PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit jantung koroner termasuk ke dalam kelompok penyakit
kardiovaskuler, dimana penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab utama
kematian di negara dengan pendapatan rendah dan menengah seperti Indonesia
(Delima, Mihardja dan Siswoyo, 2009). Menurut World Health Organization (WHO)
(2013) kematian akibat penyakit kardiovaskuler mencapai 17,1 juta orang per tahun.
Penyakit kardiovaskuar diantaranya penyakit jantung koroner dan stoke menjadi
urutan pertama dalam daftar penyakit kronis di dunia.
Di Indonesia sendiri prevalensi penyakit jantung koroner berdasarkan
wawancara terdiagnosis oleh dokter sebesar 0,5% sedangkan berdasarkan
terdiagnosis atau gejala sebesar 1,5% (Riskesdas, 2013). Jantung merupakan salah
satu organ tubuh yang memiliki fungsi sangat penting terutama untuk manusia.
Salah satu fungsi jantung yaitu memompa dan mengalirkan darah yang berisikan
oksigen dan nutrisi dari jantung ke seluruh tubuh. Seiring dengan bertambahnya usia
seseorang, pola makan salah, gaya hidup tidak sehat, kurangnya aktivitas akan dapat
meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Hal itu akan sangat berpengaruh
terhadap kemampuan fungsi jantung.
Kemampuan fungsi jantung akan terus menerus menurun yang kemudian
dapat menimbulkan penyakit jantung koroner (Wiarto, 2014). Beberapa faktor yang
menjadi penyebab terjadinya penyakit jantung koroner salah satunya yaitu
kurangnya asupan sumber serat dan 2 antioksidan baik yang berasal dari sayur
maupun buah-buahan. Asupan tinggi serat makanan yang berasal dari bahan
makanan terutama serat larut yang berasal dari tumbuhan dan biji-bijian mampu
membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah (Tensiska, 2008). Asam
empedu yang merupakan produk akhir dari kolesterol pada awalnya disintesis dalam
hati yang kemudian disekresi ke dalam empedu kemudian akan kembali menuju hati
melalui reabsorbsi dalam usus halus. Proses ini disebut juga dengan siklus entero
hepatik. Untuk mencegah kembalinya asam empedu ke hati maka serat akan
mengikat asam empedu dan membawanya keluar tubuh melalui feses (Almatsier,
2003). Sebanyak 80% penduduk Indonesia saat ini masih memiliki kebiasaan
mengkonsumsi serat yang rendah yaitu sebanyak 15 gram/orang/hari. Sedangkan
konsumsi serat yang dianjurkan yaitu 19-30 gram/hari (Soerjodibroto, 2004 &
WNPG, 2012).
Penelitian yang dilakukan oleh Aryati (2004) yang menyatakan bahwa
mengkonsumsi serat sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) mampu
menurunkan risiko terhadap kejadian penyakit jantung koroner. Antioksidan
merupakan senyawa yang dapat mengurangi pembentukan radikal bebas yang
dapat diperoleh dari asupan makanan (Wibowo, 2003), salah satu bagian dari
antioksidan yaitu vitamin E. Fungsi utama vitamin E di dalam tubuh yaitu sebagai
antioksidan alami yang berperan menangkap dan menghambat terjadinya proses
oksidasi lipid di dalam tubuh (Baraas, 2011 & Rohmatussolihat, 2009).
Terdapat empat unsur lemak di dalam tubuh, yaitu kolesterol, trigliserida,
LDL (Low Density Lypoprotein) dan HDL (High Density Lypoprotein). Kolesterol LDL 3
yang terbentuk di dalam tubuh berkemampuan masuk ke dalam pembuluh arteri
apabila mengalami oksidasi. Untuk menghambat terjadinya oksidasi, vitamin E akan
memberikan satu atom hidrogen dari gugus OH ke dalam lipid peroksida yang
bersifat radikal sehingga terbentuk vitamin E yang stabil dan tidak mudah rusak yang
mampu menghentikan rangkaian radikal bebas dengan lemak (Hariyatmi, 2004).
Rangkaian yang terputus akan ditangkap oleh reseptor untuk dimetabolisme ulang
di dalam hati (Anies, 2015).
