Anda di halaman 1dari 39

BAB III

TINJAUAN KHUSUS

A. Tinjauan Khusus Kab. Enrekang

Kabupaten Enrekang adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi


Selatan, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Kota Enrekang ± 236 Km
sebelah utara Makassar.

Gambar III 1 Peta Administrasi Kecamatan Enrekang, Kab.Enrekang


(sumber: www.google.com,Diakses pada 7/03/2020: 09.59)
1. Letak Geografis
Kabupaten Enrekang secara geografis terletak antara 30 14’ 36”sampai 30
50’ 00” Lintang Selatan dan 1190 40’ 53” sampai 1200 06’ 33” Bujur Timur.
(Sumber : BPS Kabupaten Enrekang dalam angka 2019)
Batas-batas geografis wilayah Kabupaten Enrekang adalah sebagai
berikut:
Disebelah Utara dengan Kabupaten Tanah Toraja
Disebelah Timur dengan Kabupaten Luwu
Disebelah Barat dengan Kaupaten Pinrang
Disebalah Selatan dengan Kabupaten Sidrap Commented [F1]: Referensi?

1
2. Luas Wilayah
Luas wilayah kabupaten Enrekang adalah 1.786,01 km2 atau sebesar 2,83
persen dari luas Propinsi Sulawesi Selatan. Wilayah ini terbagi menjadi 12
kecamatan dan secara keseluruhan terbagi lagi dalam satuan wilayah
yang lebih kecil yaitu terdiri dari 129 wilayah desa/kelurahan. (Sumber: BPS
Kabupaten Enrekang dalam angka 2019)
No Kecamatan Ibukota Luas area (KM) Persentase
1 Maiwa Bangka 392,87 21,99
2 Bungin Bungin 236,84 13,26
3 Enrekang Juppandang 291,19 16,30
4 Cendana Cendana 91,01 5,10
5 Baraka Baraka 159,15 8,91
6 Buntu Batu Pasui 126,65 7,09
7 Anggeraja Lakawan 125,34 7,02
8 Malua Malua 40,36 2,26
9 Alla Kambiolangi 34,66 1,94
10 Curio Curio 178,51 9,99
11 Masalle Masalle 68,35 3,83
12 Baroko Baroko 41,08 2,80
Kabupaten Enrekang 1786,01 100
Tabel III I Luas daerah menurut kecamatan di kab. Enrekang
(Sumber : BPS Kabupaten Enrekang dalam angka 2019,
Diakses pada 7/03/2020: 09.59)
3. Topografi
Topografi wilayah Kabupaten Enrekang pada umumnya mempunyai
wilayah topografi yang bervariasi berupa perbukitan, pegunungan,lembah,
dan sungai dengan ketinggian 47-3.293 m dari permukaan laut serta tidak
mempunyai wilayah pantai.Secara umum keadaan topografi wilayah oleh
bukitbukit/gununggunung yaitu sekitar 84,96% dari luas wilayah Kabupaten
Enrekang sedangkan yang datar hanya 15,04%. Topografi wilayah
kabupaten Enrekang yang terdiri atas dataran tinggi terletak pada bagian
Barat, Timur, Selatan dan Utara meliputi Kecamatan Alla, Curio, Anggeraja
dan Malua, sedangkan dataran rendah terhampar pada bagian tengah,yang

2
meliputi kecamatan Enrekang, dan sebagaian Kecamatan Maiwa. (Sumber :
BPS Kabupaten Enrekang dalam angka 2019)
4. Kondisi Iklim
Musim yang terjadi di Kabupaten Enrekang ini hampir sama dengan
musim yang ada di daerah lain yaitu musim hujan dan musim kemarau
dimana musim hujan terjadi pada bulan November-Juli, sedangkan musim
kemarau terjadi pada bulan Agustus-Oktober. (Sumber : BPS Kabupaten
Enrekang dalam angka 2019)
No Bulan Curah Hujan (mm³) Hari Hujan
1 Januari 1813,5 180
2 Februari 1688 155
3 Maret 1806 168
4 April 1553,5 181
5 Mei 3765,1 239
6 Juni 3271 258
7 Juli 1849 166
8 Agustus 1476,4 133
9 September 1357 111
10 Oktober 1491 159
11 November 2520,5 170
12 Desember 1706,9 154
Tabel III II Jumlah curah hujan di kabupaten enrekang
(Sumber : BPS Kabupaten Enrekang dalam angka 2019, Diakses pada 7/03/2020: 09.59 )

B. Pemilihan Lokasi Perencenaan

1. Pemilihan Lokasi Kecamatan

Gambar III 2 Peta pemilihan Lokasi Kecamatan


(sumber: olah data 2020)

3
Kecamatan Enrekang merupakan bagian wilayah Kabupaten Enrekang
yang terletak di wilayah pusat kota Kabupaten Enrekang sekaligus berperan
sebagai salah satu pusat pemerintahan Kabupaten Enrekang di mana dalam
perkembangannya telah menunjukkan kemajuan di berbagai bidang sesuai
dengan peran dan fungsinya.
Adapun batas-batas wilayah Kecamatan Enrekang adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Bungin
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Pinrang.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Cendana.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Anggeraja. Commented [F2]:

2. Pemilihan lokasi/site Commented [F3R2]: Masukkan alasan logis mengapa


anda memilih kecamatan ini? Misalnya apakah karena
kecamatan ini menurut RTWR kabupaten sesuai dengan
fungsi bangunan yang akan anda bangun.

Gambar III 3 Lokasi Tapak


(Sumber: Olah Data 2020)
Lokasi yang terpilih untuk perencanaan museum etnik massenrempulu
terletak di Jl. Poros Enrekang-Tator. kel. Juppandang. kec. Enrekang.
Berdasarkan RTRW wilayah ini dikembangkan sebagai kawasan jasa
pemerintahan dan pusat kota di kab. Enrekang. Commented [F4]: Masukkan alasan logis mengapa anda
memilih kecamatan ini. Misalnya gunakan matrix penilaian
angka dengan indikato indikatornya

BUAT BAGIAN KHUSUS DENGAN JUDUL:


IDENTIFIKASI POTENSI DAN ANALISA TAPAK
(ISI NYA BERDSARKAN BUKU :Site Analysis : A Contextual
Approach to Sustainable Land Planning and Site Design)
E Book ini dapat didownload di: http://architecturebook.net/site-analysis-
a-contextual-approach-to-sustainable-land-planning-and-site-design/ atau di
:

4
https://my.pcloud.com/publink/show?code=XZ0QR9Zb5tFYbHeqdBfYhoD
AVssg85RoxL7

Berdasarkan buku ini maka buat identifikasi potensi tapak berdsarkan: Fisik,
Biologi dan Sosial/Ekonomi

Adapun pnegetian ANALISA TAPAK adalah tanggapan dari Identifikasi Potensi


tapak atau respon terhadap temuan potensi tapak

3. Dimensi Tapak

Gambar III 5 Luas Lahan Tapak


Sumber: Olah data 2020

Luas tapak pada lahan iyalah ±5.500m2 atau sekitar 0.5 H. Luasan lahan
ditentukan dari total keseluruhan besaran ruang baik yang terbangun fisik
maupun non fisik. Sehingga, dengan hasil perhitungan keseluruhan bangunan
akan didapatkan luasan yang cukup untuk memadai segala aktifitas pada
Museum Etnik Massenrempulu di Kab. Enrekang.

