Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, wilayah
adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur yang terkait
kepadanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau
aspek fungsional. Menurut Rustiadi, (2006) wilayah dapat didefinisikan sebagai unit
geografis dengan batas – batas spesifik tertentu dimana komponen – komponen wilayah
tersebut satu sama lain saling berinteraksi secara fungsional. Sehingga batasan wilayah
tidaklah selalu bersifat fisik dan pasti tetapi sering kali bersifat dinamis. Komponen -
komponen wilayah mencakup komponen biofisik alam,sumberdaya buatan (infrastruktur),
manusia serta bentuk - bentuk kelembagaan. Secara umum, wilayah merupakan bagian dari
permukaan bumi yang menjadi tempat berlangsungnya kehidupan masyarakat yang ditandai
dengan adanya batas – batas administratif wilayah, interaksi antar wilayah dan disertai
dengan pembangunan dan pengembangan wilayah yang menjadi unsur pemenuhan terhadap
kebutuhan masyarakat lokal maupun masyarakat yang berada di luar wilayah tersebut.
Perencanaan wilayah adalah mengetahui dan menganalisis kondisi saat ini, meramalkan
perkembangan berbagai faktor non-controllable yang relevan, memperkirakan faktor-faktor
pembatas, menetapkan tujuan dan sasaran yang diperkirakan dapat dicapai, menetapkan
langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut serta menetapkan lokasi dari berbagai
kegiatan yang akan dilaksanakan (Robinson Tarigan, 2005). Secara umum, wilayah
merupakan bagian dari permukaan bumi yang menjadi tempat berlangsungnya kehidupan
masyarakat yang ditandai dengan adanya batas - batas administratif wilayah, interaksi antar
wilayah dan disertai dengan pembangunan dan pengembangan wilayah yang menjadi unsur
pemenuhan terhadap kebutuhan masyarakat lokal maupun masyarakat yang berada di luar
wilayah tersebut.
Nusa Tenggara Timur merupakan wilayah kepulauan yang terdiri dari 1.192 pulau, 432
pulau diantaranya sudah mempunyai nama dan sisanya sampai saat ini belum mempunyai
nama. 42 pulau dihuni dan 1.150 pulau tidak dihuni, diantara 432 pulau yang sudah bernama
terdapat 4 pulau besar . Flores, sumba, timor dan alor ( flobamora ) dan pulau-pulau kecil
antara lain: adonara, babi, lomblen, panama besar, panga batang, pamahan, susah, samhila,

1
solor ( masuk wilayah kabupaten flotim/lembata), pulau batang, kisu, lapang, pura, rusa,
trweng (kabupaten alor), pulau dana, doo, landu manifon, manuk, panama, rajina, rote, sarvu,
semua ( kabupaten kupang/rote ndao), pulau loren, komodo, rinca, sebabi, sebayur kecil,
sebayur besar ( wilayah kebupaten manggarai ), pulau untelue ( kabupaten ngada ), pulau
halurura ( kabupaten sumba timur, dll )

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari Laporan Perencanaan Wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur
adalah sebagai berikut :

 Bagaimana Kondisi Perekonomian yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur ?


 Apa Potensi Perekonomian yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur ?
 Dimanakah letak pusat pelayanan / hirarki di Provinsi Nusa Tenggara Timur ?
 Apa usulan kebijakan yang tepat untuk pembangunan di Provinsi Nusa Tenggara
Timur ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari Laporan Perencanaan Wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah
sebagai berikut :
 Mengetahui kondisi perekonomian di Provinsi Nusa Tenggara Timur
 Mengetahui potensi perekonomian yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur
 Mengetahui letak pusat pelayanan / hirarki di Provinsi Nusa Tenggara Timur
 Memberikan usulan kebijakan yang dapat membantu pembangunan di Provinsi
Nusa Tenggara Timur

2
BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH

2.1 Gambaran Umum Provinsi Nusa Tenggara Timur


Nusa Tenggara Timur adalah sebuah Provinsi Indonesia yang terletak di bagian tenggara
Indonesia. Provinsi ini terdiri dari beberapa pulau, antara lain Pulau Flores, Pulau Sumba,
Pulau Timor, Pulau Alor, Pulau Lembata, Pulau Rote, Pulau Sabu, Pulau Adonara, Pulau
Solor, Pulau Komodo dan Pulau Palue. Ibukotanya terletak di Kupang, di bagian barat Pulau
Timor. Provinsi ini terdiri dari kurang lebih 550 pulau, tiga pulau utama adalah Pulau Flores,
Pulau Sumba dan Pulau Timor Barat ( biasa dipanggil Timor ).

2.1.1 Luas dan Batas Administrasi


Luas wilayah daratan Provinsi Nusa Tenggara Timr 47.349,90 km2 atau 2,49%
luas Negara Indonesia dan luas wilayah perairan 2000.000km2 diluar perairan Zona
Ekonomi Ekslusif Indonesia ( ZEEI ).

Tabel 2.1
Luas Wilayah Provinsi NTT per Kabupaten/Kota

No. Kabupaten / Kota Luas Wilayah Km2

1. Kota Kupang 26.18


2. Sumba Barat 2183.18
3. Sumba Timur 7000.50
4. Kabupaten Kupang 5434.76
5. TTS 3947.00
6. TTU 2669.70
7. Belu 1284.97
8. Alor 2864.60
9. Lembata 1266.00
10. Flores Timur 1813.20
11. Sikka 1731.90
12. Ende 2046.50
13. Ngada 1645.88
14. Manggarai 2096.44
15. Rote Ndao 1280.00
16. Manggarai Barat 2397.03

3
17. Sumba Tengah 1868.74
18. Sumba Barat Daya 1480.46
19. Nagekeo 1416.96
20. Manggarai Timur 2642.93
21. Sabu Raijua 460.54
22. Malaka 1160.63
Total 48691.92
Sumber: Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam Angka 2018

Provinsi Nusa Tenggara Timur menempati bagian barat Pulau Timor. Sementara
bagian timur pulau tersebut adalah bekas Provinsi Indonesia yang ke-27, yaitu Timor
Timur yang merdeka menjadi negara Timor Leste pada tahun 2002. Batas-batas
wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah sebagai berikut :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Flores


 Sebelah Selatan dengan Samudera Hindia
 Sebelah Timur dengan Negara Timor Leste
 Sebelah Barat dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat

Peta 2.1
Batas Administrasi Provinsi Nusa Tenggara Timur

Sumber: wwwcitrasatelit.com

4
2.1.2 Letak dan Kondisi Geografis
Berdasarkan letak geografisnya, Kepulauan NTT berada di antara Benua Asia dan
Benua Australia, serta diantara Samudra Indonesia dan Laut Flores, Provinsi Nusa
Tenggara Timur merupakan wilayah kepulauan yang terdiri dari 1.192 pulai, 432
pulau diataranya sudah mempunyai nama dan sisanya sampai saat ini belum
mempunyai nama, 42 pulau dihuni dan 1.150 pulau tidak dihuni. Provinsi Nusa
Tenggara Timur terletak di selatan khatulistiwa pasa posisi 800 – 120 Lintang Selatan
dan 1180 – 1250 Bujur Timur. Akibat posisi geografis Provinsi Nusa Tenggara Timur
memiliki Posisi yang cukup strategis antara lain :

 Provinsi Kepulauan yang wilayahnya disatukan Laut Sawu dan Selat


Sumba,
 Wilayah terdepan di selatan Indonesia yang berbatasan darat dengan Timor
Leste dan berbatasan dengan Laut Australia,
 Memiliki 5 pulau terdepan: Pulau Alor, Batek, Dana, Ndana dan Mengkudu
yang yang mengelilingi wilayah “Enclave” Distrik Oekuse, Negara Timor
Leste,
 Garis Pantai Mencapai 5.700 Km,
 Penduduk terbesar kedua di wilayah KTI setelah Provinsi Sulawesi Selatan,
 Secara geneolois unik, terdiri dari puluhan suku dan bahasa daerah.

2.1.3 Topografi
Apabila dilihat dari topografinya, maka wilayah Nusa Tenggara Timur dapat
dibagi atas 5 bagian besar, yaitu :

 Agak berombak dengan kemiringan 3 – 16%


 Agak bergelombang dengan kemiringan 17 – 26%
 Bergelombang dengan kemiringan 27 – 50%
 Berbukit – bukit bergunung dengan kemiringan lebih besar dari 50%
 Dataran banjir dengan kemiringan 0 – 30%

Keadaan topografi demikian mempunyai pengaruh pula terhadap pola kehidupan


penduduk, antara lain pola permukiman digunung-gunung, sehingga terdapat variasi

5
adat dan tipologi kehidupan yang sangat besar antara suatu daerah dengan daerah
lainnya.

