PULAU MOROTAI
PROPOSAN USULAN
BANTUAN TEKNIS
PEMBANGUNAN PRASARANA SANDAR BUS AIR DARUBA
MALUKU UTARA
LAMPIRAN II
I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perlengkapan jalan merupakan satu di antara fasilitas jalan yang memiliki peran
penting dalam mencapai arus lalu lintas yang selamat, seragam dan beroperasi
secara efisien. Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 31 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Bidang Pelayaran, PP ini mengatur mengenai pembinaan
pelayaran, angkutan di perairan, kepelabuhanan, perkapalan, kenavigasian, surat dokumen
dan warta kapal, manajemen keamanan kapal, dan konsesi. Konsesi adalah pemberian hak
oleh penyelenggara Pelabuhan kepada badan usaha pelabuhan untuk melakukan kegiatan
penyediaan dan/atau pelayanan jasa Kepelabuhanan tertentu dalam jangka waktu tertentu
dan kompensasi tertentu.
Kabupaten Pulau Morotai memiliki wilayah yang terdiri dari beberapa pulau
berpenghuni dan memiliki potensi wisata sangat indah memerlukan kepelabuhanan
yang memadai baik dari segi pelayanan, keselamatan, dan perlengkapan.
Pelayanan penyeberangan antar pulau-pulau kecil di daerah Pulau Morotai masih
sangat minim infrastruktur yang mampu memberikan pelayanan terbaik buat
Masyarakat dari dan manuju pulau-pulau tersebut.
Tingginya angka kecelakaan diperairan sekitar Pulau Morotai terjadi akibat beberapa
fasilitas yang tidak memadai serta kurangnya standart keselamatan terhadap fasilitas
yang ada.
Prasarana Bus Air Daruba merupakan solusi untuk menghubungkan Pulau Morotai
dengan pulau-pulau kecil di kabupaten Pulau Morotai Provinsi Maluku Utara.
Bertolak dari hal-hal mendasar tersebut diatas, kami berharap adanya keseimbangan
dan kesinambungan pembangunan dari Pemerintah Pusat untuk Kabupaten Pulau
Morotai.
1
Pemerintah Daerah Kabupaten Pulau Morotai tentunya berkeinginan dapat
menyelesaikan tahapan pengembangan tersebut, namun keterbatasan kemampuan
keuangan maka sangat berharap kepada Pemerintah dalam hal ini Kementerian
Perhubungan untuk dapat membantu pembiayaan guna meningkatkan percepatan
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Pulau Morotai.
2. TUJUAN
2
II PROFIL WILAYAH
A. BATAS ADMINITRASI DAN LUAS WILAYAH
Selama abad ke-15 dan 16, Morotai berada di bawah pengaruh Kesultanan
Ternate yang berkuasa. Merupakan inti sebuah kawasan besar bernama Moro yang
termasuk pulau dan pesisir Halmahera yang dekat dengan Morotai ke selatan. Pada
pertengahan abad ke-16, pulau ini menjadi tempat misi Yesuit Portugis.
aktivitas penyebaran agama itu dan berusaha mencegah misi itu dari pulau ini
pada 1571, sebagai akibatnya Portugis hengkang dari kawasan itu. Pada abad ke-
berulang-ulang pada penduduknya agar pindah dari pulau itu. Pada awal abad itu
para penduduknya pindah ke Dodinga, sebuah kota kecil di titik strategis pesisir
barat Halmahera. Lalu pada 1627 dan 1628, Sultan Hamzah dari Ternate
dikendalikan.
4
Pulau ini menjadi lapangan terbang bagi Jepang selama Perang Dunia II. Pulau ini
diambil alih oleh angkatan Amerika Serikat pada September 1944 dan digunakan
sebagai landasan serangan Sekutu ke Filipina pada awal 1945 serta ke Borneo
Timur pada Mei dan Juni tahun itu. Merupakan basis untuk serangan ke Jawa pada
Oktober 1945 yang ditunda setelah penyerahan diri Jepang pada bulan Agustus.
Secara Geografis, Kabupaten Pulau Morotai memiliki posisi strategis baik dari
perdagangan antar negara dan antar benua, sehingga Pulau Morotai menjadi
pulau-pulau, dengan luas laut yang lebih besar dari luas daratan memberikan
implikasi bagi pola pemukiman penduduk yang berada di bawah 500 dpl sebanyak
89% desa, sebagai desa pesisir, yang memiliki potensi Sumber daya alam yang
peninggalan Perang Dunia Kedua. Potensi ini dapat dijadikan sektor andalan dalam
Morotai terdiri dari 5 (lima) kecamatan dan 88 Desa, yang tersebar pada 7 pulau
yang dihuni, dengan luas wilayah dan ibukota kecamatan sebagai berikut:
Tabel 1 Luas Kecamatan Kabupaten Pulau Morotai Menurut Kecamatan
No Kecamatan Luas (Km2) Persenrtase
1 Morotai Selatan 363,1 15,65
2 Morotai Selatan Barat 731,8 31,61
3 Morotai Timur 362,8 15,67
4 Morotai Utara 448,7 19,38
5 Morotai Jaya 408,5 17,65
6 Pulau Rao 253,56 3,91%
Total 2.337,15 100,00%
km Nomor 84 Tahun 2018, 3 Permendagri Nomor 103
Sumber : 1RTRW Kabupaten Pulau Morotai, Tahun 2010-2029, 2Permendagri
2
Tahun 2019, 4Tim Tapal Batas Daerah Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2018, 5Hasil Validasi Citra Satelit Resolusi Tinggi
SPOT 6 & 7 BP4D Kabupaten Pulau Morotai, Tahun 2021, 6Hasil Supervisi dan Asistensi Penyusunan Peta Dasar Untuk Revisi
RTRW Kabupaten Pulau Morotai yang diterbitkan oleh Badan Informasi Geospasial Tahun 2021.
