Anda di halaman 1dari 13

MODUL PERKULIAHAN

Irigasi dan
Bangunan
Air
Modul IX :
JENIS-JENIS BANGUNAN SILANG

9.1. JENIS-JENIS BANGUNAN SILANG


9.2. MORFOLOGI SUNGAI
9.3. PERKUATAN LERENG DAN TANGGUL

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Teknik Teknik Sipil 2A6112EL Gneis Setia Graha, S.T., M.T.

09
Abstract Kompetensi

Memberikan gambaran umum tentang Mahasiswa diharapkan memahami


jenis-jenis bangunan air serta morfologi jenis-jenis bangunan air, dasar-dasar
sungai, perkuatan lereng, dan tanggul. perhitungan dimensi saluran silang
(gorong-gorong, siphon, talang),
gambar bangunan silang, morfologi
sungai, perkuatan lereng, tanggul.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... II

DAFTAR GAMBAR................................................................................................................................... III

DAFTAR TABEL........................................................................................................................................ III

9 JENIS-JENIS BANGUNAN SILANG...................................................................................................... 1

9.1 BANGUNAN SILANG........................................................................................................................1


9.1.1 Gorong-Gorong............................................................................................................................1
9.1.2 Sipon.............................................................................................................................................4
9.1.3 Talang...........................................................................................................................................5
9.2 MORFOLOGI SUNGAI......................................................................................................................7
9.3 PERKUATAN LERENG DAN TANGGUL...............................................................................................8
9.3.1 Umum...........................................................................................................................................8
9.3.2 Gaya-gaya yang Bekerja pada Dinding Penahan.........................................................................8
9.3.3 Pengontrolan Terhadap Stabilitas................................................................................................8
9.4 KRITERIA STANDAR............................................................................................................................9

‘18 Irigasi dan Bangunan Air


ii Gneis Setia Graha, S.T., M.T.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 9.1 PERLINTASAN DENGAN JALAN KECIL (GORONG-GORONG)...........................................................................1
GAMBAR 9.2 GORONG-GORONG SEGI EMPAT............................................................................................................2
GAMBAR 9.3 CONTOH GORONG-GORONG................................................................................................................3
GAMBAR 9.4 CONTOH PENAMPANG SIPON...............................................................................................................5
GAMBAR 9.5 CONTOH SIPON.................................................................................................................................5
GAMBAR 9.6 SKETSA LAYOUT BANGUNAN TALANG....................................................................................................6
GAMBAR 9.7 CONTOH TALANG...............................................................................................................................7
GAMBAR 9.8 SUNGAI BERMEANDER........................................................................................................................7
Gambar 9.9 Morfologi Sungai.............................................................................................................................8

DAFTAR TABEL
Tabel 9.1 Harga-harga  dalam Gorong-gorong Pendek....................................................................................2

‘18 Irigasi dan Bangunan Air


iii Gneis Setia Graha, S.T., M.T.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
9 JENIS-JENIS BANGUNAN SILANG
9.1 BANGUNAN SILANG

9.1.1 Gorong-Gorong
 Gorong-gorong adalah bangunan yang dipakai untuk membawa aliran air (saluran
irigasi atau pembuang) melewati bawah jalan air lainnya (biasanya saluran), bawah
jalan, atau jalan kereta api.

 Gorong-gorong (lihat Gambar JENIS-JENIS BANGUNAN SILANG .1) mempunyai


potongan melintang yang lebih kecil daripada luas basah saluran hulu maupun hilir.

 Kecepatan yang dipakai di dalam perencanaan gorong-gorong diambil: 1,5 m/s untuk
gorong-gorong di saluran irigasi dan 3 m/s untuk gorong-gorong di saluran
pembuang.

 Diameter minimum pipa gorong-gorong di saluran primer adalah 0,60 m.

 Penutup di atas gorong-gorong pipa di bawah jalan atau tanggul yang menahan
berat kendaraaan harus paling tidak sama dengan diameternya, dengan minimum
0,60 m.

Gambar JENIS-JENIS BANGUNAN SILANG .1 Perlintasan dengan jalan kecil (gorong-gorong)

 Gorong-gorong segi empat dibuat dari beton bertulang atau dari pasangan batu
dengan pelat beton bertulang sebagai penutup.

