(4) Pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat
(3) meliputi pemeriksaan kesesuaian fungsi, persyaratan tata bangunan, keselamatan, kesehatan,
kenyamanan, dan kemudahan, terhadap izin mendirikan bangunan gedung yang telah diberikan.

PT. GUMILANG SAJATI 5-4


(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung diatur
dengan Peraturan Menteri.

F. Rangkuman

Pengawasan dilakukan terhadap proses perencanaan pekerjaan konstruksi untuk menjamin


terwujudnya ketertiban jasa konstruksi sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku. Pengawasan dilaksanakan untuk menjamin tertib usaha, tertib
penyelenggaraan, tertib pemanfaatan jasa konstruksi yang meliputi persyaratan perizinan;
ketentuan keteknikan pekerjaan konstruksi; ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja; ketentuan
keselamatan umum; ketentuan ketenagakerjaan; ketentuan lingkungan; ketentuan tata ruang;
ketentuan tata bangunan; dan ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan penyelenggaraan
pekerjaan jasa konstruksi. Secara keseluruhan penyelenggaraan pembinaan tersebut berazaskan
pada kejujuran dan keadilan, manfaat, keserasian, keseimbangan, kemandirian, keterbukaan,
kemitraan, keamanan dan keselamatan.

5.2 Pengawasan Administrasi Kontrak

A. Indikator Keberhasilan

Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta mampu memahami dan melaksanakan


pengawasan administrasi kontrak.

B. Pengantar

Pengawasan Administrasi Kontrak merupakan upaya pengelolaan atas kontrak dalam periode
pelaksanaannya sehingga kewajiban dan hak dari masing-masing pihak dapat dijalankan sesuai
dengan ketentuan yang ada dalam kontrak tersebut.

Dengan demikian administrasi kontrak diperlukan pengawasannya dalam setiap pelaksanaan


kontrak. Bagi kontraktor/pelaksana, Administrasi Kontrak diperlukan dalam mengelola kontrak
selama pelaksanaan proyek agar tercapai target pelaksanaan dalam aspek biaya, mutu, dan waktu
untuk memperoleh laba, citra yang baik dari perusahaan serta profesionalisme dalam pelaksanaan
pekerjaan. Dan bagi pengguna jasa Administrasi kontrak diperlukan dalam mengelola kontrak
selama pelaksanaan proyek agar diperoleh hasil pelaksanaan berupa bangunan dan
kelengkapannya sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam kontrak.

C. Syarat Umum Kontrak

PT. GUMILANG SAJATI 5-5


Syarat umum kontrak memuat ketentuan-ketentuan/persyaratan umum baik yang bersifat
administratif maupun teknis. Administrasi suatu Pekerjaan Kontrak merupakan prosedur yang rumit.
Dua prinsip utama yang harus diingat adalah:

1. Kontrak merupakan perjanjian hukum yang mengikat antara dua pihak, Kontraktor dan
Pemberi Pekerjaan, dimana Kontraktor menyetujui untuk melaksanakan Pekerjaan tertentu
sebagaimana diperinci dalam dokumen, dengan imbalan pembayaran oleh Pemberi
Pekerjaan dengan harga atau biaya yang telah ditetapkan dalam Penawaran Kontraktor; dan
2. Engineer untuk Kontrak ini bukan merupakan pihak daripada Kontrak. Dia harus tidak
memihak dan bebas, merupakan tanggung jawabnya untuk mengawasi pelaksanaan yang
baik dari Kontrak. Ini berarti bahwa Kontraktor melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
Gambar Rencana dan Syarat-syarat Teknik, dan Pemberi Pekerjaan membayar pekerjaan ini
secara tepat dan pada waktunya.

Pemberi Pekerjaan juga diwajibkan memberikan penjelasan atas perbedaan yang timbul dalam
dokumen. Penjelasan ini Iazimnya diberikan oleh Engineer. Kewenangan Engineer ditetapkan
dalam Dokumen Kontrak.

Harus juga diingat oleh Engineer bahwa Kontraktor telah menandatangani Kontrak dan oleh karena
itu setuju untuk melaksanakan Pekerjaan sesuai dengan Gambar Rencana dan Syarat-syarat
Teknik untuk jumlah yang ditawar.

D. Syarat Khusus Kontrak

Syarat-syarat Khusus Kontrak memuat ketentuan khusus yang dibutuhkan oleh jenis pekerjaan
terkait. Syarat-syarat khusus kontrak adalah ketentuan-ketentuan yang merupakan perubahan,
penambahan dan/atau penjelasan dari ketentuan-ketentuan yang ada pada syarat-syarat umum
kontrak. Apabila terjadi perbedaan antara syarat-syarat umum kontrak dengan syarat-syarat khusus
kontrak, maka yang berlaku adalah syarat-syarat khusus kontrak.

Jenis item yang perlu dilakukannya pengawasan pada Syarat-syarat khusus kontrak adalah:

Ketentuan Umum

1. Jaminan;

2. Asuransi;

3. Keselamatan Kerja;

4. Jadual Pelaksanaan Pekerjaan;

PT. GUMILANG SAJATI 5-6


5. Penggunaan Penyedia Jasa Usaha Kecil Termasuk Koperasi Kecil;

6. Penyelesaian Perselisihan;

7. Penyesuaian Harga;

8. Denda Dan Ganti Rugi;

9. Gambar Pelaksanaan; dan

10. Kegagalan Bangunan.

Ketentuan Khusus

1. Kompensasi; dan

2. Pedoman Pengoperasian serta Pemeliharaan.

E. Persyaratan Teknis

Persyaratan Teknis adalah persyaratan yang memenuhi keselamatan, risiko keamanan,


pemanfaatan, mutu atau parameter teknis lainnya dalam proses pencapaian maksud dan tujuan
dan/atau persyaratan yang sesuai dengan standar nasional Indonesia (SNI) atau yang ditetapkan
oleh Menteri.

Persyaratan Teknis juga menjelaskan secara teknis dan terinci pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Syarat-syarat Teknis biasanya berisikan standar bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan
termasuk metode yang digunakan untuk melaksanakan berbagai kegiatan pekerjaan atau kriteria
yang dapat diterima untuk pekerjaan yang telah selesai (biasanya digunakan yang terakhir).

F. Daftar Kuantitas dan Harga

Daftar Kuantitas dan Harga memberikan informasi kuantitas dan harga dari masing-masing jenis
pekerjaan yang berbeda yang harus dilaksanakan dalam Kontrak. Juga tercantum harga satuan
penawaran kontraktor untuk tiap-tiap satuan pekerjaan, yang digunakan pada saat pembuatan
pembayaran berdasarkan kontrak.

G. Gambar Rencana

Gambar Rencana harus memberi gambaran tepat dan pasti mengenai pekerjaan yang akan
dilaksanakan. Gambar Rencana yang digunakan harus mutakhir dengan versi yang teratur
sedangkan yang tidak dipakai harus ditandai dengan jelas.

PT. GUMILANG SAJATI 5-7


Gambar Rencana yang dimasukkan dalam Dokumen Kontrak adalah Gambar Penawaran. Gambar
tersebut harus disimpan dalam bentuk tetap/tidak dirubah untuk membantu menilai perubahan yang
timbul setelah pekerjaan Kontrak dimulai.

Gambar 2. Contoh Gambar Rencana

Sumber: squareinc.eu

H. Metode Kerja

Pengawasan dalam Metode kerja adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan
pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan
kinerja yang telah ditetapkan tersebut. Pengawasan Metode Kerja adalah proses untuk memastikan
bahwa segala aktifitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

Pengawasan Metode kerja merupakan suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan kinerja
standar pada perencanaan untuk merancang sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan
kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan, untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu
penyimpangan tersebut, serta untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk
menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan atau pemerintahan telah digunakan seefektif dan
seefisien mungkin guna mencapai tujuan perusahaan atau pemerintahan. Dari beberapa pendapat
tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengawasan merupakan hal penting dalam
menjalankan suatu perencanaan. Dengan adanya pengawasan maka perencanaan yang
diharapkan oleh manajemen dapat terpenuhi dan berjalan dengan baik.

PT. GUMILANG SAJATI 5-8


Sasaran pengawasan adalah temuan yang menyatakan terjadinya penyimpangan atas rencana
atau target. Sementara itu, tindakan yang dapat dilakukan adalah:

a. Mengarahkan atau merekomendasikan perbaikan.

b. Menyarankan agar ditekan adanya pemborosan.

c. Mengoptimalkan pekerjaan untuk mencapai sasaran rencana.

Pada dasarnya ada beberapa jenis pengawasan yang dapat dilakukan:

1. Pengawasan Intern dan Ekstern

Pengawasan intern adalah pengawasan yang dilakukan oleh orang atau badan yang ada di
dalam lingkungan unit organisasi yang bersangkutan. Pengawasan dalam bentuk ini dapat
dilakukan dengan cara pengawasan atasan langsung atau pengawasan melekat (built in
control) atau pengawasan yang dilakukan secara rutin oleh inspektorat jenderal pada setiap
kementerian dan inspektorat wilayah untuk setiap daerah yang ada di Indonesia, dengan
menempatkannya di bawah pengawasan Kementerian Dalam Negeri.

Pengawasan ekstern adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh unit pengawasan yang
berada di luar unit organisasi yang diawasi. Dalam hal ini di Indonesia adalah Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK), yang merupakan lembaga tinggi negara yang terlepas dari
pengaruh kekuasaan manapun. Dalam menjalankan tugasnya, BPK tidak mengabaikan
hasil laporan pemeriksaan aparat pengawasan intern pemerintah, sehingga sudah
sepantasnya di antara keduanya perlu terwujud harmonisasi dalam proses pengawasan
keuangan negara. Proses harmonisasi demikian tidak mengurangi independensi BPK untuk
tidak memihak dan menilai secara obyektif aktivitas pemerintah.

2. Pengawasan Preventif dan Represif

Pengawasan preventif lebih dimaksudkan sebagai, “pengawasan yang dilakukan terhadap


suatu kegiatan sebelum kegiatan itu dilaksanakan, sehingga dapat mencegah terjadinya
penyimpangan.” Lazimnya, pengawasan ini dilakukan pemerintah dengan maksud untuk
menghindari adanya penyimpangan pelaksanaan keuangan negara yang akan
membebankan dan merugikan negara lebih besar. Disisi lain, pengawasan ini juga
dimaksudkan agar sistem pelaksanaan anggaran dapat berjalan sebagaimana yang
dikehendaki. Pengawasan preventif akan lebih bermanfaat dan bermakna jika dilakukan

PT. GUMILANG SAJATI 5-9


oleh atasan langsung, sehingga penyimpangan yang kemungkinan dilakukan akan
terdeteksi lebih awal.

Selain itu, pengawasan represif adalah “pengawasan yang dilakukan terhadap suatu
kegiatan setelah kegiatan itu dilakukan.” Pengawasan model ini lazimnya dilakukan pada
akhir tahun anggaran, di mana anggaran yang telah ditentukan kemudian disampaikan
laporannya. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan dan pengawasannya untuk mengetahui
kemungkinan terjadinya penyimpangan.

3. Pengawasan Aktif dan Pasif

Pengawasan dekat (aktif) dilakukan sebagai bentuk “pengawasan yang dilaksanakan di


tempat kegiatan yang bersangkutan.” Hal ini berbeda dengan pengawasan jauh (pasif) yang
melakukan pengawasan melalui “penelitian dan pengujian terhadap surat-surat
pertanggungjawaban yang disertai dengan bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran.” Di sisi
lain, pengawasan berdasarkan pemeriksaan kebenaran formil menurut hak (rechmatigheid)
adalah “pemeriksaan terhadap pengeluaran apakah telah sesuai dengan peraturan, tidak
kadaluarsa, dan hak itu terbukti kebenarannya.” Sementara, hak berdasarkan pemeriksaan
kebenaran materil mengenai maksud tujuan pengeluaran (doelmatigheid) adalah
“pemeriksaan terhadap pengeluaran apakah telah memenuhi prinsip ekonomi, yaitu
pengeluaran tersebut diperlukan dan beban biaya yang serendah mungkin.”

4. Pengawasan Kebenaran Formil Menurut Hak dan Pemeriksaan Kebenaran Materil


Mengenai Maksud Tujuan Pengeluaran

Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan negara, pengawasan ditujukan untuk


menghindari terjadinya korupsi, penyelewengan, dan pemborosan anggaran negara yang
tertuju pada aparatur atau pegawai negeri. Dengan dijalankannya pengawasan tersebut
diharapkan pengelolaan dan pertanggungjawaban anggaran dan kebijakan negara dapat
berjalan sebagaimana direncanakan.

I. Rangkuman

Pengawasan Administrasi Kontrak merupakan upaya pengelolaan atas kontrak dalam periode
pelaksanaannya sehingga kewajiban dan hak dari masing-masing pihak dapat dijalankan sesuai
dengan ketentuan yang ada dalam kontrak tersebut.

Dengan demikian administrasi kontrak diperlukan pengawasannya dalam setiap pelaksanaan


kontrak. Bagi kontraktor/pelaksana, Administrasi Kontrak diperlukan dalam mengelola kontrak

PT. GUMILANG SAJATI 5-10


selama pelaksanaan proyek agar tercapai target pelaksanaan dalam aspek biaya, mutu, dan waktu
untuk memperoleh laba, citra yang baik dari perusahaan serta profesionalisme dalam pelaksanaan
pekerjaan. Dan bagi pengguna jasa Administrasi kontrak diperlukan dalam mengelola kontrak
selama pelaksanaan proyek agar diperoleh hasil pelaksanaan berupa bangunan dan
kelengkapannya sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam kontrak.

5.3 Pengawasan Pelaksanaan Proyek

A. Indikator Keberhasilan

Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta mampu memahami dan melaksanakan


pengelolaan pengawasan pelaksanaan proyek.

B. Pencatatan dan Pelaporan Data

Pencatatan dan Pelaporan data adalah lingkup dari proses pengawasan yang merupakan bagian
integral dari mekanisme pengawasan suatu proyek pelaksanaan. Pencatatan laporan pemeriksaan
dan hasil pengujian yang diambil oleh Konsultan Supervisi dan Staf digunakan untuk membuat
gambaran kemajuan proyek. Selain dari itu data tersebut mengungkapkan kejadian-kejadian di
proyek selama pekerjaan berlangsung. Hal-hal seperti pengaruh cuaca, perselisihan masalah
industri, keterlambatan akibat penyediaan bahan tidak pada waktunya dan sebagainya, semua
dicatat dan dapat digunakan jika terdapat perselisihan dengan Kontraktor untuk menunjukkan apa
yang sebenarnya terjadi.

Tujuan pencatatan dan pelaporan data adalah memberikan kemudahan dalam melakukan
perhitungan, pemantauan, pengelolaan data-data transaksi proyek, serta menghasilkan laporan-
laporan yang dapat membantu pemilik pekerjaan dalam menganalisis serta mengambil tindakan
yang diperlukan.

C. Pengawasan Proyek

Setiap pelaksanaan konstruksi fisik bangunan gedung yang dilakukan oleh kontraktor pelaksana
harus mendapat pengawasan secara teknis dilapangan, agar rencana teknis yang telah disiapkan
dan dipergunakan sebagai dasar pelaksanaan kontruksi dapat berlangsung operasional efektif.
Pelaksanaan pengawasan lapangan dilakukan oleh pemilik pekerjaan dan dilakukan secara cermat
dengan menempatkan tenaga-tenaga ahli pengawasan di lapangan sesuai kebutuhan dan
kompleksitas pekerjaan.

PT. GUMILANG SAJATI 5-11


Pengawasan proyek yang mencakup bukan hanya dari segi Pengendalian Mutu Proyek, tetapi juga
pemantauan proyek secara umum, kemajuan menyeluruh dari Kontraktor, dan metode-metode yang
digunakan untuk melaksanakan pekerjaan dalam Kontrak.

1. Konsultan Pengawas

Konsultan Pengawas adalah suatu badan hukum atau perorangan baik swasta atau
instansi pemerintah yang berfungsi sebagai badan yang bertugas mengawasi dan
mengontrol jalannya proyek agar mencapai hasil kerja yang optimal menurut persyaratan
yang ada (Ervianto, 2005).

Tugas konsultan pengawas antara lain:

a. Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah ditetapkan.

b. Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam pelaksanaan


pekerjaan.

c. Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan.

d. Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran informasi antar


berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar.

e. Menghidari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta menghindari


pembengkakan biaya.

f. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar dicapai hasil
akhir sesuai dengan yang diharapkan dengan kualitas, kuantitas serta waktu
pelaksanaan yang ditetapkan.

g. Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan kontraktor.

h. Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari peraturan yang berlaku.

i. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian, mingguan, bulanan).

j. Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan tambah atau berkurangnya


pekerjaan. (Ervianto, 2005).

Konsultan Supervisi dan staf memantau kemajuan tiap-tiap kegiatan dengan menggunakan
Jadwal Waktu yang dibuat Kontraktor seperti diminta dalam Persyaratan Umum Kontrak.
Jadwal ini digunakan sebagai patokan untuk membandingkan kemajuan yang dicapai.

PT. GUMILANG SAJATI 5-12


Kontraktor harus membuat jadwal yang Iebih terinci untuk semua kegiatan utama pada
format yang sesuai. Jenis, ketersediaan dan produktivitas dari alat Kontraktor harus dicatat
dan dilaporkan. Perubahan-perubahan penting dibicarakan dengan Kontraktor.

Keterangan mengenai klasifikasi serta jumlah pekerja proyek dikumpulkan untuk


memastikan bahwa Kontraktor mampu menyelesaikan tugas pada waktunya dengan mutu
yang diminta. Sebagai contoh, bila terlalu sedikit tukang kayu di lokasi pekerjaan maka
akan muncul masalah yang potensial dengan konstruksi perancah, dan sebagainya.

Catatan cuaca harus memasukkan keadaan cuaca sebenarnya seperti suhu max dan min harian,
curah hujan dan sebagainya, dan juga indikasi pengaruhnya terhadap proyek. Ada perbedaan
pengaruh terhadap proyek yang disebabkan oleh hujan yang turun sebanyak 50 mm pada pukul
sore dengan hujan turun sebanyak 30 mm pada pukul 7 pagi. Kehilangan jam kerja/waktu (pada
saat Kontraktor tidak dapat bekerja) harus dimasukkan.

Catatan harus dibuat untuk kebutuhan kegiatan utama proyek. Kegiatan seperti pekerjaan beton
pada pelat Iantai beton dan pemancangan tiang, dan sebagainya harus dianalisa. Jumlah orang
persatuan pengukuran, jumlah jam alat per satuan pengukuran dan keluaran per satuan waktu (mis.
Meter pemancangan per jam) harus dicatat untuk dipakai di masa datang.

Catatan tersebut berguna jika terjadi perselisihan dengan Kontraktor mengenai tingkat kecepatan
kemajuan, tetapi juga berguna untuk membuat database atau pustaka informasi dalam
mempersiapkan Rencana Biaya di masa mendatang. Rencana Biaya Pemilik Pekerjaan (Owner's
Estimates) diminta untuk tiap proyek yang akan dilelang. Rencana Biaya tersebut dipakai dalam
tahap Evaluasi Pelelangan sebagai kriteria untuk menentukan Pemenang Pelelangan. Catatan dari
proyek terdahulu yang serupa dapat dijadikan dasar persiapan Rencana Biaya untuk proyek
mendatang. Ini merupakan cara perkiraan yang lebih baik dari pada dengan menggunakan harga
satuan dari proyek sebelumnya.

D. Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu adalah kegiatan mengendalikan jalannya pelaksanaan proyek agar


mendapatkan mutu yang baik dan sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam kontrak. Perangkat
Pengendali Mutu Proyek yang harus dikuasai oleh Pengawas/Direksi Pekerjaan adalah sebagai
berikut:

1. Spesifikasi teknis (Pabrikan, RKS).

2. Metode Pelaksanaan (Pabrikan, RKS).

PT. GUMILANG SAJATI 5-13


3. Gambar Kerja.

4. Hasil Tes bahan dari Laboratorium.

5. Peraturan-peraturan pemerintah.

6. Peraturan-peraturan khusus yang harus dikuti yang tercantum dalam kontrak

Setiap Pengawas harus menguasai RKS/ Spesifikasi teknis dari pekerjaan yang akan dilaksanakan
maupun metode pelaksanaan, gambar kerja, pembacaan hasil tes Laboratoriun serta peraturan-
peraturan yang harus diikuti.

Pengendalian mutu dimaksudkan sebagai jaminan bahwa semua pekerjaan yang dilakukan oleh
Kontraktor dan diterima oleh Pimpro/pengawas memenuhi Gambar Rencana, Syarat-syarat Teknik
dan dokumen serta perintah lain dari Pimpro/pengawas selama Kontrak berlangsung.

Pengendalian mutu menyeluruh suatu proyek pelaksanaan memerlukan:

1. Pemantauan perkembangan kemajuan pekerjaan dibandingkan dengan jadwal waktu dari


Kontraktor;

2. Pemantauan untuk menjamin dipenuhinya persyaratan teknis dari Spesifikasi


(Pengendalian Mutu); dan

3. Pemantauan biaya proyek keseluruhan.

Dengan terus mengadakan pengecekan dan pengetesan dari pekerjaan kontraktor, maka pemberi
pekerjaan dapat meyakinkan bahwa pekerjaan akan dilaksanakan sesuai dengan standar
spesifikasi dan kualitas.

Tingkat pengendalian yang dicapai pada dasarnya berbanding langsung dengan jumlah masukan
usaha pengawasan oleh Engineer dan staf. Kontraktor akan berusaha memenuhi Syarat-syarat
Teknik dengan usaha minim, oleh karena itu penting bahwa Konsultan Suvervisi dari staf
memastikan dipenuhinya Syarat-syarat Teknik. Seringkali perlu dijelaskan pada Kontraktor bahwa
target mutu dari Syarat-syarat Teknik tidak akan terpenuhi bila kontraktor tidak memenuhi
persyaratan mutu, misalnya persyaratan standar lapis permukaan beton mensyaratkan bahwa
bahan yang dipakai untuk bekisting harus bebas dari cacad permukaan dan kekurangan lain.
Pemakaian bahan yang tidak sesuai bukan berarti harus selalu ditolak oleh Pimpro/Pengawas pada
tahap bahan sedang digunakan, tetapi dapat menyebabkan sulitnya atau tidak terpenuhinya Syarat-
syarat Teknik.

PT. GUMILANG SAJATI 5-14


Kebanyakan pekerjaan konstruksi bangunan gedung menggunakan pemakaian bahan dalam
kuantitas besar. Standar keseluruhan pekerjaan bangunan gedung terutama ditentukan oleh mutu
bahan.

E. Pengendalian Keuangan

Pengendalian Keuangan atau biaya dalam suatu kontrak/Surat perjanjian dimaksudkan agar
pengawas mengetahui dan mengendalikan agar biaya Proyek tidak melebihi anggaran yang sudah
direncanakan.

Hal-hal yang harus diketehui oleh Pengawas adalah sebagai berikut:

1. Sumber Dana Proyek.

2. Progres pembayaran yang telah dilakukan dalam suatu pekerjaan (kontrak) sesuai dengan
yang direncanakan.

3. Tahapan-tahapan/angsuran pembayaran yang dilakukan untuk Kontrak lokal.

4. Pengendalian biaya atas setiap item pekerjaan yang ada didalam Bill of Quantity.

5. Tahapan-tahapan/angsuran pembayaran yang dilakukan untuk Kontrak Internasional.

6. Pengendalian biaya atas rencana disburse / penyerapan dalam kontrak.

Pengawas harus mengetahui pembobotan masing-masing item pekerjaan dalam suatu pekerjaan,
dengan pembobotan pekerjaan tersebut diharapkan pengawas dapat mengetahui prosentase dari
masing-masing item pekerjaan yang telah diselesaikan. Dengan mengetahui prosentase item
pekerjaan yang telah diselesaikan, maka diharapkan pengawas dapat mengetahui jumlah biaya
yang harus dibayarkan dalam setiap progres pekerjaan apakah sesuai dengan yang diharapkan.

Pengawas harus mengetahui tahapan-tahapan/angsuran pembayaran yang harus dilakukan sesuai


dengan tahapan pembayaran yang ada dalam kontrak lokal. Meskipun Harga satuan biaya untuk
satuan pekerjaan yang ditawarkan Kontraktor sudah fix/tetap, ada bidang-bidang pekerjaan tertentu
dimana Konsultan Supervisi dapat mengendalikan harga akhir proyek. Perhitungan kuantitas
dilakukan tiap bulan (atau lebih sering bila perlu) untuk mengukur kemajuan pekerjaan dan verifikasi
angka-angka dalam pengajuan Kontraktor untuk Pembayaran Angsuran.

Pengukuran dapat dibuat terpisah atau sebagai pemeriksaan bersama. Ketepatan perhitungan akan
menentukan nilai pembayaran kepada Kontraktor dalam Kontrak Harga Satuan. Bila Kontraktor

PT. GUMILANG SAJATI 5-15


ditugaskan melaksanakan pekerjaan tambahan atas dasar pekerjaan harian, perlu dicatat dengan
teliti alat, pekerja dan bahan yang digunakan, untuk pengendalian biaya. Pada umumnya pekerjaan
harian (day work) harus dihindari dan sebuah Perubahan Kontrak harus diterbitkan.

Kontraktor biasanya akan memasukan satuan harga untuk alat dan pekerja pada penawaran
aslinya. Suatu harga satuan atau jumlah yang disepakati untuk perubahan biasanya lebih disukai
kecuali bila Iingkup dari pekerjaan tambahan tidak dapat. Dalam hal ini tidak ada pilihan lain kecuali
melakukan pekerjaan atas dasar Pekerjaan Harian.

Konsultan Supervisi harus menjamin bahwa semua data produktifitas lapangan


disimpan selama pekerjaan normal untuk membantu Perubahan harga. Konsultan Supervisi juga
harus menjamin bahwa semua kewajiban Pemberi Pekerjaan dalam Kontrak dipenuhi pada
waktunya, sehingga tidak menimbulkan klaim untuk biaya/waktu tambahan dimasa datang.

F. Penyelesaian Proyek

Pada bagian akhir Kontrak terdapat sejumlah tugas Administratif yang harus dilakukan oleh oleh
Pimpro dan staf. Pada akhir masa kontrak, Pimpinan Proyek harus memastikan bahwa semua detail
kontrak harus diselesaikan secepat mungkin. Berikut tahap penyerahan penyelesaian proyek:

1. Penyerahan Pertama

Pimpinan Proyek/Engineer dan Kontraktor yang melakukan pemeriksaan pekerjaan secara resmi
sebelum pemberian Sertifikat serah terima oleh Engineer. Pimpinan Proyek mengirim bentuk
standar surat kepada Kontraktor dan membentuk Panitia secara resmi. Panitia mengirimkan Berita
Acara (dalam satu bagian atau Iebih) yang menunjukkan hasil pemeriksaan visual, dan pengujian
pengendalian mutu dan memberitahu kontraktor mengenai kekurangan serta cacat yang
memerlukan tindak lanjut penanganan.

Suatu masa tenggang dapat diberikan pada Kontraktor untuk memenuhi permintaan tersebut. Berita
Acara selanjutnya menyatakan bahwa pekerjaan selesai dan menentukan tanggal Penyerahan
Pertama. Tanggal ini menandai mulanya Masa Pemeliharaan/Jaminan.

Proses pemeriksaan dan perbaikan pekerjaan ditetukan dalam Persyaratan Umum kontrak.
Pengukuran akhir pekerjaan harus disepakati dan Kontraktor dibayar untuk tagihan yang belum
terbayar, termasuk Pembayaran Kembali Uang yang ditahan oleh Pemberi Pekerjaan yang
disyaratkan dalam Persyaratan Umum Kontrak. Umumnya, Perintah perubahan terakhir diberikan
untuk memasukan semua pekerjaan harian, menghapus sisa biaya tak terduga dan untuk
menegaskan jumlah akhir kontrak.

PT. GUMILANG SAJATI 5-16


Kalau terdapat kurang kesepakatan, pembayaran harus diberikan tanpa menyudutkan posisi
Pemberi pekerjaan dan dibuatkan suatu pernyataan dari posisi yang diambil sehingga tindakan
selanjutnya ada di pihak Kontraktor.

Pada akhir masa Kontrak, Pimpinan Proyek harus memastikan bahwa gambar terlaksana (As-Built
Drawing) dan laporan penyelesaian pembangunan gedung telah selesai.

2. Penyerahan Akhir

Yang tersisa untuk penyelesaian kontrak adalah pemeriksaan pekerjaan secara teliti pada akhir
Masa Jaminan. Kesalahan/kekurangan yang ada harus diperbaiki oleh Kontraktor. Sertifikat
Penyerahan Akhir diberikan dan sisa dari uang yang ditahan serta Jaminan atau Pemeliharaan
dikembalikan pada kontraktor.

G. Rangkuman

Suatu kegiatan pengawasan/Monitoring suatu Proyek supaya proyek bisa berjalan dengan lancar
dan mendapatkan mutu yang baik, penggunaan biaya dan waktu serta evaluasi atau pengambilan
langkah-langkah yang diperlukan pada saat pelaksanaan, agar proyek dapat selesai sesuai dengan
yang direncanakan.

Dalam rangka pengendalian dan pengawasan pekerjaan di lapangan atau lazim disebut monitoring
(Pengendalian Mutu, Waktu dan Biaya) suatu media atau alat yang mampu merangkum informasi-
informasi secara tepat dan cepat dapat diketahui. Umumnya pengendalian tersebut dipakai media
jaringan kerja, curve S, formulir disamping Kontrak (spesifikasi Teknis, Gambar dll). Media
komunikasi tersebut bermanfaat untuk memastikan tentang kondisi kemajuan proyek, masalah yang
terjadi, serta keputusan dan tindakan yang akan diambil.

5.4 Pemeriksaan Penanganan Bahan

A. Indikator Keberhasilan

Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta mampu memahami dan melaksanakan


pengelolaan pemeriksaan penanganan bahan.

B. Pengadaan Bahan

Pemeriksaan pengadaan bahan adalah suatu fungsi terkoordinasi didalam pekerjaan konstruksi
yang dilakukan untuk meletakkan pertanggungjawaban atas pengelolaan bahan/material dan
persediaan pada umumnya, serta menyelenggarakan suatu pengendalian internal yang menjamin

PT. GUMILANG SAJATI 5-17


adanya dokumen dasar pembukuan yang mendukung sahnya suatu transaksi yang berhubungan
dengan bahan, pengawasan bahan meliputi pengawasan fisik dan pengawasan biaya.

Pengadaan bahan bangunan pada proyek kontruksi memerlukan pengawasan yang baik untuk
menunjang kelancaran pekerjaan. Dalam proyek konstruksi, material dan peralatan merupakan
bagian terbesar dari proyek yang nilainya dapat mencapai 50-60% dari total biaya, sehingga sudah
pada tempatnya bila penyelenggara proyek menaruh perhatian besar terhadap proses
pengadaannya. Pengadaan material dan peralatan bukan hanya pembelian saja, tetapi mempunyai
lingkup yang lebih luas, yaitu mulai dari identifikasi kebutuhan, pembelian, ketentuan spesifikasi ,
menjaga inventori, pemanfaatan produksi, sampai pada penerimaan dan penyimpanan barang di
lokasi proyek, termasuk juga dalam menyiapkan dan menangani dokumen yang diperlukan.

Dalam hal ini kontraktor diminta menyerahkan perincian bahan untuk disetujul oleh
Pimpro/Engineer, rincian bahan, pemasok dan contoh-contoh dari bahan yang akan dipakai dalam
pelaksanaan Kontrak. Kontraktor juga dapat diminta membuatkan rencana mengenai pengadaan
bahan utama yang akan dipergunakan.

C. Pengendalian Bahan

Pengendalian bahan merupakan bentuk tindakan untuk membuat suatu perkiraan kebutuhan yang
akan datang, sehingga dapat dilakukan penambahan stok material. Informasi mengenai keadaan
persediaan material di lapangan, dipercayakan kepada pengawas, sehingga dengan adanya
informasi ini kebutuhan material pada saat dibutuhkan akan tersedia.

Suatu bentuk pengendalian bahan diperlukan untuk mencegah pemborosan, kerusakan, kehilangan
atau pencurian. Tanggung jawab pengamanan bahan sampai dipergunakan dalam pekerjaan
permanen ditanggung oleh Kontraktor. Kontraktor harus memiliki sistem penerimaan dan
pendistribusian untuk bahan-bahan yang keluar masuk daerah penyimpanannya.

Jika bahan-bahan di lokasi yang belum dipakai untuk pekerjaan permanen akan dibayar, maka
suatu sistem pembukuan harus diadakan untuk menjamin bahwa yang akan dibayar adalah bahan-
bahan yang betul-betul akan dipakai. Konsultan Supervisi dan staf seharusnya memiliki sistem
identifikasi dan inventarisasi untuk bahan-bahan tersebut. Penting bahwa bahan yang memerlukan
perlindungan dari panas dan hujan harus dilindungi dengan baik.

Konsultan Supervisi dan staf harus melakukan pemeriksaan berkala untuk menentukan kuantitas
dan kondisi bahan yang telah dibayar dalam pembayaran angsuran bulanan terdahulu dan yang
masih disimpan menunggu pemakaiannya dimasa mendatang.

PT. GUMILANG SAJATI 5-18


D. Penyimpanan Bahan

Pengawasan penyimpanan merupakan tindakan yang dilakukan terhadap bahan/material bangunan


agar mutunya terjamin dan terpelihara serta siap dipergunakan untuk Pekerjaan. Bahan yang
disimpan harus bebas dari tanaman dan sampah, bebas dari genangan air dan permukaannya
harus lebih tinggi dari sekitarnya agar dapat mencegah terjadinya segregasi dan kadar air yang
berlebihan. Tinggi maksimum dari penumpukan bahan harus dibatasi sampai maksimum 5 meter.
Bahan yang langsung ditempatkan diatas tanah tidak boleh digunakan untuk Pekerjaan, kecuali jika
permukaan tanah tersebut telah disiapkan sebelumnya dan diberi lapis permukaan yang terbuat dari
pasir atau kerikil setebal 10 cm sehingga selalu siap pakai, dan mudah diperiksa oleh Direksi
Pekerjaan.

Mekanisme penggunaan material dimana material yang pertama kali dibeli/diadakan maka material
tersebut yang pertama kali dipakai (FIFO/First In First Out system).

Kehilangan material dapat diminimalkan dengan pengaturan material yang cukup dan pencahayaan
lampu, keberadaan petugas pengamanan, lokasi parkir yang cukup jauh dari penyimpanan.
Kendaraan dan orang tidak boleh memiliki kemudahan akses masuk ke gudang penyimpanan.

Kontraktor diwajibkan menyimpan bahan-bahan yang akan digunakan pada pekerjaan, sesuai
dengan Syarat-syarat Teknik. Detail dari cara penyimpanan dan tempat yang dipakai harus
diserahkan pada Pimpinan Proyek/Engineer untuk disetujui.

E. Pengujian Bahan

Pemeriksaan pengujian bahan bertujuan untuk memastikan penggunaan bahan/material yang akan
digunakan dalam kegiatan konstruksi bangunan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan,
hasil uji material bangunan akan disimpan dan berguna untuk kepentingan lebih lanjut, seperti;
dasar pembayaran atau menjadi database perbandingan untuk pekerjaan lainnya dikemudian hari.

Pengujian bahan bangunan dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu:

1. Pengujian kimia (Chemical Tests)

2. Untuk analisa bahan bangunan terhadap komponen kimianya, bahan-bahan yang merusak,
komposisi campurannya, dsb.

3. Pengujian mekanik (Mechanical Tests)

4. Tujuannya untuk mengetahui sifat-sifat dari bahan bangunan sehubungan dengan beban
yang di pikulnya.

PT. GUMILANG SAJATI 5-19


5. Pengujian dengan mikroskop

6. Untuk mengetahui / menyelidiki hubungan struktur kristalnya dengan sifat-sifat mekanik


bahan.

Suatu kasus yang umum adalah cara penanganan tiang pancang beton pracetak. Jika tiang
diangkat pada tempat-tempat yang salah maka kerusakan pada tiang akan terjadi. Konsultan
Supervisi dan staf harus memantau kegiatan Kontraktor pada saat dilakukan penanganan bahan
guna menjamin bahwa telah memenuhi Syarat-syarat Teknik yang ditentukan atau sesuai dengan
prosedur.

Bahan yang disediakan oleh Kontraktor untuk dipakai pada Kontrak harus mengikuti ketentuan
dalam Syarat-syarat Teknik. Pengujian bahan diadakan sebagai suatu bagian dari proses
pengawasan.

Dalam beberapa hal, pengujian ini akan terbatas pada pemeriksaan visual saja, sedangkan pada
saat lain pengujian laboratorium yang rinci harus dilakukan. Beberapa bahan yang akan
didatangkan ke lokasi disertai sertifikat pengujian pabrik, dimana bahan serta sertifikat harus saling
dicocokkan.

Dalam beberapa Kontrak terdapat persyaratan bahwa Kontraktor harus mengadakan laboratorium
untuk Pimpinan Proyek/Engineer, untuk melakukan pengujian yang lazim dilakukan untuk tanah dan
agregat bersamaan dengan slump dan pengujian kekuatan tekan beton.

Pengujian lebih rinci/detail untuk baja, elastomer dan sebagainya dimaksudkan untuk dilakukan
pada laboratorium di luar lokasi, baik pada Lab. Ditjen Bina Marga di ibu kota propinsi atau pada
salah satu Lab. spesialisasi dimanapun.

Tanggung jawab Konsultan Supervisi untuk mengambil contoh bahan dengan cara yang tepat dan
meyakinkan bahwa contoh yang mewakili diambil untuk pengujian. Metode pengambilan contoh
harus mengikuti syarat-syarat teknik atau sebagaimana terdapat dalam AASHTO/ASTM yang
sesuai, ataupun standar lain.

