Anda di halaman 1dari 1

ANEKA ALAM ABADI

WEBSITE
TERPERCAYA KUALITAS produk dan TEPAT WAKTU

Menu

OCTOBER 20, 2021 BY ANEKA ALAM ABADI

MUTU BETON
Istilah beton merupakan istilah yang tidak
asing lagi bagi setiap orang, digunakan untuk
menyatakan campuran antara semen, air,
pasir, dan kerikil yang mengeras menyerupai
batu.
Air dan semen membentuk pasta yang akan
mengisi rongga-rongga di antara butir-butir
pasir dan kerikil.

Setiap pekerjaan konstruksi beton dan


menghasilkan produk beton, telah ditetapkan
spesifikasi mutu beton yang ingin dicapai.

Standarisasi mutu beton erat kaitannya


dengan kekuatan dari struktur beton, yang
telah ditentukan pada proses perhitungan
struktur sebelumnya.

BETON

Gbr 01. Pekerjaan Beton Jalan Lingkungan

Beton adalah material komposit yang terdiri


dari medium pengikat (pada umumnya
campuran semen hidrolis dan air), agregat
halus dan agregat kasar dengan atau tanpa
bahan tambahan / campuran / additives.

Berdasarkan jenis-jenis beton berdasarkan


berat jenis, dibedakan yaitu :

1. Beton ringan
Berat jenis beton < 1.900 kg / m3, dipakai
untuk elemen non struktural
2. Beton normal
Berat jenis beton 2.200 – 2.500 kg / m3,
dipakai hampir pada semua bagian struktural
bangunan
3. Beton berat
Berat jenis beton > 2.500 kg / m3, dipakai
untuk struktur tertentu, misalnya struktur yang
tahan terhadap radiasi atom.

Jenis beton berdasarkan fungsi mutunya,


dibedakan atas 2 bagian yaitu :

1. beton non struktural (beton mutu rendah),


bertujuan bukan untuk fungsi memikul beban,
dan memiliki fungsi struktural, contoh beton
non struktural ini adalah selimut dinding
(plesteran), adukan pemasangan keramik.
2. beton struktural (atau beton mutu lebih tinggi)
bertujuan untuk memikul beban dan mimiliki
fungsi struktural, misalnya kolom, balok,
pondasi, dinding geser, dak atap.

Mutu beton di tentukan olah pengujian sampel


atau benda uji, dimana ada 2 (dua) jenis
pengujian, yaitu :

1. steady loading, yang dilakukan dengan


mengontrol pembebanan
2. controlled strain rate dengan mengontrol
regangan

Nilai uji yang diperoleh dari setiap benda uji


akan berbeda, karena beton merupakan
material heterogen, yang kekuatannya
dipengaruhi oleh proporsi campuran, bentuk
dan ukuran, kecepatan pembebanan dan oleh
kondisi lingkungan pada waktu pengujian.

Oleh karena itu, metode statistik diperlukan


untuk menentukan kekuatan tekan
karakterisitik beton fc’, yang di defiinisikan
sebagai kekuatan tekan beton yang dilampaui
oleh paling sedikit 95% dari benda uji.

Nilai fc’ adalah kekuatan tekan benda uji


silinder berdiameter 1510 mm dan panjang
300 mm sebagaimana ditetapkan dalam SNI T-
15-1991, pengujian standarnya didasarkan
atas kekuatan beton umur 28 hari.

Standar pengujian beton dalam PBI 71, yang


berdasarkan jumlah minimal 20 benda uji
kubus betoin berdimensi 150 mm x 150 mm x
150 mm (kubus), tidak lagi di pertahankan
dalam SNI T 15-1991-03, ini dimaksud supaya
luwes terhadap peraturan dari negara-negara
lain misalnya Amerika Serikat dan Australia
yang menggunakan silinder beton diameter
150 mm dan tinggi 300 mm.

Meskipun demikian masih mungkin


menggunakan benda uji kubus 150 mm
dengan mengadakan konversi ke dalam kuat
tekan silinder melalui rumus

dengan fck’ = kekuatan tekan karakteristik


beton kubus dalam MPa

Dalam rumus ini terlihat bahwa konversi


tersebut tidak mengikuti bilangan konstan,
tetapi bersifat variabel, yang tergantung dari
mutu beton.

Gbr 02. Benda uji tekan beton

Besaran mutu beton normal berdasarkan kuat


tekan beton (fc’) sebagai berikut :

1. K 175, tegangan karakterisitik beton (fc’) = 175


kg/cm2 = 17.17 MPa, modulus elatisitas beton
19.500 MPa
2. K 200, tegangan karakterisitik beton (fc’) = 200
kg/cm2 = 19.62 MPa, modulus elatisitas beton
20.800 MPa
3. K 225, tegangan karakteristik beton (fc’) = 225
kg/cm2 = 22.07 MPa
4. K 250, tegangan karakteristik beton (fc’) = 250
kg/cm2 = 24.52 MPa
5. K 275, tegangan karakteristik beton (fc’) = 275
kg/cm2 = 26.98 MPa
6. K 300, tegangan karakteristik beton (fc’) = 300
kg/cm2 = 29.43 MPa
7. K 325, tegangan karakteristik beton (fc’) = 325
kg/cm2 = 31.88 MPa
8. K 350, tegangan karakteristik beton (fc’) = 350
kg/cm2 = 34.33 MPa
9. K 400, tegangan karakteristik beton (fc’) = 400
kg/cm2 = 39.24 MPa
10. K 450, tegangan karakteristik beton (fc’) = 450
kg.cm2 = 44.14 MPa

PENGECORAN

Gbr 03. Pengecekan nilai slump beton (kepekatan


adukan beton)

Cara pengecoran dan pemadatan yang baik,


akan menghasikan ikatan yang kuat antara
pasta semen dan agregat serta akan mengisi
bekisting secara sempurna.

Kedua faktor tersebut diatas berperan penting


dalam memberikan kekuatan dan tampilan
terbaik pada beton yang dihasilkan.

Pedoman umum pengecoran sebagai berikut :

1. kontrol temperatur, jika memungkinkan, hindari


pengecoran pada cuaca yang panas, kering
dengan kelembapan rendah atau cuaca, yang
terlalu dingin dan berangin keras.
Jika cuaca diprediksi akan panas, kering atau
berangin, maka subgrade / bekisting tempat
beton akan diletakkan harus dibasahi agar
lembab.
Pastikan setiap langkah pekerjaan telah
dipersiapkan dengan baik, karena pada
kondisi cuaca seperti diatas, tidak tersedia
banyak waktu untuk pengecoran, pemadatan,
finsihing dan perawatan beton.
2. Segregasi beton harus di cor sedekat mungkin
pada posisi akhirnya untuk menghindari
terjadinya segregasi akibat penanganan
kembali atau akibat pengaliran.
3. kontinu, setelah dimulainya pengecoran, maka
pengecoran tersebut harus dilakukan secara
menerus hingga mengisi secara penuh panel,
atau penampang sampai batasnya atau
sambungan yang ditetapkan dan hindarkan
terjadinya cold joint.
4. kontrol posisi, kecepatan pengecoran harus
sedemikian hingga agar beton tetap dalam
keadaan plastis dan dengan mudah dapat
mengisi ruang diantara tulangan, seluruh celah
dan masukhingga ke sudut cetakan tetapi
tidak menimbulkan pergerakan besi, bekisting
serta embedded material.
5. kecepatan pengecoran, untuk menghindari
tenakan yang berlebihan pada bekisting,
kecepatan pengecoran tidak lebih dari 1.2 m
vertikal tiap jamnya, kecuali untuk kolom.
6. pengecoran berlapis, setiap lapisnya dibatasi
maksimal setebal 50 cm dengan satu kali
operasi (ketebalannyatergantung dari tipe
konstruksi, ukuran bekisting dan jumlah
tulangan).
7. tinggi jatuh maksimum, jika menggunakan
concrete pump, pengecoran langsung dari
mixer truck, menggunakan cerobong ataupun
kereta dorong, pastikan beton segar dituang
secara vertikal dengan ketinggian maksimum
pengecoran adalah 1.5 m untuk mencegah
terjadinya lubang-lubang pada beton yang
dihasilkan.

Peralatan yang digunakan untuk membantu


pekerjaan beton diantaranya yaitu :

1. Agitator truck (mobil mixer)


2. Concrete Pump
3. Tremie
4. Placing Boom
5. internal vibrator (mesin vibrator)

Gbr 04. Mobil Mixer alat bantu pengecoran

Gbr 05. Concrete Pump Alat bantu cor

Gbr 06. Concrete Vibrator alat bantu cor

https://www.youtube.com/watch?
v=F5imR9niY9k

Related posts:

PEMASANGAN U DITCH

BIAYA UPAH PEKERJA

STUDI KELAYAKAN

Share this:

   

Related

KEKUATAN TEKAN FORMULA BETON


BETON February 13, 2020
August 3, 2018

ADUKAN BETON
November 30, 2020

Share Tweet

Share Share

Share Mail

NEWS

K U A L I TA S B E T O N , M U T U B E T O N ,
PEMBETONAN

Leave a Reply

Your email address will not be published.


Required fields are marked *

Comment

Name *

Email *

Website

Save my name, email, and website in this


browser for the next time I comment.

Notify me of follow-up comments by email.

Notify me of new posts by email.

Post Comment

PREVIOUS

SUMUR RESAPAN DINDING


BERLUBANG

NEXT

DINDING SUMURAN

Search …

SUBSCRIBE TO BLOG VIA EMAIL

Enter your email address to subscribe to this


blog and receive notifications of new posts by
email.

Email Address

Subscribe

C AT E G O R I E S

Select Category

PA G A R B E T O N

PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERSIAPAN

ANALISA SARINGAN AGREGAT

MUTU BETON

PEKERJAAN PERSIAPAN

Anda mungkin juga menyukai