Disusun Oleh :
MANADO
2021KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena hanya atas berkat dan
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Perencanaan Dan Evaluasi Program Kesehatan, serta untuk
namun kami menyadari bahwa laporan kami ini masih jauh dari sempurna. Karna
itu kami sangat mengharapkan masukan ataupun kritik dan saran yang
sehingga laporan kami ini dapat selesai dengan baik. Harapan kami semoga
i
Manado, 14 Maret 2021DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
DAN KEBIASAAN...........................................................................................15
3.1 KESIMPULAN............................................................................................23
3.2 SARAN........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................25
ii
BAB I PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara terluas di dunia, dan dengan fakta
tersebut memiliki banyak sekali kabupaten dan kota yang secara keseluruhan
berjumlah 514 kabupaten kota. Dimana setiap kabupaten dan juga kota
memiliki ciri khas nya masing-masing. Salah satu dari 514 kabupaten dan kota
provinsi sulawesi utara dengan luas wilayah sebesar 1.025,85 km2 dengan
43 kelurahan, dan 227 desa. Kehidupan di minahasa di satu sisi sangatlah unik
dengan jumlah yang banyak, namun di sisi yang lain kebiasaan ini bisa
degeneratif salah satunya ialah hipertensi dimana prevalensi dari penyakit ini
kabupaten Minahasa?
ii
4. Apa kebiasaan masyarakat yang mempengaruhi kejadian Hipertensi di
Kabupaten Minahasa?
Kabupaten Minahasa?
BAB II PEMBAHASAN
Minhasa
Luas Wilayah
Administrasi Terbangun
Jumlah (%) (%)
Nama
Keluraha (Ha) thd (Ha) thd
Kecamatan
n/ Desa total total
Langowan Timur 8 1.098 0,92% 74 0,06%
Langowan Barat 16 3.108 2,60% 97 0,08%
Langowan 10 5.650 4,72% 71 0,06%
ii
Selatan
Langowan Utara 8 432 0,36% 36 0,03%
Tompaso
20 3.020 2,52% 591 0,49%
Tompaso Barat
Kawangkoan 4 1.502 1,25% 104 0,09%
Kawangkoan 10 1.927 1,61% 82 0,07%
Barat
Kawangkoan 6 1.381 1,15% 85 0,07%
Utara
Sonder 19 5.893 4,92% 113 0,09%
Tombariri
20 27.019 22,57% 372 0,31%
Tombariri Timur
Pineleng
26 9.659 8,07% 4.926 4,11%
Mandolang
Tombulu 11 9.807 8,19% 239 0,20%
Tondano Barat 9 2.243 1,87% 257 0,21%
Tondano Selatan 8 1.675 1,40% 117 0,10%
Remboken 11 3.880 3,24% 206 0,17%
Kakas 13 7.355 6,14% 351 0,29%
Kakas Barat 10 4.516 3,77% 191 0,16%
Lembean Timur 11 6.951 5,81% 164 0,14%
Eris 8 3.976 3,32% 187 0,16%
Kombi 13 12.130 10,13% 288 0,24%
Tondano Timur 11 3.671 3,07% 137 0,11%
Tondano Utara 3 2.828 2,36% 141 0,12%
Letak daerah ini menurut garis lintang dan garis bujur adalah : 1022’44”
LU/ 1240 33’ 52” BT ke 10 01’ 11” LU / 1240 54’45” BT ke 1250 04’ 21” BT/ 10 20’
25” LU. Kabupaten Minahasa pada umumnya berbukit, bergunung, dan dataran
yang agak luas, hanya sekitar Danau Tondano. Dataran tersebut dijumpai dalam
dari datar hingga sangat curam. Lereng - lereng yang sangat curam dijumpai
ii
Sebelah timur berbatasan dengan Laut Maluku
Tomohon
dari Manado, ibukota Provinsi Sulawesi Utara. Luas Kabupaten Minahasa adalah
1.641,27 km2 yang terdiri dari luas daratan adalah 1.094, 88 km2 dan luas
perairan danau 46,54 km2 serta laut sebesar 599,85 km2. Kabupaten Minahasa
(139,2 km2) dan Tondano Utara sebagai kecamatan yang terkecil (25,14 Km2).
Tahun 2015
ii
2.1.2 Kondisi Geografis
luas perairan kurang lebih 150 mil laut dengan garis pantai sepanjang 3 mil laut,
125o05’00” BT.
pegunungan dan perbukitan dan dataran luas seputar danau Tondano dengan
ketinggian dari permukaan laut berkisar antara 0 – 1000 meter. Dataran tersebut
Utara, Tondano Selatan, Remboken, Tompaso dan Kakas, lereng bukit yang
beragam di semua wilayah kecamatan dan dapat dikategorikan datar, landai dan
bergelombang sampai dengan sangat curam. Topografi yang sangat unik ada di
ii
bagian Timur adalah lereng bukit yang melandai dari ketinggian + 1.000 m dari
permukaan laut ke arah pantai dengan panjang + 40 Km. Dari batuan geologi
menunjukkan bahwa dataran sekitar Danau Tondano dan sungai adalah endapan
lakustrin.
atas batuan Vulkanis berupa Lava Basalt dan Tufa Basalt. Lahan lereng Timur ke
terdiri dari abu vulken dan Tufa Tondano, wilayah Kecamatan Tondano Barat
muda (abu, lapilli, la va). Di daerah ini tanah-tanah yang berkembang dari batuan
yaitu musim kemarau dan musim hujan, ini dipengaruhi oleh angin muson, pada
bulan November – April dipengaruhi oleh angin barat yang membawa hujan.
Angka curah hujan berkisar antara 40,2 dan 335,4 mm, dengan jumlah hari hujan
antara 7 dan 28 hari. Sedangkan suhu minimum antara 16,1o dan 18,7oC; suhu
maksimum berkisar antara 28,6° dan 30,4°C dan memiliki kelembaban udara
berkisar antara 84% dan 93%. Tekanan udara antara 940,0 dan 941,5 mb dengan
Kabupaten ini terdiri dari 227 desa, 43 kelurahan, 25 kecamatan, dengan 30 Desa
ii
Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Minahasa Utara
Tomohon
oleh budidaya tanaman pangan 40.72% dan lahan perkebunan yang mencakup
12.95% dari seluruh luas wilayah Kabupaten Minahasa Induk. Penggunaan tanah
lainnya yang cukup besar adalah hutan (Lindung, bakau, konservasi, produksi
terbatas, produksi tetap) yaitu sekitar 13.23% dan lahan untuk perikanan darat
(4.07%).
pada lahan-lahan pertanian sebelah Timur danau. Dengan turunnya harga cengkeh
saat ini lahan-lahan cengkeh terbengkalai dan menjelma menjadi hutan sekunder.
dataran tinggi lainnya, hanya terdapat di beberapa wilayah Selatan DAS Tondano
ii
yakni di Kecamatan Langowan Barat dan Tompaso. Padi sawah tersebar luas
dan Kakas.
di Propinsi Sulawesi Utara ada di Kota Manado, Kota Bitung dan Kabupaten
Minahasa. Hal ini tentu saja erat kaitannya dengan penduduk dan wilayah
perkotaan pada ketiga daerah tersebut yang relatif lebih tinggi dibandingkan
Induk berada pada kelas ketinggian 100-1000 dpl. Sedangkan ditinjau dari
dataran yang cukup signifikan terbentuk pada kawasan sekitar Danau Tondano. Di
masih aktif. Danau Tondano merupakan danau terbesar dengan satu sungai
listrik (PLTA Tonsea Lama-Tanggari) dan untuk diolah sebagai air minum oleh
PDAM Kota Manado. Fungsi lain dari sungai-sungai tersebut adalah sebagai
ii
Puskesmas yang terdiri dari 8 Puskesmas rawat inap dan 14 Puskesmas Non
Rawat Inap. Dari data-data yang ada salah satu masalah Kesehatan yang juga
yang termasuk dalam 10 penyakit terbanyak yang diderita oleh masyarakat yang
ada di Kabupaten Minahasa. Ada banyak factor yang dapat memicu seseorang
Minahasa yang hobi berpesta (mengadakan acara yang diakhiri dengan kegiatan
makan besar) yang tanpa disadari disisi lain kebiasaan makan-makan ini jika tidak
memperhatikan pola makan yang seimbang, maka dapat menimbulkan efek buruk
hipertensi.
2.2.1 Morbiditas
Tahun 2014
penyakit menonjol yang ada di Minahasa dengan jumlah 32.910 kasus (Dinkes
Tahun 2015
Tahun 2016
ii
Berdasarkan data yang di dapatkan dari Puskesmas Tompaso yang ada di
hipertensi di Puskesmas Tompaso pada tahun 2016 ini berjumlah 2160 kasus dan
terjadi peningkatan jumlah penderita hipertensi dari tahun ke tahun. Data dari
Selain itu, menurut data dari Puskesmas Pineleng pada tahun 2016, dari 10
Penyakit terbanyak dengan jumlah kasus berjumlah 2180 dengan jumlah penderita
pada kategori umur 60 atau masuk pada kategori lansia berjumlah 859 kasus
Tahun 2018
di dapatkan data selama bulan januari- maret 2018 untuk kasus hipertensi
sebanyak 256 kunjungan dengan rata- rata satu bulan ada 82 kunjungan untuk
2.2.2 Mortalitas
mortalitas sebesar 20- 50 % dari total kematian. Di seluruh dunia, kurang lebih
ii
sebanyak 972 jiwa (26,4%) menderita hipertensi dan diprediksi akan mengalami
Penyakit tidak menular Hipertensi ini menempati urutan ketiga pada daftar
Utara dengan prevalensi hipertensi sebesar > 40%, namun untuk angka mortalitas
per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Selama 3 tahun terakhir jumlah
penduduk miskin di Kabupaten Minahasa bertambah dari 22.900 atau 7,16% pada
tahun 2012 menjadi 28.500 atau 8,81% pada tahun 2013, dan tahun 2014 menjadi
diukur dari sisi pengeluaran. Jumlah penduduk miskin yang ada di Kabupaten
wilayah perkotaan. Hal ini ditunjukan dari data yang ada tahun 2010 bahwa dari
29.700 penduduk miskin yang ada pada tahun 2006 dimana 33,63% tidak bekerja,
ii
44,25% bekerja di sektor pertanian dan sisanya 22,12% bekerja bukan di sektor
pertanian;
Perdesaan, dimana salah satu ciri kehidupan wilayah perdesaan di Indonesia dan
penghasil produk pertanian yang bersifat bahan mentah (on-farm) bukan sebagai
petani penghasil produk pertanian yang bersifat bahan jadi atau setengah jadi (off-
farm) dan sebanyak 39,02% penduduk bekerja sebagai petani pada tahun 2011;
wilayah perdesaan, hal ini nampak dari total investasi yang masuk sebesar hanya
terjadi tahun 2009 sebesar US$ 48.386.646 dengan jumlah proyek sebanyak 15
buah.
Year Kemiskinan
Jumlah Presentase
Proverty Line
(Rupiah)
(1) (2) (3) (4)
2012 212.930 22.900 7,16
2013 216.181 28.500 8,81
2014 217.891 27.830 8,53
ii
a) Cukup tingginya angka kemiskinan dan pengangguran serta Penyandang
yaitu tahun 2008 sebesar 9,04% tahun 2010 sebesar 8,99%, pada tahun
2008, dan 9,45% tahun 2009, dan 8,40% tahun 2010, dan 9,20% tahun
e) Kemampuan SDM pencari kerja tahun 2011 relatif rendah, dimana lulusan
SMA yang terbesar sebanyak 2.262 orang atau 45,19% dan S1 sebesar
sebesar 9,48%, tahun 2010 sebesar 9,61% dan tahun 2011 sebesar 9,20%;
a) Proporsi rumah tangga dengan air minum layak sebesar 53% tahun 2008,
66% tahun 2009, dan menjadi 75% tahun 2010, dan tahun 2011 turun
menjadi 60%, kemudian meningkat sebesar 67% tahun 2012, tapi belum
memenuhi standard;
ii
b) Kondisi penyediaan air minum saat ini: tingkat pelayanan, cakupan
pelayanan air minum pada daerah perkotaan baru mencapai 40% yang
sebanyak 40%;
c) Terdapat ibu kota kecamatan yang rawan air minum sebanyak 4 ibu kota
akses air bersih seperti ledeng 55,90%, SGL 29,18%. Dari cakupan yang
ada untuk akses air bersih secara keseluruhan sebesar 66,86 % belum
mencapai 85%
Berbicara tentang masalah ketersediaan sumber daya air, ada juga salah satu
masalah yang tidak lepas dari ketersediaan air ialah masalah irigasi. Di Kabupaten
a) Data inventaris luas daerah irigasi menurut tingkat jaringan irigasi, yang
berfungsi 5.232 ha, untuk irigasi desa luas area 2.452 ha, dalam rangka
irigasi desa.
