PENDAHULUAN
1
solor ( masuk wilayah kabupaten flotim/lembata), pulau batang, kisu, lapang, pura, rusa,
trweng (kabupaten alor), pulau dana, doo, landu manifon, manuk, panama, rajina, rote, sarvu,
semua ( kabupaten kupang/rote ndao), pulau loren, komodo, rinca, sebabi, sebayur kecil,
sebayur besar ( wilayah kebupaten manggarai ), pulau untelue ( kabupaten ngada ), pulau
halurura ( kabupaten sumba timur, dll )
1.3 Tujuan
Tujuan dari Laporan Perencanaan Wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah
sebagai berikut :
Mengetahui kondisi perekonomian di Provinsi Nusa Tenggara Timur
Mengetahui potensi perekonomian yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur
Mengetahui letak pusat pelayanan / hirarki di Provinsi Nusa Tenggara Timur
Memberikan usulan kebijakan yang dapat membantu pembangunan di Provinsi
Nusa Tenggara Timur
2
BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH
Tabel 2.1
Luas Wilayah Provinsi NTT per Kabupaten/Kota
3
17. Sumba Tengah 1868.74
18. Sumba Barat Daya 1480.46
19. Nagekeo 1416.96
20. Manggarai Timur 2642.93
21. Sabu Raijua 460.54
22. Malaka 1160.63
Total 48691.92
Sumber: Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam Angka 2018
Provinsi Nusa Tenggara Timur menempati bagian barat Pulau Timor. Sementara
bagian timur pulau tersebut adalah bekas Provinsi Indonesia yang ke-27, yaitu Timor
Timur yang merdeka menjadi negara Timor Leste pada tahun 2002. Batas-batas
wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah sebagai berikut :
Peta 2.1
Batas Administrasi Provinsi Nusa Tenggara Timur
Sumber: wwwcitrasatelit.com
4
2.1.2 Letak dan Kondisi Geografis
Berdasarkan letak geografisnya, Kepulauan NTT berada di antara Benua Asia dan
Benua Australia, serta diantara Samudra Indonesia dan Laut Flores, Provinsi Nusa
Tenggara Timur merupakan wilayah kepulauan yang terdiri dari 1.192 pulai, 432
pulau diataranya sudah mempunyai nama dan sisanya sampai saat ini belum
mempunyai nama, 42 pulau dihuni dan 1.150 pulau tidak dihuni. Provinsi Nusa
Tenggara Timur terletak di selatan khatulistiwa pasa posisi 800 – 120 Lintang Selatan
dan 1180 – 1250 Bujur Timur. Akibat posisi geografis Provinsi Nusa Tenggara Timur
memiliki Posisi yang cukup strategis antara lain :
2.1.3 Topografi
Apabila dilihat dari topografinya, maka wilayah Nusa Tenggara Timur dapat
dibagi atas 5 bagian besar, yaitu :
5
adat dan tipologi kehidupan yang sangat besar antara suatu daerah dengan daerah
lainnya.
2.1.4 Geologi
Keadaan formasi Geologi di Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur secara garis
besar adalah sebagai berikut :
2.1.5 Hidrologi
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai ( DAS ) di wilayah Provinsi Nusa Tenggara
Timur berdasarkan pada satuan Wilayah Daerah Aliran Sungai ( SWP DAS ). SWP
Daerah aliran sungai di Provinsi Nusa Tenggara Timur berjumlah 31 buah. Dari 31
DAS tersebut ada beberapa yang sudah dibagi menjadi sub DAS – sub DAS terutama
6
pada daerah-daerah yang dianggap strategis untuk mendukung pembangunan di
sekitarnya baik berupa cek dam, bendungan, dll.
Beberapa sub DAS yang telah dibuat RTL-RLKT diantaranya, antara lain :
2.1.6 Klimatologi
Wilayah Nusa Tenggara Timur beriklim kering yang dipengaruhi oleh angina
musim. Periode musim kemarau lebih panjang, yaitu 7 bulan ( Mei sampai November
) sedangkan musim hujan hanya 5 bulan ( Desember sampai April ). Suhu udara rata-
rata 27,60C suhu maksimum rata-rata 29oC, dan suhu minimum rata-rata 26,10.
7
utara dan pesisir sungai yang merupakan sawah tadah hujan dan sawah pasang surut.
Pertanian lahan kering meliputi dataran rendah dan daerah lereng di kaki gunung.
Dikaitkan dengan mata pencarian, hampir 80% penduduk Nusa Tenggara Timur
menggantungkan hidupnya pasa sektor pertanian. Usaha tani sawah tadah hujan dan
pertanian lahan kering merupakan sistem yang paling banayak dilakukan. Selain
pertanian menetap, pedadangan berpindah dengan sistem tebas bakar merupakan cara
ang biasa dilakukan. Jenis tanaman yang dikebangkan oleh petani di lahan kering
antara lain padi gogo, jagung, kacang-kacangan, sayur-sayuran dan buah-buahan
(manga, nangka, cempeda, dll). Jenis-jenis tersebut ditanam bercampur dengan cara
tradisional, tanpa penggunaan pupuk dan obat-obatan untuk peningkatan produksinya.
