Anda di halaman 1dari 2

BAB IV

PERENCANAAN TUBUH BENDUNGAN

4.1 Perencanaan Tubuh Bendungan


Perencanaan Tinggi Bendungan (H)
Berdasarkan buku "bendungan type urugan" (Ir.Suyono.S) halaman 169 -
173, tinggi bendungan adalah sebagai berikut :
H = Tinggi Air Normal + He + Fb + 1
dimana :
Fb = hw + ½ he + ha + hi
dengan :
hw = Tinggi ombak akibat tiupan angin
nilai hw diambil dari diagram saville (buku bendungan type urugan)
Ir.Suyono.S, halaman 172 dengan mengasumsikan panjang lintasan
ombak (F) = 1000 m dan kecepatan angin diatas permukaan air waduk.
V = 20 m/dtk, dan lereng dengan permukaan kasar (bendungan urugan)
dengan perbandingan 1 : 2, sehingga dari grafik saville tersebut
diperoleh tinggi ombak akibat tiupan angin (hw) adalah = 3,2 m.

he = Tinggi ombak akibat gempa


Berdasarkan buku bendungan type urugan Ir.Suyono.S, halaman 172
untuk menentukan tinggi ombak akibat gempa menggunakan
persamaan :
he = ((e x )/) (g x Ho)
dengan :
e = Intensitas seisimis horizontal, e = 0,15
 = Siklus seisimis = 
Ho = Kedalaman air didalam waduk Ho = 16.00 m

ha = Tinggi permukaan air waduk yang disebabkan ketidaknormalan operasi


pintu - pintu bangunan pelimpah.
Berdasarkan buku bendungan type urugan Ir.Suyono.S, halaman 173,
tinggi kenaikan air permukaan waduk biasanya sebagai standar yaitu
diambil ha = 0 m. Nilai ha digunakan apabila dalam bendungan
urugan di gunakan pintu bangunan pelimpah, apabila tidak
menggunakan pintu maka nilai ha = 0,5 m.

hi = Tinggi tambahan yang didasarkan pada tipe bendungan


Berdasarkan buku bendungan type urugan Ir.Suyono.S, halaman 173,
mengingat bendungan type urugan akan sangat berbahaya, maka untuk
bendungan ini angka tambahan tinggi jagaan diambil, yaitu = 1.0 m

Anda mungkin juga menyukai