5
C. Analisis Tapak

Gambar III 4 Kondisi Eksisting Tapak/Site


(sumber: Olah data 2020)
Analisis tapak dilakukan untuk mengetahui kondisi tapak yang sesungguhnya
dan menganalisa kelebihan serta kekurangan pada tapak kemudian diolah sesuai
dengan hasil Analisa yang ada. Adapun analisa tapak yang digunakan terbagi
atas:
1. Kondisi Eksisting Tapak
Keadaan tapak merupakan lahan yang sudah terbangun, terdapat bank BRI
serta berada dipersimpangan jl. Poros Enrekang Tator. Adapun batas-batas
pada sekitar lingkungan tapak ialah:
Sebelah utara berbatasan dengan jl. S.A.M. Ratulangi dan pemukiman
warga;
Sebelah selatan berbatasan dengan jl. Poros Enrekang Tator dan SMK
PGRI enrekang;
Sebelah timur berbatasan dengan jl. Tanggul barat dan sungai mata allo;
Sebelah barat berbatasan dengan jalan Poros Enrekang Tator dan mesjid
taqwa.
Berikut potensi dan hambatan tapak dari kondisi eksisting tapak :
a) Potensi
(1) Berada di persimpangan yang bebas bangunan di dua sisi.
(2) Kondisi topografi yang cukup stabil.
(3) Berada pada kawasan dan jalan pusat kota.
(4) Bebas dari bangunan berlantai banyak di sekitarnya.
b) Hambatan

6
(1) Berada dijalur yang banyak kendaran
(2) Sumber bising berasal dari Jl. Poros enrekang-tator
(3) Kebisingan dan polusi yang cukup tinggi.
2. Iklim (Orientasi Matahari Dan Angin)

Gambar III 5 Orientasi Matahari dan Angin


Sumber: Olah data 2020
Orientasi bangunan merupakan komponen penting dalam proses
perancangan suatu bangunan. Penentuan orientasi bangunan harus
mempertimbangkan kondisi eksisting tapak perancangan untuk
menyesuaikan dengan kondisi termal bangunan pada orientasi gerak matahari
dan gerak arah angin.

7
Gambar III 5 Orientasi Matahari dan Angin
Sumber: Olah data 2020
Berdasarkan gambar di atas, dapat diketahui bahwa orientasi tapak
menghadap ke arah timur. Berikut potensi dan hambatan tapak ditinjau dari
orientasi matahari dan arah angin:
Potensi
a) Orientasi tapak menghadap ke matahari sore.
b) Mampu memaksimalkan penerangan dengan pencahayaan alami.
c) Pemanfaatan cahaya matahari sebagai sumber energi.
d) Permainan dengan arah bayang matahari.
e) Bangunan sekitar tapak pada arah angin berlantai rendah sehingga
angin bebas masuk ke tapak
f) Mampu memaksimalkan penghawaan alami
Hambatan
a) Resiko panas berlebihan di dalam tapak, karena posisi
b) memanjang ke arah orientasi matahari.
c) Bangunan sekitar tapak berlantai rendah sehingga matahari bebas
masuk ke tapak (panas).
d) Orientasi tapak membelakangi arah angin pada malam hari.
3. View (Dari tapak dan ke tapak)

Gambar III 6 View dari tapak dan ke tapak


Sumber: Olah data 2020
Orientasi view dianalisis untuk mengetahui potensial view yang baik
terhadap bangunan. Analisis ini membantu dalam penyajian tampak
bangunan sehingga memberikan kesan estetika bangunan bagi pandangan
pengunjung dan pengguna.

8
Berikut potensi dan hambatan tapak dari orientasi view kedalam dan
keluar tapak :
Potensi
a) Berada pada jalan kolektor sehingga berpotensi sebagai ikon kota.
b) View ke tapak relatif lebih baik dari arah sirkulasi 2 arah jalan utama.
c) View ke luar tapak lebih berpotensi di bagian depan.
d) Daerah strategis yang mudah dilihat, dimanfaatkan sebagai tempat
penanda lokasi.
e) Sebagai patokan arah penampilan bangunan.
Hambatan
a) Penampakan tapak yang minim karena posisi yang memanjang ke
belakang.
b) Pemandangan permukiman warga yang kurang teratur di bagian
samping tapak.
4. Kebisingan

Gambar III 7 Kondisi eksisting kebisingan


Sumber: Olah data 2020
Jalan poros Enrekang-Tator merupakan area yang memiliki tingkat
kebisingan yang tinggi karena merupakan jalan utama yang dilewati
kendaraan‐kendaraan umum. Kelebihan dari lokasi perancangan yaitu di
sekitar tapak terdapat banyak tanaman serta pohon yang dapat mengurangi
kebisingan. Berikut potensi dan hambatan tapak ditinjau dari besar dan arah
datangnya kebisingan :
Potensi

9
a) Tanaman eksisting yang dapat dipertahankan untuk menghalang
kebisingan.
b) Memaksimalkan pengaturan vegetasi dari arah datangnya bising.
c) Pemakaian bahan dan material yang dapat menyerap bising.
d) Penggunaan pagar sebagai penghalau kebisingan.
Hambatan
a) Kebisingan akibat macet karena berada di perempatan jalan.
b) Kebisingan akibat aktivitas sehari-hari karena memang berada pada
kawasan permukiman tinggi.
c) Potensi terganggu terhadap fungsi ruang yang memerlukan ketenangan.
5. Pencapaian dan Sirkulasi

Gambar III 8 Kondisi eksisting pencapaian dan sirkulasi


Sumber: Olah data 2020
Fasilitas sarana pada jarak sekian meter yang terdapat didaerah ialah :
a) RSUD Massenrempulu sekitar 350m ke arah selatan
b) Kantor dinas pendidikan dan kebudayaan Enrekang sekitar 200m ke
arah timur
c) Mesjid Agung Enrekang sekitar 400m ke arah utara
d) Kantor Bupati Enrekang sekitar 2500m ke arah selatan
e) Polres Enrekang sekitar 800m ke arah utara
f) Rumah jabatan bupati enrekang sekitar 500m ke arah utara
g) Lapangan batili sekitar 600m ke arah utara
Berikut potensi dan hambatan tapak ditinjau dari sirkulasi dan
pencapaiannya :
Potensi

10
a) Pencapaian ke lokasi tapak dari jalan arteri kota.
b) Dapat dicapai dengan angkutan umum.
c) Pencapaian ke dalam tapak dengan 2 jalan umum.
d) Jalan utama yaitu jalan 2 arah, memaksimalkan pencapaian ke tapak.
e) Rencana posisi bangunan di tengah memaksimalkan sirkulasi di dalam
tapak.
f) Menggunakan seluruh jalan sekitar sebagai sirkulasi keluar dan masuk.
g) Pengaturan sirkulasi dengan baik meminimalisir pemadatan kendaraan
di dalam dan yang akan masuk ke tapak.
Hambatan
a) Tapak berada pada perempatan jalan, sehingga intensitas macet tinggi.
b) Pencapaian kedalam tapak akan terganggu karena kemacetan.
c) Pemadatan sirkulasi ke dalam dan keluar tapak jika terjadi kemacetan
lalu lintas.
d) Tapak yang tidak begitu luas perlu pengaturan sirkulasi yang matang.
6. Vegetasi

Gambar III 8 Kondisi eksisting vegetasi


Sumber: Olah data 2020
Potensi
a) Tanaman eksisting yang dapat dipertahankan untuk menghalang
kebisingan.

11
D. Analisa Program Ruang

1. Benda, situs dan kawasan cagar budaya (Dinas dikbud Kab.enrekang, 2019)
yang ada di kab. Enrekang:
Bahan
Jenis/
No Nama situs Tempat Bentuk Fungsi Materia
Situs
l
01 02 03 04 05 06 07
I Kec. Anggeraja
Kuburan Tampo/ Sejarah Kuburan Kuburan Orang- Batu
1.
To'Bone Desa Tampo Batu orang bone

Manduk Tampo/ Purbakala Peti Kayu Tempat Batu


Tampo Desa Tampo Yang Penyimpana Kayu
2. Disimpan Di Mayat
Atas Batu
Manduk Manggugu/ Purbakala Peti Kayu Tempat Kayu
3.
Batu Desa Tampo Yang Penyimpana
Disimpan Mayat
Dalam
Lubang Batu
Kuburan Manggugu/ Purbakala Kuburan Kuburan Batu
4.
Allaq Desa Tampo Batu yang
Menyerupai
Pundak
Berundak
Manduk Belalang/ Purbakala Tempat Kayu
5.
Belajen Kel.Mataram Menyimpan
Mayat
Benteng Belalang/ Sejarah Bentuk Untuk Benteng Batu
6.
Pertahanan Kel.Mataram Susunan
Batu
Gumbang/T Malimongan/ Purbakala Gumbang/ Tempat Air Tanah
7.
empayan Desa Tempat Air
Pekalobean

12
Tapak Kaki Cakke II/ Purbakala Bekas Tapak Batu
8.
Kel.Lakawan Kaki Diatas
Batu
Manduk Cakke II/ Purbakala Peti Mayat Tempat Batu Batu
9. Ga'ci Kel.Lakawan Diatas Batu Kayu

Manduk Kotu Desa Purbakala Peti Mayat Tempat Batu Batu


10.
Buttu Banua Bamba Puang Diatas Batu Kayu

11. Pekuburan Kotu Desa Sejarah Pekuburan Pekuburan Batu


Massal Bamba Puang
Belanda
Kuburan Cendana/ Purbakala Kuburan Pekuburan Batu
12.
Dea Batu Desa Siambo Batu
Menyerupai
Punda
Berundak
Kuburan Siambo Sejarah Kuburan Pekuburan Batu
13.
P.Belopa Batu yang
Besar
14. Manduk Buntu Purbakala Gambar Tempat Batu
Batu Piak Galung/ Manusia Menyimpana
Batu Desa Siambo Pada Batu Mayat
Lagisang
15. Gambar Batu Noni Purbakala Gambar Batu
Orang Manusia
dengan Pada Batu
Warna
Merah di
Lo'ko Bulo
Manduk Batu Purbakala Peti Mayat Tempat Batu
16.
Batu Tempang/ Diatas Batu Menyimpan Kayu
Desa Saruran Mayat
Manduk Tontonan/ Purbakala Peti Mayat Tempat Batu
17.
Tontonan Kel.Tanete Diatas Batu Menyimpan Kayu
Mayat
Kuburan Kel. Tanete Sejarah Kuburan Pekuburan Batu
18.
Tua Tandi Batu Pejuang
Jalling Menyerupai
Punda
Berundak
Perkampung Kel. Tanete Purbakala
19.
an Tua
Parang Pasaran/ Sejarah Parang Sebagai Tanda Besi
20.
Kel.Tanete Pemiliknnya
Ketua Adat
21. Gajang Kel. Tanete Sejarah Badik Sebagai Tanda Besi
Pemiliknnya
Ketua Adat
II Kec. Alla
Kuburan Parendean/ Sejarah Kuburan Pekuburan Batu
22.
Kuno Buntu Desa Bolang Batu
Pandan
P.Alla

13
Kuburan Lintik/ Sejarah Kuburan Pekuburan Batu
23 Nene Lintik Desa Batu
Sumillan
Benteng Lintik/ Sejarah Batu Benteng Batu
24 Kambiolang Desa Bersusun di Pertahanan
Sumillan Pegunungan

Buntu Rajan Pana/ Sejarah Gunung Batu Tempat Batu


25
Desa Pana Pertahanan
Mandu To'Cemba/ Purbakala Peti Mayat Tempat Mayat Batu
26
Lo'ko Leak Desa Mata Diatas Batu Kayu
Allo
Kuburan To'Cemba/ Sejarah Kuburan Tempat Mayat Batu
27 Ne'Camban Desa Mata Batu Kayu
g Allo Menyerupai
Punda
Berundak
untuk
Raja/Pejuang
Pasanggarah Kalosi/ sejarah Rumah Untuk Tembo
28 an Kel.Kalosi Pertahanan k Kayu
Besi
III Kec. Baraka
Benda- Baraka Purbakala Batu Objek wisata Batu
29 benda Selatan
Pusaka
IV Kec. Buntu Batu
Tapak Panyura/ Sejarah Tapak Objek wisata Batu
Tangan Desa Tunjen Tangan
30
Berdarah Berdarah
Pada
Dinding Batu
V Kec. Bungin
31 Batu Puteh Betteng/ Budaya Berupa Batu Tempat Ziarah Batu
Ds.Tallang
Rilau
Benteng Purbakala Batu Pemukiman Batu
32
Pejuang To' Bersusun Jaman Purba
Jolo
33. To Masan Dante Durian/ Purbakala Telapak Kaki Batu
Desa Binatang
Barukang
Kuburan Banua/ Sejarah Kuburan Tempat Ziarah Batu
34.
To'Kanan Desa Bungin Tanah
Kapal Katabi/ Sejarah Kapal Perang Besi
35.
Peninggalan Desa Sawitto
Perang
Dunia II
Ra'bang Bulo I/ Budaya Kuburan Tempat Ziarah Batu
36.
Desa Bulo
Kuburu Bulo II/ Sejarah Kuburan Tempat Batu
37.
Sarre Desa Bulo Penguburan
Mandu Bulo I/ Purbakala Perahu Tempat Batu
38.
Desa Bulo Penguburan Kayu
VI Kec. Baroko

14
Benteng Dusun Alla/ Sejarah Susunan Benteng Batu
39.
Alla Desa Benteng Batu Pertahanan
Utara
Kuburan Dusun Alla/ Purbakala Peti Mayat Pekuburan Batu
40.
Liang Batu Desa Benteng Dimasukkan
Utara Kedalam
Lubang Batu
Baju To'jolo Tangsa/ Sejarah Baju Tanpa Digunakan Benang
41
Desa Benteng Jahitan untuk
Alla Peperangan
Makam To'Tallang/ Sejarah Kuburan Untuk Kuburan Batu
42.
Ne'Rano Desa Baroko Batu Keturunan Raja
Menyerupai
Pundan
Berundak
Manduk Buntu Dea/ Purbakala Peti Mayat Tempat Mayat Batu
43.
Batu Ds. Tongko Berbentuk Kayu
Lubang Batu
Tempat
Mayat
Manduk Redak/ Purbakala Peti Mayat Tempat Mayat Batu
44. Desa Benteng Diatas Batu Kayu
Alla
Liang Batu Redak/ Purbakala Lubang Batu Tempat Mayat Batu
45.
Buntu Desa Benteng Kayu
Ampang Alla
Redak/ Purbakala Lubang Batu Tempat Mayat Batu
46. Desa Benteng Kayu
Alla
Makam Tongko Sejarah Pekuburan Batu
47.
Mure Lo'ko
Gua Impian Tongko Purbakala Tempat Batu
48. Bongkok Persembunyian

Issong Batu Patongloan Purbakala Lesung dari Tempat Batu


49.
Buntu Alla Batu Tumbuk Padi
Permandian Patongloan Purbakala Air dari Tempat Mandi Batu
50.
Wai Bu'tu Gunung
Goa Lo'ko Tongko Purbakala Goa Batu
51.
Bue
Batu Piak Benteng Alla Purbakala Batu Batu
52.
Puang Utara
Ritangsa
Lo'ko Patongloan Purbakala Goa Tempat Batu
53.
Rabun Persembunyian

Bubun Patongloan Purbakala Batu Batu


54. Kombong
Bura
VII Kec. Cendana
Makam Pinang/ Sejarah Rumah Kayu Tempat Siarah Kayu
Puang Desa Pinang Dinding Keluarga Tembo
55.
Pinang Kaca k Besi
Emas

15
VIII Kec. Curio
Batu Nisan Curio/ Sejarah Batu Nisan Sebagai Tanda Batu
56.
Desa Curio Kerajaan

Kuburan Ra'pak/ Purbakala Kuburan Untuk Batu


57. Raja P. Desa Curio Batu Ketturunan Raja
Curio Menyerupai
Pundan
Berundak
Liang Minanga/ Purbakala Liang untuk Tempat Mayat Batu
58.
Ds. Pebolaran Peti Mati
Kuburan Minanga/ Sejarah Kuburan Kuburan Batu
59.
Tondok Ds. Pebolaran Batu
To'Bone

Pekuburan Sangtempe/ Purbakala Kuburan Kuburan Batu


60.
Buntu Desa Batu
Barang Pebolaran
IX Kec. Enrrekang
Makam Pudatte/ Purbakala Pekuburan Tempat Ziarah Batu
61. Puang Kel. Batu Nisan, Tembo
Enrekang Juppanndang Dg Rumah B k
Makam Pudatte/ Purbakala Makam dari Wisata Batu
62. Madea Batu Kel. Batu
Juppanndang
Makam Leoran/ Purbakala Sampan Wisata Ziarah Batu
63. Puang Kel. Leoran (erong)
Leoran
Benteng Lewaja/ Sejarah Benteng Benteng Batu
64. Londe- Kel. Lewaja Pertahanan
londe
Banua Tondon Purbakala Batu yang Benteng Batu
65.
Rata Pertahanan
Pandan Tondon Purbakala Biasa Tempat Ziarah Tanah
66. Lobo (Nene Batu
Kamaji)
Pandan Ranga/ Situs Adat Biasa Tempat Ziarah Tanah
67.
Lobo Desa Ranga
Rumah Adat Lembong/ Situs Adat Rumah Ritual Kayu
68. Lembong Desa Ranga Panggung Keagamaan
Aktifitas Adat
Makam P. Banua/ Purbakala Biasa Tempat Ziarah Tanah
69.
Timba Desa Ranga
Benteng Banua/ Sejarah Perbukitan Pertahanan Biasa
70.
Pertahanan Desa Ranga
Makam Tungka/ Sejarah Biasa Tempat Ziarah Tanah
71. Arung Desa Tungka
Tungka
Bentena Buttu Batu Sejarah Bukit Batu Benteng Batu
72.
Buttu Batu Terjal Pertahanan

Liang Kaluppini Purbakala Goa Tempat Makam Batu


73.
P.Palli P.Palli

16
74. Liang Randangan Sejarah Goa Tempat Batu
Pertemuan Persembunyian
Bungin
Randangan
X Kec. Maiwa
To' Limbung/ Purbakala Bentuk Tempat
75
Manurung Dusun Kompleks Mengadakan
La'Ceppage Limbung Pesta
Pua'ja Roa Tanete/ Purbakala Bentuk Guci Tempat Guci
76.
Desa Lebbani Upacara
La Loko Tanete/ Purbakala Batu Tempat Ziarah Batu
77. Desa Budaya
Lebbani
Masjid Tua Tanete/ Sejarah Masjid Tempat Ibadah
78.
Manyamba Desa Lebbani
Batu Pitu Tanete/ Adat Batu Mengadakan Batu
79.
Desa Lebbani Upacara Adat
Kuburan Battilan/ Sejarah Kuburan Tempat Ziarah Batu
80.
Lobo Desa Tapong Tanah
Tanah Battilan/ Sejarah Batu Tempat Batu
81.
Cellla Desa Tapong Pelantikan Raja

Kuburan Battilan/ Sejarah Kuburan Tempat Ziarah Batu


82.
Lampung Desa Tapong
Matindo Battilan/ Sejarah Kuburan Tempat Ziarah Batu
83.
Langgara'na Desa Tapong
Guci Cilallang/ Purbakala Guci/Kerami Bekal Kubur Tanah
84.
Desa Tapong k
Kuburan Kaluppang/ Budaya Kuburan Tempat Ziarah Batu
85.
Kua'ja Sarru Desa Puncak
Harapan
Kuburan Botto Lipang Budaya Kuburan Tempat Ziarah Batu
86.
Tuncung
Kuburan P. Kadappe/ Budaya Kuburan Tempat Ziarah Batu
87.
Pitu Desa Botto
Malagga
Buttu Awo Mata Kali/ Budaya Gunung Menceritakan Batu
88. Desa Sejarah Rumah
Mattajang

Wala-wala Jallarang/ Budaya Diatas Menceritakan Batu


89.
Desa Gunung Sejarah Rumah
Mattajang
Landatu Labale/ Purbakala Perahu Kuburan Kayu
90.
Desa Palakka
Kabo Tambobo/ Adat Batu Besar Nasar Batu
91.
Marassing Desa Pasang
Buttu Buttu Pasang/ Budaya Bukit di Tempat Ziarah Batu
92.
Pasang Desa Pasang Banguni Rumah
Rumah
Tanah Battaran/ Adat Unggukan Tempat Tanah
93.
Maupa Desa Baringin Tanah Pertemuan
Tokoh Adat
94. Kadundung/ Adat Kuburan Ziarah Batu

17
Kuburan Desa Baringin
Puata
Andulan
XI Kec. Malua
Kuburan Bassaran/ Purbakala Kuburan Pekuburan Batu
95. Tuttu Desa Dante Batu Leluhur
Mario
Parang Bassaran/ Sejarah Parang Senjata Besi
96. Desa Dante Bercapur Menghadapi Emas
Mario Emas Musuh

Kuburan Buntu Lamba/ Purbakala Kuburan Pekuburan Batu


97.
Maroangin Desa Bonto Batu Leluhur

Bubun Buntu Lamba/ Budaya Sumur Tua Tempat Batu


98. Rumbia Desa Bonto Pengambilan Tembo
Air k

Tombak Panadaran/ Sejarah Mata untuk Senjata Besi


99. (Doke Tallu Kel. Malua Tombak Perang
Boko)
100 Gua Bukit Locok/ Purbakala Manusia Manusi
. Marari Desa Tangru Kering a
(yang dalam Goa Kering
diperkirakan (Mum
berisi mi)
Mummi)
XII Kec. Masalle
101 Kuburan Barung/ Purbakala Peti Mayat Kuburan Orang Batu
. Batu Desa Dimasukkan Dulu
Rampunan Kedalam
Lubang Batu
102 Manduk Karunganga/ Purbakala Peti Mayat Tempat Mayat Batu
. Desa Mundan Diatas Batu Kayu

103 Tapak Kaki Buntu Tangla/ Purbakala Tapak Kaki Batu


. Diatas Batu Desa Mundan diatas Batu

Batu Berdiri Bianglola/ Sejarah Batu Berdiri Tempat Batu


104
Desa Batu Persembunyian
.
Ke'de
Tabel III 3 Benda, situs dan kawasan cagar budaya yang ada di kab. Enrekang
Sumber: Olah data 2020
2. Aktifitas dan Kebutuhan Ruang
Aktifitas
a) Aktifitas Utama
(1) Penyelenggaran pameran
Adalah aktifitas pameran yang meliputi pameran tetap (regular)
berupa pameran koleksi tetap museum.
(2) Penyampaian informasi

18
Aktifitas ini berupa penyapaian informasi secara lisan kepada
pengunjung, dilakukan oleh pihak museum
(3) Multimedia
Pemutaran film di ruang audiovisual dan penyediaan komputer
yang dapat di diakses oleh pengunjung secara interaktif.
b) Aktifitas Penunjang
(1) Kafe dan restoran
(2) Souvenir
(3) Toko buku
(4) Aktifitas Pengelolaan dan Pemeliharaan benda koleksi museum
(5) Aktifitas pengadaan barang koleksi
(6) Aktifitas identifikasi koleksi
(7) Klasifikasi koleksi
(8) Registrasi koleksi
(9) Katalogisasi koleksi
(10) Dokumentasi koleksi
(11) Aktifitas konservasi koleksi
(12) Perawatan benda-benda koleksi
(13) Pengawetan benda koleksi
(14) Pengamanan barang koleksi
(15) Aktifitas Manajemen Museum
(16) Pengelolaan museum
(17) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
(18) Perawatan Bangunan dan kebersihan
3. Kebutuhan Ruang
Kebutuhan ruang untuk fungsi bangunan museum dapat ditinjau dari
pelaku aktifitas yang akan menempati bangunan tersebut. Berikut tabel
kebutuhan ruang dengan fungsi bangunan sebagai museum :
Aktifitas Utama
Fungsi Pelaku Aktifitas Kebutuhan Ruang
Utama Aktifitas
01 02 03 04
Wisata Pengunjung Datang Entrance
Sejarah Parkir Area Parkir

19
Memasuki bangunan Entrance lobby
Registrasi pengunjung dan penitipan Administrasi
barang Ruang penitipan
barang
Melihat koleksi museum Ruang pameran
Mengikuti seminar Ruang auditorium
Makan/minum Foodcourt
Sholat Mushollah
Membersihkan diri Lavatory
Pameran Pengunjung Registrasi Administrasi
Melihat pameran Ruang Pameran
Pengelola Datang Entrance
Parkir Area parkir
Memasuki bangunan Entrance lobby
Melakukan Persiapan R.perlengkapan
R.pameran
Istrahat R.pengelola
Makan/Minum Foodcourt
Sholat Mushollah
Membersihkan diri Lavatory
Tabel III 4 Analisa pelaku aktifitas utama museum
Sumber: Olah data 2020
Aktifitas Penunjang
Fungsi Utama Pelaku Aktifitas Kebutuhan Ruang
Aktifitas
01 02 03 04
Mencari literature Pengunjung Datang Entrance
Pengelola Parkir Area parkir
Memasuki bangunan Entrance lobby
Menitipkan barang Tempat penitipan barang
Membaca buku Ruang perpustakaan
Mencari informasi Ruang informasi
buku perpustakaan
Fotocopy buku Ruang Fotocopy
Makan/minum Foodcourt
Sholat Mushollah
Membersihkan diri Lavatori
Seminar dan Pengunjung Datang Entrance
pertemuan pengelola Parkir Area parkir
Memasuki bangunan Entrance lobby
Melakukan persiapan Ruang persiapan
Menghadiri acara Ruang auditorium
Mencari informasi Ruang informasi
Makan/minum Foodcourt
Sholat Mushollah
Membersihkan diri Lavatory
Hiburan, istrahat Pengunjung Datang Entrance
Pengelola Parkir Area parkir
Memasuki bangunan Entrance Lobby
Makan/minum Foodcourt
R.Pengelola
Dapur
Istirahat Foodcourt
Taman
Membersihkan diri Lavatory

20
Layanan umum Pengunjung Membeli buku Toko buku
Pengelola Membeli souvenir Toko souvenir
Perbankan Atm centre
Sholat Mushollah
Membersihkan diri Lavatory
Tabel III 5 Analisa pelaku aktifitas penunjang museum
Sumber: Olah data 2020
Aktifitas Pengelola
Fungsi Utama Pelaku Aktifitas Aktifitas Kebutuhan
Ruang
01 02 03 04
Pengelolaan Kepala museum Datang Entrance
museum Parkir Area parkir
Memasuki bangunan Entrance lobby
Bekerja Ruang kerja
Menerima tamu Lobby kantor
Makan/minum Foodcourt
Sholat Mushollah
Membersihkan diri Km/wc
Wakil kepala museum Datang Entrance
Parkir Area parkir
Memasuki bangunan Entrance lobby
Bekerja Ruang kerja
Menerima tamu Lobby kantor
Makan/minum Foodcourt
Sholat Mushollah
Membersihkan diri Km/wc
Sekertasi dan Staff Datang Entrance
museum Parkir Area parkir
Memasuki bangunan Entrance lobby
Bekerja Ruang kerja
Menerima tamu Lobby kantor
Makan/minum Foodcourt
Sholat Mushollah
Membersihkan diri Km/wc
Tabel III 6 Analisa pelaku aktifitas pengelola museum
Sumber: Olah data 2020
Aktifitas Servis
Fungsi Utama Pelaku Aktifitas Aktifitas Kebutuhan Ruang
01 02 03 04
Keamanan Security Menjaga keamanan Pos jaga
Membersihkan diri Km/wc
Kebersihan Cleaning servis Menjaga kebersihan museum Ruang janitor
Ruang pantry

Membersihkan diri Km/wc


Layanan utilitas Staf teknisi Maintenance Ruang staff teknisi
Ruang ME
Ruang Incenator
Ruang AHU
Ruang Genset
Ruang CCTV
Ruang Panel
Shaft sampah
Parkir Pengunjung Memarkir kendaraan Area Parkir

21
Pengelola
Tabel III 7 Analisa pelaku aktifitas servis museum
Sumber: Olah data 2020
4. Besaran Ruang
Analisis besaran ruang untuk perancangan “museum etnik
massenrempulu” dibuat dengan mengambil program ruang yang telah dibuat
sebelumnya dengan menambahkan jumlah ruang, kapasitas ruang dan standar
ruang yang di ambil dari berbagai sumber seperti:
Studi pustaka :
a) Data Arsitek Jilid 1, Ernst Neufert ( DA1 )
b) Data Arsitek Jilid 2, Ernst Neufert ( DA2 )
c) Time-Saver Standards For Interior Design And Space Planning, Joseph
De Chiara ; Julius Panero dan Martin Zelnik. ( TS )
Studi Preseden ( SP )
Asumsi ( A )
Adapun besaran ruang yang di butuhkan pada bangunan yaitu :
Nama Ruang Jml. Kapasitas Standar Luas Sumber
(m²) (m²)
01 02 03 04 05 06
Fungsi Utama
Ruang Exhibisi
Ruang pamer tetap 1 104 koleksi 3-5 m² / koleksi 1000 m² DA2
Ruang pamer kontemporer 1 50 koleksi 3-5 m² / koleksi 300 m² DA2
Auditorium 1 150 Orang 1.5 m²/Org 225 m² DA2
Total 1525 m²
Ruang Pengelola
Resepsionis 1 2 Org 1.8 m² 3.25 m² TS
Ruang tunggu 1 5 Org 3.15x4.2 m 13.23 m² TS
Ruang kepala museum 1 1 Org 9.3 m²/org 9.3 m² DA2
Ruang wakil kepala museum 1 1 Org 9.3 m²/org 9.3 m² DA2
Ruang sekretaris 1 1 Org 6.7 m²/org 6.7 m² DA2
Ruang rapat 1 11 Org 2 m²/org 22 m² DA2
Ruang arsip 1 3 Org 10 m² 10 m² DA2
Ruang staff 1 15 Org 2m²/org 30 m² DA2
Ruang tamu 1 6-8 Org 3.75x4.8 m 18 m² TS
pantri 1 1 Deret 3x1,8 m 6 m² DA2
Total 127.51 m²
Konvensi
Ruang meeting 1 50 Org 2 m²/Org 100 m²
Hall atau plaza 1 500 Org 0.39 m²/Org 195 m²
Luas tolal 295 m²
Komersial
Toko buku 1 50 Org 3.12 m²/Org 156 m² DA2
Perpustakaan 1 25 Org 3.12 m²/Org 156 m² DA2
Total 312 m²
Fungsi pendukung

22
ATM Center
Mesin ATM 10 Atm 0.5 m²/atm 2.5 m² A
Sirkulasi 40% 1.3 m² A
Total 3.8 m²
Mushollah
Ruang sholat 1 20 Org 0.96 m² 19.2 m² A
Tempat wudhu 2 10 Org 0.77 m²/org 15.4 m² A
Toilet 2 5 wc 3.15x4.25m 26.78 m² DA2
Total 61.38 m²
Toilet Umum
Fungsi kantor
Toilet pria 1 8 m² 8 m² DA2
Toilet wanita 1 4 m² 8 m² DA2
Fungsi Konvensi
Toilet pria 1 2x8 m² 16 m² DA2
Toilet wanita 1 2x3,45 m² 6.9 m² DA2
Fungsi Komersial
Toilet pria 1 8 m² 8 m² DA2
Toilet wanita 1 3,45 m² 3,45 m² DA2
Total 50.35 m²
Cafe & Resto
Ruang Makan 1 25 meja 1.85x1.5 m² 69.38 m² DA2
Dapur 1 100-200 porsi 30 m² 30 m² DA2
Lavatory 1 3wc 14.18 m² 14.18 m² DA2
Total 113.56 m²
Ruang Cleaning service
Ruang Istrahat 1 6 Org 2 m²/org 12 m² DA2
Ruang Loker 2 3 Org 0.6 m²/org 1.8 m² DA2
Gudang 2 4 m² 8 m² A
Total 21.8 m²
Ruang Utilitas
Ruang shaft 4 3x5 m 60 m² A
Ruang control 1 5x5 m 25 m² A
Ruang panel 1 2x2 m 4 m² A
Ruang keamanan 1 4x6 m 24 m² A
Ruang pompa 1 3,5x5 m 17.5 m² A
Ground tank 1 2x3x2 m 18 m³ A
Reservoir atas 1 6x1 m 6 m³ A
Total 154.5 m²
Luas Total bangunan 2369.9 m²
Area Parkir
Mobil Umum 1 300 mobil 2.3x5m 3450m² DA2
Sirkulasi 30% 1479m²
Total 4929 m²
Mobil Khusus 1 100 mobil 23x5m 1150 m² DA2
Sirkulasi 30% 493 m²
Total 1643 m²
Parkiran Motor 1 600 motor 1x25m 1500 m² DA2
Sirkulasi 30% 643 m²
Total 2143 m²
Pos jaga 1 1org 1.5x1.5m 2.25 m² A
Total 2.25 m²
Luas total area parkir 8749.3 m²
Tabel III 7 Analisa kebutuhan ruang museum
Sumber: Olah data 2020

23
E. Analisis Hubungan Ruang

Setelah menentukan kebutuhan ruang dan besaran masing-masing ruang,


tahapan selanjutnya adalah menentukan hubungan ruang. Analisis hubungan
ruang ditentukan oleh kedekatan ruang berdasarkan alur kegiatan pelaku dan
fungsi kegiatan tersebut. Hubungan ruang dibedakan menurut jenis kegiatannya.
Berikut ini hubungan ruang secara mikro kemudian hubungan secara makro
yang sudah gabung menjadi satu kesatuan.
1. Hubungan Ruang Secara Mikro
Buble Diagram Ruang Exhibisi

Diagram III 1 Hubungan ruang exhibisi


Sumber: Olah data 2020

Ruang Pengelola

24
Diagram III 2 Hubungan ruang pengelola
Sumber: Olah data 2020

Ruang Konvensi

Diagram III 3 Hubungan ruang pengelola


Sumber: Olah data 2020

Ruang Komersil

25
Diagram III 4 Hubungan ruang komersil
Sumber: Olah data 2020

Ruang Servis

26
Diagram III 5 Hubungan ruang servis
Sumber: Olah data 2020

Parkir

Diagram III 6 Hubungan ruang area parkir


Sumber: Olah data 2020

Utilitas

Diagram III 7 Hubungan ruang utilitas

27
Sumber: Olah data 2020
Hubungan Ruang secara Makro

Diagram III 8 Hubungan ruang secara makro


Sumber: Olah data 2020

F. Filosofi Bentuk

Konsep bentuk sangat berpengaruh dalam melakukan perancangan museum


ini dimana bentuk dan karakter bangunan akan mempengaruhi nilai jual pada
banguna tersebut. Konsep bentuk yang di terapkan kedalam perancangan
museum ini lebih mengarah ke bentuk gunung nona, sebagaimana gunung nona
merupakan salah satu ikon yang paling dikenal di Kab. Enrekang.

28
Gambar III 9 Konsep bentuk
Sumber: Olah data 2020

G. Analisis Pendukung & Kelengkapan Bangunan

Analisis ini dilakukan untuk menentukan sistem pendukung & kelengkapan


terhadap bangunan yang digunakan perancangan “Museum Etnik
Massenrempulu” ini. Adapun analisis terhadap pendukung dan kelengkapan
bangunan ditinjau dari beberapa aspek dan dijabarkan kedalam beberapa poin,
seperti:
1. Sistem Struktur Bangunan
Struktur bawah (sub-structure)
Kondisi tanah pada tapak merupakan tanah padsolik coklat sehingga
pemilihan jenis pondasi yang di gunakan adalah pondasi sumuran dan
pondasi dengan sistem menerus (batu kali) dan sistem titik (foot plate).
Pemilihan jenis pondasi disebabkan oleh jenis bangunan, ketinggian
bangunan berlantai satu hingga dua dengan kondisi tanah yang terbilang
agak datar. Pada bangunan barlantai satu, pondasi yang digunakan adalah
ponadasi batu kali dengan sistem menerus, sedangkan pada masa
banguann berlantai dua, pondasi menggunakan pondasi batu kali dengan
foot plate karena bangunan merupakan bangunan dengan jumlah lantai
rancana lantai dua.

29
Gambar III 10 Pondasi batu kali
Sumber: Olah data 2020

Gambar III 11 Pondasi sumuran


Sumber: Olah data 2020

Struktur tengah (middle structure)


Pemilihan struktur pada bagian tengah yang menjadi penopang dan
penyalur beban dari atas ke bawah adalah dengan menggunakan kolom
beton, balok beton, serta plat beton untuk area yang mestinya memerlukan
pada desain rancangan.

30
Gambar III 12 ilustrasi struktur tengah bangunan
Sumber: Olah data 2020

Struktur atas (upper structure)


Bentuk atap berpengaruh terhadap keindahan suatu bangunan dan
pemilihan tipe atap hendaknya disesuaikan dengan iklim setempat serta
bentuk bangunan yang akan dirancang. Berdasarkan Up structure
pertimbangan bentuk atap segitiga dan pertimbangan memasukkan cahaya
alami kedalam bangunan maka, penerapan desain yang dilipih
menggunakan space frame.

Gambar III 13 struktur space frame


Sumber: Olah data 2020

31
2. Analisis penggunaan material
Analisis terhadap penggunaan material pada bangunan dilakukan untuk
mengtahui jenis material yang cocok digunakan dalam perancangan
“Museum Etnik Massenrempulu”. Adapun analisis terhadap pemilihan jenis
material yang digunakan berdasarakan tablel berikut
Element arsitektur Material Pertimbangan
pemilihan
Material pengisis Pengisi dinding Bata ringan Dengan ukurannya
dinding struktur yang jauh lebih
besar dari pada bata
biasa mampu
menyelesaikan
pekerjaan secara
cepat, material yang
ringan sehingga
tidak mengurangi
beban tambahan
pada bangunan
Pengisis dinding Kaca double glass Untuk menghindari
arsitektur kebisingan yang
diterima dari luar
bangunan ke dalam
bangunan serta
dapat memuaikan
panas matahari
sehingga tidak
menerima panas
yang berlebih.
Material double Double skin fasade Besi hollow Sebagai bentuk
skin fasade pemanfaatan cahaya
matahari bagi
bangunan. Selain itu
juga untuk
menghindari
banyaknya panas
yang akan diterima
oleh bangunan.
Material lantai Lantai Keramik
Dengan pemilihan
banyak warna dan
jenis yang dapat
dikondisikan
dengan pengolahan
ruang dala
Material penutup Plafond Gypsum board Dapat dipasang
plafon dengan memakai
rangka kayu dan
besi hollow dan
sangat mudah
ditemukan di
pasaran.
Tabel III 8 Aplikasi material
Sumber: Olah data 2020

32
3. Sistem Utilitas
Perlengkapan bangunan agar maksimal dalam fungsi serta lebih mampu
menerapkan aplikasi ramah lingkungan. Aplikasi-aplikasi perlengkapan
bangunan yang akan digunakan dapat dilihat pada tabel berikut :
No Utilitas Aplikasi Keterangan

1 Sistem air bersih

2 Sistem air kotor

3 Sistem pencegah kebakaran

sprinkle dan jalur kerja ex sprinkle

Hydrant dan hydrant box


4 Sistem pembangkit listrik

System penyaluran tenaga listrik

Mekanisme penerapan sistem jaringan listrik


5 Sistem keamanan

Mekanisme system cctv

33
cctv
6 Sistem Jaringan internet

Mekanisme system jaringan internet


7 Sistem telepon

Mekanisme system telpon


Tabel III 9 Aplikasi utilitas
Sumber: Olah data 2020

34
BAB IV
PENDEKATAN DESAIN PERANCANGAN

A. Gagasan Pengolahan Tapak

Pengolahan tapak dilakukan untuk mendapatkan konsep desain tapak dengan


mengintegrasikan kondisi eksisting dengan memasukkan bubble diagram yang
telah dibuat sebelumnya dan di tata di dalam tapak sehingga dapat memunculkan
beberapa alternatif yang akan dipadukan untuk mendapatkan hasil akhir yang
terbaik.
1. Gagasan pengolahan tapak

Gambar IV 1 Pengolahan tapak berdasarkan eksisiting tapak


Sumber: Olah data 2020

35
Gagasan pengolahan terhadap tapak didapatkan dari hasil analisis yang
telah dilakukan dengan menggunakan beberapa dasar kriteria-kriteria yang
sesuai dengan keperluan penggunanan tapak berdasarkan gambar IV.1 diatas.

Gambar IV 2 Pengolahan zoning tapak


Sumber: Olah data 2020

Gagasan pengolahan tapak berdasarkan hasil analisis tapak didapatkan


pembagian zoning untuk area setiap jenis kegiatan (Gambar IV.2) dengan
memperhatikan tingkat privasi jenis kegiatan yang ada. Pembagian zoning
pada tapak akan memberikan ruang dan batas (teritori) yang jelas bagi setiap
pengguna kegiatan dalam berartivitas.
2. Gagasan pengolahan tapak berdasarkan kelompok kegiatan bangunan
Hasil olah tapak kemudian menghasilkan ide-ide gagasan yang dijelaskan
seperti pada gambar IV.1 diatas. Dengan luasan lahan sekitar ±0.5 Ha,
didapatkan beberapa ide desain dengan menggunakan beberapa macam
vegetasi dalam tapak hingga pembagian zoning yang ada pada tapak. Adapun
zoning yang dilakukan berdasarkan pada sifat dan tingkat privasi ruang pada
bangunan.
Kebutuhan ruang untuk fungsi bangunan dapat ditinjau dari pelaku
kegiatan yang akan menempati bangunan tersebut. Berikut tabel kebutuhan
ruang dengan fungsi bangunan sebagai pusat desain :

36
Gambar IV 3 Pengolahan tapak berdasarkan kelompok kegiatan
Sumber: Olah data 2020
Pembagian zoning yang telah didapatkan dari hasil analisis yang dilakukan
terhadap tapak kemudian di kolaborasikan dengan kebutuhan-kebutuhan
ruang yang telah didapatkan dari hasil analisis kebutuhan ruang dan
digabungkan berdasarkan sifat dan privasi ruang yang telah dianalisis
sebelumnya. Adapun pembagian zoning ruangan dibagi berdasarkan tingkat
privasi ruang-ruang yang ada berdasarkan gambar IV. 2 diatas. Adapun
pembagian ruangan berdasarkan zoning sebagai berikut.

37
Gambar IV 4 Pengolahan jenis ruang bangunan berdasarkan kelompok kegiatan
Sumber: Olah data 2020

B. Gagasan pengolahan bentuk

Tujuan dalam perancangan bentuk bangunan yaitu untuk menghasilkan


bentuk yang sesuai fungsi bangunan sehingga dapat menjadi respon desain.
Dalam proses desain fisik penerapan bentuk dasar akan dihubungkan
dihubungkan dengan konsep arsitektur yang akan diterapkan, kemudian
dilakukan transformasi bentuk dengan metode penambahan atau pengurangan
bentuk. Adapun transformasi bentuk yang digunakan dapat dilihat
berdasarkan gambar IV.5 berikut.

Gambar IV 5 Transformasi bentuk bangunan


Sumber: Olah data 2020

38
C. Gagasan Desain

Berdasarkan hasil dari penggabungan bebarapa gagasan di atas yang


memunculkan gagasan pra desain sebagai berikut (Gambar IV.6)

Gambar IV 6 Gagasan pra desain


Sumber: Olah data 2020

39

Anda mungkin juga menyukai