Pola usaha tani sistem perladangan tersebut cendrung menimbulkan masalah-masalah
erosi, kemunduran produksi dan degrasi lahan.
2.2 Kependudukan
Kependudukan adalah bagian dari bagaimana cara mengetahui Dinamika kependudukan
manusia. Demografi meliputi ukuran, struktur dan distribusi penduduk, serta bagaimana
jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan.
8
Tabel 2.2
Jumlah Penduduk Provinsi Nusa Tenggara Timur
menurut Kabupaten/Kota Tahun 2014-2017
9
Grafik 2.1 Jumlah Penduduk Menurut Kab/Kota di Provinsi NTT
500000
450000
400000
350000
300000
250000 2014
200000 2015
150000 2016
100000 2017
50000
0
Kabupaten Kupang
Kota Kupang
Belu
Ngada
Nagekeo
Lembata
Sabu Raijua
TTS
Sikka
TTU
Alor
Ende
Malaka
Flores Timur
Manggarai
Rote Ndao
Sumba Timur
Manggarai Timur
Sumba Barat
Jumlah Penduduk
Kepadatan Penduduk =
Luas Wilayah
Kepadatan Penduduk di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang tertinggi ada pada
Kota Kupang dengan kepadatan penduduk sebesar 15.764 jiwa/km2, sedangkan untuk
kepadatan penduduk terendah ada pada Kabupaten Sumba Timur sebesar 36 jiwa/km2.
10
Tabel 2.3
Kepadatan Penduduk di
Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2017
Luas 2017-Kepadatan
Jumlah
No. Kabupaten / Kota Wilayah Penduduk
Penduduk 2017
Km2 (jiwa/km2)
1. Kota Kupang 412708 26.18 15764
2. Sumba Barat 12776 2183.18 58
3. Sumba Timur 252704 7000.50 36
4. Kabupaten Kupang 372777 5434.76 69
5. TTS 463980 3947.00 118
6. TTU 249711 2669.70 94
7. Belu 213596 1284.97 166
8. Alor 202890 2864.60 71
9. Lembata 137714 1266.00 109
10. Flores Timur 251611 1813.20 139
11. Sikka 317292 1731.90 183
12. Ende 272084 2046.50 133
13. Ngada 159081 1645.88 97
14. Manggarai 329198 2096.44 159
15. Rote Ndao 159614 1280.00 125
110
16. Manggarai Barat 263207 2397.03
17. Sumba Tengah 70719 1868.74 38
18. Sumba Barat Daya 331894 1480.46 224
19. Nagekeo 142804 1416.96 101
20. Manggarai Timur 280118 2642.93 106
21. Sabu Raijua 91512 460.54 199
22. Malaka 186312 1160.63 161
11
Grafik 2.2 Kepadatan Penduduk Provinsi NTT Tahun 2014 - 2017
20000
15000
10000
5000
0
2014 2015 2016 2017
Pn = Po (1+r)n
Dimana : Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke n
r = Laju pertumbuhan
12
Tabel 2.4
Hasil Proyeksi Penduduk
Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2022 - 2037
Proyeksi Jumlah Penduduk
No. Kabupaten / Kota 2014 2015 2016 2017
2022 2027 2032 2037
1. Kota Kupang 338177 380084 402286 412708 417023 421383 425789 430241
2. Sumba Barat 11499 11907 12913 12776 19785 31020 48985 76995
3. Sumba Timur 228791 243009 249606 252704 253992 255286 256587 257894
4. Kabupaten Kupang 305389 338415 360228 372777 376659 380582 384546 388551
5. TTS 443111 456152 461681 463980 465060 466143 467229 468317
6. TTU 230792 242082 247216 249711 250714 251721 252733 253748
7. Belu 189123 203284 210307 213596 214935 216282 217638 219003
8. Alor 190919 198200 201515 202890 203517 204145 204775 205408
9. Lembata 118406 129482 134573 137714 138793 139880 140976 142081
10. Flores Timur 233578 244485 248889 251611 252564 253521 254481 255445
11. Sikka 301579 311411 315477 317292 318108 318927 319748 320570
12. Ende 261713 268314 270886 272084 272618 273153 273690 274227
13. Ngada 143007 152519 156101 159081 159951 160825 161704 162588
14. Manggarai 293888 314491 324014 329198 331118 333049 334992 336946
15. Rote Ndao 120706 142106 153792 159614 162001 164425 166884 169380
16. Manggarai Barat 222913 245817 257582 263207 265484 267781 270098 272435
17. Sumba Tengah 62796 67393 69606 70719 71152 71587 72025 72465
18. Sumba Barat Daya 286409 312510 325699 331894 334430 336985 339560 342155
19. Nagekeo 130691 137919 141310 142804 143451 144101 144754 145410
20. Manggarai Timur 253911 268418 276620 280118 281526 282941 284364 285793
21. Sabu Raijua 73912 83501 88826 91512 92540 93580 94632 95695
22. Malaka 164888 177398 183387 186312 187485 188665 189853 191048
Total 4606198 5036897 5203514 5287302 5325131 5363231 5401603 5440249
Sumber: Provinsi NTT dalam angka 2018, Hasil Proyeksi 2018
2.3.1 Pertanian
Produksi sub sektor tanaman pangan merupakan produksi utama bagi ketahanan
pangan, pada umumnya dan kesejahteraan petani pada khususnya, karena bagi
mayoritas keluarga petani, ketersediaan pangan serta kebutuhan hidup penting lainnya
bergantung pada apakah produksi pangannya cukup untuk konsumsi keluarga dan
untuk diperjual belikan guna memperoleh uang tunai. Terkait dengan hat tersebut,
13
berbagai upaya dan kecenderungan perbaikan yang perlu ditingkatkan melalui program
pemerintah dan masyarakat, produksi tanaman yang di hasilkan di provinsi ini adalah
sumber karbohidrat (padi, jagung, kacang-kacang umbi-umbian) dan sumber protein
nabati (sayur dan buah). Jika pada 2004, lima sayuran dengan produksi tertinggi adalah
sawi, terung, bawang dan tomat, maka pada 2005 kacang tanah menduduki peringkat
pertama, dan tomat produksi tertinggi. Selain sayur mayur, buah-buahan merupakan
penyumbang utama protein nabati serta mineral-mineral yang penting untuk kesehatan
tubuh.
2.3.2 Kehutanan
Luas hutan adalah 1.808.990 hektar atau setara 30,34% luas daratan merupakan
dampak deforestasi dimana eksploitasi hasil hutan dalam bentuk kayu berpacu terlalu
cepat dibandingkan upaya-upaya reboisasi dan rehabilitasi hutan. Ekploitasi hasil hutan
kayu, arang dan pohon mencapai 86.620,77 meter kubik, hasil hutan non kayu, kulit
dan daun mencapai 29.777.185 ton, dan hasil perburuan (madu) 23.604 liter.
2.3.4 Peternakan
Sub sektor peternakan merupakan penyumbang protein hewani untuk kebutuhan
masyarakat lokal maupun masyarakat di luar Nusa Tenggara Timur. Tujuh jenis ternak
menunjukkan perkembangan populasi netto sebesar 1,87%, Kenaikan tertinggi di
sumbangkan oleh kambing (3,85%) dan babi (3,37%), sedangkan pertumbuhan negatif
disumbangkan oleh domba, perkembangan pengeluaran ternak, perdagangan antar
pulau sapi sebagai ternak niaga utama mengalami penurunan sebesar 19,47%, sekalipun
secara agregat pengantar ternak besar mengalami pertumbuhan sebesar 7,94%. Akan
hasil pemotongan ternak, secara agregat terjadi kenaikan sebesar 1,89%. Jika
dibandingkarn antara pengantar pemotongan, terlihat bahwa pemotongan sapi
14
mengalami lonjakan yang lebih besar daripada pengantarpulauannya, hal ini
menunjukkan daya serap daging sapi untuk pasar lokal mengalami peningkatan.
2.3.5 Perkebunan
Usaha tani tanaman perkebunana memiliki keunggulan tersendiri karena tahun
produksinya yang panjang. Dalam kurun waktu 2004-2005, secara agregat terjadi
pertambahan luas areal tanaman produktif sebesar 11,94%, dan pertambahan produksi
sebesar 9,97%. Namun demikian, data menunjukkan bahwa terjadi sedikit penurunan
luas panen untuk tanaman kopi, asam, dan lontar; tetapi untuk kopi dan asam, tidak
diikuti dengan penurunan produksi. Penurunan produksi justru terjadi pada tanaman
lain yakni kapuk dan tembakau.
Eksplorasi panas bumi untuk pembangkit energi listrik telah sampai pada tahapan
implementasi, sehingga diyakini akan meningkatkan daya dorong sub sektor
pertambangan terhadap peningkatan energi dan listrik. Kendala yang dihadapi usaha
penambangan deposit marmer adalah tingginya investasi, dan risikonya serta lemahnya
diplomasi sosial ekonomi antara masyarakat adat, pemerintah dan perusahaan
penambang, mengakibatkan berhentinya dua buah tambang marmer di daratan Timor.
Untuk penambangan biji besi di Sumba, kendala yang dihadapi adalah rendahnya skala
usaha yang diterapkan sehingga tidak mencapai skala yang ekonomis.
15
BAB III
ANALISIS INTER REGION
3.1 Pengertian Analisis Inter Region
Analisa inter regional merupakan salah satu model analisa wilayah yang membahas
tentang perencanaan antar wilayah-wilayah yang lebih berhubungan dengan daerah
homogen. Yang terdapat di dalam analisa wilayah model inter region ini adalah sebagai
berikut:
1. Pendapatan Regional:
2. Pertumbuhan Regional
a. Model Harrord-Domar
Pada laporan ini akan dilakukan analisis inter region dengan menghitung struktur
ekonomi, laju pertumbuhan ekonomi, dan shiftshare dari data PDRB Provinsi Nusa Tenggara
Timur.
