Anda di halaman 1dari 51

Dasar-dasar Perencanaan Simpang

Mata Kuliah: Jalan Raya 2


Rabu, 12 Oktober 2011

Dosen MK:
Yunita A. Messah, ST.,MT.
Umum

 Persimpangan adalah
lokasi/daerah dimana 2 atau lebih jalan, bergabung
atau berpotongan/bersilangan.
 Simpang dibedakan menjadi:
 Simpang sebidang, dan
 Simpang tidak sebidang/simpang susun.
 Simpang tidak sebidang/simpang susun:
 Simpang susun dengan ramp
 Simpang susun tanpa ramp (fly over)
Umum

 Simpang harus dirancang sedemikian rupa,


sehingga mencukupi pergerakan lalu lintas aman
dan nyaman
 Semua tipe simpang harus direncanakan dan
dioperasikan dengan:
 Baik
 Sederhana, dan
 Seragam
Umum

 Simpang sebidang merupakan salah satu komponen


jaringan jalan yang memberikan pengaruh terbesar
pada efisinsi dari sistem transportasi jalan khususnya
dalam ukuran kapasitas dan keselamatan.
 Simpang sebidang secara langsung mempengaruhi
kemampuan (capability) jalan untuk melayani
volume kendaraan dan volume pejalan kaki sebab
gangguan kepada lalu lintas sering terjadi di
persimpangan
Simpang Sebidang

 Jika terdapat pertemuan jalan dengan arah


pergerakan yang berbeda, maka simpang
sebidang merupakan lokasi yang potensial untuk
menjadi:
 Titik pusat konflik lalin yang bertemu
 Penyebab kemacetan akibat perubahan kapasitas
 Tempat sering terjadi kecelakaan
 Konsentrasi para penyebrang jalan/pedestrian
Simpang Sebidang

 Simpang sebidang dapat dibedakan menjadi tipe


persimpangan:
 Simpang T atau Y (3 kaki),
 Simpang 4 kaki/lengan, atau
 Simpang kombinasi
Simpang Sebidang

 4 macam konflik lalin yang terjadi


dipersimpangan:
 Memencar,
 Merapat,
 Menyilang dan
 Menyalin
 Jenis dan jumlah titik konflik yang potensial
terjadi tergantung jumlah kaki
simpang/pergerakan yang ada
Prinsip Perancangan Simpang Sebidang
 Tujuan utama perancangan simpang sebidang:
 Mengurangi jumlah titik konflik
 Mengurangi daerah konflik
 Memprioritaskan pergerakan pada jalan utama/mayor
(jalan yang memiliki fungsi/kelas lebih tinggi)
 Mengontrol kecepatan
 Menyediakan daerah perlindungan
 Menyediakan tempat untuk peralatan kontrol lalu lintas
 Menyediakan dimensi/kapasitas yang sesuai
Mengurangi Jumlah Titik Konflik

Jumlah titik konflik dapat dikurangi dengan


cara Kanalisasi.

 Kanalisasi:
Kanalisasi pembuatan pulau-pulau (kerb,
marka)
 Melarang pergerakan tertentu, dan
 Mengurangi beberapa jalan (kaki simpang)
Mengurangi Daerah Konflik

 Mengurangi daerah konflik khususnya daerah


persimpangan luas, dapat dikurangi dengan cara
Kanalisasi.

 Luas daerah simpang dapat terjadi pada


simpang yg bersudut/berdekatan, untuk
persimpangan ini, dilakukan perbaikan alinyemen
kaki simpang sehingga simpang menjadi tegak
lurus
Memprioritaskan jalan utama/mayor

 Jika terjadi perbedaan fungsi/kelasnya pada


persimpangan jalan, maka diutamakan yang
fungsi/kelas lebih tinggi
 Prioritas, menyediakan alinyemen yang
memungkinkan terjadi arus bebas langsung
yang standar dan berkesesuaian dengan jalan
masuk simpang
Mengontrol Kecepatan

 Kecepatan lalin akan berkurang jika memasuki untuk


mengantisipasi lalin lain yang ebrpotensi terjadi konflik,
terutama yang berasal dari kaki simpang pada jalan minor
 Cara mengatur/mengurangi kecepatan:
 Pengecilan jalur
 Pembelokan/pelekukan
 Menyediakan lajur untuk perubahan kecepatan
Menyediakan daerah perlindungan

 Menyediakan belokan bayangan atau


lajur khusus untuk berbelok dan daerah
yang terlindung untuk pejalan kaki,
terutama pada persimpangan dengan
volume lalin yang tinggi
Menyediakan tempat kontrol lalin

