Anda di halaman 1dari 29

UNIVERSITAS SILIWANGI

FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK SIPIL Novia Komala Sari, S.Pd.,M.T
Pertemuan 6 - Desain Tubuh Bendungan

Perancangan Bendung dan Bendungan


PERENCANAAN TUBUH BENDUNGAN

Tubuh bendungan adalah : merupakan bangunan utama


yang dibuat melintang menutupi alur
sungai yang akan dibendung dengan
perhitungan kekuatan tertentu untuk
mendapatkan daerah tampungan
berupa waduk.

2
B. PERENCANAAN TUBUH BENDUNGAN URUGAN

Data yang diperlukan antara lain :

 - Elevasi HWL dari perhitungan penelusuran banjir di


 pelimpah
 - Elevasi mercu pelimpah (berdasar analisis Kapasitas Tampungan Mati
dan Efektif Waduk)
 - Persamaan lengkung kapasitas waduk
 - Data geologi rencana tanah timbunan (Gs, e, w, ø)
 - Asumsi koefisien gempa (umumnya k = 0,15)

3
PERENCANAAN TUBUH BENDUNGAN

Diagram Alir Penentuan Elevasi Mercu Bendungan


Mulai

Data Topografi Erosi Lahan Debit Historis


Outflow Rencana
Kehilangan Air

El Dasar Waduk Debit Sedimen Simulasi Kapasitas


Lengkung Kap. Tamp. Efektif

Usia Guna Waduk

Analisa Tamp. Mati

a b c
4
Lanjutan Diagram Alir Penentuan Elevasi Mercu Bendungan

a b c

Elevasi Intake

Elevasi Mercu Pelimpah

Analisa Kap. Pelimpah


&Penelusuran Banjir

Perhitungan T. Jagaan

Elevasi Mercu Bendungan

Selesai
Dasar
Perancangan
Rancang konfigurasi pelapisan
dan dimensi
Hitung tinggi air
berdasarkan kebutuhan
tampunhan Vs Ya Tidak
ketersediaan lahan
HDam Ketersediaan
material?
Rancang awal kapasitas
pelimpah
Ya
Tidak

Seepage

Ya

Tidak
Stabilitas
Bangunan Detail
tebing
bangunan pelengkap
aman ?

Perancangan Bendung dan Bendungan Universitas Siliwangi Fakultas Teknik-Teknik Sipil


• Tinggi bendungan : perbedaan antara elevasi permukaan pondasi dan elevasi mercu bendungan.
• Permukaan pondasi : dasar dinding kedap air atau dasar dari pada zone kedap air
• Mercu bendungan : bidang teratas dari suatu bendungan yang tidak dilalui oleh luapan air dari waduk
• Tinggi jagaan (free board) : elevasi permukaan maximum-rencana air dalam waduk dan elevasi mercu
bendungan
• Panjang bendungan: seluruh panjang mercu bendungan yang bersangkutan, termasuk bagian yang
digali pada tebing-tebing sungai di kedua ujung mercu tersebut.
• Volume bendungan : Seluruh jumlah volume konstruksi yang dibuat dalam rangka pembangunan tubuh
beildungan termasuk semua bangunan pelengkapnya dianggap sebagai volume bendungan.
• Kemiringan lereng (slope gradient) : perbandingan antara panjang garis vertikal yang melalui puncak
dan panjang garis horizontal yang melalui tumit masing-masing lereng tersebut.
• Penimbunan extra (extra-banking) : Timbunan extra sebagai antisipasi akibat kosolidasi tanah
Panjang bendungan
Tinggi Bendungan
 Beda tinggi tegak antara puncak dan bagian terbawah dari pondasi
bendungan
 Semakin tinggi bendungan semakin besar volume waduk/bendungan yangg
terbentuk
 Untuk menentukan tinggi bendungan secara optimum harus memperhatikan
tinggi ruang bebas dan tinggi air untuk operasi bendungan/waduk

Perancangan Bendung dan Bendungan Universitas Siliwangi Fakultas Teknik-Teknik Sipil


Sumber : Suyodo S& Kensaku Takeda; 1977
Tinggi jagaan (Freeabord)
 Untuk menentukan tinggi bendungan terlebih dahulu harus menentukan tinggi jagaan (Hf)

1. Untuk bendungan type urugan, besarnya tinggi


ruang bebas harus diambil 1 meter lebih tinggi
dibanding bendungan beton.
2. Peninggian puncak bendungan urugan selama
pembangunan (camber) tidak boleh dihitung sebagai
bagian dari tinggi ruang bebas
3. Apabila di sebelah hilir bendungan terdapat daerah
yang padat penduduknya atau ada bangunan yang
sangat vital maka tinggi ruang bebas harus di ambil
lebih besar
4. Tinggi ruang bebas harus diambil lebih besar jika
ada faktor seperti : resiko macet pembukaan pintu
pelimpah, resiko longsor da data hidrologi yang
tersedia kurang lengkap
Penentuan tinggi jagaan dipengaruhi :

- Tinggi kenaikan permukaan air akibat banjir abnormal


- Tinggi jangkauan ombak akibat angin/gempa
- Jenis type bendungan dan tinggi bendungan

∆h = Tinggi kemungkinan kenaikan permukaan air waduk


yang terjadi akibat timbulnya banjir abnormal
hw = Tinggi ombak akibat tiupan angin
he = Tinggi gelombang akibat gempa
hd = Tinggi kemungkinan kenaikan permukaan air waduk,
apabila terjadi kemacetan–kemacetan pada pintu
bangunan pelimpah
hi = Tinggi tambahan yang didasarkan pada tingkat
urgensi dari waduk
Tinggi kenaikan permukaan air yang disebabkan oleh banjir
abnormal (Δh)
h=
 

 Qo : debit banjir-rencana
 Q : kapasitas rencana bangunan pelimpah untuk banjir abnormal
 α : 0,2 untuk bangunan pelimpah terbuka.
 α : 1,0 urituk bangunan pelimpah tertutup.
 h : kedalaman pelimpahan-rencana
 A : luas permukaan air waduk pada elevasi banjir-rencana.
 T : durasi terjadinya banjir abnormal (biasanya antara 1 s/d 3 jam).
Tinggi jangkauan ombak yang disebabkan oleh angina(hw)
Metode S.M.B. yang didasarkan
pada
 panjangnya lintasan ombak (F)
dan kecepatan angin di atas
permukaan air waduk.
 kecepatan angin di atas
permukaan air waduk. Akan tetapi
disamping tinggi ombak (R),
+0,76-
  h𝑤=0,34
  √𝐹
Pada penggunaan diagram tersebut di atas, perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
 Biasanya panjang lintasan ombak diukur pada lintasan yang lurus,
sedangkan kenyataannya lintasan ombak yang bergerak di atas permukaan
air yang luas biasanya mengambil lintasan berbentuk garis lengkung.
 Permukaan lereng yang dilindungi oleh pasangan batu kosong (stone
pitching) atau pasangan beton blok (concrete block facing) dianggap
merupakan permukaan lereng yang licin, sedang permukaan lereng yang
dilindungi oleh hamparan batu - biasa (rip-rap slope) dianggap permukaan
lereng yang kasar.
Tinggi ombak yang disebabkan oleh gempa (he)
 Dimana :
  𝑒.𝜏
h𝑒= √𝑔 . 𝐻0 e : intensitas seismis horizontal
𝜋
: siklus seismis (biasanya sekitar satu detik).
Ho : kedalaman air di dalam waduk.

Contoh:

 Apabila diketahui : e = 0,15 , = 1 dan Ho = 50m

Maka tinggi puncak ombak di atas permukaan air rata-rata adalah sebesar he./2 = 0,5m
Kenaikan permukaan air waduk yang disebabkan oleh
ketidak-normalan operasi pintu-pintu bangunan pelimpah.
 Ketidak-normalan operasi pintu-pintu dapat terjadi oleh berbagai
sebab, antara lain : keterlambatan pembukaan, kemacetan atau
bahkan kerusakan-kerusakan mekanisme pintu-pintu tersebut,
yang mengakibatkan terjadinya kenaikan pennukaan air waduk
(ha) melampaui batas maximum rencana.
 Biasanya sebagai standard diambil ha = 0,5m.
Angka tambahan tinggi jagaan yang
didasarkan pada type bendungan (hi)
• Mengingat limpasan melalui mercu bendungan urugan
akan sangat berbahaya, maka untuk bendungan type ini
angka tambahan tinggi jagaan (hi) diambil sebesar 1 ,9m
(hi = 1 ,0 m).
Permukaan air tertinggi sebagai akibat dari tinggi gelombang angin
dan lain- lain:
Hw = hw1 + hw2 +hw3+he + hi + ha + hs

 Tinggi gelombang angin (hw1):  


 Tinggi keamanan sebagai akibat tipe
  .cos A bendungan (hi)
 Tinggi gelombang di atas angin (hw2) Bendungan urugan 1 m, dan beton 2m

+0,76-
  h𝑤
  2=0,34 √ 𝐹  Tinggi keamanan terhadap macetnya
pembukaan pintu air bangunan pelimpah, ha =
 Tinggi gelombang yang merambat ke sebalah hulu
0,5
bendungan (hw3)
  𝑉2
h𝑤 3 =  Tinggi gelombang akibat resiko longsor tebing
2𝑔 kedalam waduk:
 Tinggi gelombang sebagai akibat gempa bumi (he)
  𝑘 .𝜏
h𝑒= √ 𝑔 . 𝐻0
2𝜋

Sumber: Suedibyo, 2003


Perancangan Bendung dan Bendungan Universitas Siliwangi Fakultas Teknik-Teknik Sipil
Standar minimal ruang bebas menurut The
Japaness National Committee in Large dams
(JANCOLD)

No Tinggi Bendungan (M) Bendungan Bendungan


Beton Urugan
1 < 50 1 2
2 50 – 100 2 3
3 > 100 2,5 3,5

Perancangan Bendung dan Bendungan Universitas Siliwangi Fakultas Teknik-Teknik Sipil


Dimensi Tubuh Bendung
Bendungan Menurut Japanese Code
Lebar mercu bendungan
Tinggi Bendungan (m) Lebar Puncak Bendungan
(m)

B = 3,6 . H 1/3 – 3 30 8

50 10

dengan: 70 11

B = lebar mercu bendungan 100 13


(m) 200 18

H = tinggi bendungan (m)

Perancangan Bendung dan Bendungan Universitas Siliwangi Fakultas Teknik-Teknik Sipil


Kemiringan lereng
B

H
FShulu = faktor keamanan lereng bagian hulu n
m
FShilir = faktor keamanan lereng bagian hilir
m = kemiringan lereng hulu
n = kemiringan lereng hilir
L = B + (m.H + n.H)
k = koefisien gempa
ϕ = sudut geser dalam

Perancangan Bendung dan Bendungan Universitas Siliwangi Fakultas Teknik-Teknik Sipil


Contoh soal
Diketahui data sbb : data perencanan bendungan urugan dengan Tipe pelimpah
tanpa pintu, hasil analisis penelurusan banjir dipelimpah diperoleh Qoutflow
untuk Tr 1000 th sebesar 128,99 m3 /dt pada elevasi +1242,05, elevasi
terendah pada 1207,0. Tinggi muka air waduk akibat banjir abnormal (ΔH)
sebesar 0,25 m, tinggi ombak akibat angin (hw) sebesar 0,55 m, tinggi ombak
akibat gempa (he) sebesar 0,401 m. Sudur geser dalam sebesar 37° ɣ sebesar
1,74, koefisien gempa 0,14.
Hitung : tinggi bendungan, tinggi jagaan, elevasi mercu bendungan dan lebar
bendungan, kemiringan hulu dan hilir bendungan.

Perancangan Bendung dan Bendungan Universitas Siliwangi Fakultas Teknik-Teknik Sipil


Penyelesaian :
Tinggi jagaan
Hf ≥ ∆H + hw + e + ha + hi
Hf ≥ 0,25+ 0,55+(0,401 * 0,5)+0
Hf ≥ 2 m
Tinggi jagaan sebesar 2 m dari tinggi muka air normal
b. Elevasi mercu bendungan
E = 1242,05 + 2,00= 1244,05
Tinggi bendungan:
H = 1244,05 – 1207,00
= 37,05 m
∆H = (0,01 . 37,05) + 37,05 = 37,421 m ≈ 38 m ( penambahan
ketinggian sebesar 1 % untuk antisipasi terjadinya
konsolidasi)
Elevasi mercu bendungan :
Elevasi = 1207 + 38
= +1245
• Lebar mercu bendungan
B = 3,6 . – 3
= 3,6 . – 3
= 9,1
Kemiringan lereng bendungan
Fs hulu =  
Fs hilir =
1,1 = 1,1 =
m = 2,646 n =2
Sumber : Brigitta Mutiara, dkk,
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai