A. Pengertian Kebudayaan
Senada dengan Koentjaraningrat, Ralph Linton juga menyatakan bahwa "The culture of a society is the
way of life of its members; the collection of ideas and habits which they learn share and transmit fron
generation to generation." (Kebudayaan adalah cara hidup anggotanya; merupakan kumpulan gagasan
dan kebiasaan yang mereka pelajari dan ajarkan, kemudian mereka teruskan secara turun-temurun).
Sementara Clifford Geertz memberikan catatan bahwa kebudayaan adalah "A system of inherited
conceptions expressed in symbolic forms by means of which men communicate, perpetuate, and develop
their knowledge about and attitudes toward life." (Kebudayaan merupakan sistem konsepsi yang
diwariskan dan diekspresikan atau dikecualikan hanya dalam bentuk simbolis yang dengannya manusia
berkomunikasi, melanggengkan, dan mengembangkan pengetahuan mereka tentang dan sikap terhadap
kehidupan).
Dengan demikian Geertz hanya memasukan dalam ranah kebudayaan adalah yang berbentuk simbol.
Seperti bahasa, gestur, simbol-simbol dalam kesenian, dll.
Kebudayaan secara universal atau keseluruhan memiliki unsur-unsur tertentu, antara lain:
1. Bahasa;
2. Sistem kepercayaan;
3. Ilmu pengetahuan;
4. Sistem teknologi;
5. Sistem kekerabatan;
6. Sistem mata pencaharian;
7. Kesenian.
Kebudayan pada intinya adalah sistem gagasan yang digunakan untuk kehidupan manusia. Menurut
Koentjaraningrat, kebudayaan Indonesia harus memiliki dua fungsi yaitu sebagai identitas dan cara
berkomunikasi bagi warga negaranya untuk memperkuat solidaritas. Adapun secara rinci fungsi dan
peran kebudayaan Indonesia adalah sebagai berikut.
1. Daya tarik bangsa asing menyebabkan peningkatan pendapatan negara dalam sektor pariwisata.
2. Pengembangan kebudayaan nasional yang menjadi identitas warga negata di mata dunia.
3. Sikap toleransi, perbedaan pandangan hidup antarwarga negara dapat meningkatkan rasa
belajar untuk saling menghormati dan menghargai.
4. Inovasi kebudayaan atau percampuran budaya dapat dijadikan sebagai inovasi untuk
menciptakan kebudayaan yang lebih baik.
Tercatat sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki setidaknya 17.504 pulau yang diantaranya
berpenghuni sekitar 6.000 pulau. Pulau-pulau tersebar di daerah ekuator sepanjang kurang lebih 3.000
mil dari timur ke barat dan 1.000 mil dari utara ke selatan. Kondisi geografis ini lah yang sangat
berpengaruh pada keragaman budaya di Indonesia. Adapun faktor-faktornya adalah sebagai berikut.
1. Letak Geografis
Lokasi yang menjadi faktor penting yang mempengaruhi cara hidup seorang individu.
2. Posisi Strategis
Indonesia dilewati Selat Malaka sebagai jalur perdagangan internasional. Hal ini menyebabkan
banyak warga asing yang singgah dan mulai menetap.
3. Kondisi Ekologis
Ekologis berkaitan dengan hubungan manusia dengan lingkungannya. Dampak mirip dengan
pengaruh letak geografis, yaitu cara hidup seseorang.
Indonesia dengan masyarakatnya yang multikultural turut dipengaruhi oleh kondisi geografi Indonesia
yang tidak homogen. Indonesia sebagai negara kepulauan yang juga merupakan isolasi yang cukup kuat
untuk melestarikan keragaman budaya tersebut.
Beberapa faktor geogarfi yang berpengaruh terhadap keragaman budaya di Indonesia antara lain:
1. Iklim, iklim mampu mempengaruhi pola kehidupan manusia. Manusia yang hidup di suatu
daerah harys beradaptasu dengan tempat yang mereka tinggali. Udara di tempat dia tinggal,
kelembaban juga curah hujan dan lamanya penyinarab matahari juga ikut mempengaruhi hal ini.
Menurut Koppen, ada 3 iklim besar yang terdapat di wilayah Indonesia, yaitu Af, Am, dan Aw.
Dari tropis basah, sedang, hingga tropis kering. Kemudia morfologi Indonesia yang beragam juga
turut mempengaruhi perbedaan iklim di 3 wilayah tersebut.
2. Morfologi dan ketinggian tempat, morfologi san ketinggian tempat menurut Junghun dapat
berpengaruh terhadap tanaman yang dapat tumbuh, hal ini ada pada kebudayaan yang amat
menentukan bagaimana cara dan bagaimana penduduk bercocok tanam.
3. Laut, Indonesia merupakan negara kepulauan yang tentu memilik budaya maritim yang kuat,
arut laut yang berbeda-beda di laut Indonesia diadaptasi dengan cara yang berbeda-beda pula.
4. Sungai, sungai-sungai besar dan panjang yang airnya mengalir sepanjang tahun karena curah
hujan yang tinggi yang menjadi rahim dari lahirnya banyak kerajaan-kerajaan besar di
Nusantara. Selain itu sungai juga telah lama dimanfaatkan oleh orang Indonesia untuk sistem
irigasi.
Sensus Penduduk 2010 menunjukkan setidaknya terdapat lebih dari 300 kelompok etnis, 1.340 suku
bangsa, dan 652 bahasa daerah di Indonesia. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, faktor geografis
Indonesia lah yang menyebabkan terbentuknya budaya yang heterogenitas. Hal ini menyebabkan
perbedaan akan pandangan hidup, perilaku sosial, dan sistem kepercayaan. Pada zaman dahulu,
aktivitas perdagangan di lalu lintas perairan Indonesia membawa penyebaran agama Hindu, Buddha,
dan Islam. Sebagai contoh, di Kerajaan Mataram Islam dimana terjadi akulturasi budaya Islam dan
Hindu-Jawa. Selain itu, di masa kolonialisme Indonesia juga mendapat pengaruh budaya Barat dari
beberapa negara penjajah. Peristiwa tersebut membawa kebudayaan Kristen dan Katolik menyebar dan
bercampur dengan budaya setempat. Adapun keragaman budaya Indonesia adalah sebagai berikut.
1. Keragaman Agama
Secara umum, terdapat 6 agama yang resmi diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia. Agama-
agama tersebut terdiri atas Islam (87%), Kristen (7%), Katolik (3%), Hindu (1,7%), Buddha (0,7%),
dan Konghucu (0,05%).
Sumber: Badan Pusat Statistik (2010)
Adapun keragaman agama secara mayoritas berada di wilayah Indonesia sebagai berikut.
Islam -> Aceh, Pulau Jawa, Nusa Tenggara Barat
Kristen -> Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Papua, Papua Barat, Maluku
Katolik -> Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat
Hindu -> Bali
Buddha -> DKI Jakarta
Konghucu -> Bangka Belitung
2. Keragaman Bahasa
Secara umum, penduduk Indonesia dalam kesehariannya menggunakan bahasa daerahnya
masing-masing. Sensus penduduk mencatat berbicara dengan bahasa daerah (79,45%), bahasa
Indonesia (19,94%), dan bahasa asing (0,35%). Adapun provinsi yang mayoritas menggunakan
bahasa Indonesia adalah DKI Jakarta, Papua Barat, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, dan
Kalimantan Timur. Jika menurut jumlah penuturannya, bahasa yang terbanyak digunakan adalah
sebagai berikut.
1. Toleransi;
2. Keberagaman;
3. Kelokalan;
4. Lintas wilayah;
5. Partisipatif;
6. Manfaat;
7. Keberlanjutan;
8. Kebebasan berekspresi;
9. Keterpaduan;
10. Kesederajatan; dan
11. Gotong royong.
1. Tradisi lisan;
2. Manuskrip;
3. Adat istiadat;
4. Ritus;
5. Pengetahuan tradisional;
6. Teknologi tradisional;
7. Seni;
8. Bahasa;
9. Permainan rakyat; dan
10. Olahraga tradisional.
G. Pelestarian dan Pemanfaatan Produk Kebudayaan Indonesia dalam Bidang Ekonomi Kreatif dan
Pariwisata
1. Ekonomi Kreatif
Ekonomi kreatif adalah suatu konsep perekonomian di era ekonomi baru yang mengintensifkan
informasi dan kreativitas dengan mengedepankan ide dan pengetahuan dari sumber daya
manusia sebagai faktor produksi yang paling utama.
Beberapa ciri-ciri ekonomi kreatif antara lain:
1. Terdapat beberapa unsur utama seperti krativitas, keahlian, dan talenta yang memiliki nilai
jual melalui penawaran kreasi intelektual.
