Anda di halaman 1dari 9

Materi Perkuliahan

MALUKU UTARA

Disusun Oleh :

KHAIRUL UMAM

Nim : 150302007

Mahasiswa Fakultas Ushuluddin Dan Filsafat

Jurusan Study Agama-Agama

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

PRODI ILMU PERBANDINGAN AGAMA

DARUSSALAM – BANDA ACEH

2016/2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Latar Belakang penulisan Makalah ini merupakan bentuk penelesuran terhadap Demografi
Setiap profinsi yang ada di indonesia dari barat hingga timur. Penelusuran yang kita maksud
merupakan mencari bagaimana kondisi geografis, sosial budaya, geografis, sejarah, pendidikan,
kemiskinan serta indeks pembangunan manusia disetiap profinsi yang ada di Indonesia. Kebetulan
saya diberi tugas untuk menelusuri Salah satu profinsi timur Indonesia yakni Maluku Utara, jadi
makalah ini akan memberi kan kita sedikit gambara bagaimana dinamika demgrafis yang ada di
mauluku Utara.

Memahami maluku utara sebagai bagian dari negara indonesia adalah hal yang Penting.
Sebab, maluku sebagai bagian timur dari wilayah indonesia adalah profinsi yang memiliki ke
anekargaman segala dimensi yang ada di Bumi manusia. Baik itu agama, pandangan politik,
kebudayaan dan hal-hal lain adalah jenis-jenis keberagaman yang dimiliki Maluku Utara Sebagai
Bagian dari Negara Indonesia.

Maka dari itu, dibawa ini kita akan sedikit memberi gambaran tentang profinsi maluku utara
dari segala aspek yang mempengaruhi pertumbuhan Maluku Utara sebagai sebuah profinsi Timur
Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kondisi Geografis Maluku Utara

Luas total wilayah Provinsi Maluku Utara mencapai 140.255,32 km². Sebagian besar
merupakan wilayah perairan laut, yaitu seluas 106.977,32 km² (76,27%). Sisanya seluas 33.278 km²
(23,73%) adalah daratan.

1. Pulau-pulau

Provinsi Maluku Utara terdiri dari 395 pulau besar dan kecil. Pulau yang dihuni sebanyak 64
buah dan yang tidak dihuni sebanyak 331 buah. Meliputi :

 Pulau Halmahera (18.000 km²)


 Pulau Cibi (3.900 km²)
 Pulau Taliabu (3.195 km²)
 Pulau Bacan (2.878 km²)
 Pulau Morotai (2.325 km²)
 Pulau Ternate
 Pulau Obi
 Pulau Tidore
 Pulau Makian
 Pulau Kayoa
 Pulau Gebe

2. Penduduk Maluku Utara Berdasarkan Agama

Tabel I.

Agama Satuan: Jiwa


NO Kabupaten/ Jumlah
Khong
Kota
Islam Kristen Katolik Hindu Budha Hu Chu Lainnya
1 Halmahera
Barat 40.902 58.525 876 26 7 14 39 100.424
2 Halmahera
Tengah 34.359 7.907 141 3 0 0 11 42.815
3 Kepulauan Sula 120.358 9.903 1.791 61 3 1 32 132.524
4 Halmahera
Selatan 170.641 27.559 246 14 8 4 18 198.911
5 Halmahera
Utara 63.927 96.030 1.386 22 15 8 13 161.847
6 Halmahera
Timur 46.583 26.036 310 22 11 4 0 73.109
7 Pulau Morotai 30.823 21.715 57 5 2 2 1 52.697
8 Kota Ternate 178.678 5.744 452 45 41 161 5 185.705
9 Kota Tidore
Kepulauan 84.839 5.052 119 2 3 18 3 90.055
771.110 258.471 5.378 200 90 212 122 1.038.087

B. Sejarah

1. Sebelum Penjajahan

Daerah ini pada mulanya adalah bekas wilayah empat kerajaan Islam terbesar di bagian
timur Nusantara yang dikenal dengan sebutan Kesultanan Moloku Kie Raha (Kesultanan Empat
Gunung di Maluku), yaitu:

 Kesultanan Bacan
 Kesultanan Jailolo
 Kesultanan Tidore
 Kesultanan Ternate.

2. Pendudukan Militer Jepang

Pada era ini, Ternate menjadi pusat kedudukan penguasa Jepang untuk wilayah Pasifik.

3. Zaman Kemerdekaan

a. Orde Lama

Pada era ini, posisi dan peran Maluku Utara terus mengalami kemorosotan, kedudukannya
sebagai karesidenan sempat dinikmati Ternate antara tahun 1945-1957. Setelah itu kedudukannya
dibagi ke dalam beberapa Daerah Tingkat II (kabupaten).

Upaya merintis pembentukan Provinsi Maluku Utara telah dimulai sejak 19 September 1957.
Ketika itu DPRD peralihan mengeluarkan keputusan untuk membentuk Provinsi Maluku Utara untuk
mendukung perjuangan untuk mengembalikan Irian Barat melalui Undang-undang Nomor 15 Tahun
1956, namun upaya ini terhenti setelah munculnya peristiwa pemberontakan Permesta.

Pada tahun 1963, sejumlah tokoh partai politik seperti Partindo, PSII, NU, Partai


Katolik dan Parkindo melanjutkan upaya yang pernah dilakukan dengan mendesak Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah-Gotong Royong (DPRD-GR) untuk memperjuangkan pembentukan
Provinsi Maluku Utara. DPRD-GR merespons upaya ini dengan mengeluarkan resolusi Nomor
4/DPRD-GR/1964 yang intinya memberikan dukungan atas upaya pembentukan Provinsi Maluku
Utara. Namun pergantian pemerintahan dari orde lama ke orde baru mengakibatkan upaya-upaya
rintisan yang telah dilakukan tersebut tidak mendapat tindak lanjut yang konkrit.

b.Orde Baru

Pada masa Orde Baru, daerah Moloku Kie Raha ini terbagi menjadi dua kabupaten dan satu
kota administratif. Kabupaten Maluku Utara beribukota di Ternate, Kabupaten Halmahera Tengah
beribukota di Soa Sio, Tidore dan Kota Administratif Ternate beribukota di Kota Ternate. Ketiga
daerah kabupaten/kota ini masih termasuk wilayah Provinsi Maluku.

c. Orde Reformasi

Pada masa pemerintahan Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie, muncul pemikiran untuk


melakukan percepatan pembangunan di beberapa wilayah potensial dengan membentuk provinsi-
provinsi baru. Provinsi Maluku termasuk salah satu wilayah potensial yang perlu dilakukan
percepatan pembangunan melalui pemekaran wilayah provinsi, terutama karena laju pembangunan
antara wilayah utara dan selatan dan atau antara wilayah tengah dan tenggara yang tidak serasi.

Atas dasar itu, pemerintah membentuk Provinsi Maluku Utara (dengan ibukota sementara di
Ternate) yang dikukuhkan dengan Undang-Undang Nomor 46 tahun 1999 tentang Pemekaran
Provinsi Maluku Utara, Kabupaten Buru dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat. [3]

Dengan demikian provinsi ini secara resmi berdiri pada tanggal 12 Oktober 1999 sebagai pemekaran
dari Provinsi Maluku dengan wilayah administrasi terdiri atas Kabupaten Maluku Utara, Kota
Ternate dan Kabupaten Maluku Utara.

Selanjutnya dibentuk lagi beberapa daerah otonom baru melalui Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera
Timur, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Kepulauan Sula dan Kota Tidore.

D. Ekonomi
Perekonomian daerah sebagian besar bersumber dari perekonomian rakyat yang bertumpu
pada sektor pertanian, perikanan dan jenis hasil laut lainnya.

 Daya gerak ekonomi swasta menunjukkan orientasi ekspor, antara lain:


 Pengolahan Kayu (Pulau Halmahera)
 Falabisahaya (Pulau Mangoli)
 Perkebunan Pisang di Galela (Pulau Halmahera)
 Perikanan dengan melibatkan perikanan rakyat di Panamboang (Pulau Bacan)
 Tambang Emas oleh PT. Nusa Halmahera Mineral di Kao dan Malifut
 Tambang Nikel oleh PT. Aneka Tambang di Pulau Gebe dan Pulau Pakal

E. Pendidikan

1. Perguruan Tinggi Negeri 

 Universitas Khairun
 IAIN Ternate

2. Perguruan Tinggi Swasta

a. Universitas

 Universitas Muhammadiyah Maluku Utara, Kota Ternate


 Universitas Nuku, Soasiu
 Universitas Halmahera (Uniera), Tobelo, Halmahera Utara

b. Institut

 Sekolah Tinggi Teologia GMIH Tobelo, Tobelo, Halmahera Utara


 STKIP KIE Raha, Kota Ternate
 STMIK Tidore Mandiri, Kota Tidore Kepulauan

c. Politeknik

 Politeknik Perdamaian Halmahera (Padamara), Tobelo, Halmahera Utara


 Politeknik Sains dan Teknologi Wiratama Maluku Utara, Kota Ternate

d. Akademi

 Akademi Ilmu Komputer Ternate, Kota Ternate


F. Indeks Pembangunan Manusia

Tabel II.

Sumber : Data BPS Tahun 2010/2017

G. Kemiskinan

Tabel III

Sumber : Data BPS Tahun 2010/2017

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah kita mengulas Maluku Utara dari berbagai sudut pandang, dapatlah kita ambil
kesimpulan bahwa Profinsi maluku utara merupakan Profinsi timur yang memiliki catatan sejarah
yang panjang, dari catatan-catatan sejarah panjang itu yang kemudian membentuk Profinsi Maluku
Utara hari ini. Dapat kita lihat bahwa Dimensi pendidikan, indeks pembangunan manusia,
kemiskinan, serta pendidikan memiliki tingkat kenaikan yang lumayan meski juga diiringin beberpa
penurusan dibeberapa kota. Kemudian, dari dimensi geografis, maluku utara lumayan luas dengan
berbagai kabupaten dan kota serta Demografis Agama nya yang mayoritas dibeberapa daerah di
Kuasai oleh Agama Islam dan Kristen serta memberi sedikit peluang agama-agama lain untuk tetap
hidup. Dari penjelasan diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa provinsi Maluku utara cukup kaya
dengan keberagaman nya dan itu harus terus kita jaga sampai nanti.

DAFTAR PUSTAKA
https://malut.bps.go.id

http://akhirmh.blogspot.com/2011/01/cara-memahami-tabel-statistik.html

http://www.cengkih.info/id3/982-879/Provinsi-Maluku-Utara_14473_cengkih.html

http://www.thecolourofindonesia.com/2015/10/demografi-maluku-utara.html

Anda mungkin juga menyukai