Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi
(tambang) yang banyak digunakan untuk
kehidupan manusia sehari-hari.
Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai
unsur dasar dengan karbon sebagai unsur paduan
utamanya. Kandungan unsur karbon dalam baja
berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai
grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah
sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi
bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi.
Pengolahan Baja
 Penambangan Bijih Besi
Proses penambangan bijih besi diawali
dengan pengerukan menggunakan alat
berat yang selanjutnya dibawa
menggunakan truk ke lokasi pencucian.
Biasanya biji besi masih berbentuk
bongkahan
 Proses Penghancuran (Crushing)
Bahan baku dalam bentuk batuan atau
pasir dihancurkan sampai ukuran menjadi
mesh 10. Dimaksudkan untuk
memperbesar luas permukaan dari
material sehingga memudahkan untuk
proses selanjutnya
 Proses Penghalusan (Grinding)
Dimaksudkan agar butiran halus bijihbesi
lebih banyak lagi terpisah dengan kotoran
atau mineral mineral ikutan yang tidak
diinginkan, proses ini sampai menhasilkan
ukuran 120 mesh
 Proses Pemisahan (Magnetic Separator)
Untuk memisahkan material logam dan
non logam dengan pencucian dengan
menggunakan air dalam mesin silender
yang dilapisi magnet apabila bijih besi
tersebut banyak mengandung hematit
Fe2O3 atau magnetit (Fe3O4) akan
terpisah sempurna sehingga kemurnian
dari oksida besi meningkat
 Proses Pemanggangan (Roasting)
Proses ini dilakukan material bijih besi
banyak mengandung bijih hematit
(Fe2O3) diubah menjadi magnetit
(Fe3O4) yang mempunyai daya magnit
lebih kuat sehingga terpisah antara
material yang non magnet dan dihasilkan
kadar Fe sampai 65%
 Proses Pembuatan Pellet (Pan
Palletizer)
Sebelum masuk ke alat ini material bijih
besi dicampur dalam alat mixer agitator
dengan komposisi tertentu ditambahkan
batubara dan binder bentonit dengan
tujuan agar konsentrat besi oksida halus
dapat merekat membentuk gumpalan-
gumpalan (aglomerisasi yang disebut
pellet basah (green pellet) yang
mempunyai kekuatan yang cukup kuat
untuk dapat dibawa ke proses selanjutnya,
sedang batubara fungsinya untuk
meningkatkan kadar besi dengan cara
proses reduksi dari internal pada proses
selanjutnya.
Kekuatan baja sebagai bahan struktural
 Batang struktur dari baja mempunyai
ukuran tampang yang lebih kecil daripada
batang struktur dengan bahan lain
 Sifat mudah dibentuk
 Waktu pelaksanaan bangunan menjadi
singkat dikarenakan fabrikasi struktur baja
dapat dilakukan di bengkel-bengkel
maupun pabrik dengan mesin-mesin yang
cukup terkendali memakai komputer
 Kemudahan dalam pemasangan
 Daktilitas baja cukup tinggi sehingga akan
mengalami regangan tarik yang cukup
besar sebelum terjadi keruntuhan.
Kelemahan baja sebagai bahan struktural
 Kemungkinan terjadinya korosi yang
memperlemah struktur
 Mengurangi keindahan bangunan
 Memerlukan biaya perawatan cukup besar
secara periodik
 Pada temperatur tinggi kekuatan baja
sangat rendah, sehingga pada saat terjadi
kebakaran bangunan dapat runtuh
sekalipun tegangan yang terjadi hanya
rendah.
 Kendala berikutnya, karena kekuatan baja
sangat tinggi maka banyak dijumpai
batang-batang struktur yang langsing.
Oleh karena itu bahaya tekuk (buckling)
mudah terjadi
Sifat Mekanik Baja
 Carbon steels (baja karbon) dengan
tegangan leleh 210—280 Mpa.
 High-strength low-alloy steels (baja
paduan rendah berkekuatantinggi) dengan
tegangan leleh 280 – 490 Mpa.
 Heat treated carbon and high-strength low
alloy steels (baja paduan rendah dengan
perlakuan karbon panas) mempunyai
tegangan leleh 322 – 700 Mpa.
 Heat-treated constructional alloy steels
(baja struktural paduan rendah dengan
perlakuan panas) dengan tegangan leleh
630 – 700 Mpa
Metoda pencegahan korosi primer,
Biasanya metoda ini cukup mahal, yaitu dengan
cara menambahkan elemen logam tertentu untuk
meningkatkan ketahanan terhadap korosi, sebagai
contoh stainless steel dan weathering steel.
Metoda pencegahan korosi sekunder,
 Coating
Dilakukan untuk mengisolasi permukaan
baja terhadap air yang mengandung
oksigen. Perlindungan sementara dapat
dilakukan dengan minyak atau paslin,
 pengecatan, dengan lapisan logam lain
(zink, timah, atau tembaga), lining dengan
karet, plastik, atau porselin.
 Electric protection ,
Perlindungan katodik (cathodic
protection).
Pencegahan Korosi Pada Jembatan Baja
 Pengecatan ulang
 Cat resin sintetis atau prime coat (cat zink
anorganik)
Korosi Pada Bangunan Lepas Pantai
 Pemakaian lapis pelindung
 Perlindungan katodik
 Peningkatan mutu rancangan,
 Modifikasi mutu baja
Korosi Pada Fondasi Tiang
 Pemakaian perlindungan katodik
 Pemakaian cat
Korosi Pada Tangki Minyak
 Memberi lapisan yang sangat tahan dan
kedap air
 Perlindungan katodik
 Memakai arus listrik
 Mengorbankan logam lain sebagai anoda.
 Untuk mencegah peresapan air hujan
dipakai penutup berm dari bahan yang
kedap air, fleksibel, dan anti retak
Perlindungan Terhadap Api
 Menyelubunginya dengan beton ringan
 Penyemprotan kering (asbestos dan
rockwool) dan basah
Janis alat penyambung baut
 Baut Kekuatan Tinggi
Mutu A350 (Ukuran 0,5-1,5 in, pada
gedung biasa dipakai ¾-7/8 in, pada
jembatan digunakan 7/8-1 in, mekanis
kerja secara frasi, 1558-634 Mpa)
Mutu A490
 Paku keling
Mutu 190 Mpa (Bj. Panas)
Mutu 260 Mpa (Bj. Dingin)
Faktor penyebab jarang dipakai (metode
pemasangan rumit, memerlukan tenaga
profesional dlm pemasangan, biaya mahal
bila prosedur pemasangan dan
penggantian paku tdk sesuai, proses
pemanasan sangat pengaruh dengan terap
penjepitan, bahaya kebakaran dan
kelangsingan saat penambahan bahan.
 Baut Hitam
Mirip dengan baut mutu tinggi, tetapi
mutu lebih rendah
Digunakan struktur sekunder (beban statis
dan kecil)
 Baut Skrup
Sudah mulai ditinggalkan
Digunakan pada struktur sekunder serta
diameter lubang = diameter baut
 Baut Bersirip
Digunakan untuk beban balok-balok
Diameter lebih kecil dari lubang
Jenis alat penyambungan dengan pengelasan
Proses penyambungan 2 logam dengan dipanasan
sampai keadaan cair atau plastis, dengan atau tanpa
tekanan, dan dengan atau tanpa bahan pengisi.
Jenis las listrik dan las karbit.