3.2 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Nusa Tenggara Timur
Produk Domestik Regional Bruto diartikan sebagai nilai pasar semua barang dan jasa
yang diproduksi oleh suatu wilayah di sebauh negara pada periode tertentu. Pengertian lain
Produk Domestik Regional Bruto didefinisikan sebagai nilai moneter semua barang dan jasa
yang diproduksi di dalam batas wilayah dalam sebuah negara dalam jangka waktu tertentu.
Dari kedua definisi tersebut, sederhananya, PDRB itu adalah nilai total atau agregat dari
aktifitas ekonomi dari berbagai sektor seperti Pertanian, perikanan, perhotelan, hiburan,
wisata, konstruksi, industri kreatif dan sektor lainnya yang direkam dalam PDRB.
16
Tabel 3.1
Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga
Konstan di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2014 - 2017
17
1. Industri Batubara dan Pengilangan Migas 0.0 0.0 0.0 0.0
10. Industri Barang Galian bukan Logam 80.1 83.8 89.0 94.0
18
2. Pengadaan Gas dan Produksi Es 0.1 0.1 0.1 0.1
19
M,
Jasa Perusahaan 157.7 165.0 169.7 172.1
N
Administrasi Pemerintahan,
O 6,785.7 7,248.1 7,656.4 7,883.2
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 4,753.5 4,956.2 5,163.6 5,486.0
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,148.8 1,212.3 1,287.4 1,382.0
R,S
,T, Jasa lainnya 1,172.2 1,215.8 1,258.9 1,347.0
U
Total 54,108.0 56,770.8 59,705.3 62,788.1
Sumber: Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam Angka 2018
Tabel 3.2
Presentase Struktur Ekonomi
Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2014 - 2017
Presentase Struktur Ekonomi ( % )
C Lapangan Usaha
2014 2015 2016 2017
Pertanian, Kehutanan, dan
A 28.86% 28.40% 27.65% 27.57%
Perikanan
20
B Pertambangan dan Penggalian 1.47% 1.47% 1.47% 1.43%
Pertambangan Minyak, Gas dan Panas
1. 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
Bumi
2. Pertambangan Batubara dan Lignit 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
3. Pertambangan Bijih Logam 0.40% 0.38% 0.37% 0.31%
Pertambangan dan Penggalian
4. 1.06% 1.09% 1.10% 1.12%
Lainnya
C Industri Pengolahan 1.25% 1.25% 1.25% 1.27%
Industri Batubara dan Pengilangan
1. 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
Migas
2. Industri Makanan dan Minuman 0.56% 0.57% 0.57% 0.58%
3. Industri Pengolahan Tembakau 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
4. Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 0.22% 0.21% 0.21% 0.21%
Industri Kulit, Barang dari Kulit dan
5. 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
Alas Kaki
21
F Konstruksi 10.60% 10.54% 10.84% 10.94%
Perdagangan Besar dan Eceran;
G 11.31% 11.44% 11.61% 11.53%
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Perdagangan Mobil, Sepeda Motor
1. 2.86% 2.83% 2.78% 8.83%
dan Reparasinya
Perdagangan Besar dan Eceran,
2. 8.46% 8.61% 8.83% 8.83%
Bukan Mobil dan Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan 4.99% 5.03% 5.09% 5.21%
1. Angkutan Rel 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
2. Angkutan Darat 3.25% 3.25% 3.20% 3.21%
3. Angkutan Laut 0.26% 0.26% 0.26% 0.25%
Angkutan Sungai Danau dan
4. 0.31% 0.31% 0.31% 0.32%
Penyeberangan
5. Angkutan Udara 0.72% 0.74% 0.85% 0.96%
Pergudangan dan Jasa Penunjang
6. 0.46% 0.46% 0.47% 0.47%
Angkutan; Pos dan Kurir
22
Dari hasil perhitungan Struktur Ekonomi berdasarkan PDRB Provinsi NTT berdasarkan
harga Konstan dapat diketahui bahwa Struktur Ekonomi di Provinsi NTT didominasi oleh
oleh sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 28,12%, diurutan kedua ada
Administrasi Pemerintahan dan jaminan sosial wajib sebesar 12,67%, dan diurutan ketiga
Perdagangan besar dan eceran ; reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 11,61% Sedangkan
untuk struktur ekonomi terendah di Provinsi Ekonomi adalah Pengadaan Listrik dan Gas;
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang; Jasa Perusahaan sebesar 0%.
