Anda di halaman 1dari 12

KEBUDAYAAN TIMUR/NUSA

TENGGARA TIMUR

Disusun oleh:

Erikson Fernando Nainggolan (22320079)


Fanny Crosbi Naibaho (22320080)
Farel Aulia Ramadhan (22320081)
Gabriella Naominshius Sauza Turnip (22320082)
Hizkia Putera Anugrah Nababan (22320084)

PENGETAHUAN LINTAS BUDAYA


2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmatNya kami selaku pengurus kelompok usaha ini dapat
menyelesaikan proposal ini, Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi
kewajiban kami sebagai Pengurus usaha minuman kecil-kecilan. Makalah ini
berisi tentang Kebudayaan Timor/Nusa Tenggara Timur.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan ini masih ada kekurangan.


Dengan rendah hati kami meminta kritik dan saran dari berbagai pihak untuk
memperbaiki proposal ini, sehingga menjadi makalah yang berguna bagi kita
semua.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
DAFTAR TABEL 3
DAFTAR GAMBAR4
BAB I PENDAHULUAN 5
BAB II TINJAUAN UMUM 6
BAB III ISI MAKALAH 1
BAB IV
KESIMPULAN 2
SARAN 3
Type chapter title (level 1) 4
Type chapter title (level 2) 5
Type chapter title (level 3) 6
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah,


yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-
hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia
sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada
budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya
itu dipelajari.

Indonesia merupakan salah satu Negara yang mempunyai banyak


keanekaragaman budaya yang sangat menarik dan unik. Dalam era modernisasi
sekarang ini, tidak sedikit penduduk Indonesia yangmenganut budaya asing dan
melupakan budaya sendiri. Perkembangan teknologi dan masuknya budaya barat
ke Indonesia, tanpa disadari secara perlahan telah menghancurkan kebudayaan
daerah. Rendahnya pengetahuan menyebabkan akulturasi kebudayaan yang tidak
sesuai dengan nilai-nilai luhur yang terkandung didalam kebudayaan daerah.
Masuknya kebudayaan barat tanpa disaring oleh masyarakat dan diterima secara
mentah/apa adanya, mengakibatkan terjadinya degredasi yang sangat luar biasa
terhadap kebudayaan asli.
Budaya Indonesia secara perlahan mulai punah, berbagai budayabarat yang
menghantarkan kita untuk hidup modern yang meninggalkan segala hal yang
tradisional, hal ini memicu orang bersifat antara lain sebagai sikap individualis
dan matrealistis. Berkurangnya nilai budaya dalam diri hendaknya perlu perhatian
khusus untuk menjaga segala budaya yang kita miliki. Salah satu penyebabnya
karena saat ini kebudayaan daerah hanya dikenalkan lewat buku bacaan sehingga
kurang menarik minat untuk mempelajarinya. Sedangkan kualitas buku-buku
bacaan tentang pengenalan budaya daerah yang baik belum tentu menarik minat
untuk membacanya.

B. Rumusan Masalah

Masalah yang dibahas dalam Makalah ini adalah bagaiman kita dapat
mengetahui berbagai macam kebudayaan yang ada di Indonesia.

C. Batasan Masalah

Pembahasan materi dalam Makalah ini memiliki batasan sebagai berikut:

1. Materi yang disampaikan adalah penjelasan mengenai kebudayaan di


Indonesia khususnya bagian Timur/Nusa Tenggara Timur.
2. Kebudayaan yang dibahas dalam Makalah ini adalah Rumah Adat, Pakaian
Adat, Senjata, Alat Musik dan Makanan Khas.

D. Tujuan Perancangan

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah dikemukakan penulis


dalam penjelasan di atas, maka pembuatan tugas Makalah ini bertujuan agar dapat
mengetahui berbagai macam kebudayaan yang ada di Indonesia khususnya bagian
Timur/Nusa Tenggara Timur
E. Manfaat Perancangan

Manfaat yang diperoleh dari Makalah ini adalah dapat menambah


pengetahuan tentang kebudayaan Timur/Nusa Tenggara Barat. Manfaat bagi dunia
Pendidikan dan masyarakat umum adalah untuk menambah wawasan yang lebih
baik tentang berbagai peradaban dan masyarakat di Indonesia.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas Makalah ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menyajikan gambaran latar belakang, rumusan masalah,


batasan masalah, tujuan perancangan, manfaat perancangan, dan
sistematika penulisan makalah

BAB II TINJAUAN UMUM

Bab ini berisi tentang gambaran umum, latar belakang


perkembangan atau trend dan sasaran yang dituju

BAB III ISI MAKALAH

Bab ini berisi tentang Sejarah Tradisi, Upacara dalam Kebudayaan


Rumah Adat, Pakaian Adat, Senjata, Alat Musik dan Makanan
Khas dari Timur/Nusa Tenggara Timur.

BAB IV PENUTUP

Berisi tentang Kesimpulan dan Saran dari Makalah tersebut


BAB II

TINJAUAN UMUM

A. Gambaran Umum

Nusa Tenggara Timur tidak hanya menyimpan kecantikan alam yang


memikat hati namun juga mempunyai ragam kebudayaan yang tidak kalah
menarik untuk ditelusuri. Provinsi yang terkenal dengan Pulau Komodo ini
memiliki budaya khas mulai dari tradisi kuliner, upacara adat, kesenian, sampai
dengan kebahasaan.

Lima budaya khas dari NTT adalah sebagai berikut:

1. Se’i, Dagang Asap Khas Rote


2. Aksara Lota
3. Kesenian Tari Bonet
4. Upacara Bijalungu Hiu Paana
5. Ritus Pasola

B. Latar Belakang Perkembangan

Terjadinya perkembangan dan perubahan kebudayaan tersebut disebabkan


oleh beberapa proses. Di antaranya proses tertinggi yang dikenal dengan inovasi.
Dalam proses inovasi ini ditandai dengan munculnya teknologi baru
atau digitalisasi.

C. Sasaran yang Dituju

Mempelajari Kebudayaan berfungsi sebagai:


a) Mempererat suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompok.
b) Wadah untuk menyakurkan perasaan-perasaan dan kehidupan lainnya.
c) Pembimbing kehidupan manusia.

BAB III

ISI MAKALAH

A. Sejarah Kebudayaan Nusa Tenggara Timur

Setiap propinsi atau daerah mempunyai kisah sejarahnya tersendiri. Sejarah


tersebut terbentuk seiring berjalannya waktu, mulai dari zaman kerajaan,
penjajahan, hingga kemerdekaan.

Propinsi Nusat Tenggara Timur (NTT) juga memiliki sejarang yang cukup
terbilang unik. Sejarah propinsi yang berada paling selatang Nusantara ini juga
perlu diketahui.

Pada masa sesudah tahun 1908 kerajaan yang ada di Nusa Tenggara Timur
pada umumnya telah berubah status menjadi Swapraja. Swapraja sendiri
adalah wilayah atau daerah yang memiliki hak pemerintahan sendiri.

Pada masa itu di NTT terdapat beberapa Swapraja, 10 diantaranya berada di


Pulau Timor, dan 15 lainnya berada di Pulau Sumba, kemudian 9 berada di pulau
Flores dan 7 berada di Pulau Alor Pantar.

Swapraja-swapraja itu masih terbagi lagi menjadi bagian-bagian yang


wilayahnya lebih kecil yang disebut kevatoran.

Wilayah NTT kemudian dikuasai oleh bangsa Portugis yang datang dalam
rangka mengambil alih rempah-rempah di Nusantara. Saat itu Suku bunaq adalah
salah satu suku di NTT yang terkenal dengan hasil rempah-rempahnya.

Portugis pun memanfaatkan hal itu dengan melanjutkan tanam paksa dan
monopoli perdagangan di NTT.
Pada tahun 1613 Belanda berhasil menyingkirkan Portugis dengan merebut
benteng Portugis di solor.

Pada tahun 1735 Belanda berhasil mengadakan perjanjian dengan raja-raja di


Timor, Solor dan Sumba yang berakhir dengan diberikan-nya monopoli
perdagangan bagi Belanda dan pengakuan kedaulatan Belanda.

Meski begitu sengketa antara Belanda dan Portugis masih terus berlanjut
sampai diadakan perjanjian Lisbon pada 10 juni 1893 yang menentukan wilayah
perbatasan.

Kemudian kedatangan Jepang pada tahun 1942 secara otmatis


mengakhiri pemerintahan Belanda di wilayah NTT. Pada masa pemerintahan
Jepang pemerintahan di NTT tidak banyak berubah hanya beberapa istilah saja
yang berubah.

Setelah Jepang menyerah pada Sekutu tahun 1945 Belanda kembali ke NTT
untuk mencoba berkuasa lagi tapi upaya pengambilalihan tersebut berhasil
digagalkan oleh rakyat NTT.

Pada 1946 diadakan konferensi Denpasar yang menghasilkan dibentuknya


Negara Indonesia Timur yang terdiri dari 14 daerah dimana tiga diantaranya
adalah wilayah NTT yaitu Sumba, Timor dan Flores.

Kemudian berdasarkan peraturan pemerintah nomor 21 tahun 1950


dibentuklah daerah administratif Sunda kecil dan NTT menjadi bagian dari
Kepulauan Sunda Kecil.

Lalu pada tahun 1954, berdasarkan undang-undang darurat nomor 9 tahun


1954 nama Sunda Kecil diubah menjadi Nusa Tenggara yang didalamnya terdiri
dari NTT, NTB dan Bali.

Delapan tahun kemudia tepatnya pada 1958, berdasarkan undang-undang


Nomor 64 tahun 1958 provinsi Nusa Tenggara dibagi menjadi tiga daerah tingkat
1 yaitu Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Daerah tingkat 1 tersebut bertahan hingga saat ini yang lebih dikenal dengan
Propinsi Nusa Tenggara Timur.

Saat ini Propinsi Nusa Tenggara Timur sudah memiliki 21 Kabupaten dengan
Kupang sebagai ibu kota propinsi yang berada di Pulau Timor.

Di kawasan NTT terdapat tiga objek wisata yang langka bahkan diklaim satu-
satunya di dunia yaitu Taman Nasional Komodo di Manggarai Barat, Danau Tiga
Warna Kelimutu di Ende dan tradisi berburu ikan paus di Lamalera, Lembata.

Selain itu masih ada juga beberapa destinasi wisata yang baru mulai
dikembangkan yaitu pantai Liman di Pulau semau Kupang, Perairan Mulut Seribu
di Rote Ndao dan Wisata Kampung Adat Primadita di Sumba Timur.

B. Tradisi Kebudayaan Nusa Tenggara Timur

1. Se'i, Daging Asap Khas Rote

Untuk mempertahankan kualitas daging sapi, nenek moyang masyarakat NTT


menerapkan teknik pengasapan. Dari teknik inilah lahir makanan khas NTT yaitu
se'i.
Se'i adalah salah satu hasil olahan daging sapi dengan cara pengasapan yang
merupakan hasil olahan khas dari salah satu kabupaten di wilayah NTT yaitu
Kabupaten Rote Ndao. Se'i berasal dari bahasa daerah Rote, artinya daging yang
disayat dalam ukuran kecil memanjang, lalu diasapi dengan bara api sampai
matang.

Produk daging se'i memiliki keunikan baik aroma, warnanya yang merah,
maupun tekstur yang empuk dan rasanya yang lezat.

2. Aksara Lota

Selain makanan khas, NTT juga memiliki aksara asli bernama aksara Lota.
Aksara Lota banyak digunakan di Kabupaten Ende oleh masyarakat etnis Ende
yang beragama Islam.
Menurut laman resmi Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali, aksara Lota masuk
ke Ende sekitar abad ke-16, semasa Pemerintahan Raja Goa XIV, I Mangngarangi
Daeng Manrabia bergelar Sultan Alaudin (1593-1639).

Aksara Lota merupakan turunan langsung dari aksara Bugis. Namun, terdapat
delapan aksara Lota Ende yang tidak ada dalam aksara Bugis, yaitu bha, dha, fa,
gha, mba, nda, ngga dan rha. Sebaliknya ada enam aksara Bugis yang tidak
terdapat dalam aksara Lota Ende, yaitu ca, ngka, mpa, nra, nyca dan nya.

3. Kesenian Tari Bonet

Tari bonet menjadi salah satu tarian yang selalu hadir dalam kegiatan-
kegiatan adat istiadat dan tradisi suku Dawan di NTT. Tarian ini nyaris selalu ada
di setiap kegiatan maupun peristiwa adat masyarakat Dawan, seperti upacara
kelahiran, pernikahan, kematian, serta upacara pembangunan rumah, permohonan
hujan, dan lain sebagainya.

Secara etimologis, kata bonet berasal dari rangkaian kata dalam bahasa
Dawan yaitu Na Bonet yang artinya mengepung, mengurung, mengelilingi atau
melingkari. Hal ini sesuai dengan formasi tariannya yang melingkar tari bonet
dikenal dengan cirinya yang khas, yaitu formasi yang melingkar dan juga
penggunaan puisi atau pantun berisi kekayaan khasanah sastra lisan suku Dawan

4. Upacara Bijalungu Hiu Paana

Bijalungu hiu paana adalah sebuah upacara adat yang diselenggarakan warga
Wanokaka, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur. Setiap tahun, upacara
dilaksanakan rutin di akhir Februari.

Namun, tanggal pastinya ditentukan oleh para Rato (pemimpin spiritual


Marapu) dengan melihat tanda-tanda alam serta berdasarkan perhitungan bulan
gelap dan bulan terang.

Bijal dari Bijalungu hiu paana memiliki makna turun atau pergi, sedangkan
Hiu Paana adalah nama sebuah hutan kecil. Jadi, bijalungu hiu paana berarti pergi
ke hutan Hiu Paana.

Diberikan nama ini sebab puncak upacara memang dilaksanakan di hutan itu,
tepatnya di sebuah gua kecil tak jauh dari kampung. Dalam upacara bijalungu hiu
paana masyarakat melakukan tradisi ritual Kabena Kebbo (lempar kerbau) dan
ritual Teung (potong kerbau).

Anda mungkin juga menyukai