yang tidak merata secara spatial, waktu, jumlah dan kualitas air yang
c) Tingkat efisiensi akan diukur dari nilai Pasok Irigasi per Area (PIA), Pasok
Irigasi Relatif (PIR) dan Pasok Air Relatif (PAR), dimana PIA sebesar 1,71
lebih besar dari PIR (1,43), sehingga efisiensi belum berjalan baik.
ii
2.3.3 Analisis Lingkungan Kesehatan (Masalah Sampah)
sampah berasal dari rumah tangga (domestik) dan nonrumah tangga yang dibuang
TPA Kulo Tondano, TPA Talikuran Kawangkoan, dan TPA Atep Langowan
tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik. Resiko relatif untuk penderita
hipertensi pada orang gemuk 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang
berat badananya normal. Pada penderita hipertensi ditemukan sekitar 20% - 30%
kelamin, usia, dan genetik adalah yang tidak dapat dikontrol, sedangkan faktor
yang dapat dikontrol adalah gaya hidup sehat yang meliputi pola makan yang
ii
Kebiasaan makan adalah perilaku yang berhubungan dengan makanan,
dalam keluarga dan cara memilih makanan. Kebiasaan makan yang tidak sesuai
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam etnis dengan beragam gaya
hidup diantaranya adalah etnis Minahasa yang terletak di utara Pulau Sulawesi.
Jumlah penduduk etnis Minahasa adalah yang terbanyak diantara etnis yang ada di
beragama Kristen mempunyai suatu kebiasaan party yang diikuti dengan pesta
makan atau makan makanan khas Minahasa yang sebagaian besar berasal dari
lemak hewani (babi). Makanan yang dianggap paling prestige adalah babi
(contoh: 'babi putar' satu ekor babi utuh yang dipanggang, makanan 'babi bulu'
daging babi olahan yang dimasukkan ke dalam bambu yang dibakar), dalam
gengsi sosial (social prestige) sebagai haI yang utama daripada kesehatan,
mengandung asam lemak jenuh tinggi(daging babi), bahkan ada sebagian orang
Minahasa tidak menyukai makan makanan yangterbuat dari daging sapi. Orang
ii
Minahasa makan daging babi sebagaimana orang kebanyakan penduduk Indonesia
Dilihat dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 jumlah penduduk
penduduk bertempat tinggal tetap maupun penduduk tidak bertempat tinggal tetap.
pada rentang tahun 2008-2010 yaitu dengan rata-rata laju pertumbuhan penduduk
sebesar 1,88 persen. Jika dilihat dari perkembangan penduduk pada Tahun 2000 –
penduduk linear pada setiap tahunnya. Oleh karena itu, untuk memberikan
berlaku di masa yang akan datang, maka digunakan metoda proyeksi penduduk
berikut:
ii
Tabel Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Minahasa Lima Tahun
ke depan
ii
13 Pineleng 28.533 29.312 29.881 2,73 30.696,75 31.534,77 32.395,67 33.280,07 34.188,62
14 Tombulu 15.833 16.179 16.404 2,19 16.763,25 17.130,36 17.505,52 17.888,89 18.280,66
15 Mandolang*) 20.632 21.191 21.598 2,71 22.183,31 22.784,47 23.401,93 24.036,12 24.687,50
16 Tondano Barat 19.226 19.536 19.699 1,61 20.016,15 20.338,41 20.665,86 20.998,58 21.336,66
17 Tondano Selatan 21.217 21.750 22.126 2,51 22.681,36 23.250,66 23.834,26 24.432,50 25.045,75
18 Remboken 11.047 11.197 11.262 1,36 11.415,16 11.570,41 11.727,77 11.887,26 12.048,93
19 Kakas 11.741 11.886 11.941 1,23 12.087,87 12.236,56 12.387,06 12.539,43 12.693,66
20 Kakas Barat 9.502 9.633 9.691 1,38 9.824,74 9.960,32 10.097,77 10.237,12 10.378,39
21 Lembean Timur 7.246 7.288 7.274 0,58 7.316,19 7.358,62 7.401,30 7.444,23 7.487,41
22 Eris 9.753 9.846 9.863 0,95 9.956,70 10.051,29 10.146,77 10.243,17 10.340,48
23 Kombi 9.817 9.902 9.912 0,87 9.998,23 10.085,22 10.172,96 10.261,47 10.350,74
24 Tondano Timur 13.943 14.152 14.253 1,5 14.466,80 14.683,80 14.904,05 15.127,61 15.354,53
25 Tondano Utara 12.157 12.476 12.708 2,62 13.040,95 13.382,62 13.733,25 14.093,06 14.462,30
Minahasa 319 945 325.680 329.004 1,79 334.924,57 340.963,36 347.122,95 353.405,96 359.815,09
Sumber: Hasil Perhitungan Konsultan Individual
ii
Piramida Proporsi Penduduk di Kabupaten Minahasa Berdasarkan Jenis
"minahasa sehat" dimana program ini diadakan sebagai tindak lanjut akibat
Dalam program ini sebanyak 42.000 warga Minahasa sesuai dengan Data
Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) akan memiliki akses berobat secara gratis
ii
Jumlah tersebut di luar warga yang sudah masuk program Jaminan
di wilayah kerja.
adalah sebanyak 22 Puskesmas, yang terdiri dari 8 unit Puskesmas Rawat Inap
dan 14 unit Puskesmas Rawat Jalan. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir,
terjadipeningkatan jumlah Puskesmas yang dapat dilihat pada gambar berikut ini.
b. Rumah Sakit
kesehatan kuratif dan rehabilitatif dapat diperoleh melalui rumah sakit yang juga
yang ada di Kabupaten Minahasa sebanyak 4 Rumah Sakit yang terdiri atas 2
ii
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) adalah suatu
upaya kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh dan bersama
program, yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi,
sebanyak 304 posyandu yang terbagi atas Posyandu Pratama 24, Posyandu Madya
117, Posyandu Purnama 136, dan Posyandu Mandiri 27(table 69). Bertambah bila
Posyandu aktif 163 (53,62%) dan posyandu yang sudah mandiri 27 posyandu
(8,88%). Rasio Posyandu per 100 balita adalah 1 % atau rata-rata tiap
UKBM yang ada di suatu desa/kelurahan dan merupakan salah satu syarat
minimal 1 (satu) orang bidan dan 2 (dua) orang kader. Pada Tahun 2016 jumlah
ii
Poskesdes yang telah terbangun adalah 39 unit(Tabel 70). Bertambah 1 unit
E. Desa Siaga
Suatu Desa dan Kelurahan Siaga bisa menjadi Desa dan Kelurahan Siaga
membuat masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat. Jumlah Desa Siaga pada
signifikan
dibandingkan Tahun 2015 yang hanya 10 desa siaga dari 270 desa kelurahan yang
ada di Kabupaten Minahasa. Namun begitu angka 39 Desa Tidak mencapai target
ii
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Minahasa merupakan sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi Sulawesi
Utara, dimana Kabupaten ini memiliki luas wilayah sebesar 121,043.31 ha
memiliki jumlah kecamatan sebanyak 25 kecamatan, 227 desa, 43 kelurahan,
dengan 30 Desa Pantai dan 240 Desa non-Pesisir. Ibukota Kabupaten Minahasa
adalah Tondano, yang berjarak sekitar 35 km dari Manado, ibukota Provinsi
Sulawesi Utara. Sebagian besar wilayah Kabupaten Minahasa memiliki topografi
pegunungan dan perbukitan dan dataran luas seputar danau Tondano dengan
ketinggian dari permukaan laut berkisar antara 0 – 1000 meter. Dataran tersebut
dapat dijumpai di wilayah Kecamatan Tondano Barat, Tondano Timur, Tondano
Utara, Tondano Selatan, Remboken, Tompaso dan Kakas.