 Gorong-gorong tipe pertama terutama digunakan untuk debit yang besar atau bila
yang dipentingkan adalah gorong-gorong yang kedap air.

‘18 Irigasi dan Bangunan Air


1 Gneis Setia Graha, S.T., M.T.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar JENIS-JENIS BANGUNAN SILANG .2 Gorong-gorong segi empat

 Kehilangan tinggi energi untuk gorong-gorong yang mengalir penuh dibedakan


antara gorong-gorong pendek (L<20 m) dan gorong-gorong panjang (L>20 m).

A. Untuk L < 20 m

Keterangan :

Q : debit (m3/s)

 : koefisien debit (lihat Tabel JENIS-JENIS BANGUNAN SILANG


.1)

A : luas pipa (m2)

g : percepatan gravitasi (9,8 m/s2)

z : kehilangan tinggi energi pada gorong-gorong (m)

Tabel JENIS-JENIS BANGUNAN SILANG .1 Harga-harga  dalam Gorong-gorong Pendek

B. Untuk L > 20 m

Kehilangan tinggi energi dapat dihitung sebagai berikut:

‘18 Irigasi dan Bangunan Air


2 Gneis Setia Graha, S.T., M.T.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Keterangan :

C : kR1/6, k adalah koefisien kekasaran Strickler (k = 1/n = 70


untuk pipa beton)

R : jari – jari hidrolis (m), untuk pipa dengan diameter D, R = ¼ D

L : panjang pipa (m)

v : kecepatan aliran dalam pipa (m/s)

va : kecepatan aliran dalam saluran (m/s)

g : percepatan gravitasi (9,8 m/s2)

Gambar JENIS-JENIS BANGUNAN SILANG .3 Contoh gorong-gorong

‘18 Irigasi dan Bangunan Air


3 Gneis Setia Graha, S.T., M.T.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
9.1.2 Sipon
Sipon adalah bangunan yang membawa air melewati bawah saluran lain (biasanya
pembuang) atau jalan. Dalam sipon air mengalir karena tekanan.

Perencanaan hidrolis sipon harus mempertimbangkan kecepatan aliran, kehilangan pada


peralihan masuk, kehilangan akibat gesekan, kehilangan pada bagian siku sipon serta
kehilangan pada peralihan keluar. Diameter minimum sipon adalah 0,60 m untuk
memungkinkan pembersihan dan inspeksi.

Agar pipa sipon tidak tersumbat dan tidak ada orang atau binatang yang masuk secara
kebetulan, maka mulut pipa ditutup dengan kisi-kisi penyaring (trashrack). Biasanya pipa
sipon dikombinasi dengan pelimpah tepat di sebelah hulu agar air tidak meluap di atas
tanggul saluran hulu.

Di saluran-saluran yang lebih besar, sipon dibuat dengan pipa rangkap (double barrels)
guna menghindari kehilangan yang lebih besar di dalam sipon jika bangunan itu tidak
mengalirkan air pada debit rencana.

Pipa rangkap juga menguntungkan dari segi pemeliharaan dan mengurangi biaya
pelaksanaan bangunan. Sipon yang panjangnya lebih dari 100 m harus dipasang dengan
lubang periksa (manhole) dan pintu pembuang,

Kecepatan aliran dalam sipon harus dua kali lebih tinggi dari kecepatan normal aliran dalam
saluran, dan tidak boleh kurang dari 1 m/s, lebih disukai lagi kalau tidak kurang dari 1,5 m/s
Kecepatan maksimum sebaiknya tidak melebihi 3 m/s.

Bagian atas lubang pipa harus berada sedikit di bawah permukaaan air normal untuk
mengurangi kemungkinan berkurangnya kapasitas sipon akibat masuknya udara ke dalam
sipon. Kedalaman tenggelamnya bagian atas lubang sipon disebut air perapat (water seal).

Tinggi air perapat bergantung kepada kemiringan dan ukuran sipon, pada umumnya: 1,1
hv < air perapat < 1,5 hv (sekitar 0,45 m, minimum 0,15 m) di mana hv = beda tinggi
kecepatan pada pemasukan.

