Oleh
Rahimmah Amirna
1910921037
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS
2022
Berdasarkan foto-foto kerusakan perkerasan kaku dari nomor 1 s/d 25 pada materi kuliah :
1. Jelaskan nama kerusakan perkerasan kaku (dalam bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris) pada foto 1 s/d 23.
1) Patahan atau Faulting merupakan perbedaan elevasi antara slab yang mana hal
tersebut terjadi akibat penurunan pada sambungan atau retakan.
2) Retak tidak beraturan atau Meandering crack merupakan retak yang tidak
berhubungan, pola retaknya tidak beraturan dan umumnya merupkan retak yang
tunggal terjadi pada lokasi tersebut.
3) Kerusakan pengisi sambungan atau Joint Seal Damage merupakan kerusakan pada
pengisi sambungan perkerasan yang dapat menyebabkan masuknya bahan lain
yang keras ke dalam sambungan , bahan tersebut dapat menghalangi pemuaian
horizontal slab yang mengakibatkan tegangan sehingga dapat menimbulkan retak.
4) Retak melintang atau transverse crack merupakan retak yang tidak berhubungan
dan merambat ke arah melintang slab.
5) Retak sudut atau corner crack merupakan retak yang memotong secara diagonal dr
tepi atau sambungan memanjang ke sambungan melintang.
6) Gompal atau Spalling merupakan pecah yang terjadi pada bagian tepi permukaan
slab, sambungan,sudut atau retakan. Kedalaman dari spalling bervariasi hingga
lebih dari 50 mm.
7) Patahan atau Faulting merupakan perbedaan elevasi antara slab yang mana hal
tersebut terjadi akibat penurunan pada sambungan atau retakan.
8) Gompal atau Spalling merupakan pecah yang terjadi pada bagian tepi permukaan
slab, sambungan,sudut atau retakan. Kedalaman dari spalling bervariasi hingga
lebih dari 50 mm.
9) Patah setempat atau Blow up merupakan patah setempat karena tekuk atau
hancurnya/pecahnya bagian perkerasan kaku.
10) Retak sudut atau corner crack merupakan retak yang memotong secara diagonal dr
tepi atau sambungan memanjang ke sambungan melintang.
11) Retak memanjang atau longitudinal crack merupakan retak yang tidak
berhubungan dan merambat kea rah memanjang slab, dimulai sebagai retak
tunggal atau retak yang mendekati sejajajar.
12) Retak melintang atau transverse crack merupakan retak yang tidak berhubungan
dan merambat ke arah melintang slab.
13) Retak tidak beraturan atau Meandering crack merupakan retak yang tidak
berhubungan, pola retaknya tidak beraturan dan umumnya merupkan retak yang
tunggal terjadi pada lokasi tersebut.
14) Kerusakan pengisi sambungan atau Joint Seal Damage merupakan kerusakan pada
pengisi sambungan perkerasan yang dapat menyebabkan masuknya bahan lain
yang keras ke dalam sambungan , bahan tersebut dapat menghalangi pemuaian
horizontal slab yang mengakibatkan tegangan sehingga dapat menimbulkan retak.
15) Lubang atau Pothole adalah pelepasan mortar dan agregat pada bagian permukaan
perkerasan yang membentuk cekungan dengan kedalaman lebih dari 15 mm dan
tidak memiliki pecahan yang bersudut.
16) Retak sudut atau corner crack merupakan retak yang memotong secara diagonal dr
tepi atau sambungan memanjang ke sambungan melintang.
17) Lubang atau Pothole adalah pelepasan mortar dan agregat pada bagian permukaan
perkerasan yang membentuk cekungan dengan kedalaman lebih dari 15 mm dan
tidak memiliki pecahan yang bersudut.
18) Retak melintang atau transverse crack merupakan retak yang tidak berhubungan
dan merambat ke arah melintang slab.
19) Penurunan bagian tepi perkerasan atau edge drop-off merupakan penurunan
bagian tepi perkerasan yang terjadi pada bahu yang berdekatan dengan tepi slab.
20) Gompal atau Spalling merupakan pecah yang terjadi pada bagian tepi permukaan
slab, sambungan,sudut atau retakan. Kedalaman dari spalling bervariasi hingga
lebih dari 50 mm.
21) Patahan atau Faulting merupakan perbedaan elevasi antara slab yang mana hal
tersebut terjadi akibat penurunan pada sambungan atau retakan.
22) Retak sudut atau corner crack merupakan retak yang memotong secara diagonal dr
tepi atau sambungan memanjang ke sambungan melintang.
2. Jelaskan kemungkinan penyebab kerusakan perkerasan kaku pada foto 1 s/d 23.
Berdasarkan kerusakan perkerasan kaku pada foto 1 s/d 23 yang telah diidentifikasi
maka kemungkinan penyebab kerusakan perkerasan kaku tersebut yaitu :
1) Patahan atau Faulting penyebab kerusakannya adalah :
a. Tidak teraturnya susunan di sekitar atau di sepanjang lapisan bawah tanah dan
patahan pada sambungan slab.
b. Penyusutan tanah dasar yang tidak merata.
c. Pemompaan atau pumping.
d. Kurangnya daya dukung tanah dasar.
2) Retak – retak yang terdiri dari retak tidak beraturan , retak memanjang, retak
melintang serta retak sudut yang mana penyebab dari kerusakan perkerasan kaku
jenis retak ini yaitu :
a. Campuran agregat yang kurang baik seperti kepingan kayu di dalam adukan.
b. Mutu beton yang kurang baik.
c. Adanya air yang terus menerus menggerus lapisan perkerasan.
a. Akibat tidak mampu transfer beban antara slab yang berdekatan dan terjadi
penurunan lapisan pondasi atau tanah dasar.
b. Adanya pumping material pondasi.
c. Adanya aktivitas lalu lintas yang berlebihan pada perkerasan kaku.
3. Jelaskan batas kriteria sebagai syarat perbaikan kerusakan perkerasan kaku pada foto
1 s/d 23
a. Untuk perbedaan elevasi antar slab < 25 mm, dengan pemberian lapis perata
(levelling), PPK 4 dan pengisian celah retak (crack filling), PPK 1.
b. Untuk perbedaan elevasi antar slab > 25 mm, dilakukan dengan penambahan
(patching), PPK 3.
2) Retak – retak yang terdiri dari retak tidak beraturan , retak memanjang, retak
melintang serta retak sudut
Retak sudut :
a. Untuk retak sudut tanpa terjadi pecah, penanganannya dengan pengisian celah
(crack filling), PPK 1.
b. Untuk retak sudut yang disertai terjadinya pecah, penanganannya dengan
rekonstruksi parsial, PPK 8.
Retak memanjang :
c. Untuk lebar retak < 5 mm, penanganannya dengan pengisian celah retak
dengan aspal (crack filling), PPK 1.
d. Untuk lebar retak ≥ 5 mm, penanganannya dengan rekonstruksi setempat
(partial reconstruction), PPK 8.
e. Untuk lebar retak < 5 mm, penanganannya dengan pengisian celah retak
dengan aspal (crack filling), PPK 1.
f. Untuk lebar retak ≥ 5 mm, penanganannya dengan rekonstruksi satu slab, PPK
9.
Retak melintang
g. Untuk lebar retak < 5 mm, penanganannya dengan pengisian celah retak
dengan aspal (crack filling), PPK 1.
h. Untuk celah retak ≥ 5 mm, penanganannya dengan rekonstruksi setempat
(partial reconstruction), PPK 8.
Cara mengatsinya, antara lain dengan melakukan penggantian bahan pengisi (joint
sealing), PPK 2.
Upaya untuk mengatasi terjadinya lubang pada perkerasan jalan beton, antara lain
dengan melakukan penambalan (patching), PPK 3