Metode pengambilan contoh dan pengujian yang tertera harus diikuti dengan tepat. Jika hal ini tidak
dilakukan, hasil-hasil pengujian tidak akan baik atau konsisten. Jika Kontraktor atau rekanan
mengetahui adanya kekurangan dalam pengambilan contoh dan/atau pengujian, hasil pengujian
tidak akan dapat dipakai sebagai dasar pengendalian mutu. Selain daripada itu hasil dari suatu
rangkaian pengujian akan mengandung kesalahan-kesalahan yang diakibatkan oleh metode

PT. GUMILANG SAJATI 5-20


pengambilan contoh serta pengujian yang tidak benar, dan membandingkan hasil pengujian yang
berlainan pada bahan yang serupa tidak akan berarti.

F. Rangkuman

Pemeriksaan Penanganan Bahan yang baik dalam suatu proyek akan memperlancar proses
pelaksanaan pekerjaan. Salah satu tahapan yang penting dalam manajemen material adalah
penggunaan material yang berkualitas dan di awasi dengan langkah-langkah yang tepat.

5.5 Pemeriksaan Laporan

A. Indikator Keberhasilan

Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta mampu memahami dan melaksanakan


pemeriksaan pelaporan.

B. Pengantar

Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama pelaksanaan kontrak untuk menetapkan kualitas


pekerjaan dan volume pekerjaan atas kegiatan yang telah dilaksanakan untuk kepentingan
pengendalian dan pengawasan serta persyaratan pembayaran hasil pekerjaan. Hasil pemeriksaan
pekerjaan dituangkan dalam laporan kemajuan hasil pekerjaan.

Laporan dibuat oleh penyedia jasa konstruksi, apabila diperlukan diperiksa oleh konsultan dan
disetujui oleh PPK. Untuk merekam kegiatan pelaksanaan proyek, PPK membuat foto-foto
dokumentasi pelaksanaan pekerjaan.

C. Penyelesaian Kontrak

Pada akhir masa kontrak, Pimpinan Proyek harus memastikan bahwa semua detail kontrak harus
diselesaikan secepat mungkin. Pimpinan Proyek mengirim bentuk standar surat kepada Kontraktor
dan membentuk Panitia secara resmi. Panitia mengirimkan Berita Acara (dalam satu bagian atau
Iebih) yang menunjukkan hasil pemeriksaan visual, dan pengujian pengendalian mutu dan
memberitahu kontraktor mengenai kekurangan serta cacat yang memerlukan tindak lanjut
penanganan.

Suatu masa tenggang dapat diberikan pada Kontraktor untuk memenuhi permintaan tersebut. Berita
Acara selanjutnya menyatakan bahwa pekerjaan selesai dan menentukan tanggal Penyerahan
Pertama. Tanggal ini menandai mulanya Masa Pemeliharaan/Jaminan. Proses pemeriksaan dan
perbaikan pekerjaan ditetukan dalam Persyaratan Umum kontrak.

PT. GUMILANG SAJATI 5-21


Pengukuran akhir pekerjaan harus disepakati dan Kontraktor dibayar untuk tagihan yang belum
terbayar, termasuk Pembayaran Kembali Uang yang ditahan oleh Pemberi Pekerjaan yang
disyaratkan dalam Persyaratan Umum Kontrak.

Umumnya, Perintah perubahan terakhir diberikan untuk memasukan semua pekerjaan harian,
menghapus sisa biaya tak terduga dan untuk menegaskan jumlah akhir kontrak. Kalau terdapat
kurang kesepakatan, pembayaran harus diberikan tanpa menyudutkan posisi Pemberi pekerjaan
dan dibuatkan suatu pernyataan dari posisi yang diambil sehingga tindakan selanjutnya ada di pihak
Kontraktor.

Pada akhir masa Kontrak, Pimpinan Proyek/Engineer harus memastikan bahwa gambar terlaksana
(As-Built Drawing) dan laporan penyelesaian pembangunan gedung telah selesai.

Yang tersisa untuk penyelesaian kontrak adalah pemeriksaan pekerjaan secara teliti pada akhir
Masa Jaminan. Kesalahan/kekurangan yang ada harus diperbaiki oleh Kontraktor. Sertifikat
Penyerahan Akhir diberikan dan sisa dari uang yang ditahan serta Jaminan atau Pemeliharaan
dikembalikan pada Kontraktor.

D. Gambar Pelaksanaan (As Built Drawing)

Pengawas harus mencatat secara bertahap pada duplikat gambar rencana, atau pada tabel
kemajuan, detail pekerjaan yang selesai. Juga harus ditandai menggunakan warna yang mencolok
pada kopi gambar rencana, setiap perubahan Kontrak.

Perubahan dari gambar rencana tersebut harus digambar/ditandai dan diberi ukuran sehingga
memungkinkan perhitungan tepat, semua tambahan atau pengurangan kuantitas bahan, galian dan
sebagainya. Dengan selesainya tiap bagian bangunan yang terdapat tambahan atau pengurangan,
perhitungan terpisah dengan kopinya harus dicatat dalam buku pengukuran dan diberi paraf oleh
Kontraktor atau wakilnya pada pekerjaan tersebut. Tiap pekerjaan tambahan yang dilaksanakan
oleh Kontraktor sendiri dan bukan atas instruksi Pimpro/Engineer harus ditunjukan dalam buku
pengukuran dan diberi tanda pada gambar rencana. Pada akhir pekerjaan gambar rencana harus
diberikan pada Pimpro yang akan mengatur dipersiapkan gambar terlaksana (As-Built Drawing).

E. Laporan Penyelesaian Kontruksi Pembangunan Gedung

Laporan Penyelesaian kontruksi pembangunan gedung memuat data-data umum dan lingkup
pekerjaan beserta beberapa lampiran seperti gambar pelaksanaan (As Bulit Drawing), laporan hasil
uji mutu bahan, laporan pengawasan, jadwal, dokumentasi, dokumen SLF, dokumen panduan

PT. GUMILANG SAJATI 5-22


operasional dan pernyataan bahwa seluruh jenis kegiatan telah selesai dilaksanakan (100%) serta
siap diperiksa oleh direksi.

F. Rangkuman

Pemeriksaan Laporan dilaksanakan dalam rangka tertib administrasi pelaksanaan konstruksi dan
pemenuhan kewajiban terhadap syarat-syarat administrasi dan teknis yang sudah di tentukan.

5.6 Pengelolaan Persyaratan Pengawasan

A. Indikator Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu memahami dan melaksanakan pengelolaan
Persyaratan Pengawasan

B. Penyelenggaraan Bangunan Gedung

Pengawasan merupakan bagian dari proses pembangunan bahkan penyelenggaraan bangunan


gedung, oleh karena itu diperlukan pemahaman tentang penyelenggaraan bangunan gedung yang
proses/pentahapannya diawali dengan kajian awal, perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi di
lapangan, pemanfaatan bangunan gedung yang didalamnya termasuk kegiatan pelestarian bagi
bangunan gedung yang ditetapkan sebagai cagar budaya, dan diakhiri dengan pembongkaran
bangunan gedung. Seluruh kegiatan ini harus dilakukan pengawasan agar dalam
penyelenggaraannya bangunan gedung memenuhi kriteria tertib dan handal, serta berkepastian
hukum.

C. Pengawasan Bangunan Gedung

Pengawasan harus dimaknai sesuai dengan tahapan dan lingkup tugasnya, pengawasan dapat
dilakukan hanya pada tahap pelaksanaan konstruksi di lapangan, namun dapat juga sejak dari
tahap perencanaan dan tahap pelakssanaaan konstruksi fisik di lapangan, bahkan diawali dari
tahap kajian atau FS, perencanaan, pelaksanaaan lapangan, pemanfaatan dan pembongkaran.
Tipe-tipe tersebut tergantung lingkup dan kompleksitas proyek dan kesepakatan kedua belah pihak

Pada diklat ini lingkup yang dipakai adalah pengawasan yang dilakukan oleh pengawas atau
manajemen konstruksi, namun kompetensinya bukan kompetensi pengawas sebagai pengguna
jasa namun kompetensi sebagai aparat pemda dalam rangka pembinaan penyelenggaraan
bangunan gedung di daerah atau kompetensi pengguna jasa melalui wakil/direksi yang ditempatkan
pada proyek.

D. Tata cara pengawasan


PT. GUMILANG SAJATI 5-23
1. Umum

Secara umum pengawasan dilakukan pada pelaksanaan kontruksi mulai dari tahap
penyiapan lapangaan sampai dengan penyerahan akhir pekerjaan atau kegiatan
manajemen konstruksi pembangunan bangunan gedung, oleh penyedia jasa, aparat
pemda, atau wakil dari pengguna jasa, meliputi kuantitas, kualtas, waktu, dan biaya
termasuk pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung.

2. Pengendalian perencanaan

Pada tahap perencanaan, MK melakukan tugas pengawasan dalam bentuk pengendalian


perencanaan, y ang termasuk dalam kegiatan pengendalian perencanaan oleh manajemen
konstruksi adalah:

a. Review program

Dilakukan guna membantu pengguna jasa untuk menyusun dan mengevaluasi


program secara menyeluruh

b. Penyiapan pengadaan perencana

Membantu menyusun KAK/TOR, membantu proses pengadaan perencana, dan


mengurus awal proses perizinan di pemda

c. Pengendalian perencanaan

Dilakukan sejak awal yaitu pada tahap konsepsi perencanaan, pra rancangan,
pengembangan rencana teknis, rencana detail, dokumen rencana lengkap, dan
laporan)

3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Berkelanjutan (K4)

K4 merupakan istilah baru untuk lebih memperluas K3 menjadi kegiatan yang


berkesinambungan (sesuai ketentuan perundang-undangan Bidang Jasa Konstruksi/ UU
Nomor 2 Tahun 2017), K4 dahulu dikenal dengan K3L. Kandungan yang diatur meliputi:

a. Peraturan perundang-undangan dan kebijakan K4

Pemeriksaan terhadap peraturan perundang-undangan terkait K4 mulai dari UU,


PP, Perpres, Permen dan Surat Edaran, serta standar-standar lainnya

b. Bentuk dan jenis kecelakaan kerja dan kesehatan kerja kemungkinan kecelakaan
atau kesehatan yang dapat timbul dapat kegiatan proyek, seperti jatuh, tertimpa,

PT. GUMILANG SAJATI 5-24


terpukul, ledakan, dan mengidentifikasi berbagai kemungkinan penyakit yang
muncul

c. Faktor lingkungan dan kesehatan

Mengidentifikasi berbagai bahaya yang muncul (fisik, psikologis, ergonomic, kimia,


biologi)

d. Alat Pelindung Diri (APD)

Berbagai APD yang harus digunakan secara umum seperti pelindung kepala,
wajah, mata, telinga, pernapasan, tangan dan kaki, sabuk dan pada pekerjaan
tertentu.

e. Sarana pembinaan K4

Diperlukan secara terus menerus agar berkelanjutan

4. Organisasi pengawas

Dalam melaksanakan pengawasan, manajemen konstruksi atau pengawas harus dapat


mengawasi keseluruhan pekerjaan pada setiap tahapan dan semua jrenis pekerjaan,
sehingga diperlukan organisasi yang memadai dari segi kuantitas dan kualitas, menghindari
tumpang tindih tugas pengawas:

a. Struktur organisasi

Sangat tergantung kepada lingkup pekerjaan termasuk kompetensi dan jumlahnya

b. Uraian tugas dan prosedur kerja

Dijabarkan dari KAK/TOR, harus oleh orang yang punya kompetensi yang
sesuai

c. Metoda pengawasan

Perlu diperiksa metode pengawasan bagi setiap pekerjaan (jenis dan tahapan)
sesuai prosedur dan tata cara yang ditetapkan dan disepakati

d. Sumber daya

Pemeriksaan terhadap sumber daya yang meliputi tenaga kerja, material,


peralatan, dan perlengkapan

5. Pemeriksaan dan validasi izin pelaksanaan

PT. GUMILANG SAJATI 5-25


Pelaksanaan konstruksi dilapangan harus diawali dengan izin-izin (IMB, amdal) dan
persetujuan dari pengguna jasa dan aparat pemda, termasuk legalitas para penyedia jasa
yang terlibat. Pemeriksaan dan validasi dilakukan terkait dengan:

a. IMB

b. Izin memasuki lahan/serah terima lahan

c. Legalitas penyedia jasa

d. Izin lainnya

6. Pemeriksaan kontrak dan persetujuan jadwal pelaksanaan

Dokumen kontrak sebagai acuan pelaksanaan pengawasan atau pelaksanaan harus di


pelajari, dievaluasi, dan dilaksanakan, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan terlebih dulu
agar pelaksanaan di lapangan lancar dan tanpa permasalahan termasuk pemeriksaan
jadwal pelaksanaannya:

a. Review kontrak

Terutama dilakukan pada pasal-pasal yang penting seperti, jadwal kerja, prosedur
pelaksanaan, hak dan kewajiban, perselisihan, sanksi, tahapan pembayaran

b. Lingkup pengaturan dalam kontrak

Dicermati persyaratan-persyaratan minimal sesuai ketentuan

c. Rencana Mutu Kotrak (RMK)

Harus dilakukaan pemeriksaan terhadap rencana yang akan dilakukan oleh


pelaksanan terkait dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam kontrak

d. Jadwal pelaksanaan

Perlu dicek jadwal induk dan aatau jadwal detail per bagian pekerjaan (ASMET)

7. Pemeriksaan Dokumen Lain

Pada akhir pelaksanaan, pengawas harus menyiapakan bahan pemeriksaan untuk


berbagai dokumen sebagai bahan lampiran serah terima pekerjaan dan bahan untuk
penyampaian ke pemda untuk legalitasnya:

a. Dokumen pembangunan dan as built drawing

PT. GUMILANG SAJATI 5-26


Perlu koordinasi dan pengecekan dengan para pihak terkait (perencana, kontraktor,
dan pengguna jasa) terutama kelengkapan dan dokumen yang diperlukan

b. Dokumen lain

Pemeriksaan terhadap dokumen jaminan produk/garansi, asuransi, jaminan


kegagalan, manual operasi dan pemeliharaan, serta dokumen
pendataan/pendaftaran

c. Dkumen pengajuan SLF

Meliputi pemeriksaan dokumen administrative dan dokumen teknis sesuai


ketentuan peraturan perundang-undangan

8. Pemeriksaan gambar rancangan, dan penyiapan shop drawing

Pengawas dalam melaksanakan tugasnya perlu didahului dengan pemeriksaan yang


dilakukan secara cermat dan bila perlu dikoordinasikan kembali dengan perencana atau
kontraktor pelaksana. Hal-hal yang perlu dlakukan pemeriksaan adalah:

a. Standar hasil karya perencanaan

Pemeriksaan terhadap kelengkapan dan kebenaran hasil karya perencanaan,


seperti gambar, RKS, spesifikasi teknis, notasi, dan format

b. Kelengkapan, keabsahan, keakuratan

Pemeriksaan sesuai dengan bidang ASMET

c. Perhitungan

Meliputi bidang ASMET, system dan detail perhitungan, kesesuaian dengan


lapangan

d. Shop drawing

Harus diperiksa legal aspect, penanggung jawab, kelengkapan, dan keakuratannya

9. Pemeriksaan BoQ, RAB, dan RKS (adm dan teknis)

BoQ, RAB, dan RKS sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan dokumen kontrak
lainnya, perlu dilakukan pemeriksaan mendalam yang antara lain meliputi:

a. Dasar Hukum

PT. GUMILANG SAJATI 5-27


Diperiksa kelengkapan dan kecocokan antara gambar, BoQ, spesifikasi teknis, dan
format-formatnya

b. Bill of Quantity (BoQ)

Dperlukan pemeriksaan terhadap kelengkapan, jenis kegiatan sesuai bidang


ASMET, rincian pekerjaan, maupun satuan dan volumenya

c. Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Komponen biaya pembangunan, analisa harga satuan pekerjaan, rencana


anggaran termasuk rekapitulasi harus di cek agar sesuai ketentuan

d. Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

Perlu dilakukaan pemeriksaan komponen/RKS, adminnistratif dan teknis, uraian,


penjelasan gambar, dan penggunaan material dalam negeri

10. Pemeriksaaan Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Lapangan

Kegiatan ini merupakan inti dari seluruh pengawasan pekerjaan konstruksi yang harus
dikawal oleh pengawas, harus disiapkan adalah pemeriksaan tahapan pekerjaan, syarat-
syarat dari pemda, penyiapan bilamana terjadi pekerjaan tambah kurang, dan metoda
pelaksanaan pada setiap tahapannya:

a. Pelaksanaan konstruksi

Pemeriksaan menyangkut kualitas dan kuantitas harus dilaksanakan secara ketat,


disamping pengendalian waktu dan biaya. Termasuk perbaikan pekerjaan yang
masuk dalam defect list

b. Metoda pengawasan

Pada setiap pekerjaan harus harus dilakukan menggunakan metoda kerja


(construction methoda) yang sudah disusun dan disepakati, sehingga hasilnya
diharapkan sesuai ketentuan.

c. Pemenuhan persyaratan perda BG setempat

Ketentuan yang harus dipenuhi melalui pemeriksaan ini adalah persyaratan yang
sesuai dengan aturan perda BG setempat, pemeriksaan ini harus dilakukan
berkoordinasi dengan aparat pemda.

d. Pekerjaan tambah kurang

PT. GUMILANG SAJATI 5-28


Perlu di periksa ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja menyangkut
pekerjaan tambah kurang terutama terkait boleh atau tidaknya, besaran maksimal,
kaitan dengan waktu pelaksanaan, dan tanggung jawab, serta akibatnya

e. Ammandemen dan Addendum

Seluruh perubahan ataupun penambahan pasal-pasal dalam perjanjian kerja harus


dicermati untuk dapat menampung perubahan yang mungkin terjadi, kapan
dilakukan ammandemen dan kapan dilakukan addendum.

