Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit jantung koroner termasuk ke dalam kelompok penyakit
kardiovaskuler, dimana penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab utama
kematian di negara dengan pendapatan rendah dan menengah seperti Indonesia
(Delima, Mihardja dan Siswoyo, 2009). Menurut World Health Organization (WHO)
(2013) kematian akibat penyakit kardiovaskuler mencapai 17,1 juta orang per tahun.
Penyakit kardiovaskuar diantaranya penyakit jantung koroner dan stoke menjadi
urutan pertama dalam daftar penyakit kronis di dunia.
Di Indonesia sendiri prevalensi penyakit jantung koroner berdasarkan
wawancara terdiagnosis oleh dokter sebesar 0,5% sedangkan berdasarkan
terdiagnosis atau gejala sebesar 1,5% (Riskesdas, 2013). Jantung merupakan salah
satu organ tubuh yang memiliki fungsi sangat penting terutama untuk manusia.
Salah satu fungsi jantung yaitu memompa dan mengalirkan darah yang berisikan
oksigen dan nutrisi dari jantung ke seluruh tubuh. Seiring dengan bertambahnya usia
seseorang, pola makan salah, gaya hidup tidak sehat, kurangnya aktivitas akan dapat
meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Hal itu akan sangat berpengaruh
terhadap kemampuan fungsi jantung.
Kemampuan fungsi jantung akan terus menerus menurun yang kemudian
dapat menimbulkan penyakit jantung koroner (Wiarto, 2014). Beberapa faktor yang
menjadi penyebab terjadinya penyakit jantung koroner salah satunya yaitu
kurangnya asupan sumber serat dan 2 antioksidan baik yang berasal dari sayur
maupun buah-buahan. Asupan tinggi serat makanan yang berasal dari bahan
makanan terutama serat larut yang berasal dari tumbuhan dan biji-bijian mampu
membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah (Tensiska, 2008). Asam
empedu yang merupakan produk akhir dari kolesterol pada awalnya disintesis dalam
hati yang kemudian disekresi ke dalam empedu kemudian akan kembali menuju hati
melalui reabsorbsi dalam usus halus. Proses ini disebut juga dengan siklus entero
hepatik. Untuk mencegah kembalinya asam empedu ke hati maka serat akan
mengikat asam empedu dan membawanya keluar tubuh melalui feses (Almatsier,
2003). Sebanyak 80% penduduk Indonesia saat ini masih memiliki kebiasaan
mengkonsumsi serat yang rendah yaitu sebanyak 15 gram/orang/hari. Sedangkan
konsumsi serat yang dianjurkan yaitu 19-30 gram/hari (Soerjodibroto, 2004 &
WNPG, 2012).
Penelitian yang dilakukan oleh Aryati (2004) yang menyatakan bahwa
mengkonsumsi serat sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) mampu
menurunkan risiko terhadap kejadian penyakit jantung koroner. Antioksidan
merupakan senyawa yang dapat mengurangi pembentukan radikal bebas yang
dapat diperoleh dari asupan makanan (Wibowo, 2003), salah satu bagian dari
antioksidan yaitu vitamin E. Fungsi utama vitamin E di dalam tubuh yaitu sebagai
antioksidan alami yang berperan menangkap dan menghambat terjadinya proses
oksidasi lipid di dalam tubuh (Baraas, 2011 & Rohmatussolihat, 2009).
Terdapat empat unsur lemak di dalam tubuh, yaitu kolesterol, trigliserida,
LDL (Low Density Lypoprotein) dan HDL (High Density Lypoprotein). Kolesterol LDL 3
yang terbentuk di dalam tubuh berkemampuan masuk ke dalam pembuluh arteri
apabila mengalami oksidasi. Untuk menghambat terjadinya oksidasi, vitamin E akan
memberikan satu atom hidrogen dari gugus OH ke dalam lipid peroksida yang
bersifat radikal sehingga terbentuk vitamin E yang stabil dan tidak mudah rusak yang
mampu menghentikan rangkaian radikal bebas dengan lemak (Hariyatmi, 2004).
Rangkaian yang terputus akan ditangkap oleh reseptor untuk dimetabolisme ulang
di dalam hati (Anies, 2015).
Penelitian yang dilakukan oleh Nikmah terhadap penderita penyakit jantung
koroner pasien rawat jalan di RSUD Dr. Moewardi pada tahun 2014 menyatakan
bahwa rata-rata pasien memiliki tingkat konsumsi vitamin E dibawah AKG. Konsumsi
vitamin E yang dianjurkan menurut Grober (2012) untuk penderita penyakit jantung
koroner adalah sebesar 200-1000 IU atau sama dengan 134-670 mg/hari. Kadar
kolesterol darah dalam tubuh manusia seharusnya tetap dalam batas normal, baik
kolesterol yang berasal dari makanan maupun yang dibuat sendiri oleh tubuh di
dalam hati. Apabila kadar lemak dan kolesterol di dalam darah berada dalam
keadaan abnormal, maka akan menimbulkan kembali penyempitan dan pengerasan
pembuluh darah (Soeharto, 2004). Dengan menerapkan pola makan yang baik, yaitu
dengan cara meningkatkan asupan serat dan sumber antioksidan akan membantu
mengurangi kadar kolesterol di dalam darah (Tensiska, 2008).
Hasil dari survey pendahuluan yang dilakukan di RSUD Dr. Moewardi pada
bulan Juni - Agustus 2015 menyatakan pasien penderita penyakit jantung koroner
yang berkunjung ke Poli Jantung RSUD Dr. 4 Moewardi sebanyak 1110 pasien. Pasien
yang berkunjung pada bulan Juni sebanyak 1,42% dan meningkat menjadi 1,8% pada
bulan Juli. Pada bulan Agustus kunjungan pasien kembali meningkat sebesar 1,9%.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik melakukan penelitian
untuk mengetahui hubungan tingkat asupan serat dan vitamin E dengan kadar
kolesterol total pada penderita penyakit jantung koroner rawat jalan di RSUD Dr.
Moewardi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Jantung
Penyakit jantung adalah kondisi ketika jantung mengalami gangguan.
Bentuk gangguan itu sendiri bisa bermacam-macam. Ada gangguan pada
pembuluh darah jantung, irama jantung, katup jantung, atau gangguan
akibat bawaan lahir.Jantung adalah otot yang terbagi menjadi empat ruang.
Dua ruang terletak di bagian atas, yaitu atrium (serambi) kanan dan kiri.
Sedangkan dua ruang lagi terletak di bagian bawah, yaitu ventrikel (bilik)
kanan dan kiri. Antara ruang kanan dan kiri dipisahkan oleh dinding otot
(septum) yang berfungsi mencegah tercampurnya darah yang kaya oksigen
dengan darah yang miskin oksigen.
Fungsi utama jantung adalah mengalirkan darah kaya oksigen ke
seluruh bagian tubuh. Setelah seluruh organ tubuh menggunakan oksigen
dalam darah, darah yang miskin oksigen tersebut kembali ke jantung (atrium
kanan), untuk diteruskan ke ventrikel kanan melalui katup trikuspid. Sesudah
darah memenuhi ventrikel kanan, katup trikuspid akan menutup guna
mencegah darah kembali ke atrium kanan. Kemudian, saat ventrikel kanan
berkontraksi, darah miskin oksigen akan keluar dari jantung melalui katup
pulmonal dan arteri pulmonal, lalu dibawa ke paru-paru untuk diisi dengan
oksigen.
Darah yang telah diperkaya oksigen tadi, kemudian dibawa ke atrium
kiri melalui vena pulmonal. Saat atrium kiri berkontraksi, darah akan
diteruskan ke ventrikel kiri melalui katup mitral. Setelah ventrikel kiri
dipenuhi darah, katup mitral akan menutup untuk mencegah darah kembali
ke atrium kiri. Kemudian, ventrikel kiri akan berkontraksi, dan darah akan
dialirkan ke seluruh tubuh melalui katup aorta. Siklus peredaran darah
tersebut akan terus berulang.
B. Gejala Penyakit Jantung

Gejala penyakit jantung sangat beragam, tergantung kepada jenis kondisi


yang dialami. Sejumlah gejala yang dapat muncul pada penyakit jantung, antara
lain:

1. Nyeri dada terasa seperti tertindih.


2. Nyeri di leher, rahang, tenggorokan, punggung, dan lengan.
3. Jantung berdebar atau detak jantung malah melambat.
4. Perubahan pada irama jantung.
5. Sesak napas.
6. Batuk kering yang tidak membaik.
7. Mudah lelah saat beraktivitas.
8. Tangan dan kaki terasa dingin.
9. Sianosis atau warna kulit yang membiru.
10. Pembengkakan pada tungkai, lengan, perut, atau sekitar mata.
11. Pusing.
12. Pingsan atau terasa ingin pingsan.
13. Demam.
14. Ruam kulit.

C. Faktor Risiko Penyebab Penyakit Jantung


1. Usia. Faktor usia yang telah tua dapat meningkatkan risiko arteri
mengalami kerusakan dan penyempitan, serta otot jantung yang
melemah atau menebal.
2. Jenis Kelamin. Pria biasanya memiliki risiko lebih besar terkena penyakit
jantung dari pada wanita. Namun, risiko wanita dapat meningkat setelah
wanita tersebut menopause.
3. Riwayat keluarga. Jika Anda memiliki keluarga yang punya riwayat
penyakit jantung, maka risiko anda terkena penyakit arteri koroner
semakin tinggi, terutama jika orang tua terkena penyakit jantung pada
usia dini (sebelum usia 55 untuk saudara laki-laki, seperti ayah atau
kakak, dan 65 untuk kerabat perempuan, seperti Ibu atau saudara
perempuan).
4. Merokok. Nikotin dapat membuat pembuluh darah menjadi sempit dan
karbon monoksida dapat merusak dan membuat pembuluh darah lebih
rentan terhadap aterosklerosis. Serangan jantung lebih sering terjadi
pada perokok daripada bukan perokok.
5. Pola makan yang buruk. Banyak mengonsumsi makanan yang tinggi
lemak, garam, gula, dan kolesterol dapat juga menyebabkan penyakit
jantung.
6. Tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat
menyebabkan pengerasan dan penebalan arteri, sehingga
mempersempit pembuluh darah.
7. Kadar kolesterol tinggi. Kadar kolesterol tinggi dalam darah dapat
meningkatkan risiko terbentuknya plak dan aterosklerosis pada
pembuluh darah.
8. Diabetes. Diabetes meningkatkan risiko terkena penyakit jantung. Kedua
kondisi medis tersebut memiliki faktor risiko yang sama, seperti obesitas
dan tekanan darah tinggi.
9. Kelebihan berat badan. Kelebihan berat badan biasanya juga dapat
meningkatkan faktor risiko timbulnya penyakit jantung.
10. Kurang bergerak. Kurangnya aktivitas tubuh atau olahraga juga dikaitkan
dengan berbagai faktor risiko terkena penyakit jantung.
11. Stres. Stres yang berkepanjangan dapat merusak arteri dan
meningkatkan risiko penyakit jantung lainnya.
12. Tidak menjaga kebersihan. Tidak mencuci tangan secara teratur dan
tidak menjaga kebersihan dari infeksi virus atau bakteri dapat membuat
Anda berisiko terkena infeksi jantung, terutama jika Anda sudah memiliki
gejala penyakit jantung. Kurangnya menjaga kesehatan dan
kebersihan gigi juga juga dapat menyebabkan penyakit jantung.

