Anda di halaman 1dari 8

Outline Skripsi 113

ANALISA PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN KAKU

MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA 2003 DAN AASHTO 1993

SERTA BIAYA PELAKSANAAN

(Studi Kasus : Jalan Letjen S. Parman Antara Kec. Pabuaran – Kec.

Ciledug, Kabupaten Cirebon)

EGI FIRGIANSYAH
1503617024

PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2020
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Jalan merupakan salah satu prasarana perhubungan darat yang memiliki


peran penting bagi pertumbuhan perekonomian, sosial budaya, pengembangan
wilayah pariwisata, pertahanan keamanan untuk menunjang pembangunan
nasional [ CITATION Fit14 \l 1033 ]. Perencanaan dan pembangunan jalan raya
merupakan salah satu faktor terciptanya daerah yang berkelanjutan termasuk jenis
pembangunan infrastruktur yang berfungsi sebagai salah satu kebutuhan
masyarakat yang meliputi proses pembukaan ruangan lalu lintas untuk
menghubungkan satu kawasan dengan kawasan lainnya. Merencanakan jalan raya
harus memperhatikan syarat-syarat dan peraturan-peraturan yang berlaku, agar
perencanaan jalan raya dapat memberikan dampak perjalanan yang memadai bagi
pemakai jalan, dalam arti dapat terpenuhinya azas kenyamanan, keamanan, dan
kelancaran [CITATION Mud \l 1033 ]. Tingginya pertumbuhan lalu lintas sebagai
akibat pertumbuhan ekonomi dapat menimbulkan permasalahan yang serius
apabila tidak diimbangi dengan perbaikan mutu dari sarana dan prasarana jalan
yang ada. Pertumbuhan kendaraan yang begitu signifikan berdampak pada
kepadatan lalu lintas, baik itu berupa jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal,
maupun jalan lingkungan, semua itu perlu adanya peningkatan kualitas dan
kuantitas infrastruktur jalan [ CITATION Pra17 \l 1033 ].

Jalan Letjen S. Parman merupakan jalan kolektor yang menghubungkan


Kecamatan Pabuaran dengan Kecamatan Ciledug di Kabupaten Cirebon, Provinsi
Jawa Barat. Jalan ini merupakan jalan 2 lajur 2 arah dengan lebar 7,00 meter
dengan lebar masing-masing lajurnya 3,50 meter. Jalan eksisting ini berupa jalan
dengan menggunakan perkerasan lentur (flexible pavement) yang mana
menggunakan aspal sebagai lapis permukaan serta bahan berbutir sebagai lapisan
di bawahnya. Jalan Letjen S. Parman dikelompokan ke dalam status jalan
kabupaten yang mana jalan ini menghubungkan Kecamatan Pabuaran dan
sekitarnya dengan Kecamatan Ciledug yang merupakan titik keramian di wilayah
Kabupaten Cirebon bagian timur dan juga menjadi salah satu rute utama untuk
menuju wilayah Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Jalan ini menghubungkan 3
pasar, yakni Pasar Pabuaran, Pasar Sayur Pabuaran, dan Pasar Ciledug, yang
mana semuanya merupakan tempat perputaran ekonomi masyarakat sekitar. Setiap
harinya jalan ini dilalui kendaraan-kendaraan besar seperti truk pemasok barang
pasar, truk pengangkut pasir, bus antar provinsi, dan kendaraan bermuatan besar
lainnya. Jalan Letjen S. Parman juga menjadi salah satu akses jalan menuju
Gerbang Tol Ciledug KM 233 yang merupakan pintu masuk Jalan Tol Kanci-
Pejagan, dan hal tersebut menjadikan Jalan Letjen S. Parman menjadi jalan
penghubung utama di wilayah timur Kabupaten Cirebon.
Berdasarkan pengamatan sementara yang dilakukan pada bulan juli sampai
awal agustus tahun 2020, Jalan Letjen S. Parman mengalami kerusakan fisik jalan
diantaranya jalan bergelombang, retak, berlubang, dan terjadi kerusakan pada
pinggir perkerasan. Akibat dari kerusakan tersebut, saat turun hujan badan jalan
didapati tergenang air hujan, yang mana lebih jauhnya genangan air hujan dapat
mengakibatkan terjadinya kerusakan jalan dikarenakan air dapat melonggarkan
ikatan antara agregat dengan aspal [ CITATION Sul12 \l 1057 ]. Keadaan tersebut
dapat mengurangi kenyamanan, keamanan, dan kelancaran berkendara, bahkan
dapat pula mengakibatkan kecelakaan. Dari kondisi tersebut masyarakat sekitar
maupun pengguna jalan berharap agar Jalan Letjen S. Parman diperbaiki dengan
mengganti jalan aspal dengan jalan beton, karena penanganan dengan cara tambal
sulam sudah tidak efektif karena hanya bertahan dalam waktu yang singkat
[CITATION TVR20 \l 1033 ].