2.1.4 Geologi
Keadaan formasi Geologi di Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur secara garis
besar adalah sebagai berikut :

 Pulau Flores dan Sekitarnya


Tanah di Pulau Flores terdiri dari jenis tanah mediteran dengan bentuk wilayah
Volkam, tanah Kompleks dengan bentuk wilayah pegunungan, kompleks
Latosol dengan bentuk wilayah Volkam. Alluvial dengan bentuk wilayah
dataran. Tanah-tanah Mediteran dengan bentuk wilayah Volkam mempunyai
penyebaran yang paling luas. Pulau Lembata, Adonara dan Solor mempunyai
tanah jenis mediteran dengan bentuk Volkam.
 Pulau Sumba
Tanah di Pulau Sumba terdiri dari jenis mediteran dengan bentuk wilayah
pegunungan lipatan dan datar serta bentuk wilayah volkam. Latosol dan
Grumusol dengan bentuk wilayah pelembahan. Tanah mediteran dengan
bentuk wilayah pegunungan lipatan adalah merupakan jenis tanah yang paling
luas penyebarannya.
 Pulau Timor dan sekitarnya
Jenis tanah di Pulau Timor adalah tanah-tanah kompleks dengan bentuk
wilayah pegunungan kompleks, mediteran dengan bentuk wilayah lipatan,
Grumusol dengan bentuk wilayah daratan, Litosol dengan bentuk wilayah
plato/volkam. Tanah-tanah kompleks dengan bentuk wilayah pegunungan
kompleks merupakan jenis tanah yang paling luas penyebarannya. Pulau Alor
dan Pantar mempunyai jenis tanah Mediteran bentuk tanah Volkam.

2.1.5 Hidrologi
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai ( DAS ) di wilayah Provinsi Nusa Tenggara
Timur berdasarkan pada satuan Wilayah Daerah Aliran Sungai ( SWP DAS ). SWP
Daerah aliran sungai di Provinsi Nusa Tenggara Timur berjumlah 31 buah. Dari 31
DAS tersebut ada beberapa yang sudah dibagi menjadi sub DAS – sub DAS terutama

6
pada daerah-daerah yang dianggap strategis untuk mendukung pembangunan di
sekitarnya baik berupa cek dam, bendungan, dll.

Beberapa sub DAS yang telah dibuat RTL-RLKT diantaranya, antara lain :

 DAS Oesao ( Sub DAS Oesao, Noelbeno, Nunkurus, Pulukayu, Oebelo,


Manikin, Oesapa Besar) terletak di Kotamadya Kupang dan Kabupaten
Kupang.
 DAS Noelmina (Sub DAS Bokong Lake, Besiam, Meto) terletak di Kabupaten
Kupang dan Timor Tengah Selatan.
 DAS Benenain (Sub DAS Noni, Lakoe, Maubesi, Baen-Tobino, Kotoen,
Bikomi) di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara dan Belu.
 DAS Aisesa ( Sub DAS Aisesa, Posolik, Waru) di Kabupaten Ngada.
 DAS Kalada dan DAS Wonokaka (Sub DAS Karendi) di Kabupaten Sumba
Barat.

2.1.6 Klimatologi
Wilayah Nusa Tenggara Timur beriklim kering yang dipengaruhi oleh angina
musim. Periode musim kemarau lebih panjang, yaitu 7 bulan ( Mei sampai November
) sedangkan musim hujan hanya 5 bulan ( Desember sampai April ). Suhu udara rata-
rata 27,60C suhu maksimum rata-rata 29oC, dan suhu minimum rata-rata 26,10.

2.1.7 Penggunaan Lahan


Pemanfaatan Lahan di Provinsi Nusa Tenggara Timur berbeda antara masing-
masing Kabupaten. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan kondisi fisik lahan yang
bervariasi dalah hal topografi, kelerengan, kesuburan tanah dan pasang surut air
sungai. Wilayah Nusa Tenggara Timur dengan luas 4.734.980 ha. Sebagian besar
merupakan kawasan hutan 1.808.900 ha ( Penunjukan Menhut SK. 423/Kpts-II/1999)
dan 2.926.080 Ha kawasan yang berada diluar kawasan hutan berupa lahan pertanian
(sawah dan lading/tegalan), perkebunan, kebun dan areal penggunaan lain. Dan
keterangan tersebut diketahui bahwa sektor kehutanan menjadi salah satu andalan di
Provinsi Nusa Tenggara Timur. Salah satu sektor andalan lainnya adalah sektor
pertanian, dalam hal ini lahan sawah sebagian besar terdapat di daerah pesisir pantai

7
utara dan pesisir sungai yang merupakan sawah tadah hujan dan sawah pasang surut.
Pertanian lahan kering meliputi dataran rendah dan daerah lereng di kaki gunung.

Dikaitkan dengan mata pencarian, hampir 80% penduduk Nusa Tenggara Timur
menggantungkan hidupnya pasa sektor pertanian. Usaha tani sawah tadah hujan dan
pertanian lahan kering merupakan sistem yang paling banayak dilakukan. Selain
pertanian menetap, pedadangan berpindah dengan sistem tebas bakar merupakan cara
ang biasa dilakukan. Jenis tanaman yang dikebangkan oleh petani di lahan kering
antara lain padi gogo, jagung, kacang-kacangan, sayur-sayuran dan buah-buahan
(manga, nangka, cempeda, dll). Jenis-jenis tersebut ditanam bercampur dengan cara
tradisional, tanpa penggunaan pupuk dan obat-obatan untuk peningkatan produksinya.
Pola usaha tani sistem perladangan tersebut cendrung menimbulkan masalah-masalah
erosi, kemunduran produksi dan degrasi lahan.

2.2 Kependudukan
Kependudukan adalah bagian dari bagaimana cara mengetahui Dinamika kependudukan
manusia. Demografi meliputi ukuran, struktur dan distribusi penduduk, serta bagaimana
jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan.

2.2.1 Jumlah Penduduk Provinsi Nusa Tenggara Timur


Pada Tahun 2017 Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki penduduk dengan
jumlah 5.287.302 jiwa. Dengan jumlah penduduk tertinggi berada pada Kabupaten /
Kota Timor Tengah Selatan dengan jumlah penduduk 463.980 jiwa, sedangkan jumlah
penduduk terendah ada pada Kabupaten / Kota dengan jumlah penduduk 70.719 jiwa.

8
Tabel 2.2
Jumlah Penduduk Provinsi Nusa Tenggara Timur
menurut Kabupaten/Kota Tahun 2014-2017

No. Kabupaten / Kota 2014 2015 2016 2017

1. Kota Kupang 338177 380084 402286 412708


2. Sumba Barat 11499 119907 123913 125776
3. Sumba Timur 228791 243009 249606 252704
4. Kabupaten Kupang 305389 338415 360228 372777
5. TTS 443111 456152 461681 463980
6. TTU 230792 242082 247216 249711
7. Belu 189123 203284 210307 213596
8. Alor 190919 198200 201515 202890
9. Lembata 118406 129482 134573 137714
10 Flores Timur 233578 244485 248889 251611
11. Sikka 301579 311411 315477 317292
12. Ende 261713 268314 270886 272084
13. Ngada 143007 152519 156101 159081
14. Manggarai 293888 314491 324014 329198
15. Rote Ndao 120706 142106 153792 159614
16. Manggarai Barat 222913 245817 257582 263207
17. Sumba Tengah 62796 67393 69606 70719
18. Sumba Barat Daya 286409 312510 325699 331894
19. Nagekeo 130691 137919 141310 142804
20. Manggarai Timur 253911 268418 276620 280118
21. Sabu Raijua 73912 83501 88826 91512
22. Malaka 164888 177398 183387 186312
Total 4606198 5036897 5203514 5287302
Sumber: Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam Angka 2018

9
Grafik 2.1 Jumlah Penduduk Menurut Kab/Kota di Provinsi NTT

500000
450000
400000
350000
300000
250000 2014
200000 2015
150000 2016
100000 2017
50000
0
Kabupaten Kupang
Kota Kupang

Belu

Ngada

Nagekeo
Lembata

Sabu Raijua
TTS

Sikka
TTU

Alor

Ende

Malaka
Flores Timur

Manggarai
Rote Ndao
Sumba Timur

Manggarai Timur
Sumba Barat

Sumba Barat Daya


Manggarai Barat
Sumba Tengah

Sumber: Hasil Perhitungan, 2018

2.2.2 Kepadatan Penduduk Provinsi Nusa Tenggara Timur


Kepadatan Penduduk adalah banyaknya jumlah penduduk per satuan unit wilayah.
Kepadatan penduduk ini menunjukan jumlah rata-rata penduduk pada setiap km2.
Untuk mengetahui kepadatan penduduk suatu wilayah dihitung dengan cara sebagai
berikut : Rumus Kepadatan Penduduk

Jumlah Penduduk
Kepadatan Penduduk =
Luas Wilayah

Kepadatan Penduduk di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang tertinggi ada pada
Kota Kupang dengan kepadatan penduduk sebesar 15.764 jiwa/km2, sedangkan untuk
kepadatan penduduk terendah ada pada Kabupaten Sumba Timur sebesar 36 jiwa/km2.

