BAB III
Gambar 3.1
Peta Kabupaten Enrekang
48
̊
Kabupaten Enrekang secara geografis terletak antara 3̊ 14’36’’- 3̊̊̊ 50’00”
Lintang Selatan dan antara 199̊ 40’53” - 120̊ 6’33” Bujur Timur. Letak
yang dalam peta batas wilayah memang bentuknya seperti jantung. Batas
1.786,01 km². Jika dibandingkan luas wilayah Sulawesi Selatan, maka luas
keseluruhan terbagi lagi dalam satuan wilayah yang kecil yaitu terdiri atas
Tabel 3.1
BPS Enrekang
50
daerah terluas yakni sebesar 392,87 km² (22%) sedangkan yang terkecil;
3.1.3. Topografi
dan sungai dengan ketinggian 47 - 3.293 m dari permukaan laut serta tidak
Musim yang terjadi di Kabupaten Enrekang ini hampir sama dengan musim
yang ada di daerah lain yang ada di Propinsi Sulawesi Selatan yaitu musim
hujan dan musim kemarau dimana musim hujan terjadi pada bulan
Oktober.
mempunyai luas terkecil adalah Kecamatan Alla yaitu 34,66 km2 atau 1,94
yaitu Kawasan Barat Enrekang (KBE) dan Kawasan Timur Enrekang (KTE).
52
Maiwa. Luas KBE kurang lebih 659,03 Km 2 atau 36,90% dari Luas
Kabupaten Enrekang sedangkan luas KTE kurang lebih 1.126,98 Km2 atau
industri berada pada wilayah KBE. Selain itu industri jasa seperti
tersebut. Sedangkan KTE yang selama ini dianggap relatif tertinggal bila
Selain itu jumlah penduduk beserta aktifitasnya yang akan ditangani . setiap
3.1.4. Kependudukan
Tabel 3.2
BPS Enrekang
55
lain yaitu sebesar 29.857 jiwa. Hal ini dimungkinkan karena kecamatan ini
3.1.5. Kepemerintahan
sejak awal mula terbentuknya yaitu pada tanggal 1960. Adapun Bupati yang
6. Periode 1971-1978 dijabat oleh Much. Daud (± Tahun masa non aktif,
13. Periode 2008- sampai sekarang dijabat oleh Ir. Haji La Tinro La
diwujudkan tidak hanya dipandang dari aspek fisik saja, tetapi juga
3.1.6. Misi
dan otonomi.
kemasyarakatan.
59
3.1.7. Tujuan
tentang apa yang akan dicapai. Adapun tujuan yang akan dicapai oleh
ekonomi kerakyatan.
kabupatn Enrekang.
berhasil guna.
dan akuntabel.
masyarakat.
60
3.1.8. Sasaran
yang akan dicapai atau dihasilkan. Fokus utama sasaran adalah tindakan
Kabupaten enrekang yang bersifat spesifik, dapat di nilai, diukur, dan dapat
dicapai dengan berorientasi pada hasil yang dicapai dalam kurun waktu 5
postel ).
pembangunan.
lahan.
masyarakat.
yang dijabarkan dalam bentuk tugas pokok dan fungsi sebagai pelayanan
dibantu :
3.2.2.1. Visi
3.2.2.2. Misi
kepada Masyarakat
Masyarakat
65
Masyarakat
3.2.3. Tujuan
tentang apa yang akan dicapai. Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh Dinas
3.2.4. Sasaran
4. Menurunnya Kematian Ibu dari 5 Orang menjadi tidak ada pada tahun
2013.
0%.
memadai.
3.2.5. Strategi
berkualitas
3.2.6. Kebijakan
konstribusi utama sub sektor tanaman pangan seperti padi, sayur mayur dan
memiliki potensi endapan bahan tambang galian berupa emas dan perak,
melimpah.
lainnya seperti penyediaan air bersih bagi warga masyarakat yang ada
keadaan curah hujan yang hampir merata disetiap tahun dengan curah
peternakan meliputi ternak besar sapi, kuda, kerbau, kambing dan ternak
kecil meliputi ayam ras dan ayam buras, ayam broiler serta itik. Populasi
sapi pada tahun 2009 terdiri dari ; sapi potong sebanyak 30.168 ekor terjadi
peningkatan sebanyak 4476 ekor dibanding tahun 2008 yang lalu; sapi
perah sebanyak 1.508 ekor. Populasi kerbau pada tahun 2009 mencapai
2,641 ekor. Populasi kuda yang sempat terdata sampai tahun 2009
mencapai 981 ekor. Populasi kambing pada tahun 2009 mencapai 34.941
ekor.
(buras) dan ayam ras. Populasi ayam buras di Kabupaten Enrekang pada
tahun 2009 sebanyak 131.941 ekor, ayam ras sebanyak 181.335 ekor.
kurang lebih 808 ha pada tahun 2008 dan pada tahun 2009 meningkat
mencapai kurang lebih 330 Ton/ tahun dengan luas areal kurang lebih 837
Ha.
7. Anggota-Anggota :
c. Suriani, SKM
72
Tabel 3.3
Data
Kasus
Pasangan Total
WPS HIV/AI
Pelanggan MSM/ WBP/ Resti
Kab/Kota Langs Penasun Waria ODHA DS Di
WPS LSL Napi HIV Di
ung SULSE
Langsung SULSEL
L Juni
2010
Makassar 60 1.230 6.330 5.620 300 350 3.060 13.890 2.372
Jumlah 2.760 55.470 12.180 22.130 1.090 1.790 7.610 95.420 2.736
Pasal 2 ayat ( 2 ) :
Kabupaten/Kota;
penanggulangan HIV-AIDS;
3.1.1.2. Kewenangan
dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2007 Pasal 7 dan
Pasal 8 :
Pasal 7
Pasal 8