Penelitian yang dilakukan oleh Nikmah terhadap penderita penyakit jantung
koroner pasien rawat jalan di RSUD Dr. Moewardi pada tahun 2014 menyatakan
bahwa rata-rata pasien memiliki tingkat konsumsi vitamin E dibawah AKG. Konsumsi
vitamin E yang dianjurkan menurut Grober (2012) untuk penderita penyakit jantung
koroner adalah sebesar 200-1000 IU atau sama dengan 134-670 mg/hari. Kadar
kolesterol darah dalam tubuh manusia seharusnya tetap dalam batas normal, baik
kolesterol yang berasal dari makanan maupun yang dibuat sendiri oleh tubuh di
dalam hati. Apabila kadar lemak dan kolesterol di dalam darah berada dalam
keadaan abnormal, maka akan menimbulkan kembali penyempitan dan pengerasan
pembuluh darah (Soeharto, 2004). Dengan menerapkan pola makan yang baik, yaitu
dengan cara meningkatkan asupan serat dan sumber antioksidan akan membantu
mengurangi kadar kolesterol di dalam darah (Tensiska, 2008).
Hasil dari survey pendahuluan yang dilakukan di RSUD Dr. Moewardi pada
bulan Juni - Agustus 2015 menyatakan pasien penderita penyakit jantung koroner
yang berkunjung ke Poli Jantung RSUD Dr. 4 Moewardi sebanyak 1110 pasien. Pasien
yang berkunjung pada bulan Juni sebanyak 1,42% dan meningkat menjadi 1,8% pada
bulan Juli. Pada bulan Agustus kunjungan pasien kembali meningkat sebesar 1,9%.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik melakukan penelitian
untuk mengetahui hubungan tingkat asupan serat dan vitamin E dengan kadar
kolesterol total pada penderita penyakit jantung koroner rawat jalan di RSUD Dr.
Moewardi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Jantung
Penyakit jantung adalah kondisi ketika jantung mengalami gangguan.
Bentuk gangguan itu sendiri bisa bermacam-macam. Ada gangguan pada
pembuluh darah jantung, irama jantung, katup jantung, atau gangguan
akibat bawaan lahir.Jantung adalah otot yang terbagi menjadi empat ruang.
Dua ruang terletak di bagian atas, yaitu atrium (serambi) kanan dan kiri.
Sedangkan dua ruang lagi terletak di bagian bawah, yaitu ventrikel (bilik)
kanan dan kiri. Antara ruang kanan dan kiri dipisahkan oleh dinding otot
(septum) yang berfungsi mencegah tercampurnya darah yang kaya oksigen
dengan darah yang miskin oksigen.
Fungsi utama jantung adalah mengalirkan darah kaya oksigen ke
seluruh bagian tubuh. Setelah seluruh organ tubuh menggunakan oksigen
dalam darah, darah yang miskin oksigen tersebut kembali ke jantung (atrium
kanan), untuk diteruskan ke ventrikel kanan melalui katup trikuspid. Sesudah
darah memenuhi ventrikel kanan, katup trikuspid akan menutup guna
mencegah darah kembali ke atrium kanan. Kemudian, saat ventrikel kanan
berkontraksi, darah miskin oksigen akan keluar dari jantung melalui katup
pulmonal dan arteri pulmonal, lalu dibawa ke paru-paru untuk diisi dengan
oksigen.
Darah yang telah diperkaya oksigen tadi, kemudian dibawa ke atrium
kiri melalui vena pulmonal. Saat atrium kiri berkontraksi, darah akan
diteruskan ke ventrikel kiri melalui katup mitral. Setelah ventrikel kiri
dipenuhi darah, katup mitral akan menutup untuk mencegah darah kembali
ke atrium kiri. Kemudian, ventrikel kiri akan berkontraksi, dan darah akan
dialirkan ke seluruh tubuh melalui katup aorta. Siklus peredaran darah
tersebut akan terus berulang.
B. Gejala Penyakit Jantung
Esthon Foenay dan Chris Rotok lebih faokus dalam menjaga kondisi
ketahanan pangan masyarakat ddemi menstabilkan konsumsi pangan dalam rumah
tangga. Sehingga tidak ada masyarakat yang kekurangan pangan dalam rumah
tangga yang dpt berdampak pada kelaparan, dan kecukupan pangan harus tetap
tersedia dalam rumah tangga.
Karena itu, segala cara akan dilakukan agar produktivitas hasil pertanian akan
terus tersedia bahkan dipacu untuk bertambah. Penyediaan bibit pertanian gratis
akan didorong agar tidak lagi membikin petani kesulitan bibit dan benih.
Lahan yang ada di NTT kebanyakan lahan kering karena curah hujan hujan
yang ada di NTT itu hanya berlaku 3-4 bulan . sementara kalau musim kemarau yang
terjadi di NTT bisa mecapai delapan bulan. Sehingga cocok untuk budidaya ternak di
lahan kering akan sangat bagus di NTT. Masalah kekeringan sering menjadi kendala
bagi para peternak di NTT, untuk mencari pakan ternak, oleh karena itu Undana
akan lebih mengoptimalkan kondisi lahan kering yang ada di NTT ini. Namun terlebih
dahulu pihaknya akan melakukan penelitian yang hasilnya dapat menunjang
peningkatan budidaya ternak di daerah lahan kering menjadi lebih optimal. Seorang
petani bernama juventino hanya menatap lahan pertanian miliknya yang kering. Dia
sudah bertani selama puluhan tahun di kelurahan Oebelo kabupaten kupang timur,
NTT. Ia mengatakan kekeringan sudah terjadi berulang kali disetiap musim kemarau.
Rata-rata pertanian hanya bisa dilakukan ketika musim hutan tiba. Belum ada upaya
pemerintah daerah untuk mencari solusi kekeringan. Tidak ada juga bantuan untuk
petani. Di musim kemarau para petani menjadi buruh bangunan atau kerja
serabutan demi membiayai anaknya bersekolah , dan ada beberapa petani mencoba
menanam pohon sagu di lahan kering.
Problemnya di NTT, musim hujan lebih pendek dari pada kemarau. Sehingga
kekeringan lahan tentu terjadi setiap tahunnya. Mereka terus memberikan
sosialisasi pemanfaatan ketika musim kemarau atau di lahan kering.
Ketersediaan beras untuk rumah tangga dan raskin di kendalikan oleh Bulog.
Saat ini di NTT, produksi terus meningkat namun kebutuhan juga meningkat.
Sehingga NTT sendiri memasok kebutuhan pangan dari Jawa Timur dan Sulawesi.
Menurut Esthon, revolusi pertanian itu bisa dilakukan dengan melakukan
intervensi berupa bantuan infrastruktur pertanian antara lain irigasi pertanian.
Dengan intervensi berupa penambahan dan peningkatan irigasi pertanian iu, maka
akan memampukan para petani memfungsikan seluruh lahanya termasuk lahan
yang kering.
Dalam konteks kondisi itu, maka dipastikan semua lahan akan difungsikan.
Pola intervensi itu kata Wakil Gubernur NTT 2008-2013 itu akan dilakulan dengan
melibatkan pemerintah kabupaten dan kota yang ada.
Pemerintah menyediakan bibit pertanian gratis akan didorong agar tidak lagi
membikin petani kesulitan bibit dan benih.
Baru – baru ini di NTT terjadi bencana alam dan non-alam, provinsi nusa
tenggara timur mengemukakan jumlah korban akibat bencana yang terjadi akhir –
akhir ini di provinsi setempat sudah menelan 29 korban yang meninggal akibat
bencana alam yang di dominasi akibat banjir dan tanah longsor dan satu akibat
terseret banjir. Di Kabupaten Sikka tercatat sebanyak tiga orang meninggal akibat
tanah longsor, sedang tiga orang di Kabupaten Timor Tengah Selatan akibat terseret
banjir. Pihaknya juga mencatat satu orang korban banjir di Kota Kupang, satu korban
meninggal akibat tertimpa pohon tumbang di Kabupaten Ende, dan satu lagi di
Kabupaten Manggarai karena disambar petir. Korban yang meninggal akibat non-
alam diakibatkan karena serangan penyakit demam berdarah dangue (DBD) sudah
mencapai 16 orang. upaya penanganan bencana penyakit DBD yang dilakukan
sejauh ini dengan pengasapan (fogging) di titik-titik pemukiman warga dilaporkan
menjadi sarang nyamuk penyebab penyakit.
PENUTUP
A. Kesimpulan
OLEH :
KELEMPOK 2