 Lampu lalu lintas, dll


Menyediakan dimensi/kapasitas

 Kapasitas lalu lintas harus sesuai dengan


masa layan simpang tersebut
Faktor dalam Perencanaan Simpang

 Lokasi serta topografi


 Lalu lintas: volumen, komposisi, jenis kendaraan, arus-
arus belok, kapasitas, kecepatan, keamanan
 Ekonomi: biaya pembebasan tanah, pemasangan alat-alat
pengontrol
Elemen Perencanaan Simpang Sebidang

 Jari-jari minimum (Rmin) belokan (termasuk pulau-pulau)


 Lebar dibelokan
 Jarak pandang dan kebebasan samping
 Penyediaan lajur tambahan
 Superelevasi
 Penyediaan pulau dan kanal, tempat masuk dan keluar
 Bentuk-bentuk median
 Drainase, perambuan, marka dan perlengkapan jalan lainnya
Data Dasar Perencanaan Simpang Sebidang

 Data lalu lintas (meliputi……….????)


 Kondisi lingkungan (bagaimana…???)
Data Lalu Lintas

 Volume kendaraan
 Perioda 6.00 pagi – 18 sore harus penuh
 Jalan antar kota; volume 12 jam/24jam, LHR dan VJP
 Karakteristik kendaraan
 Kecepatan operasional kendaraan
 Kondisi operasional kendaraan umum
 Dimensi kendaraan dan beratnya
 Catatan kecelakaan (jenis dan lokasi)
 Parkir pada badan jalan
Kondisi Lingkungan

 Topografi
 Bangunan Fisik/situs sejarah
 Alinyemen jalan (kaki simpang)
 Kemungkinan pemindahan dan penambahan fasilitas jalan eksisting
 Kebutuhan jarak pandang simpang
 Kelengkapan utilitas
 Lokasi dan kondisi eksisting sistem drainase
 Ketersediaan jalan akses
 Kondisi perkerasan
 Kegiatan masyarakat
 Kebutuhan instansi
SIMPANG TIDAK SEBIDANG
Fungsi Simpang Tidak Sebidang

 Memperbesar kapasitas, keamanan dan kenyamanan


 Tuntutan topography/lokasi dan volume lalin dan sudut-
sudut pertemuan
 Pengontrolan jalan-jalan masuk (untuk jalan tol dan free
way)
Hambatan Simpang Tidak Sebidang

 Biaya mahal karena memerlukan struktur yang cukup


rumit
 Pola operasi bisa membingungkan pengendara baru
 Standar perencanaan yang tinggi
Jenis-jenis/tipe
 T atau Y untuk simpang susun 3 kaki/lengan
 Diamond untuk simpang susun 4 kaki/lengan dan arus
major dan minor
 Clover leaf atau semanggi
 Directional atau langsung
 Kombinasi penggabungan dari bentuk-bentuk dasar
Tipe T (Trumpet) & Y
 Kedua tipe ini hampir sama dan dapat digunakan pada
hampir semua simpang susun yang mempunyai cabang/kaki 3
 Hanya tergantung pada sudut pertemuan antar cabang-
cabangnya
 Untuk menyesuaikan antara besarnya volume lalu lintas
denagn pelayanan yang akan diberikan, kedua ramp dapat
dipindah-pindahkan tergantung pada prioritas arah mana
yang diutamakan
 Tipe ini dapat dikembangkan dan dapat digunakan pada
simpang susun bercabang 4 dalam bentuk double trumpet
Tipe Diamond
 Tipe ini merupakan tipe simpang susun paling sederhana dan
cocok dipergunakan pada persimpangan antara suatu jalan
utama dan jalan arteri
 Keuntungan tipe ini ialah semua lalu lintas dapat masuk dan
keluar simpang susun dalam kecepatan tinggi melalui ramp
langsung sederhana
 Kebutuhan ROW-nya relatif kecil
 Tipe ini harus dilengkapi dengan rambu pada persimpangan
keluar masuk ramp dengan arteri untuk optimalnya pelayanan
Tipe Clover Leaf
 Tipe ini dapat berupa tipe clover leaf lengkap (full clover leaf)
atau clover leaf sebagian (partial clover leaf)
 Tipe clover leaf lengkap merupakan tipe clover leaf paling
sederhana dan lengkap yang biasa digunakan untuk suatu
pertemuan antara 2 jalan raya utama
 Kerugiannya:
 diperlukan jarak tempuh tambahan untuk lalu lintas belok kanan
melalui loop ramp
 membatasi percepatan
 Membutuhkan ROW cukup besar (luas)
Tipe Clover Leaf Sebagian
 Tipe ini biasanya dipergunakan pada pertemuan jalan utama
dengan jalan lokal
 Loop ramp digunakan untuk melayani arus lalu lintas utama
yang hendak berbelok sehingga loop ramp dapat diletakkan
dikwadrant yang paling sesuai
 Seperti tipe Diamond, tipe clover leaf sebagian juga harus
dilengkapi dengan rambu-rambu lalu lintas yang cukup
lengkap agar dapat berfungsi secara maksimal
Tipe Directorial
 Tipe ini biasanya digunakan apabila setiap arus lalu lintas
untuk setiap jurusan dengan volume cukup besar dan
memerlukan ramp direct atau semi direct
 Sifat dari tipe directional ialah simpang susun yang tidak dapat
digunakan sebagai tempat pemutaran bagi kendaraan yang
hendak berbalik arak
 Banyak struktur persilangan yang dibutuhkan sehingga
menyebabkab harganya menjadi mahal
Tipe Kombinasi
 Kombinasi adalah gabungan atau campuran dari berbagai tipe
sedemikian rupa sehingga diharapkan cocok dengan keadaan
dan kebutuhan yang ada
 Tipe yang dikombinasikan atau bentuk kombinasi yang
dihasilkan tergantung sepenuhnya pada perencana berdasarkan
persyaratan yang diberikan
 Biasanya tipe ini jadi pemecahan yang baik dalam menghadapi
persoalan pada perancangan bentuk simpang susun
Kombinasi dengan Jenis simpang Sebidang
 Salah satu contoh kombinasi simpang susun dengan salah satu jenis simpang
sebidang adalah tipe ROTARY
 Rotary yaitu gabungan antara fly over dan bundaran
 Dalam tipe ini, hampir semua pergerakan arus lalu lintas, kecuaoi arus lalu
lintas langsung di jalan utama, ditampung dulu dalam bundaran untuk
kemudian didistribusikan ke arah tujuan masing-masing
 Akibatnya, volume lalu lintas di bundaran menjadi padat
 Untuk itu diperlukan bundaran yang sangat besar, ROW menjadi cukup besar
 Tipe ini sangat bergunakan jika diterapkan pada simpang susun dengan
banyak cabang/kaki
 Tipe ini dapat dimodifikasi dengan merubah bentuk bundaran ditengah
menjadi persegi atau malah tidak beraturan tergantung sudut antar cabang-
cabangnya
Bagian-bagian Simpang Susun
 Bagian-bagian simpang susun ialah khusus mengenai jalur-
jalur lalu lintas yang terdapat pada suatu simpang susun
 Jalur-jalu lalu lintas dalam simpang susun:
 Jalur Utama (Main Lane)
 Jalur Kolektor/Distributor
 Jalur Penghubungan (Ramp)
 Jalur Perlambatan/Percepatan (Decelaration/Accelaration Lane
atau Speed Change Lane)
 Jalur Penampung (Frontage Road)
Bagian-bagian Simpang Susun
 Jalur Utama (Main Lane)
 Jalur untuk arus lalu lintas utama
 Biasanya menerus ataupun kadang-kadang membelok,
 Tergantung pada arah arus utama
 Jalur Kolektor/Distribusi
 Jalur yang terpisah dari jalur utama,
 Searah dengan jalur utama,
 Berfungsi untuk menanpung arus lalu lintas yang memasuki atau
meninggalkan jalur utama
 Jalur ini bersatu dengan jalur utama pada ujung-ujungnya
melalui jalur perlambatan/percepatan
Bagian-bagian Simpang Susun
 Jalur Penghubung (Ramp)
 Jalur yang menghubungkan dua jalur utama
 Jalur Perlambatan/Percepatan
 Jalur yang terbatas panjangnya
 Terletak disebelah jalur cepat (sebagai pelebaran jalur cepat)
 Berfungsi sebagai tempat kendaraan menyesuaikan kecepatan
dari situasi dibelakang ke situasi didepannya
 Jalur Penampung
 Jalur lokal yang terletak disamping jalur utama
 Berfungsi untuk melayani kebutuhan setempat
Macam-macam Jalur Penghubung (Ramp)

 Ramp (jalur penghubung) merupakan komponen


penting pada suatu simpang susun.
 Berdasarkan fungsinya, terdapat 3 macam
Ramp, yaitu:
 Direct (Hubungan langsung)
 Semi Direct (Hubungan setengah langsung)
 Indirect (hubungan tak langsung)
Macam-macam Jalur Penghubung (Ramp)

 Direct (Hubungan langsung)


 Sebelum titik pusat, ramp langsung berbentuk kearah
tujuan
 Semi Direct (Hubungan setengah langsung)
 Dalam menuju arah tujuan, ramp melalui/mengelilingi
titik pusat dahulu dan memotong salah satu arus lain
secara tegak lurus
Macam-macam Jalur Penghubung (Ramp)

 Indirect (hubungan tak langsung)


 Dalam menuju arah tujuan, ramp berbelok
kearah berlawanan dahulu dan kemudian
memutar sekitar 270˚
Ketentuan Umum
Perancangan Simpang Tak Sebidang

 Jenis-jenis Ramp (Direct, Indirect, Loop)


 Jalur-jalur tambahan (percepatan dan perlambatan)
 Tempat keluar masuk simpang susun
 Penggunaan sumbu acuan perancangan antara center line
dijalan utama dengan base line di ramp
 Standard geometrik yang digunakan
 Landai ramp (6% – 8% untuk lajur percepatan dan
perlambatan)
 Ruang bebas berkaitan dengan tinggi maksimum
jembatan yang berkisar antara 4.5 – 5 meter
Ketentuan Umum
Perancangan Simpang Tak Sebidang
 Konsistensi bentuk simpang susun dan jarak antar
simpang susun berturutan (2-3 km)
 Pembangunan bisa dilakukan secara bertahap, sesuai
dengan batasan yang ada (biaya, kondisi lalu lintas dan
keterbatasan daerah)
 Keseimbangan jalur di jalan utama dan di simpang
susun yang harus mengikuti ketentuan berikut:
2 2 2 2
1 1
Faktor-faktor yang mempengaruhi Perencanaan

5 faktor umum yang harus diperhatikan dalam


perencanaan simpang susun:
 Faktor lalu lintas dan pengoperasiannya
 Kondisi lapangan
 Tipe jalan dan fasilitas persimpangan serta
keamanannya
 Tahapan pembangunan
 Faktor ekonomi
Faktor Lalu Lintas

 Keadaan dan komposisi lalu lintas pada persimpangan:


 Volume
 Kecepatan
 Persentase tiap jenis kendaraan,
 Dll
 Contoh: truk besar dapat menimbulkan kesukaran dan
keterlambatan, terutama di daerah kelandaian simpang susun
terlalu panjang dan terjal
 Kapasitas ramp tidak memadai
 Kurang panjangnya jalur perubahan kecepatan
Pengoperasiannya

Pola simpang susun sederhana mempermudah


dalam memilih dan menetukan jalur2 yang harus
ditempuh (memperlancar arus lalin)
Kondisi Lapangan

 Daerah berbukit cocok untuk simpang susun


 Dengan pembuatan ramp sederhana dan
pemisahan bidang menjadi standar perencanaan
tinggi
 Daerah datar, perencanaan simpang susun
menjadi lebih sederhana
Tipe Jalan dan fasilitas

 Simpang susun penting untuk jalan bebas


hambatan
 Fungsi untuk kontrol kendaraan keluar masuk
jalan bebas hambatan
 Fasilitas yang dibutuhkan; rambu-rambu, pulau
lalu lintas, fasilitas untuk berbelok
 Fasilitas tsb untuk mencegah kecelakaan dan
mempertinggi keamanan
Tahapan Pembangunan

 Untuk perkembangannya, maka pembangunan


dapat dibuat bertahap
Faktor Ekonomi

 Simpang susun tertentu membutuhkan:


 Luas ROW
 Panjang ramp
 Banyaknya tingkatan struktur
 Fasilitas penunjang
 Semuanya menentukan harga dari simpang
tersebut yang meliputi: biaya permulaan, biaya
pemeliharaan, biaya operasi lalin
Faktor Ekonomi

 Pemakaian dan pengoperasian kendaraan


meliputi:
 Waktu
 Jarak tempuh
 kemyamanan., dll
 Hasil yang ekonomis yang diharapkan
Tahap Perencanaan Intersection dan Interchange

 Dapatkan dan analisis data lalu lintas untuk mendapatkan VJP untuk
semua pergerakan termasuk tingkat pertumbuhannya
 Dapatkan data-data fisik lokasi, peta situasi dan rencana
pengembangan wilayah
 Dapatkan data-data tipe jalan, rencana pengembangan dan lain-lain
 Siapkan sketsa-sketsa permulaan tentang bentuk-bentuk yang
mungkin
 Pilih 2 atau lebih alternatif yang mungkin
 Siapkan Preliminary Design untuk alternatif yang terpilih
termasuk rancangan alinyemen, dll
Tahap Perencanaan Intersection dan Interchange

 Evaluasi hasil design terhadap aspek-aspek teknis


(kapasitas/volume, Pola Operasi, Pengelolaan lalu
lintas selama Konstruksi, kemungkinan Pembangunan
bertahap)
 Hitung keperluan biaya (struktur, pembebasan tanah,
dll)
 Hitung BOK dan keuntungan yang diperoleh
pengemudi
 Siapkan final design, spesifikasi dan perkiraan-
perkiraan volume dan biaya
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai