Kabupaten Pulau Morotai mempumyai luas wilayah 4.301,53 Km 2, dengan luas daratan
seluas 2.314,90 Km2 dan luas wilayah laut sejauh 4 mil seluas 1.970,93 Km 2. Panjang garis
pantai 311.217 Km. Jumlah pulau-pulau kecil yang terdapat di Kabupaten Pulau Morotai
berjumlah 33 pulau dengan rincian pulau yang berpenghuni berjumlah 7 pulau dan yang tidak
berpenghuni berjumlah 26 pulau.
Iklim
Kabupaten Pulau Morotai dipengaruhi oleh iklim laut tropis yang terdiri atas tiga musim,
yaitu:
Musim hujan pada bulan November sampai dengan Februari
Musim kemarau pada bulan April sampai dengan bulan Oktober
Musim pancaroba pada bulan Maret dan Oktober
Adapun curah hujan di wilayah Kabupaten Pulau Morotai berkisar antara 1.500-2000
mm per tahun.Curah hujan terendah (1.500-2.000 mm per tahun) dapat dijumpai di
sebagian besar kecamatan. Menurut klasifikasi Oldeman termasuk tipe Dl (4 bulan
basah berturutan dan 1 bulan kering).
Kondisi Topografi
Wilayah Kabupaten Pulau Morotai berada pada ketinggian 0-1000 m di atas permukaan
laut yang meliputi wilayah datar, berombak, berbukit-bergelombang, curam dan terjal.
Berdasarkan peta land sistem (RePPPRot, Tahun 1999), (51,7 %) merupakan wilayah dengan
bentukan wilayah curam (40-60 %), sedangkan wilayah datar relatif kecil (9,27 %).
1
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PULAU MOROTAI
Kabupaten Pulau Morotai memiliki 7 (Tujuh) Daerah Aliran Sungai (DAS) yang dapat dilihat
pada Tabel 2.1 dan Peta DAS berikut :
Gambar 2.1. Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) Kabupaten Pulau Morotai
Administratif
2
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PULAU MOROTAI
Secara Administrasi Pulau Morotai sejak Tahun 2002 masuk kedalam wilayah
Pemerintahan Kabupaten Halmahera Utara yang beribukota di Tobelo, hal ini berdasarkan
persetujuan DPRD Kabupaten Maluku Utara dengan surat ketetapan nomor :
188.4/06/DPRD/MU/2002 tanggal 15 Februari 2002. Berdasarkan UU Nomor 53 tahun 2008,
Kabupaten Pulau Morotai memisahkan diri dari Kabupaten Halmahera Utara menjadi Daerah
Otonom baru yang terbagi dalam 5 (lima) kecamatan dan 64 (Enam Puluh Empat) Desa
sedangkan pada tahun 2013 terjadi penambahan jumlah Desa dari hasil pemekaran sebanyak
24 (Dua Puluh Empat) Desa sehingga total Desa pada saat penyusunan Buku Putih Sanitasi
ini adalah sebanyak 88 (Delapan Puluh Delapan) Desa.
Luas Wilayah
Jumlah
Nama Kecamatan Kelurahan Administrasi Terbangun
/Desa (%) thd (%) thd
(Ha) (Ha)
total total
Kecamatan Morotai Selatan 25 Desa 36,310 15,69 1,809 25.70
3
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PULAU MOROTAI
2.2 Demografi
4
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PULAU MOROTAI
Morotai Timur 8.611 9.450 10.049 2.151 2.330 2.506 12,72 8,39 5,99 0,24 0,26 0,28
Morotai Selatan Barat 9.862 12.421 13.575 2.829 3.458 3.894 27,4 25,59 11,54 0,13 0,17 0,18
Morotai Utara 7.957 9.507 10.562 2.133 2.462 2.696 6,58 15,5 10,55 0,17 0,21 0,23
Morotai Jaya 7.167 8.184 8.972 1.801 1.982 2.200 4,45 10,17 7,88 0,17 0,20 0,22
Sumber : BPS, DISDUKCAPIL, Diolah POKJA
Tabel 2.4. Jumlah penduduk saat ini dan proyeksi untuk 5 tahun
Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan Kepadatan Penduduk (org/H
Nama Kecamatan Tahun Tahun Tahun Tahun
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017
Morotai Selatan 27,823 28,296 56,592 84,888 113,184 6,956 7,074 14,149 21,223 28,297 21,53 21.9 43.79 65.69 87.58 15 16 31 47
Morotai Timur 10.298 10,473 20,946 31,419 41,892 2,572 2,616 5,231 7,847 10,463 2,49 2.53 5.06 7.60 10.13 7 7 14 21
Morotai Selatan Barat 14.298 14,541 29,082 43,623 58,164 3,575 3,636 7,272 10,907 14,543 7,23 7.35 14.71 22.06 29.41 7 7 15 22
Morotai Utara 10.849 11,003 22,067 33,100 44,134 2,712 2,758 5,516 8,274 11,032 2,87 2.92 5.84 8.76 11.68 11 12 23 35
Morotai Jaya 9.126 9,281 18,562 27,843 37,125 2,282 2,321 4,642 6,962 9,283 1,54 1.57 3.13 4.70 6.26 11 11 23 34
Sumber : BPS, DISDUKCAPIL, Diolah POKJA
5
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PULAU MOROTAI
Hasil survey keuangan di Kabupaten Pulau Morotai yang dilakukan pada beberapa SKPD
terkait pembangunan sanitasi yaitu ; Badan Perencanaan pembangunan Daerah, Dinas Pekerjaan
Umum dan Tata Kota, Dinas Kesehatan, Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah dan
Dinas PPKAD Kabupaten Pulau Morotai.
Aspek-aspek yang dibahas dalam survey dan studi APBD Kabupaten Pulau Morotai adalah;
Aspek Kelembagaan, Aspek prioritas pendanaan, pekembangan pendapatan dan belanja daerah,
besaran pendanaan sanitasi per tahun, besaran pendapatan dari layanan sanitasi, dan besaran
pendanaan sanitasi per kapita.
Dari hasil survey tersebut dapat disajikan Anggaran Pendapatan Daerah Kabupaten Pulau
Morotai pada kurun waktu 2010-2014 dan Belanja Modal Sanitas dapat dilihat pada table berikut :
6
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PULAU MOROTAI
Tabel 2.5. Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2010 - 2014
Tahun Rata2
No Realisasi Anggaran
2010 2011 2012 2013 2014 pertumbuhan
A Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3) 185,533,644,886 293,973,535,586 365,325,074,697 468,813,407,547 492,860,153,555
a.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 2,285,081,250 1,773,026,550 5,207,232,300 8,925,475,000 24,339,631,107
a.1.1 Pajak daerah 478,435,000 378,435,000 3,074,288,800 2,003,125,000 4,049,225,000
a.1.2 Retribusi daerah 706,646,250 513,246,250 817,773,000 1,242,350,000 1,259,850,000
Hasil pengolahan kekayaan daerah yang
a.1.3 - - - - -
dipisahkan
a.1.4 Lain-lain pendapatan daerah yang sah 1,100,000,000 881,345,300 1,315,170,500 5,650,000,000 19,030,556,107
a.2 Dana Perimbangan (Transfer) 135,839,184,036 281,433,269,036 329,552,245,397 428,857,901,523 37,499,578,424
a.2.1 Dana bagi hasil 31,501,269,036 25,001,269,036 20,835,825,397 32,258,411,524 26,851,614,424
a.2.2 Dana alokasi umum 77,435,015,000 203,960,000,000 241,796,020,000 312,486,619,999 323,758,154,000
a.2.3 Dana alokasi khusus 26,902,900,000 52,472,000,000 66,920,400,000 84,112,870,000 86,889,810,000
a.3 Lain-lain Pendapatan yang Sah 47,409,379,600 10,767,240,000 30,565,597,000 31,030,031,024 31,020,944,024
a.3.1 Hibah 4,800,000,000 10,500,000,000 12,505,000,000 22,400,000,000 17,000,000,000
a.3.2 Dana darurat - - - - -
Dana bagi hasil pajak dari provinsi
a.3.3 267,240,000 267,240,000 1,201,240,000 3,054,350,000 4,853,350,000
kepada kab./kota
Dana penyesuaian dan dana otonomi
a.3.4 34,842,136,600 - 2,109,357,000 5,575,681,024 9,167,594,024
khusus
Bantuan keuangan dari
a.3.5 7,500,000,000 - 14,750,000,000 - -
provinsi/pemerintah daerah lainnya
B Belanja (b1 + b.2) 176,446,159,047 301,619,373,379 399,856,074,722 494,788,593,940 525,196,462,522
b.1 Belanja Tidak Langsung 53,558,796,647 98,971,849,639 131,653,246,296 134,968,911,372 223,077,771,212
b.1.1 Belanja pegawai 37,718,826,647 69,426,849,639 92,578,246,296 100,923,911,371 118,212,575,717
b.1.2 Bunga - - - - -
b.1.3 Subsidi - 1,000,000,000 4,000,000,000 1,500,000,000 -
b.1.4 Hibah 4,250,000,000 9,900,000,000 12,505,000,000 17,060,000,000 6,820,000,000
7
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PULAU MOROTAI
Tabel 2.6. Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2010 - 2014
Tahun Rata2
No SKPD
2010 2011 2012 2013 2014 pertumbuhan
1 PU & Tata Kota
8
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PULAU MOROTAI
1.a Investasi
1.b operasional/pemeliharaan (OM)
2 BAPEDALDA
2.a Investasi - 755,795,000 103,320,000 150,000,000
2.b operasional/pemeliharaan (OM) - - -
3 DINKES
3.a Investasi 350,000,000 900,000,000
3.b operasional/pemeliharaan (OM)
4 BAPPEDA
4.a Investasi
4.b operasional/pemeliharaan (OM)
11 Belanja Langsung
Proporsi Belanja Sanitasi Belanja
12 Langsung(8/11)
13 Proporsi Investasi Sanitasi Total
Belanja Sanitasi (9/8)
14 Proporsi OM Sanitasi Total
Belanja Sanitasi (10/8)
Sumber : Realisasi APBD tahun 2010 - 2014, diolah Pokja
Keterangan :investasi termasuk di dalamnya pembangunan sarana prasarana, pengadaan lahan, pelatihan, koordinasi, advokasi, kampanye dan studi-studi
yang terkait dengan sanitasi.
Tabel 2.7. Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2010 - 2014
Belanja Sanitasi (Rp.) Rata-rata
No Uraian
2010 2011 2012 2013 2014 Pertumbuhan
Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1.3 + 9.694.232.000 6.513.295.760 4.908.083.032
1 3.761.290.000 3.873.972.000 4%
1.4 )
9
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PULAU MOROTAI
1.1 Air Limbah Domestik 614.760.000 901.600.000 5.334.469.000 2.441.936.000 2.430.678.800 161 %
1.2 Sampah rumah tangga - 972.372.000 1.528.770.000 1.849.600.000 2.058.600.000 22 %
1.3 Drainase perkotaan 3.146.530.000 2.000.000.000 2.492.593.000 2.221.759.760 181.804.232 - 29 %
1.4 PHBS - - 338.400.000 - 237.000.000 - 25 %
2 Dana Alokasi Khusus ( 2.1 + 2.2 + 2.3 ) - - 2.247.300.000 2.289.610.000 3.945.270.000 78 %
2.1 DAK Sanitasi - - 686.190.000 911.760.000 2.212.120.000 44 %
2.2 DAK Lingkungan Hidup - - 1,561,110,000 1,377,850,000 1.733.150.000 4%
2.3 DAK Perumahan dan Permukiman - - - - - -
3 Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi - - - - - -
Bantuan Keuangan Provinsi untuk
4 - - - - - -
Sanitasi
Belanja APBD murni untuk Sanitasi (1-2-3) 3.761.290.000 3.873.972.000 7.446.932.000 4.223.685.768 962.813.032 -1%
130.190.164.40 268.256.828.42 359.819.682.56 302.118.691.31
Total Belanja Langsung 202.647.523.740 3%
0 6 8 0
% APBD murni terhadap Belanja Langsung 2.89 1.91 2.78 1.17 0.32 2%
Sumber : DPPKAD Kab. Pulau Morotai dan Diolah Pokja
Tabel 2.8. Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2010 - 2014
Tahun
No Deskripsi Rata-rata
2010 2011 2012 2013 2014
Total Belanja Sanitasi
1 3.761.290.000 3.873.972.000 11.941.532.000 8.802.905.760 8.853.353.032 6.196.211.206
Kabupaten/Kota
2 Jumlah Penduduk 44.200 53.598 62.739 68.828 72.394 60.338
Belanja Sanitasi Perkapita (1 / 2) 85.097 72.278 190.337 127.897 122.294 101.392
Sumber: Realisasi APBD dan Diolah Pokja
Tabel 2.9. Realisasi dan Potensi retribusi Sanitasi per Kapita
Retribusi Sanitasi Tahun (Rp) Pertumbuha
No SKPD
2010 2011 2012 2013 2014 n (%)
1 Retribusi Air Limbah
10
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PULAU MOROTAI
Tabel 2.10 Tabel Peta Perekonomian Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2010 - 2013
Tahun
No Deskripsi
2010 2011 2012 2013
11
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PULAU MOROTAI
3. RTRW kabupaten perlu ditindaklanjuti ke dalam rencana yang lebih terperinci. Kebijakan
ini bertujuan untuk merinci arahan pemanfaatan ruang yang tertuang dalam RTRW
kabupaten.
4. RTRW Kabupaten wajib menyelaraskan dengan subtansi RTRWP. Kebijakan ini bertujuan
untuk mewujudkan keterpaduan dan keterkaitan perencanaan tata ruang antara provinsi
dengan Kabupaten dan antar Kabupaten.
12
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PULAU MOROTAI
13
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PULAU MOROTAI
Melihat potensi bencana alam yang ada di kabupaten ini, maka kawasan pesisir
merupakan kawasan utama yang perlu mendapat perhatian karena pada wilayah ini terdapat
banyak permukiman yang rentan terhadap tsunami, sedangkan luasan dari masing-masing
bahaya disajikan pada Tabel 2.9. Dari tabel tersebut terlihat bahwa daerah bahaya tsunami
relatif kecil, yaitu kirang dari 4 % dari luas total kabupaten, namun demikian resiko bencana di
14
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PULAU MOROTAI
kabupaten ini cukup besar karena banyak permukiman berada pada daerah bahaya tsunami
tersebut.
Adapun untuk bahaya gempa bumi sangat sulit ditentukan wilayahnya disebabkan oleh
getaran gelombang transversal yang dihasilkan oleh gempa menjalar ke seluruh kulit bumi di
wilayah kabupaten. Namun demikian goncangan permukaan bumi yang dihasilkan berbeda-
beda tergantung pada jenis material batuan yang dilalui. Batuan tipe klastik umumnya
mengalami goncangan yang lebih besar daripada batuan masif sehingga sangat berpengaruh
terhadap bangunan yang ada di atasnya. Dalam kaitannya dengan bahaya bencana gempa
ini, maka wilayah yang mempunyai batuan tipe alluvium akan menjadi wilayah yang paling
rawan dibandingkan dengan tipe batuan yang lain. Berdasarkan hal tersebut maka persebaran
daerah bahaya gempa bumi ini dapat dilihat pada Tabel 4.3. Dari tabel tersebut terlihat bahwa
daerah yang paling rawan hanya menempati luasan hampir 10 % dari total luas kabupaten.
Meskipun angka ini cukup kecil, namun hampir seluruh daerah permukiman dibangun di atas
daerah bahaya tinggi ini.
Untuk bahaya banjir, ancamannya meliputi wilayah yang mempunyai morfologi dataran
dan pada bentuk lahan fluvial, seperti lembah sungai, dataran banjir, teras alluvial, dan
dataran alluvial. Berhubung morfologi dataran tidak banyak di kabupaten ini serta hanya ada
beberapa sungai besar, maka luas wilayah yang masuk ke dalam kategori bahaya sangat
kecil, sekitar 1 % dari total luas kabupaten (Tabel 2.11). Untuk mencegah bencana banjir
maka pengelolaan daerah atas ( uplands) dari daerah aliran sungai tersebut perlu dijaga
sebagai bentuk dari implementasi mitigasi bencana.
15
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PULAU MOROTAI
16
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PULAU MOROTAI
Tabel 2.11. Jumlah fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Pulau Morotai
Jumlah Fasilitas Pendidikan
Nama Kecamatan Umum Agama
SD SLTP SMA SMK MI MTs MA
Kecamatan Morotai Selatan 20 4 4 - 5 5 1
Kecamatan Morotai Timur 10 1 - - 2 2 2
Kecamatan Morotai Selatan
20 4 1 1 3 3 2
Barat
Kecamatan Morotai Utara 10 3 1 - 1 1 1
Kecamatan Morotai Jaya 10 2 - - 1 1 -
70 14 6 1 12 12 6
Sumber : Kabupaten Pulau Morotai Dalam Angka 2013
17
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PULAU MOROTAI
Secara ekonomis perkembangan kondisi kemiskinan di suatu daerah merupakan salah satu
indikator untuk melihat perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat. Semakin membaiknya
kondisi kemiskinan yang ada maka dapat disimpulkan telah terjadi peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Kemiskinan merupakan masalah pokok nasional yang penanggulangannya harus
menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial. Di Kabupaten
Pulau Morotai hingga saat ini data tentang jumlah penduduk miskin, sebesar 54.550 keluarga
miskin yang tersebar di 5 (Lima) kecamatan berdasarkan Jamkesmas dan Jamkesda, lebih jelas
dapat dilihat ditabel berikut ini:
18
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PULAU MOROTAI
Gambar 2.6. Diagram SKPD terkait dalam pembangunan Sanitasi Kabupaten Pulau Morotai
2.5
Komunikasi dan
Media
Tabel 2.14:
Kegiatan
Komunikasi
terkait Sanitasi
Tahun Dinas Tujuan Khalayak Pesan Kunci Pembelajaran
No Kegiatan
Pelaksana Kegiatan Sasaran
19
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PULAU MOROTAI
3. Penyuluhan 2010 Dinas Siswa Sekolah Siswa-siswi SD di Dengan CTPS, Dampak dari
tata cara Pendidikan Dasar mampu 20 sekolah kita terhindar dari kegiatan ini,
Cuci dan Dinas dan mau dengan angka penyakit, dan ternyata dapat
Tangan Kesehatan melakukan tidak masuk hidup lebih sehat. menurunkan
Pakai CTPS yang sekolah karena angka tidak
Sabun baik dan benar. diare tertinggi. masuk sekolah
(CTPS) di karena diare.
sekolah
Dasar
20
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PULAU MOROTAI
21