10
Tabel 2.3
Kepadatan Penduduk di
Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2017
Luas 2017-Kepadatan
Jumlah
No. Kabupaten / Kota Wilayah Penduduk
Penduduk 2017
Km2 (jiwa/km2)
1. Kota Kupang 412708 26.18 15764
2. Sumba Barat 12776 2183.18 58
3. Sumba Timur 252704 7000.50 36
4. Kabupaten Kupang 372777 5434.76 69
5. TTS 463980 3947.00 118
6. TTU 249711 2669.70 94
7. Belu 213596 1284.97 166
8. Alor 202890 2864.60 71
9. Lembata 137714 1266.00 109
10. Flores Timur 251611 1813.20 139
11. Sikka 317292 1731.90 183
12. Ende 272084 2046.50 133
13. Ngada 159081 1645.88 97
14. Manggarai 329198 2096.44 159
15. Rote Ndao 159614 1280.00 125
110
16. Manggarai Barat 263207 2397.03
17. Sumba Tengah 70719 1868.74 38
18. Sumba Barat Daya 331894 1480.46 224
19. Nagekeo 142804 1416.96 101
20. Manggarai Timur 280118 2642.93 106
21. Sabu Raijua 91512 460.54 199
22. Malaka 186312 1160.63 161

Sumber: Provinsi NTT dalam angka 2018, Perhitungan 2018

11
Grafik 2.2 Kepadatan Penduduk Provinsi NTT Tahun 2014 - 2017

20000

15000

10000

5000

0
2014 2015 2016 2017

Sumber: Hasil Perhitungan, 2018

2.2.3 Proyeksi Penduduk Provinsi Nusa Tenggara Timur


Proyeksi penduduk adalah perhitungan jumlah penduduk (menurut komposisi umur
dan jenis kelamin) di masa yang akan datang. Hasil proyeksi penduduk sangat
bermanfaat untuk perencanaan penyediaan pangan, fasilitas kesehatan, fasililitas
pendidikan, fasilitas perumahan dan fasilitas kesempatan kerja. Untuk menghitung
proyeksi penduduk salah satunya menggunakan Proyeksi bunga berganda. Rumus
untuk metode bunga berganda adalah sebagai berikut:

Pn = Po (1+r)n
Dimana : Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke n

Po = Jumlah penduduk pada tahun dasar pengamatan

r = Laju pertumbuhan

n = Tahun yang diproyeksikan

Untuk menghitung proyeksi penduduk di Provinsi Nusa Tenggara Timur,


digunakan metode bunga berganda dengan hasil perhitungan proyeksi penduduk
tertinggi yaitu Kabupaten Timor Tengah Selatan pada tahun 2037 diperkirakan akan
memiliki jumlah penduduk sebesar 468.317 jiwa. Sedangkan unutk jumlah proyeksi
terendah yaitu Kabupaten Sumba Tengah pada tahun 2037 diperkirakan memiliki
jumlah penduduk 72.465 jiwa.

12
Tabel 2.4
Hasil Proyeksi Penduduk
Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2022 - 2037
Proyeksi Jumlah Penduduk
No. Kabupaten / Kota 2014 2015 2016 2017
2022 2027 2032 2037
1. Kota Kupang 338177 380084 402286 412708 417023 421383 425789 430241
2. Sumba Barat 11499 11907 12913 12776 19785 31020 48985 76995
3. Sumba Timur 228791 243009 249606 252704 253992 255286 256587 257894
4. Kabupaten Kupang 305389 338415 360228 372777 376659 380582 384546 388551
5. TTS 443111 456152 461681 463980 465060 466143 467229 468317
6. TTU 230792 242082 247216 249711 250714 251721 252733 253748
7. Belu 189123 203284 210307 213596 214935 216282 217638 219003
8. Alor 190919 198200 201515 202890 203517 204145 204775 205408
9. Lembata 118406 129482 134573 137714 138793 139880 140976 142081
10. Flores Timur 233578 244485 248889 251611 252564 253521 254481 255445
11. Sikka 301579 311411 315477 317292 318108 318927 319748 320570
12. Ende 261713 268314 270886 272084 272618 273153 273690 274227
13. Ngada 143007 152519 156101 159081 159951 160825 161704 162588
14. Manggarai 293888 314491 324014 329198 331118 333049 334992 336946
15. Rote Ndao 120706 142106 153792 159614 162001 164425 166884 169380
16. Manggarai Barat 222913 245817 257582 263207 265484 267781 270098 272435
17. Sumba Tengah 62796 67393 69606 70719 71152 71587 72025 72465
18. Sumba Barat Daya 286409 312510 325699 331894 334430 336985 339560 342155
19. Nagekeo 130691 137919 141310 142804 143451 144101 144754 145410
20. Manggarai Timur 253911 268418 276620 280118 281526 282941 284364 285793
21. Sabu Raijua 73912 83501 88826 91512 92540 93580 94632 95695
22. Malaka 164888 177398 183387 186312 187485 188665 189853 191048
Total 4606198 5036897 5203514 5287302 5325131 5363231 5401603 5440249
Sumber: Provinsi NTT dalam angka 2018, Hasil Proyeksi 2018

2.3 Potensi Pengembangan Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur

2.3.1 Pertanian
Produksi sub sektor tanaman pangan merupakan produksi utama bagi ketahanan
pangan, pada umumnya dan kesejahteraan petani pada khususnya, karena bagi
mayoritas keluarga petani, ketersediaan pangan serta kebutuhan hidup penting lainnya
bergantung pada apakah produksi pangannya cukup untuk konsumsi keluarga dan
untuk diperjual belikan guna memperoleh uang tunai. Terkait dengan hat tersebut,

13
berbagai upaya dan kecenderungan perbaikan yang perlu ditingkatkan melalui program
pemerintah dan masyarakat, produksi tanaman yang di hasilkan di provinsi ini adalah
sumber karbohidrat (padi, jagung, kacang-kacang umbi-umbian) dan sumber protein
nabati (sayur dan buah). Jika pada 2004, lima sayuran dengan produksi tertinggi adalah
sawi, terung, bawang dan tomat, maka pada 2005 kacang tanah menduduki peringkat
pertama, dan tomat produksi tertinggi. Selain sayur mayur, buah-buahan merupakan
penyumbang utama protein nabati serta mineral-mineral yang penting untuk kesehatan
tubuh.

2.3.2 Kehutanan
Luas hutan adalah 1.808.990 hektar atau setara 30,34% luas daratan merupakan
dampak deforestasi dimana eksploitasi hasil hutan dalam bentuk kayu berpacu terlalu
cepat dibandingkan upaya-upaya reboisasi dan rehabilitasi hutan. Ekploitasi hasil hutan
kayu, arang dan pohon mencapai 86.620,77 meter kubik, hasil hutan non kayu, kulit
dan daun mencapai 29.777.185 ton, dan hasil perburuan (madu) 23.604 liter.

2.3.3 Kelautan dan Perikanan


Sub sektor perikanan dan kelautan merupakan penyumbang protein hewani untuk
konsumsi lokal masyarakat Nusa Tenggara Timur, pasar nasional bahkan pasar luar
negeri untuk jenis ikan tertentu. Sub sektor perikanan mengalami penurunan kinerja
yang signifikan ditandai oleh penurunan tangkapan ikan laut sebesar 87,90% dan
ekspor 58,73%, serta penurunan potensi produksi dan produksi perikanan darat.

2.3.4 Peternakan
Sub sektor peternakan merupakan penyumbang protein hewani untuk kebutuhan
masyarakat lokal maupun masyarakat di luar Nusa Tenggara Timur. Tujuh jenis ternak
menunjukkan perkembangan populasi netto sebesar 1,87%, Kenaikan tertinggi di
sumbangkan oleh kambing (3,85%) dan babi (3,37%), sedangkan pertumbuhan negatif
disumbangkan oleh domba, perkembangan pengeluaran ternak, perdagangan antar
pulau sapi sebagai ternak niaga utama mengalami penurunan sebesar 19,47%, sekalipun
secara agregat pengantar ternak besar mengalami pertumbuhan sebesar 7,94%. Akan
hasil pemotongan ternak, secara agregat terjadi kenaikan sebesar 1,89%. Jika
dibandingkarn antara pengantar pemotongan, terlihat bahwa pemotongan sapi

14
mengalami lonjakan yang lebih besar daripada pengantarpulauannya, hal ini
menunjukkan daya serap daging sapi untuk pasar lokal mengalami peningkatan.

2.3.5 Perkebunan
Usaha tani tanaman perkebunana memiliki keunggulan tersendiri karena tahun
produksinya yang panjang. Dalam kurun waktu 2004-2005, secara agregat terjadi
pertambahan luas areal tanaman produktif sebesar 11,94%, dan pertambahan produksi
sebesar 9,97%. Namun demikian, data menunjukkan bahwa terjadi sedikit penurunan
luas panen untuk tanaman kopi, asam, dan lontar; tetapi untuk kopi dan asam, tidak
diikuti dengan penurunan produksi. Penurunan produksi justru terjadi pada tanaman
lain yakni kapuk dan tembakau.

2.3.6 Pertambangan dan Energi


Sub sektor pertambangan dan penggalian belum menjadi penyumbang dominan
dalam pendapatan regional karena sejauh ini didominasi oleh komoditas bernilai rendah
yakni batu karang, sirtu, pasir, batu pecah, batu gelondongan, batu warna dan batu
kapur untuk kebutuhan konstruksi lokal. Potensi 2,79% pada 2005. selain deposit
bernilai rendah, terdapat pula eksplorasinya panas bumi untuk pembangkit energi listrik
di Flores, penambangan marmer di Timor dan penambangan biji besi di Sumba. BPS
memperkirakan bahwa total ekspor NTT untuk batuan dan biji besi sekitar 43 ribu ton
dengan nilai ekonomi 1,15 juta dolar Amerika.

