Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

BERAT JENIS AGREGAT HALUS

A. Teori Umum
Berat jenis SSD (Saturated Surface Dry) adalah perbandingan berat
kering permukaan dengan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat
dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu dari agregat halus. Berat jenis SSD
(jenuh kering permukaan) juga dapat didefinisikan sebagai perbandingan
antara berat dari satuan volume agregat (termasuk berat air yang terdapat
didalam rongga akibat perendaman selama ( 24) jam, tetapi tidak termasuk
rongga antara butiran partikel) pada suatu temperatur tertentu terhadap berat di
udara dari air suling bebas gelembung dalam volume yang sama pada suatu
temperatur tertentu. Berat jenis agregat normal (halus) umumnya berkisar
antara 2,50-2,75 gram/ml.
Dalam pelaksanaannya berat jenis SSD adalah suatu sifat yang pada
umumnya digunakan dalam menghitung volume yang ditempati oleh agregat
dalam berbagai campuran yang mengandung agregat termasuk beton semen,
beton aspal dan campuran lain yang diproporsikan atau dianalisis berdasarkan
volume absolut. Berat jenis SSD yang ditentukan dari kondisi jenuh kering
permukaan digunakan apabila agregat dalam keadaan basah yaitu pada kondisi
penyerapannya sudah terpenuhi. Sedangkan berat jenis curah yang ditentukan
dari kondisi kering oven digunakan untuk menghitung ketika agregat dalam
keadaan kering atau diasumsikan kering. Berat jenis semu (apparent) adalah
kepadatan relatif dari bahan padat yang membuat partikel pokok tidak
termasuk ruang pori di antara partikel tersebut dapat dimasuki oleh air.
Pada agregat normal kemampuan menyerap air ini sekitar 1 2 % dan
dihitung sebagaimana menghitung kadar air jenuh kering kemampuan
menyerap ini disebut serapan air atau daya serap suatu agregat. Serapan air
dihitung dari banyaknya air yang mampu diserap oleh agregat pada kondisi
Jenuh Permukaan Kering (JPK) atau Saturated Surface Dry (SSD), kondisi ini
merupakan :
BAB IV BERAT JENIS AGREGAT HALUS

1. Keadaan kebasahan agregat yang hampir sama dengan agregat dalam


beton, sehingga agregat tidak akan menambah ataupun mengurangi air
pastanya.
2. Kadar air di lapangan lebih banyak mendekati kondisi SSD daripada
kondisi kering tungku.
Pada saat terbentuknya agregat kemungkinan ada terjadinya udara yang
terjebak dalam lapisan agregat atau terjadi karena dekomposisi mineral
pembentuk akibat perubahan cuaca, maka terbentuklah lubang, atau rongga
kecil di dalam butiran agregat. Pori dalam agregat mempunyai variasi yang
cukup besar dan menyebar di seluruh tubuh butiran. Pori-pori mungkin menjadi
reservoir air bebas di dalam agregat. Persentase berat air yang mampu diserap
agregat di dalam air disebut sebagai serapan air.
Absorpsi adalah penyerapan yang terjadi di agregat halus. Peningkatan
massa agregat karena air yang diserap ke dalam pori-pori material, tetapi tidak
termasuk air yang melekat pada permukaan luar partikel, dinyatakan sebagai
persentase massa kering. Absorpsi air dihitung dari banyaknya air yang mampu
di serap oleh agregat dalam kondisi jenuh permukaan kering (JPK) atau
Saturated Surface Dry (SSD), Kondisi ini merupakan keadaan kebasahan
agregat yang hampir sama dengan agregat dalam beton, sehingga agregat tidak
akan menambah ataupun menambah air dari pastanya.
Berat jenis curah adalah perbandingan antara berat agregat kering dan
berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada
suhu 250. Berat jenis diuji pada suhu stabil karena suhu dapat berpengaruh
kepada berat jenis. Berat jenis curah sesuai SNI minimal 2,5 gram/cm
Bk
Berat Jenis Bulk = B+SSD-Bt ...................................................................(4.1)