11. Pemeriksaan daftar simak, hasil pekerjaan, dan uji coba

Dalam melaksanakan pengawasan harus digunakan daftar simak pada setiap tahapan
sampai dengan pengecekan untuk serah terima I dan II beserta hasil uji coba dan
commissioning, dan jenis pekerjaan yang terdiri atas bidang ASMET. Pemeriksaan yang
harus dilakukan meliputi:

a. Kelengkapan daftar simak pemeriksaan pekerjaan

Daftar simak harus dibuat lengkap sesuai ASMET

b. Hasil pekerjaan lapangan

Harus dipastikan sesuai dengan gambar perencanaan yang terlampir Dalam IMB
dan meliputi bidang ASMET

c. Hasil uji coba/test/commissioning/manual dan operasi

Harus dipastikan bahwa semua peralatan yang diuji harus memenuhi syarat
(fungsional, berjalan sesuai system, dan cukup kapasitas/kualitas)

d. Penyiapan dokumen BAST I dan BAST II

Pemeriksaan terhadap legal aspect, para pihak sebagai penanggung jawab,


kelengkapan/lampiran, dan kebenarannya

e. Penilaian hasill dan penerimaan hasil

Diperlukan panitia/tim penerima barang yang legalitasnya jelas, ada penanggung


jawabnya, lengkap dan akurat. Penerimaan barang merupakan kegiatan yang
penting dan kritis sehingga perlu dilakukan secara hari-hati namun cepat. Dibuat
berita acaranya

12. Pemeriksaan pemeliharaan pelaksanaan

PT. GUMILANG SAJATI 5-29


Pada masa pemeliharaan atau pemeliharaan pekerjaan konstruksi hal-hal yang perlu
dilakukaan pemeriksaannya adalah:

a. Pemeriksaan cacat tersembunyi

Dengan menggunakan daftar simak, gambar-gambar kerja, spesifikasi teknis, BoQ,


dan aspek fungsional)

b. Hasil perbaikan/penyempurnaan cacat tersembunyi

Berdasarkan defect list, perlu dilakukan pemeriksaan atas hasil perbaikan agar
sesuai dengan hasil kerja yang tertuang dalam kontrak dan perubahannya. Harus
dibuat berita acaranya

c. Hasil uji coba/ pengetesan

Sebelum pekerjaan diserahterimakan untuk yang kedua kalinya, hasil uji coba dan
commissioning sudah menghasilkan kesempurnaan pekerjaan, baik untuk
pekerjaan arsitektur, struktur, elektrikal, mekanikal, dan peralatan lainnya.

d. Kesesuaian antara IMB dan pelaksanaan lapangan

Hasil pekerjaan di lapangan harus sam/sesuai dengan gambar persetujuan yang


tercantum dalam dokumen IMB sebagai bahan untuk pengurusan SLF. Harus
dibuat berita acaranya

13. Pemeriksaan Laporan pengawasan

Setiap pengawasan yang dilakukan oleh pengawas harus dibuat laporannya seperti harian,
mingguan, dan laporan insidentil lainnya sesuai kesepakatan yang tertuang dalam
dokumen kontrak. Disamping itu bagi para aparat pemda dan wakil pengguna jasa juga
harus mendapatkan laporan ringkas untuk keperluan masing-masing. Pemriksaan laporan
dilakukan terhadap:

a. Kelengkapan, keakuratan, keabsahan, dan format

Terhadap laporan harian, laporan mingguan, laporan bulanan, laporan kemajuan


untuk pembayaran, laporan rinfgkas untu tujuan tertent, laporan akhir pekerjaan,
laporan perbaikan hasil defect list, laporan sesuai ketentuan perda setempat
termasuk siapa yang berhak menandatangani

b. Distribusi dan dokumentasi

PT. GUMILANG SAJATI 5-30


Penyampaian laporan harus dipastikan sampai kepada para pihak yang terkait
dalam pembangunan bangunan gedung secara tepat waktu dan terkini.

Pendokumentasian harus dilaksanakan dengan sangat teliti dan hati-hati, serta


memenuhi kaidah sebagaimana diatur dalam UU tentang kearsipan, utamanya bila
terjadi permasalahan yang membutuhkan arsip dan dokumen

14. Pemeriksaan kesiapan kelaikan fungsi

Agar bangunan gedung yang sudah terbangun dapat dimanfaatkan perlu dilengkapi dengan
sertifikat laik fungsi yang harus diurus oleh pengguna jasa, namun sesuai ketentuan perlu
disiapkan oleh pengawas/MK dengan;

a. Penyiapan kelengkapan dokumen

Terdiri atas IMB, Gambar2 asbuilt, RKS, spesifikasi teknis, BoQ, dan format-format
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh pemda

b. Hasil pengujian instansi yang bertanggung jawab thd kelaikan fungsi

Komponen-komponen yang harus dilakukan pengujian antaraa lain, STP,


kebakaran, lift, listrik, boiler, gas medic/bakar, eskaalator, penangkal petir, dan air
minum

c. Kelengkapan dokumen SLF

Kelengkapan dokumen SLF mengikuti ketentuan yang diatur dalam Permen PU No


25 tahun 2007 tentang SLF dan ketentuan dari pemda yang diatur dalam Perda BG
setempat

E. Rangkuman

Pelaksanaan pembongkaran harus sesuai dengan rencana teknis pembongkaran yang disetujui,
dan dilaksanakan oleh penyedia jasa pelaksana pembongkaran sesuai ketentuan peraturan
perUndang-Undangan.

RTB tersebut perlu mendapat pertimbangan dari tim ahli bangunan gedung. Pelaksanaan.

Penerapan sanksi administratif atau pidana dapat dikenakan terutama yang berakibat kepada pihak
lain (kerugian harta benda, cacat seumur hidup, atau meninggal dunia) sesuai ketentuan peraturan
perUndang-Undangan Bangunan Gedung atau yang terkait.

PT. GUMILANG SAJATI 5-31


5.7 Apresiasi dan Inovasi

A. SKEMA PROTOKOL PENCEGAHAN COVID-19 DALAM PENYELENGGARAAN JASA


KONSTRUKSI

1. Pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan COVID-19


a. Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa wajib membentuk Satgas Pencegahan COVID-19
yang menjadi bagian dari Unit Keselamatan Konstruksi;
b. Satgas Pencegahan COVID-19 sebagaimana dimaksud pada huruf a dibentuk oleh
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek tersebut;
c. Satgas Pencegahan COVID-19 sebagaimana dimaksud pada huruf a berjumlah paling
sedikit 5 (lima) orang yang terdiri atas:
1) 1 (satu) Ketua merangkap anggota; dan
2) 4 (empat) Anggota yang mewakili Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa.
d. Satgas Pencegahan COVID-19 memiliki tugas, tanggung jawab, dan kewenangan untuk
melakukan:
1) sosialisasi;
2) pembelajaran (edukasi);
3) promosi teknik;
4) 4) metode/pelaksanaan pencegahan COVID-19 di lapangan;
5) berkoordinasi dengan Satgas Penanggulangan COVID-19 Kementerian PUPR
melakukan Identifikasi Potensi Bahaya COVID-19 di lapangan;
6) pemeriksaan kesehatan terkait potensi terinfeksi COVID-19 kepada semua pekerja
dan tamu proyek;
7) pemantauan kondisi kesehatan pekerja dan pengendalian mobilisasi/demobilisasi
pekerja;
8) pemberian vitamin dan nutrisi tambahanguna peningkatan imunitas pekerja;
9) pengadaan Fasilitas Kesehatan di lapangan; dan
10) melaporkan kepada PPK dalam hal telah ditemukan pekerja yang positif dan/atau
berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan merekomendasikan dilakukan
penghentian kegiatan sementara.
2. Identifikasi Potensi Bahaya COVID-19 di lapangan.
a. Satgas Pencegahan COVID-19 berkoordinasi dengan Satgas Penanggulangan COVID-
19 Kementerian PUPR untuk menentukan:

PT. GUMILANG SAJATI 5-32


1) Identifikasi potensi risiko lokasi proyek terhadap pusat sebaran penyebaran COVID-
19 di daerah yang bersangkutan;
2) Kesesuaian fasilitas kesehatan di lapangan dengan protokol penanganan COVID-
19 yang dikeluarkan oleh Pemerintah; dan
3) Tindak lanjut terhadap Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
b. b. Dalam hal Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tersebut teridentifikasi:
1) Memiliki risiko tinggi akibat lokasi proyek berada di pusat sebaran;
2) Telah ditemukan pekerja yang positif dan/atau berstatus Pasien Dalam
Pengawasan (PDP); atau
3) Pimpinan Kementerian/Lembaga/Instansi/Kepala Daerah telah mengeluarkan
peraturan untuk menghentikan kegiatan sementara akibat keadaan kahar.
4) Maka Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tersebut dapat diberhentikan sementara
akibat Keadaaan Kahar;
c. Penghentian Penyelenggaraan Jasa Konstruksi sebagaimana di maksud huruf b di atas
dilakukan sesuai ketentuan pada Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Instruksi Menteri ini.
d. Dalam hal Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tersebut karena sifat dan urgensinya tetap
harus dilaksanakan sebagai bagian dari penanganan dampak sosial dan ekonomi dari
COVID-19, maka Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tersebut dapat diteruskan dengan
ketentuan:
1) Mendapatkan persetujuan dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
dan
2) Melaksanakan protokol pencegahan COVID-19 dengan disiplin tinggi dan
dilaporkan secara berkala oleh Satgas Pencegahan COVID-19.
3. Penyediaan Fasilitas Kesehatan di Lapangan
a. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan ruang klinik kesehatan di
lapangan yang dilengkapi dengan sarana kesehatan yang memadai, antara lain tabung
oksigen, pengukur suhu badan nir-sentuh (thermoscan), pengukur tekanan darah, obat-
obatan, dan petugas medis;
b. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib memiliki kerjasama operasional perlindungan
kesehatan dan pencegahan COVID-19 dengan rumah sakit dan/atau pusat kesehatan
masyarakat terdekat untuk tindakan kahar (emergency);

PT. GUMILANG SAJATI 5-33


c. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan fasilitas tambahan antara lain:
pencuci tangan (air, sabun dan hand sanitizer), tisu, masker di kantor dan lapangan bagi
seluruh pekerja dan tamu; dan
d. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan vaksin, vitamin dan nutrisi
tambahan guna peningkatan imunitas pekerja.
4. Pelaksanaan Pencegahan COVID-19 di lapangan
a. Satgas Pencegahan COVID-19 memasang poster (flyers) baik digital maupun fisik
tentang himbauan/anjuran pencegahan COVID-19 untuk disebarluaskan atau dipasang
di tempat-tempat strategis di lokasi proyek;
b. Satgas Pencegahan COVID-19 bersama petugas medis harus menyampaikan
penjelasan, anjuran, kampanye, promosi teknik pencegahan COVID-19 dalam setiap
kegiatan penyuluhan K3 pagi hari (safety morning talk);
c. c. Petugas medis bersama para Satuan Pengaman (Security Staff) melaksanakan
pengukuran suhu tubuh kepada seluruh pekerja, dan karyawan setiap pagi, siang, dan
sore;
d. Satgas Pencegahan COVID-19 melarang orang (seluruh pekerja dan tamu) yang
terindikasi memiliki suhu tubuh ≥ 38 (tiga puluh delapan) derajat celcius datang ke lokasi
pekerjaan;
e. Apabila ditemukan pekerja di lapangan sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP)
COVID-19, pekerjaan harus diberhentikan sementara oleh Pengguna Jasa dan/atau
Penyedia Jasa paling sedikit 14 (empat belas) hari kerja.
f. fPetugas Medis dibantu Satuan Pengaman (Security Staff) melakukan evakuasi dan
penyemprotan disinfektan pada seluruh tempat, fasilitas dan peralatan kerja; dan
g. Penghentian sementara dilakukan hingga proses evakuasi dan penyemprotan
disinfektan, serta pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dan isolasi tenaga kerja yang
pernah melakukan kontak fisik dengan tenaga kerja yang terpapar telah selesai.

Berdasarkan penjelasan diatas, kami membuat diagram alir untuk skema protokol kesehatan,
sebagaimana gambar berikut :

PT. GUMILANG SAJATI 5-34


Sumber : Instruksi Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat

PT. GUMILANG SAJATI 5-35


BAB 6 JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Untuk menjamin kelancarana pelaksanaan kegiatan Jasa Konsultansi Konstruksi Pengawasan dan
Reviu Desain Rehabilitasi Pelabuhan Penyeberangan Sei Jepun Kabupaten Nunukan, Provinsi
Kalimantan Utara ini, maka perlu disusun jadwal pelaksanaan pekerjaan yang efektif dan efisien
sehingga sasaran pekerjaan dapat tercapai secara optimal. Adapun secara lengkap jadwal
pelaksanaan pekerjaan tersebut diuraikan pada tabel berikut ini:

PT. GUMILANG SAJATI 6-1


KEGIATAN BULAN I BULAN II BULAN III BULAN IV BULAN V BULAN VI BULAN VII KETERANGAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Mobilisasi
Pelaksanaan Pengawasan :
Pekerjaan Trestle
Pekerjaan Wrapping Tiang Pancang
Pekerjaan Breasthing Dolphin
Pekerjaan Mooring Dolphin
Pembuatan Laporan
Buku Harian
Mingguan
Bulanan
Akhir
Dokumentasi

PT. GUMILANG SAJATI 6-2


BAB 7 KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN

Untuk mencapai hasil yang diharapkan, Pihak Konsultan Pengawas harus menyediakan tenaga-
tenaga ahli dalam suatu struktur organisasi Konsultan Pengawas untuk menjalankan kewajibannya
sesuai dengan lingkup jasa yang tercantum dalam KAK ini yang bersertifikat dan disetujui oleh
PEMBERI TUGAS. Struktur Organisasi serta daftar tenaga ahli beserta kualifikasinya, minimal
sebagai berikut

a. Team Leader

Pendidikan minimal S1 T. Sipil atau S1 Teknik Kelautan SKA Muda Dermaga (208)
(Pengalaman Minimal 3 th), untuk Komposisi : 1 orang

b. Ahli Struktur

Sarjana 1 (satu) orang dengan latar belakang pendidikan S1 Teknik Sipil memiliki

SKA Ahli Teknik Bangunan Gedung Muda (kode 201) dengan pengalaman profesional
minimum 2 (dua) tahun pada bidang pengawasan / perencanan pekerjaan bangunan
gedung

c. Ahli K3 Konstruksi

Pendidikan minimal S1 T. Sipil SKA Muda K3 (603), untuk Komposisi : 1 orang

d. Inspector
Minimal SMK Bangunan (Pengalaman Minimal 2 th), untuk Komposisi : 1 orang
e. Administrasi

Minimal SMA Pengalaman Minimal 2 th) untuk Komposisi : 1 orang

PT. GUMILANG SAJATI 7-1


Komposisi Personil Pekerjaan Jasa Konsultansi Konstruksi Pengawasan dan Reviu Desain Rehabilitasi Pelabuhan Penyeberangan Sei Jepun Kabupaten
Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara

Tenaga Ahli Lingkup Org


Nama Personil Perusahaan Posisi Uraian Tugas
Lokal/Asing Keahlian /bln
Tenaga Ahli Utama
Ogi Rosafin., S.T. PT. Tenaga Ahli Sipil Ahli Sipil / Melakukan koordinasi diantara masing- 1
GUMILANG Lokal Struktur masing personil supervisi;
SAJATI (Team Leader) Berhubungan langsung dengan pemberi
pekerjaan dalam menyangkut teknis
pelaksanaan pekerjaan, memimpin tim
supervisi dalam kegiatan pengawasan;
Mengendalikan aktivitas agar produk yang
dihasilkan sesuai dengan kerangka acuan
kerja dan gambar kerja yang telah ditetapkan;
Mengkoordinir penyusunan Laporan
Pengawasan.
Agus Wahyudi PT. Tenaga Ahli Sipil Ahli Struktur Membantu Team Leader dan Quality & 1
Sigit., S.T. GUMILANG Lokal Quantity Engineer dalam melakukan
SAJATI pengawasan dan koordinasi;
Membuat dan mengumpulkan data-data
pekerjaan harian di lapangan untuk
kepentingan pembuatan laporan
Membantu Tenaga Ahli dalam penyusunan
laporan prestasi pekerjaan kontraktor
Membantu tenaga ahli dalam penyusunan
laporan akhir pengawasan
Asep PT. Tenaga Ahli Sipil Ahli K3 Membantu Team Leader dan Quality & 1

PT. GUMILANG SAJATI 7-2


Tenaga Ahli Lingkup Org
Nama Personil Perusahaan Posisi Uraian Tugas
Lokal/Asing Keahlian /bln
Saepurrahman., GUMILANG Lokal Konstruksi Quantity Engineer dalam melakukan
S.T. SAJATI pengawasan dan koordinasi;
Membuat dan mengumpulkan data-data
pekerjaan harian di lapangan untuk
kepentingan pembuatan laporan
Membantu Tenaga Ahli dalam penyusunan
laporan prestasi pekerjaan kontraktor
Membantu tenaga ahli dalam penyusunan
laporan akhir pengawasan
Tenaga Pendukung
Ahmad PT. Tenaga Ahli Inspector Inspector Membantu Team Leader dan Quality & Ahli 1
Syariefudin., S.T. GUMILANG Lokal K3 Konstruksi dalam melakukan pengawasan
SAJATI dan koordinasi;
Membuat dan mengumpulkan data-data
pekerjaan harian di lapangan untuk
kepentingan pembuatan laporan
Membantu tenaga ahli dalam penyusunan
laporan akhir pengawasan
Budingsih., A.md. PT. Tenaga Ahli Administrasi Administrasi Menangani administrasi pekerjaan 1
GUMILANG Lokal Membantu penyusunan Laporan
SAJATI

PT. GUMILANG SAJATI 7-3


Adapun diagram struktur organisasi dalam Paket Jasa Konsultansi Konstruksi Pengawasan dan
Reviu Desain Rehabilitasi Pelabuhan Penyeberangan Sei Jepun Kabupaten Nunukan, Provinsi
Kalimantan Utara, ada sebagai berikut :

DIRJEN HUBDAT
BPTD WILAYAH VII PROVINSI
KALIMANTAN TIMUR DAN
PROVINSI KALIMANTAN
UTARA

PEJABAT PEMBUAT PT. GUMILANG SAJATI


KOMITMEN
DIREKTUR

DIREKSI PENGAWAS TEAM LEADER


INSTANSI TERKAIT
PEKERJAAN Ogi Rosafin

Ahli Struktur
Agus Wahyudi Sigit

Ahli K3 Konstruksi
Asep Saepurrahman

Inspector
Ahmad Syariefudin

Administrasi
Budiningsih

PT. GUMILANG SAJATI 7-4


BAB 8 JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI

Sesuai dengan perkiraan kapasitas waktu pelaksanaan Pekerjaan Jasa Konsultansi Konstruksi
Pengawasan dan Reviu Desain Rehabilitasi Pelabuhan Penyeberangan Sei Jepun Kabupaten
Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara, selanjutnya dapat disusun Jadwal penugasan tenaga
pelaksana yang digunakan sebagai acuan bagi pelaksana pekerjaan pengawasan dapat dilihat
pada Tabel berikut ini :

NO NAMA PERSONIL BULAN I BULAN II BULAN III BULAN IV BULAN V BULAN VI BULAN VII KETERANGAN
a b c d e f g h i j
TENAGA AHLI
1 Ogi Rosafin
2 Agus Wahyudi Sigit
3 Asep Saepurrahman
4 Ahmad Syariefudin
5 Budiningsih

PT. GUMILANG SAJATI 8-1


BAB 9 JADWAL PERALATAN

Sesuai dengan perkiraan kapasitas waktu pelaksanaan Pekerjaan Jasa Konsultansi Konstruksi
Pengawasan dan Reviu Desain Rehabilitasi Pelabuhan Penyeberangan Sei Jepun Kabupaten
Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara, selanjutnya dapat disusun Jadwal Peralatan yang digunakan
sebagai acuan bagi pelaksana pekerjaan pengawasan dapat dilihat pada Tabel berikut ini :

NO JENIS PERALATAN BULAN I BULAN II BULAN III BULAN IV BULAN V BULAN VI BULAN VII KETERANGAN
a b c d e f g h i j

1 Sewa Kendaraan R2
2 Sewa Ruang Kantor

PT. GUMILANG SAJATI 9-1

Anda mungkin juga menyukai