Eksplorasi panas bumi untuk pembangkit energi listrik telah sampai pada tahapan
implementasi, sehingga diyakini akan meningkatkan daya dorong sub sektor
pertambangan terhadap peningkatan energi dan listrik. Kendala yang dihadapi usaha
penambangan deposit marmer adalah tingginya investasi, dan risikonya serta lemahnya
diplomasi sosial ekonomi antara masyarakat adat, pemerintah dan perusahaan
penambang, mengakibatkan berhentinya dua buah tambang marmer di daratan Timor.
Untuk penambangan biji besi di Sumba, kendala yang dihadapi adalah rendahnya skala
usaha yang diterapkan sehingga tidak mencapai skala yang ekonomis.

15
BAB III
ANALISIS INTER REGION
3.1 Pengertian Analisis Inter Region
Analisa inter regional merupakan salah satu model analisa wilayah yang membahas
tentang perencanaan antar wilayah-wilayah yang lebih berhubungan dengan daerah
homogen. Yang terdapat di dalam analisa wilayah model inter region ini adalah sebagai
berikut:

1. Pendapatan Regional:

a. Teori Basis Ekspor (Export Base Theory )

b. Model Pendapatan antar Daerah (Interregional Income Model)

c. Model Shift Share Analysis

2. Pertumbuhan Regional

a. Model Harrord-Domar

b. Model Neo Classical

Pada laporan ini akan dilakukan analisis inter region dengan menghitung struktur
ekonomi, laju pertumbuhan ekonomi, dan shiftshare dari data PDRB Provinsi Nusa Tenggara
Timur.

3.2 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Nusa Tenggara Timur
Produk Domestik Regional Bruto diartikan sebagai nilai pasar semua barang dan jasa
yang diproduksi oleh suatu wilayah di sebauh negara pada periode tertentu. Pengertian lain
Produk Domestik Regional Bruto didefinisikan sebagai nilai moneter semua barang dan jasa
yang diproduksi di dalam batas wilayah dalam sebuah negara dalam jangka waktu tertentu.
Dari kedua definisi tersebut, sederhananya, PDRB itu adalah nilai total atau agregat dari
aktifitas ekonomi dari berbagai sektor seperti Pertanian, perikanan, perhotelan, hiburan,
wisata, konstruksi, industri kreatif dan sektor lainnya yang direkam dalam PDRB.

16
Tabel 3.1
Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga
Konstan di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2014 - 2017

PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga


Konstan di Provinisi NTT Tahun 2014-2017
No. Lapangan Usaha
2014 2015 2016 2017

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 15,614.0 16,123.2 16,505.9 17,311.1

Pertanian, Peternakan, Perburuan dan


1. 13,022.8 13,404.4 13,635.3 14,288.0
Jasa Pertanian

a. Tanaman Pangan 5,158.8 5,254.7 5,000.0 5,306.1

b. Tanaman Hortikultura 1,398.8 1,360.6 1,373.6 1,424.5

c. Tanaman Perkebunan 1,303.3 1,392.5 1,459.3 1,538.0

d. Peternakan 4,878.8 5,109.0 5,515.9 5,723.0

e. Jasa Pertanian dan Perburuan 283.0 287.6 286.5 296.3

2. Kehutanan dan Penebangan Kayu 73.0 74.9 76.0 78.2

3. Perikanan 2,518.2 2,643.8 2,794.7 2,944.9

B Pertambangan dan Penggalian 794.6 833.0 880.1 898.3

Pertambangan Minyak, Gas dan Panas


1. 0.0 0.0 0.0 0.0
Bumi

2. Pertambangan Batubara dan Lignit 0.0 0.0 0.0 0.0

3. Pertambangan Bijih Logam 218.5 216.7 220.8 197.2

4. Pertambangan dan Penggalian Lainnya 576.1 616.2 659.3 701.1

C Industri Pengolahan 674.6 709.9 745.2 800.1

17
1. Industri Batubara dan Pengilangan Migas 0.0 0.0 0.0 0.0

2. Industri Makanan dan Minuman 302.8 321.4 338.1 365.8

3. Industri Pengolahan Tembakau 0.2 0.2 0.2 0.2

4. Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 116.9 121.1 124.5 132.1

Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas


5. 0.0 0.0 0.0 0.0
Kaki

Industri Kayu, Barang dari Kayu dan


6. 42.4 44.7 47.4 50.8
Gabus dan Barang Anyaman

Industri Kertas dan Barang dari Kertas;


7. 22.9 23.8 24.6 26.3
Percetakan dan Reproduksi

Industri Kimia, Farmasi dan Obat


8. 14.9 15.7 16.8 17.9
Tradisional

Industri Karet, Barang dari Karet dan


9. 0.0 0.0 0.0 0.0
Plastik

10. Industri Barang Galian bukan Logam 80.1 83.8 89.0 94.0

11. Industri Logam Dasar 0.0 0.0 0.0 0.0

Industri Barang Logam; Komputer,


12. 31.6 33.2 35.5 38.0
Barang Elektronik, Optik; dan

13. Industri Mesin dan Perlengkapan 0.0 0.0 0.0 0.0

14. Industri Alat Angkutan 0.0 0.0 0.0 0.0

15. Industri Furnitur 35.4 37.2 39.0 42.4

Industri Pengolahan Lainnya; Jasa


16. Reparasi dan Pemasangan Mesin dan 27.5 28.7 30.1 32.6
Peralatan

D Pengadaan Listrik dan Gas 35.8 40.9 46.9 47.2

1. Ketenagalistrikan 35.7 40.8 46.8 47.1

18
2. Pengadaan Gas dan Produksi Es 0.1 0.1 0.1 0.1

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,


E 39.2 40.0 40.1 40.7
Limbah dan Daur Ulang
F Konstruksi 5,733.4 5,985.1 6,470.8 6,866.8

Perdagangan Besar dan Eceran;


G 6,121.6 6,493.3 6,933.2 7,241.4
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan


1. 1,545.4 1,605.6 1,658.9 1,694.9
Reparasinya

Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan


2. 4,576.2 4,887.8 5,274.2 5,546.5
Mobil dan Sepeda Motor

H Transportasi dan Pergudangan 2,702.3 2,852.9 3,036.4 3,269.0

1. Angkutan Rel 0.0 0.0 0.0 0.0

2. Angkutan Darat 1,757.8 1,844.2 1,910.4 2,014.1

3. Angkutan Laut 138.2 147.2 153.2 159.7

Angkutan Sungai Danau dan


4. 168.2 177.9 187.9 198.7
Penyeberangan

5. Angkutan Udara 389.4 420.0 507.1 604.1

Pergudangan dan Jasa Penunjang


6. 248.7 263.6 277.8 292.4
Angkutan; Pos dan Kurir
Penyediaan Akomodasi dan Makan
I 318.3 337.9 386.8 439.3
Minum
1. Penyediaan Akomodasi 164.9 174.4 210.7 249.3

2. Penyediaan Makan Minum 153.4 163.5 176.1 190.0

J Informasi dan Komunikasi 4,595.3 4,923.6 5,256.3 5,524.3


K Jasa Keuangan dan Asuransi 2,058.3 2,176.8 2,361.1 2,498.2

1. Jasa Perantara Keuangan 1,438.9 1,521.5 1,691.6 1,800.1

2. Asuransi dan Dana Pensiun 133.7 141.5 143.1 148.2

3. Jasa Keuangan Lainnya 484.5 512.6 525.2 548.7

4. Jasa Penunjang Keuangan 1.1 1.2 1.2 1.2

L Real Estate 1,402.8 1,456.8 1,506.5 1,581.2

19
M,
Jasa Perusahaan 157.7 165.0 169.7 172.1
N
Administrasi Pemerintahan,
O 6,785.7 7,248.1 7,656.4 7,883.2
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 4,753.5 4,956.2 5,163.6 5,486.0
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,148.8 1,212.3 1,287.4 1,382.0
R,S
,T, Jasa lainnya 1,172.2 1,215.8 1,258.9 1,347.0
U
Total 54,108.0 56,770.8 59,705.3 62,788.1
Sumber: Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam Angka 2018

3.4 Struktur Ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur


Dalam analisis Struktur Ekonomi bertujuan untuk mengetahui sumbangan masing-masing
kegiatan ekonomi dalam sektor perekonomian wilayah secara keseluruhan dalam suatu tahun
tertentu. Rumus struktur ekonomi adalah :
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝐷𝑅𝐵 𝑆𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑆𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟
Struktur Ekonomi= 𝑥 100%
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝐷𝑅𝐵 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙

Tabel 3.2
Presentase Struktur Ekonomi
Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2014 - 2017
Presentase Struktur Ekonomi ( % )
C Lapangan Usaha
2014 2015 2016 2017
Pertanian, Kehutanan, dan
A 28.86% 28.40% 27.65% 27.57%
Perikanan

Pertanian, Peternakan, Perburuan dan


1. 24.07% 23.61% 22.84% 22.76%
Jasa Pertanian

a. Tanaman Pangan 9.53% 9.26% 8.37% 8.45%

b. Tanaman Hortikultura 2.59% 2.40% 2.30% 2.27%

c. Tanaman Perkebunan 2.41% 2.45% 2.44% 2.45%


d. Peternakan 9.02% 9.00% 9.24% 9.11%
e. Jasa Pertanian dan Perburuan 0.52% 0.51% 0.48% 0.47%
2. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0.13% 0.13% 0.13% 0.12%
3. Perikanan 4.65% 4.66% 4.68% 4.69%

20
B Pertambangan dan Penggalian 1.47% 1.47% 1.47% 1.43%
Pertambangan Minyak, Gas dan Panas
1. 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
Bumi
2. Pertambangan Batubara dan Lignit 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
3. Pertambangan Bijih Logam 0.40% 0.38% 0.37% 0.31%
Pertambangan dan Penggalian
4. 1.06% 1.09% 1.10% 1.12%
Lainnya
C Industri Pengolahan 1.25% 1.25% 1.25% 1.27%
Industri Batubara dan Pengilangan
1. 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
Migas
2. Industri Makanan dan Minuman 0.56% 0.57% 0.57% 0.58%
3. Industri Pengolahan Tembakau 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
4. Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 0.22% 0.21% 0.21% 0.21%
Industri Kulit, Barang dari Kulit dan
5. 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
Alas Kaki

Industri Kayu, Barang dari Kayu dan


6. 0.08% 0.08% 0.08% 0.08%
Gabus dan Barang Anyaman

Industri Kertas dan Barang dari


7. 0.04% 0.04% 0.04% 0.04%
Kertas; Percetakan dan Reproduksi

Industri Kimia, Farmasi dan Obat


8. 0.03% 0.03% 0.03% 0.03%
Tradisional

Industri Karet, Barang dari Karet dan


9. 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
Plastik
10. Industri Barang Galian bukan Logam 0.15% 0.15% 0.15% 0.15%
11. Industri Logam Dasar 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
Industri Barang Logam; Komputer,
12. 5.84% 0.06% 0.06% 0.06%
Barang Elektronik, Optik; dan

13. Industri Mesin dan Perlengkapan 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%


14. Industri Alat Angkutan 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
15. Industri Furnitur 0.07% 0.07% 0.07% 0.07%
Industri Pengolahan Lainnya; Jasa
16. Reparasi dan Pemasangan Mesin dan 0.05% 0.05% 0.05% 0.05%
Peralatan
D Pengadaan Listrik dan Gas 0.07% 0.07% 0.08% 0.08%
1. Ketenagalistrikan 0.07% 0.07% 0.08% 0.08%
2. Pengadaan Gas dan Produksi Es 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
Pengadaan Air, Pengelolaan
E 0.07% 0.07% 0.07% 0.06%
Sampah, Limbah dan Daur Ulang

21
F Konstruksi 10.60% 10.54% 10.84% 10.94%
Perdagangan Besar dan Eceran;
G 11.31% 11.44% 11.61% 11.53%
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Perdagangan Mobil, Sepeda Motor
1. 2.86% 2.83% 2.78% 8.83%
dan Reparasinya
Perdagangan Besar dan Eceran,
2. 8.46% 8.61% 8.83% 8.83%
Bukan Mobil dan Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan 4.99% 5.03% 5.09% 5.21%
1. Angkutan Rel 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
2. Angkutan Darat 3.25% 3.25% 3.20% 3.21%
3. Angkutan Laut 0.26% 0.26% 0.26% 0.25%
Angkutan Sungai Danau dan
4. 0.31% 0.31% 0.31% 0.32%
Penyeberangan
5. Angkutan Udara 0.72% 0.74% 0.85% 0.96%
Pergudangan dan Jasa Penunjang
6. 0.46% 0.46% 0.47% 0.47%
Angkutan; Pos dan Kurir

Penyediaan Akomodasi dan Makan


I 0.59% 0.60% 0.65% 0.70%
Minum

1. Penyediaan Akomodasi 0.30% 0.31% 0.35% 0.40%


2. Penyediaan Makan Minum 0.28% 0.29% 0.29% 0.30%
J Informasi dan Komunikasi 8.49% 8.67% 8.80% 8.80%
K Jasa Keuangan dan Asuransi 3.80% 3.83% 3.95% 3.98%
1. Jasa Perantara Keuangan 2.66% 2.68% 2.83% 2.87%
2. Asuransi dan Dana Pensiun 0.25% 0.25% 0.24% 0.24%
3. Jasa Keuangan Lainnya 0.90% 0.90% 0.88% 0.87%
4. Jasa Penunjang Keuangan 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
L Real Estate 2.59% 2.57% 2.52% 2.52%
M,N Jasa Perusahaan 0.29% 0.29% 0.28% 0.27%
Administrasi Pemerintahan,
O Pertahanan dan Jaminan Sosial 12.54% 12.77% 12.82% 12.56%
Wajib
P Jasa Pendidikan 8.79% 8.73% 8.65% 8.74%
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2.12% 2.14% 2.16% 2.20%
R,S,T,U Jasa lainnya 2.17% 2.14% 2.11% 2.15%
Total 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%
Sumber: Hasil Perhitungan Struktur Ekonomi Provinsi NTT Tahun 2018

22
Dari hasil perhitungan Struktur Ekonomi berdasarkan PDRB Provinsi NTT berdasarkan
harga Konstan dapat diketahui bahwa Struktur Ekonomi di Provinsi NTT didominasi oleh
oleh sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 28,12%, diurutan kedua ada
Administrasi Pemerintahan dan jaminan sosial wajib sebesar 12,67%, dan diurutan ketiga
Perdagangan besar dan eceran ; reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 11,61% Sedangkan
untuk struktur ekonomi terendah di Provinsi Ekonomi adalah Pengadaan Listrik dan Gas;
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang; Jasa Perusahaan sebesar 0%.

3.5 Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur


Laju Pertumbuhan Ekonomi merupakan perkembangan kegiatan dalam perekonomian
yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan
Kemakmuran masyarakat meningkat. Rumus Laju Pertumbuhan Ekonomi adalah:

𝑃𝐷𝑅𝐵 𝑡ℎ 2016 −𝑃𝐷𝑅𝐵 𝑡ℎ 2015


Laju Pertumbuhan Ekonomi= 𝑥 100%
𝑃𝐷𝑅𝐵 𝑡ℎ 2015

Tabel 3.3
Presentase Laju Pertumbuhan Ekonomi
Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2014 - 2017
Presentase Laju Pertumbuhan Ekonomi ( LPE Rata-
c Lapangan Usaha %) rata 2014-
2014-2015 2015-2016 2016-2017 2017
Pertanian, Kehutanan, dan
A 3.16% 2.32% 4.65% 3.38%
Perikanan
Pertanian, Peternakan, Perburuan dan
1. 2.85% 1.69% 4.57% 3.04%
Jasa Pertanian
a. Tanaman Pangan 1.83% -5.09% 5.77% 0.83%
b. Tanaman Hortikultura -2.81% 0.95% 3.57% 0.57%
c. Tanaman Perkebunan 6.41% 4.58% 5.12% 5.37%
d. Peternakan 4.51% 7.38% 3.62% 5.17%
e. Jasa Pertanian dan Perburuan 1.60% -0.38% 3.31% 1.51%
2. Kehutanan dan Penebangan Kayu 2.54% 1.45% 2.81% 2.27%
3. Perikanan 4.75% 5.40% 5.10% 5.08%
B Pertambangan dan Penggalian 4.61% 5.35% 2.03% 4.00%
Pertambangan Minyak, Gas dan Panas
1. 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
Bumi
2. Pertambangan Batubara dan Lignit 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%

23
3. Pertambangan Bijih Logam -0.83% 1.86% -11.97% -3.65%
Pertambangan dan Penggalian
4. 6.51% 6.54% 5.96% 6.34%
Lainnya
C Industri Pengolahan 4.97% 4.74% 6.86% 5.52%
Industri Batubara dan Pengilangan
1. 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
Migas
2. Industri Makanan dan Minuman 5.79% 4.94% 7.57% 6.10%
3. Industri Pengolahan Tembakau 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
4. Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 3.47% 2.73% 5.75% 3.98%
Industri Kulit, Barang dari Kulit dan
5. 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
Alas Kaki
Industri Kayu, Barang dari Kayu dan
6. 5.15% 5.70% 6.69% 5.84%
Gabus dan Barang Anyaman
Industri Kertas dan Barang dari
7. 3.78% 3.25% 6.46% 4.50%
Kertas; Percetakan dan Reproduksi
Industri Kimia, Farmasi dan Obat
8. 5.10% 6.55% 6.15% 5.93%
Tradisional
Industri Karet, Barang dari Karet dan
9. 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
Plastik
10. Industri Barang Galian bukan Logam 4.42% 5.84% 5.32% 5.19%
11. Industri Logam Dasar 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
Industri Barang Logam; Komputer,
12. 4.82% 6.48% 6.58% 5.96%
Barang Elektronik, Optik; dan
13. Industri Mesin dan Perlengkapan 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
14. Industri Alat Angkutan 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
15. Industri Furnitur 4.84% 4.62% 8.02% 5.82%
Industri Pengolahan Lainnya; Jasa
16. Reparasi dan Pemasangan Mesin dan 4.18% 4.65% 7.67% 5.50%
Peralatan
D Pengadaan Listrik dan Gas 12.47% 12.79% 0.64% 8.63%
1. Ketenagalistrikan 12.50% 12.82% 0.64% 8.65%
2. Pengadaan Gas dan Produksi Es 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
Pengadaan Air, Pengelolaan
E 2.00% 0.25% 1.47% 1.24%
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
F Konstruksi 4.21% 7.51% 5.77% 5.83%
Perdagangan Besar dan Eceran;
G 5.72% 6.34% 4.26% 5.44%
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Perdagangan Mobil, Sepeda Motor
1. 3.75% 3.21% 2.12% 3.03%
dan Reparasinya