Dimana :
Bk = Berat benda uji kering oven (gram)
B = Berat Picnometer + air (gram)
SSD = Berat benda uji jenuh kering permukaan (gram)
Bt = Berat Picnometer + benda uji + air (gram)
Berat jenis jenuh kering permukaan adalah perbandingan antara berat
agregat jenuh kering permukaan dan berat air suling yang isinya sama dengan

PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN 2017 25


KELOMPOK 6
BAB IV BERAT JENIS AGREGAT HALUS

isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu 250. Jenuh kering permukaan adalah
keadaan dimana pori-pori dalam agregat telah terisi oleh air dan tidak dapat
menyerap air kembali atau kondisi jenuh namun memiliki permukaan agregat
yang kering. Berat jenis jenuh kering sesuai SNI minimal 2,5 gram/cm
SSD
Berat Jenis SSD = B+SSD-Bt .....................................................................(4.2)

Dimana :
B = Berat Picnometer + air (gram)
SSD = Berat benda uji jenuh kering permukaan (gram)
Bt = Berat Picnometer + benda uji + air (gram)
Berat jenis semu adalah perbandingan antara berat agregat kering dengan
berat air suling yang isinya sama dengan berat isi agregat dalam keadaan kering
pada suhu 250. Berat jenis semu sesuai SNI minimal 2,5 gram/cm
Bk
Berat Jenis Semu = B+Bk-Bt .....................................................................(4.3)

Dimana :
Bk = Berat benda uji kering oven (gram)
B = Berat Picnometer + air (gram)
Bt = Berat Picnometer + benda uji + air (gram)

Penyerapan adalah perbandingan berat air yang dapat diserap quarry


terhadap berat agregat kering dinyatakan dalam persen. Besarnya penyerapan
sesuai SNI maksimal 3%
SSD-Bk
Penyerapan = x100 ....................................................................(4.4)
Bk

Dimana :
Bk = Berat benda uji kering oven (gram)
SSD = Berat benda uji jenuh kering permukaan (gram)

B. Maksud
Maksud dari percobaan ini adalah sebagai pegangan dalam pengujian
untuk menentukan berat jenis semua agregat tersebut dan angka
penyerapannya.

PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN 2017 26


KELOMPOK 6
BAB IV BERAT JENIS AGREGAT HALUS

C. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memperoleh besaran berat jenis
curah, berat jenis kering permukaan jenuh (SSD), berat jenis semu dan besaran
angka penyerapan.

D. Benda Uji
Benda uji yang digunakan dalam percobaan ini adalah abu batu.

E. Peralatan
1. Timbangan elektrik.
2. Picnometer kapasitas 500 ml.
3. Oven.
4. Kerucut Abraham dan batang penumbuk.
5. Saringan no. 4.
6. Desicator.
7. Cawan.
8. Kain Lap.
9. Sendok Agregat.

F. Prosedur Percobaan
1. Mengambil benda uji abu batu yang lolos saringan no 4 (4,75 mm);
2. Memasukkan kedalam cawan, lalu menambahkan air hingga benda uji
terendam seluruhnya;
3. Mendiamkan benda uji yang terendam selama 24 jam;
4. Setelah 24 jam membuang air yang merendam benda uji, dan menebarkan
benda uji secara tipis-tipis diatas karung goni atau kain lap yang telah
disiapkan, kemudian menganginanginkan benda uji hingga permukaan
benda uji terlihat kering;
5. Memasukkan benda uji kedalam kerucut Abraham sebanyak 3 lapis, dan
menumbuk 8 kali pada lapis pertama, 8 kali lagi pada lapis kedua dan 9
kali pada lapis ketiga, untuk mengetahui benda uji sudah dalam keadaan
kering permukaan (SSD);

PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN 2017 27


KELOMPOK 6
BAB IV BERAT JENIS AGREGAT HALUS

6. Mengangkat kerucut Abraham dengan hatihati, jika benda uji tersebut


runtuh sebagian maka benda uji tersebut sudah dalam keadaan kering
permukaan (SSD);
7. Mengambil 4 sample benda uji, masingmasing sebanyak 300 gram;
8. Untuk 2 sample memasukan benda uji kedalam oven selama 24 jam;
9. Mengeluarkan benda uji dari dalam oven, kemudian memasukan kedalam
desicator atau menganginanginkan hingga dingin atau beratnya tetap;
10. Untuk 2 benda uji lainnya masing-masing memasukan benda benda uji
kedalam picnometer dengan bantuan corong agar benda uji tersebut masuk
seluruhnya;
11. Menambahkan air suling 2/3 bagian dari isi picnometer;
12. Menaruh picnometer tadi diatas kompor listrik, dan memanaskannya
hingga gelembung-gelembung udara keluar dari picnometer tersebut;
13. Menambahkan air kembali hingga batas leher picnometer. Kemudian
menimbangnya;
14. Mengeluarkan benda uji dari dalam picnometer, lalu membersihkannya;
15. Mengisi kembali picnometer dengan air suling hingga batas leher,
kemudian menimbangnya kembali.

G. Data Pengamatan dan Perhitungan


1. Data Pengamatan
Data Pengamatan (Tabel 4.1 Terlampir)
2. Perhitungan
a. Percobaan 1
Diketahui
Berat benda uji jenuh kering permukaan (SSD) = 300 gram
Berat benda uji kering oven (Bk) = 295 gram
Berat picnometer diisi air (250C) (B) = 735 gram
Berat picnometer + benda uji (SSD) + Air (Bt) = 821 gram
1) Berat jenis bulk
Bk
Berat Jenis Bulk =
B+SSD-Bt

PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN 2017 28


KELOMPOK 6
BAB IV BERAT JENIS AGREGAT HALUS

295
Berat jenis bulk =
735+300-821
= 1,38 gram/ml
2) Berat jenis SSD
SSD
Berat Jenis SSD =
B+SSD-Bt
300
Berat jenis SSD =
735+300-821
= 1,4 gram/ml
2) Berat jenis semu
Bk
Berat Jenis Semu =
B+Bk-Bt
295
Berat jenis SSD =
735+295-821
= 1,41 gram/ml
3) Penyerapan
SSD-Bk
Penyerapan = x100%
Bk
300-295
Penyerapan = x100%
290
= 1,69 %

H. Gambar Alat dan Kerja


1. Gambar Alat
Gambar Alat (Tabel 4.2 Terlampir)
2. Gambar Kerja
Gambar Kerja (Tabel 4.3 Terlampir)

I. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Dari hasil percobaan ini di dapat data :
Tabel 4.4 Hasil percobaan berat jenis agregat halus

PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN 2017 29


KELOMPOK 6
BAB IV BERAT JENIS AGREGAT HALUS

Yang di
Hasil
Keterangan syaratkan Kesimpulan
Percobaan
oleh SNI
Berat Jenis Curah Min. 2,5 1,38 Tidak sesuai
Kering gram/ml gram/ml SNI
Berat Jenis Kering Min. 2,5 1,4 Tidak sesuai
Permukaan Jenuh gram/ml gram/ml SNI
Berat Jenis Min. 2,5 2,4 Tidak sesuai
Semu (Apparent) gram/ml gram/ml SNI
Penyerapan (Absorption) Maks. 3% 1,69% Sesuai SNI

2. Saran
a. Sebaiknya ketika mencatat data setelah ditimbang tunggu lebih dulu
agar angka pada timbangan berhenti terlebih dahulu;
b. Pengeringan pasir hendaknya tidak langsung terkena matahari agar
hasil pengeringannya tidak terlalu kering.
c. Agar mempercepat pengeringan pasir, dapat menggunakan cara
menggosokkan pasir ke kedua tangan.
d. Sebaiknya tidak tergesa gesa dalam menimbang supaya didapat
hasil yang lebih akurat.

PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN 2017 30


KELOMPOK 6

Anda mungkin juga menyukai