Dari permasalahan tersebut penulis mengusulkan penggantian jenis


perkerasan jalan eksisting dengan menggunakan struktur pelat beton atau lebih
dikenal dengan perkerasan kaku (Rigid Pavement). Fokus utama dari
merencanakan perkerasan ini adalah menentukan tebal pelat beton yang akan
dipakai, karena tebal pelat berpengaruh terhadap kekuatan beton menahan
tegangan akibat beban sumbu kendaraan yang melintas. Perencanaan tebal
perkerasan dengan menggunakan perkerasan kaku dipilih karena perkerasan ini
mampu menahan beban sumbu kendaraan dan menyebarkannya ke tanah dasar
secara efisien serta mampu mengurangi deformasi yang berakibat pada penurunan
permukaan yang tidak seragam, dan perkerasan ini dapat bertahan lebih lama
daripada perkerasan lentur, karena strukturnya dapat direncanakan sampai dengan
umur pemakaian 40 tahun [ CITATION Pra17 \l 1033 ].

Penulis mencoba merancang tebal perkerasan kaku (rigid pavement) pada


Jalan Letjen S. Parman menggunakan dua metode yakni metode Bina Marga
tahun 2003 (pD-T-14-2003) sebagai penyempurna metode perencanaan
perkerasan jalan kaku yang diterbitkan oleh Departemen Permukiman dan
Prasarana Wilayah. Pedoman lainnya yang digunakan dalam mencari parameter –
parameter tebal perkerasan lalu lintas yaitu mengacu pada pedoman yang terdapat
pada AASHTO 1993 (American Association of State Highway and Transportation
Officials 1993), sehingga perencanaan tebal perkerasan jalan kaku dapat
dilakukan secara akurat dan maksimal.
Hasil dari analisa tebal perkerasan kedua metode tersebut dihitung pula
Rencana Anggaran Biaya (RAB) pekerjaan perkerasan kaku pada jalan ini yang
disesuaikan dengan Harga Satuan Pekerjaan (HSP) Kabupaten Cirebon yang
berlaku. Kemudian dilakukan perbandingan besar biaya pekerjaan tebal
perkerasan kaku metode Bina Marga 2003 dan AASHTO 1993, dengan
mengutamakan segi ekonomis dan juga keamanan desain struktur perkerasannya.
Sehingga hasil dari penelitian ini dapat dijadikan referensi atau acuan bagi
pemerintah daerah setempat dalam melakukan pekerjaan perkerasan kaku pada
Jalan Letjen S. Parman.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan identifikasi masalah


sebagai berikut :

a. Jalan merupakan salah satu prasarana perhubungan darat yang memiliki


peran penting bagi pertumbuhan perekonomian, sosial budaya,
pengembangan wilayah pariwisata, pertahanan keamanan untuk menunjang
pembangunan nasional.
b. Tingginya pertumbuhan lalu lintas sebagai akibat pertumbuhan ekonomi
dapat menimbulkan permasalahan yang serius apabila tidak diimbangi
dengan perbaikan mutu dari sarana dan prasarana jalan yang ada.
c. Jalan Letjen S. Parman Pabuaran-Ciledug merupakan ruas jalan yang
memiliki fungsi pelayanan transportasi barang dan jasa yang padat dengan
beban angkut yang berat.
d. Jalan Letjen S. Parman merupakan salah satu akses Gerbang Tol Ciledug
KM 233 yang merupakan pintu masuk Jalan Tol Kanci-Pejagan dan akses
menuju wilayah Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
e. Jalan Letjen S. Parman Pabuaran-Ciledug mengalami kerusakan fungsional
maupun struktural, sehingga mengurangi kenyamana, keamanan, dan
kelancaran berkendara bahkan dapat pula mengakibatkan kecelakaan.
f. Penanganan kerusakan jalan dengan cara tambal sulam sudah tidak efektif
karena hanya bertahan dalam waktu yang singkat, sehingga diperlukan
penanganan lain yang memberikan jaminan mutu lebih baik dan dapat
bertahan lama.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan suatu pokok rumusan


masalah, yaitu :

a. Berapa tebal perkerasan kaku yang direncanakan menggunakan metode


Bina Marga 2003 dan AASHTO 1993 pada ruas Jalan Letjen S. Parman?
b. Berapa Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk melaksanakan pekerjaan
perkerasan kaku menggunakan metode Bina Marga 2003 dan AASHTO
1993 pada ruas Jalan Letjen S. Parman?

Batasan Penelitian

Berdasarkan Identifikasi masalah yang dilakukan, penelitian ini secara lebih


khusus membatasi masalah pada ulasan mengenai :
a. Lokasi yang direncanakan adalah ruas Jalan Letjen S. Parman, Kecamatan
Pabuaran-Kecamatan Ciledug, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat.
b. Data perencanaan diperoleh dari data Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga
Kabupaten Cirebon.
c. Tidak melakukan survey data tanah (CBR).
d. Tidak merencanakan geometrik jalan.
e. Tidak merencanakan bangunan pelengkap jalan seperti bahu jalan, sistem
drainase, dan kerb.
f. Tidak memperhitungkan pekerjaan galian dan timbunan.
g. Perencanaan tebal perkerasan kaku (rigid pavement) mengacu pada metode
Bina Marga 2003 (Pd T-14-2003) dan AASHTO 1993 (American
Association of State Highway and Transportation Officials 1993)
h. Perhitungan desain perbaikan dibatasi sampai dengan umur rencana 20
tahun.
i. Hanya menghitung pekerjaan beton bersambung dengan tulangan.
j. Menghitung rencana anggaran biaya dengan menggunakan Harga Satuan
Pekerjaan (HSP) Kabupaten Cirebon yang berlaku.
k. Analisa Harga Satuan Pekerjaan (HSP) mengacu pada peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor : 28/PRT/M/2016 bidang
Bina Marga.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara spesifik memiliki tujuan utama yang akan dicapai,
yaitu :
a. Memperoleh tebal perkerasan kaku pada ruas Jalan Letjen S. Parman
menggunakan metode Bina Marga 2003 dan AASHTO 1993.
b. Memperoleh besar rencana anggaran biaya yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan perkerasan kaku pada ruas Jalan Letjen S. Parman.

Manfaat Penelitian

a. Manfaat Secara Teoritis


Penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat menjadi sumbangan akademik
yang dijadikan dasar pengembangan khasanah keilmuan dalam akjian ilmu
pendidikan, dan perencanaan anggaran biaya dalam pelaksanaan pekerjaan
jalan raya, khususnya pekerjaan perkerasan kaku (rigid pavement).
b. Manfaat Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi, rujukan, maupun acuan
dalam mengentaskan permasalahan kerusakan jalan dan pemerataan
perbaikan jalan, khususnya kerusakan jalan yang terdapat pada ruas Jalan
Letjen S. Parman, Kecamatan Pabuaran-Kecamatan Ciledug, Kabupaten
Cirebon, maupun untuk proyek-proyek lainnya yang sejenis.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pekerjaan Umum. (2005). Modul RDE-08 Rekayasa Lalu Lintas. Jakarta:
Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi (PUSBIN-KPK).

Fitriana, R. (2014). Studi Komparasi Perencanaan Tebal Perkerasan Kaku Jalan Tol
Menggunakan Metode Bina Marga 2002 dan AASHTO 1993 (Studi Kasus : Ruas
Jalan Tol Solo-Kertosono). Skripsi, 1.

Hadijah, I., & Harizalsyah, M. (2017). Perencanaan Jalan dengan Perkerasan Kaku
Menggunakan Metode Analisa Komponen Bina Marga (Studi Kasus : Kabupaten
Lampung Tengah, Provinsi Lampung). TAPAK, 140-141.

Mudianto, A., Purwanti, H., & Yunitasari, F. (2013). Perencanaan Perkerasan Kaku Jalan
Kabupaten/Kota (Studi Kasus : Jalan Akses Komplek Puri Pamulang) Kota
Tangerang Selatan. Jurnal Teknologi Keteknikan, 40.

Pramudita, D. A. (2017). Perencanaan Tebal Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) Dengan


Metode Bina Marga dan Rencana Anggaran Biaya Pada Ruas Jalan Soekarno
Hatta Balikpapan. Civil Engineering, 1.

PUPR. (2003). Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen. Jakarta: Departemen


Permukiman dan Prasarana Wilayah.

Radar Cirebon, T. (2020). Tambal Sulam Jalan Pabuaran-Ciledug Dinilai Tak Efektif.
Cirebon: www.radarcirebon.tv/2020/08/25/tambal-sulam-jalan-pabuaran-
ciledug-dinilai-tak-efektif/amp/.

Sulistiyatno, A., Rufi Fajri, M., Mochtar, I., Gde Kartika, A., & Maulana, M. (2012). Studi
Pengaruh Genangan Air Terhadap Kerusakan Jalan Aspal dan Perencanaan
Subdrain Untuk Ruas Jl. Rungkut Industri Raya, Jl. Rungkut Kidul Raya, Jl. Jemur
Sari, Jl. Nginden Raya, Jl. Manyar, dan Jl. Mulyosari Raya. Jurnal Teknik POMITS,
1, 1.

Utomo, V. P. (2016). Analisis Lendutan, Momen Dan Kebutuhan Tulangan Pada


Perkerasan Kaku Dengan Metode Elemen Hingga. Thesis Civil Engineering, 2.
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Peta Lokasi Jalan Letjen S. Parman

Anda mungkin juga menyukai