5
Tabel 2 Jumlah Desa di Kabupaten Pulau Morotai Menurut Kecamatan
Jumlah
No Kecamatan Nama Desa
Desa
Aha Daeo Daeo Majiko Darame Daruba Dehegila Falila Galo-Galo
1 Morotai Selatan 25 Gotalamo Joubela Juanga Koloray Mandiri Momojiu Morodadi
Muhajirin Nakamura Pandanga Pilowo Sabala Sabatai Baru Sabatai
TuaTotodokuWawamaYayasan TuaTotodokuWawamaYayasan
Aru Irian Bobula Cio Dalam Cio Gerong Cio Maloleo Cucumare Ngele-
2 Morotai Selatan Barat 15
ngele Besar Ngele-Ngele Kecil Raja Tiley Tiley Panta iTutuhu Usbar
PantaiWaringinWayabula
Buho-Buho Doku Mira Gamlamo Gosoma Maluku Hino Lifao Mira
3 Morotai Timur 15
Rahmat Sambiki BaruSambiki Tua Sangowo Sangowo Barat Sangowo
TimurSeseli JayaWewemo
Bere-bere Bido Goa Hira Gorua Gorua Selatan Kenari Korago
4 Morotai Utara 14
Loleo Jaya Lusuo Maba Sakita Tanjung Saleh Tawakali Yao
Aru Bere Bere Kecil Cempaka Cendana Gorugo HapoL ibano Loleo
5 Morotai Jaya 14
Pangeo Podimor Padange SopiSopi Majiko Titigogoli Towara
Aru Burung Leo Leo Lou Madoro Posi Posi Rao Saminyamau,
6 Pulau Rao 5
Sumber : 1RTRW Kabupaten Pulau Morotai, Tahun 2010-2029, 2Pulau Morotai Dalam Angka, BPS Tahun 2020, 3RPJMD Kabupaten
Pulau Morotai Tahun 2016-2021, 4Tim Tapal Batas Daerah Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2018
6
B. POSISI GEOSTRATEGIK
Di bagian sisi Timur wilayah Kabupaten Pulau Morotai, dilalui ALKI III (Alur Laut
Kepulauan Indonesia III), yang merupakan jalur lintasan utama pelayaran
Internasional dari Pasifik melewati Indonesia. Dengan adanya ALKI III ini, maka
wilayah Pulau Morotai khususnya di kawasan perairannya menjadi suatu kawasan
lintasan Internasional yang memerlukan perhatian ditinjau dari segi pertahanan dan
keamanan nasional.
7
C. KONDISI KAWASAN
1. Kawasan Terpencil
Kawasan terpencil secara geografis merupakan kawasan yang terletak jauh dari kota
dan kurang berhubungan dengan dunia luar. Untuk dapat digolongkan sebagai
daerah terpencil, harus memenuhi 2 (dua) persyaratan yang bersifat kumulatif, yaitu:
Daerah itu sulit dijangkau karena kekurangan atau keterbatasan prasarana dan
sarana angkutan umum, baik darat, laut maupun udara, dan
Prasarana dan sarana sosial dan ekonomi tidak tersedia, atau walaupun tersedia
tetapi dalam keadaan yang sangat terbatas, sehingga untuk menjalankan
usahanya para penanam modal harus menyediakan sendiri prasarana dan sarana
sosial dan ekonomi dimaksud.
Prasarana ekonomi dimaksud adalah pelabuhan, jalan dari pelabuhan menuju lokasi
(access road), jalan lingkungan, penyediaan air bersih, penyediaan tenaga listrik, dan
prasarana lain di bidang ekonomi yang diperlukan untuk memungkinkan
berjalannya suatu perusahaan. Jika berdasarkan kreteria daerah tertinggal di Pulau
Morotai yang terdiri dari 6 Kecamatan terdapat 2 Kecamatan yang dikategorikan
sebagai daerah tertinggal. Dengan demikian kawasan terpencil di Kabupaten Pulau
Morotai berada pada 2 Kecamatan yaitu Kecamatan Pulau Rao dan Kecamatan
Morotai Utara.
2. Wilayah Pesisir
Dari total 88 desa sebanyak 76,47 persen merupakan desa pesisir, dan sisanya 23,53
persen merupakan daerah pedalaman/ pegunungan/ terpencil yang tersebar di
hampir semua Kecamatan. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut.
8
3. Wilayah Terluar
Selain kedua aspek diatas, wilayah terluar Kabupaten Pulau Morotai juga memiliki
potensi perekonomian cukup besar seperti sektor pertanian, perkebunan dan sektor
perikanan yang merupakan sektor basis, sehingga sangat strategis untuk
dikembangkan kedepan. Selain potensi tersebut, wilayah terlalu masih terkendala
akses transportasi laut yang memiliki peran penting dalam pengangkutan hasil
produksi sektor-sektor basis tersebut. Kendala ini juga memberikan dampak yang
signifikan terhadap biasa produksi sektor-sektor basis atau biaya produksi masih
sangat tinggi.
Jumlah penduduk Kabupaten Pulau Morotai terus meningkat dari tahun ke tahun.
Selama empat tahun terakhir, jumlah penduduk Kabupaten Pulau Morotai meningkat
rata-rata 4.808 jiwa per tahun. Berdasarkan Data Agregat Kependudukan Kabupaten
Pulau Morotai Tahun 2015, pada akhir tahun 2013, jumlah penduduk Kabupaten
Pulau Morotai adalah 69.610 jiwa terdiri dari lakilaki sebanyak 36.232 jiwa dan
perempuan sebanyak 33.378 jiwa, meningkat sebesar 7,71 % dibandingkan tahun
2012. Sedangkan pada akhir tahun 2014, jumlah penduduk Kabupaten Pulau Morotai
mencapai 72.924 jiwa terdiri dari laki-laki sebanyak 37.887 jiwa dan perempuan
sebanyak 35.037 jiwa, meningkat 4,76% dibandingkan tahun 2013. Jika dibandingkan
dengan jumlah penduduk tahun 2014, jumlah penduduk tahun 2015 mengalami
peningkatan sebanyak 706 jiwa atau 0,97 %
9
Tabel 4 Perkembangan Penduduk Kabupaten Pulau
Morotai
Menurut Kecamatan Tahun 2011-2014
Untuk lebih jelasnya mengenai Kepadatan dan penyebaran penduduk dapat dilihat
sebagaimana pada Tabel berikut.
9
E. INDEKS GINI
Indeks gini merupakan salah satu ukuran pemerataan ekonomi atau ketimpangan
agregat (secara keseluruhan) yang nilai indeksnya berkisar antara nol (pemerataan
sempurna) hingga satu (ketimpangan yang sempurna). Suatu metode dalam
mengukur ketimpangan pendapatan yaitu indeks gini.
Indeks Gini
0,40
0,35
0,30
0,30 0,28
0,27
0,25
0,25 0,24
0,20
2016 2017 2018 2019 2020
Data series indeks gini dari tahun 2016 hingga tahun 2020 di Kabupaten Pulau
Morotai sempat mengalami penurunan, dari 0.27 pada tahun 2016 menjadi 0.24
pada tahun 2017. Pada tahun 2018 sampai tahun 2020 indeks gini berhasil
ditekan kembali menaik, tertinggi 0.30 di tahun 2020.
Bila dibandingkan dengan Provinsi Maluku Utara untuk Kabupaten Pulau Morotai
memiliki angka lebih Kecil. Indeks gini Provinsi Maluku Utara pada Tahun 2016
sebesar 0,29 Sedangkan Kabupaten Pulau Morotai sebesar 0.27. Namun di akhir
tahun 2020 indeks gini Kabupaten Pulau Morotai lebih besar 0.30 sedangkan
Provinsi 0.29.
10
III KAJIAN TEKNIS PEMBANGUNAN PRASARANA
SANDAR BUS AIR DARUBA
13
2. Justifikasi Kebutuhan Prasarana Sandar Bus Air Daruba
Dari hasil survei dilapangan dan Detail Engineering Desain kebutuhan
Pembangunan Prasarana Sandar Bus Air Daruba sebagai berikut :
14
4 USULAN PROGRAM/ KEGIATAN TAHUN 2024-2025
Adapun yang menjadi usulan atas program/kegiatan pada tahun 2024 dan
tahun 2025, yaitu pekerjaan persiapan, sisi laut yang meliputi Pekerjaan Trestel
beton memanjang, Pekerjaan Dermaga Apung 15 M, dan dermaga apung 20 m.
Pada sisi darat pekerjaan yang akan dikerjakan meliputi Area Parkir,Terminal
Penumpang dan Toko Souvenir, Lampu Hight Mas,Menara Air dan SBNP.
Sumber : Dinas
Perhubungan Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2022
15
B. Pembangunan Prasarana Sandar Bus Air Daruba Tahun 2025
16
V PENUTUP
dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh
unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat Pusat dan Daerah. Agar hasil
maka proses perencanaan pembangunan harus dimulai dari bawah ke atas (bottom-
Model pembangunan secara sinergi simultan dan berkelanjutan dari pusat sampai
sebab itu pada pembangunan Prasarana Bus Air Daruba yang merupakan salah satu
Perhubungan.
Zulkifli Ibrahim