Anda di halaman 1dari 51

HIDROSTATIKA DAN

HIDRODINAMIKA FLUIDA

DEPT FISIKA
FSAD - ITS
HIDROSTATIKA
GAYA ANGKAT ARCHIMEDES

Sifat tekanan hidrostatik dalam fluida bergantung pada kedalaman


menimbulkan femomena yang menarik, yaitu adanya gaya angkat.

Jika sebuah benda dicelupkan ke dalam fluida, maka bagian dasar


benda mendapatkan tekanan yang lebih besar daripada bagian
puncaknya.

Akibatnya, gaya yang dialami bagian dasar benda (arah ke atas) lebih
besar daripada gaya yang dialami bagian puncak benda (arah ke
bawah). Hasilnya adalah benda mendapat gaya netto ke atas dari
fluida
Contoh 1
Tentukan tekanan hidrostatik dan tekanan total pada kedalamam 25 m
di bawah permukaan laut, jika tekanan di permukaan laut adalah 1,01
× 105 Pa?

Jawab
Massa jenis air laut ρ = 1,025 × 103 kg/m3. Tekanan hidrostatik yang
dihasilkan air laut
Tenggelam, Melayang, dan Terapung

melayang
tenggelam

mengapung
atau

atau

mengapung
Misalkan volume benda yang tercelup adalah
V1 dan volume yang menyembul di atas fluida
adalah V2 maka
V = V1 +V2
Gaya ke atas yang dialami benda adalah

sedangkan berat benda adalah

Karena benda tidak bergerak ke atas atau ke


bawah lagi (seimbang) maka
FA = W
atau

Atau
PIPA U

…………… (1)

Contoh 2
(1)

Tekanan Udara dalam Ruang Tertutup


Karena titik A dan B berada pada fluida yang sama dan berada
pada satu garis horizontal maka tekanan kedua titik tersebut
sama besar.
Tekanan di titik A: PA = P0 + ρgh ………….. ( 2 )
Tekanan di titik B = tekanan udara dalam ruang : PB = P

Jadi tekanan di titik B merupakan tekanan udara dalam ruang


tertutup adalah
PB = P + ρgh
Contoh 3

(2)
Gaya pada Bendungan
Bendungan dengan ketinggian air 𝐻, air
bendungan menekan dinding bendungan
sepanjang 𝐿. Gaya d𝐹 menekan dinding
bendungan setebal d𝑦 pada jarak 𝑦 dari dasar
h dan tekanan air pada bagian ini adalah 𝑝.

Gaya Horizontal pada bendungan


𝑝 = 𝜌𝑔 𝐻 − 𝑦
𝐻
1
𝑑𝐹 = 𝑝 𝑑𝐴 = 𝑝 𝑑𝑦 𝐿 = 𝜌𝑔 𝐻 − 𝑦 𝐿 𝑑𝑦 𝐹 = 𝜌𝑔𝐿 න (𝐻 − 𝑦) 𝑑𝑦 = 𝜌𝑔𝐿𝐻2
0 2

𝐻
1
Momen gaya 𝐹 terhadap dasar: 𝑑𝜏 = 𝑦 𝑑𝐹 = 𝜌𝑔𝐿 න (𝐻 − 𝑦) 𝑦𝑑𝑦 = 𝜌𝑔𝐿𝐻3
0 6
Jika ℎ adalah tinggi gaya resultan terhadap dasar maka:
1 1
𝜏0 = 𝐹ℎ = 𝜌𝑔𝐿𝐻 2 ℎ maka: ℎ= 𝐻
2 3

Dengan demikian, gaya horizontal dari air yang menekan bendungan akan bekerja pada
1
ketinggian ℎ = 𝐻 (tinggi air) dihitung dari dasar air.
3
Tegangan Permukaan
Tegangan Permukaan pada Suatu Zat Cair
Tegangan permukaan suatu zat cair didefinisikan sebagai gaya tiap satuan
panjang. Jika pada suatu permukaan sepanjang 𝑙 bekerja gaya sebesar 𝐹 yang
arahnya tegak lurus 𝑙, dan 𝛾 menyatakan tegangan permukaan, maka:
𝑭
𝜸=
𝒍
Tegangan Permukaan pada Suatu Selaput
Dalam keadaan seimbang, tegangan permukaan 𝛾 sama dengan
gaya berat W yang arahnya ke bawah. Oleh karena benda (misalnya
kawat) dengan panjang 𝑙 dipengaruhi oleh selaput sabun dengan dua
permukaan (depan dan belakang) maka:
𝑾
𝜸=
𝟐𝒍
Kapilaritas
▪ Kapilaritas adalah peristiwa naik turunnya zat cair dalam pipa kapiler.
▪ Kapilaritas dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi dan adhesi antara zat cair
dengan dinding kapiler.
▪ Dalam pipa kapiler, gaya adhesi antara partikel air dan kaca lebih besar
daripada gaya kohesi antara partikel-partikel air, air akan naik dalam pipa
kapiler.
▪ Raksa sebaliknya…

Kenaikan atau penurunan zat cair


dalam pipa (𝑦):

2𝛾𝑐𝑜𝑠𝜃
𝑦=
𝜌𝑔𝑅
R = Jari-jari pipa kapiler
HIDRODINAMIKA
JURUSAN FISIKA FMIPA - ITS
2015
’ = Air raksa
a

’
 Seperti benda jatuh bebas
Sebuah tangki air diletakkan di lantai memiliki dua lubang kecil secara
vertikal satu sama lain dan menekan di satu sisi. Tinggi lubang 3,6 cm dan
10 cm di atas lantai. Berapa tinggi air didalam tanki? Agar air jatuh pada titik
yang sama
Banda jatuh
bebas

h1=

h2=
Tangki silinder dengan diameter yang besar diisi air hingga kedalaman D = 0,30 m.
Lubang dengan luas penampang A2 = 6,5 cm2 di bagian bawah tangki
memungkinkan air mengalir keluar. (a) Berapa debit keluarnya air dari lubang A2
dalam m3/s ? (b) Pada jarak berapa dari tangki bagian bawah luas penampang
aliran A3 debitnya sama dengan setengah luas lubang A2?
EXPRESS According to the Bernoulli equation:

A1 where  is the density of water, h1 is the height of the water


in the tank, p1 is the pressure there, and v1 is the speed of
the water there; h2 is the altitude of the hole, p2 is the
pressure there, and v2 is the speed of the water there. The
h1
h2 pressure at the top of the tank and at the hole is
h3 atmospheric, so p1 = p2. Since the tank is large we may
neglect the water speed at the top; it is much smaller than
the speed at the hole. The Bernoulli equation then
simplifies to
ANALYZE
(a) With the speed of water as it emerges from the
A1 hole is

Thus, the flow rate is h1


h2
h3

(b) We use the equation of continuity: A2v2 = A3v3, where A3 = ½ A2 and v3 is the
water speed where the area of the stream is half its area at the hole (see diagram
A1
below). Thus

The water is in freeh1 fall and we wish to know how far it has fallen when its speed is
h2
doubled to 4.84 m/s. Since the pressure is the same throughout the fall,
A pitot tube (Fig. 1) is used to determine the air speed of an air plane. It consists of an outer tube
with a number of small holes B (four are shown) that allow air into the tube; that tube is
connected to one arm of a U-tube. The other arm of the U-tube is connected to hole A at the front
end of the device, which points in the direction the plane is headed. At A the air becomes
stagnant so that vA = 0. At B, however, the speed of the air presumably equals the airspeed v of
the plane. (a) Use Bernoulli’s equation to show that

where  is the density of the liquid in the U-


tube and h is the difference in the liquid levels
in that tube.
(b) Suppose that the tube contains alcohol and
the level difference h is 26.0 cm. What is
the plane’s speed relative to the air? The Figure 1
density of the air is 1.03 kg/m3 and that of
alcohol is 810 kg/m3

(c) A pitot tube (Fig 1) on a high-altitude aircraft measures a differential pressure of 180 Pa.
What is the aircraft’s airspeed if the density of the air is 0.031 kg/m3?
1 1
𝑃𝐴 + 𝜌𝑎𝑖𝑟 𝑣A + 𝜌𝑔ℎ𝑎𝑖𝑟 = 𝑃𝐵 + 𝜌𝑎𝑖𝑟 𝑣B2 + 𝜌𝑔ℎ𝑎𝑖𝑟
2
2 2
𝑣𝐴 = 0

(c)
A venturi meter is used to measure the flow speed of a fluid in a pipe. The meter is connected
between two sections of the pipe (Fig. 2); the cross-sectional area A of the entrance and exit of
the meter matches the pipe’s cross-sectional area. Between the entrance and exit, the fluid flows
from the pipe with speed V and then through a narrow “throat” of crosssectional area a with
speed v. A manometer connects the wider portion of the meter to the narrower portion. The
change in the fluid’s speed is accompanied by a change Δp in the fluid’s pressure, which causes
a height difference h of the liquid in the two arms of the manometer. (Here Δ p means pressure
in the throat minus pressure in the pipe.) (a) By applying Bernoulli’s equation and the equation of
continuity to points 1 and 2 in Fig. 2, show that

where 𝜌 is the density of the fluid.


(b) Suppose that the fluid is fresh water, that
the cross-sectional areas are 64 cm2 in
the pipe and 32 cm2 in the throat, and that
the pressure is 55 kPa in the pipe and 41
kPa in the throat. What is the rate of water
flow in cubic meters per second?
Figure 2
THINK The design principles of the Venturi meter, a device that measures the flow
speed of a fluid in a pipe, involve both the continuity equation and Bernoulli’s equation

1 1
𝑃1 + 𝜌 𝑉 2 + 𝜌𝑔ℎ = 𝑃2 + 𝜌 𝑣 2 + 𝜌𝑔ℎ
2 2
Gambar 1 menunjukkan siphon, yaitu alat untuk mengeluar-
kan air dari suatu wadah. Tabung ABC pada awalnya harus
diisi air selanjutnya, air akan mengalir melalui tabung sampai
permukaan cairan dalam wadah sejajar dengan bukaan
tabung di A. Air memiliki massa jenis 1000 kg/m3 dan
viskositas dapat diabaikan. Jarak yang ditampilkan adalah h1
= 25 cm, d = 12 cm, dan h2 = 40 cm. Tentukan :
Figure 1
a. Dengan kecepatan berapa air keluar dari tabung di C?
b. Jika tekanan atmosfir 1,0x105 Pa, berapakah tekanan
dalam zat cair pada titik paling atas B?
c. Secara teoritis, berapakah ketinggian terbesar h1 yang
dapat diangkat oleh siphon?
(a) Dengan menganggap titik D pada permukaan cairan dalam wadah, dalam
tabung aliran yang sama dengan titik A, B, dan C. Menurut Persamaan
Bernoulli di titik D dan C, diperoleh
D

yang mengarah ke

di mana pada langkah terakhir kita mengatur PD = PC = Pudara dan vD / vC  0.


dengan memasukkan nilai –nilai tersebut diperoleh
d = 12 cm, h2 = 40 cm
(b) sekarang tinjau poin B dan C:

berdasarkan persamaan kontinuitas laju aliran vB = vC, dan PC = Pudara,


sehingga Ppersamaan Bernoulli menjadi

ketinggian terbesar h1 yang dapat diangkat oleh siphon?


(c) Karena PB ≥ 0, kita harus membiarkan

menghasilkan Diabaikan, krn yang dicari h1,max

g g

Anda mungkin juga menyukai