Tabel 3.3
Presentase Laju Pertumbuhan Ekonomi
Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2014 - 2017
Presentase Laju Pertumbuhan Ekonomi ( LPE Rata-
c Lapangan Usaha %) rata 2014-
2014-2015 2015-2016 2016-2017 2017
Pertanian, Kehutanan, dan
A 3.16% 2.32% 4.65% 3.38%
Perikanan
Pertanian, Peternakan, Perburuan dan
1. 2.85% 1.69% 4.57% 3.04%
Jasa Pertanian
a. Tanaman Pangan 1.83% -5.09% 5.77% 0.83%
b. Tanaman Hortikultura -2.81% 0.95% 3.57% 0.57%
c. Tanaman Perkebunan 6.41% 4.58% 5.12% 5.37%
d. Peternakan 4.51% 7.38% 3.62% 5.17%
e. Jasa Pertanian dan Perburuan 1.60% -0.38% 3.31% 1.51%
2. Kehutanan dan Penebangan Kayu 2.54% 1.45% 2.81% 2.27%
3. Perikanan 4.75% 5.40% 5.10% 5.08%
B Pertambangan dan Penggalian 4.61% 5.35% 2.03% 4.00%
Pertambangan Minyak, Gas dan Panas
1. 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
Bumi
2. Pertambangan Batubara dan Lignit 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
23
3. Pertambangan Bijih Logam -0.83% 1.86% -11.97% -3.65%
Pertambangan dan Penggalian
4. 6.51% 6.54% 5.96% 6.34%
Lainnya
C Industri Pengolahan 4.97% 4.74% 6.86% 5.52%
Industri Batubara dan Pengilangan
1. 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
Migas
2. Industri Makanan dan Minuman 5.79% 4.94% 7.57% 6.10%
3. Industri Pengolahan Tembakau 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
4. Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 3.47% 2.73% 5.75% 3.98%
Industri Kulit, Barang dari Kulit dan
5. 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
Alas Kaki
Industri Kayu, Barang dari Kayu dan
6. 5.15% 5.70% 6.69% 5.84%
Gabus dan Barang Anyaman
Industri Kertas dan Barang dari
7. 3.78% 3.25% 6.46% 4.50%
Kertas; Percetakan dan Reproduksi
Industri Kimia, Farmasi dan Obat
8. 5.10% 6.55% 6.15% 5.93%
Tradisional
Industri Karet, Barang dari Karet dan
9. 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
Plastik
10. Industri Barang Galian bukan Logam 4.42% 5.84% 5.32% 5.19%
11. Industri Logam Dasar 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
Industri Barang Logam; Komputer,
12. 4.82% 6.48% 6.58% 5.96%
Barang Elektronik, Optik; dan
13. Industri Mesin dan Perlengkapan 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
14. Industri Alat Angkutan 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
15. Industri Furnitur 4.84% 4.62% 8.02% 5.82%
Industri Pengolahan Lainnya; Jasa
16. Reparasi dan Pemasangan Mesin dan 4.18% 4.65% 7.67% 5.50%
Peralatan
D Pengadaan Listrik dan Gas 12.47% 12.79% 0.64% 8.63%
1. Ketenagalistrikan 12.50% 12.82% 0.64% 8.65%
2. Pengadaan Gas dan Produksi Es 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
Pengadaan Air, Pengelolaan
E 2.00% 0.25% 1.47% 1.24%
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
F Konstruksi 4.21% 7.51% 5.77% 5.83%
Perdagangan Besar dan Eceran;
G 5.72% 6.34% 4.26% 5.44%
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Perdagangan Mobil, Sepeda Motor
1. 3.75% 3.21% 2.12% 3.03%
dan Reparasinya
24
Perdagangan Besar dan Eceran,
2. 6.38% 7.33% 4.91% 6.20%
Bukan Mobil dan Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan 5.28% 6.04% 7.12% 6.15%
1. Angkutan Rel 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
2. Angkutan Darat 4.68% 3.47% 5.15% 4.43%
3. Angkutan Laut 6.11% 3.92% 4.07% 4.70%
Angkutan Sungai Danau dan
4. 5.45% 5.32% 5.44% 5.40%
Penyeberangan
5. Angkutan Udara 7.29% 17.18% 16.06% 13.51%
Pergudangan dan Jasa Penunjang
6. 5.65% 5.11% 4.99% 5.25%
Angkutan; Pos dan Kurir
Penyediaan Akomodasi dan Makan
I 5.80% 12.64% 11.95% 10.13%
Minum
1. Penyediaan Akomodasi 5.45% 17.23% 15.48% 12.72%
2. Penyediaan Makan Minum 6.18% 7.16% 7.32% 6.88%
J Informasi dan Komunikasi 6.67% 6.33% 4.85% 5.95%
K Jasa Keuangan dan Asuransi 5.44% 7.81% 5.49% 6.25%
1. Jasa Perantara Keuangan 5.43% 10.06% 6.03% 7.17%
2. Asuransi dan Dana Pensiun 5.51% 1.12% 3.44% 3.36%
3. Jasa Keuangan Lainnya 5.48% 2.40% 4.28% 4.05%
4. Jasa Penunjang Keuangan 8.33% 0.00% 0.00% 2.78%
L Real Estate 3.71% 3.30% 4.72% 3.91%
M,N Jasa Perusahaan 4.42% 2.77% 1.39% 2.86%
Administrasi Pemerintahan,
O Pertahanan dan Jaminan Sosial 6.38% 5.33% 2.88% 4.86%
Wajib
P Jasa Pendidikan 4.09% 4.02% 5.88% 4.66%
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5.24% 5.83% 6.85% 5.97%
R,S,T,U Jasa lainnya 3.59% 3.42% 6.54% 4.52%
Total 87.76% 96.80% 83.34% 89.30%
Sumber: Hasil Perhitungan Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi NTT Tahun 2018
Dari hasil perhitungan Laju Pertubuhan Ekonomi di Provinsi Nusa Tenggara Timur dari
tahun 2014 – 2017 dapat diketahui bahwa Laju Pertumbuhan Ekonomi yang naik secara
pesat adalah dari sektor Penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 10,13%, diurutan
kedua ada Pengadaan listrik dan gas sebesar 8,63% dan ketiga Jasa keuangan dan asuransi
sebesar 6,25%.
25
3.6 Location Quotient ( LQ )
Analisis Location Quotient ( LQ ) dilakukan untuk mengetahui kemampuan-kamampuan
sektor di suatu wilayah. Rumus untuk menghitung LQ adalah :
LQi S N S S
i i i
S N N N i
Dimana :
LQ > 1 : Sektor basis, dapat melakukan ekspor dari akan hasil dari sektor yang
dianalisis
LQ < 1 : Non – basis, melakukan impor akan hasil dari sektor yang dianalisis
Dari perhitungan rumus LQ berdasarkan PDB Indonesia terhadap PDRB Provinsi Nusa
Tenggara Timur menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan tahun 2017 dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
26
Tabel 3.4
Location Quotient PDB Indonesia terhadap PDRB Provinsi NTT tahun 2017
PDRB PROVINSI
PDB INDONESIA
Lapangan Usaha NTT LQ INTERPRETASI
2017 2017
Pertanian, Kehutanan, dan
1256894.3 17311.1 2.09 Sektor Basis
Perikanan
Pertambangan dan Penggalian 779925.4 898.3 0.17 Sektor Non Basis
Industri Pengolahan 2103066.4 800.1 0.06 Sektor Non Basis
Pengadaan Listrik dan Gas 101551.3 47.2 0.07 Sektor Non Basis
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur Ulang 7986.4 40.7 0.77 Sektor Non Basis
Dari Perhitungan LQ diatas dapat diketahui bahwa nilai Location Quotient (LQ) menurut
lapangan usaha di Provinsi NTT yang berada diatas 1 adalah pada sektor Pertanian,
kehutanan, dan Perikanan ; Konstruksi; Transportasi dan pergudangan; informasi dan
komunikasi ; Administrasi pemerintahan, pertanahan dan jaminan sosial; jasa pendidikan;
jasa kesehatan dan kegiatan sosial; dan Jasa lainnya, artinya sektor-sektor ini dapat
melakukan ekspor maupun impor dari hasil sektor yang dihasilkan. Sedangkan untuk Sektor-
sektor yang nilai Location Quotient (LQ) lebih kecil dari 1 adalah sektor Pertambangan dan
penggalian; industri pengolahan; pengadaan listrik dan gas; pengadaan air, pengelolaan
27
sampah, limbah dan daur ulang; perdagangan besar dan eceran; repasi mobil dan sepeda
motor; penyediaan akomodasi dan makan minum; jasa keuangan dan asuransi; real estate;
dan jasa perusahaan, artinya sektor ini tidak dapat memenuhi kebutuhan di Provinsi NTT
sehingga perlu adanya Ekspor dari daerah lain.
3.7 Shiftshare
Analisis Shift Share merupakan teknik yang sangat berguna dalam menganalisis
perubahan struktur ekonomi daerah dibandingkan dengan perekonomian nasional.
Analisis ini bertujuan untuk menentukan kinerja atau produktivitas kerja perekonomian
daerah dengan membandingkannya dengan daerah yang lebih besar (Robinson
Tarigan,2005). Untuk mengetahui proses pertumbuhan ekonomi suatu daerah dengan
menggunakan analisis Shift Share digunakan variabel penting seperti tenaga kerja,
penduduk dan pendapatan. Untuk menghitung shiftshare dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
28
Tahap 1: Hitung dan bandingkan pertumbuhan pendapatan di Provinsi dengan
Nasional
Tabel 3.5
Perbandingan PDRB Provinsi Nusa Tenggara Timur & Nasional
29
Tahap 2: Hitung perubahan pendapatan setiap sektor
Tabel 3.6
Perubahan PDRB Provinsi Nusa Tenggara Timur
30
Tahap 3: Menghitung Komponen KPN, KPP, KPK, dan PN
Tabel 3.7
Hasil Perhitungan KPN, KPP, KPK, dan PN
31
Tahap 4: Kalikan KPN, KPP, dan KPK untuk mendapatkan nilai absolute (PEK)
Tabel 3.8
Nilai Absolute
32
Tahap 5: Melihat pergeseran yang bersifat dinamis dengan menggunakkan data KPP
dan KPK.
Grafik 3.1 Posisi Relatif Sektor – Sektor Ekonomi
-0.11, 0.17
0.15
-0.12, 0.12
-0.16, 0.11 -0.03, 0.11
-0.03, 0.10
0.10
0.00, 0.06
0.05 0.00, 0.05
-0.12, 0.02 0.22, 0.02
0.00, 0.01
KPP
0.00
-0.20 -0.15 -0.10 -0.05 0.00 0.00, -0.01
0.05 0.05, -0.01
0.10 0.15 0.20 0.25 0.30
0.00, -0.03 0.07, -0.03
-0.05
0.06, -0.04
0.24, -0.06
-0.10
MUNDUR AGAK UNGGUL
-0.15
0.15, -0.16
-0.20
KPK
Dari grafik diatas dijelaskan bahwa sektor Penyediaan akomodasi dan makan minum,
Konstruksi, Jasa Pendidikan dan Jasa Kesehatan dan kegiatan sosial berada dalam kategori
Unggul, untuk sektor Informasi dan komunikasi, Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan
Daur Ulang; Transportasi dan perdagangan; dan jasa lainnya berada pada kategori agak mundur.
Sedangkan unutk kategori Mundur tidak ada sektor yang berada dalam kategori tersebut.
33
Tabel 3.9
Hasil Perhitungan Shiftshare
PDRB PROVINSI
PDB INDONESIA
Lapangan Usaha NTT PEK
2014 2017 2014 2017
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1129052.7 1256894.3 15614 17311.1 0.08
Pertambangan dan Penggalian 794489.5 779925.4 794.6 898.3 0.12
Industri Pengolahan 1854256.7 2103066.4 674.6 800.1 0.23
Pengadaan Listrik dan Gas 94047.2 101551.3 35.8 47.2 0.49
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang 6882.5 7986.4 39.2 40.7 -0.07
Konstruksi 826615.6 987883.5 5733.4 6866.8 0.25
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1177297.5 1311463.7 6121.6 7241.4 0.22
Transportasi dan Pergudangan 326933 406679.4 2702.3 3269 0.28
Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum 257815.5 298514.9 318.3 439.3 0.62
Informasi dan Komunikasi 384475.6 504278.9 4595.3 5524.3 0.26
Jasa Keuangan dan Asuransi 319825.5 398919 2058.3 2498.2 0.29
Real Estate 256440.2 289789.4 1402.8 1581.2 0.11
Jasa Perusahaan 137795.3 172763.8 157.7 172.1 0.04
Administrasi Pemerintahan,
Pertanahan dan Jaminan Sosial 296329.7 326526.8 6785.7 7883.2 0.18
Jasa Pendidikan 263685 304525 4753.5 5486 0.17
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 91357.1 109448 1148.8 1382 0.26
Jasa Lainnya 134070.1 170073.7 1172.2 1347 0.16
Jumlah 8351368.7 9530289.9 54108.1 62787.9 3.69
Sumber: Hasil Perhitungan Shiftshare tahun 2018
34
BAB IV
ANALISIS POLA PERMUKIMAN
4.1 Skalogram
Skalogram digunakan untuk mengetahui pola fungsi / pelayanan sosial ekonomi yang
terdapat pada berbagai tingkatan perkotaan / pusat pelayanan dan bagaimana pola tersebut
melayani kebutuhan penduduk di wilayah yang ditinjau. Fungsi dari metode skalogram
adalah untuk mengelompokkan serta menentukan jenis dan keragaman pelayanan dan
fasilitas yang terdapat pada pusat – pusat pelayanan dengan berbagai tingkatan.
Pada Provinsi Nusa Tenggara Timur perhitungan Skalogram menggunakan data jumlah
sarana pendidikan, kesehatan dan peribadatan. Data per-Kabupaten kemudian dijumlahkan
untuk mengetahui wilayah yang mempunyai fungsi terbesar sampai yang terkecil.
Tabel 4.1
Hasil Perhitungan Skalogram Provinsi Nusa Tenggara Timur
35
20. Manggarai Timur 1390
21. Sabu Raijua 495
22. Malaka 937
Sumber: Hasil Perhitungan Skalogram Provinsi NTT 2018
Tabel 4.2
Hasil Perhitungan ICT di Provinsi Nusa Tenggara Timur
No. Kab/Kot Total Hirarki
1. Kota Kupang 54 IV
2. Sumba Barat 47 IV
3. Sumba Timur 54 IV
4. Kabupaten Kupang 54 IV
5. TTS 54 IV
6. TTU 54 IV
7. Belu 54 IV
8. Alor 54 IV
9. Lembata 54 IV
10. Flores Timur 54 IV
11. Sikka 54 IV
12. Ende 154 I
13. Ngada 54 IV
14. Manggarai 47 IV
15. Rote Ndao 47 IV
16. Manggarai Barat 54 IV
17. Sumba Tengah 147 I
36
18. Sumba Barat Daya 41 IV
19. Nagekeo 154 I
20. Manggarai Timur 36 IV
21. Sabu Raijua 36 IV
22. Malaka 36 IV
Sumber: Hasil Perhitungan ICT Provinsi NTT tahun 2018
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hierarki wilayah di Provinsi Nusa Tenggara
Timur tertinggi berada di Kabupaten Ende, Kabupaten Sumba Tengah dan Kabupaten
Nagekeo yang berarda pada tingkat Hierarki I, sedangkan untuk Kabupaten lainnya berada di
tingkat hierarki IV. Hasil dari tingkat hierarki ini didasarkan pada daya jangkau pelayanan
suatu wilayah mulai dari daerah yang mempunyai jangkauan pelayanan yang sangat terbatas,
sedang dan jauh.
37
BAB V
USULAN KEBIJAKAN
5.1 Pengertian Kebijakan
Kebijakan adalah keputusan suatu organisasi yang dimaksud untuk mengatasi
permasalahan tertentu sebagai keputusan untuk mencapai tujuan tertentu, berisikan
ketentuan-ketentuan yang dapat dijadikan pedoman perilaku dalam pengambilan keputusan
lebih lanjut, yang harus dilakukan baik kelompok sasaran ataupun (unit) organisasi pelaksana
kebijakan, penerapan atau pelaksanaan dari suatu kebijakan yang telah ditetapkan baik dalam
hubungan dengan (unit) organisasi pelaksana maupun dengan kelompok sasaran yang
dimaksudkan.
38
3. Kebijakan Pengembangan Kabupaten/Kota sebagai pusat pelayanan kawasan dengan
memanfaatkan Potensi di wilayah masing-masing untuk peningkatan ekonomi
masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Timur
Mendorong sektor pendukung pariwisata di setiap Kabupaten/Kota yang dapat
melayani Provinsi Nusa Tenggara Timur
Meningktkan kegiatan dan pelayanan sektor perdagangan dan jasa yang mengarah
pada pendukung sektor pariwisata
4. Kebijakan pengembangan prasarana wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur diarahkan
pada pengembangan dan penataan sistem jaringan prasarana utama transportasi, jaringan
prasarana lainnya dan infrastruktur Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk peningkatan
layanan masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Timur dan menghindari disparatis
perkembangan kawasan antara sub wilayah Kabupaten/Kota lainnya.
Penyediaan prasarana dan sarana di Kabupaten/Kota yang terintegrasi secara
hierarki sesuai dengan standar yang berlaku
Penyediaan utilitas di Kabupaten/Kota yang terintegrasi secara hierarki sesuai
dengan standar yang berlaku
5. Mengembangkan Pusat Kegiatan Nasional baru di Kabupaten Kupang untuk membantu
Pusat Pelayanan Nasional di Kota Kupang
Meningkatkan Pelayanan sarana dan prasarana penunjang di Kabupaten Kupang,
Meningkatkan Potensi Ekonomi untuk menunjang Pendapatan Kabupaten dan
Provinsi Nusa Tenggara Timur.
39
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari Paparan atau penjelasan penelitian di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
sesuai dengan hasil penelitian “Analisis Inter Region dan Pola Permukiman Provinsi Nusa
Tenggara “ penulis menyimpulkan bahwa Analisis Inter Region berguna untuk mengetahui
Potensi Ekonomi yang dapat menunjang untuk perkembangan wilayah di Provinsi, dan
analisis Pola Permukiman bertujuan untuk mengetahui pusat pelayan di Provinsi Nusa
Tenggara Timur guna mengetahui Kota / Kabupaten yang menjadi pusat pelayanan Nasional
maupun Pusat Pelayanan Lokal.
6.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan detail dalam menjelaskan tentang laporan di atas dengan sumber – sumber yang
lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggungjawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi
terhadap kesimpulan dari bahasan laporan yang telah dijelaskan. Untuk bagian terakhir dari
makalah adalah datar pustaka. Pada kesempatan lain akan saya jelaskan tentang daftar
pustaka makalah.
40
DAFTAR PUSTAKA
1. DOKUMEN
- Provinsi Nusa Tenggara Timur Dalam Angka 2018
2. UNDANG – UNDANG
- Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang
3. WEBSITE
- “ Pengertian Perencanaan Wilayah “
http://aguseka1991.blogspot.com/2012/12/perencanaan-wilayah.html
- “ Geografi Regional Provinsi Nusa Tenggara Timur “
https://www.academia.edu/18538691/Geografi_Regional_Indonesia_Provinsi_Nu
sa_Tenggara_Timur
- “ Profil Singkat Provinsi Nusa Tenggara Timur “
https://id.scribd.com/document/358149591/Profil-Singkat-Provinsi-Nusa-
Tenggara-Timur
- “ Pengetian dan Fungsi Produk Domestik Bruto “
http://www.sharingid.com/pengertian-dan-fungsi-produk-domestik-bruto/
- “ Profil Kepulauan Provinsi Nusa Tenggara Timur “
http://nttprov.go.id/ntt/profil-kepulauan/
- “ Profil Provinsi Nusa Tenggara Timur “
https://nttbangkit.wordpress.com/about/
“ Sumber daya alam Provinsi Nusa Tenggara Timur “
- http://infonusatenggaratimur.blogspot.com/2013/06/sumber-daya-alam-provinsi-
nusa-tenggara.html
- “ Pengertian Kebijakan Menurut Para Ahli “
http://pengertianahli.id/2014/08/pengertian-kebijakan-menurut-para-ahli.html
- “ Laporan Penelitian Provinsi Nusa Tenggara Timur “
https://www.slideshare.net/Sheptiinia/kpp-30116695
41