Perencanaan Tinggi Bendungan (H) Berdasarkan buku "bendungan type urugan" (Ir.Suyono.S) halaman 169 - 173, tinggi bendungan adalah sebagai berikut : H = Tinggi Air Normal + He + Fb + 1 dimana : Fb = hw + ½ he + ha + hi dengan : hw = Tinggi ombak akibat tiupan angin nilai hw diambil dari diagram saville (buku bendungan type urugan) Ir.Suyono.S, halaman 172 dengan mengasumsikan panjang lintasan ombak (F) = 1000 m dan kecepatan angin diatas permukaan air waduk. V = 20 m/dtk, dan lereng dengan permukaan kasar (bendungan urugan) dengan perbandingan 1 : 2, sehingga dari grafik saville tersebut diperoleh tinggi ombak akibat tiupan angin (hw) adalah = 3,2 m.
he = Tinggi ombak akibat gempa
Berdasarkan buku bendungan type urugan Ir.Suyono.S, halaman 172 untuk menentukan tinggi ombak akibat gempa menggunakan persamaan : he = ((e x )/) (g x Ho) dengan : e = Intensitas seisimis horizontal, e = 0,15 = Siklus seisimis = Ho = Kedalaman air didalam waduk Ho = 16.00 m
ha = Tinggi permukaan air waduk yang disebabkan ketidaknormalan operasi
pintu - pintu bangunan pelimpah. Berdasarkan buku bendungan type urugan Ir.Suyono.S, halaman 173, tinggi kenaikan air permukaan waduk biasanya sebagai standar yaitu diambil ha = 0 m. Nilai ha digunakan apabila dalam bendungan urugan di gunakan pintu bangunan pelimpah, apabila tidak menggunakan pintu maka nilai ha = 0,5 m.
hi = Tinggi tambahan yang didasarkan pada tipe bendungan
Berdasarkan buku bendungan type urugan Ir.Suyono.S, halaman 173, mengingat bendungan type urugan akan sangat berbahaya, maka untuk bendungan ini angka tambahan tinggi jagaan diambil, yaitu = 1.0 m