2. Produk yang dihasilkan (barang dan jasa) memiliki siklus hidup singkat, margin tinggi,
beraneka ragam, persaingan tinggi, dan dapat ditiru.
3. Terdiri atas penyediaan produk kreatif langsung pada pelanggan dan pendukung penciptaan
nilai kreatif pada sektor lain yang secara tidak langsung berhubungan dengan pelanggan.
4. Dibutuhkan kerja sama yang baik antara berbagi pihak yang berperan dalam industri kratif,
seperti kaum intelektual, dunia usaha, dan pemerintah.
5. Creative economy berbasi pada ide atau gagasan.
6. Pengembangan industri kreatif tidak terbatas dan dapat diterapkan pada berbagai bidang
usaha.
7. Konsep creative economy yang dibangun bersifat relatif.
1. Periklanan
2. Arsitektur
3. Pasar barang seni
4. Kerajinan (handicraft)
5. Kuliner
6. Desain
7. Fashion
8. Film, video, dan fotografi
9. Musik
10. Seni pertunjukan
11. Penerbitan dan percetakan
12. Layanan komputer dan piranti lunak
13. Radio dan televisi
14. Riset dan pengembangan
2. Kebudayaan dan Pariwisata
Selain alam Indonesia yang indah, ternyata kebudayaan Indonesia yang kaya menjadikan para
turis suka datang dan nyaman tinggak di Indonesia. Adat ketimuran orang-orang Indonesia yang
terkenal ramah, sopan-santun, dan berbudi pekerti. Kemudian, kekayaan Indonesia dengan
aneka macam rempah-rempah, juga kecerdasan bangsa Indonesia dalam meramu bumbu-
bumbu tersebut menjadikan masakan Indonesia terkenal lezat.
Indonesia ada negara yang kaya akan tradisi bahkan pendukung tradisi itu sangat banyak dan
sangat kuat mempertahankannya. Kebanyakan dari karya-karya kesenian kita adalah kesenian
yang tidak lepas dari unsur penyembahan pada yang kuasa.
Hubungan antara kebudayaan dan pariwisata sangatlah erat dan kuat.
Thomas L. Friedman, dalam bukunya yang berjudul World is Plat yang menganalisis globalisasi pada awal
abad ke-21 mengungkap perkembangan perdagangan Internasional dan internet telah jauh menggeser
perekonomian dan kebudayaan dunia. India lahir sebagai kekuatan baru dengan perkembangan industri
internet dan sumber daya manusianya yang mumpuni. Kemampuan generasi milenial India untuk
memecahkan masalah millennium bug bagi dunia komputer internet, telah menghantarnya India pada
perekonomian yang lebih maju. Industri perfilman India “Bollywood”, adalah satu jenis kebudayaan
Indonesia yang berhasil diimpor ke seluruh dunia.
Selain India, China juga berkembang pesat sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi terpesat di
dunia. Kemampuan China untuk mengimitasi produk-produk dunia. Menempatkan China sebagai negara
industri baru yang amat disegani. Majalah Forbes tahun 2019 merilis, China adalah negara penghasil
orang kaya baru terbanyak di dunia.
Globalisasi tidak hanya menempatkan dunia pada satu pasar bebas, tapi juga transfer kebudayaan
bergerak bebas seperti tanpa filter. Tidak tertutup kemungkinan dunia akan menjadi satu dalam satu
kebudayaan yang disebut olah Jean Baudrillard, dengan nada yang pesimis sebagai budaya konsumen.
Budaya yang telah diciptakan oleh globalisasi dan pasar bebas. budaya konsumen adalah jenis dari
“budaya materi” (material culture). Hal ini berangkat dari watak universal manusia yang berusaha
mencukupi kebutuhan materialnya. Dalam hal ini, sebagaimana diargumenkan konsumsi yang terjadi
dalam semua masyarakat berada “ di luar perdagangan” atau tidak terbatas pada perdagangan semata,
tetapi selalu merupakan gejala budaya sebagaimana halnya sebuah gejala ekonomi.
Globalisasi membawa nilai-nilai baru bagi masyarakat dunia. Telah lahir cara pandang baru masyarakat
untuk memberikan nilai atas segala hal. Nilai adalah esensi paling tinggi dari sebuah kebudayaan.