24
Perdagangan Besar dan Eceran,
2. 6.38% 7.33% 4.91% 6.20%
Bukan Mobil dan Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan 5.28% 6.04% 7.12% 6.15%
1. Angkutan Rel 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
2. Angkutan Darat 4.68% 3.47% 5.15% 4.43%
3. Angkutan Laut 6.11% 3.92% 4.07% 4.70%
Angkutan Sungai Danau dan
4. 5.45% 5.32% 5.44% 5.40%
Penyeberangan
5. Angkutan Udara 7.29% 17.18% 16.06% 13.51%
Pergudangan dan Jasa Penunjang
6. 5.65% 5.11% 4.99% 5.25%
Angkutan; Pos dan Kurir
Penyediaan Akomodasi dan Makan
I 5.80% 12.64% 11.95% 10.13%
Minum
1. Penyediaan Akomodasi 5.45% 17.23% 15.48% 12.72%
2. Penyediaan Makan Minum 6.18% 7.16% 7.32% 6.88%
J Informasi dan Komunikasi 6.67% 6.33% 4.85% 5.95%
K Jasa Keuangan dan Asuransi 5.44% 7.81% 5.49% 6.25%
1. Jasa Perantara Keuangan 5.43% 10.06% 6.03% 7.17%
2. Asuransi dan Dana Pensiun 5.51% 1.12% 3.44% 3.36%
3. Jasa Keuangan Lainnya 5.48% 2.40% 4.28% 4.05%
4. Jasa Penunjang Keuangan 8.33% 0.00% 0.00% 2.78%
L Real Estate 3.71% 3.30% 4.72% 3.91%
M,N Jasa Perusahaan 4.42% 2.77% 1.39% 2.86%
Administrasi Pemerintahan,
O Pertahanan dan Jaminan Sosial 6.38% 5.33% 2.88% 4.86%
Wajib
P Jasa Pendidikan 4.09% 4.02% 5.88% 4.66%
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5.24% 5.83% 6.85% 5.97%
R,S,T,U Jasa lainnya 3.59% 3.42% 6.54% 4.52%
Total 87.76% 96.80% 83.34% 89.30%
Sumber: Hasil Perhitungan Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi NTT Tahun 2018

Dari hasil perhitungan Laju Pertubuhan Ekonomi di Provinsi Nusa Tenggara Timur dari
tahun 2014 – 2017 dapat diketahui bahwa Laju Pertumbuhan Ekonomi yang naik secara
pesat adalah dari sektor Penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 10,13%, diurutan
kedua ada Pengadaan listrik dan gas sebesar 8,63% dan ketiga Jasa keuangan dan asuransi
sebesar 6,25%.

25
3.6 Location Quotient ( LQ )
Analisis Location Quotient ( LQ ) dilakukan untuk mengetahui kemampuan-kamampuan
sektor di suatu wilayah. Rumus untuk menghitung LQ adalah :

LQi  S N  S S
i i i

S N N N i

Dimana :

 Si : Jumlah buruh industri i di daerah yang diselidiki


 S : Jumlah seluruh buruh di daerah yang diselidiki
 Ni : Jumlah buruh industri i di seluruh negara, atau daerah yang lebih luas
dan daerah yang diselidiki menjadi bagiannya
 N : Jumlah buruh seluruh negara, atau daerah yang lebih luas dan daerah
yang diselidiki menjadi bagiannya

Interpretasi hasil analisis LQ adalah sebagai berikut :

LQ > 1 : Sektor basis, dapat melakukan ekspor dari akan hasil dari sektor yang
dianalisis
LQ < 1 : Non – basis, melakukan impor akan hasil dari sektor yang dianalisis

LQ = 1 : Berarti wilayah tersebut memenuhi kebutuhan atas sektor yang dihasilkan

Dari perhitungan rumus LQ berdasarkan PDB Indonesia terhadap PDRB Provinsi Nusa
Tenggara Timur menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan tahun 2017 dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :

26
Tabel 3.4
Location Quotient PDB Indonesia terhadap PDRB Provinsi NTT tahun 2017
PDRB PROVINSI
PDB INDONESIA
Lapangan Usaha NTT LQ INTERPRETASI
2017 2017
Pertanian, Kehutanan, dan
1256894.3 17311.1 2.09 Sektor Basis
Perikanan
Pertambangan dan Penggalian 779925.4 898.3 0.17 Sektor Non Basis
Industri Pengolahan 2103066.4 800.1 0.06 Sektor Non Basis
Pengadaan Listrik dan Gas 101551.3 47.2 0.07 Sektor Non Basis
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur Ulang 7986.4 40.7 0.77 Sektor Non Basis

Konstruksi 987883.5 6866.8 1.06 Sektor Basis


Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1311463.7 7241.4 0.84 Sektor Non Basis

Transportasi dan Pergudangan 406679.4 3269 1.22 Sektor Basis


Penyediaan Akomodasi dan
298514.9 439.3 0.22 Sektor Non Basis
Makan Minum
Informasi dan Komunikasi 504278.9 5524.3 1.66 Sektor Basis
Jasa Keuangan dan Asuransi 398919 2498.2 0.95 Sektor Non Basis
Real Estate 289789.4 1581.2 0.83 Sektor Non Basis
Jasa Perusahaan 172763.8 172.1 0.15 Sektor Non Basis
Administrasi Pemerintahan,
Pertanahan dan Jaminan Sosial 326526.8 7883.2 3.66 Sektor Basis
Jasa Pendidikan 304525 5486 2.73 Sektor Basis
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
109448 1382 1.92 Sektor Basis
Sosial
Jasa Lainnya 170073.7 1347 1.20 Sektor Basis
Jumlah 9530289.9 62787.9 1
Sumber: Hasil Perhitungan Location Quotient Provinsi NTT tahun 2018

Dari Perhitungan LQ diatas dapat diketahui bahwa nilai Location Quotient (LQ) menurut
lapangan usaha di Provinsi NTT yang berada diatas 1 adalah pada sektor Pertanian,
kehutanan, dan Perikanan ; Konstruksi; Transportasi dan pergudangan; informasi dan
komunikasi ; Administrasi pemerintahan, pertanahan dan jaminan sosial; jasa pendidikan;
jasa kesehatan dan kegiatan sosial; dan Jasa lainnya, artinya sektor-sektor ini dapat
melakukan ekspor maupun impor dari hasil sektor yang dihasilkan. Sedangkan untuk Sektor-
sektor yang nilai Location Quotient (LQ) lebih kecil dari 1 adalah sektor Pertambangan dan
penggalian; industri pengolahan; pengadaan listrik dan gas; pengadaan air, pengelolaan

27
sampah, limbah dan daur ulang; perdagangan besar dan eceran; repasi mobil dan sepeda
motor; penyediaan akomodasi dan makan minum; jasa keuangan dan asuransi; real estate;
dan jasa perusahaan, artinya sektor ini tidak dapat memenuhi kebutuhan di Provinsi NTT
sehingga perlu adanya Ekspor dari daerah lain.

3.7 Shiftshare
Analisis Shift Share merupakan teknik yang sangat berguna dalam menganalisis
perubahan struktur ekonomi daerah dibandingkan dengan perekonomian nasional.
Analisis ini bertujuan untuk menentukan kinerja atau produktivitas kerja perekonomian
daerah dengan membandingkannya dengan daerah yang lebih besar (Robinson
Tarigan,2005). Untuk mengetahui proses pertumbuhan ekonomi suatu daerah dengan
menggunakan analisis Shift Share digunakan variabel penting seperti tenaga kerja,
penduduk dan pendapatan. Untuk menghitung shiftshare dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:

Rumus Shiftshare: PEK = KPN + KPP + KPK

28
 Tahap 1: Hitung dan bandingkan pertumbuhan pendapatan di Provinsi dengan
Nasional

Tabel 3.5
Perbandingan PDRB Provinsi Nusa Tenggara Timur & Nasional

PDB INDONESIA PDRB PROVINSI NTT


Lapangan Usaha
2014 2017 2014 2017
Pertanian, Kehutanan, dan
1129052.7 1256894.3 15614 17311.1
Perikanan
Pertambangan dan Penggalian 794489.5 779925.4 794.6 898.3
Industri Pengolahan 1854256.7 2103066.4 674.6 800.1
Pengadaan Listrik dan Gas 94047.2 101551.3 35.8 47.2
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur Ulang 6882.5 7986.4 39.2 40.7

Konstruksi 826615.6 987883.5 5733.4 6866.8


Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1177297.5 1311463.7 6121.6 7241.4

Transportasi dan Pergudangan 326933 406679.4 2702.3 3269


Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum 257815.5 298514.9 318.3 439.3

Informasi dan Komunikasi 384475.6 504278.9 4595.3 5524.3


Jasa Keuangan dan Asuransi 319825.5 398919 2058.3 2498.2
Real Estate 256440.2 289789.4 1402.8 1581.2
Jasa Perusahaan 137795.3 172763.8 157.7 172.1
Administrasi Pemerintahan,
Pertanahan dan Jaminan Sosial 296329.7 326526.8 6785.7 7883.2

Jasa Pendidikan 263685 304525 4753.5 5486


Jasa Kesehatan dan Kegiatan
91357.1 109448 1148.8 1382
Sosial
Jasa Lainnya 134070.1 170073.7 1172.2 1347
Jumlah 8351368.7 9530289.9 54108.1 62787.9
Presentase Pertumbuhan PDRB
Provinsi NTT dan PDB Nasional
14.12 16.04
selama empat tahun dari 2014-
2017
Sumber: Indonesia dalam angka 2018, Provinsi NTT dalam angka 2018

29
 Tahap 2: Hitung perubahan pendapatan setiap sektor
Tabel 3.6
Perubahan PDRB Provinsi Nusa Tenggara Timur

PDRB PROVINSI NTT Perubahan PDRB


Lapangan Usaha Provinsi NTT tahun
2014 2017 2014-2017
Pertanian, Kehutanan, dan
15614 17311.1 1697.1
Perikanan
Pertambangan dan Penggalian 794.6 898.3 103.7
Industri Pengolahan 674.6 800.1 125.5
Pengadaan Listrik dan Gas 35.8 47.2 11.4
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur Ulang 39.2 40.7 1.5
Konstruksi 5733.4 6866.8 1133.4
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 6121.6 7241.4 1119.8
Transportasi dan Pergudangan 2702.3 3269 566.7
Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum 318.3 439.3 121
Informasi dan Komunikasi 4595.3 5524.3 929
Jasa Keuangan dan Asuransi 2058.3 2498.2 439.9
Real Estate 1402.8 1581.2 178.4
Jasa Perusahaan 157.7 172.1 14.4
Administrasi Pemerintahan,
Pertanahan dan Jaminan Sosial 6785.7 7883.2 1097.5
Jasa Pendidikan 4753.5 5486 732.5
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
1148.8 1382 233.2
Sosial
Jasa Lainnya 1172.2 1347 174.8
Jumlah 54108.1 62787.9 8679.8
Sumber: Perhitungan Perubahan PDRB Provinsi NTT, tahun 2018

30
 Tahap 3: Menghitung Komponen KPN, KPP, KPK, dan PN

Tabel 3.7
Hasil Perhitungan KPN, KPP, KPK, dan PN

Lapangan Usaha KPN KPP KPK PN PEK

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0.14 -0.03 0.00 -0.03 0.08


Pertambangan dan Penggalian 0.14 -0.16 0.15 -0.01 0.12
Industri Pengolahan 0.14 -0.01 0.05 0.04 0.23
Pengadaan Listrik dan Gas 0.14 -0.06 0.24 0.18 0.49
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
0.14 0.02 -0.12 -0.10 -0.07
Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi 0.14 0.05 0.00 0.06 0.25
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
0.14 -0.03 0.07 0.04 0.22
Mobil dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan 0.14 0.10 -0.03 0.07 0.28
Penyediaan Akomodasi dan Makan
0.14 0.02 0.22 0.24 0.62
Minum
Informasi dan Komunikasi 0.14 0.17 -0.11 0.06 0.26
Jasa Keuangan dan Asuransi 0.14 0.11 -0.03 0.07 0.29
Real Estate 0.14 -0.01 0.00 -0.01 0.11
Jasa Perusahaan 0.14 0.11 -0.16 -0.05 0.04
Administrasi Pemerintahan, Pertanahan
0.14 -0.04 0.06 0.02 0.18
dan Jaminan Sosial
Jasa Pendidikan 0.14 0.01 0.00 0.01 0.17
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0.14 0.06 0.00 0.06 0.26
Jasa Lainnya 0.14 0.13 -0.12 0.01 0.16
Total PDRB 2.38 0.45 0.21 0.65 3.69
Sumber: Perhitungan KPN, KPP, KPK, dan PN tahun 2018

31
 Tahap 4: Kalikan KPN, KPP, dan KPK untuk mendapatkan nilai absolute (PEK)
Tabel 3.8
Nilai Absolute

Lapangan Usaha PEK

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0.08


Pertambangan dan Penggalian 0.12
Industri Pengolahan 0.23
Pengadaan Listrik dan Gas 0.49
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur
-0.07
Ulang
Konstruksi 0.25
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan
0.22
Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan 0.28
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0.62
Informasi dan Komunikasi 0.26
Jasa Keuangan dan Asuransi 0.29
Real Estate 0.11
Jasa Perusahaan 0.04
Administrasi Pemerintahan, Pertanahan dan Jaminan
0.18
Sosial
Jasa Pendidikan 0.17
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0.26
Jasa Lainnya 0.16
Total PDRB 3.69
Sumber: Hasil Perhitungan Nilai Absolute PEK tahun 2018

32
 Tahap 5: Melihat pergeseran yang bersifat dinamis dengan menggunakkan data KPP
dan KPK.
Grafik 3.1 Posisi Relatif Sektor – Sektor Ekonomi

Posisi Relatif Sektor – Sektor Ekonomi


Provinsi NTT
AGAK MUNDUR 0.20
UNGGUL

-0.11, 0.17
0.15

-0.12, 0.12
-0.16, 0.11 -0.03, 0.11
-0.03, 0.10
0.10

0.00, 0.06
0.05 0.00, 0.05
-0.12, 0.02 0.22, 0.02
0.00, 0.01
KPP

0.00
-0.20 -0.15 -0.10 -0.05 0.00 0.00, -0.01
0.05 0.05, -0.01
0.10 0.15 0.20 0.25 0.30
0.00, -0.03 0.07, -0.03
-0.05
0.06, -0.04
0.24, -0.06

-0.10
MUNDUR AGAK UNGGUL
-0.15
0.15, -0.16

-0.20
KPK

Dari grafik diatas dijelaskan bahwa sektor Penyediaan akomodasi dan makan minum,
Konstruksi, Jasa Pendidikan dan Jasa Kesehatan dan kegiatan sosial berada dalam kategori
Unggul, untuk sektor Informasi dan komunikasi, Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan
Daur Ulang; Transportasi dan perdagangan; dan jasa lainnya berada pada kategori agak mundur.
Sedangkan unutk kategori Mundur tidak ada sektor yang berada dalam kategori tersebut.

33
Tabel 3.9
Hasil Perhitungan Shiftshare
PDRB PROVINSI
PDB INDONESIA
Lapangan Usaha NTT PEK
2014 2017 2014 2017
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1129052.7 1256894.3 15614 17311.1 0.08
Pertambangan dan Penggalian 794489.5 779925.4 794.6 898.3 0.12
Industri Pengolahan 1854256.7 2103066.4 674.6 800.1 0.23
Pengadaan Listrik dan Gas 94047.2 101551.3 35.8 47.2 0.49
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang 6882.5 7986.4 39.2 40.7 -0.07
Konstruksi 826615.6 987883.5 5733.4 6866.8 0.25
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1177297.5 1311463.7 6121.6 7241.4 0.22
Transportasi dan Pergudangan 326933 406679.4 2702.3 3269 0.28
Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum 257815.5 298514.9 318.3 439.3 0.62
Informasi dan Komunikasi 384475.6 504278.9 4595.3 5524.3 0.26
Jasa Keuangan dan Asuransi 319825.5 398919 2058.3 2498.2 0.29
Real Estate 256440.2 289789.4 1402.8 1581.2 0.11
Jasa Perusahaan 137795.3 172763.8 157.7 172.1 0.04
Administrasi Pemerintahan,
Pertanahan dan Jaminan Sosial 296329.7 326526.8 6785.7 7883.2 0.18
Jasa Pendidikan 263685 304525 4753.5 5486 0.17
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 91357.1 109448 1148.8 1382 0.26
Jasa Lainnya 134070.1 170073.7 1172.2 1347 0.16
Jumlah 8351368.7 9530289.9 54108.1 62787.9 3.69
Sumber: Hasil Perhitungan Shiftshare tahun 2018

34
BAB IV
ANALISIS POLA PERMUKIMAN

4.1 Skalogram
Skalogram digunakan untuk mengetahui pola fungsi / pelayanan sosial ekonomi yang
terdapat pada berbagai tingkatan perkotaan / pusat pelayanan dan bagaimana pola tersebut
melayani kebutuhan penduduk di wilayah yang ditinjau. Fungsi dari metode skalogram
adalah untuk mengelompokkan serta menentukan jenis dan keragaman pelayanan dan
fasilitas yang terdapat pada pusat – pusat pelayanan dengan berbagai tingkatan.

Pada Provinsi Nusa Tenggara Timur perhitungan Skalogram menggunakan data jumlah
sarana pendidikan, kesehatan dan peribadatan. Data per-Kabupaten kemudian dijumlahkan
untuk mengetahui wilayah yang mempunyai fungsi terbesar sampai yang terkecil.

Tabel 4.1
Hasil Perhitungan Skalogram Provinsi Nusa Tenggara Timur

No. Kabupaten / Kota Total

1. Kota Kupang 998


2. Sumba Barat 783
3. Sumba Timur 1434
4. Kabupaten Kupang 2862
5. TTS 2752
6. TTU 1241
7. Belu 840
8. Alor 1571
9. Lembata 799
10. Flores Timur 1353
11. Sikka 1472
12. Ende 1579
13. Ngada 852
14. Manggarai 1261
15. Rote Ndao 1043
16. Manggarai Barat 1162
17. Sumba Tengah 496
18. Sumba Barat Daya 1361
19. Nagekeo 728

35
20. Manggarai Timur 1390
21. Sabu Raijua 495
22. Malaka 937
Sumber: Hasil Perhitungan Skalogram Provinsi NTT 2018

Berdasarkan hasil perhitungan skalogram diketahui bahwa pusat pelayanan ada di


Kabupaten Kupang karena memiliki jumlah fungsi terbesar yaitu 2.862. sedangkan untuk
jumlah fungsi terkecil ada di Kabupaten Sabu Raijuan dengan jumlah fungsi sebesar 495, hal
ini dikarenakan Kabupaten Sabu Raijua merupakan salah satu wilayah yang paling sedikit
penduduknya di Provinsi Nusa Teggara Timur.

4.2 Index Centralitas Terbobot (ICT)


Analisis Index Centralitas Terbobot dimaksudkan untuk mengetahui struktur/hierarki
pusat-pusat pelayanan yang ada dalam suatu wilayah perencanaan pembangunan, seberapa
banyak jumlah fungsi yang ada, berapa jenis fungsi yang tersebar di wilayah tertentu.
Dimana dalam perhitungannya terdapat penentuan bobot fungsi fasilitas pelayanan dan
penentuan index centralitas dan hierarki wilayah.

Tabel 4.2
Hasil Perhitungan ICT di Provinsi Nusa Tenggara Timur
No. Kab/Kot Total Hirarki
1. Kota Kupang 54 IV
2. Sumba Barat 47 IV
3. Sumba Timur 54 IV
4. Kabupaten Kupang 54 IV
5. TTS 54 IV
6. TTU 54 IV
7. Belu 54 IV
8. Alor 54 IV
9. Lembata 54 IV
10. Flores Timur 54 IV
11. Sikka 54 IV
12. Ende 154 I
13. Ngada 54 IV
14. Manggarai 47 IV
15. Rote Ndao 47 IV
16. Manggarai Barat 54 IV
17. Sumba Tengah 147 I

36
18. Sumba Barat Daya 41 IV
19. Nagekeo 154 I
20. Manggarai Timur 36 IV
21. Sabu Raijua 36 IV
22. Malaka 36 IV
Sumber: Hasil Perhitungan ICT Provinsi NTT tahun 2018

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hierarki wilayah di Provinsi Nusa Tenggara
Timur tertinggi berada di Kabupaten Ende, Kabupaten Sumba Tengah dan Kabupaten
Nagekeo yang berarda pada tingkat Hierarki I, sedangkan untuk Kabupaten lainnya berada di
tingkat hierarki IV. Hasil dari tingkat hierarki ini didasarkan pada daya jangkau pelayanan
suatu wilayah mulai dari daerah yang mempunyai jangkauan pelayanan yang sangat terbatas,
sedang dan jauh.

37
BAB V
USULAN KEBIJAKAN
5.1 Pengertian Kebijakan
Kebijakan adalah keputusan suatu organisasi yang dimaksud untuk mengatasi
permasalahan tertentu sebagai keputusan untuk mencapai tujuan tertentu, berisikan
ketentuan-ketentuan yang dapat dijadikan pedoman perilaku dalam pengambilan keputusan
lebih lanjut, yang harus dilakukan baik kelompok sasaran ataupun (unit) organisasi pelaksana
kebijakan, penerapan atau pelaksanaan dari suatu kebijakan yang telah ditetapkan baik dalam
hubungan dengan (unit) organisasi pelaksana maupun dengan kelompok sasaran yang
dimaksudkan.

5.2 Usulan Kebijakan di Provinsi Nusa Tenggara Timur


1. Kebijakan Pemantapan Kota Kupang sebagai Pusat Kegiatan Nasional ( PKN ) di
Provinsi Nusa Tenggara Timur diarahkan pada kesiapan dan kenyamanan Kota Kupang
sebagai kota yang melayani kegiatan Nasional.
 Mendorong Kemudahan aksebilitas terhadap kegiatan skala Nasional
 Mengembangkan sektor Unggulan Perekonomian daerah yang siap melayani
kegiatan Nasional
2. Kebijakan Pengembangan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur sebagai
pusat pelayanan berskala regional diarahkan pada kemudahan akses dan pelayanan
Kabupaten/Kota sebagai daya tarik kegiatan skala regional
 Mendorong Kemudahan aksebilitas pelayanan skala regional
 Mendukung pengembangan transportasi darat, laut dan udara di Provinsi Nusa
Tengaara Timur
 Megarahkan kegiatan pelayanan sosial, budaya, ekonomi dan/atau adminsitrasi
masyarakat pada skala regional
 Mendorong pertumbuhan sektor-sektor strategis dengan mengutamakan
perkembangan ekonomi lokal
 Meningkatkan pengembangan kawasan yang cenderung menjadi aglomerasi
fasilitas pelayanan regional

38
3. Kebijakan Pengembangan Kabupaten/Kota sebagai pusat pelayanan kawasan dengan
memanfaatkan Potensi di wilayah masing-masing untuk peningkatan ekonomi
masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Timur
 Mendorong sektor pendukung pariwisata di setiap Kabupaten/Kota yang dapat
melayani Provinsi Nusa Tenggara Timur
 Meningktkan kegiatan dan pelayanan sektor perdagangan dan jasa yang mengarah
pada pendukung sektor pariwisata
4. Kebijakan pengembangan prasarana wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur diarahkan
pada pengembangan dan penataan sistem jaringan prasarana utama transportasi, jaringan
prasarana lainnya dan infrastruktur Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk peningkatan
layanan masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Timur dan menghindari disparatis
perkembangan kawasan antara sub wilayah Kabupaten/Kota lainnya.
 Penyediaan prasarana dan sarana di Kabupaten/Kota yang terintegrasi secara
hierarki sesuai dengan standar yang berlaku
 Penyediaan utilitas di Kabupaten/Kota yang terintegrasi secara hierarki sesuai
dengan standar yang berlaku
5. Mengembangkan Pusat Kegiatan Nasional baru di Kabupaten Kupang untuk membantu
Pusat Pelayanan Nasional di Kota Kupang
 Meningkatkan Pelayanan sarana dan prasarana penunjang di Kabupaten Kupang,
 Meningkatkan Potensi Ekonomi untuk menunjang Pendapatan Kabupaten dan
Provinsi Nusa Tenggara Timur.

39
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari Paparan atau penjelasan penelitian di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
sesuai dengan hasil penelitian “Analisis Inter Region dan Pola Permukiman Provinsi Nusa
Tenggara “ penulis menyimpulkan bahwa Analisis Inter Region berguna untuk mengetahui
Potensi Ekonomi yang dapat menunjang untuk perkembangan wilayah di Provinsi, dan
analisis Pola Permukiman bertujuan untuk mengetahui pusat pelayan di Provinsi Nusa
Tenggara Timur guna mengetahui Kota / Kabupaten yang menjadi pusat pelayanan Nasional
maupun Pusat Pelayanan Lokal.

6.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan detail dalam menjelaskan tentang laporan di atas dengan sumber – sumber yang
lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggungjawabkan.

Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi
terhadap kesimpulan dari bahasan laporan yang telah dijelaskan. Untuk bagian terakhir dari
makalah adalah datar pustaka. Pada kesempatan lain akan saya jelaskan tentang daftar
pustaka makalah.

40
DAFTAR PUSTAKA

1. DOKUMEN
- Provinsi Nusa Tenggara Timur Dalam Angka 2018

2. UNDANG – UNDANG
- Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang

3. WEBSITE
- “ Pengertian Perencanaan Wilayah “
http://aguseka1991.blogspot.com/2012/12/perencanaan-wilayah.html
- “ Geografi Regional Provinsi Nusa Tenggara Timur “
https://www.academia.edu/18538691/Geografi_Regional_Indonesia_Provinsi_Nu
sa_Tenggara_Timur
- “ Profil Singkat Provinsi Nusa Tenggara Timur “
https://id.scribd.com/document/358149591/Profil-Singkat-Provinsi-Nusa-
Tenggara-Timur
- “ Pengetian dan Fungsi Produk Domestik Bruto “
http://www.sharingid.com/pengertian-dan-fungsi-produk-domestik-bruto/
- “ Profil Kepulauan Provinsi Nusa Tenggara Timur “
http://nttprov.go.id/ntt/profil-kepulauan/
- “ Profil Provinsi Nusa Tenggara Timur “
https://nttbangkit.wordpress.com/about/
“ Sumber daya alam Provinsi Nusa Tenggara Timur “
- http://infonusatenggaratimur.blogspot.com/2013/06/sumber-daya-alam-provinsi-
nusa-tenggara.html
- “ Pengertian Kebijakan Menurut Para Ahli “
http://pengertianahli.id/2014/08/pengertian-kebijakan-menurut-para-ahli.html
- “ Laporan Penelitian Provinsi Nusa Tenggara Timur “
https://www.slideshare.net/Sheptiinia/kpp-30116695

41

Anda mungkin juga menyukai