Anda di halaman 1dari 26

Teknologi Bahan

Konstruksi
Lecture 03:
Teknologi Beton
Oleh: Yunalia Muntafi, ST., MT.

Civil Engineering Program,


Faculty of Civil Engineering and Planning, UII

Materi:
Pengertian dan beberapa istilah. Hal-hal yang mempengaruhi
Sifat menguntungkan dan tidak kualitas beton.
menguntungkan dari beton. Bahan susun beton dan
persyaratannyauntuk beton
Mutu dan jenis.
(semen, agregat dan air serta
Sifat umum beton basah dan bahan tambah).
beton keras yang baik.
Pengolahan beton.

Page 2

Yunalia Muntafi, ST., MT. 1


PENGENALAN BETON
Menurut SK-SNI-T15-1991-03, Beton dibuat dengan mencampur Semen Portland
(PC), Air dan Agregat, dengan atau tanpa bahan tambah (admixture) dalam
perbandingan tertentu.
Bahan tambah (admixture) dapat berupa bahan kimia, serat, ataupun bahan
buangan non-kimia.
* Semen (PC) dipakai sbg bahan ikat hidrolis, yaitu jika ditambah air, akan menjadi
semacam bubur (disebut pasta semen) kemudian mengeras.

Air Semen Pasir Kerikil, split,


batu pecah

Pasta Semen Agregat


bahan perekat bahan yg diikat

Beton

Kelebihan utama beton adalah mempunyai Kuat Tekan yang tinggi, sedangkan
kekurangan beton adalah kuat tariknya rendah (hanya 9 15% kuat tekannya).
Oleh sebab itu, pada bagian elemen struktur yang mengalami tarik diperkuat
dengan memberi baja-tulangan, sehingga terbentuk suatu bahan struktur
komposit disebut beton-bertulang. Beton tanpa tulangan disebut beton polos
(plain concrete).

Membuat beton tidaklah hanya sekedar mencampur bahan-bahan dasar


pembentuknya, tetapi untuk mendapatkan beton dengan kualitas yang baik, yang
memenuhi persyaratan yang ketat, karena tuntutan yang lebih tinggi, maka harus
diperhitungkan/dilakukan dengan seksama sesuai SNI 03-2834-1993, Tata Cara
Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal dan SNI 03-3976-1995, Tata Cara
Pengadukan Pengecoran Beton.

Beton segar (fresh concrete) yang baik ialah beton segar yang dapat diaduk,
diangkut, dituang dalam cetakan dan dapat dipadatkan, serta tidak cenderung
terjadi segregasi (pemisahan butiran dari adukan) maupun bleeding (pemisahan
air dan semen dari adukan).
Beton (beton keras/hardened concrete) yang baik ialah beton yang kuat, tahan
lama/awet, kedap air, tahan aus, dan perubahan volume/ kembang susut kecil.

Yunalia Muntafi, ST., MT. 2


Untung-rugi Pemakaian Konstruksi Beton Bertulang

- Struktur beton tahan thd api / kebakaran


Keun- - Kokoh & kuat thd bb angin, getaran, maupun gempa bumi
tungan - Biaya pemeliharaan sangat kecil (hampir tdk ada)
Catatan : Jembatan baja setiap periode
ter-tentu hrs diperbaiki / dicat.

Jika tdk dicat berkarat


keropos rusak /
putus.

- Konstruksi beton itu berat, biayanya juga mahal


Keru- - Konstruksi beton tdk bisa dipindahkan tempatnya
gian - Bekas / rosokan beton tdk ada harganya
- Utk memperoleh mutu beton yg baik, perlu penga-
wasan yg ketat biaya bertambah

Pengujian Beton Segar


Alat uji slump : - Air makin banyak adukan makin encer
10 cm
- Kerucut Abrams terbuat penurunan (nilai slump) makin besar mutu
dari baja (penyerapan beton turun.
air ke dinding tdk - PBI-1971, nilai slump =(5 ~ 12) cm.
mung-kin). Sifat beton : - PBI-1971:
30 cm - Sangat kuat thd bb tekan, Umur Kuat te-kan
- Tongkat baja lemah thd bb tarik. Pd (hari) (%)
diameter 16 mm, hitungan, kuat tarik 3 40
panjang 60 cm, beton ini diabaikan. 7 65
kedua ujung dibu- 14 88
20 cm latkan. - Kuat tekan (fc) me- 21 95
ningkat seiring u-mur 28 100
Cara uji slump (PBI-1971): beton stan-dar: kuat
90 120
tekan di-perhit umur 28
- Diisi adukan dlm 3 lapis, setiap lapis ditumbuk 365 135
hari.
10 kali.
- Permukaan atas diratakan, ditunggu 0,5 menit. fc

- Kerucut ditarik vertikal ke atas a-dukan


akan turun.
- Diukur penurunan adukan = nilai slump. Umur beton (hari)

Yunalia Muntafi, ST., MT. 3


Pengujian Beton Segar

Supplier

Stock Pile
Trial Mix
Mix Design

Batching Plant

Truck Mixer Diagram Alir


Pengendalian Mutu
Transporting pada Readymix Concrete
(berdasarkan ASTM C-
94)
Sampling

Curing

Testing
No
Evaluation Review Mix
yes Design

accepted

Yunalia Muntafi, ST., MT. 4


Yunalia Muntafi, ST., MT. 5
Perawatan Beton (Curing)
Setelah adukan beton dipadatkan,
permukaannya diratakan dengan
menggunakan cetok, papan perata
atau mesin perata (Screeding).

Perawatan beton adalah pekerjaan menjaga agar permukaan beton


segar/beton selalu lembab, sejak beton selesai dipadatkan/mencapai
final setting sampai beton dianggap cukup keras. Kelembaban
diperlukan untuk menjamin proses hidrasi ber-langsung dengan
sempurna, menghindari terjadinya panas hidrasi yang berlebihan, selain
itu dapat menjadikan beton lebih tahan cuaca dan lebih kedap air. Maka
perawatan penting dilaksanakan pada beton terutama pada umur muda
(7 hari pertama).
Sebenarnya jumlah air yang diberikan untuk campuran beton sudah
melebihi kebutuhan air untuk hidrasi, namun sebagian air menguap
sehingga proses hidrasi selanjutnya dapat terganggu, Karena itu
diperlukan perawatan
11

Perawatan dengan terus-menerus memberi air


Dilakukan dengan cara menggenangi, membuat empang, menyemprot, memasang
springkle, memberi kabut air atau menutup permukaan dengan bahan yang basah
Genangan air dengan membuat bendungan dari tanah/pasir pada bagian tepi.
Penyemprotan, memberi kabut air dilakukan secara berkala, dan jangan sampai
beton kering karena dapat menyebabkan retak. Penutupan dengan bahan basah
dapat menggunakan karung goni, jerami atau pasir yang selalu dibasahi. Untuk
elemen tegak seperti kolom atau dinding, bekisting dibiarkan tetap terpasang dan
secara kontinu disiram.

Perawatan dengan mencegah hilangnya air


Dilakukan dengan memberi lapisan/membungkus dengan kertas tak tembus air
(kertas aspal), atau plastik atau membran kimia, tanpa tambahan air. Harus segera
dilaksanakan setelah beton cukup keras.
Membran kimia (membrane forming curing compound) cair dapat terbuat dari lilin,
resin, karet chlorinated dan solvent yang memperlambat atau mengurangi
penguapan, diberikan dengan cara melapisi permukaan beton baik secara manual
atau disemprotkan dengan spray/nozzle untuk area yang cukup luas.

12

Yunalia Muntafi, ST., MT. 6


Lama Perawatan
Tergantung jenis semen, kekuatan, cuaca, rasio permukaan dan volume. Pada beton
kurus (lean) yang mengandung bahan puzolaniz lama perawatan dapat 3 minggu,
sebaliknya beton yang kaya (rich) hanya beberapa hari saja. Bila memakai semen
jenis III dan steam curing, waktu perawatan dapat lebih singkat.
Karena perawatan akan memperbaiki mutu beton, maka semakin lama perawatan
semakin baik, selama praktis dilakukan.

Perawatan di Laboratorium
Beton segar di letakan dalam ruangan yang
lembab
Menaruh beton di atas genangan air
Merendam beton
Menutup dengan karung/jerami basah
Perawatan di Lapangan/Proyek
Menyelimuti permukaan beton dengan karung basah
Menggenangi permukaan beton dengan air
Menyirami permukaan beton secara terus menerus
Menyiram dan menyelimuti dengan plastik untuk mengurangi/
menghambat penguapan.

13

Sifat sifat Beton

1. Workability (kelecakan).
Sifat
2. Cohesiveness (kohesivitas).
Utama
3. Durability (keawetan).
Beton
4. Strength (kekuatan).

Yunalia Muntafi, ST., MT. 7


Sifat Beton Segar

1. Kemudahan Pengerjaan (Workability/Kelecakan)


Sifat ini merupakan ukuran tingkat kemudahan beton segar untuk diaduk,
diangkut, dituang dan dipadatkan serta tidak terjadi pemisahan
/segregasi. Sifat ini dipengaruhi oleh perbandingan bahan-bahan dan sifat
bahan-bahan pembentuk beton secara bersama-sama
Workabilitas sulit didefinisikan dengan tepat, menurut Newman dapat
didefinisikan dengan sekurang-kurangnya menunjukkan 3 sifat:
Kompaktibilitas, kemudahan beton dipadatkan, udara dikeluarkan
Mobilitas, kemudahan beton mengisi acuan dan membungkus tulangan
Stabilitas, kemampuan beton untuk tetap sebagai massa yang homogen,
koheren dan stabil selama dikerjakan dan dipadatkan/ digetarkan tanpan
terjadi segregasi

15

Tingkat kemudahan pengerjaan (workability) berkaitan erat dengan tingkat


kelecakan (keenceran) adukan beton. Makin cair adukan beton maka makin
mudah dikerjakan. Untuk mengukur tingkat kelecakan dilakukan pengujian
slump (slump test) menggunakan alat Kerucut Abrams. Umumnya nilai
slump berkisar 50 120 mm.

Unsur-unsur yang mempengaruhi workability adalah :


jumlah air yang dipakai dalam campuran beton
penambahan semen juga meningkatkan kemudahan pengerjaan, karena pasti
diikuti penambahan air agar nilai fas tetap
gradasi campuran pasir dan kerikil
bentuk butir dan tekstur permukaan burir
ukuran maksimum butir agregat (> 25 mm)
16

Yunalia Muntafi, ST., MT. 8


2. Pemisahan Kerikil (Segregation)
Beton segar dapat dipandang sebagai suspensi butir agregat dalam pasta
semen. Jika kohesi pasta semen tidak cukup baik untuk menahan partikel
dalam suspensi, maka akan terjadi segregasi. Campuran beton yang
tersegregasi, sukar/tidak mungkin dituang-kan, tidak seragam dan
memberikan beton berkualitas jelek.
Segregasi terjadi karena turunnya butiran ke bagian
bawah beton segar, atau terpisahnya agregat kasar dari
campuran karena cara penuangan dan pemadatan yang
tidak baik.
Kecenderungan Segregasi diperbesar oleh :
Campuran kurus (semen kurang/sedikit)/terlalu banyak air
Kurangnya jumlah material halus, ukuran agregat > 25 mm
BJ agregat kasar tidak sama dengan BJ agregat halus
Bentuk butir tidak rata dan tidak bulat
Segregasi diatasi dengan :
Penggunaan air sesedikit mungkin
Adukan tidak dituang terlalu tinggi ( 150 cm)
Cara pengangkutan, penuangan dan pemadatan dengan baik

17

3. Pemisahan Air (Bleeding)


Bleeding adalah peristiwa pemisahan/naiknya air campuran beton beton
segar yang baru dipadatkan. Air naik ke permukaan beton dengan
membawa semen dan butir-butir pasir halus, yang kemudian membentuk
lapisan/selaput yang disebut laitance. Peristiwa ini sering terjadi pada
campuran kurus dan basah, dimana akan terbentuk saluran sehingga air
naik cukup cepat dan mem-bawa butiran semen dan pasir halus, .
Bleeding sering terjadi setelah beton dituang dalam acuan, terlihat
dengan adanya lapisan air pada permukaan beton
Pada beton yang cukup tebal, dapat terjadi 3 lapisain horizontal, teratas
adalah air/laitance, beton dengan kepadatan seragam, dan beton
terkompresi pada lapisan terbawah
Kadang-kadang air yang naik ke atas tersebut, terjebak oleh tulangan atau
agregat yang besar, yang menyebabkan terjadi kantong air, sehingga beton
lebih berpori dan menyebabkan berkurangnya ikatan antara tulangan dan
beton.

18

Yunalia Muntafi, ST., MT. 9


Bleeding dapat dikurangi dengan :
menambahkan semen,
memberi bahan pengisi yang
halus (filler) seperti puzolan,
atau
memberikan pasir halus lebih
banyak.
Tetapi semua usaha ini
akan menambah susut
pengeringan dan retak.

Cara yang paling baik adalah


dengan mengurangi jumlah air
sambil mempertahankan
kelecakaan dengan
menggunakan bahan tambah
air-entrainment.

19

Sifat-sifat Beton Keras


Sifat mekanis beton keras dapat diklasifikasikan sebagai :
1. Sifat jangka pendek atau sesaat
a. kekuatan tekan,
b. Kekuatan tarik,
c. Kekuatan geser,
d. kekakuan yang diukur dengan modulus elastis
2. Sifat jangka panjang.
a. rangkak
b. susut

Yunalia Muntafi, ST., MT. 10


Kekuatan Tekan

Kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang
menyebabkan benda uji beton hancur apabila dibebani dengan gaya
desak tertentu.
adalah tegangan desak,
P kgf
P adalah beban dan A adalah luas
A cm2 bidang desak
P kgf
A cm2 P kgf A cm2

Untuk menentukan kuat desak 15 cm


beton, dilakukan dengan 15 cm
membuat sampel berupa kubus 15 cm 15 cm
ataupun slinder 30 cm

Kuat desak beton akan bergantung pada :


1. Jumlah air, semakin banyak air semakin lemah kekuatan beton
2. Jumlah dan jenis semen/PC, jumlah yang optimal akan lebih baik
3. Jenis, jumlah dan gradasi butir-butiran, terutama gradasi butiran kerikil

Jumlah yang dimaksud di atas dapat terdiri atas :


1. Berdasarkan perbandingan volume, misal 1 PC : 2 Pasir : 3 kerikil + air secukupnya
2. Berdasarkan perbandingan berat di disain mixed beton (concrete technology)

Yunalia Muntafi, ST., MT. 11


tabel komposisi berat semen, pasir, dan kerikil, serta volume air yang
dibutuhkan untuk membuat 1 m3 beton dengan mutu tertentu.

Referensi tabel :
SNI DT 91- 0008 2007 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton, oleh
Dept Pekerjaan Umum.

Kekuatan Tarik

Kuat tarik beton berkisar seperdelapan belas kuat desak pada waktu
umurnya masih muda, dan berkisar sepersepuluh sesudahnya atau hanya 9-15%
kuat tekannya). Biasanya tidak diperitungkan di dalam perencanaan bangunan
beton.

Kuat tarik merupakan bagian penting di dalam menahan retak-retak akibat


perubahan kadar air dan suhu.
Pengujian yang dilakukan
adalah seperti pembelahan
silinder-silinder oleh suatu
desakan ke arah
diameternya.

Apabila kuat tarik terlampaui


, benda uji akan terbelah
menjadi dua bagian dari
ujung ke ujung

Yunalia Muntafi, ST., MT. 12


Kekuatan Tarik

ft = kuat tarik belah (N/m2)


2 P P = beban pada waktu belah (N)
ft L = panjang benda uji silinder (m)
LD D = diameter benda uji silinder (m)

Nilai Pendekatan untuk kuat 0,57 fc'


tarik beton normal :

Kekuatan Geser
Di dalam praktek, geser dalam beton selalu di ikuti oleh desak dan tarik elemen
lenturan, dan bahkan di dalam pengujian tidak mungkin menghilangkan elemen
lentur.

Regangan
Regangan dedefinisikan sebagai rasio antara per-pendekan batang
relatif terhadap panjang batang asli L


L P kgf


apabila suatu batang dengan panjang L,
luas tampang A didesak dengan beban P,
selain akan menimbulkan tegangan maka L
batang akan memendek sebesar dan
menimbulkan regangan

Dapat dibuat diagram tegangan regangan

Yunalia Muntafi, ST., MT. 13


Uji Bahan Beton Bertulang
Fungsi Beton 1: .Menahan beban tekan
Utama 2.Menutup baja tulangan agat tdk berkarat.
Baja tulangan : 1.Menahan bb tarik
2.Mencegah retak beton agar tdk melebar.

Uji kuat tekan beton:


0,85.fC Ec = modulus elastisitas beton, MPa.
fC retak E = tan = 4700.f
c c
Tega- Pd saat beton re-tak, teg beton = 0,85.fc dan reg beton
ngan diperhit cu = 0,003
0,002
0,003 fc = kuat tekan beton yg disyaratkan pd umur beton 28 hari, MPa.
fc < 10 MPa: utk non struktur (misal: kolom praktis, balok praktis, dsb).
Regangan C 10 MPa fc < 20 MPa : utk struktur (misal: kolom, balok, plat, dsb).
fc 20 MPa: utk struktur tahan gempa.

1 MPa = 1 Mega Pascal = 1 N/mm2. 1 N = 1 Newton 0,1 kg.

Bahan Penyusun Beton


Pengaruh dan Persyaratan Bahan
Pengaruh dan Persyaratan Agregat
Jumlah: + 70% dari volume beton
Fungsi:
- bahan isi
- pemberi kekuatan dan keawetan massa
- pemberi stabilitas volume
- pemberi sifat dapat diolah (workability)
- membantu meratakan sebaran material
- agregat halus membantu lekatan semen pada agregat kasar
dan mencegah segregasi pasta dari agregat kasar
Mutu dan kondisi:
- kekuatan dan keawetan mempengaruhi mutu beton
- kebersihan dan kandungan lumpur mempengaruhi lekatan pasta
- kandungan lumpur maks 5%, tidak tercampur kotoran organik,
tidak mengandung garam atau zat kimia perusak
Bentuk dan tekstur:
- ketidak teraturan bentuk dan banyaknya sudut serta kekasaran permukaan
meningkatkan lekatan dan kuncian antara butir
- mengurangi penggunaan semen dan kemudahaan pengerjaan

Page 28

Yunalia Muntafi, ST., MT. 14


Pengaruh dan Persyaratan Agregat

Ukuran Maksimum dan Gradasi:


- ukuran maksimum butir mempengaruhi kelancaran aliran adukan
- gradasi mempengaruhi kepadatan dan kekompakan massa
- gradasi mempengaruhi jumlah penggunaan semen

Persayaratan Agregat Halus (SNI 03-6861.1-2002):

- terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras (indeks kekerasan 2,2)
- bersifat kekal (tidak pecah/hancur oleh pengaruh cuaca)
dan hasil uji larutan jenuh garam sulfat:
- dengan Natrium Sulfat: bagian yang hancur maksimum 12%
- dengan Magnesium Sulfat: bagian yang hancur maksimum 10%
- kandungan lumpur (saringan 0,060 mm) maks 5% terhadap berat kering
(harus dicuci jika melampaui 5% )
- tidak mengandung bahan-bahan organis terlalu banyak (uji Abrams-Herder)
- mempunyai MHB antara 1,50 3,80
- terdiri dari butir-butir yang beragam ukuran
- masuk salah satu daerah susunan butir/gradasi 1, 2, 3 atau 4,
dan harus memenuhi syarat-syarat:
- sisa diatas ayakan 4,80 mm, maksimum 2% berat
- sisa diatas ayakan 1,20 mm, minimum 10% berat
- sisa diatas ayakan 0,30 mm, minimum 15% berat
- beton dengan tingkat keawetan yang tinggi: reaksi terhadap alkali harus negatif
- pasir laut tidak boleh dipakai untuk semua mutu beton
- persyaratan di ats berlaku juga untuk spesi plesteran dan spesi pasangan

Yunalia Muntafi, ST., MT. 15


AGREGAT
Daerah Gradasi Agregat Halus SK-SNI
100 100 100 100
95 90
90 Daerah Gradasi No. 1 90 Daerah Gradasi No. 2
90 90
80 80
70 75
70 70
% lolos ayakan

% lolos ayakan
60 60
60 59
55
50 50

40 40
34 30 35
30 30
30
20
20 20
10 15 10
10 10
8
5
0 0
0,075 0,15 0,30 0,60 1,20 2,40 4,80 9,60 19 38 0,075 0,15 0,30 0,60 1,20 2,40 4,80 9,60 19 38
ukuran mata ayakan (mm) ukuran mata ayakan (mm)

Batas
Gambar Gradasi
2.4 : Batas GradasiPasir KasarNo. 1
Pasir (Kasar) Batas
Gambar Gradasi
2.5 : Batas Pasir
Gradasi PasirSedang
(Sedang) No. 2

100 100 100 100 100 100

90 Daerah Gradasi No. 3 90 95 95


90 90
79 85
80 80
80
75
70 70
% lolos ayakan

% lolos ayakan
60 60
60
50
50 50
40
40 40

30 30

20 20
10 12 15 15
10 10 Daerah Gradasi No. 4

0 0
0,075 0,15 0,30 0,60 1,20 2,40 4,80 9,60 19 38 0,075 0,15 0,30 0,60 1,20 2,40 4,80 9,60 19 38
ukuran mata ayakan (mm) ukuran mata ayakan (mm)

Batas
Gambar 2.6 : Gradasi Pasir
Batas Gradasi PasirAgak
(Agak Halus
Halus) No. 3 Batas
Gambar 2.7 Gradasi
: Batas Pasir
Gradasi Pasir Halus
dalam Daerah No. 4

Persayaratan Agregat Kasar (SNI 03-6861.1-2002):


- terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori
- kadar bagian lemah maksimum 5% (uji dengan goresan batang tembaga)
- kekerasan memenuhi kriteria pengujian Rudeloff dan Los Angeles
- jumlah butir-butir pipih dan panjang tidak lebih dari 20% dari berat keseluruhan.
- bersifat kekal (tidak pecah/hancur oleh pengaruh cuaca)
dan hasil uji larutan jenuh garam sulfat:
- dengan Natrium Sulfat: bagian yang hancur maksimum 12%
- dengan Magnesium Sulfat: bagian yang hancur maksimum 10%
- tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton (mis. zat reaktif alkali)
- kandungan lumpur maks 1% thdp berat kering
- (dicuci jika melampaui 1%)
- terdiri dari beragam ukuran
- mempunyai modulus kehalusan butir antara 6 7,10
dan harus memenuhi syarat-syarat:
- sisa diatas ayakan 38 mm, 0% berat
- sisa diatas ayakan 48 mm, berkisar 90~98% berat
- selisih antara sisa-sisa kumulatip di atas dua ayakan yang berurutan:
adalah maksimum 60% dan minimum 10% berat.
-ukuran butir maks < 1/5 jarak terkecil antara bidang-bidang samping dari cetakan,
< 1/3 tebal pelat atau < 3/4 jarak bersih minimum tulangan

Yunalia Muntafi, ST., MT. 16


Pengaruh dan Persyaratan Agregat
Persayaratan Kekerasan Agregat Kasar Untuk Beton (SNI 03-6861.1-2002)

Bejana Rudeloff Mesin Los Angeles


Maksimum bagian yang Maksimum bagian yang
hancur, menembus hancur, menembus
Kekuatan Beton
ayakan 2 mm (persen) ayakan 1,7 mm
Ukuran butir (persen)
19 - 30 mm 9,6 - 19 mm
Kelas I
30 32 50
10 MPa
Kelas II
22 24 40
10 - 20 MPa
Kelas III
14 16 27
> 20 MPa

TEKNOLOGI BETON
100 100 100

90
Pengaruh dan Persyaratan Agregat 80
95

Batas Daerah Gradasi Agregat Kasar 70


% lolos ayakan

60
60

50
100 100
40
90
85 30
80 30
20
70
10
% lolos ayakan

10
60
0
50 4,80 9,60 19 38 76
50
40 ukuran mata ayakan (mm)

30 Gambar 2.9 : Batas Gradasi Kerikil ukuran maksimum 20 mm


20 100 100

10 10 95
90

0 80
4,80 9,60 19 38 76
70 70
ukuran mata ayakan (mm)
% lolos ayakan

60
Gambar 2.8 : Batas Gradasi Kerikil ukuran maksimum 10 mm
50
40
40
35
30

20

10
5 10
0
4,80 9,60 19 38 76
ukuran mata ayakan (mm)

Gambar 2.10 : Batas Gradasi Kerikil ukuran maksimum 40 mm

Yunalia Muntafi, ST., MT. 17


TEKNOLOGI BETON
100 100

90
Pengaruh dan Persyaratan Agregat 80
75

Batas Daerah Gradasi Agregat Gabungan 70


65

% lolos ayakan
60
55

50 48
45
42 42
40 4 (C)
35 35
100 100
34
3 (B)
30 27 (A) 30
90 28 2 28
21 21 1 23
20
80 12 16
75 14
10
70 4 5 9
2 2
0
% lolos ayakan

60 60
60 0,075 0,15 0,30 0,60 1,20 2,40 4,80 9,60 19 38
3
50 ukuran mata ayakan (mm)
46 (C) 46 45

40 2 Gambar 2.12 : Batas Gradasi Agregat Gabungan untuk besar butir maksimum 20 mm
34 37 (B)
33
30 100 100
28 1 30

20
26 (A)
20 20
90
19
14 16
12
10 80
6 8 75
3
2 4
0 70 4 67
0,075 0,15 0,30 0,60 1,20 2,40 4,80 9,60 19 38

% lolos ayakan
60 60 3
ukuran mata ayakan (mm)
52 2 59
50 (C)
Gambar 2.11 : Batas Gradasi Agregat Gabungan untuk besar butir maksimum 10 mm 47
1
50

40 (B) 44
40 38

30 31 32 (A) 36
30
24
23 25 24
20
15 17 17 18
12 12
11
10
5 7 7
2 3
0
0,075 0,15 0,30 0,60 1,20 2,40 4,80 9,60 19 38
ukuran mata ayakan (mm)

Gambar 2.13 : Batas Gradasi Agregat Gabungan untuk besar butir maksimum 40 mm

CONTOH :
Untuk mendapatkan gradasi yang memenuhi syarat untuk kerikil dengan
ukuran maksimum 40 mm, dilakukan dengan menggabung 3 macam kerikil,
Kerikil I ukuran 19 39 mm proporsi 57%
Kerikil II ukuran 9,6 19 mm proporsi 29%
Kerikil III ukuran 4,8 9,6 mm proporsi 14%
Distribusi butiran dan hasil hitungan Kerikil Gabungan sbb.

Kerikil I Kerikil II Kerikil III Kerikil Gabungan (kerikil IV)


Ukuran 19 - 39 mm 9,6 -39 mm 4,8 - 9,6 mm 57% I + 29% II + 14% III
lubang Bagian Bagian Bagian Kerikil I Kerikil II Kerikil III Gabungan
mata lolos lolos lolos Bagian Bagian Bagian Bagian
ayakan ayakan ayakan ayakan lolos lolos lolos lolos
(mm) (%) (%) (%) ayakan ayakan ayakan ayakan
(%) (%) (%) (%)
a b c d e f g h
76 100 100 100 57 29 14 100
38 95 95 100 54 28 14 96
19 5 80 100 3 23 14 40
9,6 0 5 95 0 1 13 14
4,8 0 0 5 0 0 1 1
2,4 0 0 0 0 0 0 0

Agregat 36

Yunalia Muntafi, ST., MT. 18


100 100
95
95 96
90
80

)
an
80

ng
bu
70
70

(ga
il III
% lolos ayakan

il IV
60

Kerik

rik
Ke
50

II
ikil
40 40
40

il I
Ker
35

Kerik
30

20 Batas Gradasi
14
15 Kerikil ukuran
10 maks. 40 mm
10
5 5 5
1
0
4,80 9,60 19 38 76
ukuran mata ayakan (mm)

Gradasi Kerikil Gabungan (contoh)

Agregat 37

AGREGAT

Pemeriksaan Agregat
Berat Jenis dan Berat Volume
Kadar dan Daya Serap Air
Analisis Saringan untuk Gradasi dan MHB
Kandungan Lumpur
Kekerasan, keuletan dan keausan (agregat kasar)

Yunalia Muntafi, ST., MT. 19


TEKNOLOGI BETON
Pengaruh dan Persyaratan Bahan

Pengaruh dan Persyaratan Air


Fungsi: - reaktor proses kimiawi semen
- pelumas bagi butiran agregat
- perawatan
Jumlah: - untuk pereaksi dibutuhkan seberat +25% dari berat semen
- sebagai pelumas, dibutuhkan sejumlah air di luar air pereaksi
(tergantung fas yg ditetapkan atau dihitung)
- kekurangan air untuk pelumas menyebabkan adukan sulit dikerjakan
- melebihkan air agar lebih workable menyebabkan penurunan mutu
beton

TEKNOLOGI BETON
Pengaruh dan Persyaratan Bahan

Pengaruh dan Persyaratan Air


Sifat air dalam adukan:
- cenderung bergerak kepermukaan bersama-sama semen (bleeding), kemudian
menjadi buih dan membentuk selaput tipis (laitance) yg akan mengurangi
lekatan antara lapis-lapis beton
- cenderung mengalir keluar bersama semen bila cetakan kurang rapat, yang
menyebabkan terjadinya sarang-sarang kerikil
- kandungan kimia dan atau organik dalam air mempengaruhi kualitas beton
- air laut mengandung 3,50% larutan garam (sodium klorida dan magnesium sulfat)
yang dapat mengurangi kekuatan beton sampai 20% dan menyebabkan baja
tulangan atau baja-prategang terkorosi
- air yang mengandung gula > 0,05%, memperlambat ikatan awal
dan menurunkan kekuatan beton
- air yang mengandung seng klorida akan memperlambat ikatan awal beton
bahkan dalam jumlah yang cukup banyak akan menyebabkan beton yang
berumur 2 3 hari belum memiliki kekuatan awal

Yunalia Muntafi, ST., MT. 20


TEKNOLOGI BETON
Pengaruh dan Persyaratan Bahan

Pengaruh dan Persyaratan Air


Persyaratan Air untuk Campuran Beton (SNI 03-6861.1-2002)
Bersih, tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainnya
Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 gram/liter
Tidak mengandung garam-garam perusak (asam-asam, zat organik dsb) >15 gr/lt
Kandungan khlorida (Cl) < 0,50 gr/lt, dan senyawa sulfat < 1 gr/lt sebagai SO3
Dibanding kekuatan tekan beton dgn air suling, maka penurunan kekuatan beton
air yang diperiksa < 10%
Untuk beton pratekan, kecuali syarat-syarat diatas, air tidak boleh mengandung
klorida > 0,05 gr/lt

TEKNOLOGI BETON
Pengaruh dan Persyaratan Bahan

Pengaruh dan Persyaratan Bahan Tambah


Bahan Tambah (Additive):
Bahan selain bahan utama beton yang ditambahkan dengan maksud memperoleh
atau merubah atau meningkatkan/mengurangi sifat-sifat tertentu pada beton, ba-
ik ketika beton masih basah maupun setelah mengering dan keras.

Yunalia Muntafi, ST., MT. 21


TEKNOLOGI BETON
Pengaruh dan Persyaratan Bahan
Pengaruh dan Persyaratan Bahan Tambah
Jenis Bahan Tambah Kimia (SNI 03-2495-1991):
Tipe A (Water-Reducing Admixtures): mengurangi jumlah air campuran dengan
konsistensi campuran beton tetap sesuai dengan yang diinginkan
Tipe B (Retarding Admixtures): memperlambat waktu pengikatan beton (setting
time).
Tipe C (Accelerating Admixtures): mempercepat waktu pengikatan dan pengem-
bangan kekuatan awal beton.
Tipe D (Water Reducing and Retarding Admixtures): mengurangi jumlah air cam-
puran sekaligus memperlambat waktu pengikatan awal beton.
Tipe E (Water Reducing and Accelerating Admixtures): berfungsi ganda, mengu-
rangi jumlah air campuran sekaligus mempercepat waktu pengikatan awal.
Tipe F (Water Reducing High Range Admixtures): mengurangi jumlah air
campuran dalam jumlah besar (12% atau lebih).
Tipe G (Water Reducing, High Range Retarding Admixtures): mengurangi jumlah
air campuran (12% atau lebih) sekaligus memperlambat waktu pengikatan
beton.

a. Pozolan
Pozolan adalah bahan alam atau bahan buatan yang sebagian besar terdiri
dari unsur silikat dan atau aluminat. Pozolan tidak mempunyai sifat semen,
akan tetapi dalam keadaan halus akan bereaksi dengan air dan kapur padam
menjadi massa padat yang tidak larut dalam air. Jadi bahan tambah ini akan
mengikat kapur bebas dalam beton dan membentuk kalsium silikat hidrat
yang sama dengan hasil hidrasi semen.

Bahan-bahan yang termasuk kelompok puzolan adalah : Tras alam,


Gilingan terak tanur/dapur tinggi, Abu Terbang (abuter/fly ash)
Dalam campuran beton, pozolan dapat dipergunakan sebagai bahan
pengganti sebagian semen portland atau sebagi bahan tambah.

44
bahan tambah

Yunalia Muntafi, ST., MT. 22


b. Abu Terbang (fly ash)
Abu Terbang adalah butiran halus hasil residu pembakaran batubara atau
bubuk batubara, dibedakan berdasarkan jenis batubara, yaitu
Abu Terbang kelas F yang dihasilkan dari pembakaran batubara
antrasit atau batubara bitomius pada suhu 1560o C;
Abu Terbang kelas N, yaitu hasil kalsinasi dari pozolan alam, antara
lain tanah diatomice, shole, tuff dan batu apung; dan
Abu Terbang kelas C yang dihasilkan dari batubara jenis lignite atau
subbitumeus atau batubara dengan karbon 60%, abu terbang
kelas ini mempunyai sifat seperti semen dengan kadar kapur (lime)
diatas 10%.

c. Terak Besi Tanur Tinggi


Terak besi tanur tinggi adalah produk non-logam yang terutama terdiri dari
silika dan alumino silikat dari kalsium dan basa lain yang di-kembangkan
dalam keadaan cair secara bersamaan dengan besi dalam suhu tanur tinggi.
Terak besi tanur tinggi granular adalah granular yang berbentuk pecahan
menyudut yang terjadi apabila terak besi tanur tinggi didinginkan
seketika/mendadak dengan cara dicelupkan dalam air.
45
bahan tambah

d. Silika Fume (fume silica)


Silika Fume adalah material pozolan yang halus, dimana komposisi silika lebih
banyak yang dihasilkan dari tanur tinggi atau sisa produk silikon atau alloy
besi silikon. Penggunaan silika fume dalam beton dimaksudkan agar
menghasilkan beton dengan kuat tekan yang tinggi (50 70 MPa), karena
mengurangi jumlah pori yang ada sehingga tercapai densepacking
(memadatkan/ketebalan) yang cukup tinggi. Beton yang mengandung silika
fume tidak akan mengalami segregasi yang berarti karena kehalusan butir
silika fume yang digunakan, dan juga mengurangi bleeding.

Penggunaan silika fume berkisar 0 30% untuk memperbaiki kekuat-an dan


keawetan beton dengan fas sebesar 0,28 0,34, dan dengan atau tanpa
superplasticizer, serta nilai slump 50 mm.
Silika fume dapat dipergunakan sebagai pengganti/substitusi sebagian semen
atau dapat juga sebagai bahan tambah.

46
bahan tambah

Yunalia Muntafi, ST., MT. 23


Beton Serat
Beton normal yang diberi tambahan serat disebut beton-serat (fibre
reinforced concrete). Adanya serat akan memperbaiki kelemahan beton
terutama kuat tariknya, serta mempersulit terjadinya segregasi,
mencegah/menunda terjadinya retak-retak rambut dan mengendalikan
retak, menjadikan beton lebih daktail, lebih tahan benturan dan
lenturan, tetapi mengurangi tingkat kemudahan pengerjaan.
Penurunan tingkat kemudahan pengerjaan ini dipengaruhi oleh volume
serat, panjang serat dan aspek rasio (perbandingan panjang terhadap
diameter serat). Aspek rasio yang tinggi akan menyebabkan serat
menggumpal sehingga sulit disebar merata pada adukan beton.
Umumnya volume serat 2% dan nilai aspek rasio 50 100.

47
bahan tambah

Yunalia Muntafi, ST., MT. 24


Sifat-sifat beton yang dapat diperbaiki akibat penambahan serat, adalah
keliatan/daktilitas
ketahanan terhadap beban kejut (impact resistance)
ketahanan terhadap tarik dan lentur
ketahanan terhadap kelelahan (fatigue)
ketahanan terhadap pengaruh susut (shrinkage)
ketahanan terhadap keausan
Terdapat bermacam serat yang dapat digunakan, antara lain : asbestos,
gelas/kaca, plastik, karbon, baja, ataupun serat tumbuhan (rami, ijuk,
bambu).
Jika digunakan serat dengan modulus elastisitas (E) yang lebih tinggi dari E
beton, maka beton serat mempunyai kuat tarik dan kuat tekan yang lebih
tinggi dari beton normal, dan E sedikit lebih tinggi.
Jika digunakan serat dengan E yang lebih rendah dari E beton, hanya
membuat beton lebih tahan benturan.

49
bahan tambah

Yunalia Muntafi, ST., MT. 25


Tugas 1
Buat makalah berisi tentang pengamatan
Lapangan yang memuat:
1. Elemen Struktur
2. Elemen non struktur
Paparan minimal berisi deskripsi dan gambaran:
a. Definisi/pengertian
b. Fungsi masing-masing
c. Macam/contoh elemen disertai foto di lapangan
dan beri keterangan

Ketentuan
1. Tugas dikerjakan secara kelompok (2-3 orang)
2. Studi lapangan dilakukan pada bangunan-
bangunan publik yang ada di DIY
3. Foto diambil langsung di lapangan (bukan dari
referensi lain)
4. Deadline Kamis, 24 Maret 2016 hard copy
dikumpul sebelum kuliah dimulai. Soft copy
disubmit via klasiber maksimal Rabu jam 23.55
WIB.
5. Diketik dengan font Cambria 12pt. Margin 3-2-
2-2. Kertas HVS A4. Cover warna bening (mika).

Yunalia Muntafi, ST., MT. 26

Anda mungkin juga menyukai