Kehidupan yang ada di kabupaten ini memiliki perbedaan yang mencolok
dibandingkan kabupaten-kabupaten lainnya di nusantara yang dimana di satu sisi
mempunyai sisi positif namun di sisi lain dapat menimbulkan efek negatif salah
satunya ialah masalah kesehatan yang sangat dipengaruhi oleh bebrapa faktor
seperti kepadatan penduduk, proporsi muda dan tua, sperilaku, kebiasaan, fasilitas
dan sarana pelayanan Kesehatan yang ada, serta keadaan lingkungan fisik, kimia,
dan sosial. Salah satu penyakit yang menduduki peringkat 3 teratas di daftar
penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat di Kabupaten ini ialah
penyakit tidak menular Hipertensi yang dimana merupakan salah satu penyakit
yang juga sering dijumpai di Sulawesi Utara, serta menjadi salah satu penyakit
tidak menular yang paling ditakutkan di dunia karna dikenal sebagai “silence
killer”, dengan angka prevalensi mortalitas diatas 40%.
Berdasarkan hasil analisis dari data-data yang didapatkan dari puskesmas-
puskesmas serta dinas Kesehatan yang ada di daerah Kabupaten Minahasa, dapat
kita peroleh kesimpulan bahwa prevalensi penyakit tidak menular hipertensi di
Kabupaten Minahasa ini mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, dengan
penderita yang berumur diatas di tas 40 tahun sampai pada usia lanjut.
ii
3.2 SARAN
Berdasarkan hasil analisis mengenai Penyakit Hipertensi di wilayah
Kabupaten Minahasa ini, ada beberapa saran yang dapat kami berikan sebagai
bahan evaluasi untuk pemecahan masalah Kesehatan penyakit Hipertensi ini
antara lain :
Pemerintah melalui Dinas Kesehatan harus lebih pro-aktif dalam
memberikan penyuluhan terkait potensi terserangnya hipertensi pada
masyarakat, dengan berkoordinasi dengan puskesmas-puskesmas pustu-
pustu yang ada, sebagai faskes awal atau ujung tombak Pelayanan
Kesehatan di masyarakat.
Lebih menggiatkan lagi Promosi Kesehatan dalam rangka tercapainya
pemberantasan penyakit menular Hipertensi disemua lapisan masyarakat.
Pemerintah juga diharapkan agar dapat smemberikan keterangan tentang
data yang valid mengenai prevalensi kasus Hipertensi di Kabupsaten
Minahasa ini, agar dapat menjadi bahan serta modal untuk intervensi di
tahun-tahun berikutnya.
Pemerintah melalui Dinas Kesehatan diharap juga lebih pro-aktif dalam
menggiatkan intervensi langsung di masyarakat melalui kader-kader
surveilans, serta diharapkan agar lebih memperkuat kegiatan deteksi dini
penyakit tidak menular Hipertensi, sebagai wujud preventif promotive
yang nyata di masyarakat.
Masyarakat harus diedukasi agar tidak diam ddan mau meninggalkan
kebiasaan serta perilaku yang salah yang dapat membuat mereka menjadi
rentan untuk terserang penyakit hipertensi ini.
ii
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik.2015. “Proyeksi Penduduk Kabupaten Kota 2010-2020”.
Jakarta
tahun 2015-2019.
ii