D. Kasus Penyakit Jantung tertinggi


Data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan, prevalensi tertinggi untuk
penyakit Kardiovaskuler di Indonesia adalah PJK, yakni sebesar 1,5%. Dari
prevalensi tersebut, angka tertinggi ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur
(4,4%) dan terendah di Provinsi Riau (0,3%), kata Direktur Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kemenkes RI, dr. Lily S Sulistyowati,
MM usai konferensi pers terkait peluncuran obat jantung baru di Jakarta,
Sabtu (29/7).
Menurut kelompok umur, PJK paling banyak terjadi pada kelompok umur
65-74 tahun (3,6%) diikuti kelompok umur 75 tahun ke atas (3,2%), kelompok
umur 55-64 tahun (2,1%) dan kelompok umur 35-44 tahun (1,3%).Sedangkan
menurut status ekonomi, terbanyak pada tingkat ekonomi bawah (2,1%) dan
menengah bawah (1,6%).
Menurut dr. Leonora dan dr. Lowry Yunita, salah satu penyebab utama
tingginya penderita Penyakit Jantung Koroner di NTT adalah masalah Pola
makan yang di pengaruhi oleh Budaya adat istiadat serta didukung dengan
sarana Kesehatan terutama. Peralatan medis yang sangat minim.
“selain dua persoalan ini ya memang ada pengaruh juga dari sisi kekurangan
tenaga Dokter di daerah pada waktu itu dan kita bersyukur data tahun 2018
yang baru di publikasikan oleh Kementerian Kesehatan jumlah penderita
jantung koroner di NTT sudah relatif menurun” kata dokter yang mengaku
pernah bertugas selama 9 tahun seorang diri sebagai dokter ahli penyakit
jantung di NTT ini.
Dikatakan, memang saat ini sudah ada 9 dokter ahli penyakit jantung di NTT
dengan penyebarannya 7 di Kota Kupang dan dua orang di luar NTT.
“kini di NTT sudah ada 7 orang dokter ahli penyakit jantung kami ada 5 di
kupang dan 1 lagi di flores serta 1 di Alor. Jelas dr Leonora.
Dijelaskan, untuk membantu serta memberikan pelayanan kesehatan bagi
Masyarakat NTT, saat ini di Rumah Sakit Siloam Kota Kupang sudah di
operasikan mesin sistem Kateterisasi Jantung yang baru pertama kali ada di
NTT. Untuk itu kedua dokter ini berharap dengan adanya kateterisasi dapat
membantu menyelamatkan para penderita penyakit jantung yang ada di
NTT.

PENYEDIAAN PANGAN DI NTT

Esthon Foenay dan Chris Rotok lebih faokus dalam menjaga kondisi
ketahanan pangan masyarakat ddemi menstabilkan konsumsi pangan dalam rumah
tangga. Sehingga tidak ada masyarakat yang kekurangan pangan dalam rumah
tangga yang dpt berdampak pada kelaparan, dan kecukupan pangan harus tetap
tersedia dalam rumah tangga.
Karena itu, segala cara akan dilakukan agar produktivitas hasil pertanian akan
terus tersedia bahkan dipacu untuk bertambah. Penyediaan bibit pertanian gratis
akan didorong agar tidak lagi membikin petani kesulitan bibit dan benih.

Perbaikan dan prnambahan infrastruktur pertanian seperti irigasi dan


sumber air baku berupa bendungan akan didorong. Dengan demikian maka bisa
dipastikan produksi petani akan terus bertambah. "Jika produksi bertambah maka
tentu ketersediaannya dalam rumah tangga untuk konsumsi pasti akan tersedia,"
katanya.

Wakil Gubernur NTT periode 2008-2013 itu menambahkan, selain menjaga


stabilitas produksi pertanian, pola distribusi di tingkat pengecer di pasaran juga
harus dijaga. Dengan distribusi lancar, akses masyarakat mendapatkan bahan
pangan bisa lebih mudah.

Pemerintah akan terus memantau pusat-pusat distribusi dan para distributor


pangan di pasaran agar tidak seenaknya bermain dalam penyaluran. Badan urusan
logistik (Bulog) yang diberinkewenangan menjadi pemasok beras dan sejumlah
komuditas, akan disuport untuk bisa menjadi pemasok yang benar-benar bisa
menjamin ketersrdiaan pangan masyarakat untuk kepentingan ketahanan pangan
dalam rumah tangga.

LAHAN DI NUSA TENGGARA TIMUR

Lahan yang ada di NTT kebanyakan lahan kering karena curah hujan hujan
yang ada di NTT itu hanya berlaku 3-4 bulan . sementara kalau musim kemarau yang
terjadi di NTT bisa mecapai delapan bulan. Sehingga cocok untuk budidaya ternak di
lahan kering akan sangat bagus di NTT. Masalah kekeringan sering menjadi kendala
bagi para peternak di NTT, untuk mencari pakan ternak, oleh karena itu Undana
akan lebih mengoptimalkan kondisi lahan kering yang ada di NTT ini. Namun terlebih
dahulu pihaknya akan melakukan penelitian yang hasilnya dapat menunjang
peningkatan budidaya ternak di daerah lahan kering menjadi lebih optimal. Seorang
petani bernama juventino hanya menatap lahan pertanian miliknya yang kering. Dia
sudah bertani selama puluhan tahun di kelurahan Oebelo kabupaten kupang timur,
NTT. Ia mengatakan kekeringan sudah terjadi berulang kali disetiap musim kemarau.
Rata-rata pertanian hanya bisa dilakukan ketika musim hutan tiba. Belum ada upaya
pemerintah daerah untuk mencari solusi kekeringan. Tidak ada juga bantuan untuk
petani. Di musim kemarau para petani menjadi buruh bangunan atau kerja
serabutan demi membiayai anaknya bersekolah , dan ada beberapa petani mencoba
menanam pohon sagu di lahan kering.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTT Yohanes Tay Ruba


kepada Mongabay mengatakan, selama ini pemerintah sudah melakukan berbagai
upaya pendampingan petani. Bantuan kepada petani berupa sarana pertanian,
benih, pupuk, alat pompa air secara reguler.

Problemnya di NTT, musim hujan lebih pendek dari pada kemarau. Sehingga
kekeringan lahan tentu terjadi setiap tahunnya. Mereka terus memberikan
sosialisasi pemanfaatan ketika musim kemarau atau di lahan kering.

Ketersediaan beras untuk rumah tangga dan raskin di kendalikan oleh Bulog.
Saat ini di NTT, produksi terus meningkat namun kebutuhan juga meningkat.
Sehingga NTT sendiri memasok kebutuhan pangan dari Jawa Timur dan Sulawesi.
Menurut Esthon, revolusi pertanian itu bisa dilakukan dengan melakukan
intervensi berupa bantuan infrastruktur pertanian antara lain irigasi pertanian.
Dengan intervensi berupa penambahan dan peningkatan irigasi pertanian iu, maka
akan memampukan para petani memfungsikan seluruh lahanya termasuk lahan
yang kering.

Dalam konteks kondisi itu, maka dipastikan semua lahan akan difungsikan.
Pola intervensi itu kata Wakil Gubernur NTT 2008-2013 itu akan dilakulan dengan
melibatkan pemerintah kabupaten dan kota yang ada.

Sinergi antara pemerintah kabupaten dan pemerintah provinsi perlu


dilakukan sehingga memunculkan satu kolaborasi permanen yang bisa menciptakan
pemanfaatan lahan tersebut. Dengan kolaborasi itu pemerintah provinsi bisa
mendapatkan satu kajian terhadap lahan kering yang dimiliki.

"Dengan mendapatkan persoalan yang ada maka akan bisa memudahkan


penyelesaiannya," katanya.

Selain infrastruktur irigasi, infrastruktur jalan sebagai pembuka akses


percepatan pemanfaatan hasil pertanian bisa lebih mudah. Dengan kian mudahnya
petani mendapatkan akses pemanfaatan hasil pertanian termasuk hasil produksinya,
maka akan memberikan keuntungan bagi petani itu.
BENIH DI NUSA TENGGARA TIMUR

Pemerintah menyediakan bibit pertanian gratis akan didorong agar tidak lagi
membikin petani kesulitan bibit dan benih.

TENAGA KERJA DI NUSA TENGGARA TIMUR

Permasalahan kerja di NTT . salah satunya adalah angkatan kerja tidak


seimbang dengan kesempatan kerja sehingga banyak pengangguran. Akibat
angkatan kerja dan kesempatan kerja tidak seimbang, sehingga banyak muncul
pengangguran serta dari sisi pendidikan formal sebagian besar pendidikan SMA/SMK
dan penganguran yang bermukim di desa sebanyak 81%.

Pemerintah di NTT mengizinkan pengiriman tenaga kerja (TKI) yang


berkompeten baik yang akan dikirim keluar negeri setelah penerbitan SK
Moratorium. Dari SK kita bisa tahu kalau tenaga kerja yang baik yang dikirim ke luar
negeri berkompeten baik yang tidak berkompeten tidak bisa jadi TKI. Tiga tahun
terakhir sampai Oktober 2018 sebanyak 195 orang baik yang disebabkan kekerasan
oleh majikan, melakukan sejumlah langkah-langkah pasca adanya keputusan
gubernur NTT menghentikan pemberangkatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau
TKI.
BENCANA DI NUSA TENGGARA TIMUR

Baru – baru ini di NTT terjadi bencana alam dan non-alam, provinsi nusa
tenggara timur mengemukakan jumlah korban akibat bencana yang terjadi akhir –
akhir ini di provinsi setempat sudah menelan 29 korban yang meninggal akibat
bencana alam yang di dominasi akibat banjir dan tanah longsor dan satu akibat
terseret banjir. Di Kabupaten Sikka tercatat sebanyak tiga orang meninggal akibat
tanah longsor, sedang tiga orang di Kabupaten Timor Tengah Selatan akibat terseret
banjir. Pihaknya juga mencatat satu orang korban banjir di Kota Kupang, satu korban
meninggal akibat tertimpa pohon tumbang di Kabupaten Ende, dan satu lagi di
Kabupaten Manggarai karena disambar petir. Korban yang meninggal akibat non-
alam diakibatkan karena serangan penyakit demam berdarah dangue (DBD) sudah
mencapai 16 orang. upaya penanganan bencana penyakit DBD yang dilakukan
sejauh ini dengan pengasapan (fogging) di titik-titik pemukiman warga dilaporkan
menjadi sarang nyamuk penyebab penyakit.

HAMA DI NUSA TENGGARA BARAT

Hama menyerah puluhan hektare tanaman pada milik warga di dua


kabupaten di provinsi nusa tenggara timur . Pelaksana tugas Kepala Dinas Pertanian
dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Miqdon Abolla mengatakan, dua kabupaten
tersebut yakni Malaka dan Kupang. Di Kabupaten Malaka, lanjut Miqdon, hama
putih dan blas menyerang tanaman padi milik warga Desa Kamanasa. Sedangkan di
Kabupaten Kupang, tanaman padi milik warga di Kecamatan Kupang Timur, diserang
hama werang. Untuk kabupaten Malaka, luas padi yang terserang hama yaitu 23
hektar sedangkan kabupaten kupang itu 15 hektare .
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa Penyakit


jantung adalah sebuah kondisi yang menyebabkan Jantung tidak dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik. Hal-hal tersebut antara lain:
Otot jantung yang lemah. Ini adalah kelainan bawaan sejak lahir. Otot
jantung yang lemah membuat penderita tak dapat melakukan aktivitas yang
berlebihan, karena pemaksaan kinerja jantung yang berlebihan akan
menimbulkan rasa sakit di bagian dada, dan kadangkala dapat menyebabkan
tubuh menjadi nampak kebiru-biruan. Penderita lemah otot jantung ini
mudah pingsan.
    Adanya celah antara serambi kanan dan serambi kiri, oleh karena tidak
sempurnanya pembentukan lapisan yang memisahkan antara kedua serambi
saat penderita masih di dalam kandungan. Hal ini menyebabkan darah bersih
dan darah kotor tercampur. Penyakit ini juga membuat penderita tidak dapat
melakukan aktivitas yang berat, karena aktivitas yang berat hampir dapat
dipastikan akan membuat tubuh penderita menjadi biru dan sesak nafas,
walaupun tidak menyebabkan rasa sakit di dada. Ada pula variasi dari
penyakit ini, yakni penderitanya benar-benar hanya memiliki satu buah
serambi.
B. Saran
Tidak ada penanggulangan yang lebih baik untuk mencegah penyakit
dan serangan jantung, di samping gaya hidup sehat (seperti sering bangun
lebih pagi, tidak sering tidur terlalu larut malam, dan menghindari rokok dan
minuman beralkohol), pola makanan yang sehat (memperbanyak makan
makanan berserat dan bersayur, serta tidak terlalu banyak makan makanan
berlemak dan berkolesterol tinggi), dan olah raga yang teratur dan tidak
berlebihan, hal tersebut diatas merupakan saran yang baik untuk dijalankan
bagi tiap orang untuk menjaga kesehatan terutama Jantung.

TUGAS GIZI KESEHATAN MASYARAKAT


J

OLEH :

KELEMPOK 2

IRNA SAKINAH (14120170070)

ALIFIA NURUL HIKMAH M (14120170079)

A. CICI HADRIANA (14120170089)

ANGGI APRLIANI (141201700

NUR FAUZIAH ALFIANTI (141201700

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

Anda mungkin juga menyukai