Kehilangan tinggi energi pada sipon terdiri dari :

 kehilangan masuk

 kehilangan akibat gesekan

 kehilangan pada siku

 kehilangan keluar

Kehilangan-kehilangan ini dapat dihitung dengan kriteria yang dijelaskan pada subbab 9.1.1.

‘18 Irigasi dan Bangunan Air


4 Gneis Setia Graha, S.T., M.T.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar JENIS-JENIS BANGUNAN SILANG .4 Contoh Penampang Sipon

Gambar JENIS-JENIS BANGUNAN SILANG .5 contoh Sipon

9.1.3 Talang
Talang adalah saluran buatan yang dibuat dari pasangan beton bertulang, kayu atau baja
maupun beton bertulang, didalamnya air mengalir dengan permukaan bebas, dibuat
melintas lembah dengan panjang tertentu (umumnya di bawah 100 m), saluran pembuang,
sungai, jalan atau rel kereta api,dan sebagainya.

Saluran talang minimum ditopang oleh 2 pilar atau lebih dari konstruksi pasangan batu untuk
tinggi kurang dari 3 m dan konstruksi pilar dengan beton bertulang untuk tinggi lebih 3 m.

Potongan melintang talang ditentukan oleh nilai banding b/h, dimana b adalah lebar
bangunan dan h adalah kedalaman air. Nilai-nilai banding berkisar antara 1 sampai 3 yang
menghasilkan potongan melintang hidrolis yang lebih ekonomis.

‘18 Irigasi dan Bangunan Air


5 Gneis Setia Graha, S.T., M.T.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kecepatan di dalam bangunan lebih tinggi dari pada kecepatan di potongan saluran biasa.
Tetapi, kemiringan dan kecepatan dipilih sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi
kecepatan superkritis atau mendekati kritis, karena aliran cenderung sangat tidak stabil.

Kemiringan maksimum adalah I = 0,002.

Peralihan masuk dan keluar dapat diperkirakan dengan gambar berikut dan kehilangan
tinggi energy dapat dihitung dengan persamaan pada subbab 9.1.1.

Gambar JENIS-JENIS BANGUNAN SILANG .6 Sketsa Layout Bangunan Talang

Untuk talang yang melintas sungai atau pembuang, harus dipakai harga harga ruang bebas
(tinggi jagaan) sebagai berikut:

 pembuang intern Q5 + 0,50 m

 pembuang ekstern Q25 + 1,00 m

 sungai: Q25 + ruang bebas bergantung kepada keputusan perencana, tapi tidak
kurang dari 1,50 m. Perencana akan mendasarkan pilihannya pada karakteristik
sungai yang akan dilintasi, seperti kemiringan, benda – benda hanyut, agradasi atau
degradasi.

‘18 Irigasi dan Bangunan Air


6 Gneis Setia Graha, S.T., M.T.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar JENIS-JENIS BANGUNAN SILANG .7 contoh talang

9.2 MORFOLOGI SUNGAI

Sungai bagian hulu umumnya terjal dengan lembah berbentuk V, erosi lebih dominan pada
arah vertikal.

Sungai bagian tengah kemiringan dasar sungai lebih landai, terjadi keseimbangan antara
agradasi dan degradasi. Sungai umumnya lebar dengan tebing tidak stabil, terjadi
sedimentasi yang besar, sungai terjalin/teranyam (braiding), alur berpindah-pindah mengalir
di antara endapan (pulau). Endapan sungai dari material kasar berupa kerakal dan pasir.

Sungai bagian hilir kemiringan dasarnya sangat landai, mengalir diendapan aluvial, endapan
sedimen halus seperti pasir halus dan lumpur. Erosi sungai lebih dominan pada arah
horisontal (erosi tebing). Sungai berkelok-kelok membentuk meander.

Gambar JENIS-JENIS BANGUNAN SILANG .8 Sungai Bermeander

‘18 Irigasi dan Bangunan Air


7 Gneis Setia Graha, S.T., M.T.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar JENIS-JENIS BANGUNAN SILANG .9 Morfologi Sungai

9.3 PERKUATAN LERENG DAN TANGGUL

9.3.1 Umum
Untuk keamanan konstruksi dinding penahan, perlu diperhitungkan stabilitas yang
disebabkan oleh gaya-gaya yang bekerja terhadap dinding penahan. Selain diperhitungkan
terhadap stabilitasnya, perlu juga diperhitungkan mengenai kekuatan konstruksi dinding
penahan itu sendiri.

9.3.2 Gaya-gaya yang Bekerja pada Dinding Penahan


Gaya-gaya yang bekerja pada dinding penahan dapat diuraikan sebagai berikut:

 Gaya tekan air


 Gaya tekanan tanah
 Gaya angkat atas (uplift) - kalau ada
 Berat dinding penahan sendiri
 Tekanan lumpur (sediment pressure) - kalau ada
 Gaya gempa

9.3.3 Pengontrolan Terhadap Stabilitas


Konstruksi bangunan dinding penahan dalam kondisi stabil apabila gaya-gaya yang terjadi
terhadap konstruksi tersebut membentuk suatu keseimbangan dengan gaya-gaya rekasi
yang timbul. Perhitungan kontrol stabilitas dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh gaya-
gaya tersebut terhadap kemungkinan guling, geser, penurunan tanah (settlement) yang
dapat menyebabkan kerusakan dinding penahan.

A. Stabilitas terhadap guling


Kejadian terguling terjadi apabila momen yang terjadi oleh gaya-gaya yang bekerja
tidak dapat diimbangi oleh reaksi yang ditimbulkan dinding penahan itu sendiri. Untuk
mencapai kondisi aman terhadap kejadian terguling, maka diperlukan suatu faktor
keamanan, besar faktor keamanan tergantung dari kondisi beban. Stabilitas terhadap
guling dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :

‘18 Irigasi dan Bangunan Air


8 Gneis Setia Graha, S.T., M.T.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dimana,
Sf = faktor keamanan terhadap guling (safety factor)
Mt = jumlah momen tahanan (kg.m)
Mg = jumlah momen guling (kg.m)

B. Stabiltas terhadap geser


Stabilitas geser, disebabkan oleh gaya-gaya horizontal yang bekerja akan ditahan
oleh perpaduan antara gaya normal (vertikal) dari berat dinding penahan dengan
koefisien geser antara permukaan dasar bangunan dengan permukaan tanah. Untuk
mencapai kondisi aman terhadap kejadian tergeser, maka diperlukan suatu faktor
keamanan. Dengan demikian stabilitas terhadap gaya geser ini dapat dituliskan
dalam persamaan sebagai berikut :

dimana,
Sf = faktor keamanan terhadap guling (safety factor)
V = jumlah gaya-gaya vertikal
H = jumlah gaya-gaya horizontal
f = koefisien geser antar konstruksi terhadap dasarnya

C. Stabilitas terhadap daya dukung tanah


Salah satu stabilitas yang harus ditinjau adalah mengenai daya dukung tanah tempat
kedudukan konstruksi dinding penahan. Dinding penahan akan stabil apabila seluruh
gaya berat konstruksi secara keseluruhan dapa t ditahan berupa reaksi ke atas oleh
tanah di bawah pondasi bangunan. Hal ini dapat terjadi apabila besarnya tegangan
tanah dasar dibawah pondasi lebih besar daripada besarnya tegangan yang
ditimbulkan oleh gaya berat konstruksi dinding penahan. Jadi untuk syarat stabilitas
dapat dituliskan sebagai berikut:

dimana,
maks = tegangan maksimum yang terjadi
t = tegangan tanah dasar

9.4 KRITERIA STANDAR

1. Ven Te Chow : “Hidrolika Saluran Terbuka”, Erlangga, Jakarta, 1992.

2. United States Departement of the Interior : “Design of Small Dams”, Oxford & IBH
Publising Co., New Delhi, 1974.

‘18 Irigasi dan Bangunan Air


9 Gneis Setia Graha, S.T., M.T.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. Standar Perencanaan Irigasi, Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal
Pengairan.

4. Hydraulic Design Criteria, Departement of theUS- Army, Corps of Engineer.

‘18 Irigasi dan Bangunan Air


10 Gneis Setia Graha, S.T., M.T.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai